STRATEGI PLANNING & SCHEDULING METRO TV TERHADAP RATING DAN SHARE “TALKSHOW KICK ANDY” PERIODE 16 MARET 2006 S/D 23 JANUARI 2009
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Strata 1 (S1) Program Studi Broadcasting Universitas Mercu Buana Jakarta 2009
Disusun Oleh : MARISSA FESTIYANTI 44106120028
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Nama Nim Judul
: Marissa Festiyanti : 44106120028 : Strategi Planning & Scheduling Metro TV Dalam Meningkatkan Rating & Share “Talk Show Kick Andy” Periode 16 Maret 2006 s/d 23 Januari 2009 ABSTRAKSI
Televisi memiliki peranan penting karena televisi mampu mempengaruhi persepsi khalayak. Pihak stasiun televisi harus mampu menyajikan tayangan yang menarik, informatif dan edukatif bagi khalayaknya. Semakin menjamurnya program talk show hampir diseluruh stasiun televisi, namun bagaimana cara penyajiannya, penempatan programnya harus dipikirkan agar dapat menarik minat khalayak untuk melihat program talk show tersebut. Strategi program sangat diperlukan agar setiap program yang ditayangkan mencapai hasil yang maksimal. Strategi di dalam sebuah manajemen adalah sebuah perencanaan (planning) untuk mencapai tujuan daripada visi dan misi stasiun televisi tersebut. Pada penelitian ini strategi yang digunakan adalah input, proses dasar transformasi, sifat dasar manusia, kepemimpinan, perencanaan, pelaksanaan, organisasi, pengawasan/evaluasi, dan output. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa narasumber dari Divisi Program & Development. Salah satu daya tarik talk show “Kick Andy” adalah emosi yang dapat menarik audience, terutama jika “Kick Andy” mengambil tema mengupas profil seseorang. Pertanyaan – pertanyaan mengandung pro dan kontra yang diajukan kepada narasumber tidak membuat suasana menjadi tegang, bahkan, celetukan – celetukan Andy Noya dapat membuat narasumber berbicara dengan hati. Hasil penelitian bahwa penempatan program talk show “Kick Andy” yang berpindah – pindah merupakan strategi dari Departemen Programming guna meningkatkan rating & share program tersebut, yang dibekali oleh research dan team work yang solid antara Departemen Programming dan team Kick Andy. Harapan juga diberikan untuk perbaikan – perbaikan dari sistem (sarana dan prasarana) yang ada di Divisi Program & Development khususnya di Departemen Programming.
Kepunyaan ALLAH – lah segala yang ada di langit dan di bumi. Dan kepada ALLAH – lah dikembalikan segala urusan. (Q.S Al – Imron : 104)
Life is like a novel Many chapters read and forgotten But there’s one I won’t forget… It is the chapter when I met you and become friends
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rakhmat dan hidayahNYA maka peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terlepas dari doa, dukungan, semangat serta bimbingan dari berbagai PIHAK. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada, antara lain: 1. Ibu Feni Fasta, M.Si selaku dosen pembimbing peneliti, sampai akhirnya peneliti dapat menyusun skripsi ini dengan sebaik mungkin, 2. Bapak Ponco Budi S, M.Si selaku dosen mata kuliah Riset Media yang memberikan ide dan masukan kepada peneliti untuk skripsi ini, 3. Ibu Kioen Moe, GM Program & Development Metro TV sebagai salah satu narasumber dan pemberi semangat dan motivasi, 4. Ibu Anni Ibriah, Programming Manager Metro TV yang memberikan banyak masukan dan informasi untuk skripsi ini, 5. Bapak Andrew Eko, Head Research Program & Development Metro TV yang juga memberikan banyak pelajaran mengenai dunia riset dan permainan di dalam dunia pertelevisian, 6. Ibu Nuning Hayrani, Planning & Scheduling Metro TV yang bersedia menjadi narasumber untuk skripsi peneliti, 7. Ibu Dyah Mustika Susanty, Head of Programming Services Metro TV yang selalu memberikan semangat, ilmu, dan nasihat dalam membangun motivasi peneliti,
8. Ibu Heni Puspitasari, Public Relations Manager Metro TV, 9. Abi ku, yang selalu menyemangati, menemani, disaat senang maupun susah, mendukungku dalam menyelesaikan skripsi ini baik moral maupun materil, 10. Teman – teman di Departemen Programming Metro TV, Mangoloi, Isti, Mbak Arie, Mbak Cinde, Santi, Effi, Mas Budi, Agus, Septi, Riyan Eagle Awards. Teman – teman Traffic & Library, Indra Promo, Mas Edy Pras. Sahabat – sahabat tercinta, Dhati, Gwepenqz, Nika, Hesti, Lanang, Lingga, Opick, Sabil, semua teman – teman Broadcast 10 PKSM UMB, Diaz, Edwin, dan teman – teman Universitas Padjadjaran Bandung. 11. Papa, Mama, Bapak, Ibu, adik – adik tercinta Ita, Ina, Dhika, Amel, kakak – kakak sepupuku, Mbot, dan seluruh keluarga besar Suriakusuma, keluarga besar Wirahadikusuma, keluarga besar Tedjasukmana dan keluarga besar Ave. Peneliti menyadari bahwa penulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti menerima saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi dunia broadcasting dan subjek penelitian serta menjadi inspirasi, masukan, wawasan bagi pembacanya maupun bagi peneliti sendiri.
Jakarta, 16 Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI Hal ABSTRAK…………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR……………………………………………
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………
v
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………
1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..
6
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………
7
1.4 Signifikasi Penelitian………………………………...............
7
1.4.1 Signifikasi Akademik………………………………….
7
1.4.2 Signifikasi Praktis…………………………….................
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa…………………………………………….
8
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa…………………………
8
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa...................................
8
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa...............................................
9
2.1.4 Media Komunikasi Massa...............................................
9
2.2 Televisi Sebagai Media Massa..................................................
13
2.2.1 Pengertian Televisi..........................................................
13
2.2.2 Karakteristik Televisi.............................................................
14
2.2.3 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa..................................
15
2.3 Program Televisi...............................................................................
15
2.3.1 Pengertian Program Televisi.................................................
15
2.3.2 Jenis Program Televisi...........................................................
15
2.4 Talk Show...........................................................................................
16
2.4.1 Pengertian Talk Show.............................................................
16
2.4.2 Karakteristik Talk Show......................................................... 16 2.5 Strategi Program................................................................................ 17 2.5.1 Pengertian Program................................................................ 17 2.5.2 Strategi Program..................................................................... 17 2.6 Manajemen Penyiaran......................................................................
22
2.6.1 Pendekatan Manajemen Penyiaran....................................... 22 2.6.2 Level Manajerial...................................................................... 33 2.7 Pihak Yang Terlibat.......................................................................... 34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian.................................................................................... 40 3.2 Metode Penelitian............................................................................... 42 3.3 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 43 3.3.1 Data Primer.............................................................................. 43 3.3.2 Data Sekunder......................................................................... 43 3.4 Narasumber........................................................................................ 43
3.5 Fokus Penelitian................................................................................. 45 3.6 Definisi Konsep................................................................................... 46 3.7 Teknik Analisis Data.......................................................................... 51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Metro TV……………………………………… 50 4.1.1 Visi Metro TV……………………………………………….. 51 4.1.2 Misi Metro TV……………………………………………….. 51 4.1.3 Keunggulan Metro TV………………………………………. 52 4.1.4 Konsep Program Metro TV…………………………………. 53 4.1.5 Target Metro TV…………………………………………….. 53 4.2 Gambaran Umum Program Talk Show Kick Andy………..……… 54 4.2.1 Crew Kick Andy………………………………………………. 57 4.3 Hasil Penelitian……………………………………………………… 57 4.3.1 Input…………………………………………………………… 57 4.3.2 Proses Transformasi………………………………………….. 59 4.3.3 Sifat Dasar Manusia…………………………………………... 61 4.3.4 Kepemimpinan………………………………………………… 61 4.3.5 Planning………………………………………………………... 63 4.3.6 Organizing……………………………………………………… 74 4.3.7 Actuating……………………………………………………….. 77 4.3.8 Controlling……………………………………………………… 78 4.3.9 Output…………………………………………………………... 79
4.4 Analisis dan Pembahasan……………………………………………. 80 4.4.1 Input…………………………………………………………….. 81 4.4.2 Proses Dasar Transformasi…………………………………….82 4.4.3 Sifat Dasar Manusia…………………………………………… 83 4.4.4 Kepemimpinan………………………………………………….84 4.4.5 Planning…………………………………………………………86 4.4.6 Organizing……………………………………………………….89 4.4.7 Actuating…………………………………………………………90 4.4.8 Controlling……………………………………………………….92 4.4.9 Output……………………………………………………………94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan……………………………………………………………. 96 5.2 Saran – Saran………………………………………………………
97
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….
98
LAMPIRAN…………………………………………………………… 100
DAFTAR LAMPIRAN
1. Snapshot “Kick Andy” episode “Pernikahan Eksentrik” yang tayang pada 13 Februari 2009. 2. Snapshot Bang Andy ketika taping “Kick Andy” episode “Pernikahan Eksentrik” yang tayang pada 13 Februari 2009. 3. Foto bareng sebelum meeting mingguan “Kick Andy”, di meeting ini semua individu mengeluarkan aspirasi dan ide – idenya. 4. Ibu Kioen Moe, GM Program & Development ketika outbond. 5. Outbond divisi Program & Development di Citarik, Bogor. 6. Suasana kerja team Research & Development. 7. Suasana kerja Acquisition dan Planning Scheduling. 8. Ibu Anni Ibriah, selesai meeting dengan Ibu Kioen Moe. 9. Ibu Santy dalam memonitor hasil kinerja Quality Control. 10. Team Programming Services : Film Management & Subtitling dan QC. 11. Pola bulan Maret 2006 12. Pola bulan Mei 2007 13. Pola bulan September 2008 14. Grafik TVR & Share “Kick Andy” episode Republik BBM, 18 Mei 2006
15. Grafik TVR & Share “Kick Andy” episode Aa’ Gym Menjawab (versi lengkap), 17 Januari 2007 16. Grafik TVR & Share “Kick Andy” episode Sang Pemburu Tikus, 19 September 2008
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah Media massa di Indonesia saat ini telah berkembang pesat. Baik cetak
maupun elektronik. Media massa cetak yang kita kenal di antaranya adalah surat kabar, majalah, tabloid, dan buku. Pada media elektronik kita mengenal radio, televisi, dan internet. Media televisi berkembang cukup pesat di Indonesia. Hal ini dikarenakan televisi sebagai media massa yang paling potensial, bersifat audiovisual. Informasi yang disampaikan pun tersaji dalam berbagai bentuk. Bagi kebanyakan masyarakat, menyaksikan acara televisi bisa menjadi pengalaman yang menarik dan sangat menghibur. Mereka bisa langsung dapat melihat dan merasakan apa yang sedang terjadi di daerah yang jaraknya cukup jauh, sepanjang informasi yang terkandung di dalam acara tersebut dikemas sesuai keinginan dan harapan mereka. Menurut AGB Nielsen Media Research, dengan semakin banyaknya saluran televisi, pemirsa televisi mempunyai kesempatan lebih besar untuk menikmati siaran televisi secara cumacuma. Efek sampingnya tentu saja sudah dapat diperkirakan : Fragmentasi (menjamurnya televisi). Saat ini, stasiun televisi harus berjuang keras untuk mempertahankan rating dan share kepemirsaan, dan bahkan akan lebih sulit untuk meningkatkannya. 1 1
http://www.agbnielsen.net/whereweare/dynPage.asp?lang=local&id=321&country=Indonesia, 17 November 2007
Hingga saat ini di Indonesia telah berdiri sebelas buah stasiun televisi nasional, dengan jangkauan sasaran pemirsa di seluruh Indonesia antara lain, Televisi Republik Indonesia (TVRI), Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indonesia Visual Mandiri (Indosiar), Media Televisi Indonesia (MetroTV), Transformasi Televisi (TransTV), Trans7, TV One, dan Global TV. Belum lagi jika dilihat dari perkembangan stasiun televisi lokal, seperti di Jakarta, kita dapat melihat JakTV, DA’I TV, O’ Channel, Elshinta, Spacetoon, dsb. Secara universal penyelenggaraan siaran televisi memiliki ciri – ciri ; informatif, edukatif, persuasif, entertaining, dan mampu menakuti penonton. 2 Yang dimaksudkan dengan program yang mampu memberi informasi adalah yang dapat memberi petunjuk, pemecahan masalah, atau menambah wawasan. Paling tidak dapat memberikan penjelasan secara mudah dan cepat dimengerti masyarakat umum. Dengan demikian secara tidak langsung dapat mendidik audiens untuk berbuat yang benar, tidak terkecoh oleh kata – kata atau adegan yang memutar balikan fakta. 3 Untuk menghasilkan sebuah program yang baik agar diminati khalayak, diperlukan manajemen pengelola yang baik. Dalam sistem manajemen, dikenal sembilan fungsi, yakni input, proses dasar transformasi, sifat dasar manusia, kepemimpinan, planning, organizing, actuating, controlling dan output. Dengan menjalankan ke empat fungsi di atas, maka keberhasilan suatu program dapat
2 3
RM Sunarto, Programa Televisi, Jakarta, FFTV – IKJ Pres, 2007, hlm. 6 Ibid, hlm. 6
tercapai. Karena penerapan manajemen secara profesional akan menghasilkan output siaran yang berkualitas baik dan benar, sebagai kerja tim (kolektif). 4 Dalam hal ini peran dari Departemen Program sangat penting. Departemen Program pada stasiun televisi merupakan salah satu dari tiga pilar peyangga berdirinya sebuah stasiun televisi. Tiga pilar kuat tersebut 5 adalah; Departemen Teknik yang tugas utamanya adalah meyiarkan seluruh program acara yang ada pada stasiun televisi. Departemen Program yang bertugas untuk merencanakan, membeli, dan menempatkan program sesuai dengan keinginan atau minat khalayak. Kemudia Departemen Sales & Marketing yang bertugas untuk menjual program yang telah dibeli oleh departemen program, mencari sponsor, iklan, dan sebagainya untuk kelangsungan hidup stasiun televisi tersebut. Menurut Ward L. Quaal dan James A. Brown dalam buku mereka Broadcast Management, dalam RM Sunarto mereka menyatakan bahwa pola siaran merupakan pola penyusunan mata acara yang memuat penggolongan, kelompok hari, waktu, dan frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu, dan ini dijadikan panduan dalam penyelenggaraan siaran. Departemen program merupakan the showcase pada radio dan televisi. Departemen program memerlukan tenaga yang benar – benar menguasai bidangnya, bahkan melebihi bidang – bidang lain seprti yang ada di departemen produksi yang hanya memroduksi acara yang sudah dipolakan. 6 Menjadwalkan program siaran tidak semudah yang dibayangkan, mengingat planning & scheduling harus jeli memperhatikan apa yang disenangi 4
JB Wahjudi, Dasar – dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1994, hlm. 70 Morissan MA, Media Penyiaran, Tangerang, Ramdina Prakasa, 2007, hlm.53 6 RM Sunarto, Programa Televisi, Jakarta, FFTV – IKJ Press, 2007, hlm. 35 5
pemirsa dan kapan pemirsa biasa duduk di depan pesawat televisi. Karena itu menyusun program siaran diperlukan sistem pemograman siaran. Dengan sistem itu diharapkan acara – acara yang hadir di televisi dapat membuat asik penonton, dapat disenangi penonton, dan dapat dijadikan panutan penonton. 7 Secara tidak langsung scheduling merupakan respons televisi atas ritme budaya kita dan bertujuan untuk memperkuat gagasan dasar dari ritme budaya dan dasar dari pola – pola kepemirsaan 8 . Maksudnya, planning terpola atau terjadi mengikuti pola pemirsa televisi. Scheduling sebuah program adalah bentuk dari upaya untuk menstabilkan perilaku khalayak sebagai pengakuan jujur terhadap perilaku itu sendiri. Bahwa secara tidak langsung mereka mengakui pada waktu – waktu tertentu mereka memang secara tidak langung mempunyai mood atau keinginan melihat atau menonton suatu program yang mereka inginkan. 9 Oleh karena itu bagian program dalam merencanakan penjadwalan program harus menganalisa dan memilah – milah setiap waktu siaran untuk mendapatkan audiens yang diinginkan, menentukan sasacaran audiens secara realistis, mempertimbangkan berbagai faktor, yang mempengaruhi kebiasaan audiens, mobilitas audiens, pekerjaan audiens, dan perilaku audiense yaitu rotasi kegiatan mereka. 10 Dengan meneliti penempatan program kita dapat mengetahui pola kepemirsaan, dan menarik permirsa kita dengan program yang kita sajikan.
