COVER Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
1
2
“REPLANTING”...
“REPLANTING”...
Replanting atau penanaman kembali/peremajaan adalah tema yang kami angkat dalam Annual Report PTPN VII (Persero) di tahun 2009. Tentu saja Replanting tidak diartikan secara harfiah semata.
Replanting is the theme that we have taken for this PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report. Of course the term Replanting does not merely refer to its literally meaning.
Replanting di sini mencakup segala aspek, baik aspek teknis di lapangan, maupun aspek sistem manajemen di tubuh PTPN VII (Persero). Dengan demikian, konsep Replanting yang kami angkat lebih menukik pada pengertian ‘perubahan menuju kebaikan’.
Here Replanting covers all related aspects; field technical aspects and management system aspects. Therefore, Replanting concept that we refer to will be more dubbed as ‘a change to a better performance’
Secara jujur tahun 2009 merupakan tahun berbenah diri bagi PTPN VII (Persero). Dengan kerja keras, kinerja di tahun 2009 masih dapat dipertahankan dalam kategori “Sehat AAA”. Namun demikian hasil yang dicapai dari upaya pembenahan tersebut tidak bisa langsung terlihat atau tereasilir di tahun ini juga. Ada tahapan-tahapan yang menjadi acuan terhadap hasil kinerja yang tidak secara instan bisa tercapai, termasuk proses replanting yang tengah ditempuh PTPN VII (Persero) di tahun 2009.
We should honestly state that 2009 was the year where PTPN VII (Persero) was undertaking some necessary improvements. Owing to our hard work, PTPN VII (Persero)’s 2009 performance was well maintained in its “AAA” category. Yet the respective result of the aforementioned undertaking could not be reached or realized in the same year. There were some referential steps for performance which could not be instantly materialized, including the replanting process which was in progress during the year of 2009.
Sebagai sebuah Persero, PTPN VII memiliki kewajiban untuk melaporkan kegiatan tahunannya. Itulah sebabnya, melalui Annual Report PTPN VII (Persero) menggambaran kegiatannya secara tertulis agar bisa menyajikan paparan kinerjanya kepada para pemegang saham, pemangku kepentingan serta masyarakat luas. Kami berharap Annual Report yang kami susun dan kami persembahkan ini, bisa memenuhi harapan berbagai pihak. Terima kasih.
As a limited company, PTPN VII (Persero) is obliged to report its annual activities. Through this Annual Report, the Company would like to present written information on its performance to its shareholders, stakeholders and the public in hoping that this Annual Report will be satisfactory to all related parties. Thank you.
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
3
Daftar isi Table of Contents
2 4 6
"REPLANTING" Daftar Isi | Table of Contents Prakata | Preface
9 10 10 11
Ihktisar Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan | Financial Highlight and Company's Level Health Ihktisar Keuangan | Financial Highlight Tingkat Kesehatan Perusahaan | Company's Level Health Struktur Permodalan dan Pemegang Saham | Structure of Capital and Shareholding
13 14 16 30 30 32
Sekilas PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) | PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) at Glance Riwayat Singkat Perusahaan | Company's Brief History Bidang Usaha | Business Operation Pengelolaan Lingkungan Hidup | Environment Management Penyertaan/Perusahaan Asosiasi | Investment and Associated Companies Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan | Company's Vision, Mission and Goals
4
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
35 36 37 40 42
Tatanilai Perusahaan dan Semangat Perubahan | Corporate Values and The Spirit of Change Tatanilai Perusahaan | Corporate Values Semangat Perubahan | Spirit of Change Struktur Organisasi | Structure of Organization Program Transformasi Bisnis | Business Tranformation Program
49 52 57 62
Laporan Komisaris Utama | President Commissioner's Report Profil Dewan Komisaris | Board of Commissioners' Profile Laporan Direktur Utama | President Director's Report Profil Dewan Direksi | Board of Directors' Profile
67 68 70 82 91
Analisis dan Pembahasan Manajemen | Management Analysis and Review Tinjauan Usaha | Business Review Pemasaran | Marketing Tinjauan Keuangan | Financial Review Pengembangan dan Prospek Usaha | Business Development and Prospect
97 100 101
Manajemen Sumberdaya Manusia | Human Resources Managent Para Manajer Perseroan | The Company's Managers Pengembangan Sumberdaya Manusia | Human Resources Development
129 130 130
Tanggungjawab Sosial Perusahaan | Corporate Social Responsibility Program Kemitraan dan Bina Lingkungan | Partnership and Environment Assistance Programs Program PTPN7 Peduli | PTPN7 Cares Programs
105 108 110 117 118 122 125 126
Tatakelola Perusahaan | Good Corporate Governance Penerapan Tatakelola Perusahaan | Implementation of Good Corporate Governance Organ Perusahaan | Company's Organs Key Performance Indicators (KPI) Tahun 2009 | 2009 Key Performance Indicators (KPI) Komite-komite dan Satuan Pengawas Internal | Committeess and Internal Control Unit Manajemen Resiko | Risk Management Sekretaris Perusahaan dan Akuntan Publik | Corporate Secretary and Public Accountant Etika Perusahaan dan Penerapan Tekologi Informasi | Corporate Ethics and Implementation of Information Technology
137 Peristiwa-peristiwa Penting | Momentous Events 138 Penghargaan yang Pernah Diraih | Awards Granted to The Company 143 Perkara-perkara Penting yang Dihadapi | Major Cases Under Progress 150 Pertanggungjawaban Terhadap Laporan Tahunan 2009 | Statement of Responsibility of Annual Report 2009 151 Alamat Persero | Contact Information 153 Laporan Keuangan | Financial Report Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
5
6
Prakata
PREFACE
Kami bangga bisa memenuhi kewajiban sebagai perusahaan persero untuk melaporkan semua kegiatan tahunan kami dalam sebuah Annual Report.
We are happy to be able to execute our obligations as a limited company to report our annual activities in this book of Annual Report.
Annual Report 2009 ini merupakan gambaran lengkap dan gamblang seputar kegiatan serta realisasi rencanarencana PTPN VII (Persero) pada tahun 2009. Annual Report ini juga mengungkap sejumlah rencana tahun depan dan pelaksanaannya kami mulai sejak 2009.
This Annual Report 2008 of Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara VII (Persero) has come as a comprehensive and concise description on PTPN VII’s realization of 2009 plans. This Annual Report also covers our future plans that we actually started in 2009.
Kami berharap Annual Report ini bisa menjadi informasi mengenai keberhasilankeberhasilan PTPN VII (Persero) dan titik awal untuk menetapkan kemajuankemajuan lebih besar yang akan dicapai pada tahun mendatang. Apabila ada saran atau kritik, mohon kirimkan kepada kami melalui email :
[email protected] atau kunjungi website kami di www.ptpn7.com.
It is our hope that this Annual Report will serve as acceptable information disclosure of PTPN VII (Persero)’s success as well as a starting point to initiate larger advancement in the forthcoming years. Kindly send suggestions and criticism, if any, to our email:
[email protected] or visit our web www.ptpn7.com.
Terimakasih telah meluangkan waktu membaca Annual Report PTPN VII (Persero) 2009.
Thank you for your time reading this PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report.
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
7
8
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Ikhtisar Keuangan dan Tingkat Kesehatan Perusahaan Financial Highlight and Company’s Level of Health
Menuai Hasil Maksimal di Tahun Mendatang. Mengacu pada laporan keuangan tahun 2009, terjadi penurunan laba bersih yang didapat PTPN VII (Persero) sebesar hampir 50% dari tahun 2008 lalu. Hal ini berdampak pula pada laba (rugi) nilai saham yang beredar. Namun, hal ini bukan berarti menurun pula tingkat produktivitas PTPN VII (Persero). Sejumlah perencanaan yang telah dijalankan seperti replanting atau penanaman kembali, membuat PTPN VII (Persero) tidak mampu berharap banyak untuk bisa meraup laba melebihi laba tahun-tahun sebelumnya. Namun dengan adanya program replanting serta sejumlah perencanaan lain, PTPN VII (Persero) optimitis bahwa laba yang akan dihasilkan ditahuntahun berikutnya akan semakin baik dan mampu membuat peningkatan yang signifikan. Meski mengalami penurunan tingkat laba pada tahun 2009, Perseroan mencatat kenaikan Modal Kerja Bersih hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2008. Hal itu berkaitan dengan penarikan dana eksternal pada akhir tahun 2009 senilai Rp 300 Miliar.
Reaping a maximum yield in the forthcoming years. Referring to 2009 financial statement, PTPN VII (Persero)’s net profit decreased by nearly 50% compared to that of 2008. This of course affected the circulating share’s profit (loss) value. However, this did not automatically mean decrease in productivity. Under the condition where planning for replanting was in progress, PTPN VII (Persero) did not expect to reach higher profit than the previous year. Yet, owing to the replanting and other programs it had, the Company was optismistic it could gain higher profit in the forthcoming years while more significant improvement might also be reached. Despite the decline in profit in 2009, the Company recorded a hike in Net Operating Capital by almost twice the amount it reached in 2008. This was attributed to withdrawal of external fund in 2009 amounted to Rp 300 billion.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
9
Beberapa ikhtisar data keuangan lain nampak pada uraian berikut:
Financial highlight is presented in the following table :
Ikhtisar Keuangan
FINANCIAL HIGHLIGHT
Uraian/Description Penjualan (Rp juta)/Sales (million Rp)
2005
2006
2007
2008
1.825.167
2.348.848
2.698.341
Laba Kotor (Rp juta)/Gross Profit (million Rp)
393.079
468.676
619.222
810.010
Laba Usaha (Rp juta)/Operating Profit (million Rp)
268.404
349.477
376.264
426.266
322.617
Laba Bersih (Rp juta)/Net Profit (million Rp)
126.151
177.758
252.595
260.840
150.356
365.000
365.000
365.000
365.000
365.000
346
487
692
715
412
639.993
743.176
950.513
1.342.128
1.537.997
Total aktiva tidak lancar/Total Non-current Assets (million Rp)
1.188.882
1.279.572
1.458.797
1.814.830
2.268.875
Jumlah Aktiva (Rp juta)/Totak Assets (million Rp)
1.828.875
2.022.748
2.409.310
3.156.958
3.806.872
Jumlah Saham Yang Beredar/Number of circulating shares Laba (rugi) per Saham (Rp)/Proft (loss) per Share (Rp) Total Aktiva lancar/Total Current Assets (million Rp)
Investasi pd perusahaan asosiasi (Rp juta)/Investment in associated Companies (million Rp) 2.875
3.421.191
2009 2.892.459 601.361
2.087
3.531
3.673
5.567
509.292
575.527
731.089
1.082.406
1.048.606
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar (Rp juta)/Total Non-current Liabilities (million Rp)
675.920
658.094
680.939
879.579
1.488.580
Jumlah Ekuitas (Rp juta)/Total Equity (million Rp)
643.663
789.126
997.282
1.194.973
1.269.686
Modal Kerja Bersih (Rp juta)/Net Operating Capital (million Rp)
130.701
167.650
219.423
259.722
489.390
EBITDA (Rp juta)/EBITDA (million Rp)
363.722
433.962
503.093
583.878
479.702
Jumlah Kewajiban lancar (Rp juta)/Total Liabilities (million Rp)
Rasio-rasio Keuangan/Financial Ratios Rasio Imbal Hasil terhadap Aktiva/ROI (%)/Return on Investment (%)
24,44
26,76
26,19
23,13
15,69
Rasio Imbal Hasil terhadap Ekuitas/ROE (%)/Return on Equity (%)
79,20
80,70
103,56
83,34
49,84
Rasio Lancar (%)/Current Ratio (%)
125,66
129,13
130,01
123,99
146,67
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas/DER (%)/Debt to Equity Ratio (%)
184,14
156,33
141,59
164,19
199.83
64,81
60,99
58,61
62,15
66.65
Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Aktiva/DAR (%)/Debt to Asset Ratio (%)
Marjin Laba (%)/Profit Margin (%) Marjin Laba Kotor/Gross Profiit Margin
21,54
19,95
22,95
23,68
20.79
Marjin Laba Usaha/Operating Profit Margin
14,71
14,88
13,94
12,46
11.15
6,91
7,57
9,36
7,62
5,20
Marjin Laba Bersih/ Net Profit Margin
TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN
Company’s Level of Health
Tingkat kesehatan perusahaan dihitung berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/ MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang meliputi Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi, dengan pencapaian sebagai berikut :
The Company’s level of health is calculated based on Decree of Minister of State-owned Enterprises No. KEP-100/MBU/2002 dated 4 June 2002 which covers Aspects of Financial, Opeartional, and Adminstration achievement of which is described below :
Perkembangan Kinerja Perseroan Uraian/Description
Company’s Performance Development
Bobot/Score
Skor/Gained Score
2005
2006
2007
2008
2009
Aspek Keuangan/Financial Aspect
70
69,50
70,00
70,00
69,00
67,50
Aspek Operasional/Operational Aspect
15
11,02
12,79
12,82
12,54
12,54
Aspek Administrasi/Administration Aspect
15
14,00
14,00
14,00
15,00
15,00
Total/Total
100
94,52
96,79
96,82
96,54
95,04
Tingkat Kesehatan Perusahaan/Company’s level of Health
10
Sehat/Healthy Sehat/Healthy Sehat/Healthy Sehat/Healthy Sehat/Healthy Sehat/Healthy
AAA
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
AA
AAA
AAA
AAA
AAA
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Structure of Capital and Shareholding
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Nomor 34/2008 adalah sebagai berikut :
The Company’s structure of capital and shareholding based on Act No. 34/2008 is as follows :
Nilai Nominal : Rp 1.000.000 per saham//Nominal Value : Rp 1,000,000 per share
Jumlah Nominal Prosentase/Total Nominal Value Jumlah Saham/number of shares
Modal Dasar/Initial Capital
1.000.000
(Rp)
(%)
1.000.000.000.000
Modal ditempatkan dan disetor Penuh/Authorized and Fully-paid in Capital Negara Republik Indonesia/Republic of Indonesia’s
365.000
365.000.000.000
100
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/Total Authorized and Fully-paid in Capital
365.000
365.000.000.000
100
Saham Dalam Portepel/Shares in Portfolio
635.000
635.000.000.000
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
11
12
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
SEKILAS pt perkebunan nusantara vii (persero) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) at Glance
Perjalanan panjang memaknai alam, menempuh liku-liku usaha membuat kami makin mampu berdiri tegak di tengah terpaan angin. A long journey with the nature, traveling on business ups and downs, has enabled us to stand still amidst blows of wind.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
13
RIWAYAT SINGKAT PERUSAHAAN
Company’s Brief History
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perkebunan Indonesia. Perseroan berkantor pusat di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dan Akte Notaris Harun Kamil, SH No.40 tanggal 11 Maret 1996. PTPN VII (Persero) merupakan penggabungan dari PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Provinsi Bengkulu.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) is one of Indonesia’s State-owned Enterprises in plantation sector. Its Headquarters are located in Bandar Lampung, Province of Lampung. The company was incorporated based on the Government’s Regulation Number 12 Year of 1996, dated February 14, 1996 and Notarial Act by Harun Kamil, SH No.40 dated March 11, 1996. The Company was established as a merger of PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), Project for Development of PT Perkebunan XI (Persero) in Regency of Lahat, and Project for Development of PT Perkebunan XXIII (Persero) in the Province of Bengkulu.
Akte Pendirian Perusahaan oleh Notaris Harun Kamil, SH tersebut telah diubah dengan Akte Nomor 08 tanggal 11 Oktober 2002 oleh Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI dengan Surat Nomor C-20863 HT.01.04 tahun 2002 tanggal 25 Oktober 2002. Akte pendirian tersebut di atas kemudian diubah dengan Akte Nomor 34 tanggal 13 Agustus 2008, oleh Notaris Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH, dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-55963.AH.01.02. Tahun 2008,
The original Certificate of Association by Notary Harun Kamil, SH was altered into Certificate Number 08, dated October 11, 2002 by Notary Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH, and was further authorized by the Minister of Justice and Human Rights, Republic of Indonesia under Decree Number C-20863 HT.01.04, year of 2002, dated 25 October 25, 2002. The Certificate was then further altered into Certificate Number 34, dated August 13, 2008 by Notary Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH, and was authorized by Minister of Justice and Human Rights, Republic of Indonesia, Number AHU-
14
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
dan dengan adanya perubahan Pasal 11 ayat (12) yang dituangkan dalam Akta Nomor 11 tanggal 14 September 2009, disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia Nomor AHUAH.01.10-18412 tanggal 22 Oktober 2009.
55963.AH.01.02 year of 2008, and with the alteration of Act No 11, point (2) which was further incorporated in Act No 11 of September 14, 2009, as authorized by Minister of Justice and Human Rights, Republic of Indonesia, Number AHU-AH.01.10-18412 of October 22, 2009.
Penggabungan sejumlah perkebunan ke dalam PT Perkebunan Nusantara VII memberikan catatan sejarah tersendiri. Sebelum bergabung menjadi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), PT Perkebunan X (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang agribisnis perkebunan dengan wilayah kerja di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan. PT Perkebunan X (Persero) bermula dari sebuah perusahaan perkebunan milik Belanda yang terletak di Sumatera Selatan dan Lampung. Melalui proses nasionalisasi, perkebunan tersebut diambilalih oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1957. Perusahaan ini juga telah berjalan mengikuti berbagai bentuk kebijakan pemerintah di bidang reorganisasi dan restrukturisasi perusahaan sebelum akhirnya menjadi sebuah Perseroan Terbatas pada tahun 1980.
The merging of those plantation estates into PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) has left a unique historical record. Prior to merging into PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), PT Perkebunan X (Persero) was a state-owned enterprise operating in plantation agribusiness in Lampung and South Sumatera Provinces. PT Perkebunan X (Persero) originated from a Dutch colonial plantation estate located in South Sumatera and Lampung. Through a nationalization process, the plantation estate was overtaken by the Government of Republic of Indonesia in 1957. This company was further exposed to a couple of Government’s reorganizational and corporate restructuring policies before transforming into a limited company in 1980.
Perjalanan sejarah PT Perkebunan XXXI (Persero) baru mulai terukir menyusul kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri gula di luar Jawa pada tahun 1978. Perusahaan perkebunan ini pada awalnya merupakan proyek pengembangan PT Perkebunan XXI - XXII (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun 1989 perusahaan ini ditetapkan menjadi badan usaha sendiri dengan nama PT Perkebunan XXXI (Persero) dengan kantor pusat di Palembang, Sumatera Selatan.
PT Perkebunan XXXI (Persero) historical records were made following the Government’s policies in development of sugar industry outside the island of Java in 1978. This plantation company was initially a development project of PT Perkebunan XXI - XXII (Persero) with its headquarters located in Surabaya. In 989, the company was transformed into a corporate body bearing the name of PT Perkebunan XXXI (Persero) with its headquarters located in Palembang, South Sumatera.
Sementara itu Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan yang berkantor pusat di Jakarta dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) Bengkulu yang berkantor pusat di Surabaya merupakan Proyek Perkebunan Inti Rakyat sejak tahun 1980-an. Rentang kendali yang cukup jauh ini menyebabkan rendahnya efisiensi pengelolaan proyek, selain beratnya kondisi topografi yang mengakibatkan tingginya biaya eksploitasi proyek, yang pada gilirannya membuat pengelolaan proyek berjalan kurang optimal.
Meanwhile, the Development Project of Perkebunan XI (Persero) in the Regency of Lahat, having its headquarters in Jakarta and the Development Project of PT Perkebunan XXIII (Persero) Bengkulu with its headquaters located in Surabaya took the role as Nucleus-Smallholder Plantation Project since 1980’s. This distance control, in addition to the given hard topographical conditions which caused high exploitation cost, prevented it from reaching high management efficiency of project which in turn left the project management with less optimized outcome.
Saat ini, wilayah kerja Perseroan meliputi 3 (tiga) Provinsi yang terdiri dari 10 Unit Usaha di Provinsi Lampung, 14 Unit Usaha di Provinsi Sumatera Selatan, dan 3 Unit Usaha di Provinsi Bengkulu. Sejak awal, Perseroan didirikan untuk ambil bagian dalam melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan Pembangunan Nasional pada umumnya serta sub-sektor perkebunan pada khususnya. Ini semua bertujuan untuk menjalankan usaha di bidang agribisnis dan agroindustri, serta
Currently, the Company’s operational area covers three provinces consisting of 10 business units in the Province of Lampung, 14 business units in the Province of South Sumatera, and three business units in the Province of Bengkulu. The Company’s current total concession area is 129,100.08 ha. The Company was originally established to take active role in implementing and supporting the Government’s Program in economic development within the national development scheme in general and in plantation sub-sector in particular.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
15
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/ mengejar keuntungan dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan melalui prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
All are aimed at executing operations in agribusiness and agro-industry and benefiting from the Company’s resources as to produce high quality and competitive goods/services to reach and pursue significant profit in order to elevate the Company’s values through acceptable limited corporation principles.
Sejalan dengan perkembangan usahanya, pada tahun 2004, Perseroan menerbitkan Obligasi senilai Rp 300 miliar, yang terdiri dari Obligasi Konvensional Senilai Rp 225 dan Obligas Syariah Mudharabah senilai Rp 75 miliar. Obligasi Konvensional terdiri dari Seri A dan Seri B masing-masing senilai Rp 215 miliar dan Rp 10 miliar.
In harmony with its business advancement, in 2004, the Company issued Bonds in the amount of Rp 300 billion, consisting of Conventional Bond valuing Rp 225 billion and dan Syariah Mudharabah Bond valuing Rp 75 billion. Conventional Bond consists of Serial A and Serial B valuing Rp 215 billion and Rp 10 billion respectively.
Obligasi Seri A dan obligasi Syariah Mudharabah masing-masing dengan nilai pokok sebesar Rp 215 miliar dan Rp 75 miliar telah jatuh tempo dan telah dilunasi pada tanggal 26 Maret 2009. Obligasi Seri B masih tersisa sebesar Rp 6 miliar karena pada tanggal 15 September 2005 Perseroan telah membeli kembali (buy back) sebesar Rp 4 miliar.
Seri A Bond and Syariah Mudharabah Bond each valuing Rp 215 billion and Rp 75 billion has matured in and fully paid in 26 March 2009. Bond Serial B remained in the value of Rp 6 billion as the Company bought back the Bond in the amount of Rp 4 billion in 15 September 2005.
Dengan demikian, per akhir tahun 2009 susunan Obligasi adalah sebagai berikut:
As of end of 2009, the structure of Company’s Bonds is as follows :
Jenis Obligasi
Tingkat Bunga
Nilai Pokok (Rp juta)
Type of Bonds
Interest Rate
Nominal Value (Rp million)
Tanggal Jatuh Tempo Maturity
Obligasi I PTPN VII (Persero) Seri B (Bond I PTPN VII (Persero) Serial B)
Floating, SBI 3 bulan + 5,5% min.10%, max.18%
10.000
26 Maret 2011
(Floating rate, SBI of 3 months + 5.5% min.10%, max.18%)
Dikurangi/Minus Buy Back pada tanggal 15 September 2005
4.000
Buy Back on 15 September 2005 Sisa Nilai Pokok Obligasi setelah dikurangi buy back
6.000
26 Maret 2011
(The remaining Bond Nominal Value minus buy back)
Pemeringkatan oleh Pefindo atas obligasi Konvensional Seri B dinyatakan dalam surat No.1099/PEF-Dir/ XII/2009, dengan peringkat idA+ (Single A Plus; Stable Outlook) berlaku untuk periode 30 Nopember 2009 sampai dengan 1 November 2010.
Pefindo’s ranks for Conventional Bond Serial B was stated in Letter No. 1099/PEF-Dir/XII/2009, with a rank of idA+ (Single A Plus; Stable Outlook), is valid for a period of 30 November 2009 to 1 November 2010.
BIDANG USAHA
Business Operation
PT Perkebunan Nusantara VII (Pesero) bergerak di bidang usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh, dan tebu. Usaha ditumbuhkan dengan jalan mengembangkan operasi berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi vertikal.
PT Perkebunan Nusantara VII (Pesero) operates in plantation agri-business with commodities of rubber, palm oil, tea and sugar canes. The business has been established by developing nucleic-based networks which are oriented to vertical integration.
16
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
6
4
5
3 2 1
4.
BANYUASIN DISTRICT
Musilandas Business Unit
Betung Kerawo Business Unit
Betung Business Unit
BentayanBusiness Unit
Tebenan Business Unit
Talang Sawit Business Unit Cinta Manis Business Unit
1.
HEAD OFFICE
2.
WAY SEKAMPUNG DISTRICT
5.
MUARA ENIM DISTRICT
Kedaton Business Unit
Baturaja Business Unit
Bergen Business Unit
Beringin Business Unit
Rejosari Business Unit
Senabing Business Unit
Way Berulu Business Unit
Sungai Niru Business Unit
Way Lima Business Unit
Sungai Lengi Plasma Business Unit
Pematang Kiwah Business Unit
Sungai Lengi Inti Business Unit
Pagar Alam Business Unit
3.
WAY SEPUTIH DISTRICT
Tulung Buyut Business Unit
6.
BENGKULU DISTRICT
Bekri Business Unit
Padang Pelawi Business Unit
Padang Ratu Business Unit
Talopino Business Unit
Bungamayang Business Unit
Ketahun Business Unit
Jaringan Kerja Perseroan
Company’s Operational Coverage
Perseroan membudidayakan karet, kelapa sawit, tebu dan teh yang semuanya dikelola dengan teknologi modern, manajemen terpadu dan didukung sumberdaya manusia yang profesional.
The Company cultivates rubber, oil palm, sugar canes and tea which are processed in modern technology supported by integrated management and professional human resources.
Wilayah operasi Perseroan tersebar di Provinsi Lampung (terdiri dari 2 Distrik dengan 10 Unit Usaha), Provinsi Sumatera Selatan (terdiri dari 2 Distrik dengan 14 Unit Usaha), dan Provinsi Bengkulu (terdiri dari 1 Distrik dengan 3 Unit Usaha). Perusahaan memiliki total areal Tanaman Menghasilkan (TM) Inti produktif seluas 47.839,55 ha dan Tanaman Menghasilkan Inti Non Produktif seluas 22.700 Ha, luas TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) 12.320 Ha dan luas TB/TU/TK (Tanaman Baru/Tanaman Ulang/Tanaman Konversi 7.483 Ha. Luas kebun Inti seluruhnya 90.342,55 Ha, di luar pengelolaan areal plasma dan Tebu Rakyat seluas 31.375,55.
The Company’s operational coverage consists of two Districts (with 20 Business Units) in the Province of Lampung, two Districts (with 14 Business Units) in the Province of South Sumatra), and one District (with three Business Units) in the Province of Bengkulu. The Company has a total Mature Plant Area of 47,839.55 ha, Non-productive Nucleic Mature Plant Area of 22,700 ha, Immature Plant Area of 12,290 ha and and New Plants, Replanting, Converted Plant Areas of 7,513 ha. The entire nucleic area is 70,539.55 ha, in addition to its small-holder/Community Sugar Cane of 31,376 Ha.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
17
Budidaya komoditas Perseroan dijalankan dengan teknologi, manajemen terpadu, dan didukung sumberdaya manusia yang handal. Hasil budidaya diolah lebih lanjut untuk menghasilkan produk olahan bernilai tingggi untuk pasaran dalam dan luar negeri.
18
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
The Company’s cultivation of commodities is carried out in reliable, integrated management and extensive support of human resources. The yields are further processed into high valued manufactured products for both domestic and overseas markets.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
19
Perkebunan
Plantations
Kebun yang dikelola oleh Perseroan meliputi kebun karet, kelapa sawit, teh dan tebu. Kecuali teh, kebun tersebut dikelola dengan menggunakan skema intiplasma. Dengan skema ini, Perseroan memiliki kebun inti, sedangkan masyarakat ikut berpartisipasi memiliki dan mengelola kebun plasma.
The Company manages plantation business comprising of rubber, oil palm, tea and sugar canes. Except for tea, the plantations are organized by means of nucleussmallholder scheme. Within this scheme, the Company controls the nucleic plantations, while the community participates by owning and managing small-holder plantations.
Budidaya/Cultivation
Inti/Nucleus (ha) (Produktif + Non Produktif)
Plasma/TR (ha)
Jumlah (ha)
Plasma/TR/Smallholder/Community Sugar Canes total
Karet/Rubber
35.186
-
35.186
Kelapa Sawit/Oil Palm
37.905
23.868
61.447
Teh/Tea
1.588
-
1.588
Tebu/Sugar Canes
15.663,55
7.508,35
23.171,90
Jumlah/Total
90.342,55
31.376
121.718,55
Pengelolaan budidaya tanaman dalam upaya melakukan perbaikan untuk memperkuat fundamental asset perkebunan
Management of improved cultivation for strengthening fundamentals of plantation assets.
Gambaran singkat ini disusun dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan bisnis eksternal yang sangat dinamis, perkembangan kondisi internal perseroan, visi strategik manajemen serta kondisi sumberdaya perseroan dan kapabilitasnya. Perusahaan saat ini sedang membangun landasan manajemen yang kuat untuk mencapai visi dan misi perseroan yang difokuskan kepada penggalian potensi internal secara optimal dan memanfaatkan peluang-peluang eksternal yang ada.
This brief description has been made taking the dynamic external business environment, Company’s internal condition advancement, managenemet strategic vision and Company’s human resources capability into consideration. The Company is currently establishing sturdy management foundation for the achievement of Company’s vision and mission which is focused on invention of optimum internal potentials and the making use of the given external opportunities.
Seperti yang telah disampaikan di atas, Perseroan bergerak dalam bidang agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh dan tebu, berlokasi di tiga provinsi, yaitu Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Perseroan juga mengelola pabrik pengolah komoditas yang menghasilkan produk antara lain RSS (Rubber Smoked Sheet), SIR (Standard Indonesian Rubber), CPO (Crude Palm Oil), Inti Sawit, Minyak Inti Sawit, Bungkil Inti Sawit, Teh Orthodoks, Gula dan Tetes.
As mentioned earlier, the Company operates in plantation agribusiness for commodities of rubber, oil palms, tea and sugar canes, located in three different provinces namely Lampung, South Sumatera, and Bengkulu. The Company also manages commodity processing mills which produce, among others, RSS (Rubber Smoked Sheet), SIR (Standard Indonesian Rubber), CPO (Crude Palm Oil), palm kernels, palm kernel oil, palm kernel meals, Orthodox tea, sugar and molasses.
Perseroan mengelola budidaya tanaman dengan mengacu pada kondisi sumberdaya perseroan dan kapabilitasnya dan pertimbangan fungsional yang difokuskan kepada penggalian potensi internal secara optimal dan memanfaatkan peluang-peluang eksternal sesuai dengan komoditi di wilayahnya.
The Company manages plant cultivation by referring to its human resources condition and capability, and functional consideration focused on invention of optimum internal potentials while benefiting from external opportunities in accordance with available regional commodities.
20
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
1. Areas under operation :
1. Luas areal yang diusahakan : URAIAN/Description
TM
Produktif
Non
Jumlah
TBM
TU/TB/TK
Kebun
Jumlah
produktif
Jumlah
Plasma areal ( Ha )
( Ha )
WILAYAH LAMPUNG/Lampung Area Karet/Rubber
5,100
6,579
11,679
4,744
1,662
18,085
-
18,085
Kelapa sawit/Oil Palm
8,642
1,423
10,065
985
763
11,813
-
11,813
Teh/Tea Tebu/Sugar Canes Jumlah/Total
- 6,021.35 19,763.35
- - 8,002
- 6,021.35 27,765.35
-
-
-
-
5,729
2,425
-
-
-
6,021.35
7,161
13,182.35
35,919.35
7,161
43,080.35
WILAYAH SUMATRA SELATAN/South Sumatera Area Karet/Rubber Kelapa sawit/Oil Palm Teh/Tea Tebu/Sugar Canes Jumlah/Total
3,079
4,863
7,942
1,591
499
10,032
13,320
4,449
17,769
4,166
3,639
25,574
1,328
150
1,478
102
8
1,588
9,642.20 27,369.20
- 9,462
9,642.20 36,831.20
- 5,859
- 4,146
- 20,000 -
10,032 45,574 1,588
9,642.20
348
9,990.20
46,836.20
20,348
67,184.20
WILAYAH BENGKULU/BENGKULU Area Karet/Rubber
707
4,718
5,425
518
518
Kelapa sawit/Oil Palm
-
Teh/Tea
-
-
Tebu/Sugar Canes
-
-
Jumlah/Total
707
5,236
702
942
-
-
-
-
-
-
5,943
702
7,069
-
7,069
3,868
4,386
-
-
-
-
-
942
518
7,587
3,868
11,455
TOTAL PTPN VII/Total PTPN VII Karet /Rubber Kelapa sawit/Oil Palm Teh/Tea
8,886
16,160
25,046
7,037
3,103
35,186
21,962
6,390
28,352
5,151
4,402
37,905
1,328
150
1,478
102
8
1,588
Tebu/Sugar Canes
15,663.55
Jumlah/Total
47,839.55
- 22,700
15,663.55 70,539.55
- 12,290
- 7,513
- 23,868 -
35,186 61,773 1,588
15,664
7,508
23,172
90,343
31,376
121,718.90
Keterangan: TM : Tanaman Menghasilkan (Mature Plants) TBM : Tanaman Belum Menghasilkan (Immature Plants) TU : Tanaman Ulang (Replant) TB : Tanaman Baru (New Plants) TK : Tanaman Konversi (Converted Plants)
2. Memperkuat Fundamental Asset Perseroan melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuh berkesinambungan dalam skala usaha yang ekonomis.
