ARTIKEL ILMIAH STRATA 1 (S1)
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KAMPANYE EDUKASI PEDULI LINGKUNGAN DALAM PENANGANAN SAMPAH PLASTIK DI BALI
Oleh Ngakan Putu Aditya Bhaskara NIM : 2008 06 007 Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013
ABSTRAK DESAIN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA KAMPANYE EDUKASI PEDULI LINGKUNGAN DALAM PENANGANAN SAMPAH PLASTIK DI BALI Upaya mewujudkan Bali sebagai provinsi hijau dan bersih masih memiliki berbagai tantangan jika dikaitkan dengan kondisi Bali saat ini, khususnya lingkungannya. Seperti kita ketahui bersama permasalahan lingkungan yang sangat menonjol adalah masalah sampah, di mana produksi sampah setiap harinya sangat tinggi sedangkan kegiatan pendauran ulang sampah belum optimal. Budaya bersih dan budaya membuang sampah pada tempatnya belum kelihatan pada masyarakat kita, apalagi kebiasaan dan kesadaran untuk memisahkan jenis sampah, antara sampah organik dengan sampah anorganik. Dalam usaha kampanye, setiap media komunikasi visual memiliki peranan dan fungsi yang berbeda seperti halnya strategi kampanye untuk penanganan sampah dimana sampah plastik, dimana sampah plastik merupakan konsumsi dari masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan baik secara konseptual maupun visual yang menyesuaikan dengan kode kampanye edukasi. Desain ini bertujuan untuk memperoleh media komunikasi visual yang efektif, komunikatif dan sesuai kriteria desain untuk melengkapi kegiatan kampanye Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali. Melalui metode penelitian, Data-data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, kepustakaan dan dokumentasi di Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali disesuaikan kembali dengan strategi Kampanye. Teori yang digunakan dalam studi ini adalah mind maping yang kemudian diolah melalui analisis deskriptif kualitatif dan sintesa sehingga diperoleh konsep dasar desain. “Greeneration” merupakan konsep dasar yang relevan digunakan pada proses desain komunikasi visual untuk kampanye Edukasi Peduli Lingkungan Dalam Penanganan Sampah Plastik Di Bali. Konsep tersebut sesuai pencanangan dari gubernur Bali dengan konsep Clean & Green dengan tema yang akan di ambil dalam kampanye ini yaitu “Diet Kantong Plastik”. Dalam proses desain, telah ditentukan media yang tepat dan sesuai yaitu Poster, Flyer, T-shirt, Tas Kanvas, Billboard, Roll up banner, Mobile Advertising, Spanduk, Umbul-umbul dan Katalog. Kata Kunci
: sampah plastik, media komunikasi visual, Greeneration.
i
ABSTRACT DESIGN OF VISUAL MEDIA COMMUNICATION AS A MEANS OF CAMPAIGN OF ENVIRONTMENT CARE EDUCATION IN HANDLING PLASTIC TRASH IN BALI. Bali provincial efforts to achieve a clean green and still have many challenges if it is associated with the current condition of Bali, especially the environment. As we all know a very prominent environmental problems is the problem of waste, where waste production per day is very high while the waste recycling activity is not optimal. Culture and cultural clean the trash in place yet visible in our society, especially the habits and awareness to separate types of waste, including organic waste with inorganic. In the campaign effort, every visual communication media have different roles and functions as well as a campaign strategy for waste management in which plastic waste, plastic waste which is the consumption of the public. Therefore, it is necessary to plan both conceptually and visually adjust the code educational campaign. The design aims to obtain effective visual communication media, communicative and appropriate design criteria to complement the activities of Provincial Badan Lingkungan Hidup campaign Through the research methods, data obtained from the observations, interviews, literature and documentation on the Environment Agency Bali adjusted returns with campaign strategy. The theory used in this study is a mind mapping which is then processed through a qualitative descriptive analysis and synthesis in order to obtain the basic design concept. "Greeneration" is relevant basic concepts used in the process of visual communication design for the campaign Education Environmental Care Waste Plastics in Bali. The concept is in line with the declaration of the governor of Bali Clean and Green concept with a theme that will be taken in this campaign is "Diet Plastic Bags". In the design process, it has been determined that proper and appropriate media ie Posters, Flyers, T-shirts, canvas bags, Billboard, Roll up banner, Mobile Advertising, Banner, Bannerman-pennant and catalog. Keywords
: plastic, visual communications media, Greeneration.
ii
1
1.1
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Didalam latar belakang, akan dijelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang
pemilihan kasus dari Tugas Akhir ini. Pemaparannya dimulai dari faktor obyektif dan subyektif, kemudian diikuti oleh sub bab dan bab berikutnya. Uraiannya adalah sebagai berikut : 1.1.1 Faktor Obyektif Upaya mewujudkan Bali sebagai provinsi hijau dan bersih masih memiliki berbagai tantangan jika dikaitkan dengan kondisi Bali saat ini, khususnya lingkungannya. Seperti kita ketahui bersama permasalahan lingkungan yang sangat menonjol adalah masalah sampah, di mana produksi sampah setiap harinya sangat tinggi sedangkan kegiatan pendauran ulang sampah belum optimal. Budaya bersih dan budaya membuang sampah pada tempatnya belum kelihatan pada masyarakat kita, apalagi kebiasaan dan kesadaran untuk memisahkan jenis sampah, antara sampah organik dengan sampah anorganik. Pada bulan Februari 2010 yang lalu, pada Pertemuan Forum Lingkungan Hidup se-Dunia (Global Environment Forum) ke-11 di Nusa Dua, Gubernur Bali telah mendeklarasikan Bali sebagai Provinsi Hijau atau Green Province pertama di Indonesia.(www.blh.baliprov.go.id /berita/2011/2/sosialisasi-bali-green-province diunduh 20/10/2012). Pendeklarasian
pada
pertemuan
internasional
ini
tentulah
akan
mengandung konsekuensi yang besar, di mana pendeklarasian ini merupakan sebuah awal kerja berat dan keras bagi seluruh pemerintah daerah dan masyarakat Bali untuk mewujudkan Bali sebagai provinsi hijau yang harus menampilkan diri memiliki kondisi lingkungan yang jauh lebih baik dibanding provinsi lainnya di Indonesia, bahkan di dunia. Konsekuensi dari provinsi hijau tersebut adalah Bali harus menjadi sebuah provinsi yang ramah terhadap lingkungan, yaitu dengan mengutamakan 1
2
kelestarian lingkungannya di atas segala kepentingan lainnya, baik kepentingan ekonomi ataupun sosial. Melihat sekilas kondisi Bali terkini, kiranya kita semua harus kembali
merevitalisasi
program-program
ramah
lingkungan
yang
sebenarnya telah umum di Bali. Seperti halnya penerapan tri hita karana yang mendominasi kehidupan masyarakat Bali, harus tetap dikedepankan agar keseimbangan Bali tetap terjaga. Program ramah lingkungan seharusnya tidak hanya ditujukan langsung pada kelestarian lingkunganya saja, tetapi harus menyasar pada budaya dari manusianya, seperti halnya membudayakan untuk membuang sampah pada tong-tong sampah, budaya untuk menanam pohon, tidak menebang pohon sembarangan, budaya untuk tidak merokok di tempat-tempat publik dan masih banyak lagi budaya positif yang ramah lingkungan. Dalam kondisi saat ini kesadaran dari masyarakat Bali tentang pelestaraian lingkungan baru terbatas pada membuang sampah pada tempatnya,
namun
perilaku
membuang
sampah
pada
tempatnya
menimbulkan masalah baru yaitu daya tampung tempat pembuangan sampah atau tempat pembuangan akhir yang tidak memadai, kesadaran masyarakat kita akan bahaya dari dampak penggunaan sampah plastik masih belum sadar. Maka muncul gerakan Clean and Green yang mengajarkan hidup yang ramah lingkungan dan bisa memberikan kontribusi berarti bagi lingkungan di sekitar kita. Dalam hal ini, hal yang perlu di perhatikan oleh masyarakat yaitu masalah pengelolaan sampah yang harus di perlakukan dengan bijaksana. Hal kecil yang bisa dilakukan, untuk mengurangi sampah plastik dengan bukan tidak memakainya melainkan mengganti kantong plastik untuk belanja dengan kantong yang dapat digunakan kembali, dan membawanya sendiri, Jangan langsung membuang
botol
plastik
sesudah
memakainya
(http://blog.elearning.unesa.ac.id/elly-nurcahyanti/manfaat-daur-ulangsampah diunduh 20/10/2012).