7
Ibid, hlm. 1 Graeme Burton, Membincangkan Televisi, Yogyakarta, JALASUTRA, 2007, hlm. 95 9 Morissan MA, Media Penyiaran, Tangerang, Ramdina Prakasa, 2007, hlm. 96 10 Ibid, hlm. 117 8
Sehingga hal ini akan berdampak dengan masuknya iklan. Pengiklan biasanya melihat banyak atau tidaknya jumlah pemirsa yang menonton sebuah program dari data rating yang dikeluarkan oleh AGB Nielsen Media Research pada setiap minggunya. Dan dari iklan tersebut sebuah stasiun televisi mendapatkan pemasukan. 11 Untuk memenuhi target pemirsanya televisi berkompetisi untuk mempertahankan dan mengambil mengambil pemirsa (dari stasiun televisi saingan). Dalam hal ini penjadwalan (scheduling) suatu program juga mempunyai pengaruh yang cukup besar. Scheduling adalah aktivitas yang bersifat kompetitif secara langsung. Di mana setiap stasiun televisi mencoba untuk memperbesar daya tarik pemirsanya pada saat – saat tertentu. 12 Berdasarkan hal – hal di atas, maka penulis menelaah perpindahan slot program “Kick Andy” yang dilakukan oleh planning & scheduling dan pengaruhnya terhadap rating dan share. Penulis mengambil periode tayang Kick Andy dari 18 Maret 2006 sampai dengan 23 Januari 2009. 13 Hal ini didasari adanya fakta bahwa Kick Andy pernah mengalami perpindahan jam tayang. Dan sesuai riset rating yang didapat dari AGB Nielsen Media Research, “Kick Andy” mengalami peningkatan dalam hal rating dan share. Mengapa “Kick Andy”? Hal ini dilatar belakangi oleh karena “Kick Andy” merupakan salah satu dari sembilan program unggulan di Metro TV.
11
Anni Ibriah, Programming Manager, Metro TV, 2 Mei 2008 Graeme Burton, Membincangkan Televisi, Jalasutra, Yogyakarta, 2007, hlm 94 13 Andrew Eko & Mangoloi Siahaan, Research & Development, Programming Department, Metro TV, Jakarta, 24 April 2008 12
Menurut hasil wawancara penulis dengan Andy F. Noya dan Makroen Sanjaya, “Kick Andy” memang dibuat untuk dijadikan program unggulan Metro TV, sekaligus menjadi icon untuk Metro TV. Kekuatan acara – acara seperti ini melekat pada host nya dan oleh karena itu Metro TV melekatkan nama Andy F. Noya sebagai salah satu kekuatan talk show “Kick Andy”. Namun disadari bahwa kekuatan suatu program tidak hanya terletak pada host, konten program atau proses produksi program tetapi juga terletak pada penempatan jam tayang program (slot program). Penempatan slot suatu program pun tidak bisa asal – asalan hal ini harus didasari riset yang kuat terhadap tingkah laku atau pola pemirsa, khususnya pemirsa Metro TV. 14 Target audience “Kick Andy” sendiri adalah MF, AB 20+ maksudnya, Male dan Female yang berasal dari golongan A atau B dengan rate umur 20 tahun ke atas. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa audience yang menonton “Kick Andy” juga berasal dari golongan C dengar rate umur 15 s/d 35 tahun. 15
I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan alasan di atas, maka masalah yang dirumuskan adalah bagaimana strategi planning & scheduling Metro TV dalam meningkatkan rating dan share talk show “Kick Andy” periode 16 Maret 2006 s/d 23 Januari 2009? I.3
14 15
Tujuan Penelitian
Hasil wawancara dengan Andy F. Noya dan Makroen Sanjaya, Jakarta, 2006. Ibid.
Untuk mengetahui strategi planning & scheduling Metro TV dalam meningkatkan rating dan share talk show “Kick Andy” periode 16 Maret 2006 s/d 23 Januari 2009.
I.4
Signifikasi Penelitian
I.4.1 Signifikasi Akademik Untuk mempraktikan dan menerapkan teori yang telah diperoleh pada saat kuliah bahwa keberhasilan suatu program di pengaruhi oleh, Kemampuan memproduksi program yang memiliki daya tarik audience dan penempatan slot program yang benar pada siaran televisi. I.4.2 Signifikasi Praktis Penulis ingin membagi ilmu yang telah didapat dari penelitian ini untuk teman – teman yang juga mengangkat tema / topik yang sama dan penulis juga berharap agar kelak ilmunya dapat berguna diperusahaan yang bersangkutan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Keberadaan komunikasi massa dengan segala bentuknya tak akan pernah lepas dengan proses komunikasi massa. Media massa merupakan alat sarana terjadinya proses komunikasi massa.
Komunikasi massa memiliki banyak definisi atau pengertian, namun definisi komunikasi massa yang paling sederhana didefinisikan oleh Bittner : ”Mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people”. (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). 16 Komunikasi massa menurut Gerbner : ”Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continue flow of the message in industrial societes” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang terus menerus serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat). 17
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya. Perbedaan itu meliputi komponen – komponen yang terlibat di dalamnya, juga proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut : a. Sifat komunikan, komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif besar, heterogen dan anonim. b. Sifat media media massa ialah serempak. Yang dimaksud dengan serempak adalah keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumlahnya. c. Sifat pesan, sifat pesan melalui media massa ialah umum (publik). d. Sifat komunikator, karena media massa adalah lembaga atau organisasi maka komunikator terlembagakan (institutionalized communicator).
16 17
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1991, hlm 188. Ibid
e. Sifat efek, efek komunikasi yang timbul pada komunikan bergantung kepada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. 18
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Menurut Dominick (2001) yang terdapat pada buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, fungsi komunikasi massa terdiri dari 19 : a. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: 1. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan). Ini terjadi ketika media massa menginformasikan tentang bencana alam, efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini serta merta dapat menjadi ancaman.
2. Instrumental Surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari – hari. b. Interpretation (Penafsiran) Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian – kejadian penting. Organisasi atau industri
18
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm. 20 Drs. Elvinaro Ardianto, M.si & Dra. Lukiati Komala Erdinaya, M.si, Simbiosa Rekatama Media, 2007, Jakarta, hlm.15 19
media memilih dan memutuskan peristiwa – peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. c. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d. Transmission of Values (Penyebaran Nilai – nilai) Fungsi ini juga disebut sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Diantara semua media massa televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sisoalisasi pada anak muda, terutama anak – anak yang telah melampaui usia 16 tahun. e. Entertainment (Hiburan) Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hampir tiga perempat bentuk siaran televisi merupakan tayangan hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Fungsi media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita – berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. 20
20
Ibid, hlm. 16, 17, 18
Sementara itu, Karlinah dalam Karlinah, dkk (1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum 21 : a. Fungsi Informasi Artinya, media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. b. Fungsi Pendidikan Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan – aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. c. Fungsi Memengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan – iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar.
d. Fungsi Pengembangan Mental Pengalaman dapat membantu manusia untuk memahami betapa besar ketergantungan manusia kepada komunikasi, karena komunikasi dapat membantu manusia dalam perkembangan mentalnya. e. Fungsi Adaptasi Lingkungan
21
Ibid, hlm.20, 21, 22
Schramm, pada Karlinah, dalam Karlinah, dkk (1999) mengatakan bahwa ”apabila kita akan berkomunikasi dengan orang lain, adalah mengadakan kesamaan makna dsengan komunikan”. Dari pernyataan tersebut tersirat bahwa antara komunikator dengan komunikan harus melakukan penyesuaian (adaptasi) dengan lingkungan yang baru. f. Fungsi Memanipulasi Lingkungan Artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk sling mempengaruhi dunia dan orang – orang disekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan. 22
2.1.4 Media Komunikasi Massa Media yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secvara serempak dan serentak. Media komunikasi massa diantaranya adalah 23 :
1. Pers Walaupun pers merupakan media cetak, tetapi khalayak yang diterpanya bersifat aktif. Karena itu, berita atau tajuk rencana pada media pers harus disusun sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak. 2. Radio Siaran 22 23
Ibid, hlm. 21, 22 Ibid, hlm. 39
Kelebihan media radio siaran yaitu pesan yang dibawakan oleh kominukator dapat ditatar menjadi suatu kisah yang dihiasi dengan musik sebagai ilustrasi dan efek suara sebagai unsur dramatisasi. 3. Televisi Media ini merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memnuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya karena bersifat audiovisual. 4. Film Film dalam prosesnya mempunyai fungsi dan sifat mekanik atau nonelektronik, rekreatif, edukatif, persuasif atau noninformatif.
2.2
Televisi Sebagai Media Massa
2.2.1 Pengertian Televisi Televisi siaran sebagai media massa adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri – ciri yang dimiliki komunikasi massa, yakni; berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogin. 2.2.2 Karakteristik Televisi 1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata – kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. 2. Berpikir Dalam Gambar Pihak yang bertanggungjawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membaca naskah acara atau membuat naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata – kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar individual. Tahap kedua adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar – gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoprasian Lebih Kompleks Pengoprasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran berita saja dapat melibatkan 10 orang. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang – orang yang terampil dan terlatih. 24
2.2.3 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian – penelitian yang 24
Ibid, hlm.128, 129
dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya memperoleh informasi. 25
2.3
Program Televisi
2.3.1 Pengertian Program Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan ditelevisi selama program itu menarik dan disukai audience, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. 26
2.3.2 Jenis Program Televisi Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian besarkan jenisnya yaitu : 1. Program Informasi (berita), dan 2. Program Hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip
25 26
Ibid, hlm.128 Onong Uchjana Effendy,Televisi Siaran – Teori dan Praktek, Rosdakarya, Bandung,1993, hlm. 21
dan opini. Sementara program hburan terbagi atas tga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show) dan pertunjukan. 27
2.4
Talk Show
2.4.1 Pengertian Talk Show Menurut Robert Erler and Bernard Timberg, talk show adalah : Television talk shows originally emerged out of two central traditions: news and entertainment. Over time hybrid forms developed that mixed news, public affairs, and entertainment. These hybrid forms occupy a middle ground position between news and entertainment, though their hosts often got their training in journalism. (talk show televisi berasal dari kolaborasi dua hal utama: berita dan hiburan. Yang kemudian berkembang dengan format yang beragam, berita, masalah sosial, dan hiburan. Format seperti ini berada diantara berita dan hiburan, walaupun para pembawa acara sudah mempunyai latar belakang dibidang jurnalis.) 28
2.4.2
Karakteristik Talk Show Penulis mendapatkan beberapa kesimpulan karakteristik talk show dari
buku Menjadi Sutradara Televisi karya Naratama, dengan kesimpulan karakteristik talk show sebagai berikut 29 : 1. Mengangkat suatu permasalahan atau isu yang kontroversi. 2. Terdapat pro dan kontra di dalamnya 3. Narasumber yang diundang lebih dari satu orang, dari pihak pro dan dari pihak yang kontra, sehingga talk show terlihat lebih emosional dan menarik. 4. Show lebih menggali sisi emosional dan humanisme. 5. penyutradaraan yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat 27
Morissan, MA, Media Penyiaran, Tangerang, Ramdina Prakasa, 2007, hlm 100 Robert Erler and Bernard Timberg, http://www.museum.tv/archives/etv/T/htmlT/talkshows/talkshows.htm 29 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004, hlm 147 – 153. 28
mempengaruhi sebuah talk show agar terlihat lebih menarik. 6. Host sebagai ujung tombak acara harus bisa menjaga alur dan suasana yang terjalin selama show berlangsung.]
2.5
Strategi Program
2.5.1 Pengertian Program Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sementara menurut kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi, yakni : program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan ”butir” siaran yang berlangsung selama siaran itu berada di udara. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari dan dari jam ke jam setiap harinya. 30 2.5.2 Strategi Program Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Ada audiens untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut audien itu dalam setiap menitnya. Program siaran tidak hanya bersaing dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan media lainnya. 31 Pengelola program idealnya akan berupaya agar audien dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran bersangkutan. 30 31
RM Sunarto, Programa Televisi, Jakarta FFTV – IKJ Press, 2007, hlm. 1 Morissan MA, Media Penyiaran, Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005, hlm. 167
Namun pada kenyataannya tidak ada media penyiaran yang seluruh acaranya disukai oleh audien. Suatu media penyiaran mungkin memiliki acara populer yang banyak disukai publik tetapi bisa jadi terdapat lebih banyak acaraacara yang kurang populer atau mungkin ada acara baru sama sekali yang belum dikenal. 32 Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini, audien diharapkan tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin beresiko kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu. 33 Stasiun penyiaran tidak disarankan untuk menempatkan seluruh acara yang diminati secara bergandengan tetapi harus disebar atau diselang – selingkan dengan acara yang kurang populer. Dengan cara seperti ini diharapkan acara yang kurang populer itu mendapat perhatian pula dari audien. Stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow) yaitu 34 : 1. Head to head. Suatu program yang menarik audiens yang sama sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan untuk 32
Ibid, hlm. 117 Ibid, hlm. 167 34 Ibid, hlm. 116 33
pindah ke stasiun sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu. Jika terdapat program sejenis yang disiarkan berbarengan maka pengelola program harus mempertimbangkan apakah program baru itu cukup kuat menarik audien dari stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri. Jika program itu tidak cukup kuat bersaing maka sebaiknya dicarikan jam tayang yang lain. 2. Program tandingan (counterprogramming) Strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya. Stasiun televisi lebih baik menyajikan acara yang berbeda dari pada acara yang mirip dengan program yang sedang ditayangkan televisi lain. 3. Stripping Menayangkan satu rangkaian program (series) pada waktu yang sama setiap harinya, biasanya dari Senin hingga Jum’at selama beberapa bulan. Praktek penjadwalan program seperti ini dikenal dengan sebutan ‘program horizontal’ (horizontal programming). Cara seperti ini dapat mendorong terbentuknya kebiasaan menonton (habit formation) di kalangan audien. Namun program yang ditayangkan dengan cara ini dapat menjadi pukulan bagi stasiun yang menayangkannya jika program bersangkutan tidak berhasil menarik minat audien karena kerugian akan ditanggung terus setiap hari. Di Indonesia kontrak pembelian program serial seperti sinetron antara stasiun televisi dengan rumah produksi biasanya adalah untuk 13 episode. Namun jika program tersebut tidak
berhasil menarik audien sejak awal maka stasiun bersangkutan menderita kerugian. Untuk menghindari kerugian, stasiun televisi ada kalanya membuat kontrak untuk empat produksi dalam upaya menguji pasar (test the water). 4. Blocking Program (Block Programming) : Audien dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu, biasanya selama dua jam atau lebih. Cara ini disebut juga dengan program vertikal (vertical programming). Misalnya menyajikan program sinetron atau olah raga sepanjang malam. 5. Pendahuluan Kuat (Strong leadin) : Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita lokal yang kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional.
6. Strategi Buaian (creating hammock): ‘Hammock’ berarti buaian yang diikatkan pada dua batang pohon. Ini merupakan strategi untuk membangun audien pada satu acara baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah dengan menempatkan acara bersangkutan di tengahtengah diantara dua program unggulan. Audien akan mencoba mengikuti acara baru yang ditayangkan setelah suatu program unggulan usai sambil menunggu acara unggulan berikutnya sehingga terjadi flowthrough dari
program unggulan ke program lemah. Ini adalah upaya untuk menarik perhatian audien terhadap suatu acara baru. 7. Strategi Penghalangan (stunting): Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. Misalnya menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang panjang. Cara lain adalah menginterupsi suatu program yang kuat dengan acara lain yang lemah atau sebaliknya menginterupsi program regular dengan acara khusus yang kuat. 8. Strategi Lainnya Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal program akan membingungkan audien dan bahkan program itu dapat kehilangan audiennya. Selain itu, stasiun televisi yang akan menayangkan program unggulan sebaiknya memilih waktu siaran pada saat tersedia banyak audien misalnya pada saat prime time. 35 Strategi suatu program akan mempengaruhi rating & share program itu sendiri. Rating adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui jumlah khalayak. Riset terhadap rating menghasilkan banyak informasi berkaitan dengan media televisi atau radio. Hasil dari riset rating dapat digunakan sebagai acuan agency iklan untuk memasang iklan di suatu program di stasiun televisi. Share atau
35
Morissan, MA, Manajemen Media Penyiaran, Tangerang, Ramdina Prakasa, 2007, hlm
audience share adalah presentase dari House Using Television (HUT) yang menyetel stasiun, channel. Atau jaringan tertentu. Audience share pada dasarnya merupakan pembagian jumlah penonton stasiun televisi tertentu.