2. Strengthening Asset Fundamental The Company develops and advance its agribusiness based on strong, healthy corporate principles which are aimed at reaching sustainable growth in economical business scale.
Untuk mencapai sasaran tersebut, Perseroan melakukan perbaikan fundamental asset yang merupakan program terobosan dalam memperkuat fundamental asset. Dalam mengawal perbaikan fundamental asset perseroan melakukan replanting tanaman yang sudah tidak ekonomis, dengan pengelolaan budidaya tanaman, serta penerapan teknis budidaya yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik lahan di masing-masing wilayah. Peningkatan manajemen ditempuh melalui (a) Manajemen Tanaman, (b) Best Management Practices (BMPs), dan (c) Perbaikan Klon/Varietas.
To reach the goals, the Company has undertaken some improvement in asset fundamental which has become a breakthrough program in term of asset fundamental advancement. In support to the asset fundamental development, the Company took replanting efforts for non-economical plants by means of plant cultivation and cultivation technology adjusted to the condition and characteristics of plants in each area of operation. Improvement of management has been undertaken in terms of (a) Plant Management, (b) Best Management Practices (BMPs), and (c) Improvement of Clones/Varieties.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
21
Manajemen Tanaman : Management Tanaman mencakup Menajemen Tanaman Tahunan dan Manajemen Tanaman Semusim.
Plant Management: Plant Management covers management of annual plants and seasonal plants.
Pada Manajemen Tanaman Tahunan, untuk wilayah dengan topografi datar/bergelombang, pengelolaan lahan dilakukan dengan pengolahan tanah secara optimum yaitu Bajak dan Harrow dengan interval waktu sesuai kebutuhan (3 minggu). Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan lahan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal. Sementara itu, untuk wilayah dengan topografi bergelombang/ berbukit, pengelolaan lahan dilakukan melalui konservasi lahan dengan pembuatan terassering dan rorak untuk menjaga tingkat kesuburan media tanam dan meminimalisir resiko erosi tanah. Untuk wilayah pasang surut, pengelolaan lahan dijalankan melalui tatakelola air (water management) dengan pembuatan dan pemeliharaan saluran drainase primer, sekunder dan tersier serta pembuatan pintu-pintu air. Dan untuk wilayah dengan iklim tegas tegas (bulan kering > 3 bulan, water defisit > 200 mm per tahun), pengelolaan tanah dilakukan dengan upaya antisipasi melalui pembuatan embung-embung untuk memperpanjang daya dukung air dalam tanah.
As for the annual plants, for topographically flat and wavy lands, land preparation was made by means of optimum land management benefiting from ploughes and harrows dengan with intervals adjusted to the requirement (3 weeks). This is intented to prepare lands for optimum growth of plants. Meanwhile, for topographically wavy/hilly lands, Land preparation was made through land conservation by means of terracing and water holes to maintain plant fertility and minimize risks of erosion.As for tidal swamps areas, land preparation was made by means of water management where primary, secondar and tertiary drainage system and maintenance was attempted along with constructions of water locks. And for for lands with strict climate (more than 3 dry months, and water deficit of more than > 200 mm per year), land preparation was made in anticipation of short of water by making small reservoirs as to extend the availability of earth water.
Pada menejemen tanaman semusim, dilakukan penambahan jumlah embung dan pompa-pompa irigasi untuk memperluas areal yang teririgasi. Memperbaiki struktur tanah dengan cara menambahkan kompos yang berbahan baku dari ex-blotong dan abu.
As for management of seasonal plants, more small reservoirs and irrigation pumps were added as to get more irrigated lands. Improvement of soil structure by adding compost made of dregs and ash.
Best Management Practices (BMPs) Pada pelaksanaan Tanaman Ulang (TU) Perseroan tetap berprinsip pada Best Management Practices (BMPs) yaitu teknik budidaya yang menjamin pertumbuhan tanaman yang baik dan berproduktifitas tinggi dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Penerapan BMPs oleh manajemen ditujukan untuk meningkatkan daya dukung lahan dengan penambahan bahan organik berupa tandan kosong kelapa sawit, pupuk kompos, penggunaan LCC jenis Mucona bracteata yang dapat menurunkan tingkat erosi tanah dan pemanfaatan tehnologi Biopori untuk menekan laju run off.
Best Management Practices (BMPs) In terms of replanting, the Company sticks to principles of Best Management Practices (BMPs) by adopting cultivation techniques which ensure growth of good plant with high productivity while minimizing the negative impact it may cause to the environment. The Management’s application of BMPs was intended to improve land support by adding organic material such as empty bunches, compost fertilizer, use of LCC type Mucona bracteata which is capable of reducing risks of land erosion and use of Biopori to slow down the possible run off.
Perbaikan klon/varietas: Selain upaya-upaya yang disebutkan di atas, Perseroan juga melaksanakan perbaikan bahan tanaman (klon / varietas tanaman ) dengan klon/varietas unggulan generasi 4 (empat) yang lebih sesuai (adaptable) dengan kondisi iklim (Khusus tanaman semusim disesuaikan dengan sifat kemasakan) di wilayah perseroan. Perbaikan klon/varietas dilakukan pada : - Tanaman Karet : PB 260, IRR 118, IRR 112 yang memiliki potensi produksi /Ha karet kering > 2.000 kg/Ha
Improvement of clones/varieties: Apart from attemps made above, the Company also undertook some improvement in term of plant’s fourth generation clone/varieties which are more adaptable with the region’s given climate, except for the seasonal plants which are adjusted to their nature of maturity:
22
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
-
Rubber plants : PB 260, IRR 118, IRR 112 yang which have production potential of more than 2,000 kg dried rubber per hectare.
-
Tanaman kelapa sawit : DP Sriwijaya dan Dami Mas, DP Simalungun, DyP Dumpi, DP yangambi dan DP Lame yang memiliki potensi produksi CPO/ha > 5.300 kg/ha. - Tanaman T e h : Gambung 7, Gambung 9, Gambung 10, Gambung 11, Ikiara, Asamika, Cin, TRI 2024 dan TRI 2025 yang memiliki potensi produksi > 3.000 kg kering/ Ha - Tanaman Tebu : Masak Awal ( MA ) = BM 9603, BM 96113 - Masak Awal Tengah (MA-T) = PS 5051, PS 9044 - Masak Tengah (MT) = BM 9514, BM 9605 - Masak Tengah lambat (MT-L) = PS 864, PSJT 941 Varietas tersebut mempunyai potensi produksi per Ha > 80 ton tebu per Ha dengan rendemen > 8 %. Program-program di atas telah dituangkan ke dalam Business Success Model (BSM).
Oil Palms : DP Sriwijaya and Dami Mas, DP Simalungun, DP Dumpi, DP Yangambi and DP Lame which have production potential of more than 5,300 kg TCPO per ha. - Tea Plants : Gambung 7, Gambung 9, Gambung 10, Gambung 11, Ikiara, Asamika, Cin, TRI 2024 dan TRI 2025 which have production potential of more than 3,000 kg dried tea per hectare - Sugar Cane : - Early Mature = BM 9603, BM 96113 - Mid Early Mature = PS 5051, PS 9044 - Mid Mature = BM 9514, BM 9605 - Delayed Mid Mature ( MT-L) = PS 864, PSJT 941 Those varieties have production potential of more than > 80 tons sugar cane per hectare with a yield of more than 8 %. The above mentioned programs have been incorporated in the Company’s Business Success Model (BSM).
3. Arah Pembangunan Perseroan Pengembangan perusahaan diarahkan menuju peningkatan kemampulabaan asset dan dayasaing produk utama (karet, kelapa sawit, teh dan gula) yang berkelanjutan dan pengembangan potensi produk lanjutan serta optimalisasi pemanfaatan aset perseroan, baik melalui kapabilitas internal maupun sinergi dengan perseroan lain. Langkahlangkah pengembangan perseroan adalah sebagai berikut: a. Pengembangan Bisnis utama ditempuh dengan : - Meningkatkan kapabilitas produksi bisnis karet dan kelapa sawit, - Memperbesar ukuran bisnis gula dengan meningkatkan kapasitas produksi dengan melakukan revitalisasi. - Meningkatkan kontribusi positif bisnis teh b. Melaksanakan revitalisasi plasma dan kemitraan dengan prinsip saling menguntungkan. c. Mengarahkan bisnisnya sebagai perseroan berkarakter global dengan mengejar atau melakukan upaya-upaya untuk mencapai kriteria-kriteria yang dipersyaratkan.
3. Company’s Development Direction The Company’s development is aimed at improving its profitability of assets and sustainable core products (rubber, palm oil, tea and sugar) competitiveness, as well as development of advanced products and optimizing of Company’s assets through both its internal capability and synergy with other companies:
Pengolahan
Manufacturing
Hasil budidaya yang dikembangkan oleh Perseroan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan produk olahan bernilai tinggi untuk dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Perseroan memiliki Pabrik Pengolahan kelapa sawit, inti sawit, karet, tebu dan teh dengan produk-produk sebagai berikut :
Yields of cultivation are further processed into manufactured products of high values for both domestic and overseas markets. The Company is equipped with mills for oil palms, palm kernels, rubber, sugar canes and tea with the following products :
Komoditas/Pabrik Commodities/Millsk Karet/Rubber PPKR/Rubber Mill Sheet Kelapa Sawit/Oil Palm PPKS/Palm Oil Mill PPIS/Palm Kernel Mill Teh/Tea Orthodok/Orthodox Tebu/Sugar Canes Gula/Sugar
Produk Olahan Manufacured Products
-
a. Development of core business is carried out by : - Enhancing production capability of rubber and oil palms, - Enlarging the size of sugar production by leveraging production capacity through mills revitalization. - Improving positive contribution of tea production b. Undertaking revitalization of nucleic-partnership scheme for mutual benefit. c. Directing the Company’s business as the one with global character by attempting to reach the required criteria.
Jumlah Pabrik Number of Mills
Kapasitas/Hari Capacity/Day
SIR 3L, 3CV, 3WF SIR 10 dan SIR 20 RSS I. II. III. CUTT.A
3 4 4
100 Ton KK 150 Ton KK 35 Ton KK
Minyak Sawit. Inti Sawit Minyak I.S Bungkil I.S
7 2
261 Ton /jam 150 Ton /hari
BOP. BOPF. PF. BOHEA. DUST
1
50 Ton Teh Pucuk Segar
Gula dan Tetes
2
12.500 Ton/hari
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
23
Penjualan Hasil Jadi Komoditas
Sales of Processed Commodities
Hasil jadi produk komoditas karet banyak diserap konsumen luar negeri yaitu 75% dari hasil produksi dan sisanya 25% nya untuk kebutuhan dalam negeri. Hasil jadi produk komoditas tebu (gula) hampir seluruhnya diserap pasar dalam negeri sementara hasil jadi produk komoditas sawit (CPO) hampir seluruhnya diserap pasar dalam negeri. Hasil jadi produk komoditas teh banyak diserap konsumen dalam negeri yaitu lebih kurang 65% dari hasil produksi dan sisanya (35%) diekspor.
Processed rubber is mainly absorbed by overseas costumers (75%) while the rest is consumed domestically. Nearly all of processed sugar cane products (sugar) and oil palms (CPO) are consumed by domestic customers. Processed tea is mainly consumed domestically (65%), while the rest is absorbed by overseas customers.
Secara umum, hasil produksi Perseroan masih dalam bentuk bahan baku untuk olah lanjutan (raw material) dan memiliki banyak kompetitor baik perusahaan BUMN maupun perusahaan swasta.
Generally speaking, the Company’s products are mainly raw material for further processing and are competing with products of similar State-owned Enterprises and privates enterprises.
Produksi Hasil Jadi
Manufactured Products
Karet Produksi hasil jadi komoditas tahun 2009 hanya mencapai 93,10 % dari pencapaian tahun 2008 seperti terurai selengkapnya pada tabel di bawah ini.
Rubber Production of this commodity in 2009 was only 93.10 % of that of 2008 as detailed below.
PRODUKSI KARET/PROCESSED RUBBER PRODUCTS
PRODUKSI/PRODUCTION
2006
SIR HG
16.075
14.069
SIR LG
28.279
36.152
6.967
5.265
5.648
6.421
5.285
51.321
55.486
54.495
54.573
50.806
RSS Total PTPN VII/Total PTPN VII
2007
(Ton KK)/(tons dried rubber)
2005
2008
2009
12.885
12.108
12.508
35.962
36.044
33.013
BOKAR/Origin of Raw Material
2005
2006
(Ton KK)/(tons dried rubber)
2007
2008
2009 33.930
SENDIRI/Existing
37.821
33.642
34.135
32.550
PIHAK III/Third Parties
13.500
21.844
20.360
22.023
16.867
Total PTPN VII/Total PTPN VII
51.321
55.486
54.495
54.573
50.806
Target produksi pada tahun 2009 tidak tercapai yang disebabkan oleh berkurangnya produksi tanaman inti dan pembelian yang hanya mencapai 98,32% dibanding tahun 2008.
Production target of 2009 was not reached due to reduced products of nucleic plantation and purchase which was only 98.32% of that of 2008.
Persaingan harga pada semester I dan TW III tahun. 2009 menyebabkan capaian pembelian bokar P III rendah. Pada bulan November dan Desember terdapat peningkatan pembelian bokar setelah terbentuknya Tim Pengadaan Bahan Baku sesuai SK Direksi No: 7.6/ Kpts/438/2009 tanggal 15 Oktober 2009.
Price competition during the first semester and third quarter on 2009 was attributed to low purchase of third parties’ raw materials. In November and December, a hike in purchase of materials was recorded following the establishment of Team for Procurement of Raw Material founded by virtue of Director’s Decree No. 7.6/ Kpts/438/2009, dated 5 October 2009.
Pada tahun 2010 nanti, menurut hasil assessment, areal kebun inti akan berkurang dan produksi sendiri juga
According the the related assessment, in 2010, area of nucleic plantation will go lower and consequently
24
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
akan mengalami penurunan yang signifikan. Pembelian bokar PIII merupakan salah satu alternatif yang sangat memungkinkan untuk memenuhi kapasitas olah pabrik LG, HG dan RSS selain optimalisasi produksi tanaman non produktif. Upaya yang akan dilakukan untuk menghadapi capaian produksi pada tahun 2010 adalah peningkatan kapasitas pabrik LG (UU Baja dari 20 Ton KK/hari menjadi 30 Ton KK/hari dan UU Pewa dari 30 Ton KK/hari menjadi 40 Ton KK/hari).
the existing production will also significantly decrease. Purchase of third parties’ raw materials is a possible alternative to meet the mills’ processing capacity of LG, HG and RSS apart form optimizing of non-productive plants production. One attempt to be undertaken in reaching the production target of 2010 will be the improvement of LG mills (Baja Unit Business from 20 tons per day to 30 tons per day, and Pewa Business Unit from 30 tons pe day to 40 tons per day.
Capaian produksi 5 tahun terakhir (2006 – 2009) dan prognosa tahun 2010 diuraikan pada grafik produksi berikut ini.
Production of the last five years (2006 – 2009) and 2010 prognose is illustrated in the following graphs.
Produksi SIR HG Tahun 2005 - 2009/Production of SIR HG, Years of 2005 – 2009
Produksi SIR LG Tahun 2005 - 2009/Production of SIR LG, Years of 2005 – 2009
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
25
Produksi RSS Tahun 2005 - 2009/Production of RSS, Years of 2005 – 2009
Teh Produksi teh pada tahun 2009 meraih capaian tertinggi dalam 5 tahun terakhir, yaitu 3.258 ton teh kering atau 106,23% dibanding tahun 2008 yang hanya mencapai 3.067 ton teh kering. Peningkatan produksi ini tidak lepas dari upaya yang telah dilakukan di unit usaha dengan adanya petik mesin yang telah mencapai 100% pucuk.
Tea Production of tea in 2009 reached the highest figure in the last five years, namely 3,258 tons of dried tea or 106.23% compared to that of 2008 which was only 3,067 tons of dried tea. The hike was attributed to the use of plucking machine which is capable of 100% work performance.
Peluang untuk meningkatkan produksi ini akan dilanjutkan pada rencana peningkatan produksi pada tahun 2010, yang akan meningkatkan kapasitas olah dari 40 ton pucuk basah/hari menjadi 50 ton pucuk basah/hari.
More opportunities for improvement of this production will be sought in 2010 where processing capacity will rise from 40 tons of fresh leaves per day to 50 tons of fresh leaves per day.
Produksi Teh Tahun 2005 - 2009/Production of Tea, Years of 2005 – 2009
26
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Produksi GULA Tahun 2005 - 2009/PRODUCTION OF SUGAR, Years of 2005 – 2009
Produksi TETES Tahun 2005 - 2009/PRODUCTION OF MOLASSES, Years of 2005 – 2009
Produksi tebu di tahun 2009 hanya mencapai 103.707 Ton atau 78,02% dari total produksi tahun 2008. Hal ini karena areal tanaman tebu sendiri yang ditebang berkurang seluas 1.621 Ha. Penebangan ini dilakukan karena terjadi kekeringan berat pada tanaman yang masa tanamnya 11A s/d 12B terutama di areal yang letaknya jauh dari embung (jangkauan irigasi).
Production of sugar cane in 2009 was only 103,707 tons or 78.02% of 2008 total production. This is due to slashes in existing plantation by 1,621 Ha. The slashes were attributed to severe draught on 11A to 12B planting period especially in spots where irrigation coverage could not effectively accommodate.
URAIAN/Description
2008
(Ton KK)
2009
%
Kelapa Sawit/Oil Palms
-
Minyak Sawit/CPO
* Kebun Sendiri/Existing
94.573
104.561
* Plasma/Pihak III/Smallholders/Third Parties
67.575
92.685
73
162.148
197.246
82
90
-
Inti Sawit/Palm Kernels
* Kebun Sendiri/Existing
23.367
21.553
108
* Plasma/Pihak III/Smallholders/Third Parties
14.654
22.243
66
38.021
43.796
87
-
Inti Sawit diolah/Processed Palm Kernels
33.494
25.030
134
* Minyak IS/Palm Kernel Oil
12.553
10.232
123
* Bungkil IS/Palm Kernel Meal
19.274
17.248
112
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
27
Minyak Sawit Produksi kelapa sawit di tahun 2009 mengalami penurunan 92,3% dibanding perolehan produksi pada tahun 2008, hal ini berakibat terhadap penurunan produksi minyak sawit sebesar 90% dibanding pencapaian produksi di tahun 2008. Penurunan ini dipicu oleh percepatan replanting tanaman kelapa sawit seluas 835 ha untuk tahun tanam 1985 dan adanya areal yang dipusokan seluas 545 Ha.
Palm Oil Production of oil palms in 2009 decreased to 92.3% of that of 2008 which triggered decline in production of palm oil to 90% of that of 2008. The decline was caused by early replanting of 855-ha or oil palm plantation replacing the original plants that were planted in in addition to an area of 545 ha which was left dried up.
Meskipun produksi minyak sawit di tahun 2009 mengalami penurunan, minyak inti sawit mengalami kenaikan di banding tahun 2008 sebesar 123%. Produksi bungkil inti sawit juga mengalami kenaikan sebesar 112% dibandingkan tahun 2008. Hal ini karena volume inti sawit yang diolah pada tahun 2009 lebih besar daripada volume yang diolah pada tahun 2008. Dinamika produksi minyak sawit bisa disimak pada grafik berikut ini :
While production of palm oil in 2009 declined, palm kernel oil production enjoyed a rise of 123% in 2009 compared to thatt of 2008. Production of palm kernel meals also rose by 112% in the same year compared to that of 2008. This is simply because the volume of palm kernels processed in 2008 was higher than that of 2008. The dynamics of palm kernel production can be seen in the following graphs :
Produksi tbs Tahun 2005 - 2009/Production of Fresh Fruit Bunches, Years of 2005 – 2009
Produksi minyak sawit Tahun 2005 - 2009/Production of Palm Oil, Years of 2005 – 2009
28
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Produksi inti sawit Tahun 2005 - 2009/Production of Palm Kernel, Years of 2005 – 2009
Produksi minyak inti sawit Tahun 2005 - 2009/Production of Palm Kernel Oil, Years of 2005 – 2009
Produksi bungkil inti sawit Tahun 2005 - 2009/Production of Palm Kernel Meal, Years of 2005 – 2009
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
29
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Environment Management
Didalam upaya menjaga stabilitas kinerja pengelolaan lingkungan di PPKR, PPKS maupun Pabrik Gula, perseroan secara konsisten melakukan peningkatan pengawasan dan pemantauan pada limbah cair, limbah padat maupun limbah Gas secara periodik melalui analisis kualitas limbah cair 1 bulan sekali, gas emisi dan udara ambient setiap 6 bulan sekali yang dilaksanakan oleh instansi terkait yang ter-akreditasi.
In order to maintain the stability of environment management within the Rubber Mills, Palm Oil Mills and sugar mills, the Company consistently undertakes improvement ini control and monitor of liquid wastes, solid wastes and gas waste in a periodical way by means of monthly analysis of liquid wastes and biannually analysis of gas emission and air ambience. The analyses are carried out by an accredited institution appointed by the company.
Secara administrasi, pelaporan hasil pemantauan kualitas limbah cair, limbah gas dan limbah B3 (Bahan Barbahaya dan Beracun) disampaikan kepada instansi yang berkompeten yaitu BAPEDALDA Kabupaten,Propinsi dan BAPEDAL Pusat Jakarta.
In administrative terms, results of mnitoring of quality of liquid waste, gas waste and hazardous and poisonous materials are delivered to Regional, Provincial, and National Office for Environmental Impact Control.
Dari hasil pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, pada tahun 2009 ini Peringkat Kinerja Lingkungan yang diperoleh Unit-Unit Usaha perseroan sebagai berikut :
Owing to the Company’s sustainable effort in the environment management, in 2009, Awards given to each business unit in term of Environment Performance Rank are as follows :
1. PPKR (Rubber Mills)
Unit Usaha Kedaton/Kedaton Business Unit Kedaton
Unit Usaha Pematang Kiwa/Pematang Kiwa Unit Business
UNit Usaha Tulungbuyut/Tulungbuyut Business Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Way Berulu/Way Berulu Unit Business
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Baturaja/Baturaja Unit Business
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Tebenan/Tebenan Business Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Padang Pelawi/Padang Pelawi Unit Busiiness
Peringkat Biru/Blue Rank
Peringkat Biru/Blue Rank Peringkat Biru/Blue Rank
2. PPKS (Palm Oil Mills)
Unit Usaha Rejosari/Rejosari Business Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Bekri/Bekri Business Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Sungai Niru/Sungai Niru Businss Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Sungai Lengi/Sungai Lengi Business Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Betung/Betung Business Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Talangsawit/Talangsawit Business Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
3. PG (Sugar Mills) Unit Usaha Cinta Manis/Cinta Manis Business Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
Unit Usaha Bungamayang/Bungamayang Business Unit
Peringkat Biru/Blue Rank
Pada tahun 2010, Unit Usaha Bekri direncanakan untuk meningkatkan peringkat dari Biru menjadi Hijau.
Bekri Business Unit will be prepared to reach the Green Rank award in 2010.
PENYERTAAN / PERUSAHAAN ASOSIASI
INVESTMENT and Associated Companies
PT Bio Industri Nusantara PT Bio Industri Nusantara didirikan berdasarkan Akta Notaris Tien Norman Lubis, S.H. No. 10 - Tanggal 10 November 1999, dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No. C.06812. HT.01.01.Th-2001 tanggal 28 Agustus 2001. PT Bio Industri Nusantara merupakan perusahaan penghasil
PT Bio Industri Nusantara PT Bio Industri Nusantara was established based on Act of Notary Tien Norman Lubis, S.H. No. 10 – dated November 10, 1999, and was authorized by the Minister of Justice and Human Rights, Republic of Indonesia by virtue of Decree No. C.06812.HT.01.01 Year of 2001, dated August 28, 2001. PT Bio Industri Nusantara is
30
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
pupuk hayati ”Emas”, pupuk hayati berbahan aktif mikroba pelarut hara dan pemantap agregat tanah dan barang-barang sejenis. Kepemilikan Saham PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) di PT Bio Industri Nusantara adalah sebesar 25% senilai Rp 1.925 juta. Dengan pencatatan berdasarkan metode ekuitas, maka nilai penyertaan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) pada PT Bio Industri per 31 Desember 2009 adalah Rp 4.147,8 juta.
the producer of ”Emas” brand name, a bio-fertilizer product with nutrient solvent microbe and enhancer of soil aggregates and similar properties. PT Perkebunan Nusantara VII holds 25% of PT Bio Industri Nusantara shares with the nominal value of Rp 1,925 million. Under equity method listing, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)’s equity at PT Bio Industri per as per December 31, 2008 was Rp 4,147.8 million.
Hamburg-Indonesia Import-GMBH (Indoham) Indoham didirikan berdasarkan Akta Notaris Dr. Wessendorf No. 926/1960 tanggal 25 Maret 1960, dan telah terdaftar pada Pengadilan Hamburg, Jerman, dengan No. HR.B.9116 tanggal 25 April 1960. Bidang usaha Indoham adalah penjualan komoditas PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) di pasar Eropa dan Afrika Utara berdasarkan pada penawaran yang didapat Indoham setiap hari dari PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Selain itu, Indoham bertugas memonitor harga-harga komoditas di pasar internasional serta ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) untuk disampaikan ke PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Kepemilikan saham PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) di Indoham adalah sebesar 2,4% dari jumlah saham atau senilai Rp 369 juta.
Hamburg-Indonesia Import-GMBH (Indoham) Indoham was established based on Notarial Act of Dr. Wessendorf No. 926/1960, dated March 25, 1960 and was registered at the Hamburg Office of Justice, Germany No. HR.B.9116, dated April 25, 1960. Indoham operates as sales agent for PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) for European and North African markets based on supply derived daily from PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). In addition to that, Indoham serves to monitor commodity prices within the international markets and monitor requirements issued by European Economic Community (EEC) to be forwarded to PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) holds 2.4% of Indoham shares with a nominal value of Rp 369 million.
PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) PT Riset Perkebunan Nusantara dibentuk sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) seluruh PT Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dan PT RNI (Persero) dan sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-713/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 dan mengenai persetujuan pendirian Perseroan Terbatas PT Riset Perkebunan Nusantara. Kepemilikan saham PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) pada PT Riset Perkebunan Nusantara adalah sebesar 6,66% atau senilai Rp. 50 juta rupiah.
PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) PT Riset Perkebunan Nusantara was established by the Decree of General Meeting of Shareholders of PT Perkebunan Nusantara I to PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) and PT RNI (Persero) and by virtue of letter of State Minister for State-owned Enterprises No. S-713/MBU/2009 dated 30 September 2009 on approval for establishment of PT Riset Perkebunan Nusantara. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)’s shareholding with PT Riset Perkebunan Nusantara is 6.66% or in the amount of Rp. 50 million.
PT Riset Perkebunan Nusantara didirikan berdasarkan Akta Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H, M.Kn No. 01 Tanggal 20 Nopember 2009. PT Riset Perkebunan Nusantara adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penelitian, konsultan, konsultan penelitian ilmiah laboratorium, jasa pelatihan, pengolahan data, riset dan konsultasi, sertifikasi mutu produk dan hasil uji, survey, konsultan bidang sumber daya manusia, konsultasi bidang pertanian, jasa pemberantasan hama, jasa konsultan bidang industri, konsultan bidang bisnis, manajemen dan administrasi, jasa laboratorium analisa fisika kimia. PT Riset Perkebunan Nusantara menjalankan usaha-usaha di bidang pertanian meliputi agroindustri, industri pertanian, perkebunan
PT Riset Perkebunan Nusantara was incorporated under Notarial Act Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H, M.Kn No. 01 dated 20 November 2009. PT Riset Perkebunan Nusantara is a company operation in research services, laboratory scientific research consulting, training services, research and consultation, certification of quality and test result, surveys, human resources consulting services, agricultural consulting services, management and administration consulting services, and physics-chemistry laboratory analysis services. PT Riset Perkebunan Nusantara also operates in manufacture of agro-industry, agricultural industry, plantation of industrial plants, and land rehabilitation and regreening. In addition to that,
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
31
tanaman industri, rehabilitasi tanah dan reboisasi. Selain itu PT Riset Perkebunan Nusantara bergerak dalam bidang perdagangan yang meliputi ekspor impor dan perdagangan hasil perkebunan, hasil pertanian, peralatan pertanian dan perkebunan, pupuk organik,pupuk non organik dan penyubur tanaman, perdagangan hasil industri dan perdagangan peralatan/ suku cadang ukur, survey, laboratorium dan timbangan khusus.
PT Riset Perkebunan Nusantara also operates in trading businss which include export-import and trading of plantation yields, agricultural and plantation tools, organic and non-organics fertilizers and plant booster, industrial products and devices and spareparts of measurement, surveys, laboratory and special scales.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPB Nusantara) PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara merupakan hasil perubahan bentuk Kantor Pemasaran Bersama PTPN menjadi Perseroan Terbatas sesuai surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009. Kepemilikan saham PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara adalah sebesar 6,66% senilai Rp 1 miliar. PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara didirikan berdasarkan Akta Notaris N.M Dipo Nusantara PUA UPA, SH No.4 Tanggal 16 November 2009 dan telah disetujui oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-60488.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 11 Desember 2009.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPB Nusantara) PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara is the altered form of State Plantation Enterprise’s Common Marketing Office, which is now a limited company, by virtue of letter of State Minister for State-owned Enterprises No S-674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)’s shareholding with PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara is 6.66% or in the amount of Rp 1 billion. PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara was incorporated under Notarial Act of N.M Dipo Nusantara PUA UPA, SH No.4 dated 16 November 2009 and has been approved by virtue of Minister for Law and Human Rights no AHU-60488.AH.01.01.of 2009 dated 11 Desember 2009.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara adalah perusahaan yang melakukan usaha dibidang perdagangan, pemasaran komoditas agro industri, pengelolaan komoditas agro industri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perusahaan meliputi pengelolaan gudang, fasiitas penimbunan, dan transportasi, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya untuk pendidikan dan pelatihan, jasa konsultan di bidang pemasaran komoditas agro industri dan pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara is a company operating in trading, marketing and management of agro-industral commodities and services for optimizing of company’s resources which includes warehouse management, stocking and transportation facilities, optimizing of resources for education and training, consulting services in marketing of agro-industry commodities and organization of company’s infrastructure and facilities.
VISI, MISI dan TUJUAN PERUSAHAAN
COMPANY’S VISON, MISSION and GOALS
Visi
Vision
Tangguh
Excellence
Karakter Global
Global Character
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global.
Memiliki daya saing yang prima, melalui peningkatan produktivitas, mutu, skala ekonomi usaha dan dukungan industri hilir. Mempunyai karakteristik perusahaan berkelas dunia dengan proses bisnis dan kinerja yang prima serta menghasilkan produk yang berstandar internasional.
32
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) to become an excellent agribusiness enterprises with rubber, oil palms, tea and sugar canes bases with a global character.
Having excellent competitiveness originating from its improved productivity, quality, business economic scale and supports of down-stream industry. Having a characteritic of a world-class company due to outstanding business processes and performance capable of producing internationally standardized products.
Misi
Mission
Tujuan Perusahaan
Company's Goals
1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Membangun tata kelola usaha yang efektif. 4. Mewujudkan daya saing guna menumbuhkembangkan perusahaan. 5. Memelihara dan meningkatkan stakeholders value.
Sesuai Akte Pendirian Perusahaan, tujuan Perusahaan yang akan dicapai selama lima tahun kedepan adalah: 1. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektor perkebunan sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuh berkesinambungan dalam skala usaha yang ekonomis. 2. Menjadi perusahaan yang berkemampulabaan (profitable), makmur (wealthy) dan berkelanjutan (sustainable), sehingga dapat berperan lebih jauh dalam akselerasi pembangunan regional dan nasional.
1. To run a profitable plantation agribusiness operation with commodities of oil palms, tea, and sugar canes benefitting from effective cultivation technology and environment-friendly processing. 2. To develop an industrial operation integrated with its core business (rubber, oil palm, tea and sugar canes) benefiting from renewed technology. 3. To establish effective business governance. 4. To create high level of competitiveness for the Company’s growth. 5. To maintain and improve stakeholders’ value.