3
Sasaran yang dituju untuk kasus ini adalah masyarakat luas khususnya para remaja dengan tujuan untuk mendidik para remaja agar lebih perduli terhadap lingkungan dengan mengurangi produksi sampah. Perilaku ramah lingkungan, dan berbagai langkah kecil yang bisa dilakukan oleh generasi muda untuk membuat perbedaan yang lebih baik bagi masa depan lingkungan hidup. 1.1.2 Faktor Subyektif Di balik pencanangan Bali sebagai Green Province tentulah telah diperhitungkan secara matang oleh para pengambil kebijakan kita. Logikanya dengan dideklarasikannya provinsi hijau ini, maka sederet program
kerja
yang
berbasis
kelestarian
lingkungan
akan
siap
dilaksanakan oleh pemerintah. Program kerja pemerintah tersebut seharusnya telah disosialisasikan kepada masyarakat luas, agar partisipasi aktif masyarakat dapat ditumbuhkan dan keberhasilan program pun akan lebih terjamin. Selama ini program-program tersebut justru lebih fokus diterapkan pada jajaran pemerintahan saja, baik pada tingkat provinsi, kabupaten atau kota. Sedangkan penerapannnya dengan melibatkan masyarakat luas sangat minim atau kurang. Padahal masyarakat Bali merupakan faktor penentu utama bagi keberhasilan untuk mewujudkan Bali sebagai provinsi hijau. Desain komunikasi visual dijadikan sebagai sarana kampanye kepada masyarakat luas terutama para remaja untuk membiasakan diri bergaya hidup hijau dalam upaya pelestarian lingkungan utuk mengurangi sampah plastik karena desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan untuk mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui pelbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan cara mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan) (Kusrianto. 2009: 2). Komunikasi grafis telah berkembang tidak sekedar untuk menyampaikan pesan yang bersifat
4
dasariah tetapi sudah bertujuan melakukan usaha persuasif atau membujuk. Kampanye edukasi merupakan kampanye pengenalan kepada masyarakat yang bersifat mendidik. Dipilihnya kampanye edukasi untuk mensosialisasikan peduli lingkungan dalam penanganan sampah plastik agar dapat membantu mengubah sikap dan tata laku masyarakat terhadap penanganan sampah plastik melalu media komunikasi visual. Solusi yang penulis ingin sampaikan untuk kasus ini dengan menargetkan remaja sebagai sasaran utama karena remaja sedang dalam masa pembentukan karakter, jadi disinilah mereka bisa dibentuk untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Desain komunikasi visual yang akan dibuat dengan sasaran utama para remaja adalah desain yang mudah diterima dengan menonjolkan jiwa anak muda pada desain. Mengetahui fakta tersebut, Penulis sebagai orang yang bergelut dibidang desain komunikasi visual merasa tertantang untuk merancang media komunikasi visual yang efektif, komunikatif, dan mengacu pada kriteria desain sebagai indikator penilaian. Dimana nantinya media ini digunakan sebagai sarana untuk ikut membantu mengkampanyekan program Clean & Green yang dicanangkan pemerintah untuk mewujudkan Bali sebagai Green province. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut: a. Media komunikasi visual apa saja yang efektif dan informatif sebagai sarana kampanye edukasi peduli lingkungan dalam menangani sampah plastik di Bali ? b. Bagaimana merancang media komunikasi visual yang tepat sasaran, dalam penanganan sampah plastik?
1.3
Batasan Masalah
5
Untuk menghidari luasnya ruang lingkup permasalahan, sehingga mengaburkan butir pembahasan, maka permasalahan dibatasi pada merancang media komunikasi yang efektif dan informatif untuk mendukung kampanye edukasi peduli lingkungan dalam penanganan sampah plastik yang mampu membangkitkan ketertarikan kepada target audience melalui media tercetak dan elektronik. 1.4
Tujuan dan Manfaat Desain 1.4.1
Tujuan
Tujuan dari perancangan media komunikasi visual sebagai sarana kampanye edukasi peduli lingkungan dalam penanganan sampah plastik adalah sebagai berikut: a. Tujuan Khusus 1) Untuk menciptakan media komunikasi visual yang efektif dan informatif sebagai sarana kampanye edukasi peduli lingkungan dalam menangani sampah plastik. 2) Mengetahui proses merancang media komunikasi visual yang tepat sasaran dalam penanganan sampah plastik dilakukan melalui strategi kreatif dan strategi kreatif media. b. Tujuan Umum 1) Untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan akan dampak penggunaan sampah plastik. 2) Mahasiswa diharapkan dapat berinteraksi serta mengembangkan wawasan dalam pola pikir sehingga mampu mensosialisasikan peduli lingkungan dalam penanganan sampah plastik kepada masyarakat luas. 1.4.2
Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari karya Tugas Akhir ini antara
lain sebagai berikut : a. Bagi Mahasiswa
6
Mahasiswa mampu merancang media kampanye yang efektif dan komunikatif
sesuai dengan tugas akhir untuk mendukung kegiatan
sosialisasi peduli lingkungan sebagai solusi penanganan sampah plastik. b. Bagi Lembaga (ISI) Menambah referensi bagi akademis khususnya program studi desain komunikasi visual mengenai desain media untuk usaha kampanye edukasi peduli lingkungan dalam penanganan sampah plastik serta sebagai bahan masukan untuk penulis selanjutnya. c. Bagi Badan Pemerintahan ( Badan Lingkungan Hidup) Menambah media kampanye dan sekaligus membantu mensosialisasikan kampanye edukasi peduli lingkungan dalam penanganan sampah plastik kepada masyarakat luas. d. Bagi Masyarakat Membantu masyarakat agar mendapatkan informasi mengenai lingkungan dan mengajak masyarakat untuk lebih perduli terhadap penanganan sampah plastik. 1.5
Metode Pengumpulan Data Data primer adalah data yang dikumpulkan dan disatukan secara langsung
dari objek yang diteliti untuk kepentingan studi yang bersangkutan. Metode pengumpulan data primer yang digunakan sebagai berikut : Data Primer Data primer, berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan informan yang dijadikan sampel penelitian. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti (Sarwono, 2007;98). Adapun data primer yang digunakan penulis adalah:
1.5.1 Metode Observasi
7
Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematis atas kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan guna mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Salah satu peran pokok dalam melakukan observasi ialah menemukan interaksi yang kompleks dengan latar belakang sosial yang alami (Sarwono, 2007:100). Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung di lapangan dalam rangka mengumpulkan data secara sistematis terhadap objek penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data asli dan mengetahui keadaan tempat pengadaan survey secara rinci (Moelong,2001:126). Survey kali ini mengambil tempat di Badan Lingkungan Hidup( BLH) yang berlokasi di Jl. Di Panjaitan No.1 Denpasar. 1.5.2 Metode Wawancara Metode pengumpulan data adalah cara mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data yang disebut dengan responden dengan mengadakan tanya jawab secara langsung (Arikunto, 1989:39). Wawancara kali ini bersama narasumber Bapak Drs. Gede Suarjana, M.si. Metode observasi dan wawancara yang diuraikan diatas dalam kasus ini dipakai untuk keperluan data primer.
