DAKWAH REKREATIF USTADZ WIJAYANTO DALAM PROGRAM “CERITA HATI (SPESIAL RAMADHAN)” KOMPAS TV Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh:
FAUZAN HIDAYATULLAH NIM: 1111051000109
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ABSTRAK FAUZAN HIDAYATULLAH/ NIM: 1111051000109 DAKWAH REKREATIF USTADZ WIJAYANTO DALAM PROGRAM “CERITA HATI (SPESIAL RAMADHAN)” KOMPAS TV Menurut Komarudin Hidayat, dakwah ditengah kehidupan masyarakat modern, perlu dikemas dengan menarik. Pada sekarang ini penceramah yang menarik tentu yang bisa menghibur, dan materinya tidak berat-berat. Karena bagi masyarakat sekarang ini yang sudah capek bekerja, maka pengajian yang disenangi adalah pengajian yang mengandung unsur hiburan. Salah satu penceramah yang bisa menghibur dan sudah populer adalah Ustadz Wijayanto. Beliau adalah seorang da‟i kondang yang sekarang namanya populer di televisi. Yang menarik adalah dalam dakwah beliau banyak berisi kritik sosial yang disisipkan dengan humor. Dan ternyata gaya penyampaian pesan yang menghibur ini, menurut Ellys dalam “Communication Quotient” dalam istilah dakwah disebut dengan pesan rekreatif (Tablighul Busyro). Dan samapai saat ini beliau menjadi seorang narasumber dalam program talkshow “Cerita Hati” KOMPAS TV. Berdasarkan latar belakang diatas muncul pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah tentang bagaimana dakwah rekreatif Ustadz Wijayanto? Sedangkan pertanyaan minornya adalah bagaimana pandangan Ustadz Wijayanto terhadap dakwah rekreatif? dan bagaimana penerapan pesan rekreatif Ustadz Wijayanto dalam dakwahnya? Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif Analisis, yaitu metode yang memiliki beberapa langkah penerapan, dengan mendeskripsikan tentang pandangan Ustadz Wijayanto terhadap dakwah rekreatif, dan penerapan pesan rekreatif Ustadz Wijayanto dalam dakwahnya. Tekniknya dengan observasi langsung ke studio Kompas TV dimana beliau menjadi narasumber dalam program “cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV dan melalui media televisi, wawancara langsung dengan Ustadz Wijayanto, dan eksekutif produser program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV, serta perwakilan dari responden (jama‟ah). Kemudian penulis mengumpulkan dokumentasi tentang Ustadz Wijayanto. Analisisnya berpedoman sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitian ini, teori yang penulis gunakan adalah teori ellys tentang pesan rekreatif dalam pendekatan dakwah. Pandangan Ustadz Wijayanto terhadap dakwah rekreatif, beliau mendefinisikan bahwa dakwah rekreatif adalah dakwah yang disampaikan kepada mad‟u yang didalamnya tidak terlepas dari unsur atau prinsip “Yassiruu Wa laa Tu’assiru, Basysyiru Wa laa Tunaffiruu”. Dalam penerapannya, penulis mengklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: pengantar, isi, dan penutup. Jadi dapat disimpulkan penyampaian pesan rekreatif Ustadz Wijayanto dalam dakwahnya sudah cukup baik. Karena bahasa yang digunakan yaitu dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Kemudian humor yang disampaikan sangat menghibur tetapi terdapat pesan dakwah didalamnya. Walaupun masih terdapat kekurangan yang beliau miliki.
iv
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., pemilik semesta alam dan sumber segala ilmu. Dengan hidayah_Nya yang selalu tercurah kepada makhluk_Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Karena penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta Suparto, M. Ed. Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasisswaan.
2.
Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Drs. Masran, MA beserta Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fita Fathurokhmah, M.Si.
v
3.
Drs. Jumroni, M.Si selaku dosen Penasihat Akademik. Terima kasih atas saran dan masukan yang diberikan selama ini.
4.
Ade Masturi, MA selaku dosen pembimbing yang dengan sangat sabar membimbing saya. Terima kasih atas waktu, tenaga serta ilmunya yang telah Bapak berikan selama ini.
5.
Orang Tuaku, Abi H. M. Zuhri Bahrudin dan Umi Nunung Nurhayati yang dengan penuh rasa cinta kasih dan sayang yang tulus serta ikhlas telah banyak memberikan doa, waktu, tenaga, pikiran, materi, cambukan semangat dan motivasi bagi penulis. Sehingga bisa mengenyam pendidikan formal tingkat perguruan tinggi hingga selesai. Mohon maaf yang sebesarbesarnya, jika sampai saat ini penulis belum bisa menjadi yang diharapkan.
6.
Bapak serta Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh staf dan karyawannya yang telah melayani dan menyiapkan fasilitas literatur, sampai penulis bisa menyelesaikan studi ini.
8.
Pimpinan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta seluruh staf dan karyawannya yang telah melayani dan menyiapkan fasilitas literatur, sampai penulis bisa menyelesaikan studi ini.
9.
Para pegawai/staf fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan baik bagi penulis selaku mahasiswa.
vi
10. Ustadz Wijayanto sebagai subyek penelitian pada penelitian skripsi ini, yang telah membantu penulis dalam mendapatkan informasi data mengenai dakwah rekreatif. 11. Untuk adik-adikku tersayang, Biqi Rasyad, Nur Amaliaytussolihah, Zuhrotul Aulia, dan Lika „Ainurrohmah. Yang telah banyak membantu doa dan motivasi bagi penulis, serta semua saudara-saudaraku yang pernah memberikan dorongan, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat-sahabatku seperjuangan KPI D dan seluruh keluarga besar KPI angkatan 2011. Terima kasih banyak untuk empat tahun yang berkesan ini kita telah sama-sama berjuang. 13. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini yang tak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan kalian semua, Amien. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menjadi bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ciputat, 30 September 2015 Penulis,
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………. iv KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..... viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………..... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………..... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...…………………………….... 7 D. Tinjauan Pustaka………………………………………............. 8 E. Metodologi Penelitian………………………………………….10 F. Sistematika Penulisan………………………………………….12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Hakekat Dakwah 1. Pengertian dan Tujuan Dakwah……………………………14 2. Ciri-Ciri Dakwah yang Efektif…………………………......17 3. Klasifikasi Materi Dakwah (Pesan Dakwah).……………...17
B. Pesan Rekreatif dalam Dakwah (Tablighul Busyro) 1. Pengertian Pesan Rekreatif………………………………...20 2. Klasifikasi Pesan Komunikasi dalam Pendekatan Dakwah………...………………………………………..…21 3. Organisasi Pesan Rekreatif……………………………..….24 4. Karakteristik Pesan Rekreatif……………………………...30 5. Teori-Teori Humor dalam Perspektif Retorika Komunikasi……………………………………………..….43
viii
6. Teknik-Teknik Humor………………………………..……45 7. Prinsip-Prinsip Dakwah Rekreatif……………………..…..49 8. Humor Rasulullah………………………………………….55
BAB III
BIOGRAFI USTADZ WIJAYANTO A. Riwayat Hidup Ustadz Wijayanto……………………………..56 B. Pendidikan Dan Organisasi Ustadz Wijayanto.………………..58 C. Aktivitas Dakwah Ustadz Wijayanto…………………………..59 D. Karya-karya Ustadz Wijayanto………………………...............61 E. Profil Kompas TV……………………………………...............62 F. Program Acara “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV……………………………………………………………...69
BAB IV
DAKWAH REKREATIF USTADZ WIJAYANTO A. Pandangan Ustadz Wijayanto Terhadap Dakwah Rekreatif……………………………………………………….72 B. Penerapan Dakwah Rekreatif Ustadz Wijayanto…………........81
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………….95 B. Saran-saran………………………………………………….…97
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….....99 LAMPIRAN……………………………………………………………..............101
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat fenomena dakwah sekarang ini, banyak sekali metode-metode atau cara yang digunakan oleh para da’i dalam berdakwah. Sebagian golongan, ada golongan yang menggunakan metode berdakwah dengan cara yang keras. Sedangkan sebagian golongan yang lain, ada pula yang menggunakan metode dakwah dengan cara yang lembut. Berdasarkan fenomena diatas, jika mengutip dari pengalaman Komarudin Hidayat ketika beliau menjadi penutur agama sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bukunya “Wahyu di Langit Wahyu di Bumi”. Menurutnya bahwa, pengajian yang diselenggarakan di perkantoran biasanya waktu yang disediakan hanya sisa-sisa waktu kerja. Akibatnya tenaga dan pikiran kurang segar. Kalau sudah demikian, penceramah yang menarik tentu yang lebih menghibur, dan materinya tidak berat-berat. Karena bagi masyarakat ibukota yang sudah capek kerja, maka pengajian yang disenangi adalah yang mengandung unsur hiburan. Bahkan yang dibutuhkan masyarakat adakalanya persoalan hari-hari yang simpel, yang disajikan dengan jelas, segar dan menyentuh hati.1 Dan jika melihat dari kacamata dakwahtainment (suatu konsep dakwah yang memadukan penyebarluasan Islam dengan bentuk-bentuk siaran hiburan melalui media televisi). Bahwa umat Muslim Indonesia lebih senang meperoleh 1
Komarudin Hidayat, Wahyu di Langit Wahyu di Bumi (Jakarta: Paramadina, 2003), h.
212-213.
1
2
sedikit ilmu agama secara teratur daripada kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hiburannya juga.2 Sehingga menurut hemat penulis, melihat dari fenomena kebutuhan masyarakat diatas, bahwa dakwah dengan cara yang lembut yang menghibur dan didalamnya disisipkan humor, merupakan gaya dakwah yang makin banyak diminati oleh masyarakat. Karena menurut Ahmad Mubarok Jika dilihat dari sudut psikologi dakwah, salah satu dari ciri komunikasi yang efektif dalam dakwah adalah jika masyarakat (mad’u) merasa terhibur oleh dakwah yang diterima.3Dan tentunya tidak hanya sekedar guyonan saja, tetapi masyarakat juga mendapatkan pemahaman ilmu agama yang matang dari dakwah yang disampaikan. Banyak sekali para da’i yang mengambil jalan dakwah dengan jalan yang damai, atau dengan metode dakwah yang lembut dan menghibur. Seperti: KH. Zainuddin MZ., AA gym, Ustadz Jeffry Al-Buchori, dsb. Dan yang menjadi pelopor pertama dakwah dengan jalan yang damai dan dengan metode penyampaian yang menghibur adalah KH. Zainuddin MZ. Karena beliau adalah seorang da’i yang pertama kali mengubah dakwah religius yang biasanya serius menjadi majelis yang diisi anekdot dan canda yang secara efektif menghasilkan perubahan dalam cara penonton memandang agama dan spiritualitas Islam.4
2
Dicky Sofjan, Agama & Televisi di Indonesia; Etika Seputar Dakwahtainment (Jakarta: Globethics.net, 2013), h. 60. 3 Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), h. xv. 4 Dicky Sofjan, Agama & Televisi di Indonesia; Etika Seputar Dakwahtainment (Jakarta: Globethics.net, 2013), h. 54.
3
Dan salah satu da’i yang menghibur dalam penyampaian dakwahnya pada era sekarang ini adalah Ustadz Wijayanto. Ustadz Wijayanto adalah salah seorang da’i kondang yang sekarang namanya sudah tenar di televisi. Kegiatan dakwah beliau juga sudah berkiprah dimana-mana, baik didalam negeri maupun diluar negeri.5 Dalam penyampaian dakwahnya beliau identik dengan dakwah yang menghibur dan humoris serta terdapat kritik sosial didalamnya. Artinya setiap kritik pesan dakwah yang disampaikan dikemas dengan gaya yang humoris, dan tentunya sesuai dengan realita yang ada. Kemudian gaya penyampaian dakwah beliau juga santai tidak menggebu-gebu seperti orator sehingga para mad’upun menikmati dakwah beliau dan mudah dimengerti. Sebagai contoh pesan kritik sosial yang pernah beliau sampaikan dalam dakwahnya dengan gayanya yang humoris: “Nyuruh anaknya solat, tapi apa orang tuanya solatnya udah bener? Mesti kalo pas solat, doanya diganti, yang harusnya baca Al-Fatihah malah bilang gini, “Ini bacaanya sama kayak kemarin Ya Allah.” Terus langsung Ruku’, pas Ruku’ juga bilangnya, “Ini juga kayak kemarin Ya Allah, masak ga ngerti to?” Begitu seterusnya dan ditutup dengan gedeggedeg (salam). Ini kok solatnya cepet banget?6 Begitu lah gaya dakwah yang pernah beliau sampaikan dihadapan jamaahnya, dengan mimik wajah yang serius dan lucu sehingga semua jamaah merasa terhibur dan tertawa tetapi juga mendapatkan ilmu sekaligus kritikan yang
5
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto yang berlokasi di Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara Jak-Tim (Evo Studio Kompas TV) pada hari Juma’at, 22 Mei 2015, jam 17.30 s/d Selesai. 6 Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015.
4
membangun. Bahwasanya jika melaksanakan shalat haruslah dinikmati dan tidak terburu-buru harus dengan tuma’ninah, agar kita semua dapat merasakan kekhusyu’an dalam shalat. Sehingga kita dapat melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya. Dan inipun yang menjadi kekuatan rekreatif yang beliau punya, dalam penyampaian dakwahnya untuk menarik simpati masyarakat. Dan ternyata gaya penyampaian pesan yang menghibur ini, menurut Ellys dalam bukunya tentang “Communication Quotient” dalam istilah dakwah disebut dengan pesan rekreatif (Tablighul Busyro). Istilah rekreasi atau rekreatif inipun menurut konsep komunikasi merupakan suatu keadaan yang menghibur atau menggembirakan. Karena itu pesan rekreasi atau dalam istilah dakwah disebut dengan (tablighul busyro), merupakan penyampaian pesan yang ditujukan untuk membahagiakan atau menghibur orang lain. Dan penyampaian pesan yang bertujuan untuk membahagiakan orang lain dalam pandangan komunikasi disebut dengan komunikasi fatik (phatic communication), seperti: menghibur atau bercanda, mengucapkan salam, ramah tamah, mengobrol santai, menanyakan kabar atau menyapa, dan menggoda.7 Sehingga jika pesan rekreatif tersebut dikaitkan dengan dakwah, maka dakwah rekreatif adalah pesan dakwah yang disampaikan oleh seorang da’i terhadap khalayak (mad’u), dengan penyampaian yang menghibur dan tidak keluar dari kontrol yang berkaitan dengan nilai Islam yang menjadi prinsip dalam dakwah.
7
Ellys Lestari Pembayun, Communication Quotient (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h36.
5
Kiprah Awal mula Ustadz Wijayanto berdakwah di televisi yaitu beliau pertama kali pernah mengisi acara agama di Metro TV bersama Emha Ainun Nadjib. Maka semenjak itulah beliau mulai merambat mengisi tausiyah di acaraacara atau stasiun-stasiun televisi yang lain, seperti: beliau pernah mengisi tausiyah di acara “Siraman Qalbu” MNC TV, Cahaya Hati ANTV, “Sentuhan Qalbu” TRANS TV, dsb. hingga saat ini beliau aktif mengisi di salah satu Program Talk show di televisi yaitu “Cerita Hati” KOMPAS TV. Dan pada program inilah sekarang yang menjadi media rutinitas beliau dalam berdakwah.8 Dalam program talkshow “Cerita Hati” KOMPAS TV ini, acara didalamnya terdapat informasi, entertaint, dan dakwah. Karena selain kita mendapatkan informasi dan hiburan didalamnya, kita juga mendapatkan nasehat dakwah sekaligus solusi bagi permasalahan hidup kita. Karena disana terdapat ustadz Wijayanto sebagai Solutif agama sekaligus narasumber yang memberikan solusi berdasarkan agama, kemudian dikemas dengan obrolan santai yang membahas seputar permasalahan kehidupan. Dan pada program ini pulalah peran beliau dalam menyampaikan dakwah rekreatif terlihat menonjol sekali. Maka berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang dakwah rekreatif yang beliau gunakan dalam dakwahnya. Yang penulis kemas dalam sebuah skripsi dengan judul “Dakwah Rekreatif Ustadz Wijayanto Dalam Program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV”.
8
Hasil wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto yang berlokasi di Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara Jak-Tim (Evo Studio Kompas TV) pada hari Juma’at, 22 Mei 2015, jam 17.30 s/d Selesai.
6
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Fokus pada penelitian ini adalah hanya difokuskan pada pesan rekreatif yang digunakan oleh Ustadz wijayanto dalam dakwahnya di media televisi. Khususnya pada program acara talkshow“Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV, dan yang dijadikan sebagai bahan analisis lebih difokuskan hanya pada tayangan episode ke-6 saja. Penulis sengaja memfokuskan penelitian ini hanya pada program Cerita Hati edisi Ramadhan saja, dan yang dijadikan bahan analisispun hanya pada satu tayangan saja. Karena pada tayangan edisi Ramadhan tersebut, formatnya bertemakan umum dan bintang tamu yang hadir pun dari tokoh-tokoh
masyarakat.
Sehingga
dapat
memudahkan
penulis
untuk
menganalisis. Kemudian pada tayangan episode ke-6 tersebut, menurut hasil pengamatan penulis sudah cukup representatif (mewakili) dari tayangan-tayangan pada episode yang lainnya. Dan juga pada tayangan tersebut terlihat lebih menonjol dari aspek pesan rekreatifnya. Sehingga dapat dianalisis sejauh mana pesan rekreatif itu sejalan dengan dakwah. Maka penulis memilih hanya memfokuskan pada satu tayangan saja, agar penelitian yang penulis lakukan ini pun lebih terfokus. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, untuk memperjelas penelitian yang akan diteliti dan permasalahan yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
7
1. Bagaimana pandangan Ustadz Wijayanto terhadap dakwah rekreatif? 2. Bagaimana
penerapan
pesan
rekreatif
Ustadz
Wijayanto
dalam
dakwahnya? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Untuk mengetahui bagaimana pandangan Ustadz Wijayanto terhadap dakwah rekreatif?
b.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan pesan rekreatif Ustadz Wijayanto dalam dakwahnya.
2. Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis a. Untuk pengembangan ilmu dakwah dalam masyarakat. b. Untuk pengembangan wawasan seputar retorika dalam dakwah. c. Untuk pengembangan konsep dakwah bagi para dai/muballigh. B. Manfaat Praktis a. Menambah informasi bagi para dai/muballigh tentang dakwah rekreatif sebagai retorika sekaligus metode dalam berdakwah. b. Meningkatkan semangat keislaman bagi para dai/muballigh untuk terus mengembangkan retorika dakwah agar terus berkembang dengan baik.
8
c. Menjadi bahan tambahan dan dapat dijadikan sebagai contoh sekaligus acuan bagi para pembaca, khususnya bagi para dai dalam berdakwah agar dakwah yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak dengan se-efektif mungkin.
D. Tinjauan Pustaka Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut, maka langkah pertama adalah meninjau pustakaan serta menelaah skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai objek dan subjek yang hampir sama, antara lain: 1. Retorika Dakwah KH. Ahmad Damanhuri di Depok. Karya Ari Pratama Putra. Nim: 107051002478, Tahun 2011. Yang membahas tentang bagaimana penerapan konsep retorika dakwah yang digunakan oleh KH. Ahmad Damanhuri di Depok, dengan membagi 3 pembahasan mengenai konsep retorika, konsep dakwah, dan konsep penerapan retorika dalam dakwah itu sendiri. 2. Retorika Dakwah K.H. Jamhari Abdul Jalal di Pondok Pesantren Darunnajah
Cipining.
Karya
Achmad
Ghauzie
An-Nuur.
Nim:
107051001933, Tahun 2013. Pada skripsi ini penulis membahas bagaimana penerapan retorika dakwah K.H. Jamhari Abdul Jalal pada Pondok Pesantren tersebut. 3. Retorika Dakwah Ustadzah HJ. Maisaroh Madsuni, oleh Chairul Umam Ilhami fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2013. Pada skripsi ini penulis membahas
9
bagaimana penerapan retorika dakwah Ustadzah HJ. Maisaroh Madsuni dimajlis taklim ataupun di Pondok Pesantren. Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang lain adalah subyek penelitian ini Ustadz Wijayanto yang mempunyai karakter dakwah yang khas dan unik. Objek penelitiannya pun berbeda. Karena pada objek penelitian kali ini memang masih bagian dari retorika, namun lebih menjurus lebih dalam yaitu lebih kepada pesan rekreatif yang digunakan oleh ustadz Wijayanto dalam dakwahnya dan khusus hanya di media televisi saja pada program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV. Yang umumnya pada penelitian sebelumnya banyak yang menjadikan objek penelitiannya itu di lingkungan pesantren. Dan cara penyampaian dakwah yang digunakannyapun berbeda dengan ustadz/da’i yang lain yang ada pada penelitan-penelitian sebelumnya. Dari sekian banyak skripsi yang ada di perpustakaan fakultas dan perpustakaan utama, penulis belum sama sekali menemukan judul skripsi tentang Dakwah Rekreatif Ustadz Wijayanto Dalam Program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV. Menarik bagi penulis untuk mengangkat menjadi suatu karya ilmiah. Karena penulis tertarik dengan gaya dakwah beliau yang unik. Dengan pembawaan dakwah yang humoris dan bahasa yang ringan tetapi pesan dakwah tetap tersampaikan, inilah yang menjadi salah satu karakteristik sebagai penguat dakwah beliau yang dapat menghipnotis jutaan masyarakat sehingga banyak masyarakat yang tertarik dengan gaya dakwah beliau. Sehingga hal inilah yang menginspirasi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Dakwah
10
Rekreatif Ustadz Wijayanto Dalam Program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV” sesuai dengan latar belakang penulis sebagai mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
E. Metodologi Penelitian 1.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini metodologi penelitian yang saya gunakan adalah
pendekatan kualitatif. Digunakan penelitian kualitatif yaitu untuk menggali lebih dalam tentang dakwah rekreatif yang digunakan oleh Ustadz Wijayanto, yakni dengan cara mengumpulkan data dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian data tersebut dianalisis, dan selanjutnya data tersebut disimpulkan. 2.
Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian skripsi ini adalah Ustadz Wijayanto dan
sebagai obyeknya adalah dakwah rekreatif yang beliau gunakan dalam dakwahnya. 3.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukakan selama 1 bulan selama bulan Ramadhan.
Sedangkan tempat penelitian ini adalah bertempat di Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara Jak-Tim (Evo Studio Kompas TV).
11
4.
Teknik Pengumpulan Data a.
Observasi Dalam teknik penelitian ini, penulis mengamati dan mencatat
fenomena-fenomena yang diselidiki. Yaitu dengan cara mengamati setiap penampilan beliau selama bulan Ramadhan di televisi khususnya pada program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV. Dengan metode ini penulis akan mengetahui langsung kegiatan dakwah Ustadz Wijayanto. Dalam hal ini penulis mengamati selama 1 bulan selama bulan Ramdhan di televisi. b.
Wawancara Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan Ustadz
Wijayanto untuk mengetahui jawaban langsung tentang dakwah rekreatif yang beliau gunakan. Wawancara ini juga bertujuan untuk melengkapi data, guna menjawab permasalahan yang telah dijelaskan dilatar belakang. Dan yang menjadi responden dalam wawancara ini diantaranya: Ustadz Wijayanto, Eksekutif Produser Program Acara “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV, dan perwakilan dari responden (jama’ah). c.
Dokumentasi Untuk melengkapi data penelitian, penulis akan mengumpulkan
dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan kegiatan dakwah beliau, baik dari segi: beberapa foto, hasil wawancara, dsb.yang kemudian penulis akan lampirkan pada bagian lampiran.
12
5. Analisis Data Dalam analisis data ini, penulis menganalisis data penelitian yang telah didapat dengan metode deskriptif analisis, yaitu berupa pengumpulan data dan penyusunan data, serta analisis penafsiran data tersebut. Apabila telah terkumpul langkah selanjutnya adalah mengklarifikasikan data untuk kemudian dianalisis, sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam laporan ilmiah. Dalam Penulisan ini penulis berpedoman pada buku pedoman tulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang ditulis oleh: Hamid Nasuhi, dkk. Yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang utuh dan dalam rangka mempermudah pemahaman, skripsi ini penulis bagi kedalam lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
:
Pendahuluan, mencakup latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II
: Landasan teoritis dakwah dan rekreatif, terdiri dari hakikat dakwah, yang membahas pengertian dan tujuan dakwah, ciri-ciri dakwah yang efektif. Pesan dakwah yang membahas pengertian pesan dakwah, klasifikasi materi dakwah (pesan dakwah), teori pesan
13
dakwah. Pesan rekreatif dalam dakwah (tablighul busyro) yang membahas pengertian pesan komunikasi
dalam
rekreatif,
pendekatan
klasifikasi
dakwah,
pesan
organisasi
pesan
rekreatif, karakteristik pesan rekreatif, teori-teori humor dalam perspektif retorika komunikasi, teknik-teknik humor, prinsipprinsip dakwah rekreatif, dan humor Rasulullah. BAB III
:
Biografi Ustadz Wijayanto dan Kompas TV. Sekilas tentang biografi Ustadz Wijayanto yang mencakup: riwayat hidup Ustadz Wijayanto, pendidikan dan organisasi Ustadz Wijayanto, aktivitas dakwah Ustadz Wijayanto, prestasi dan karya Ustadz Wijayanto. Sekilas tentang profil Kompas TV, dan tentang program acara “Cerita Hati (Spesial Ramadhan) Kompas TV”.
BAB IV
: Analisis Dakwah Rekreatif Ustadz Wijayanto. Membahas tentang Pandangan
Ustadz
Wijayanto
terhadap
dakwah
rekreatif,
Penerapan Dakwah Rekreatif Ustadz Wijayanto. BAB V
:
Penutup. Merupakan BAB penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pada Bab ini juga berusaha menjawab pertanyaan pada perumusan masalah sehingga para pembaca dapat mengetahui jawaban dari masalah tersebut. Selain itu juga, bab ini memberikan saran kepada para pembaca agar mereka mempunyai motivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembahasan ini.
BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Dakwah 1. Pengertian dan Tujuan Dakwah Dalam bahasa al-Qur‟an, dakwah terambil dari kata دعا – ٌذعُ – دعُة, yang secara lughawi (etimologi) memiliki kesamaan makna dengan kata al nida ( ٍ )إّالَ الىذاء ّرَسُُلyang berarti menyeru atau memanggil.1 Di dalam al-Qur‟an ada beberapa ayat yang menunjukkan kata tersebut, antara lain disebutkan dalam surat Yunus ayat 25:
“Dan Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam)”. (Q.S. Yunus: 25)
Menurut pendapat Mahmud Yunus kata dakwah mempunyai dua akar kata yaitu2: 1) Menyeru, memanggil, mengajak, menjamu : ًع َُة ْ عُْ – َد ُ َدعَا – ٌَ ْذ 2) Memanggil, mendoa, memohon.: ًعُْ – ُدعَاء ُ َدعَا – ٌَ ْذ Dalam pengertian istilah, dakwah merupakan suatu aktivitas untuk mengajak orang kepada ajaran Islam yang dilakukan secara damai, lembut (QS. 35:6), konsisten dan penuh komitmen.3
1
A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah; Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011), h. 27. 2 Hasanuddin, Hukum Dakwah; (Tinjauan Aspek Hukum dalam berdakwah di Indonesia) (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 26. 3 Bambang S. Ma‟arif, Komunikasi Dakwah; Paradigma Untuk Aksi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 22.
14
15
Istilah dakwah mengandung makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia.4 Sayyid Quthub, lebih memandang dakwah secara holistis, yaitu sebuah usaha untuk mewujudkan sistem Islam dalam kehidupan nyata dari tataran yang paling kecil, seperti keluarga, hingga yang paling besar, seperti negara atau ummah dengan tujuan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.5 Menurut Yahya Omar dakwah yaitu Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.6 Pendapat Syekh Ali Mahfuz tentang pengertian dakwah:
. Dakwah yaitu mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.7
4
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), h.
17. 5
Ismail, Filsafat Dakwah; Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam, h. 29. Hasanuddin, Hukum Dakwah; (Tinjauan Aspek Hukum dalam berdakwah di Indonesia) (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 27. 7 Hasanuddin, Hukum Dakwah; (Tinjauan Aspek Hukum dalam berdakwah di Indonesia), h. 28. 6
16
Dari beberapa pengertian dakwah diatas dapat penulis simpulkan, bahwa dakwah adalah mengajak manusia kepada jalan Allah dengan cara yang baik dan menyenangkan agar mereka mendapatkan kebahagiaan dari dakwah itu sendiri baik bahagia di dunia maupun di akhirat kelak. Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan, baik jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridha-Nya.8 Tujuan dakwah sebetulnya tidak lain dari tujuan Islam itu sendiri yakni transformasi sikap kemanusiaan (attitude of humanity transformation) atau yang dalam terminologi al-Qur‟an disebutkan al-ikhraj min al-zulumat ila-nur.9 Menurut Arifin, tujuan dakwah adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama yang dibawakan oleh aparat dakwah atau penerang agama.10 Dari beberapa penjelasan mengenai tujuan dakwah di atas penulis dapat simpulkan, bahwa pada intinya tujuan dakwah adalah untuk merubah keadaan manusia baik individu maupun masyarakat dari segala aspek baik dari segi aqidah, keimanan, keyakinan, ibadah, perbuatan manusia itu sendiri,
8
Bambang S. Ma‟arif, Komunikasi Dakwah; Paradigma Untuk Aksi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 26. 9 A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah; Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011), h. 58. 10 Hasanuddin, Hukum Dakwah; (Tinjauan Aspek Hukum dalam berdakwah di Indonesia) (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 34.
17
dsb. dari keadaan yang kurang baik menjadi keadaan yang lebih baik sesuai dengan ajaran agama Islam berdasarkan petunjuk al-Qur‟an dan as-Sunnah. 2. Ciri-ciri Dakwah yang Efektif Sebagai suatu usaha, aktivitas dakwah harus bisa di ukur keberhasilannya. Oleh karena itu, tujuan dari aktivitas dakwah harus dirumuskan secara definitif, terutama tujuan mikronya. Dari sudut psikologi dakwah, ada lima ciri dakwah yang efektif11: 1) Jika dakwah dapat memberikan pengertian kepada masyarakat (Mad’u) tentang apa yang didakwahkan. 2) Jika masyarakat (Mad’u) merasa terhibur oleh dakwah yang diterima. 3) Jika dakwah berhasil meningkatkan hubungan baik antara Da’i dan masyarakatnya. 4) Jika dakwah dapat mengubah sikap masyarakat Mad’u. 5) Jika dakwah berhasil memancing respons masyarakat berupa tindakan. 3. Klasifikasi Materi Dakwah (Pesan Dakwah) Materi dakwah adalah isi pesan yang disampaikan da‟i kepada mad‟u. Semua materi dakwah harus merujuk pada sumber pokok, yaitu al-Qur‟an dan al-Sunnah al-Nabawiyah, sebab yang menjadi materi dakwah itu ialah ajaran Islam. Secara garis besar materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga masalah pokok12:
11
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), h. xv. Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 82. 12
18
a. Akidah (keimanan) Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah Islamiah, karena aspek inilah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia. Menurut bahasa, kata akidah berasal dari: „aqada-ya‟qidu-„aqdan wa „aqidatan yang berarti, “ikatan (al-rabth), janji (al-„ahd), keyakinan yang mantap (al-jazm). Jadi, secara harfiah akidah bisa diartikan “keyakinan, ideologi, kepercayaan, agama. Dalam pengertian istilah, akidah ialah “keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang dan menjadi landasan segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan serta pegangan hidupnya”. Adapun dasar-dasar akidah Islamiah, yaitu: iman kepada Allah (QS al-Baqarah/2:177; QS an-Nisa‟/4:136), iman kepada para Malaikat (QS alBaqarah/2:97,98,177,285; QS an-Nisa‟/4:136), iman kepada para Rasul (QS al-Baqarah/2:98; QS an-Nisa‟/an-Nisa‟/4:136), iman kepada Qadha dan Qadar (QS al-Furqan/25:2; hadis jibril). b. Syariah Secara etimologis, syariah berarti “jalan ke tempat pengairan atau tempat berlalu air di sungai”. Kata syariah muncul dalam beberapa ayat alQur‟an, seperti pada surat al-Maidah/5:48; al-Syura/42:13 dan alJasiah/45:18 yang mengandung arti “jalan yang jelas yang membawa kepada kemenangan”.
19
Syariah ini bertujuan untuk mewujudkan tatanan sistem kehidupan yang teratur dan sempurna. Sebagaimana diungkapkan dalam kaidah ushul: “Ma Syuri’a min hukmin illa wa fihi mashalih li al-nas” (tidaklah suatu hukum itu disyariatkan, melainkan untuk kemaslahatan bagi umat manusia). Syariah merupakan seperangkat kaidah yang mengatur perilaku manusia yang mencakup dua aspek hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Allah (vertikal) dan hubungan manusia dengan manusia serta dengan
lingkungan
hidupnya
(horizontal)
atau
mu‟amalah
(kemasyarakatan). Maka materi dakwah di bidang syariah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, serta pandangan yang jernih dalam melihat setiap persoalan yang muncul sesuai dengan ketentuan hukum Islam yang bersumber dari al-Qur‟an dan Sunnah. c. Akhlak Perkataan akhlak berasal dari kata „khuluq”, yang berarti: “perangai, sikap, tingkah laku, watak, budi pekerti”. Akhlak merupakan sistem etik dalam Islam, yang bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.
20
Akhlak dalam ajaran Islam tidak dapat disamakan dengan etika. Jika etika dibatasi pada sopan santun antar sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah, maka akhlak lebih luas maknanya. Yakni mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tidak bernyawa). Adapun yang menjadi sumber akhlak yaitu al-Qur‟an dan Sunnah, bukan akal pikiran. Maka baik maupun buruknya suatu perbuatan, al-Qur‟anlah yang menilainya. Misalnya: sifat sabar, syukur, pemaaf, pemurah dan jujur dinilai baik. Begitu juga sebaliknya, pemarah, kufur nikmat, dendam, kikir dan dusta dinilai buruk. Dan penilaian sifat baik buruk tersebut berdasarkan al-Qur‟an dan Sunnah. B. Pesan Rekreatif dalam Dakwah (Tablighul Busyro) 1. Pengertian pesan rekreatif Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pesan adalah perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain.13 Kata rekreatif berasal dari kata rekreasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) rekreasi adalah penyegaran kembali badan dan pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan.14
13
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1064. 14 , Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1158.
21
Istilah rekreasi menurut konsep komunikasi merupakan suatu keadaan yang menghibur atau menggembirakan. Karena itu pesan rekreasi atau dalam istilah dakwah disebut dengan (tablighul busyro), merupakan penyampaian pesan yang ditujukan untuk membahagiakan atau menghibur orang lain. Dan penyampaian pesan yang bertujuan untuk membahagiakan orang lain dalam pandangan
komunikasi
disebut
dengan
komunikasi
fatik
(phatic
communication), seperti: menghibur atau bercanda, mengucapkan salam, ramah tamah, mengobrol santai, menanyakan kabar atau menyapa, dan menggoda.15 2. Klasifikasi Pesan Komunikasi dalam Pendekatan Dakwah Terdapat beberapa pesan komunikasi ditinjau melalui pendekatan dakwah (al-Qur‟an dan Hadits), yang secara garis besar diklasifikasikan menjadi tiga bagian, diantaranya16: a.
Pesan Informasi (Tablighul Khabar) Informasi adalah sebagai sejumlah sinyal yang dibutuhkan untuk
mengurangi ketidakpastian akan situasi tertentu. Pesan Informasi dalam Al-Qur‟an dan hadis meskipun mutlak kebenarannya, tetapi si penyampai informasi harus memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas. Transparansi artinya ia memiliki prinsip keterbukaan karena itu informasi hendaknya bisa disampaikan secara terbuka dan jelas kepada penerimanya,
15
Ellys Lestari Pembayun, Communication Quotient (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 36. 16 Ellys Lestari Pembayun, Communication Quotient, h. 29-39.
22
tanpa
ada
yang
ditutup-tutupi
dan
diselewengkan.
Sedangkan,
akuntabilitas bahwa informasi yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan hadits adalah sumber yang dapat dipercaya sehingga penerima tidak memiliki keraguan yang akan melahirkan prasangka. b. Pesan Persuasi (Tablighul Muatsir) Gerald R. Miller mengatakan bahwa persuasi merupakan situasi yang dibuat untuk mengubah perilaku melalui transaksi (pesan) simbolik yang bersifat tidak memaksa (secara tidak langsung) dengan alasan yang masuk akal dan melibatkan emosi terhadap orang-orang yang akan kita pengaruhi tersebut. Suatu ajakan melalui ucapan dilakukan sebagai suatu aktivitas manusia untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan bawah sadarnya melalui lidah yang dimilikinya. Dalam Al-Qur‟an, aktivitas mengajak atau penyampaian pesan persuasi bukan hanya harus digiatkan dengan sejumlah karakter, juga harus melalui metode yang benar dalam menyampaikan pesan-pesan atau substansinya tersebut. c.
Pesan Rekreasi (Tablighul Busyro) Pesan rekreasi (tablighul busyro) sesungguhnya hadir agar kita
dapat berbicara secara leluasa seperti saat mengemukakan pendapat, ide dan informasi disertai improvisasi dan kekayaan pola-pola komunikasi yang menyenangkan lainnya. Karena khususnya canda atau pembicaraan yang ringan yang merupakan bagian dari jenis pesan rekreatif ternyata
23
lebih dapat menggerakkan orang untuk bertindak melakukan yang kita sampaikan, atau untuk sependapat dengan kita dibanding perkataan dan tulisan yang berat. Namun, dalam upaya menyenangkan orang lain ketika berdakwahpun tentu harus memiliki kaidah dan tidak keluar dari kontrol. Artinya, tetap merujuk pada rambu-rambu Al-Qur‟an dan hadits sehingga guyonan yang disampaikan pun tidak hanya sekedar menghibur tetapi juga dapat mencerdaskan orang lain. Maka dari itu, umat Muslim harus dapat menyampaikan pesanpesan dalam Al-Qur‟an dan hadits secara menggembirakan bukan menakut-nakuti, bahkan mengancam. Karena tujuan adanya Al-Qur‟an dan hadis turun ke dunia ini adalah untuk membahagiakan hamba-hamba Allah yang beriman. Dalam komunikasi antar pribadi, kata-kata yang menggembirakan dan menghibur sebenarnya ditujukan untuk menjalin hubungan tingkat pribadi yang lebih intens dan dekat dengan orang lain. Meskipun canda kita tidak selalu lucu unutk didengar, suasana dapat menjadi lebih menyenangkan (fatik) karena kita melibatkan unsur-unsur ketulusan, keterbukaan,
persahabatan,
kasih
sayang,
perhatian,
ketertarikan,
kepercayaan, tidak egoistis, dan kejenakaan. Inilah yang disebut dengan swirls yang merupakan ucapan-ucapan yang membuat komunikasi dapat lebih menyenangkan seperti tertawa, memberikan kejutan (aha!), oh ya, Anda hebat sekali kalau begitu?,
24
alhamdulillah saya dapat kerja sekarang!, Subhanallah cantiknya anak ini!, berbaur dengan hadirin, bermain drama, bergaya saat berbicara, melakukan bahasa tubuh yang membuat orang lain terhibur, dan sebagainya. 3. Organisasi Pesan Rekreatif Dalam teori retorika modern, terdapat beberapa aliran dan salah satu aliran yang berkaitan dengan penyusunan pesan dan penggunaan bahasa adalah aliran retorika modern kedua yang dikenal sebagai gerakan belles lettres (Bahasa Prancis: tulisan yang indah). Retorika belletrist sangat mengutamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang dengan mengabaikan segi informatifnya.17 Retorika mengenal enam macam organisasi pesan, yaitu deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal. Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti. Sebaliknya, dalam urutan induktif kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik kesimpulan.18 Dalam urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya kejadian. Urutan logis, pesan disusun berdasarkan urutan sebab ke akibat, akibat ke sebab. Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat.
17
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis (Bandung: PT Rosda Karya, 2011), h. 13. 18 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh (Jakarta: AMZAH, 2012), h. 261.
25
Sedangkan berdasarkan topik, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan; klasifikasinya, dari yang penting ke yang kurang penting, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang dikenal ke yang asing.19 3.1. Imbauan Pesan Setelah membahas mengenai Organisasi pesan terdapat jenis-jenis imbauan pesan yang harus diketahui, diantaranya20: a.
Imbauan Rasional Imbauan rasional didasarkan pada anggapan bahwa manusia
pada dasarnya makhluk rasional yang baru bereaksi pada imbauan emosional, apabila imbauan rasional tidak ada. Menggunakan imbauan rasional artinya meyakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti/fakta. Imbauan rasional ini berhubungan dengan strategi framing. Kekuatan pesan dalam memilih fakta-fakta yang dipahami oleh pembaca. b.
Imbauan Emosional Imbauan Emosional menggunakan pernyataan-pernyataan
atau bahasa yang menyentuh emosi komunikan. Sudah lama diduga bahwa kebanyakan tindakan manusia lebih berdasarkan emosi daripada sebagai hasil pemikiran. Pendakwah ingin menjelaskan
19 20
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, h. 261. Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, h. 262.
26
kekuatan di dalam diri seseorang lemah. Mitra dakwahnya diajak bernyanyi “Insya Allah”. c.
Imbauan Takut Imbauan takut menggunakan pesan yang mencemaskan,
mengancam, atau meresahkan. Pendakwah mengajak orang tua agar anaknya dilatih kekuatan komunikasi di dalam diri, sehingga kemana pun ia pergi memiliki akar dan fondasi di dalam diri. Anak tersebut tidak mudah diajak orang lain. Imbauan pesan melatih takut kepada Allah Swt. Apalagi kekuatan dakwah fardiyah di keluarga berjalan baik. d.
