ANALISIS PROGRAM ACARA DAKWAH NGOBROL SARENG KANG USTADZ DI BANTEN TV Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh
Quinn Rizqi Budiyanti NIM: 1110051000132
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H
ABSTRAK Quinn Rizqi Budiyanti 1110051000132 Analisis Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV Televisi merupakan sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan Islami (dakwah) melalui program-program acara yang ditayangkannya, seperti halnya stasiun Banten TV merupakan stasiun televisi swasta lokal yang masih tetap bertahan diranah pertelevisian Indonesia dengan menghadirkan programprogram acara yang edukatif dan inspiratif sesuai dengan slogan stasiun Banten TV, yakni Dari Banten Untuk Nusantara. Program acara stasiun Banten TV yaitu Ngobrol Sareng Kang Ustadz dengan Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, penelitian ini ingin mengetahui tentang Apa yang dimaksud dengan program acara Ngobrol Sareng Kang Ustadz? bagaimana proses produksi yang dilakukan tim dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ditinjau dari tiga tahapan produksi, yaitu tahapan pra-produksi, produksi dan pasca-produksi? serta apa saja faktor pendukung dan faktor pengahmbat dalam melaksanakan proses produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV? Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz merupakan program acara unggulan yang bersifat religi yang disiarkan setiap hari Senin-Jumat pada pukul 17.00-18.00 WIB dengan dipandu oleh host dan narasumber, dengan format talk show dialog interaktif melalui telepon dan media sosial yang disiarkan secara langsung distudio stasiun Banten TV, proses produksi yang dilakukan oleh tim dalam mengemas program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz secara ringan dan menghibur, namun tetap sesuai dengan syariat Islam yang berlandaskan Al-quran dan Hadist, yaitu dengan melakukan tiga tahapan yang sesuai dengan standart Operation Procedure (SOP), yakni tahapan Pra-Produksi, Produksi dan Pasca Produksi dan didalamnya terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat yang mana kedua faktor tersebut merupakan bagian dari penunjang sebuah keberhasilan para tim dalam memproduksi program acara dakwah tersebut. Teori pada penelitian ini merujuk pada teori Maxure K dan Reed bahwa proses produksi mempunyai kewajiban merubah konsep atau ide didalam naskah menjadi program yang terpadu, menarik, kreatif dan efektif untuk ditayangkan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskritif, yang mana bertujuan untuk menggambarkan, berbagai kondisi, berbagai situasi, berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, tanda atau gambaran fenomena tertentu. Sehingga, penelitian ini bersifat mendalam. Dari penjelasan singkat diatas, bahwahsanya program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz adalah program acara dakwah unggulan yang bersifat religi dengan format dialog interaktif melalui telepon dan media sosial, dalam melaksanakan proses produksi program acara dakwah tersebut tim harus melewati tiga tahapan, yakni tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim Alhamdulillahi Rabbal Alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT, atas segala kemurahan, cinta kasih dan sayang-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV”. Tak lupa Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, berserta keluarga dan para sahabat yang selalu istiqomah dalam memegang teguh ajarannya. Selanjutnya, penulis sangat menyadari dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan dan kendala yang penulis hadapi, mulai dari persoalan teknis pengumpulan data sampai dengan rasa malas kerap kali menghinggapi penulis. Namun, pada akhirnya penulis dapat mengatasi semua persoalan-persoalan tersebut, tentunya dengan segala bantuan, bimbingan dan doa semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, MA, Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Suparto, S.Ag. M.Ed, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Drs. Jumroni, M.Si, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Dr. H. Sunandar, MA 2. Rahmat Baihaky, MA dan Umi Musyarrofah, MA selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam 3. H. Zakaria, MA selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi untuk mencapai hasil yang lebih baik. 4. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan
pengetahuannya
Ilmu
Komunikasi
yang
telah
bermanfaat
serta
dedikasi
yang
memberikan selama
ilmu penulis
mengenyam pendidikan dibangku perkuliahan dari awal semester hingga saat ini dan semoga penulis dapat mengamalkan ilmu yang telah Bapak/Ibu Dosen berikan.
ii
5.
Bapak/Ibu seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan penulisan ini selesai.
6. Bapak/Ibu seluruh Staf dan Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah melayani penulis dalam urusan peminjaman buku-buku sebagai referensi dan literatur penulis dalam penyusunan skripsi hingga selesai. 7. Para Tim Produksi Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV, Bapak Dito, Bapak Mahrup, Bapak Rio, Bapak Iman, Ustadz Lancip, Mba Dian, Mas Sammy, dan Devia, yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data–data mengenai program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustdaz, sehingga penulisan ini dapat terselesaikan. 8. Orang tua tercinta, Papa Drs. Entus Sukria Hasan Surya, M.Ba. MM (Alm) dan Mama Dra. Lilis Suryanti, M.Pd yang senantiasa ikhlas dan sabar dalam
mengarungi
pahit
dan
getirnya
perjuangan
hidup
demi
kelangsungan pendidikan penulis mulai dari sekolah dasar sampai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi selalu memberikan kasih sayangnya, doa restu dan dukungan yang mendalam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kakak dan Adik-Adik tersayang, Cendekia Ivanna Fatmawati, Yoga Prakosa, Arya Ranamanggala Tirtayasa dan Tubagus Miftah Ar-royyan yang selalu membantu penulis dan memberikan dukungan dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Semua Keluarga Besar, Om, Tante, Ibu, Pak de, dan lainnya yang tidak bisa disebut satu persatu, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Syefrinozi, Ririn Riyanti, Maria Safitri, Nyimas Ayu Galuh, dan Nanda Cahaya Febriana yang senantiasa saling berbagi dalam suka dan duka selama menjalani masa perkuliahan ini dan selalu memberikan dukungan
iii
serta nasehat positif kepada penulis, terimakasih atas kesetiaan dan ketulusan yang kalian berikan. 12. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam 2010, terkhusus untuk teman sekelas KPI E 2010 dan teman KKN Berdikari 2013 yang tidak pernah terlupakan.
Dengan demikian, Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, karena itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini, dan semoga penulisan skripsi ini bermanfaaat bagi semua pihak khususnya penulis.
Ciputat, 7 Mei 2014
Quinn Rizqi Budiyanti
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................6 D. Manfaat Penelitian ................................................................6 1.
Manfaat Akademis ........................................................6
2.
Manfaat Praktis .............................................................6
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................7 F. Metodelogi Penelitian...........................................................9 1.
Jenis Penelitian ..............................................................9
2.
Subjek dan Objek Penelitian .........................................10
3.
Tempat dan Waktu Penelitian .......................................10
4.
Tahapan Penelitian ........................................................10 a.
Pengumpulan Data ....................................................10 1) Obeservsi Partisipan ..........................................10 2) Wawancara ........................................................11 3) Dokumentasi .....................................................11
b.
Pengolahan Data .......................................................12
c.
Analisis Data.............................................................12
G. Sistematika Penulisan ...........................................................13 BAB II
LANDASAN TEORI A. Televisi .................................................................................15 1. Pengertian Televisi ..........................................................15 2. Jangkauan Siaran Televisi ...............................................16 3. Program SiaranTelevisi ...................................................17 4. Format Siaran Televisi .....................................................22
v
B. Dakwah .................................................................................24 1. Pengertian Dakwah ..........................................................24 2. Tujuan Dakwah ................................................................25 3. Subjek dan Objek Dakwah ..............................................28 4. Materi Dakwah ................................................................31 5. Metode Dakwah ...............................................................32 6. Media Dakwah .................................................................33 C. Produksi Program Televisi ...................................................35 D. Televisi Sebagai Media Dakwah ..........................................45 BAB III
GAMBARAN UMUM A. Sejarah Perkembangan Pertelevisian di Indonesia ...............46 B. Sejarah Perkembangan Pertelevisian Lokal di Indonesia.....47 C. Sejarah Perkembangan Stasiun Banten TV ..........................48 1. Slogan Stasiun Banten TV ...............................................49 2. Visi Dan Misi Stasiun Banten TV ...................................50 3. Struktur Organisasi Stasiun Banten TV ...........................51 4. Program-Program Acara Stasiun Banten TV ..................51 D. Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz .......53
BAB IV
ANALISIS PROGRAM ACARA DAKWAH NGOBROL SARENG KANG USTADZ DI BANTEN TV A. Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz .......55 B. Proses Proses Produksi Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV ......................................57 1. Pra Produksi .....................................................................58 2. Produksi ...........................................................................66 3. Pasca Produksi .................................................................86 C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Program Acara Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV .............88
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................91 B. Saran-Saran ..........................................................................96
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Format Acara Televisi ......................................................... 23 Gambar 2 Bagan Organisasi Dalam Produksi .................................................. 39 Gambar 3 Bagan Pra Produksi ......................................................................... 41 Gambar 4 Bagan Produksi ............................................................................... 43 Gambar 5 Bagan Pasca produksi...................................................................... 44
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Format Acara Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz .............................................................................................. 85
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia semakin hari semakin dekat saja meskipun arus informasi yang mengalir akan mempunyai dampak, positif maupun negatif. Namun, hal tersebut tidak dapat dielakan karena perubahan zaman yang sangat dinamis saat ini.1 Kehadiran televisi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga ataupun pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku dan menjadi candu, karena televisi membujuk kita untuk mengonsumsi lebih banyak lagi, disamping itu televisi juga memperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini.2 Selain itu, televisi banyak keunggulan dimana ia mampu menembus ruang dan waktu, juga mempunyai keunggulan lainnya dibandingkan media massa saat ini. Pertama, dilihat dari sisi pesan televisi yang disajikan secara audio visual, yakni dapat membangun daya tarik, persepsi, perhatian, dan imajinasi dalam mengkontruksi realitas. Kedua,
1
Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 1 2 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Pernada Media Group, 2008), cet. Ke1, h. 1
1
2
dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi bisa lebih cepat memberikan informasi kepada khalayak dari pada surat kabar, radio, dan majalah. Ketiga, dilihat dari segi khalayak, televisi mampu menjangkau jutaan pemirsa ketimbang surat kabar, radio atau majalah yang hanya menjangkau ratusan ribu pembaca atau pendengar. Keempat, dilihat dari efek kulturasi, televisi lebih besar daripada efek yang dihasilkan oleh jenis-jenis media lainnya, khususnya bagi pembentukan perilaku, proposisi, dan antisosial anak.3 Oleh karena itu, Indonesia kini sudah mulai memasuki era televisi yang ditandai dengan munculnya stasiun televisi, seperti TVRI, RCTI, TPI, SCTV, ANTV, Indosiar, TV ONE, METRO TV, TRANS TV, TRANS 7, Global TV, Kompas TV, Net TV. Disamping itu, disusul dengan kemunculan televisi-televisi lokal, seperti Bali TV, Jak TV, Da’i TV, CTV Banten, dan lain-lain. Program acara keagamaan di televisi banyak sekali yang menggambarkan tentang dakwah, seperti ceramah agama, tanya jawab tentang agama, lagu dan bahkan tarian khas yang dipandang islami, selain itu perlu disadari juga bahwa televisi sebagai alat bantu untuk menyebarkan ajaran agama islam keberbagai pelosok tanah air sangat diperlukan dalam paradigma baru berdakwah. Dari segi waktu televisi sangat efektif dan efesien, karena pesan yang disampaikan televisi dapat langsung diterima oleh khalayak. Oleh karena itu, sebuah stasiun televisi harus mampu mengemas dengan baik isi siaran dakwah yang akan
3
K.H Miftah Farid, Dakwah Kontemporer Pola Alterlatif Dakwah Melalui Televisi, (Bandung; Pusat Press 2000), cet. Ke-1, hal. 87
3
ditayangkan sesuai dengan sasaran yang dituju, seperti orang tua, dewasa bahkan anak-anak. Stasiun Banten TV sebagai televisi lokal yang didirikan oleh PT. Banten Media Global Televisi berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pemirsanya, salah satunya dengan menyajikan program acara dakwah. Keberadaan siaran-siaran keagamaan seperti dakwah yang menggunakan media televisi sudah sangat banyak kita jumpai di beberapa stasiun
televisi termasuk di stasiun Banten TV dengan menyiarkan
program acara dakwah, yakni Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Program acara dakwah Ngorol Sareng Kang Ustadz disiarkan setiap hari Senin-Jumat pada jam 17.00-18.00 secara langsung (live) didalam studio Banten TV, dengan format talk show dialog interaktif melalui telepon dan media sosial, seperti facebook, twitter dan live streaming. Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini dikemas secara ringan, lucu dan menghibur, namun tetap sesuai dengan syariat Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Hadist. Selain itu, pada program acara dakwah ini memiliki sebuah tagline, yakni “Ngobrol Sareng Kang Ustadz, Anda Curhat Kang Ustadz Kasih Nasehat”, yang tujuannya agar para pemirsa dapat menambah wawasan tentang agama Islam dan dapat memberikan solusi terhadap masalah yang tengah dihadapi pemirsa, karena program acara dakwah ini memberikan kesempatan langsung untuk para pemirsa yang ingin curhat dengan Kang Ustadz selaku narasumber dengan menggunakan telepon interaktif dan media sosial seperti facebook, twitter dan live streaming yang dipandu
4
oleh seorang Host. Dalam setiap penayangan yang dilakukan oleh tim memerlukan waktu enam puluh menit dengan empat segment didalamnya, yang mana dari setiap segment penayangannya tim memberikan dua segment untuk para pemirsa dirumah dapat curhat langsung kepada Kang Ustadz yang pertanyaannya tidak dibataskan dengan tema-tema yang telah ditentukan. Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini juga sebagai salah satu contoh dari pengembangan metode dakwah, yaitu dakwah bil lisan, yang dikembangkan melalui publikasi penyiaran dengan menggunakan media penyiaran televisi. Maka, sudah selayaknya di zaman yang modern ini kegiatan dakwah harus bisa memanfaatkan media-media modern seperti televisi, agar kegiatan dakwah bisa diterima oleh masyarakat secara komperhenshif.4 Dengan begitu seorang dai akan lebih cepat mengetahui seberapa jauh keberhasilan dari dakwah yang dilakukannya, terlebih dengan menggunakan format dialog interaktif melalui saluran telepon, maka seorang dai akan lebih cepat mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang ada di masyarakat, sehingga untuk pertemuan berikutnya seorang dai akan lebih bisa menjadikan dakwah tersebut betulbetul sebagai solusi bagi permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat, yang tentunya dengan menggunakan pendekatan agama Islam. Melihat latar belakang diatas, bahwasanya televisi merupakan sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan Islami melalui program 4
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008), h.
28.
5
yang ditayangkan, maka dari itu penulis tertarik untuk mengakat sebuah judul skripsi: “Analisis Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi pada proses produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV selama bulan Febuari 2014 yang narasumbernya adalah Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip) dan tema-tema yang dibahas mengenai Al-Quran Untuk Siapa, Kenapa Harus Menikah, Menyanyi Menurut Syariat/Hukum, Suami Durhaka, Istri Durhaka, Kurung Batang, Menjual Ayat-Ayat Allah/Hukum dan Perkawinan Dusta. Sebaliknya, penelitian ini tidak membahas tentang pengaruh, respon dan pesan pada program acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Stasiun Banten TV. Berdasarkan
pembatasan
diatas,
penulis
merumuskan
permasalahan sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud dengan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV? b. Bagaimana proses produksi yang dilakukan tim dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV, ditinjau dari 3 tahapan produksi, yakni Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi? c. Apa
saja
faktor
pendukung
dan
faktor
penghambat
dalam
melaksanakan proses produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV?
6
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui maksud dari program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV 2. Untuk mengetahui proses produksi yang dilakukan tim dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV, ditinjau dari 3 tahapan produksi, yakni Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan proses produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah dan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam penemuan kaidah ataupun mengenai cara proses produksi suatu program acara dakwah berlangsung yang diterapkan oleh televisi swasta lokal yaitu stasiun Banten TV. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah perkembangan tentang penelitian Ilmu Komunikasi terutama pada kajian-kajian media massa dan khususnya pada program-program acara pertelevisian
7
Indonesa yang saat ini terus berkembang, serta penelitian ini menjadi sebuah masukkan untuk para pengelola stasiun televisi, khususnya yang menjadikan televisi sebagai media dakwah. E. Tinjauan Pustaka Berdasarkan pengamatan langsung di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, penulis menemukan ada beberapa skripsi yang telah meneliti tentang Analisis Program Acara Dakwah di stasiun Televisi dan radio, yakni: Skripsi Ahmad Tamamy5. Ahmad Tamamy mengemukakan bahwa program acara dakwah Liputan Kampung yang disiarkan oleh televisi komunitas Palmerah melakukan semua tahapan dari proses produksi, yakni pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pada tahapan pra produksi program acara dakwah Liputan Kampung di televisi komunitas Palmerah ialah dengan menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk meliput acara kegiatan warga, seperti kamera, lampu penerangan, kabel roll, kaset mini dvd dan lain-lain. Selanjutnya, pada tahap produksi program acara dakwah Liputan Kampung di televisi komunitas Palmerah melakukan shooting yang tidak menggunakan rundwon acara hanya seorang kameramen meliput kegiatan acara sampai selesai yang nantinya akan ditayangkan pada pukul 19.00 WIB. Selanjutnya, proses terakhir ialah proses pasca, yaitu mengemas atau proses editing. Persamaan penelitian ini dengan skripsi Ahmad Tamamy adalah sama-sama 5
Ahmad Tamamy, “Program Dakwah Islam Di Televisi Komunitas Palmerah”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
8
membahas tentang proses produksi program acara dakwah melalui tiga tahapan, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Sedangkan perbedaannya terletak pada stasiun televisi dan program acaranya, karena pada skripsi Ahmad Tamamy memilih stasiun televisi komunitas Palmerah dan Program Acara Dakwah yaitu Liputan Kampung, sedangkan penelitian ini memilih stasiun televisi lokal Banten TV dan Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Penulis juga merujuk pada skripsi Fitria Ramdani.6 Fitria Ramdani mengemukakan bahwa dalam membuat program acara dakwah di radio idealnya harus melakukan 3 tahapan proses produksi, termasuk pada program acara dakwah Fajar Islami di radio Sheba 99,3 FM Bogor. Pada saat proses produksi berlangsung program acara dakwah Fajar Islami melakukan 3 tahapan, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi dimana tahapan pra produksi meliputi tiga bagian, yakni penemuan ide, perencanaan, dan persiapan, setelah itu dilakukannya tahapan produksi secara langsung setiap hari senin-minggu mulai pukul 05.00-06.00 WIB yang diselenggarakan sepenuhnya di radio Sheba 99,3 FM Bogor dengan format acara berbentuk talk show dan setelah itu tahapan terakhir yaitu pasca produksi dengan melaksanakan proses evaluasi setelah sebuah program acara dakwah Fajar Islami selesai disiarkan oleh pendengar. Persamaan penelitian ini dengan Fitria Ramdani adalah sama-sama membahas tentang tiga tinjauan yang dilakukan pada saat proses produksi berlangsung baik di televisi maupun di radio. Adapun perbedaannya, Fitria 6
Fitria Ramdani, “Analisis Produksi Program Dakwah Fajar Islami Di Radio Sheba 99,3 FM Bogor”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
9
Ramdani meneliti tentang Proses Produkis Program Acara Dakwah Fajar Islami di radio Sheba 99,3 FM Bogor. Sedangkan, penelitian ini meneliti tentang Proses Produksi Pada Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun televisi Banten TV. F. Metodologi Penelitian 1.
