ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM ACARA PROVOCATIVE PROACTIVE DI METRO TV “EPISODE INDONESIA S.O.S” (SAVE OUR SELVES)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Kurnia Fajrianti NIM : 107051102455
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Maret 2011
Kurnia Fajrianti
ABSTRAK
Kurnia Fajrianti (107051102455) Analisis Semiotika Program Acara Provocative Proactive Di Metro Tv “Episode Indonesia S.O.S” (Save Our Selves) Lahirnya media massa merupakan salah satu kemajuan dari dunia informasi dan komunikasi. Media massa menyebarkan pesan-pesan yang mampu mempengaruhi khalayak yang mengonsumsinya dan mencerminkan kebudayaan masyarakat, dan mampu menyediakan informasi secara simultan ke khalayak yang luas dan membuat media menjadi bagian dari kekuatan institusional dalam masyarakat. Metro Tv misalnya, dengan salah satu program newsnya, Provocative Proactive, adalah salah satu program acara talkshow yang membicarakan tentang kehidupan perpolitikan, yang sangat berani mengangkat atau mengungkap isu-isu sensitif yang terjadi di Indonesia dalam menginformasikan dari keempat host dengan gaya bahasa yang berani untuk menyampaikannya kepada masyarakat, terutama pada pemirsanya. Kemudian, pertanyaan yang terbersit adalah: bagaimana representasi makna dari 4 (empat) pembawa acara (host) dan gaya bahasa yang ditampilkan dari masing-masing host? sign atau tanda-tanda apa yang terdapat dalam program acara Provocative Proactive? serta bagaimanakah analisis interpretant peneliti terhadap tanda-tanda tersebut? Teori semiotika menurut Pierce merupakan sebuah nama lain bagi logika, yakni doktrin formal tentang tanda. Yang menjadi dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda, tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri, sejauh yang terkait dengan pikiran manusia. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. Dengan melakukan analisis dan pencarian data melalui pengamatan dan dokumentasi, maka dapat disimpulkan bahwa Provocative Proactive memberikan kritik dalam bentuk peran-peran yang dimainkan oleh host yang mewakili keadaan di masyarakat dengan memasukkan bagian lain dari penyampaian pendapat melalui sebuah pesan dengan penambahan unsur karakter, sehingga pemirsa dapat menginterpretasikan suatu masalah.
i
KATA PENGANTAR Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kemudahan dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan saran dari berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, penulis sampaikan terima kasih sebesar-besarnya, yang secara khusus kepada : 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2. Ibu Dra. Rubiyanah, MA. Ketua Konsentrasi Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan. 3. Bapak Rulli Nasrullah, M.Si. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan arahan kepada penulis, saran serta motivasi selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas bantuannya Kang. 4. Dosen dan Karyawan di Lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya untuk Bapak Sudirman Tebba. ii
5. Khusus untuk Almarhum Ayah H. Syarif Hidayat yang sekuat tenaga memberikan
pendidikan kepada penulis hingga penulis bisa menyusun
skripsi ini, tanpa ayah penulis tak berarti apa-apa. Terima kasih ayah kau penerang disetiap langkahku. 6. Mama tersayang Hj. Ida Fathiyah yang selalu memberikan semangat penulis untuk cepat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih mama untuk semangatnya, materi dan motivasi kepada penulis. 7. Ketiga kakaku: M. Idham Syahid, S.HI, Yeni Aulia Hildayati, M. Anshori, dan adikku M. Dimyati Syahid Amani. Kakak iparku Citra Syahrina dan M. Hadi Wibowo. Terima kasih untuk semangatnya kepada penulis. Ponakanku Ravan El-Firas Syahid. Terima kasih untuk keceriaannya. 8. Khusus untuk M. Irfan Hardiansyah, S.E.Sy. Terima kasih beb untuk semangatnya, bantuannya, tenaga dan pikirannya untuk penulis dalam penelitian ini. “Because of you, I can did it fast.” 9. Keluarga besar H. Gesang Rahardjo dan Mama Tri. Terima kasih untuk motivasinya dan doanya untuk penulis. 10. Sahabat-sahabatku sedari MTs, MAN hingga sampai sekarang kita selalu bersama: Eva, Zie, Ania, Rizka, Uchay, Melani, Hana. Terima kasih sahabatku sayang untuk motivasinya. 11. Untuk Six Sense. Silvia, Lola, Tya, Nunu, Nana. Beribu ucapan terimakasih untuk semangat dan kebersamaan kalian selama masa perkuliahan. “Stay together, and still be the best for the people around us.”
iii
12. Jurnalistik angkatan 2006 kak Agnes, kak Jendral dan kak Novi, kak Mimi. Terima kasih untuk bantuannya kepada penulis pada saat detik-detik terakhir pendaftaran sidang dan wisuda. Terutama untuk kak Yiqi yang setia membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih banyak kak. 13. Kawan-kawan Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2007, Zahra, Zeto, Ririn, Cahya, Mauwa, Ditha, Zabrina, Yanti, Ika, Dodo, Alan, Anay, Ajat, Era, Miral, Kiki, Taufiq, Wahyu, Ibenk, Rezza, Ipunk, Fajar, Helmi. Terima kasih atas kebersamaannya, penulis bangga menjadi bagian dari kalian. Tetap berjuang dan tetap semangat. Besar harapan
penulis bahwa skripsi ini dapat menambah keilmuan
terutama bagi rekan-rekan mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan perbaikan pada penelitian-penelitian dengan tema yang sama selanjutnya. Atas segala perhatian, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
Kurnia Fajrianti
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 5 D. Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ..... 6 E. Sistematika Penulisan ........................................................ 8 BAB II
KERANGKA TEORITIS A. Semiotika ........................................................................... 10 1. Pengertian Semiotika ................................................... 10 2. Objek dan Ruang Lingkup Semiotika .......................... 17 3. Fungsi Semiotika ......................................................... 19 4. Kesimpulan Teori Semiotika Menurut Pierce. ............................................................ 20 B. Semiotika Televisi.............................................................. 22 1. Pengertian Semiotika Televisi...................................... 22 C. Bahasa Media ..................................................................... 27 1. Pengertian Bahasa ........................................................ 27
v
2. Pengertian Media ......................................................... 29 3. Pengertian Bahasa Media ............................................. 29 BAB III
GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Metro Tv ............................................... 30 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Metro Tv .............................................. 30 2. Misi dan Visi Metro Tv ................................................ 32 3. Sekilas Program Metro Tv ........................................... 34 4. Kategori Program Metro Tv ........................................ 34 B. Gambaran Umum Acara Provocative Proactive................ 39
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN A. Analisis Semiotika 4 (Empat) Tokoh Host Acara Provocative Proactive ............................................... 42 1. Pandji Pragiwaksono di Provocative Proactive ........... 42 a. Biografi Pandji Pragiwaksono ................................... 55 2. Raditya Dika di Provocative Proactive.......................... 58 b. Biografi Raditya Dika ................................................ 62 3. Ronald Suraprada ........................................................... 65 c. Biografi Ronald Surapradja ....................................... 68 4. Joshua Matulessy alias J Flow ....................................... 70 d. Biografi J Flow .......................................................... 73
vi
B. Analisis Semiotika 3 (Tiga) Tokoh Narasumber pada Acara Provocative Proactive Episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves) ................................... 75 1. Gantyo ............................................................................ 75 2. Berry Nahdian ................................................................ 80 3. Dik Doank ...................................................................... 85 C. Analisis Hasil Penelitian.................................................... 91 D. Sisi Positif dan Negatif pada Acara Provocative Proactive Episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves) ................................................................................ 93 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 95 B. Saran ................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada dekade ini, komunikasi telah sampai pada suatu tingkat di mana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak. Dalam bahasa Dovifat (1967), teknologi komunikasi mutakhir ini telah menciptakan apa yang disebut “Publik dunia”.1 Gerbner (1967) pun berusaha memberi pengertian komunikasi massa yang tidak lain adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.2 Dalam pengertian itulah kita bertemu dengan beberapa istilah popular, seperti banjir komunikasi, era informasi, masyarakat informasi atau era satelit. Media massa merupakan pusat dari kajian komunikasi massa. Lahirnya media massa merupakan salah satu kemajuan dari dunia informasi dan komunikasi. Media massa menyebarkan pesan-pesan yang mampu mempengaruhi khalayak yang mengonsumsinya dan mencerminkan kebudayaan masyarakat, dan mampu menyediakan informasi secara simultan ke khalayak yang luas, dan membuat media menjadi bagian dari kekuatan institusional dalam masyarakat.3
1
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.ke-21, h. 186. 2 Ibid., h. 188. 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-18, h. 22-26.
1
2
Media massa dalam hal ini disebut pula media jurnalistik, merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Sebab komunikasi massa itu sendiri, secara sederhana berarti kegiatan komunikasi yang menggunakan media (communicating with media). Menurut Bittner (1986:12), sebagaimana yang dikutip oleh Asep Saeful Muhtadi, menyatakan bahwa komunikasi massa dipahami sebagai “messages communicated through a mass medium to a large number of people,” suatu komunikasi yang dilakukan melalui media kepada sejumlah orang yang tersebar di tempat-tempat yang tidak ditentukan. Jadi, media massa adalah suatu alat transmisi informasi, seperti koran, majalah, buku, radio, dan televisi, atau suatu kombinasi bentuk-bentuk media itu.4 Media televisi tampaknya telah diasosiasikan dengan pesan (yang berbeda dan selalu diingat), organisasi yang komplek dan besar, distribusi (sumber universal bagi semua), teknologi tinggi dengan profesi baru (pembuat berita/cerita televisi), bintang televisi serta pembawa acara televisi. Pendidikan masyarakat yang semakin baik, diharapkan sebagai penangkal masuknya unsur-unsur negatif dari media televisi (isi acara). Melihat kenyataannya banyaknya berbagai acara maka secara tidak langsung, masyarakat telah terpropaganda dengan media televisi.5 Istilah talkshow adalah aksen dari bahasa Inggris di Amerika. Di Inggris sendiri, istilah talkshow ini biasa disebut chatshow. Pengertian talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul 4
Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 73. 5 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa; Sebuah Analisis Media Televisi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-1, h. 4-9.
3
bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tetapi serius, yang dipandu oleh satu moderator bahkan bisa lebih. Kadangkala, talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman yang unik. Talkshow dibuat dengan tujuan tertentu kemudian hasilnya tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat dengan peralatan teknis. Bahkan bila dibandingkan dengan jenis komunikasi massa bersifat menyampaikan berita yang aktual, talkshow dianggap jenis yang paling efektif dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Provocative Proactive adalah salah satu program acara talkshow yang ada di stasiun Metro Tv. Program acara tersebut membicarakan tentang kehidupan perpolitikan, yang sangat berani mengangkat atau mengungkap isu-isu sensitif yang terjadi di Indonesia dalam menginformasikan dan menyampaikannya kepada masyarakat. Acara Provocative Proactive pada episode “Indonesia S.O.S” (Save Our Salves) membicarakan tentang suatu kejadian alam atau bencana yang sedang terjadi di Negara kita pada penghujung akhir tahun 2010, dan penanganan bencara yang kurang tanggap dari pemerintah. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisis program acara Provocative Proactive episode ”Indonesia S.O.S” (Save Our Selves). Penulis menilai bahwa program acara talkshow Provocative Proactive di Metro Tv sangat cocok ditonton oleh para mahasiswa yang memiliki sikap kritis
4
dalam masalah-masalah sensitive di negeri ini. Mengingat bahwa mahasiswa dituntut untuk memiliki sifat kritis, daya nalar dan intelektual tinggi, memiliki kreatifitas, yang diimbangi akhlak dan moral yang baik, menerima, meresap, menyaring dan memanfaatkan segala bentuk informasi yang didapat. Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis bermaksud menyusun skripsi dengan judul “ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM ACARA PROVOCATIVE PROACTIVE DI METRO TV “EPISODE INDONESIA S.O.S” (SAVE OUR SELVES). B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a. Repesentasi makna dari 4 (Empat) pembawa acara (Host) di program acara Provocative Proactive? b. Sign atau tanda-tanda dalam program acara Provocative Proactive? c. Apa makna (Interpretasi) program acara Provocative Proactive? 2. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada kajian pada program acara Provocative Proactive di Metro Tv. Penelitian ini tidak menggunakan survei karena tidak meneliti efeknya terhadap pemirsa setia Provocative Proactive. Makna simbolik dalam acara Provocative Proactive yang terdapat pada penelitian ini adalah hasil dari analisa peneliti. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana makna tanda-tanda dalam acara Provocative Proactive dilihat dari perspektif analisis
5
semiotika, dengan membatasi pembahasan terhadap posisi pro-kontra host maupun narasumber terhadap isu yang diangkat. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: a. Untuk mengetahui repesentasi makna dari 4 (Empat) pembawa acara (Host), dan gaya bahasa yang ditampilkan dari masing-masing host dalam program acara Provocative Proactive. b. Untuk mengetahui sign atau tanda-tanda pada makna dari 4 (empat) pembawa acara (Host), setting tempat, dan gaya bahasa yang ditampilkan
dari
masing-masing
host
dalam
program
acara
Provocative Proactive. c. Untuk mengetahui hasil analisis interpetant pada tanda-tanda dalam makna dari 4 (empat) host, dan gaya bahasa yang ditampilkan dari masing-masing host dalam program acara Provocative Proactive. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan kajian media, terutama kajian yang berhubungan dengan media dan komunikasi massa. Selain itu kajian ini diharapkan memberikan pandangan baru dalam kajian komunikasi khususnya pada konsep acara Provocative Proactive, terutama jika dilihat dari analisis semiotik.