According to the Company’s Certificate of Association, the Company’s five-year goals are : 1. To enhance and develop plantation agribusiness sector according to the Company’s strong, healthy and sustainable principles in an economic business scale. 2. To become a profitable, wealthy and sustainable Company so that it can take further roles in accelerating both the regional and national development.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
33
34
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
TATANILAI PERUSAHAAN dan SEMANGAT PERUBAHAN Corporate Values and The Spirit of Change
The Spirit of Change ‘ProMOSI’ ditetapkan menjadi tatanilai PTPN VII (Persero). The Spirit of Change‘ProMOSI’ for PTPN VII (Persero)’s corporate value.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
35
TATANILAI PERUSAHAAN
Corporate Values
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) mempunyai tatanilai yang dikenal dengan The Spirit of Change “ProMOSI”, yang merupakan singkatan dari 5 (lima) nilai dasar, yaitu : Produktivitas, Mutu, Organisasi, Servis dan Inovasi.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) is equipped with a set of values known as The Spirit of Change “ProMOSI”, which comprises of 5 basic values, namely: Produktivitas (Productivity), Mutu (Quality), Organisasi (Organization), Servis (Services) and Inovasi (Innovation).
The Spirit of Change “ProMOSI“ ditetapkan menjadi tatanilai PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dengan Surat Keputusan Direksi Nomor: 7.6/Kpts/477/2008 tanggal 19 Desember 2008.
The Spirit of Change “ProMOSI“ was established as values of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) under the Decree of Board of Directors Number: 7.6/ Kpts/477/2008, dated December 19, 2008.
Tatanilai ini merupakan landasan dalam membangun budaya perusahaan. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjiwai setiap sikap dan perilaku insan Perseroan dalam aktivitas sehari-hari, baik sebagai pekerja maupun sebagai pribadi.
The set of values constitutes a fundamental in building the Company’s culture. The values are expected to inhibit each Company’s individual’s day-to-day attitude and action either as a worker and as an individual.
Dalam tata nilai The Spirit of Change “Promosi” perlu dibentuk adanya suatu komite yang dikenal dengan Komite Implementasi (merupakan organisasi fasilitator). Adapun sasaran tugas dibentuknya Komite Implementasi (organisasi fasilitator) The Spirit of Change “Promosi” adalah sebagai berikut :
To get the full benefit of implementation of the Spirit of Change, an facilitating committee called Implementation Committee was established. The Implementation Commmettee as facilitating organizer for The Spirit of Change “Promosi” functions to ensure :
•
Tersosialisasinya maksud dan tujuan pencanangan the Spirit of Change ’ProMOSI’ kepada seluruh insan Perseroan, • Terinternalisasinya nilai-nilai yang terkandung dalam the Spirit of Change ’ProMOSI’ pada seluruh insan Perseroan, • Terbentuknya sistem evaluasi implementasi the Spirit of Change ’ProMOSI’, dan • Terbangunnya kesadaran insan Perseroan untuk dapat memberikan kontribusi dan mengoptimalkan potensinya guna pencapaian tujuan Perseroan.
•
Sedangkan yang menjadi tugas pokok Komite Implementasi the Spirit of Change ’ProMOSI’ adalah : • Merumuskan panduan the Spirit of Change ’ProMOSI’, • Melakukan sosialisasi the Spirit of Change ’ProMOSI’ melalui berbagai bentuk kegiatan baik sosialisasi secara tatap muka langsung, penggunaan jaringan teknologi informasi, dan bentuk-bentuk lain yang memungkinkan, • Menyebarluaskan artefak-artefak peningkatan motivasi pekerja untuk menerapkan the Spirit of Change ’ProMOSI’ dalam rangka pelaksanaan tugas, • Merumuskan sistem evaluasi implementasi the Spirit of Change ’ProMOSI’, dan • Melaporkan kemajuan program the Spirit of Change ’ProMOSI’ kepada Direksi.
Meanwhile the key duties of the Implementation Committee for the Spirit of Change ’ProMOSI’ are : • To formulate guidelines for the Spirit of Change ’ProMOSI’, • To socialize the Spirit of Change ’ProMOSI’ by means of socialization activities in the form of face-to-face meetings, information technology network, and any other possible forms of communication. • To disseminate artifacts of motivation improvement for good implementation of the Spirit of Change ’ProMOSI’ within personnel’s day-to-day’s job performance, • To formulate evaluation system for implementation of the Spirit of Change ’ProMOSI’, and • To report the progress of the Spirit of Change ’ProMOSI’ program to the board of directors.
36
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
•
• •
Socialization of the goal and purpose of implementation of the Spirit of Change ’ProMOSI’ to all the Company’s personnel. Internalization of values contained in the the Spirit of Change ’ProMOSI’ to all the Company’s personnel. Estabishment of evaluation system for the Spirit of Change ’ProMOSI’, and Construction on the Company’s personnel’s awareness as to encourage the personnel to contribute more and optimize their potentials for the sake of the Company’s goal achievement.
SEMANGAT PERUBAHAN
Spirit of Change
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Perseroan serta mencapai tujuan perusahaan dengan hasil luar biasa, dituntut semangat kerja yang tidak sekadar ”biasa-biasa saja”. Diperlukan suatu semangat yang kuat dan luar biasa yang memotivasi dan menuntun insan Perseroan. Semangat perubahan ”ProMOSI” diharapkan mampu menjadi pendorong bagi setiap insan Perseroan untuk berubah menuju kondisi yang semakin baik, sehingga Perseroan dapat menjadi perusahaan yang tangguh dan terus tumbuh dengan mengimplementasikan nilai-nilai Produktivitas, Mutu, Organisasi, Servis dan Inovasi.
To materialize the Company’s Vision and Mission as well as to achieve its goals with remarkable outcomes, worker’s extraordinary’s spirit is required. Strong and outstanding spirit should be there as to motivate and lead the Company’s individuals to gain the goals. The Spirit of Change ”ProMOSI” is intended to drive all the Company’s individuals to change themselves into a better state, so that Company will turn into a strong and growing company by implementing values of productivity, quality, organization, service and innovation.
Produktivitas
Productivity
Mutu
Quality
Produktivitas adalah upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki dan dikelola Perseroan secara transparan, akuntabel, adil dan bertanggungjawab, untuk mencapai hasil optimal semua sasaran Perseroan yang dilaksanakan dengan cara Sigap, Maju, Antusias, Rajin dan Terampil (SMART).
Mutu dipahami sebagai sikap lahir dan batin untuk menghasilkan kinerja yang terbaik kepada pemangku
Productivity is all efforts made to optimize the Company’s existing resources, to be managed in a transparent, accountable, fair and responsible way in order to reach the Company’s goals in an optimum way by means of conducts dubbed as Sigap (Responsive), Maju (Progressive), Antusias (Enthusiastic), Rajin (Dilligent) and Terampil (Skllful) – SMART.
Quality is believed to be a total physical and psychological attitude developed to present the best performance
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
37
kepentingan sebagai perwujudan kemuliaan diri. Mutu ditandai dengan sikap berpegang teguh pada kualitas kerja dalam upaya merebut pangsa pasar dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
to the stakeholders as a form of individual’s novelty. Quality is indicated by attitude which refers to high level working quality to gain bigger market share and maintain the Company’s sustainability.
Organisasi
Organization
Servis
Service
Inovasi
Inonovation
Organisasi mengandung pengertian sadar akan posisi, peran dan tanggung jawab dalam satu sistem dinamis yang utuh serta menjunjung tinggi etos kerja dan nilainilai kekeluargaan. Memandang organisasi sebagai wadah insan yang utuh dan unggul, bercipta, berkarsa dan berkarya.
Servis diartikan sebagai panggilan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pemangku kepentingan demi pertumbuhan Perseroan secara berkesinambungan.
Inovasi adalah tindakan kreatif dalam melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terus menerus untuk mengembangkan proses kerja dan produk dalam rangka menciptakan nilai tambah. Semangat Perubahan tersebut dirumuskan dengan memperhatikan aspek-aspek dominan sesuai dengan jenis, karakteristik, lingkungan serta proses bisnis, dan digali dari nilai-nilai yang berasal dari budaya insani perkebunan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
38
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Organization is translated as being aware of individual’s position, role and responsibility in an intact dynamic system which holds high work ethics and family values. In this sense, organization is also perceived as the Company’s individual vehicle which is characterized as intact, outstanding, creative, full of initiatives and productive.
Service is dubbed as commitment to giving the best service to all the stakeholders for the sake of the Company’s sustainable growth.
Innovation constititutes creative actions while attempting continuous improvement and perfection to develop products and work processes in order to create added values.
Tatanilai yang tertuang dalam konsep The Spirit of Change PROMOSI merupakan landasan untuk membangun budaya perusahaan agar setiap insan Perseroan mampu menjiwai nilai-nilai tinggi di bidang produktivitas, mutu, organisasi, servis dan inovasi
Values attached o the concept of The Spirit of Chang constitute a base to develop the Corporate Culture so that each of the Company’s personnel will be able to animate high values in productivity, quality, organization, service and innovation.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
39
STRUKTUR ORGANISASI
STRUCTURE OF ORGANIZATION
Wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) tersebar di tiga provinsi yang terdiri atas 5 Distrik dengan 27 Unit Usaha. Masing-masing distrik dikepalai Manajer Distrik dan masing-masing Unit Usaha dikepalai Manajer Unit Usaha. Secara struktural Direksi membawahi Manajer Distrik dan Manajer Unit Usaha. Organisasi di kantor pusat terdiri atas 13 bagian yang masing-masing dikepalai seorang Manajer.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) coverage scatters in three provinces consisting of 5 Districts with 27 Business Units. Each district is led by a District Manager while each business unit is led by Business Unit Manager. From the structural point of view, the Directors oversee the District Managers and Business Unit Managers. Head-offices organization consists of 13 Sections each led by a Manager.
Direktur Produksi
Direktur SDM & Umum
Distrik Way Sekampung
Bagian SPI
UU KEDA
40
UU BEGE
Bagian Tanaman
UU WABE
UU WALI
UU RESA
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Distrik Way Seputih
Bagian Teknik
UU PEWA
Bagian Pengolahan
UU BEKI
UU TUBU
Bagian SDM
UU PATU
UU BUMA
Bagian Umum
Bagian Plasma & Kemitraan
Keterangan/Note: Garis Lini/Instructional Line Garis Koordinasi/Line Coordination
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Pemasaran & Perencanaan Pengembangan
Direktur Keuangan
Distrik Banyuasin
Distrik Muara Enim
Bagian Keuangan
UU MULA
UU TEBE
UU BETU
UU BEKA
UU BETA
UU TASA
UU CIMA
Bagian Pengkajian & Perencanaan Pengembangan
Bagian Akuntansi
UU BAJA
Distrik Bengkulu
UU SUNI
UU SULI
UU SULA
UU SENA
Bagian Pengadaan
UU PALA
UU BERI
Bagian Sekretariat Perusahaan
Bagian Pemasaran
UU PAWI
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
UU KETA
41
UU TAPI
PROGRAM TRANSFORMASI BISNIS
Business Transformation Program
Sebagai salah satu bentuk tindak lanjut dari semangat perubahan atau The Spirit of Change ProMOSI, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) mencanangkan “Program Transformasi Bisnis “(PTB).
As a follow up of implementation of The Spirit of Change ProMOSI, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) launched the “Business Transformation Program (BTP)”.
Program Transformasi Bisnis (PTB) merupakan suatu metodologi yang komprehensif dari Program Revitalisasi Organisasi (Perusahaan) yang dicirikan dengan adanya Perubahan mendasar, strategik dan menggunakan pendekatan menyeluruh.
This program carries a more comprehensive methodology of the Company’s original Organization Revilatalization Program which is characterized by some fundamental, and strategic changes using a holistic approaches.
Program Transformasi Bisnis merupakan upaya: - Peningkatan, yaitu upaya untuk menghasilkan keadaan yang lebih baik, - Pembaruan, yaitu upaya mengganti kebiasankebiasan dan cara-cara yang tidak efektif dengan kebiasaan-kebiasaan dan cara-cara baru. - Terobosan, yaitu upaya untuk mencari jalan alternatif yang lebih cepat dan lebih baik dalam mencapai tujuan organisasi. Program Transformasi Bisnis merupakan langkah untuk membangun grafik kedua dalam siklus kehidupan perusahaan, sehingga Perusahaan dapat tetap mempertahankan eksistensinya dan berkembang dengan lebih baik.
The Business Transformation Program serves to create: - Improvement, namely efforts undertaken to reach a better condition; - Renewing, namely actions to be taken in order to change ineffective ways and methods with new ones. - Breakthrough, namely the attempts carried out to find swifter and better alternative in reaching the organization’s goals. The Business Transformation Programs is the step we use to build the second graph in the Company’s life cycle to ensure that the Company can survive its existence and even develop in a much better way.
Rumusan Program Transformasi Bisnis (PTB)
The Business Transformation Program formula consists of :
1. Paradigma baru dengan rumusan berikut:
1. New Paradigm which is defined as :
Sadar akan tanggung jawab terhadap kelangsungan usaha yang berkelanjutan, maka kami warga PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) bertekad mewujudkan paradigma baru sebagai berikut: 1) Kepemimpinan yang memiliki peran strategis, bersifat transformasional (visionary), profesional, memiliki kompetensi, integritas dan komunikatif serta berorientasi pada kepentingan jangka panjang. 2) Penetapan karyawan sebagai aset potensial dan merupakan human capital berhak atas penilaian obyektif yang berbasis kompetensi (hard & soft) dan kinerja yang terukur. 3) Penetapan organisasi sebagai alat potensial dalam pemberdayaan (empowerment) sumberdaya perlu ditata secara efektif sesuai dengan perkembangan bisnis dan rentang kendali dengan mempertimbangkan keselarasan job requirement terhadap kompetensi personil. 4) Pelaksanaan investasi yang terfokus kepada core business dan berorientasi jangka panjang serta skala ekonomi usaha, yang berazaskan cost effectiveness, nilai tambah dan sustainability (planet, people and profit).
42
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
The awareness for responsibility for business sustainability, with which we – personnel of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) – are committed to materializing the new paradigm by means of the following efforts : 1) Building of leadership with strategic roles, in which leaders are equipped with transformational vision, professional work attitude, competence, integrity while being communicative and orienting themselves to long terms interests. 2) Complementing workers as potential asset and human capital who hold the rights to objective assessment based on the respective competence (hard & soft) and measured performance. 3) Putting organization as a potential tool for empowerment of resources which requires effective management adjusting to business and span of control while considering the harmony of job requirement to personnel’s competence. 4) Implementation of investment which focuses on core business dan long-term orientation and business economic scale, benefiting from principles of cost effectiveness, added value and sustainability (planet, people and profit).
5) Invention of production directed to optimizing of productivity, quality, cost effectiveness and principles of technical norms benefiting from usable technology and sustainability maintenance. 6) Strengthening promotional activities which focuses on customers benefiting from principles of quality assurance and first-class service and effective customer relations building.
5) Penggalian produksi yang diarahkan kepada optimalisasi produktivitas, mutu, cost effectiveness dengan berazaskan pada norma teknis yang memanfaatkan teknologi tepat guna dan memelihara sustainability. 6) Penetapan arah kegiatan pemasaran kepada kepuasan pelanggan (costumer focus) dengan berazaskan pada mutu dan pelayanan prima, serta membina hubungan pelanggan (costumer relationship) yang efektif. 7) Penetapan arah kegiatan pengadaan barang/ jasa serta pengadaan bahan baku kepada terwujudnya kelangsungan proses produksi yang efektif melalui ketepatan mutu, jumlah, spesifikasi teknis, proses, waktu, harga, legal dan pelayanan purna jual yang efektif. 8) Penetapan informasi yang ditujukan untuk terwujudnya knowledge management, pengambilan keputusan efektif dan membangun citra perusahaan, berazaskan pada data faktual, akurat, tepat waktu dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi. 9) Kemitraan yang merupakan sarana strategis dalam mewujudkan kelangsungan hidup dan menumbuhkembangkan perusahaan, yang berazaskan kesetaraan, saling menguntungkan dan berorientasi jangka panjang.
7) Procurement of goods, services and raw material which is oriented to to ensuring effective production process by means of high assurance in quality, amount, technical specification, process, timing, price, legal and asfter-sales services. 8) Information Management which is aimed at building good knowledge management, effective decision-making, while enhancing the Company’s image based on principles of factual, acurate and timely data processing by merit of information technology system. 9) Partnership Building which comes as a strategic way in assuring the Company’s sustainable growth based on principles of equality, mutual benefit, and long term orientation.
2. Rumusan Keunggulan
2. The Winning Formula which consists of
Vision (Visi), yaitu arah yang akan dicapai perusahaan. Rumusan Visi : PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global.
Tangguh, memiliki daya saing yang prima, melalui peningkatan produktivitas, mutu, skala ekonomi usaha dan dukungan industri hilir.
Karakter Global, mempunyai karakteristik perusahaan berkelas dunia dengan proses bisnis dan kinerja yang prima serta menghasilkan produk yang berstandar internasional.
Mission (Misi), yaitu langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan visi. Rumusan Misi : 1) Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan.
Vision, namely the goal that the Company will reach. Formula of Vision : PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) to become an excellent agribusiness enterprises with rubber, oil palms, tea and sugar canes bases with a global character. Excellent, having excellent competitiveness derived from its improved productivity, quality, business economic scale and supports of down-stream industry. Global Character, having a characteritic of a world-class company due to outstanding business process and performance which is capable of producing internationally standardized products. Mission, namely the steps that the Company takes to materialize its vision. Formula of Mission : 1) To run a profitable plantation agribusiness operation with commodities of oil palm, tea, and sugar canes benefitting from cultivation technology and effective and environmentfriendly processing.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
43
2) To develop an industrial operation integrated with its core business (rubber, oil palm, tea and sugar canes) benefiting from renewed technology. 3) To establish effective business governance.
2) Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3) Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi. 4) Membangun tata kelola usaha yang efektif. 5) Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
4) To create high level of competitiveness 5) To maintain and improve stakeholders’ value to reach a high level of competitiveness for the sake of Company’s growth.
Values (Tata Nilai), yaitu nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai landasan membangun budaya perusahaan guna mencapai Visi dan Misi Perusahaan. Rumusan Values: Warga PTPN VII (Persero) menjunjung tinggi dan bertekad mengembangkan nilai-nilai integritas dalam organisasi sebagai berikut : 1) Produktivitas “Selalu memperlihatkan keunggulan melalui perbaikan berkelanjutan untuk memperoleh hasil maksimal”. 2) Mutu “Selalu bekerja keras untuk menghasilkan yang terbaik bagi semua”. 3) Organisasi “Selalu Mengutamakan kerjasama tim untuk menghasilkan sinergi yang optimal”. 4) Servis “Selalu memberikan pelayanan dengan rasa tanggung jawab bagi kepentingan bersama”. 5) Inovasi “Selalu Menghargai kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah”. Lima nilai integritas tersebut disingkat dengan kata “ProMOSI”.
Strategi Perusahaan, merupakan upaya terobosan yang dilakukan dalam melaksanakan misi. Grand Strategy : “Pertumbuhan”. Pertumbuhan ditempuh melalui: 1) Peningkatan produktivitas sumberdaya. 2) Pengembangan skala ekonomi usaha perkebunan. 3) Pengembangan industri yang terintegrasi.
Kebijakan Kebijakan dalam mengimplementasikan Grand Strategy ditempuh dengan cara : 1) Melaksanakan konsolidasi pada seluruh sumberdaya produksi meliputi tanaman, teknik pengolahan serta infrastruktur. 2) Melaksanakan Investasi fokus pada upaya peningkatan kinerja dari core business (karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dan berorientasi pada kepentingan jangka panjang.
44
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Values, namely values that are mutually agreed as foundation to build the corporate culture for achievement of the Company’s vision and mission. Formula of Values: PTPN VII (Persero)’s personnel holds high and is committed to developing organizational integrity values through the following efforts : 1) Productivity “Always shows excellence while making sustainable improvement for maximum resultl”. 2) Quality “Always works hard to create the best result for all”. 3) Organization “Always puts first priority to team work as to reach an optimum synergy”. 4) Service “Always provides services in full responsibility for the sake of mutual benefit“ 5) Innovation “Always appreciate creativity and innovation for added values“ The five integrity values are shortened to term of “ProMOSI”.
Corporate Strategy, namely efforts of breakthrough undertaken for achieving the mission. Grand Strategy : “Growth”. Growth to be achieved : 1) Enhancement of resources productivity. 2) Development of plantation business economic scale. 3) Development of integrated business. Policy Policy undertaken for implementation of Grand Strategy: 1) To carry out consolidation to all the production resources including plants, processing technology and infrastructure. 2) To implement investment which focus to improvement of core business performance (rubber, oil palm, tea and sugar cane) which is oriented to long term interest.
3) To maintain balance of growth and profitability.
3) Memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan kemampulabaan. 4) Melaksanakan penataan ulang organisasi sesuai perkembangan usaha, dan span of control, dalam mendukung upaya penggalian potensi pr roduksi. 5) Membangun budaya kerja dengan mengembangkan tata nilai (ProMOSI) dalam org anisasi. 6) Melaksanakan kemitraan dan aliansi strategis dalam mendukung pertumbuhan usaha.
5) To build an excellent working culture and develop the corporate values (ProMOSI) within the organization. 6) To carry out partnership cooperation and strategic alliance in support to business growth.
3. The Business Success Model
3. Model Sukses Bisnis
4) To make necessary reorganization in response to businss development, and span of control in support to invention of production potentials..
The Business Success Model (Model Sukses Binis) merupakan kriteria sukses dari setiap proses bisnis yang ditinjau dari 5 (lima) dimensi dan 9 (sembilan obyek strategis) yaitu:
The Business Success Model become the Companie’s success criterion for each business process which consists of 5 (five) dimensions and 9 (nine) strategic objects.
1. Manusia (People)
1.
Pekerja (Workers)
2. Internal (Internal)
2. 3.
Aset (Asset) Tata Kelola (Governance)
3. Eksternal (External)
4. 5. 6. 7.
Pelanggan (Customers) Supplier (Suppliers) Petani Plasma/Kemitraan (Smalholders/Partnership) PKBL (Partnership and Enviroment Program)
4. Inovasi (Innovation)
8.
Nilai Tambah (Added Value)
5. Finansial (Financial)
9.
Pemegang Saham/Investor (Shareholders/Investors)
Dalam kriteria sukses, diuraikan urutan proses dari masing-masing proses bisnis dan sasaran strategis (strategic target) yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu (5 tahun, dari tahun 2010 s.d. 2014) ditinjau dari dimensi dan obyek strategis seperti tersebut di atas.
Within the success criteria scheme, order of process in each business process and strategic goals is given, which will be reached in a particular period of time (5 years, from 2010 to 2014) as perceived from the above dimension and strategic object.
4. Tolok ukur keberhasilan
4. Key Performance Indicator
5. Peta jalan gagasan strategis
5. Strategic Initiative Road Map
Key Performance Indicator (KPI) atau tolok ukur keberhasilan tahunan yang disepakati untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan (2010 sampai dengan 2014).
Strategic Initiative Road Map (Peta Jalan Gagasan Strategis) dimulai dari pembentukan Values (Tata Nilai) yang pada akhirnya diharapkan dapat terbangun sebuah budaya perusahaan yang indikatornya terlihat pada adanya efisiensi, kepuasan pelanggan, pertumbuhan pendapatan dan kompetensi.
Key Performance Indicator or indicator for annual success which is designed for a period of 5 (five) coming years (from 2010 to 2014)
Strategic Initiative Road Map starts from the establishment of Values to to the formation of corporate culture whose indicators may come in the form of efficiency, customer satisfaction, improved revenue and competence.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
45
Untuk membangun budaya perusahaan yang kuat, diperlukan lima hal yang menjadi pilar dalam pembentukan budaya perusahaan, yaitu: 1) Costumer Relations Management (CRM) atau pengelolaan hubungan pelanggan 2) Operational Excellent (OPEX) 3) Information Technology (IT) 4) Total Quality Management (TQM) 5) Pengelolaan Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi.
CRM antara lain meliputi analisa pasar, analisa kepuasan pelanggan serta jaringan komunikasi dengan pelanggan yang akan menghasilkan feed back bagi manajemen produksi. Pengelolaan hubungan pelanggan yang baik pada akhirnya akan melahirkan hubungan pelanggan yang kuat dan pada akhirnya akan mempengaruhi cash flow management.
CRM among others covers issues of market analysis, customer satisfaction analysis, and customer communication networking which will generate necessary feed back for the production management. Excellent customer relations management will result in strong customer relations which will in turn affect the cash flow management.
OPEX, IT dan TQM meliputi bussiness process reenginering, work system redesign, information restructuring, assets restructuring, organization management, knowledge management serta assets management yang merupakan bagian dari production management yang akan bermuara pada cash flow management.
OPEX, IT dan TQM cover bussiness process re-enginering, work system redisign, information restructuring, assets restructuring, organization management, knowledge management and assets management which constitute a part of production management which will lead to improvement of cash flow management.
Sedangkan pengelolaan Sumberdaya Manusia berbasis kompetensi meliputi personal competency assessment, competency profile design, developing training needs, people reassign, sistem karir, manajemen kinerja dan sistem imbal jasa yang juga bermuara pada cash flow management.
Competence-based Human Resources Management includes personal competency assessment, competency profile design, training needs development, people reassigning, career system, performance management, and waging system which will also lead to improvement of cash flow management.
Lima pilar yang dibangun di atas values yang diuraikan di atas, merupakan unsur-unsur yang mempengaruhi pembentukan budaya perusahaan yang kuat.
The five pillars constructed on the above values constitute excellent elements for establishment of sturdy corporate culture.
46
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
In order to build a strong corporate culture, 5 pillars underlying the formation of corporate culture are required, namely : 1) Costumer Relations Management (CRM) 2) Operational Excellence (OPEX) 3) Information Technology (IT) 4) Total Quality Management (TQM) 5) Competence-based Human Management.
Resources
Strategic Initiative Roadmap selengkapnya dapat dilihat dalam diagram alur sebagai berikut:
Efisiensi
Kepuasan Pelanggan
Details of Strategic Initiative Roadmap can be seen in the following flow-chart : Pertumbuhan Pendapatan
Kompetensi
Budaya Perusahaan
Cash Flow Management
Sistem Karir
Manajemen Kinerja
Developing Training Needs
Personal Competency Assesment
Sistem Balas Jasa
Pengendalian Biaya
Production Management
Reassign People
Design Competency Profile
CBHRM/PMS
Pengendalian Produktivitas dan Kualitas
Feedback Management
Organization Management
Knowledge Management
Assets Management
Redesign Work System
Information Restructuring
Assets Restructuring
Hubungan Pelanggan
Jaringan Komunikasi Dengan Pelanggan
Analisa Kepuasan Pelanggan
Business Process Reengineering
Analisa Pasar
IT
CRM
TQM
OPEX
Values
6. Pemetaan Program Utama
Key Programme Mapping (Pemetaan Program Utama) adalah penyelarasan program dari setiap proses bisnis yang meliputi: A. Urutan proses bisnis. B. Penetapan Arah Strategis. C. Tinjauan berdasarkan pengelolaan 4 sumber daya: 1. Assets (Aset) 2. Work System (Sistem Kerja) 3. Human Resources (Sumberdaya Manusia) 4. Information (Informasi) D. Penetapan Penanggung Jawab Program (PIC).
6. Key Program Mapping
Key Program Mapping is an alignment program to each business process which includes : A. Order of business process. B. Settlement of strategic direction.
C. Review based on management of the following 4 resources: 1. Assets 2. Work System 3. Human Resources (Sumberdaya Manusia) 4. Information D. Settlement of Program Officers.
Rumusan Key Program Mapping mencakup Proses Bisnis Utama (tanaman, pengolahan dan pemasaran) serta proses pendukung (perencanaan, pengawasan, tenaga kerja, informasi, legalitas, infrastruktur, alat transportasi, keuangan, akuntansi, hubungan pelanggan, CSR, logistik.
Dengan program transformasi bisnis tersebut, kita berharap agar PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan yang tangguh dan terus tumbuh.
Formula of the Key Program Mapping covers Core Business Process (plant, manufacturing and marketing) and the supporting processes (planning, supervision, labour, information, legal aspects, infrastructure, transportation, finance, accounting, customer relations, corporate social responsibility and logistics). Under such business transformation program, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) wishes to become an excellent ever growing company.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
47
48
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
LAPORAN KOMISARIS UTAMA President Commissioner’s Report
Upaya pembenahan perlu ditempuh untuk memperkuat fundamental Perusahaan agar Perusahaan mampu bertumbuh dan berkembang dengan daya saing yang tinggi. Some betterment should be attempted as to strengthen the Company’s fundamentals so that it can grow and develop with high level of competitiveness.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
49
Mengawali sambutan ini, perkenankan kami menyatakan rasa syukur ke Hadirat Tuhan Yang Mahakuasa, atas rahmat, hidayah dan berkenanNya sehingga Perseroan telah dapat menerbitkan Annual Report Tahun 2009. Pada tahun 2009 Direksi telah berhasil menetapkan kebijakan Perseroan ke arah yang tepat, dalam arti menuju pada pembenahan fundamental perusahaan, guna mengeliminir penyebab ketidak efisienan pengeluaran, melalui penguatan aset dengan menghapuskan asset non produktif dan melakukan pengelolaan tanaman sesuai kultur teknis yang benar serta optimalisasi pemakaian kapasitas fasilitas pengolahan.
I would like to start the report by extending my gratitude to God the Almighty for His endless blessing and mercy so that we are able to present to you this 2009 Annual Report. In 2009, the Directors succeeded in positioning the Company’s policies to the right direction, that was to the achievement of the Company’s fundamental improvement in order to eliminate cost inefficiency. This was undertaken by strengthening its assets and removal of its non-productive assets with good management of plantation adjusted to proper technique along with the full use of its processing facilities.
Selain terus menguatkan aset tanaman dan pengolahannya, perseroan melakukan peninjauan kembali SOP yang ada untuk percepatan (akselerasi) terciptanya sistem kerja yang efektif, disamping peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang diikuti dengan sistem ‘reward & punishment’ yang substansial.
Apart from strengthening its plantation assets and processing, the Company also made some SOP reviews to accelerate its effective work system in addition to improvement in human resources benefiting from its substantial ‘reward and punishment’ system.
Ketiga hal tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan pada perusahaan (‘profit’), kesejahteraan pada pengelola, karyawan, dan masyarakat sekitar (‘people’), yang pada akhirnya perseroan dapat dikelola dengan tidak merusak lingkungan (‘planet’). Sebagai Indikator keberhasilan Direksi pada tahun 2009, Perseroan telah dapat mempertahankan tingkat kesehatan perusahaan pada predikat Sehat “AAA”, sesuai penilaian menurut Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : 100/ MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002. Selain itu dalam kondisi krisis ekonomi global pada tahun 2009 perseroan masih berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp 150,4 miliar.
Those three issues were aimed at generating more profit to the Company (‘profit’), more welfare to the organizers, employees and local communities (‘people’), which in turn would allow the Company to practice environment free operational preceedings (‘planet’). As an indicator of the Directors’ successful performance in 2009, the Company managed to maintain its “Healthy AAA” level, in reference the Decree of Minister of Stateowned Enterprises Number 100/MBU/2002 dated June 4, 2002. In additon to that, even in the global economic crisis, the Company’s 2009 net profit reached the figure of Rp 150.4 billion.
Laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 150,4 miliar menurun dibanding dari tahun 2008 yang mencapai Rp 260,8 miliar. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh menurunnya harga jual komoditas akibat krisis ekonomi global. Harga minyak sawit turun 7%, dari Rp 6.487/kg menjadi Rp 6.002/kg dan harga karet turun 34%, dari Rp 24.865/kg menjadi Rp 16.520/ kg, kecuali harga gula meningkat 40% dari Rp 4.739/kg menjadi Rp 6.618/kg dan harga teh meningkat 28% dari Rp 11.564/kg menjadi 14.817/kg, serta penurunan total produksi karet, kelapa sawit dan tebu akibat percepatan peremajaan tanaman dalam upaya perbaikan komposisi umur tanaman dan kekeringan yang berat pada KTG 2008/2009. Total produksi karet turun sebesar 1% akibat dari penurunan pembelian dari pihak III sebesar 4%, walaupun produksi dan produktivitas komoditas karet dari kebun sendiri meningkat dibanding tahun 2008 masingmasing 2% dan 37%. Total produksi Kelapa Sawit (TBS) turun 19% akibat pembelian dari plasma serta pihak III yang hanya mencapai 70%, walaupun produktivitas TBS sendiri meningkat sebesar 7%. Sedangkan total produksi tebu giling kebun sendiri menurun 16%, dan produktivitas turun 4% dibanding tahun lalu.