Jenis Penelitian Metodologi penelitian yang penulis gunakan ialah pada jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Basrowi Sukidi menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya.7 Sedangkan, penelitian kualitatif menurut Taylor adalah sebagai prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskritif, berupa kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati.8 Penelitian
deskritif
kualitatif
juga
bertujuan
untuk
menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran fenomena tertentu. Sehingga, penelitian ini bersifat mendalam karena kedalaman data yang menjadi pertimbangannya
7
Basrowi Sukidi, Metode Penelitian Kualitatif Mikro, (Surabaya: Insan Cendikia, 2002)
h.1. 8
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2012), cet. Ke-30, h.4.
10
serta menusuk sasaran penelitian.9 Penelitian kualitatif deskriptif ini melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, intropeksi, riwayat hidup, wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual.10 2.
Subjek dan Objek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah stasiun Banten TV dan obyek dalam penelitian ini adalah Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz.
3.
Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di stasiun Banten Tv, Jalan Jenderal Sudirman Blok F18-20, Kota Serang Baru-Banten dan waktu penelitian dilaksanakan satu bulan dari tanggal 3-28 Febuari 2014.
4.
Tahapan Penelitian a. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV, meliputi: 1) Observasi Partisipan merupakan pengamatan untuk memperoleh data yang diperlukan.11 Teknik yang penulis lakukan dalam observasi ini ialah yang bersifat langsung. Obeservasi yang bersifat langsung ini oleh penulis dengan mengikuti pelaksanaan
9
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 68. 10 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), cet. Ke- 1, h. 5. 11 Winarwo Surahmad, Dasar-Dasar Teknik Penelitian, (Bandung: CV. Tarsita, 1989), h. 162.
11
produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Studio Banten TV pada bulan Febuari 2014 selama delapan kali pelaksanaan shooting bersama Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip) dan tema-tema yang dibahas mengenai AlQuran Untuk Siapa, Kenapa Harus Menikah, Menyanyi Menurut Syariat/Hukum, Suami Durhaka, Istri Durhaka, Kurung Batang, Menjual Ayat-Ayat Allah/Hukum dan Perkawinan Dusta.. Karena observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data terkait program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. 2) Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian melalui tanya jawab dengan menggunakan alat panduan wawancara.12 Teknik yang penulis lakukan dengan mewawancarai sumber-sumber terkait dalam pelaksanaan produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV. Sumber-sumber yang diwawancarai oleh penulis, yakni Bapak Mahrup N.R selaku Produser program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, Devia Alviani selaku Host program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, dan Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip) selaku Narasumber program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. 3) Dokumentasi merupakan pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.13 Teknik yang penulis lakukan
12
Mohammad Nazir, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Gaila Indonesia, 1988), cet. Ke-3,
13
Husaini Usman, Metodelogi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. Ke-4,
h.234 h.73
12
dengan mengumpulkan bahan-bahan yang didokumentasikan oleh penulis berupa, hasil wawancara, rundwon acara, dan fotofoto terkait program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, karena nantinya akan dibutuhkan oleh penulis sebagai bahan penguat atas kebenaran informasi yang diperoleh pada pelaksanaan produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV. b. Pengolahan Data Pengolaan data merupakan langkah yang dilakukan setelah selesai dikumpulkannya data-data. Data-Data tersebut berupa data dari
hasil
observasi,
wawancara
dan
dokumentasi
terkait
pelaksanaan produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dengan mencoba menyederhanakan dan mengelola data dalam bentuk tabel, bagan, roda jam siar, dan foto-foto. Dalam teknis penulisan pada penelitian ini, penulis menggunakan buku pedoman penulisan karya ilmiah (CEQDA)14, sebagai upaya meningkatkan produktivitas penulisan karya ilmiah penulis. c. Analisis Data Berdasarkan data-data yang sudah terkumpul oleh penulis melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, maka penulis kemudian
mengolah
mendeskripsikan,
data-data
menggambarkan
yang dan
terkumpul
dengan
menginterprestasikan
semua data terlebih dahulu, kemudian setelah semua data 14
Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Ciputat: UIN Press, 2007), cet. Ke-1, h.33
13
terkumpul sesuai dengan kebutuhan, maka penulis menganalisa dan menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. G. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Memuat tentang televisi; pengertian televisi, jangkauan siaran televisi, program televisi, format prosgram siaran televisi, dakwah; pengertian dakwah, tujuan dakwah, subjek dan objek dakwah, materi dakwah, dan metode dakwah, proses produksi siaran televisi dan televisi sebagai media dakwah.
BAB III
GAMBARAN UMUM Memuat tentang sejarah perkembangan pertelevisian di Indonesia, sejarah perkembangan pertelevisian lokal di Indonesia, sejarah dan perkembangan stasiun Banten TV, slogan stasiun Banten TV, visi dan misi stasiun Banten TV, struktur organisasi stasiun Banten TV, program-program stasiun Banten Tv dan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz.
14
BAB IV
ANALISIS
PROGRAM
ACARA
DAKWAH
NGOBROL SARENG KANG USTADZ DI BANTEN TV Memuat tentang program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz,
proses produksi program acara dakwah
Ngobrol Sareng Kang Ustadz; tahapan pra-produksi, porduksi, dan pasca produksi, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses produksi berlangsung pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. BAB V
PENUTUP Memuat tentang kesimpulan dan saran-saran
BAB II LANDASAN TEORI A. Televisi Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun baru tahun 1928 Vladimir Zworky (Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim Gambar ke kotak bernama televisi. Iconoscope bekerja mengubah Gambar dari bentuk Gambar optis kedalam sinyal elektronis untuk selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan ke dalam gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo Fransworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939. 1. Pengertian Televisi Televisi berasal dari bahasa Yunani, dari kata “tele” yang artinya jarak jauh dan kata “vision” yang artinya penglihatan.1 Adapun pengertian televisi dari segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan dari segi penglihatan oleh prinsip Gambar. Maka dari itu, televisi dapat dikatakan media massa yang bersifat audio visual. Pengertian televisi menurut J.B Wahyudi, televisi diartikan dengan melihat jauh, yaitu dengan Gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio televisi) yang dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima televisi (televisi set).2 Sementara menurut Maurice Gorhan yang dikutip Ton Kertapati mendefinisikan bahwa 1
Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: Firma Rainbow, 1989), cet. Ke-2, h. 221. 2 J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, (Bandung: Alumni, 1989), h. 49.
15
16
televisi adalah penyampaian Gambar-Gambar dengan kawat atau radio dan penerimanya secara stimulan ditempat tertentu yang jauh.3 Dari beberapa pengertian televisi diatas dapat disimpulkan, bahwasanya televisi adalah alat atau benda untuk menyiarkan siaransiaran yang membawakan suara dan Gambar, sekaligus dari siaran televisi juga penonton dapat mendengar dan melihat Gambar yang disajikan. Karena, mengingat sifatnya terbuka, cakupan pemirsanya tidak mengenal usia meliputi seluruh lapisan masyarakat mulai anakanak, remaja hingga orang dewasa dan luas jangkauan siarannya yang menjadikan media televisi sebagai media pembawa informasi yang besar dan cepat pegaruhnya terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anggota masyarakat serta perubahan sistem dan tata nilai yang ada.4 2. Jangkauan Siaran Televisi Jangkauan siaran ini merupakan faktor yang sangat penting bagi pemasang iklan yang merupakan perusahaan atau produsen dalam mempromosikan dan memasarkan produknya (barang dan jasa) kepada khalayak karena terkait dengan wilayah pemasaran yang dimilikinya. Dalam stasiun penyiaran jangkauan siaran televisi dapat dibagi menjadi dua jangkauan siaran, yaitu:5 a. Stasiun Televisi Lokal
3
Ton Kertapati, Dasar-Dasar Publisistik Dalam Perkembangan Di Indonesia Menjadi Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. Ke-3, h. 59. 4 Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Media Televisi; Tujuan, Isi, Pengelola serta Dampaknya terhadap Perubahan Sistem Nilai, (Pengaruh Tanyangan Program Televisi Terhadap Perilaku Anak Dan Pemuda), (Jakarta: BPPN, 1992), h.1. 5 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. Ke-1, h.104.
17
Stasiun penyiaran radio dan televisi lokal merupakan stasiun penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota atau kabupaten. Undang-Undang Penyiaran menyatakan bahwa stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah negara Rebuplik Indonesia dengan jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut. b. Stasiun Televisi Nasional Stasiun televisi nasional adalah stasiun radio atau televisi yang menyiarkan program-programnya ke sebagaian besar wilayah negara dari hanya satu stasiun penyiaran saja. Negara-negara yang memiliki sistem penyiaran tersentralisasi atau terpusat biasanya yang memiliki stasiun radio atau televisi nasionala, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. Di Indonesia, hingga tahun 2007 terdapat 10 stasiun televisi yang berlokasi di Jakarta yang melakukan siarannya secara nasional. Stasiun nasional menyebarluaskan program siarannya melalui berbagai stasiun pemancar (stasiun relai) yang dibangun diberbagai daerah. 3. Program Siaran Televisi Program siaran televisi adalah acara atau rancangan yang akan disiarkan ditelevisi. Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, mendefinisikan bahwa “Program siaran televisi adalah bahan yang telah disusun dalam format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur
18
audio yang secara teknik memenuhi persyaratan layak siar, serta telah memenuhi standar estektik dan arstikt yang berlaku”.6 Jenis program siaran televisi umumnya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu hiburan, informasi dan berita, tetapi dari ketiganya dapat diperinci lagi menjadi jenis-jenis program yang lebih spesifik dengan nama yang bervariasi, seperti: talent show dan kompotitif show. Pembagian jenis program televisi tersebut dibuat dengan cermat agar mudah dipahami oleh audiensi dan profesional penyiaran. Dalam menyiapkan program siaran televisi, ada lima yang harus diperhatikan, yakni:7 a. Pola siaran. Pola siaran merupakan pola penyusunan mata acara yang memuat penggolongan, kelompok hari, waktu, dan frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu, dan ini dijadikan panduan dalam penyelenggaraan siaran. Sebelum penata program menyusun acara siaran, terlebih dahulu harus menyiapkan pola siaran. Kemudian, programmer akan mengumpulkan terlebih dahulu referensi-referensi yang diperlukan, seperti kebijakan siaran dari pimpinan stasiun televisi, persoalan sosial budaya yang berkembang ditengah masyarakat, jangkauan siaran, hasil jajak pendapat penonton, pemasok-pemasok program (rumah produksi, distributor), dan tentunya analisis bahan siaran yang mengacu pada kebijaksanaan umum siaran televisi. 6
P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Scenario Televisi Dan Video, (Jakarta: PT. Grasindo, 1993), cet. Ke-1, h. 9. 7 R.M. Soenarto, Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran (Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007), cet. Ke-1, h. 5.
19
Dalam penyelenggaraan program siaran televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Mampu memberi informasi (informatif), 2) Mampu mendidik penonton (edikatif), 3) Mampu memengaruhi penonton (persuasif), 4) Mampu menghibur penonton (entertaining), dan 5) Mampu menakuti penonton. Sementara, dalam penggolongan penyelenggaraan program siaran televisi itu terdiri dari lima kategori, yakni: a) Televisi yang berazaskan siaran umum (general television) b) Televisi yang berazaskan siaran pendidikan (instructional TV / educational TV) c) Televisi bukan siaran (close circuit) d) Televisi kabel/televisi berlangganan e) Televisi pemberitaan b. Arahan pola siaran. Arahan pola siaran televisi dimaksudkan sebagai rambu-rambu kebijakan pola penyiaran televisi. Untuk memolakan suatu acara siaran dibutuhkan wawasan arahan penyiaran program dari arahan itu diharapkan akan memperkuat posisi perusahaan atau instansi pertelevisian bersangkutan. Dibawah ini ada beberapa pedoman arahan pola penyiaran televisi, yaitu: 1.
Penyiaran televisi diharapkan dapat menggalang dan menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam
20
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk menjaga
kelestarian
persatuan
dan
kesatuan
bangsa
Indonesia. 2.
Dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kecerdasan kehidupan bangsa.
3.
Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.
4.
Dapat menangkal pengaruh buruk terhadap tata nilai kehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam.
5.
Dapat meningkatkan peranan bangsa dan negara ditengahtengah pergaulan antarbangsa dalam ikut melestarikan ketertiban dunia.
6.
Meningkatkan pembangunan watak, kepribadian bangsa, harkat, dan martabat manusia.
c. Perubahan pola acara. Pola acara siaran dapat diubah sesuai keadaan. Karena perubahan acara yang sering dilakukan dapat mengurangi simpati dari khalayak. Khalayak atau masyarakat biasa menilai stasiun tersebut tidak profesional dalam memolakan program siaran. Ada dua alasan mendasar mengapa adanya perubahan pola acara. Pertama, penempatan susunan acara harian dan mingguan ternyata tidak tepat. Kedua, ada acara-acara tertentu yang berbenturan antara stasiun yang satu dengan stasiun lainnya. Acara yang satu dinilai unggul dari pada yang lain pada waktu yang sama, akibat benturan ini acara bisa diberhentikan
21
penyiarannya, lalu digantikan dengan judul acara lain untuk bertanding melawan acara distasiun televisi lainnya. d. Bahan program. Bahan program siaran didapat dari budaya yang dimiliki oleh manusia. Manusia bisa berpikir, punya akal, punya peradaban, serta punya kepandaian. Mereka juga punya budaya dari budaya itulah program siaran televisi bisa dipetik. e. Sistem penempatan program siaran. Sistem Penempatan Program Siaran, dibagi menjadi tiga program siaran televisi: 1. Program Tahunan. Perencanaan program tahunan berpijak pada
tahun
berlakunya
manajemen
stasiun
televisi
bersangkutan. Isi program tahunan mengacu pada peristiwaperistiwa penting setiap bulannya, sehingga peristiwa penting itu bisa dijadikan sebagai panduan tema siarannya. 2. Program Pekanan atau Mingguan. Program pekanan atau mingguan adalah susunan program siaran dalam setiap minggunya atau lebih rinci lagi susunan mata acara dari senin sampai minggu, konfigurasi acara harian dari menit ke menit, dan penggunaan studio untuk penyelenggaraan operasional siaran–siaran langsung ataukah rekaman atau yang lainnya. Dasar pemprograman siaran pekanan adalah dari pola tahunan. Dengan dasar ini sistem penyiaran akan berjalan berseiring dengan pelaksanaan di lapangan. 3. Program harian. Penyusunan program harian didasarkan pada berapa banyak bahan siaran yang tersedia. Ketersediaan bahan
22
ini bisa berupa bahan jadi (istilahnya: completed program atau canned product), bisa pula berupa bahan siaran yang harus diproduksi terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap program televisi punya sasaran atau tujuan yang akan dicapai. Ada lima parameter yang harus diperhatikan dalam penyusunan program siaran televisi, yaitu: a. Landasan filosofi yang mendasari tujuan semua program b. Strategi penyusunan program sebagai pola umum dan tujuan program c. Sasaran program d. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program e. Karakter institusi dan manajemen sumber program untuk mencapai usaha yang optimal. 4. Format Program Siaran Televisi Perkembangan kreativitas program televisi saat ini telah melahirkan berbagai bentuk program televisi yang sangat beragam. Keberagaman program acara televisi, berjalan seiring dengan tren gaya hidup masyarakat disekitarnya yang saling memengaruhi, sehingga muncullah ide-ide yang menampilkan format baru pada program acara televisi agar memudahkan produser, sutradara, dan penulis naskah untuk menghasilkan karya yang spektakuler. Insan televisi berusaha menempatkan sebuah program acara yang dapat disaksikan oleh beberapa unsur audiensi yang ada. Setiap sutradara menginginkan sebuah program acara yang disaksikan
23
banyak orang dan menyebabkan audiensi seolah-olah sebagai pelaku didalamnya, yaitu memprovokasi pola pikir dan mengimajinasi audiensi. Oleh sebab itu, mereka harus memahami format program acara televisi apa yang akan dieksekusikan, setelah mengetahui dengan jelas format yang ditentukan, maka akan dapat dihasilkan kenyamanan dalam bekerja sama dan ketepatan waktu pada proses produksi yang efektif.8 Menurut Naratama, kunci keberhasilan suatu program siaran televisi ialah penentuan format acara televisi tersebut. Adapun definisi format acara televisi menurut Naratama adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.9 Adapun Format acara Televisi, yaitu : Gambar 1. Bagan Format Acara Televisi Format Acara Televisi Drama (Timeless& Imajinatif)
8
Non Drama (Timeless& Faktual)
Berita (Faktual & Aktual)
Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasr Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011), cet. Ke-1, h. 167168. 9 Naratama, Media Sutradara Televisi, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), h. 63.