6
b. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
awal bagi penelitian serupa di masa mendatang. Selain itu juga memberi masukan akademis bagi para pecinta program acara Provocative Proactive dilihat dari analisis semiotika. D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode
penelitian
yang
digunakan
adalah
pendekatan
kualitatif.
Pembahasan dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Untuk memperjelas analisis, maka pendekatan semiotik akan sangat membantu. Pendekatan semiotik yang penulis lakukan memakai pendekatan semiotik teori Charles Sanders Pierce (representasi, sign dan interpretasi). 2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Menurut Indriantoro dan supomo, observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda-benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengam individu-individu. Data yang dikumpulkan pada umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat atau rinci, serta bebas dari respon biasa.6 Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengkodean serangkain perilaku.7 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dengan melihat langsung serta mencermati setiap tanda-tanda pada objek penelitian yakni pada video program acara 6
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 34. 7 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 83.
7
Provocative Proactive episode Indonesia S.O.S dan penelitian berlangsung selama 3 bulan lebih, terhitung pada tanggal 4 November 2010 hingga 22 Februari 2011. b. Dokumentasi Definisi dokumentasi menurut kamus bahasa Indonesia adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan.
Adapun
definisi
lain
dokumentasi
adalah
pemberian
atau
pengumpulan bukti-bukti dan keterangan.8 Pada dasarnya dokumentasi adalah penelitian berupa mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai bentuk data tertulis, baik dari buku, majalah ataupun dari media lain. c. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah empat host yang diteliti, dan objek penelitian adalah karakteristik dari masing-masing host tersebut. Berikut adalah program acara talkshow Provocative Proactive di Metro Tv episode Indonesia S.O.S. 3. Analisis Data Teknik analisis data adalah dengan menggunakan semiotika model Charles Sander Peirce yaitu representasi, sign dan interpretasi. Representasi ialah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda akan selalu mengacu ke sesuatu yang lain, oleh Pierce disebut obyek (denotatum).
8
http://www.google.co.id/search?q=definisi+dokumentasi&hl=id&biw=1024&bih=577& prmd=ivns&tbs=clir:1,clirtl:en,clirt:en+definition+documentation.
8
Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Interpretant ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda. E. Sistematika Penulisan Untuk lebih terarah dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing bab. Penulis membaginya menjadi lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
: KERANGKA TEORITIS Dalam bab ini penulis menguraikan tentang teori-teori yang digunakan yang sesuai dengan permasalahan.
BAB III
:Gambaran Umum Metro Tv dan Program Acara Provocative Proactive. Menguraikan sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi, target audiens dari Metro Tv, struktur organisasi
dan
gambaran
Provocative Proactive.
umum
program
acara
9
BAB IV
: ANALISIS PENELITIAN Membahas hasil penelitian yang berisi tentang tandatanda yang terdapat pada 4 (empat) pembawa acara (host), dan gaya bahasa yang ditampilkan dari masingmasing host pada program acara Provocative Proactive.
BAB V
: PENUTUP Meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Semiotika 1. Pengertian Semiotika Semiotika berasal dari kata Yunani yaitu semeion yang berarti tanda. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika.1 Semiotika menurut Charles S. Pierce adalah tidak lain dari pada sebuah nama lain bagi logika, yakni doktrin formal tentang tanda. Yang menjadi dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda, tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri, sejauh yang terkait dengan pikiran manusia.2 Penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dengan demikian, bagi Pierce semiotika adalah suatu cabang dari filsafat yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsi sebagai tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain.3 Semiotika menurut Charles Sanders Pierce adalah merupakan tentang tanda sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari logika.4 Menurutnya, dalam pengertian yang paling luas logika adalah “Pemikiran yang berlangsung melalui 1
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 11. Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Buku Baik, 2008), h. 3. 3 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), 2
h. 33. 4
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004), h. 12.
10
11
tanda”, setara dengan semiotika umum, yang tidak hanya meninjau kebenaran, tetapi juga kondisi umum tanda yang menjadi sebuah tanda. Tanda terkait dengan logika karena tanda adalah sarana pikiran sebagai artikulasi bentuk-bentuk logika.5 Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), objek, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.6 Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.7 Contohnya ialah saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang mengomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol keseksian. Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat 5 6
Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Buku Baik, 2008), h. 4. Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),
h. 34. 7
Rahmat Kriyanto, Teknik Praktis Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), h.261.
12
Strowberi dengan akting dan penampilan fisiknya yang memikat, para penonton bisa saja memaknainya sebagai ikon wanita muda cantik dan menggairahkan. Tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Kajian semiotika dibedakan atas dua jenis, yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi.8 Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya adalah mengasumsikan adanya enam factor dalam komunikasi. Yaitu: pengirim, penerima kode, pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan). Sedangkan semiotika signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu.9 Dalam hal ini yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisisnya pada penerimaan tanda lebih diperhatikan dari pada proses komunikasinya, karena tujuan berkomunikasi pada hal ini tidak dipersoalkan. Menurut Rahayu Surtiati Hidayati dalam Chistomy dan Untung Yuwono bahwa semiotika dapat dimanfaatkan oleh berbagai ilmu: arsitektur, kedokteran, sinematografi, linguistic, kesusatraan, bahkan hukum dan antropologi untuk memahami tanda. Semiotika adalah teori dan analisis berbagai tanda dan pemaknaan. Pada dasarnya para semiotikus melihat kehidupan sosial dan budaya sebagai pemaknaan, bukan sebagai hakikat esensial objek.10
8
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2006), h. 15. Ibid, h. 16. 10 Chitomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004), h. 77-78. 9
13
Semiotika mengkaji tanda, dan segala sesuatu yang bertalian dengan tanda. Kemudian, semua jelas dapat menjadi tanda sehingga tidak ada yang tidak dapat untuk dijadikan topik penelitian semiotika. Dengan kata lain, perangkat pengertian semiotika dapat diterapkan pada semua bidang kehidupan asalkan persyaratannya terpenuhi yaitu ada arti yang diberikan, ada pemaknaan, dan ada interpretasi. Ada dua tokoh semiotika yang perlu kita ketahui. Penulis akan memaparkan secara singkat kaitan diantara para pakar semiotika tersebut. Yaitu: Ferdinand de Saussure (1857-1913) di Swiss, dia adalah orang yang pertama kali mencetuskan gagasan untuk melihat bahasa sebagai sistem tanda.11 Ada tiga aliran yang diturunkan dari teori tanda Saussure. Pertama, semiotika komunikasi yang menekuni tanda sebagai bagian dari proses komunikasi. Kedua, semiotika konotasi yaitu yang mempelajari makna konotatif dari tanda. Ketiga, yang sebenarnya merupakan aliran di dalam semiotic konotasi adalah semiotik ekspansif dengan tokohnya yang paling terkenal Julia Kristeva. Dalam semiotik jenis ini, pengertian tanda kehilangan tempat sentralnya karena digantikan oleh pengertian produksi arti. Tujuan semiotik ekspansif adalah mengejar ilmu total dan bermimpi menggantikan filsafat.12 Charles Sanders Pierce (1834-1914) di Amerika Serikat. Pierce juga melakukan hal yang kurang lebih sama. Ia mendefinisikan tanda sebagai yang terdiri atas representamen (secara harfiah berarti „sesuatu yang melakukan representasi‟) yang merujuk ke objek (yang menjadi perhatian representamen), 11
Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, cetakan 1, 2010), h. 36. Chitomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004), h. 82-83. 12
14
membangkitkan arti yang disebut sebagai interpretant (apa pun artinya bagi seseorang dalam konteks tertentu). Hubungan antara ketiga dimensi ini tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Pierce juga membuat tipologi 66 jenis tanda, dan mengklasifikasikannya sesuai dengan fungsi yang dimilikinya. 13 Pierce mengadakan kalsifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan ada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia.14 Teori semiotika Peirce dapat juga dikatakan sebagai teori segitiga makna (triangle meaning) Peirce yang terdiri atas sign (tanda), object (objek), dan interpretant (interpretasi). Menurut Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda
13
Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, cetakan 1, 2010), h. 36-37. Chitomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004), h. 83-84. 14
15
ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga makna Peirce lazimnya ditampilkan sebagai tampak dalam gambar berikut:15
Berdasarakan objeknya, Pierce membagi tanda atas ikon, indeks, dan symbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah atau objeknya bersifat kemiripan. Misalnya, potret dan peta indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab-akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Misalnya, asap menandakan bahwa adanya api. Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan ini berdasarkan perjanjian masyarakat. 16 Berdasarkan interpretant, tanda dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya seseorang yang merah matanya bisa 15
http://wikipedia.com/2008/10/27/semiotika/ Diakses pada 20 Desember 2010, Pukul
10:22. 16
http://google.com/gambar/2009/02/12/semiotika.pierce/ Diakses pada 20 Desember 2010, Pukul 11:10.
16
saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, marah, atau baru bangun tidur. Dicent sign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya, apabila di satu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di jalan tersebut akan dipasang rambu lalu lintas yang menandakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu.17 Dalam pandangan Stephen W. Littlejohn (1996) menyebut Umberto Eco sebagai ahli semiotika yang menghasilkan salah satu teori mengenai tanda yang paling komprehensif dan kontemporer. Menurut Littlejohn, teori Eco penting karena ia mengintegrasikan teori-teori semiotika sebelumnya dan membawa semiotika secara lebih mendalam (Sobur, 2006), berbagai definisi yang diberikan Peirce lebih luas dan secara semiotic lebih berhasil. Semiotik bagi Peirce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influence), atau kerjasama tiga subjek, yaitu tanda (sign). Objek (object), dan interpretan (interpretant). Yang dimaksud subjek pada semiotika Peirce bukan subjek manusia, tetapi tiga entitas semiotic yang sifatnya abstrak sebagaimana disebutkan diatas, yang tidak dipengaruhi oleh kebiasaan berkomunikasi secara konkret. Menurut Peirce, seperti dikutip Eco (1976:15), “something which stands to somebody for something in some respect or capacity” (tanda adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal untuk kapasitas). Tanda bisa berarti sesuatu bagi seseorang jika hubungan yang berarti” ini diperantarai oleh intrpretan. Eco sepakat dengan Peirce 17
Alex Sobur, op. cit, h. 86.
17
dalam mengartikan interpretan sebagai suatu peristiwa psikologis dalam pikiran interpreter. Definisi Peirce tidak menuntutkualitas keadaan yang secara sengaja diadakan dan secara artificial diupayakan. Lebih dari itu, definisi Peirce bisa juga dipakai untuk gejala yang tidak dihasilkan oleh manusia. Menurut Peirce, logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, dilakukan melalui tanda-tanda yang memungkinkan kita untuk berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan member makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. 2. Objek dan Ruang Lingkup Semiotika Sebagai suatu model, semiotika memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. Dengan demikian semiotika mempelajari hakikat tentang kebenaran suatu tanda. Pada dasarnya pusat utama pada pendekatan semiotika adalah pada tanda. Menurut John Fiske, terdapat tiga area penting dalam studi semiotika, yakni: Pertama, tanda itu sendiri.Kedua, kode atau sistem dimana lambang-lambang disusun. Ketiga, kebudayaan dimana kode dan lambang itu beroperasi. Bagi Pierce, tanda dibentuk melalui hubungan segi tiga representament tanda, yaitu bagian tanda merujuk pada sesuatu menurut cara atau berdasarkan kapasitas tertentu. Struktur semiosis oleh Pierce dibagi melalui beberapa hubungan.18
18
Ibid, h. 97-98.
18
1). Hubungan penalaran dengan jenis penandanya : a). Qualism: penanda yang bertalian atau dibentuk dengan kualitas. Misalnya, warna putih. b). Sinsigns: penanda yang bertalian dengan kenyatan. Misalnya, sebuah tangisan berarti hatinya sedang bersedih, dan sebagainya. c). Legisign: penanda yang bertalian dan berbentuk dari kaidah, hukum atau aturan. Misalnya, norma agama. 2). Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya a). Icon: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya. Terlihat pada gambar, lukisan, atau foto. b). Index: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya. Misalnya, banjir sebagai tanda adanya air. c). Symbol: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara konvensi telah lazim digunakan dalam masyarakat. 3). Hubungan pikiran dengan jenis petandanya a). Rheme or seme: penanda yang bertalian dengan terpahaminya objek, petanda bagi penafsir. Misalnya, sebuah konsep. b). Dicent or decisign or pheme: penanda yang menampilkan informasi tentang petandanya. Misalnya, pernyataan deskriptif.
19
c). Argument: penanda yang pertandanya akhir bukan suatu benda melainkan kaidah sebagai sebuah nalar. Misalnya, preposisi. Kesimpulan Pierce telah menjadi rujukan paling matang bagi perkembangan semiotika pada abad berikutnya. Meskipun demikian, Pierce tetap mewakili kelanjutan pemikiran masa lampau. 3. Fungsi Semiotika Fungsi semiotika di sini bergantung pada macam stsu jenis dari semiotika yang ada.19 a. Semiotika analitik adalah berfungsi untuk menganalisis sistem tanda. b. Semiotika deskriptif adalah berfungsi untuk memperlihatkan sistem tanda yang dapat kita alami saat ini, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Misalnya, langit yang gelap menandakan bahwa akan turun hujan. Namun, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan berbagai seni, telah banyak tanda yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. c. Semiotika faunal adalah berfungsi untuk memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Misalnya, seekor kucing yang mengeongngeong itu menandakan bahwa kucing tersbut ingin meminta makanan atau ada sesuatu yang terjadi. d. Semiotika cultural adalah berfungsi untuk menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. 19
Alex Sobur, op. cit, h. 100-101.