2.6
Manajemen Penyiaran
2.6.1 Pendekatan Manajemen Setiap langkah dalam penyelenggaraan siaran harus dilakukan pendekatan, baik manajemen maupun penyiaran, sebagai salah satu bentuk proses komunikasi media massa. Oleh karenanya penulis menggunakan teori “Input – Output Model” dari Henry Fayol dan Frederick Taylor, sedangkan pendekatan penyiaran menggunakan teori “Komunikasi Matematika” dari Claude Shannon dan Warren Weaver yang dikutip dari buku Dasar – dasar Manajemen Penyiaran karya J.B Wahjudi (1994). 36 Menurut J.B Wahjudi, melalui pengapitan dua teori di atas, akan terjadi proses manajemen dasar penyiaran yang berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai melalui terciptanya siaran yang berkualitas, baik dan benar. Adapun sistem pendekatan manajemen melalui “Input – output model”, adalah sebagai berikut 37 : Gambar 2.1
Sistem Pendekatan Manajemen External Environment GOALS OF CLAIMANTS AND USE OF INPUTS
R Faciliated To Transform the Inputs through E JB Wahjudi, Dasar – dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1994, hlm 43. by Managerial Activities Grouped Into the 37 E Ibid, hlm. 44. communica Function Of N tion that E also link R the G organizatio I n with the Z external I environ N ment G S 36
Planning Organizing Staffing Controlling To Produce Outputs
Eksternal Environment
Adapun teori “Komunikasi Matematika” dari Claude Shannon dan Warner Weaver, adalah sebagai berikut 38 :
Gambar 2.2
Teori Komunikasi Matematika
Message Information Source
signal
Received Signal
Transmitter
Message Receiver
Destination
Noise Source
Pada dasarnya proses perencanaan, produksi dan menyiarkan siaran merupakan proses transformasi yang di dalam manajemen memiliki tahapan – tahapan pelaksanaan. Tahapan manajemen inilah yang harus disinkronkan dengan
38
Ibid, hlm. 45.
tahapan proses penyiaran dan setiap langkah harus berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai. Di dalam pengelolaan manajemen penyiaran, tiap tahap kegiatan sudah ada ketentuan – ketentuan yang harus dilakukan. Penyimpangan dari ketentuan yang ada, berarti penanganan manajemen sudah tidak profesional lagi, dan akibatnya akan mempengaruhi proses penyiaran itu sendiri, yang pada akhirnya mempengaruhi output. Bila ini terjadi, maka pihak khalayak juga turut dirugikan. Di dalam proses transformasi, untuk menjadikan input ke output harus diarahkan agar output berimpit dengan goals. Pendekatan manajemen dan komunikasi dalam proses penyiaran terdiri dari 39 :
1. Input Bahan baku dasar yang akan diolah menjadi mata acara siaran adalah informasi. Informasi ini diolah di dalam transformation process dengan berbagai pertimbangan dan sarana pengolahan. Bahan baku informasi dibagi menjadi lima golongan besar : a. Pendidikan agama b. Kebudayaan c. Hiburan d. Berita / penerangan 39
Ibid, hlm. 46 – 99.
e. Iklan dan public service Mengingat siaran memliki dampak sangat luas di masyarakat, maka dalam pengolahan informasi, referensi yang ada pada proses input harus diperhatikan dan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam proses transformasi. Untuk itulah referensi tersebut perlu diketahui semua pimpinan dan pelaksana dengan menuangkannya ke dalam SOP (Standard Operating Procedure). 2. Proses dasar transformasi Pada dasarnya proses transformasi adalah proses manajemen dan terdapat unsur : a. Manusia (pimpinan/manajer, staf, pelaksana) b. Dana, c. Sarana dan prasarana Ketiga unsur di atas harus diolah melalui ketrampilan manajemen. Ketrampilan manajemen di sini menjadi fungsi manajer/pimpinan, yaitu bagaimana mengelola manusia, dana, sarana dan prasarana, seminimal mungkin (efektif). Untuk dapat bertindak efektif, maka diperlukan perencanaan yang matang. Dalam proses perencanaan inilah langkah efektif dan efisien. Untuk melaksanakan langkah efektif diperlukan perencanaan yang : a. Berpengalaman di dunia penyiaran b. Memiliki wawasan luas c. Memiliki pengetahuan luas dibidang penyiaran d. Menguasai masalah manajemen.
Pimpinan/manajer menjadi kunci utama keberhasilan dalam proses transformasi. 3. Sifat dasar manusia Pada dasarnya tindakan seseorang dipengaruhi oleh banyak hal yang masuk pada dirinya untuk bahan pertimbangan. Rangsangan dari luar ke pusat syaraf ini dapat berbentuk sikap, pendapat dan tingkah laku. Setiap individu selalu memiliki tujuan hidup yang dibagi menjadi tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Tujuan hidup jangka panjang merupakan falsafah hidup orang itu. Output (sikap, tingkah laku dan ucapan) orang itu akan selalu mencerminkan/berimpit dengan tujuan yang akan dicapai. 4. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah gaya seorang pemimpin/manajer dalam melaksanakan kehendak/mempengaruhi orang lain, agar mau melaksanakan sesuatu dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan/disepakati bersama. Seorang pemimpin/manajer yang baik harus menciptakan iklim kerja yang serasi/harmonis. Tiap pelaksana harus di atas kesadaran, bukan atas dasar ketakutan. Harus dikembangkan kreativitas diantara pelaksana dan pimpinan, antarpimpinan dan pelaksana. Harus dikembangkan sikap saling menghargai, pengertian dan mengingatkan, serta menjauhkan sikap praduga yang berlebihan. Pada dasarnya “Organisasi yang baik akan menghasilkan outputs yang baik pula, dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”. 5. Perencanaan
Di dunia penyiaran, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting, karena siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Perencanaan di sini meliputi : a. Perencanaan siaran termasuk di dalamnya perencanaan produksi dan pengadaan materi siaran yang dibeli dari rumah produksi, serta menyusunnya menjadi rangkaian mata acara, baik harian, mingguan, bulanan dan seterusnya, sesuai dengan misi, fungsi, tugas dan tujuan yang hendak dicapai. b. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana. c. Perencanaan administrasi termasuk di dalamnya perencanaan dana, tenaga, pemasaran dan sebagainya. Ada pameo mengatakan bahwa “Broadcasting is a planning”. Para perencana siaran memiliki tanggung jawab moral dan etika terhadap masyarakat. Perencanaan yang baik memperlancar proses produksi dan penyiara, serta memberikan mekanisme kontrol. Evaluasi baru dapat dilakukan bila ada perencanaan. Pada dasarnya perencanaan akan menjawab pertanyaan : a. Apa tujuan yang hendak dicapai? b. Bagaimana cara mencapai tujuan itu? Untuk mencapai keadaan yang diinginkan perlu direncanakan tahap – tahap sebagai berikut : a. Jangka waktu penyelesaian b. Siapa yang harus dihubungi c. Siapa penanggung jawab tiap tahapan kerja d. Apa yang hendak dicapai.
Dengan demikian manajer juga harus mengetahui : a. Tujuan yang hendak dicapai b. Situasi dan kondisi masa kini c. Kemampuan yang dimiliki d. Tantangan yang dihadapi e. Hambatan yang ada f. Strategi yang tepat untuk pelaksanaan. Di dunia penyiaran, perencanaan tertuang ke dalam pola acara yang disusun secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan dan merupakan pegangan utama para pengelola siaran. Para perencana harus peka terhadap selera khalayak. Setiap outline/sinopsis yang masuk harus diteliti apakah isi pesan sesuai dengan kebijaksanaan yang ada. 6. Organisasi Secara klasik organisasi diartikan sebagai struktur yang menggambarkan hirearki (struktur dan formal), sedangkan secara modern organisasi diartikan sebagai hubungan kerja antar – manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apa pun bentuk dan jenis organisasi, pemnbentukannya tidak boleh melupakan keempat asas organisasi, yaitu fungsionalisme, koordinasi, kesatuan wewenang, dan pendelegasian wewenang. Organisasi sebagai wadah bersifat statis, tetapi sebagai proses bersifat dinamis. Struktur organisasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan dengan
penerapan pembagian tuga/pekerjaan dari unsur – unsur yang ada menurut bidang masing – masing disertai batas – batas kewenangan dan tanggung jawab. Membedakan antara wewenang dan tanggung jawab, adalah wewenang dapat didelegasikan, tetapi tanggung jawab tidak. Tanggung jawab akan selalu ada di tangan pimpinan/manajer. Dan itu perlu disadari oleh pimpinan/manajer disegala tingkatan. Organisasi penyiaran dapat diberi batasan sebagai berikut : “Organisasi penyiaran adalah tempat orang – orang penyiaran (siaran – teknik – administrasi) saling bekerjasama dalam merencanakan, memproduksi atau mengadakan materi siaran, dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Organisasi penyiaran mengelola stasiun penyiaran yang di dalamnya terdapat dua unsur : a. Perangkat keras yaitu, studio dan perangkatnya, transmisi/pemancar, prasarana, seperti gedung, jalan, gudang dan lain – lain. b. Perangkat lunak. Perangkat keras di atas baru dapat berfungsi bila ada perangkat lunaknya, seperti : manusia pengelola, peraturan – peraturan, dan menata acara siaran (program). 7. Pelaksanaan Di dalam hubungan kerja antar – pimpinan, pelaksana, dan antara pimpinan dan pelaksana, terlihat masalah human relation atau hubungan antar – manusia melalui proses komunikasi memegang peranan sangat penting dalam mencapai
tujuan organisasi. Untuk itu di dalam suatu organisasi perlu diciptaka iklim kerja yang harmonis. Di dalam memilih seseorang untuk diberi kepercayaan menerima pendelegasian wewenang dan tanggung jawab harus dilakukan secara profesional. Dasar penunjukan harus mempunyai kemampuan moral, etika dan estetika yang dimiliki oleh oleh yang ditunjuk. Bukan atas dasar “suka atau tidak suka”. Prinsip
dasar
pemilihan
seseorang
untuk
memperoleh
otoritas/kekuasaan/jabatan adalah the right man in the right place, doing the right job at the right time. Keberhasilan suatu langkah manajemen sangat ditentukan oleh kualitas pengelolanya sesuai bidang keahlian masing – masing. Kualitas ini dituntut lebih bagi para pelaksana. Pelaksana akan bekerja dengan penuh tanggung jawab, bila ada keteladanan, motivasi, dan dorongan dari pimpinan/manajer. Hal
ini wajar, karena
dengan
keteladanan dari
pimpinan/manajer akan menumbuhkan kepercayaan dan kebanggaan para pelaksana. Ini berarti kredibilitas pimpinan/manajer akan dilaksanakan oleh pelaksana. Di sini bentuk – bentuk motivasi dapat diterapkan dan pada langkah selanjutnya pimpinan/manajer tinggal memberikan dorongan sekaligus melakukan control. 8. Pengawasan Menurut G.R Terry, pengawasan atau controlling adalah langkah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi, dan mengambil tindakan – tindakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Pengawasan bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan atau kesalahan tindak dengan maksud untuk memperbaikinya, dan mencegah agar kesalahan itu tidak terulang. Pengawasan menjadi tugas pimpinan/manajer di segala tingkatan. Untuk itu pimpinan/manajer harus menguasai apa yang direncanakan, dengan demikian akan dapat melakukan pengawasan secara efektif dan efisien. Dalam dunia penyiaran, akan lebih tepat bila sistem kontrol dilakukan secara pengendalian oleh semua pimpinan/manajer di segala tingkatan. Hal ini mengingat output siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Dengan kata lain, pengawasan preventif/pencegahan (pengendalian) jauh lebih tepat diterapkan. Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum pelaksanaan, apakah segala langkah persiapan telah dilakukan dengan sempurna. Di dunia penyiaran lebih diartikan sebelum pelaksanaan siaran. Pengawasan pengendalian adalah pengawasan yang dilakukan pada saat pekerjaan sedang dilaksanakan, karena pengawasan ini bertujuan untuk mengendalikan yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan. Di sini pimpinan/manajer bisa menilai apakah pekerjaan yang tegah dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai atau tidak dengan yang seharusnya dilakukan. Pengawasan umpan balik adalah langkah evaluasi pelaksanaan suatu program (output). Beberapa temuan penyimpangan atau kekurang – sempurnaan digunakan untuk menyempurnakan langkah selanjutnya atau yang bersifat tengah berjalan.
Antara perencanaan dan pelaksanaan ada keterkaitan sangat erat. Tidaklah berlebihan bila dikatakan perencanaan yang sempurna, akan memberikan mekanisme kontrol yang efektif dan efisien. Pelaksanaan harus sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan perencanaan. Penyimpangan dari perencanaan berarti suatu kekeliruan, untuk itu perlu segera diambil langkah koreksi secara dini, agar proses penyimpangan itu tidak semakin besar. 9. Output Hasil dari proses transformasi ini adalah output. Output ini juga nerupakan hasil perencanaan yang telah diolah dalam proses transformasi melalui ketrampilan manajerial. Dengan begitu output akan selalu berimpit dengan tujuan yang hendak dicapai. Gambar 2.3
Hubungan antara Output dan Tujuan
TUJUAN
OUTPUT
IMPITAN Dalam dunia penyiaran, output adalah siaran. Siaran ini memiliki sasaran khalayak di semua tingkatan dengan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang ini akan terus berlanjut menuju ke super tujuan yang lebih bersifat filosofis. 2.6.2 Level Managerial
Dalam memperlancar prosedur kerja pada suatu organisasi termasuk di dalamnya organisasi penyiaran, disusun prosedur dan tata kerja yang dituangkan ke dalam chart/skema. Chart/skema ini untuk mengetahui siapa bertanggungjawab kepada siapa, serta apa yang dikerjakannya. Penyusunan chart/skema disesuaikan dengan ragamnya pekerjaan yang dikelola, namun tetap berpegang pada prinsip dasar manajemen, yaitu efektif dan efisien. Salah satu contoh skema kerja organisasi penyiaran televisi di Metro TV sebagai berikut 40 : Gambar 2.4 GM Program & Developmen secretary Programming Manager Administrator
Acquisition
Planning & Scheduling
Research & Development
Staff
Staff
Staff
2.7
Programming Services
Film Management & Subtitling
Quality Control
Pihak Yang Terlibat Dalam melakukan pemograman di stasiun televisi diperlukan keterlibatan
unsur – unsur penting. Unsur penting tersebut terdapat di dalam departemen program yaitu : 1. Acquisition (Akusisi)
40
Struktur Organisasi Programming Department, Metro TV.
Acquisition merupakan barisan terdepan yang berfungsi mengadakan suatu acara. Dalam tugasnya orangorang yang berada pada departemen ini menterjemahkan visi dan misi stasiun penyiaran dengan memilih acara yang akan ditayangkan. Setelah membaca dan mencermati serta memahami kebijakan stasiun penyiaran melalui visi dan misi yang ada, acquisition mulai mempelajari brosur dan katalog – katalog program yang ada, baik melalui media cetak khusus atau internet. Kemudian memilih program acara tersebut mana yang dapat ditayangkan di Indonesia dan yang tidak. Apabila sudah diperoleh suatu program acara yang sesuai mereka mulai menghubungi distributor. Langkah menghubungi distributor dilakukan untuk memperoleh keterangan rinci mengenai suatu program. Biasanya distributor dapat dihubungi via email. Komunikasi dengan distributor akan dilakukan lebih intens apabila acara yang dimaksud hampir 100% memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan sesuai visi dan misi stasiun penyiaran tersebut. Langkah selanjutnya adalah memita distributor untuk mengirimkan contoh acara dalam bentuk audiovisual. Contoh acara ini biasa dinamakan ‘screener’. Tugas acquisition kemudian adalah mencermati acara tersebut (menonton). Selanjutnya membuat ringkasan dari acara tersebut untuk kemudian disampaikan kepada Planning dan Schedulling. Apabila disetujui maka mereka akan meminta distributor untuk mengirimkan ’quotation’ (penawaran harga), yang selanjutnya akan didiskusikan dengan tim
sales. Program akan dinyatakan dapat dibeli apabila tim sales sanggup mengembalikan dan memperoleh revenue dari acara tersebut. Kemudian acquisition akan menghubungi Legal yang akan mengurus dokumen legalitas acara tersebut. Pada langkah ini acquisition akan senantiasa didampingi oleh Legal dalam pengurusan dokumen – dokumen program. Bersamaan dengan langkah ini mereka mengkomunikasikan hal tersebut kepada Programming Services, untuk mengurus kedatangan materi program tersebut. 2. Planning & Scheduling (Perencanaan & Penjadwalan) Tugas dan tanggungjawab planning & scheduling pada departemen ini adalah menyiapkan planning program dan membuat daily schedulenya.Dalam melakukan tugasnya mereka dituntut untuk mengetahui berbagai macam pola acara dan pola siaran. Yang dimaksud dengan pola acara adalah apakah suatu acara dapat ditayangkan bagi kelas – kelas penonton tertentu, semuanya berdasarkan pada psikologi sosial ekonomi dan budaya. Penonton dapat dikatagorikan berdasarkan kelaskelasnya, berdasarkan pada segmentasi, yaitu :
a. Segmentasi Demografis b. Segmentasi Geoddemografis c. Segmentasi Psikografis 41
41
Morissan, MA, Manajemen Media Penyiaran, Tangerang, Ramdina Prakasa, 2007, hlm
Dengan memahami pola kepemirsaan maka seorang perencana pola acara dapat menerjemahkan visi dan misi stasiun penyiaran yang dikelolanya sehingga dapat menghasilkan pola acara yang diminati. Sedangkan pola siaran bergantung pada jenis suatu program tayang yang terbagi menjadi acara informasi dan hiburan. Selanjutnya planner menentukan pola siaran berdasarkan timing program ditayangkan, yaitu : Pagi, siang, sore, malam. 3. Programming Services Divisi ini bertanggungjawab terhadap penerimaan materi acara yang sudah dibeli dengan memantau proses pengiriman, perjalanan sampai pada lokasi dimana materi tersebut tiba mengkoordinasikan dengan Departemen General Affairs untuk pengambilan materi. Setelah materi sampai Programming Services akan mendata dan berkoordinasi dengan Library untuk penyimpanan materi. Selain itu tugas Programming Services adalah berhubungan dengan Lembaga sensor pemerintah yaitu Lembaga Sensor Film yang akan mengeluarkan suatu dokumen layak tayang bagi suatu program yang dinamakan Surat Tanda Lulus Sensor (STLS).
