Dari Redaksi
Semarang, 1 Februari 2013
Hati Sebagai Hamba Oleh kemurahan Tuhan, kita telah memasuki bulan Pebruari. Di bulan ini ada peringatan Hari Valentine, yang disebut juga “Hari Kasih Sayang”. Orang berbagi coklat atau barang Jl. Pringgading 13 Semarang-50135 Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861 lainnya yang intinya adalah mengasihi. email :
[email protected] Alkitab menyatakan bahwa kasih sejati website : www.sinarkasih.net diwujudkan dengan memberikan pemberian Ruang Tanya Jawab :
[email protected] terbaik bagi orang-orang yang kita kasihi, bahkan juga … musuh kita. Kasih itu telah dinyatakan oleh Allah sendiri kepada kita dengan memberikan Anak-Nya yang Tunggal, yaitu Yesus Kristus, untuk memulihkan kita dari 'hamba dosa' menjadi 'hamba kebenaran'. Oleh sebab itu kita harus memiliki hati seorang hamba. Kasih Tuhan tidak kita nikmati sendiri, tetapi kita nyatakan dengan kesediaan melayani orang lain. Pelayanan seorang hamba hanya berdasar pada satu hal utama yaitu mensyukuri apa yang telah tuannya lakukan baginya. Yesus Kristus telah menebus kita dengan darah-Nya. Sekarang kita adalah milik-Nya sehingga harus melayani sesama kita sesuai dengan kehendak-Nya. Selamat melayani dengan hati seorang hamba.
Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara dengan berkat-Nya yang melimpah.
Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Budhi Wibowo Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito Sekretaris : Bibit Gunawan Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Leny Pancaningrum (LP), Imeiliana (MI), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdm. Yurianto (YR), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdt. Daud Wenny (DW) Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah)
n a n a g g n a erl B m r o F Harap diisi dengan huruf cetak
Nama
: _____________________________________________
Alamat
: _____________________________________________ _____________________________________________
Kota & Kode Pos : _____________________________________________ Telepon/HP
: _____________________________________________
Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim): Jawa
:
6 bulan Rp 33.000,-
12 bulan Rp 66.000,-
Luar Jawa
:
6 bulan Rp 36.000,-
12 bulan Rp 72.000,-
Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381 Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.
Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.
Tanda tangan pelanggan
(_____________________)
Bacaan Alkitab Setahun
Imamat 13-14
jumat, 1 februari 2013
Hamba Tuhan Yosua 24:1-33 … Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! Yosua 24:15
Ketika seseorang menjadi pemimpin, hanya ada dua kemungkinan sikap yang akan ditunjukkannya: arogan dan main perintah; atau rendah hati dan mau melayani sebagai hamba. Kini banyak dibicarakan tentang kepemimpinan yang melayani, yang menjadi teladan bagi orang lain. Yosua adalah teladan yang sangat baik dalam hal kepemimpinan. Kalau tadinya Yosua disebut sebagai 'abdi Musa' atau 'hamba Musa' (Yosua 1:1), di akhir hidup dan pelayanannya ia disebut sebagai 'hamba Tuhan' (Yosua 24:29). Beberapa hal berikut merupakan faktor penentu perubahan identitas Yosua dari 'abdi manusia' menjadi 'hamba Tuhan'. Pertama, ia hidup dalam ketaatan akan firman Tuhan (Yosua 1:7-8). Kedua, ia tidak gentar menghadapi kota Yerikho yang besar, sebab imannya berfokus pada Tuhan yang memberinya kemenangan. Ketiga, ia melakukan perbuatan kasih dengan menyelamatkan Rahab dan keluarganya (Yosua 6). Keempat, ia tegas terhadap dosa, misalnya dalam kasus Akhan (Yosua 7). Kelima, ia ingat terhadap teman lama seperjuangannya, yaitu Kaleb. Yosua memberikan kepada Kaleb pegunungan Hebron yang dimintanya untuk diduduki dan menjadi miliknya (Yosua 14). Keenam, ia mengingatkan umat Tuhan akan pelbagai mukjizat dan tanda ajaib yang Tuhan telah lakukan bagi umatNya dan mendorong umat Tuhan untuk tetap setia kepada-Nya (Yosua 24:1-13). Ketujuh, Yosua memberi teladan di mana ia dan seluruh keluarganya tetap setia beribadah kepada Tuhan. Sebagai hamba Tuhan, sesibuk apa pun pekerjaan dan pelayanan kita tidak boleh membuat kita menelantarkan keluarga. Kita harus dapat menjadi teladan bagi keluarga-keluarga yang lain. (PF)
DOA Semua orang percaya adalah hamba Tuhan yang mampu menjadi teladan. renung a
n
Agar semua orang percaya mampu menjadi teladan bagi banyak orang.
Bacaan Alkitab Setahun
Imamat 15-17
sabtu, 2 februari 2013
Hamba Kebenaran Roma 6 : 15 -23 … demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. Roma 6:19
Perubahan radikal terjadi ketika seseorang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Setelah percaya Tuhan Yesus Kristus, ia memiliki “tuan” yang baru. Tuan yang lama yaitu dosa ditinggalkan selamanya. Dan kini, memiliki tuan yang baru yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dahulu ia mengerjakan hal yang cemar dan durhaka, tetapi sekarang ia mengerjakan hal yang kudus dan benar. Seseorang yang hidup sebagai hamba kebenaran akan merasa malu apabila dia melakukan hal yang cemar kembali. Memang dia bisa terkena godaan, tetapi tidak lagi memiliki minat untuk melakukan dosa dan kecemaran seperti dahulu. Bukan berarti “kebal” terhadap kejatuhan dari dosa, tetapi yang jelas dia tidak mudah jatuh dalam dosa. Dosa bukan lagi hal yang enak untuk dinikmati, tetapi justru membuatnya merasa jijik dan muak! Sebaliknya, seorang yang hidup sebagai hamba kebenaran, menjaga hidupnya agar tidak dicemarkan oleh berbagai perbuatan dosa. Dia tidak memakai mulutnya untuk berkata bohong, kotor, dan mengadu domba. Hatinya tidak dibiarkan berisi kebencian, amarah dan kejahatan. Tidak ada tempat di pikirannya untuk kecemaran, kenajisan dan pornografi. Dia merindukan hidup kudus dan mengerjakan hal yang kudus. Mari kita koreksi diri masing-masing, apakah hari ini kita masih hidup sebagai hamba kebenaran? Ayat mas kita mengatakan kita “harus,” jadi bukan himbauan atau pilihan, melainkan suatu kewajiban. Sudahkah anggota tubuh kita dan pancaindra kita digunakan sebagai hamba kebenaran? Jikalau ada yang perlu dikoreksi dari diri sendiri, dengan rendah hati kita akui di hadapan Tuhan. (LB)
DOA Setelah ditebus, hiduplah sebagai hamba kebenaran. renung a
n
Sikap dan keputusan orang Kristen dalam rumah tangga dan bisnis
Bacaan Alkitab Setahun
Imamat 18-20
minggu, 3 februari 2013
Hamba Yang Jahat Matius 18:21-35 “Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” Matius 18:35
Petrus bertanya apakah sebanyak tujuh kali ia harus mengampuni jika ada saudara yang bersalah kepadanya? Jawaban Tuhan Yesus adalah sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali. Suatu lambang angka yang tidak terbatas. Sebagai manusia, kita juga cenderung menghitung kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh seseorang terhadap kita dan membiarkan diri kita membalas dendam bila jumlah kesalahan orang tersebut sudah mencapai batas yang kita tentukan. Kita pun cenderung melangkahi kedaulatanNya, padahal Ia sudah melimpahkan pengampunan pada kita. Tuhan Yesus memperjelas jawaban-Nya dengan memberikan perumpamaan tentang seorang hamba yang jahat. Mengapa ia disebut jahat? Karena ia sudah dibebaskan dari hutang sebanyak 10.000 talenta oleh tuannya, namun hamba ini tidak mau membebaskan hutang temannya sebanyak 100 dinar. Malah ia memenjarakan temannya. Tuannya mengetahui hal itu dan marah besar sehingga hamba yang jahat itu diserahkan kepada algojo-algojo. Dua hal penting yang dapat kita pelajari dari firman Tuhan ini yakni: pertama, mengampuni dengan segenap hati adalah keharusan bagi kita yang sudah mengaku percaya kepada Tuhan. Kedua, jika kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain, kita dikatakan sebagai orang yang jahat dan yang belum benar-benar bertobat. Walaupun kita mengaku menjadi pengikut Tuhan namun kalau dalam tindakan kita tetap bersikeras untuk tidak mengampuni, bersikap kejam dan tak berbelas kasihan pada orang yang menyakiti kita, kita akan disebut sebagai orang-orang yang jahat! Kita berada dalam bahaya yang sangat besar karena Tuhan pun tidak mau mengampuni kita jika kita tidak mau mengampuni sesama kita. (AS)
DOA Sebelum terlambat, cepatcepatlah mengampuni orang lain dengan segenap hati! renung a
n
Tuhan, mampukan kami untuk mengampuni dengan segenap hati.
