DESKRIPTIF PELAKSANAAN EVALUASI BELAJAR ANAK KELOMPOK BERMAIN NURUL HIKMAH KECAMATAN BULANGO UTARA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Wenny Hulukati, Nunung Suryana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan evaluasi pada kegiatan kelompok bermain Nurul Hikmah Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi belajar pada kegiatan kelompok bermain Nurul Hikmah Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Nurul Hikmah Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai bentuk evaluasi atau penilaian kegiatan bermain pada PAUD Nurul Hikmah terjadi penurunan pada evaluasi belajar anak disebabkan karena kurangnya motivasi dari orang tua terhadap anak untuk belajar Selain itu kurangnya informasi guru kepada orang tua terhadap pembelajaran kepada anak Oleh karenanya disarankan kepada pengelola dan pendidik agar lebih memperhatikan anak-anaknya didalam kelas utamanya dalam pembelajaran berlangsung agar pembelajaran berjalan dengan lancar Kata Kunci: Pelaksanaan Evaluasi Belajar Anak. PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan
pendidikan
untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2003:6). Prinsip dari Pendidikan Anak Usia Dini antara lain; berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan belajar dilakukan melalui bermain, merangsang munculnya kreativitas dan inovatif, menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar, mengembangkan kecakapan hidup anak, menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar, dilaksanakan secara bertahap dan mengacu pada prinsip perkembangan anak dan rangsangan pendidikan mencakup semua aspek perkembangan anak.
Sesuai dengan prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ransangan pendidikan bagi anak usia dini harus mencakup semua aspek perkembangan anak. Ini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini, yang diselenggarakan melalui jalur formal dan non formal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain, Taman penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Taman kanak-kanak maupun Raudhatul Athfal pada umumnya adalah wadah bagi pendidikan formal anak usia 4-6 tahun, dimana anak akan dihadapkan pada kegiatan bermain yang lebih kompleks, untuk kematangan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Sedangkan Kelompok Bermain (Playgroup) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal dengan mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar (Depdiknas, 2008:5). Dengan tersedianya TK maupun RA sebagai jalur pendidikan formal bagi anak untuk kategori usia empat sampai enam tahun, maka banyak orang tua mempunyai anggapan bahwa fasilitas Kelompok Bermain (Playgroup) menjadi pendidikan awal bagi anak usia 2-4 tahun. Pada jalur pendidikan nonformal Kelompok Bermain, anak difasilitasi dengan keberagaman cara belajar dalam suasana senang, suka rela dan kasih sayang dengan memanfaatkan kondisi selingkungan sekitar. Hal- hal tersebut dilakukan oleh pendidik. Tenaga pendidik yang bertugas dalam kegiatan bermain adalah pendidik yang memiliki kemauan dan kemampuan mendidik, memahami anak, penuh kasih sayang dan kehangatan serta bersedia bermain dengan anak. Disamping itu pendidik mampu memperlihatkan tanggung jawabnya terhadap anak didik melalui evaluasi.
Evaluasi atau penilaian kegiatan bermain merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan anak didik sebagai hasil kegiatan bermainnya. Tujuannya adalah untuk
memperoleh
informasi
tentang
sejauh
mana
pertumbuhan
dan
perkembangan kemampuan anak didik selama waktu tertentu. Fenomena yang ditemukan dilapangan adalah terjadinya penurunan pada evaluasi hasil belajar anak,hal ini dilihat dari proses pembelajaran anak di dalam kelas contohnya dalam hasil karya anak misalnnya mewarnai gamabar, disini peneliti melihat perubahan terhadap hasil pembelajaranya dimana pada sebelunya anak dapat mewarnai gambar dengan baik namun setelah di evaluasi kembali namun hasilnya tidak seperti sebelumnya hasil mewarnai anak lebih kelihatan tidak baik, karena di sebabkan anak yang terlalu banyak bermain dan kuranya motivasi dari orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaanya sendiri, penurunan tersebut menjadi faktor utama peneliti melakukan penelitian, apakah evaluasi yang dilakukan oleh guru melalui prosedur yang benar atau ada faktor lain yang mempengaruhi pengelolalaan evaluasi belajar anak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh pendidik pada proses pembelajaran di Kelompok Bermain Nurul Hikmah dan menganalisisnya dalam suatu penelitian yang berjudul: “Deskripsi Pelaksanaan Evaluasi Belajar Anak Kelompok Bermain Nurul Hikmah Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan evaluasi pada kegiatan Kelompok Bermain Nurul Hikmah Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah dalam upaya mengembangkan evaluasi pembelajaran di kelompok bermain dan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi guru dalam upaya mengevaluasi kegiatan ataupun ahsil belajar anak di Kelompok Beramin.
KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kelompok Bermain Depdikbud, (2002:2) menegaskan bahwa: “Kelompok bermain adalah salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia 3-6 tahun yang berfungsi untuk
membantu
meletakkan
dasar-dasar
kearah
perkembangan
sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam menyesuaikan diri dalam lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya, termasuk siap memasuki pendidikan dasar”. Senada dengan pendapat di atas, maka Sudono, (2003:1) mendefnisikan kelompok bermain yaitu: “Kelompok anak yang melakukan suatu kegiatan dengan menggunakan alat atau tanpa alat sehingga menghasilkan suatu informasi, memberikan kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak”. Kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok bermain adalah salah satu wadah berkumpulnya sekelompok anak yang berumur tertentu dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan memberikan kesenangan kepada mereka sehingga dapat bertumbuh dan berkembang sesuai potensinya dan siap memasuki tingkat pendidikan selanjutnya. 2. Tujuan Kelompok Bermain Raharjo (dalam Blogspot, diakses 24 Juli 2012) mengatakan bahwa tujuan dari kelompok bermain dibagi menjadi dua, yakni tujuan khusus dan dan tujuan umum. Tujuan umum adalah untuk membantu meletakkan dasarnya kearah pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkunganya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Tujuan khusus antara lain, menambah
perbendaharaan
kata
untuk
berkomunikasi
dan
mampu
mengungkapkan pendapat pada orang lain. Pengembangan daya pikir atau kecerdasan. Pengembangan daya cipta atau kreativitas, mengekspresikan diri melalui
daya
ciptanya.
Pengembangan
mengenal dirinya dan orang lain.
.
perasaan
atau
emosi,
disiplin,
Sedangkan tujuan pembelajaran kelompok bermain menurut Dinas pendidikan dan kebudayaan dibagi menjadi dua yaitu: 1). Tujuan Umum: Yaitu mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk
hidup
dan dapat
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya termasuk siap mengikuti pendidikan dasar. 2). Tujuan Khusus: Secara khusus kegiatan pendidikan di kelompok bermain bertujuan agar: a) Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan tuhan dan mencintai sesama, (b) Anak mampu mengelola ketrampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, dan gerakan kasar serta menerima rangsangan sensorik (pancaindera), (c) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bemanfaat untuk berfikir dan belajar, (d) Anak mampu berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat, (e) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat, dan menghargai keragaman sosial dan budaya. Serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri, dan rasa memiliki, (f) Anak memiliki kepekaan terhadap irama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif. 3. Fungsi Kelompok Bermain Menurut Aulia dalam (Wordpress, Diakses 24 Juli 2012) program kegiatan belajar kelompok bermain berfungsi yaitu (1) meningkatkan kesejahteraan anak melalui kesehatan dan gizi, (2) mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai dengan perkembangannya. Sedangkan menurut Depdikbud (2002: 6) menegaskan bahwa: “Program kegiatan belajar kelompok bermain bertujuan untuk; (1) meningkatkan keyakinan dalam beragama, (2) mengembangkan budi pekerti dalam kehidupan anak, (3) mengembangkan sosialisasi dan kepekaan emosional, (4) meningkatkan disiplin melalui kebiasaan hidup teratur, (5) mengembangkan komunikasi dalam kemampuan berbahasa, (6) meningkatkan pengetahuan
atau
pengalaman
melalui
kemampuan
daya
pikir,
(7)
mengembangkan koordinasi motorik halus dan kreatifitas dalam keterampilan dan
seni, dan (8) meningkatkan kemampuan motorik kasar dalam rangka kesehatan jasmani”. 3. Pengertian evaluasi Sudjana (dalam Sobri, 2007:75) menjelaskan bahwa evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Makna evaluasi sebagai pertimbangan juga dikemukakan oleh Arikunto (dalam Hamdani, 2011:296), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, dan informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam
pendapatnya Arikunto menekankan bahwa evalusi sebagai alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan, atau dengan kata lain sebagai pertimbangan. Evaluasi pada umumnya merupakan suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan, pernyataan ini senada dengan pendapat Grounloud (dalam Hamdani, 2011:296-297) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektivitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Proses yang sistematis dan berkesinambungan tersebut adalah tentang bagaimana mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan informasi untuk menentukan tujuan pembelajaran. Menurut Djemari Mardapi, evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. 4. Evalusi dalam Pelaksanaan Kegiatan Di Kelompok Bermain Depdiknas (2008:21) menyatakan evaluasi pelaksanaan Klompok Bermain adalah keseluruhan proses kerjasama dalam rangka pencapaian tujuan kelompok bermain.
Evaluasi dilakukan
untuk
mengetahui sejauh
mana
program
pembelajaran dan kegiatan yang dilaksanakan di kelompok bermain dapat dicapai. Evaluasi sangat berguna dalam menentukan arah kebijakan yang akan dilakukan dalam pembinaan selanjutnya.
Berikut adalah indikator dari pelaksanaan evaluasi pada kegiatan kelompok bermain sesuai yang dikemukakan oleh Depdiknas (2008:21): 1. Tujuan Evaluasi a. Untuk memperoleh gambaran tentang penyelenggaraan kelompok bermain yang berhubungan dengan anak didik, tenaga pendidik dan tenaga pengelola. b. Untuk memperoleh gambaran tentang penyelenggaraan kelompok bermain yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak. 2. Metode Evaluasi Evaluasi
dapat
dilakukan
selama
prose
pembelajaran
dengan
menggunakan metode observasi, portofolio dari hasil karya anak, tanya jawab dan dapat juga diikuti deteksi dini tumbuh kembang anak secara berkala.Dapat dilakukan diluar proses pembelajaran yaitu dilakukan selama anak diluar kegiatan rutin untuk menghargai prestasi anak tanpa memaksakan kemampuan anak. 3. Waktu Evaluasi Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan setiap hari dan secara berkala serta berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan. 5.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Evaluasi Belajar Siswa Kelompok Bermain. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia.
Karena pada hakikatnya,
pendidikan merupakan usaha
manusia untuk
memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat dan bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut. Dengan demikian selain bersifat universal pendidikan juga bersifat nasional. Sifat nasionalnya akan mewarnai penyelenggaraan pendidikan itu. Life long education, kalimat yang sering kita kenal sejak dulu sampai sekarang, yang artinya "Pendidikan sepanjang hayat", dalam ajaran agamapun juga disebutkan “Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat". Semua itu menjelaskan bahwa pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia. Pentingnya
pendidikan tidak hanya untuk disuarakan dan disiarkan melalui kalimat dan jargon, namun perlu langkah nyata dalam kehidupan. Kita realisasi keberadaan anasir-anasir pendukung terhadap tercapainya suatu tuntutan terhadap pentingnya pendidikan. Kebijakan-kebijakan dalam sistem pendidikan harus memenuhi unsur aktualisasi dan berdaya guna. Konsep pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan dalam meninggikan harkat dan martabat manusia. Anak-anak bangsa ini tidak boleh tertinggal dengan bangsa lainnya di dunia. Oleh karena itu, pendidikan sejak dini harus ditanamkan kepada mereka. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Dari hasil penelitian saya di PAUD Nurul Hikmah Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi belajar, yakni; a. Kurangnya motivasi belajar Untuk anak-anak yang seumuran di sekolah PAUD sulit untuk memotivasi mereka agar lebih meningkatkan waktu belajar anak-anak karena waktu mereka banyak dihabiskan untuk bermain. Selain itu juga terkadang orang tua membiarkan anak mereka bermain ketimbang disuruh untuk belajar, dan kebanyakan orang tua kurang memotivasi anak-anak untuk belajar. Sehingga hal ini membutuhkan lebih banyak tenaga dari pendidik untuk lebih mengarahkan anak-anak betapa perlunya belajar dari pada bermain.