4. Quality Control Tanggungjawab utama dari divisi ini adalah mengenai layak tayangnya suatu program baik secara konten maupun teknis. Setiap petugas dari divisi ini dalam menjalankan tugasnya mutlak memerlukan satu set VTR, mixer audio dan TV
monitor. Tugas utama mereka adalah menonton dan menyimak suatu program untuk kemudian menyesuaikan dengan kebijakan sensor dari pemerintah dan stasiun televisi itu sendiri yang dikenal dengan istilah internal cencorship. 5. Research & Development Tanggungjawab utama dari divisi ini adalah untuk mengetahui hasil dari berhasil atau tidaknya suatu program dengan menggunakan metode riset rating. Riset terhadap audience penyiaran merupakan hal yang sangat berbeda dengan riset terhadap audience media massa lainnya. Jumlah pembaca surat kabar atau majalah dapat diketahui dari berapa eksemplar koran atau majalah yang terjual. Namun untuk mengetahui berapa jumlah audience suatu stasiun penyiaran adalah jauh lebih sulit. Audience penyiaran bersifat sangat cair karena begitu gampangnya mereka berpindahpindah dengan hanya memencet – mencet tombol remote control. Karena sifat audience penyiaran yang sangat dinamis itulah maka tidak ada satu metode yang benarbenar handal untuk meneliti karakteristik audience. Riset rating yang dilakukan selama ini menggunakan berbagai macam metode untuk mempelajari audience. Riset rating meneliti efektivitas program pada saat ditayangkan di stasiun penyiaran. Riset rating pada dasarnya meneliti tindakan audience terhadap pesawat penerima televisi atau radio. Tindakan audience terhadap pesawat penerima 1itu meliputi tindakan mematikan (turn off), menghidupkan (turn on), memindahkan (switching) saluran pesawat televisi. Riset rating sangat
membutuhkan perkiraan kuantitatif (responden) yang dianggap mewakili keseluruhan populasi. Dalam riset ini, peneliti memilih responden secara cermat. 42
42
Morissan MA, Media Penyiaran, Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005, hlm 167
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Istilah
penelitian kualitatif perlu kiranya dikemukakan beberapa definisi. Pertama, Bogdan dan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. 43 David Williams (1995) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertrik secara alamiah. Jelas definisi ini member gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah. 44
43
Prof. DR. Lexy J. Maleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006, hlm. 4 44 Ibid, hlm. 5
Karakteristik penelitian kualitatif mempunyai beberapa ciri, salah satunya deskriptif. Yaitu, data yang dikumpulkan adalah berupa kata – kata, gambar, dan bukan angka – angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan – kutipan data untuk member gambaran penyajian laporan tersebut. 45 Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengkritik kelemahan penelitian kuantitatif, serta juga bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Tujuan dari pendekatan kualitatif ini untuk menjelaskan dengan sedalam – dalamnya melalui pengumpulan data sedalam – dalamnya. Pendekatan ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) dan bukan banyaknya (kuantitas) data.
45
Ibid, hlm. 11
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode studi kasus.
Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data yang bias digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu penulis akan menggunakan wawancara mendalam (depth interview).
Metode penelitian digunakan penulis adalah metode kasus. Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu penulis akan menggunakan wawancara mendalam (depth interview). 46
46
Rachmat Kriyantono, S.Sos., M.Si, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, hlm. 66
3.3
Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Data Primer Dalam skripsi ini, penulis menggunakan pengumpulan data primer dengan metode depth interview (wawancara mendalam). Depth interview adalah suatu pengumpulan data atau informasi secara langsung bertatap muka dengan narasumber agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi secara intensif.
3.3.2 Data Sekunder Data sekunder yang akan mendukung data primer penulis beberapa diantaranya adalah data yang didapat dari riset AGB Nielsen yang dikeluarkan oleh litbang programming Metro TV yang sesuai dengan latar belakang masalah yang diambil oleh penulis yaitu hasil riset rating & share pada periode 29 Maret 2006 sampai dengan 8 Agustus 2008, serta pola dan daily schedule Metro TV pada periode Maret 2006 sampai dengan 8 Agustus 2008. Selain itu penulis juga mendapatkan data – data penguat dari beberapa referensi buku, diantaranya Teknik Praktis Riset Komunikasi (Rachmat Kartono), Media Penyiaran (Morissan), dan lain sebagainya yang terlampir di daftar pustaka.
3.4 Narasumber Dalam hal ini penulis akan melakukan wawancara dengan beberapa orang narasumber yang berkompeten dalam studi kasus ini. Mereka adalah :
a. Kioen Moe (General Manager Program & Development Metro TV) Ibu Kioen Moe Sebagai seorang GM Program & Development berperan penting dalam setiap pengambilan keputusan ke empat departemen tersebut. Beliau juga mengawasi alur kerja ke empat departemen tersebut baik dengan pihak internal ataupun pihak eksternal. Sehingga dapat tercipta suasana dan alur kerja yang sesuai dengan SOP Metro TV.
b. Anni Ibriah (Programming Manager Metro TV) Ibu Anni sebagai seorang programming manager memegang peranan yang sangat penting pada departemen Programming Metro TV. Seorang programming manager harus sudah mempunyai pemikiran jauh ke depan, mengenai program dan penempatannya guna menarik audience.
c. Andrew Eko (Section Head Research Programming Metro TV) Andrew Eko bertugas untuk melakukan riset terhadap program – program Metro TV dengan menggunakan jasa AGB Nielsen. Riset dilakukan oleh Andrew Eko setiap hari Rabu. Hasil riset tersebut kemudian disebarluaskan ke seluruh produser dan BOD sebagai referensi mereka. Dan setiap sebualn sekali Andrew Eko membuat profit & loss dan laporan kuadran yang bertujuan untuk mengetahui program apa yang sudah baik, yang perlu pembenahan, dan program yang harus diberhentikan.
d. Nuning Hayrani (Planning & Scheduling Programming Metro TV) Mbak
Nuning
memegang
peranan
yang
sangat
penting
pada
Planning&Scheduling Metro TV. Mbak Nuning bertanggungjawab dalam pembuatan pola siaran per tiga bulan di Metro TV. Mbak Nuning harus bisa melihat ritme audience Metro TV, sehingga dapat memberi masukkan kepada teman – teman acquisition untuk membeli program yang sesuai dengan audience Metro TV.
3.5 Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan kepada Input, Proses dasar transformasi, Sifat dasar manusia, Kepemimpinan, Planning, Organizing, Actuating, Controlling dan Output sebuah stasiun televisi terhadap Planning & Scheduling Metro TV dalam mengefektifkan program – program dengan menggunakan penempatan slot yang baik dan benar sesuai pola kepemirsaan agar program tetap mendapatkan rating dan share yang stabil / naik. Berikut adalah pengertian dari hal hal tersebut di atas : a. Input b. Proses transformasi c. Sifat dasar manusia. d. Kepemimpinan e. Planning f. Organizing g. Actuating
h. Controlling i. Output. 47
3.6 Definisi Konsep Konsep yang akan dijelaskan penulis terdiri dari beberapa hal, diantaranya : a. Strategi Program Program siaran tidak hanya bersaing dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan media lainnya. Maka dari itu diperlukanlah sebuah strategi program. Stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow) yaitu Head to head, Program tandingan (counterprogramming), Stripping, Bloking Program (Block Programming), Pendahuluan Kuat (Strong leadin), Strategi Buaian (creating hammock), Strategi Penghalangan (stunting), dan Strategi Lainnya.
47
Onong Uchjana Effendy, Human Relations and Public Relations, Bandung, Mandar Maju, 1983, hlm. 79
b. Planning & Scheduling Planning & Scheduling tugas dan tanggungjawab planning & scheduling pada departemen programming adalah menyiapkan planning program dan membuat daily schedule. Dalam melakukan tugasnya mereka dituntut untuk mengetahui berbagai macam pola acara dan pola siaran. Yang dimaksud dengan pola acara adalah apakah suatu acara dapat ditayangkan bagi kelas – kelas penonton tertentu, semuanya berdasarkan pada psikologi sosial ekonomi dan budaya. Dengan memahami pola kepemirsaan maka seorang perencana pola acara dapat menerjemahkan visi dan misi stasiun penyiaran yang dikelolanya sehingga dapat menghasilkan pola acara yang diminati. Sedangkan pola siaran bergantung pada jenis suatu program tayang yang terbagi menjadi acara informasi dan hiburan. Selanjutnya planner menentukan pola siaran berdasarkan timing program ditayangkan, yaitu : Pagi, siang, sore, malam. c. Rating Rating adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui jumlah khalayak. Riset terhadap rating menghasilkan banyak informasi berkaitan dengan media televisi atau radio. Hasil dari riset rating dapat digunakan sebagai acuan agency iklan untuk memasang iklan di suatu program di stasiun televisi. Share atau audience share adalah presentase dari House Using Television (HUT) yang menyetel stasiun, channel. Atau jaringan tertentu. Audience share pada dasarnya merupakan pembagian jumlah penonton stasiun televisi tertentu.
3.7
Teknik Analisis Data Teknik analisi data yang digunakan penulis adalah metode triangulasi data.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori 48 : a. Sumber Berarti membandingan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331). Hal itu dapat dicapai dengan jalan : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 48
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006, hlm. 330 & 331
b. Metode Menurut Patton (1987:329) terdapat dua strategi, yaitu : 1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan, 2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. c. Penyidik Teknik triangulasi jenis ketiga ini ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengrangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara lain ialah membandingkan seorang analisis dengan analisis lainnya. d. Teori Menurut Lincoln dan Guba (1987:307), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di pihak lai, Patton (1987:327) berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Metro TV Metro TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai
mengudara pada tanggal 25 November 2000. Metro TV merupakan salah satu anak perusahaan dari Media Group yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar Prioritas, yang dibredel oleh pemerintah pada tanggal 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu vokal. Pada tahun 1989, Ia mengambil alih Media Indonesia yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah stasiun televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV didirikan dengan tujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70% berita yang ditayangkan dalam tiga bahasa yaitu, bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30% entertainment yang bersifat edukatif. Metro TV mulai mengudara pada 25 November 2000 dengan 12 jam tayang. Dan sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24 jam.
Metro TV dapat ditamgkap secara tersterial di 290 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 52 transmisi di 52 kota di Indonesia. Secara acara teresterial, siaran Metro TV dapat ditangkap melalui Cablevision, Indovision, Astro, Telkomvision, dan TV Kabel lainnya di seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa 2 ke seluruh negara – negara ASEAN, termasuk Papua Nuguinea, dan sebagian Australia dan Jepang. Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing yaitu kerjasama dalam pertukaran berita, kerjasama perkembangan tenaga kerja dan banyak lagi. Stasiun televisi tersebut adalah Channel News Asia Singapura, Channel 7 Australia, Al Jazeera Qatar, Voice of America, dan ABS – CBN Philiphina. Dengan kerjasama internasional ini Metro TV menjadi tepat, cepat, dan cerdas dalam mendapatkan beritanya. 4.1.1 Visi Metro TV Adapun visi daripada Metro TV itu sendiri adalah : “To become a distinc Indoensian television station by ranking number one for its news, offering quality entertainment and lifestyle programming. Providing unique advertising opportunities and achieving loyalty with its viewers and advertisers by 2006.” 4.1.2 Misi Metro TV Metro TV sebagai stasiun televisi nasional di Indonesia mempunyai misi sebagai berikut : To stimulate and promote the nation’s and country’s advancement towards a democratic atmosphere, in order to excel in global competition, with high appreciation of moral and ethic.
1. To add a valuable presence to the television industry by profiding a new perspective, by improving the way information is presented and by offering quality entertainment alternatives. 2. To achieve a significant level of growth by developing and leveraging its assets, to increase the quality of life and the welfare of its employees, and to produce significant profit for its share holders. 4.1.3 Keunggulan Metro TV Sebagai stasiun televisi berita nasional pertama di Indonesia Metro TV memiliki beberapa keunggulan, yaitu : 1. Stasiun televisi berita pertama di Indonesia dengan menyajikan berita berita – berita yang cepat, terpecaya, tepat, dan independent. 2. Waktu siaran 24 jam non – stop. 3. Memiliki kemampuan untuk menayangkan Breaking News serta up – dating nya setiap saat. 4. Sinergi dengan Media Indonesia. 5. Memiliki studio di Bursa Efek Jakarta. 6. Reporter yang selalu siaga di MPR/DPR, Komdak, Istana Negara, serta perwakilan dalam dan luar negri. 7. Menggunakan system digital Satelite News Gathering yang biasa digunakan pada saat live report dari tempat kejadian dan teknologi virtual yang dipergunakan dalam set news program pada saat live di Studio Satu Metro TV. Virtual set ini sudah terprogram / terinstall pada tiap – tiap kamera yang ada di studio satu Metro TV. 8. Fleksibel waktu menonton bagi pemirsa; Headline, Basket / capsule system, Micro system, Breaking News, Live event. 9. Jangkauan ataupun frekuensi lebih tinggi.
10. Komitmen iklan sebatas 20% dari setiap program, agar iklan yang ditayangkan lebih cepat mendapat reaksi positif dari audience. 4.1.4 Konsep Program Metro TV Sebagai televisi berita pertama di Indonesia, Metro TV mempunyai konsep – konsep program yang lain daripada yang lain, adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan pola program Metro TV didasari beberapa hasil riset. Kegunaannya adalah untuk mendapatkan audience sebanyak mungkin dan semajemuk mungkin pada setiap kurun waktu tertentu, agar dapat menarik pemasang iklan. 2. Banyaknya audience per program setiap harinya dipantau oleh AGB Nielsen Media Research. Dengan demikian dapat diketahui banyaknya pemirsa yang menonton pada setiap program di Metro TV maupun di TV kompetitor. 3. Pembagian banyak program muatan berita dan entertainment adalah : a. Untuk hari Senin s/d Jumat : 70% news dan 30% non – news. b. Untuk hari Sabtu s/d Minggu : 30% news dan 70% non – news. 4.1.5 Target Metro TV Target Metro TV sebagai stasiun televisi berita pertama di Indonesia adalah : 6. Menjadi stasiun berita pertama yang terpercaya dalam penyampaian berita di Indonesia dan menjadi saluran pertama yang dapat mengembalikan nama baik Negara Indonesia di mata dunia luar. 7. Target Coverage Metro TV untuk tetap dapat melakukan ekspansi supaya dapat diterima di seluruh kabupaten di Indonesia.
8. Target Produksi Metro TV : o Mengembangkan program – program baru dengan mengutamakan in house production. o On line picture / Live news dari seluruh pelosok nusantara dan internasional. o Mendirikan mini studio di beberapa kota padat berita seperti, Surabaya, Medan, dll.
4.2
Gambaran Umum Program Talk show “Kick Andy” Dari hasil wawancara penulis dengan Andy F. Noya dan Makroen
Sanjaya, ide awal Kick Andy tercetus pada pertengahan tahun 2005. Ide ini berasal dari Surya Paloh yang menjabat sebagai direktur utama PT. Media Group. Ia melihat Andy F. Noya mempunyai latar belakang sebagai seorang wartawan handal, dan mengusulkan agar Andy F. Noya untuk membuat sebuah program unggulan, berupa talk show yang berbobot, tetapi tidak membahas topik – topik yang up to date yaitu mengangkat tema berdasarkan suatu peristiwa lama yang telah terlupakan atau terabaikan dan mungkin khalayak tidak mengetahui atau hanya melihat sekilas dari berita yang tayang, maka di “Kick Andy” peristiwa – peristiwa tersebut diangkat secara lebih mendalam. Tujuan dibuatnya talk show “Kick Andy” adalah untuk memberikan informasi, hiburan, pendidikan, pesan moral, dan fungsi Metro TV sebagai media. Program baru yang ditargetkan Metro TV untuk menjadi sebuah program
unggulan dan menjadi icon Metro TV, yang dikemas dalam bentuk talk show dan dapat bersaing dengan program – program sejenis dari stasiun televisi lain. Melihat situasi persaingan antar stasiun televisi, maka untuk menarik minat khalayak, tema – tema yang diangkat di talk show “Kick Andy” berdasarkan suatu peristiwa lama yang telah terlupakan atau terabaikan, yang mungkin sebagian khalayak tidak mengetahuinya. Maka di “Kick Andy” semua peristiwa tersebut diangkat dan dibahas secara lebih mendalam. Sehingga khalayak dapat mengetahui pesan moral yang terdapat pada setiap peristiwa yang terjadi. Menurut Makroen Sanjaya selaku penyelia acara, “Kick Andy” sebuah program yang dikemas dalam bentuk talkshow yang terinspirasi oleh program – program yang mempunyai karakter kuat seperti, Oprah Winfrey Show, Jay Leno Show, dan lain sebagainya. Kekuatan acara – acara seperti ini sangat melekat pada host (pembawa acara). Sebagai ujung tombak sebuah acara, host haruslah seorang yang mempunyai karakter dan kekuatan dalam membawakannya. Dalam hal ini, Andy F. Noya mempunyai karakter dan kekuatan sebagai seorang host, maka pada saat rapat pemilihan pemilihan nama untuk acara ini, kita melekatkan nama Andy F. Noya di dalamnya dan menjadikannya sebagai salah satu kekuatan talk show “Kick Andy”. Pihak Metro TV sepakat bahwa karakter Andy F. Noya bisa membawakan acara talk show ini secara lugas. Jika Andy F. Noya tidak ada, maka program ini tidak akan ada. Kira – kira seperti itu, karena memang tidak dapat digantikan. Akhirnya Metro TV mencari format, konsep dan mengawinkannya. Penayangan perdana talkshow “Kick Andy” berlangsung pada 16 Maret 2006 pukul 22.30 WIB. Tema yang pertama kali diangkat di Kick Andy adalah
”Cinta Melawan Kodrat”, sebuah tema yang membahas mengenai pernikahan sesama jenis kelamin. Talk show yang dihadirkan, mengupas tema ini dengan sangat mendalam dan mempunyai pesan moral yang kuat serta talk show yang menarik. Ini merupakan salah satu keunggulan “Kick Andy”, yaitu, menggali sisi humanisme/manusiawi suatu tema secara mendalam sehingga khalayak mendapatkan kesan dan pesan moral yang positif pada setiap tema yang ditayangkan. Selain itu, agar terbentuk suatu interaksi yang positif dengan khalayak, maka dibuatlah website yang berfungsi untuk menyaring komentar, usulan topik / tema, dan mengulas topik – topik yang akan dan telah ditayangkan di “Kick Andy”. “Kick Andy” juga bekerjasama dengan departemen – departemen terkait yang ada di Metro TV diantaranya, Departemen Programming, Promo, Produksi, Redaksi, Teknik, dan Sales & Marketing. 49 Dari hasil wawancara penulis dengan Andy F. Noya, target audience “Kick Andy” sendiri adalah MF, AB 20+ maksudnya, Male dan Female yang berasal dari golongan A atau B dengan rate umur 20 tahun ke atas. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa audience yang menonton “Kick Andy” juga berasal dari golongan C dengar rate umur 15 s/d 19 tahun. 4.2.1 Crew “Kick Andy” Host : Andy F. Noya Penyelia acara : Usman Kansong (Current Affairs Manager ) Produser :
49
Hasil wawancara dengan Andy F. Noya dan Makroen Sanjaya, Jakarta, 2006.