Bacaan Alkitab Setahun
Imamat 21-23
senin, 4 februari 2013
Hamba Yang Sejati Filipi 2:1-11 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Filipi 2:5
Ada orang-orang yang ingin tampil seperti atau menyerupai orang lain. Bahkan ada pula yang penampilannya seperti Yesus Kristus: berambut panjang, berjenggot, berjubah, dan sebagainya. Yang perlu kita teladani dari Yesus Kristus bukan penampilan fisik-Na, tetapi kualitas rohani-Nya, juga pikiran dan perasaan-Nya. Figur hamba sejati tidak dapat dipisahkan dari kehidupan Tuhan Yesus Kristus. Sebagai Allah yang pernah menjadi manusia, Yesus Kristus telah memberikan contoh mengenai kehidupan hamba yang sejati. Sebagaimana yang telah ditulis oleh Rasul Paulus dalam suratnya yang ditujukan kepada jemaat Filipi, hamba sejati digambarkan sebagai orang yang taat melakukan pekerjaan, siap untuk tidak dihargai, dan bekerja tanpa pamrih. Bahkan hamba sejati digambarkan sebagai panggilan berani mati demi pekerjaannya. Mengingat tantangan yang timbul dari kebutuhan dasar manusia yang menyangkut kebutuhan jasmani dan jiwani begitu kuat di tengah perubahan zaman, tidak menutup kemungkinan bisa membuat tujuan pelayanan menjadi kabur. Pelayanan demi uang, demi jabatan, dan demi yang lain, tanpa disadari mulai menggeser pelayanan yang seharusnya berorientasi pada Kristus dan beralih menjadi berorientasi pada diri sendiri. Oleh karena itu mental dan semangat seorang pelayan Tuhan haruslah tetap dijaga dengan baik yaitu memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Kemuliaan Kristus harus menjadi fokus dalam hidup kita. Mulailah sekarang memikirkan apa yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, semua yang baik dan yang patut dipuji dalam setiap melakukan tugas pekerjaan dan pelayanan. Percayalah Tuhan akan berkenan atas hidup kita yang mau belajar sebagai hamba sejati seperti Kristus. (ADL/PF)
DOA Hamba sejati adalah hamba yang diperkenan oleh Tuannya. renung a
n
Doakan semua umat Tuhan supaya tetap membawa Kristus dalam melakukan tugas dan pelayanannya.
Bacaan Alkitab Setahun
Imamat 24-26
selasa, 5 februari 2013
Pengabdian 1 Korintus 16:15-18 .... Stefanus dan keluarganya adalah orangorang yang pertama-tama bertobat di Akhaya, dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan orang-orang kudus. 1 Korintus 16:15
Zhang Da adalah satu-satunya anak kecil yang mendapat anugerah penghargaan tinggi dari pemerintah China karena perhatian dan pengabdiannya yang luar biasa kepada ayah kandungnya. Di usia 10 tahun ia ditinggal pergi oleh ibunya yang tidak tahan hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin, maka Zhang Da mengambil alih tanggung jawab yang begitu berat. Sepulang sekolah, Zhang Da bergabung dengan para tukang untuk bekerja membelah batu demi membiayai kebutuhan hidup sehari-hari dan membeli obat untuk ayahnya. Ia merawat ayahnya dengan baik. Ia menggendong ayahnya ke WC, menyeka dan memandikan. Bahkan ia belajar menyuntik seperti seorang suster sehingga ia terampil menyuntikkan obat ke tubuh ayahnya. Pengabdikan diri adalah sebuah pelayanan yang penuh tanggung jawab dan pengorbanan. Semua yang dilakukan bersifat murni tanpa ada maksud-maksud tertentu atau untuk kepentingan pribadi. Demikianlah juga yang dilakukan oleh Stefanus dan keluarganya. Sejak bertobat dan dibaptis, mereka mengabdikan hidup kepada pelayanan orang-orang kudus yang tidak lain adalah jemaat Allah. Mereka menjadi rekan sepelayanan Paulus yang diutus untuk melayani jemaat di Korintus. Itu sebabnya Paulus meminta kepada Jemaat Korintus untuk menaati dan memberikan perhatian karena mereka sudah berjerih lelah; serta menghargai mereka karena pelayanan yang mereka lakukan telah menjadi berkat. Bukan saja Paulus, tetapi hati jemaat di Korintus telah disegarkan oleh pelayanan yang dilakukan Stefanus dan keluarganya. Sudahkah kita menghargai para hamba Tuhan yang telah mengabdikan hidup mereka dengan tulus hati? Mari kita doakan kehidupan para hamba Tuhan yang telah melayani jemaat Tuhan dengan setia. (LL)
DOA Orang yang mengabdikan hidupnya untuk Tuhan patut mendapat penghargaan. renung a
n
Tuhan, berkatilah hamba-hamba-Mu yang sudah mengabdikan hidup mereka untuk melayani Tuhan dan sesama.
Bacaan Alkitab Setahun
Imamat 27- Bilangan 2
rabu, 6 februari 2013
Rendah hati Lukas 19:1-10 …., , tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya. Amsal 3:34
Manusia yang berdosa cenderung bersikap sombong. Ia suka mempertahankan prinsip-prinsipnya sendiri walaupun itu salah. Keengganan untuk membuka diri dan membuat benteng pertahanan bagi diri sendiri menjadikan seseorang sulit untuk mempunyai sikap rendah hati. Zakheus walaupun kaya dan mempunyai kuasa namun ia sungguhsungguh mencari Yesus tanpa malu-malu dan juga tidak mempertahankan status sosialnya. Zakheus sangat ingin bertemu Yesus meski harus dilaluinya dengan memanjat pohon karena ia pendek. Yesus mengetahui isi hati Zakheus. Itu sebabnya Yesus meminta Zakheus turun dari pohon dan berkenan mampir ke rumahnya serta makan bersamanya. Sejak bertemu Yesus, transformasi hidup terjadi dalam diri Zakheus. Ia yang dulunya berorientasi pada uang dan kekuasaan, menjadi orang yang terbuka dan murah hati. Bahkan ia berani menyerahkan setengah dari harta miliknya kepada orang miskin (ayat 8). Perubahan drastis ini dimulai dari keinginannya untuk sungguhsungguh merendahkan hati di hadapan Tuhan. Tuhan berfirman, “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersamasama orang yang remuk dan rendah hati” (Yesaya 57:15). Pertobatan dapat terjadi karena adanya sikap rendah hati. Dan Roh Kuduslah yang mengerjakannya di dalam hati orang yang rendah hati. Orang yang rendah hati dikasihi Tuhan. Ia membimbingnya menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya (Mazmur 25:9) . Sebaliknya orang yang sombong dan congkak akan dihancurkan. Kita sepantasnya belajar dari hidup Zakheus, seorang yang mengalami transformasi hidup oleh karena memiliki kerendahan hati. Amin. (YL)
DOA Rendah hati adalah salah satu nilai hidup kekristenan. renung a
n
Tuhan, buang semua sikap sombongku dan jadikan aku menjadi orang yang rendah hati.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 3-5
kamis, 7 februari 2013
Ketaatan Mutlak Filipi 2:1-11 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Filipi 2:8
Dalam tradisi kemiliteran Jepang kuno ada tindakan ekstrim yang dinamakan “Harakiri”. Setiap prajurit selalu dibekali pisau khusus disamping senjata lainnya. Pisau khusus itu tidak sembarangan digunakan kecuali jika ia gagal melaksanakan tugasnya. Seseorang yang gagal dalam menjalankan tugas di medan pertempuran, ia harus menebusnya dengan cara mengakhiri hidupnya dengan pisau khusus itu dan tindakan itu dilakukan tepat menghadap gambar kaisar. Inilah yang disebut dengan “Harakiri”. Betapa taatnya prajurit Jepang terhadap perintah kaisar walaupun nyawa sebagai tebusannya dan meski hanya di depan gambar kaisar saja namun ia pun tetap menunjukkan ketaatan yang mutlak. Jika prajurit Jepang taat pada kaisar, tidakkah kita seharusnya memiliki ketaatan yang lebih terhadap Tuhan kita? Tuhan Yesus telah taat kepada Bapa-Nya. Ia mengambil rupa sebagai manusia dan dalam kemuliaan-Nya itu ia taat sampai mati di kayu salib. Ia tidak berlaku taat untuk kepentingan atau keuntungan bagi diri-Nya sendiri, namun justru demi kitalah Dia mempertaruhkan ketaatan-Nya secara mutlak agar kita dapat memperoleh kehidupan kekal. Jalan salib yang Ia tempuh menaruh harapan pada kita agar kita memiliki ketaatan untuk tidak mementingkan diri sendiri melainkan kepentingan orang lain juga. Dengan mempersekutukan diri kita dengan ketaatan Tuhan Yesus, kita dapat melihat bagaimana Bapa telah meninggikan Yesus supaya di dalam Yesus bertekuk lutut segala yang di bumi dan yang di langit. Kerinduan Allah adalah agar semua lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Ketaatan mutlak harus kita berikan dalam menjalankan kehidupan Kristen kita untuk saling mengasihi, tidak mementingkan diri sendiri dan menaruh pikiran dan perasaan Kristus dalam kehidupan keseharian kita sehingga melalui kita, Ia akan menarik semua orang untuk datang kepada-Nya. (SM)
DOA Jika kita terlalu mudah untuk hal yang sia-sia, tidakkah kita lebih baik taat untuk kemuliaan Tuhan kita? renung a
n
Anak-anak Tuhan memberikan ketaatannya bagi kemuliaan-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 6-7
jumat, 8 februari 2013
Tidak Menuntut Hak 1 Korintus 9:1-27 … Tetapi kami tidak menggunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, … 1 Korintus 9:12
Sekali waktu salah seorang teman saya akan mengantarkan barang ke sebuah alamat, namun ia mengalami kesulitan. Ia bertanya kepada seorang tukang ojek jalan menuju alamat tersebut. Tukang ojek ini mengatakan bahwa ia mau mengantar teman saya itu melalui jalan yang cukup jauh dan berliku-liku hingga tiba di alamat yang dituju. Sesudah selesai, sebagai ungkapan terima kasih, teman saya menyodorkan sejumlah uang. Namun uang itu ditolaknya seraya berkata, “Terima kasih, pak. Saya bisa mengantarkan bapak sudah merupakan upah saya sebagai makhluk Tuhan yang harus tolong-menolong.” Luar biasa, bukan? Rasul Paulus mengatakan bahwa sebagai seorang rasul yang telah berjerih lelah sedemikian rupa, dan melakukan perjalanan penuh tantangan dan bahaya demi jemaat-jemaat yang dilayaninya, maka ia pantas memperoleh haknya. Hak seorang rasul atau pelayan Tuhan bisa berbentuk materi guna memenuhi pelbagai kebutuhannya secara wajar dan juga untuk pelayanan (ayat 13-14), atau non-materi berupa penghormatan dan sanjungan. Kalaupun seseorang menuntut hak itu, bisa tetap dibenarkan menurut hukum Tuhan, karena untuk setiap orang yang bekerja ada upahnya (ayat 9), namun Rasul Paulus tidak menuntut haknya. Ia justru banyak berkorban dan melayani tanpa pamrih. Kerinduannya hanyalah bisa memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus dan memenangkan sebanyak mungkin orang bagi Kristus. Mari kita tingkatkan loyalitas kita kepada Tuhan dalam pelayanan kita, karena Ia telah menebus dan menyelamatkan kita; kepada perusahaan di mana kita bekerja; dan juga kepada negara dan bangsa Indonesia sebagai warga negara yang baik. (PF)