We should say that the net profit of 2009 decreased compared to that of 2008 which was Rp 260.8 billion. The decrease was attributed the decline in prices of commodities following the global economic crisis. The price of crude palm oil dropped by 7%, from Rp 6,487/kg to Rp 6,002/kg and price of rubber went down by 34%, from Rp 24,865/kg to Rp 16,520/kg. The good news was that the price of sugar rose by 40% from Rp 4,739/kg to Rp 6,618/kg dan while the price of tea inclined by 28% from Rp 11,564/kg to 14,817/ kg. Apart from that, decrease in net profit was also caused by decline in total production of rubber, oil palms and sugar canes due to acceleraration of replanting program with regards to improvement attempt of plant age composition and the severe draught encountering during the year of 2008/2009. Total production of rubber declined by 1% due to reduction of third party purchases by 4%. despite the fact that production and productivity of the existing plantation rose compared to that of 2009 by 2% and 37% respectively. Total production of oil palms (Fresh Fruoit Bunches - FFB) decreased by 19% due to purchase from small-holders and third parties which amounted to 70%, despite the fact that the existing FFB production rose by 7%. Meanwhile, total
50
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Sebagai perusahaan perkebunan yang cukup besar, dengan areal usaha seluas 121.719 ha yang terdiri dari kebun sendiri 90.343 ha dan kebun plasma/TR 31.376 ha, dan tersebar di tiga Provinsi yaitu Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu, serta mengusahakan komoditas karet, kelapa sawit, tebu (gula) dan teh, perseroan masih menghadapi sejumlah permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius seperti rendahnya produktivitas sebagai akibat luasnya tanaman tua, komposisi tanaman yang belum ideal, sengketa lahan, pencurian produksi, idle capacity pabrik serta regenerasi dan peningkatan kualitas SDM, disamping kesulitan likuiditas untuk pembiayaan investasi.
production of sugar mills from existing plantation declined by 16% with productivity decrease by 4% compared to that of the previous year. As quite a big plantation enterprise, with total operation area of 121,719 ha consisting of existing area of 90,343 ha and smallholder’s area of 31,376 ha, located in three provinces, namely Lampung, South Sumatera and Bengkulu, with commodities of rubber, oil palms, tea nad sugar canes, the Company has been confronted with some problems to which serious attention must be paid. The problems come in the form of low productivity due to its large amount of old plants, less ideal land composition, land disputes, production thefts, mills’ idle capacity, regeneration and quality of human resources, and problems in liquidity for finance of investment.
Dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global, Direksi telah menetapkan program transformasi bisnis sebagai suatu program percepatan pembaruan organisasi yang bersifat fundamental, strategik dan holistik meliputi transformasi manajemen, strategi, struktural dan kultural. Untuk ini telah dibentuk Champion Team yang bekerja guna menemukenali paradigma baru, arah, tata nilai, strategi dan kebijakan yang sesuai dan relevan bagi perusahaan, disamping menetapkan upaya-upaya stratejik yang diperlukan bagi mendorong terciptanya optimalisasi potensi dari sumber daya aset serta optimalisasi work system dan sumber daya manusia dalam menggali potensi sumber daya aset. Ketiga langkah strategis tersebut telah diterjemahkan ke dalam langkah-langkah operasional yang dipahami oleh semua unsur dalam Perseroan.
In order to enhance the Company’s global competitiveness, the Directors have determined a business transformation programs for acceleration of organization refresh addressed to invention of fundamental, strategic and hollistic organization renewal which covers managerial, strategic, structural and cultural transformation. For this purpose, a Champion Team has been established which will work to identify relevant new paradigm, direction, values, strategies and policies. The team will also serve to settle strategic attempts required to create optimized potentials, asset resources, work system and human resources. The three strategic steps will be further translated into operational conducts which should be comprehensively understood by all the Company’s elements..
Pelaksanaan ketiga langkah strategis tersebut mengacu dan berpedoman pada prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/ GCG). Hal ini berarti bahwa Perseroan harus dapat menjamin terlaksananya best-practices dalam keterbukaan, akuntabilitas, serta kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku, karena itu terdapat keyakinan yang kuat bahwa Perseroan akan menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dan kompetitif seperti tersurat dalam visinya.
The implementation of those three strategic steps refers to the principles of Good Corporate Governance/ GCG. This means that the Company should ensure the undertaking of its best-practices while being transparent, accountable and in compliance to the prevailing laws and regulations, and therefore we have developed our confidence that the Company will become an excellent and competitive agribusiness enterprise as clearly stated in its vision.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa perkembangan usaha Perseroan saat ini dan masa datang merupakan keberhasilan banyak pihak mulai dari Pemegang Saham, Komisaris, Direksi, seluruh Karyawan sampai Pemerintah Daerah dan Masyarakat, untuk itu perkenankan kami menutup sambutan ini dengan menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan kepada perusahaan yang kita cintai ini.
Finally, allow me to conclude that the Company’s development has been attributed to supports of many parties ranging from the shareholders, commissioners, directors, workers, local government and community. Please allow us to summarize this report by extending our sincere appreciation and gratitude for their endless support to our beloved company.
Drs. Akmaluddin Hasibuan, M.Sc Komisaris Utama/President Commissioner
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
51
PROFIL DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS' PROFILE
Drs. Akmaluddin Hasibuan, M.Sc Komisaris Utama/President Commissioner Harun Sulkam, SH Komisaris/Commissioner Razali Ishak Komisaris/Commissioner Prof. DR. Ir. H. Ahmad Anshori Mattjik, M.Sc Komisaris/Commissioner DR. Ir. Hasanuddin Ibrahim, Dipl. Ing. Agr Komisaris/Commissioner Prof. DR. Ir. H. M. Saleh S. Ali, M.Sc Komisaris/Commissioner
52
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Drs. Akmaluddin Hasibuan, M.Sc Komisaris Utama/President Commissioner Lahir di Pekanbaru, 14 Mei 1945, Sarjana Akuntansi, Fakultas Ketatalaksanaan Niaga, Universitas HKBP Nomensen, Medan (1970) dan Magister Sains pada program studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Jogjakarta (2007). Mengawali karir di bidang perkebunan pada tahun 1971 sebagai Staf Internal Auditor pada PT PP London Sumatera Indonesia. Bergabung dengan PN Perkebunan VI sebagai Staf Biro Efisiensi dan Kontrol (1975). Pada tahun 1996 dipercaya sebagai Direktur Keuangan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero). Pada tahun 1998 diangkat sebagai Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero). Pada tahun 2003 menjabat Direktur Utama pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) hingga Januari 2007. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk periode 2006-2008. Diangkat menjadi Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) pada tanggal 13 Oktober 2008, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-187/ MBU/2008 tanggal 24 September 2008.
Born in Pekanbaru, May 14, 1945, graduated from School of Accounting, Department of Commerce, University of HKBP Nomensen, Medan (1970) and earned his Master in Science, Magister in Agribusiness Science, Graduate School, University of Gajah Mada, Jogjakarta (2007). Initiating his career in plantation in 1971 where he worked as Internal Auditor staffer at PT PP London Sumatera Indonesia. Admitted to PN Perkebunan VI as a staffer at Bureau for Efficiency and Control (1975). Becoming Finance Director of PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) in 1996, and President Director at the same company in 1998. In 2003 he was appointed President Director of PT Perkebunan Nusantara III (Persero), that he held till January 2007. Chief of Association of Indonesia’s Palm Oil Entrepreneurs (GAPKI) for the period of 2006-2008. Appointed President Commissioner of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) on October 13, 2008 under Decree of Minister of State-owned Enterprises, No. KEP-187/MBU/2008 dated September 24, 2008.
Harun Sulkam, SH Komisaris/Commissioner Lahir di Ujung Pandang, 10 Oktober 1967. Meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Proklamasi 1945, Jogjakarta (1998). Menjadi Anggota Komisaris Perseroan sejak tanggal 12 September 2006, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-101/MBU/2006 tanggal 11 September 2006. Aktif pada Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (1996-1998), selanjutnya menjadi tenaga profesional pada Kantor Hukum Profesional HSH (2001-2004) dan Kantor Hukum Profesional H3I sejak tahun 2004 sampai saat ini.
Born in Ujung Pandang, October 10, 1967. Graduated from the School of Law, University of Proklamasi 1945, Jogjakarta (1998). Commissioner since September 12, 2006 under Decree of Minister of State-owned Enterprises, No. KEP-101/MBU/2006 dated September 11, 2006. Actively involved in Indonesian Foundation for Manpower (1996-1998), and professional staffer for HSH Professional Legal Office (2001-2004) H31 Professional Legal Office in 2004.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
53
Prof. DR. Ir. H. M. Saleh S. Ali, M.Sc Komisaris/Commissioner Lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan, 27 November 1953. Meraih gelar Sarjana (S1) dari Universitas Pertanian Universitas Hassanudin (UNHAS), Ujung Pandang (1979), Master of Science (MSc) dari University of the Philippines at Los Banos (1980) dan meraih gelar Doktor (Ph.D.) dari Cornell University, Amerika Serikat (1990). Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 5 Juni 2003 sampai saat ini, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP-217/MBU/2003 tanggal 5 Juni 2003 dan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008. Sebelumnya adalah Dosen Pasca-sarjana UNHAS (1990 - sekarang), Ketua Program Diklat TMPP UNHAS (1992-1999), Konsultan SRDP Р CIDA (1991), Kepala Pusat Studi Kebijakan dan Manajemen Pembangunan (PSKMP) UNHAS (1993-1999), Kepala Pusdiklat SESPANAN Bidang TMKP, LAN-RI (1999-2000), Kepala Pusdiklat SESPANAS Bidang Kepemimpinan (20002001), Deputi Bidang Diklat SPIMNAS (2001-2002) dan Ketua Program Doktor Pertanian Universitas Hasanudin (2006-sekarang).
Born in di Pinrang, South Sulawesi, on November 27, 1953. Graduated from the Department of Agriculture, University of Hassanudin (UNHAS), Ujung Pandang (1979), Master of Science (MSc) from University of the Philippines at Los Banos (1980) and earned his Ph.D. from Cornell University, USA (1990). Company’s Commissioner since June 5, 2003, under Decree of Minister of State-owned Enterprises No.KEP-217/ MBU/2003, dated June 5, 2003 and Decree of Minister of State-owned Enterprises, No. KEP-187/MBU/2008 dated September 24, 2008. Lecturer of Graduate School of UNHAS (1990 - present), Head of TMPP UNHAS Training Center (1992-1999), Consultant of SRDP – CIDA (1991), Head of Center for Development Policies and Management Studies (PSKMP) UNHAS (1993-1999), Head of SESPANAS Training Center for TMKP, LAN-RI (1999-2000), Head of SESPANAS, Leadership Section (2000-2001), Deputy of SPIMNAS Training Center (20012002) and Head of Doctoral Program in Agriculture, University of Hasanudin (2006-present).
DR. Ir. Hasanuddin Ibrahim, Dipl. Ing. Agr Komisaris/Commissioner Lahir di Bengkulu pada tanggal 3 Oktober 1958. Menjabat komisaris Perseroan sejak tanggal 13 Oktober 2008, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008. Meraih gelar Sarjana Agronomi pada Institut Pertanian Bogor (1981). Memperoleh gelar Engineer Agronomi Wilayah Tropis dari ESAT, CNEARC, Montpellier, Perancis (1991). Memperoleh gelar Doktor Sosiologi Pembangunan, Sejarah dan Kebudayaan dari INA-PG dan EHESS Perancis. Saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Jendral Departemen Pertanian. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Tanaman Semusim, Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian (2001- 2005). Mendapatkan penghargaan Satya Lencana Karya Satya (2001).
54
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Born in Bengkulu on October 3, 1958. Company’s commissioner since October 13, 2008, under Decree of Minister of State-owned Enterprises, No. KEP-187/ MBU/2008 dated September 24, 2008. A graduate of Agronomy, Bogor Agriculture Institute (1981). Earned his Engineer in Tropical Agronomy from ESAT, CNEARC, Montpellier, France (1991), and PhD. in Sociology of Development, History and Culture from INA-PG and EHESS, France. Currently Secretary General of Department of Agriculture, Republic of Indonesia. Previously Director of Seasonal Plant, Directorate General of Plantation Production Supervision, Department of Agriculture (2001- 2005). Received Indonesian Satya Lencana Karya Satya Award (2001).
Prof. DR. Ir. H. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc Komisaris/Commissioner Lahir di Jakarta, 26 Juni 1946, menjadi Komisaris Perseroan sejak Tanggal 13 Oktober 2008 sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008. Ahmad Mattjik mendapatkan gelar Sarjana bidang Biometrika dari Institut Pertanian Bogor (1971), Magister Bidang Statistik, University of Minnesota, Amerika Serikat (1977) dan Doktor bidang Statistika Terapan dari Colorado State University (1980). Pernah menjadi Rektor Institut Pertanian Bogor 2002-2007 dan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) 2003-2008. Saat ini menjabat juga sebagai Komisaris Utama PT Siak Prima Nusa dan Ketua Dewan Pakar HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia).
Born in Jakarta, June 26, 1946. Company’s Commissioner since October 13, 2008 under Decree of Minister of State-owned Enterprises, No. KEP-187/ MBU/2008 dated September 24, 2008. A graduate of Biometrics, Bogor Agriculture Istitute (1971), Master in Statistics of University of Minnesota, USA (1977) and PhD. in Applied Sciences of Colorado State University (1980). Rector, Bogor Agriculture Institute (2002-2007) and Commissioner of VIII (Persero) from 2003 to 2008. Currently also President Commissioner of PT Siak Prima Nusa, and Head of Board of Experts, Indonesia’s Farmers Association (HKTI).
Ir. Razali Ishak Komisaris/Commissioner Lahir di Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 11 November 1953. Menjabat sebagai Anggota Komisaris Perseroan sejak 13 Oktober 2008. sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-187/ MBU/2008 tanggal 24 September 2008 . Memulai karir sebagai karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Bah Jambi pada tahun 1979. Menjabat sebagai Kepala Bagian Tanaman PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Bah jambi (1996-2001). Dari tahun 2001 sampai 2003 menjabat sebagai Direktur Produksi PT Perkebunan Nusantara I (Persero) dan pada tahun 2003 sampai dengan 2007 menjabat sebagai Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara I (Persero). Meraih gelar Sarjana dari Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Born in Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam on November 11, 1953. Company’s Commissioner since October 13, 2008 under Decree of Minister of Stateowned Enterprises, No. KEP-187/MBU/2008 dated September 24, 2008. Started his career as worker for PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Bah Jambi in 1979. Head of Plant Section, PT Perkebunan Nusantara IV Bah Jambi (1996-2001). He was Director of Production of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) from 2001 to 2003, and President Director of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) from 2003 to 2007. Graduated from Department of Agriculture, University of Sumatera Utara, Medan.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
55
56
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
LAPORAN DIREKTUR UTAMA President Director’s Report
Pada tahun 2009 kami memang cenderung merunduk dalam sejumlah pencapaian; namun ini merupakan strategi untuk meraih pencapaian yang jauh lebih besar di masa-masa mendatang. In 2009 we tended to go low in some achievement; this was our strategy to reach for much better performance in the forthcoming years.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
57
Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan YME yang telah mengantarkan Perseroan melewati tahun 2009 ini dengan baik. Seperti kita ketahui, situasi ekonomi Indonesia mengalami dampak krisis global yang bermula dari krisis finansial di Amerika Serikat yang memberikan bubble effect ke Indonesia sehingga berdampak pula pada kinerja Perseroan.
We should extend our gratitude to God the Almighty for His blessing that helped the Company go through the challenging 2009 in a satisfactory manner. As we know, the Indonesian economic situation had experienced the impact of the global crises originating from United States’ financial crisis which inevitably caused bubble effect to Indonesia which in turn affected the Company’s performance.
Kita dapat berbangga karena Perseroan mampu bertahan di tengah krisis ekonomi. Hal tersebut dapat kita lihat pada laba usaha yang telah kita peroleh pada tahun 2009 sebesar Rp 322,617 milyar. Laba tersebut secara signifikan mengalami penurunan sekitar 24,3 % bila dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 426,266 milyar. Sedangkan laba bersih juga mengalami hal serupa, yaitu dari Rp 260,840 milyar pada tahun 2008 menjadi Rp 150,356 milyar pada tahun 2009. Adapun penurunan pada laba telah mengakibatkan juga revisi harga terhadap biaya operasional yang semakin bertambah.
We are proud to say that the Company managed to survive the economic crisis as can be seen from the Company’s 2009 operating profit which reached a figure of Rp 322.617 billion. The profit significantly decreased by 24.3 % compared to that of the previous year which hit the figure of Rp 426.266 billion. This also happened to the net profit which decreased from Rp 260.840 billion in 2008 to Rp 150.356 billion in 2009. The decline in profit has consequently led to some revisions in operational costs.
Penurunan masih dalam koridor wajar sebab meskipun terjadi penurunan, hal tersebut tergolong sebagai saving system yang tengah berjalan. Artinya, pencanangan program serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan tersebut akan bergulir pada pencapaian yang sempurna. Menganalogikan pada cara bertanam, bahwa hasil yang kita tanam akan dapat kita rasakan di waktu yang akan datang.
We took the decrease as a normal thing as it was a part of our on-going saving system, which means that the implementation of programs and the given influencing factors will in time lead to a perfect achievement. Using the wisdom of planting; what we plant now will give yields in the future.
Secara keseluruhan pada tahun 2009 produksi menunjukkan trend menurun bila dibandingkan tahun 2008. Hal ini disebabkan karena luas adanya replanting yang pada tahun 2009 adalah mencapai luas 7.483ha, meliputi karet 3.073 ha dan kelapa sawit 4.402ha dan teh 8 ha. Meskipun demikian pencapaian nilai penjualan semua komoditas meraih angka sebesar Rp. 2.892 milyar, menurun dibandingkan pencapaian nilai penjualan tahun 2008 yaitu sebesar Rp 3.421 milyar. Program peremajaan yang tengah dilaksanakan secara tidak langsung, sangat mempengaruhi penurunan laba dan meningkatkan modal bersih.
Generally speaking, our 2009 production showed a slumping trend if compared to that of 2008. This was due to the replanting program that we undertook in 2009 for total area of 7,483 ha; namely 3,073 ha for rubber, 4,402 ha for oil palms, and 8 ha for tea. Total sales of commodities reached a figure of Rp 2,892 billionr, a decrease compared to that of 2008 which was Rp 3,421 billion. The replanting program has indirectly contributed to decrese of profit and increase of net capital.
Tahun 2009 merupakan tahun untuk berbenah diri bagi Perseroan, dan Perseroan menjadikan momen tersebut sebagai momen khusus untuk menanamkan tonggak fundamental untuk kemajuan yang sustainable dalam menciptakan visi serta misi Perseroan menjadi perusahaan agribisnis dan agro industri berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global. pembenahan ditandai dengan adanya assessment dan perbaikan sistem kerja pada semua aspek baik dari segi sumber dayaalam, sumberdaya alat dan bahkan sumberdaya manusia Perseroan, sehingga diharapkan perusahaan akan memiliki fundamental bisnis yang lebih kokoh.
The year of 2009 was the year of reorganization for the Company moment which would be considered as special moment for implanting our fundamental milestone for a more sustainable advancement in line with the Company’s attempts to create its vision and mission of becoming an agribusiness and agro-industry enterprise with bases of rubber, oil palms, sugar canes and tea with a global character. The said reorganization was indicated by some assessment and improvement of work system applied to all the Company’s aspects ranging from natural resources, equipment resources and human resources by which the Company is expected to be equipped with a sturdier business fundamentals.
58
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Dengan kerja keras, kinerja Perseroan di tahun 2009 termasuk dalam kategori memuaskan dengan pencapaian kesehatan perusahaan mendapat predikat “Sehat AAA”. Kinerja tersebut menunjukkan bahwa Perseroan selalu menjaga konsistensinya dari tahun ke tahun dan sudah tentu hal ini makin memupuk kepercayaan diri untuk menapaki tahun yang akan datang.
Owing to our hard work, the Company’s 2009 performance was categorized as satisfactory with the “Healthy AAA” title. The performance suggests that the Company has been able to maintain its year-toyear consistency which will surely contribute to our confidence while penetrating the forthcoming years.
Sebagai bisnis yang padat karya dengan memiliki sejumlah 14.869 pekerja Perseroan memahami bahwa untuk terus meningkatkan kinerja, diperlukan SDM yang kompeten, yang memahami dirinya sebagai human capital. Oleh karena itu, upaya peningkatan fundamental perusahaan melalui peningkatan kualitas SDM menjadi fokus perhatian melalui implementation performance management system, reward and consequencies, kursus-kursus jabatan dalam bentuk in-house training, seminar/lokakarya, studi banding, dan sebagainya.
As a labor intensive business with 14,869 workers, the Company is aware that in order to improve its operational performance, competent human resources who perceive themselves as human capital are required. Therefore, improvement of Company’s fundamental through competent human resources has been its focal attention by means of implementation performance management system, reward and consequencies, positional courses in the forms of in-house training, seminars/workshop, comparative studies, and so forth.
Selama tahun 2009 ini pencapaian produksi hasil kebun menunjukkan peningkatan pada komoditas karet terutama pada kebun inti yaitu mengalami kenaikan 1,7% dibandingkan pada tahun 2008. Begitu juga dengan komoditas teh yang mengalami kenaikan sebesar 9.72%.
In 2009 production of plantation enjoyed a rise especially in nucleic rubber commodities which increased by 1.7% compared to that of 2008. Commodity of tea also rose by 9.72%.
Sebagai perseroan perkebunan yang mempunyai core bisnis pada bidang tanaman serta pengolahan maka Perseroan juga akan melakukan beberapa program pengembangan usaha, baik yang bersifat peningkatan produktivitas produk dan juga dengan diversifikasi produk guna mendapatkan nilai tambah bagi Perusahaan. Replanting atau penanaman kembali/peremajaan merupakan tema yang kami angkat dalam Annual Report Perseroan di tahun 2009 ini. Tentu saja arti dari replanting tersebut tidak serta merta diartikan secara harfiah semata. Replanting dimaksudkan untuk mencakup segala aspek, baik teknis di lapangan maupun aspek sistem manajemen di tubuh Perseroan. Dengan demikian, konsep replanting yang kami angkat lebih mengarah pada pengertian "perubahan menuju kebaikan".
Being a plantatation enterprises with the core business of plantation and its product manufacturing, the Company will undertake some business development programs both for improvement of productivity and diversification in order to gain more added value to the Company. Replanting is the theme that we have taken for his 2009 Annual Report. Of course replanting does not merely referes to it literary meaning. The said replanting is intended to cover all aspects; field technical aspects and management system aspects. Therefore, Replanting concept that we refer to will be more dubbed as ‘a change to a better performance’
Peningkatan produktivitas akan ditempuh melalui penambahan kapasitas pabrik pada 2 unit pabrik gula dari 10.000 TCD (ton cane per day) menjadi kapasitas sebesar 12.500 TCD (ton cane per day); 2 unit pabrik pengolahan karet remah menjadi berkapasitas masingmasing 30 ton dan 40 ton serta pabrik teh yang meningkat dari 40 menjadi kapasitas 60 ton teh pucuk segar/hari. Selain itu dilakukan pula kerjasama dengan beberapa perusahaan BUMN yang lain dan melalui wadah Kerjasama Sinergi BUMN juga telah mempunyai beberapa program, antara lain pembangunan pabrik Bio Diesel kemudian konsorsium dengan PT PUSRI dalam rangka pengembangan usaha di bidang kelapa sawit dan pupuk organik.
Productivity enhancement will be attempted by elevating capacity to two sugar mill units from 10.000 TCD (ton cane per day) to 12.500 TCD (ton cane per day); to two rubber mill units from 30 tons to 40 tons and to a tea mill from 40 tons of fresh tea leaves per day to 60 tons of fresh tea leaves per day. In addition to that, some cooperation will be made with other State-owned Enterprises and through State-Owned Enterprise Synergy Cooperation Institution. With the latter, construction of bio-diesel mill has been planned, while a consortium has also been made with PT PUSRI for development of oil palm and organic fertilizer business.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
59
Sebagai perusahaan yang hidup dan bangkit di tengah masyarakat maka Perseroan mempunyai tanggungjawab sosial yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitarnya. Corporate Social Responsibility Perseroan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada tahun 2009 telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 9.404 juta masingmasing sebesar Rp. 7.618,5 juta untuk 707 unit usaha kecil menengah dan pinjaman sebesar Rp. 213,6 juta untuk 117 unit mikro, serta hibah sebesar Rp. 1.572,8 juta, total akumulasi dana sampai dengan 2009 sebesar Rp. 35,80 milyar.
As an entity which exists and grows amidst the community, the Company is responsible for the local people’s well-being and walfare. In 2009, the Company’s Corporate Social Responsibility program through its Partnership and Environmental Asistance Programs disbursed a loan of Rp 9,404 million; Rp 7,618.5 million of which was for 707 small-medium scale business, Rp 213.6 million for 117 micro units, and a charity of Rp. 1,572.8 million. Total fund of 2009 was Rp 35.80 billion.
Dana tersebut didistribusikan ke sektor-sektor industri, jasa, perdagangan, peternakan, pertanian, perkebunan dan jasa lainnya. Di samping bantuan dalam bentuk pinjaman lunak, Mitra Binaan juga menerima pembinaan melalui program-program pelatihan, pemagangan, pendampingan dan promosi/pameran.
The fund was distributed to sectors of industry, services, trading, animal husbandry, agriculture, plantation and others. Aparf from soft loans, partners also received assistance in the form of training programs, apprenticeship, internship and promotion/exhibitions.
Program Bina Lingkungan yang berasal dari alokasi bagian laba Perseroan bernilai Rp 4,3 milyar sampai dengan akhir tahun 2009, sementara akumulasi dana yang telah disalurkan sebesar Rp 25,3 milyar. Dana tersebut didistribusikan dalam bentuk santunan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan sarana & prasarana umum, serta pembangunan dan perbaikan sarana ibadah dan pelestarian alam. Sementara itu Penyaluran Program Kemitraan dengan Usaha Kecil masih tetap berfokus pada usaha mikro yang benar-benar memerlukan pembinaan dalam bentuk modal maupun bimbingan manajerial.
The Environmental Assistance Program which is equipped with funding originating from part of the Company’s profit enjoyed a total fund of Rp 4.3 billion up to the end of 2009, while the accumulated disbursed fund in the same year amounted to Rp 25.3 billion. The fund was distributed as charity for casualties of natural disasaters, education and training financial assistance, community health improvement, development of public facilities and infrastructures, constructions and rehabilitation of praying houses, and natural conservation assistance. Meanwhile, distribution of funding within the Partnership Programs with the small enterprises was focused to micro-businesses which were in a great need for fresh funding and managerial assistance.
Sebagai perusahaan yang professional, Perseroran mutlak menjalankan pengelolaan yang baik untuk menjaga kualitas produk. Oleh sebab itu Perseroan senantiasa berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip-prinsip tatakelola perusahaan pada setiap level organisasi Perseroan. Penerapan Tatakelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/ GCG) dimaksudkan agar organ Perseroan bisa menjalankan tugasnya berlandaskan nilai-nilai moral yang tinggi dan memiliki kepatuhan yang tinggi pula terhadap perundang-undangan yang berlaku sehingga Perseroan dapat meningkatkan kinerja serta citra perusahaan secara maksimal. Penerapan Tatakelola Perusahaan di lingkungan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dijalankan melalui : (a) penumbuhan kepedulian terhadap penerapan GCG, (b) pemahaman akan esensi GCG, berikut penjabaran dalam operasi sehari-hari, pemantauan dan evaluasi penerapannya, dan (c) pengembangan GCG secara berkelanjutan untuk memastikan agar standar praktik-praktik terbaik (best practices) dicapai.
As a professional corporation, the Company must organize the operation in a good manner as to maintain its product quality. For that reason, the Company is committed to implementation of Good Corporate Governance (GCG) in each of its organization levels. Implementation of Good Corporate Governance enables the Company to run its duties based on high moral values with high compliance to the prevailing laws so that it can always improve its performance to the maximum level. Implementation of Good Corporate Governance within PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) is undertaken by : (a) nurturing awareness to implementation of GCG, (b) comprehending the essentials of GCG, and its implementation in day-today operation, along with implementation evaluation ad monitoring, and (c) development of sustainable GCG to ensure the achievement of best practices standards.
60
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Salah satu penerapan Good Corporate Governance yang telah dijalankan di Perseroan adalah pembentukan bagian Manajemen Risiko yang mencoba mengatasi kompleksitas permasalahan yang dihadapi perusahaan untuk meminimalisasi dampak dari risiko kerugian dan juga pembentukan Komite Audit (Audit Charter) yang bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengawasi pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang baik sesuai dengan asas-asas GCG.
One implementation of Good Corporate Governance at the Company was the establishment of Risk Management which serves to deal with complexity of problems encountering the Company and to minimize impact of damages; and establishment of Audit Committee which functions to assist the Board of Commissioners in making sure that the Company is managed in accordance with the said GCG principles.
Saya sampaikan bahwa pada tahun 2010 ini perjalanan untuk menuju kesempurnaan baru akan dimulai. Berbekal pengalaman dan dukungan sumberdaya manusia yang handal, saya yakin Perseroan akan mampu menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.
I should say that in 2010, the real journey will begin. Armed with extensive experience and support of reliable human resources I am sure the Company will be able to deal with all the challenges and constraints it may encounter.
Oleh sebab itu perkenankanlah saya menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan berkarya gemilang demi Perseroan. Mari kita bekerja lebih giat lagi untuk menuai hasil yang maksimal di tahun yang akan datang.
Please allow me to extend my gratitudes to all parties who have worked hard and made outstanding pieces of work for the Company’s success. Let us work harder to reap a maximum yield in the forthcoming years.
Drs. Andi Punoko, Ak. Direktur Utama/President Director
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
61
PROFIL DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS' PROFILE
Drs. Andi Punoko, Ak Direktur Utama/President Director Ir. Mardjan Ustha, MM Direktur Produksi/Director of Production Budi Santoso, SH Direktur SDM dan UMUM/ Director of Human Resources and General Affairs Ir. Boyke Budiono, MBA, CWM Direktur Keuangan/Director of Finance Ir. Gatot Bintoro, MM Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan/ Director of Marketing and Development Planning
62
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Drs. Andi Punoko, Ak Direktur Utama/President Director Lahir di Metro, 5 Oktober 1959. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1983). Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 25 Januari 2007, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP-134/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006. Sebelumnya menduduki beberapa jabatan penting di Perseroan, yakni Direktur Keuangan (2003-2006) sesuai Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-249/MBU/2003 tanggal 19 Juni 2003 setelah sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Akuntansi (1998 Р 2003), Kepala Urusan Anggaran Bagian Pembiayaan (1992), dan Kepala Urusan Keuangan, Bagian Keuangan (1994-1998). Menjadi Ketua Dewan Pengawas PT DAPENBUN sejak 23 April 2008.
Born in Metro on October 5, 1959. A graduate of accounting, from the Department of Economics, University of Gadjah Mada, Jogjakarta (1983). President Director of the Company since January 25, 2007, under Decree of Minister of State-owned Enterprise No. KEP-134/MBU/2006, dated December 27, 2006. He previously held some important positions within the Company, namely Director of Finance (2003-2006) under Decree of Minister of State-owned Enterprise No. Kep-249/MBU/2003 dated June 19, 2003, Head of Accounting Section (1998 – 2003), Head of Budget, Finance Section (1992), and Head of Finance Division (1994-1998). Currently Head of Supervisory Board of PT DAPENBUN (since April 23, 2008).
Budi Santoso, SH Direktur SDM dan UMUM/ Director of Human Resources and General Affairs Lahir di Bandung, tanggal 24 Juni 1961, menjadi Direktur SDM dan Umum sejak tanggal 8 April 2009, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-81/MBU/2009 tanggal 7 April 2009. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran (1985), Bandung. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1986. Sejak 1999-2003 menjabat sebagai Kepala Bagian SDM Perseroan, kemudian Mei 2003-2009 menjabat sebagai Corporate Secretary Perseroan. Selama karirnya di Perseroan, banyak bergerak di bidang perkembangan ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.
Born in Bandung on June 24, 1961. Company’s Director of Human Resources and General Affairs since April 8, 2009, under Decree of Minister of State-owned Enterprise No.KEP-81/MBU/2009 dated April 7, 2009. Earned his degree in Laws from the Department of Laws, University of Padjajaran, Bandung (1985). Joined the Company in 1986. Prior to his assignment as Director of Human Resources and General Affairs with the Company, he was Corporate Secretary, a position that he held from 2003 to 2009, and prior to that he was Head of Human Resources Section (1999-2003). During his career with the Company, he was actively involved in the development of its man power and human resources affairs.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
63
Ir. Boyke Budiono, MBA, CWM Direktur Keuangan/Director of Finance Lahir di Jakarta pada tanggal 27 Agustus 1957. Memperolah gelar Insinyur dari Fakultas Pertanian, Universitas Kristen Satya Wacana (1982) dan gelar MBA dari University of Colorado at Boulder, USA (1992). Menyandang predikat Certified Wealth Manager dari Erasmus University, Rotterdam dan MM Universitas Gajah Mada, Jakarta. Pernah bergabung dengan Bank Rakyat Indonesia pada tahun 1985 sebagai management trainee. Sempat menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT UFJ-BRI Finance (1999 Р 2003). Diangkat sebagai Direktur Keuangan PTPN VII (Persero) sejak tanggal 6 Juli 2007, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-116/MBU/2007 tanggal 4 Juli 2007. Sampai sekarang masih aktif sebagai anggota Certified Wealth Manager Association (CWMA).