24
B. Dakwah 1. Pengertian Dakwah Ditinjau dari sudut etimologi (bahasa), kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yang berarti panggilan, ajakan dan seruan.10 Dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah berbentuk sebagi “isim masdar”, kata ini berasal dari fi’il (kata kerja), yaitu da’a – yadu’u artinya mengajak, menyeru, mengundang, atau memanggil.11 Kemudian, kata jamaknya, yaitu da’watan berarti ajakan, seruan, undangan atau panggilan.12 Sedangkan secara terminologi kata dakwah mempunyai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dakwah, yaitu: Pertama, pengertian dakwah menurut H.M.S Nasaruddin Latif, yaitu: “ Dakwah merupakan setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat mengajak, menyeru, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syariah dan akhlak islamiyah.”13 Kedua, menurut Sudirman (1979) dalam bukunya Problema Dakwah Islam di Indonesia,yaitu: “..Dakwah adalah merealisasikan ajaran Islam didalam kenyataan hidup sehari-hari baik bagi kehidupan perorangan maupun masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup
10
Asmuni Syukri, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), h.
17 11
Firdaus Al-Hisyam dan Rudi Haryono, Kamus Lengkap Tiga Bahasa Arab-IndonesiaInggris, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), h. 247. 12 Ahmad Ghulusy, Al-Da’wah Al-Islamiyah, (Kairo: Dar Al-Kitab, 1987), h. 9. 13 Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 24.
25
bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia untuk memperoleh keridhoan Allah SWT...”14 Dari
beberapa
pendapat
para
ahli
dakwah
dalam
mendefinisikan kata dakwah, maka dapat disimpulkan bahwa dakwah secara bahasa berarti menyampaikan dan memanggil serta mengajak manusia ke jalan Allah SWT, untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam mencapai kehidupan di dunia dan di akhirat (Amal Ma’ruf Nahi Munkar). 2. Tujuan Dakwah Pada pokoknya dakwah itu mempunyai tujuan untuk mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akherat. Adapun tujuan program kegiatan dakwah dan penerangan agama adalah menumbuhkan pengertian, kesadaran penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dibawakan oleh aparat dakwah atau penerangan agama. Ditinjau dari aspek berlangsungnya suatu kegiatan dakwah, tujuan komunikasi dakwah terbagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang: 1. Tujuan jangka pendek. Dalam jangka pendek tujuan kegiatan dakwah adalah untuk memberikan pemahaman tentang Islam kepada masyarakat sasaran dakwah itu, dengan adanya pemahaman masyarakat tentang Islam
14
Sudirman, Problematika Dakwah Islam Di Indonesia, ( Jakarta: PDII, 1979), h. 47.
26
maka masyarakat akan terhindar dari sikap dan perbuatan yang mungkar dan jahat. 2. Tujuan jangka panjang. Dalam jangka panjang tujuan kegiatan dakwah adalah untuk mengadakan perubahan sifat masyarakat dakwah itu. Sifat yang dimaksud adalah perilaku-perilaku yang tidak terpuji dari masyarakat yang tergolong kepada kemaksiatan yang tentunya membawa kepada kemudharatan dan mengganggu ketentraman masyarakat lingkungannya. Sedangkan tujuan dakwah menurut Drs. Masyhur Amin, dibagi menjadi dua bagian yakni tujuan dari obyeknya dan tujuan dari segi materinya.15 a. Tujuan dakwah dari segi obyeknya. 1) Tujuan perorangan yaitu terbentuknya pribadi muslim yang mempunyai iman yang kuat, prilaku sesuai dengan hukumhukum yang disyari’atkan Allah SWT dan berakhlak karimah. Diharapkan agar pribadi-pribadi umat manusia itu menjadi muslim secara tuntas, dari ujung rambut sampai ke tapak kaki. 2) Tujuan untuk keluarga, yakni terbentuknya keluarga bahagia, penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga. 3) Tujuan untuk masyarakat, yaitu terbentuknya masyarakat yang sejahtera yang penuh dengan suasana ke-Islaman. Suatu masyarakat di mana anggota-anggotanya mematuhi peraturan15
H. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Pers, 1997), h. 15-19.
27
peraturan yang telah di syari’atkan oleh Allah SWT, Baik yang berkaitan antara hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya saling bantu membantu penuh persaudaraan, persamaan dan senasib dan sepenanggungan. 4) Tujuan untuk umat manusia seluruh dunia, yakni terbentuknya masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan. Dengan tegaknya keadilan, persamaan hak dan kewajiban, tidak adanya diskriminasi dan eksplorasi, saling tolong menolong dan hormat menghormati. b. Tujuan dakwah dari segi materinya. 1) Tujuan akidah, yaitu tentramnya suatu akidah yang mantap di setiap hati seseorang, sehingga keyakinan-keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam itu tidak lagi dicampuri dengan cara keraguan atau syak wasangka.Dalam hal ini agar orang yang belum beriman menjadi beriman, bagi orang yang imannya masih ikut-ikutan menjadi orang yang beriman karena melalui bukti-bukti baik dalil aqli maupun naqli. 2) Tujuan hukum, yaitu kepatuhan setiap orang kepada hukumhukum yang disyari’atkan oleh Allah SWT. Realisasinya adalah orang yang belum melakukan ibadah menjadi orang yang mau melakukan ibadah dengan penuh kesadaran. 3) Tujuan akhlak, yaitu terbentuknya muslim yang berbudi luhur dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat yang tercela. Realisasi dari tujuan ini dapat dilihat hubungan dia dari
28
Tuhannya, hubungan dia dengan sesama manusia dan hubungan dia dengan alam sekelilingnya dapat berjalan dengan seimbang dan harmonis tanpa berat sebelah. Dari semua tujuan di atas memiliki tujuan akhir yang sama berupa adanya tindakan atau perubahan sikap, perubahan prilaku, yang menunjukkan bahwa khalayak sudah termotifasi oleh seseorang Da’i.16 3. Subjek dan Objek Dakwah Berbicara masalah dakwah, maka tidak dapat dipasahkan dari subjek dakwah dan objek dakwah. Kedua komponen ini merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari sudut prosesnya. Namun, pada pembahasan ini penulis akan terlebih dahulu menjelaskan tentang subjek dakwh. Subjek dakwah dinamai dengan da’i, juru perang, mubaligh dan lain sebagainya. Da’i merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah, sebagai pelaku dan penggerak kegiatan dakwah. Da’i pun menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan dakwah. Adapun
pengertian
da’i
adalah
orang
yang menyeru,
memanggil, mengajak.17 Pada dasarnya da’i adalah penyeru ke jalan Allah, pengibar panji-panji Islam, dan pejuang (mujahid) yang mengupayakan terwujudnya sistem Islam dalam realitas kehidupan umat manusia, sebagai penyeru ke jalan Allah, da’i tidak bisa tidak
16
Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan Bahsa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Pers, 1996), h. 51. 17 A.H. Hasanudin, Retorika Dakwah dan Publisitik Dalam Kepemimpinan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), cet. Ke-1, h. 33.
29
memiliki pemahaman yang luas mengenai Islam, sehingga Ia dapat menjelaskan ajaran Islam kepada masayarakat dengan baik dan benar. Ia juga harus memiliki semangat dan ghairah keIslaman yang tinggi yang menyebabkan Ia setiap saat dapat menyeru manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kejahatan, meskipun untuk itu Ia harus menghadapi tantangan yang berat. Menyeru ke jalan Allah merupukan tugas dan kewajiban setiap muslim dimanapun mereka berada menurut kadar kemampuannya. Jadi setiap muslim adalah da’i. Sebagaimana Firman Allah dalam Surah At-Taubah ayat 71
“Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebahian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71) Untuk melakukan aktivitas dakwah, seorang da’i perlu mempunyai syarat-syarat dan kemampuan tertentu agar bisa berdakwah dengan hasil yang baik dan sampai pada tujuannya. Persyaratan dan kemampuan yang dimiliki oleh da’i secara umum bisa mencontohkan Rasulullah SAW, karena kehidupan Rasulullah SAW
30
merupakan usuwah bagi umatnya, maka tentu itupun berlaku dalam dakwah Islam.18 Adapun syarat dan kemampuan secara teoritis yang dimiliki oleh da’i:19 1. Kemampuan berkomunikasi 2. Kemampuan menguasai diri 3. Kemampuan pengetahuan psikologi 4. Kemampuan pengetahuan pendidikan 5. Kemampuan pengetahuan dibidang umum 6. Kemapuan pengetahuan dibidang Al-quran dengan fasih 7. Kemampuan pengetahuan dibidang hadist 8. Kemapuan dibidang agama secara umum. Demikian syarat dan kemampuan yang harus dimiliki oleh para da’i, sehingga dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya dapat tepat sasaran. Sedangkan, objek dakwah (mad’u) ialah orang yang menjadi sasaran dakwah. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surah Saba ayat 28:
"Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Saba : 28). 18
H. Nawawi Rambe, Sejarah Dakwah Islam, (Jakarta: Widjaya, 1985), cet. Ke-3, h. 10. Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. Ke-1, h. 69-77. 19
31
Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa objek atau sasaran dakwah secara umum adalah seluruh umat manusia. 4. Materi Dakwah Pada dasarnya materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam secara kaffah yang tertulis didalam Al-quran dan diperjelas oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadist, sebagai sumber utama materi dakwah. Sedangkan, pengembangannya mencakup seluruh kultur Islam yang murni yang bersumber dari kedua pokok ajaran Islam.20 Secara garis besar materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:21 a. Masalah Keimanan (aqidah) Aqidah bukan saja tertuju pada masalah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah meliputi pula masalah-masalah yang dilarang seperti, syirik, ingkar dengan adanya Allah SWT, dan lain sebagainya. Aqidah merupakan fundamental bagi setiap muslim yang memberi arah bagi hidup dan kehidupan seorang muslim. Aqidah ini merupakan tema bagi dakwah Nabi Muhammad SAW, ketika beliau pertakali berdakwah di Makkah.22
20
Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah Surabaya, 1993), cet. Ke-1 Asumsi Syukri, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), cet. Ke-1, h. 60. 22 H. Mansyur Amin, Dakwah Islam Dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1997), h. 11. 21
32
b. Masalah KeIslaman (syari’ah) Syari’ah dalam Islam berhubungan erat dengan amal manusia dalam rangka menaati semua hukum Allah, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya dan mengatur pergaulan hidup sesama manusia. c. Masalah Budi Pekerti (akhlaq) Akhlak sebagai materi dakwah merupakan pelengkap adanya keimanan dan keIslaman seseorang. Jika keimanan dan keIslaman telah tertanam dalam diri seseorang, maka sebagai manefestasinya adalah menimbulkan akhalak yang mulia, sehingga peranan akhlak yang mulia sangat penting dalam kehidupan, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Akhlak atau moral merupakan pendidikan jiwa agar jiwa seseorang dapat bersih dari sifat-sifat yang tercela dan dihiasi dengan sifatsifat terpuji. Tiga macam materi dakwah dalam bidang Islam ini tidak dapat dipisah-pisahkan, sebab saling berkaitan satu dengan yang lainnya. 5. Metode Dakwah Metode dari segi bahasa berasal dari kata meta (melalui) dan hodos (jalan/cara). Jadi, metode dapat diartikan, yaitu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode dakwah adalah cara-cara
33
tertentuyang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.23 Sumber-sumber popok materi dakwah yang dijadikan pedoman para da’i, yaitu Al-quran, As-sunnah, Sirah (Sejarah), Salafus Shaleh dari kalangan sahabat, tabi’in dan ahli ilmu serta iman.24 Adapun tindakan-tindakan dakwah yang telah dirumuskan akan efektif, apabila dilaksanakan dengan mempergunakan cara-cara yang tepat, dan caracara ini telah dirumuskan dalam Surah An-Nahl ayat 125:
“Seluruh (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl: 125). Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa metode dakwah meliputi Hikmah (bijaksana), Mau’izoh Hasanah (Nasihat yang baik), Mujadalah bilati hiyah ahsan (bertukar pikiran). 6. Media Dakwah Dalam semua aktifitas kehidupan manusia, media merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya, bahkan menurut juru media bahwa manusia adalah sasaran media yang sangat
23
M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003), cet. Ke-1, h. 6-7. Said Bin Ali Al Qahthani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta: Gema Insani Press, 1994), cet. Ke-1, h. 101. 24
34
dominan, dikarenakan manusia mengkonsumsi berita dalam sehariharinya, tumbuh dan berfikir dengan berita dan hiburan.25 Disaat ini media telah menjelma dalam berbagai bentuk dan sarana yang dari waktu-kewaktu
senantiasa
mengalami
perkembangan
dan
pembaharuan. Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah. Adapun media dakwah yang dapat dipergunakan dalam aktifitas dakwah (da’i) dalam menunjang aktifitasnya, dengan cara:26 1) Lisan, dimana yang termasuk bentuk ini adalah khutbah, pidato, ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah, nasihat, ramah tamah, obrolan secara bebas, dan kegiatan apapun yang dilakukan dengan menggunakan lidah atau suara. 2) Tulisan, dimana dakwah yang dilakukan disini dengan perantara tulisan, seperti majalah, surat kabar, buletin, risalah, pamflet, dan sebagainya. 3) Lukisan, dimana dalam media ini adalah Gambar-Gambar hasil seni lukis, photo, flim cerita, dan sebagainya. Karena bentuk seni lukis ini dapat menari perhatian orang dan banyak dipakai untuk mengGambarkan suatu maksud ajaran
25
Muna Haddad Yakan, Hati-Hati Terhadap Media Yang Merusak Anak, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), cet. Ke-8, h. 12. 26 Hamzah Yakub, Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV. Diponogoro, 1992), cet. Ke-4, h. 47-48.
35
yang disampaikan kepada orang lain, termasuk komikkomik berGambar yang sangat digemari oleh anak-anak. 4) Audio visual, dimana disini dengan menggunakan suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan dalam televisi, sandiwara, ketoprak, wayang, dan sebagainya. 5) Akhlak merupakan suatu penyampaian langsung yang ditunjukkan dalam perbuatan nyata. C. Produksi Program Televisi Produksi adalah pelaksanaan pengubahan bentuk naskah menjadi bentuk auditif dan visual, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku bagi pertelevisian.27 Produksi program televisi memiliki berbagai macam format dan materi, beberapa diantaranya terkadang memiliki prosedur atau tata laksana kerja yang berbeda. Setiap materi program mendapatkan perlakuan khusus berdasarkan karakteristik dan spesifikasinya. Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser akan dihadapkan pada lima hal yaitu: 1.
Materi Produksi Bagi seorang produser, materi produksi didapat berupa kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia. Materi tersebut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang
bermutu.
Seorang
produser
professional
dengan
cepat
mengetahui apakah materi atau bahan yang ada di hadapannya akan 27
Darwanto Sastro Soebroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Duta Wacana, 1995), h. 125.
36
menjadi materi produksi yang baik atau tidak. Seorang produser ketika ia berhadapan dengan suatu karya cipta, seperti musik, lagu atau lukisan.
Gagasannya
mulai
bergerak
dan
bahan
yang
ada
dihadapannya akan merangsang pada kepekaan kreatifnya. 2.
Sarana dan Prasarana Produksi Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan Gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Kemudian, seorang Produser menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam Gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Setiap unit memiliki daftar peralatan sendiri gunanya untuk mengecek kelengkapan peralatan setiap kali akan dipakai untuk produksi dan diteliti kembali setalah produksi (shooting) selesai dan harus dikembalikan lagi dengan lengkap. Kreatifitas sangatlah diperlukan dalam penggunaan peralatan produksi karena akan berdampak pada biaya produksi. Proses kreatif ditentukan bukan oleh peralatan melainkan oleh kemauan.
3.
Biaya Produksi Perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan:
37
a. Financial Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Jika keuangan terbatas berarti tuntutantuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi. b. Quality Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, orientasi budget semacam ini biasanya diharapkan keuntungan besar baik dari segi nama maupun financial. Banyak faktor tidak terduga yang sewaktuwaktu dapat terjadi seperti, hujan, lingkungan yang tidak mendukung, apabila produksi dilakukan di luar studio, kecelakaan dalam shooting atau kerusakan dan kehilangan peralatan yang harus diganti. Oleh karena itu, biaya produksi hendaknya disiapkan pos tidak terduga biasanya minimal sebesar seperempat dari total biaya produksi atau bagi produser yang tidak berani spekulatif biasanya mengalokasikan sebesar sepertiga. 4.