Data Sekunder Data Sekunder, berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan (Sarwono, 2007:98). Adapun data sekunder yang digunakan penulis adalah: 1.5.3
Metode Kepustakaan Metode kepustakaan adalah mencari
berhubungan dengan desain
komunikasi
data
literatur
visual, meliputi
yang
buku-buku,
kamus, media cetak dan media komunikasi lainnya yang erat kaitannya dengan obyek permasalahan. Fungsi dari
metode
ini
guna
lebih
8
memperjelas secara teoritis ilmiah tentang kasus yang diambil dan juga untuk mencari pendekatan
guna
mencari
pemecahan masalah yang
berhubungan dengan cara penampilan isi pesan baik ilustrasi
maupun
teks dalam merancang sebuah media komunikasi visual dalam promosi. (Poerwadarminta, 1985:382). 1.5.4
Metode Dokumentasi Metode pengumpulan data dengan mencatat data-data dari hasil
survey baik berupa artikel, selebaran, foto dokumentasi dan sebagainya sebagai data berupa fakta dan sebagai bukti untuk dipertanggungjawabkan (Nazir, 1988:109). Metode mengumpulkan data dengan mencatat data-data dari objek permasalahan dan hasil survey pada Badan Lingkungan Hidup baik berupa gambar, foto, buku dan sebagainya sebagai data berupa fakta dan sebagai bukti untuk dipertanggung jawabkan. Metode kepustakaan dan dokumentasi yang di uraikan di atas dalam kasus ini dipergunakan untuk data sekunder. 1.6
Metode Analisis Data Analisis data merupakan cara atau langkah pemikiran penelitian untuk
mengolah data yang berhasil dikumpulkan dan merupakan tindak lanjut dari usaha untuk menguji kebenaran. Analisa data yang digunakan dalam laporan ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu penggambaran sifat suatu keadaan yang berjalan pada saat penelitian. Prinsip pokok metode ini adalah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data sistematis, teratur dan terstruktur, dan mempunyai makna (Sarwono dan Lubis, 2007:110). Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, yang bertujuan untuk membuat deskripsi, ilustrasi atau desain secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005:54). Kualitatif adalah suatu metode yang dilakukan melalui pendekatan historis, kajian dokumen, interpretasi peristiwa, kajian informasi, perekaman suatu
9
kejadian, pemotretan hingga penafsiran suatu fenomena sosial melalui berbagai pencatatan lapangan yang kemudian dipaparkan dalam bentuk terolah (Sachari, 2005:135). Berdasarkan hasil pengumpulan data baik literatur maupun pengambilan data secara langsung di lapangan, selanjutnya data-data pemilihan jenis media, unsur-unsur visual desain, teknik cetak dianalisa berdasarkan metode deskiptif kualitatif dan diperoleh kesimpulan (sintesa). Berdasarkan kesimpulan (sintesa) tersebut dibuatlah alternatif-alternatif desain. Desain dianalisa secara deskriptif kualitatif berdasarkan unsur-unsur desain dan kriteria-kriteria yang ada, maka akan didapat desain terpilih sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas. Selanjutnya desain terpilih akan diproduksi dan disesuaikan dengan bahan, alat, dan teknik cetak masing-masing. Dari hasil produksi tersebut didapat wujud atau bentuk media komunikasi visual yang akan disebarluaskan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi (Sarwono, 2007;34). Dengan metode ini dapat diketahui karakter data-data lain yang diperlukan untuk desain kampanye peduli lingkungan dalam penanganan sampah plastik. 1.7
Kriteria Serta Model Penilaian Desain Indikator yang digunakan dalam tugas akhir desain komunikasi visual ini,
untuk menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan skala ordinal (skala yang menunjukan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan penilaian berdasarkan
prinsip-prinsip
desain.
Dalam
penilaian
dilakukan
dengan
memberikan tanda plus (+) bila ada kesesuaian antara desain yang dibuat dengan prinsip desain dan tanda minus (-) bila tidak ada kesesuaian dengan prinsip desain (Nasir, 2003 :338 ). Adapun Kriteria-kriteria desain yang digunakan, seperti: 1.7.1
Indikator
a. Komunikatif
10
Komunikatif adalah keadaan saling berhubungan (Hasan, 2005:454). Terjalinnya hubungan saling mengerti sehingga pembaca atau pemirsa tau dan mengerti maksud pesan yang ingin disampaikan. b. Informatif Bersifat memberi informasi; bersifat menerangkan (Anwar, 2003:185). Pesan dan informasi yang disampaikan berisi informasi yang dibutuhkan dengan sangat jelas. c. Ergonomis Ergonomis adalah menciptakan kenyamanan, keamanan, dan produktivitas dalam kerja (http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Dapur/Artikel/MembuatDesain-Dapur-yang-Ergonomis). d. Unity Unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang melandasinya (Kusrianto, 2007:35). e. Simplicity Berasal dari kata sederhana yang berarti sedang dalam arti pertengahan, tidak tinggi dan tidak rendah dan sebagainya; tidak berlebih-lebihan; tidak banyak seluk-beluknya; kesulitannya dan sebagainya (Anwar, 2003:409). Desain yang dibuat hendaknya terlihat wajar, sederhana namun tetap dapat menarik perhatian. f. Kreatif Kreatif artinya memiliki daya cipta (Hasan, 2005:465). Desain
yang
dibuat hendakya menampilkan suatu desain yang baru dan orisinil, bukan jiplakan dari desain yang sudah ada. g. Surprise Berasal dari kata kejutan yang artinya memberi kesan pada pengelihatan. Desain yang di buat dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi orang yang melihatnya ( Hasan,2005:865). Mampu memberikan suatu kejutan dimana pesan yang disampaikan tidak ada sebelumnya, sehingga terasa berbeda.