DOA Lakukan kewajiban kita, dan jangan hanya menuntut hak. renung a
n
Loyalitas setiap orang percaya kepada Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 8-10
sabtu, 9 februari 2013
Tunduk Pada Pemimpin Bilangan 12:1–16 Kata mereka: “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraaan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” Bilangan 12:2a
Musuh terbesar setiap orang adalah egonya sendiri. Orang bisa mengalahkan bermacam-macam kesulitan yang terjadi, dia bisa bertahan dalam kekurangan, tidak tergoda dalam kelimpahan. Namun, seringkali gagal dalam menundukkan keinginan diri sendiri. Merasa diri hebat bisa memunculkan sikap sombong dan arogansi. Miryam dan Harun bersungut-sungut dan memandang remeh Musa sebagai pemimpin yang Tuhan tetapkan saat itu. Mereka merasa diri mereka juga adalah orang yang dipakai oleh Tuhan dan bisa bertindak sebagai pemimpin seperti Musa. Sikap demikian ternyata dipandang oleh Tuhan sebagai hal yang salah. Akibat kelancangannya itu, Tuhan menghukum Miryam dengan penyakit kusta. Seorang bisa menjadi pemimpin yang baik, apabila dia sendiri bisa menjadi pengikut yang baik. Bukan seorang yang suka menggerutu dan menyebar gosip di belakang pemimpinnya sendiri. Bukan juga seorang yang suka menjilat pemimpinnya sehingga nampak baik sikap dan perilakunya, padahal sesungguhnya tidak tulus. Sebagian orang tercobai oleh egonya sendiri dan ambisius mengambil posisi sang pemimpin di atasnya. Jadilah seorang yang menghormati otoritas Tuhan atas orangorang yang ditetapkan sebagai pemimpin kita. Dalam keluarga, suami adalah pemimpin yang patut dihargai dan dijaga wibawanya oleh istri dan anak-anak. Di kantor, kerjakan tugas yang diberikan pimpinan dengan penuh tanggung jawab. Di gereja, ada pimpinan rohani dan kemajelisan yang patut juga didukung dan dihargai kepemimpinannya, karena Tuhan menetapkan mereka. (LB)
DOA Tunduk kepada Tuhan akan nampak tatkala seseorang menghormati otoritas pemimpin di atasnya. renung a
n
Para buruh dan karyawan agar bekerja dengan baik dan sungguh hati.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 11-13
minggu, 10 februari 2013
Siap Kerja Lukas 14:25-35 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Lukas 14:28
Perencanaan merupakan langkah yang penting dalam mempersiapkan sebuah pekerjaan. Selain bisa memperkecil risiko kesalahan dan kegagalan, juga menghasilkan pekerjaan yang baik dan maksimal. Demikian juga dalam pelayanan yang harus kita kerjakan sebagai murid Tuhan. Tuhan mengajar orang banyak yang ingin menjadi murid-murid-Nya tentang pentingnya sebuah perencanaan. Tujuannya adalah agar setiap keputusan yang akan dikerjakan tidak mengambang, melainkan memiliki landasan atau alasan yang kuat. Tujuan Tuhan menghendaki pentingnya perencanaan, di antaranya adalah pertama, supaya semua orang yang siap menjadi murid Tuhan sanggup menghadapi setiap tantangan yang ada dalam melakukan tugas pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan. Kedua, Tuhan menghendaki agar semua muridNya, termasuk semua orang percaya, bisa menuntaskan tugas panggilan pelayanan dan tidak berhenti di tengah jalan. Jangan seperti membangun sebuah rumah yang terhenti oleh karena tidak ada bahan dan modal yang bisa dipakai untuk melanjutkan pembangunan. Ketiga, supaya dalam menjalankan tugas pelayanan menjadi lebih teratur dan rapi. Kehidupan yang teratur dan rapi merupakan bagian dari warna kehidupan yang dikehendaki Tuhan atas murid-murid-Nya, sehingga hidup yang dijalaninya bisa memberkati orang lain dan mempermuliakan Tuhan. Marilah kita persiapkan dengan baik melalui perencanaan atas pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan yang harus kita kerjakan. Biarlah nama Tuhan Yesus semakin dipermuliakan oleh semua orang melalui pelayanan kita. (ADL)
DOA Perencanaan kerja yang baik berbuahkan keberhasilan. renung a
n
Para hamba Tuhan yang bekerja di ladang misi.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 14-16
senin, 11 februari 2013
Bekerja Keras Amsal 6:6–11 Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Amsal 6:6
Saya perhatikan semut merah yang ada di halaman rumah,. Mereka berjalan berbaris tanpa mengenal waktu dan lelah. Pagi hari mereka ada, siang ada, sore hari pun mereka terus berjalan berderet-deret. Mereka berjalan begitu jauh, kemudian naik ke tembok entah sampai ke mana perginya. Semut adalah hewan kecil yang gigih dan pantang menyerah, rajin bekerja di setiap musim. Kitab Amsal pun tertarik untuk memakai perilaku semut saat menegur orang-orang yang malas. Orang malas biasanya pandai mencari dan memberi alasan, sehingga disebut “Mr. Alasan”. Orang yang malas juga selalu pesimis saat menghadapi kesulitan. Dia seringkali berucap: “Ya… sebenarnya saya bisa, tetapi ….sulit,” lemah dalam berinisiatif dan selalu menunggu orang lain menolong atau memberi pekerjaan. Pekerjaan itu pun seringkali ditolak ketika melihat ada kesulitan atau membuat dirinya harus bekerja keras. Jadi orang yang bersifat malas, enggan berjuang dalam hidupnya. Lebih sering waktunya dibiarkan berlalu tanpa berbuat sesuatu yang bermanfaat, suka bersantai-santai, berbaring, tidur, melipat tangan saja. Alkitab mengatakan konsekuensi orang yang malas adalah kemiskinan dan kekurangan uang terus menerus. Bekerja keras adalah kunci untuk membuka berkat Tuhan dicurahkan dalam hidup ini. Belajar dari si semut dan mulailah berpikir apa yang bisa segera dikerjakan oleh tangan sendiri. Jadilah kreatif dan dinamis lalu melangkah untuk bekerja. Tekuni pekerjaan niscaya ada jalan terbuka untuk mengubah kemiskinan dan kekurangan menjadi kecukupan dan berkelimpahan. Jangan bermanja diri, melainkan berjerih lelah maka ada rejeki yang siap menanti. (LB)
DOA Waktu terus berjalan maju, raihlah hasil terbaik melalui kerja keras dan kerja cerdasmu. renung a
n
Semangat bekerja dari orang-orang Kristen.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 17-19
selasa, 12 februari 2013
Memuaskan Tuan-Nya Matius 25:14-30 ...Baik sekali perbuatanmu... hai hambaku... Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Matius 25:21 Pada zaman dulu kebanyakan kantor mencari pegawai Kristen karena dianggap memiliki kinerja yang maksimal. Namun betapa mengejutkan karena di kota metropolitan, pegawai kristen tidak lagi dicari. Menurut para pemilik perusahaan, kinerja mereka kurang baik. Ada yang pada jam kerja bermain games online, chatting hal yang tidak perlu, menyebarkan gosip bahkan memakai alasan melayani di gereja untuk bisa libur dari kantor. Bagaimana hati seorang atasan dipuaskan jika kinerja para bawahannya seperti ini? Melalui perumpamaan tentang talenta, Tuhan Yesus merindukan adanya kesungguhan dalam diri tiap anak-anak Tuhan khususnya saat mereka diberi tanggung jawab dalam pekerjaan. Hamba yang pertama dan kedua yang dipercaya lima talenta dan dua talenta menjalankan kepercayaan yang diberikan kepada mereka dengan baik. Dikatakan bahwa mereka “segera” pergi (ayat 16) untuk mengelola talenta yang dipercayakan sehingga menghasilkan laba. Apa yang membuat puas hati seorang atasan kepada pegawainya? Yaitu saat pegawainya segera menjalankan tugas yang diberikan tanpa menunda-nunda. Selain itu mereka berdua juga melakukan pekerjaan mereka secara maksimal sekalipun tidak ditunggui tuannya. Hal ini berbanding terbalik dengan dunia zaman sekarang, saat atasan pergi, para pekerja asyik bermain games, chatting, dan sebagainya tapi saat tuannya ada pura-pura dengan rajin menyelesaikan pekerjaannya. Ada hasil yang luar biasa yang akan diterima oleh anak buah apabila tuannya puas dengan hasil pekerjaan anak buahnya. Ia akan diberi kepercayaan yang lebih besar bahkan apa yang dimiliki tuannya, anak buah juga bisa merasakannya. Mari menjadi orang Kristen yang memiliki kinerja yang baik di mana pun kita berada. (LP)
DOA Ada atau tidak ada tuan kita, lakukan pekerjaan dengan maksimal. renung a
n
Anak-anak Tuhan menjadi teladan di tempat kerjanya.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 20-22
rabu, 13 februari 2013
Tidak Tergoda Kejadian 39:7-10 … Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia. Kejadian 39:10
Ada seorang pemuda yang sudah cukup lama tinggal di Jakarta, kembali ke kampung halamannya. Sesampainya di rumah, ia terkejut karena mantan kekasihnya yang juga tinggal di kampung halamannya tersebut mengetahui kedatangannya dan menghubunginya lewat telepon. Dalam percakapan tersebut ternyata perempuan itu masih menyukai pemuda ini meskipun ia sudah menikah sejak pemuda ini bekerja selama enam tahun di Jakarta. Singkat cerita dalam pembicaraan mereka, perempuan tersebut mengajak pemuda ini bertemu di sebuah hotel untuk 'melepas rindu', tetapi pemuda ini menolaknya dan tidak mau menerima ajakan mantan kekasihnya itu. Karena takut akan Tuhan, maka pemuda ini dengan tegas berkata 'tidak' terhadap godaan dari perempuan itu. Seperti halnya Yusuf, dia terus-menerus digoda oleh istri Potifar, tetapi Yusuf menolaknya (Kejadian 39:10). Apa rahasia Yusuf sehingga dia tidak tergoda oleh bujuk rayu istri tuannya itu? Pertama, Yusuf adalah seorang yang memiliki prioritas dan bertanggungjawab. Yusuf tahu batasan-batasan mana yang harus di lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan (Kejadian 39:8,9a) Prioritas dan tanggungjawab Yusuf adalah melayani dan mengatur apa yang dipercayakan Potifar di rumah itu dengan baik dan benar. Dia tidak mau kehilangan kepercayaan dari tuannya dan melanggar ketetapan yang ada. Kedua, Yusuf adalah seorang yang takut akan Tuhan (Kejadian 39:9b). Orang yang takut akan Tuhan tidak akan berbuat dosa sekalipun tidak ada orang lain yang melihatnya. Dia sadar bahwa ada sepasang mata Tuhan yang selalu mengawasinya, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Tuhan. Jangan mudah tergoda dengan keinginan mata dan keinginan daging kita yang dapat menjerumuskan kita kepada penyesalan dan penderitaan. (DI)
DOA Katakan 'tidak' terhadap godaan yang membawa diri pada perbuatan dosa.