Struktur Organisasi Produksi Struktur organisasi produksi dapat dikatakan lebih sebagai struktur tim dalam satu produksi program atau acara, baik rekaman di studio/luar studio maupun siaran langsung (live). Struktur organisasi produksi dikepalai oleh satu orang executive producer yang umumnya berasal dari unit kerja program (personal senior), yang dibantu oleh satu orang producer yang langsung berada di lapangan. Semua personel yang berada dalam tim adalah personel fungsional dari berbagai profesi,
38
baik dibidang teknik, program, properti, dekorasi, perias wajah (dalam koordinasi penanggung jawab talent), dan bidang umum (termasuk kendaraan dan sekuriti). Sementara urusan akomodasi tim diatur oleh seorang unit manajer yang biasanya berasal dari unit kerja administrasi dan keuangan. Unit manajer
mempunyai
tugas
mengurus
segala
akomodasi
tim
(transportasi, hotel, dan makan) yang ada pada produksi/liputan luar studio, dan keperluan keuangan yang lain termasuk uang saku tim. Suatu produksi program televisi merupakan satuan kerja yang akan menangani proses produksi secara bersama-sama sampai hasilnya disiarkan. Meskipun mereka bertugas dibidang yang berbeda, tetapi tetap memiliki tujuan yaitu menghasilkan produksi yang disiarkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Suatu organisasi pelaksanaan produksi
yang tidak disusun
secara
rapi
akan
menghambat jalannya produksi. Adapun bagan organisasinya sebagai berikut:
39
Gambar 2. Bagan Organisasi Dalam Produksi Program Director Ass. Program Director Floor Director Art Director
Property
Swicher
VTR
Make Up
Sound Mixer
Cameraman
Lighting
CGO
TD
Costume
1) Program Director (Pengarah acara) : Memimpin rapat secara teknis, merencanakan bentuk pengambilan Gambar dan pergerakkan kamera dalam bentuk recording plan, mengarahkan dan melaksanakan proses produksi kepada kerabat kerja/tim produksi dan pengisi acara. 2) Ass. Program Director : Mendampingi dan membantu PD dalam melaksanakan tugasnya, mengingatkan PD akan waktu yang tersedia, dan memberikan masukan kepada PD demi kelancaran acara. 3) Floor Director : Mampu berkomunikasi dengan baik kepada seluruh kerabat kerja produksi dan melaksanakan koordinasi dalam
40
studio berdasarkan permintaan PD, dengan memberikan cue yang diperlukan kepada tim dan pengisi acara saat produksi berlangsung. 4) Art. Director : Merencanakan fasilitas artistic, seperti dekorasi, property, graphic, tata rias dan busana serta menyusun anggaran biaya. 5) Property
:
Menyediakan
seluruh
kebutuhan
property
(perlengkapan) yang mendukung suatu acara. 6) Make Up : Membuat desain dan melaksanakan tata rias terhadap pengisi acara sesuai dengan tuntutan persyaratan teknis dan artistic 7) Switcher : Bertugas menyiapkan video mixer untuk mengatur dan memadukan Gambar sesuai dengan permintaan PD. 8) VTR (Video Tape Recoder) : Mengoperasikan peralatan rekam audio visual dan melakukan pengisian time code. 9) Sound Mixer : Mengoperasikan audio yang digunakan, memasang mic dan peralatan pendukung lainnya. 10) Cameramen : Mengoperasikan kamera, crame, dolly, pedestal, steady cam, dan melaksanakan perintah yang diinginkan oleh PD. 11) Lightingman : Mengoperasikan penataan cahaya 12) CGO
(Character
Generator
Operator)
:
Mempersiapkan,
mengoperasikan peralatan computer character generator, dan mengerjakan kredit title dan subtitle, serta menampilkan Gambar grafis hasil rancangan graphic designer. 13) TD (Technical Director) : Menentukan kelayakan teknis produksi, memeriksa kesiapan peralatan, system dan instalasi produksi serta mengawasi pengopersian produksi.
41
14) Costume : Membuat desain dan menyediakan kostum sesuai dengan kebutuhan produksi acara. 5.
Tahap Pelaksanaan Produksi Untuk
pelaksanaan
produksi
diperlukan
suatau
tahapan
perencanaan yang dilakukan oleh produser sesuai Standart Operation Procedure (SOP).28 Tahapan-tahapan tersebut, secara garis besar dalam memproduksi acara televisi dikategorikan dalam tiga tahapan, antara lain:29 a. Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan) Tahapan ini merupakan tahap awal dari seluruh kegiatan yaitu dari gagasan atau ide. Dalam hal ini dapat dijelaskan pada diagram sebagai berikut: Gambar 3. Bagan Pra Produksi Ide Kreatif
Brainstroming
Drama Naskah/Rundwon
Non Drama News
Adaptasi Pada tahapan ini tampak alur, bahwa sebuah progam berawal dari sebuah ide/gagasan yang kemudian diteruskan dengan tukar pikiran (Brainstorming) untuk menyimpulkan jenis Gambar yang akan dipakai dan tipe shoot serta audionya. Baru setelah itu dilakukan penyesuaian-penyesuaian (Adaptasi), agar 28
Fred Wibowo, Teknik Produksi Progam Televisi, (Yogyakarta: Pinus Publisher, 2007),
h. 23-30. 29
Ciptono Styobudi, Teknologi Broadcasting TV, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 43.
42
didapat progam yang terstruktur dan rapi, biasanya sudah berupa naskah (skenario), setelah konsep pra produksi selesai, baru dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu merealisasikan atau produksi.30 Selanjutnya melakukan Set up dan rehearsal ialah penataan dan latihan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh tim inti bersama anggota kerabat kerja, misalnya merencanakan peralatan, denah lampu, ruang studio, penataan dekorasi, properti dan berikut ruang kontrol produksi sebelum dimulai produksi yang sebenarnya.31. b. Produksi (Pelaksanaan) Tahapan ini pada prinsipnya memvisualisasikan konsep naskah (randown) agar acara dapat dinikmati pemirsa, dimana sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis (engineering). Konsep tersebut harus menggunakan peralatan (equipment), dan sudah pasti sudah ada operator agar dapat beroperasi dengan baik. Adapun ilustrasinya sebagai berikut:
30
Ciptono Styobudi, Teknologi Broadcasting TV, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 43. Ibid., h. 44
31
43
Gambar 4. Bagan Produksi Production
Equipment
Engineering
Tech Director
People
Technician Egineer Operator
A
Production
Production Mangemen
B Production people
Executive Produser/ Director
Pada Gambar diagram di atas tampak bagian terpisah, yaitu yang bersifat teknis (service) seperti technical director (TD), maintenance engineering, audioman, lightingman dan sebagainya, yang dikoordinasi (managemen) bagian production departemen seperti executive producer, tim kreatif, maupun production director yang akan mendirect progam tersebut di lapangan.32 c. Pasca Produksi (Penyelesaian dan Penayangan) Pasca produksi merupakan bagian akhir dari tahap produksi. Pasca produksi disebut juga bagian editing merupakan bagian yang akan mensortir hasil-hasil shooting. Pasca produksi biasanya dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu off-line editing dan online editing. off-line editing lebih membatasi pekerjaan pada
32
Josep Domonick, The Dynamic Of Mass Communicatio, (Boston: Houghton Miffin. 1990), h. 304.
44
pengurutan hasil mentah shooting menjadi sebuah hasil yang rapi namun kasar. Umumnya hanya cut to cut video namun hasilnya sudah menjadi sebuah story board yang urut dan rapi, tanpa efekefek apapun. Sedangkan on-line editing lebih mempunyai kompleksitas perangkat, baik dari sisi audio maupun video. Bagian on line editing banyak melakukan proses polesan Gambar hasil cut to cut off-line editing, seperti solving (perpindahan Gambar secara halus), efek-efek Gambar yang variatif, sampai penulisan nama titik. Dalam diagram disebutkan sebagai berikut : Gambar 5. Bagan Pasca Produksi Operator
Off-line editing On-Line Editing
Post production Production
Dubbing Mixing People
Jadi, setelah tahap produksi selesai dilakukan, maka dilakukan tahap terakhir, pasca produksi yang meliputi banyak hal, seperti off-line editing yaitu merangkai alur konsep tersebut menjadi sesuatu yang tersusun rapi namun masih kasar (belum berefek). Kemudian dilanjutkan ke on-line editing dengan pemberian efek Gambar agar acara lebih bernuansa bagus diberikan narasi (proses dubbing) bila diperlukan, kemudian dilakukan mixing atau suara efek yang disesuaikan dengan progam yang sedang diproduksi seperti suara musik serta pemberian tulisan-
45
tulisan bila program tersebut perlu informasi berupa tulisan atau terjemahan.33 D. Televisi Sebagai Media Dakwah Dalam konteks Indonesia di era globalisasi ini, dimana masyarakat sudah semakin kritis, maka yang diperlukan adalah dakwah yang berorientasi dengan pendekatan partisipatif, yaitu pendekatan yang mengikuti atau sesuai dengan apa yang terjadi dimasa sekarang. Media massa televisi merupakan salah satu media massa yang sangat potensial dan mudah dalam medapatkan perhatian dan sangat mudah pula dalam menghipnotis pemerhatinya untuk selalu mengikuti apa yang diberitakan atau dikeluarkan melalui media. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini akan sangat menguntungkan dalam berdakwah apabila dimanfaatkan secara bijak oleh para pelaku dakwah, karena pada awalnya dalam berdakwah para pelaku menggunakan media tradisonal yang kemudian berkembang dengan menggunakan sentuhan teknologi modern, seperti televisi untuk senantiasa menuntut semua pihak, khususnya pelaku dakwah (da’i) kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi guna untuk kemaslahatan umat manusia, khususnya umat Islam. Televisi sebagai media dakwah adalah suatu penerapan dan pemanfaatan hasil teknologi modern, yang mana dengan pemanfaatan hasil teknologi itu diharapkan seluruh pelaku dakwah dapat mencapai sasaran (tujuan) yang lebih optimal baik kuatitatif maupun kualitatif.34 Maka dari
33
Ciptono Styobudi, Teknologi Broadcasting TV, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 59. Asmuni Syukri, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
34
177.
46
itu, berdakwah dengan televisi ini sangat banyak memperoleh kehebatan dibandingkan dengan media-media dakwah lainnya. Sebab, dakwah melalui televisi memiliki relevansi secara sosiologis dengan masyarakat, dan mengingat pemirsa di Indonesia merupakan mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Selain itu juga, dakwah melalui televisi memiliki relevansi secara ekonomis dimana sebenarnya mempunyai pangsa pasar yang potensial jika digarap secara profesional yang dapat didengar dan dilihat oleh seluruh penjuru tanah air bahkan hingga ke luar negeri, sedangkan mubaligh (da’i) hanya pada pusat pemberitaan (studio) saja.35
35
Ibid., h. 178.
BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Perkembangan Pertelevisian di Indonesia Tahun
1989
adalah
tonggak
perkembangan
penyiaran
(broadcasting) di Indonesia setelah hampir 37 tahun TVRI menjadi single fighter
dalam berkiprah di dunia pertelevisian, yakni dengan
mengudaranya siaran televisi swasta pertama di Indonesia, yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang menyelenggarakan siaran terbatas. Kehadiran TV swasta tersebut mendapat sambutan gempita dari masyarakat khususnya di daerah-daerah yang terjangkau oleh siaran RCTI. Kehadiran TV swasta tersebut di awali dan sebagai konsekuensi terbitnya SK Menteri Penerangan RI Nomor 190 A / Kep / Menpen / 1987 tentang saluran siaran terbatas yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi. Adapun setelah mengudaranya RCTI pada Agustus 1989, maka berturut-turut muncul TV-TV swasta lainnya di Indonesia adalah SCTV (24/8/1990), TPI (23/1/1991), ANTV (7/3/1993), Indosiar (11/1/1995), Metro TV (25/11/2000), Trans TV (25/11/2001) dan Lativi (17/1/2002). Selain itu, muncul pula TV7 dan Global TV. Jumlah televisi swasta nasional belum mencakup TV lokal-regional, seperti Bali TV, Jogja TV, RBTV, TV Borobudur Semarang, JTV Surabaya, Bandung TV dan lainlain. Dengan hadirnya beberapa TV swasta nasiola dan juga beberapa TV lokal dan komunitas, menambah maraknya bisnis televisi di tanah air dan
46
47
pada gilirannya masyarakat akan dihadapkan pada beragam pilihan program yang menarik.1 B. Sejarah Perkembangan Pertelevisian Lokal di Indonesia Perkembangan televisi lokal yang kehadirannya diharapkan mampu mengangkat identitas daerah tersebut telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan komunitas di daerah. Sehingga sebagai medium komunikasi publik lokal diharapkan televisi lokal mampu memberikan kontribusu bagoi pembangunan di daerah dan sekaligus menggali dan mengembangkan potensi seni dan budaya dengan semangat otonom. Kehadiran televisi lokal muncul sebagai kekuatan baru dalam percaturan perkembangan televisi nasional di Indonesia, diharapkan programnya mampu mengangkat potensi lokal dengan kekhasan, sebab dari 11 stasiun televisi swasta yang mengudara dengan menjangkau siaran yang
luas,
isi
programnya
terlalu
Jakarta
minded
kurang
mengakomodasikan keinginan daerah secara adil. Kehadiran Bali TV sebagai
contoh,
merupakan
respon
dari
masyarakat
Bali
yang
menginginkan program televisi yang bernuansa Bali, karena TVRI Denpasar dianggap belum sepenuhnya mengakomodasikan keinginan masayarakat setempat untuk mengangkat potensi lokal yang bersifat khas budaya Bali. Menurut ABG Sastria Narada, Presdir Bali TV, yaitu: “Stasiun TV ini memang berusaha menampilkan jatidiri Bali yang kental, antara lain terlihat dalam penayangan yang
1
Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), cet. Ke-1, h.21-22.
48
menggunakan bahasa Bali, selain bahasa Indonesia untuk siaran berita.”2 TV lokal lainnya, seperti JTV mengklaim sebagai stasiun lokal Jawa Timur. JTV sudah mulai menampilkan siaran dengan warna lokal yang kental semacam, Jula-Juli Surabaya, Kentrung Funky. Jawa Pos group itu optimis akan mampu menjadi wahana yang penting bagi kebutuhan komunikasi bagi kebutuhan komunikasi ditingkat lokal. JTV dalam sajian programnya juga menampilkan selebritis daerah atau mereka yang berasal dari Jatim, seperti Krisdayanti dan Ari Lasso. Menurut Kepala Program JTV, Rini D.S, yakni “..Semua program diproduksi sendiri yang jumlahnya mencapai 95%, antara lain program berita, hiburan, wanita, remaja, olah raga, talk show, anak dan infoteinment, sedangkan untuk program lain yang digarap pemasok adalah program film kartun anak, serial dan flim lepas yang masih harus melakukan dubbing ke dalam bahasa Jawa Timur-an...”3 Dari hasil pantauan ABG Nielsen Media Research, ternyata hingga kuartal pertama 2005, beberapa stasiun televisi lokal telah mampu menembus angka 5% dalam kepemirsaan. Beberapa televisi lokal yang dinilai bagus perkembangannya masuk dalam pantauan program dan iklan dari ABG Nielsen Media Research adalah JTV, Bali TV, Borobudur TV dan Jogja TV.4 C. Sejarah Perkembangan Stasiun Banten TV Stasiun Banten TV (PT. Banten Media Global) adalah sebuah stasiun televisi swasta terestrial lokal asal Banten, Indonesia. Stasiun TV ini mengudara sejak 7 Juli 2006. Stasiun Banten TV berada di Channel 22 2
Ibid., h. 35 Ibid., h. 36 4 Ibid., h.37 3
49
UHF - 479,25 Mhz dan lokasi pemancarnya berada di koordinat S: 06° 07’ 27”; E: 106° 11’ 13.6”. Banten TV memiliki tower TV berketinggian 100 m dan daya pancar 20 kilowatt. Sesuai dengan namanya, stasiun Banten TV berusaha menjangkau seluruh pemirsa yang berada di lokasi sekitar kota Serang, Cilegon, Pandeglang, Lebak, Anyer, Tangerang, dan Labuan, karena sejak Oktober 2011, stasiun Banten TV telah meningkatkan jangkauan siar atau memperluas coverage area ke Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Agar masyarakat Jabodetabek dapat ikut menikmati siaran Banten TV. Pemirsa utama stasiun Banten TV adalah pemirsa kelas C & D SES, yakni kelas menengah-bawah, yang usianya 7-50 tahun. Saat ini pemirsa setianya telah mencapai 5 (lima) juta pemirsa setiap hari penayangannya dari jam 06.00 - 24.00.
Pemirsa stasiun Banten TV
memiliki karakteristik yang unik, yaitu religius, loyalitas yang tinggi terhadap budaya, dinamis, terbuka terhadap kebudayaan asing dan memiliki basis solidaritas yang tinggi, itulah sebabnya dalam pembuatan program acara, stasiun Banten TV akan melibatkan masyarakat sebagai peserta dalam setiap program-program acaranya.5 1. Slogan Stasiun Banten TV Pada awal berdiri hingga saat ini, stasiun Banten TV memiliki slogan yang sangat terkenal dan inspiratif bagi seluruh masyarakat Indonesia umumnya dan pemirsa Banten TV khususnya, yaitu “Dari
5
www.wikipedia.com, (diakses pada tanggal 10 Maret 2014: 7.30)
50
Banten Untuk Nusantara” dan slogan ini juga sebagai motto dari stasiun Banten TV itu sendiri. 2. Visi Dan Misi Stasiun Banten TV Visi 1. Menjadi sebuah televisi lokal yang independen dan mitra yang dapat dipercaya, serta mampu menyalurkan aspirasi masyarakat Banten seutuhnya. 2. Memberikan edukasi kepada masyarakat banten melalul programprogram berkualitas. 3. Sesuai dengan slogan stasiun Banten TV "Dari
Banten Untuk
Nusantara", stasiun Banten TV akan menjadi jendela informasi serta inspirasi masyarakat, tidak hanya masyarakat diwilayah Banten, akan tetapi untuk masyarakat nusantara. Misi 1. Memberikan program yang dapat mengangkat ciri, warna dan identitas budaya daerah Banten. 2. Menyediakan wadah bagi generasi muda untuk mereka dapat berkreatifitas dan mencintai budaya dan kultur leluhur. 3. Membangun informasi kepada masyarakat bekerjasama dengan para steakholder dan Pemerintah 4. Memberikan alternatif hiburan yang mendidik kepada segenap pemirsa televisi di Banten.6
6
Ibid., (diakses pada tanggal 10 Maret 2014: 7.30)
51
3. Struktur Organisasi Stasiun Banten TV
4. Program-Program Acara Stasiun Banten TV Stasiun Banten TV menyajikan program-program acara yang ditayangkan untuk pemirsanya dari sifatnya informasi, hiburan, pendidikan sampai dengan keagamaan, antara lain program acara berita, program acara musik, program acara pendidikan dan program acara keagamaan. Mengenai program acara yang bersifat informasi,
52
seperti Banten Hari ini, Banten Siang, Sekilas Banten dan Lorong Kriminal, yang dikemas secara apik, dinamis, update dan informatif. Selain itu, stasiun Banten TV menghadirkan program acara berbentuk Talk Show yang tak kalah informatinya, seperti Ruang Alternatif, Teras Keluarga dan Dialog Interaktif, yang memberikan wawasan bagi pemirsa dirumah. Tidak hanya itu, program acara yang bersifat hiburan (entertaiment) juga disajikan oleh stasiun Banten TV, seperti Clip Zone, K-POP Mania, Lenong Demokrasi, Sekocak, RT-RW, Musik Kita, Countdwon, Kapan Lagi Show serta Catatan Kang Beti dan Inovator yang berbentuk reality show dan program acara yang bersifat religi atau bernuansa Islam pun disajikan oleh stasiun Banten TV, seperti Ngobrol Sareng Kang Ustadz, Nada Islami, dan Pujilah Dia (Allah SWT). Oleh karenanya, dari program acara yang disajikan oleh Banten TV, terdapat program-program acara unggulan yang selalu menemani pemirsa setia Banten TV, yakni :7 1. Banten Siang : Merupakan Program News seputar Banten. Ditayangkan
Senin-Sabtu
pukul
12.00-13.00
WIB.