11
h. Etis Etis artinya berhubungan dengan etika (Hasan, 2005:237). Desain yang dibuat
tidak
menyimpang
dari
norma-norma
yang
berlaku
dimasyarakat. 1.7.2
Model Penilaian Desain Model perancangan berdasar pada unsur-unsur desain komunikasi
visual yang dikomposisikan agar dapat menarik perhatian target audience. Untuk menentukan pilihan masing-masing karya yang akan dipilih menjadi karya terbaik dapat diambil melalui pemberian nilai masingmasing indikator dan unsur-unsur desain dengan perhitungan nilai pembagi (N) = nilai skor tertinggi dikali jumlah indikator. Sedangkan untuk penilaian desain melalui rumus (R) = jumlah rata-rata skor nilai tertinggi dibagi 4 unsur desain yang meliputi ilustrasi, teks, warna, tipografi yang akan dikali 100% ( Panduan Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual FSRD ISI Denpasar, 2007; 14 ).
2.
IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA
2.1
Data Teoritis / Aktual Data teoritis/aktual adalah data yang mengacu pada sumbersumber data ilmiah dan literatur mengenai teori tentang media desain komunikasi visual yang berhubungan dengan konsep pengerjaan Tugas Akhir ini. 2.1.1 Pengertian Objek / Kasus Pada Tugas Akhir ini judul kasus yang diangkat adalah “Desain Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Edukasi Peduli Lingkungan dalam Penanganan Sampah Plastik Di Bali”. Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout (Widowati, 2007 : 27-28). Jadi media desain dapat dipakai sebagai alat didalam mencapai maksud dan tujuan serta dapat berupa alat atau sarana informasi. Sejak dicanangkannya Bali sebagai Provinsi Hijau atau Green Province sederet program kerja yang berbasis pada pelestarian lingkungan akan siap dilaksanakan oleh pemerintah. Program kerja pemerintah tersebut seharusnya telah disosialisasikan kepada masyarakat luas, agar partisipasi aktif masyarakat dapat ditumbuhkan dan keberhasilan program pun dapat tercapai. Dengan masih kurang kesadaran dari masyarakat Bali tentang pelestaraian lingkungan maka munculnya gerakan gaya hidup hijau yang mengajaran hidup ramah lingkungan dan bisa memberikan kontribusi berarti bagi lingkungan yang ada di sekitar kita. Gaya hidup yang dimaksud disini adalah masyarakat diajarkan untuk megelola sampah rumah tangga menjadi bahan layak pakai kembali serta memberikan penghidupan dari sampah tersebut terutama pada sistem penanganan sampah plastik. Dimana sampah plastik disini sangat rentan dengan lingkungan. Sampah plastik sendiri sangat
15
16
susah untuk diuraikan kembali seiring dengan tidak memadainya sarana penampungan sampah. Sasaran yang dituju untuk kasus ini adalah para remaja dengan tujuan untuk mendidik para remaja tentang kepedulian lingkungan, perilaku ramah lingkungan, dan berbagai langkah kecil yang bisa dilakukan oleh generasi muda untuk membuat perbedaan yang lebih baik bagi masa depan. Dalam hal ini salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menambah media kampanye yang mana media kampanye tersebut dapat menginformasikan pesan kepada sasaran secara maksimal sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang penanganan sampah plastik di kehidupan sehari-hari. 2.1.2 Aspek-Aspek Desain Komunikasi Visual Dalam proses mengkomunikasikan pesan kepada target audiens, beberapa aspek yang perlu di perhatikan antara lain elemen-elemen serta media desain komunikasi visual. Adapun elemen-elemen desain komunikasi visual adalah ilustrasi, warna, teks, tipografi serta layout (Timmoty,2007:1). 2.1.3 Prinsip Desain Komunikasi Visual Prinsip desain merupakan suatu prinsip atau acuan yang harus diketahui untuk menghasilkan desain grafis yang baik untuk tampilan iklan. Adapun
prinsip-prinsip
desain
yang
akan
digunakan
yaitu
prinsip
keseimbangan, prinsip titik fokus, prinsip hirarki visual 2.1.4 Aspek Teknis Perwujudan Aspek teknis perwujudan merupakan suatu aspek yang perlu diperhitungkan agar visual desain yang dibuat dapat menjadi satu kesatuan konsep dengan eksekusi perwujudan. Teknis perwujudan yang dimaksud yaitu bahan dan teknik cetak
17
2.1.5 Teori Sosial yang Mendukung Kasus Dalam kasus ini penulis menyampaikan pesan yang disampaikan berisikan penjelasan yang dibutuhkan dengan jelas dan penulis menggunakan teori sosial yang sesuai dengan kasus yang diangkat. Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada publik. Dalam hal ini, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_massa). Dalam perancangan desainnya, menggunakan teori sosial yang mendukung kasus yaitu: kajian desain berdasarkan pendekatan semiotika. a. Teori Semiotika Semiotika berasal dari bahasa yunani semeion yang berarti tanda. Semiotika ialah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda (menciptakan dan menyampaikan makna melalui tanda, berkenaan dengan komunikasi). Seluruh teori yang berhubungan dengan semiotika atau semiologi mempertagas cara menata susunan tanda dan bagaimana orang menciptakan makna dari susunan tanda. Seluruh tanda adalah segala sesuatu yang diambil dari kaidah sosial untuk mewakili sesuatu yang berbeda (Safanayong, Y. 2006: 46). Salah satu teori semiotika dari Charles Sanders Pierce menyebutkan bahwa logika mengakar pada sesuatu yang menyangkut masyarakat, ia yakin bahwa manusia berpikir dalam tanda, baginya semiotik sinonim dengan logika. Ia mengatakan “Kita hanya berpikir dalam tanda”. Disamping itu ia juga melihat tanda sebagai unsur dalam komunikasi. Pierce membagi tandatanda berdasarkan sifat dasarnya (ground) (Safanayong, Y. 2006: 47). a. Qualisigns Adalah tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat. Contoh: sifat “merah” digunakan sebagai tanda : misalnya bagi
18
sosialisme; bahaya atau larangan. Tetapi warna itu harus berupa dalam satu bentuk, misalnya pada bendera, papan lalu-lintas. b. Sinsigns Adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu dasar tampilnya dalam kenyataan. Contoh: sebuah jeritan bisa berarti kesakitan, keheranan atau kegembiraan; kita dapat mengenal orang dari tertawanya, nada suaranya atau suara langkah kakinya. Tandatanda dalam praktek kehidupan sehari-hari banyak diantaranya merupakan sinsigns c. Legisigns Adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan yang berlaku secara umum atau kesepakatan berdasarkan konvensi, sebuah kode. Contoh: tanda-tanda lalu –lintas; gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk ‘ya’, berjabat tangan. Semua tanda bahasa merupakan legisign , karena bahasa merupakan kode. Setiap legisign mengimplikasikan sebuah sinsign. Semua tanda yang ada dalam komunikasi yang penggunaannya dilambangkan merupakan legisign. Menurut Charles Sanders Pierce (1839-1914) tanda (semiotika) dibagi menjadi tiga jenis yaitu icon,indeks, simbol. Media yang dibuat setidaknya akan mengandung tiga jenis tanda ini, berikur penjelasan mengenai jenis tanda yang akan ada pada media yang akan di rancang : - Icon (tanda-tanda visual): gambar, ilustrasi, foto dan film. -Index (indikasi): memberi kesan sebab akibat atau koneksi lain, suatu hal yang kita pikirkan. -Symbol (lambang): bila objek dan referent ( apa yang digambarkan atau ditandakan) tidak ada hubungan intrinsik (hakiki), tetapi lebih berkaitan dengan yang bersifat kiasan (metafor) atau berubah-ubah. Dan dari teori tersebut akan berkaitan erat dengan visualisasi desain yang dibuat. Dalam hal ini seorang desainer memerlukan pengetahuan