Imbauan Ganjaran Imbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan
komunikan pada sesuatru yang mereka perlukan atau yang mereka inginkan. Pendakwah
memberikan
manfaat-manfaat
kekuatan
dakwah dzatiyah dan manfaat dakwah fardiyah sehingga, orang tua menerapkan di rumahnya masing-masing. e.
Imbauan Motivasioinal Imbauan motivasional menggunakan imbauan motif (motive
appeals) yang menyentuh kondisi intern dalam diri manusia. Dengan menggunakan
berbagai
mazhab
psikologi,
kita
dapat
mengklasifikasikan motif pada dua kelompok besar, yaitu motif
27
biologis dan motif psikologis. Manusia bergerak bukan saja di dorong oleh kebutuhan biologis seperti lapar dan dahaga, tetapi juga karena dorongan psikologis seperti rasa ingin tahu, kebutuhan akan kasih sayang, dan keinginan untuk memuja. Agar pesan yang ingin disampaikan dapat terorganisir dengan baik. Maka dalam ilmu retorika terdapat garis besar (outline) dalam berpidato yang harus diketahui oleh seorang komunikator. Garis besar adalah peta bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika. Garis besar (outline) dalam berpidato/ceramah pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: pengantar, isi, dan penutup. Dengan menggunakan urutan bermotif dari Alan H. Monroe, kita dapat membaginya menjadi lima bagian: perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan.21 Mengikuti urutan bermotif dari Monroe, pidato (ceramah) rekreatif terus-menerus berada pada tahap perhatian. Tidak diperlukan upaya untuk menimbulkan kebutuhan akan informasi atau menonjolkan masalah yang harus dipecahkan. Monroe menyarankan dua cara mengorganisasikan pesan rekreatif yang pertama, teknik satu pokok (one-point speech), memusatkan pembicaraan hanya pada satu pokok pembicaraan saja. Yang kedua meniru organisasi pesan persuasif dan memperlakukannya secara main-main. Dengan
21
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis (Bandung: PT Rosda Karya, 2011), h. 41-42.
28
kata lain, pidato kita adalah pidato persuasif yang dijadikan burlesque. Berikut ini penjelasan Monroe tentang keduanya.22 a. Teknik Satu Pokok Bila menggunakan teknik ini maka pidato yang digunakan untuk serangkaian
ilustrasi,
anekdot,
dan
kontras-kontras
humor
yang
disampaikan secara cepat. Setiap satuan humor harus dipusatkan pada satu gagasan utama. Berikut ini rumusan sederhana untuk organisasi pesan seperti itu.23 1) Kisahkan cerita atau berikan ilustrasi. 2) Tunjukkan gagasan pokok atau pandangan yang menjadi pijakan untuk mempersatukan rincian pembicaraan Anda. 3) Ikuti dengan serangkaian cerita dan ilustrasi tambahan. Setiap cerita memperluas atau memperjelas gagasan utama. Susun setiap ilustrasi begitu rupa sehingga minat atau humor itu disebutkan secara merata. Jangan mengelompokkan bahan-bahan paling lucu hanya pada satu bagian pidato saja. Hindari “kedodoran” pada akhir pembicaraan. Simpan anekdot yang sangat “menyolok” atau lucu pada bagian terakhir.
22 23
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 134. Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 135.
29
4) Tutup dengan mengulang kembali gagasan utama yang telah Anda jelaskan. Pada bagian ini masukkan pertimbangan serius yang melandasi cerita-cerita lucu itu. b. Urutan Bermotif Burlesque Ketika Anda menggunakan metode kedua ini, pidato (ceramah) Anda hanya mengandung tahap perhatian saja, ditinjau dari reaksi psikologis pendengar. Tetapi struktur pembicaraan dapat disusun berdasarkan pada urutan bermotif, yang mempermainkan tahap-tahap yang digunakan dalam persuasi yang serius.24 a) Tahap Perhatian. Mulailah pembicaraan Anda dengan salah satu diantara empat cara ini: hubungkan dengan kejadian lucu yang aktual, buat kelucuan yang diarahkan pada pembawa acara atau siapa saja (tetapi hati-hati, Anda harus menunjukkan bahwa Anda hanya main-main), kisahkan cerita atau anekdot. Kemudian, dengan cara tertentu, hubungkan permulaan pembicaraan Anda dengan; b) Tahap kebutuhan dan pemuasan. Sajikan masalah serius (seperti kesulitan mengatur pendapatan untuk menutup pengeluaran), perbesar tingkat keseriusannya melebihi proporsinya, kemudian tawarkan pemecahan yang absurd, atau
24
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 135.
30
sajikan masalah yang absurd (seperti bahaya yang disebabkan makan dengan menggunakan pisau), uraikan sejumlah cerita fiktif untuk menggambarkannya, kemudian berikan metode pemecahan masalah yang juga absurd. Masukkan sejumlah anekdot lucu untuk menegaskan kejanggalan-kejanggalan. c) Tahap visualisasi. Perbesar kejanggalan itu dengan menambahkan lagi gambaran kondisi yang dilebih-lebihkan. d) Tahap tindakan. Tutup
pembicaraan
Anda
secara
cepat
dengan
mempermainkan tuntutan tindakan yang juga dibesar-besarkan. Atau ceritakan sebuah kisah untuk menggambarkan ironi dari argumentasi Anda, atau dengan membuat ikhtisar hal-hal “vital” dari argumentasi Anda. Buatlah sentuhan terakhir ini pendek dan lucu. 4. Karakteristik Pesan Rekreatif Dalam kategori pesan rekreatif atau pesan yang menghibur, hal tersebut bukan hanya dilihat dari pesan yang dapat membuat orang lain tertawa saja. Karena sebagai seorang pembicara atau seorang da‟i harus
31
memahami yang menjadi kebutuhan manusia akan need entertainment (kebutuhan akan hiburan).25 Maka berdasarkan hal tersebut untuk memahami lebih dalam tentang karakteristik rekreatif, banyak jenis-jenis atau model orang yang terhibur26, diantaranya: 1) Orang terhibur jika dia merasa senang, dihormati, dihargai, dan dibuatnya tertawa. 2) Orang terhibur jika dia dipenuhi kebutuhannya dengan mendapatkan solusi dari setiap permasalahannya. 3) Orang terhibur jika dia telah disadarkan akan kekurangan dan kesalahan yang dimilikinya. Sebagai contoh orang disadarkan dan mendapat ketenangan pada saat muhasabah (proses introspeksi dan perenungan). 4) Orang terhibur jika ia ditakut-takuti dengan sebuah fakta, dsb. Setelah mengetahui tentang model-model orang terhibur diatas. Maka dalam pembahasan karakteristik pesan rekreatif dalam dakwah ini, penulis mengklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: unsur-unsur pesan rekreatif dalam perspektif dakwah, dan unsur-unsur pesan rekreatif dalam perspektif komunikasi.
25
Tubagus Wahyudi, The Secret Of Public Speaking Era Konseptual (Jakarta: BBC Publisher, 2013), hal. 29. 26 Tubagus Wahyudi, The Secret Of Public Speaking Era Konseptual, hal. 29.
32
a.
Unsur-Unsur Pesan Rekreatif dalam Perspektif Dakwah Ada beberapa unsur pesan rekreatif dalam perspektif dakwah yang
menjadi karakteristik dakwah rekreatif itu sendiri, diantaranya: 1) Mauizoh hasanah Menurut para pakar bahasa, nasehat (al-wa‟zh atau mau‟izdhah) mengandung arti teguran atau peringatan. Ashfahani, dengan mengutip pendapat imam Khalil, menyatakan bahwa nasehat adalah memberikan peringatan (al-tadzkir) dengan kebaikan yang dapat menyentuh hati. Jadi makna terpenting dari nasehat adalah mengingatkan (tadzkir) dan membuat peringatan (dzikra) kepada umat manusia.27 Sesuai makna diatas, maka menurut Quthub nasihat yang baik adalah nasehat yang dapat masuk ke dalam jiwa manusia serta dapat menyejukkan hati, bukan nasehat yang dapat memerahkan telinga karena penuh kecaman dan caci maki yang tidak pada tempatnya. Menurutnya, nasihat yang baik bukan pula dengan membuka dan membeberkan aib dan kesalahan-kesalahan orang lain yang terjadi karena tidak mengerti atau karena motif yang baik. Nasihat yang baik adalah nasihat yang lemah lembut yang dapat melunakkan hati yang keras dan menyejukkan hati yang gersang.28
249.
27
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub (Jakarta: PT Penamadani, 2006), h.
28
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, h. 249-250.
33
Sebagaimana nasihat Luqman yang diberikan kepada anaknya dengan penuh kasih sayang, dalam firman Allah dijelaskan:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman: 13)
Maka berdasarkan penjelasan Quthub diatas, menurut hemat penulis pesan rekreatif dalam perspektif dakwah adalah pesan nasehat yang dapat menyentuh jiwa dan menyejukkan hati seseorang, sehingga jiwa seseorang merasa tenang dan mendapatkan semangat untuk mengaplikasikan dari pesan dakwah yang disampaikan. Setelah membahas tentang mauizoh hasanah (nasihat yang baik) yang menjadi unsur sekaligus karakteristik dalam dakwah rekreatif. Maka dari kata mauizoh hasanah tersebut, penulis mengkategorikan beberapa bagian yang termasuk dalam kategori dari mauizoh hasanah, yang diantarantya: a)
Qaulan Balighan (Perkataan yang membekas pada jiwa) Ungkapan qaulan balighan terdapat dalam surat al-
Nisa‟ ayat 63:
34
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan Katakanlah kepada mereka Perkataan yang membekas pada jiwa mereka”.(Q.S. An-Nisaa’: 63)
Khitab ayat tersebut ditujukan kepada orang-orang munafik yang berupaya keras menghalangi ajakan untuk patuh kepada hukum Allah dan Rasul_Nya. Maka menyampaikan pesan dakwah dihadapan orang-orang munafik diperlukan bahasa atau penyampaian pesan yang bisa mengesankan dan membekas pada hati mereka, sebab dihatinya banyak dusta, khianat serta ingkar janji.29 Dan menurut hemat penulis penyampaian pesan yang dapat membekas dan mengesankan hati merupakan unsur pesan rekreatif dalam dakwah. Karena mad‟u merasa terkesan dengan penyamapaian dakwah yang disampaikan. Sehingga pesan dakwahpun tersampaikan dan dapat diterima dengan baik oleh mad‟u.
29
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 49.
35
b) Qaulan layyinan (Perkataan yang lembut) Al-Qur‟an
sangat
kaya
dengan
ayat-ayat
yang
menunjukkan kelemah lembutan berbicara dengan mad‟u. Sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam surah Taha ayat 43-44:
ِا “Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya Dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia sadar atau takut".(Q.S. Taha: 43-44)
Atau firman Allah tentang Nabi Ibrahim ketika mendakwahi ayahnya dengan kelembutan:
“(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya; "Wahai ayahku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?”.(Q.S.
Maryam: 42)
36
Dalam seruan nabi Ibrahim kepada ayahnya itu terdapat ikatan seorang ayah yang harus diungkapkan dengan penuh cinta, lembut, dan sayang.30 Maka menurut hemat penulis unsur kelembutan itu merupkan unsur pesan rekreatif dalam dakwah yang harus ada dalam setiap penyampaian dakwah, sehingga mad‟u pun merasa diayaomi dari setiap dakwah yang disampaikan. c) Qaulan Ma’rufan (Perkataan yang baik) Berkaitan tentang perkataan yang baik Allah telah jelaskan dalam al-Qur‟an, dalam surah an-Nisaa‟ ayat 8:
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat[270], anak yatim dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu [271] (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang baik”.(Q.S. An-Nisaa’: 8)
Salah satu pengertian ma‟rufan secara etimologis adalah al-khair atau al-ihsan, yang berarti “baik”. Jadi qaulan ma‟rufan mengandung pengertian perkataan atau ungkapan yang pantas dan
baik.
Qaulan
ma‟rufan
berarti
pembicaraan
yang
bermanfaat, memberikan pengetahuan, mencerahkan pemikiran 30
Taufik al-Wa‟iy, Dakwah ke jalan Allah; muatan, sarana, dan tujuan (Jakarta: Robbani press 2010), h. 382.
37
menunjukkan pemecahan terhadap kesulitan kepada orang yang lemah.31 Sehingga menurut hemat penulis perkataan yang baik juga merupakan unsur pesan rekreatif dalam dakwah yang mengindikasikan bahwa setiap pesan dakwah yang disampaikan dapat
bermanfaat
permasalahan
dan
hidup.
memberikan Sehingga
solusi
mad‟u
pun
dari
setiap
merasakan
ketenangan dalam jiwanya, setelah mendengarkan dakwah yang disampaikan dengan baik. d) Qaulan Maysuran (Perkataan yang Ringan) Kata maisuran merupakan bentuk isim maf‟ul dari yasara-yasiru-yusran, yang artinya mudah. Maka qaulan maisuran dapat diartikan “perkataan yang mudah diterima, ringan, pantas dan tidak berbelit-belit. Dakwah dengan qaulan maisuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana, mudah dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran yang mendalam.32 Ungkapan qaulan maisuran terdapat dalam surah al-Isra‟ ayat 28:
31
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 51-52. 32 Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 52.
38
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut”.(Q.S. Al-Isra’: 28)
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut hemat penulis qoulan maysuran juga merupakan unsur yang termasuk dalam dakwah rekreatif. Karena perkataan yang ringan yang mudah dimengerti merupakan indikator keberhasilan dalam dakwah sehingga dakwah tersebut dapat mudah diterima oleh mad‟u. Sebagai contoh: Alm. Ust jeffry al-Buchori beliau berdakwah dengan gaya bahasa yang gaul. Sehingga hal tersebut menjadi unsur pesan rekreatif tersendiri
yang dapat menghibur
masayarakat sehingga banyak jamaah yang mengikuti dakwah beliau. e) Qaulan Kariman (Perkataan yang mulia) Istilah Qaulan Kariman bisa ditemukan dalam surah alIsra‟ ayat 23:
39
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850]”.(Q.S. Al-Israa’: 23)
Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah orang yang telah lanjut usia. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah ialah dengan perkataan yang mulia, santun, penuh penghormatan dan penghargaan, tidak menggurui. Dalam perspektif dakwah, qaulan kariman diperlukan jika dakwah itu ditujukan kepada kelompok orang yang sudah masuk kategori usia lanjut, sebab kondisi fisik yang sudah mulai melemah membuat mudah tersinggung jika menerima perkataan yang keras dan menggurui.33 Pesan dakwah janganlah menggunakan redaksi perintah, terkesan sombong, atau arogan sehingga mad‟u merasa tertekan atau terpojokkan. Sasaran dakwah itu tidak akan senang dengan pemaksaan dan penindasan. Mereka lebih senang dengan
33
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 52-53.
40
kerendahan hati (tawadhu‟).34 Sebagaimana seusai dengan ayat yang tertera dalam surah Ali-Imran ayat 159:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.(Q.S. Ali-Imran: 159)
Seorang da‟i harus menjauhkan diri dari perasaan isti’la (lebih tinggi) dari mad‟unya. Ia harus menjauhkan diri dari segala sesuatu yang menyakiti mad‟u atau menyebabkannya terluka. Seorang da‟i harus menjauhkan diri dari sikap meremehkan mad‟u, menantangnya, atau menampakkan diri lebih mulia darinya. Seorang da‟i seharusnya berbicara dengan ruh nasihat penuh kasih sayang yang ikhlas dan tawadhu’ serta menuntun kepada kebaikan.35 Maka jika dilihat dari penjelasan diatas, menurut hemat penulis qaulan kariman merupakan salah satu unsur yang masuk dalam karakteristik dakwah rekreatif. Karena perkataan yang
34
Taufik al-Wa‟iy, Dakwah ke jalan Allah; Muatan, Sarana, Dan Tujuan, h. 380. Taufik al-Wa‟iy, Dakwah ke jalan Allah; Muatan, Sarana, Dan Tujuan, h. 382.
35
41
mulia dan penuh penghormatan juga hal yang harus diperhatikan dalam berdakwah terlebih mad‟u atau jama‟ah dari kalangan usia lanjut yang harus dimuliakan agar merasa digembirakan dan dihormati, sehingga mad‟u merasa nyaman ketika mendengarkan dakwah. b. Unsur-Unsur Pesan Rekreatif dalam Perspektif Komunikasi Setelah kita mengetahui unsur-unsur rekreatif dalam perspektif dakwah yang menjadi karakteristik dari dakwah rekreatif itu sendiri. Maka kita juga akan mengenal sekaligus membahas beberapa unsur-unsur pesan rekreatif dalam perspektif komunikasi36, yang diantaranya: 1) Tidak melulu melucu. Dakwah rekreatif tidak selalu harus melucu. Anda dapat menceritakan pengalaman yang luar biasa, aneh tetapi nyata, aneh tetapi tidak nyata. Selama Anda menyampaikan hal-hal yang menarik perhatian pendengar, mengendurkan saraf mereka, atau membuat mereka santai. Hal tersebut juga termasuk dalam unsur pesan rekreatif. 2) Gembirakan diri Anda dahulu. Anda tidak akan dapat menghibur orang lain, bila kabut kesedihan menutup wajah anda. Dakwah rekreatif harus disampaikan 36
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis (Bandung: PT Rosda Karya, 2011), h. 125-126.
42
oleh orang yang berwajah ceria, riang, gembira santai, “easy going”. Tetapi wajah cerminan hati. Anda harus memulai dengan memusatkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan; dan melupakan, untuk sementara apa saja yang merisaukan. 3) Hindari rangkaian gagasan yang sulit. Dalam dakwah rekreatif, susunlah topik secara sederhana juga hindari gagasan-gagasan abstrak, kalimat-kalimat yang panjang, dan kata-kata yang ambigu. 4) Gunakan gaya bercerita (naratif). Masukkan
berbagai
cerita,
anekdot,
contoh
kongkret.
Sebaiknya Anda tidak menceritakan humor yang terlalu dikenal atau terlalu sering dibicarakan. Bila perbendaharaan humor Anda memang sedikit, kemaslah humor-humor lama dengan cara yang orisinil dan kreatif. Cerita-cerita itu sebaiknya dijalin begitu rupa sehingga berkaitan satu sama lain. 5) Berbicaralah singkat. Humor adalah bumbu dalam dakwah. Artinya kita jangan terlalu lama atau berlebihan dalam memberikan humor. Berbicaralah singkat dalam menyampaikan humor. Karena humor adalah sekedar pengikat perhatian audience saja, agar audience atau mad‟u tetap stay
43
tune atau fokus dalam memperhatikan dakwah yang disampaikan oleh da‟i. 5. Teori-teori Humor dalam Perspektif Retorika Komunikasi Dikalangan para filusuf ada tiga teori humor yang dikenal,37 diantaranya: 1) Teori Superioritas dan Degradasi. Kita tertawa bila menyaksikan sesuatu yang janggal (mengikut Plato), atau kekeliruan atau cacat (kata Aristoteles). Objek yang membuat kita tertawa adalah objek yang ganjil, aneh, menyimpang. Sebagai subjek, kita mempunyai kelebihan (superioritas), sedangkan objek tertawa kita mempunyai sifat-sifat yang rendah. “Ketika kita tertawa”. Teori ini tepat untuk menganalisis jenis-jenis humor yang termasuk satire. Satire adalah humor yang mengungkapkan kejelekan, kekeliruan, atau kelemahan orang, gagasan, atau lembaga untuk memperbaikinya. Satire dapat bersifat langsung, dengan membongkar hal-hal yang jelek atau membesar-besarkannya (exaggeration); atau tidak langsung, melalui parodi, ironi, dan burlesque.
37
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 126-128.
44
2) Teori Bisosiasi. Teori ini dirumuskan oleh Arthur Koestler, tetapi berasal dari filusuf-filusuf besar seperti Pascal, Kant, Spencer, Schopenhauer. “Kita tertawa”, kata filusuf yang saya sebut terakhir, “bila secara tiba-tiba kita menyadari ketidaksesuaian antara konsep dengan realitas
yang
sebenarnya”. Ia memberikan contoh dengan kisah ini: Beberapa orang sipir penjara mendapat kesempatan bermain kartu dengan seorang napi. Ternyata napi itu mengecoh mereka. Para sipir marah dan menendang napi itu ke luar penjara. Menurut teori ini, humor timbul karena kita menemukan hal-hal yang tidak diduga, atau kalimat (juga kata) yang menimbulkan dua macam asosiasi. Yang pertama kita sebut teknik belokan mendadak (unexpected turns); dan yang kedua, asosiasi ganda (puns). 3) Teori Pelepasan Inhibisi. Ini adalah teori yang paling “teoritis”, sehingga tidak begitu banyak manfaatnya buat kita. Seperti yang kita lihat dari istilah inhibisi, teori ini diambil dari Sigmund Freud. Kita banyak menekan ke alam bawah sadar kita, salah satu diantara dorongan yang kita tekan adalah dorongan agresif. Bila dorongan ini dilepaskan dalam bentuk yang bisa diterima oleh masyarakat, kita melepaskan inhibisi. Kita merasa senang dan karena itu kita tertawa.
45
6. Teknik-teknik Humor Untuk menyampaikan sebuah humor ada teknik-teknik khusus yang harus kita ketahui, diantaranya38: a.