Menampilkan Narasumber yang berkompeten. 2. Banten Hari Ini (BHI) : Program berita daerah reguler berdurasi 30 menit menyajikan rangkuman berita aktual sepanjang hari. Diperkaya dengan data dan fakta terbaru.
7
www.banten.tv (diakses pada tanggal 18 Maret 2014)
53
Banten Hari Ini hadir setiap hari Senin–Sabtu pukul 21.0021.30 WIB. 3. Teras Keluarga : Teras Keluarga merupakan program Talk Show, program mengenai permasalahan sehari-hari di keluarga dengan
menghadirkan
narasumber
yang
kompeten
dibidangnya dan ditayangkan setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pukul 10.30 WIB. 4. Ngobrol Sareng Kang Ustadz : Anda Curhat Kang Ustadz Menjawab, merupakan program religi yang bersifat interaktif dan ditayangkan setiap hari Senin-Jumat pukul 17.00-18.00 WIB. D. Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz yang mempunyai tagline, yaitu Anda Curhat, Kang Ustadz Kasih Nasehat ini mulai hadir distasiun Banten TV pada tahun 2008. Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz merupakan program acara dakwah unggulan di stasiun Banten TV yang bersifat religi yang ditayangkan dalam bentuk talk show dialog interaktif melalui telepon dan melalui media sosial berupa account twitter, facebook dan bisa langsung menggunakan live streaming yang diciptakan untuk menerima dan menampung curhatan dari pemirsanya serta mengulas materi yang disampaikan secara langsung (live) didalam studio, dengan dipandu oleh seorang pembawa acara dan narasumber yang berganti-ganti setiap penayangannya setiap hari senin-
54
jumat pada jam 17.00-18.00 WIB, dengan durasi 60 (enam puluh) menit, dan terdapat 4 (empat) segment di setiap penayangannya. Sasaran pemirsa dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini adalah semua lapisan masyarakat termasuk anak-anak disekitar wilayah Banten, karena awal mulanya program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini ditayangkan untuk memberikan ilmu pengetahuan tentang keislaman yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT sebagai makhluk ciptaan-Nya dan juga berusaha sebagai wadah dalam menampung cerita atau permasalahan-permasalahan sehari-hari masyarakat dengan memberikan solusi terbaik sesuai pandangan Islam, yang mana pemirsa dapat mengajukan sebuah pertanyaan kepada narasumber yang disampaikan melalui telepon, karena media dakwah yang digunakan pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz adalah televisi yang mengandalkan dua indera, yaitu pendengaran dan pengelihatan, maka dari itu seorang narasumber (da’i) harus memprioritaskan isi pesan dakwah yang dapat dipahami secara logis serta tidak memihak kepada salah satu persepsi yang dapat menimbulkan kesalahpahaman bagi para pemirsa yang melihat tayangan tersebut.8
8
Wawancara Pribadi dengan Mahrup N.R, Kantor Banten TV, 3 Febuari 2014, Jam 09.00-12.00
BAB IV ANALISIS PROGRAM ACARA DAKWAH NGOBROL SARENG KANG USTADZ DI BANTEN TV A. Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV. Ngobrol Sareng Kang Ustadz merupakan program acara dakwah yang ditayangkan oleh stasiun Banten TV sebagai program acara unggulan yang bersifat religi, dengan memiliki sebuah tagline “Ngobrol Sareng Kang Ustadz, Anda Curhat Kang Ustadz Kasih Nasehat.” Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz disiarkan dalam bentuk talk show dengan format dialog interaktif melalui telepon dan media sosial, seperti facebook, twitter dan live streamming. Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz hadir di stasiun Banten TV sejak tahun 2008 sampai saat ini. Ngobrol Sareng Kang Ustadz berarti Berbincang-Bincang Bersama Guru (Ustadz), kata-kata dari nama tersebut diambil dari bahasa daerah Banten, karena Banten TV merupakan televisi swasta lokal yang ada di provinsi Banten. Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz disiarkan setiap hari Senin-Jumat dengan durasi waktu 60 (enam puluh) menit yang terdapat 4 (empat) segment pada setiap penayangannya pada pukul 17.00-18.00 WIB, program acara dakwah ini disiarkan pada sore hari karena karena pada jam-jam seperti itu, kebanyakan dari masyarakat Indonesia telah selesai mengerjakan 55
56
rutinitasnya, baik sebagai pegawai, ibu rumah tangga bahkan pelajar. Maka dari itu, acara ini disajikan agar memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan atau wawasan keIslamannya yang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sebagai makhluk ciptaan-Nya juga berusaha sebagai wadah dalam menampung cerita atau permasalahanpermasalahan sehari-hari masyarakat dengan memberikan solusi terbaik sesuai pandangan Islam. Pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dipandu oleh seorang Host dan tiga orang Narasumber untuk menyampaikan tausiah atau materi-materi sesuai tema yang sudah ditentukan oleh tim, seperti halnya Ustadz Ahmad Rifqy Umar atau yang biasa dikenal dengan sebutan Ustadz Lancip adalah salah satu dari Narasumber dalam program acara Ngobrol Sareng Kang Ustadz yang akan memberikan materi-materi, yakni Al-Quran Untuk Siapa, Kenapa Harus Menikah, Menyanyi Menurut Syariat/Hukum, Suami Durhaka, Istri Durhaka, Kurung Batang, Menjual Ayat-Ayat Allah/Hukum dan Perkawinan Dusta. Pemilihan tema-tema tersebut tidak memakan waktu yang lama untuk diterima pemirsa yang menonton tayangan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, karena masyarakat senang dengan penyajian tema yang dibawakan oleh para Narasumber dan pembawa acara dengan penuh canda, namun tetap berada dalam kaidah agama Islam.
57
Program acara dakwah ini disiarkan secara langsung (live) dalam studio stasiun Banten TV alasannya karena format program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz adalah berbentuk obrolan atau curhatan para pemirsa melalui telepon interaktif, dengan tujuan agar pemirsa dapat curhat langsung kepada Kang Ustadz selaku Narasumber tanpa ada paksaan dengan berbagai masalah yang dihadapinya dengan mengajukan pertanyaan, sehingga tidak disiarkan secara tapping. Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dibagi menjadi 4 (empat) segment dalam setiap penayangannya. Segment pertama acara diawali dengan pembukaan oleh Host dengan memberitahukan tagline, yakni “Ngobrol Sareng Kang Ustadz, Anda Curhat Kang Ustadz Kasih Nasehat”, dan memperkenalkan Kang Ustadz, pada segment dua dan tiga membuka line telepon untuk pemirsa yang ingin curhat langsung dengan Kang Ustadz sesuai dengan tema ataupun tidak sesuai, akan tetapi diawali dengan sebuah pertanyaan oleh Host kepada Kang Ustadz sebelum menerima penelepon dan pada segment empat diakhiri dengan kesimpulan dan doa yang dipandu oleh Kang Ustadz.1 B. Proses Produksi Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV Sebelum melangkah kepada pelaksanaan jalannya suatu program acara atau tahapan proses produksi, maka dalam sebuah 1
Wawancara Pribadi dengan Mahrup N.R, Kantor Banten TV, 3 Febuari 2014, Jam 09.00-12.00
58
produksi siaran televisi dibutuhkan suatu proses persiapan yang baik, karena dengan persiapan yang baik akan menghasilkan sebuah program acara yang berkualitas, sehingga dapat menarik perhatian khalayak untuk menyaksikan sebuah program acara, khususnya program acara yang bersifat religi, seperti kuliah subuh, ceramah dan tausiah yang berunsurkan agama. Begitu juga dengan proses produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV, dengan melakukan tahapan produksi terdiri dari tiga bagian, di televisi yang lazim disebut Standart Operation Procedure (SOP), meliputi: 1. Pra Produksi Tahapan awal yang harus dilakukan pada proses produksi, yakni tahapan persiapan (pra produksi). Tahapan persiapan adalah semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan (shooting). Pada tahapan ini tim produksi harus melakukan langkah-langkah, yaitu: a.
Penemuan Ide/ Gagasan Ide merupakan buah pikir dari seseorang yang menyangkut perencanaan acara siaran. Dalam hal ini sebuah ide bisa timbul dari siapa saja, baik dari pihak pengelola program acara, yaitu produser atau tim produksi maupun tidak terkecuali dari pihak luar, seperti dari biro iklan, event organizer, production house, maupun perseorangan, seperti halnya yang dilakukan oleh para tim produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, yang mana program
59
acara dakwah ini diproduksi langsung oleh para tim produksi dalam menampilkan sebuah format yang berbeda. Ide menyelenggarakan program acara dakwah tersebut didapat bukan dari seorang produser program acara dakwah, melainkan ide tersebut muncul dari Bapak Wawan Setiawan selaku Pimpinan Direksi Stasiun Banten TV, yang ingin menampilkan sebuah program acara dakwah dengan judul acara Bang Haji, dimana yang dimaksud Bang Haji disini adalah Bapak Rano Karno selaku Wakil Gubernur Provinsi Banten. Menurut Bapak Wawan Setiawan “..Bang Haji tersebut dapat memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang agama Islam kepada masyarakat, akan tetapi menurut Saya selaku Produser program acara dakwah dengan nama tersebut tidak sesuai, karena masih banyak para haji yang wawasan keIslamannya masih kurang..”2 Oleh karenanya, dilakukanlah sebuah diskusi dan pertimbangan yang matang oleh para tim produksi dalam menentukan nama yang sesuai untuk judul program acara dakwah di stasiun Banten TV. Sehingga, dari nama yang telah ditentukan membuat program acara dakwah di stasiun Banten TV dapat diterima oleh masyarakat umumnya dan pemirsa stasiun Banten TV khususnya. Setelah, para tim melakukan rapat dalam menentukan sebuah nama untuk program acara dakwah yang nantinya
2
Wawancara Pribadi dengan Mahrup N.R, Kantor Banten TV, 3 Febuari 2014, Jam 09.00-
12.00
60
akan diproduksikan atau disiarkan di stasiun Banten TV, maka dari itu timbulah sebuah nama untuk program acara dakwah, yakni Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Dari nama Ngobrol Sareng Kang Ustadz, seorang produser memiliki sebuah tujuan dan harapan terhadap program acara dakwah tersebut, agar masyarakat yang menyaksikan akan mendapatkan pengetahuan atau wawasan langsung dari Kang Ustadz tentang pengetahuan agama Islam dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, karena Ustadz merupakan seorang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang agama Islam dan dipercaya oleh masyarakat sebagai guru spiritual dalam mengajak untuk kebaikan.3 b. Perencanaan Selanjutnya, setelah ide tersebut didapat, maka ide yang didapatkan direpsentasikan dalam bentuk naskah (script). Selanjutnya, tahapan yang harus dilakukan oleh tim produksi ialah melakukan tahapan perencanaan. Tahapan
perencanaan
yang didalamnya
meliputi
penempatan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah, pemilihan Host dan Narasumber sebagai Kang Ustadz, lokasi dan crew (tim). Selain itu juga, estimasi biaya penyediaan
3
Ibid., 3 Febuari 2014, Jam 09.00-12.00
61
dan rencana alokasi yang merupakan bagian dari sebuah perencanaan juga perlu dibuat secara terperinci dan teliti. Dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini, para tim produksi melakukan sebuah perencanaan, yang meliputi: a. Production Meeting (rapat produksi), yang mana pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustdaz, rapat produksi selalu dilakukan setiap satu bulan sekali. Dalam rapat produksi ini banyak melibatkan orangorang, yakni seorang produser, sutradara, art director, cameramen, audio, ligthting, VTR, Switcher dan lainlain yang terlibat sebagai tim produksi, untuk membahas persiapan sebelum melaksanakan proses produksi. Serta, membooking alat-alat keperluan shoooting, supaya pada saat produksi berlangsung bisa berjalan sesuai dengan perencanaan dan tidak ada kekurangan pada saat melakukan produksi. Dalam rapat produksi juga, tim mendiskusikan tematema yang menarik untuk diangkat saat produksi berlangsung. tema-tema tersebut meliputi tentang persoaalan kehidupan sehari-hari masyarakat, seperti Al-Quran Untuk Siapa, Kenapa Harus Menikah, Menyanyi Menurut Syariat/Hukum, Suami Durhaka, Istri Durhaka, Kurung Batang, Menjual Ayat-Ayat
62
Allah/Hukum
dan
Perkawinan
Dusta,
setelah
menentukan tema, para tim melakukan pencarian Host dan Narasumber, yang mana keduanya harus memiliki kriteria, yakni pengetahuan tentang agama Islamnya luas, konsisten, berpenampilan sesuai dengan syariat Islam dan menarik, mempunyai akhlak yang baik dalam bersikap, terbuka, dan yang paling penting mampu menginspirasi pemirsa. Pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, Narasumber yang dipilih oleh tim, yaitu Ustadz Al-Bukhori, Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip) dan Ustadz Afandi. Karena, ketiga Ustadz tersebut
merupakan
seorang
yang
memiliki
pengetahuan luas tentang Islam. Selain itu juga, dari ketiga Ustadz ini memiliki latar belakang berdakwah yang berbeda-beda, yang membuat para tim optimis milih mereka, untuk menjadikannya Narasumber dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, karena mereka mampu menginspirasi para pemirsa baik secara langsung maupun tidak langsung, akan tetapi pada saat pelaksanaannya penelitian ini lebih mengikuti pada proses produksi siaran langsung bersama Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip) setiap hari RabuKamis pada pukul 17.00-18.00.
63
b. Membuat Script/Scenario, pembuatan script yang dipergunakan untuk keperluan shooting pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dibuat oleh tim produksi, namun terkadang script tersebut dibuat oleh Host itu sendiri dalam bentuk pertanyaan. Script yang dibuat sesuai dengan tema-tema yang telah ditentukan pada rapat produksi dan script merupakan panduan bagi
Host, karena script
ini
terdapat
pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan oleh Host kepada Narasumber, serta dalam script terdapat susunan acara dari awal sampai akhir produksi berlangsung. c. Membuat Rundwon, pembuatan rundwon menurut Naratama adalah rundwon yang berisikan sebuah perencanaan, gambar, suara dan durasi waktu semuanya dikemas dalam urutan yang disesuaikan dengan nomor adegan dan keterangan dari setiap adegan yang dibutuhkan.4 Pembuatan rundwon pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz meliputi susunan materi, jadwal penayangannya, nama produser dan nama Narasumber. Keseluruhan durasi yang tercatat dalam waktu siar untuk program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ialah 60 (enam puluh) menit, yang
4
Naratama, Menjadi Sutradra Televisi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), cet. Ke-3, h. 98.
64
mana terdapat 4 (empat) segment pada setiap melakukan penayangan (shooting). d. Setting Panggung, pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini, setting panggung dilakukan didalam studio Banten TV dimana setting dan tata panggungnya sudah permanen. e. Blocking camera, pada blocking camera dilakukannya sebelum shooting oleh para cameraman yang bertugas dalam hal mempersiapkan semua peralatan keperluan shooting. Hal ini bertujuan, agar tata letak frame pada kamera sesuai dengan konsep yang telah disusun. Pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz hanya menggunakan tiga kamera yang terdiri dari satu kamera master dan dua kamera cover, bahkan juga pada produksi berlangsungnya program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz hanya menggunakan dua kamera yang on saja dan kamerakamera tersebut terhubung langsung ke switcher, karena switcher lah yang nantinya akan mengendalikan gambar-gambar
untuk
ditampilkan
yang
sudah
terhubung pada master control room. c.
Persiapan Pada tahapan terakhir yang harus dilakukan oleh para tim produksi sebelum melaksanakan shooting adalah
65
melakukan persiapan didalamnya meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan surat menyurat, latihan para tim yang bertugas sebelum pelaksanaan shooting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan dalam produksi berlangsung.5 Pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, dalam tahapan ini para tim menyiapkan semua urusan, yaitu membuat surat-menyurat untuk perizinan, seperti kontrak kerja untuk para pengisi acara, yakni Host dan Narasumber, perizinan tempat untuk lokasi pelaksanaan produksi dan perizinan perlengkapan yang dibutuhkan, seperti camera, audio, lighting, costume, furniture dan perlengkapan lainnya yang mendukung pada saat proses produksi
berlangsung.