b.
Kurangnya
informasi
kepada
orang tua
tentang
pertumbuhan dan
perkembangan anak. Kebanyakan orang tua tidak mencari tahu tentang perkembangan belajar anak-anak karena orang tua lebih mempercayakan perkembangan belajar anak kepada pihak guru di sekolah. Hal ini sebenarnya pemikiran yang keliru, karena pihak orang tualah yang lebih banyak waktunya bersama anak ketimbang guru di sekolah yang hanya beberapa jam saja bersama anak-anak. c. Kurangnya umpan balik kepada orang tua untuk memperbaiki KBM di rumah. Kurangnya umpan balik orang tua untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar di rumah, hal ini dikarenakan orang tua terlalu banyak waktunya bekerja dan lebih memilihkan TV atau pun mainan untuk anak-anak. METODE PENELITIAN Metode yang dugunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Apabila akan mengadakan
pengecekan
terhadap
keabsahan
data,
maka
dilakukan, dengan mengadakan triangulasi kemudian menyesuaikan apakah data sudah seperti dengan hasil yang diharapkan yaitu guru benar-benar melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan, metode dan waktu evaluasi yang ditentukan oleh Depdiknas (2008). Untuk memperoleh gambaran mengenai tujuan penelitian yang diharapkan, maka dalam penelitian data yang diperoleh diolah dengan analisis data kualitatif model Miles dan Huberman yaitu terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya serta membuang hal yang tidak perlu (Sugiyono, 2011:247). Selanjutnya penarikan kesimpulan yang merupakan pengambilan keputusan dengan didukung bukti yang valid dan konsisten.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Evaluasi belajar adalah kegiatan untuk mengetahui apakah penyelenggaraan kelompok bermain dapat dilkaksanakan secara efektif. Evaluasi program merupakan langkah awal dalam memberikan pembinaan dan menentukan kebijakan yang akan dilakukan selanjutnya. Menurut Hariwijaya (2007:122), evaluasi adalah suatu analisis yang sistematis dan bekesinambungan untuk melihat efektivitas program yang diberikan dan pengaruh program tersebut pada anak. Dalam hal ini evaluasi mencakup evaluasi anak didik maupun evaluasi terhadap program pembelajaran secara keseluruhan. Kegiatan evaluasi perlu dilakukan untuk melihat perkembangan potensi anak dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi setidaknya diarahkan pada tiga aspek, yaitu: aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perilaku/sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Sehingga kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan anak usia dini, sebagaimana yang tercantum dalam PP No. 27 Tahun 1990 mengenai Pendidikan prasekolah, yaitu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Evaluasi belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran kelompok bermain/KB yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan rencana pembelajaran. Tujuan dilakukannya evaluasi pembelajaran kelompok bermain diharapkan untuk: a. Mengetahui status pertumbuhan dan tahap perkembangan anak; b) Memperoleh pengumpulan informasi secara cermat yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang diperlukan; c) Mengetahui efektivitas materi, metode, sumber belajar, dan media untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran; d) Menyusun perencanaan pembelajaran lebih lanjut; e) Mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran; f) Menyusun laporan pertumbuhan dan perkembangan anak; g) Memberikan informasi pada orang tua tentang kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk pelaksanaan evaluasi belajar pada SPS kelompok