renung a
n
Agar setiap orang Kristen hidup dalam kekudusan dan takut akan Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 23-25
kamis, 14 februari 2013
Hati Yang Mengasihi 2 Samuel 9:1-13 “Kemudian berkatalah Daud kepadanya: “Janganlah takut, sebab aku pasti menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; … 2 Samuel 9:7
Kebanyakan orang terutama kaum remaja, menjadikan hari Valentine sebagai momen untuk mengungkapkan rasa sayang kepada orang-orang yang dikasihi dengan cara memberi hadiah berupa bunga, coklat atau pun hadiah-hadiah yang lain. Begitu mudah memberi kepada orang yang kita kasihi, tetapi bagaimana sikap kita sebagai orang percaya terhadap orang-orang yang menyakiti kita? Firman Tuhan mengajarkan kita agar terus mengasihi walaupun ada hal-hal yang menyakitkan yang terasa “sulit” dilupakan. Kita mengenal tokoh Alkitab yang bernama Daud. Sebagai raja, Daud memberikan contoh nyata bagi kita tentang mengasihi orang yang menyakitinya. Kita tahu bahwa sebagai seorang raja yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan, Daud mempunyai hak untuk menyingkirkan orang-orang yang mengancam hidupnya. Namun Daud memberikan pengampunan dan melakukan kebaikan. Di mata Daud, Saul – walaupun begitu jahat – namun Saul tetaplah orang yang pernah diurapi oleh Tuhan. Daud mau memboyong Mefiboset yang cacat tersebut ke istananya. Daud tidak membunuhnya. Betapapun jahatnya raja Saul kepada Daud, Daud tetap mengasihinya. Mengapa? Karena Daud memiliki hati yang digerakkan oleh belas kasihan. Ia tidak mengingat-ingat kesalahan Saul. Ia telah menempatkan kasih sebagai pusat kepeduliannya pada orang lain termasuk pada cucu dari orang yang berusaha membunuhnya. Itulah contoh nyata kasih Daud, suatu kasih yang lahir dari hatinya yang rela melayani dan menolong sesama, termasuk dengan orang yang pernah menyakitinya. Saudara ingin memiliki hati yang mengasihi seperti Daud? Ampunilah orang-orang yang menyakiti hatimu. (AS)
DOA Kasih bukanlah sekedar kata dan doa, namun dipraktikkan! renung a
n
Tuhan, mampukan kami untuk memiliki hati yang mengasihi sesama.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 26-28
jumat, 15 februari 2013
Tidak Berlaku Curang Matius 9:9-13 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan muridmurid-Nya. Matius 9:10
Dua tahun belakangan ini ada berita yang cukup menghebohkan dengan ditangkapnya beberapa pegawai pajak. Mereka ditangkap dengan tuduhan korupsi dengan cara tidak menyetorkan uang pajak dari Wajib Pajak kepada negara. Bisa juga pegawai pajak mendekati Wajib Pajak dan mengadakan kesepakatan untuk melakukan kecurangan data sehingga Wajib Pajak tidak membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang ada. Sebagai imbalannya Wajib Pajak memberikan sejumlah uang 'jasa' kepada pegawai pajak tersebut. Tidak heran banyak pegawai pajak yang kaya raya karena kecurangan-kecurangan yang dilakukannya. Pegawai-pegawai tersebut seharusnya melakukan tugasnya dengan baik karena telah mendapat gaji dari negara yang sebenarnya adalah uang rakyat. Pada zaman Tuhan Yesus juga terjadi 'kecurangan' yang dilakukan oleh seorang pemungut cukai yang bernama Matius. Ia memungut pajak lebih daripada yang seharusnya, sehingga ia dibenci oleh masyarakat. Tugas sebagai pelayan masyarakat 'dicurangi' untuk kepentingan pribadi. Perjumpaan pemungut cukai dengan Yesus membuat perubahan sikap hidup yang spektakuler. Kehidupan yang didasari dengan 'kecurangan' karena kepentingan pribadi berubah menjadi sikap yang jujur dan melayani. Mungkin kita berkata, “Aku tidak pernah melakukan kecurangan!”. Mungkin juga karena kita bukan pegawai pajak, tetapi bagaimana dengan kehidupan yang lain yang berkaitan dengan waktu, pelayanan, persembahan dan lainnya yang seharusnya kita persembahkan untuk Tuhan Yesus? Bisa saja kita berlaku 'curang' kepada-Nya. Mari kita mengintroskpeksi diri sebagai orang percaya, apakah kita telah melakukan panggilan kita dengan jujur tanpa ada kecurangankecurangan! (PS)
DOA Kecurangan adalah sikap yang merusak integeritas seseorang. renung a
n
Tuhan ajar aku senantiasa hidup jujur dan tidak merugikan orang lain.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 29-31
sabtu, 16 februari 2013
Elisa dan Gehazi 2 Raja-raja 5:15-27 Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa." Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak. 2 Raja-raja 5:16
Betapa senangnya hati Naaman ketika melihat kulitnya yang terkena penyakit kusta telah bersih kembali, bahkan lebih bersih dari semula. Seandainya Naaman tidak mau menuruti perintah Elisa yaitu membenamkan diri sebanyak tujuh kali di sungai Yordan, mungkin sakit kustanya bertambah parah dan ia harus menjalani hidup terasing. Atas kesembuhan tersebut, Naaman ingin berterima kasih kepada Elisa. Bersama seluruh pasukannya Naaman menghadap Elisa dengan sebuah pengakuan bahwa di seluruh bumi ini tidak ada Allah kecuali di Israel. Dengan kata lain Naaman mengakui bahwa Allah yang disembah umat Israel adalah satu-satunya Allah yang berkuasa yang tiada bandingnya. Sementara itu Namaan memohon kepada Elisa untuk menerima hadiah yang sudah ia siapkan. Tetapi dengan rendah hati Elisa menolak pemberian tersebut. Mengapa? Alasannya jelas. Karena ia adalah pelayan Tuhan, orientasinya tidak pada harta. Tetapi bagaimana dengan Gehazi, bujangnya? Ketika mengetahui Elisa tidak mau menerima hadiah itu, segera Gehazi menemui Namaan dan membuat suatu kebohongan demi mendapatkan harta yang nilainya dapat untuk membeli kebun zaitun, kebun anggur, kambing domba, lembu sapi, budak laki-laki dan perempuan. Perbuatan Gehazi tersebut ternyata diketahui oleh Elisa. Akibatnya Gehazi harus menanggung akibatnya. Ia dan keluarganya terkena penyakit kusta. Betapa mengerikan! Sebuah pelajaran berharga! Bukan berarti pelayan Tuhan tidak boleh menerima pemberian tetapi harus menjaga hati agar tidak berorientasi pada materi, apalagi membuat kebohongan untuk mendapatkan sesuatu. Menjadi pelayan Tuhan adalah pekerjaan yang mulia yang nilainya tidak dapat diukur dengan kekayaan yang ada di dunia ini. (LL)
DOA Hati hamba tidak berorientasi pada harta. renung a
n
Berikan kami hati seorang hamba yang mengasihi jiwa-jiwa dan bukan harta.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 32-34
minggu, 17 februari 2013
Onesimus Filemon 1:1-25 … dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Filemon 1:11
Ketika kendaraan sepeda motor atau mobil kita bermasalah, dengan cepat dan mudah kita dapat membawa ke bengkel untuk diperbaiki, termasuk melakukan penggantian suku cadang (spare parts) jika memang dibutuhkan. Namun tidak demikian halnya dengan manusia yang sangat kompleks. Sebagai ciptaan Allah yang mulia, manusia memiliki banyak aspek. Ketika ada aspek yang tidak berjalan semestinya, membutuhkan waktu dan penanganan yang tidak mudah. Salah satunya adalah Onesimus. Onesimus artinya “berguna”, adalah seorang budak yang bekerja di rumah Filemon, rekan Rasul Paulus. Ia melakukan kesalahan besar, yaitu mencuri dan merugikan tuannya, kemudian lari meninggalkan tuannya. Untunglah ia kemudian berjumpa dengan Rasul Paulus di penjara sehingga kemudian bertobat dan disuruh Paulus untuk kembali kepada Filemon. Paulus minta kepada Filemon untuk menerima Onesimus kembali, tetapi bukan lagi sebagai budak atau 'hamba' melainkan sebagai 'saudara'. Dari kisah Onesimus ini, kita belajar beberapa hal penting. Pertama, jika kita melakukan kesalahan, kita harus mengakuinya dan memperbaikinya. Jika perlu, mencari orang lain sebagai mediator atau pengantara yang akan menjembatani kembali hubungan yang terputus. Kedua, mau bertobat dari kesalahan yang dilakukan. Jangan terus-menerus memiliki kehidupan yang naik-turun (up-and-down). Sekali kita sadar dan bertobat, harus seterusnya bertobat. Ketiga, memberi kesempatan kedua jika ada orang mau memperbaiki kesalahannya. Filemon mau menerima kembali 'Onesimus baru' karena ia berlapang hati mau mengampuni Onesimus. Keempat, jadilah pendamai seperti Paulus. Jangan memperbesar masalah orang lain, melainkan bantulah menyelesaikan dan mendamaikannya.(PF)