Kemudian,
tim
juga
harus
mempersiapkan segala perlengkapan untuk setting dan tata letak panggung (dekorasi) yang menarik, supaya saat proses produksi berlangsung panggung yang sudah disetting dapat dinikmati dan tidak membosankan untuk ditonton oleh para pemirsanya, walaupun bentuk dan setting panggungnya permanen. Pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dalam tahapan persiapan, tim melakukan persiapan maksimal satu jam sebelum berlangsunya proses produksi, 5
Fred Wibowo, Teknik Produksi Progam Televisi, (Yogyakarta: Pinus Publisher, 2007),
h.9
66
yakni pukul 16.00 WIB. Pada tahapan ini penting untuk dilakukan, karena akan berdampak pada proses pelaksanaan produksi nantinya. Tahapan ini juga bertujuan untuk meminimalisasi berbagai kesalahan, baik itu kesalahan teknis maupun kesalahan non-teknis yang akan terjadi saat pelaksanaan produksi berlangsung. Namun, terkadang pada tahapan persiapan ini tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau
sering
mengalami
keterlambatan
dalam
proses
pelaksanaan produksi berlangsung, yang mengakibatkan proses produksi menjadi molor tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pada rundwon yang telah dibuatkan sebelumnya oleh para tim produksi. Hal itu dapat terjadi karena disebabkan oleh keterlambatan para pengisi acara atau para tim yang bertugas pada proses pelaksanaan produksi berlangsung. 2. Produksi Pada tahapan pra produksi selesai dilakukan, maka tahapan yang selanjutnya harus dilakukan oleh para tim program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, yakni tahapan pelaksanaan produksi (shooting). Tahapan produksi adalah seluruh rangkaian kegiatan pengambilan gambar baik di studio maupun di luar studio.
67
Pada tahapan ini, program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz yang dilakukan secara langsung (live) didalam studio Banten TV, setiap hari Senin-Jumat pada jam 17.00-18.00 WIB. Siaran langsung (live) ini bertujuan agar para pemirsa dirumah yang ingin curhat langsung kepada Kang Ustadz bisa melalui telepon interaktif dan tidak dibataskan jumlah penelepon yang ingin curhat dengan Kang Ustadz untuk menanyakan semua permasalahan yang dihadapi oleh dirinya tanpa ada yang direkayasa, dan terpenting untuk menambah khazanah tentang agama Islam dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Setiap penayangan program acara dakwah ini, waktu yang diperlukan ialah 60 (enam puluh) menit. Dalam penayangannya terdapat 4 (empat) segment dengan masing-masing segment memiliki durasi yang sama dan format yang berbeda. Pada segment I ialah opening tune, yang mana dimaksudkan pada pembukaan program ini menggunakan tampilan gambar dengan diiringi sound dari program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dan dilanjutkan dengan opening oleh Host. Dalam membuka program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz seorang Host menyapa para pemirsa terlebih dahulu dengan memberitahukan tagline dari program acara dakwah tersebut, yaitu “Ngobrol Sareng Kang Ustadz, Anda Curhat Kang Ustadz Kasih Nasehat”. Kemudian, Host memperkenalkan Kang
68
Ustdaz sebagai Narasumber pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Dalam program acara dakwah tersebut, Kang Ustadz yang dimaksud ialah Ustadz Al-Bukhori pada hari Senin-Selasa, Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip) pada hari RabuKamis dan Ustadz Afandi pada hari jumat. pada program acara dakwah ini untuk para Narasumber berganti-ganti setiap penayangannya, agar pemirsa dirumah yang menonton tidak merasa bosan dan banyak pelajaran yang akan didapatkan. Selain itu, tidak ketinggalan Host juga memberitahukan tentang tematema yang akan dibahas, dan mengajak para pemirsa dirumah bergabung untuk curhat langsung kepada Kang Ustadz melalui telepon interaktif di line telepon 081289963181, atau juga bisa melalui media sosial, seperti account twitter di @NSKU_BTV dan facebook di Ngobrol Sareng Kang Ustadz, atau juga bisa melalui live streaming di www.banten.tv. Kemudian, dilanjutkan dengan muqodimah dari Kang Ustadz mengenai sebuah tema yang telah ditentukan oleh para tim program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Setelah commersial break, dilanjutkan dengan segment II ialah pembahasan materi yang terlebih dahulu Host akan memberikan pertanyaan kepada Narasumber tentang tema-tema yang telah ditentukan pada setiap penayangan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Lalu, disegment ini juga Host tidak lupa mengajak para pemirsa
69
dirumah bergabung untuk curhat langsung kepada Kang Ustadz melalui telepon interaktif yang telah disediakan oleh pihak stasiun Banten TV. Pada segment ini, penelepon yang ingin bergabung untuk curhat langsung kepada Kang Ustadz cukup banyak dan para peneleponnya juga tidak hanya dari wilayah Serang, Cilegon, Lebak, Tangerang, dan sekitarnya melainkan dari wilayah Jabodetabek. Setelah segment II selesai, dilanjutkan dengan commersial break, yang kemudian dilanjutkan lagi ke segement III, dimana Host melanjutkan pertanyaan yang masih tersisa kepada Kang Ustadz tentang tema yang sudah ditentukan, untuk Kang Ustadz menjawab sesuai dengan pedoman, yakni Al-Quran dan Hadist sambil menunggu penelepon masuk. Kemudian, jika ada penelepon masuk, maka seorang Host dengan sopan menerima telepon dari para pemirsa yang ingin bergabung pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini. Pada segment II dan segment III ini merupakan segment yang paling diharuskan dalam proses produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, alasannya pada segment ini Kang Ustadz yang dipandu oleh Host dapat berinteraksi secara langsung oleh para pemirsanya melalui telepon interaktif ataupun sebaliknya para pemirsa dapat curhat atau bertanya tentang
70
masalah-masalahnya kepada Kang Ustadz untuk mendapatkan nasehat dari sebuah masalah yang dihadapinya.6 Dalam hal ini, sesuai dengan arti dari nama program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, yakni Ngborol atau berbincang-bincang bersama Kang Ustadz. Pada segment IV yang dilanjutkan dengan penutup. Pada segment ini Kang Ustadz sebagai Narasumber memberikan kesimpulan tentang tema yang telah ditentukan, setelah itu diakhiri dengan doa. Sedangkan waktu untuk pelaksanaan pada tahapan produksi terhadap program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini, Bapak Mahrup selaku Produser program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Menurutnya,“...Dalam setiap penayangan secara langsung (live) program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini memerlukan total waktu (durasi) 60 (enam puluh) menit yang digunakan untuk badan program dan commersial break. Pada program acara dakwah ini,terdapat empat segment yang masing-masing segment memiliki 12 (dua belas) menit, jadi total waktu yang digunakan 48 (empat puluh delapan) menit untuk badan program, sedangkan 12 (dua belas) menit sisanya digunakan untuk commersial break yang persegmentnya masing-masing 3 (tiga) menit...”7 Pada proses produksi berlangsung, agar sesuai dengan harapan dan target yang ingin dicapai maka yang menjadi perhatian tim produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, yaitu:
6
Wawancara Pribadi dengan Mahrup N.R, Kantor Banten TV, 3 Febuari 2014, Jam 09.00-12.00 7 Ibid., 3 Febuari 2012, Jam 09.00-12.00
71
1.
Materi Produksi Dalam menentukan sebuah materi, pada dasarnya seorang Produser melihat materi yang akan disajikan dalam bentuk naskah (script) sebagai bahan panduan dalam membuat sebuah program acara, karena naskah tersebut dihasilkan dari sebuah ide atau gagasan yang kemudian akan diubah menjadi tema, yang selanjutnya tema atau konsepkonsep program acara tersebut kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi sebuah program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda-beda.8 Dalam pelaksanaan produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, materi ini dibuat sebaik mungkin dengan sebuah konsep yang berbeda dari meteri program acara dakwah lainnya yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi, sehingga materi yang dibuat oleh tim program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dapat diterima oleh masyarakat dan diharapkan mampu menjadi sebuah tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat yang menontonnya. Materi acara dakwah adalah seluruh ajaran Islam yang telah tertuang didalam Al Quran al Karim dan Sunnah Nabi
8
Fred Wibowo, Teknik Produksi Progam Televisi, (Yogyakarta: Pinus Publisher, 2007),
h.9
72
Muhammad SAW, sedangkan pengembangannya mencakup seluruh kultur Islam yang murni dan bersumber pada pokok ajaran Islam itu sendiri. Materi yang demikian luas, dan sudah tentu memerlukan pemilihan yang cermat, disamping perlunya diperhatikan situasi dan kondisi kemasyarakatan yang ada adalah pemilihan materi yang tepat untuk penerima dakwah yang sesuai dengan perkembangan zaman. Seorang dai atau komunikator tanpa adanya materi dakwah yang disampaikan bisa menjadikan kegiatan dakwah itu tidak terarah, bahkan menyebabkan hilangnya bentuk dakwah yang sebenarnya. Materi dakwah yang baik dan searah dengan kondisi sasaran (objek dakwah) yang dituju. Hal ini tentunya dikhawatirkan dakwah berubah menjadi sarana hiburan atau objek gelak tawa (badut-badutan). Padahal yang diharapkan sebaliknya, hiburan harus dapat dijadikan
wahana
dakwah
yang
segar
dan
mampu
memberikan tujuan kepada penontonnya.9 Materi yang akan dibahas pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ialah pemilihan materi yang tentunya harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat yang meliputi tentang kehidupan sehari-hari. Adapun materi-materi yang dibahas pada bulan Febuari 2014 pada program acara dakwah 9
M. Bahril Ghozali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet. Ke-1, h.9-10
73
Ngobrol Sareng Kang Ustadz, yaitu Al-Quran Untuk Siapa, Kenapa Harus Menikah, Menyanyi Menurut Syariat/Hukum, Suami Durhaka, Istri Durhaka, Kurung Batang, Menjual Ayat-Ayat
Allah/Hukum
dan
Perkawinan
Dusta.10
Selanjutnya, materi yang telah disampaikan oleh Kang Ustadz dapat menjadi wawasan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang agama Islam serta dapat menyejukan pikiran dan sebagai media interospeksi bagi para pemirsa dirumah. 2.
Sarana dan Prasarana Dalam pelaksanaan produksi berlangsung sarana dan prasarana yang menjadi penunjang terwujudnya sebuah ide menjadi sebuah program yang siap untuk ditayangkan, tentu saja perlu diperhatikannya kualitas alat (perlengkapan) yang sesuai untuk mengahasilkan gambar dan suara secara bagus. Oleh karena itu, terjaminnya kualitas peralatan menjadi faktor penunjang lancarnya suatu proses pelaksanaan produksi. Dalam proses produksi ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan perekaman pencahayaan.
10
Wawancara Pribadi dengan Mahrup N.R, Kantor Banten TV, 5 Febuari 2014, Jam 13.00-15.00
74
Adapun sarana dan prasaran pendukung yang digunakan dalam pelaksanaan berlangsungnya produksi sebuah program Ngobrol Sareng Kang Ustadz, yaitu: a. Sarana dalam melaksanakan produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, yaitu: 1) Kamera merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan gambar. Dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz menggunakan tiga kamera. Dari tiga kamera yang digunakan pada saat produksi berlangsung program Ngobrol Sareng Kang Ustadz semuanya terhubung langsung dengan switcher, yang nantinya switcher akan mengirimkan gambarnya ke bagian MCR lalu dipancarkan ke tiang pancar untuk dipancarkan lagi ke pemirsa di rumah. 2) CCU (camera control unit) merupakan alat yang dipergunakan untuk mengontrol beberapa kamera yang bisa dikontrol atau digantikan fungsinya, melalui alat ini diantanya pengaturan pencahayaan (brightness contrast), temperatur warna (color temperature), kecepatan (shutter speed), white blance, serta warna hue (red, green, blue). Jumlah CCU yang digunakan sama persis dengan jumlah
75
kamera yang digunakan karena masing–masing kamera dikontrol oleh satu CCU. Dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz CCU digunakan oleh seorang Master Control
Room
(MCR),
yang
akan
mengatur
pencahayan pada gambar yang diambil oleh seorang cameraman sebelum gambar disiarkan kepada khalayak, dengan tujuan supaya gambar tersebut dapat jelas terlihat dan dapat dinikmati oleh pemirsa di rumah. 3) Switcher
merupakan
seorang
teknisi
untuk
memindahkan dan memilih gambar dari berbagai stock shoot maupun input kamera. Dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz hanya memiliki satu orang switcher. 4) Audio Mixer merupakan alat pengatur suara agar suara yang dihasilkan tidak mengalami gangguan pada pelaksanaan produksi berlangsung program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. 5) Monitor berfungsi untuk melihat tampilan visual yang dihasilkan dari kamera. Banyaknya monitor yang digunakan tentu saja tergantung dari beberapa kamera yang digunakan. Ada monitor dari berbagai
76
source camera, monitor preview, serta monitor hasil akhir. 6) VTR (Video Tape Recorder) merupakan alat yang digunakan untuk merekam hasil shooting. 7) Lighting merupakan alat yang digunakan untuk pencahayaan dalam proses shooting. 8) Character
Generator,
merupakan
alat
yang
digunakan untuk membuat serta menanpilkan title, subtitle, serta garafik yang digunakan dalam produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. 9) Earpiece, merupakan alat bantu komunikasi yang digunakan oleh FDuntuk berkomunikasi langsung dengan Produser untuk mengarahkan acara di studio dan di ruang panel atau kontrol. b. Prasarana dalam mendukung pelaksanaan produksi program Ngobrol Sareng Kang Ustdaz 1) Studio produksi lengkap dengan sistem lampu, suara, kamera dan penyejuk udara (AC) 2) Ruang Kontrol 3) Ruang Audio atau ruang penyuting gambar dan suara 4) Property
77
3.
Organisasi Pelaksana Produksi Dalam melaksanakan dan menghasilkan suatu program acara yang baik dan berkualitas, maka sebuah stasiun televisi maupun stasiun radio memerlukan pengorganasian sumber daya manusia untuk memudahkan pekerjaan dilapangan sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditentukan karena, apabila suatu organisasi pelaksanaan produksi yang tidak tersusun secara rapih dan sistematis dengan pembagian tugastugas yang akan menghambat jalannya proses produksi. Adapun struktur organisasi pelaksanaan produksi di stasiun televisi, yaitu: a. Eksekutif Produser adalah penanggung jawab terhadap produksi dan modal suatu program acara. Dalam hal ini adalah program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. b. Program Director (Pengarah acara) : Memimpin rapat secara teknis, merencanakan bentuk pengambilan gambar dan pergerakkan kamera dalam bentuk recording plan, mengarahkan dan melaksanakan proses produksi kepada kerabat kerja/tim produksi dan pengisi acara. c. Ass. Program Director : Mendampingi dan membantu PD dalam melaksanakan tugasnya, mengingatkan PD akan waktu yang tersedia, dan memberikan masukan kepada PD demi kelancaran acara.
78
d. Floor Director : Mampu berkomunikasi dengan baik kepada seluruh kerabat kerja produksi dan melaksanakan koordinasi dalam studio berdasarkan permintaan PD, dengan memberikan cue yang diperlukan kepada tim dan pengisi acara saat produksi berlangsung. e. Art. Director : Merencanakan fasilitas artistic, seperti dekorasi, property, graphic, tata rias dan busana serta menyusun anggaran biaya. f. Property : Menyediakan seluruh kebutuhan property (perlengkapan) yang mendukung suatu acara. g. Make Up : Membuat desain dan melaksanakan tata rias terhadap pengisi acara sesuai dengan tuntutan persyaratan teknis dan artistic h. Switcher : Bertugas menyiapkan video mixer untuk mengatur
dan
memadukan
gambar
sesuai
dengan
permintaan PD. i. VTR (Video Tape Recoder) : Mengoperasikan peralatan rekam audio visual dan melakukan pengisian time code. j. Sound Mixer : Mengoperasikan audio yang digunakan, memasang mic dan peralatan pendukung lainnya. k. Cameramen : Mengoperasikan kamera, crame, dolly, pedestal, steady cam, dan melaksanakan perintah yang diinginkan oleh PD. l. Lightingman : Mengoperasikan penataan cahaya
79
m. CGO (Character Generator Operator) : Mempersiapkan, mengoperasikan peralatan computer character generator, dan
mengerjakan
kredit
title
dan
subtitle,
serta
menampilkan gambar grafis hasil rancangan graphic designer. n. TD (Technical Director) : Menentukan kelayakan teknis produksi, memeriksa kesiapan peralatan, system dan instalasi produksi serta mengawasi pengopersian produksi. o. Costume : Membuat desain dan menyediakan kostum sesuai dengan kebutuhan produksi acara. Pada proses produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz juga tidak lepas dari namanya struktur organisasi. Dalam melaksanakan proses produksi harus sesuai dengan
tugas-tugas
yang
sudah
dibagikan,
maka
diperlukannya sebuah kerjasama dari tim yang solid dan bertanggung jawab atas masing-masing tugasnya. Karena, untuk menghasilkan sebuah tayangan yang baik tentunya dalam memproduksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz
produser tidak bekerja sendiri, melainkan
melibatkan banyak orang dalam susunan kerabat kerja. Berikut ini struktur organisasi pelaksanaan produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, yaitu: a.
Eksekutif Producer : Budi Mulyono
b.
Producer
: Mahrup NR
80
c.
Floor Director
: Rio Febrian
d.
Cameraman
: Deden Kurniawan, Ade Ridwan
e.
Audio
: Edi Suardi dan Apri
f.
Switcher
: Dian Rikas Bagia
g.
Technical Spot
: Sammuri dan Iip Setiawan
h.
Wardobe
: Dian
i.
Make up
: Nunu Nurainun
j.
Host
: Devia Alfiani
k.
Narasumber : Ustadz Al-Bukhori, Ustadz Ahmad Rifqy (Ustadz Lancip) dan Ustadz Afandi
l.
Master Control Room: Dani, Kholili, Vincent dan Novian
m. Lighting
: M. Imron
Pada tahapan produksi juga melaksanakan yang namanya proses pengambilan gambar. Pengambilan gambar (shooting) merupakan proses kreatif yang merubah naskah menjadi bentuk audio visual dan memegang peranan penting. Dalam proses ini adalah tim produksi yang bekerja dalam sebuah produksi program acara, seperti halnya didalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Teknik pengambilan gambar pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dilakukan secara langsung didalam studio dengan menggunakan tiga kamera yang cara pengambilannya bervariasi, yaitu :
81
a.