Born in Jakarta on August 27, 1957. Earned an engineer degree at the Department of Agriculture, Christian University of Satya Wacana (1982) and an MBA from University of Colorado at Boulder, USA (1992). He holds the title of Certified Wealth Manager of Erasmus University, Rotterdam and MM of University of Gajah Mada, Jakarta. He joined Bank Rakyat Indonesia in 1985 as management trainee and was once Vice President Director of PT UFJ-BRI Finance (1999 – 2003). Assigned as Director of Finance, PTPN VII (Persero) on July 6, 2007, under Decree of Minister of State-owned Enterprise No. KEP-116/MBU/2007 dated July 4, 2007. Currently actively involved as member of Certified Wealth Manager Association (CWMA).
Ir. Gatot Bintoro, MM Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan/ Director of Marketing and Development Planning Lahir di Temanggung (Jawa Tengah), 10 September 1958. Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian di Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1982) dan Gelar S-2 dari Magister Manajemen Agribisnis (MMA) di Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1998. Menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan Perseroan sejak tanggal 5 April 2007, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-41/ MBU/2007 tanggal 4 April 2007. Mengawali karir di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) pada tahun 1984 hingga menjabat sebagai Kepala Bagian Pemasaran Perseroan pada tahun 2004.
64
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Born in Temanggung (Central Java), on September 10, 1958. Graduated from the Department of Agriculture, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1982) and earned his Master degree from the school of Agribusiness Management Magister at the Bogor Institute of Agriculture in 1998. Company’s Director of Marketing and Development Planning since April 5, 2007, under Decree of Minister of State-owned Enterprise dated April 4, 2007. Started his career with PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) in 1984. He was appointed Head of Marketing Section in 2004.
Ir. Mardjan Ustha, MM Direktur Produksi/Director of Production Lahir di Baserah (Riau), 28 September 1960. Memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (1984), dan gelar S-2 di Magister Manajemen Agribisnis (MMA) universitas yang sama (1995). Menjabat sebagai Direktur Produksi sejak tanggal 6 Maret 2009, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-45/MBU/2009 tanggal 4 Maret 2009 Sebelumnya menjabat Direktur SDM & Umum Perseroan (27 Desember 2006 - 4 Maret 2009). Pernah menduduki berbagai posisi di PT Perkebunan II (Persero) Sumatera Utara sejak 1985. Menjabat sebagai Kepala Bagian SDM PTPN II (1997 Р 1998), dan selanjutnya menjabat sebagai Administratur di unit-unit usaha di lingkungan PTPN II (1998 Р 2001). Sebelum menjabat sebagai Direktur SDM dan Umum Perseroan di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), jabatan sebelumnya adalah sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum di PT Perkebunan Nusantara V (Persero) Riau (2001-2006).
Born in Baserah (Riau), on September 28, 1960. Graduated from the Department of Agriculture, Bogor Agriculture Institute, (1984), and a Master of School for Agribusiness Management Magister of the same university (1995). Company’s Director of Production since March 6, 2009 under Decree of Minister of Stateowned Enterprise KEP-45/MBU/2009 dated March 4, 2009. Previously he was the Company’s Director of Human Resources and General Affairs (December 27, 2006 to March 4, 2009). He once held some positions in PT Perkebunan II (Persero) in South Sumatera that he started in 1985. Head of Human Resources Section at PTPN II (1997 – 1998), and Administrator for business units within PTPN II (persero) from 1998 to 2001. Prior to his assigment as Director of Human Resources and General Affairs with the Company, he was Director of Human Resources and General Affairs of PT Perkebunan Nusantara V (Persero), Riau from 2001 to 2006.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
65
66
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
ANALISIS dan PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Analysis and Review
Pasang surut pencapaian adalah hal biasa; dan akan menjadi luar bisa bila kita mampu mengubahnya menjadi pelajaran berharga untuk menggapai prestasi lebih dahsyat di hari esok. Going up and down while running for good performance is normal, and it will turn extraordinary when we are able to change it into a good lesson to reach for tomorrow’s dazzling achievement.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
67
Analisis dan pembahasan manajemen akan memaparkan empat hal, yakni Tinjauan Usaha yang mengulas dinamika produksi hasil kebun, produksi hasil jadi, pemasaran dan keuangan, Pemasaran yang akan mengetengahkan catatan pemasaran, Tinjauan Keuangan yang akan menyoroti kinerja neraca, aktiva dan arus kas, dan Pengembangan dan Prospek Usaha yang akan secara singkat membeberkan upaya pengembangan dan identifikasi prospek usaha.
Management analysis and review will put forward four issues, namely Business Review which will discusss dynamics of plantation production, processed products, marketing and finance; Marketing Review which will expose marketing issues; Financial Review which will highlight performance of balance, assets and cash flow, dan Business Development and Prospect which will briefly describe the Company’s efforts of identification of business development and prospects.
TINJAUAN USAHA
BUSINESS REVIEW
Program replanting atau peremajaan tanaman yang sedang dilakukan pada tahun 2009 khususnya untuk tanaman Karet dan Kelapa Sawit yang berdampak pada luasan areal Tanaman Menghasilkan (TM) produktif yaitu mengalami penurunan menjadi 8.886 Ha (Karet), 21.962 Ha (Kelapa Sawit), 1.328 Ha (Teh) dan 15.663,55 Ha (Tebu). Adanya replanting/peremajaan tanaman ini dimaksudkan untuk memperkuat fundamantal asset, dan hal ini dapat dilihat dengan adanya areal Tanaman Ulang (TU) yang mencapai luasan 6.380 Ha. Berkurangnya areal TM Produktif menyebabkan penurunan produksi hasil kebun dibandingkan tahun 2008. Pada tahun 2009 produksi hasil kebun sendiri tanaman karet adalah 33.072 ton, kelapa sawit 437,034 ton dan tebu 1.010.966 ton, hanya produksi teh yang mengalami kenaikan 9,7% atau mencapai 14.878 ton.
The replanting program initiated in 2009 especially for rubber and oil palm resulted in reduced area of Poductive Mature Plants. Area of rubber decreased to 8,886 ha, oil palm to 21,962 ha, tea to 1,328 ha and sugar cane to 15,663.55 ha. The replanting program was intended to get ideal plant composition as can be seen in the replanted area which is now 6,380 ha. Reduction in area of productive mature plant has led to decrease of plantation production compared to that of 2008. Existing plantation production of 2009 declined to 33,072 tons (rubber), 437.034 tons (oil palms), and 1,010,966 tons (sugar canes). Only tea enjoyed an increase by 9.7%, amounting to 14,878 tons.
Pencapaian produksi pada tahun 2009 dan perbandingannya dengan tahun 2008 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Production of 2009 in comparison with that of 2009 can be seen in the following table :
Produksi Hasil KEBUN (ton)/Plantation Production (tons)
Komoditas/Commodities
2008
2009
%
Karet/Rubber Sendiri/Existing
32.518
33.072
Pembelian/Purchase
21.628
20.779
Jumlah/Total
54.146
Minyak Sawit/Oil Palms
101,70
53.850
99,45
Sendiri/Existing
472.310
437.034
92,33
Pembelian/Purchase
468.629
327.394
69,86
Jumlah/Total
940.929
764.428
81,14
13.560
14.878
109,72
Sendiri/Existing
1.197.451
1.010.966
84,43
Tebu Rakyat/People’s Plantations
1.061.817
670.488
63,15
Jumlah/Total
2.259.268
1.681.454
74,4
Teh/Tea Teh Pucuk Segar/Fresh Leaves Tebu/Sugar Canes
68
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Produksi Hasil JADI (Ton)/ Manufactured Products (Tons) Komoditas/Commodities
2008
2009
%
Karet/Rubber RSS
6.420
5.285
82,32
SIR
47.726
48.565
101,76
Jumlah/Total
54.146
53.850
99,45
Kelapa Sawit/Oil Palms Minyak Sawit/Crude Palm Oil Kebun Sendiri/Existing Plasma dan Pihak III/Smallholders and Third Partties Jumlah/Total
104.561
94.573
92.685
67.575
72,91
197.245
162.148
82,21 103,74
Inti Sawit/Palm Kernels
90,45
Kebun Sendiri/Existing
21.553
23.367
Plasma dan Pihak III/Smallholder and Third Parties
22.243
14.655
70,43
Jumlah/Total
43.796
38.023
86,82
Minyak Inti Sawit/Palm Kernel Oil
10.232
12.553
122,68
Bungkil Inti Sawit/Palm Kernel Meal
17.248
19.274
111,75
Gula SHS/SHS Sugar
132.926
103.707
78,02
Tetes/Molasses
100.704
72.599
72,09
Tebu/Sugar Canes
Teh/Tea Teh Kering/Dried Tea
3.067
3.258
106,23
Analisis Produksi Hasil Kebun Dan Produksi Hasil Jadi
Analysis of Plantation and Manufactured Production
Dibanding tahun 2008, produksi karet pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 99,45%. Menurut hasil assessment yang dilaksanakan pada atahun 2009, penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya luas areal tanaman produktif dan kondisi tanaman (bidang sadapan rusak).
Compared to that of 2008, production of rubber in 2009 decreased to 99.45%. According to the related assessment conducted in 2009, the decrease was mainly attributed to reduction of productive mature area and unfavourable condition of plants (damages in sapping spots).
Produksi kelapa sawit di tahun 2009 mengalami penurunan 7,47% dibanding perolehan produksi pada tahun 2008, hal ini berakibat terhadap penurunan produksi minyak sawit yaitu menjadi sebesar 90,45% dibanding pencapaian produksi minyak sawit di tahun 2008. Penurunan ini dipicu oleh percepatan replanting tanaman Kelapa Sawit seluas 835 ha untuk tahun tanam 1985 dan adanya areal yang dipusokan seluas 545 ha.
Production of oil palm in 2009 declined by 7.47% compared to respective production of 2008, causing a decrease in production of palm oil to 90.45% compared to that of 2008. The decrease was triggered by acceleration of replanting program to oil palm plants for an area of 835 ha replacing the plants originally planted in 1985 and due to lands left unproductive of 545 ha.
Produksi Minyak Sawit plasma/pihak ke III di tahun 2009 juga mengalami penurunan sehingga hanya tercapai sebesar 73% dibanding produksi tahun 2008. Ini karena rendahnya produktifitas tanaman sebagai akibat kurangnya pemeliharaan tanaman. Meskipun produksi minyak sawit di tahun 2009 mengalami penurunan, minyak inti sawit mengalami kenaikan di banding tahun 2008 yaitu sebesar 22,68% menjadi 12.553 ton. Produksi bungkil inti sawit juga mengalami kenaikan dibanding produksi bungkil inti sawit di tahun 2008 yaitu sebesar 11,75% menjadi 19.274 ton.
Production of palm oil of small-holders/third parties in 2009 also decreased to 73% compared to that of 2008 due to low productivity resulting from poor maintenance. Despite the decrease of production of palm oil in 2009, production of kernel palm oil rose by 22.68% compared to that of 2008 to 12,553 tons. Production of palm kernel meal also inclined by 11.75% to 19,274 tons.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
69
Produksi Gula SHS di tahun 2009 hanya mencapai 103.707 ton atau 78,02% dari realisasi tahun 2008. Ini karena adanya tanaman tebu sendiri yang ditebang sehingga areal berkurang seluas 1.621 ha. Penebangan ini dilakukan karena terjadi kekeringan berat pada tanaman tebu pada kebun masa tanam 11 A s/d. 12 B terutama di areal yang letaknya jauh dari embung (jangkauan irigasi).
Production of SHS sugar in 2009 only reached a figure 103,707 tons or 78.02% of the realization of 2008. This is due to slashes in the existing plantation causing an area reduction of 1,621 ha. The slash was undertaken because of severe draught with the sugar cane plants within the planting season 11 A to 12 B especially in areal far from irrigation service range.
Produksi hasil jadi teh kering mengalami kenaikan sebesar 6,2% atau menjadi 3.258 ton teh kering di tahun 2009. Hal ini sejalan dengan kenaikan hasil kebun teh segar pada tahun 2009.
Producton of processed tea enjoyed a hike by 6.2% or to 3,258 tons dried tea in 2009. This is in harmony with the increase in production of fresh tea leaves in 2009.
PEMASARAN
MARKETING Nilai Penjualan (Rp juta)/Sales (Rp million)
Komoditas/Commodities Karet/Rubber
2008
2009
%
Ekspor/Export
993.964
566.395
56,98
Lokal/Local
327.769
312.158
95,24
Jumlah/Total
1.321.733
878.554
66,47
Minyak Sawit/Crude Palm Oil
1.249.706
995.172
79,63
Inti Sawit/Palm Kernels
54.268
10.874
20,04
Minyak Inti Sawit/Palm Kernel Oil
58.029
90.142
155,34
12.087
4.667
38,61
1.374.089
1.100.856
80,11
Bungkil Inti Sawit/Palm Kernel Meal Jumlah/Total
Teh/Tea Ekspor/Export
16.748
15.534
92,75
Lokal/Local
18.111
32.267
178.16
Jumlah/Total Gula/Sugar
34.85
47.802
137,13
622.333
70.278
123,80
Tetes/Molasses Ekspor/Export Lokal/Local Jumlah/Total Total/Total
Pada tahun 2009 Perseroan hanya mendapatkan nilai hasil penjualan dari seluruh komoditas yang ada sebesar Rp. 2.892 miliar atau Rp 528,7 miliar (15,5%) lebih rendah dibanding hasil penjualan tahun 2008.
70
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
1.640
-
-
66.537
94.970
142,73
68.177
94.970
142,73
3.421.191
2.892.459
84.55
In 2009, the Company only booked all commodities sales value of Rp 2,892 billion, which was Rp 528.7 million (15.5%) lower than that of 2008.
Pada tahun 2009, total penjualan seluruh komoditas adalah sebesar Rp 2.892 miliar. Berbagai tren positif dunia dalam bidang harga dan permintaan komoditas telah membuka jalan bagi Perseroan untuk meraih masa depan yang lebih baik.
In 2009, total sales of commodities was recorded at Rp 2,892 billion. Some positive global trends in terms of price and demand of commodities have left the Company with a road widely open to the future.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
71
Karet
Rubber
Analisis : Harga karet alam di tahun 2009 menunjukkan trend yang positif seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi pada awal triwulan I 2009 serta pergerakan naik harga karet pada akhir tahun 2009 yang menembus level 284 USD/Ct. Selain dipengaruhi faktor fundamental (Supply/Demand), kenaikan ini juga dipengaruhi oleh peningkatan permintaan karet alam untuk industri ban di Jepang serta meningkatnya industri otomotif di China yang tumbuh pesat sehingga menyerap persediaan karet alam dunia dan pada akhirnya memicu kenaikan harga karet alam dunia.
Analysis : 2009’s rubber price showed a positive trend following the gobal economic recovery at the beginnning or the first quarter of 2009, and the hike in rubber price at the end of 2009 which reached a figure of 284 USD/Ct. In addition to the fundamental factors (supply/demand), the hike was also affected by the incline in demand of natural rubber for tyre industry in Japan and the increase of automotive industry in China which highly absorbs world’s supplies of rubber resulting in hike of related world’s price.
Harapan di tahun 2010 : 1. Harga karet alam pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 275 USD/Ct ђ 300 USD/Ct dan ada kemungkinan akan mengalami kenaikan seiring dengan ketatnya suplai karet akibat cuaca yang tidak normal atau pengaruh El Nino diperairan Samudra Pasifik yang memicu terjadinya terjadinya perubahan musim di negara Asia Timur. Musim kering dapat menyebabkan gugur daun dan menurunkan produksi getah karet. 2. Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar karet alam diharapkan dapat bekerjasama dengan produsen lain untuk menjaga posisi harga agar tetap menguntungkan. 3. Adanya perkiraan penurunan produksi dunia karena peremajaan tanaman dan gugur daun di negara-negara produsen karet alam yaitu Thailand, Malaysia dan Vietnam. 4. Harga minyak mentah mulai merangkak naik pada kisaran US$ 81 per barel.
Hopes in 2010 : 1. Price of natural rubber in 2010 is predicted to be between 275 to 300 USD/Ct with tendency of incline following the shortage in world’s rubber supplies due to weather irregularities and effect of El Nino storm in the Pacific Ocean which led to change in pattern of seasons in East Asian countries. Prolonged summer may result ini fall of leaves and consequntly reduce production of rubber sap. 2. Indonesia, as one of the biggest producers of natural rubber, is expected to cooperate with other rubber producers in terms of price control as to make the price remain beneficial. 3. A prediction of decline in world’s production due to replanting programs and leaf falls in rubber producing countries such as Thailand, Malaysia and Vietnam. 4. The price of crude oil which starts to hike to US$ 81 per barrel.
Hasil penjualan karet ekspor pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 566 miliar atau 57% dari hasil penjualan karet ekspor tahun 2008, dan hasil penjualan karet lokal hanya Rp 312 miliar atau 95% dari hasil penjualan tahun 2008, hal ini terkait dengan harga jual rata-rata Rp. 8.334/Kg dibawah tahun lalu. Sedangkan hasil produksi relatif sama dengan tahun 2008.
72
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Export sales of rubber in 2009 amounted to Rp 566 billion or 57% of that of 2008, while the local sales only reached a figure of Rp 312 billion or 95% of that of 2008. This was attributed to the fact that average sales price was only Rp 8,334/kg which was lower than that of 2008 while production remaind relatively the same as that of 2008.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
73
74
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Minyak Sawit
Oil Palms
Analisis : 1. Adanya penguatan pergerakan harga minyak mentah dunia (crude oil) dan indeks harga saham di pasar modal secara global. 2. Timbulnya kekhawatiran terhadap penyusutan persediaan sebagai dampak penurunan produksi yang disebabkan oleh hujan yang berkepanjangan sehingga berakibat banjir di beberapa areal perkebunan sawit. 3. Asumsi berlakunya kembali tarif pajak ekspor sebesar 3% dalam bulan Januari 2010, sehubungan tingkat harga rata-rata CPO CIF Rotterdam yang melampaui $750.000 per ton.
Analysis: 1. Strengthening of world’s crude oil price and global composite index.
Harapan di tahun 2010 1. Pergerakan harga CPO di pasar berjangka derifatif Malaysia (MDEX) dalam minggu terakhir bulan Desember 2009 yang cenderung meningkat serta faktor fundamental prospek hasil panen kedelai dan minyak sawit yang melambat akibat gangguan turunnya hujan. Pergerakan harga naik ini terkait erat dengan meningkatnya permintaan China dan India sebagai konsumen minyak nabati terbesar di dunia. 2. Situasi pasar minyak nabati dalam perdagangan di Eropa menguat karena naiknya harga minyak kedelai di pasar berjangka Chicago, meningkatnya permintaan dari China serta menguatnya nilai tukar dolar.
Hopes in 2010 1. Tendency of hike in CPO price in the Malaysian Derivative Exchange (MDEX) during the last weeks of December 2009 (MDEX) along with fundamental factors of prospect of soybean and oil palm production which have been slowed down by the rain. The hike is closely related to the incline in demands from China and India, the world’s biggest consumers of vegetable oil.
Nilai penjualan dari Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit dibawah tahun lalu masing-masing senilai Rp. 254,5 miliar dan senilai Rp. 43,4 miliar.
Sales value of palm oil and palm kernel oil/palm kernel meal was recorded below that of 2008 or in the amount of Rp 254.5 billion and Rp 43.4 billion respectively.
2. Fear of shortage of supply due to decline of production caused by prolonged rainfall that triggered flooding in same oil palm plantation areas. 3. Assumption on the re-application of export duty tariff of 3% in January 2010 resulting from the average of CPO CIF Rotterdam which exceeded $750,000 per ton.
2. Strengthening European markets of soybean oil in Chicago’s exchange, the rise of demand from China and the strengthening of US Dollar exchange.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
75
76
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Teh
Tea
Analisis : Perkembangan harga rata-rata gabungan orthodox tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 terutama karena peningkatan permintaan dari negara-negara konsumen besar teh seperti Rusia, Pakistan dan negara Timur Tengah lainnya, sementara persediaan teh internasional mulai mengecil sehingga pasar menjadi sensitif dengan isu-isu dan akan cepat reaktif terhadap ketidak seimbangan produksi dan konsumsi.
Analysis : The hike in composite price of orthodox in 2009, compared to that of 2008, was mainly attributed to incline of demands from world’s biggest tea consumers such as Russia, Pakistan and middle-east countries, meanwhile the supply of tea in international markets has gone low leading to the fact that the markets become sensitive to related issues and therefore reactive to any production and consumption imbalances.
Harapan di tahun 2010 : Harga Teh di Jakarta tea auction tahun 2010 diperkirakan mengalami peningkatan akibat adanya kekawatiran kurangnya pasokan setelah musim kemarau yang berkepanjangan terutama di Kenya, Sri Lanka dan India.
Hopes in 2010 : The price of tea in Jakarta tea auction in 2010 is predicted to be higher due to the fear of short of supply following the prolonged dry season especially in Kenya, Srilanka and India.
Nilai penjualan Teh diatas pencapaian tahun 2008 sebesar Rp. 12,9 miliar.
Sales value of tea was recorded as above that of 2008, amounting to Rp 12.9 billion.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
77
78
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Tebu
Sugar Cane
Analisis : 1. Permintaan impor gula negara Pakistan, Indonesia dan Mesir memicu peningkatan harga gula meningkat di samping defisit gula global yang mencapai kisaran angka 5 juta ton. 2. Produsen utama Brazil mengalami penurunan produksi gula akibat musin hujan yang panjang sehingga panen tebu lebih sedikit disamping selain mutu rendemen rendah. 3. Kebutuhan impor gula India meningkat hingga mencapai 8 juta ton akibat serangan badai moonson yang merusak tanaman tebu di negara tersebut.
Analysis : 1. Demands for sugar from Pakistan, Indonesia and Egypt has triggered the hike of sugar price apart from the deficit in global sugar supply by around 5 million tons. 2. Brazil, world’s major producer of sugar, has suffered from decline of sugar production due to prolonged rain causing low harvest and low quality of yield. 3. India’s higher need for imported sugar (amounting to 8 million tons) due to its domestic short of supply as a result of moonson storm that had caused massive destruction to the country’s sugar cane plants.
Harapan di tahun 2010 : Harga white sugar internasional mulai akhir tahun 2009 cenderung menguat, yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi global yang belum menunjukkan arah positif, sementara permintaan dari India sangat kuat.
Hopes in 2010 : The price of international white sugar in 2009 tended to go up, which was triggered by uncertain global economic growth while demands from India got stronger.
Nilai penjualan Gula di atas tahun 2008 sebesar Rp. 174,7 miliar. Peningkatan ini tidak terlepas dari dukungan harga jual yang baik pada tahun 2009 mencapai Rp. 6.624/Kg atau 140% dari realisasi tahun lalu.
Sales value of sugar was recorded as above that of 2008, namely in the amount of Rp 174.7 billion. The hike was attributed to the support of favourable price of sugar in 2009 which was Rp 6,624/kg
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
79
Strategi Pemasaran
Marketing Strategy
Strategi Fungsional
Functional Strategy
Program Utama Pemasaran
Marketing Key Programs
Pada tahun 2009 Perseroan menempuh Strategi Fungsional dengan meningkatkan bargaining power melalui sinergi BUMN Perkebunan (PT KPB, Sinergi dengan PTPN lain).
Strategi Utama dalam Pemasaran Perseroan adalah sebagai berikut : 1. Pemasaran produk melalui KPB, Pasar Fisik CPO di BBJ dan pemasaran gula melalui Perum Bulog.
In 2009, the Company undertook the Functional Strategy attempts by improving its bargaining power through a synergy with the Plantation State-Owned Enterprises (PT KPB, and synergy with other stateowned plantation enterprises).
2. Peningkatan ketepatan dan kecepatan proses administrasi dan pengiriman / pengapalan barang. 3. Pemanfaatan data realtime online (misalnya dari Bloomberg, Reuters) yang berguna untuk memonitor dan memanfaatkan informasi perkembangan harga komoditas di bursa-bursa dunia. 4. Pengembangan Teh ritel. 5. Pemeliharaan hubungan dan jalinan komunikasi bisnis yang efektif dengan pelanggan (Customer Relation Management). 6. Pelaksanaan promosi produk.
The Company’s key strategy for marketing consists of the followings : 1. Marketing of products through the Common Marketing Office, CPO market at BBJ, and marketing of sugar through the Government Logistics Service 2. Improvement in accuracy and speed of administration process and shipment of goods 3. The use of realtime online data (from Bloomberg or Reuters) which is good for monitoring and making use of updated information on world’s commodity price. 4. Development of tea retail 5. Effective management of business communications with the customers (Customer Relations Management) 6. Promotion of Products
Analisis Pasar
Market Analysis
Karet
Rubber
•
•
•
•
•
80
Harga karet alam sampai dengan akhir tahun mengalami kenaikan seiring dengan ketatnya suplai karet akibat pengaruh badai El Nino (KPB). Badai El Nino ditandai dengan naiknya suhu diperairan Samudera Pasifik yang menyebabkan terjadinya perubahan musim. Dengan perubahan musim ini, musim kering di negara-negara Asia Timur antara lain Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Korea Selatan menjadi lebih panjang (diatas 5 Bulan). Musim kering dapat menyebabkan gugur daun dan menurunkan produksi getah pohon karet. Pergerakan harga karet alam dunia juga menunjukkan tren positif dan Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar karet alam diharapkan dapat bekerjasama dengan produsen lain untuk dapat menjaga posisi harga yang tetap menguntungkan, di antaranya dengan melakukan pengurangan frekuensi penyadapan getah karet, atau mengatur perluasan/ peremajaan lahan agar lebih optimal dalam mengatur pasokan ke pasar internasional. Kenaikan harga karena permintaan China bakal pulih sehingga menyerap persediaan karet alam dunia dan pada gilirannya memicu kenaikan harga. Harga minyak mentah mulai merangkak naik pada kisaran US$ 81 per barel.
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
•
The price of natural rubber up to end of the year increased following the tight world’s supplies of rubber as a result of El Nino Storm. El Nino was indicated by rise of temperature in Pacifc Ocean waters which further caused change of season. Owing to the season change, the dry season in East Asian countries such as Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, South Korea became longer (by more than 5 months). Prolonged dried season may lead to leaf falls and decline in production of rubber sap. The world’s rubber price movement also showed a positive trend, and Indonesia as one of the biggest world’s natural rubber producers was expected to cooperate with other producers in keeping the price favourable, among others by reducing frequency of rubber sapping or managing the plantation area/ undertaking replanting attempts as to optimize the international supply management.
•
Increase of price as China’s origin demand will recover which will in turn absorb world.s rubber supplies leading to rise of price.
•
Price of crude oil started to go up to around US$ 81 per barrel.
Kelapa Sawit (CPO)
Crude Palm Oil (CPO)
•
•
•
•
•
Pelemahan nilai tukar mata uang AS terhadap mata uang asing termasuk Rupiah dan RM menjadi faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga CPO dan adanya kekhawatiran menyusutnya persediaan minyak sawit yang diakibatkan oleh penurunan produksi akibat gangguan cuaca buruk. Penguatan pergerakan harga minyak mentah dunia (crude oil) dan indeks harga saham pasar modal secara global. Timbulnya kekhawatiran terhadap penyusutan persediaan sebagai dampak dari penurunan produksi yang disebabkan oleh turunnya hujan berkepanjangan dan banjir yang melanda beberapa areal perkebunan sawit. Asumsi berlakunya kembali tarif pajak ekspor sebesar 3% dalam bulan Januari 2010, berkait dengan tingkat harga rata-rata CPO CIF Rotterdam yang melampaui $.750.00 per ton.
•
The weakened US dollar against other foreign currencies, including Indonesian Rupiah and Malaysian Ringgit has become another factor causing the price of CPO to rise along with the fear for shortage of crude palm oil supply resulting from decrease of production attributed to bad weather. Strengthening price of world’s crude oil and the global stock price index.
•
The fear for shortage of supply due to decrease of production caused by prolonged rain and flood in some oil palm areas.
•
Assumption on re-application of export tax of 3% to be effective in January 2010 in conncetion with the average rice of CPO CIF Rotterdam which is over $750,000 per ton.
Gula
Sugar •
Strengthening price of sugar due to sugar global deficit in 2008/2009 at around 4.3 million tons and world’s demand, trigerred by decline in production of sugar in India and other Asian countries.
•
•
Indian’s government’s plan of increasing import of sugar from Brazil by more than 2 million tons in 2009. Main producer, Brazil, has suffered from decrease of sugar production due to prolonged rain season resulting in lower production in addition to inevitable low quality.
•
•
•
•
Teh
Menguatnya harga gula karena defisit suplai gula global tahun 2008/2009 pada kisaran 4,3 juta ton dari kebutuhan konsumsi dunia, yang dipicu oleh merosotnya produktivitas gula India dan negara Asia lainnya. Rencana Pemerintah India meningkatkan impor gula dari Brazil lebih dari 2 juta ton pada periode tahun 2009. Produsen utama Brazil mengalami penurunan produksi gula akibat musim hujan yang berkepanjangan, sehingga hasil panen tebu menjadi lebih sedikit dibarengi dengan mutu yang lebih rendah. Kebutuhan impor gula India meningkat hingga mencapai 8 juta ton, akibat serangan badai moonson yang merusak tanaman Tebu di negara tersebut. Permintaan impor gula negara Pakistan, Indonesia dan Mesir memicu harga gula meningkat tajam, selain dari defisit gula global yang mencapai kisaran 5 juta ton periode 2009/2010 yang turut memicu naiknya harga gula.
Harga jual sampai dengan tahun 2009 mengalami peningkatan karena kenaikan permintaan terutama dari Rusia. Kenya dan Srilanka merupakan pemasok teh terbesar. Suplai dari kedua negara tersebut mencapai 80% dari kebutuhan teh dunia. Karena tesendatnya pasokan teh dari Kenya, suplai teh terganggu dan harga terdongkrak naik, selain terjadinya musim kemarau dan banyaknya lahan teh yang tutup akibat peralihan kebun teh ke kelapa sawit.
•
•
Indian’s increased demand on sugar by 8 million tons due to the moonson storm which had destroyed sugar cane plantations in that country..
•
The high demand of import of sugar from Pakistan, Indonesia and Egypt that caused the price hike apart from global sugar deficit of about 5 million tons in the period of 2009/2010.
Tea
The sales price of in 2009 enjoyed an increase due to high demands from Rusia. Kenya and Srilanka are the biggest tea suppliers; supplies from both countries amount to 80% of the world’s tea demand. Interruption in supplies of tea from Kenya led to instability of world’s tea supplies whch further cause a price hike, apart from the prolonged dry season and conversion of tea plantation to oil palms.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
81
TINJAUAN KEUANGAN
FINANCIAL REVIEW
Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
The Company’s Financial Reports for year ending of December 31, 2009 and December 31, 2008 have been audited by the Office of Public Accountant of Purwantono, Sarwoko & Sandjaja with unqualified opinion.
Tinjauan keuangan Perseroan tahun 2009 yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya disajikan dalam uraian berikut ini.
Review of the Company’s financial report of 2009, in comparison with that of 2008, is decribed as follows :
Neraca
Balance
Secara ringkas tabel Neraca Perseroan untuk tahun 2008-2009 dapat ditampilkan sebagai berikut :
The Company’s brief balance sheet of 2008-2009 is presented as follows :
Neraca 2008-2009 (Rp juta)/Balance of 2008-2009 (Rp million)
Uraian/Description
2008
2009
Aktiva Lancar/Current Assets
1.342.129
1.537.997
Aktiva Tidak Lancar/Non-Current Assets
1.814.829
2.268.875
Total Aktiva/Total Assets
3.156.958
3.806.872
Kewajiban Lancar/Current Liabilities
1.082.406
1.048.607
879.579
1.488.580
Kewajiban Tidak Lancar/Non-Current Liabilities Total Kewajiban/Total Labilities
1.961.985
2.537.186
Ekuitas/Equity
1.194.973
1.269.686
Aktiva Jumlah aset/kewajiban dan ekuitas tahun 2009 sebesar Rp 3.806.872 juta, mengalami lonjakan sebesar 20,59% dibanding tahun 2008 sebesar Rp 3.156.958 juta. Hal ini dipicu oleh peningkatan aset/aktiva lancar dan tidak lancar yang masing-masing sebesar 14,59% dan 25,02% bila dibandingkan dengan tahun 2008.
Assets The Company’s Assets in 2009 showed a figure of Rp 3,806,872 million, which was a hike of 20.59% compared to that of 2008 which was only Rp 3,156,958 million The hike was attributed to a rise in both current assets and non-current assets of 14.59% and 25.02% respectively compared to that of 2008.