Exaggeration Exaggeration berarti melebihkan sesuatu secara tidak proporsional.
Exaggeration dilakukan untuk membongkar kejelekan sejelas-jelasnya dengan maksud mengoreksinya. Sebagai contoh dikutip dari Majalah Humor (22 Juli, 11 Agustus 1992), dengan judul “Kiat Berhenti Merokok”: a) Olah raga secara rutin. Pagi lari marathon, siang angkat besi, sore tinju, malam yoga, pagi lari, dst. Dijamin tidak akan ada waktu untuk merokok. b.
Parodi Parodi (berasal dari Bahasa Yunani “para-“, disamping dan “-
oide”, lagu) adalah sejenis komposisi dimana gaya suatu karya (seperti prosa, puisi atau prosa liris) yang serius ditiru dengan maksud melucu. Sebagai contoh: Guru kencing berdiri Murid mengencingi guru
38
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 128.
46
c. Ironi Ironi (berasal dari kata Yunani eiron “seseorang yang mengatakan lebih sedikit dari apa yang dipikirkan”) adalah menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna harfiahnya. Sebagai contoh berikut ini saya kutipkan tulisan Emha Ainun Najib dalam Secangkir Kopi Jon Pakir: Fatwa Jenggot Seluruh lapisan ambtenaar Jawa Barat mulai sekarang musti meningkatkan ketertiban, keamanan dan kerapian, dengan cara membabat habis jenggot, sampai ke antek-anteknya dan akar-akarnya. Saya berpikir larangan jenggot saja tidak cukup! Kalau kita ingin menjadi bangsa besar, kita musti cermat mengurus hal-hal yang kecil. Seluruh rambut manusia – yang namanya berbeda-beda berdasarkan lokasinya – sebaiknya diterbitkan. Baik potongannya, arah cuatan-cuatannya, maupun jumlahnya. Jangan pernah berpikir bahwa sehelai rambut tidak bisa melakukan tindak subversif. ……………………………………………………………….......... Negara yang santun kepada warganya memang perlu mengurusi nasib seluruh bagian kehidupan di wilayahnya sampai yang sekecilkecilnya. Kita butuh fatwa jenggot, fatwa panjang pendeknya kuku, fatwa tentang gincu merk apa yang mesti dipakai… d.
Burlesque Burlesque (berasal dari bahasa Itali “burlesco”, lelucon, hal-hal
yang menggelikan) adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan hal-hal yang seenaknya secara serius atau hal-hal yang serius secara seenaknya. Sebagai contoh: Keanehan Pesawat Terbang 1. Tidak memerlukan kaca spion samping dan persneling mundur. 2. Tempat duduk dilengkapi dengan ikat pinggang, jadi sangat cocok bagi Anda yang pergi belum sempat makan.
47
e.
Perilaku Aneh Para tokoh Sesuai dengan teori superioritas, kita memperoleh kesenangan bila
kita melihat hal-hal yang ganjil atau menyimpang pada perilaku orang lain. Tentu saja kesenangan kita itu menjadi luar biasa, bila objek yang kita tertawakan itu adalah orang-orang besar. Tidak selalu kelucuan itu berasal dari “cacat”, tokoh-tokoh besar itu boleh jadi kelucuan itu timbul dari kehebatan mereka dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya, kisah Edison berikut ini: “Dalam suatu pertemuan untuk menghormati penemuan mesin bicara (gramofon) dari Edison, seseorang memperkenalkan siapa Edison. Pidato pengantarnya sangat panjang dan bertele-tele. Para pendengar melihat bahwa pembicara sepert ini tidak bisa berhenti (dalam bahasa komputer, ia tidak bisa exit). Setelah pemberi pengantar, Edison berpidato. Ia memulai pidatonya dengan berkata, “Saya menghaturkan terima kasih kepada bapak (pembicara terdahulu) atas pujiannya. Tetapi saya ingin memberikan koreksi. Tuhanlah yang menciptakan mesin bicara. Saya hanyalah orang yang pertama kali menemukan mesin bicara yang bisa disuruh diam”. f.
Perilaku Orang Aneh Perilaku bangsa-bangsa yang aneh atau orang-orang aneh selalu
dijadikan bumbu-bumbu humor. Tetapi penggunaannya dalam pidato rekreatif (ceramah rekreatif) harus dilakukan sangat hati-hati. Bila kita agak ceroboh, kita bisa dihukum karena SARA. Sebagai Contoh: “Abdurrahman Wahid pernah memberi kata pengantar untuk Mati Ketawa Cara Rusia. Seperti judulnya buku itu berisi guyonan Rusia. Tetapi Gus Dur mempunyai perbendaharaan humor yang kaya, mencakup berbagai bangsa. Ia sendiri sebetulnya orang aneh.
48
Karena itu, saya hanya ingin bercerita tentang dirinya saja. Ia mempunyai anak yang belajar di Fakultas Psikologi. Ketika ditanya mengapa anak kiyai belajar psikologi (psikologi klinis lagi), Gus Dur menjawab, “Di NU banyak yang gendeng”. Saya bertanya lagi.”Apakah bukan karena ia ingin berkhidmat pada bapaknya?.” g.
Belokan Mendadak Teknik ini dirumuskan Monroe sebagai berikut: bawalah khalayak
Anda untuk meyakini bahwa akan berbicara yang biasa: kemudian katakanlah sebaliknya. Sebagai contoh: “Sekali waktu saya mengambil program S3 (doctor) di UNPAD. Saya menghadiri kuliah dengan rajin, di samping mengajar mahasiswa S2. Saya sangat dekat dengan para profesor dan pimpinan Fakultas Pascasarjana. Otak saya juga rasanya lumayan. Karena itu, setelah bekerja keras selama bertahun-tahun, saya mendapat hasil yang membahagiakan. Saya di-DO. (Kata terakhir ini disebut dengan istilah belokan mendadak)”. h.
Puns Puns adalah teknik mempermainkan kata-kata yang mempunyai
makna ganda. Jalaludin Rakhmat pernah memberikan contohnya pada kata “conceive” dan “deliver” dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia, kita memiliki banyak sekali kata yang seperti itu. Perhatikan kalimatkalimat dibawah ini: Pemilu betul-betul membuat saya pilu. Saya menolak dia karena pertimbangan kepribadian. Ia tidak mempunyai kendaraan pribadi, sopir pribadi, perusahaan pribadi, rumah pribadi.
49
7. Prinsip-prinsip Dakwah Rekreatif Ada sebuah hadits yang menjadi prinsip dasar dakwah rekreatif. Ketika itu Nabi SAW. memilih waktu yang tepat untuk memberi nasihat dan mengajarkan ilmu agar para sahabat tidak meninggalkan majelis. Turunlah sabda Nabi Saw.:
ً الْؤٌََا ِم كَرَاٌَ َت ْ عظَ ِت ِف ِ ُْ َسّلَم ٌَ َتخَ َُلُىَا بِالْم َ ََ ًٍَِْعّل َ هلل ُ صّلَى ا َ ً ُ ن الىَ ِب َ سعُ ُْدٍ قَالَ كَا ْ ه َم ِ ه ا ْب ِع َ )السَآ َمتِ عَّلٍَْىَؤ ( ّرَاي بخاّري 68. "Dari Ibnu Mas'ud, bahwa Nabi SAW selalu memilih waktu yang tepat bagi kami untuk memberikan nasihat, karena beliau takut kami akan merasa bosan." (HR. Bukhari) Keterangan Hadits39:
ٌَ َتخََُ ُلartinya ( ٌَ َتعٍََ ُذMemperhatikan), sedangkan عظَ ٌت ِ ُْ َ مberarti nasihat atau peringatan. Kalimat yang disebutkan dalam judul bab mengandung maksud kedua hadits yang akan dijelaskan, sebab kata ( السَآ َم ُتbosan) dan ّر ُ ُُْألىّف (meninggalkan) mempunyai kemiripan makna. Adapun korelasi antara hadits ini dengan hadits sebelumnya adalah, bahwa hadits-hadits tersebut menekankan untuk menyampaikan ilmu (tabligh) seperti yang dilakukan oleh Abu Dzarr. Hal ini dapat dilihat pada sebagian besar bab pada kitab ini.
39
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari (Jakarta: Pustaka Azzam, 2002), h. 307-308.
50
( كَانَ ٌَ َتخََُلُىَاSelalu memilih waktu yang tepat bagi kami). Menurut Al Khaththabi, kata Al khaa 'il (isim fa'il dan khaala) berarti orang yang memperhatikan atau menjaga harta. Oleh karena itu, maksud dari hadits ini adalah bahwa Rasulullah selalu memperhatikan aspek waktu dalam memberikan nasihat kepada kami. Beliau tidak memberikan nasihat setiap waktu supaya kami tidak merasa bosan. Berdasarkan hadits dan penjelasannya diatas, menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. adalah salah seorang da‟i yang sangat memahami psikologi audience. Beliau sangat cerdas dalam membaca keadaan audiencenya. Beliau tidak ingin mad‟u merasa bosan dengan dakwah yang beliau sampaikan. Kemudian selanjutnya turunlah hadits berikut ini, dan hadits inilah yang menjadi prinsip dalam dakwah rekreatif:
ُُحذَثَىًِ أَب َ َشعْ َبتُ قَال ُ حذَثَىَا َ َسعٍِذٍ قَال َ ُحذَثَىَا ٌَحٍَْى ْبه َ َه َبّشَا ٍّر قَال ُ حَذَثَىَا ُمحَ َمذُ ْب عهْ الىَ ِبًِ صَّلَى الّلَ ًُ عَّلٍَْ ًِ ََسََّلمَ قَا َل ٌَسِرَُا ََلَا ُت َعسِرَُا َ عهْ أَ َوسِ ْبهِ مَالِك َ ِالتٍََاح )ََ َبّشِرَُا ََلَا تُىَفِرَُا ( ّرَاي بخاّري 69. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah Telah menceritakan kepadaku Abu At Tayyah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "permudahlah dan jangan persulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari." (HR. Bukhari)
51
Keterangan Hadits40: Faidah penambahan kalimat ََلَا ُت َعسِرَُاadalah sebagai penegasan. Menurut Imam Nawawi: "Jika hanya menggunakan kata سرَُا ِ ٌَ (berilah kemudahan), maka orang yang hanya memberikan kemudahan sekali dan sering mempersulit orang lain termasuk dalam hadits tersebut. Oleh karena itu, Rasulullah bersabda, ( ََلَا ُت َعسِرَُاJanganlah mempersulit) dengan maksud untuk mengingatkan, bahwa memberikan kemudahan kepada orang lain harus selalu dilakukan dalam setiap situasi dan kondisi. Demikian pula dengan sabda Nabi, ََلَا تُىَفِرَُاsetelah kata ََ َبّشِرَُا.
ّشرَُا ِ ( ََ َبDan berilah berita gembira). Dalam bab "Adab", Imam Bukhari meriwayatkan dari Adam, dari Syu'bah dengan menggunakan lafazh
سّكَىُُْا َ ََ (berilah ketenangan) yang merupakan antonim (lawan kata) dari ََلَا تُىَ ِفرَُاSebab kata ن ٌ ُْ ُ( سُّكketenangan) adalah lawan kata dari وُفُرَْ ٌّر (meninggalkan), seperti halnya kata ّر ُة َ ( ال َبّشَاberita gembira) merupakan
َ ( ال َىذَاberita buruk). Akan tetapi karena menyampaikan lawan dari kata ّر ُة kabar buruk pada awal sebuah pengajaran dapat menyebabkan orang tidak menghiraukan nasihat yang akan diberikan kepadanya, maka kata ّر ُة َ ال َبّشَا (berita gembira) di sini diikuti dengan kata ر ُ ٍِْ( تَىْفmeninggalkan). Adapun maksud dari hadits ini adalah41:
40 41
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari, h. 308-309. Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari, h. 309
52
1) Kita harus berlaku ramah kepada orang yang baru memeluk Islam dan tidak mempersulitnya. 2) Lemah lembut dalam melarang perbuatan maksiat agar dapat diterima dengan baik. 3) Menggunakan metode bertahap dalam mengajarkan suatu ilmu, karena segala sesuatu jika diawali dengan kemudahan, maka akan dapat memikat hati dan menambah rasa cinta. Berbeda halnya jika pengajaran itu dimulai dengan kesulitan. Berdasarkan penjelasan hadits diatas, menunjukkan Rasulullah pun berdakwah, beliau berusaha untuk memberikan kemudahan, dengan cara menggunakan metode
bertahap ketika memberikan penjelasan
atau
pemahaman ilmu. Hal ini menunjukkan bahwasanya dalam berdakwah haruslah cerdas dalam memilih bahasa yang tepat, ringan, dan mudah untuk dimengerti. Kemudian Rasulullahpun dalam berdakwah selalu mengutamakan berita gembira terlebih dahulu, agar mad‟u tidak lari. Karena menyampaikan kabar buruk pada awal sebuah pengajaran dapat menyebabkan orang tidak menghiraukan nasihat yang kita berikan. Dalam artian dalam penyampaian dakwahnya, beliau selalu menenangkan mad‟u dengan cara bersikap lemah lembut, memberikan kabar gembira, menghibur, dsb. Sehingga mad‟u pun merasa nyaman dan pesan dakwah yang disampaikanpun mengena dihati mad‟u.
53
Setelah mengkaji lebih dalam, mengenai hadits yang menjadi landasan dasar dalam prinsip dakwah rekreatif. Maka terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan pula dalam dakwah rekreatif, diantaranya42: 1) Atribut-atribut fisik: para pelawak Indonesia tampaknya tidak mengindahkan batas-batas bila hendak mengolok-olok penampilan fisik seseorang. Orang yang pendek, gemuk, botak, berhidung kecil/pesek dan tonggos tampak sebagai sasaran paling empuk penghinaan. 2) Sindiran-sindiran seksual: banyak tayangan televisi dan bahkan beberapa program dakwahtainment terkorbankan karena muatanmuatan konsumsi dewasa yang tidak pantas. 3) Mengejek orang-orang yang berkekurangan: menilai dari pola komunikasinya, beberapa program televisi Indonesia dibuat peka mengenai prinsip etis yang paling dasar tentang menyakiti hati orangorang cacat, orang dengan kelambanan mental, orang miskin dan berpenghasilan rendah. (Al-Hujurat:11) 4) Merongrong Agama: Agama pun telah menjadi sasaran ejekan oleh berbagai program televisi. Sebagai contoh: seorang penyanyi dangdut zaskia gotik menyapa penonton dengan salam keagamaan muslim yang khas “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”, dengan menggoyang-goyangkan pantatnya sembari berputar ke segala arah. 42
Dicky Sofjan, Agama & Televisi di Indonesia: Etika Seputar Dakwahtainment (Geneva: Globethics.net, 2013), h. 79-84.
54
Berikut ini juga merupakan beberapa tambahan yang menjadi prinsip dalam dakwah43, diantaranya: 1) Tidak menjadikan simbol-simbol Islam (tauhid, risalah, wahyu dan dien) sebagai bahan gurauan. Firman Allah: “Dan jika kamu tanyakan mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab,“Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. at-Taubah: 65). 2) Jangan menjadikan kebohongan dan mengada-ada sebagai alat untuk menjadikan orang lain tertawa, seperti April Mop di masa sekarang ini. Sabda Rasulullah saw: “Celakalah bagi orang yang berkata dengan berdusta untuk menjadikan orang lain tertawa. Celaka dia, celaka dia.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim). 3) Islam tidak menyukai sifat berlebihan dan keterlaluan dalam segala hal, meskipun dalam urusan ibadah sekalipun. Dalam hal hiburan ini Rasulullah memberikan batasan dalam sabdanya; “Janganlah kamu banyak tertawa, karena banyak tertawa itu dapat mematikan hati.” (HR. Tirmidzi). “Berilah humor dalam perkataan dengan ukuran seperti Anda memberi garam dalam makanan.” (Ali ra.).
43
Artikel diakses pada 18 September 2015 dari
http://www.kompasiana.com/ahmadhabib/antara-humor-dan dakwah_55299f9a6ea834b02a552d1
55
8. Humor Rasulullah Berikut ini penulis menyajikan beberapa contoh humor ala Rasulullah yang menunjukkan bahwa Rasulullah pun menggunakan humor dalam dakwahnya, sebagaimana berikut: Anak Unta Diriwayatkan oleh Anas bin Malik menceritakan suatu insiden ketika seorang pria menghadap Nabi Muhammad, dan mencari unta tunggangannya. Sang Nabi menjawab, “Nanti kami akan memberimu tunggangan seekor bayi unta. “Pria itu bingung, dan mencoba mempertegas apa yang baru saja dikatakan Sang Nabi. “Yaa Utusan Allah, bagaimana aku bisa menunggang seekor bayi unta?” Dengan senyum hangatnya, Sang Nabi menjawab, “Bukankah semua unta adalah bayi dari induk unta?” (Abu Dawud, mengenai Etika No.92).44 Nenek-nenek Tidak Masuk Surga Rasulullah SAW juga pernah bergurau dengan nenek-nenek tua yang datang dan berkata, “Doakan aku kepada Allahagar Allah memasukkan aku ke surga .”Maka Nabi SAW berkata kepadanya, “Wahai Ummu Fulan! Sesungguhnya surga itu tidak dimasuki orang yang sudah tua .”Maka wanita tua itu pun menangis , karena ia memahami apa adanya.Kemudian Rasulullah SAW memahamkannya, bahwa ketika dia masuk surga, tidak akan masuk surga sebagai orang yang sudah tua, tetapi berubah menjadi muda belia dan cantik.Lalu Nabi SAW membaca firman Allah SWT:“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (wanita-wanita surga) itu dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS Al Waqi‟ah: 35-37)45 Menurut Hemat penulis, beberapa contoh hadits diatas merupakan contoh hadits yang memberi kesan, bahwa betapa seorang Nabi Allah pun menggunakan humor yang lucu untuk menarik dan berinteraksi dengan para pengikutnya dalam dakwahnya.
44
Dicky Sofjan, Agama & Televisi di Indonesia: Etika Seputar Dakwahtainment, h. 86. Artikel diakses pada 21 September 2015 dari https://idid.facebook.com/notes/ferre/kumpulan-humor-ala-nabi-muhammad-penulisabu-islam-ahmad-binali-/2387147613465 45
BAB III BIOGRAFI USTADZ WIJAYANTO
A. Riwayat Hidup Ustadz Wijayanto DR. H. Ahmad Wijayanto MA. yang biasa dikenal dengan panggilan Ustadz Wijayanto dilahirkan pada tanggal 27 Desember 1968 tepatnya di kota Solo. Ayah beliau bernama H. Jumadi, dan ibu beliau bernama Hj. Surtinah. Ustadz Wijayanto tergolong anak yang sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara yaitu Gunawan, Rela Setyani, Budi Wiranto, Wijayanto, Wiryanto, Betty Hartati, Sapto rini, Aris Setyawati. Kemudian Ustadz Wijayanto menikah dengan Ulaya Ahdiani pada tahun 1997, beliau mempunyai 1 anak perempuan dan dua anak laki-laki. Putri yang pertama bernama Dzikrina Iffa Yohanida, kemudian putra yang kedua bernama Muhammad Nufail Naisaburi, dan putra yang ketiga bernama Muhammad Naja El-Ghifari.1 Ustadz Wijayanto adalah seorang Muballigh yang mempunyai Pesantren Bina Anak Sholeh di kota Yogyakarta. Dan beliau sebagai Pengasuh utama Pesantren tersebut yang telah lama dipimpinnya. Latar belakang didirikannya Pesantren Bina Anak Soleh adalah: Pertama, ingin mencetak anak-anak yang
1
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto yang berlokasi di Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara Jak-Tim (Evo Studio Kompas TV) pada hari Juma’at, 22 Mei 2015, jam 17.30 s/d Selesai.
56
57
berakhlaqul karimah, karena setiap kegiatannya anak-anak diterapkan dengan kebiasaan-kebiasaan akhlak yang baik tentunya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Mulai dari adab minum, makan, tidur, masuk kamar mandi, masuk masjid, dsb. Sehingga ketika anak didiknya melanggar sang ustadz cukup mengingatkan dengan mengatakan: “Siapa yang melanggar berarti bukan anak soleh”. Hal tersebut dibentuk atas dasar nama pesantren “Bina Anak Soleh” yang berorientasikan kepada mencetak generasi muda yang berakhlaqul karimah. Kedua, ingin mencetak anak-anak yang memiliki pengetahuan agama yang luas. Tentu para santri atau anak-anak diberikan pembelajaran bekal agama yang kuat, seperti: mengaji Al-Qur’an, mempelajari hadits-hadits dsb. Ketiga, untuk mencari keridhan Allah SWT. Keempat, untuk menyebarkan dakwah Islamiyah.2 Ustadz Wijayanto merupakan salah seorang muballigh yang disegani di mata masyarakat, karena ilmunya dan kehumorisannya dalam setiap penyampaian dakwahnya. Karena dalam setiap penyampaian dakwah, beliau identik dengan dakwah yang menghibur, humoris, tetapi terdapat pesan kritik sosial didalamnya. Artinya setiap kritik pesan dakwah yang disampaikan dikemas dengan gaya yang humoris, dan tentunya sesuai dengan realita yang ada. Kemudian gaya penyampaian dakwah beliau juga santai tidak menggebu-gebu seperti orator sehingga para mad’upun menikmati dakwah beliau dan mudah dimengerti.