1. Agus Pramono 2. Kumala Dewi 3. Eko Sri Rahardjo Reporter (mencakup sebagai riset dan staff produksi) : 1. Rani 2. Indri Nababan 3. Hussein Assegaf 4. R.M Gaudensius Arifiandi Editor : Aji Djatmiko
4.3
Hasil Penelitian
4.3.1 Input Metro TV adalah stasiun televisi berita teresterial yang pertama di Indonesia yang mempunyai tujuan, visi dan misi untuk memberikan informasi dan mencerdaskan bangsa. Hadirnya Metro TV sebagai stasiun televisi berita diharapkan agar masyarakat Indonesia lebih paham dengan informasi yang akan disampaikan Metro TV, artinya adalah untuk mencerdaskan bangsa melalui pendidikan, memberikan informasi bagi pemirsanya. Dan hal ini tercermin dari beberapa program Metro TV baik yang diproduksi secara inhouse maupun yang dibeli dari luar, baik lokal maupun internasional. Informasi dan referensi yang diperoleh Metro TV dalam memproduksi sebuah program, mulai dari perencanaannya yaitu konsep, alasan kenapa dan mengapa program itu dibuat dan ditayangkan adalah melalui research yang
dilakukan team Research & Development yang ada dibawah naungan Departemen Programming Metro TV. Research yang digunakan adalah menggunakan tools atau perangkat dari AGB Nielsen. Setiap minggunya AGB Nielsen mengeluarkan data dari sepuluh kota besar di Indonesia, data tersebut hanya berupa data mentah. Setelah data itu didapat (dengan cara mendownload dari software yang bernama Ariana) team Research & Development akan mengolah data tersebut sesuai dengan kebutuhan Metro TV. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Andrew Eko, Head Research & Development Metro TV : “Referensi yang didapat tentunya dari AGB Nielsen. Tapi banyak sih faktor, dari grafik pergerakan rating per episode, profil audience nya seperti apa, grafik menit ke menitnya seperti apa, tingkat loyalitas audience nya seperti apa, pengaruh lead in nya seperti apa, itu termasuk salah satu tools yang digunakan, komposisi yang digunakan seperti apa, dan salah satu yang terpenting adalah ngobrol dengan Produser program yang bersangkutan sehingga kita tahu karakter programnya seperti apa. AGB Nielsen dia menghitungnya sudah perhari, datanya sudah per daily dan daily dari sepuluh kota itu sudah keluar datanya setiap hari. Program hari ini tayang besok sudah ada datanya.” 50
Dari informasi yang didapat dari research dapat diketahui tontonan seperti apa yang diinginkan audience, gaya hidup audience, dan mengetahui segmentasi Metro TV sendiri yaitu AB20+. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Ibu Kioen Moe GM Program & Development Metro TV : “Kita harus tahu apa yang dibutuhkan oleh viewers. Bagaimana kita tahu bahwa viewers kita suka apa? Dari penelitian, penelitian itu dari research, bisa dari vocal group discussion dengan berbagai metode itu bagaimana kita mendapatkan informasi dan kebutuhan. Pasti disitu sudah mencakup gaya hidup. Gaya hidup penonton kita. Dari research dari situ kita lihat apa yang dibutuhkan mereka. Dan tentunya dari segmentasi bagaimana kita mengetahui bahwa TV kita ini mau segmentasi seperti apa 52
Hasil wawancara penulis dengan Andrew Eko, Head of Research & Development Metro TV, 12 Februari 2009.
dan kita adalah memberikan program itu untuk ditonton oleh segmen itu”. 51 Metro TV adalah stasiun televisi berita maka inti dari program yang disajikan adalah news. Sebagian besar program yang disajikan adalah produksi daripada redaksi Metro TV itu sendiri. Justifikasi berita yang layak untuk ditayangkan merupakan justifikasi dari redaksi Metro TV. Meskipun demikian, Metro TV juga mempunyai program – program lain non redaksional yang diproduksi oleh departemen Produksi Metro TV, atau program – program yang dibeli dari luar (outsource) baik lokal maupun internasional. Standarisasi berita yang akan disajikan pun diatur sepenuhnya di dalam Standard Operational Procedure (SOP), baik dari sisi On Air Look, segmentasi dan target audience Metro TV, dan juga informasi seperti apa yang akan disampaikan kepada audience Metro TV. 4.3.2 Proses Transformasi Divisi Program & Development di Metro TV yang dikepalai oleh GM Program & Development membawahi empat Departemen yaitu, Programming, Produksi, Promosi, dan Traffic & Library. Masing – masing departemen mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda, tergantung daripada kepentingan dan kebutuhan dari departemen itu sendiri. Departemen Programming di Metro TV mempunyai tugas untuk mengatur jalannya siaran dari sisi program dalam hal ini memilih program apa yang sesuai untuk ditayangkan, menyeleksinya, dan menjadwalkan program tersebut.
Departemen Programming sendiri memiliki beberapa bagian yaitu, Acquisition, yang bertugas untuk menyeleksi dan membeli program, Planning Scheduling bertugas untuk menjadwalkan program, Research & Development bertugas untuk melakukan research terhadap program yang akan ditayangkan dan sedang ditayangkan, dan Quality Control bertugas melakukan control dalam hal teknis, Film Management & Subtitling yang mengatur distribusi materi dari sebelum on air sampai dengan on air. Dalam memilih suatu program untuk ditayangkan, dana yang tersedia untuk membeli atau memproduksi suatu program harus dipikirkan secara matang. Apakah dana cukup untuk membiayai atau tidak. Acqusiotion dalam memilih program mempunyai kapasitas untuk melakukan penawaran harga terhadap program yang akan diproduksi atau dibeli. Terutama untuk program canned impor (membeli dari distributor luar negri), acquisition juga harus memikirkan dana untuk menerjemahkan bahasa, dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Apabila harga sesuai dengan dana yang ada, maka acquisition akan melakukan pembelian program. Acquisition dalam membeli sebuah program juga akan melakukan diskusi dengan team research, apakah program yang akan dibeli sudah sesuai dengan kebutuhan audience Metro TV hal ini tidak terlepas dari supervisi seorang Programming Manajer. 4.3.3 Sifat Dasar Manusia Dalam mengawal proses kerja di Divisi Program & Development, seorang GM Program & Development lebih kepada memonitor, mengkoordinasi anak buah dan membuat ide – ide baru dan cara mengembangkan ide – ide baru
tersebut. Seorang General Manager (GM) harus memikirkan strategi sebuah program agar menjadi program yang berhasil. Berikut adalah petikan wawancara penulis dengan Ibu Kioen Moe : “Seorang GM itu menerima laporan daru managernya. Jadi, pekerjaan seorang GM lebih memonitor dan mengkoordinasi dan membuat ide – ide baru dengan cara pengembangan. Jadi yang namanya seorang GM itu lebih mengembangkan hal – hal yang lebih strategic untuk program”. 52 Seorang manager yang baik, pada saat dia memulai suatu pekerjaan dia sudah harus mengetahui langkah apa yang akan dia perbuat, memantau dan memotivasi anak buahnya dalam bekerja sehingga tercipta lah sebuah flow of work yang baik dan efektif. 4.3.4 Kepemimpinan Etos kerja yang berkembang di Metro TV khususnya di dalam Divisi Program & Development adalah team work. Team work yang baik harus mempunyai leadership yang kuat dan empati yang tinggi. Namun saat ini komunikasi yang terjalin di Metro TV masih kurang, hal ini disebabkan oleh karena sistem komunikasi yang belum sempurna, misalnya penggunaan intranet. Sampai saat ini masih banyak individu – individu di Metro TV yang belum bisa memaksimalkan penggunaan intranet. Padahal intranet merupakan salah satu sarana komunikasi yang disediakan dan diciptakan sebagai media komunikasi atau penyambung lidah antar individu di Metro TV dan etos kerja kita sudah harus diseimbangkan dengan komunikasi yang baik. Semua divisi yang ada di Metro TV harus mencapai target, dalam hal ini bagaimana Metro TV menentukan visi dan menyatukan persepsi terhadap visi 52
Ibid
Metro TV masih belum terjadi. Metro TV sebagai stasiun televisi berita bukan suatu bisnis pertelevisian yang umum dan dalam mencapai target, revenue dan rating yang sesuai target membutuhkan motivasi dan kegigihan dalam bekerja. Terlebih lagi setiap divisi mempunyai deadline yang berbeda – beda dalam memenuhi targetnya. Dalam gaya kepemimpinan yang ideal menurut Ibu Kioen Moe adalah jujur dan berdedikasi tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Pada Departemen Programming segala hal dikerjakan secara detail dan high preassure, hal ini dikarenakan jantung daripada sebuah stasiun televisi adalah Departemen Programming. Apabila Departemen Programming tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik maka akan berimbas ke departemen – departemen yang lain. Iklim kerja di Departemen Programming adalah kekeluargaan dan team work yang baik. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Ibu Anni Ibriah : “Iklim kerja di Departemen Programming ini saya coba dengan system kekeluargaan, artinya tidak seperti Boss ke staff, jadi saya lebih merangkul sebagai partner kerja, jadi kita lebih sebagai kerja team, satu team, jadi tidak kaku lah kalau saya, kalau ada masalah selesaikan, pasti ada solusi.” 53 4.3.5 Planning Perencanaan adalah sebuah unsur yang penting di dalam dunia penyiaran. Ada pameo mengatakan bahwa “Broadcasting is a planning”. Para perencana siaran memiliki tanggung jawab moral dan etika terhadap masyarakat. Perencanaan yang baik memperlancar proses produksi dan penyiaran, serta memberikan mekanisme kontrol.
55
Hasil wawancara penulis dengan Ibu Anni Ibriah, Programming Manager Metro TV, 3 Februari 2009.
Metro TV setiap tahunnya membuat strategi untuk program. Biasanya strategi ini dibuat pada bulan November atau Desember. Strategi ini dibuat untuk merencanakan program seperti apa dan bagaimana yang akan ditayangkan. Karena Metro TV merupakan televisi berita, kontribusi program yang paling besar porsinya adalah berita, dalam hal ini adalah departemen redaksi. Pada tahapannya, Departemen Programming akan rapat, berdiskusi dengan team dari redaksi mengenai rencana program seperti apa ke depan. Dan setelah itu Metro TV akan mengadakan rapat besar tahunan yang melibatkan seluruh divisi yang ada di Metro TV Divisi Program & Development, Divisi Sales & Marketing dan Finance & Accounting. Mengapa Divisi Sales & Marketing ikut dilibatkan? Agar ke depannya mereka dapat melihat dan mengira – ngira potensi untuk penjualan program itu seperti apa. Mengapa Divisi Finance & Accounting dilibatkan? Agar ke depannya Metro TV dapat merencanakan program sesuai dengan budget yang ada namun mendapatkan hasil yang maksimal. Pembuatan strategi besar ini, biasanya di broadcast disebut dengan Programming treat atau bahasa yang biasa digunakan di Metro TV adalah Master Plan, merupakan strategi yang direncanakan untuk setahun ke depan. Tapi dalam pelaksanaannya tidak terlalu kaku, karena Metro TV adalah televisi berita yang tayang 24 jam, bisa saja plan berubah, semua ini tergantung dari redaksi terhadap peristiwa ataupun berita yang mereka dapat dan hal tersebut memang untuk menginformasikan kepada audience bahwa Metro TV sebagai televisi berita adalah yang paling awal menayangkan suatu berita tertentu, terutama peristiwa yang cukup penting baik bagi masyarakat Indonesia maupun internasional, berita
tersebut juga harus sesuai dengan visi misi Metro TV. Namun Metro TV juga tetap mempertimbangkan kompetitor. Metro TV harus melihat kompetitor bermain seperti apa. Perencanaan terhadap program tidak hanya dibicarakan atau direncanakan pada rapat besar tahunan, tetapi ada juga perencanaan untuk program – program yang sedang berjalan. Ini lebih kepada pemilihan sebuah program yang akan tayang baik dalam waktu dekat atau jangka waktu ke depan. Di Metro TV terdapat sebuah forum yang bernama KPP, Komite Pemantau Program. Anggota dari KPP adalah dari beberapa departemen terkait seperti Programming, Produksi, Promosi, Finance (untuk melihat sisi budget untuk sebuah program) Sales & Marketing untuk melihat bagaimana potensi terhadap program baru ini di pasar. KPP merupakan forum untuk menampung semua ide – ide dan penawaran program baru baik dari inhouse (Redaksi dan Produksi) ataupun outsource. Program dari outsource biasanya masuk melalui Marketing, program yang ditawarkan biasanya berupa blocking program, sponsorship program atau revenue share program. Di KPP semua anggota KPP melakukan preview program bersama – sama, karena KPP lebih kepada konten program, hal itu merupakan kesepakatan seluruh anggota KPP. Untuk business deal, berapa revenue yang masuk hal tersebut akan di follow up kembali oleh Sales & Marketing. KPP itu lebih kepada memutuskan program yang ditawarkan itu sendiri, apakah layak untuk tayang di Metro TV, apakah sesuai dengan visi misi Metro TV, kalau sesuai dengan visi misi Metro TV, maka program yang ditawarkan akan dijalankan, kalau tidak, maka akan ditolak.