Aset lancar mengalami kenaikan persediaan sebesar Rp 103.403 juta dan biaya dibayar di muka, dan uang muka lainnya sebesar Rp 110.371 juta. Sedangkan kenaikan aktiva tidak lancar terutama disebabkan oleh tanaman belum menghasilkan sebesar Rp 116.651 juta, aktiva tetap bersih sebesar Rp 298.081 juta, serta investasi pada perusahaan asosiasi sebesar Rp 1.894 juta.
Current Asset increased by Rp 103,403 million, while advance payments inclined by Rp 110,371 million. The rise in current assets was mainly caused by the existence of unproductive plants amounting to Rp 116,651 million, fixed net assets of Rp 298,081 million and investment in associated companies of Rp 1,894 million.
Kewajiban Jumlah Kewajiban pada tahun 2009 mencapai Rp 2.537.186 juta, meningkat sebesar 29,31% dibandingkan tahun 2008 yang hanya sebesar Rp 1.961.985 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh timbulnya kewajiban jangka menengah sebesar Rp 298.976 juta (15,2% dari total aktiva pada akhir tahun lalu) serta peningkatan kewajiban jangka panjang mencapai 46,7%.
Liabilities Total liabilities if 2009 was Rp 2,537,186 million,a rise of 29.31% compard to that of 2008 which was only Rp 1,961,985 million. The hike was triggered middle-term liabilities of Rp. 298,976 million (which was 15.2% of the total assets of the previous year) and increase of longterm liabilities of 46.7%.
82
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Sementara peningkatan kewajiban tidak lancar terjadi karena peningkatan hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dari Rp 44.254 juta pada tahun 2008 menjadi Rp 48.563 juta pada tahun 2009. Selain itu juga terjadi tercatat kenaikan pinjaman jangka panjang dari Rp 411.733 juta pada tahun 2008 menjadi Rp 1.032.258 juta pada tahun 2009.
Meanwhile, the increase in non-current liabilities was caused by a hike in liabilities to parties with special relations from Rp 44,254 million in 2008 to Rp 48,563 in 2009 in addition to the rise in long-term loans from Rp 411,733 million in 2008 to Rp 1,032,258 million in 2009.
Ekuitas Pada tahun 2009 Ekuitas yang dicapai sebesar Rp 1.269.686 juta, mengalami peningkatan sebesar 19,82% dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya sebesar Rp 1.194.973 juta. Hal ini disebabkan adanya kenaikan saldo laba ditahan yang sejalan dengan kenaikan pencapaian laba bersih tahun 2009.
Equity In 2009, equity amounted to 1,269,686 million, an increase of 19.82% compared to that of 2008 which was only Rp 1,194,973 million. This was due to incline in retained earning with regards to the hike in 2009 net profit.
Likuiditas Adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Tingkat likuiditas Perseroan tahun 2009 adalah sebesar 146,67%, meningkat dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar yang 123,99%. Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membandingkan seluruh kewajiban dengan seluruh aktiva. Perbandingan antara kewajiban dengan aktiva Perseroan tahun 2009 adalah sebesar 0,67 kali, meningkat apabila dibandingkan dengan rasio yang sama pada tahun 2008 yang sebesar 0,62 kali. Perbandingan besaran rasio tersebut menyiratkan bahwa Perseroan memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi seluruh kewajibannya.
Liquidity Liquidiy is a company’s capability to meet its current liabilities measured by comparing the current assets dan current liabilities. The Company’s 2009 liquidity was 146.67%, an increase compared to that of 2008 which was only 123.99%.
Tingkat Kolektibilitas Kolektibilitas Perseroan cukup baik yang ditunjukkan dengan angka perputaran piutang niaga 5 hari. Angka ini menunjukkan bahwa piutang dapat segera menjadi kas/setara kas dalam waktu lima hari.
Collectability The Company’s collectability was quite good as showed in circulation of operational receivables of 5 days. This figure shows that the receivables can turn into cash/ cash equivalents in 5 days period. Description on Material Commitments for Investment In line with the the sugar self-sufficiency program implemented by the Government, the Company entered into Long Term Loan Contract for investment in sugar mills as follows : - On April 1 2008, the Company signed an Investment Loan Contracy for revitalization of Cinta Manis Sugar Mill with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, with a maximum amount of Rp 356,846 million. As per end of December 2009, balance of loan was Rp 105,976 million.
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi Sejalan dengan program swasembada Gula yang dicanangkan oleh Pemerintah, Perseroan melakukan kontrak Kredit Jangka Panjang untuk pembiayaan investasi Pabrik Gula sebagai berikut: - Pada 1 April 2008, Perseroan menandatangani kontrak Perjanjian Kredit Investasi dalam rangka revitalisasi Pabrik Gula Cinta Manis dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan batas maksimum sebesar Rp 356.846 Juta. Sampai dengan akhir Desember 2009, saldo pinjaman sebesar Rp 105.976 Juta. - Pada 15 Februari 2008, Perseroan menandatangani kontrak Perjanjian Kredit Investasi dalam rangka
Solvability Solvabiltilitas is a company’s capability in meeting all of its liabilities, measure by comparing all the liabilities with all the assets. Comparison of Company’s liabilities and asset in 2009 was 0.67 timesi, an incline compared to that 2008 which was 0.62 times. The ratio suggests that the Company is equipped with high ability in meeting all of its liabilities.
-
On 15 February 2008, the Company signed a Investment Loan Contract fr revitalization of Bunga
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
83
revitalisasi Pabrik Gula Bunga Mayang dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dengan batas maksimum sebesar Rp 408.764 Juta dan sampai dengan akhir Desember 2009, perusahaan baru mencairkan pinjaman sebesar Rp 58.320 Juta.
Mayang Sugar Mill PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, with a maximum amount of Rp 408,764 million, and as of end of December 2009, only Rp 58,320 million of loan was disbursed.
Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi Tidak terdapat informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
Description and analysis on completed financial report information with extraordinary and rare issues
Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya.
Description on substantial components of revenues and other costs.
Dalam informasi keuangan telah dilaporkan bahwa laba kotor sebesar Rp. 601,36 miliar. Dari laba kotor tersebut terdapat komponen-komponen substansial yang mengurangi laba bersih seperti: a. Pendapatan: Pendapatan dari hasil penjualan non komoditi utama sebesar Rp 41.173 juta, dan pendapatan bunga deposito dan jasa giro sebesar Rp 4.709 juta. b. Beban: - Adanya beban bunga angsuran sebesar Rp 124.367 juta yang disebabkan adanya pembebanan bunga atas penarikan Kredit Modal Kerja. - Timbulnya kerugian atas penghapusan aset tanaman sebesar Rp 25.035 juta yang disebabkan percepatan replanting dan penghapusan tanaman belum menghasilkan yang kena serangan hama/puso.
Through the financial information, a gross profit of Rp 601.36 billion was reported. Of the gross profit, there were substantial componenents which reduced the net profit such as : a. Revenue: Revenue from sales of non-major commodities in the amount of 41,173 million and earnings on interest of deposit and clearing service of Rp 4,709 million. b. Costs: - Repayment interest cost of Rp 124,367 million caused by interest charged to disbursement of Operational Cost Loan.
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan 1. Pada tanggal 21 Januari 2010 perusahaan telah melakukan pembayaran untuk penyetoran modal kepada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KBPN) sejumlah Rp 1.000 juta atau 6,7% dari saham PT KPBN. 2. Pada tanggal 22 Maret 2010 perusahaan telah melakukan pembayaran bunga pertama kepada Bank CIMB Niaga Tbk sebagai agen pemantau perjanjian 6.975 juta. 3. Pada tanggal 26 Maret 2010 perusahaan telah melakukan pembayaran bunga obligasi seri B kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk wali amanat obligasi sebesar Rp 302 juta. 4. Pada tanggal 4 Februari 2010 perusahaan melunasi Kredit Ketahanan Pangan dan Energi-Tebu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 16.960 juta.
Material and informational facts arising after the date of accountant’s report 1. On 21 January 2010, the Company paid the capital to PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KBPN) an amount of Rp 1,000 million or 6.7% of PT KBPN’ shares.
84
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
There was no reported financial information with extraordinary and rase issues.
- Loss caused by writing off on plant assets of Rp 25,035 million attributed to acceleration of replanting and writing off of unproductive plants.
2. On 22 March 2010, the Company paid initial interest to Bank CIMB Niaga Tbk as monitoring agent for agreement of Rp 6,975 million. 3. On 26 March 2010, the Company paid the interest of Bond Serial B to PT Bank CIMB Niaga Tbk as trust fund of Bond in the amount of Rp 302 million. 4. On 4 February 2010, the Company settled payment for Loan of Food Resistance and Energy-Sugar Cane with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk of Rp 16,960 million.
Statement on dividend policy along with date and value of cash dividend per share issued and paid during the last four book years.
Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 4 (empat) tahun buku terakhir. • Besarnya Dividen Untuk Masing-Masing Tahun: Besarnya deviden yang disetor ke Kas Negara per tahun ditetapkan oleh RUPS. Total deviden yang disetor ke kas negara pada tahun 2009 sebesar Rp 65,21 miliar. • Besarnya Payout Ratio Tahun 2004 - 2008 Besarnya Pay Out Ratio (deviden, cadangan umum, tantiem, PKBL) tahun 2004 sampai dengan 2008 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
•
Value of Dividend for Each Year: The amount of Dividend paid to the Government Account per year is determined through the General Meeting of Sharedolders. Total dividend paid to the Government in 2009 was Rp 65.21 billion Payout Ratio of 2004 - 2008 The amount of Pay Out Ratio (dividend, inventory, tantiem, partnership program) tahun 2004 sampai dengan 2008 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
•
Miliar/Billion
Dividen/Dividend
2004 %
2005
2006
2007
Rp
%
Rp
%
Rp
%
2008 Rp
%
Rp
30,01
28,75
20,00
25,23
25,00
44,44
25,00
63,15
25,00
Tantiem/Bonus
2
1,92
2,10
2,65
2,10
3,73
-
-
-
-
Program Kemitraan/Partnership Program
1
0,96
1,00
1,26
1,00
1,78
0,00
0,00
200
5,22
Bina Lingkungan/Environment Program Cadangan Umum/Inventory Jumlah/Total
65,21
3
2,88
2,50
3,15
4,00
7,11
0,00
0,00
2,00
5,22
63,99
61,31
74,40
93,86
67,90
120,70
75,00
189,44
71,00
185,19
100,00
95,82
100,00
126,15
100,00
177,76
100,00
252,59
100,00 260,84
*) Catatan : penyajian angka dalam tabel merupakan hasil keputusan sesuai Risalah RUPS untuk Tahun Buku Berjalan, sehingga untuk Tahun Buku 2009 belum dapat disajikan karena RUPS Tahun Buku 2009 belum diselenggarakan. *) Notes : figures presented in the table was the result of General Meeting of Shareholders for the on-going year book, and thereore, 2009 Year Book cannot be presented as General Meeting of Shareholders for Year Book of 2009 has not been done.
Informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi, restrukturisasi hutang/ modal atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan dan sifat transaksi dengan pihak afiliasi. • Investasi Pada tanggal 30 September Perusahaan menginvestasikan dananya pada PT Riset Perkebunan Nusantara sebesar Rp 50 juta (6,7% dari jumlah saham PT Riset Perkebunan Nusantara) dan pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KBPN) sebesar Rp 1.000 juta atau 6,7% dari jumlah saham PT KBPN. Penyertaan ini sesuai dengan surat Menteri Badan Usaha Milik Negara masing-masing No. S-713/MBU/2009 dan S-674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009. • Divestasi, Akuisisi, Restrukturisasi Hutang/ Modal, Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Dan Sifat Transaksi Dengan Pihak Afiliasi. Pada tahun 2009 tidak ada divestasi langsung atas penyertaan perseroan, akuisisi, restrukturisasi hutang/ modal serta benturan kepentingan dan sifat transaksi dengan pihak afiliasi.
Material information, among others on investment, expansion, divestment, acquisition, restructurisation of debt/capital or transactions with conflicting interests and the nature of transaction with the affiliated companies. • Investment On September 30, 2009 the Company invested in PT Riset Perkebunan Nusantara in the amount of 50 million (6.7% of all the shares of PT Riset Perkebunan Nusantara) an in PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KBPN) in the amount of Rp 1,000 million, or 6.7% of all the shares of PT KBPN. The equities are in compliance with letter of Minister of State-owned Enterprise number No. S-713/ MBU/2009 and S-674/MBU/2009 respectively, dated 30 September 2009. • Divestment, Acquisition, Restructuring of debts/ capital, and transactions with conflicting interests, and the nature of transaction with affiliated companies.
Uraian mengenai perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan.
Description on alteration of law with significant impact to the Company.
In 2009, no direct divestment on the Company’s equities, no acquisition, no restructuring of debts/ capital, no transactions with conflicting interests and nature of transaction with affiliated companies.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
85
Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-81/ MBU/2009 tanggal 7 April 2009 tentang Pemberhentian dan Pengalihan Tugas Anggota Direksi Perusahaan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII.
Letter of Minister of State-owned Enterprises number KEP-81/MBU/2009, dated April 7 2009 on Discharge and Transfer of Job of Members of PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero)’s Board of Directors.
Uraian Mengenai Perubahan Kebijakan Akuntansi
Description on Alteration of Accounting Policy
PTPN VII pada tahun 2009 tetap menggunakan peraturan akuntansi yang berlaku pada tahun-tahun sebelumnya yaitu Standard Akuntansi Keuangan (SAK) dari Ikatan Akuntan Indonesia.
In 2009, PTPN VII used the applicable accounting regulations namely Standard for Financial Accounting issued by Indonesian Accountants Association.
Laba-Rugi
Profit and Loss
Pencapaian kinerja keuangan Perseroan ditinjau dari Laporan Laba Rugi Perseroan diuraikan sebagai berikut: Uraian /Description
Pencapaian kinerja keuangan Perseroan ditinjau dari Laporan Laba Rugi Perseroan diuraikan sebagai berikut: 2009
2008
%
84.5
Hasil Penjualan/Sales Harga Pokok Penjualan/Sales Price Laba Kotor/Gross Profit
2,892.459
3,421,191
(2,291.098)
(2,611,180)
87.7
601.361
810,011
74,2
105.4
Biaya Operasional/Operational Cost -
Biaya Penjualan/Sales Cost
-
Biaya adm. Kandir/Director’s Office Administration Cost
(43,408)
(41,188)
(175.441)
(236,891)
-
Penyusutan kandir/Depreciation of Director’s Office
74,1
(2,662)
(2,684)
99.2
Jumlah/ Total
(221.511)
(280,763)
78,9
Laba Usaha/Operating Profit
379.850
529,248
71,8
64.454
66,014
97,6
(225.821)
(206,584)
109,3
Pendapatan Lain-lain/Other Revenues -
Biaya lain-lain/Other Costs
-
Pendapatan/Biaya lain-lain/Other Revenues/Cost
(11.366)
(140,570)
114,8
Laba Sebelum PPh/Profit before tax
218.483
388,678
56.2
PPh/Tax
(68,127)
(127,838)
53,3
Laba Setelah PPh/Profit after tax
150.356
260,840
57,6
86
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Penjualan Bersih / Laba-Rugi Bersih
Dalam pencapaian Laba Bersih untuk tahun 2009 mengalami penurunan menjadi Rp. 150.356 juta, hal ini disebabkan karena hasil penjualan yang didapat pada tahun 2009 mencapai Rp 2.892.459 juta, menurun sebesar 15,5% bila dibanding dengan hasil penjualan tahun 2008 yang mencapai sebesar Rp. 3.421.191 juta. Penurunan terhadap penjualan bersih dipicu karena pendapatan/volume produksi hasil jadi secara umum mengalami penurunan dibawah tahun lalu ditambah pula harga jual dari produk hasil jadi Karet dan Kelapa Sawit dunia mengalami penurunan dibanding harga jual tahun lalu.
Net Sales/Net Profit-Loss
Net Profit of 2009 decreased to Rp 150,356 million; this was because sales of 2009 only amounted to Rp 2,892,459 million, a decline of 15.5% compared to that of 2008 which reached a figure of Rp 3,421,191 million. Decrease against the net sales was triggered by decline in volume of processed production which was in general lower that that of the previous year, not to mention the decline in prices of world’s processed rubber and oil palm which was lower that that of the previous year.
Volume Penjualan dan Total Revenue/Sales Volume and Total Revenue
Uraian/Description
2009 Volume (ton)
2008
Nilai (juta)
Rp/Kg
% 2009 terhadap 2008
Volume (ton) Nilai (juta) Rp/Kg
Volume Nilai (juta) Rp/Kg
Karet/Rubber Ekspor/Export
35,130
566,395
16,123
39.418
993.964 25.216
89
57
Lokal/Local
18,018
312,158
17,325
13.738
327.769 23.859
93
95
64 73
Jumlah/Total
53,148
878,554
16,530
53.156
1.321.733 24.865
100
67
67
165.809
995,172
6.002
192.644
1.249.706
6.487
86
80
93
6,000
10,874
1,812
17.100
54.268
3.174
35
20
57
Minyak Inti Sawit/Palm Kernel Oil
15,000
90.142
6.009
7.800
58.029
7.440
186
150
81
Bungkil Inti Sawit/Palm Kernel Meal
20,000
4,667
233
17.612
12.087
686
114
39
34
1.374.089
80
Kelapa Sawit/Oil Palm Minyak Sawit/Crude Palm Oil Inti Sawit/Palm Kernel
Jumlah/Total
1,097,528
Teh/Tea Ekspor/Export Lokal/Local Jumlah/Total Gula/Sugar
980
15.789
16,111
1.342
16.748 12.475
72
93
129
2,246
32,013
14,252
1.672
18.111 10.832
135
177
132
3,226
47,802
14,817
3.015
34.859 11.564
107
137
128
116,389
770,278
6,618
131.314
89
124
140
622.333
4.739
Tetes/Molasses Ekspor/Export
4.409
1.640
372
Lokal/Local
75,965
94.970
1,250
97,018
66.537
686
75
139
186
Jumlah/Total
75,965
94.970
1,250
101,427
68,177
672
75
139
186
3.421.191
84
Total/Total
2.892,459
Penjualan Karet Pada tahun 2009 kuantum penjualan Karet mengalami penurunan yang mengkibatkan turunnya nilai penjualan menjadi sebesar Rp. 566.395 juta. Hal ini disebabkan karena penurunan harga jual rata-rata; meskipun demikian pergerakan harga karet terus meningkat yang selain dipengaruhi faktor fundamental (Supply/ Demand) juga dipengaruhi oleh permintaan karet alam untuk industri ban di Jepang disamping untuk industri otomotif di China. Pada bulan Desember 2009 harga karet dunia mampu menembus level 284 USD/Ct. Penjualan Minyak Sawit Volume penjualan dari seluruh hasil jadi kelapa sawit di tahun 2009 mengalami penurunan sehingga berakibat terhadap nilai penjualan yang mencapai Rp 1.097.528
Sales of Rubber In 2009, sales quantum of rubber declined which led to decrease in sales value to Rp 566,395 million due to decline in average sales price. However, price of rubber was getting stronger because of fundamental factors (supply/demand) and demands in natural rubber for tyre industry in Japan and automotive industry in China. In December 2009, the price of world’s rubber reached a figure of 284 USD/Ct.
Sales of Palm Oil Total sales volume of processed oil palms in 2009 suffered a decrease which led to decline in sales value to Rp 1,097,528 million, or only 80% of that of 2008.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
87
Karet/rubber
Kelapa sawit/oil palm
Teh/tea
Gula/sugar
88
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
juta atau 80% dibanding tahun 2008. Meskipun demikian harga CPO dunia mengalami kenaikan, yang disebabkan oleh kekhawatiran terhadap penyusutan persediaan sebagai dampak dari penurunan produksi yang disebabkan oleh turunnya hujan berkepanjangan dan banjir yang melanda areal perkebunan kelapa sawit, selain karena adanya penguatan pergerakan harga minyak mentah dunia (crude oil) dan index saham di pasar modal secara global.
Yet, the price of world’s CPO enjoyed a hike which was triggered by the fear of short of stock due to prolonged rain and flood causing damages to the area of palm oil plantations apart from the strengthening price of crude oil and the global index of shares.
Penjualan Gula Penjualan gula di tahun 2009 mencapai nilai Rp 770 miliar atau meningkat sebesar 24% dibanding tahun 2008. Peningkatan ini disebabkan adanya permintaan impor gula negara Pakistan dan Mesir yang memicu kenaikan harga gula di samping defisit gula global yang mencapai kisaran 5 juta ton. Peningkatan ini juga dipicu oleh kebutuhan impor gula negara India hingga mencapai 8 juta ton sebagai akibat serangan badai moonson yang merusak tanaman tebu di negara itu. Penjualan Teh Peningkatan nilai penjualan juga terjadi pada komoditas teh, yang naik sebesar 37% dari Rp 35 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 48 miliar pada tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan harga ratarata gabungan orthodox tahun 2009 dibanding tahun 2008, sementara persediaan stock teh internasional saat ini mengecil.
Sales of Sugar Sales of sugar in 2009 amounted to Rp 770 billion, an increase of 24% compared to that of 2008. The hike was attributed to high demand for import from Pakistan and Egypt apart from the global sugar deficit of 5 million tons. The hike was also triggered by India’s demand for import of sugar of up to 8 million tons resulting from the country’s damaged sugar canes plantations caused by attack of moonson storm. Sales of Tea Sales of tea also enjoyed a hike by 37% from Rp 35 billion in 2008 to Rp 48 bilion in 2009. The rise was caused by incline in composite price of orthodox in 2009 compared to that of 2008, while the world’s tea supply was low.
Beban Pokok Penjualan Beban pokok penjualan pada tahun 2009 sebesar Rp. 2.291.098 juta menurun sebesar 12,3% dibandingkan tahun 2008 yang senilai Rp. 2.611.180 juta. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan biaya produksi tahun 2009 sejalan dengan penurunan volume penjualan sebagai dampak turunnya produksi hasil jadi yang secara umum dibawah realisasi tahun 2008.
Cost of Sales The cost of sales of 2009 was Rp 2,291,098 billion, a slump by 12.3% compared to that of 2008 which was Rp 2,611,180 million. The decline was attributed to decrease in production cost of 2009 in line with the decline in sales volume due to slump in processed products which were under the realisation of 2008.
Laba Kotor Pada tahun 2009 tercapai laba kotor Rp. 601.361 juta, menurun dibanding pencapaian laba kotor tahun 2008 yang sebesar Rp. 810.011 juta. Penurunan laba kotor ini sejalan dengan penurunan pencapaian penjualan 15,5% dibanding tahun 2008.
Gross Profit 2000’s gross profit was recorded at Rp 601,361 million, a decline compared to that of 2008 which was Rp 810,011 million. This decline in gross profit was in line with decrease of sales value by 15.5% compared to that of 2008.
Beban Usaha Beban usaha pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 278.744 juta, menurun sebesar 27,36% dibandingkan tahun 2008 yang sebesar Rp. 383.745 juta. Rasio beban usaha terhadap penjualan menurun 11,1% di tahun 2008 menjadi 9,6%.
Operating Cost 2009’s operating cost reached a figure of Rp 278,744 million, a decrease by 27.36% compared to that of 2008 which was Rp 383,745 million. Ratio of operating cost to sales dropped from 11.1% in 2008 to 9.6% in 2009.
Laba Usaha Pencapaian laba usaha di tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 24,31% sehingga menjadi
Operating Profit Operating profit of 2009 decreased by 24.31% to Rp 322,617 million, compared to that of 2008 which
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
89
Rp 322.617 juta dibanding tahun 2008 yang sebesar Rp. 426.266 juta, Namun penurunan laba operasional terhadap penjualan hanya sebesar 1,31% yaitu dari 12,46% tahun 2008 menjadi 11,15% tahun 2009, sedangkan harga pokok penjualan 12,3% dari tahun lalu.
was Rp 426,266 million. However, decline of operating profit to sales was only 1.31%, namely from 12.46% in 2008 to 11.15% in 2009, meanwhile sales price was 12.3% of the previous year.
Laba Bersih Pada tahun 2009 Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 150.356 juta, turun sebesar 42,35% dibandingkan laba bersih pada tahun 2008 yang sebesar Rp 260.840 juta. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan bersih dan meningkatnya beban lain-lain dari Rp 38.099 juta menjadi Rp 105.232 juta sebagai dampak dari meningkatnya beban bunga kredit modal kerja dan adanya kerugian penghapusan aktiva tanaman yang peremajaannya dipercepat.
Net Profit In 2009, the Company booked a net profit of Rp 150,356 million, a decrease by 42.35% compared to that of 2008 which was Rp 260,840 million. The decline wasa attributed to decrease in net sales and rise in other costs from Rp 38,099 million to Rp 105,232 million as a result of rise on interest rate of capital loan and disposal of plant assets for accelerated replanting.
ROI ROE
2009
2008
15,69% 49,84%
23,13% 83,34%
ROI ROE
2009
2008
15,69% 49,84%
23,13% 83,34%
Imbal Hasil Aktiva Imbal Hasil Aktiva di tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 15,69%, hal ini sejalan dengan pencapaian laba bersih di tahun 2009 menurun, sedangkan aktiva mengalami peningkatan dari tahun 2008 Imbal Hasil Ekuitas Pencapaian Imbal Hasil Ekuitas di tahun 2009 adalah sebesar 49,84%, menurun dibanding tahun lalu yang sebesar 83,34%. Penurunan imbal hasil ekuitas ini disebabkan oleh peningkatan prosentase ekuitas yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan presentase laba bersih di tahun 2009.
Return on Asset 2009’s Return on Asset decreased to 15.69%, which was in line with the decline in net profit of the same year, meanwhile the Asset got higher than that of 2008.
Arus Kas (Rp juta)
Cash Flow (Rp million)
Return on Equity Return on Equity of 2009 was 49.84%, a decline compared to that of the previous year which was 83,34%. The decline was caused by the rise in percentage of equity which was higher that the rise of percentage of net profit in 2009.
Uraian/Description
2008
2009
Kas dan setara kas awal tahun/ Cash and Cash Equivalent at beginning of year
403.927
407.195
Kas bersih diperoleh (digunakan) dari aktivitas operasi/Net Cash originating (allowed) from operating activities
135.798
(38.237)
(388.239)
(634.345)
262.854
673.345
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi/Net Cash allowed to investment Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan/Net Cash orginating (allowed to) investing activities Kenaikan (Penurunan) bersih kas/Increase (decrease) of Net Cash
10.414
203
Pengaruh selisih kurs/Exchange Rate Adjustment
(7.146)
(1.164)
407.195
406.234
Kas dan setara kas akhir tahun/Cash and Cash Equivalents at year end
Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Tahun 2009 ini Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah Rp 634.905 juta, naik sebesar 63,53% dibandingkan tahun 2008. Peningkatan ini disebabkan oleh penambahan aktiva tetap dan hak guna usaha yang naik sebesar Rp 139,548 juta dibandingkan tahun 2008. Sedangkan penambahan tanaman belum menghasilkan
90
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Cash Flow From Investment Activities In 2009, amount of Net Cash allowed to investment activities was Rp 634,905 million, a hike by 63.53% compared to that of 2008. The rise was attributed to additional fixed assets and increase in operating lease of Rp 139.548 million compared to that of 2008. Meanwhile, additional immature plants recorded a
tercatat sebesar Rp 95.475 juta bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 195.766 juta. Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan Dari kegiatan pendanaanpada tahun 2009 lebih banyak menerima dana dari kreditur pihak lain daripada melakukan pembayaran sehingga diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 673.345 juta. Penerimaan kas bersih di tahun 2009 sebesar Rp. 262.854 juta disebabkan oleh adanya penerimaan jangka panjang sebesar Rp. 846.076 juta.
figure of Rp 95,475 million in comparison to Rp 195,766 million in 2008. Cash Flow From Financing Activities From the financing point of view, in 2009 the Company received more amount from creditors rather than from payment made, so that it recorded a figure of Rp 673,345 million. Meanwhile, the amount of 2009 net cash of Rp 262,854 million was attributed to admission of long-term loans of Rp 846,076 million.
PENGEMBANGAN dan PROSPEK USAHA
BUSINESS DEVELOPMENT and PROSPECTS
Dalam rangka pengembangan usaha di tahun 2009, Manajemen telah melakukan beberapa program pengembangan usaha yang bersifat peningkatan produktivitas produk dengan melalui upaya lain, guna mendapatkan nilai tambah bagi Perusahaan. Pengembangan usaha ditempuh melalui :
With regards to business development, in 2009 the Company undertook some business development programs for production enhancement and other possible efforts as to equip the Company with more added value.
1. Revitalisasi Pabrik Gula Program revitalisasi gula dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada gula. Kecuali itu secara internal program ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan panjangnya hari giling akibat melimpahnya pasokan bahan baku. Secara teknis program ini dilakukan melalui upaya peningkatan produktivitas dan peningkatan kapasitas pabrik gula.
1. Revitalization of Sugar Mills Sugar Mill revitalization program had been attempted in support to Indonesian Government program for sugar self-sufficiency. Apart from that, the program is undertaken to accommodate excessive supply of raw materials for milling. In technical terms, the program is initiated by means of improvement of productivity and capacity of sugar mills.
Peningkatan kapasitas pabrik gula dilaksanakan secara bertahap, yakni untuk PG Bungamayang pada tahun 2009/2010 ditingkatkan dari 5.500 TCD menjadi 7.000 TCD dan kemudian pada tahun 2011/2012 dilanjutkan dari 7.000 TCD menjadi 10.000 TCD. Untuk PG Cinta Manis pada tahun 2009/2010 ditingkatkan dari 4.500 TCD menjadi 5.500 TCD dan pada tahun-tahun setelah itu diupayakan untuk ditingkatkan dari 5.500 TCD menjadi 7.000 TCD dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku.
2. Peningkatan Kapasitas Pabrik Karet Dengan mempertimbangkan potensi bahan baku yang ada di sekitar pabrik pengolahan karet, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) melaksanakan program peningkatan kapasitas pabrik karet. Program ini bertujuan untuk meningkatkan skala ekonomi usaha dengan sasaran untuk meningkatkan efisiensi pabrik. Pada tahun ini dilakukan peningkatan kapasitas PPKR Pewa dari 20 Ton KK/hari menjadi 30 Ton KK/hari dan pada tahun-tahun mendatang akan dilanjutkan pada pabrik-pabrik lain.
Our Development Programs :
Capacity improvement for sugar mills would be done in steps. In 2009/2010, Bungamayang Sugar Mill’s capacity would be increased from 5,500 TCD toi 7,000 TCD and in 2011/2012 it will be from 7,000 TCD menjadi 10,000 TCD. As for Cinta Manis Sugar Mills, in 2009/2010, its capacity would be increased from 4,500 TCD to 5,500 TCD and in the following years, capacity will be elevared from 5,500 TCD to 7.000 TCD considering the availability of raw materials.
2. Rubber Mill Capacity Improvement Program for improvement of rubber mill capacity is attempted considering the potential of raw materials available around the rubber mill. The Program is intended to improve the economic business scale by improving the mill efficiency. In 2009, capacity of Pewa rubber mill was increased from 20 tons of dried rubber per day to 30 ton of dried rubber per day. In the following years, capacity improvement will be applied to the other mills.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
91
3. Peningkatan Kapasitas Pabrik Teh PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) memiliki satu pabrik teh dengan kapasitas 40 ton per hari yang didukung oleh areal kebun teh seluas 1.538 ha, terletak di Pagar Alam Sumatera Selatan. Peningkata produktivitas tanaman pabrik teh tersebut telah dirintis dengan pembuatan studi kelayakan untuk ditingkatkan kapasitasnya menjadi 60 ton per hari.
3. Tea Mill Capacity Improvement PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) is equipped a tea mill with a capacity of 40 tons a day, with a support of 1,538 ha tea plantation located in Pagar Alam, South Sumatra. Efforts for capacity improvement of the tea mill has been initiated by the making of feasibility study for a future capacity of 60 tons per day.
4. Program Pengembangan Energi Terbarukan Mulai tahun ini PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) bekerjasama dengan pihak lain mencoba merintis program pengembangan energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi bahan baku yang dimiliki perseroan. Bahan baku tersebut berasal dari CPO untuk pembuatan biodiesel, tetes, dan bagas untuk pembuatan bioethanol, dan biomasa kelapa sawit (tandan kosong) untuk energi listrik. Program tersebut dimaksudkan untuk mendukung pemerintah dalam penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan alternatif energi nasional mengingat semakin terbatasnya cadangan sumber energi fosil (minyak, gas alam, batubara).
4. Program for Renewed Energy In 2009, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) started a cooperation with another party for pioneering of development of renewed energy by making use of the available raw material potentials. The raw material originated from CPO for making of bio-diesel, molasses and bagasses for making of bio-ethanol, and bio-mass of oil palms (empty bunches) for electrical power. The program was attempted in support to the Governnment’s program in procurement and use of bio-fuel as alternative national energy in consideraration of limited fossilized energy sources (oil, natural gas, coal).