2
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto
58
B. Pendidikan dan Organisasi Ustadz Wijayanto 1.
Pendidikan Ustadz Wijayanto Sebagaimana umumnya orang-orang yang pintar dan berhasil itu diawali
dengan sebuah perjalanan hidupnya dalam menuntut ilmu. Berikut ini perjalanan pendidikan Ustadz Wijayanto: 1. Semasa SD pernah belajar di Majelis Tafsir Diniyah 2. Semasa SMP sampai SMA pernah belajar juga di Pondok Pesantren Al Islam di Kota Solo. 3. Tahun 1992 Sarjana Ilmu Antropologi Universitas Gajah Mada. 4. Tahun 1992 Sarjana Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga. 5. Tahun 1997 Sarjana Sosiologi, Universitas Islam Internasional Islamabad.3 2. Organisasi Ustadz Wijayanto Organisasi merupakan kumpulan kepentingan individu yang memiliki tujuan yang sama. Berikut ini data organisasi Ustadz Wijayanto tentang pengalaman dalam bidang organisasi: 1. Ketua Gerakan Hasanah Purba (Gerhana). 2. Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM). 3. Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa UGM (FORKOM), 4. Ketua Mahasiswa Islam UGM.
3
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto
59
5. Pengasuh utama Pesantren Bina Anak Soleh
C. Aktivitas Dakwah Ustadz Wijayanto Ustadz Wijayanto sebagai pengasuh Pesantren Bina Anak Soleh. Beliau juga masih aktif menghadiri undangan ceramah atau dakwah mimbariyah di masjid, musholla, kantor, lembaga, rumah, majelis ta’lim, di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya: mulai dari lingkungannya di daerah Yogyakarta Jabodetabek, Jawa-Barat, Jawa-Tengah, Jawa-Timur, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, bahkan beliau mengatakan pernah dakwah di seluruh provinsi, kecuali di kepulauan Nias. Bahkan beliau pernah berdakwah di 26 negara, yang diantaranya yang beliau sebutkan: Dubai, Abudabi, Quwait, Yordan, Turkey, Hongkong, Taiwan, Korea, Jepang, Inggris, Belanda, dsb. Beliau berdakwah dalam acara peringatan hari besar Islam dan sosial seperti: Maulid Nabi, Isra‟ Mi‟raj, Muharram, Nuzulul Qur‟an, „Idul Fitri, Pernikahan, Sunatan, Syukuran, dan lain sebagainya.4 Selain beliau berdakwah di majlelis ta’lim, masjid, dll. Beliau juga berdakwah di media televisi. Awal mula kiprah Ustadz Wijayanto berdakwah di televisi yaitu beliau pertama kali pernah mengisi acara agama di Metro TV bersama Emha Ainun Nadjib. Maka semenjak itulah beliau mulai merambat mengisi tausiyah di acara-acara atau stasiun-stasiun televisi yang lain, seperti: beliau pernah mengisi tausiyah di acara “Siraman Qalbu” MNC TV, Cahaya Hati ANTV, “Sentuhan Qalbu” TRANS TV, Mata Hati SCTV, “Tabligh Akbar” 4
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto
60
INDOSIAR, pernah menjadi juri di “AKSI” INDOSIAR, pernah mengisi juga di “BUKAN 4 MATA'' TRANS 7, acara “Hitam Putih” TRANS 7, hingga saat ini beliau aktif mengisi di salah satu Program Talk show di televisi yaitu “Cerita Hati” KOMPAS TV. Dan pada program inilah sekarang yang menjadi media rutinitas beliau dalam berdakwah. Dan ternyata selain kegiatan berdakwah, Ustadz Wijayanto juga sering mengisi kegiatannya di bidang training, dan teaching. Beliau mengisi training untuk lebih lebih dari 10 lembaga training nasional, di Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta. Biasanya materi training yang dibawakan seputar: pengembangan kepribadian, manajemen stress, dan post power sindrom. Beliau mengisi training di berbagai perusahaan besar, seperti: Sampoerna, berbagai Bank, perusahaan penambangan, dan lain-lain.5 Kemudian beliau juga ternyata merupakan salah seorang dosen di Universitas Gajah Mada (UGM), dengan sampingan di hampir semua Universitas swasta besar di Yogyakarta. Dan ternyata Ustadz Wijayanto sudah berkali-kali terpilih menjadi dosen teladan pilihan mahasiswa. Sementara yang di luar Yogyakarta, ada di kelas Magister Manajemen UGM di Jakarta dan Surabaya.
5
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto
61
D. Karya-karya Ustadz Wijayanto Seseorang yang berilmu, ilmunya akan selalu dikenang jika ia memiliki karya. Sebagaimana Ustadz Wijayanto, selain beliau aktif di dunia dakwah, beliau juga memiliki banyak karya buku sebagai seorang penulis, karya-karya atau bukubuku yang beliau tulis diantaranya6: 1. Bukan Muslim “Nato” (No Action Talk Only)7. 2. “Biar Puasa Nggak Sia-sia”8. 3. “Gosip Halal VS Gosip Haram”9. 4. “Dwilogi Analogi”10. 5. “Meminang Lawan Menjadi Kawan”11. 6. “Trilogi Manajemen Konflik”. Penulis Ustadz Wijayanto, penerbit: UII Press. 7. “Orientasi Nilai Dasar Islam”. Penulis Ustadz Wijayanto, penerbit: UII Press. 8. “Makna Puasa”. Penulis Ustadz Wijayanto, penerbit: Grafindo.
6
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto Ahmad Wijayanto, Bukan Muslim “Nato” (No Action Talk Only) (Yogyakarta: PT Benteng Pustaka, 2006) 8 Ustadz Wijayanto dan Kinoysan, Biar Puasa Nggak Sia-sia (Jakarta: Pustaka Oasis, 2008) 9 Ustadz Wijayanto dan Ari Wulandari, Gosip Halal VS Gosip Haram (Jakarta: Grasindo, 2009) 10 Tohirin el-Ashry dan Ustadz Wijayanto, Dwilogi Analogi (Jakarta: Ganeca Exact, 2009) 11 Tohirin el-Ashry dan Ustadz Wijayanto, Meminang Lawan Menjadi Kawan (Jakarta: Ganeca Exact, 2009) 7
62
9. “Makna Shalawat”. Penulis Ustadz Wijayanto, penerbit: Grafindo. 10. “Makna Membaca Al-Qur’an”. Penulis Ustadz Wijayanto, penerbit: Grafindo. Kemudian ada karya-karya beliau yang dimuat oleh pihak Australia, diantaranya: 1. “Studi Islam dan Indonesia”. 2. “Jihad dan Terorisme”. 3. “Budaya Islam Jawa”.
E. Profil Kompas TV 1. Sejarah dan Perkembangan Kompas TV Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia, namun awalnya, Kompas Gramedia lebih mengarah ke print media, seperti koran Kompas, dan majalah-majalah hampir seratus majalah.12 Kompas TV adalah salah satu stasiun televisi swasta terestrial nasional di Indonesia. Kompas TV dimiliki oleh Kompas Gramedia. Stasiun televisi ini hadir menggantikan stasiun televisi yang pernah dimiliki oleh Kompas Gramedia, yaitu TV7. Sejak saham TV7 dibeli oleh pihak Trans
12
Artikel diakses pada 29 Juni 2015 dari http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-201113-MC%20Bab3001.pdf
63
Corp yang berdiri di bawah kepemimpinan Chairul Tanjung pada tahun 2006 dan nama TV7 diganti menjadi Trans7, maka saham Kompas Gramedia terhadap Trans7 menurun menjadi hampir setengah dari Trans Corp. Pada tanggal 11 September 2011, Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan menghilangkan tulisan TV pada logo tersebut, dan tulisan TV tersebut kembali digunakan mulai 5 Oktober 2012 hingga sekarang.13 Jacob Utama selaku pemilik Kompas Gramedia ingin mempunyai sebuah stasiun televisi yang bisa mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Dengan tekad dan tujuan tersebut, beliau akhirnya mendirikan TV baru, yang kontennya lebih menginspirasi Indonesia serta memiliki nilai-nilai yang baik, akhirnya muncullah Kompas TV.14 Proyek KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan mendirikan PT GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA dengan brand name KOMPAS TV. KOMPAS TV sebuah perusahaan media yang menyajikan konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yang diusung, KOMPAS TV mengemas program tayangan news, adventure & knowledge, entertainment yang mengedepankan kualitas.15
13
Artikel diakses pada 29 Juni 2015 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kompas_TV Artikel diakses pada 29 Juni 2015 dari http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-201113-MC%20Bab3001.pdf 15 Artikel diakses pada 29 Juni 2015 dari http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-201099-MC%20Bab3001.pdf 14
64
Kompas TV dibangun sebagai sebuah TV yang berbeda dengan stasiun TV lainnya. Konten yang ada di dalam Kompas TV tidak murni entertainment atau news saja, namun merupakan penggabungan yang seimbang antara news, features documentary (seperti BBC Knowledge atau Discovery Channel) dan program entertainment. Pada awalnya Kompas TV lebih dikenal dengan program dokumenter. Tetapi pada tahun 2015 ini Kompas TV lebih memfokuskan menjadi televisi berita. Konten program news KOMPAS TV adalah program berita yang tegas, terarah, dan memberi harapan. Selain itu, untuk program lainnya, KOMPAS TV menekankan pada eksplorasi Indonesia, baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini, hingga talenta berprestasi. Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, tersedia pula produksi film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talenta seni berbakat Indonesia.16 Kompas TV mulai mengudara secara luas pada tanggal 9 September 2011 melalui jaringan televisi lokal di daerah. Siaran stasiun televisi lokal tersebut terdiri dari 70% siaran yang direlai dari Kompas TV dan sisa 30%nya merupakan siaran yang dikelola sendiri. Stasiun televisi lokal yang termasuk ke dalam jaringan Kompas TV sejak tanggal 1 Maret 2012 adalah: Kompas TV Jabodetabek, Kompas TV Jawa Barat, Kompas TV Jawa Tengah, Kompas TV Surabaya, Kompas TV
16
Artikel diakses pada 29 Juni 2015 dari http://www.kompas.tv/front/profile/
65
Dewata, Kompas TV Pontianak, Kompas TV Makassar, Kompas TV Sumsel, Kompas TV Banjarmasin, Kompas TV Kendari, Kompas TV Pelaihari, Kompas TV Bangka, Kompas TV Gorontalo, Kompas TV Sidikalang, Kompas TV Sukabumi, ART TV (Purworejo), Batanghari TV (Jambi), JMTV (Jember), RBTV (Yogyakarta), AFB TV (Kupang), Bengkulu TV (Bengkulu), Pacific TV (Manado), Antero TV (Banda Aceh), Kota-kota besar lain akan menyusul kemudian. Bahkan, sebagian besar kota sudah siap menyiarkan jaringan Kompas TV dengan membangun stasiun relai dan dalam tahap siaran percobaan, seperti di Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan kota-kota besar lain yang memiliki jaringan Kompas Gramedia atau disesuaikan dengan terbitnya koran Kompas di seluruh Indonesia. Mulai 28 Juni 2015, Kompas TV di Jabodetabek pindah frekuensi menjadi 25 UHF. Sejak tanggal 9 September 2011, Kompas TV juga dapat disaksikan di televisi berlangganan sebagai berikut: K-vision, aora, BiG TV, First Media, Groovia TV, OrangeTV, Skynindo, TransVision, Max3, viva+. Kompas TV dapat juga disaksikan secara siaran gratis melalui parabola di satelit Palapa D. Kompas TV juga menjadi stasiun televisi pertama di Indonesia yang mengadopsi kualitas gambar beresolusi tinggi atau High Definition yang dinamakan Kompas HD. Kompas HD sendiri hadir di K-Vision HD, Max3 dan live streaming di kompas.tv/live.
66
2. VISI & MISI VISI Menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara yang mencerahkan kehidupan masyarakat. MISI Menayangkan program-program dan jasa yang informatif, edukatif, dan menghibur. Melibatkan pemirsa dengan program-program yang independen,
khas,
serta
memikat
yang
disajikan
melalui
layanan
multiplatform. 3. Profil Perusahaan Kompas TV Building Unit 1-6th Street Address
Floor Palmerah Selatan No.1
City
Jakarta
Country
Indonesia
Postal/Zip Code
ID-10270
Telephone
+62 21 548 3008
Telefax
+62 21 549 4051
Home Page
http://kompas.tv Palapa D
Satellites Palapa D
67
Palapa D (Parabola Orange TV) Telkom 1 (TelkomVision) Measat 3a (Aora TV Satelit) LyngSat Stream
Streaming
© LSC, information last updated 2012-03-30 Gambar 3.2 Profil Perusahaan Kompas TV 4. Logo Kompas TV
Gambar 3.6 Logo Kompas TV THE DESIGN PHILOSOPY LOGO Pada tanggal 11 September 2011 Kompas TV mengubah logonya yaitu dengan menghilangkan kata TV pada logo tersebut. Logo Kompas TV diciptakan dengan semangat dari pencitraan brand parent yaitu KOMPAS, sebuah image jurnalistik yang telah begitu kuat. Dasar visual adalah jarum kompas yang disederhanakan menjadi bentuk geometrik segitiga. Untuk menyesuaikan dengan semangat Inspirasi Indonesia maka riset logo
68
menemukan
sebuah
gagasan
nan
abadi
tentang
Indonesia,
untuk
menggambarkan beraneka ragamnya Indonesia dalam bentuk dan warna berbeda dalam satu kesatuan. Menginspirasi setiap orang untuk selalu percaya pada mimpi yang sama yaitu Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan yang tetap selalu terintegrasi secara harmony menjadi satu kesatuan. Terciptalah logogram dari inisial Kompas (huruf K) yang terdiri dari 9 warna terpilih warna-warna yang mencitrakan Indonesia, mewakili keanekaragaman dalam filosofi, (secara fisikly dalam kehidupan nyata mungkin ada jutaan warna di sekitar kita) Warna-warna tersebut diambil dari sample pixel, ratusan materi fotografi Indonesia yang telah dikumpulkan. Mulai dari warna bunga Anggrek, laut, sawah yang menguning, sampai tonal pigmen kulit orang Indonesia. Terpilih 9 warna yang mewakili angka tunggal yang paling tinggi, dan istimewa bagi masayarakat Indonesia. 9 kepingan segitiga yang saling terkait, saling bahu membahu, menjadi perwujudan bentuk baru dari satu kesatuan kepingan K. Integrasi keanekaragaman untuk citra yang kokoh dan bersatu, sebuah inspirasi bersama untuk kekuatan yang lebih baik.
69
F. Program Acara “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV a. Sejarah
Awal
Terbentuknya
Program
“Cerita
Hati
(Spesial
Ramadhan)” Kompas TV ”Cerita Hati” merupakan salah satu program acara talk show di kompas TV yang tayang setiap Senin-Jumat pukul 10.00. Dalam program talkshow “Cerita Hati” KOMPAS TV ini, acara didalamnya terdapat informasi, entertaint, dan dakwah. Karena selain kita mendapatkan informasi sekaligus hiburan didalamnya, kita juga mendapatkan nasehat dakwah sekaligus solusi bagi permasalahan hidup kita. Karena disana terdapat ustadz Wijayanto sebagai Solutif agama sekaligus narasumber yang memberikan solusi berdasarkan agama, kemudian dikemas dengan obrolan santai yang membahas seputar permasalahan kehidupan. Awal mula terbentuknya program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” ini, menurut eksekutif produser Restia Dela, sudah tiga kali berubah konsep sekaligus nama program. Awalanya dimulai dari tahun lalu bulan Ramdhan kompas TV memutuskan membuat sebuah program religi yang formatnya itu kunjungan dari masjid ke masjid atau menggunakan sistem pengambilan gambar luar ruangan dengan tema religi mengundang pengajian dari masjid dan didampingi sebagai narasumber oleh ustadz wijayanto. Porsinya juga
70
meliput tentang wisata kuliner selama bulan Ramdhan dengan nama program “Kurma”.17 Karena program tersebut mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat maka program “Kurma” tersebut yang tadinya hanya khusus untuk tayangan bulan Ramdhan saja maka berlanjutlah dalam versi reguler yang dikembangkan lagi menjadi talkshow yang nilai religinya diturunkan. Dalam artian temanya tidak agamis tetapi menggunakan tema yang umum diperluas menjadi apa saja tentang kehidupan sehari-hari, seperti hubungan keluarga, peristiwa aktual, dan tentang apa pun tetapi di ambil sisi positifnya dan dilihat dari sudut pandang Islam yang dikupas tuntas oleh Ustadz Wijayanto. Kemudian berubahlah nama program tersebut menjadi program “Berbagi Curhat”. Dan pada akhirnya berubah kembali nama program tersebut menjadi program“Cerita Hati”, yang formatnya tidak lagi kunjungan dari masjid ke masjid tetapi konsepnya di dalam studio. Dan di dalam acara tersebut Ustadz Wijayanto tidak sendiri, tetapi didampingi oleh host Desy Ratnasari, dan komika Akbar sebagai pembantu acara yang bertugas untuk mencairkan suasana serta diiringi oleh musik Penta Boys.18
17
Hasil Wawancara Pribadi dengan Restia Dela sebagai Eksekutif Produser Program “Cerita Hati” Kompas TV yang berlokasi di Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara Jak-Tim (Evo Studio Kompas TV) pada hari Juma’at, 22 Mei 2015, jam 17.30 s/d Selesai. 18 Hasil Wawancara Pribadi dengan Restia Dela sebagai Eksekutif Produser Program “Cerita Hati” Kompas TV
71
Dan karena segmentasinya Bulan Ramdhan maka cerita hati berubahlah formatanya menjadi “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” yang berbeda dengan ”Kurma” yang berlanskap luar ruang, dan juga agak sedikit berbeda dengan “Cerita Hati” regular. Cerita Hati spesial Ramdhan dibuat di dalam studio, yang bintang tamunya menampilkan tokoh-tokoh Indonesia. Dengan tujuannya ingin menyampaikan untold story dari tokoh-tokoh yang jarang diketahui pemirsa. Dan pengiring musik penta boys pada Cerita Hati Spesial
Ramadhan
ini
di
sela-sela
perbincangan,
diganti
dengan
dihadirkannya sosok Mice dalam bentuk wayang dan komika Akbar si pemenang Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV. Mice lewat kartun dan Akbar dengan joke-joke-nya, yang dapat mencairkan suasana. 19 b. Sasaran & Tujuan Terbentuknya Program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV Tujuan terbentuknya program ini adalah untuk menghibur sekaligus memberikan informasi kepada pemirsa dari ungkapan cerita hati para tokoh atau bintang tamu yang jarang diketahui khalayak publik. Dengan harapan dari informasi yang diberikan atau ungkapan cerita hati yang disampaikan oleh para bintang tamu, dapat menginspirasi masyarakat.20
19
Hasil Wawancara Pribadi dengan Restia Dela sebagai Eksekutif Produser Program “Cerita Hati” Kompas TV 20 Hasil Wawancara Pribadi dengan Restia Dela sebagai Eksekutif Produser Program “Cerita Hati” Kompas TV
BAB IV ANALISIS DAKWAH REKREATIF USTADZ WIJAYANTO DALAM PROGRAM “CERITA HATI (SPESIAL RAMADHAN)” KOMPAS TV
A. Pandangan Ustadz Wijayanto Terhadap Dakwah Rekreatif Dakwah rekreatif menurut Ustadz Wijayanto adalah dakwah yang disampaikan kepada mad‟u yang didalamnya tidak terlepas dari unsur atau prinsip “Yassiruu Wa laa Tu‟assiru, Basysyiru Wa laa Tunaffiruu.”1 Prinsip diatas sebenarnya merupkan prinsip dakwah yang diambil dari hadits Rasulullah Saw., yang berbunyi:
)ّسرُوْا وَالَ ُت َعّسِرُوْا َبّشِرُوْا َوالَتُنَّفِرُوْا ( رواه بخاري ِ َي: سَّل َم َ هلل عَّلَيْوِ َو ُ صّلَى ا َ هلل ِ سوْ ُل ا ُ قَالَ َر Rasulullah Saw. Bersabda: "Mudahkanlah jangan dipersulit, buatlah kebahagiaan jangan lahirkan kecemasan." (HR. Bukhari)
Beliau menjadikan hadits tersebut sebagai asas dasar dakwah rekreatif, karena menurut beliau dakwah itu memang harus dengan bahasa yang mudah agar mudah dipahami dengan baik oleh mad‟u. Dan juga dakwah itu harus menghibur agar mad‟u tidak merasa bosan dengan dakwah yang kita sampaikan sehingga dakwah yang kita sampaikan pun dapat diterima dengan baik dihati pendengar. Menurut beliau, Prinsipnya adalah “pah leadil but midi” ambil dulu hatinya, maka agama akan masuk didalamnya. Kalo orang sudah tegang siapa 1
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto yang berlokasi di Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara Jak-Tim (Evo Studio Kompas TV) pada hari Juma‟at, 22 Mei 2015, jam 17.30 s/d Selesai.