DOA Manfaatkan kesempatan kedua untuk berubah dengan sebaik-baiknya. renung a
n
Agar setiap orang percaya mau memanfaatkan pengampunan Tuhan sebaik-baiknya bagi kemuliaan-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun
Bilangan 35 - Ulangan 1
senin, 18 februari 2013
Hati Yang Menggembalakan Mazmur 23:1-6 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Mazmur 23:1
Hati Tuhan adalah hati seorang gembala. Baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, konsistensi Tuhan sebagai Gembala yang Baik tetap terjaga. Apa yang seharusnya dilakukan sebagai seorang gembala, dilakukan-Nya atas umat gembalaan-Nya. Ia memberikan kebutuhan domba-domba-Nya dengan berlimpah sehingga mereka tidak merasa kekurangan sedikit pun (ayat 1-2), memberi mereka ketenangan (ayat 2), melindungi mereka di tengah bahaya (ayat 3), menuntun mereka di lembah bayang-bayang maut (ayat 4), mengurapi mereka dengan minyak agar tidak terganggu lalat (ayat 5). Yang diberikan-Nya secara pasti melulu kebaikan dan kemurahan (ayat 6). Bahkan Ia juga mencari domba yang tersesat hingga ditemukan. Tuhan memberikan keteladanan ini kepada kita. Sebagaimana kepada Simon Petrus, Tuhan Yesus juga menghendaki agar dalam menyatakan kasih kita kepada-Nya, kita menggembalakan orang-orang yang dipercayakan kepada kita. Ada istri dan anak-anak di rumah. Ada bawahan kita di kantor. Ada jemaat yang kita layani di gereja. Ada masyarakat yang kita layani kalau kita berada di posisi sebagai aparat pemerintah. Ada pembeli yang kita layani jika kita berjual beli, dan sebagainya. Jangan menjadi gembala yang membuat mereka takut, melainkan membuat mereka merasa nyaman. Gada yang dimiliki gembala bukan untuk menakuti domba, melainkan untuk melindungi domba. Tongkat yang dimiliki gembala juga bukan untuk menakuti domba, melainkan untuk mengarahkan mereka pada jalan yang benar apabila mereka menyimpang dari jalan yang benar. Miliki hati gembala, maka orang-orang yang kita pimpin akan memiliki ketulusan dalam menghormati dan mengasihi kita. (DW/PF)
DOA Orang yang memiliki hati gembala tidak menuntut untuk dilayani tetapi untuk melayani. renung a
n
Supaya setiap jemaat memiliki hati gembala.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 2-4
selasa, 19 februari 2013
Hati Yang Melayani Matius 26:6–13 Datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. Matius 26:7
Orang bisa melayani tanpa kasih, tetapi orang tidak bisa mengasihi tanpa melayani. Jangan terkecoh oleh kiprah seseorang yang nampak hebat, dan jangan meremehkan seorang lainnya yang sepertinya hanya melakukan hal sepele dalam pelayanannya. Sebagian orang menunjukkan jasa baiknya supaya dilihat dan dipuji banyak orang. Hal demikian tidak berkenan kepada Tuhan. Kisah seorang perempuan yang memecahkan buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal sangat menarik orang banyak saat itu. Spontan reaksi murid-murid berkata: “Itu pemborosan!” Tindakan perempuan itu dianggap bodoh dan sia-sia belaka. Tidak tepat guna! Bukankah minyak itu dapat dijual dan uangnya untuk orang-orang miskin? Apa yang dilakukan perempuan itu dihujat banyak orang. Tetapi Tuhan Yesus membenarkan perbuatan perempuan itu. Tuhan Yesus berkata bahwa perbuatannya itu baik kepada-Nya. Murid-murid hanya melihat nilai ekonomis, tetapi Tuhan Yesus melihat hati. Perempuan itu mengorbankan minyaknya yang mahal dan meminyaki rambut Yesus dengan penuh ketulusan. Seorang yang sungguh mengasihi Tuhan Yesus tidak pernah merasa sayang terhadap pengorbanan yang harus dibuatnya. Ketika seseorang mengasihi Tuhan dengan tulus, dia tidak akan kikir menggunakan hartanya untuk memuliakan nama Tuhan Yesus. Dan sejauh mana seseorang rela berkorban untuk melayani Tuhan, tergantung sebesar apa dia menyadari bahwa sesungguhnya dosa-dosanya telah lebih dahulu diampuni oleh Tuhan Yesus Kristus. Dan hanya dengan hati yang melayani, maka segala yang diperbuatnya berkenan kepada Tuhan Yesus. (LB)
DOA Kasih selalu mendorong seseorang ingin melakukan perbuatan kasih. renung a
n
Pelayanan holistik gereja agar mentransformasi dunia.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 5-7
rabu, 20 februari 2013
Hati Yang Berkorban 2 Korintus 12:11-21 Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu. 2 Korintus 12:15
Suatu hari seorang petani berjalan-jalan melihat kondisi tanah pertaniannya yang baru saja terbakar. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada seonggok gundukan berwarna hitam. Rasa penasaran membuat si petani mendekati gundukan itu. Dengan tongkat di tangannya, ia mengorek-ngorek gundukan itu. Apa yang terjadi? Dari dalam gundukan itu keluar anak-anak ayam sambil berlari menciap-ciap. Gundukan hitam itu ternyata sepasang sayap induk ayam yang dibentangkan untuk melindungi anak-anaknya dari api yang panas. Ketika si petani mengangkat sang induk ayam, ternyata induk ayam itu sudah mati. Jika seekor induk ayam rela berkorban untuk anak-anaknya apalagi Tuhan kita. Ia telah mengorbankan diri-Nya bagi kita manusia berdosa. Setelah Paulus menyadari akan pengorbanan Kristus atas diri-Nya, ia juga dengan rela hati mau berkorban, tidak hanya miliknya tetapi juga dirinya sendiri. Pengorbanan apakah yang Paulus lakukan? Paulus bekerja keras mengumpulkan uang agar dapat mengunjungi Jemaat Korintus. Ia tidak mau mengambil keuntungan atau membebani jemaat, sebaliknya ia memberi apabila ada yang membutuhkan pertolongan. Hubungan antara Paulus dan Jemaat Korintus ia umpamakan seperti orang tua dengan anakanaknya. Orang tua mana yang tidak rela berkorban bagi anak-anaknya? Di dalam perjalanannya Paulus rela mengalami banyak penderitaan (2 Korintus 11:23-27). Semua itu semata-mata karena ia sangat mengasihi jiwa-jiwa di kota Korintus. Dengan berkunjung ke sana, ia dapat melihat secara langsung keadaan jemaat dan ia dapat memelihara mereka. Sudahkah kita memiliki hati yang rela berkorban bagi jiwa-jiwa yang terhilang? Apa saja yang sudah Saudara korbankan? (LL)
DOA Kristuslah yang membuat seseorang memiliki hati yang berkorban. renung a
n
Berikan kami hati yang rela berkorban bagi sesama kami.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 8-10
kamis, 21 februari 2013
Hati Yang Menghibur Matius 11 : 28-30 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Matius 11 : 28
Apa yang sedang Saudara risaukan saat ini? Mungkin Saudara sedang mengalami masalah kekuangan, hubungan yang buruk, situasi sulit atau penyakit yang tak kunjung sembuh? Apa yang harus kita lakukan menghadapi situasi sulit tersebut? Kebanyakan orang akan berpaling kepada cara tercepat untuk mengakhiri kesulitan mereka, sekalipun itu bukan pilihan yang bijaksana. Namun hanya ada satu jawaban yang pasti atas kesukaran yang kita alami. Dialah Tuhan yang memberikan penghiburan. Perhatikan perkataan Yesus dalam Injil Matius 11:28 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Kata “kelegaan” di sini bermaksud bukan hanya dibebaskan dari jerih lelah dan beban berat di bawah pekerjaan atau tanggung jawab apa pun, melainkan mengacu pada penghiburan yang sempurna dan kepuasan yang penuh. Yesus tidak menyuruh kita menyangkali perasaan-perasaan kita dan memasang wajah gembira. Yang Dia mau adalah janganlah kita membiarkan kecemasan itu menguasai kita. Kita memang akan menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan, namun dengan kuasa Roh Kudus, kita dapat menghadapinya dengan tenang. Namun bagaimana kita berpindah dari kesusahan yang menekan menjadi ketenangan dan mendapatkan penghiburan? Mulailah dengan datang kepada Tuhan, percayalah Dia akan menolong kita melalui semua itu, dan akhirnya serahkan beban kesusahan kita kepada Tuhan di dalam doa. Bukan saja meminta agar beban kita disingkirkan, tetapi juga berterima kasih atas kekuatan dalam menanggungnya. Milikilah hatinya Tuhan supaya kita mampu memberikan penghiburan seperti apa yang Tuhan Yesus lakukan, karena Dia sumber penghiburan sejati. (YR)
DOA Orang yang tidak dapat memahami sumber penghiburan sejati akan berusaha melarikan diri dari penderitaan. renung a
n