5. Program Pengembangan Pupuk Organik. a. Pembuatan Kompos dari Blotong Pabrik Gula PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang berada di Unit Usaha Bungamayang dan Unit Usaha Cinta Manis dalam proses pengolahannya selain menghasilkan produk utama gula dan tetes juga menghasilkan limbah pada berupa Blotong dan abu ketel yang besarnya 2 – 4 % dari ton tebu digiling. Dalam usaha memanfaatkan dan meningkatkan nilai tambah limbah padat tersebut PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) mulai meristis pembuatan kompos dari blotong yang dapat diaplikasikan di lapangan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemupukan anorganik melalui perbaikan struktur tanah.
5. Program for Development of Organic Fertilizer a. Compost from Dregs PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)’s Bungamayang and Cinta Manis, apart from producing their main products of sugar and molasses, also produces solid waste in the form of dregs and ashes which is 2 – 4 % of the milled sugar canes tonnage. In order to benefit from and make an added value out of those waste, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) started making aplicable dregs compost for use to improve efficiency and effectiveness of anorganic fertilizing by soil structure improvement.
b. Pembuatan Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Pabrik pengolahan kelapa sawit di PT Perkebunan Nusantara VII selain menghasilkan CPO sebagai produk utama juga menghasilkan limbah tandan kosong yang besarnya 23 % dari tandan buah segar yang diolah. Dalam usaha memanfaatkan dan mendapatkan nilai tambah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) telah membangun satu unitpabrik kompos tandan kosong di Unit Usaha Bekri dan mulai meristis kerjasama dengan PT Pusri untuk meningkatkan kualitas kompos melalui pengayaan kompos.
92
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
b. Compost from Empty Bunches of Oil Palms Apart from producing CPO as main products, PT Perkebunan Nusantara VII’s Oil Palm Factory also produces waste in the form of empty bunches which make 23% of the processed fresh fruit bunches. To get some benefit and get added value of the waste, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) has established a mill for production of compost made from empty bunches at the Bekri Unit Business with PT Pusri.
6. Program Pengembangan Areal Kelapa Sawit (Kerjasama dengan PT PUSRI) Dalam upaya memperbesar skala usaha dan memasuki industri hilir, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) mencoba merintis usaha melalui program pengembangan areal kelapa sawit dengan menggandeng mitra strategis yaitu PT Pusri. Selain itu program tersebut merupakan perwujudan program sinergi BUMN yang bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah dengan mendirikan anak perusahaan (Joint Venture Company). Sampai saat ini langkah awal yang terus dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan PT Pusri adalah dengan pencarian lokasi lahan/areal yang sesuai untuk pengembangan komoditi kelapa sawit.
6. Program for Development of Oil Palm Plantation Area (Cooperation with PT PUSRI) In order to enlarge the business scale and to start penetrating into down-stream industry, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) initiated its oil palm plantation area development programs with a strategic partner, namely PT Pusri. This program was also a form of State-owned Enterpises Synergy Program which is aimed at getting added value thorugh a joint venture company. Up to the moment, the first stage PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) and PT Pusri have taken was the hunting for ideal location for development of oil palm plantation.
7. Program Usaha Pakan Sapi dan Ternak Sapi Potensi bahan pembuatan pakan ternak yang berasal dari pucuk tebu, tetes dan bungkil kelapa sawit yang ada di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan bahan baku pendukung yang ada disekitar wilayah Lampung melatarbelakangi pengembangan usaha pakan sapid an ternak. Program yang mulai dirintis di Unit Usaha Bungamayang ini selain untuk mendapatkan nilai tambah dari produk samping juga dimaksudkan untuk berpartisipasi dan mendukung program pemerintah dalam mencapai swasembada daging sapi.
7. Program for Cow Feed and Cow Farm Business Potentials for cattle feed raw materials originating from sugar cane ends, molasses and oil palm meal widely available at PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) and other supporting raw materials that can be easily obtained around the Lampung area have become strong background for initiating development of business of cow feed and cow farming. The program originally initiated in Bungamayang Business Unit is aimed at getting added value from by-products and at helping the government’s program of national beef selfsufficiency.
8. Program Pengembangan Informasi Teknologi (IT) Program pengembangan Informasi Teknologi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan program yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana sistem informasi yang handal, kebutuhan evaluasi dan perencanaan guna pengambilan keputusan yang matang terhadap sistem dan teknologi serta komunikasi dan perumusan kebijakan standarisasi data, penyusunan standar definisi data, pelatihan, dan desain database. Sejalan dengan kebutuhan tersebut telah dirintis pembuatan blueprint dan roadmap pengembangan teknologi informasi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang digunakann sebagai landasan atau garis-garis besar haluan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam mengoptimalkan proses bisnis yang ada.
8. Information Technology (IT) Development Program Program for development of Information Technology at PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) is aimed at meeting the Company’s needs for reliable information system facilities and infrastructure, evaluation and planning for making good decision on system of technology and information, the making of policies for data standardization, the making of standardized definition of data, training and design of database. In connection with the above needs, a blue-print and roadmap for development of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)’s information technology has been initiated which will be further used as guidelines for PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) in optimizing the given business.
Strategi Bisnis
Business Strategy
Strategi Bisnis yang digunakan untuk mencapai Sasaran Usaha di tahun 2010 dengan tujuan untuk menghasilkan produk berkualitas standar yang mampu bersaing di industrinya yang disebut dengan Strategi
The Company’s Business Strategy for reaching the 2010 goals is called Overall Cost Leadership/Cost Effectiveness. The strategy is intended to reach the business goals of 2010 namely standardized quality
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
93
Bisnis Overall Cost Leadership / Cost Effektiveness, yaitu dengan melalui : 1. Perluasan areal / Peningkatan Kapsitas, perluasan areal untuk mendapatkan hasil produk bahan baku untuk memenuhi kapasitas pabrik sehingga pabrik mengolah pada kapsitas ekonomi, biaya per satuan produk menjadi lebih rendah. 2. Peningkatan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM), melalui training/pelatihan dan benchmarking, dengan peningkatan produktivitas SDM bisa menghasilkan produk lebih banyak dan berkualitas sehingga harga pokok produk rendah per satuan produk. 3. Penataan organisasi dan karyawan, untuk menempatkan karyawan sesuai dengan kompetensi dan pengalaman sehingga tercapai efektifitas dan efisiensi kerja dan bentuk organisasi sesuai tuntutan kebutuhan. 4. Inovasi teknologi, penggunaan teknologi dalam hal bahan tanam berproduksi tinggi, teknik proses produksi, kultur teknis untuk mencapai efisiensi dan mendapatkan produksi yang tinggi dan mutu baik. 5. Pengendalian Biaya, untuk evaluasi dan kontrol biaya baik dari segi proses produksi dan evaluasi sehingga biaya terkendali, tidak boros dan efektip efisien penggunaannya. 6. Penggunaan Input Alternatif dalam proses produksi, penggunaan Input Alternatif untuk mendapatkan substitusi input yang lebih murah dan berwawasan lingkungan sehingga bisa menekan ongkos produksi, misal penggunaan daduk untuk energi pada tebu, cangkang untuk pemanasan pabrik teh yang lebih murah, pupuk kompos/organik ex limbah untuk perbaikan mutu tanah dan efisiensi pemupukan.
products which is competitive within the industry. The strategy is undertaken by means of : 1. Expansion of area/improvement of capacity in order to get more raw materials to meet the mills’ capacity. This way the mills can operate at more economic capacity which in turn reduces the cost of product unit. 2. Improvement of Human Resources Productivity through training, workshops or benchmarking melalui training/pelatihan dan benchmarking. Improved human resources productivity will lead to higher productivity which in turn reduces the cost of product unit. 3. Organization and Employee Refresh for placement of employees accoding to their respective competence and experience to reach more effective and efficient work syste, in the form of organization adjusted to the requirements. 4. Technology Innovation used in terms of high production plants, production process techniques and technical culture to reach a high level of efficiency with highr productivity and quality. 5. Cost Managemet for evaluation and control of cost both form production process and evaluation point of views to avoid inefficiency and ineffectiveness. 6. The use of Alternative Input in producion process for lower cost and environment friendly input substitution as to keep the producion cost low, for example by using sugar cane dregs for energy, empty bunches for cheaper heating with the tea factory, use of waste-based compost/organic fertilizer for improvement of soil quality and fertilizing efficiency.
Program-program Pendukung Produksi
Production Supporting Programs
Untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan mutu produk, Perseroan senantiasa menempuh berbagai upaya inovasi diantaranya adalah dengan cara : 1. Penggunaan Biopori Penggunaan Biopori di unit usaha wilayah Way Sekampung untuk meningkatkan produksi tanaman karet dalam menghadapi musim kemarau. Penggunaan Biopori dilakukan dengan membuat lubang berkedalaman 1-1,2 meter di sela-sela tanaman. Kedalam lubang-lubang itu, dimasukkan serasah dan daun-daun kering, yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban dan kandungan air di dalam lubang-lubang. Dengan biopori, angka penurunan produksi sebesar 50-60 persen di musim kemarin bisa dikurangi sampai 30 persen.
In order to improve productivity of plants and quality, the Company has been engaged in some innovation work, among others by :
2. Pemanfaatan Jasinto Penggalian potensi produksi karet dimaksimalkan dengan cara melengkapi pekerja dengan Jasinto
2. Application of Jasinto Digging out of land during at rubber plantation can be maximized by equipping workers with Jasinto
94
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
1. Utilization of Biopori The use of Biopori in Way Sekampung Business Unit is to improve rubber plantation product in anticipation to the dry season. Biopori is applied by digging a hole with a depth of 1-1.2 meters between plants. Into the hole, decayed and dried leaves are added which are meant to maintain the hole’s humidity and water content. With the application of Biopori, production drop of 50 – 60% within the wet season may be reduced by 30%.
(jas hujan, siring dan topi), serta penggunaan sarung plastik pada pohon karet. Dengan cara ini, dalam kondisi hujanpun, produksi karet terus dapat dilakukan. 3. Optimalisasi Lahan dengan Sistem Teras Kontur
Lahan-lahan di perbukitan/lahan berat di distrik Bengkulu diolah dengan sistem teras kontur agar dapat ditanami. Selain itu juga dilakukan penggalian potensi produksi sawit di areal pasang surut dan berawa seperti di unit usaha Betungkrawo dan Bentayan.
(jas hujan/rain coat, siring/rattan scoops/and topi, hat), and the use of plastic bags for the rubber trees. This way, even in rainy days, rubber production can still go on. 3. Land Optimizing by means of Contoured Terrace System Hilly and difficult lands in the District of Bengkulu are managed by means of contoured terrace system for easier planting. In addition to that, more oil palm potentials are sought within the tidal swamp areas such as Bentungkrawo and Bentayan Business Units.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
95
96
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Manajemen Sumberdaya Manusia Human Resources Management
Apakah yang bisa kita peroleh dari barisan awak perusahaan yang tangguh, berdedikasi, berketrampilan tinggi dan mencintai pekerjaannya? Jawabannya adalah : sukses yang berkesinambungan. What can the Company get from an array of excellent, dedicated, and skilled workers who love their jobs? The answer is : a sustainable success.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
97
Di lingkungan PTPN VII, karyawan disebur ‘Pekerja’. Program-program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan ketrampilan dan kompetensi karyawan, telah, sedang dan akan terus dijalankan.
98
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Within PTPN VII, employees are called ‘workers’. Some training and education programs for improvement of workers’ skill and competence have been, are being and will be undertaken.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
99
Sumber daya manusia Perseroan dikelola sesuai dengan ruang lingkup manajemen SDM sejak proses perencanaan, rekrutrmen, pemeliharaan, pengimbalan, pengembangan hingga pensiun. Manajemen SDM dilakukan secara sinergis oleh Manajemen di Tingkat Perusahaan, Distrik, Bagian dan Unit Usaha.
The Company manages its human resources based on the scope of human resources management ranging from planning, recruiting, maintaning, waging, developing, up to retirement process. Human resources management is synergically implemented by the Management at Corporate, District, Section and business unit levels.
PARA MANAJER PERSEROAN
THE COMPANY’S MANAGERS
Manajer Distrik/District Managers Ir. Didiek Kushartoyo
Manajer Distrik Bengkulu / Bengkulu District Manager
Ir .M. Natsir
Manajer Distrik Banyuasin / Banyuasin District Manager
Ir. A.A.Ngurah B.S.Harta
Manajer Distrik Muara Enim / Muara Enim District Manager
Ir. Agus Hidayat G, MBA
Manajer Distrik Way Sekampung / Sekampung District Way Manager
Ir. Gatot Supriyadi
Manajer Distrik Way Seputih / Seputih District Way Manager
Manajer Bagian di Kantor Direksi/Department Managers In Directors’ Office Ir. A.A.Putra Wahyu G, MBA
Manajer Satuan Pengawasan Intern / Internal Audit Manager
Ir.Y.Hadi Nugroho, M.Sc
Manajer Pengkajian Dan Renbang / Development and Evaluation Manager
Ir. Sunaryanto Purwo
Manajer Tanaman / Plantation Manager
Andrizal, ST, MBA
Manajer Teknik / Technical Manager
Ir. Bambang Poerwanto Ks, MBA
Manajer Pengolahan / Resources Manager
Ir. Sunardi, MM
Manajer Sumber Daya Manusia / Human Resources Manager
Komaruzzaman, SH, MM
Manajer Umum / General Manager
Drs. Agus Budi Cahyono, MBA
Manajer Keuangan / Financial Manager
Drs. Sapta Yoga, Ak
Manajer Akuntansi /Accounting Manager
Drs. Ery Iswadi Hs, MBA
Manajer Pengadaan / Procurement Manager
Ir. Armaz Hariadi, MBA
Manajer Pemasaran /Marketing Manager
Budi Firman, S.St
Manajer Plasma Dan Kemitraan / Smallholder and Partnership Manager
Manager Unit Usaha/Business Unit Managers Ir. Habib Wibowo
Manajer Unit Usaha Kedaton / Kedaton Business Unit Manager
Ir. Christian Priyo P, MM
Manajer Unit Usaha Bergen / Bergen Business Unit Manager
Ir. Hidayat Linan
Manajer Unit Usaha Way Berulu / Berulu Business Unit way Manager
M. Arifin, SP
Manajer Unit Usaha Way Lima / Lima Business Unit way Manager
Ir. Isyuwanto
Manajer Unit Usaha Rejosari / Rejosari Business Unit Manager
Ir. Tjoki GH Harahap
Manajer Unit Usaha Pematang Kiwah / Pematang Kiwah Business Unit Manager
Ir. Andreas Dewantara
Manajer Unit Usaha Bekri / Bekri Business Unit Manager
Ir.Moch. Tasrif Fachruddin
Manajer Unit Usaha Tulungbuyut / Tulungbuyut Business Unit Manager
Ir. Nilwansyah
Manajer Unit Usaha Padangratu / Padangratu Business Unit Manager
Ir.A. Nasulian Arifin, MM
Manajer Unit Usaha Bunga Mayang / Bunga Mayang Business Unit Manager
Ir. Robby Koesharnowo, MM
Manajer Unit Usaha Musi Landas / Musi Landas Business Unit Manager
Ir. Bambang Rachmadi, MM
Manajer Unit Usaha Tebenan / Tebenan Business Unit Manager
Ir. Robert Simanjuntak, MM
Manajer Unit Usaha Bentayan / Bentayan Business Unit Manager
Ir. Bambang Santoso, MBA
Manajer Unit Usaha Betung / Betung Business Unit Manager
Ir. Musyafak
Manajer Unit Usaha Betung Krawo / Betung Krawo Business Unit Manager
Syafrial, ST
Manajer Unit Usaha Talang Sawit / Talang Sawit Business Unit Manager
Ir. Soetrisno PM, SH
Manajer Unit Usaha Cinta Manis / Cinta Manis Business Unit Manager
Ir. Akhmad Afifuddin, MM
Manajer Unit Usaha Beringin / Beringin Business Unit Manager
Ir. Dedi Samsidi Suwarna
Manajer Unit Usaha Baturaja / Baturaja Business Unit Manager
Herry Soepriyanto, SH
Manajer Unit Usaha Sungai Niru / Sungai Niru Business Unit Manager
Ir. Stevanus Ardjan, MBA
Manajer Unit Usaha Sungai Lengi Inti / Lengi Inti Business Unit Manager
Nasrun, B.Sc, MBA
Manajer Unit Usaha Sungai Lengi Plasma / Lengi Plasma Business Unit Manager
Ir. Syukri Zuber
Manajer Unit Usaha Senabing / Senabing Business Unit Manager
Ir. Budi Susanto, MM
Manajer Unit Usaha Pagaralam / Pagaralam Business Unit Manager
Ir. Purwanto
Manajer Unit Usaha Padang Pelawi / Padang Pelawi Business Unit Manager
Ir. Kuswanto
Manajer Unit Usaha Ketahun / Ketahun Business Unit Manager
100
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Di lingkungan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), karyawan disebut sebagai ’Pekerja’. Komposisi pekerja PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) pada tahun 2009 adalah seperti yang digambarkan pada tabel berikut :
Jenjang Pendidikan/Educational Background
Within PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), employees are called ‘Workers’. Composition of workers of PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) in 2009 was as followss :
2008
Komposisi
2009
Komposisi
(pekerja)
(%)
(pekerja)
(%)
14.867
96
14.212
95
D1-D3/Diploma I -Diploma III
SLTA ke bawah/High School and below
207
1
179
1
S1/Undergraduate
441
3
440
3
44
0
38
0
15.559
100
14.869
100.00
S2 & S3/Graduate & Post-Graduate Jumlah/Total
Perseroan didukung oleh pekerja dengan komposisi latar belakang pendidikan sebagai berikut : a. Pendidikan SLTA sederajat masih menempati posisi terbanyak pada komposisi Pekerja Perseroan, b. Pendidikan Dipl./ DIII mengalami penurunan 28 (dua puluh delapan) orang, karena adanya perekrutan Pekerja dari D III sebanyak 7 (tujuh) orang dan Pekerja yang pensiun/PHK sejumlah 35 (tiga puluh lima) orang, c. Pendidikan S-I mengalami peningkatan 45 (empat puluh lima) orang, karena adanya perekrutan Pekerja dari Sarjana Strata I sebanyak 46 (empat puluh enam) orang dan Pekerja yang pensiun sebanyak 1 (satu) orang d. Pendidikan S-2 dan S-3 mengalami penurunan 6 (enam) orang, karena adanya Pekerja yang telah pensiun.
The company enjoys a support of workers with the following educational background composition : a. Workers with senior high school educational background rank the highest within the Company’s composition of workers, b. There was a decrease of twenty eight workers at the Diploma I – Diploma III; as seven workers of this level were recruited while 35 other workers reached their retirement or were dismissed, c. There were 45 more workers with undergraduate level as a result of new recruit of 46 undergraduate workers and retirement of one undergraduate worker at the same time, and d. There was a decrease of six workers of graduate and post-graduate level as they reached their retirement.
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT
Untuk meningkatkan kompetensi dan ketrampilan karyawan, telah dilakukan sejumlah program pelatihan dan pendidikan. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan diikuti oleh Pekerja yang terpilih sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi atau persyaratan jabatan (khusus untuk kursus jabatan).
The Company has done several formal education and training programs to improve workers’ skills and competencies. Selected workers meeting the requirements for competencies improvements or positional promotion took part in these programs.
Jumlah pekerja yang mendapat kesempatan mengikuti program pendidikan dan pengembangan SDM pada tahun 2009 sebanyak 1.892 pekerja.
The total number of workers given a chance to take formal educational and developmental of human resources in 2009 were 1,892 workers.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
101
Sebagai gambaran berikut data jumlah karyawan di PTPN :
Data of total PTPN VIII (Persero) follows:
workers are as
Jumlah Tenaga Kerja Tetap PTPN VII (Persero)/The total number of PTPN VII (Persero) workers
Uraian/Description
2005
2006
2007
2008
2009
Karet/Rubber
9,749
9,412
9,168
8,592
8,394
Sawit/Palm
4,620
4,495
4,246
4,278
3.889
Teh/Tea
1,040
1,016
828
799
770
Tebu/Sugar Canes
1,467
1,445
1,373
1,304
1,216
Kandir/Directors’ Office
364
384
398
400
392
Distrik/Districts
152
153
174
186
201
17,392
16,905
16,187
15,559
*)14,869
Jumlah/Total
*) belum termasuk pekerja honor dan Pekerja Waktu Terbatas sejumlah 2.822 orang *) part-timer workers of 2,822 people were excluded.
Program Pelatihan Karyawan Sepanjang tahun 2009, Perseroan menjalankan Program Pelatihan karyawan dengan biaya sebagai berikut : Uraian/Description
Workers Training Programs In 2009, the company organized workes Training Programs under the following cost: Peserta (orang)/Participants (person)
Biaya (Rp)/Cost (Rp)
Kursus Jabatan/Positional Course
72
Kursus Pemeriksaan/Audit Course
13
99.065.000
Pelatihan/In House Training
558
1.652.592.609
Kualifikasi/Assessment/Qualification/Assessment
196
1.576.082.645
Field & Mill Day
961.867.050
-
9.450.000
44
141.028.480
Peningkatan Kinerja Pabrik/Mill’s Performance Enhancement
28
127.148.850
SMK3/Hyperkes/Hygiene and Health
32
58.597.400
5
53.766.250
Studi Banding/Comparative Study
Pelatihan Purnakarya/Training for the Retired
838
1.781.213.404
Pelatihan hasil rekrutmen Pekerja baru/Training for New Recruit
Seminar/Lokakarya/Workshop/Seminar/Training/Workshop
88
1.840.409.585
Pendidikan D3 & S2/D3 & S2 Formal Education
18
360.791.900
Evaluasi/Monitoring/Evaluation/Monitoring
-
12.268.000
Lain-lain (Konsultan SDM)/Others (Human Resources Consultant)
-
530.484.534
1.892
9.204.765.707
Jumlah/Total
Kesejahteraan Pekerja Pekerja adalah aset penting perusahaan dan oleh karenanya kesejahteraan Pekerja perlu mendapatkan perhatian. Selain pendapatan bulanan (gaji) dan tunjangan, Pekerja PTPN VII (Persero) juga menerima santunan sosial dan jaminan sosial antara lain berupa fasilitas pengobatan dan perawatan. Santunan Sosial antara lain berupa : 1. Bantuan Sewa Rumah, Listrik, Air dan Bahan Bakar. Perusahaan menyediakan perumahan yang layak untuk tempat tinggal Pekerja beserta keluarga (batihnya) dilengkapi dengan fasilitas listrik, air dan bahan bakar. Pekerja yang telah ditunjuk untuk menempati rumah dinas, diwajibkan untuk tinggal di perumahan yang telah tersedia.
102
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Workers’ Benefits Workers are the company’ main assets and therefore workers’ welfare should be addressed. In addition to monthly pay (salary) and allowances, PTPN VII (Persero)’ workers receive social benefits and securities in the form of medical care and medicine.
Social Benefits among others come in the form of : 1. Allowances for house rent, electricity, water supply, and gasoline cost. The Company provides worth living houses for workers and their nuclear families, completed with electric, water supply, and gasoline facilites. Appointed workers are obliged to live in the official houses provided by the company.
Pekerja yang tidak menempati rumah dinas disebabkan tidak tersedianya fasilitas dimaksud, diberi bantuan uang sewa rumah, listrik, air dan bahan bakar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Workers not living the Company’s official houses due to unavailability such facililities are given compensation in the form of cash for house rent, electricity, water supply, gasoline in accordance with the prevailing rules.
2. Cuti Tahunan Diberikan kepada Pekerja tetap yang bekerja terus - menerus selama 1 (satu) tahun terhitung sejak diangkat menjadi pekerja tetap, dengan jumlah hak hari cuti sebanyak 12 (dua belas) hari kerja serta hak Tunjangan Cuti sebesar 50% dari Gaji Pokok ditambah Tunjangan Perusahaan. 3. Cuti Panjang Diberikan kepada Pekerja Tetap yang bekerja terus - menerus selama 6 (enam) tahun, dengan jumlah hak hari cuti sebanyak 30 (tiga puluh) hari kerja serta hak Tunjangan Cuti sebesar 100% dari Gaji Pokok ditambah Tunjangan Perusahaan.
2. Annual Leaves Annual Leaves are granted to workers who have been working continuosly for at least one year after their assignment Company’s workers. The total length of leave covers 12 (twelve) working days along with leave allowance of about 50% of basic salary plus company’s special allowance.. 3. Long Leaves Long leaves are granted to permanent workers who have been working continuosly for six years. The maximum leave days given to the workers are 30 (thirty) working with leave compensation rights of about 100% of their basic salary plus with company’s special allowance.compensation.
4. Santunan Hari Tua Santunan Hari Tua diberikan kepada pekerja yang telah memasuki usia pensiun yang besarnya didasarkan pada lamanya masa kerja efektif di Perusahaan yang diatur dengan ketentuan sebagai berikut : - Pekerja berpangkat Pelaksana dan Juru (Golongan IA-ID) dengan masa kerja efektif di Perusahaan sampai dengan 20 (dua puluh) tahun mendapat Santunan Hari Tua sebesar 1 (satu) x Gaji Pokok untuk tiap tahun masa kerja dan masa kerja selebihnya dari 20 (dua puluh) tahun mendapat 1½ (satu setengah) x Gaji Pokok untuk tiap tahun masa kerja. - Pekerja berpangkat Penyelia (Golongan IIA-IID) Masa kerja efektif di Perusahaan sampai dengan 20 (dua puluh) tahun sebesar 1½ (satu setengah) x Gaji Pokok untuk tiap tahun masa kerja dan masa kerja selebihnya dari 20 (dua puluh) tahun sebesar 2 (dua) x Gaji Pokok untuk tiap tahun masa kerja.
4. Retirement Benefit Retirement Benefit is granted to workers who are in their retirement ages amount which is adjusted to their respective effective tenure under the following terms: - Workers of Operator Levels (Class IA - ID) with effective tenure with the Company of up to 20 (twenty) years are granted with Retirement Benefit of 1 (satu) x Basic Salary for each effective year; when the tenure is more than 20 (twenty) years long, than the amount granted shall be 1½ (one and a half) x Basic Salary for each effective year. - Workers of Supervisor Level (Class IIA-IIID) With effective tenure with the Company of up to 20 (twenty) years are granted with Retirement Benefit of 1½ (one and a half) x Basic Salary for each effective year; when the tenure is more than 20 (twenty) years long, than the amount granted shall be mendapat 2 (two) x Basic Salary for each effective year. - Workers of Manager Levels (Class IIIA - IVD) with effective tenure with the Company of up to 20 (twenty) years are granted with Retirement Benefit of 2 (two) x Basic Salary for each effective year; when the tenure is more than 20 (twenty) years long, than the amount granted shall be 3 (three) x Basic Salary for each effective year. - Retirement Benefit may be given to the worker in the form of advance payment of 80% when the worker starts stepping into Off-duty Period, while the remaining 20% will be given when the worker retires.
- Pekerja berpangkat Pembina, Penata dan Pengatur (Golongan IIIA-IVD). Masa kerja efektif di Perusahaan sampai dengan 20 (dua puluh) tahun sebesar 2 (dua) x Gaji Pokok tiap tahun masa kerja dan masa kerja selebihnya dari 20 (dua puluh) tahun sebesar 3 (tiga) x Gaji Pokok untuk tiap tahun masa kerja. - Santunan Hari Tua dapat diberikan dalam bentuk uang muka maksimum sebesar 80%, diberikan pada saat yang bersangkutan memasuki Masa Bebas Tugas, sedangkan sisanya sebesar 20% diberikan pada saat yang bersangkutan memasuki Pensiun.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
103
5. Penghargaan Masa Pengabdian Pekerja yang telah memiliki masa kerja tertentu terus menerus tanpa terputus pada Perusahaan Perkebunan Milik Negara diberi Penghargaan Masa Pengabdian sebagai berikut : - Masa Pengabdian 25 (dua puluh lima tahun) : penghargaan medali emas 22 karat seberat 10 gram, berikut uang penghargaan sebesar 5 (lima) kali gaji pokok, serta piagam penghargaan. - Masa Pengabdian 30 (tiga puluh) tahun : penghargaan medali emas 22 karat seberat 10 gram, uang penghargaan sebesar 3 (tiga) kali gaji pokok dan piagam penghargaan. - Masa Pengabdian 35 (tiga puluh lima) tahun : penghargaan medali emas 22 karat seberat 10 gram, uang penghargaan 5 (lima) kali gaji pokok dan piagam penghargaan.
5. Rewards of Tenure Workers who have been working uninterruptedly with PTPN VII (Persero) will be rewarded with for Reward of Tenure as s follows:
6. Biaya Pindah Pekerja yang dimutasikan untuk kepentingan perusahaan baik dalam wilayah maupun di luar wilayah kerja PTPN VII (Persero), akan menerima biaya biaya pindah sesuai peraturan yang berlaku di perusahaan.
6. Moving Cost Workers having to move in or outside PTPN VII (Persero) operational area will receive moving cost in accordance with the Company’s prevailing regulations.
7. Pakaian Dinas Kerja Perusahaan Pekerja menerima pakaian dinas sebanyak 2 (dua) stel per tahun.
7. Company’s Official Uniforms Workers receive two pieces of company’s official uniform per year.
Pekerja juga diikutsertakan dalam beberapa program kesejahteraan antara lain: 1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dalam bentuk Program Pensiun Manfaat Pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN). 2. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang terdiri dari Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan Kecelakaan Kerja yang dikelola oleh PT Jamsostek (Persero). 3. Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Plus).
Workers also receive some other welfare programs, namely : 1. Company’s Compensation for Retirements (DPPK) in the form of Retirement Benefit managed by Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUM). 2. Workers Social Security Program which consists of Retirement Security, Life and Working Accident Insurance, managed by PT Jamsostek (Persero).
104
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
- 25 (twenty-five) years of dedication : a reward of 10-gram, 22-carat gold medallion along with cash of 5 (five) times of their respective basic salary, and a certificate of merit. - 30 (thirty) years of dedication: a reward of 10gram, 22-carat gold medallion along with cash of 3 (three) times of their respective basic salary, and a certificate of merit. - 35 (thirty-five) years of dedication: a reward of 10-gram, 22-carat gold medallion along with cash of 5 (five) times of their respective basic salary, and a certificate of merit.
3. Personal Accident Insurance (Personal Accident Plus).
Tatakelola Perusahaan Good Corporate Governance
Sungguh elok dan terhormat sebuah perusahaan yang dijalankan dengan semangat karya yang besar, hati yang bersih dan niat-niat baik untuk menampilkan hasil prima untuk kepentingan bersama. How honorable and respectable a company will be when it is run with a high motivation for creating great work; a clean heart and good willing to achieve the best for common benefit.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
105
Sistem tatakelola organisasi perusahaan yang baik menuntut terbentuk dan terlaksananya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam proses manajerial perusahaan. Dengan memahami prinsipprinsip yang berlaku secara universal ini, diharapkan perusahaan dapat hidup secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi para stakeholders.
Good Corporate Governance system requires the creation and implementation of GCG principles in company’s management. Under such universal principles, the Company can operate in a sustainable way and to give benefits for the stakeholders.
Good Corporate Governance (GCG) atau tatakelola perusahaan yang baik sebagaimana tertuang Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor. 117/M-BUMN/2002, memuat sejumlah prinsip GCG, yang biasa kita sebut TARIF (Transparency, Accountability, R esponsibility, Independency dan Fairness).
Good Corporate Governance (GCG) as specified in Decree of Minister of State-owned Enterprise number 117/M-BUMN/2002 covers principles for GCG which is known as TARIF (Transparancy, Accountability, Responsibility, Independency, and Fairness).
Prinsip-prinsip tersebut yang dijalankan di PTPN VII (Persero) dan dapat dijabarkan sebagai berikut.
PTPN VII implements those principles under the following approaches:
1. Transparansi Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Pedoman Pokok Pelaksanaan a. Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi. d. Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dan dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
1. Transparency Transparency means being transparent in each process of decision making and in elaborating material and relevant information about the company. Guidelines for Implementation a. The Company should provide sufficient, clear, accurate, and comparable information accessible by stakeholders.
2. Akuntabilitas Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
2. Accountability Accountabilty refers to clarity of Company’s organizational structure, its duties and responsibilities so that the company’s management system can be effectively implemented.
106
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
b. The elaborated information covers, but not limited to, company’s visions, missions, achievement targets and strategies, financial conditions, organization structure and compensation for committees, majority shareholders, shareholding of Board of Directors, Board of Commissioners and their family members, risk management system, audit and internal system, GCG system, its implementation and its level of compliance, also significant events which can influence the condition of the company.
c. The transparency principles implemented by the Company does not prevent it from fulfilling its obligation on keeping the Company’s confidentiality according to prevailing laws of position confidentiality, and personal rights. d. Each of Company’s policies should be proportionally written and communicated to the stakeholders.