Apabila program sudah disepakati untuk ditayangkan, maka Departemen Programming akan mem follow up program sampai akhirnya program itu On Air. Tapi tidak berhenti sampai disitu, Programming akan terus memonitor dan mengevaluasi. Evaluasi itu sepakat dilakukan setelah enam episode untuk program yang tayang setiap seminggu sekali, bukan enam episode tayang melainkan enam episode data yang diterima Metro TV dari AGB Nielsen. Data didapat seeminggu setelahnya dan data yang muncul adalah episode ketujuh. Yang dievaluasi adalah data dari enam episode sebelumnya, untuk mengetahui kira – kira gerakan atau performance program itu seperti apa, kalau jelek dan masih bisa diperbaiki maka akan diperbaiki, baik itu dengan merubah konsep, format, packaging dan sebagainya. Tetapi kalau tidak ada perubahan Programming akan mengadakan rapat dengan team pembuat program itu sendiri, kita sampaikan hasilnya seperti ini dan biasanya kalau hasilnya tidak berubah juga maka program akan diberhentikan. Perencanaan administrasi juga dibutuhkan. Sesuai dengan budget yang diberikan kepada masing – masing divisi, tenaga atau SDM, banyaknya program yang diproduksi Metro TV, berarti Metro TV membutuhkan SDM satu sampai dua kali dari program yang akan diproduksi. Namun tentunya hal ini lebih ke kebijakan dari Divisi Human Resource and Development. Tetapi untuk perencanaan terhadap pemasaran sebuah program, apabila sebuah program disetujui Metro TV akan melakukan perhitungan budget yaitu Profit & Lost (P&L). Dalam hal ini ada dua pertimbangan, yang pertama adalah pertimbangan bahwa adalah program yang akan dipasarkan untuk menunjang
image, kontennya bagus, nilai pendidikan dan informasinya tinggi dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh Metro TV, yang kedua adalah program yang berdasarkan revenue, dimana dengan adanya program ini Metro TV bisa mendapatkan keuntungan dari sisi pendapatan. Tentu saja untuk program – program yang mendatangkan revenue harus sesuai dengan visi misi Metro TV. Jadi tidak sembarangan misalnya, program ini banyak mendatangkan keuntungan tapi tidak qualified, maka akan ditolak. Intinya, uang tidak bisa mengalahkan idealisme atau idealisme tidak bisa dikalahkan dengan uang. Yang bagus adalah Metro TV bisa mendapatkan dua – duanya, yaitu uang dan idealisme, tetapi itu sangat sulit dan pasti berat sebelah. Hal ini diutarakan Ibu Kioen Moe pada saat penulis mewawancara beliau : “Jadi intinya, uang tidak bisa mengalahkan idealism atau idealism tidak bisa dikalahkan dengan uang. Yang bagus adalah dua – duanya kita dapat, yaitu uang dan idealism, tetapi itu sangat sulit dan pasti berat sebelah. Itu bagaimana kita pintar – pintar bermain, kita juga butuh uang jadi kalau idealism kita 100% kita turunin saja menjadi 75% dengan pengurangan itu kita bisa tayangkan program ini dan kita dapat uang”. 54
Dari seluruh perencanaan di atas, maka disusunlah sebuah pola siaran sebagai panduan kerja Metro TV dalam menayangkan program – program yang ada di Metro TV. Pola siaran dibuat berdasarkan Master Plan yang telah disepakati oleh seluruh jajaran direksi Metro TV. Namun seperti yang dikatakan oleh Ibu Anni Ibriah, pola siaran dapat berubah sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Pola siaran merupakan penempatan daripada program – program yang ada di Metro TV. Dalam penempatan program diperlukan strategi, kalau salah dalam 56
Hasil wawancara penulis dengan Ibu Kioen Moe, GM Program & Development Metro TV, 5 Februari 2009.
menentukan strategi maka hal tersebut akan berdampak kepada channel share suatu stasiun televisi secara keseluruhan. Metro TV harus bisa melihat komposisi program yang mereka punya dan harus melihat juga bagaimana komposisi dari kompetitor. Seperti dimana dan bagaimana gaya permainan kompetitor, dan yang paling penting adalah team Research harus mengetahui kekuatan yang harus ditempatkan, program dengan karakter kuat atau program yang kuat akan ditempatkan pada waktu primetime karena semua stasiun televisi mengeluarkan program unggulannya pada waktu primetime. Setelah itu team Research akan memberikan masukan atau input kepada Planning & Scheduling dimana sebaiknya program ditempatkan. Program talk show “Kick Andy” pun tidak luput dari proses perencanaan yang telah disebutkan di atas. “Kick Andy” pun dapat memulai proses produksi dan ditayangkan setelah melalui KPP. Salah satu program dengan karakter kuat di Metro TV adalah ”Kick Andy”. ”Kick Andy” adalah program yang sudah sesuai dengan tujuan, visi dan misi Metro TV yaitu memberikan inspirasi pada audience nya. Pada awal perjalanan program ”Kick Andy” yang saat ini menginjak tahun ketiga, ”Kick Andy” mendapatkan banyak kritik, saran dan masukan baik dari pihak internal maupun eksternal. Untuk mencapai rating satu diperlukan usaha dan kegigihan yang kuat baik dari team ”Kick Andy” maupun dari Programming Metro TV. ”Kick Andy” masih tetap tayang di Metro TV dikarenakan karakter kuat yang dimiliki seorang Andy Noya. Salah satu kekuatan ”Kick Andy” adalah mereka fokus pada profil seseorang (narasumbernya) dan pada fokus itulah ”Kick Andy”
berbicara dengan hati. Hal itu terbukti dari pertanyaan – pertanyaan yang diajukan kepada narasumbernya dapat dia utarakan tanpa harus merusak momentum yang sedang terjadi. Penempatan program ”Kick Andy” berpengaruh terhadap meningkatnya rating program”Kick Andy” itu sendiri dan juga berpengaruh terhadap program yang tayang setelah ”Kick Andy” , namun tidak terlalu berpengaruh terhadap program yang tayang sebelum ”Kick Andy” . ”Kick Andy” pada awalnya tayang pada pukul 22.30 WIB. Average Rating tertinggi yang diperoleh ”Kick Andy” pada jam tersebut 3,4 dengan average share 18,3 dengan judul episode ”Republik BBM”. Berdasarkan dari data TVR & Share ”Kick Andy” per menit yang di dapat team research dari AGB Nielsen 55 :
55
Data diperoleh dari team Research Metro TVdengan mengolah data dari AGB Nielsen Media Research, 24 Februari 2009.
Untuk melengkapi informasi, penulis pun melakukan preview program “Kick Andy” episode “Republik BBM”. Dari data di atas, dapat terlihat bahwa pada awal program mulai, audience masih belum tertarik, hal ini terlihat dari grafik permenit di atas, namun pada akhir segmen satu, audience sudah mulai stay di ”Kick Andy”. Pada segmen satu tersebut, talk show masih berupa perkenalan ala ”Republik BBM”, mungkin pada saat ini audience belum terlalu penasaran, namun pada saat Presiden dan Wakil Presiden Republik BBM memasuki ruangan, grafik mulai terlihat menanjak. Saat memasuki segmen kedua karena audience sudah mulai stay dan mulai tertarik dengan talk show yang sedang berlangsung grafik mulai menunjukan kenaikan walaupun tidak terlalu signifikan, pada segmen ini masih berupa penjelasan mengenaik latar belakang lagu Republik BBM dan ’canda’ ala Republik BBM kepada Andy Noya. Memasuki segmen ketiga grafik mulai meningkat signifikan, pada segmen ini Andy Noya mulai melakukan eksplorasi tanya jawab dengan ’gaya’ nya kepada Effendy Ghazali dan teman – teman Republik BBM mengenai tanggal lahir Republik BBM, yang pada saat itu, sedang maraknya berita Republik BBM datang ke Istana Wakil Presiden RI untuk mendiskusikan Republik BBM yang pada saat itu dicekal karena dianggap terlalu menyudutkan pemerintah dengan ’lelucon’ mereka. Pada segmen keempat terjadi penurunan yang cukup signifikan setelah break ketiga, kenaikan angka pun pada segmen keempat. Di segmen ini, “Kick Andy” mengangkat asala mula Republik BBM. Penulis melihat bahwa cuplikan gambar yang disajikan kurang menarik, voice over pun tidak mendukung. Namun pada segmen kelima,
menjelang akhir acara grafik meningkat sangat signifikan. Bahkan ’peak’ program terdapat pada segmen lima. Ternyata ketika penulis melihat program, pada segmen lima terdapat telewicara antara Andy Noya dengan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dan terlihat jelas wajah Effendy Ghazali dan teman – teman Republik BBM terkejut. Isi daripada telewicara itu bahwa Wakil Presiden sebenarnya tidak keberatan dengan ’lelucon’ teman – teman Republik BBM selama tidak terlalu kontroversi/vokal, Wakil Presiden juga senang bahwa ternyata ada juga orang yang mencoba meniru beliau (Ucup Kelik). Dari keseluruhan data yang diperoleh team research menunjukan bahwa ”Kick Andy” secara angka sudah dianggap stabil dan dirasa sudah mempunyai audience tetap dan sudah cukup kuat baik secara konten maupun karakter, maka Programming memajukan jam tayang ”Kick Andy” menjadi pukul 22.00 WIB namun tetap di hari yang sama. Hal ini pun tidak lepas dari Master Plan yang dibuat Progarmming dan disetujui seluruh jajaran direksi Metro TV. Penulis mendapatkan data bahwa ketika ”Kick Andy” harir setengah jam lebih awal, rating & share yang diperoleh pun tetap stabil, bahkan cenderung meningkat. Berikut salah satu grafik audience ”Kick Andy” pada episode ”Aa’ Gym Menjawab” 56 :
56
Data diperoleh dari team Research Metro TVdengan mengolah data dari AGB Nielsen Media Research, 24 Februari 2009.
Pada episode ini, segmen pertama angka yang terlihat tidak terlalu tinggi, namun dibandingkan dengan ”Kick Andy” yang tayang pada pukul 22.30 WIB angka terlihat sedikit lebih tinggi. Penulis juga melakukan preview program pada episode ini, pada segmen pertama masih berupa cuplikan gambar tentang kehidupan (biography) Aa’ Gym, voice over pun cukup kuat, namun mungkin audience masih belum terlalu tertarik. Strategi ”Kick Andy” adalah jurus dewa mabuk yaitu, mengangkat peristiwa lama yang mungkin sudah terlupakan (bukan sesuatu yang up to date), jadi harap dimaklumi karena pada saat ”Kick Andy” mengundang Aa’ Gym kasus kontroversi poligami Aa’ Gym sudah mulai redup. Pada segneb kedua grafik mulai meningkat walaupun tidak terlalu signifikan. Pada segmen ini penulis melihat bahwa ”Kick Andy” mulai mengangkat isu poligami Aa’ Gym yang dimana, Aa’ Gym mulai menjawab maksud daripada dia berpoligami. Cuplikan gambar istri kedua Aa Gym pun ditampilkan, nampaknya audience sudah mulai tertarik untuk stay. Pada segmen ketiga grafik menunjukan penurunan yang cukup drastis, grafik menunjukan angka yang ada lebih kecil dari grafik awal segmen kedua namun, pada segmen ketiga ini pula terlihat peningkatkan yang sangat drastis. Penulis melihat, pada segmen ketiga ini Andy Noya menceritakan kembali tentang Agung, adik Aa’ Gym yang lumpuh. Andy
Noya mengajukan sebuah pertanyaan mengenai yang membuat Aa’ Gym kembali mengingat sang adik, dan dia (Aa’ Gym) menceritakan tentang adiknya itu dan menangis. Sisi humanisme yang digali oleh Andy Noya nampaknya memancing emosi audience yang menonton ”Kick Andy”. ’peak’ tertinggi pun terdapat pada segmen ketiga ini. Pada segmen keempat grafik tetap stabil, pada segmen ini penulis melihat topik yang diangkat mengenai bisnis Aa’ Gym yang mulai surut akibat isu poligami Aa’ Gym. Grafik tetap stabil hingga segmen terakhir, pada segmen ini hobby ekstrim Aa’ Gym diangkat, cuplikan gambar dan voice over sangat kuat, sehingga grafik tidak turun drastis. Setelah ”Kick Andy” dianggap menjadi program yang kuat dan ditunggu – tunggu audience Metro TV, Programming mengusulkan agar ”Kick Andy” tayang dua kali seminggu, tapi hal ini tidak disanggupi oleh team ”Kick Andy”. Pada akhirnya ”Kick Andy” sepakat tayang setengah jam lebih awal dengan penambahan durasi setengah jam, sehingga total durasi menjadi satu setengah jam. Hal ini merupakan salah satu strategi daripada Departemen Programming dalam menjaga dan meningkatkan angka atau rating & share program berikut channel share Metro TV. Tidak dapat dipungkiri, bahwa dari data yang diperoleh team research dari AGB Nielsen yang keluar setiap minggu stabilitas dan peningkatan performance ”Kick Andy” pada rating & share, membuat penjualan Sales untuk iklan yang akan tayang diprogram ”Kick Andy” semakin bertambah, sehingga hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan agart durasi ditambahkan setengah jam. Dan sekarang ”Kick Andy” hadir di hari Jumat pukul 21.30 WIB.
Berikut adalah salah satu tayangan ”Kick Andy” episode ”pada hari Jumat pukul 21.30 WIB 57 :
Sekali lagi penulis melakukan preview terhadap talk show ”Kick Andy” episode ”Sang Pemburu Tikus”. Pada segmen pertama grafik menunjukan adanya peningkatan yang cukup signifikan, segmen ini mengangkat profil Antasari Ashar dan kasus ’Jaksa Urip’. Pada segmen kedua juga terjadi peningkatan grafik yang cukup signifikan, pada segmen ini ”Kick Andy” menayangkan kasus yang Al Amin yang terungkap oleh KPK. Pada segmen ketiga grafik menunjukan angka yang stabil dari awal sampai akhir segmen, pada segmen ini ”Kick Andy” mengangkat mengenai tuduhan – tuduhan yang ada mengenai money politik dan tuduhan adanya ’skenario’ dalam penangkapan KPK. Pada segmen keempat angka menunjukan penurunan, namun mulai menunjukan peningkatan, hal ini mungkin disebabkan karena diangkatnya kasus mengenai Antasari Ashar yang 57
Data diperoleh dari team Research Metro TVdengan mengolah data dari AGB Nielsen Media Research, 24 Februari 2009.
melakukan penangkapan Tommy Soeharto dan mengapa dia bisa kabur, pro dan kontra mengenai hal tersebut diangkat pada segmen ini. Pada segmen kelima angka menunjukan tetap stabil, pada segmen ini Antasari Ashar menjelaskan mengenai tujuan, visi, misi KPK. Pada awal segmen enam, yaitu segmen terakhir angka mengalami penurunan, namun mulai naik pada ending program. Pada segmen terakhir ini, ”Kick Andy” mengangkat mengenai biography Antasari Ashar, di sini terlihat sisi humanisme seorang Antasari Ashar mulai terangkat. Dari ketiga sample yang mewakili ”Kick Andy” pada tiap jam penayangannya, menunjukan bahwa strategi Programming dalam melakukan penempatan didasari oleh riset yang kuat. Filosofi ’angka tidak dapat berbohong’ terbukti. 4.3.6 Organizing Sebuah organisasi di dalam sebuah perusahaan dijabarkan secara struktural. Di dalam struktur Departemen Programming Metro TV dikepalai oleh seorang Programming Manager yang secara langsung memberikan laporan kepada GM Program & Development. Programming Manager membawahi beberapa bagian yaitu, Acquisition, Planning & Scheduling, Research & Development dan Programming Services yang terdiri dari Quality Control dan Film Management & Subtitling. Seorang manajer yang baik dalam memulai setiap pekerjaannya harus bisa menjaga flow of work diantara anak buahnya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Ibu Kioen Moe :
”Seorang manager yang sempurna, harusnya dia memulai kerja semua seharusnya sudah satu flow of work.” 58 Planning & Scheduling, bertugas untuk menindaklanjuti pola besar atau Master Plan atau Programming Treat yang telah disepakati bersama. Tugas daripada Planning & Scheduling lebih difokuskan kepada details, episode number, koordinasi dengan Traffic & Library, Produksi, Redaksi, Sales & Marketing, bahkan sampai ke bagian MCR. Acquisition adalah bagian yang melakukan pembelian suatu program. Pembelian program ini biasanya di luar dari program yang produksi inhouse, program yang di beli bisa dari luar negeri maupun lokal ataupun yang bentuknya kerjasama. Acquisition harus mempunyai ”good taste” terhadap program, sehingga dia tahu mana program yang bermutu dan yang tidak bermutu. Hal – hal seperti itu akan lahir dengan sendirinya dengan sering menonton, mengamati program atau film dan juga dengan mengamati gaya dan ekonomi bangsa Indonesia. Research & Program Development, yang melakukan research dengan metode kuantitatif dan belum menggunakan metode kualitatif. Kualitatif research biasanya dilakukan Metro TV bila ada kebutuhan dari program itu sendiri. Tapi untuk saat ini research yang dilakukan adalah kuantitaif research yang datanya diperoleh dari AGB Nielsen, lembaga research yang digunakan oleh semua televisi di Indonesia baik lokal maupun teresterial dan bahkan juga diguanakan oleh payTV dan juga agency. Selain itu Research juga bertugas untuk
58
Hasil wawancara dengan Ibu Kioen Moe, GM Program & Development Metro TV, 5 Februari 2009.
memonitoring program – program yang sudah berjalan apakah performing nya baik atau kurang baik, Research disini digabungkan dengan Program & Development. Artinya pengembangan program apa yang bisa dilakukan oleh Metro TV, usulan apa, rekomendasi apa yang bisa disampaikan, bisa disalurkan melalui Research & Development. Kemudian yang terakhir adalah Progamming Services yang membawahi Quality Control (QC) dan Film Management & Subtitling. QC bertugas untuk melakukan screening dan memfilter program – program sebelum tayang. Artinya dalam hal ini adalah melakukan check dan recheck secara teknis, baik dari segi audio dan video tapi tidak terlepas untuk memfilter konten dari program itu sendiri terutama pada program yang dibeli dari luar. Apakah ada unsur SARA, kekerasan, pornografi, itu semua merupakan hal yang sudah diatur dalam undang – undang penyiaran dan apabila dilanggar Metro TV akan mendapat sangsi, jadi tugas QC cukup berat. Film Management & Subtitling yang bertugas untuk mendistribusikan materi – materi yang datang dari luar negri untuk di data kemudian ditaruh di Library Metro TV lalu mendistribusikannya ke Production House untuk disubtitling karena Metro TV sebagai stasiun televisi tidak mempunyai bagian Subtitling sendiri oleh karenanya Metro TV melakukan outsourcing. Iklim kerja di Departemen Programming adalah kekeluargaan dan team work yang baik. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Ibu Anni Ibriah : “Iklim kerja di Departemen Programming ini saya coba dengan system kekeluargaan, artinya tidak seperti Boss ke staff, jadi saya lebih
merangkul sebagai partner kerja, jadi kita lebih sebagai kerja team, satu team, jadi tidak kaku lah kalau saya, kalau ada masalah selesaikan, pasti ada solusi.” 59
4.3.7 Actuating Di dalam sebuah organisasi, terdapat empat azas yaitu, fungsionalisme, koordinasi, kesatuan wewenang, dan pendelegasian wewenang. Dalam hal ini pada Divisi Program & Development Metro TV yang dikepalai oleh seorang GM sudah memenuhi ke empat azas tersebut. Masing – masing Manager sudah bertanggung jawab terhadap departemen yang mereka pimpin. Walaupun di Metro TV masih belum tercapai sepenuhnya ”The right man in the right place doing the right job at the right time” namun beberapa departemen sudah memenuhi kriteria tersebut. Pada Divisi Program & Development setiap manager harus memberikan laporan secara berkala kepada GM Program & Development. Laporan tersebut bisa berupa data atau strategi yang akan dibuat oleh tiap – tiap departemen. Hal ini dilakukan untuk kerjasama dan keseragaman dalam mencapai tujuan, visi dan misi daripada Metro TV. Pada Departemen Programming, Programming Manager memotivasi anak buahnya dengan melakukan pendekatan secara informal. Team work sangat dibutuhkan guna mendukung keberhasilan suatu manajemen. Karena banyak daripada staf – staf yang masih baru dan belum berpengalaman di dunia penyiaran, tukar pikiran dan informasi juga bekal mengenai dasar – dasar ilmu
61
Hasil wawancara penulis dengan Ibu Anni Ibriah, Programming Manager Metro TV, 3 Februari 2009.