20
e. Semiotika naratif adalah berfungsi untuk menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan. f. Semiotika natural adalah berfungsi untuk menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Misalnya, kejadian Tsunami di Aceh yang membuat ratusan rumah hancur, menandakan bahwa di pantai Aceh telah terjadi gelombang air laut yang cukup dahsyat. g. Semiotika normatif adalah berfungsi untuk menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma. Misalnya, peraturan di lalu lintas, adanya rambu-rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh pemakai jalan. h. Semiotika sosial adalah semiotic yang khusus menelaah sistem lambang berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat. i. Semiotika struktural adalah semiotic yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa. 4. Kesimpulan Mengenai Teori Semiotika Menurut Peirce Prinsip dasar dari model tanda trikotomis yang dikemukakan oleh Peirce ialah bahwa tanda bersifat representatif. Dengan prinsip dasar seperti itu, tanda menjadi sesuatu yang menjelaskan sesuatu yang lain (something that represent something else). Karenanya, Peirce menjadikan proses pemaknaan tanda mengikuti hubungan antara tiga titik berikut: representamen (R) -- object (O) -interpertant (I). R adalah bagian tanda yang dapat dipersepsi (secara fisik atau mental). Pada bagian inilah, seorang manusia mempersepsi dasar (ground).
21
Selanjutnya, tanda ini merujuk pada sesuatu yang diwakili olehnya (O). Bagian ini menuntun seseorang mengaitkan dasar (ground) dengan suatu pengalaman. I sendiri merupakan bagian dari proses yang menafsirkan hubungan R dengan O. Di sinilah, seseorang bisa menafsirkan persepsi atas dasar yang merujuk pada objek tertentu. Dengan cara pandang demikian, Peirce menjadikan tanda tidak hanya sebagai representatif, tetapi juga interpretatif (Hoed, 2002:21). Maksudnya, tanda tidak hanya mewakili sesuatu, tetapi juga membuka peluang bagi penafsiran kepada yang memakai dan menerimanya. Jadi, setiap tanda diberi makna oleh manusia dengan mengikuti proses yang disebutnya semiosis. Teori Peirce tentang tanda memperlihatkan pemaknaan tanda menjadi suatu proses kognitif dan bukan sebuah struktur. Proses seperti inilah yang disebut semiosis, yaitu suatu proses pemaknan tanda yang bermula dari persepsi atas dasar, kemudian dasar merujuk pada objek, akhirnya terjadi proses interpertan. Penerapan dari model trikotomis Peirce ini dapat dilihat dalam contoh berikut: apabila seseorang melihat plat nomer mobil berwarna merah, maka ia melihat sebuah R yang membuatnya merujuk pada suatu O, yakni plat mobil bersangkutan. Proses selanjutnya ialah ia menafsirkannya, misalnya, bahwa mobil itu adalah milik pegawai pemerintahan atau milik pejabat (I). Pada saat tanda (plat nomer berwarna merah) ini masih dalam tataran antara R dan O, maka tanda itu masih menunjukkan identitas (dasar: identitas). Inilah nanti yang disebut dengan ikon. Selanjutnya, bila dalam kognisi pemakai tanda itu, ia menafsirkan bahwa plat nomor itu adalah „mobil dinas' (I), maka tanda seperti itu disebut lambang,
22
yaitu hubungan antara R dan O bersifat konvensional (seseorang harus memahami konvensi tentang hubungan antara plat mobil warna merah dengan „mobil dinas').20 Peirce secara khusus memberi perhatian pada tanda dan objek yang diacunya. Bagi Peirce, makna tanda yang sebenarnya adalah mengemukakan sesuatu. Jadi, suatu tanda mengacu pada suatu acuan, dan representasi seperti itu menjadi fungsi utamanya. Representasi juga baru dapat berfungsi apabila ada bantuan dari sesuatu (ground). Sering kali ground suatu tanda merupakan kode, namun ini tidak berlaku mutlak. Kode sendiri merupakan suatu sistem peraturan yang bersifat transindividual (melampaui batas individu) (Zoest, 1992:9). Namun demikian, banyak tanda yang bertitik tolak dari ground yang bersifat sangat individual. Seperti dikemukakan di atas, tanda juga diinterpretasikan. Jadi, tanda selalu dihubungkan dengan acuan, dari tanda yang orisinal berkembang suatu tanda baru (interpertant). Jadi, tanda selalu terdapat hubungan segitiga (ground, object, interpertant) yang satu sama lain saling terikat. B. Semiotika Televisi 1. Pengertian Semiotika Televisi Semiotika televisi dicirikan sebagai teks sosial. Didefinisikan sebagai sesuatu yang menjadi representasi lagi mengarahkan dan memberikan informasi masyarakat luas mengenai masalah-masalah mutakhir.21
20
http://wikipedia.com/2008/10/27/semiotika/ Diakses pada 20 Desember 2010, Pukul
21
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 167.
10:22.
23
Televisi adalah pedang bermata dua. Pada sisi positifnya, televisi berperan sangat besar dalam melakukan perubahan penting yang sangat berarti di dalam masyarakat. Kegiatan membaca atau menonton acara televisi memerlukan tingkat refleksi kritis tertentu pada petanda yang ditampilkan, maka hal ini tidak diperlukan saat kita menonton citra-citra televisi. Hal ini mengakibatkan, seperti yang sudah ditekankan Baudrillard (1988) tentang munculnya sikap pasif dan tidak reflektif yang berlangsung umum saat manusia menerima dan memahai pesan-pesan melalui televisi. Oleh sebab itu, secara diam-diam televisi telah mengakibatkan sejenis kemalasan intelektual di dalam masyarakat secara keseluruhan. Dari keberadaannya televisi dihadirkan menjadi bagian yang sangat penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang sedang terjadi di belahan dunia. Dalam hal ini massa yang menjadi objek utama dari liputan media televisi.22 Terdapat beberapa aspek bentuk manusia yang diperiksa ketika kita melakukan persepsi:23 1. Simetri lateral. Seperti makhluk, manusia dimulai sebagai telur dibuahi yang mulai membagi dan melipatduakan jumlah selnya pada masingmasing pembagian lebih lanjut yang selalu terjadi di sepanjang suatu sumbu.meskipun sisi sebelah kiri tubuh tidak secara persis 22 23
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Media Televisi), h. 21. Ibid, h. 168-170.
24
mencerminkan sisi sebelah kanan, kita mengambil sebagai pemahaman umum bahwa anggota badan kita, organ-organ eksternal, dan banyak organ internal memiliki pasangan dan terletak pada sumbu vertikal. Kita mengalami hal ini secara langsung melalui system keseimbangan rumit yang melibatkan otak, mata, dan telinga. Pola piker (mindset) kita yang berorientasi kepada kesimetrian lebih menyukai penutup, kelengkapan, dan keseimbangan fisik. Sebagai akibatnya, desai-desain tertentu hanya bias berhasil jika simetris, dan gagal jika asimetris secara radikal. 2. Vertikalitas. Cara berdiri kita yang tegak di atas dua kaki memberikan kita pelbagai kelebihan dibandingkan makhluk-makhluk lain, dan gerakan kita untuk sebagai besar itu vertical. Tentu saja, bentuk manusia dapat dikenali dalam posisi tengkurap dan duduk, tetapi model mantal kita adalah model sosok yang berdiri dengan wajah menghadap ke depan (frontal). Bahkan pandangan dari samping, menurut Rudolf Arnheim, tidak menawarkan kejutan dasar apa pun, karena tidak ada perkara esensial apa pun yang tersembunyi, dan penampilan umum dari pandangan ini mewujudkan “hukum tentang keseluruhan”. 3. Diferensiasi. Hanya anak yang masih sangat mudalah yang gagal menghasilkan gambar bentuk manusia dengan batangtubuh, tetapi dia bahkan akan menambahkan tangan dan kaki pada kepala. Jelas orang dewasa memahami manusia sebagai bentuk yang dibedakan menjadi
25
batang tubuh, kaki dan telapak kaki, lengan, dan tangan, bahu yang membulat, leher, dan kepala. 4. Rangka dan sumbu. Orang dewasa memahami tubuh sebagai sesuatu yang didukung oleh sistem rangka, rangka tersebut pada gilirannya dilihat tidak hanya sebagai organ pertahanan yang terhadapnya jaringan lembut digantungkan, tetapi merupakan skema, begitu dikatakan, yang menggambarkan kepala dan sumbu batang tubuh, leher, dan anggota badan. Secara individual, bagian-bagian komponen rangka tersebut memiliki karakter yang tidak menyerupai bentukbentuk organic yang lain, karena sifatnya linier, asimetris, keras dan memiliki ketebalan berbeda sepanjang dimensi panjangnya. 5.
Kulit. Struktur yang merentang diatas sebuah kerangka bisa dilihat sebagai metafora bagi kulit, meskipun struktur tersebut mungkin hanya melaksanakan sebagai fungsi actual kulit manusia yang merupakan organ yang memperbarui diri sendiri. Karena itu, kain pelapis sofa mengandung kelembaban, dan kain paying yang melindungi.
6.
Dengan
menangkal
kelembaban,
sementara
pakaian
nilon
mengaspirasikan kelembaban. 7.
Bentuk organik. Bentuk-bentuk minimal yang disebutkan di atas mensyaratkan adanya garis luar dan garis bentuk yang konsisten dengan hakikat daging kita. Kita memberi tanggapan secara cepat terhadap bentuk yang lunak sebagai sesuatu yang cocok dengan bentuk-bentuk lunak yang ada pada diri kita sendiri.
26
8. Kepala dan wajah. Sekali lagi, sumbu vertikal dan simetri bilateral merupakan perangkat penataan frontal yang terlihat jelas. Profil seksama alis, hidung, bibir, dagu, dan leher sangat penting bagi pengenalan individu tertentu, yaitu pola dasarnya. Aspek-aspek yang sama harus dibedakan untuk membentuk pandangan samping dari bentuk manusia yang esensiala atau minimal. Banyak benda yang dikenakan di kepala atau dipasangkan ke kepala, seperti head phone dan kacamata, juga simetris. Sebuah radio stereo pasti mencerminkan indera pendengaran kita yang sterefonik, dan kita, pada gilirannya, mengenali simetri kita sendiri dalam pencerminan tersebut. 9. Tangan. Meskipun jarang digunakan dalam desain, citra representative tangan tampak pada pengekspresian ayunan seperti dalam kursi goyang, “Joe Sofa”. Dalam bentuk yan lebih abstrak, kedua tangan manusia direfleksikan dalam pelbagai budaya alat dan perkakas yang menggantikan kedua tangan: tang, kunci inggris, sekop, tongkat penunjuk, catok, pemukul lalat dan seterusnya. 10. Gerak-gerik dan ekspresi. Tidak ada makhluk lain yang memiliki begitu banyak bahasa visual seperti manusia atau memiliki bahasa tubuh yang ekspretif. Memang, rentang ekspresi fisik yang menggunakan wajah dan tubuh bervariasi sangat besar di antara pelbagai budaya dan subkultur, pekerjaan, kepribadian, dan hakikat pesan non-verbal.
27
11. Unsur-unsur yang erotis. Penggunaan citra pelbagai organ reproduksi tubuh bukan tidak lazim pada pelbagai peradaban kuno, dan bahkan dapat ditemukan dalam pelbagai tempat publik. Peirce membedakan tanda-tanda yang digunakan sebagai simbolsimbol yang digunakan sebagai ikon atau indeks (index).24 C. Bahasa Media 1. Pengertian Bahasa Secara terminologi bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain.25
24 25
Bronwen Martin and Felizitas Ringham, Dictionary of Semiotics, 2000 h. 128. Suhaemi, M.Si & Rulli Nasrullah, M.Si, Bahasa Jurnalistik, h. 1-2.