Berikan kami hati-Mu supaya kami dapat menghibur orang lain.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 11-13
jumat, 22 februari 2013
Istri Yang Cakap Amsal 31:10-31 “Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata.” Amsal 31:10 Saya cukup terkejut ketika membaca di jejaring sosial Facebook. Seorang suami menuliskan kekecewaannya karena istrinya mengomeli dia di depan mama dan adiknya. Hal ini tentu sangat memprihatinkan karena setiap suami pasti mendambakan seorang istri yang lemah lembut tutur katanya dan cakap mengurus rumah tangganya. Lalu apa saja ciri-ciri istri yang cakap yang bisa dijadikan teladan? Pertama, dapat dipercaya (ayat 11) – Kepercayaan ini meliputi baik dalam hal kesetiaan terhadap suaminya (tidak selingkuh), kepercayaan dalam hal keuangan, dan sebagainya. Kedua, berbuat baik (ayat 12) – Berbuat baik tidak hanya pada saat keadaan baik-baik saja namun saat menghadapi masalah pun bisa tetap berbuat baik. Misalnya saat suaminya sakit, istri tetap merawat dengan baik, saat suami di PHK istri mampu membangkitkan semangat suami. Ketiga, rajin bekerja (ayat 13-19, 21-22, 24, 27) – Seorang istri yang rajin akan bangun lebih awal walau seisi rumahnya masih terlelap. Dia akan menyediakan segala kebutuhan keluarganya. Bahkan di zaman sekarang ini, seorang istri bisa membantu suami dalam hal penghasilan mengingat kebutuhan hidup saat ini semakin mahal. Keempat, memiliki belas kasihan (ayat 20) – kasih sangat dibutuhkan dalam kehidupan rumah tangga karena kasih adalah dasar segala sesuatu. Kelima, lemah lembut tutur katanya (ayat 26) – Perkataannya dapat membangun, membangkitkan semangat, mendamaikan dan menyejukkan hati anggota keluarga. Keenam, takut akan Tuhan (ayat 30). Hal ini penting karena dengan takut akan Tuhan maka segala masalah dalam keluarganya mampu diselesaikan dengan pertolongan Tuhan, tidak mengandalkan kekuatan atau ego-nya sendiri. Sebagai anak-anak Tuhan, patutlah kita memiliki karater-karakter di atas agar rumah tangga kita menjadi rumah tangga yang harmonis, penuh kasih dan diberkati Tuhan. (LP)
DOA Istri yang cakap tidak hanya menjadi dambaan suami namun juga seluruh anggota keluarganya. renung a
n
Bapa, berikan kepada kami karakter-karakter yang baik untuk menjaga keutuhan keluarga kami.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 14-16
sabtu, 23 februari 2013
Hamba Yang Setia Kolose 4:7-18 Semua hal ihwalku akan diberitahukan kepada kamu oleh Tikhikus, saudara kita yang kekasih, hamba yang setia dan kawan pelayan dalam Tuhan. Kolose 4:7
Keberhasilan pelayanan Rasul Paulus karena ada orang-orang yang rela mendukung pelayanannya. Paulus menyebut beberapa nama seperti Tikhikus, Onesimus, Aristarkhus, Markus, Yustus, Epafras, Lukas dan Demas. Orang-orang tersebut sangat berarti dan dikasihi Rasul Paulus. Mereka disebut sebagai hamba yang setia. Tuhan memakai masing-masing sesuai karunianya untuk melengkapi dan menyempurnakan panggilan pelayanan Rasul Paulus. Paulus sebagai rasul terus-menerus dikuatkan dan terpelihara melalui keterlibatan pelayanan “para hamba-Nya yang setia” itu. Pelayanan yang sulit pun bisa diterobos dan dikerjakan dengan hasil baik karena Roh Kudus yang memakai kebersamaan dalam sebuah pelayanan. Di sini kita melihat betapa pentingnya memiliki sikap hati sebagai hamba yang setia. Seorang hamba yang setia, adalah seorang yang rela dipakai Tuhan dan melayani sesuai karunianya. Dia tidak berpangku tangan, tetapi bekerja memberi kontribusi untuk kemajuan pekerjaan Tuhan. Tidak saling menonjolkan diri dan bersaing mencari kehormatan diri, tetapi saling mendukung untuk mengangkat rekan sepelayanan. Jadi, seorang hamba yang dikategorikan setia, adalah seorang yang mau melakukan sesuatu bahkan berkorban untuk pekerjaan Tuhan. Sayang, seorang rekan Paulus yang tadinya setia berubah menjadi tidak setia. Dia bernama Demas. Paulus mengungkapkan kesedihannya katanya: “Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku” (2 Tesalonika 4:10). Demas pernah menjadi hamba yang setia, tetapi kemudian berpaling karena terjerat daya tarik duniawi. Hati-hati Saudara. Kita harus tetap menjaga hati sebagai hamba yang setia, setia sampai akhir! (LB)
DOA Kesetiaan perlu dipelihara sampai akhir. renung a
n
Suami istri Kristen, agar menghayati arti kesetiaan dalam rumah tangga.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 17-19
minggu, 24 februari 2013
Hamba yang Baik Lukas 19:11-27 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Lukas 19:17
Kebanyakan orang berpikir “hamba yang baik” ialah orang yang mengerjakan tanggung jawabnya dengan baik. Namun ada baiknya kita mempelajari kisah yang diceritakan Yesus tentang “hamba yang baik” dalam injil Lukas ini, agar kita mengerti seperti apa hamba yang baik itu. Pertama, dapat dipercaya. Hamba yang pertama dan kedua samasama diberi kepercayaan untuk mengelola satu mina dari sang tuan. Alhasil hamba pertama dan kedua tersebut tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Bagaimana dengan kita sebagai orang percaya? Sebagai seorang pekerja, bisakah kita menjaga kepercayaan yang diberikan oleh atasan saat beliau tidak berada di kantor? Ataukah kita justru riang gembira karena terbebas dari pengawasan atasan kita? Kedua, mengembangkan potensi yang kita miliki semaksimal mungkin. Kategori “baik” akan menjadi rancu tanpa kriteria yang kedua ini. Karena hamba pertama, kedua dan ketiga sama-sama dapat dikatakan telah menjaga mina pemberian tuannya tersebut dengan baik, termasuk hamba ketiga. Ia menyimpan minanya dalam sebuah saputangan dengan maksud agar mina tersebut tidak hilang. Namun kenyataannya sang tuan justru mengatakan bahwa ia hamba yang jahat (ayat 22). Mengapa demikian? Karena hamba yang ketiga tidak mengelola atau mengembangkan mina yang diberikan oleh sang tuan. Beberapa orang tidak mengenali talenta atau potensi yang Tuhan berikan. Kita perlu mengenali kelebihan dan talenta yang kita miliki dan kemudian mengembangkannya untuk kemuliaan Tuhan. (MI)
DOA Hamba yang baik = Dapat dipercaya + mengembangkan potensi secara maksimal. renung a
n
Agar orang Kristen dapat dipercaya dan mengenal talenta mereka masing-masing.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 20-22
senin, 25 februari 2013
Hati Yang Memberi Markus 12:41-44 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lukas 21:2
Serangkaian kata-kata yang sarat makna berikut ini telah memberkati saya, “Jadi jika kita mengasihi seseorang, kita akan melatih diri agar mampu mendengarkannya. Dengan mendengarkan penuh pengertian kita dapat meringankan beban penderitaan orang lain.” Memberikan waktu dan perhatian adalah pemberian non-materi. Namun di samping yang non-materi, ada juga pemberian bersifat materi, termasuk pemberian uang atau barang yang dipersembahkan untuk pekerjaan Tuhan. Memberikan persembahan kepada Tuhan ternyata mendapatkan perhatian yang khusus dari Tuhan kita Yesus Kristus. Banyak orang kaya memberi persembahan dalam jumlah besar, dan ada juga janda miskin yang hanya memberikan dua peser (mata uang tembaga Yahudi), yaitu satu duit (mata uang Yunani yang sangat kecil), yaitu sekitar 1/4 sen dolar (Rp. 25,-). Komentar Tuhan Yesus atas pemberian itu menyatakan bahwa inti pemberian persembahan kepada Tuhan adalah hati dan prosentase besarnya persembahan. Tuhan Yesus bukan hanya memperhatikan apa yang di luar, tetapi juga yang di dalam hati (bandingkan 1 Samuel 16:7). Motivasi memberi lebih penting dari pemberian itu sendiri. Kita memberi persembahan kepada Tuhan karena Ia telah lebih dahulu memberikan segalanya bagi kita. Demikian pula dengan besarnya persembahan. Orang lain melihat secara nominal, Yesus melihat secara prosentase. Orang kaya memberi banyak, tetapi prosentasenya kecil dibandingkan dengan kekayaan yang dimilikinya. Sementara janda itu memberi dengan prosentase 100 persen yang merupakan seluruh nafkahnya. Mari kita memiliki motivasi yang benar dalam memberi dan memberikan yang terbaik dalam hidup kita kepada Tuhan dan pekerjaanNya.(PF)
DOA Hati hamba adalah hati yang memberi, dan pemberian yang terbaik dimulai dari hati.