19
semiotik yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan masalah-masalah desain dalam ruang lingkupnya sebagai proses pengantar desain. 2.2
Data Lapangan / Faktual Data Faktual merupakan data-data yang diambil berdasar fakta yang ada
dilapangan. Fakta artinya peristiwa, sesuatu yang terjadi sungguh-sungguh, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi (Anwar, 2003:137). 2.2.1 Nama Objek / Kasus Obyek yang digunakan dalam perancangan ini adalah Desain Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Edukasi Peduli Lingkungan Dalam Penanganan Sampah Plastik merupakan suatu gerakan yang mengajak para remaja untuk membiasakan diri mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan. 2.2.2 Pengelola Pengelola obyek yang di gunakan dalam perancangan ini adalah Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali. -
Nama Tempat
: Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali
-
No. Telepon
: (0361) 225 663
-
Kepala BLH provinsi Bali
: Anak Agung Gede Alit Sastrawan
2.2.3 Lokasi Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali di Jl.Panjaitan No.1 Renon – Denpasar Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali
20
Gambar 2.18 Peta Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali
2.2.4 Sarana Komunikasi yang Ada Untuk menangani masalah ini pemerintah provinsi Bali melalui Badan Lingkungan Hidup provinsi Bali telah melakukan kampanye melalui media–media diantaranya seperti pin dan mobile advertising yang di pasang pada bus sarbagita. 2.2.5 Potensi Kasus Upaya mewujudkan Bali sebagai provinsi hijau masih memiliki berbagai tantangan jika dikaitkan dengan kondisi Bali saat ini, khususnya lingkungannya. Seperti kita ketahui bersama permasalahan lingkungan yang sangat menonjol adalah masalah sampah, di mana produksi sampah setiap harinya sangat tinggi sedangkan kegiatan pendauran ulang sampah (recycle) belum optimal, serta tempat penampungan sampah yang tidak memadai. Budaya bersih dan budaya membuang sampah pada tempatnya sudah dapat dirasakan pada masyarakat kita, namun segala sesuatu yang habis dipakai dalam pola pikir masyarakat kita dianggap adalah sampah apalagi kebiasaan dan kesadaran untuk memisahkan jenis sampah, antara sampah organik dengan sampah anorganik. Dengan masih kurangnya kesadaran dari masyarakat Bali tentang pelestarian lingkungan maka munculnya gerakan Gaya Hidup Hijau yang
21
mengajaran hidup ramah lingkungan dan bisa memberikan kontribusi berarti bagi lingkungan yang ada di sekitar kita. Gaya Hidup Hijau atau yang biasa disebut green lifestyle merupakan sikap dan pola pikir seseorang yang berorientasi pada kepedulian terhadap lingkungan terutama dalam penanganan sampah plastik. Sasaran yang dituju untuk kasus ini adalah para remaja dengan tujuan untuk mendidik para remaja tentang kepedulian lingkungan, perilaku ramah lingkungan, dan berbagai langkah kecil yang bisa dilakukan oleh generasi muda untuk membuat perbedaan yang lebih baik bagi masa depan. 2.3
Analisis dan Sintesa Dalam proses ini, penulis meneliti berbagai media kampanye sebelumnya
yang terdapat di BLH. Dari analisis media-media tersebut penulis dapat menentukan kelemahan maupun kekuatan dari setiap media untuk diaplikasikan ke dalam desain yang akan dibuat melalui sintesa. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut: 2.3.1 Analisis Aktual Analisis adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab musababnya, unsur-unsurnya dan prosesnya (Zain, 2001:46). Analisis dalam hal ini meliputi beberapa bahasan, diantaranya: a. Media Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan dari sebuah brand, seperti televisi, media cetak, direct mail, internet, poster, dan sebagainya yang termasuk di dalam Through The Line media. Through The Line media adalah media yang menggunakan media non komunikasi massa dan media komunikasi massa. Kelebihannya media ini bisa menjangkau semua kalangan baik melalui media massa dan media non komunikasi massa. b. Ilustrasi Ilustrasi teknik gabungan adalah menyempurnakan dari ke dua ilustrasi fotografi dan teknik gambar tangan sehingga menghasilkan ilustrasi
22
yang
lebih
menarik,
kekurangannya
dalam
proses
pembuatannya
membutuhkan waktu yang lama dan mahal. c. Warna Warna sangatlah penting dalam menciptakan sebuah desain karena warna dapat memberikan sugesti yang mendalam pada seseorang yang melihatnya, warna perlu disusun dengan tepat sehingga menimbulkan suasana sebagai lambang psikologis. Warna dapat menarik perhatian yang melihatnya, warna juga bisa menarik minat saat melihatnya dan menimbulkan keinginan untuk mengetahui lebih dalam sesuatu, selain itu warna juga mampu membuat seseorang untuk mengunjungi tempat yang berwarna menarik. d. Teks Teks adalah susunan dari huruf yang membentuk sebuah kesatuan dan menjadi sebuah kalimat, kata, naskah yang bertujuan untuk menarik perhatian dari pembaca dan mengerti pesan yang terkandung dalam sebuah desain atau media. e. Huruf Huruf merupakan salah satu elemen penting dalam desain komunikasi visual, karena huruf adalah cara manusia berkomunikasi secara visual dan cara yang paling efektif dalam penyampaian informasi dan identitas. Huruf semakin unik bentuknya dan mudah terbaca akan menarik minat seseorang untuk membacanya. f. Ukuran dan Bahan Pin ini ukuran diameternya 6 cm dengan bahan seng dan kertas inkjet. g. Teknik Cetak Teknik cetak adalah proses akhir yang digunakan untuk merealisasikan sebuah desain menjadi sebuah wujud. Menggunakan teknik digital printing dan tekhnik offset yang disesuaikan dengan masing-masing media dan mempertimbangkan kemudahan dalam proses produksi.
23
2.3.2 Analisis Faktual Dalam desain media Tugas Akhir ini juga menggunakan analisis faktual, yaitu data-data yang didapat untuk pembuatan Tugas Akhir Studio ini sesuai dengan data yang sebenarnya, meliputi: a.