28
Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu: 1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri. Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurangkurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. 2. Sebagai alat komunikasi, saluran perumusan maksud yang melahirkan perasaan dan memungkinkan adanya kerjasama antarindividu. 3. Alat mengadakan intergrasi dan adaptasi sosial. bahasa merupakan salah
satu
unsur
kebudayaan
yang
memungkinkan
manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil
bagian
dalam
pengalaman
tersebut,
serta
belajar
berkenalan dengan orang lain. 4. Alat untuk mengadakan control sosial. bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak orang lain. Bahasa juga mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi suatu masyarakat. Adapun tanggapan lain menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
29
2. Pengertian Media Media sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam. Media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. 3. Pengertian Bahasa Media Media massa jelas sekali harus memperhatikan bahasa yang akan digunakan untuk menyampaikan semua informasinya kepada publiknya. Memperhatikan bahasa yang demikian itu dalam media massa dapat terpenuhinya dengan pemakaian kaidah-kaidah kebebasan yang benar. Jadi, bahasa di dalam media massa itu harus memperhatikan kedua-duanya setiap kali memerankan diri sebagai penyampai pesan atau informasi kepada publik.26
26
10:22.
http://wikipedia.com/2008/09/25/bahasamedia/ Diakses pada 27 Januari 2011, Pukul
BAB III GAMBARAN UMUM
A. METRO TV 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Metro Tv Metro Tv adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000. Metro Tv merupakan salah satu anak perusahaan dari Media Grup yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian Prioritas, yang ditutup oleh pemerintah pada tanggal 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu vokal.1 Surya Paloh adalah anak perwira menengah polisi yang bertugas di Sumatera Utara pada dekade 1960-an yang terjun dalam dunia bisnis pada saat usianya baru 14 tahun sambil merintis karier politik. Ia menggalang anak-anak di lingkungan militer untuk mendirikan dan mengembangkan organisasi PP ABRI (Putra-Putri ABRI) tahun 1968 dan FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri ABRI) tahun 1978, yang kemudian menjadi salah satu pilar kekuatan yang menopang pemerintahan Orde Baru. Terhitung sejak tahun 1984, Surya Paloh memangku 2 jabatan sekaligus, yaitu : sebagai Ketua Dewan Pimpinan AMPI (Angkatan Muda Pembaruan Indonesia), dan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pimpinan Pusat FKPPI.
1
http://google.com/metrotvnews/2010/10/25// Diakses pada 2 Januari 2011, Pukul 11:02.
30
31
Menjelang usianya yang ke-19 tahun, Surya Paloh dicalonkan sebagai anggota DPRD Kotamadya Medan, dan ia terpilih dua kali menjadi anggota MPR yaitu periode : 1977-1982 pada umur 26 tahun dan periode 1982-1987. Selama masa jabatannya ia banyak melakukan perlawanan politik. Cita-citanya untuk mengembangkan budaya demokrasi disalurkan melalui sejumlah organisasi yang dipimpinnya serta surat kabar “Prioritas”, dan tabloid “Detik” miliknya. Pada tahun 1989 ia mengambil alih Media Indonesia dan pada tahun 1993 Surya paloh meletakkan dasar perjuangan untuk kebebasan pers dengan mengajukan untuk Judicial Review atas pembredelan Prioritas. Kemerdekaan Pers di Indonesia terwujud pada tahun 1998. Pada tahun 2000 ia memperkokoh posisinya sebagai seorang publisher dengan mendirikan Metro Tv, stasiun televisi berita 24 jam pertama di Indonesia. Surya Paloh adalah juga pemilik dari: Indocater, Lampung Pos, Sheraton Media Hotel (Jakarta), Papandayan Hotel (Bandung) dan Intercon Jimbaran Hotel (Bali). Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro Tv bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro Tv juga menayangkan beragam
program
informasi
mengenai
kemajuan teknologi, kesehatan,
pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro Tv terdiri dari 60% berita (news), yang ditayangkan dalam 3
32
bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 40% infotaiment maupun entertainment yang bersifat eduktif. Metro Tv mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang dan sejak 1 April 2001 Metro Tv sudah mulai mengudara selama 24 jam. Metro Tv
dapat
ditangkap
secara
tereterial
di 52
kota
dan 100
kabupaten: Melalui Cablevision di seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa 2 ke seluruh Negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea dan sebagian Australia serta Jepang. Dan secara live pada waktu-waktu tertentu di Negara lainnya di Asia melalui Channel News Asia (CNA) maupun diseluruh RRC melalui China Central Television (CCTV), Metro Tv berusaha untuk memberikan sumber berita mengenai
keadaan
dalam
negeri
yang
dapat
dipercaya
dan
komprehensif kepada dunia luar. Untuk memberikan kualitas yang maksimal maka Metro Tv didesain secara khusus dengan menggunakan teknologi Digital System yang merupakan teknologi termutakhir dalam dunia pertelevisian. 2. Misi dan Visi Metro Tv Misi : 1. Menjadi Tv berita tercepat, akurat dan terpercaya dalam penyampaian beritanya. 2. Menjadi saluran yang dapat mengembalikan nama baik Negara Indonesia di mata dunia luar.
33
3. Membantu mengedukasi bangsa Indonesia melalui program-program yang informatif dan aktual, baik dalam bidang politik, budaya, hukum, intelektual dan moral. 4. Membantu negara untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakannya, membantu untuk menstabilkan keadaan dalam negeri, menambah kepercayaan dari luar negeri dan membantu memulihkan keadaan ekonomi pasca masa resesi. Visi : 1. Menjadi Tv Berita Indonesia yang independen dan dapat ditangkap tayangnya secara internasional. 2. Menjadi referensi terpercaya untuk dunia internasional dalam mencari informasi yang akurat mengenai Indonesia. 3. Menjadi referensi terpercaya untuk penduduk di Indonesia dalam mencari informasi yang akurat mengenai kejadian-kejadian baik di luar negeri maupun di dalam negeri. 4. Menjadi
acuan
yang
terpercaya
yang
dapat
mempengaruhi
pertimbangan-pertimbangan para pengusaha dan pemerintah secara positif demi kemajuan bangsa dan negara. 5. Menjadi saluran promosi bagi Negara Indonesia dalam bidang pariwisata dan ekonomi. 6. Menjadi saluran edukatif yang dapat dinikmati bangsa Indonesia dari segala umur dan kalangan. 7. Menjadi partners-in-broadcasting dengan TV lain di Manca Negara.
34
3. Sekilas Program Metro Tv Perencanaan pola program Metro Tv didasari beberapa hasil riset. Kegunaannya adalah untuk mendapatkan audience sebanyak mungkin dan semajemuk
mungkin
pada setiap kurun waktu tertentu, agar dapat menarik
pemasangan iklan. Banyaknya audience per program setiap harinya dipantau oleh sebuah perusahaan konsultan Internasional yang khusus mengadakan pemantauan dalam bentuk rating untuk dunia pertelevisian. Dengan demikian dapat diketahui banyaknya pemirsa yang menonton pada setiap program di metro TV maupun di TV lainnya (kompetitor). 4. Kategori/Pembagian Program Metro Tv2 a. News (Berita)
2
Metro Pagi
Metro Siang
Metro Hari Ini
Metro Xin Wen
Indonesia This Morning
Editorial Media Indonesia
Top 9 News
Metro Highlights
Indonesia Now
Newsmaker
1http://wikipedia.com/metrotvnews/2010/11/2// Diakses pada 3 Januari 2011, Pukul
12:05.
35
b. Talkshow
Kick Andy
Democrazy
Suara Anda
Economic Challenges
Provocative Proactive
Mata Najwa
Today's Dialogue
Face 2 Face
Talk Indonesia
c. Documentary
Archipelago
Expedition
Oasis
Metro Files
Inside
Genta Demokrasi
Metro 10
Zero to Hero
d. Entertainment/Lifestyle
Healthy Life
Zona Memori
Just Alvin
36
Mario Teguh
E-life Style
5. Sinopsis Beberapa Program Headline News Rangkuman berita utama yang ditayangkan setiap jam. Perkembangan berita mutakhir dari dalam dan luar negeri, disajikan secara padat dengan durasi 5 sampai 8 menit. Breaking News Metro Tv akan menayangkan berita mengenai suatu kejadian bersifat sangat urgent untuk diketahui masyarakat, setiap waktu. Metro Pagi Program yang menemani awal hari pemirsa dengan berita-berita hangat dan aktual yang terjadi kemarin malam sampai dini hari. Metro Siang Program yang menemani santap siang pemirsa dengan berita-berita hangat dan aktual, plus segmen Lunch Break (wawancara eksklusif dengan tokoh nasional).
Metro Hari Ini Rangkuman berita-berita hangat dan aktual yang terjadi hari ini. Disajikan penuh selama satu setengah jam, termasuk berita tentang politik, hukum, pendidikan, lingkungan, olahraga, budaya dan hukum interest, olahraga, disertai wawancara eksklusif dengan narasumber terkait.
37
Metro Xin Wen Informasi berita seputar kebudayaan Tiong Hoa, dengan bahasa Cinanya yang khas.
Indonesia This Morning Program berita berbahasa Inggris informasi terbaru dari dalam dan luar negeri.
Top 9 News Informasi Sembilan berita yang sedang hangat di dunia.
Indonesia Now Informasi berita di Indonesia disajikan dengan bahasa Inggris.
Kick Andy Talkshow mengenai publikyang mempunyai pengalaman aneh dan lain dengan yang lain dengan pembawa acara Andy. F. Noya.
Democrazy Talkshow mengenai masalah yang terjadi di Negara Indonesia disajikan dengan meja rapat yang seolah-olah merekalah para pimpinan Negara.
Suara Anda informasi berita yang dirangkum dengan beberapa berita penting dan pemirsalah yang akan memilih dan memberikan tanggapan atas berita tersebut.
Economic Challenges Informasi berita berupa perkembangan ekonomi di Negara Indonesia maupun dari Negara luar.
38
Provocative Proactive Program acara talkshow yang menggungkap permasalahan yang hangat dan tajam di Negara Indonesia, disajikan dengan setting warung kopinya yang khas dan pembawa acara yang muda-muda dengan memikiran yang realitis.
Today's Dialogue Talkshow Live interaktif berdurasi 1 jam yang menyajikan bahasan politik, ekonomi, sosial budaya yang paling hangat dibicarakan. Iringan piano turut memeriahkan suasana dialog sekaligus mencairkan ketegangan.
Just Alvin Membicarakan tentang makna kehidupan dari seorang public figure yang memiliki pengalaman hidup yang baik maupun pengalaman hidup yang buruk.
Mario Teguh acara yang langsung di bawakan oleh Mario Teguh, yang dikenal sebagai penyemangat hidup dalam perkataannya yang dikeluarkan. Membantu memotivasi hidup untuk menjadi peribadi yang lebih baik lagi.
Editorial Media Indonesia Dialog interaktif di pagi hari ini berisikan opini tokoh-tokoh penting mengenai topik Editorial Harian Media Indonesia.
39
E-Lifestyle Informasi mengenai dunia teknologi informasi dan gaya hidup komunikasi virtual yang sedang melanda dunia saat ini, dipandu oleh pakar multimedia Roy Suryo.
B. Gambaran Umum Program Acara Provocative Proactive3 Provocative Proactive ini adalah sebuah program Tv yang akan tayang setiap kamis jam 22.00 di Metro Tv. Program ini akan membahas berita dan kabar terpanas dalam 1 minggu dalam gaya yang agak berbeda, serius tetapi santai. Akan ada dua bagian besar di Provocative Proactive. Pertama adalah berita, dimana Pandji akan memberitakan berita-berita selama seminggu yang panas dan hangat dibicarakan. Dengan gaya yang khas Pandji tentunya. Kedua adalah sebuah talkshow dengan nama “warung kopi”. Bermula dari seringnya Pandji berkeliling Indonesia membawanya kepada sebuah pengalaman menarik, dimana hampir setiap kota di Indonesia, ada sejenis “tongkrongan” entah itu warkop, seperti blandongan atau angkringan. Lalu pada suatu hari, Pandji bersama rekan-rekannya Andi Bachtiar, Ronald, Iman, dan lain-lain ngopi sama-sama di Kopi Phoe Nam, disana mereka ngobrol panjang tentang sejarah Indonesia, tentang konspirasi dan politik. Saat pulang dari Kopi Phoe Nam, beliau merandai-andai betapa kerennya kalau obrolan tadi bersama rekan-rekannya ada di sebuah acara Tv, dimana ada 4 (empat) tokoh yang mewakili karakter laki-laki.
3
http://www.dteepzilio.us/provocative-proactive-metro-tv. Diakses pada 24 Desember 2010. Pukul 13:02.
40
Maka lahirlah acara Provocative Proactive, 40% berita, 60% talkshow, 100% usaha untuk mengajak anak muda di Indonesia untuk lebih sadar keadaan bangsa lewat berita, dan edukasi politik yang lebih kritis. Provocative Proactive merupakan karya terakhirnya Pandji Pragiwaksono, beliau buat proposal lalu diajukan ke Metro Tv dan setelah itu beliau presentasi. Tidak lama kemudian Pandji dipanggil dan dikabari bahwa Metro Tv setuju untuk ambil acara tersebut. Di Provocative Proactive selalu menghadirkan bintang tamu yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas, terutama politikus, pejabat, dan orangorang yang terkenal di Indonesia. Di Provocative Proactive juga terkonsep dengan obrolan yang resmi tetapi santai (obrolan warung kopi), di situ di suguhkan 4 (empat) host: Pandji Pragiwaksono (main host), Ronald Surapradja (si miskin), Raditya Dika (si mahasiswa), J Flow (si pengusaha sombong) dan Andhari (pemilik warung kopi). Provocative Proactive mulai tayang perdana pada 5 Agustus 2010 pukul 22.05. Warung kopi adalah bagian dari budaya Indonesia. Orang Indonesia suka sekali bersosialisasi, berbincang-bincang, nongkrong, dan kemanapun di Indonesia kita bisa temui warung kopi. Dan filosofi warung kopi itu menarik: semua orang sama dan semua orang bisa membahas apa saja. Tidak jarang perbincangan mengenai politik, sejarah, konspirasi jadi bagian dari obrolan tersebut. Filosofi inilah yang akan dibawa ke talkshow “warung kopi”, akan jadi talkshow tapi dengan format seperti sitkom.