renung a
n
Agar persembahan jemaat digunakan sebaik-baiknya bagi kemuliaan-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 23-25
selasa, 26 februari 2013
Hati Yang Menguatkan Kisah Para Rasul 14:21-28 Di tempat itu mereka menguatkan hati muridmurid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Kisah Para Rasul 14:22
Baru saja Paulus dilempari dengan batu oleh orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium yang membencinya. Pasti tubuh Paulus sangat kesakitan dan penuh luka. Mungkin darahnya terus mengalir sampai ia menjadi lemah tak berdaya. Bahkan orang-orang yang telah berbuat kejam itu menyangka Paulus telah mati sehingga tubuhnya diseret ke luar kota. Tuhan yang disembah Paulus adalah Tuhan yang luar biasa. Ia menyembuhkan luka-luka di tubuh Paulus dan memberi kekuatan baru sehingga Paulus dapat bangkit dan berjalan masuk kembali ke kota. Bahkan keesokan harinya ia sudah sehat kembali dan dapat melanjutkan perjalanan ke Derbe. Paulus dan Barnabas tetap giat memberitakan Injil ke sejumlah kota. Paulus tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Yang lebih ia pikirkan adalah jiwa-jiwa yang membutuhkan bimbingannya. Berkat kekuatan dari Tuhanlah sehingga Paulus mampu menguatkan hati jemaat yang masih lemah secara rohani. Bentuk kekuatan seperti apakah yang Paulus berikan kepada jemaat? Pertama, nasihat untuk bertekun dalam iman, artinya tidak mudah menyerah dan tidak takut menghadapi kesulitan dan penderitaan; tetap percaya kepada Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh yang sanggup menolong. Kedua, siap menghadapi sengsara karena memang itulah yang harus dijalani untuk masuk dalam Kerajaan Allah. Ketiga, ada beberapa penatua yang Paulus dan Barnabas pilih untuk membimbing kerohanian mereka. Dengan demikian Paulus dan Barnabas dapat melanjutkan perjalanan untuk memberitakan Injil ke tempat-tempat yang lain. Milikilah kekuatan dari Tuhan supaya Saudara dapat menguatkan saudara-saudara lain yang membutuhkan kekuatan dalam menghadapi pergumulan hidup. (LL)
DOA Hati yang mampu menguatkan datangnya dari Tuhan. renung a
n
Tuhan, berikan aku hati yang mampu menguatkan orang lain yang membutuhkan kekuatan dalam mengarungi hidup ini.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 26-28
rabu, 27 februari 2013
Upah Seorang Hamba Kolose 3:22–25 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Kolose 3:24
Kadang saya melihat facebook dan menemukan komentar yang bernada keluh kesah seperti: “lembur lagi….malas ah; I don't like Monday; pekerjaan masih banyak, capek deh….dan seterusnya.” Nadanada demikian sering juga terucap dari orang Kristen sendiri. Mereka nampak rajin ke gereja, bahkan melayani, namun begitu di kantor tidak menunjukkan kualitas imannya. Ada orang yang setengah hati dalam bekerja, tidak bertanggung jawab bahkan ada yang suka mangkir atau korupsi jam kantor untuk santai atau melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan. Jika ditegur rekannya dengan ringan dijawab: “Biarkan aja, kerja sungguh-sungguh sama saja gaji yang diterima.” Sikap demikian jelas tidak mencerminkan iman yang baik. Bukankah seharusnya iman Kristen justru diuji dan nampak di saat seseorang bekerja? Alkitab menekankan supaya seorang hamba bekerja dengan tulus hati dan takut akan Tuhan. Jadi bukan hanya saat dikontrol pimpinan atau tuannya saja, tetapi tetap konsisten bekerja dengan kualitas baik walau tidak dilihat pimpinan. Bahkan dituntut - perbuatlah (bekerjalah) dengan segenap hati seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia. Jadi seharusnya kualitas kerja dan jumlah hasil pekerjaan orang Kristen lebih baik dari yang lain. Sumber berkat yang memberi upah sesungguhnya Tuhan sendiri, bukan sang bos di kantor tempat Saudara bekerja. Mereka hanya saluran yang bisa dipakai Tuhan untuk menyalurkan berkat. Ada bagian (upah) yang telah Tuhan tentukan bagi setiap orang yang menaati firman Tuhan ini. Ingat Kristus adalah tuan dan kita adalah hamba-Nya (ayat 24b). (LB)
DOA Upah terbaik telah disediakan bagi orang yang bekerja sesuai nasihat firman Tuhan. renung a
n
Pekerja Kristen agar bekerja dengan kesungguhan hati.
Bacaan Alkitab Setahun
Ulangan 29-31
kamis, 28 februari 2013
Hidup Bagi Tuhan Lukas 5:1-11 Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Lukas 5:10
Pertanyaan “Hidup ini untuk apa?” atau “Hidup ini untuk siapa?” telah membuat setiap orang menggunakan kehendak bebas yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Ada yang menggunakannya secara salah. Misalnya, ada orang yang berprinsip hedonis atau kesenangan dan kenikmatan daging semata-mata. “Mari kita makan dan minum, karena besok kita mati,” kata mereka (bandingkan 1 Kor. 15:32). Yang lain lagi berprinsip hidup bagi uang. Seluruh waktu dan tenaganya dipakai untuk mengejar mamon atau uang. “Tanpa uang kita tidak bisa berbuat apa-apa,” kata mereka. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan menciptakan kita sudah diperlengkapi dengan tujuan yang jelas, yaitu hidup bagi Tuhan. Ini berarti semua yang kita lakukan bukan semata-mata untuk kepuasan diri, melainkan untuk menyenangkan hati Tuhan. Para nelayan di tepi Danau Tiberias tentunya telah mengalami berkat Tuhan lewat mukjizat penangkapan ikan yang sangat banyak itu. Namun ketika Tuhan Yesus memanggil mereka untuk menjadi 'penjala manusia', mereka memilih untuk menaati panggilan itu ketimbang mengurus ikan-ikan hasil tangkapan mereka. Respons mereka adalah “merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus” (ayat 11). Memang tidak setiap orang terpanggil untuk menjadi hamba Tuhan secara purnawaktu (fulltime), namun setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan, yaitu hidup menaati firman-Nya, memberitakan kasih dan kebenaran-Nya di mana saja baik di tempat kerja (marketplace), di kampus dan di sekolah, di tengah masyarakat, dan sebagainya. Mari kita memegang prinsip “hidup bagi Tuhan”, agar hidup kita berkenan kepada-Nya dan menjadi berkat di mana pun kita berada. (PF)
DOA Hidup bagi Tuhan berarti menjauhi kesenangan duniawi. renung a
n
Agar setiap orang percaya memiliki prinsip “hidup bagi Tuhan”.
Artikel
Oleh :
Pdt. Agus Sutrisno, S.Th.
Lepas
Pendahuluan Seringkali kita mendengar atau pun membaca pernyataan seperti berikut ini: “Raihlah kesuksesan dengan integritas!”, ”Dia adalah orang yang berintegritas.” “Kita harus mempunyai integritas!” “Apakah Anda mau menjadi orang yang berintegritas berapa pun harga yang harus dibayar?”, “Kita harus menjaga agar integritas kita tetap utuh”, dan sebagainya. Memang tidak mudah memiliki integritas. Mengapa? Karena integritas berbicara tentang kesetiaan, komitmen dan totalitas secara keseluruhan. Apa yang kita ucapkan, itulah yang harus kita lakukan! Sebagai anakanak Tuhan kita dituntut menjadi orang-orang yang berintegritas. Bila kita berkata, “Aku mengasihi Tuhan, atau Tuhan adalah yang utama dalam hidupku,” maka kita harus membuktikannya dengan tindakan. Sejauh mana kita mengasihi Dia dan benarkah Ia prioritas utama dalam hidup kita? Apakah buktinya? Dalam tulisan kali ini saya ingin mengajak Saudara belajar tentang integritas. Pengertian Integritas Kata “integritas” berasal dari kata “integer” (Bahasa Latin)
atau “integrity” (bahasa Inggris). Dari sisi kata bahasa Latin “integer”, kata ini mempunyai cakupan yang luas – tidak hanya keutuhan secara lahiriah namun yang lebih penting adalah moral, etika, dan karakter yang mulia. Integritas berakar pada moral seseorang. Moral tersebut bersumber dari pola pendidikan yang diterima oleh seseorang dari keluarga dan lingkungan tempat orang tersebut hidup. Orang yang memiliki integritas adalah orang yang selalu berusaha bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran yang normatif dan yang memiliki keutuhan pribadi (mempunyai pengaruh yang berarti dalam semua aspek kehidupan mereka, misalnya di bidang hukum, ekonomi, politik, teologia, seni, musik, kedokteran, bisnis dan sebagainya). Kemudian dari sisi kata bahasa Inggris, kata “integrity” (integritas) melihat aspek moral seorang pribadi. Artinya adalah moral yang dapat diandalkan dan kejujuran. Hal itu terwujud dalam karakter pribadi yang utuh dan lengkap. Kata “integrity” juga dapat bermakna kualitas atau kondisi pribadi yang teguh (tidak lemah). Sedangkan dalam bahasa Indonesia kata integritas diartikan sebagai satu karakter
pribadi. Karakter menyangkut kejujuran, keterpaduan, kebulatan dan keutuhan. Seseorang dapat dikatakan mempunyai integritas apabila ia bertindak jujur dan berdasarkan prinsip-prinsip moral yang teguh dan kokoh. Seseorang yang berintegritas senantiasa berkelakuan jujur dan berpedoman teguh pada nilainilai dan prinsip-prinsip moral. Dengan demikian kata integritas memiliki pengertian “gambaran seorang pribadi yang memiliki kualitas diri dalam segala dimensi kehidupan”. Kualitas diri yang dimaksud adalah pikiran yang utuh (cerdas, dalam dan luas), emosi yang stabil, kemauan yang teguh, tidak mudah menyerah, mampu berbagi hidup dengan orang-orang lain, menaati peraturan yang ada, dan berfokus pada nilai-nilai luhur agama dan kemanusiaan. Manfaat Integritas Memiliki integritas membuat orang mempercayai Saudara. Tanpa kepercayaan, Saudara tidak memiliki apa-apa karena kepercayaan adalah faktor yang paling penting dalam hubungan pribadi dan profesional. John Maxwell mengatakan bahwa “Integritas adalah perekat yang
mempersatukan orang dan merupakan kunci untuk menjadi seorang yang dapat memberi pengaruh”. Sedangkan Billy Graham berkata: “Integritas adalah perekat yang menjaga jalan hidup bersama. Kita harus terus menjaga supaya integritas kita tetap utuh.” Itulah sebabnya orang yang memiliki integritas akan tetap konsisten untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip integritas. Dari sudut rohani, manfaat integritas adalah sebagai berikut: ·
· ·
·
Integritas memberikan perlindungan (Mazmur 25:21). Integritas memberikan keamanan (Amsal 10:9). Integritas memberikan petunjuk untuk keputusan yang lebih baik (Amsal 11:3). Integritas memberikan pengharapan untuk masa yang akan datang (Ayub 4:6).