Media Media kampanye yang telah ada untuk BLH yaitu pin dan iklan trasnit
yang terdapat pada bus sarbagita. Media tersebut termasuk efektif, namun media belum memilki kesatuan identitas media, sehingga melemahkan pesan dari media tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penambahan dan redesain ulang pada media sebelumnya untuk memperoleh media yang memiliki kesatuan identitas. b. Ilustrasi Dalam pin dan bus sarbagita menggunakan ilustrasi berupa peta pulau Bali dan terdapat karikatur Gubernur Mangku Pastika c.
Warna Menggunakan dominan warna hijau dan biru sebagai warna yang
dominan pada ilustrasi Bali clean & green. d. Teks Teks yang ada pada pin berisi penjelasan program pemerintah Provinsi Bali yaitu Bali Clean dan Green. Teks pada media tersebut sudah cukup baik, namun perlu penataan tata letak agar mudah dimengerti oleh masyarakat. e.
Huruf Jenis huruf yang digunakan adalah Sans Serif agar kata-katanya mudah
dibaca, selain itu jenis font ini memiliki jarak yang sedikit lebar per hurufnya, sehingga nyaman bagi mata saat membaca tulisan di pin ini. f.
Ukuran dan Bahan
Pin ini ukuran diameternya 6 cm dengan bahan seng dan kertas inkjet, sedangkan pada bus sarbagita menggunakan bahan cat. g.
Teknik Cetak Menggunakan teknik digital printing yang sesuai dengan media dan
pada bus sarbagita menggunakan teknik cat
24
2.3.3 Sintesa Berdasarkan analisa yang telah dilakukan maka diketahui bahwa media komunikasi visual yang digunakan sebagai sarana informasi masih kurang. Guna mencapai tujuan yang diinginkan maka akan dirancang beberapa media komunikasi
visual
yang nantinya
mampu
menginformasikan tentang
penanganan sampah plastik yang nanti target audiencenya adalah remaja Bali khususnya. a. Media Media yang akan dibuat agar tepat, jelas sasaran, efektif, komunikatif dan sesuai dengan kriteria desain dimana mampu memberikan informasi tentang cara penanganan sampah plastik. Media komunikasi visual yang akan didesain untuk kampanye ini, berdasarkan efektifitas dan fungsional adalah Poster, Tas kanvas, Bilboard, Roll-Up Banner, spanduk, flyer, T-shirt, umbulumbul, mobile advertising, katalog b. Ilustrasi Teknik yang digunakan dominan menggunakan teknik ilustrasi fotografi, ilustrasi gambar tangan sebagai penunjang ilustrasi utama dan teknik gabungan yang disesuaikan dengan media, agar media yang dibuat dapat terlihat lebih menarik. Didominasi dengan teknik ilustrasi fotografi karena teknik ini lebih menggambarkan kenyataan dan memberikan pengaruh besar terhadap kepercayaan masyarakat. c. Warna Pada pembuatan media komunikasi visual Tugas Akhir ini warna-warna yang akan digunakan dalam desain dominan menggunakan warna hijau, biru, dan putih sesuai dengan konsep perancangan yaitu edukasi yang menggunakan warna alam.
25
d. Teks Teks berisi keterangan alamat dan slogan untuk dapat membujuk dan mempengaruhi sasaran yang dituju secara singkat, jelas, informatif, komunikatif sehingga mudah dipahami dan dimengerti. e.
Huruf Huruf yang digunakan adalah jenis huruf Aero dan Arial Narrow karena
font jenis ini mudah diingat dan mudah di baca, dengan penataan yang lebih rapi agar mudah dibaca konsumen. f.
Ukuran dan Bahan Ukuran yang akan digunakan memakai satuan centimeter dan meter.
bahan yang digunakan terdiri dari art paper, akrilik, stiker, kanvas, HVS dan clooth banner.
3 KONSEP DESAIN 3.1
Konsep Dasar Desain Untuk mendapatkan rancangan media komunikasi yang tepat dan efektif
sesuai dengan kriteria-kriteria desain yang ada, diperlukan konsep dasar perancangan yang digunakan sebagai landasan perancangan media komunikasi visual yang dapat memberikan informasi yang tepat dan informatif yang sekaligus mampu untuk mempengaruhi khalayak sasaran. Konsep dasar perancangan inilah yang akan diterapkan pada seluruh rancangan media-media komunikasi visual yang telah ditentukan untuk kasus ini. Konsep merupakan basic (framework) menerjemahkan ide kedalam bentuk karya. Tanpa konsep, sebuah karya tidak akan mempunyai arti. Konsep dasar merupakan dasar atau landasan dalam merancang desain, yang mudah dikomunikasikan atau disebarluaskan sehingga dapat dinikmati oleh orang banyak dengan memperhatikan konsep perancangan tersebut, sehingga nantinya tidak keluar dari tujuan perancangan (http://www.indomultimedia.com, diakses 20 oktober 2012). Supaya dapat menyajikan desain yang berkesan kreatif dan inovatif, serta memenuhi
kriteria
desain
yang
baik,
dan
nantinya
mampu
untuk
mengkampanyekan perduli lingkungan dalam penggunaan sampah plastik kepada para remaja, maka dibutuhkan konsep dasar perancangan dimana nantinya akan dijadikan landasan untuk membuat suatu desain yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Adapun konsep perancangan media komunikasi ini adalah edukatif dengan menggunakan konsep GreeNeration. Greeneration merupakan gabungan atas kata Green dan Generation. Seperti yang diketahui bahwa Green artinya adalah hijau yang identik dengan flora dan Generation berarti generasi, dari pengertian terpisah berikut dapat kita simpulkan bahwa Greeneration merupakan sebuah generasi pecinta lingkungan hijau. Kata edukatif diartikan bersifat mendidik atau berkenaan dengan pendidikan (http://www.artikata.com/arti325882-edukatif.html).