41
Para host tidak jadi diri sendiri, tapi jadi sebuah tokoh yang mewakili lapisan masyarakat yang berbeda. Tetapi tidak jauh dari sifat aslinya. Raditya dika menjadi mahasiswa bernama dika dengan segala karakteristik mahasiswa. Ronald disini berperan menjadi orang miskin atau rakyat jelata yang bernama Ronald yang kerjanya serabutan, dagang apapun, tetapi dia pandai dalam berargumen mengenai masalah yang tengah dihadapi oleh negaranya. (dari tayangan perdananya beliau senang ngutang ke warung kopi tersebut). Pandji berperan menjadi perwakilan dari masyarakat kelas menengah, pekerja yang sangat mendalami tentang masalah yang akan diperbincangkan. J Flow disini berperan menjadi tokoh yang mewakili kalangan yang lebih mampu atau bisa dikatakan sebagai kalangan kelas atas yang sombong bernama J Flow yang tongkrongannya lebih tinggi tapi sesungguhnya peduli dengan Indonesia dan rakyatnya, dengan gayanya sendiri. Dari keempat host tersebut, orang-orang ini disatukan oleh tongkrongan mereka, yang dinamakan “warung kopi”. Anak pemilik warung kopi tersebut adalah seorang anak gadis diperankan oleh Andhari. Keempat host program acara Provocative Proactive tersebut memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Masing-masing memiliki argumen atau pendapat yang kuat pada setiap segmen acara, ada yang pro dan kontra pada masalah yang dibicarakan.
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Semiotika Tokoh Host Acara Provocative Proactive 1. Pandji Pragiwaksono di Provocative Proactive Pandji Pragiwaksono adalah sosok sebagai Pandji yang berperan menjadi perwakilan dari masyarakat kelas menengah, beliau merupakan pekerja yang sangat mendalami tentang masalah yang akan diperbincangkan dan dialah pemimpin acara Provocative Proactive dari saat mulai acara hingga akhir acara. 1.1 Gambar Pandji pada Segmen 11
Keterangan Pandji di acara Provocative Proactive episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves) adalah:
1
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
42
43
Tabel 1 SEGMEN
DURASI
1
00:15-19:38
NASKAH PANDJI Opening: Terima kasih kepada Andini Efendy untuk headline newsnya, sedikit titipan dari teman saya Ronal, katanya kapankapan bacain headline newsnya disini soalnya Ronald pengen ngobrol, sama Raditya Dika juga, memang kalau misalkan orang lagi naksir usahanya ada
aja
ya.
Selamat
datang
di
Provocative Proactive. Lama-lama saya pikir kayanya kita musti bikin panggilan Provocative Proactive tive tive tive tive, gitu kali ya, udah kaya acara apa gitu. Ada ga! ya ga!. Wah, tapi nanti kalau kita panggil tive tive nanti ada yang gr lagi, “saya ya”. Hari ini kita akan ngobrolngobrol lagi seperti biasa dan hari ini live, banyak yg nanyain soal kemarin, tidak
apa-apa
kemarin
juga
kita
banyak kerjaan. Dan hari ini kita kedatangan seseorang beliau begitu seringnya disini, orang pikir dia punya acara, tepuk tangan untuk mas Gantyo. Setiap
hari
semakin
muda
mas
Gantyo. Silakan duduk kalo begitu, tepuk tangan sekali lagi yo. Mas Gantyo
Redaktur
Senior
Media
44
Indonesia,
seperti
biasa
kami
membicarakan berita-berita banyak sekali yang lagi hangat untuk sekarang ini, salah satunya yang selalu hangat untuk dibicarakan adalah teman-teman kita yang ada di DPR. Percakapan
dengan
mas
Gantyo
(Redaktur Senior Media Indonesia): Saya pikir adegan “Panas”, itu terjadi panas beneran. Tapi ngomongngomong soal panas, nah kita juga gerah karna dewan yang terhormat ini ngotot untuk melakukan plisir, katanya mereka sih studi banding ya ke luar negeri, tanggal 23 Oktober, 13 orang anggota DPR dan 2 orang badan kehormatan DPR studi banding ke Yunani, banding untuk belajar soal etika. Satu hal ya, itu agak-agak aneh. Kalau misalkan belajar etika di Yunani,
semua anak
SD belajar
etikanya kesana, karena ada pelajaran kita dulu PMP. Saya rasa si piknik ya, sekalian jalan-jalan. Dan ini juga tidak hanya dipusat pak, di wakil rakyat daerah juga tidak mau kalah, tanggal 25 Oktober 9 anggota DPRD Sumatra Barat melakukan kunjungan kerja ke Italia,
menghadiri
pameran
kopi.
Padahal ngopi disana aja tuh. Tidak
45
tau janjian atau tidak nih mas Gantyo, 15 anggota DPR juga melancong ke italia untuk studi banding tentang rumah susun, ga tau mereka buruburu,
mungkin
takut
hari
senin
harganya udah mulai naik kali. “Hari senin harga naik”, gimana tuh mas? Itu Gubernur Sumatra Barat juga pergi ke Jerman kan? Ga bisa nunggu apa ya? Ini kan orang jadi mikir dua kali kan, ini skala prioritasnya dimana? karena lagi seperti itu tetap memaksakan, kan sensitifitasnya
jadi
dipertanyakan,
padahal menurut pengamat parlemen Sebastian Salang, mengatakan metode studi banding itu sudah ketinggalan jaman, menurut beliau studi banding yang dilakukan DPR sejak dulu adalah cara yang paling primitif, klasik, kuno. Dan juga sebenarnya kalau misalkan ditunda studi bandingnya itu kan uangnya juga ga hangus donk, itu kan masih ada pos-posnya ya ga rugi juga Negara. Betul ga si saya? Artinya sebenarnya tidak perlu dipaksakan donk? Punya kepekaan kali ya. Ya itulah mungkin DPR merasa kita
masih
walaupun
bisa
dibodoh-bodohi,
sebenarnya
kita
cukup
46
cerdas untuk tau mereka tidak bisa membodohi kita. Betul? Ada satu lagi yang juga menarik sebenarnya tentang ada sebuah kabar baik atau buruk dari Kejaksaan Agung ini tentang kasusnya Bapak Candra dan Bapak Bibit yang deponeering. Sebelumnya mungkin bisa dijelasin apa itu deponeering untuk temanteman juga. Karena
kan
dari
menurut
pelaksana tugas Kejaksaan Agung Darmono mengatakan ini bukannya mau melindungi orang atau lembaga tetapi upaya pemberantasan korupsi harus dilindungi dan karena itulah deponeering, Cuma menurut Anggodo dan
Bonaran
katanya
ini
adalah
memalukan dan membawa aib bagi Bonaran
kuasa
hukumnya
dan
mencoreng hukum. Kalau melihat targetnya sendiri seperti apa? Jadi menurut ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsudin, menyatakan bahwa deponeering itu adalah kekalahan bagi para koruptor dan
mafia
hukum.
Dan
dengan
deponeering ini yang katanya untuk menyelamatkan diupayakan
fungsi
pemberantasan
dapat diminimalisir.
mereka korupsi
47
Baiklah pemirsa seperti tadi yang anda liat, sekarang waktunya kita membahas tentang pernyataan dari seorang tokoh yang nampaknya adem sebenarnya mukanya agak mirip ya sama mas Gantyo, cuma versinya agak sedikit berbeda, kita masuk ke segmen „MARZUKI BILANG APA‟, yang saya maksud adalah bapak Marzuki Ali ketua DPR, pak Marzuki Ali itu kan sebagai ketua DPR ya, pimpinan hitungannya menginspirasi
kan
ya
harusnya
banyak
hal,
menginspirasi suara rakyat juga dan suara teman-teman dewan, banyak sekali
pernyatan-pernyataan
beliau
yang agak-agak kontroversial, karna itu kami menyimpulkan 5 (lima) pernyataan bapak Marzuki Ali yang Kontroversial dimulai dari: no. 5 (lima) paling bawah tentang polemik pembangunan
gedung
DPR,
jadi
ditengah pembangunan gedung DPR ini, bapak Marzuki Ali bilang proyek tersebut harus berjalan, pembangunan gedung baru itu harus dibangun, mau tidak mau, suka tidak suka, harus dilanjutkan kalau ada yang kritik kita terima saja. Pada akhirnya sebenarnya ditunda kan kita banyak protes, tetapi ada kata dia juga mengenai adanya
48
kolam renang digedung DPR, kata Marzuki Ali itu kolam renang untuk penampungan
air
apabila
terjadi
kebakaran katanya. Dari pada jadi penampungan
air
mendingan
jadi
kolam renang. Malu, malu kenapa jadi begitu ya ketua DPR kita. Oke, kita lanjutkan lagi diposisi ke 4 (empat), sebelum kita liat diposisi ke 4 (empat), kita liat dulu adegan berikut ini. Saya pikir ini kisruh di pertandingan sepak bola, ternyata di DPR, insiden di DPR, liat senyuman bapak Marzuki Ali manis bener, tetap wibawa, disaat yang lain rame-rame beliau dengan santainya seakan tidak ada masalah disekitarnya. Disini berkaitaan dengan pansus
Angket
Century
Ali
secara
Marzuki
,
bapak sepihak
menghentikan rapat Paripurna DRP yang
membicarakan
rekomendasi
panitia khusus Angket Bank Century, pernyataan
beliau
saya
sudah
mendengarkan beberapa orang yang melakukan intrupsi konteknya diluar agenda, mereka meminta langsung memutuskan kata bapak Marzuki Ali. Bapak Marzuki Ali tidak mengajak berbicara pimpinan lain, tidak diajak koordinasi dulu, karna menggangkap agenda sudah selesai. Dia menolak
49
dikatakan otoriter, saya bicara atas dasar tata tertib DPR, apa yang salah dari saya apa yang salah, dan tidak ada tindakan ketua DPR sendiri agar tidak menimbulkan DPR
dan
kericuhan
digedung
menyebabkan
bapak
Marzuki Ali harus dievakuasi dari ruang Paripurna. Diposisi ke 3 (tiga) adalah pernyataan bapak Marzuki Ali tentang maraknya studi banding DPR ke luar negeri, ditengah
penolakan
rakyat
yang
merupakan pemborosan belaka, betul, beliau punya statement mengatakan jangan melihat studi banding keluar negeri sebagai sebuah pemborosan, karena ini kita melakukan tugas. Kenapa tugas, mereka harus banyak referensi untuk memperbaiki peraturan undang-undang, kata bapak Marzuki Ali, kita harus banyak referensi untuk menyelesaikan perancangan undangundang.
Satu
kata
untuk
bapak,
Internet. Pak, tidak usah jalan-jalan ke luar negeri. Diposisi ke 2 (dua), nah ini parah nih. Mengenai
remisi
untuk
koruptor,
bapak Marzuki Ali menilai bahwa remisi yang diberikan oleh pemerintah pada mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia itu telah memenuhi
50
aturan,
bapak
Marzuki
Ali
memandang Aulia yang notabandnya merupakan „besan‟ Bapak SBY itu tidak lain disebut koruptor, Aulia bukan koruptor, tapi koruptor itu kan makan uang Negara sementara itu dia cuma
ikut
Sepertinya
membuat bapak
kebijakan.
Marzuki
Ali
berpendapat “apapun yang terbaik untuk bos, yang terbaik untuk kita juga.” Dan yang terakhir, merupakan posisi paling puncak apakah statement atau pernyataan dari bapak Marzuki Ali yang sangat kontroversial. Marilah kita saksikan tayangan berikut: Pernyataan dari bapak Marzuki Ali, Metawai itu kan pulau, pulau sangat berpengaruh
dengan
Tsunami,
konsekuensi kitalah tinggal dipulau, Indonesia
itu
Negara
kepulauan,
gimana sih. Dan menurut beliau sebaiknya
mereka
direlokasi
ke
daratan. Ya sebenarnya tidak salah juga, tetapi cara penulisannya dan cara pembawaannya tepat.
Sebagai
saja
yang
pejabat
kurang publik
seharusnya kita pandai memilih kata untuk berhati-hati berbicara. Tapi memang bapak Marzuki Ali betul bahwa kalau pengen mau hidup santai,
51
berleha-leha, ongkang-ongkang kaki bukan dikepulauan kecil. Kalau mau hidup santai, berleha-leha, ongkangongkang kaki lakukan itu digedung MPR-DPR.
1.2 Gambar Pandji pada Segmen 22
2
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
52
2
20:10-42:56
Percakapan dengan host lainnya: Coba kita perhatikan sepertinya pemerintah tuh salah
mulu,
padahal
sebenarnya tuh kemarin ada konverensi se-Asia masalah tentang
penanggulangan
bencana,
manfaatnya
se-
Asia, Indonesia tuh adalah salah satu yang terbaik. Salah
satunya
tergolong
Indonesia
cepat
dalam
recovery. Tetapi
pemerintah
sudah mengeluarkan banyak biaya kepada Departemendepartemen membawahi
terkait
yang
berbagai
daerah yang dinaungi.
53
1.3 Gambar Pandji pada Segmen 33
3
43:27-51:28
Percakapan dengan host yang lainnya
dan
dengan
Berry
Nahdian (Direktur Eksekutif Nasional Walhi): Sebenarnya pemerintah sudah menganggarkan dana, kalau boleh tau nih diprakteknya untuk apa saja
sih
uang tersebut.
Kita
spesipik
untuk
ngomong
Mentawai dulu deh. Pemerintah pasti melakukan itu, bahkan sudah melakukannya. Korban
itu
terjadi
saat
evakuasi?