72
73
yang mau mendengarkan?, Maka orang lain dibikin senang terlebih dahulu agar mau mendengarkan, dan salah satu hal yang membuat orang lain itu senang dalam konteks dakwah yaitu dengan menggunakan humor.2 Karena menurutnya, humor dalam dakwah itu sangat penting, disebabkan bahwa humor ini sudah menjadi konsumsi masyarakat umum yang mereka tunggu dan mereka butuhkan. Karena dengan humor tersebut masyarakat merasa terhibur dan antusias dalam memperhatikan dakwah kita sehingga dakwah yang kita sampaikan pun bisa mengena dan sampai kepada mereka.3 Berdasarkan hadits diatas yang telah menjadi perinsip dakwah rekreatif. Maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan diketahui bagi setiap da‟i ketika melakukan dakwah rekreatif, yang kemudian diuraikan dalam penjelasan berikut: a. Yassiruu Wa laa Tu’assiruu (Mudahkan jangan dipersulit) Penyampaian pesan rekreatif dalam dakwah, tentunya seorang da‟i harus menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh mad‟u (audience). Karena menurut pendapat Ustadz Wijayanto: “Bagaimana mau menghibur atau sampai pesan dakwah kita, jika kita menggunakan bahasa yang rumit dan sulit untuk dimengerti?.”4 Maka berdasarkan hal tersebut, beliau menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang da‟i ketika menyampaikan dakwah rekreatif, yang kemudian penulis klasifikasikan sebagai berikut:
2
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto 4 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto 3
74
a) Pemilihan Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menjelaskan pesan yang kita sampaikan dengan tujuan agar orang lain paham dan mengerti dari maksud yang kita sampaikan. Seorang da‟i harus pandai memilih kata-kata dan mengemasnya dengan bahasa yang tepat dan baik agar jamaah mudah menerimanya. Menurut Ustadz Wijayanto dalam menyampaikan pesan dakwah, kita harus mengetahui dan memahami psikologi audience, dengan indikator yang beliau klasifikasikan sebagaimana berikut:5 1) Biqodri ‘uqulihim (Sesuai dengan Kadar Kemampuan Akalnya). Dalam berdakwah bahasa yang kita sampaikan harus sesuai dengan segmentasi mad‟u (audience) yang kita hadapi. Sebagai contoh: jika mad‟u yang kita hadapi anak-anak tentu kita harus menggunakan bahasa sesuai dengan kemampuan pemahaman anakanak. Jika audience kita ibu-ibu tentu kita juga harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh kaum ibu-ibu, dst., jangan sebaliknya audience kita anak-anak tetapi cara penyampaian kita menggunakan bahasa yang kadar kemampuan pemahamannya untuk orang dewasa.
5
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto
75
Karena Rasuullah SAW. pun bersabda, “Khotibunnaas „ala Qodri „Uquulihim” yang artinya “berbicaralah kalian menurut kadar kemampuan mereka”. Maka dengan demikian sebagai seorang da‟i harus mengetahui dan menyesuaikan diri dengan kondisi mad‟u yang dihadapi. Karena dengan demikian audiencepun akan mudah memahami pesan dakwah yang kita sampaikan. Sehingga pesan dakwah yang kita sampaikanpun akan sampai kepada audience. 2) Taysiirul Lugah (Bahasa yang mudah). Memang sudah menjadi syarat mutlak, dalam penyampian pesan dakwah harus dengan bahasa yang mudah dan ringan agar mudah dipahami dan diterima dengan baik oleh mad‟u. Menurut ustadz wijayanto dalam berdakwah haruslah dengan bahasa yang ringan yang mudah dimengerti oleh audience agar pesan dakwah yang disampaikan mengena dihati audience.6 Maka menurut hemat penulis pendapat ustadz Wijayanto tersebut sesuai berdasarkan teori dakwah yang telah dibahas pada bab sebelumnya mengenai unsur pesan rekreatif dalam perspektif dakwah yaitu Qaulan Maysuran (perkataan yang ringan). Karena dalam penjelasannya Qaulan Maysuran atau kata maisuran merupakan perkataan yang mudah diterima, ringan, pantas dan tidak berbelit-belit. Dalam artian pesan yang disampaikan itu
6
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto
76
sederhana, mudah dimengerti dan dipahami tanpa memerlukan pemikiran yang mendalam. Ungkapan qaulan maisuran terdapat dalam surah al-Isra‟ ayat 28:
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas[851]”.(Q.S. Al-Isra‟: 28)
Dan hal tersebutpun juga sesuai dengan teori komunikasi yang telah dibahas pada bab sebelumnya mengenai unsur pesan rekreatif dalam perspektif komunikasi yaitu pembahasan tentang menghindari rangkaian gagasan yang sulit. 3) Billisaani Qaumihim (sesuai dengan bahasa kaumnya). Agar dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh audience. Tentu kitapun harus menyesuaikan dengan keadaan audience itu sendiri. Menurut Ustadz Wijayanto ketika berdakwah kita harus pandai membaca psikologi audience sehingga kita mampu menggunakan bahasa yang tepat dan sesuai dengan keadaan audience masingmasing. Sebagai contoh: jika kita berdakwah di daerah yang mayoritas penduduknya suku sunda maka minimal paling tidak kita menyapa
77
audience dengan bahasa sunda. Guna untuk menselaraskan diri kita dengan keberadaan audience. Karena dengan demikian audience merasa diakui dan dihormati keberadaaanya. Sehingga audiencepun merasa senang, dan kitapun akan mudah menyampaikan pesan dakwah terhadapnya. Atau dengan contoh lain: jika audience yang kita hadapi anakanak tentu kita harus menggunakan bahasa yang sering digunakan dan disenangi oleh anak-anak. Jika audience kita ibu-ibu tentu kita harus mengerti bagaimana bahasa yang disenangi oleh kaum ibu-ibu, dst. b. Basysyiru Wa laa Tunaffiruu (Gembirakan jangan ditakuti) Dalam proses penyampaian pesan rekreatif dalam dakwah, menurut Ustadz Wijayanto ada beberapa hal yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang da‟i. Beliau menjelaskan beberapa hal, yang kemudian penulis klasifikasikan sebagai berikut: 1) Seorang Da’i Harus Cerdas dalam Mengorganisasikan Pesan Rekreatif Dalam melakukan dakwah rekreatif seorang Da‟i harus cerdas dalam mengorganisasikan pesan rekreatif yang akan disampaikan. Atau dituntut bagaimana kemampuan seorang da‟i dalam mengolah pesan sehingga menghasilkan sebuah humor atau unsur pesan rekreatif. Dan tentunya harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat.
78
Sebagai contoh menurut hasil pengamatan penulis, disini terdapat
beberapa
langkah-langkah
Ustadz
Wijayanto
dalam
mengorganisasikan pesan rekreatif7, diantaranya: a) Menyesuaikan humor dengan topik pembicaraan. b) Menghubungkan dengan kejadian lucu yang aktual. c) Menyampaikan humor yang diambil dari kisah-kisah atau cerita lucu, dan biasanya yang dijadikan sebagai contoh, beliau ambil dari pengalaman pribadi. Tetapi didalamnya tentu terdapat pesan-pesan dakwah yang bisa kita ambil hikmahnya. 2) Seorang Da’i Harus Memahami Karakteristik Rekreatif dalam Dakwah Menurut Ustadz Wijayanto, ada banyak cara untuk membuat orang lain terhibur dengan dakwah yang kita sampaikan. Ada yang menghiburnya dengan cara melalui gerakan tubuh, mimik, dsb. sehingga audience merasa gembira dan tertawa dengan apa yang kita sampaikan.8 Tetapi menurutnya untuk menghibur seseorang dalam dakwah itu, adalah bagaimana kita mampu menyajikan humor dalam dakwah cukup melalui pesan yang kita sampaikan, tetapi didalamnya terdapat pesan dakwah yang dapat membangun seseorang. Karena seorang da‟i
7
Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015. 8 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto
79
yang baik adalah mereka yang mampu menyisipkan pesan-pesan dakwah kedalam humor yang disampaikan. Karena rasa humor juga dapat di gunakan untuk menciptakan suasana yang serius menjadi santai. Sehingga yang kita berikan kepada audience tidak hanya sebatas lelucon atau guyonan belaka saja.9 Dan sebenarnya yang menjadi tolak ukur jama‟ah atau mad‟u terhibur dari dakwah yang kita sampaikan itu, tidak hanya sebatas orang tertawa saja. Tetapi dengan penyampaian pesan yang baik, dengan penuh hikmah, dengan penuh lemah lembut, dsb. sehingga pesan
yang
kita
sampaikanpun
membuat
auidence
merasa
mendapatkan ketenangan dan pemahaman yang baru tentang agama. Maka itupun termasuk dalam kategori rekreatif dalam dakwah.10 Maka berdasarkan hal tersebut, menurut Ustadz Wijayanto dalam proses penyampaian pesan rekreatif seorang da‟i pun harus betul-betul memahami apa saja yang menjadi karakteristik rekreatif dalam dakwah. Sebagaiamana yang telah beliau jelaskan berikut: sebuah pesan dapat dikategorikan sebagai pesan rekreatif jika pesan tersebut: pertama, memiliki unsur kelemah lembutan (bahasanya yang santun). Kedua, bahasanya ringan sehingga mudah dipahami. Ketiga, “Ta'asur fil qolbi” atau dalam artian pesan yang disampaikan harus berkesan dihati. Dan indikatornya adalah orang merasa gembira dan tenang setelah mendengarkan pesan dakwah yang kita sampaikan. 9
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto
10
80
3) Seorang Da’i Harus Memahami Batasan-batasan Rekreatif yang Menjadi Prinsip dalam Dakwah. Segala sesuatu tentu memiliki batasan masing-masing. Karena sesuatu yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang kurang baik. Begitu pula sama halnya dengan penyampaian pesan rekreatif dalam dakwah. Tentu juga harus memiliki batasan-batasan yang harus dipahami. Karena menurut Ustadz Wijayanto, dalam proses penyampaian pesan rekreatif atau penyampaian humor ketika berdakwah, seorang Da‟i tidak hanya pandai membuat orang lain tertawa, terhibur, dsb. Tetapi seorang da‟i juga harus memahami dan memperhatikan yang telah menjadi batasan-batasan pesan rekreatif dan menjadi prinsip dalam dakwah. Paling tidak ada dua hal prinsip mendasar yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang da‟i11, diantaranya: 1) Dalam penyampaian pesan rekreatif atau memberikan humor, seorang da‟i tidak boleh menghina atau merendahkan orang lain. Kecuali, “al‟alim bir ridho” atau sudah ada kesepakatan sebelumnya yang satu sama lain saling ridho, menerima, dan tidak saling menyakitkan hati. Lihat riwayat sahabat Nabi yang jenaka yang bernama Nu‟aiman bin Amr al-Anshari. 2) Dalam penyampaian pesan rekreatif juga, seorang da‟i tidak boleh memberikan humor yang berkaitan dengan sex. Karena 11
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto
81
mungkin hal ini merupakan sesuatu yang sangat mudah sekali untuk membuat orang lain tertawa atau merasa terhibur. Namun hal demikian tidaklah dapat mengindahkan siapapun untuk disampaikan kepada khalayak, terlebih oleh seorang da‟i. Karena hal tersebut dapat merusak esensi atau nilai-nilai daripada dakwah itu sendiri.
B. Penerapan Dakwah Rekreatif Ustadz Wijayanto Setelah mengetahui tentang hal-hal yang terdapat didalam dakwah rekreatif, sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Pada pembahasan kali ini, terdapat beberapa contoh-contoh pesan rekreatif yang Ustadz Wijayanto terapkan dalam dakwahnya, pada tayangan episode ke-6 dalam program “Ceria Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV. Yang kemudian penulis klasifikasikan berdasarkan garis besar (outline) dalam berpidato/ceramah, yang pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: pengantar, isi, dan penutup. 1) Bagian Pengantar / Pembuka 1) Diawal pembukaan, Ustadz Wijayanto menarik perhatian audience dengan candaan humor bersama bapak H. Qomar. Karena ketika itu yang menjadi bintang tamu adalah Bapak H. Qomar beliau adalah seorang pelawak fenomenal dan sekaligus seorang anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-
82
20014 untuk daerah pemilihan Jawa Barat VIII. Dengan contoh sebagai berikut: “Untung saya peduli orang kecil bu”. (sambil berdiri disamping bapak H.Qomar dan merangkulkan tangannya ke pundak beliau).12 “Kalo saya dipanggil ganteng, kalo dia dipanggil aki-aki saja (sambil menunjuk bapak H. Qomar).13” Pada humor tersebut menunjukkan bahwa Ustadz Wijayanto membuat kelucuan yang diarahkan pada bintang tamu, walaupun ditunjukkan secara main-main (bercanda). Dan hal tersebut sesuai dengan teori organisasi pesan rekreatif, tentang urutan bermotif dari Alan H. Monroe, yang termasuk pada tahap perhatian. Karena dalam tahap perhatian ini, dijelaskan bahwa seorang da‟i menghubungkan pembicaraan dengan kejadian lucu yang aktual yang diarahkan kepada pembawa acara atau siapa saja. Dalam hal ini seorang da‟i cerdas dalam membaca situasi dan memanfaatkan keadaan untuk dijadikan sebagai bahan humor. Dan pada humor diatas terlihat bahwa, Ustadz Wijayanto mengarahkan humornya kepada seorang bintang tamu (bapak H. Qomar) yang ditunjukkan secara becanda atau main-main.
12
Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015. 13 Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015.
83
Tetapi walaupun candaan Ustadz Wijayanto tersebut dilakukan dengan main-main. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada tahap perhatian. Namun hal tersebut tetap menunjukkan telah menyimpang dari prinsip dakwah. Karena dalam berdakwah atau dalam memberikan humor seorang da‟i tidak boleh menghina, menyinggung, bahkan merendahkan orang lain. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pembahasan mengenai prinsip-prisnip dakwah rekreatif. 2) Bagian Pembahasan / Isi 1) Pada bagian pembahasan ini, diawal pembahasan pesan rekreatif yang disampaikan oleh Ustadz Wijayanto, masih ada kesamaan dengan bagian pembuka. Dimana ketika bapak H. Qomar menjelaskan sesuatu, Ustadz Wijayanto langsung menyambung
dengan
candaan
humor.
Humor
yang
disampaikan oleh Ustadz Wijayanto sebagai berikut: “Saya Cuma ngebayangin gimana nanti kalo dosennya kaya gini nanti mahasiswanya kaya apa ya? (sambil menyindir bapak H. Qomar).14 Tentu hal tersebutpun juga tidak sesuai dengan prinsip dakwah rekreatif. Karena hal tersebut termasuk dalam kategori menyinggung dan merendahkan orang lain. 2) Bahasa ringan yang biasa beliau gunakan dalam dakwahnya untuk memberikan pemahaman kepada audience biasanya 14
Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015.
84
beliau menggunakan bahasa yang mudah dengan analogi, sebgaimana berikut: “….Tapi rasa kan di hati tergantung pada kondisinya. Digaruk itu enak kalo ia gatal, tapi kalo sudah luka di garuk itu luar biasa sakit. Api itu mohon maaf kalo dipedesaan nyalakan api itu ditiup, betul gak bu? Di tiup-tiup biar keluar api? Tapi kalo untuk memadamkannya? Ditiup juga. Jadi hal yang sama menjadi berbeda tergantung kondisinya, dan tergantung perasaan kita. Sama-sama puasa ada yang merasakan puasa itu berat betul gak bu? Tapi ada gak, yang orang itu bisa menikmati puasa? Yah tergantung pada keimanan kita. Rasulullah itu senang kalau mulai puasa, tetapi kalo puasanya mau habis itu sedih. Berbeda dengan diri kita kalo mau puasa sedih tapi kalo puasanya mau habis senang. Nah itulah makannya perasaan. Maka agama itu adanya di perasaan dihati. Makannya kalo dia senang yang jauh jadi dekat, tapi kalo dia benci yang dekat jadi jauh. Tapi kalo ia senang, melirikpun tambah memikat, dicubitpun tambah nikmat, tai kucing pun rasanya coklat.” 15 Maka berdasarkan contoh analogi diatas berkaitan dengan konsep ilmu retorika yang teorinya telah dikemukakan oleh Aristoteles. Menurut Aristoteles, “Anda meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti. Dan disini merupakan pendekatan terhadap khalayak melalui otaknya (logos)”.16
15
Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015. 16 Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis (Bandung: PT Rosda Karya, 2011), h. 7.
85
Dalam artian dengan menggunakan analogi itu merupakan
salah
satu
cara
yang
dapat
memberikan
pemahaman kepada audience. Contoh analogi diatas pun berkaitan dengan teori dalam psikologi komunikasi, yang termasuk dalam kategori imbauan rasional. Karena pada pembahasan Imbauan rasional ini dijelaskan bahwa, untuk memberikan pemahaman kepada mad‟u dengan cara meyakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti/fakta. Kemudian pada pembahasan diatas yang menjelaskan tentang ibadah puasa. Hal tersebut, berkaitan dengan teori materi dakwah (pesan dakwah) yang termasuk dalam ketegori Syariah dalam hal ibadah atau Hablumminallah. Karena pesan dakwah pada kategori Syari‟ah ini terbagi menjadi dua: ada yang kaitannya dengan hubungan vertikal (Hablumminallah) yaitu berupa ibadah. Dan ada yang berkaitan dengan hubungan horizontal (Hablumminannas) yaitu berupa Mu‟amaalah. Maka pada pembahasan mengenai puasa diatas termasuk dalam kategori pesan dakwah bagian syariah yang kaitannya dengan ibadah (Hablumminallah).
86
Dan pada humor diatas yang beliau sampaikan tentang: ”Tapi kalo ia senang, melirikpun tambah memikat, dicubitpun tambah nikmat, tai kucing pun rasanya coklat”. Hal ini dalam ilmu retorika termasuk dalam teknik humor parodi. Yaitu humor yang disampaikan dalam bentuk sajak atau prosa. Maka pada bagian pembahasan ini, sebagaimana dakwah rekreatif Ustadz Wijayanto diatas. Dalam urutan bermotif Alan H. Monroe, pesan rekreatif diatas sudah termasuk pada tahap kebutuhan dan pemuasan. Karena pada contoh dakwah rekreatif diatas beliau telah memberikan pemahaman kepada jama‟ah dengan analogi yang menunjukan akan kebutuhan pemhaman jama‟ah akan pentingnya tentang agama. Kemudian beliau memberikan jawaban sekaligus solusinya, yang menunjukkan memberikan pemuasan kepada mad‟u tentang jawaban daripada penjelasan mengenai agama. Kemudian
berdasarkan
dakwah
rekreatif
yang
disampaikan oleh Ustadz Wijayanto diatas. Dalam proses penyampaian dakwah atau ketika beliau sedang memberikan penjelasan. Terkadang terdapat kata atau kalimat yang penjelasannya terpotong dan tidak tuntas. Salah satu contohnya terletak pada penjelasan di kalimat berikut:
87
“...Rasulullah itu senang kalau mulai puasa, tetapi kalo puasanya mau habis itu sedih. Berbeda dengan diri kita kalo mau puasa sedih tapi kalo puasanya mau habis senang. Nah itulah makannya perasaan. Orang itu di.... Maka agama itu adanya di perasaan dihati.”17 Pada penjelasan dakwah beliau diatas, terdapat penyampaian yang tidak tuntas yang terdapat pada kata “orang itu di...” , setelah beliau menyebutkan kata “orang itu di...” beliau seperti
ingin
menjelaskan sesuatu tetapi tidak
dilanjutkan, dan langsung membahas pembahasan yang lain. Yang
seharusnya
perkataan
tersebut
dituntaskan
dan
dilanjutkan agar mad‟u pun paham dari apa yang beliau maksud dalam penyampaiannya. 3) Salah satu ciri pembicara yang baik adalah pembicara yang peka akan kondisi lingkungan dan keadaan jama‟ahnya. Sebagai contoh:. Pada saat itu ketika bapak H. Qomar menceritakan tentang bagaimana sikap beliau atau perlakuan beliau terhadap istrinya. Beliau menyatakan bahwa, setiap sebelum beliau berangkat kerja atau pergi dari rumah. Beliau membiasakan untuk memeluk, mencium dahi, kedua pipi, kedua kelopak mata, dan ubun-ubunan kepala istrinya sambil dibacakan shalawat.
17
Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015.