Menggunakan konsep edukatif karena penulis ingin
menyampaikan secara maksimal kepada khalayak sasaran yaitu para remaja
47
48
khususnya dan masyarakat tentang bergaya hidup hijau dalam penanganan sampah plastik. Desainer berusaha merancang dan membuat suatu media komunikasi yang tidak hanya mampu menarik khalayak sasaran namun juga mampu membuat khalayak sasaran sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, dengan berpedoman kepada dasar-dasar perancangan menyangkut bahan, ukuran, komposisi, proporsi, warna serta teknik cetak agar nanti terwujud sarana informasi yang maksimal dan tepat guna (tepat sasaran). Dari segi ilustrasi, digunakan ilustrasi teknik gabungan. Teknik ilustrasi gabungan adalah perpaduan struktur rupa antara teknik ilustrasi dengan teknik fotografi yang digabungkan dengan menggunakan komputer, yang bertujuan untuk menyempurnakan kedua teknik tersebut (Pujiryanto, 2005:42). Dari segi tipografi, jenis font yang digunakan adalah jenis font yang mudah dibaca dan jelas seperti arial, roman dan font lainnya sesuai dengan kebutuhan media tersebut, sedangkan pada ilustrasi menggunakan ikon dari daur ulang. 3.2
Skema Pola Pikir
Salah satu hal yang penting agar media promosi bisa berfungsi secara maksimal dan tepat pada sasaran yang ingin dicapai maka diperlukan adanya pola pikir. Dalam hal ini manusia sebagai mahluk sosial sangat membutuhkan hal yang disebut informasi. Maka dari itu diperlukan media komunikasi visual agar infomasi yang hendak disampaikan komunikator kepada masyarakat dapat menjadi informasi yang komunikatif dan informatif. Konsep pola pikir yang dimaksud adalah langkah-langkah pemikiran dalam merancang media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran, dalam hal ini manusia sebagai mahluk yang mempunyai akal dan pikiran serta budi pekerti, secara ilmiah memiliki berbagai kebutuhan dan permasalahan dalam hidupnya. Termasuk kebutuhan atau permasalahan untuk menginformasikan sesuatu kepada khalayak sebagai usaha mengkampanyekan gaya hidup hijau. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, desainer berperan memvisualisasikan maksud dan tujuan dari komunikator (Badan
49
Lingkungan Hidup Provinsi Bali) kepada komunikan (masyarakat khususnya remaja) melalui desain yang dibuat. Pada prosesnya desain yang dibuat tentu harus berisikan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan serta berisi informasi tentang pentingnya diet kantong plastik yang ingin disampaikan oleh komunikator yang mana tetap berpegang pada aturan/norma yang berlaku di masyarakat. Visualisasi desain yang dibutuhkan untuk kepentingan mengkampanyekan gaya hidup hijau. Media-media tersebut pada akhirnya akan memberikan feed back yang diharapkan oleh manusia itu sendiri yaitu dapat memenuhi kebutuhan informasi. 3.3
Skema Proses Desain Sebagai gambaran, skema proses desain merupakan skema yang akan
dijadikan sebagai sebuah acuan dalam membuat media desain komunikasi visual. Konsep proses desain juga digunakan untuk mendukung pemecahan masalah. Oleh karena itu, diperlukan dukungan data teori yang ada dan data yang didapat di lapangan. Skema ini akan menunjukkan perjalanan desain dari latar belakang permasalahan yang akan dipecahkan melalui perwujudan media komunikasi visual terpilih. Tema yang diangkat adalah mengenai Desain Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Edukasi Perduli Lingkungan Dalam Penanganan Sampah Plastik Di Bali. Permasalahan yang dihadapi dalam tema ini adalah minimnya sarana komunikasi yang dimiliki Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai cara sederhana bergaya hidup hijau. Sehingga tujuan yang ingin dicapai adalah agar terciptanya sarana informasi, dan sasarannya adalah masyarakat khususnya para remaja. Agar tujuan dan sasaran dapat dicapai maka diperlukan adanya pengumpulan data baik data aktual maupun data faktual. Kemudian data-data tersebut akan dianalisis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sementara atau sintesa. Dari sintesa diciptakanlah alternatif pra desain berupa poster, tas kanvas, t-shirt, billboard, flyer, mobile advertising, roll-up banner, umbul-umbul, spanduk, katalog. Alternatif pra desain tersebut akan dianalisis berdasarkan kriteria desain sehingga
50
akan tercipta desain terpilih. Desain yang sudah terpilih akan diwujudkan. Dalam perwujudannya akan menggunakan teknik cetak, alat dan bahan yang disesuaikan dengan media. Kemudian akan didistribusikan atau disalurkan kepada masyarakat sehingga permasalahan di atas dapat diatasi. Sehingga adanya hubungan tak langsung dari permasalahan dan distribusi. 3.4
Strategi Media Strategi adalah siasat atau kebijakan/ langkah-langkah yang dilakukan untuk
mencapai tujuan. Strategi media dibentuk untuk target sasaran (audience) dengan panduan media, yang terdiri dari pilihan media dan jadwal media, yang disusun dengan memperhitungkan media habit, yaitu kebiasaan target (audience) masingmasing pangsa pasar dalam penggunaan media. Target audience inilah yang menentukan saluran media mana yang paling efektif dan efisien. Efektif artinya cocok untuk mengiklankan produk yang dirancang, dan efisien artinya yang terjangkau (Sanyoto, 2006:66-67). 3.5
Strategi Kreatif Strategi kreatif adalah kebijakan yang akan dilakukan terhadap panduan
kreatif, terdiri dari isi pesan dan bentuk pesan, yang disusun berdasarkan target audience, karena pada dasarnya target audience-lah yang menentukan isi dan bentuk pesan iklan yang akan disampaikan (Sanyoto, 2006:83). Adapun strategi kreatif yang dilakukan pada media komunikasi visual ini yaitu Isi Pesan, Bentuk Pesan, Strategi Visual, Gaya Visual, Material.
4 4.1
VISUALISASI DESAIN Poster
Gambar 4.2 Desain Poster
4.2
Nama Media
: Poster
Ukuran
: 42cm x 59,4cm
Bahan
: Art Paper 210 gsm
Huruf
: Bauhaus93, Giil Sans Ultra Bold Conder, Arial
Teknik
: Cetak offset.
Flyer
Gambar 4.4 Desain Flyer
61
62
4.2
Nama Media
: Flyer
Ukuran
: 20cm x 10cm
Bahan
: Art Paper 150 gsm
Huruf
: Arial black, Bauhaus93 dan Giil Sans Ultra Bold Conder
Teknik
: Cetak Offset.