3
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
54
Percakapan dengan host yang lain
dan
Direktur
Berry
Nahdian
Eksekutif
Nasional
Walhi) lalu Dik Doank: Kita
harus
lebih
bijak
menyikapi bencana, tapi kan kita juga harus melihat korban, kita mulai berpikir apakah sebenarnya dilapangan pemerintah melakukan usaha yang cukup baik, kalau dari sudut pandang kita si pemerintah sudah
melakukan
maksimal
yang
secara
mereka
bisa
lakukan, dengan dana yang besar banget. Saya lagi coba untuk mikir, faktanya adalah memang banyak korban, bahkan itu pindah dari tempat tinggal, bahkan korban luka jiwa dan segala macamnya. Tidakkah Doank
menurut itu
bertanggung menjamin
mas
Dik
pemerintah
juga
jawab
untuk
supaya
bumi
bereaksilah bagaimana semestinya tapi
bagaimana
supaya
pemerintah
masyarakatnya
tidak
sampai memakan korban sebesar itu. Tidakkah pemerintah ada tanggung jawabnya ke arah situ? Nah, terakhir nih dari mas
55
Dik Doank, bagamana sih sikap kita
sebagai
warga
Negara
Indonesia menyikapi bencana? Kesimpulannya
kita
harus
belajar dari hikmahnya, hikmah dari setiap bencana.
a. Biografi Pandji Pragiwaksono4
Gambar 1. Pandji Pragiwaksono Sumber: www.google.com/biografi-pandji.
Lahir di Singapura, 18 Juni 1979. Dia adalah seorang penyiar radio, presenter televisi, dan aktor Indonesia. Ia juga tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB angkatan 1997 dan merupakan salah satu alumni SMA Kolese Gonzaga angkatan ke 8. Pandji menikah dengan seorang
4
http://magz.hiphopheroes.net/info/qa/provocative-proactive-pandji.html.
56
wanita yang bernama Gamila pada tahun 2006. Karir Pandji Pragiwaksono ialah tercatat sebagai :
Penyiar radio / Program Director Hard Rock FM Bandung (2001-2003) berpartner dengan Tike Priatnakusumah.
Penyiar radio Hard Rock FM Jakarta (2004-sekarang).
Pemandu acara Reality Show “Kena Deh” yang ditayangkan Tv7, pada (2006-2007). Acara ini ditayangkan kembali di ANTV sejak 2008 hingga kini. Dan menjadi puncak kepopulerannya walaupun dengan acara ulangan.
Pemain “Ngelenong Nyok” yang ditayangkan Trans Tv pada (2006).
Pemandu acara siaran pertandingan NBA di Jak Tv pada (2006-2007).
Pemandu acara “backstreet” yang ditayangkan SCTV (2006-2007)
Pembawa acara “good news” yang ditayangkan Trans Tv (2007)
Pembawa acara "Hole in The Wall" yang ditayangkan di RCTI (2007)
Pembawa acara "CasCisCus" yang ditayangkan di ANTV (2008)
Pembawa acara "Boombastis" yang ditayangkan di RCTI (2009)
Penulis buku "How I Sold 1000 CDs in 30 Days" yang diterbitkan Gramedia (2009)
Provocative Proactive (2008)
You'll Never Know When Someone Comes In And Press Play On Your Paused Life (2009)
Merdesa (2010).
57
Tabel 2 Segmen 1 History
Segmen 2
Segmen 3
„MARZUKI
Coba kita perhatikan Pemerintah itu
BILANG APA‟.
sepertinya
Ada
5
sudah
pernyataan pemerintah tuh salah melakukan
Bapak Marzuki Ali mulu ya, padahal se- semaksimal yang
kontroversial. Asia, Indonesia itu mungkin untuk
Salah satu pernyataan paling cepat dalam korban bencana. beliau yang paling recovery bencana.
Maka dari diri
puncak,
kita
yaitu:
sendirilah
“Mentawai itu kan
yang
kepulauan,
belajar
jadi
janganlah didekat
tinggal pulaulah”.
harus
hikmahnya dari setiap bencana.
Bapak gimana sih, Negara
kita
itu
Negara kepulauan. Bapak Marzuki Ali benar,
kalau
mau
hidup santai, berlehaleha,
ongkang-
ongkang kaki bukan di kepulauan kecil, tapi kalau mau hidup santai,
berleha-leha,
ongkang-ongkang kaki lakukan itu di gedung MPR-DPR. Sign
-
Pandji
kemeja
memakai - Pandji memakai - Pandji masih biru
dan kemeja biru, dengan dengan kemeja
58
dibalutkan oleh Jas korang bewarna bersandar
yang birunya
hitam, dipegangnya,
dan
dan disamping
dihadapannya
kanannya Berry
membelakangi meja terlihat buah pisang Nahdian dan laptopnya.
dan kopi, bersama Dik ketiga host lainnya.
dan Doank,
sampinya kirinya J Flow.
Interpretasi
-
Pandji
dirinya dihadapan penonton.
merasa -
Pandji -
gagah memperlihatkan
Pandji
bersama kedua
para suatu tulisan dikoran narasumber. kepada
teman- Yaitu:
Berry
temannya mengenai Nahdian,
Dik
berita bencana yang Doank,
dan
seolah-olah dia tidak rekannya mau
kalah
J
atas Flow yang terus
argumentnya.
mengungkap argumentnya yang
sangat
kuat.
2. Raditya Dika Di Provocative Proactive Raditya Dika di Provocative Proactive berperan sebagai Dika, seorang mahasiswa yang kritis dengan pendapat-pendapatnya yang sangat bisa memutar balikan fakta yang ada di setiap tema. Dengan segala karakteristiknya sebagai seorang mahasiswa. Pada Provocative Proactive tema Indonesia S.O.S Raditya Dika tidak ada di segmen 1, melainkan ada di segmen 2 dan 3.
59
2.1 Gambar Raditya Dika pada Segmen 25
5
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
60
Tabel 3 SEGMEN
DURASI
2
15:22-22:48
NASKAH DIKA Percakapan
dengan
host
lainnya: Tapi pemerintah masih kalah dengan
dewan-dewan
sama
swasta
komunitas-komunitas
lainnya tidak selalu sergap dalam menangani
rakyatnya
yang
sedang terkena bencana. Bahkan di Metawai pun saat bencana pemerintah masih tidak terlalu menanggapinya,
seharusnya di
Mentawai itu ada alat untuk mendeteksi
Tsunami
tetapi
pemerintah tidak membuat itu, padahal
pemerintah
tahu
Mentawai
merupakan
suatu
kepulauan kecil, yang pasti suatu saat akan terjadi bencana, seperti Tsunami. Saya inget, kemarin saya baca berita di Walhi, kalau perusahaan yang
ingin
mengevakuasi
warganya, itu sangat cepat, tetapi kenapa saat ada bencana, itu malah susah mengevakuasinya.
61
2.2
Gambar Raditya Dika pada Segmen 36
3
02:57-02:59
Percakapan dengan host lain dan Berry Nahdian: Dan pastinya yang dilakukan itu merupakan pamrih mas, banyaknya bendera-bendera
partai
yang
dipasangkan Jadi konteksnya kita tidak usah menyalahkan pemerintah gitu?
6
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
62
b. Biografi Raditya Dika Nasution
Gambar 2. Raditya Dika Sumber: www.google.com/biografi-radityadika. Lahir di Jakarta, 28 Desember 1984, akrab dipanggil Radith, adalah seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller. Buku tersebut menampilkan kehidupan Dikung (Raditya Dika) saat kuliah di Australia. Tulisan Radith bisa digolongkan sebagai genre baru. Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diri pribadi (personal essay). Buku keduanya berjudul Cinta Brontosaurus, diterbitkan pada tahun 2006. Hampir sama dengan buku sebelumnya, cerita-cerita dalam buku ini berasal dari kisah keseharian Radith. Namun, buku kedua ini menggunakan format cerita pendek (cerpen) yang bercerita mengenai pengalaman cinta Radith yang sepertinya selalu tidak beruntung. Isi dari buku ini meliputi kisah dari sewaktu
63
Radith mengirim surat cinta pertama ke teman saat SD hingga pengalaman Radith memerhatikan kucing Persia-nya yang jatuh dengan kucing kampung tetangganya. Buku ketiganya yang berjudul Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa terbit pada tanggal 29 Agustus 2007. Buku ketiga ini mengisahkan Radith yang pernah menjadi badut Monas dalam sehari, mengajar bimbingan belajar, lalu saat Radith dikira hantu penunggu WC, sampai cerita mengenai kutukan orang NTB. Sementara, buku keempatnya berjudul Babi Ngesot : Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang terbit pada bulan April 2008. Ia juga bermain dalam film yang diangkat dari pengalaman hidupnya, Kambing Jantan: The Movie. Pada pertengahan bulan November 2009, melalui situs resminya, Radith mengumumkan bahwa buku kelimanya yang berjudul Marmut Merah Jambu akan segera terbit dengan jadwal edar sementara pada bulan Desember 2009. Namun pada pertengahan bulan Desember silam, Radith kembali lewat situs resminya menyatakan bahwa buku kelimanya tersebut masih mengalami sedikit perubahan dan juga penambahan cerita pada beberapa bagian, sehingga kemungkinan besar penerbitan buku tersebut akan mundur beberapa waktu. Tabel 4 Segmen 1 History
Segmen 2 Tapi
pemerintah
Segmen 3 Dan pastinya
masih kalah dengan yang dilakukan itu dewan-dewan swasta merupakan pamrih sama
komunitas- mas,
komunitas
banyaknya
lainnya bendera-bendera
64
tidak selalu sergap partai dalam
yang
menangani dipasangkan
rakyatnya
yang ditempat kejadian
sedang
terkena bencana.
bencana. Sign
- Dika duduk dengan santai bersama ke 3 host
lainnya
Dika
dengan
kemeja
kotak-
di
warung kopi, sambil
kotak dengan buah pisang dan toples
memangku tangannya
ke
dihadapannya
bahunya. sambil memainkan jarinya,
bersama
rekannya Ronald. Interpretasi
- Dika menyalahkan pemerintah
Dika
kenapa berpendapat
tidak membuat alat bahwa kebanyakan terdeteksi di
Tsunami dari
pemerintah
Mentawai, yang
ingin
padahal menurutnya, membantu, pemerintah
tahu sangat
Mentawai merupakan
itu
itu mengharaokaan suatu pamrih
kepulauan kecil.
yang
banyaknya terlihat bendera-bendera partai dipasangkan di daerah bencana.
65
3. Ronald Surapradja di Provocative Proactive Ronald Surapradja di Provocative Proactive berperan sebagai rakyat jelata yang bernama Ronald, yang kerjanya sebagai serabutan. Dan dikenal dengan senang ngutang diwarung kopi. Di Provocative Proactive tema Indonesia S.O.S Ronald muncul di segmen 2 dan 3. 3.1 Gambar Ronald Surapradja pada Segmen 27
7
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
66
Tabel 5 SEGMEN
DURASI
2
14:44-14:62
NASKAH RONALD Percakapan dengan host lainnya: Kalian
sadar
pemerintah
tidak
sih
nanganinnya
jelek
banget men. Seharusnya meninggal
korban
tidak
yang
sebanyak
itu.
Kurang benar penangannya. Waktu meletus,
kemarin
Mbah
pas
merapi
Marijan
sampai
meninggal, pemerintah tidak sergap dalam mengevakuasi warganya. Ya,
dipaksa
mengevakuasi
dong
untuk
warganya.
Demi
keselamatan warganya sendiri. Itu sama aja dengan mafia kasus bukan.!
67
3.2 Ronald Surapradja pada Segmen 38
3
03:53-03:60
Percakapan dengan host lain dan Berry Nahdian: Itu kenapa pemerintah bodoh. “Kamu saja yang jadi menterinya.” Sekarang bencana
nih,
kan
banyak
Wasior,
terjadi
Mentawai,
Yogya, cara penanganannya pasti beda-beda kan ya.! sebenarnya cara penanganan yang baik bagaimana? sudah
pada
benar
belum
cara
menangani penanganan bencana? Sebenarnya itu bencana merapi atau bencana evakuasi? Bagaimana bang Dik melihat keadaan dimerapi saat itu? 8
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
68
c. Biografi Ronald Surapradja
Gambar 3. Ronadl Surapradja Sumber: www.google.com/biografi-ronald.
Ronal Sunandar Surapradja Bandung, Jawa Barat, 26 Mei 1977. Ronal menikah dengan Seruni Purnamasari pada tanggal 25 Mei 2008. Namanya mulai mencuat setelah bermain dalam acara komedi Extravaganza di Trans Tv. Karirnya Vina Bilang Cinta (2005), Janji Joni (2005), Dunia Lain (The Movie) (2006), Talkshow Bincang-Bincang (RCTI), Klab Dangdut (SCTV), Gala Campione (Lativi), Coffe Bean Show (Trans Tv).