Kamera
I
biasanya
mengambil
angel
untuk
Narasumber, dengan angel medium close, two shoot dan one shoot. Supaya pada saat pengambilan gambarnya fokus pada Narasumber saja. b.
Kamera
II
biasanya
mengambil
angel
untuk
keseluruhan atau biasanya pada kamera ini disebut dengan camera center, dengan angel secara full shoot, one shoot, two shoot, long shoot, medium shoot dan medium close up. Supaya dapat mengontrol sekitar studio c.
Kamera III biasanya mengambil gambar Pembawa Acara (Host), dengan angelmedium close up, one shoot, medium shoot, over shoulder dan close up. Supaya pengambilan gambarnya terfokus pada Host. Dalam teknik pengambilan gambar melalui Kamera I
dan III, biasanya mengkombinasikan angel kamera yang akan digunakan dengan menggunakan teknik pan dan tlit. Sedangkan, teknik pengambilan gambar melalui Kamera II yang berfungsi mengambil gambar secara keseluruhan dan kontinu juga melakukan kombinasi pengambilan gambar dengan menggunakan teknik pan, tlit, track dan crap, yaitu dengan cara mengikuti objek serta memperbaiki posisi. Mengikuti
objek
berarti
kamera
akan
bergerak
mengikuti pergerakan objek, namun komposisi gambar dari
82
objek tersebut akan berubah. Sedangkan, memperbaiki posisi, yaitu dimana kamera harus bergerak dengan pan, tlit dan zoom agar dapat mempertahan kan komposisi terbaiknya terhadap suatu objek yang sedang bergerak.11 Dalam pelaksanaan produksi ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pelaksanaan produksi dapat berjalan dengan
baik
dan
mendapat
hasil
yang
maksimal,
sebagaimana berikut: a. Semua peralatan yang digunakan harus siap untuk digunakan. b. Artis atau pengisi acara lainnya harus sudah siap sebelum shooting dilakukan. c. Pengarahan harus diberikan kepada pengisi acara tentang hal-hal yang dipandang perlu. d. Jangan lupa mengontrol hal-hal kecil yang biasanya sering terlupakan. e. Mulailah tepat waktu, kecuali ada hal-hal khusus yang menyebabkan
keterlambatan.
Jika
terlambat
atau
berhalangan hadir, segera memberitahukan kepada seluruh tim produksi. f. Jangan
segan-segan
mengulangi
shoot
yang
tidak
memuaskan dan juga untuk mendapatkan stock shoot
11
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2008), h.106.
83
sebanyak-banyaknya dan pasti akan dipergunakan pada saat proses editing nanti.12 Oleh
karenanya,
pada
pelaksanaan
produksi
program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz yang dilakukan secara langsung dan dapat dilihat oleh para pemirsa dirumah, tanpa ada proses editing akan memiliki resiko yang sangat tinggi, baik dari segi teknis maupun
non-teknis
yang
harus
dihindari
dalam
pelaksanaan produksi berlangsung, yakni pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Secara teknis kerusakan alat dapat menyebabkan terganggunya proses produksi, seperti kerusakan pada audio yang akan menyebabkan tidak adanya suara, dan rusaknya kamera yang mengakibatkan tidak bisa mengambil gambar. Sedangkan, dalam hal non teknis keterlambatan
pengisi
acara,
baik
Host
maupun
Narasumber akan menggangu jalannya proses produksi dan juga hal yang paling penting, yaitu mengenai pernyataan atau pertanyaan yang mengandung unsur sara dan menyimpang dari pembahasan tidak bisa ditarik atau diedit. Berbeda dengan pengambilan secara rekaman (tapping), apabila ada kesalahan dapat diulang maupun 12
Darwanto S, Manajemen Produksi Acara Siaran, (T.tp.: Multi Media Training Center, 1992), h. 182.
84
diedit kembali agar hasil yang akan ditayangkan dapat dinikmati, tanpa menggangu pemirsa di rumah terhadap tayangan yang mereka lihat. Dalam produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz memiliki sebuah format acara. Format acara merupakan presentasi suatu program siaran. Selain itu format adalah bagian utama dari pasar televisi. Semakin baik format acara yang disajikan, maka semakin banyak pula penonton yang tertarik untuk menyaksikan acara tersebut.
85
Tabel 1. Format Acara Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz Mata Acara
Ngobrol Sareng Kang Ustadz
Format
Dialog
Interaktif
melalui
telepon Program
Lokal
Waktu Siar
Senin-Jumat Pukul 08.00 - 08.30 WIB
Durasi
60 menit
Sasaran
Umum
Tipe Program
Siaran Keagamaan
Tujuan
Sebagai
tempat
dimana
Kang Ustadz memberikan nasehat kepada para pemirsa yang
bertanya
meningkatkan dan Allah
untuk keimanan
ketakwaan SWT
menambah
dan
kepada juga
pengetahuan
tentang ajaran agama Islam. Kriteria
Dialog
interaktif
antara
narasumber dengan pemirsa di rumah. Jenis Produksi
Studio Live
86
3. Pasca Produksi Tahapan terakhir dalam melaksanakan proses produksi, yaitu
tahapan
pasca
produksi.
Tahapan
pasca
produksi
merupakan suatu kerja pada tahapan terakhir dari bahan yang telah diproduksi, tahapan pasca produksi meliputi: a.
Melakukan penyutingan suara dan gambar.
b.
Pengisian grafik, baik berbentuk tulisan maupun berbentuk foto-foto.
c.
Pengisian narasi.
d.
Pengisian ilustrasi musik. Dalam tahapan pasca produksi ini harus melaksanakan
langkah-langkah, diantaranya proses editing off line, editing on line, maxing dan evaluasi. Pada tahapan pasca produksi yang dilakukan secara langsung (live) lebih menggunakan langkah evaluasi setelah melakukan shooting dibandingkan langkah editing karena hasil dari pengambilan gambar sudah bisa langsung ditonton oleh pemirsa dirumah pada waktu itu juga. Dalam proses produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dalam tahapan pasca produksi menggunakan langkah evaluasi, karena program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dilakukan secara langsung (live) dan tidak perlu penyutingan/pengeditan kembali. Evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh program yang dihasilkan atau diproduksikan bisa dianggap baik menurut
87
sasaran.13 Evaluasi dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dilakukan setiap selesai penayangan (shooting) oleh para tim program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz yang dipimpin oleh seorang Produser yaitu Bapak Mahrup NR dengan tujuan untuk mengadakan perubahan acara atau merkrut orang-orang baru untuk terlibat dalam proses pelaksanaan produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini. Namun, bukan hanya program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz saja yang melakukan proses evaluasi, akan tetapi semua program-program yang disiarkan di stasiun Banten TV menempuh proses evaluasi. Pada langkah ini, produser program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz mengevaluasi semua kesalahan yang terjadi dalam proses berlangsungnya produksi baik dari kinerja tim, dan kesalahan yang dilakukan Host atau Narasumber pada saat produksi berlangsung atau juga melihat rating dan share dari segi tema dan penelepon, sehingga tim produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dapat melihat segment apa saja yang banyak diminati oleh pemirsa dan mempermudah untuk tim dalam meningkatkan penayangan-penayangan yang lebih menarik untuk ke depannya, sehingga dengan melihat rating dan share dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz para tim dapat mengetahui seberapa jauh program acara dakwah 13
Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), cet. Ke-1, h.58.
88
Ngobrol Sareng Kang Ustadz dianggap baik menurut sasarannya, yaitu pemirsa dirumah. Secara keseluruhan proses evaluasi yang dilakukan oleh tim program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz sudah sesuai dengan teori yang ada. Maka dari itu, proses evaluasi sangat penting dilakukan dalam setiap program, karena dengan adanya evaluasi ini berguna untuk kemajuan dari program acara dakwah yang disiarkan di stasiun Banten TV, terlebih lagi untuk dapat memperbaiki kekurangan saat berlangsungnya pelaksanaan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. C. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Dalam memproduksi suatu program televisi tentu tidak semudah yang dibayangkan, banyak faktor-faktor yang dihadapi oleh seorang produser atau tim pelaksana produksi program acara. Pada produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat, diantaranya sebagai berikut: 1. Faktor Pendukung a. Studio yang telah disiapkan oleh pihak Banten TV sebagai tempat ditayangkannya program acara dakwah tersebut. b. Kekompakkan Tim dalam melaksanakan proses produksi berlangsung.
89
c. Pemilihan Narasumber yang pas untuk acara ini, karena Narasumber tersebut menggunakan gaya bahasa yang mudah diserap dan dapat menginspirasi para pemirsa dirumah. d. Tema-tema yang disajikannya cukup menarik dan sistematis, sehingga setiap hari shooting pembahasannya tersusun dengan baik dan bisa dinikmati oleh para pemirsa. 2. Faktor Penghambat a.
Kekurangan dana yang diperoleh atau keterbatasannya sponsor yang bersedia untuk mendukung program acara dakwah ini. Karena hal tersebut dapat berdampak pada proses produksi yang amat vital yaitu proses visualisasi atau penggambaran tayangan yang akan disajikan bagi para pemirsanya, dengan biayanya yang cukup mahal, sehingga tidak menutup kemungkinan dalam proses produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz untuk melaksanakan produksi didalam studio, seperti pada saat pengambilan gambar menggunakan tiga kamera saja, sehingga dalam penyajiannya terasa monoton dan hal ini dapat menimbulkan rasa kantuk bagi pemirsanya, apalagi tayangan ini disiarkan di sore hari dengan durasi selama satu jam.
b.
Keterlambatan pengisi acara menyebabkan proses produksi tidak sesuai dari apa yang telah dijadwalkan. Namun, seiring berjalannya waktu berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan mengingatkan kepada pengisi acara untuk datang lebih
90
awal
sebelum
berlangsung
proses
produksi,
supaya
pelaksanaannya berjalan lebih baik dan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. c.
Saat menerima telepon interaktif, karena keterbatasan alat-alat membuat penelepon
yang masuk tidak bisa diangkat
semuanya, dan terkadang juga suara dari penelepon terputus saat penelepon menanyakan pertanyaan kepada Narasumber.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan observasi penelitian dan menganalisa data, dalam rangka menjawab semua pertanyaan mengenai tahapan-tahapan proses produksi yang dilakukan tim produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, maka penulis dapat menarik kesimpulan: 1. Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz merupakan program acara unggulan yang bersifat religi yang disiarkan oleh stasiun Banten TV, dengan memiliki sebuah tagline “Ngobrol Sareng Kang Ustadz, Anda Curhat Kang Ustadz Kasih Nasehat”, program acara dakwah ini berbentuk talk show dialog interaktif melalui telepon dan media sosial, ditayangkan setiap hari Senin-Jumat pada jam 17.0018.00 WIB yang berdurasi 60 (enam puluh) menit dan 4 (empat) segment setiap penayangannya dengan tema-tema yang berbeda dan dipandu oleh seorang pembawa acara dan narasumber, seperti Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip) secara langsung (live) di dalam studio. Dalam kegiatan dakwah pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz yang didalamnya meliputi unsur-unsur dakwah, seperti Tujuan Dakwah, Subjek dan Objek Dakwah, Materi Dakwah, Metode Dakwah dan Media Dakwah dirasa sudah cukup baik dan efektif untuk televisi sebagai sarana berdakwah, hal ini dapat dilihat dari penelepon yang masuk dan komentar diberbagai media baik account facebook ataupun twitter, sehingga para pemirsa bisa lebih
91
92
aktif dalam menerima pesan-pesan yang telah disampaikan oleh sang narasumber. 2. Dalam pelaksanaannya, program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz melaksanakan tiga tahapan proses produksi sesuai dengan Standart Operation Procedure (SOP), yaitu tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi yang mana memiliki keterkaitan dan kesinambungan antara
satu
tahapan dengan tahapan lainnya.
Sedangkan dalam tahapan pasca produksi tidak dilakukannya proses editing melainkan dilakukannya proses evaluasi, karena pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dilakukan secara langsung (live) distudio Banten TV. Pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz proses evaluasi biasanya dilakukan oleh para tim setiap selesai shooting, agar pada penayangan berikutnya tidak terjadi kesalahan. Dalam tahapan-tahapan proses produksi yang dilakukan pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, yaitu: a. Pra Produksi Pada tahapan pra produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, tim produksi melaksanakan proses penemuan ide, perencanaan dan persiapan. 1) Penentuan Ide. Ide program acara dakwah ini didapatkan dari seorang Pimpinan Direksi stasiun Banten TV, yaitu Bapak Wawan Setiawan. Ide yang Dia berikan tentang sebuah nama program acara dakwah yang ada di stasiun Banten TV adalah Ngobrol Bersama Bang
93
Haji. Namun, setelah melakukan diskusi yang matang oleh pihak pengelola stasiun Banten TV dengan pihak produksi program acara dakwah dan akhirnya nama program acara dakwah tersebut berubah menjadi Ngobrol Sareng Kang Ustadz. Pemilihan nama program acara Ngobrol Sareng Kang Ustadz dikarenakan dari nama tersebut mewakili unsur budaya lokal, yang bisa dilihat dari pemilihan kata Sareng dan Kang Ustadznya. Sehingga, program acara dakwah ini diharapkan bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat, khususnya masyarakat Banten dan sekitarnya. 2) Perencanaan. Pada tahap perencanaan, tim produksi
pada program acara
Ngobrol Sareng Kang Ustadz melakukan meeting untuk menentukan tema-tema yang menarik untuk dibahas, pemilahan Host
dan Narasumber
dimana hostnya adalah seorang
perempuan yang bernama Devia Alviani dan Narasumbernya ada tiga orang ustadz salah satunya narasumber pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz adalah Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip), pemilihan tema-tema sesuai dengan permasalahan kehidupan sehari-hari, seperti AlQuran Untuk Siapa, Kenapa Harus Menikah, Menyanyi Menurut Syariat/Hukum, Suami Durhaka, Istri Durhaka, Kurung Batang, Menjual Ayat-Ayat Allah/Hukum dan Perkawinan Dusta, pembuatan script, pembuatan rundown, setting panggung, dan
94
blocking camera. Supaya pada saat pelaksanaan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz tayangan tersebut dapat dinikmati oleh pemirsa dirumah dan tidak mengalami kebosanan saat menontonnya. 3) Persiapan. Pada tahap persiapan, tim produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz menyiapkan semua urusan dalam hal surat-menyurat seperti kontrak kerja untuk pengisi acara, yakni Host dan Narasumber, perizinan tempat untuk lokasi pelaksanaan produksi program acara, alat/perlengkapan
yang
dibutuhkan
dan perizinan alatpada
saat
produksi
berlangsung, seperti camera, audio, lighting, costume, furniture dan perlengkapan lainnya yang mendukung pada saat berlangsungnya proses produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz. b. Produksi Pada tahapan produksi, tim melaksanakan shooting sesuai materi produksi, yang mana materi produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dilakukan saat shooting dengan tema-tama, seperti Al-Quran Untuk Siapa, Kenapa Harus Menikah, Menyanyi Menurut Syariat/Hukum, Suami Durhaka, Istri Durhaka, Kurung Batang, Menjual Ayat-Ayat Allah/Hukum dan Perkawinan Dusta, setalah itu dilanjutkan dengan menyiapkan sarana dan prasarana sebagai pendukung proses pelaksanaan
95
produksi pada program acara Ngobrol Sareng Kang Ustadz dan terakhir tim produksi menentukan organisasi pelaksana produksi, seperti Producer Eksekutif, Producer, Floor Director, Cameraman, Switcher, Audioman, Lighting, Pengisi Acara, dan lain sebagainya. c. Pasca Produksi Pada tahapan pasca produksi, tim produksi langsung melaksanakan proses evaluasi setiap selesai penayangan program, karena program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz dilakukan secara langsung (live), sehingga tidak perlu dilakukan penyutingan/pengeditan kembali. Dengan dilakukan evaluasi ini diharapkan dapat menjadikan penyangan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz menjadi lebih baik dan disenangi oleh masyarakat khususnya pemirsa Banten TV. 3. Dalam pelaksanaan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat yang mana kedua faktor tersebut merupakan bagian dari penunjang sebuah keberhasilan para tim dalam memproduksi program acara khususnya program acara dakwah. Faktor pendukung, seperti adanya studio untuk pelaksanaan berlangsungnya produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, kekompakkan tim, Pemilihan Narasumber yang pas untuk acara ini, karena narasumber tersebut menggunakan gaya bahasa yang mudah diserap dan dapat menginspirasi para pemirsa dirumah
dan Tema-tema yang disajikannya cukup menarik dan
sistematis, sehingga setiap hari shooting pembahasannya tersusun
96
dengan baik dan bisa dinikmati oleh para pemirsa, sedangkan faktor penghambat,
seperti
kekurangan
dana
yang
diperoleh
atau
keterbatasannya sponsor yang bersedia untuk mendukung proses produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, keterlambatan pengisi acara dan keterbatasan alat-alat produksi. B. Saran-Saran Dari uraian fakta-fakta yang penulis temukan pada saat melakukan observasi penelitian dalam program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV, maka pada bab akhir ini penulis ingin memberikan sebuah saran atau masukan kepada pihak stasiun Banten TV dan Tim Produksi Program Acara Ngobrol Sareng Kang Ustadz khususnya, yakni : 1. Kepada pengelola program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, alangkah baiknya ada penambahan kru atau tim dalam proses produksi berlangsung. Supaya jika ada salah satu tim yang berhalangan hadir, maka produksi tetap akan berjalan tanpa adanya perangkapan job decs. 2. Dalam segi pengemasan program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, alangkah baiknya bisa lebih bervariasi dan menarik lagi dari setiap segment yang disajikan, agar tidak ada kejenuhan dari para pemirsa untuk menonton tayangan tersebut, seperti disalah satu segment Host memberikan tayangan-tayangan (VT) yang terkait dengan tema sebelum acara dimulai. Selain itu, tim produksi bisa mengundang pemirsa yang ingin hadir ke studio untuk dapat
97
menyaksikan secara langsung program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz didalam studio. 3. Perlu diadakannya pembaharuan dalam alat-alat produksi pada program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, baik dari kamera, audio dan penataan cahaya sehingga dapat menghasilakan tayangan yang lebih baik. 4. Kepada para pemirsa dalam melihat sebuah program acara, alangkah lebih baiknya program acara tersebut yang bermanfaat untuk diri kita, seperti dengan melihat program-program acara keagamaan yang dapat memberikan wawasan dan motivasi untuk menjadikan diri menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Abda, Slamet Muhaemin. Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Usaha Nasional, 1994. Abidin Ass, Djamalul. Komunikasi dan Bahsa Dakwah. Jakarta: Gema Insani Pers, 1996. Al-Hisyam, Firdaus dan Rudi Haryono. Kamus Lengkap Tiga Bahasa ArabIndonesia-Inggris. Surabaya: Gitamedia Press, 2006. Al Qahthani, Said Bin Ali. Dakwah Islam Dakwah Bijak. Jakarta: Gema Insani Press, 1994. Amin, H. Masyhur. Dakwah Islam dan Pesan Moral. Yogyakarta: Al-Amin Pers, 1997. Amin, Samsul Munir. Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Amzah, 2008. Anonim.“Banten TV.” Artikel diakses pada http://id.wikipedia.org/wiki/Banten_TV
10
Maret
2014
dari
Anonim. “Banten TV.” Artikel diakses pada 18 Maret 2014 dari http:// www.banten.tv Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Media Televisi; Tujuan, Isi, Pengelola serta Dampaknya terhadap Perubahan Sistem Nilai, (Pengaruh Tanyangan Program Televisi Terhadap Perilaku Anak Dan Pemuda). Jakarta: BPPN, 1992. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Darwanto S. Manajemen Produksi Acara Siaran. T.tp.: Multi Media Training Center, 1992. Djamal, Hidajanto dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasr Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi. Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011. Domonick, Josep The Dynamic Of Mass Communicatio. Boston: Houghton Miffin. 1990. Farid, K.H Miftah. Dakwah Kontemporer Pola Alterlatif Dakwah Melalui Televisi. Bandung; Pusat Press 2000. Ghozali, M. Bahril. Dakwah Komunikatif. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
98
99
Ghulusy, Ahmad. Al-Da’wah Al-Islamiyah. Kairo: Dar Al-Kitab, 1987. Hasanudin, A.H. Retorika Dakwah dan Publisitik Surabaya: Usaha Nasional, 1983.