T-shirt
Gambar 4.6 Desain t-shirt
Nama Media
: T-shirt
Ukuran T-shirt
: S, M, L, XL
Ukuran Desain : Depan 35cm x 15 cm Belakang 20 cm x 15 cm
4.3
Huruf
: Arial black dan Bauhaus93
Teknik
: sablon atau cetak saring
Tas Kanvas
Gambar 4.8 Desain Tas Kanvas
63
4.4
Nama Media
: Tas kanvas
Ukuran
: 40 cm x 30 cm
Bahan
: Kain kanvas
Huruf
: Arial black, Bauhaus93 dan Giil Sans Ultra Bold Conder
Teknik
: Cetak sablon
Roll-Up Banner
Gambar 4.10 Desain Roll-Up Banner
Nama Media
: Roll-Up Banner
Ukuran
: 160 cm x 60 cm
Bahan
: cloth banner
Huruf
: Aero, Wollstonecroft dan Arial
Teknik
: Digital Print
64
4.5
Biilboard
Gambar 4.12 Desain Billboard
4.6
Nama Media
: Billboard
Ukuran
: 600 cm x 400 cm
Bahan
: schotlite
Huruf
: Arial black, Bauhaus93 dan Giil Sans Ultra Bold Conder
Teknik
: Digital Print
Mobile Advertising 4.7.1 Tampilan Desain
Gambar 4.14 Desain Mobile Advertising
65
Nama Media
: Mobile advertising
Ukuran
: pada bagian samping ( 200 cm x 150 cm) Pada bagian belakang (150 cm x 100 cm)
4.7
Bahan
: vynyl frontlite
Huruf
: Arial black, Bauhaus93 dan Giil Sans Ultra Bold Conder
Teknik
: cutting sticker
Umbul-Umbul
Gambar 4.16 Desain Umbul-umbul
Nama Media
: Umbul-umbul
Ukuran
: 400 cm x 90 cm
Bahan
: clooth banner
Huruf
: Aero dan Wollstonecroft
Teknik
: Digital Print
66
4.9
Spanduk 4.9.1 Tampilan Desain
Gambar 4.18 Desain Spanduk
Nama Media
: spanduk
Ukuran
: 400 cm x 100 cm
Bahan
: Clooth Banner
Huruf
: Arial black, Bauhaus93 dan Giil Sans Ultra Bold Conder
Teknik cetak
: Digital Print
4.10 Katalog
67
Gambar 4.20 Desain Katalog
Nama Media
: Katalog
Ukuran
: 15cm x 10cm (tertutup), 30cm x 10cm (terbuka)
Bahan
: Art Paper 260 gsm (cover) Art Paper 150 gsm (isi)
Huruf
: Arial black, Bauhaus93 dan Giil Sans Ultra Bold Conder
Teknik
: Digital Print
5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan Setelah melakukan survey dan penelitian pada studi kasus desain komunikasi visual untuk kampanye penanganan sampah plastik di Bali dalam upaya pelestarian lingkungan, berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali dengan menerapkan metode-metode penelitian maka dapat ditarik suatu kesimpulan antara lain: - Dalam proses perancangan media yang ditujukan untuk menambah ketertarikan masyarakat, terutama para remaja terhadap gaya hidup yang diharapkan dapat memberikan informasi yang efektif dan komunikatif, maka media yang akan diwujudkan dalam upaya tersebut yakni Poster, flyer, Tas kanvas, T-shirt, Spanduk, Billboard, Roll up banner, Mobile Advertising, Umbul-Umbul, dan Katalog. - Upaya perancangan media komunikasi visual untuk dapat menambah ketertarikan masyarakat, terutama para remaja terhadap gaya hidup hijau harus mengacu pada konsep dasar yaitu “edukatif” sehingga pesan yang terkandung pada media, tepat sasaran serta didukung unsur-unsur visual yang menarik sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat. 5.2 Saran Saran-saran penulis sebagai bahan pertimbangan setelah mengetahui dan melakukan studi penelitian ini, antara lain: -
Untuk mencapai hasil yang maksimal diharapkan dalam proses perancangan suatu media komunikasi visual dalam usaha menunjang kegiatan penyuluhan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali menggunakan jasa atau tenaga seorang desainer agar pesan yang disampaikan melalui pengadaan media kepada masyarakat dapat diterima dengan baik dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
34
35
-
Dalam pemilihan media komunikasi visual sebagai media penunjang kegiatan penyuluhan sebaiknya mengacu pada kebutuhan sasaran terhadap media dan efektifitas media dalam menjangkau sasaran.
-
Perlunya peran serta masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan cara-cara sederhana dalam gaya hidup hijau.
-
Kepedulian terhadap sesama juga mestinya ditingkatkan karena akan menjadi dasar seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan untuk kepentingan bersama.
36
PESANTUNAN Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa, berkat kehendak-Nyalah
Tugas
Akhir
(Studio)
yang
berjudul
“DESAIN
KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KAMPANYE EDUKASI PEDULI LINGKUNGAN DALAM PENANGANAN SAMPAH PLASTIK DI BALI” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam usaha menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti perkuliahan di Institut Seni Indonesia Denpasar. 2. Ibu Dra. Ni Made Rinu, M.Si selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberikan fasilitas selama mengikuti perkuliahan di Institut Seni Indonesia Denpasar. 3. Bapak Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes selaku Ketua Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberikan wawasan dan pengarahan dibidang kurikulum. 4. Bapak Ida Bagus Ketut Trinawindu, S.Sn., M.Erg selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Denpasar yang juga telah memberikan wawasan dan pengarahan dibidang kurikulum khususnya bidang studi Desain Komunikasi Visual. 5. Bapak Drs. I Wayan Swandi, M.Si selaku pembimbing akademik yang memberikan bimbingan selama perkuliahan kepada penulis. 6. Bapak Drs. Cok Gd Raka Swendra, M.Si. selaku pembimbing I yang memberikan bimbingan kepada penulis. 7. Ibu Desi In Diana Sari, S.Sn., M.Sn. selaku dosen pembimbing II yang juga memberikan bimbingan kepada penulis. 8. Semua pihak dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali yang telah memberikan data informasi dan masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 9. Semua keluarga, kerabat dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
37
kesediaannya membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis sadar bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Denpasar,
Februari 2013
Penulis
38
DAFTAR RUJUKAN Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka. Anwar, Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya: Amelia Arikunto, Subarsimi. 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hendratman, Hendi, ST. 2008. Tips N Trix Computer Graphics Design. Bandung : Informatika Kusmiati, A.R.1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V. Andi Offset Moelong, Lexy. 2001. Metode Penelitian Kwalitatif. Bandung: PT.Remaja. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalilea Indonesia Nuradi, Wisaksono Noeradi, Harimurti Kridalaksana, Nani R. Indrati. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta: C.V. Andi Offset Rustan, Surianto, S.Sn. 2011. HurufFontTipografi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sachari. 2005. Pengantar Metodelogi Penelitian Budaya Rupa dan Desain. Arsitektur. Seni Rupa dan Kriya. Bandung: Erlangga Safanayong, Yongky. 2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat: Arte Intermedia. Sanyoto, Ebdi Sadjiman. 2005. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press. Sarwono, Jhonatan & Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi. Suyanto, M. 2004. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Jakarta: Andi.
39
http://bandung.olx.co.id/rovell-digital-printing-iid-167815116) www.blh.baliprov.go.id /berita/2011/2/sosialisasi-bali-green-province diunduh 20/10/2012). http://blog.elearning.unesa.ac.id/elly-nurcahyanti/manfaat-daur-ulang-sampah diunduh 20/10/2012. http://callmeesen.blogspot.com/2011_05_14_archive.html - diunduh tanggal 22/10/2012 ) http://desaingrafisonline.blogspot.com/2008/12/prinsip-titik-fokus.html http://flickrhivemind.net/Tags/anjana/Interesting www.georgehernandez.com – diunduh tanggal 17/11/ 2007 http://www.handprint.com/HP/WCL/princsum.html, diakses 25 oktober 2012 (http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Dapur/Artikel/Membuat-Desain-Dapur-yangErgonomis). http://id.wikipedia.org/wiki/Cetak_offset - diunduh tanggal 21/07/2005 http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_massa http://id.wikipedia.org/wiki/ukuran kertas / - diunduh tanggal 06/12/2012 http://www.indomultimedia.com, diakses 20 oktober 2012 http://www.kencanaputra.com/content/view/16/33/http://kukuhadiprasetyo.blogsp ot.com/-diunduh tanggal 09/05/2011 Http://sporteducation-hackerandeducation.blogspot.com/2012/05/pengertianfolderposterspanduk.html www.tatristory.wordpress.com http://telsetnews.com/?option=com_content&view=category&id=73&layout=blog &Itemid=200076&limitstart=120 - diunduh tanggal 20/10/2012 http://www.jeffective.com/blog/?cat=7 – diunduh tanggal 25/10/2012