broadcasting selalu diberikan oleh Programming Manager untuk memotivasi anak buahnya Oleh karena hal – hal tersebut di atas maka Departemen Programming melakukan pelaksanaan dalam meningkatkan rating & share talk show ”Kick Andy” adalah dengan melakukan perpindahan jam tayang berdasarkan data yang diperoleh dari AGB Nielsen selama ini. Pengalaman dan pembelajaran dalam melihat angka (rating & share), profil audience, serta menganalisa grafik, membuat Departemen Programming menghasilkan sebuah strategi penempatan yang sesuai dengan kebutuhan audience terhadap suatu program. 4.3.8 Controlling Controlling yang dilakukan oleh GM Program & Development adalah dari laporan – laporan berkala yang diberikan oleh manager tiap – tiap departemen. Biasanya divisi Program & Development melakukan Rapat Koordinasi yang dilaksanakan setiap minggu. Dari rapat koordinasi maka semua permasalahan atau persoalan dapat dikoordinasi dan dibicarakan lebih lanjut dan menemukan solusi yang tepat. Controlling yang dilakukan Departemen Programming terhadap apa yang telah dilaksanakan adalah melakukan monitoring terhadap semua program – program Metro TV baik yang bulletin maupun yang non bulletin. Untuk menunjang hal ini Departemen Programming membuat time plan sendiri, kira – kira dalam sekian periode yang sudah juga ditetapkan oleh manajemen kita harus melakukan evaluasi terhadap program – program yang ada. Televisi bergerak dinamis, untuk program – program non bulletin Metro TV tidak bisa seumur
hidup programnya hanya itu – itu saja. Dunia berubah, dunia bisnis pertelevisian juga semakin ketat Metro TV tidak bisa berdiam diri, berpuas diri dengan program yang sudah ada. Metro TV juga harus membuat inovasi – inovasi yang inline dengan core Metro TV sebagai televisi berita. Pada talk show ”Kick Andy” Departemen Programming lebih melakukan kontrol terhadap konten program. Karena dari data yang diperoleh talk show ”Kick Andy” kuat atau mendapatkan rating & share yang tinggi pada saat ”Kick Andy” mengangkat tema atau topik yang fokus kepada profil seseorang, terlebih lagi apabila profil yang diangkat mengenai orang – orang yang mempunyai nama besar atau terkenal. 4.3.9 Output Output yang dihasilkan Metro TV sudah hampir sesuai dengan target, tujuan, visi dan misi daripada Metro TV itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari controlling yang dilakukan Metro TV terhadap program – program yang tayang di Metro TV. Apabila ada program yang tidak perform maka program itu dianggap gagal, dan apabila program itu perform, Metro TV khususnya Departemen Programming akan mempertahankan program tersebut dan meningkatkannya. Output yang dihasilkan Departemen Programming dalam meningkatkan rating & share ”Kick Andy” adalah adanya stabilitas rating & share yang diperoleh ”Kick Andy” pada setiap episode nya, hal ini terbukti dari data yang didapat dari AGB Nielsen.
4.4
Analisis dan Pembahasan
Setelah menghimpun semua datadata yang ada pada hasil penelitian, maka pembahasan ini penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan kerangka pemikiran dan teoriteori yang digunakan, sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada. Strategi Planning & Scheduling Metro TV terhadap rating & share program ”Kick Andy” berdasar pada faktor kekuatan program ”Kick Andy” itu sendiri yang diimbangi oleh hasil research yang dilakukan oleh team research Metro TV. Program ”Kick Andy” dianggap sudah memenuhi tujuan, visi dan misi Metro TV dan dapat menarik audience dengan fokusnya sendiri yaitu berbicara dengan hati. Faktor penempatan program yang tepat menambah nilai plus pada program ”Kick Andy” , yaitu meraup lebih banyak audiencen, tidak hanya audience target Metro TV yaitu AB20+, tetapi juga bisa meraup audience dari segmentasi C 15 s/d 35 tahun. Strategi Departemen Programming dalam memindahkan jam tayang ”Kick Andy” dari hari Kamis pukul 22.00 WIB ke hari Jumat pukul 21.30 WIB merupakan sebuah langkah besar dan penuh resiko. Karena dari hasil wawancara yang diperoleh penulis dengan salah satu team Research Metro TV, pada hari Jumat di waktu prime time yaitu pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB merupakan ajang pertarungan semua stasiun televisi. Semua stasiun televisi akan mengeluarkan program terbaik mereka pada waktu prime time. Hal itu sempat dikhawatirkan oleh Departemen Programming, namun pada kenyataan di
lapangan ”Kick Andy” dapat melaluinya dengan baik dan ternyata dari hasil research ”Kick Andy” mengalami kenaikan yang cukup baik dan signifikan. 4.4.1 Input Menurut JB. Wachjudi dari pengapitan dua teori “Input – Output Model” dari Henry Fayol dan Frederick Taylor, Bahan baku dasar yang akan diolah menjadi mata acara siaran adalah informasi. Informasi ini diolah di dalam transformation process dengan berbagai pertimbangan dan sarana pengolahan. Bahan baku informasi dibagi menjadi lima golongan besar : f. Pendidikan agama g. Kebudayaan h. Hiburan i. Berita / penerangan j. Iklan dan public service Mengingat siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat, maka dalam pengolahan informasi, referensi yang ada pada proses input harus diperhatikan dan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam proses transformasi. Untuk itulah referensi tersebut perlu diketahui semua pimpinan dan pelaksana dengan menuangkannya ke dalam SOP (Standard Operating Procedure). Informasi dan referensi paling penting diperoleh Metro TV dalam memproduksi sebuah program adalah dari data yang dihasilkan oleh team research. Data tersebut diperoleh Metro TV dari AGB Nielsen yang keluar setiap hari Rabu.
Dari data yang diperoleh berupa data mentah yang kemudian diolah dan dianalisis sesuai kebutuhan Metro TV. Dari hasil olah data tersebut dapat dilihat segmentasi dari audience Metro TV, pergerakan audience Metro TV setiap menitnya dan naik/turunnya rating sebuah program. Selain itu dapat juga dilihat keinginan atau ketertarikan penonton dari program yang mereka lihat. Informasi dan referensi yang diperoleh tidak hanya didapat dari data, tetapi juga dari isu yang sedang beredar di masyarakat yang dianggap masih inline dengan visi misi Metro TV. Isu – isu tersebut diangkat dan dikupas secara indepth ke dalam program news talk show atau news magazine Metro TV. 4.4.2 Proses Dasar Transformasi Pada dasarnya proses transformasi adalah proses manajemen dan terdapat unsur : d. Manusia (pimpinan/manager, staf, pelaksana) e. Dana, f. Sarana dan prasarana Ketiga unsur di atas harus diolah melalui ketrampilan manajemen. Ketrampilan manajemen di sini menjadi fungsi manager/pimpinan, yaitu bagaimana mengelola manusia, dana, sarana dan prasarana, seminimal mungkin (efektif). Dari hasil wawancara penulis dengan Programming Manager Metro TV, kewenangan seorang Programming Manager mempunyai kekuasaan penuh dalam mengambil sebuah keputusan atas layak atau tidaknya sebuah program untuk tayang di Metro TV. Namun untuk memberhentikan suatu program yang dianggap
tidak perform, maka Programming Manager akan meminta masukan berupa data dari team research. Jika dari data yang ada program tersebut dianggap tidak perform maka, Programming Manager, team research dan team pembuat program akan duduk bersama. Biasanya Departemen Programming akan memberi waktu kepada pembuat program untuk memperbaiki program tersebut. Namun jika dalam kurun waktu yang ditentukan, program tersebut tidak perform juga, maka program akan diberhentikan. Dari sisi dana, sarana dan prasarana sampai saat ini masih belum menunjang hal ini dikarenakan sistem yang masih dalam pembenaran, namun hal tersebut tidak membuat koordinasi, komunikasi dan flow of work antar departemen di Divisi Program & Development menjadi terganggu. 4.4.3 Sifat Dasar Manusia Pada dasarnya tindakan seseorang dipengaruhi oleh banyak hal yang masuk pada dirinya untuk bahan pertimbangan. Rangsangan dari luar ke pusat syaraf ini dapat berbentuk sikap, pendapat dan tingkah laku. Setiap individu selalu memiliki tujuan hidup yang dibagi menjadi tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Tujuan hidup jangka panjang merupakan falsafah hidup orang itu. Output (sikap, tingkah laku dan ucapan) orang itu akan selalu mencerminkan/berimpit dengan tujuan yang akan dicapai. GM Program & Development di Metro TV mengawal proses kerja Divisi Program & Development dengan cara memonitor dan berkoordinasi dengan manager – manager setiap departemen yang ada dibawah naungan GM Program
& Development. Apa yang dikerjakan seorang GM adalah lebih kepada hal – hal berupa strategi atau ide – ide baru ke dalam sebuah program. 4.4.4 Kepemimpinan Kepemimpinan adalah gaya seorang pemimpin/manager dalam melaksanakan kehendak/mempengaruhi orang lain, agar mau melaksanakan sesuatu dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan/disepakati bersama. Seorang pemimpin/manager yang baik harus menciptakan iklim kerja yang serasi/harmonis. Tiap pelaksana harus di atas kesadaran, bukan atas dasar ketakutan. Harus dikembangkan kreativitas diantara pelaksana dan pimpinan, antarpimpinan dan pelaksana. Harus dikembangkan sikap saling menghargai, pengertian dan mengingatkan, serta menjauhkan sikap praduga yang berlebihan. Pada dasarnya “Organisasi yang baik akan menghasilkan outputs yang baik pula, dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”. Etos kerja yang berkembang di Metro TV khususnya Divisi Program & Development adalah team work. Team work yang baik harus mempunyai leadership yang kuat dan empati yang tinggi. Semua divisi yang ada di Metro TV harus mencapai target, dalam hal ini bagaimana Metro TV menentukan visi dan menyatukan persepsi terhadap visi Metro TV masih belum terjadi. Metro TV sebagai stasiun televisi berita bukan suatu bisnis pertelevisian yang umum dan dalam mencapai target, revenue dan rating yang sesuai target membutuhkan motivasi dan kegigihan dalam bekerja.
Terlebih lagi setiap divisi mempunyai deadline yang berbeda – beda dalam memenuhi targetnya. Dalam gaya kepemimpinan ideal yang ada di Divisi Program & Development Metro TV adalah jujur dan berdedikasi tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Jantung sebuah stasiun televisi adalah Departemen Programming segala hal dikerjakan secara detail dan high preassure, hal ini dikarenakan jantung daripada sebuah stasiun televisi adalah Departemen Programming. Apabila Departemen Programming tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik maka akan berimbas ke departemen – departemen yang lain. Iklim kerja di Departemen Programming adalah kekeluargaan dan team work yang baik. Sebuah program yang baik juga dapat dihasilkan dari team work dan kerjasama yang baik antara pembuat program dengan team Research. Masukan atau input yang di dapat team research dari AGB Nielsen dapat dijadikan acuan team pembuat program dalam membuat strategi program yang mereka buat. Permainan segmentasi seperti apa yang akan dibuat, kapan harus bermain dengan durasi panjang, atau kapan harus mengeluarkan gambar – gambar terbaik. Begitu pula sebaliknya, team Research mendengarkan kekurangan atau kekuatan daripada ide program yang akan diangkat. Sehingga team Research dan team pembuat program dapat menguatkan karakter prorgram dan meminimalisir kekurangan yang ada. 4.4.5 Planning
Di dunia penyiaran, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting, karena siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Ada pameo mengatakan bahwa “Broadcasting is a planning”. Para perencana siaran memiliki tanggung jawab moral dan etika terhadap masyarakat. Perencanaan yang baik memperlancar proses produksi dan penyiaran, serta memberikan mekanisme kontrol. Evaluasi baru dapat dilakukan bila ada perencanaan. Di dunia penyiaran, perencanaan tertuang ke dalam pola acara yang disusun secara harian, mingguan, bulanan dan tahunan dan merupakan pegangan utama para pengelola siaran. Para perencana harus peka terhadap selera khalayak. Setiap outline/sinopsis yang masuk harus diteliti apakah isi pesan sesuai dengan kebijaksanaan yang ada. Metro TV setiap tahunnya membuat strategi untuk program. Biasanya strategi ini dibuat pada bulan November atau Desember. Strategi ini dibuat untuk merencanakan program seperti apa dan bagaimana yang akan ditayangkan. Karena Metro TV merupakan televisi berita, kontribusi program yang paling besar porsinya adalah berita, dalam hal ini adalah departemen redaksi. Pada tahapannya, Departemen Programming akan rapat, berdiskusi dengan team dari redaksi mengenai rencana program seperti apa ke depan. Dan setelah itu Metro TV akan mengadakan rapat besar tahunan yang melibatkan seluruh divisi yang ada di Metro TV Divisi Program & Development, Divisi Sales & Marketing dan Finance & Accounting.
Pembuatan strategi besar ini, biasanya di dunia broadcast disebut dengan Programming treat atau bahasa yang biasa digunakan di Metro TV adalah Master Plan, merupakan strategi yang direncanakan untuk setahun ke depan. Perencanaan terhadap program tidak hanya dibicarakan atau direncanakan pada rapat besar tahunan, tetapi ada juga perencanaan untuk program – program yang sedang berjalan. Ini lebih kepada pemilihan sebuah program yang akan tayang baik dalam waktu dekat atau jangka waktu ke depan. Di Metro TV terdapat sebuah forum yang bernama KPP, Komite Pemantau Program. Anggota dari KPP adalah dari beberapa departemen terkait seperti Programming, Produksi, Promosi, Finance (untuk melihat sisi budget untuk sebuah program) Sales & Marketing untuk melihat bagaimana potensi terhadap program baru ini di pasar. Dari seluruh perencanaan di atas, maka disusunlah sebuah pola siaran sebagai panduan kerja Metro TV dalam menayangkan program – program yang ada di Metro TV. Pola siaran dibuat berdasarkan Master Plan yang telah disepakati oleh seluruh jajaran direksi Metro TV. Namun seperti yang dikatakan oleh Ibu Anni Ibriah, pola siaran dapat berubah sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Pola siaran merupakan penempatan daripada program – program yang ada di Metro TV. Dalam penempatan program diperlukan strategi, kalau salah dalam menentukan strategi maka hal tersebut akan berdampak kepada channel share suatu stasiun televisi secara keseluruhan. Metro TV harus bisa melihat komposisi program yang mereka punya dan harus melihat juga bagaimana komposisi dari kompetitor. Seperti dimana dan bagaimana gaya permainan kompetitor, dan yang paling penting adalah team research harus mengetahui kekuatan yang harus
ditempatkan, biasanya program dengan karakter kuat atau program yang kuat akan ditempatkan pada waktu prime time karena semua stasiun televisi mengeluarkan program unggulannya pada waktu prime time. Setelah itu team research akan memberikan masukan atau input kepada Planning & Scheduling dimana sebaiknya program ditempatkan. Strategi penempatan program ”Kick Andy” tidak terlepas dari perencanaan matang Departemen Programming semakin pagi program semakin tinggi rating & share yang bisa diperoleh. Ketika Programming merasa bahwa ”Kick Andy” sudah cukup kuat berada pada pukul 22.30 WIB, dalam arti lain sudah mempunyai audience tetap, maka dengan didukung oleh data yang kuat Programming pun mencoba untuk menempatkan ”Kick Andy” setengah jam lebih awal. Setiap langkah yang diambil dalam penempatan program mengandung resiko, salah penempatan dapat membuat program yang sebelumnya mendapatkan angka yang tinggi berubah menjadi rendah, hal ini tidak terlepas dari profil audience Metro TV. Apabila program ditempatkan pada jam yang tidak sesuai dengan profil audience pada jam tersebut, maka angka bisa saja turun. Pada perpindahan jam tayang ”Kick Andy” Programming sudah memikirkan dengan matang resiko yang akan dihadapi, karena kemungkinan angka turun sudah pasti ada. Namun, dengan dibantu konten yang kuat akhirnya ”Kick Andy” dapat mempertahankan angka dan tetap stabil. 4.4.6 Organizing Secara klasik organisasi diartikan sebagai struktur yang menggambarkan hirearki (struktur dan formal), sedangkan secara modern organisasi diartikan
sebagai hubungan kerja antar – manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apa pun bentuk dan jenis organisasi, pemnbentukannya tidak boleh melupakan keempat asas organisasi, yaitu fungsionalisme, koordinasi, kesatuan wewenang, dan pendelegasian wewenang. Organisasi sebagai wadah bersifat statis, tetapi sebagai proses bersifat dinamis. Struktur organisasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan dengan penerapan pembagian tugas/pekerjaan dari unsur – unsur yang ada menurut bidang masing – masing disertai batas – batas kewenangan dan tanggung jawab. Membedakan antara wewenang dan tanggung jawab, adalah wewenang dapat didelegasikan, tetapi tanggung jawab tidak. Tanggung jawab akan selalu ada di tangan pimpinan/manager. Dan itu perlu disadari oleh pimpinan/manager disegala tingkatan. Sebuah organisasi di dalam sebuah perusahaan dijabarkan secara struktural. Di dalam struktur Divisi Program & Development, empat manager yang mengepalai empat departemen di bawah naungan GM Program & Development melapor langsung kepada GM Program & Development. Departemen Programming Metro TV dikepalai oleh seorang Programming Manager yang secara langsung memberikan laporan kepada GM Program & Development dan membawahi beberapa bagian yaitu, Acquisition, Planning & Scheduling, Research & Development dan Programming Services yang terdiri dari Quality Control dan Film Management & Subtitling.