69
Tabel 5 Segmen 1
Segmen 2
History
Segmen 3
Kalian sadar tidak Itu sih
kenapa
pemerintah pemerintah bodoh.
nanganinnya
jelek
banget men. Seharusnya korban yang meninggal tidak sebanyak itu. Kurang benar penangannya. Sign
-
Ronald
memakai - Ronald memakai
kaos bewarna coklat bergaris merah dengan potongan
kaos
bewarna
coklat
bergaris
merah,
rambut disebelahnya
keritingnya yang khas
adalah
Berry
Nahdian, ala Ronald.
dan
dihadapannya terlihat
gorengan
diatas piring, tisu, air
teh,
nuah
pisang
yang
terpampang
jelas
dihadapan Ronald. Interpretasi
- Ronald dengan santai -
Ronald
dan kesederhanaannya mengeluarkan mengeluarkan argument
pendapat tentang disini
ia
bahwa sangat
masalah bencana yang menyalahkan
70
terjadi di Mentawai, pemerintah
yang
Wasior dan Yogya.
cepat
tidak
menangani warga korban bencana.
4. Joshua Matulessy alias J Flow Provocative Proactive J Flow di Provocative Proactive berperan sebagai J Flow yang menjadi tokoh yang mewakili kalangan atas, yang tongkrongannya lebih “tinggi” tapi sesungguhnya peduli dengan Indonesia, terutama dengan rakyat kecil. 4.1 Gambar J Flow pada Segmen 29
9
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
71
Tabel 6 SEGMEN
DURASI
NASKAH J FLOW
2
14:49-17:32
Percakapan dengan ke tiga rekannya: Jangan boy,
sembarangan
jelek
dimananya
pemerintah.! Jarang-jarang
nih
ya
saya bela-belain pemerintah karena mensupply apa yang saya dapat dan saya ketahui, bahkan DPR yang jarang turun tangan, saat bencana kali ini DPR ikut andil. Pemerintah
lambat
dalam menangani bencana karena hanya masalah teknis saja, selain pulaunya jauh dan terpencil. Merekanya juga tidak mau dievakuasi. Saya
paham
maksudnya, tapi kita ga usah menginterpretasi.
72
4.2 Gambar J Flow pada Segmen 310
3
02:11-02:14
Percakapan dengan Berry Nahdian dan ketiga host lainnya: Kalau
menurut
saya,
tidak mungkin pemerintah tidak
serius
mengurus
warganya sendiri. Kita bangsa dibanding
lebih
menjadi
yang
kreatif
bangsa
yang
reatif.
10
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/ka mis-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
73
d. Biografi Joshua Matulessy alias J Flow
Gambar 4. J Flow Sumber: www.google.com/biografi-jflow.
J Flow yang bernama asli Joshua matulessy alias J-flow lahir pada 6 April 1980. Ia mengawali karirnya dengan begabung bersama group Hip Hop Saykoji. Sebelumnya juga ia adalah penyanyi Hip Hop, yang sudah mengeluarkan album yang berjudul Facing your Giants pada tahun 2008. Selain sebagai penyanyi, J Flow merupakan aktifis pemuda yang aktif dalam organisasi saat masih dijenjang pendidikan. Bergabung menjadi pembawa acara Provocative Proactive di Metro Tv, awalnya ia memang dekat dengan Pandji yang sama-sama bergabung pada salah satu media.
74
Tabel 7 Segmen 1 History
Segmen 2
Segmen 3
Jarang-jarang
Kalau
nih ya saya bela- menurut belain
saya,
pemerintah tidak
mungkin
karena mensuply apa pemerintah yang saya dapat dan serius
tidak
mengurus
saya ketahui, bahkan warganya sendiri. DPR
yang
jarang
turun tangan, saat bencana
kali
ini
DPR ikut andil. Sign
- J Flow dengan - J Flow dengan kemeja
biru kemeja
biru
mudanya
mudanya
dengan
membelakangi
memakai
jam
tembok graffiti
yang
di tangan
bewarna
tuliasan hitam,
dan
dengan warna yang dihadapannya ada menarik perhatian.
2 gelas teh, dan mekanan, disamping kanannya rekannya
Pandji
dan masih dengan membelakangi tembok yang di graffiti
tulisan
dengan
warna
yang
menarik
75
perhatian. Interpretasi
- J Flow berpendapat -
J
Flow
keseluruhan
berpendapat
pemerintah
tidak bahwa kita sebagai
salah
menangani masyarakat harus
bencana, hanya saja menjadi
bangsa
menurut
kreatif
yang
pendapatnya hanya
itu ketimbang bangsa masalak yang reatif.
teknis saja.
B. Analisis Semiotika 3 (tiga) Tokoh Narasumber pada Acara Provocative Proactive Episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves) 1. Gantyo (Redaktur Senior Media Indonesia) 1.1 Gambar Gantyo pada Segmen 111
11
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/ka mis-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
76
Tabel 8 SEGMEN
DURASI
1
01:31-06:17
NASKAH Ngomong-ngomong soal moral nih ya, tapi kamu jangan sok tahu dulu,
kamu
membacakan yang
mau berita
serem-serem,
tetapi ini ada yang lebih serem
lagi.
Ini
menyangkut kamu nih, diluar skenario jadi dia grogi,
video
adegan
panas
Pandji
beredar
luas,
isinya
video
beradegan panas yang mirip
diperankan
seorang laki-laki mirip Pandji Host Provocative Proactive beredar luas dimasyarakat,
adegan
itu
dengan
diambil
camera saat
tersembunyi Pandji
nekat
menaiki puncak gunung merapi saat awan panas meluncur dari puncak gunung tersebut, kalau begini ga seru, kalau ini betul-betul
adegan
77
panas nih. Aneh
ya,
belajar
etika musti ke Yunani. Sebenarnya
itu
belajar etika atau piknik sih? Ya, cara ini parktis ya
disituasi
kita
belakangan ini banyak elit politik kita yang sepertinya kritis
mengalami
tenggang
rasa,
bangsa
ini
ketika
mengalami
sebuah
peristiwa
yang
menyedihkan, Tsunami di Mentawai, banjir di Papua
juga
belum
tuntas, kemudian ada gunung Merapi, mereka enak-enak saja. Nah betul, ke Jerman alasannya
ada
mengenai
event bisnis,
Indonesia bisnis. Nah
itulah,
kabar
terakhir kata menteri dalam
negeri
mengatakan bahwa izin, sebenarnya Irwan
gubernur
Prayitno,
ini
78
tentang melakukan izin sebelum ada peristiwa Mentawai
tetapi
kemudian ada peristiwa mentawai meletus, kan seharusnya
bisalah
ditunda dulu, Betul. Ya sebenarnya tidak saat ini gitu lho, ketika situasi negeri ini sudah kondusif bolehlah studi banding. Kita bisa dibodohbodohi tetapi kita milih mereka
berarti
yang
bodoh siapa ya? Deponeering
itu
diatur didalam UndangUndang
no.16
tahun
2004 tentang kejaksaan, dan ini memang hak dari
kejaksaan
untuk
mengeluarkan Deponeering,
artinya
mengesampingkan perkara, nah, kasus ini dikesampingkan ketika Jaksa
Agung
sudah
tidak menjabat sebagai Jaksa
Agung
yang
79
sudah
diganti,
dan
mengeluarkan ini dan ini menurut UndangUndang, aturannya itu harus ada pertimbangan atau masukan dari DPR, tapi
ketika
Deponeering,
itu
dikeluarkan tidak ada pertimbangan
dengan
DPR tetapi jalan terus. Fokusnya Deponeering
ini
alasannya untuk supaya kedua pimpinan KPK bisa kembali bertugas dan fokus mencari tugas dalam
pemberantasan
korupsi,
tapi
kenyataannya
toh
korupsi jalan terus kan, itu juga tidak mudah.
Tabel 9 History
Aneh ya, belajar etika musti ke Yunani. Sebenarnya itu belajar etika atau piknik sih?
Sign
- Gantyo dengan baju kemeja tangan pendek, bernuansa kotak-kotak, memakai kaca mata dan jam tangan bewarna hitam, lalu mengangkat kedua tangannya.
80
Interpretasi
- Gantyo sebagai Redaktur Senior Media Indonesia memaparkan secara langsung halhal yang ia ketahui tentang masalah-masalah pemerintah
yang
kontroversial.
Ia
berpendapat bahwa anggota DPR tidaklah usah ke luar negeri hanya untuk studi banding, masih banyak yang harus diurusi di negeri ini, jangan seenaknya saja menjalani urusan pribadi tanpa memikirkan keadaan rakyatnya.
2. Berry Nahdian (Direktur Eksekutif Nasional Walhi) 2.1 Gambar Berry Nahdian pada Segmen 312
12
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/ka mis-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
81
Tabel 10 SEGMEN
DURASI
3
02:00-04:15
NASKAH Bencana karena
itu
faktor
kan
terjadi
alam,
berupa
gempa bumi, gunung meletus, dan sebagainya itu berkalung dengan kerentanan yang tinggi, gejala
alam,
ibarat
rumah
ancaman itu selalu datang dari luar, maling, perampok, tetapi kalo kita punya kemampuan yang
tinggi,
seperti
pintu
dikunci, ada teraris, ada anjing, satpam, maka tidak akan terjadi kemalingan, tidak akan terjadi bencana,
nah
itu
yang
menjelaskan kenapa selalu terjadi bencana di Indonesia, karena apa,
karena
pemerintah
kita
memang tidak lurus soal rakyat. Ya benar, karena kalo tidak akan terjadi korban sebanyak 400 orang yang meninggal dunia karena bencana. Antisipaasi yang dilakukan sangat lemah sekali. Setiap pembangunan
perencanaan itu
tidak
ada
menempatkan resiko bencana, sudah tahu Negara kita ini rawan dengan bencana, hasil kajian
82
kami menyebutkan 83% wilayah Indonesia
itu,
wilayah
yang
sangat rawan bencana, tidak seharusnya
korban
yang
meninggal sebanyak itu apabila pemerintah dengan
menanganinya serius
mengurus
keselamatan rakyatnya. Dana itu digunakan untuk upaya
pencegahan,
mengantisipasi agar tidak terjadi bencana, dan pertama dengan, kita harus melakukan pemetaan terhadap
wilayah
bencana,
kemudian dibuat peta rawan bencana sehingga kemudian apa yang dibutuhkan, Karena setiap wilayah spesifik berbeda-beda. Yang
dilakukan
olrh
pemerintah itu sangat parsial sekali. Alat warning system yang dibangun disepanjang Sumatra itu
tidak
buktinya
serius tidak
dilakukan,
lama
hilang,
banyak yang dicuri, mereka tidak melakukan sosialisasi yang baik pada masyarakat sekitar. Tidak mengintergrasikan
bahwa
ini
adalah bagian penting agar bisa dijaga bersama. Mereka juga
83
tidak membuat penempatan yang kuat, misalnya ketika kejadian Tsunami kemarin di Metawai, jelas saja agak susah untuk kita mendeteksi,
karena
letaknya
yang salah satu alat deteksi, untuk
mengetahui
terjadinya
Tsunami atau tidak, itu justru kemudian diletakkan di bukan tempatnya
yang
seharusnya
adalah bukan ditempatkan disitu. Kalau itu benar tidak ada korban di Merapi, Metawai dan Wasior.
Kita
teknologi
sudah
punya
katanya
untuk
mendeteksi bencana yang akan terjadi
erupsi,
letusan
dan
sebagainya. Artinya kita sudah bisa memprediksi ya, sehingga kemudian
pemerintah
membuat
satu
penanganan darurat
bisa
manajemen
bencana
bagaimana
tanggap evakuasi
dilakukan. Di Yogya temuan kami memperlihatkan korban itu terjadi bahkan banyak yang lukaluka
itu
diakibatkan
proses evakuasi
karena
yang sangat
buruk sekali. Ya, itu salah satunya, saat evakuasi dilakukan tidak dengan
84
baik. Maka itu menimbulkan terjadinya korban, simpang siur dan lain sebagainya. Mustinya ini bisa diminimalkan dengan lebih baik lagi. Pemerintah itu tidak serius mengurus
keselamatan
warganya.
Tabel 11 History
- Sudah tahu Negara kita ini rawan dengan bencana, hasil kajian kami menyebutkan 83% wilayah Indonesia itu, wilayah yang sangat rawan bencana, tidak seharusnya korban
yang meninggal
sebanyak
itu
apabila pemerintah menanganinya dengan serius mengurus keselamatan rakyatnya. Sign
- Berry Nahdian memakai jacket bewarna hitam, dengan cincin di jari manisnya.
Interpretasi
- Menurut pernyataannya bahwa pemerintah itu tidak serius mengurus keselamatan warganya saat bencana tiba.
85
3. Dik Doank (Artis Peduli Lingkungan) 3.1 Gambar Dik Doank pada Segmen 313
Tabel 12 SEGMEN
DURASI
3
02:55-06:19
NASKAH Miris ya, sebenarnya bencana itu yang dikatakan bencana bukan pada saat gunung itu meletus, tapi disaat
mereka
dipengungsian,
biasanya
nonton Tv tinggal merubah chanel, mau wudhu kapan waktu
shalat
dia
bisa
berangkat gitu saja, mau tidur bahkan yang suami istri, pengantin baru apalagi 13
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/ka mis-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
86
yang
ingin
tidak
bersenggama
bisa.