Langkah-langkah Praktis Untuk M e n j a d i P r i b a d i Ya n g Berintegritas Bagaimana kita dapat menjadi pribadi yang berintegritas? Berikut ini ada
lima langkah, yakni : 1. Bertanya kepada Tuhan untuk menguji hati kita (1 Tawarikh 29:17). 2. Mempelajari firman Tuhan untuk mengetahui yang benar (2 Timotius 2:15). 3. Menerapkan firman Tuhan dalam kegiatan sehari-hari (Yakobus 1:22). 4. Tetap setia dalam segala keadaan karena Tuhan setia (Yesaya 40:31). 5. Menolak ajakan-ajakan orang lain yang tidak benar (Mazmur 101:2). Contoh Tokoh Alkitab Yang Berintegritas Contoh tokoh-tokoh Alkitab berikut ini menyatakan pada kita bahwa kita dapat berhasil tanpa harus mengkompromikan iman dan itegritas kita. Siapakah mereka? 1.
Yesus Kristus Tak ada tokoh lain yang memiliki integritas sehebat Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam kitab Injil kita dapat mempelajari karakter Yesus Kristus baik dalam hubungan dengan Bapa-Nya, dengan ayah ibu-Nya secara manusia, dalam menyatakan kasih dan
kebenaran, bahkan dalam kesetiaan-Nya menuntaskan tugas penyelamatan umat manusia di atas kayu salib Golgota. “Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu” (Ibrani 10:9). Inilah perkataan orang yang berintegritas di hadapan Allah dan manusia. 2.
Yusuf Yusuf tetap berpegang pada nilai-nilai moral yang ia yakini walaupun ia berada dalam situasi yang sangat sulit untuk memelihara integritas secara pribadi dalam suatu kebudayaan yang berbeda dengan suatu sistem nilai yang berbeda. Contohnya adalah tentang kemampuan Yusuf untuk memelihara suatu integritas yang paling tinggi saat ia digoda oleh isteri Potifar (Kejadian 39:6-20). Sebagai budak yang dibeli oleh Potifar namun dipercayakan mengatur urusan rumah dan segala milik, Yusuf dari hari ke hari terus digoda oleh isteri Potifar. Namun Yusuf memilih lebih baik masuk penjara daripada ia mengkhianati tuannya dan integritasnya. Sistem nilai
melayani raja Nebukadnezar. Walaupun mungkin Daniel diperlakukan dengan baik, namun dia tetaplah budak. Secara emosi, Daniel merasa ada tekanan di negera asing. Selanjutnya secara rohani, tempat penyembahan Daniel telah dirusak (Daniel 1:2). Bayangkan dalam situasi yang sulit dan menekan seperti itu, Daniel diuji tentang imannya dan prinsip-prinsip yang mendasar. Ia tetap menolak memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada dewa-dewa (Daniel 1:8). Hasilnya, Daniel dan ketiga kawannya secara fisik lebih baik dan secara intelektual, Daniel lebih cerdas dari yang lain karena Tuhan memberi pengetahuan dan pengertian tentang semua jenis literatur dan pembelajaran. Daniel juga dapat mengerti visi dan berbagai mimpi.
integritas sudah menjadi bagian dari hidup Yusuf yang mengendalikan dan membimbingnya. Yusuf dapat membuat prioritas dalam kehidupannya dan menilai yang akan ia terima atau t o l a k . Yu s u f t e l a h memperhitungkan jika ia menyerah pada godaan tersebut, ia tidak hanya berkhianat pada tuannya namun juga pada Tuhan. Contoh ke dua dari integritas Yu s u f a d a l a h b e r a n i mengatakan kabar yang baik dan kabar yang buruk di penjara, Yusuf mengatakan kabar baik pada juru minum dan kabar buruk pada juru roti (Kejadian 40:1-19). Yusuf telah bergantung pada Tuhan dan menyatakan yang Tuhan katakan dan Yusuf tidak mengubahnya. 3.
Daniel Daniel memiliki integritas walaupun ia berada dalam tekanan secara fisik, emosional dan spiritual. Secara fisik, Daniel berada di pembuangan yang ditawan sebagai seorang budak dan jauh dari lingkungan yang ia kenal. Disisa hidupnya Daniel
4.
Nehemia Dengan integritas yang dimilikinya, Nehemia telah berhasil mencapai pembangunan tembok Yerusalem walau banyak penentang-penentangnya.
Selain itu, yang lebih penting lagi secara rohani Nehemia telah membangun kembali k o m u n i t a s u m a t Tu h a n setelah masa pembuangan di Babilonia.
Kesimpulan Jadi dengan integritas, kita dapat menyatukan pikiran, perkataan, dan tindakan kita secara menyeluruh dan konsisten dalam kata dan perbuatan kita di mana pun kita berada – entah
perbuatan-perbuatan kita dilihat oleh orang lain atau pun tidak diilihat oleh orang lain. Dengan integritas, kita menjadi manusia yang utuh apa pun tekanan dan kesulitan yang datang menghadang perjalanan kehidupan kita. Di tengah tekanan berat kehidupan ini, bagaimana sikap kita sebagai orang percaya di lingkungan keluarga, pekerjaan, masyarakat dan pelayanan kita kepada Tuhan? Pastikanlah kita menjadi pribadi yang berintegritas!
KEPUSTAKAAN - Bangun, Yosafat 2010, Integritas Pemimpin Pastoral, Yogyakarta: Penerbit Andi - Higgleton, Elaine, (Ed.) 1995, Chamber's Essential English Dictionary, Edinburgh: Chambers Harrap Publishers Ltd - Maxwell, John C. 2010, The Maxwell Daily Reader, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer - Prent. K 1969, Kamus Latin-Indonesia, Jogjakarta: Pertjetakan Offset Kanisius - Swindoll, Charles R. 2002, Yusuf: Seorang Yang Berintegritas & Pengampun, Jakarta: Nafiri - Gabriel 2006, Webster's New Ekplorer Encyclopedic Dictionary, Springfield: Federal Street Press
Ruang K
Indah dan Tepat Pada Waktunya
esaksian
R. Kinasih - Sragen Pada bulan Nopember 1997 saya berdoa kepada Tuhan agar diberi kesembuhan dari sakit maag dan batu ginjal yang saya derita. Saya juga berdoa untuk suami saya agar Tuhan mengubahkan perangainya yang keras dan suka marah-marah. Bahkan hubungannya dengan tetangga kiri dan kanan tidak rukun sehingga membuat beban saya bertambah berat. Saya berjanji apabila Tuhan menjawab doa-doa saya, maka saya akan memberikan persembahan syukur kepada Redaksi Sinar Kasih. Saya mengenal Renungan Harian Sinar Kasih dari anak saya yang ikut persekutuan di kampusnya. Saya sendiri adalah anggota jemaat di sebuah gereja. Waktu itu saya pernah didoakan dan dikirimi kaset yang berisi tentang pemulihan oleh seorang hamba Tuhan. Di tahun 2008 saya mengalami sakit di tulang belakang sehingga harus dispaleg selama dua bulan dan harus memakai korset selama enam bulan. Masalah datang lagi di tahun 2009. Saya mengalami serangan vertigo yang hebat. Sementara itu usaha anak saya jatuh terpuruk sampai tidak mempunyai apa-apa lagi dan pada saat yang sama anak keduanya lahir. Suami saya pun belum berubah. Kemudian pada bulan Agustus 2012, saya sakit maag lagi dan dokter mengatakan bahwa saya harus minum obat selama tiga bulan, dan bersamaan itu pula suami saya mengalami sakit. Dia merasa ketakutan yang hebat. Masalah demi masalah harus saya alami, tetapi Tuhan itu baik. Di balik semua itu, Tuhan punya rencana yang indah dalam hidup keluarga kami. Tiba-tiba saya diingatkan oleh Roh Kudus untuk mencari kembali buku Renungan Sinar Kasih. Kembali saya bergumul dan berdoa. Sejak saat itu Roh Kudus menggerakkan hati suami saya dan ia dipulihkan sehingga sembuh dari sakitnya. Selain itu karakter suami saya diubahkan oleh Tuhan, sehingga suami saya mau mengawali meminta maaf kepada tetangga-tetangga yang selama 19 tahun tidak rukun. Tepatnya tanggal 10 September 2012 masing-masing sudah saling
memaafkan dan menerima. Secara berangsur-angsur sakit saya sembuh dan keluarga besar kami dipulihkan. Saya terus mencari cara bagaimana bisa menghubungi Redaksi Sinar Kasih dan akhirnya saya dapat menghubungi Redaksi Sinar Kasih. Saya telah memenuhi janji saya untuk memberikan persembahan syukur kepada Redaksi Sinar Kasih. Sungguh Tuhan itu baik, pertolongan-Nya tidak pernah terlambat. Itu semua dapat saya lakukan karena adanya kesempatan yang Tuhan berikan kepada saya. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas apa yang saya alami. Kiranya melalui kesaksian saya ini dapat menjadi berkat bagi para pembaca dan nama Tuhan dipermuliakan.
n a h u T t a Berk
Ulangan 28:2-6
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.
Ulangan 28:2-6
Berkat
Tuhan
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.
Ulangan 28:2-6
Berkat
Tuhan
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.