Seorang Programming Manager bertanggung jawab penuh terhadap pola siaran atau Master Plan yang merupakan hasil dari Rapat besar tahunan Metro TV. Programming Manager juga mempunyai kekuasaan untuk menolak atau memeberhentikan sebuah program, apabila program tersebut tidak sesuai atau tidak mencapai target, tujuan, visi dan misi Metro TV. 4.4.7 Actuating Di dalam hubungan kerja antar – pimpinan, pelaksana, dan antara pimpinan dan pelaksana, terlihat masalah human relation atau hubungan antar – manusia melalui proses komunikasi memegang peranan sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu di dalam suatu organisasi perlu diciptakan iklim kerja yang harmonis. Prinsip
dasar
pemilihan
seseorang
untuk
memperoleh
otoritas/kekuasaan/jabatan adalah the right man in the right place, doing the right job at the right time. Keberhasilan suatu langkah manajemen sangat ditentukan oleh kualitas pengelolanya sesuai bidang keahlian masing – masing. Kualitas ini dituntut lebih bagi para pelaksana. Pelaksana akan bekerja dengan penuh tanggung jawab, bila ada keteladanan, motivasi, dan dorongan dari pimpinan/manager. Hal ini wajar, karena dengan keteladanan dari pimpinan/manager akan menumbuhkan kepercayaan dan kebanggaan para pelaksana. Ini berarti kredibilitas pimpinan/manager akan dilaksanakan oleh pelaksana. Di sini bentuk – bentuk motivasi dapat diterapkan dan pada langkah selanjutnya pimpinan/manager tinggal memberikan dorongan sekaligus melakukan control.
Pada Divisi Program & Development setiap manager harus memberikan laporan secara berkala kepada GM Program & Development. Laporan tersebut bisa berupa data atau strategi yang akan dibuat oleh tiap – tiap departemen dalam mencapai target yang telah ditentukan oleh manajemen. Hal ini dilakukan untuk kerjasama dan keseragaman setiap departemen dalam mencapai tujuan, visi dan misi Metro TV. Semua hal mengenai siaran di sebuah stasiun televisi berpusat ke Programming dan berawal juga dari Programming. Kalau Pogramming tidak bergerak, tidak berjalan, maka semua tidak akan berjalan. Sampai dilayarpun tidak akan tayang. Iklim kerja di Departemen Programming ini adalah dengan sistem kekeluargaan, artinya tidak seperti Boss ke staff. Programming Manager lebih merangkul teamnya sebagai partner kerja, yaitu sebuah team. Dan kalau ada masalah selesaikan, semua pasti ada solusi dan bisa terselesaikan dengan baik, itulah keunggulan dari sebuah team work dengan azas kekeluargaan. Pada Departemen Programming, Programming Manager memotivasi anak buahnya dengan melakukan pendekatan secara informal. Team work sangat dibutuhkan guna mendukung keberhasilan suatu manajemen. Karena banyak daripada staf – staf yang masih baru dan belum berpengalaman di dunia penyiaran, tukar pikiran dan informasi juga bekal mengenai dasar – dasar ilmu broadcasting selalu diberikan oleh Programming Manager untuk memotivasi anak buahnya. Oleh karenanya Programming tetap berusaha menjaga ritme program Metro TV agar tetap inline dengan visi misi dan audience Metro TV.
4.4.8 Controlling Menurut G.R Terry, pengawasan atau controlling adalah langkah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi, dan mengambil tindakan – tindakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengawasan bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan atau kesalahan tindak dengan maksud untuk memperbaikinya, dan mencegah agar kesalahan itu tidak terulang. Dalam dunia penyiaran, akan lebih tepat bila sistem kontrol dilakukan secara pengendalian oleh semua pimpinan/manager di segala tingkatan. Hal ini mengingat output siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Dengan kata lain, pengawasan preventif/pencegahan (pengendalian) jauh lebih tepat diterapkan. Pengawasan umpan balik adalah langkah evaluasi pelaksanaan suatu program (output). Beberapa temuan penyimpangan atau kekurang – sempurnaan digunakan untuk menyempurnakan langkah selanjutnya atau yang bersifat tengah berjalan. Antara perencanaan dan pelaksanaan ada keterkaitan sangat erat. Tidaklah berlebihan bila dikatakan perencanaan yang sempurna, akan memberikan mekanisme kontrol yang efektif dan efisien. Pelaksanaan harus sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan perencanaan. Penyimpangan dari perencanaan berarti suatu kekeliruan, untuk itu perlu segera diambil langkah koreksi secara dini, agar proses penyimpangan itu tidak semakin besar.
Controlling yang dilakukan oleh GM Program & Development adalah dari laporan – laporan berkala yang diberikan oleh manager tiap – tiap departemen. Biasanya divisi Program & Development melakukan Rapat Koordinasi yang dilaksanakan setiap minggu. Dari rapat koordinasi maka semua permasalahan atau persoalan dapat dikoordinasi dan dibicarakan lebih lanjut dan menemukan solusi yang tepat. Controlling yang dilakukan Departemen Programming terhadap apa yang telah dilaksanakan adalah melakukan monitoring terhadap semua program – program Metro TV baik yang bulletin maupun yang non bulletin. Untuk menunjang hal ini Departemen Programming membuat time plan sendiri, kira – kira dalam sekian waktu period yang sudah juga ditetapkan oleh manajemen, Departemen Programming harus melakukan evaluasi terhadap program – program yang ada. Televisi bergerak dinamis, untuk program – program non bulletin Metro TV tidak bisa seumur hidup programnya hanya itu – itu saja. Dunia berubah, dunia bisnis pertelevisian juga semakin ketat Mtero TV tidak bisa berdiam diri, berpuas diri dengan program yang sudah ada dan itu tidak akan berlanjut seperti itu. Metro TV juga harus membuat inovasi – inovasi yang inline dengan core Metro TV sebagai televisi berita. 4.4.9 Output Hasil dari proses transformasi ini adalah output. Output ini juga nerupakan hasil perencanaan yang telah diolah dalam proses transformasi melalui ketrampilan manajerial. Dengan begitu output akan selalu berimpit dengan tujuan yang hendak dicapai.
Output yang dihasilkan Metro TV sudah hampir sesuai dengan target, tujuan, visi dan misi daripada Metro TV itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari controlling yang dilakukan Metro TV terhadap program – program yang tayang di Metro TV. Apabila ada program yang tidak perform maka program itu dianggap gagal, dan apabila program itu perform, Metro TV khususnya Departemen Programming akan mempertahankan program tersebut dan meningkatkannya. Perform atau tidaknya suatu program dapat dilihat dari angka yang didapat oleh team research setiap seminggu sekali. Data tersebut didapat dari AGB Nielsen Media Research dan masih berupa data mentah. Data mentah tersebut kemudian diolah oleh team research sesuai dengan kebutuhan Metro TV. Angka yang sudah diolah tersebut adalah rating & share baik secara program ataupun secara keseluruhan (channel share). Program yang angkanya terus merosot maka akan dipertimbangkan kembali untuk tetap tayang namun dengan beberapa konsekuensi seperti, merubah format, merubah durasi, merubah konsep, jam tayang, dan lain sebagainya. Namun apabila hal – hal tersebut di atas sudah dilakukan namun tidak menunjukan peningkatan, maka program tersebut harus diberhentikan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V ini merupakan bab penutup dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan hasil daripada analisa penelitian pada bab – bab sebelumnya dan
saran yang akan diberikan penulis pada Strategi Planning & Scheduling Metro TV Terhadap Rating & Share ”Talk Show Kick Andy”. 5.1
Simpulan Untuk mencapai mewujudkan tujuannya, Departemen Programming
mempunyai strategi. Dalam membuat strategi dibutuhkan perangkat – perangkat, salah satunya adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang diperoleh masih dalam bentuk data mentah dan didapat dari AGB Nielsen Media Research yang kemudian diolah sesuai kebutuhan Metro TV dan dikeluarkan oleh Departemen Programming setiap hari Rabu. Dari data tersebut, team Research, Programming Manager dan tidak terlepas dari supervisi GM Program & Development akan membuat strategi program untuk setahun ke depan yang biasa disebut Programming Treat atau Master Plan, dalam membuat Master Plan Departemen Programming juga memikirkan faktor seperti apa kompetitor bermain. ”Kick Andy” adalah salah satu dari sembilan program unggulan di Metro TV yang dianggap sudah sesuai dengan tujuan, visi, misi Metro TV dan sesuai dengan audience Metro TV. ”Kick Andy” mengalami beberapa perpindahan jam tayang sampai pada akhirnya ”Kick Andy” tayang di hari Jumat pukul 21.30 WIB dengan durasi menjadi satu setengah jam. Hal ini merupakan strategi Programming untuk menahan angka (rating & share). Karena akan berpengaruh ke program sesudahnya, walaupun untuk program sebelumnya mungkin tidak akan terlalu berpengaruh. Penayangan “Kick Andy” dengan durasi satu setengah
jam sudah bagus. Karena secara durasi walaupun angkanya (rating & share) sama tetapi pergerakan grafik audience lebih besar.
5.2
Saran – Saran Penulis memberikan saran – saran yang mungkin membantu meningkatkan
kinerja dan kretifitas Departemen Programming Metro TV dalam meningkatkan rating & share ”Kick Andy” : 1. ”Kick Andy” merupakan salah satu tayangan yang ditunggu audience Metro TV, diharapkan tidak terjadi lagi perpindahan jam tayang. 2. Agar team research ikut melakukan diskusi pada saat pemilihan topik ”Kick Andy” sehingga terjadi keseragaman konten setiap episode ”Kick Andy” walaupun tidak harus dengan tipikal yang serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro & Erdinaya, Lukiati Komala, Simbiosa Rekatama Media, 2007, Jakarta. Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2005. Burton, Graeme, Membincangkan Televisi, Yogyakarta, JALASUTRA, 2007. _____________, Media dan Budaya Populer, Yogyakarta, JALASUTRA, 2008. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. ____________________, Human Relations dan Public Relations Dalam Management, Bandung, Mandar Maju, 1983. Hoeta Soehoet, A.M, Teori Komunikasi 2, Jakarta, Yayasan Kampus Tercinta – IISIP, 2002. J. Maleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006. Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2006. Lusia, Amwlita, Oprah Winfrey Rahasia Menaklukan Panggung Talk Show, J akarta,2006, Gagas Media. Morissan, MA, Media Penyiaran, Tangerang, Ramdina Prakasa, 2007. Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004. Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1991. Sendjaja, S. Djuarsa, Teori Komunikasi, Jakarta, Penerbit Universitas Terbuka, 1994. Sunarto, RM, Pemrograman Televisi, Jakarta, FFTV – IKJ Press, 2007.
Wahjudi, JB, Dasar – dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Sumber lain : www.agbnielsen.net, 17 November 2007 Robert Erler and Bernard Timberg, http://www.museum.tv/archives/etv/T/htmlT/talkshows/talkshows.htm Struktur Organisasi Programming Department, Metro TV,2008.
CURRICULUM VITAE
Name Place/Date of Birth Residence
: Marissa Festiyanti : Jakarta, October 8 th 1984 : Komplek Larangan Indah, Jalan Mawar5 Blok M8 No.5 Ciledug, Tangerang Telephone/Handphone : 02192317207 / 081808898001 Email :
[email protected] [email protected] Marital Status : Single Weight/Height : 60 kg / 160 cm
Educational Background Formal Education ·
2007 – present University,
: Extention Class at Mercu Buana Jakarta. Major in Broadcasting
·
2003 – 2006
: Diploma III Communication Faculty, Padjadjaran University, Bandung. Majoring Broadcasting
·
2000 – 2003
: SMU N 29 Jakarta (29 High School)
·
1997 – 2000
: SLTP Muhammadiyah 9 Jakarta (Muhammadiyan 9 Junior High School)
·
1991 – 1997 Elemantary
:
SD
Triguna
Jakarta
(Triguna
School)
Informal Education ·
1997 – 2000 Triguna,
·
2006 British
: Join an English Course, at LB – LIA Jakarta : Join an English Course, at TBI (The Institute) Sudirman, Jakarta
Experiences & Achievements ·
1998 Participate in Junkies (Ajang Kesehatan Muhammadiyah 9 as a secretary)
·
1998 – 2000 Participate in IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah 9) as a IRM secretary, in other school IRM known as OSIS
·
2000 – 2001 Participate in OSIS SMU N 29
·
April 6 th – July 6 th 2006 Training in Metro TV at Kick Andy talk show
·
November 12 – November 16 2006 Freelance in Pacto Convex during DGICM & 2 nd AIIF
·
December 4 th – December 16 th 2006 Freelance in Pacto Convex during Journalist Visit Programme, Seminar Loka Karya Diplomasi Publik, and Apresiasi Seni Asia Pasifik
·
December 16 – December 21 Freelance in Pacto Convex during Rakor Kejaksaan Agung R.I
·
January 26 – Present Film Management, Subtitling, Quality Control and Promo Placement Staff in Metro TV.
My recent job description : Admin Program Acquisition (Local & International) 1. Bertanggung jawab mengatur penyimpanan screening tapes (VCD, DVD, VHS). Ini ada kaitannya bilamana program tersebut jadi dibeli, screening tapes tersebut akan menjadi kits. 2. Menerbitkan Program Purchase Request. 3. Berkoordinasi dengan Legal untuk masalah kontrak. 4. Berkoordinasi dengan Finance untuk masalah pembayaran. 5. Menginformasikan program – program baru kepada bagian – bagian terkait seperti : I.
Promo ; untuk menyiarkan promo On – Air.
II. Sales dan Marketing ; untuk membuat paket penjualan. III. PR ; agar program tersebut dapat dipromosikan melalui media massa lainnya. 6. Mempertahankan kualitas dan kontinuitas program – program Metro TV. 7. Berkoordinasi dengan satelit operator (SaTop) bila ada program – program yang dikirim melalui satelit.
Film Management, Subtitling & Promo Placement Staff 1. Berkoordinasi dengan Local & International Acquisition mengenai kedatangan materi dari distributor luar negri dan materi local dari production house bersangkutan. 2. Mendata kedatangan materi, memasukannya ke dalam sistem dan berkoordinasi dengan Library Department untuk penyimpanan materi.
3. Berkoordinasi dengan planning & scheduling, memberikan hasil pendataan materi yang sudah datang, sehingga planning & scheduling dapat melakukan penjadwalan program terhadap materi yang sudah datang. 4. Berkoordinasi dengan departemen promosi mengenai kedatangan materi baru, sehingga para produser promo on air dapat membuat promo on air untuk materi tersebut. 5. Untuk materi yang datang dari distributor luar negri, maka Film Management & Subtitling akan berkoordinasi dengan Production House Subtitling (PH khusus menerjemahkan). 6. Membuat Dubbing Order setiap akan mengirim materi untuk di terjemahkan. 7. Setiap akhir bulan membuat Surat Perintah Kerja yang kemudian dikirim ke Production House Subtitling, sehingga Production House Subtitling dapat menerbitkan invoice (Surat penagihan). 8. Untuk promo placement, berkoordinasi dengan admin & traffic promo dari departemen promo, mengenai program apa saja yang sudah jadi promo on airnya, memastikan kembali tanggal penayangan program ke planning & scheduling. Kemudian membuat House Number dari system untuk promo – promo on air dari data yang sudah di dapat dari admin promo mengenai promo apa saja yang sudah siap untuk di on air kan. 9. Melakukan penempatan promo on air dengan mengacu pada strategi promo dan program. Hal ini dilakukan untuk mengangkat share dari program yang di promo kan.
LAMPIRAN
Gambar 2.5 Snapshot “Kick Andy” episode “Pernikahan Eksentrik”
Gambar 2.6 Snapshot “Kick Andy” episode “Pernikahan Eksentrik”
Gambar 2.7 Foto ketika akan meeting Perencanaan “Kick Andy”
Gambar 2.8 GM Program & Development
Gambar 2.9 Outbond Divisi Program &Development 13 s/d 15 Maret 2008
Gambar 2.9 Research & Development Metro TV
Gambar 2.10 Acquisition dan Planning & Scheduling
Gambar 2.11 Programming Manager
Gambar 2.12 Sekertaris GM Program & Development
Gambar 2.13 Head of Programming Services
Gambar 2.15 Programming Services Crew