Disitulah
musibah terjadi. Persepsi tentang musibah kita harus punya sudut pandang yang sama dulu, musibah itu kan peristiwa atau kejadian, nah ketika disebut bencana itu kenapa, tidak
karena bisa
manusia mengambil
hikmah dari setiap bencana itu, dari musibah itu. Ada Tsunami terjadi, laut kan punya
kehidupan,
mempunyai
jarak
dia untuk
melindungi wajahnya, kalau anda
berada
dipinggir
pantai, berarti anda akan membuang minyak _ambin disitu,
lalu
anda
akan
mengambil air disitu, tidak baik bagi alam dan bagi manusia. Dan Tsunami itu merapihkan, membersihkan wajahnya sendiri. Dengan alat
terdeteksi
bagaimana
pantai
itu itu
merapihkan wajahnya. Jadi jangan pernah menyalahkan alam, alam itu hidup, air itu adalah _ambing cinta yang
87
diberikan Allah SWT untuk kehidupan kita. Pandji, hidup itu bukan hanya
bencana
butuh
korban, hidup itu berat, makanya
harus
ada
perjuangan
dalam
perjuangan
ada
pengorbanan, nah bersama Tuhan
semuanya
ringan.
akan
Cuma
kelihatannya
kita melebihi
Tuhan, kita membenarkan diri kita, kita menyalahkan orang lain, lalu pengungsian itu
sebenarnya
adalah
penjara buat para korban untuk beradaptasi terhadap lereng-lereng itu, lalu begitu orang _ambin membantu buat pencitraan, lalu menteri siapapun
yang
_ambin
kesitu minta itu semuanya diabisi jangan ada spandukspanduk, mengakuilah tidak
bisa.
kita
harus
pemerintah Biarkan
ada
perusahaan dengan CSRnya membantu, bukan spanduk yang
ada
perlihatkan
diwarung
di atau
88
dipasangkan saat bencana terjadi.
Tulislah
kata-kata
dengan
yang
membangkitkan
bisa
semangat
para korban. Pendidikan haruslah
berakar,
dan
hal-hal
yang
mengawali paling
kita
kuat
disini,
jadi
janganlah ada ujian yang berpusat,
biarlah
orang-
orang yang hidup dipantai itu
belajar
baharinya, yang
tentang orang-orang
digunung
belajar
menjaga belantaranya, kita orang
yang
dikota
belajar
ini
menjaga
administrasi
negaranya,
jangan sampai ada ujian nasional,
menyatukan
pemikiran-pemikiran
yang
sebenarnya tidak perlu kita pikirkan. Biarkan mereka memikirkan
gunungnya,
pantainya, nantinya mereka akan
sehat
berpikir
bagaimana melihat lautnya, gunungnya,
liat
kotanya
begitu. Saya sebenarnya tidak
89
menyalahkan Marijan, telah
Mbah
Mbah
Marijan
menyuruh
pulang,
turun semua, keluarganya, orang-orang yang besuk dia suruh turun, tapi ketika seseorang
mempercayai
Mbah Marijan belum turun, disitulah terjadi pertemuan itu,
tetapi
menyalahkan
jangan orang lain.
Jadi sekali lagi yu kita punya Tuhan. Kita menyalahkan diri kita
sendiri
dulu.
Kita
berada ditempat ini adalah kebenaran, bagaimana kita menyuguhkan sesuatu yang baik. Mengertilah pohon itu hidup, air itu hidup, siapa bilang
pohon
itu
tidak
shalat,
paling
kita
tahu
Dzikirnya dia agar tidak ditebang, terus dipelihara. Jadi
jangan
sembarang
dengan mereka semua. Air itu lambang cinta, air itu dibilang begitu ujan, sialan nih ujan, air itu ngomong sama Tuhan, tuhan aku
90
dikatain
sialan
sama
manusia
Tuhan,
siapa
sesungguhnya Tuhan?
aku
Yang
ini
dikatain
sialan aku, air atau engkau ya
Tuhan
yang
menciptakanku? Apa kata Allah, aku yang dikatain sialan oleh manusia. Lalu apa yang kau kerjakan ya Allah,
aku
akan
memberikan bencana yang lebih
dahsyat,
sampai
Sampai
manusia
kapan? tahu
hikmahnya,
kalau
belum ya Allah, kuberikan lagi
lebih
dahsyat
lagi,
kalau belum lagi ya Allah, terus aj begitu.
Tabel 13 History
- Air itu lambang cinta, air itu dibilang begitu ujan, sialan nih ujan, air itu ngomong sama Tuhan, tuhan aku dikatain
sialan
sama
manusia
Tuhan,
siapa
sesungguhnya aku ini Tuhan? Yang dikatain sialan aku, air atau engkau ya Tuhan yang menciptakanku? Apa kata Allah, aku yang dikatain sialan oleh manusia. Lalu apa yang kau kerjakan ya Allah, aku akan memberikan bencana yang lebih dahsyat, sampai kapan? Sampai manusia tahu hikmahnya, kalau belum ya Allah,
91
kuberikan lagi lebih dahsyat lagi, kalau belum lagi ya Allah, terus aj begitu. Sign
- Dik Doank berdiri menggunakan sweater hitam dengan kaos dalam bewarna putih, dan levis bewarna abu-abu dengan ikat pinggang hitam. - keempat host duduk yang semua matanya tertuju pada Dik Doank, Dika berbalut kemeja kotak-kotaknya, Ronald dengan kaos coklatnya, Pandji dengan kemeja biru tuanya, dan J Flow dengan kemeja biru mudanya, Andhari dengan kemeja biru, ungu dan kuningnya bersampingan dengan Dik Doank, mereka berkumpul menyambut kedatangan Dik Doank. - Dihadapan mereka terlihat makanan dan minuman yang telah disajikan diatas meja panjang bewarna putih. Inilah suasan warung kopi di Provocative Proactive.
C. Analisis Hasil Penelitian Setelah peneliti menganalisis program acara Provocative Proactive Episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves), ternyata dari keempat host masingmasing memiliki karakteristik yang berbeda, sosok Pandji yang kesehariannya sebagai penyiar radio, pembawa acara hiburan di Tv, disini ia berperan sebagai perwakilan dari masyarakat kelas menengah, pekerja yang sangat mendalami tentang masalah yang akan diperbincangkan, dengan pakaian yang terlihat mewah dihadapan para pemirsa, memiliki kemampuan untuk mengajak para pemirsanya dengan gaya bahasa yang cukup menarik perhatian.
92
Raditya Dika berperan sebagai Dika di Provocative Proactive, yaitu seorang
mahasiswa,
yang
berpakaian
sederhana
layaknya
mahasiswa.
Memperlihatkan kesederhanaan seorang mahasiswa kritis yang sangat peduli kepada rakyat kecil, dengan bahasa mahasiswa yang kritis, terstruktur tetapi santai. Ronald Surapradja yang kesehariannya sebagai pembawa acara disalah satu stasiun Tv dan namanya mulai mencuat setelah bermain dalam acara komedi Extravaganza di Trans Tv. Ronald berperan sebagai rakyat miskin yang kerjaannya serabutan, dikenal dengan hutangnya di warung kopi, tetapi dia memiliki sikap sangat kritis kepada rakyatnya dan pengetahuan cukup tentang masalah-masalah yang terjadi di negerinya. Ronald selalu terlihat tidak rapi dengan pakaian yang sedikit kumuh dan rambut ajak-ajakan. J Flow berperan sebagai perwakilan rakyat kelas atas, pakaian dan asesoris yang beliau perlihatkan terkesan mewah dimata para pemirsa. J Flow sendiri kesehariannya adalah seorang penyanyi Hip Hop. Gantyo adalah seorang redaktur senior Media Indonesia, beliau dihadirkan pada segmen 1, beliau mengenakan kemeja tangan pendek yang bermotif kotakkotak, memberikan kesan santai pada segmen ini. Beliau mengeluarkan pendapatpendapatnya tentang masalah yang terjadi pada para anggota DPR, DPRD yang melakukan studi banding ke luar negeri, tanpa memikirkan rakyat yang sedang terkena bencana alam, baik di Wasior, Mentawai dan Yogya. Menurut pernyataannya adapun sikap-sikap para anggota DPR yang banyak merugikan rakyat.
93
Berry Nahdian sebagai Direktur Utama Walhi (Wahana Lingkungan Hidup), yang memaparkan semua sikap pemerintah yang salah dan tidak cepat tangkap mengurus rakyatnya atas peristiwa bencana yang terjadi di Wasior, Mentawai, dan Yogya. Beliau berpendapat bahwa pemerintah kita memang tidak lurus soal rakyat. Dik Doank dihadirkan sebagai artis peduli lingkungan hidup, yang menurutnya bahwa bencana itu adalah saat musibah datang, kita yang diuji oleh Allah tidak bisa menerima hikmahnya dari setiap musibah, maka Allah akan memberikannya bencana yang cukup besar. Dik Doank juga mengatakan alam itu hidup, maka janganlah sembarang dengan alam.
D. Sisi Positif dan Negatif pada Acara Provocative Proactive Episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves) Pada episode Indonesia S.O.S, dari keempat host Provocative Proactive menampilkan peran yang tidak jauh dari kesehariannya. Mereka mempunyai argumen yang kuat dengan gaya bahasa sederhana yang ada di masyarakat. Keempat host dan ketiga narasumber sama-sama memiliki pendapat yang berbeda pada episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves) dimana saat itu bencana sedang melanda Indonesia, khususnya bencana gempa bumi dan merapi meletus di Yogya, tsunami di Mentawai, dan banjir bandang di Wasior.
94
Segmen
Pandji
Dika
Ronald
J
Gantyo
Flow 1
-
2
+
-
-
-
3
+
+
+
-
Berry
Dik
Nahdian
Doank
+
+
-
Keterangan: (-) = Negatif/Kontra pada obrolan yang didiskusikan persegmen. (+) = Positif/Pro pada obrolan yang didiskusikan persegmen.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Sebagai salah satu bentuk komunikasi massa, talkshow merupakan sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun grup berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tetapi serius, yang dipandu oleh satu moderator bahkan bisa lebih. Kadangkala, talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman yang unik. Talkshow dibuat dengan tujuan tertentu kemudian hasilnya tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat dengan peralatan teknis. Bahkan bila dibandingkan dengan jenis komunikasi massa bersifat menyampaikan berita yang aktual, talkshow dianggap jenis yang paling efektif dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Acara Provocative Proactive pada episode “Indonesia S.O.S” (Save Our Salves) membicarakan tentang suatu kejadian alam atau bencana yang sedang terjadi di Negara kita pada penghujung akhir tahun 2010, dan penanganan bencara yang kurang tanggap dari pemerintah. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisis program acara Provocative Proactive episode ”Indonesia S.O.S” (Save Our Selves). Penulis menganalisis dua belas gambar yang dijadikan sampel seperti yang disebut diatas. Dari dua belas gambar tersebut, penulis merepresentasikan kemudian sign setelah itu menginterpretasikan. Jumlah gambar tersebut terbagi dalam tiga
95
96
segmen, segmen satu membahas tentang permasalahan yang terjadi di DPR, segmen dua membahas tentang sikap pemerintah terhadap bencana dan segmen tiga memberikan solusi atas penanggulangan bencana di Indonesia. Memberikan kritik dalam bentuk peran-peran yang dimainkan oleh host yang mewakili keadaan di masyarakat adalah bagian lain dari penyampaian pendapat melalui sebuah pesan dengan penambahan unsur karakter, sehingga pemirsa dapat menginterpretasikan suatu masalah. B. SARAN 1.
Provocative Proactive merupakan talkshow yang sangat inspiratif yang dapat memberikan suatu pesan dan informasi mengenai peristiwa politik dan isu-isu sensitif yang ada di negara Indonesia. Diharapkan talkshow dan
program
sejenis ini bisa terus menjadi media kritis dan menghibur. 2.
Diharapakan Provocative Proactive terus mengeluarkan episode-episode baru yang tetap tajam mengkritik namun juga menarik dan inovatif serta edukatif.
3.
Mudah-mudahan muncul program-program baru sejenis yang kritis juga peduli dengan situasi politik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA .
Budiman, Kris, Semiotika Visual, Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004. Danesi, Marcel, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
-------------------, Pesan, Tanda, dan Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2010. Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
------------------------------, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Kriyanto, Rahmat, Teknik Praktis Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2007. Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa; Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996. Muhtadi, Asep Saeful, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999. Nasrullah, Rulli & Suhaemi, Bahasa Jurnalistik, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. Rahardi, Kunjana, Bahasa Media, Depok: Gramata Publshing, 2010. Rakhmat, Jalaludidin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remadja Karya, 1989. ---------------------------, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 2005.
97
98
Ruslan, Rosady, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Sumadiria, Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita Dan Featur, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006. Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Penerbit Jalasutra, 2008. Vihma, Susann & Seppo Vakeva, Semiotika Visual Dan Semiotika Produk, Yogyakarta: Jalasutra, 2009. Yuwono, Untung dan Christomy. T, Semiotika Budaya, Depok: Universitas Indonesia 2004.
Internet: “Semiotika”,
artikel
diakses
pada
20
Desember
2010
dari
http://islamicgraphicdesign.blogdetik.com/2008/09/25/se miotika/. ”Video”,
video ini diakses pada 23 Desember 2010 dari http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news programs/2010/II/04/7382/kamis-4-november-2010,
dan
http://www,youtube.com/provocative-proactive-metrotv. “Gambar Semiotika Pierce” gambar diakses pada 20 Desember 2010 dari http://google.com/gambar/2009/02/12/semiotika.piere /.
99
“Bahasa dan Media”
artikel bahasa media diakses pada 27 Januari 2011 dari http://wikipedia.com/2008/09/25/bahasamedia/Diakses pada 27 Januari 2011.
“Biografi”
http://www.dteepzilio.us/provocative-proactive-metrotv/Diakses pada 24 Desember 2010.