88
Kemudian Ustadz Wijayanto menghubungkan dan mengkaitkan pembahasan tersebut, dengan sudut pandang ajaran Agama Islam, yang dibalut dengan humor sederhana sebagaimana berikut: “…Rasulullah itu punya istri namanya „Aisyah ra. tapi gak pernah Rasulullah itu manggil istrinya, sah, isah, is, ais!!. Rasulullah itu memanggil dengan gelar yang baik, dari gelarnya saja Rasulullah itu sudah menunjukkan kasih sayangnya. Rasulullah memangil istrinya Siti Aisyah, dengan panggilan “Yaa… Chumairoh!!!” Artinya wahai Si merah delima atau wahai yang kemerah-merahan. Karena jujur itu tidak boleh jika menyakitkan hati suami. Contoh suaminya itu “botak” tidak boleh dipanggil, “tak botakk!!!”. Suaminya kecil dipanggil, “nyil unyil!!!” Itu tidak boleh. Istrinya gemuk kemudian dipanggil, “ dut.. Ndut!!!” itu juga tidak boleh. Istrinya item kemudian dipanggil, “Black.. black.. black!!!” tidak boleh. Nah jadi, ungkapaan rasa cinta itu mulai dari gelar, mulai dari sapaan, mulai dari panggilan. Dan itu yang diekspresikan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. sampesampe kemesraan Rasulullah itu kalo jalan bersama istrinya, Rasulullah selalu menggandeng tangan istrinya dengan erat (satu sama lain tangannya saling memegang erat). Karena barang siapa yang bergandengan demikian dengan istrinya, maka dosa-dosanya berguguran dari celah-celah jarinya. Ini haditsnya shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Maka mulai nanti, tolong kalau mau menggugurkan dosa ibuibu sekalian pinjem tangan suaminya pegangaan erat tangan suaminya kemudian ajak jalan-jalan keliling komplek, kalau ditanya oleh tetangga, mau ngapain ko tumben gandengannya erat banget? Jawab aja iya bu ini saya dan suami saya lagi mau mengugurkan dosa.”18 Pada pembahasan mengenai berpegangan tangan atau mengenai sapaan antara suami dan istri yang menunjukkan kasih sayang, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
18
Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015.
89
Hal tersebut, berkaitan dengan teori materi dakwah (pesan dakwah) yang termasuk dalam ketegori Akhlak. Karena hal tersebut menunjukkan contoh akhlak yang baik antara sepasang suami istri,. Tentunya berdasarkan alQur‟an dan hadits. Dan menurut hemat penulis, humor diatas juga termasuk dalam kategori teknik humor “Belokan mendadak”. Karena terjadi perbedaan pemahaman antara kisah diawal dengan pernyataan diakhir, yang menyebutkan bahwa: “Maka mulai nanti, tolong kalau mau menggugurkan dosa ibu-ibu sekalian pinjem tangan suaminya pegangaan erat tangan suaminya kemudian ajak jalan-jalan keliling komplek, kalau ditanya oleh tetangga, mau ngapain ko tumben gandengannya erat banget? Jawab aja iya bu ini saya dan suami saya lagi mau mengugurkan dosa.” Karena pada pembahasan teknik humor Belokan Mendadak, dijelaskan bahwa pada awal mulanya seorang pembicara membawa audience kepada pemahaman yang biasanya.
Kemudian
pemahaman
audience
yang
pada
umumnya dibelokkan dengan statement yang sebaliknya oleh Si pembicara, yang tidak terjadi pada umumnya. Sebagaimana yang telah dicontohkan pada contoh diatas. 4) Pada pembahasan berikutnya, Ustadz Wijayanto memberikan penjelasan mengenai “Buta Aksara Indonesia” dari sudut pandang Islam, sebagaimana berikut:
90
“Makannya kan ayat yang pertama turun itu Iqro, artinya kan Iqro itu membaca jadi ternyata memang kunci semuanya itu terdapat pada membaca, tentu membaca tidak dimaksudkan hanya membaca bacaan tulis aksaranya saja tetapi juga aksara kehidupan. Makannya ada ayat yang kitabiyah, ada yang kat kay kauniyah.”19
Pada
penjelasan
dakwah
diatas,
ketika
beliau
memberikan penjelasan dari sudut pandang Islam. Terkadang masih terdapat artikulasi kata yang kurang kurang jelas. Sebagaimana contoh diatas, beliau salah dalam mengucapkan kata: “kat kay kauniyah”, padahal kata yang dimaksud dan yang benar adalah “Ayat Kauniyah”. 5) Kemudian pada pembahasan selanjutnya, pesan rekreatif yang disampaikan oleh Ustadz Wijayanto dalam dakwahnya, sebagaimana berikut: “….Karena sesungguhnya puasa itu membuat produktivitas yang tinggi. Ada mahasiswa saya anak psikologi yang membuat suatu penelitian, ternyata orang puasa itu punya nilai standard yang lebih bagus. Dalam menghadapi ujian, didalam hal ulangan, ujian, segala macem. Ujian-ujian semester itu ketika dia sedang puasa. Jadi orang yang berpuasa ternyata membuat produktivitas lebih baik. Cara berpikirnya menjadi halus minimal orang yang berpuasa itu tidak mudah berbuat jahat. Oh mumpung puasa yuk kita tawuran, jarang. Justru kalo mau tawuran, oh baru puasa kok tawuran. Mumpung puasa yah
19
Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015.
91
ntar malem dugem. Tau yah dugem bu? Dugem itu naik bajai itu loh (Duduk gemetar).”20 Menurut hemat penulis, berdasarkan humor diatas penulis menemukan humor yang berkaitan dengan teori yang penulis temukan, yaitu: “Oh mumpung puasa yuk kita tawuran, jarang. Justru kalo mau tawuran, oh baru puasa kok tawuran. Mumpung puasa yah ntar malem dugem. Tau yah dugem bu? Dugem itu naik bajai itu loh (Duduk gemetar).” Humor tersebut dalam ilmu retorika merupakan teknik humor Burlesque. Karena pada teknik humor Burlesque dijelaskan bahwa seorang pembicara menjadikan
hal yang bersifat humoris
menjadi serius atau sebaliknya hal yang serius menjadi sesuatu yang bersifat humoris. Sebagaimana yang ditunjukkan pada contoh diatas bahwa, pada awalnya Ustadz Wijayanto menjelaskan
sesuatu
yang
serius
kemudian
diujung
pembicaraannya beliau mengubah menjadi sesuatu yang bersifat humoris yang terdapat pada kata “Dugem” (Duduk gemetar naik bajai). 6) Kemudian pada pembahasan terakhir pada bagian isi ini, pesan rekreatif
yang
beliau
sampaikan
dalam
dakwahnya,
sebagaimana berikut: 20
Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015.
92
“Betul cinta itu segalanya, makannya Rasulullah sampai mengatakan “Laa yu‟minu akhadukum hatta yuhibba liakhihi maa yuhibbu linafsihi”. Tidak akan sempurna iman seseorang sampai ia mencintai saudaranya (orang lain) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Ketika ada orang lain kelaparan kamu diam saja, maka hilanglah imanmu. Ketika ada anak kecil terlantar, namun kamu tidak mau peduli kepada dia maka kamu pendusta. “Araaytal ladzii Yukadzzibu biddiin”? Siapa orang yang dusta dalam agama? Ia adalah orang yang shalatnya bagus, puasanya bagus, haji tiap tahun, umrah seminggu 3 kali. Orang rumahnya Mekkah jadi deket dengan ka‟bah. Tetapi dia tidak peduli terhadap sesama, maka itu disebut pendusta. Maka sholat itu diakhiri dengan kalimat “Assalamu‟alaikaum”, kemudian shalat juga disambung dengan zakat. Artinya cukup orang itu dusta bahwa puasa sebulan suntuk, tetapi dia tidak mengeluarkan zakat fitrah. Maka jangan mendekati mushollaku kata Nabi. Tidak usah shalat bersamaku karena kamu bukan golonganku tapi kamu adalah golongan Abu lahab, Abu, Jahal, Abu Gosok, dan Abuabu yang laiinnya. Ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan bagaimana “Hablumminallah” itu juga harus diikuti dengan “Hablumminannaas”….”.21 Menurut hemat penulis, pada pembahasan diatas mengenai cinta terhadap orang lain dengan cara menimbulkan rasa empati kita terhadap orang yang membutuhkan. Hal tersebut, erat kaitannya dengan “Hablumminannaas” yaitu hubungan diantara manusia. Dan hal tersebutpun berkaitan dengan teori materi dakwah (pesan dakwah) yang termasuk dalam ketegori Syariah, yang kaitan pembahasannya tentang mua‟amalah. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. 21
Hasil Observasi Pribadi pada saat beliau menjadi narasumber dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV” episode 6 pada tanggal, 23 Juni 2015.
93
Kemudian pada humor diatas yang beliau sampaikan tentang:”Tidak usah shalat bersamaku karena kamu bukan golonganku tapi kamu adalah golongan Abu lahab, Abu, Jahal, Abu Gosok, dan Abu-abu yang laiinnya”. Hal ini dalam ilmu retorika termasuk dalam teknik humor Exaggeration. Yaitu humor yang disampaikan secara berlebihan. Karena dalam teknik humor Exaggeration dijelaskan bahwa seorang pembicara dalam memberikan humor ia identik dengan melebihkan sesuatu secara tidak proporsional. 3) Bagian Penutup 1) Diakhir segmentasi, pada bagian penutup ini beliau menutup perjumpaan dengan mengutip kata-kata dari mas pepeng, sebagaimana berikut: “....tugas kita itu yang penting adalah menghadapinya, menjalankannya, biar Allah yang memberikan keputusan. Dan kenyataannya yang penting kita menghadapi, biar Allah yang ngatasi.” Pada kutipan kata-kata diatas yang dijadikan sebagai penutup
dalam
penyampaian
dakwah
rekreatif
Ustadz
Wijayanto. Hal tersebut, dalam urutan bermotif dari Alan H. Monroe, termasuk dalam kategori tahap tindakan.
94
Berdasarkan teori retorika modern tentang cara menutup pidato yang baik, penutup dakwah rekreatif Ustadz Wijayanto diatas termasuk dalam kategori “Mengatakan kutipan sajak, kitab suci, peribahasa, atau ucapan ahli”. Yang didalamnya telah dijelaskan bahwa, kutipan dapat menambah keindahan komposisi, asalkan kutipan itu ada kaitannya dengan tema yang dibicarakan atau menunjukkan arah tindakan yang harus dilakukan.22 Dan ada dua macam penutup yang buruk: berhenti tibatiba tanpa memberikan gambaran komposisi yang sempurna, atau berlarut-larut tanpa pengetahuan dimana harus berhenti.23 Maka berdasarkan penjelasan tersebut, telah jelas bahwa
dalam
menutup
penjelasan
dakwahnya,
Ustadz
Wijayanto menutup dengan cara yang baik, jelas, dan tidak berhenti tiba-tiba. Dan kutipan kata yang dijadikan penutup dalam penjelasan dakwah rekreatif Ustadz Wijayanto, masih ada korelasinya dengan tema yang dibicarakan.
22
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis (Bandung: PT Rosda Karya, 2011), h. 61. 23 Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 59.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah membahas, meneliti, mengkaji, dan menguraikan lebih dalam tentang dakwah rekreatif Ustadz Wijayanto dalam program “Cerita Hati (Spesial Ramdhan)” Kompas TV pada bab-bab sebelumnya. Maka pada bab ini, penulis dapat menyimpulkan dari semua uraian yang telah penulis sajikan yang merujuk pada permasalahan dan tujuan penelitian, yang kemudian penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Pandangan
Ustadz
Wijayanto
terhadap
dakwah
rekreatif,
beliau
menjelaskan berdasarkan hadits yang menjadi prinsip dalam dakwah rekreatif itu sendiri, sebagaimana yang beliau definisikan bahwa dakwah rekreatif adalah dakwah yang disampaikan kepada mad’u yang didalamnya tidak terlepas dari unsur atau prinsip “Yassiruu Wa laa Tu‟assiru, Basysyiru Wa laa Tunaffiruu. Yang kemudian beliau paparkan dalam penjelasan sebagaimana berikut: a. Yassiruu Wa laa Tu‟assiruu (Mudahkan jangan dipersulit) Pada bagian ini, beliau lebih memperhatikan mengenai, “faktor pemilihan bahasa”. Yang kemudian beliau klasifikasikan menjadi tiga bagian: Pertama, Biqodri „uqulihim (sesuai dengan kadar kemampuan akalnya). Taysiirul Lugah (Bahasa yamg Mudah). Ketiga, Billisaani Qaumihim (sesuai dengan bahasa kaumnya). 95
96
b. Basysyiru Wa laa Tunaffiruu (Gembirakan jangan ditakuti) Suksesnya seorang da’i dalam menyampaikan pesan rekreatif ketika berdakwah, itu tergantung bagaimana ia mampu melakukakan hal-hal berikut: Pertama, seorang da’i harus cerdas dalam mengorganisasikan pesan rekreatif. Kedua, seorang da’i harus memahami karakteristik rekreatif dalam dakwah. Ketiga, seorang da’i harus memahami batasan-batasan rekreatif yang menjadi prinsip dalam dakwah. 2. Dalam
penerapan
Dakwah
Rekreatif
Ustadz
Wijayanto,
penulis
mengklasifikasikan pesan-pesan dakwah rekreatif beliau berdasarkan garis besar (outline) dalam berpidato/ceramah, yang pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: pengantar, isi, dan penutup. 1) Pada bagian pembuka/pengantar, beliau telah berhasil menarik perhatian jamaah dengan candaannya bersama bapak H. Qomar. Yang menurut urutan bermotif dari Alan H. Monroe, humor tersebut termasuk dalam tahap perhatian. Walaupun candaan tersebut telah menyimpang dari prinsip dakwah. Karena dalam candaan beliau termasuk dalam kategori menyinggung dan merendahkan orang lain. Dan hal tersebut dalam prinsip dakwah tidak dibolehkan. 2) Pada bagian isi, banyak sekali pesan-pesan rekreatif yang penulis temukan dalam dakwah beliau ketika beliau memberikan sebuah penjelesan dari sudut pandang agama. Dan beliaupun berhasil membuat jama’ah terhibur, meskipun masih terdapat kekurangan.
97
Contohnya: ketika beliau memberikan penjelasan, ada artikulasi kata yang kurang tepat, dan ada juga kata yang terpotong yang kemudian beliau tidak lanjutkan dalam penjelasannya. 3) Pada bagian penutup, beliau telah menutup dengan baik dalam dakwahnya. Dengan mengutip kata-kata bijak, yang beliau kutip dari perkataan “Mas Pepeng” sebagaimana berikut: “....tugas kita itu yang penting adalah menghadapinya, menjalankannya, biar Allah yang memberikan keputusan. Dan kenyataannya yang penting kita menghadapi, biar Allah yang ngatasi.”
Dan hal tersebut dalam urutan bermotif H. Monroe termasuk dalam kategori tindakan. Yaitu dengan membuat ikhtisar dari penjelesan-pnjelasan yang beliau telah sampaikan. B. Saran-saran Ada beberapa saran yang penulis ajukan kepada semua pihak yang terkait, berkaitan tentang penerapan pesan rekreatif dalam dakwah. Maka dari itu penulis menyarankan: 1. Kepada Ustadz Wijayanto dan umumnya bagi para da’i atau da’iah. Ketika sedang memberikan humor dalam dakwah, hendaklah betulbetul cerdas dalam memilih humor yang tepat untuk disampaikan. Dalam artian humor yang berkualitas edukatif serta tidak keluar dari kontrol Islam yang menjadi prinsip dalam dakwah. Maka seorang da’i atau da’iah dituntut untuk harus memperhatikan dan memahami prinsip-prinsip humor dalam dakwah atau dengan istilah prinsip-
98
prinsip dakwah rekreatif. Sebab, banyak diantara da’i atau da’iah yang kurang memahami dan sembarangan dalam menggunakan humor, dengan tujuan yang terpenting orang lain tertawa. Padahal bukan itu yang menjadi esensi dari dakwah rekreatif. Tetapi bagaimana ia mampu
memberikan
dakwah
yang
menghibur
baik
dengan
memberikan sentuhan humor yang terdapat pesan dakwah didalamnya, atau juga dengan cara penyampaian yang penuh hikmah dan lemah lembut
sehingga
mad’u
mendapatkan
ketenangan
sekaligus
pemahaman agama dari dakwah yang kita sampaikan. Maka dari itu, penulis menghimbau bagi para da’i dan da’iah, agar menggunakan humor yang baik, humor yang cerdas, yang memiliki nilai edukatif, dan juga tidak menyinggung atau merendahkan orang lain. 2. Kepada eksekutif produser program acara “Cerita Hati (Spesial Ramadhan) Kompas TV, dan umumnya untuk seluruh insan media televisi. Agar lebih terus memperhatikan kualitas acara dan terus meningkatkan nilai-nilai edukasi, kreatifitas, serta inovasi-inovasi yang baru, dalam menyajikan sebuah tayangan program acara. 3. Semoga dengan adanya pembahasan mengenai dakwah rekreatif ini, bisa lebih membuka hati para da’i atau da’iah untuk lebih memahami makna humor atau pesan rekreatif dalam dakwah yang sebenarnya. Dan terakhir penulis berharap, semoga penelitian ini mampu menjadi setitik sumber pengetahuan yang luas dan bermanfaat tentunya, khususnya bagi penulis sendiri, dan umumnya bagi pembaca sekalian.
99
DAFTAR PUSTAKA Al Asqalani, Ibnu Hajar. Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari. Jakarta: Pustaka Azzam, 2002. Al-Wa’iy, Taufik. Dakwah ke jalan Allah; muatan, sarana, dan tujuan. Jakarta: Robbani press 2010. Arbi, Armawati. Psikologi Komunikasi dan Tabligh. Jakarta: AMZAH, 2012. Basit, Abdul. Filsafat Dakwah. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013. El-Ashry, Tohirin dan Wijayanto, Ustadz. Dwilogi Analogi. Jakarta: Ganeca Exact, 2009. El-Ashry, Tohirin dan Wijayanto,Ustadz. Meminang Lawan Menjadi Kawan. Jakarta: Ganeca Exact, 2009. Faizah dan Muchsin Effendi, Lalu. Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006. Hasanuddin. Hukum Dakwah; (Tinjauan Aspek Hukum dalam berdakwah di Indonesia). Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Hidayat, Komarudin. Wahyu di Langit Wahyu di Bumi. Jakarta: Paramadina, 2003. Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Jakarta: PT Penamadani, 2006. Ismail, A. Ilyas. Filsafat Dakwah; Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008. Lestari Pembayun, Ellys. Communication Quotient. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Munir, Muhammad dan Ilaihi, Wahyu. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana, 2009. Rakhmat, Jalaludin. Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: PT Rosda Karya, 2011. Rubiyanah dan Masturi, Ade. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010. S. Ma’arif, Bambang. Komunikasi Dakwah; Paradigma Untuk Aks. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010.
100
Sofjan, Dicky. Agama & Televisi di Indonesia; Etika Seputar Dakwahtainment. Jakarta: Globethics.net, 2013. Wahyudi, Tubagus. The Secret Of Public Speaking Era Konseptual. Jakarta: BBC Publisher, 2013. Wawancara Pribadi dengan Restia Dela sebagai Eksekutif Produser Program “Cerita Hati” Kompas TV. Jakarta, 22 Mei 2015. Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto. Jakarta, 22 Mei 2015. Wijayanto, Ahmad. Bukan Muslim “Nato” (No Action Talk Only). Yogyakarta: PT Benteng Pustaka, 2006. Wijayanto, Ustadz dan Kinoysan, Biar Puasa Nggak Sia-sia. Jakarta: Pustaka Oasis, 2008. Wijayanto, Ustadz dan Wulandari, Ari. Gosip Halal VS Gosip Haram. Jakarta: Grasindo, 2009. Artikel diakses pada 29 Juni 2015 dari http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-201113-MC%20Bab3001.pdf Artikel diakses pada 18 September 2015 dari http://www.kompasiana.com/ahmadhabib/antara-humor-dan dakwah_55299f9a6ea834b02a552d1e Artikel
diakses pada 21 September 2015 dari https://idid.facebook.com/notes/ferre/kumpulan-humor-ala-nabi-muhammadpenulisabu-islam-ahmad-bin-ali-/2387147613465
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA DENGAN USTADZ WIJAYANTO
HARI/ TANGGAL : Jum’at, 22 Mei 2015 TEMPAT : Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara JakTim (Evo Studio Kompas TV) WAKTU : Pukul 17.30 WIB s/d Selesai
Penulis
: Bagaimana latar belakang keluarga, pendidikan, dan pengalaman dalam bidang organisasi ustadz wijayanto?
Ustadz Wijayanto
: Nama lengkap saya DR. H. Ahmad Wijayanto MA. biasa dipanggil dengan panggilan Wijayanto. Saya dilahirkan pada tanggal 27 Desember 1968 tepatnya di kota Solo. Ayah saya bernama H. Jumadi, dan ibu bernama Hj. Surtinah. Saya merupakan anak keempat dari delapan bersaudara yaitu Gunawan, Rela Setyani, Budi Wiranto, Wijayanto, Wiryanto, Betty Hartati, Sapto rini, Aris Setyawati. Kemudian saya menikah dengan Ulaya Ahdiani pada tahun 1997. Saya mempunyai 1 anak perempuan dan dua anak laki-laki. Putri yang pertama bernama Dzikrina Iffa Yohanida, kemudian putra yang kedua bernama Muhammad Nufail Naisaburi, dan putra yang ketiga bernama
Muhammad
Naja
El-Ghifari.