bermain PAUD Nurul Himah Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Gorontalo pada umumnya berjalan cukup baik. Adapun aspek penilaiannya meliputi: Motorik, Bahasa, Seni, Agama. Penilaiannya dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung kemudian dituliskan dalam SKH. Sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi belajar pada SPS kelompok bermain PAUD Nurul Himah Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango, penulis berhasil memperoleh data. Adapun data yang penulis peroleh adalah sebagai berikut. Table 1 Data jumlah anak yang menguasai pembelajaran Pada Bulan Maret tahun 2012 Jumlah Anak yang Meguasai Pembelajaran Minggu
Persentase
Nam
Konsep
MH
KBH
MK
(%)
I
13
12
12
12
10
59 %
II
10
9
6
6
7
38 %
III
11
9
8
9
9
46 %
IV
12
13
11
16
11
63 %
Sumber : PAUD Nurul Hikmah Bone Bolango 2012 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa data selama sebulan ini, jumlah anak yang menguasai sistem pembelajaran pada minggu I ke minggu ke dua mengalami penurunan, hal ini perlu mendapat perhatian yang lebih serius dari guru-guru PAUD. Untuk minggu ke tiga ke minggu ke empat jumlah anak yang menguasai sistem pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup drastis. Hal ini harus terus ditingkatkan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu.
SIMPULAN DAN PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Evaluasi atau penilaian kegiatan bermain merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan anak didik sebagai hasil kegiatan bermain. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan anak didik selama waktu tertentu. b. Faktor penghambatnya anatara lain : Kuranganya motivasi belajar dari orang tua, kurangnya informasi guru kepada orang tua tentang pembelajaran anak. 2. Saran a. Untuk pihak orang tua agar lebih meluangkan waktunya lebih banyak membimbing anak-anak untuk belajar dan bermain. Serta lebih banyak mengajak anak untuk bercerita hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan. Serta mengajak anak untuk berekreasi pada tempat-tempat yang ada hubungannya dengan pendidikan. b. Untuk pihak pendidik dalam hal ini seorang guru agar lebih banyak memotivasi anak-anak untuk giat belajar dengan memanfaatkan media bermain yang bermanfaat. Serta meningkatkan cara mengajar. DAFTAR PUSTAKA Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung; Pustaka Setia Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatf dan R&D. Bandung; Alfabeta -----------. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualit atf dan R&D. Bandung; Alfabeta Makro Aulia. 2012. Pendidikan Anak Usia Dini. (http://auliamakro.wordpress.com/pendidikan-anak-usiadini/mengenal-kalimat/kegiatan-evaluasi/, Di akses 24 Juli 2012)
Wikipedia. 2012. Pendidikan Anak Usia Dini.(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendid ikan_anak_usia_dini, Di akses 24 Juli 2012) -------------2012. Kelompok Bermain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_bermain, Di akses 24 Juli 2012) Psikologi Dunia. 2008. Kelompok Bermain. (http://artikelduniapsikologi.blogspot. com/2008/12/kelompok-bermain.html, Diakses 24 Juli 2012) Word Press. 2010. Pengertian Kelompok Fungsi dan Hal-hal yang Mempererat Kebersamaan Anggota Kelompok. (http://psikologikelompok.wordpress.com/2010/10/02/pengertiankelompok-fungsi-dan-hal-hal-yang-mempererat-kebersamaan-anggotakelompok/, Di akses 24 Juli 2012) Mariani Devi. 2008. Bermain dan Kreativitas Anak Usia Dini. (http://deviarimaria ni.wordpress. com/2008/06/12/bermain-dan-kreativitas-anak-usia-dini/, Diakses 24 Juli 2012)