Dalam Kepemimpinan.
Kafie, Jamaluddin. Psikologi Dakwah. Surabaya: Indah Surabaya, 1993. Kertapati, Ton. Dasar-Dasar Publisistik Dalam Perkembangan Di Indonesia Menjadi Ilmu Komunikasi. Jakarta: Bina Aksara, 1986. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2012. Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Pernada Media Group, 2008. Munir, M. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2003. Naratama. Media Sutradara Televisi. Jakarta: Indonesia, 2004.
PT Gramedia Widiasarana
Nasuhi, Hamid dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis dan Disertasi. Ciputat: UIN Press, 2007. Nazir, Mohammad. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Gaila Indonesia, 1988. Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwa. Bandung: Pustaka Setia, 2001. Rambe, H. Nawawi. Sejarah Dakwah Islam. Jakarta: Widjaya, 1985. Ramdani, Fitria “Analisis Produksi Program Dakwah Fajar Islami Di Radio Sheba 99,3 FM Bogor”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Rosyidi, Lathief. Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi. Medan: Firma Rainbow, 1989. Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001. Setyobudi, Ciptono. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005 Soebroto, Darwanto Sastro. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Duta Wacana, 1995. Soenarto, R.M. Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007.
100
Styobudi, Ciptono. Teknologi Broadcasting TV. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006 Sudirman. Problematika Dakwah Islam Di Indonesia. Jakarta: PDII, 1979. Sukidi, Basrowi. Metode Penelitian Kualitatif Mikro. Surabaya: Insan Cendikia, 2002. Suprapto, Tommy. Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo, 2006. Surahmad, Winarwo. Dasar-Dasar Teknik Penelitian. Bandung: CV. Tarsita, 1989. Sutisno, P.C.S. Pedoman Praktis Penulisan Scenario Televisi Dan Video. Jakarta: PT. Grasindo, 1993. Syukri, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-ikhlas, 1983. Tamamy, Ahmad “Program Dakwah Islam Di Televisi Komunitas Palmerah”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Usman, Husaini. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Wahyudi, J.B. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung: Alumni, 1989. Wawancara Pribadi dengan Mahrup N.R, Kantor Banten TV, 3 Febuari 2014, Jam 09.00-12.00 Wibowo, Fred. Teknik Produksi Progam Televisi. Yogyakarta: Pinus Publisher, 2007. Yakan, Muna Haddad. Hati-Hati Terhadap Media Yang Merusak Anak. Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Yakub, Hamzah. Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan Leadership.” Bandung: CV. Diponogoro, 1992. Yusuf, Pawit M. “Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990.
Banten TV PT Banten Media Global Televisi
Diluncurkan 7 Juli 2006 Pemilik
PT. Netwave Multi Media
Slogan
Dari Banten Untuk Nusantara
Negara
Indonesia
Wilayah siaran Kantor pusat Situs web
Jabodetabek & Banten
Banten, Indonesia www.banten.tv Ketersediaan Terestrial
Jabodetabek & Banten
22 UHF
Bapak Rio (Floor Director) dan Bapak Dito (Kepala Divisi Produksi) Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV
Devia Alviani (Host) dan Mba Dian (Wardobe) Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV
Bapak Mahrup NR (Produser) Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz
Ruang Studio Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV
Ruang Master Control Room (MCR) Banten TV
Devia Alviani (Host) dan Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip) NSKU
Casting Host NSKU
Produksi NSKU
Pra Produksi NSKU (Persiapan Shooting)
Pasca Produksi NSKU (Evaluasi)
Tema-Tema Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz Bulan Febuari 2014
RUNDOWN TALKSHOW RELIGI " NGOBROL SARENG KANG USTADZ " (LIVE) TEMA DURASI JENIS PROGRAM MANAGER OPERASIONAL PRODUKSI PRODUSER CREATIVE NARASUMBER HARI TANGGAL PUKUL HOST TIME <><><><> 17:00:00
"AL QUR'AN UNTUK SIAPA" 60 MENIT RELIGI BUDI MULYANTO MAHRUP NR UST. LANCIP RABU 5-Feb-14 17.00-18.00 DEVIA ALVIANI VIDEO SEGMENT 1 OBB
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. PROLOG TENTANG TEMA YANG AKAN DI BAHAS 3. HOOKER TAG TO MATERI 4. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 5. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 6. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
SEGMENT 2 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
SEGMENT 3 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN
CREW : 1. RIO 2. DIDIT 3. BEBEN 4. DIAN 5. CIPOU
6. NOVIAN 7. AWANG 8. SEMI 9. IMRON
AUDIO <><><><> AIR BOX
SOURCE <><><><> AIR BOX
DURASI 9 MENIT 30 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 5 MENIT
<><><><> AIR BOX
<><><><> AIR BOX
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
<><><><>
<><><><>
10 MENIT 10 DETIK
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
18:00:00
SEGMENT 4 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO TEMA 3. KESIMPULAN DAN DO'A 4. CLOSSING CREDIT TITTLE
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
1 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
11 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
60 MENIT
RUNDOWN TALKSHOW RELIGI " NGOBROL SARENG KANG USTADZ " (LIVE) TEMA DURASI JENIS PROGRAM MANAGER OPERASIONAL PRODUKSI PRODUSER CREATIVE NARASUMBER HARI TANGGAL PUKUL HOST TIME <><><><> 17:00:00
"KENAPA HARUS MENIKAH" 60 MENIT RELIGI BUDI MULYANTO MAHRUP NR UST. LANCIP KAMIS 6-Feb-14 17.00-18.00 DEVIA ALVIANI VIDEO SEGMENT 1 OBB
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. PROLOG TENTANG TEMA YANG AKAN DI BAHAS 3. HOOKER TAG TO MATERI 4. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 5. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 6. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
SEGMENT 2 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
SEGMENT 3 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN
CREW : 1. RIO 2. DIDIT 3. BEBEN 4. DIAN 5. CIPOU
6. NOVIAN 7. AWANG 8. SEMI 9. IMRON
AUDIO <><><><> AIR BOX
SOURCE <><><><> AIR BOX
DURASI 9 MENIT 30 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 5 MENIT
<><><><> AIR BOX
<><><><> AIR BOX
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
<><><><>
<><><><>
10 MENIT 10 DETIK
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
18:00:00
SEGMENT 4 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO TEMA 3. KESIMPULAN DAN DO'A 4. CLOSSING CREDIT TITTLE
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
1 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
11 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
60 MENIT
RUNDOWN TALKSHOW RELIGI " NGOBROL SARENG KANG USTADZ " (LIVE) TEMA DURASI JENIS PROGRAM MANAGER OPERASIONAL PRODUKSI PRODUSER CREATIVE NARASUMBER HARI TANGGAL PUKUL HOST TIME <><><><> 17:00:00
"PERKAWINAN DUSTA" 60 MENIT RELIGI BUDI MULYANTO MAHRUP NR UST. LANCIP KAMIS 27-Feb-14 17.00-18.00 DEVIA ALVIANI VIDEO SEGMENT 1 OBB
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. PROLOG TENTANG TEMA YANG AKAN DI BAHAS 3. HOOKER TAG TO MATERI 4. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 5. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV
CREW : 1. RIO 2. DIDIT 3. BEBEN 4. DIAN 5. CIPOU
6. NOVIAN 7. AWANG 8. SEMI 9. IMRON
AUDIO <><><><> AIR BOX
SOURCE <><><><> AIR BOX
DURASI 9 MENIT 30 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
6. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
SEGMENT 2 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
SEGMENT 3 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
18:00:00
SEGMENT 4 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO TEMA 3. KESIMPULAN DAN DO'A 4. CLOSSING CREDIT TITTLE
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 5 MENIT
<><><><> AIR BOX
<><><><> AIR BOX
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
<><><><>
<><><><>
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
1 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
11 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
60 MENIT
RUNDOWN TALKSHOW RELIGI " NGOBROL SARENG KANG USTADZ " (LIVE) TEMA DURASI JENIS PROGRAM MANAGER OPERASIONAL PRODUKSI PRODUSER CREATIVE NARASUMBER HARI TANGGAL PUKUL HOST TIME <><><><> 17:00:00
"MENJUAL AYAT-AYAT ALLAH/HUKUM 60 MENIT RELIGI BUDI MULYANTO MAHRUP NR UST. LANCIP RABU 26-Feb-14 17.00-18.00 DEVIA ALVIANI VIDEO SEGMENT 1 OBB
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. PROLOG TENTANG TEMA YANG AKAN DI BAHAS 3. HOOKER TAG TO MATERI 4. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 5. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 6. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
SEGMENT 2 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
SEGMENT 3 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN
CREW : 1. RIO 2. DIDIT 3. BEBEN 4. DIAN 5. CIPOU
6. NOVIAN 7. AWANG 8. SEMI 9. IMRON
AUDIO <><><><> AIR BOX
SOURCE <><><><> AIR BOX
DURASI 9 MENIT 30 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 5 MENIT
<><><><> AIR BOX
<><><><> AIR BOX
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
<><><><>
<><><><>
10 MENIT 10 DETIK
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
18:00:00
SEGMENT 4 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO TEMA 3. KESIMPULAN DAN DO'A 4. CLOSSING CREDIT TITTLE
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
1 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
11 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
60 MENIT
RUNDOWN TALKSHOW RELIGI " NGOBROL SARENG KANG USTADZ " (LIVE) TEMA DURASI JENIS PROGRAM MANAGER OPERASIONAL PRODUKSI PRODUSER CREATIVE NARASUMBER HARI TANGGAL PUKUL HOST TIME <><><><> 17:00:00
"KURUNG BATANG" 60 MENIT RELIGI BUDI MULYANTO MAHRUP NR UST. LANCIP KAMIS 20-Feb-14 17.00-18.00 DEVIA ALVIANI VIDEO SEGMENT 1 OBB
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. PROLOG TENTANG TEMA YANG AKAN DI BAHAS 3. HOOKER TAG TO MATERI 4. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 5. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV
CREW : 1. RIO 2. DIDIT 3. BEBEN 4. DIAN 5. CIPOU
6. NOVIAN 7. AWANG 8. SEMI 9. IMRON
AUDIO <><><><> AIR BOX
SOURCE <><><><> AIR BOX
DURASI 9 MENIT 30 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
6. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
SEGMENT 2 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
SEGMENT 3 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
18:00:00
SEGMENT 4 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO TEMA 3. KESIMPULAN DAN DO'A 4. CLOSSING CREDIT TITTLE
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 5 MENIT
<><><><> AIR BOX
<><><><> AIR BOX
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
<><><><>
<><><><>
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
1 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
11 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
60 MENIT
RUNDOWN TALKSHOW RELIGI " NGOBROL SARENG KANG USTADZ " (LIVE) TEMA DURASI JENIS PROGRAM MANAGER OPERASIONAL PRODUKSI PRODUSER CREATIVE NARASUMBER HARI TANGGAL PUKUL HOST TIME <><><><> 17:00:00
"MENYANYI MENURUT SYARIAT/HUKUM" 60 MENIT RELIGI BUDI MULYANTO MAHRUP NR UST. LANCIP RABU 12-Feb-14 17.00-18.00 DEVIA ALVIANI VIDEO SEGMENT 1 OBB
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. PROLOG TENTANG TEMA YANG AKAN DI BAHAS 3. HOOKER TAG TO MATERI 4. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 5. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 6. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
SEGMENT 2 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
SEGMENT 3 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN
CREW : 1. RIO 2. DIDIT 3. BEBEN 4. DIAN 5. CIPOU
6. NOVIAN 7. AWANG 8. SEMI 9. IMRON
AUDIO <><><><> AIR BOX
SOURCE <><><><> AIR BOX
DURASI 9 MENIT 30 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 5 MENIT
<><><><> AIR BOX
<><><><> AIR BOX
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
<><><><>
<><><><>
10 MENIT 10 DETIK
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
18:00:00
SEGMENT 4 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO TEMA 3. KESIMPULAN DAN DO'A 4. CLOSSING CREDIT TITTLE
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
1 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
11 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
60 MENIT
RUNDOWN TALKSHOW RELIGI " NGOBROL SARENG KANG USTADZ " (LIVE) TEMA DURASI JENIS PROGRAM MANAGER OPERASIONAL PRODUKSI PRODUSER CREATIVE NARASUMBER HARI TANGGAL PUKUL HOST TIME <><><><> 17:00:00
"SUAMI DURHAKA" 60 MENIT RELIGI BUDI MULYANTO MAHRUP NR UST. LANCIP KAMIS 13-Feb-14 17.00-18.00 DEVIA ALVIANI VIDEO SEGMENT 1 OBB
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. PROLOG TENTANG TEMA YANG AKAN DI BAHAS 3. HOOKER TAG TO MATERI 4. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 5. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV
CREW : 1. RIO 2. DIDIT 3. BEBEN 4. DIAN 5. CIPOU
6. NOVIAN 7. AWANG 8. SEMI 9. IMRON
AUDIO <><><><> AIR BOX
SOURCE <><><><> AIR BOX
DURASI 9 MENIT 30 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
6. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
SEGMENT 2 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
SEGMENT 3 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
18:00:00
SEGMENT 4 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO TEMA 3. KESIMPULAN DAN DO'A 4. CLOSSING CREDIT TITTLE
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 5 MENIT
<><><><> AIR BOX
<><><><> AIR BOX
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
<><><><>
<><><><>
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
1 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
11 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
60 MENIT
RUNDOWN TALKSHOW RELIGI " NGOBROL SARENG KANG USTADZ " (LIVE) TEMA DURASI JENIS PROGRAM MANAGER OPERASIONAL PRODUKSI PRODUSER CREATIVE NARASUMBER HARI TANGGAL PUKUL HOST TIME <><><><> 17:00:00
"ISTRI DURHAKA" 60 MENIT RELIGI BUDI MULYANTO MAHRUP NR UST. LANCIP RABU 19-Feb-14 17.00-18.00 DEVIA ALVIANI VIDEO SEGMENT 1 OBB
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. PROLOG TENTANG TEMA YANG AKAN DI BAHAS 3. HOOKER TAG TO MATERI 4. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 5. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 6. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
SEGMENT 2 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN
<><><><>
SEGMENT 3 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN
CREW : 1. RIO 2. DIDIT 3. BEBEN 4. DIAN 5. CIPOU
6. NOVIAN 7. AWANG 8. SEMI 9. IMRON
AUDIO <><><><> AIR BOX
SOURCE <><><><> AIR BOX
DURASI 9 MENIT 30 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 5 MENIT
<><><><> AIR BOX
<><><><> AIR BOX
10 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
<><><><>
<><><><>
10 MENIT 10 DETIK
1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO MATERI 3. HOOKER LINE FB (NGOBROL SARENG KANG USTADZ)/TWITTER @NSKU_BTV 4. LIVE STREAMING : WWW.BANTEN.TV 5. HOOKER TO THE NEXT SEGMENT BUMPER OUT VT HADIST BREAK IKLAN <><><><>
18:00:00
SEGMENT 4 ( DIALOG INTERAKTIF ) BUMPER IN 1. HOOKER OPENING PROGRAM 2. HOOKER TAG TO TEMA 3. KESIMPULAN DAN DO'A 4. CLOSSING CREDIT TITTLE
STUDIO
STUDIO
12 MENIT
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
AIR BOX AIR BOX AIR BOX
10 DETIK 10 DETIK 1 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
1 MENIT 10 DETIK
STUDIO
STUDIO
11 MENIT
AIR BOX
AIR BOX
60 MENIT