Perjalanan
pendidikan saya: semasa SD saya pernah belajar di Majelis Tafsir Diniyah. SMP sampai SMA saya juga pernah belajar juga di Pondok Pesantren Al Islam di Kota Solo. Tahun 1992 Sarjana
Ilmu Antropologi
Universitas Gadjah
Mada.Tahun 1992 Sarjana Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga.Tahun 1997 Sarjana Sosiologi, Universitas Islam Internasional Islamabad. Pengalaman saya dalam bidang organisasi: 1) Saya pernah mendapat kesempatan menjabat sebagai Ketua Gerakan Hasanah
Purba (Gerhana), 2) Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM), 3) Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa UGM (FORKOM), 4) Ketua Mahasiswa Islam UGM, 5) Pengasuh utama Pesantren Bina Anak Soleh. Penulis
: Apa saja aktifitas dakwah, prestasi, dan karya Ustadz Wijayanto?
Ustadz Wijayanto
: Aktivitas dakwah saya, alhamdulillah saya mempunyai Pesantren Bina Anak Sholeh di kota Yogyakarta. Dan disana saya sebagai Pengasuh utama Pesantren Bina Anak Sholeh tersebut yang telah lama dipimpinnya. Latar belakang didirikannya Pesantren Bina Anak Soleh adalah: Pertama, ingin mencetak anak-anak yang berakhlaqul karimah, karena setiap kegiatannya anak-anak diterapkan dengan kebiasaan-kebiasaan akhlak yang baik tentunya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Mulai dari adab minum, makan tidur masuk kamar mandi, masuk masjid, dsb. Sehingga ketika santri saya ada yang melanggar saya cukup mengingatkan dengan mengatakan: “Siapa yang melanggar berarti bukan anak soleh”. Hal tersebut dibentuk atas dasar nama pesantren “Bina Anak Soleh” yang berorientasikan kepada mencetak generasi muda yang berakhlaqul karimah. Kedua, ingin mencetak anak-anak yang memiliki pengetahuan agama yang luas. Tentu para santri atau anak-anak diberikan pembelajaran bekal agama yang kuat, seperti: mengaji Al-Qur‟an, mempelajari hadits-hadits dsb. Ketiga, untuk mencari keridhan Allah SWT. Keempat, untuk menyebarkan dakwah Islamiyah. Dalam dunia dakwah alhamdulillah saya masih aktif
menghadiri
undangan
ceramah
atau
dakwah
mimbariyah di masjid, musholla, kantor, lembaga, rumah,
majelis ta‟lim, di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya: mulai dari Yogyakarta, Jabodetabek, Jawa-Barat, JawaTengah,
Jawa-Timur,
Bali,
Sulawesi,
Kalimantan,
Sumatera, bahkan seluruh provinsi sudah pernah saya kunjungi, kecuali di kepulauan Nias. Saya juga pernah berdakwah di 26 negara, yang diantaranya: Dubai, Abudabi, Quwait, Yordan, Turkey, Hongkong, Taiwan Korea Jepang, Inggris, Belanda, dsb. Selain berdakwah di majlelis ta‟lim, masjid, dll. Di media televisi Alhamulillah hampir semua stasiun TV saya sudah pernah. Pertama kali saya pernah mengisi acara agama di Metro TV bersama Emha Ainun Nadjib. Maka semenjak itulah alhamdulillah karir saya dalam dunia dakwah merambat di stasiun-stasiun televisi yang lain, seperti: saya pernah mengisi tausiyah di acara “Siraman Qalbu” MNC TV, Cahaya Hati ANTV, “Sentuhan Qalbu” TRANS TV, Mata Hati SCTV, “Tabligh Akbar” INDOSIAR, pernah menjadi juri di “AKSI” INDOSIAR, saya pernah mengisi juga di “BUKAN 4 MATA'' TRANS 7, acara “Hitam Putih” TRANS 7, dan hingga saat ini saya masih aktif mengisi di salah satu Program Talk show di televisi yaitu “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” KOMPAS TV. Dan pada program inilah sekarang yang menjadi media rutinitas dakwah saya. Selain kegiatan dakwah, saya juga suka mengisi kegiatannya di bidang Training, dan Teaching. Saya pernah mengisi training untuk lebih dari 10 lembaga training nasional, di Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta. Biasanya materi training yang saya bawakan seputar: pengembangan kepribadian, manajemen stress, dan post power sindrom. Saya mengisi training di berbagai perusahaan besar, seperti: Sampoerna, berbagai Bank, perusahaan penambangan, dan lain-lain. Kemudian saya
juga mengajar sebagai dosen di Universitas Gajah Mada (UGM), dengan sampingan di hampir semua Universitas swasta besar di Yogyakarta. Dan syukur alhamdulillah sayapun sudah berkali-kali terpilih menjadi dosen teladan pilihan mahasiswa. Sementara yang di luar Yogyakarta, ada di kelas Magister Manajemen UGM di Jakarta dan Surabaya. Karya-karya atau buku-buku yang pernah saya tulis diantaranya: Bukan Muslim “Nato” (No Action Talk Only), Biar Puasa Nggak Sia-sia, Gosip Halal VS Gosip Haram, Dwilogi Analogi, Meminang Lawan Menjadi Kawan, Trilogi Manajemen Konflik, Orientasi Nilai Dasar Islam, Makna Puasa, Makna Shalawat, Makna Membaca Al-Qur‟an. Kemudian ada karya-karya saya juga yang dimuat oleh pihak Australia, diantaranya: Studi Islam dan Indonesia, Jihad dan Terorisme, Budaya Islam Jawa. Penulis
: Bagaimana pengertian dakwah menurut Ustadz Wijayanto?
Ustadz Wijayanto
: Menurut saya dakwah pada prinsipnya adalah mengajak manusia kepada suatu kebaikan. Dakwah tidak sama dengan ta‟lim, kalau ta‟lim mengajari kalau dakwah mengajak. Mengajak solat tidak harus pintar shalat yang penting mengajak orang lain shalat itu dakwah. Kalau guru harus pintar shalat karena mengajari shalat, kalau dakwah siapapun bisa mengajak. Karena dakwah artinya mengajak.
Penulis
: Mengapa Ustadz Wijayanto tertarik dengan dunia dakwah dan sejak kapan ustadz wijayanto mulai terjun ke dunia dakwah?
Ustadz Wijayanto
: Saya berdakwah bukan karena tertarik, tetapi dakwah itu merupakan suatu kewajiban. Semua dakwah itu harus dan wajib mengajak kepada suatu kebaikan. Contoh kecil seperti: buanglah sampah pada tempatnya itu dakwah. Bukan masalah tertarik atau tidak tetapi dakwah itu
kewajiban. “Balligu „anni walau aayah” “sampaikanlah walaupun
satu
ayat”.
sampaikanlah. Ada empat
Kebaikan
walau
satu
ayat
alasan kenapa orang wajib
berdakwah: pertama, karena ummat Nabi Muhammad berbeda dengan ummat terdahulu kalo ummat sebelum nabi Muhammad yang wajib berdakwah hanya Nabinya, ummatnya yang taat tidak wajib berdakwah. Kedua, Nabi kita adalah nabi terakhir tidak ada Nabi yang lain, maka seluruh ummat manusia itu harus berdakwah. Ketiga, nabi diutus untuk seluruh alam, karena nabi tidak hidup sampai zaman kita maka tugas kita lah yang melanjutkan perjuangan Nabi dalam hal dakwah. Keempat, Nabi diutus sampai akhir zaman, maka kalo ada bayi lahir tetapi tidak mengerti Islam yang salah adalah orang yang hidup di zaman sekarang ini. Awal mula saya aktif dalam dunia dakwah semenjak SMA. Saya sudah mulai khutbah kultum, kuliah di radio 17 tahun, di TVRI 10 tahun, Trans TV 4 tahun Sentuhan Qalbu, Kompas TV 3 tahun, MNC TV 4-5 tahun. Penulis
: Menurut ustadz, seberapa penting humor dalam dakwah? dan bagaimana strategi dakwah Ustadz Wijayanto agar mad‟u tertarik mendengar dan mengikuti dakwah yang disampaikan oleh ustadz?
Ustadz Wijayanto
: Humor dalam dakwah itu sangat penting menurut saya, karena humor ini sudah menjadi konsumsi masyarakat, yang masyarakat tunggu-tunggu dan masyarakat butuhkan. Karena dengan humor itu masyarakat merasa terhibur dan antusias dalam memperhatikan dakwah kita sehingga dakwah yang disampaikan pun bisa mengena dan sampai kepada mereka. Prinsipnya adalah “pah leadil but midi” “Ambil dulu hatinya agama akan masuk didalamnya”.
Kalau orang sudah tegang siapa yang mau mendengarkan? maka dibikin senang dan salah satu membuat orang senang itu dengan humor. dan hal itupula lah yang menjadi strategi dakwah saya agar dakwah saya dapat diterima dengan baik oleh mad‟u. Penulis
: Bagaimana pandangan Ustadz Wijayanto terhadap dakwah yang menghibur atau dalam istilah lain adalah dakwah rekreatif (tablighul busyro)?
Ustadz Wijayanto
: Menurut saya dakwah rekreatif adalah dakwah yang disampaikan kepada mad‟u yang didalamnya tidak terlepas dari unsur atau prinsip “Yassiruu Wa laa Tu‟assiru, Basysyiru Wa laa Tunaffiruu.” Karena pada dasarnya itulah yang menjadi prinsip dakwah. Bahwa dalam berdakwah kita harus memberikan kemudahan, atau menyampaikan pesan dakwah dengan bahasa yang mudah. Dan juga dapat menghibur para jamaah. Menghibur dalam dakwah tidak hanya dapat diartikan dengan humor tetapi dakwah yang menyentuh hati sehingga mad‟upun merasa tenang, itupun menghibur. Pada prinsipnya apapun jenisnya dalam konteks menghibur dalam dakwah baik dengan cara memberikan humor atau dengan cara yang lainnya, tetap kita harus menjaga yang menjadi prinsip dalam dakwah agar tidak keluar dari kontrol nilai-nilai Islam. Saya jelaskan berdasarkan hadits yang menjadi prinsip dalam dakwah rekreatif itu sendiri, yang didalamnya tidak terlepas dari unsur atau prinsip “Yassiruu Wa laa Tu‟assiru, Basysyiru Wa laa Tunaffiruu”. a. Yassiruu Wa laa Tu‟assiruu (Mudahkan jangan dipersulit). Berkaitan dengan prinsip dakwah
ini,
pertama,
saya
memperhatikan
dan
mengedepankan mengenai, “faktor pemilihan bahasa”. Karena
memang
seorang
da‟i
untuk
memberikan
pemahaman kepada jama‟ah haruslah dengan bahasa yang mudah dimengerti. Maka inilah hal yang pertama yang harus diperhatikan bagi seorang da‟i. Bagaimana cara penerapannya? Tentu juga kita sebagai seorang dai harus melihat keadaan psikologi audience. Saya klasifikasikan menjadi tiga bagian: Pertama, Biqodri „uqulihim (sesuai dengan kadar kemampuan akalnya). Dalam berdakwah bahasa yang kita sampaikan harus sesuai dengan segmentasi mad‟u (audience) yang kita hadapi. Dalam artian harus sesuai kadar kemampuannya. Sebagai contoh: jika mad‟u yang kita hadapi anak-anak tentu kita harus menggunakan bahasa sesuai dengan kemampuan pemahaman anak-anak. Jika
audience
kita
ibu-ibu
tentu
kita
juga
harus
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh kaum ibuibu, dst., jangan sebaliknya audience kita anak-anak tetapi cara penyampaian kita menggunakan bahasa yang kadar kemampuan pemahamannya untuk orang dewasa.Karena Rasuullah SAW. pun bersabda, “Khotibunnaas „ala Qodri „Uquulihim” yang artinya “berbicaralah kalian menurut kadar kemampuan mereka”. Kedua, Taysiirul Lugah (bahasa yang mudah). Ketiga, Billisaani Qaumihim (sesuai dengan bahasa kaumnya). Dalam penyampaian dakwah lagi-lagi kita sebagai seorang da‟i harus cerdas dalam membaca situasi dan kondisi. Kalau dakwah di TV berbeda dengan di radio, di radio berbeda dengan di TV, di kampus dsb. a. Basysyiru Wa laa Tunaffiruu (Gembirakan jangan ditakuti. Suksesnya seorang da‟i dalam menyampaikan pesan rekreatif ketika berdakwah, itu tergantung bagaimana ia mampu melakukakan hal-hal berikut: Pertama, seorang da‟i harus cerdas dalam mengorganisasikan pesan rekreatif. Kedua, seorang da‟i harus memahami karakteristik rekreatif
dalam dakwah. Ketiga, seorang da‟i harus memahami batasan-batasan rekreatif yang menjadi prinsip dalam dakwah. Penulis
: Menurut Ustadz, humor apa saja yang boleh digunakan dalam berdakwah? Dan humor apa saja yang melanggar syariat Islam?
Ustadz Wijayanto
: Menurut saya, humor apa saja boleh digunakan asalkan tidak menyinggung orang lain. Dan humor yang melanggar syariat
Islam,
menurut
saya
adalah
humor
yang
merendahkan orang lain, kecuali yang alim bi ridho atau orang tersebut ridho yang tidak menyakitkan hati, lihat riwayat sahabat Nuaiman. Contoh Rasul menyebut Abu Hurairah bapaknya kucing tidak apa-apa karena itu menjadi sebutan panggilan dan itu bukan menyakitkan. Penulis
: Bagaimana
pendapat
Ustadz
terhadap
da‟i
yang
menggunakan humor yang tidak selayaknya digunakan dalam dakwah atau humor yang berlebihan? Ustadz Wijayanto
: Menurut saya, Humor yang berlebihan itu tidak baik, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Makan berlebihan tidak baik, walaupun itu makanan halal tetapi kalo berlebihan dan membuat orang yang makan itu muntah, itu menjadi makruh. Minum berlebihan tidak baik apalagi dapat memabukkan. Begitupula dengan humor, humor itu hanyalah bumbu dalam berdakwah. Maka gunakanlah humor sesuai porsinya dan jangan berlebihan, agar konten dakwah kita tetap tersampaikan dengan baik kepada jama‟ah.
Penulis
: Apa yang menjadi kunci sukses dakwah menurut Ustadz Wijayanto?
Ustadz Wijayanto
: Menurut saya, Kunci sukses dalam dakwah adalah gak ada gunanya feedback kalo orang itu mau beramal baik. Tetapi
dakwah itu tidak pernah tidak sukses karena di tolakpun ia sukses. Apakah nabi tidak sukses di thaif, karena dilempari batu kemudian di usir? Beliau sukses. Surah fussilat: 32, 33 34. “Wa man ahsanu qaulan miman da‟a ilallah...”. Ditolakpun dia berpahala berapa banyak rasul berdakwah kemudian di tolak dan setelahnya ia sukses dan dakwahnya diterima. Tidak ada gagal dalam dakwah, dapat dikatakan gagal dalam dakwah kalo niatnya itu salah atau tujuannya itu tidak benar itu yang gagal dalam dakwah.
Jakarta, 22 Mei 2015
Mengetahui,
Peneliti/ Pewawancara
Narasumber
USTADZ WIJAYANTO
HASIL WAWANCARA DENGAN RESTIA DELA SELAKU EKSEKUTIF PRODUSER PROGRAM CERITA HATI (SPESIAL RAMADHAN) KOMPAS TV
HARI/ TANGGAL : Jum’at, 22 Mei 2015 TEMPAT : Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara JakTim (Evo Studio Kompas TV) WAKTU : Pukul 11.00 WIB s/d Selesai
Penulis
: Bagaiamana awal mula program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan) Kompas TV ini terbentuk?
Restia Dela
: Awalanya dimulai dari tahun lalu bulan Ramdhan kompas TV memutuskan membuat sebuah program religi yang formatnya itu kunjungan dari masjid ke masjid atau menggunakan sistem pengambilan gambar luar ruangan dengan tema religi mengundang pengajian dari masjid dan didampingi sebagai narasumber oleh ustadz wijayanto. Porsinya juga meliput tentang wisata kuliner selama bulan Ramdhan dengan nama program “Kurma”. Karena program tersebut mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat maka program “Kurma” tersebut yang tadinya hanya khusus untuk tayangan bulan Ramdhan saja maka berlanjutlah dalam versi reguler yang dikembangkan lagi menjadi talkshow yang nilai religinya diturunkan. Dalam artian temanya tidak agamis tetapi menggunakan tema yang umum diperluas menjadi apa saja tentang kehidupan seharihari, seperti hubungan keluarga, peristiwa aktual, dan tentang apa pun tetapi di ambil sisi positifnya dan dilihat dari sudut pandang Islam yang dikupas tuntas oleh Ustadz Wijayanto. Kemudian berubahlah nama program tersebut
menjadi program “Berbagi Curhat”. Dan pada akhirnya berubah
kembali
nama
program
tersebut
menjadi
program“Cerita Hati”, yang formatnya tidak lagi kunjungan dari masjid ke masjid tetapi konsepnya di dalam studio. Dan di dalam acara tersebut Ustadz Wijayanto tidak sendiri, tetapi didampingi oleh host Desy Ratnasari, dan komika Akbar sebagai pembantu acara yang bertugas untuk mencairkan suasana serta di iringi oleh musik Penta Boys Penulis
: Format acaranya seperti apa? Kemudian sasaran & tujuan program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV ini seperti apa?
Restia Dela
: Format acaranya talk show. Sasaran segmentasinya untuk semua kalangan. Tujuan terbentuknya program ini adalah untuk menghibur sekaligus memberikan informasi kepada pemirsa dari ungkapan cerita hati para tokoh atau bintang tamu yang jarang diketahui khalayak publilk. Dengan harapan dari informasi yang diberikan atau ungkapan cerita hati yang disampaikan oleh para bintang tamu, dapat menginspirasi masyarakat.
HASIL WAWANCARA DENGAN RESPONDEN
NAMA USIA HARI/ TANGGAL WAKTU Penulis
: : : :
Siti Maria 40 tahun Jakarta, 22 Mei 2015 Pukul 11.00 WIB s/d Selesai
: Bagaimana pendapat Ibu terhadap cara dakwah Ustadz Wijayanto?
Ibu Maria
: Cara dakwah Ustadz Wijayanto, dalam penyampaiannya beliau
sangat
santai
tidak
menggebu-gebu,
mudah
dipahami, dan humoris. Penulis
: Apa perbedaan cara dakwah Ustadz Wijayanto dengan Ustadz-ustadz yang lain?
Ibu Maria
: Tentu sangat berbeda dengan ustadz-ustadz yang lain, karena salah satu ciri khas beliau adalah berdakwah dengan disisipkan humor didalamnya tetapi tidak berlebihan dalam gaya penyampaiannya dan juga tidak menghilangkan isi pesan dakwah itu sendiri. Berbeda dengan ustadz yang lain, karena ada ustadz yang ketika memberikan humor itu sampai menunjukkan aksi panggung yang berlebihan.Tetapi Ustadz Wijayanto ketika memberikan humor cukup dengan kata-kata saja sudah mampu membuat jama‟ah tertawa dan terhibur serta menikmati dari humor yang disampaikan dalam dakwahnya.
Penulis
: Apakah Ibu menyukai cara penyampaian dakwah yang beliau gunakan?
Ibu Maria
: Ya saya suka dengan dakwah beliau yang terdapat humor didalamnya,
tetapi
penyampaiannya.
tidak
berlebihan
dalam
gaya
Penulis
: Menurut Ibu apakah humor yang digunakan oleh Ustadz Wijayanto dalam dakwahnya itu ada yang menyimpang atau tidak?
Ibu Maria
: Secara penyampaian beliau sangat santai, namun terkadang ada beberapa humor yang menyinggung atau meledek orang lain.Walaupun cara penyampaiannya dengan gaya bercanda.
Penulis
: Apa kritik dan saran yang ingin disampaikan untuk Ustadz Wijayanto?
Ibu Maria
: Saran
saya
tolong
lebih
diperhatikan
lagi
ketika
memberikan humor dalm dakwah, ditakutkan orang lain tersinggung. Walaupun tujuannya hanya bercanda.
No.
: 01/XI/2015
Lamp : Hal
: Telah Melakukan Wawancara
Ustadz Wijayanto dengan ini menyatakan bahwa: Nama
: Fauzan Hidayatullah
NIM
: 1111051000109
Jurusan/Prodi
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Adalah benar telah melakukan penelitian/wawancara terkait judul “Dakwah Rekreatif Ustadz Wijayanto dalam Program Cerita Hati (Spesial Ramadhan) Kompas TV” di Evo Studio Kompas TV Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara Jakarta Timur dan telah melakukan wawancara dengan Ustadz Wijayanto, pada tanggal, 22 Mei 2015 pukul 17.30 WIB s/d selesai. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan dengan semestinya. Jakarta, 22 Mei 2015
Ustadz Wijayanto
Logo Cerita Hati Spesial Ramadhan Kompas TV
Program Talkshow berlangsung, episode ke-6 pada tanggal, 23 Juni 2015.
Setelah Wawancara Pribadi foto bersama dengan Ustadz Wijayanto
Setelah Wawancara Pribadi foto bersama dengan Restia Dela selaku Eksekutif Produser Program “Cerita Hati (Spesial Ramadhan)” Kompas TV