Pedoman Pokok Pelaksanaan a. Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate values), dan strategi perusahaan. b. Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG. c. Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan. d. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system). e. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
Guideline for Implementation a. The Company should create job descriptions and responsibilities of each member of Company’s organizational structure, Company’s employees, clearly and in line with Company’s visions, missions, corporate values and corporate strategies. b. The Company should have a strong belief that all members of Company’s organizational structure has the capabilities required for their duties, good responsibilities, and roles in the implementation of GCG. c. The Company should make sure there is effective internal audit system in the Company’s management system. d. The Company should have a consistent performance measurement applied for all members of organizational structure and employees, along with reward and punishment system. e. Each member of Company’s organizational structures and all workers should comply with the approved business ethics and codes of conduct.
3. Responsibilitas Kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Pedoman Pokok Pelaksanaan a. Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan (bylaws). b. Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan--antara lain--peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.
3. Responsibility Responsibility means conformity of Company’s management system with the existing rules and healthy corporation principles.
4. Independensi Suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak mana pun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Pedoman Pokok Pelaksanaan a. Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan
4. Independency is a condition where the Company is managed professionally without emergence of conflict of interests or influences from any other parties not corresponding to the existing constitutions and health corporation principles.
Guidelines of Implementation a. Company’s organizational structures should keep the principles of prudential and ensure its obedience to the regulations, statutory acts and the Company’s existing rules (by laws). b. The Company should implement corporate social responsibilities such as taking care of people’s life and the environment especially for those in the neighborhood area by making necessary plans and sufficient implementations.
Guidelines of Implementation : a. Each member of company’s organizational structures should avoid the dominance of any parties, nor influenced by a particular interest,
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
107
be free from any conflict of interest so that they can take decisions in an objective way.
tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. b. Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.
b. Each member of company’s organizational structures should be responsible and fairly carry out their duties and fuctions corresponding to its statutory acts, and the constitutions.
5. Kewajaran dan Kesetaraan Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Fairness Fairness is the justice in meeting stareholders’ rights based on the prevailing agreement and regulations.
Keadilan dalam hal ini tidak diartikan sebagai pembagian hak dan kewajiban yang sama rata, tetapi kesetaraan dalam hak dan kewajiban secara proporsional sesuai dengan fungsi dan jabatan yang diemban.
Fairness in this case is not interpreted as the similarity in the distribution of rights and obligation, but the equity of each rights and obligation proportionally based on the the position and function carried by each indvidual.
Pedoman Pokok Pelaksanaan a. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing. b. Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. c. Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
Guidelines of Implementation a. The Company should give stakeholders the opportunities to deliver suggestion and opinion for the sake of Company’s goodness. The Company should also give the stakeholders an access to any information about the Company in accordance to the principles of transparency.
b. The Company should give the stakeholders equal and normal treatments in accordance to benefit and contribution they give to the Company. c. The Company should give equal chance for the candidates of new recruits in the process of recruitment, in building their career, and carrying out their duties professionally with no consideration on ethnics, religions, races, groups, gender and physical conditions.
PENERAPAN TATAKELOLA PERUSAHAAN
IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Implementasi Good Corporate Governance (GCG) didorong oleh dua hal, yakni dari dorongan etika dan dorongan peraturan. Dorongan etika (ethical driven) bersumber dari kesadaran individu-individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders, dan menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat. Sementara itu, dorongan peraturan (regulatory driven) “memaksa” perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua pendekatan ini memiliki kekuatan dan
The implementation of Good Corporate Governance (GCG) is encouraged by two things: ethical driven and regulatory driven. Ethical driven originates from individual business doer’s awareness to run practical business where the continuous Compsny’s life and shareholders interests are given the top priority as well as its attempts to avoid the use of unfair business practices that merely create temporary benefits. Meanwhile, the regulatory driven “forces” the Company to obey the prevailing rules. These two approaches have their own advantages and disadvantages and,
108
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
kelemahannya masing-masing dan seyogyanya saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat.
therefore, they are expected to complete each other and to create a healthy business environment.
Soft-structure GCG adalah pedoman atau aturan tertulis yang memuat kebijakan, praktik dan pengaturan lain tertentu yang mengatur perusahaan agar tetap sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta sesuai dengan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat dan etika bisnis yang berlaku umum. Soft-structure GCG diharapkan akan mengarahkan perusahaan dalam mengatur diri sendiri atas dasar kepentingan bersama pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Soft-structure GCG antara lain Code of Corporate Governance (CoCG), Code of Conduct (CoC), Board Manual, Standard Operating Procedure (SOP), Charter Komite Audit, Charter Komite GCG, Charter Internal Audit dan sebagainya.
GCG soft-structure is a written guideline containing policies, practical guidelines, and certain other settlements which maintain the Company to run its duties based on good corporate principles, business ethics and the prevailing rules and regulations. The GCG soft-structure is expected to direct the Company to capability of self-management based on the common interests of parties involved in it. GCG soft-structure consists of Code of Corporate Governance (CoCG), Code of Conduct (CoC), Board Manual, Standard Operating Procedure (SOP), Audit Committee Charter, GCG Committee Charter, Internal Audit Charter and many others.
Keberadaan soft-stucture mempunyai korelasi yang sangat erat dengan implementasi GCG di perusahaan. Soft-structure akan menjadi kebijakan dan “living document” bagi segenap jajaran perusahaan. Dokumen ini nantinya akan menjadi panduan pelaksana dan panduan teknis perusahaan.
Existense of soft-stucture is closely related to the Company’s GCG implementation. Soft-structure will become a policy and “living document” to all individuals within the Company. This document will become guidelines for technical implementation by the Company.
Beberapa soft-structure GCG yang ada di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), antara lain: Code of Corporate Governance (CoCG), Code of Conduct (CoC), Board Manual, Charter Komite Audit, Charter Komite GCG, Charter Internal Audit, Standard Operating Procedure (SOP) dan sebagainya. Sebagaimana diamanahkan oleh Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-117/M. MBU/2002, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah salah satu BUMN bidang Perkebunan yang sejak tahun 2004 telah beberapa kali mengadakan evaluasi terhadap penerapan GCG yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
Some soft-structure items available with PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) are among others : Code of Corporate Governance (CoCG), Code of Conduct (CoC), Board Manual, Standard Operating Procedure (SOP), Audit Committee Charter, GCG Committee Charter, Internal Audit Charter and many others. As specified through Decree of Minister of State-owned Enterprise Nomor 117/M.MBU/2002, the Company is a stateowned enterprise in plantation which has evaluated the implementation of GCG since 2004 through the representative of Finance Auditory Board of Province of Lampung.
Kegiatan evaluasi ini merupakan suatu tahapan perbaikan secara terus menerus (continous improvement) untuk mencapai tujuan yang lebih baik dalam penerapan prinsip-prinsip GCG di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan untuk menjadi komitmen seluruh jajaran perusahaan.
The evaluation activity serves as the Company’s continuous improvement step as to elevate its high achievement in the implementation of GCG principles for commitment building within the Company.
Komitmen ini sesungguhnya mengandung makna bahwa penerapan prinsip-prinsip GCG tidak hanya timbul dari desakan formalitas/kewenangan belaka, namun lebih jauh dari itu, timbul dari kesadaran yang dalam bahwa implementasi GCG sangat penting untuk kelangsungan usaha perusahaan. Hal ini akan pada gilirannya akan meningkatkan reputasi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sebagai perusahaan yang terpercaya (good corporate image) dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam bentuk peningkatan kinerja
This commitment means that the implementation of GCG principles rises not only from external forces but also rises from the awareness that implementation of CGC is really crucial to the Company’s sustainability. This will in turn increase the Company’s good corporate image and Company’s values in terms of its high performance that will the lead PTPN VII to become a world-class Company as stated in its visions and missions.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
109
(performance improvement) yang pada akhirnya akan mengantarkan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan dengan daya saing dan keunggulan kompetitif di dunia usaha secara global, sesuai visi dan misinya. Indikator dan parameter penerapan GCG pada BUMN mengacu pada kesepakatan antara BPKP dengan Kementerian BUMN pada tanggal 19 Oktober 2006 yang terdiri 50 indikator dan 160 parameter.
Indicators and parameters for implementation of GCG at state-owned enterprises refers to agreement made between The Financial Auditory Board and Ministry of State-Owned Enterprises dated 19 October 2006, which consists of 50 indicators and 160 parameters.
Aspek pengujian GCG pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) mencakup pengujian atas: (a) Hak dan tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS, (b) Kebijakan GCG, (c) Penerapan GCG, (d) Pengungkapan Informasi dan (e) Komitmen.
Aspects for assessment of implementation of GCG in PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) include : (a) Rights and Obligation of Shareholders /General Meeting of Shareholders, (b) Company’s GCG Policies (c) GCG implementation, (d) Information disclosure, and (e) Commitment.
Sejak tahun 2004 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) telah beberapa kali melakukan assesment GCG dan pada periode pengujian terakhir dapat disimpulkan bahwa kondisi penerapan GCG secara umum sudah baik dengan skor capaian aktual 80,31 atau 80,31% dari skor maksimal 100%. Kondisi ini menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan dalam penerapan prinsip-prinsip GCG jika dibandingkan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG untuk periodeperiode sebelumnya.
The Company has done several GCG implementation assessments since 2004. The latest assessments results shows that Company’s GCG implementation was better compared to the previous results which was indicated by the high actual score of 80.31 or 80.31% out of 100%. The condition suggests that there has been a change in implementation of GCG principles compared to the previous periods.
Namun untuk menjaga konsistensi pelaksanaan GCG dan untuk memperbaiki sejumlah beberapa parameter yang belum mencapai skor maksimal, pada tahun 2009 telah dilakukan pendampingan (asistensi) untuk penyempurnaan Soft Structure. Pada program kerja tahun 2010 akan diadakan sosialisasi kembali GCG di Unit Usaha, Distrik dan Kantor Direksi.
Yes, in order to maintain good implementation of GCG and to improve the parameter that had not yet reached the ideal score, then in 2009, assistance was attempted for improvement of soft-structure. As for 2010 work program, re-socialization of GCG will be undertaken within the Business Units, Districts and Directors’ Office.
ORGAN PERUSAHAAN
COMPANY’S ORGANS
Rapat Umum Pemegang Saham Prinsip Dasar : RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dan peraturan
General Meeting of Shareholders Basic Principles: As one of Company’s organ, General Meeting of Shareholders is a vehicle where each shareholder make important decisions in relations with the capital they invest in the company by virtue of statutory acts and prevailing rules and laws. Decisions
Organ perusahaan, yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi, mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif. Organ perusahaan harus menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas dasar prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya semata-mata untuk kepentingan perusahaan.
110
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
The Company’s organs, which consists of General Meeting of Shareholders, Board of Commisioners and Board of Directors which have significant roles for the success of GCG implementation. Company’s Organs are responsible for running their functions on the principles that each organs has its respective independency in performing their job for the sake of the Company.
perundang-undangan. Keputusan yang diambil dalam RUPS harus didasarkan pada kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang. RUPS dan atau pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, termasuk untuk melakukan penggantian atau pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi.
taken during the General Meeting of Shareholder should be based on the interest of Company’s long-term business scheme. General Meeting of Shareholders and or shareholder Shareholder General Meeting or shareholder unables to make any intervention dealing with the functions, job descriptions, and the authority of both Board of Commisioners and Board of Directors.
Dewan Komisaris Prinsip Dasar: Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG.
Board of Commisioners Basic Principle: Board of Commisioners is one of Company’s Organs which is collectively responsible for auditing and giving advices to the Board of Directors as well as ensuring that the Company is implementing GCG well.
Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite Audit, dan jika dipandang perlu dapat juga dibantu oleh beberapa komite-komite antara lain Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Kebijakan Risiko, dan Komite Kebijakan Corporate Governance serta tenaga profesional lainnya.
As a primus inter pares, President of Commissioner is responsible for coordinating Board of Directors duties. In performing their duties, the Board of Commissioners is assisted by the Secretary of Board of Commissioners and Audit Committee. Board of Commissioners, if necessary, may also be assisted by Remuneration and Nomination Committee, Risk Policies Committee, Corporate Governance Policies Committee and some other professionals.
Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara.
However, Board of Commisioners can not take any operational policies. Either President of Commisioners or other members of Board of Commissioners has equal position.
Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris
Description of Board of Commissioners’s Duties and Obligations Board of Commissioners is obliged to to execute the Decree of Ministry of State-owned Enterprise Nomor 117/M-MBU/2002 on implementation of Good Corporate Government of State-owned enterprises.
Melaksanakan Keputusan Menteri Negara Bumn Nomor KEP-117/M-MBU/2002 mengenai Penerapan Praktek Tata Kelola Perusahaan yang baik pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Melaksanakan Anggaran Dasar yang berlaku yaitu ikut mengawasi pelaksanaan Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan (RKAP) serta ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
The Board of Commissioners is obliged to run Company’s Statutory Regulation which aims to control the implementation of Company’s long-terms plans, Company’s Work Plan and Budget, and the terms stated in the Company’s Statutory Regulations and the General Meeting of Shareholders’ decisions as well as the prevailing rules and regulations.
Dewan komisaris juga bertugas menanggapi laporan Direksi, menerima dan memeriksa laporan serta menandatanganinya, dan menetapkan sistem kerja beserta tugas dan tanggungjawab Komisaris, Komite dan Sekretaris Komite.
The Board of Commissioners is also accountable for responding, receiving, examining and signing of Board of Director’s Report as well as formulating Board of Commissioners, Committees, and Secretary Committes’ job descriptions, and responsibilities.
Dewan Komisaris Perseroan bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan pengelolaan Perseroan,
Board of Commissioners is responsible for supervision of the Company’s management, and delivery of advice to
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
111
serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris mewakili kepentingan Pemegang Saham dan bertanggungjawab pada Rapat Umum Pemegang Saham. Saat ini Dewan Komisaris Perseroan berjumlah 6 (enam) orang. Dewan Komisaris melakukan rapat rutin sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali. Rapat Komisaris juga dapat diadakan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Rapat Komisaris bisa menghadirkan Direksi untuk meminta penjelasan lebih lanjut atas permasalahan yang dibahas dalam rapat Komisaris tersebut.
the Directors. The Board of Commissioners represents the interests of shareholders and is accountable to the General Meeting of Shareholders. Currently, the Board of Commissioners consists of 6 (six) commissioners. The Board of Commissioners holds regular meeting at least once in a month. Commissioners’ meeting can also be held anytime deemed necessary. The Board of Commissioners may summons Directors to the meeting for further explanation of the topic under discuss.
Hak dan wewenang Dewan Komisaris 1. Komisaris berhak menerima remunerasi, fasilitas dan tunjangan lainnya termasuk santunan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham 2. Komisaris berhak untuk minta penjelasan Direksi sehubungan dengan masalah pengelolaan Perusahaan dan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Komisaris berhak menerima laporan Direksi secara berkala sehubungan dengan program pengembangan sumber daya manusia, manajemen resiko, laporan kerja informasi dan teknologi serta perkembangan bidang lainnya yang berkaitan dengan keberhasilan Perusahaan.
Board of Commissioners’ Rights and Authorities 1. Commissioners are eligible for remuneration, facilities, and other allowances including retirement allowance as decided in the General Meeting of shareholders. 2. Commissioners have the rights to summons Director's for further explanation dealing with the Company’s management, under the prevailing rules and constitution. 3. Commissioners have the rights to receive Director's report dealing with human resources development program, risk management, reports of information and technology performance, and other fields deal with Company’s success periodically.
Kebijakan Remunerasi untuk Komisaris Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) mendapat gaji bulanan dan tunjangan tertentu serta tantiem yang besarnya ditetapkan oleh RUPS, dan uang penghargaan yang diberikan saat komisaris mengakhiri masa jabatannya sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan yang berlaku untuk semua BUMN.
Remuneration Policies for Commissioners As stated in the Regulation of the Minister of Finance on the guidelines for all State-owned Enterprises, PTPN VII (Persero) Commissioners receive monthly remuneration, certain allowances and bonus amount which is decided during the General Meeting of Shareholders, and merit pay to be delivered when they have completed their tenure according to terms and requirement set forth by the Minister of Finance applicable to all state-owned enterprises. Remuneration given to the Commissioners by virtues of General Meeting of Shareholders shall be as follows : 1. Income: a. President Commissioner : 40% x President Director’s salary b. Commissioner : 36% x President Director’s salary 2. Tour of Duty Cost, medical and medication facilities adjusted to the Company’s applicable regulations, and 3. Bonus, to be given when the company gets profit amount which is decided during General Meeting of Shareholders under the following composition : a. President Commissioner: 40% x President of Director’ Bonus b. Commissioner: 36% x President Director’s Bonus 4. Retirement allowance which is given when the commissioners reach their retirement age, to be
Remunerasi yang diberikan kepada Komisaris sesuai dengan ketentuan RUPS sebagai berikut : 1. Penghasilan : a. Komisaris Utama : 40% x gaji Direktur Utama b. Komisaris : 36% x gaji Direktur Utama
2. Biaya Perjalanan Dinas (BPD), fasilitas pengobatan dan perawatan kesehatan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan, dan 3. Tantiem yang diberikan bilamana Perusahaan memperoleh laba, yang besarnya ditetapkan oleh RUPS dengan komposisi sebagai berikut : a. Komisaris Utama : 40% x tantiem Direktur Utama b. Komisaris : 36% x tantiem Direktur Utama 4. Santunan purna jabatan, yang diberikan setiap akhir masa jabatan Komisaris, yang diserahkan
112
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
dalam bentuk pengikutsertaan dalam program asuransi yang iuran tahunannya ditanggung oleh Perusahaan.
given in the form of insurance coverage premium which shall be paid by the Company.
Frekuensi Pertemuan dan Tingkat Kehadiran Dewan Komisaris Terkait dengan efektivitas dan orientasi kerja, pada tahun 2009 Dewan Komisaris melakukan Rapat Gabungan dengan Direksi sebanyak 11 kali disamping pertemuan rutin dan pertemuan insidentil yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Board Commissioners’s Meeting Frequency And Presence With regards to work effectiveness and orientation, in 2009, the Board of Commissioners held 11 join meetings with the Board of Commissioners in addition to routine and incidental meetings adjusted to necessity.
Dewan Direksi Prinsip Dasar : Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Organ pendukung dalam pelaksanaan GCG oleh Direksi antara lain Satuan Pengawasan Internal dan Sekretaris Perusahaan.
Board of Directors Basic Principles: Board of Directors as one of Company’s Organs is responsible for managing the Company. Each Director may carry out the duties as well as make a decision based on their respective authority. President Director and Director are equally positioned. As a primus inter pares, President Director is responsible for coordination of Directors activities. Supporting organs to the Directors with regards to implementation of GCG among others are The Internal Control Unit and Corporate Secretary.
Uraian Tugas dan Tanggungjawab Direksi Direksi Perseroan bertugas memimpin Perusahaan dalam mencapai visi dan misi Perseroan, dan melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. Pada saat ini anggota Direksi Perseroan terdiri dari 5 (lima) orang. Direksi melakukan rapat berkala sekurangkurangnya satu kali dalam satu bulan. Direksi juga dapat melakukan rapat apabila diperlukan. Rapat Direksi juga dapat mengundang Komisaris dalam rangka memberikan penjelasan serta meminta nasihat atas permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh Direksi.
Board of Directors Duties and Obligations The company’s Directors are responsible for managing the Company to achieve its vision and mission, and executing the requirement set forth in the Company’s statutory regulation. Currently, the Company’s Board of Directors comprises of 5 (five) persons. Directors hold a regular meeting of at least once in a month. The Directors may summons a meeting if necessary. The Directors may invite Commissioners for further explanation and delivery of advice on the given matters.
Peranan Direksi dalam pengelolaan perusahaan adalah sangat penting. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi pada dasarnya diatur didalam Undang-Undang yaitu Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas maupun Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, serta melaksanakan ketentuan dalam Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 mengenai Penerapan Praktek Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), disamping melaksanakan Anggaran Dasar Perusahaan yang berlaku antara lain : - Menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai pengurus untuk kepentingan Perusahaan - Mengelola kekayaan Perusahaan
Directors possess a significant role in managing the Company. The Directors’ job duties and obligations are provided in Act No. 40 year of 2007 on Public Limited Company and Act No. 19 year 2003 on State-owned Enterprises. The directors are also obliged to execute the terms stated in the Regulation of The Minister of State-owned Enterprises Nomor 117/M-MBU/2002 about the good corporate governance in addition to execution of the existing Company’s statutory regulation such as:
-
Executing their duties and responsibilities for the Company’s interest. - Managing the Company’s resources
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
113
- Menyempurnakan struktur organisasi Perusahaan lengkap dengan uraian tugas dan spesifikasi tugas dengan persetujuan Komisaris. - Mempersiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggarannya, termasuk perencanaan pengembangan Perusahaan lainnya. Menerapkan standar akuntansi keuangan yang berlaku didasarkan atas pengendalian internal yang baik. - Memberikan laporan berkala dan laporan lainnya kepada Komisaris dan Pemegang Saham. - Memberi pertanggungjawaban dan RUPS dalam bentuk Laporan Tahunan termasuk di dalamnya Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen. Direksi juga melaksanakan kewajiban lainnya seperti : - Menetapkan indikator kinerja yang proporsional dalam aspek keuangan dan non keuangan
- Completing Company’s organisational structures with job descriptions and specifications for each member with the approval from the Commissioners. - Preparing Company’s long-term plans, Company’s Work Plans and Budgets, including plan for development of affiliated companies. Implement the applicable accounting standard based on good internal control.
- Menetapkan kebijakan Manajemen Risiko dan melaporkan pelaksanaannya kepada Komisaris - Menetapkan kebijakan teknologi informasi dan menilai ketepatan implementasinya terhadap tujuan Perusahaan - Menyusun pedoman yang berkaitan dengan implementasi Tata Kelola Perusahaan - Mensosialisasikan kebijakan dan perencanaan baru yang akan diterapkan kepada Pekerja. - Menindaklanjuti hasil pemeriksaan Auditor Internal maupun Auditor Eksternal dan Komite Audit dan melaporkannya kepada Komisaris. Tanggung Jawab Direksi 1. Direksi bersama-sama bertanggung jawab atas kepailitan yang terjadi disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian Direksi. 2. Direksi bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu mengenai keadaan Perusahaan kepada Komisaris dan Pemegang Saham. 3. Direksi bertanggung jawab penuh untuk menjalankan tugas demi kepentingan Perusahaan termasuk mencegah dan mengelola krisis sesuai dengan amanat yang diberikan oleh pemegang Saham dengan tetap mengindahkan peraturan dan undang-undang yang berlaku.
- Delivering periodical reports and other reports to the Board of Commissioners and shareholders. - Delivering Report of General Meeting of Shareholders, and annual reports which financial and management reports. Board of Directors is also obliged to : - Make a settlement for performance indicators both financial and non-financial aspects proportionally. - Settle Risk Management policies and reports to the Commisssioners. - Set Information and Technologie policies and audit the accuracy of its implementations toward the Company’s mission. - Compile a guideline related to implementation of good corporate governance. - Socialize new plans and policies to be applied within the workers - Follow up the audit results of Internal Auditor, External Auditor and Audit Committee, and make such reports to Commissioners. Board of Directors’ Responsibilities 1. The Board of Directors is collectively responsible for bankruptcy of the Company as a result of Directors’ faults. 2. The Board of Directors is responsible for delivery of complete information about the corporate actual condition to the Commissioners and shareholders in an accurate and timely manner. 3. The Board of Directors is responsible for execution their obligations for the interest of the Company, including the attempts to prevent and manage any possible crisis in accordance to duties bestowed by the shakeholders without prejudice to the prevailing rules and regulations.
Hak dan Wewenang Direksi 1. Direksi berhak memperoleh penghargaan dan remunerasi yang layak sesuai dengan prestasi kerjanya dimana jumlahnya ditetapkan dalam RUPS. 2. Direksi berhak mengajukan surat pengunduran diri kepada Pemegang Saham.
Board of Directors’ Rights and Authorities 1. The Board of Directors is eligible for reward and remuneration proportional to their performance amount which shall be deicided in the General Meeting of Shareholder. 2. The Board of Directors may file for resignation to the Shareholders.
114
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
3. Direksi berhak membela diri di hadapan RUPS untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. 4. Direksi berhak menetapkan kebijakan dalam mengelola Perusahaan. 5. Direksi berhak menyusun peraturan operasional dan peraturan tenaga kerja sesuai dengan peraturan dan Undang-Undang yang berlaku. 6. Direksi berhak mendelegasikan kekuasaan anggota Direksi kepada satu atau beberapa orang Pekerja yang ditunjuk sebagai kuasa Direksi.
3. The Board of Directors has the rights to defend themselves before the General Meeting of Shareholders for innocence. 4. The Board of Directors may settle necessary policies to manage the Company. 5. The Board of Directors may settle operational regulations and regulations for workers based on the prevailing rules and constitutions. 6. The Board of Directors may delegate their authority to the appointed worker/workers to act as their proxy.
Kebijakan Remunerasi Direksi Direksi memperoleh gaji bulanan dan tunjangan tertentu serta tantiem yang besarnya ditentukan dalam RUPS.
Remuneration Policies for Board of Directors Board of Directors receives monthly salary, particular allowance and bonus amount whih is the settled by General Meetings of Shareholders.
Remunerasi yang diberikan kepada Direksi sesuai dengan ketentuan RUPS adalah sebagai berikut : 1. Penghasilan a. Direktur Utama : 100% x Ketetapan RUPS b. Direktur Bidang : 90% x Gaji Direktur Utama
Remuneration given to the Directors by virtues of General Meeting of Shareholders shall be as follows 1. Income a. President Director: 100% x General Meeting of Shareholder’s decision. b. Director: 90% x General Meeting of Shareholder’s decision. 2. Housing and transport Allowance 3. Company’s official cars and houses. 4. Tour of Duty Cost, medical and medication facilities adjusted to the Company’s applicable regulations, and 5. Bonus, to be given when the company gets profit amount which is decided during General Meeting of Shareholders under the following composition a. President Director: 100% x General Meeting of Shareholder’s decision b. Director: 90% x President Director’s bonus. 6. Retirement allowance which is given when the commissioners reach their retirement age, to be given in the form of insurance coverage premium which hall be paid by the Company.
2. Tunjangan Transport dan Perumahan : 3. Fasilitas kendaraan dinas dan fasilitas rumah dinas. 4. Biaya Perjalanan Dinas (BPD), fasilitas pengobatan dan perawatan kesehatan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan. 5. Tantiem yang diberikan kepada Direksi bilamana Perusahaan memperoleh laba, yang besarnya ditetapkan oleh RUPS dengan komposisi sebagai berikut : a. Direktur Utama : 100% x Ketetapan RUPS b. Direktur Bidang : 90% x tantiem Direktur Utama 6. Santunan purna jabatan yang diberikan pada setiap akhir masa jabatan Direksi, yang diberikan dalam bentuk pengikutsertaan dalam program asuransi atau tabungan pensiun yang beban premi/iuran tahunannya ditanggung oleh Perusahaan. Berdasarkan Risalah RUPS PTPN VII (Persero) tahun buku 2008 dan Peraturan Menteri Negara BUMN RI nomor PER-02/MBU/2009 tanggal 27 April 2009, tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN, premi asuransi purna jabatan sebesar 25% dari gaji setahun.
Based on the minutes of PTPN VII (Persero) Shareholders General Meeting in 2008, and the Regulations of Indonesian Minister of State-owned Enterprises Nomor PER-02/MBU/2009 on 27 April 2009 on Guidelines for Settlement of Remuneraration for Board of Directors, Board of Commissioners, Supervisory Board for Stateowned Enterprises, insurance premium for retirement shall be 25% of annual salary.
Frekuensi Pertemuan dan Tingkat Kehadiran Anggota Direksi
Directors’s Frequency of Meetings and Presence
Terkait dengan efektifitas dan orientasi kerja, Direksi melakukan pertemuan secara berkala untuk pembahasan RKAP, RKO atau Evaluasi Kinerja Triwulan/Semester,
Wih regards to work effectiveness and orientation, The Directors held periodical meetings for discussion of Work Plan and Budget, RKO or Evaluation of Quarterly/
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
115
RJP maupun rapat rutin dengan Manajer. Pada tahun 2009 Direksi melakukan pertemuan sebanyak lebih dari 15 kali yang diikuti oleh seluruh anggota Direksi. Program Pelatihan Direksi
Semester Performance, long-term plans and routines meeting with the managers. In 2009 the Directors made 15 meetings attended by all the Directors. Director’s Training programs
Selama tahun 2009, Direksi telah mengikuti beberapa seminar, semiloka dan pelatihan sebagai berikut :
In 2009, Directors were involded in a couple of seminars, workshop and training as follows :
Pelatihan
Tanggal
Atas Nama
Tempat
(Types of Training)
(Date of Training)
(Participants)
(Place)
31-01-2009
Ir. Gatot Bintoro, MM
Jogyakarta
01-02-2009
Ir. Mardjan Ustha, MM
Jogyakarta
01-02-2009
Ir. Mardjan Ustha, MM
Jogyakarta
19-02-2009
Budi Santoso, SH
Jogyakarta
Drs. Andi Punoko, Ak
Jakarta
Semiloka Penyempurnaan Pedoman Pengadaan Barang & Jasa BUMN Perkebunan yang disusun oleh BMD PTPN Workshop on Improvement of Guideline for Procurement of Goods and Services within the plantation State-owned Enterprises by BMD PTPN Dies Natalis LPP ke 39 Turnamen Golf Perkebunan LPP 39th Anniversary : Plantation Golf Tournament Dialog Interatif Interactive Dialogue Semiloka “Mengangkat Value BUMN Perkebunan melalui Pengembangan Tehnologi Informasi” Workshop on “Elevating Value of Plantation State-owned Enterprises throudh Development of Information Technology” Comissioner & Directorship Program ke 6 oleh CLDI
18 s/d 19-02-2009
6-th Commissioner & Directorship Program by CLDI
Ir.Boyke Budiono,MBA
Budi Santoso, SH
Seminar Mitigasi Resiko Kontrak bagi BUMN & Penyelesaian Sengketa
06-05-2009
Budi Santoso, SH
Jakarta
27 s/d 29-05-2009
Ir. Mardjan Ustha, MM
Jakarta
04 s/d 06-08-2009
Ir. Mardjan Ustha, MM
Batam
05-10-2009
Ir.BoykeBudiono, MBA
Jakarta
Drs. Andi Punoko, AK
Pontianak
Seminar on Mitigation of Contract Risks for State-owned Enterprises and Settlement of Disputes International Conference & Exhibition On Palm Oil International Conference and Exhibition on Palm Oil Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2009 Natinonal Workshop on Cultivation of Rubber Plant 2009 Workshop CFP BUMN oleh Meneg BUMN Workshop CFP of State-owned Enterprises by Minister of State-owned Enterprises Peserta Sawit Award 2009 oleh Forum Sawit Nusantara
20 s/d 25-10-2009
Sawit Award 2009 by Forum Sawit Nusantara
Ir. Mardjan Ustha, MM
Ir. Gatot Bintoro, MM
Budi Santoso, SH
HR Summith 2009 oleh Indonesia HR Summit 2009
22 s/d 23-10-2009
Budi Santoso, SH
P. Bali
06-11-2009
Drs. Andi Punoko, Ak
Jogyakarta
03-11-2009
Budi santoso, SH
Jogyakarta
01 s/d 04-12-2009
Ir. Mardjan Ustha, MM
P. Bali
11-12-2009
Ir. Gatot Bintoro, MM
Jogyakarta
Drs. Andi Punoko, Ak
Surabaya
HR Summit 2009 by Indonesia HR Summit 2009 Seminar Direksi & Komisaris dengan tema “Directorship Tantangan Peningkatan Profesionalisme Direksi serta Komisaris BUMN Perkebunan”
Ir.Mardjan Ustha, MM
Directors and Commissioners Seminar on “Directorship : Challenge for Improvement of Professionalism of Directors and Commissioners of Plantation State-owned Enterprises” Sosialisasi dengan tema “Penguatan Sistem Pengendalian Intern
Budi Santoso, SH
Pemerintah & Sistem pengendalian Intern BUMN Perkebunan Socialisation uder the team of “Strengthening the System for Government Internal Control & Internal System of Plantation State-owned Enterprises” Indonesian Palm Oil Conference and Price Outlock 2010 Indonesian Palm Oil Conference and Price Outlook 2010 Workshop Sistem Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Workshop ons System for Development of Sustainable Oil Palm Plantation In Indonesia Karet Nusantara Award & Teh Nusantara Award 2009
15 s/d 16-12-2009
Karet Nusantara Award & The Nusantara Award 2009
116
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Ir. Mardjan Ustha, MM
KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) TAHUN 2009
2009 KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI)
Sesuai dengan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN) No. 676/MBU/2004 tanggal 24 Desember 2004), Direksi dan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) menandatangani Kontrak Manajemen dengan Kuasa Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang dituangkan dalam bentuk Key Performance Indicators (KPI). Setiap tahun KPI dituangkan dalam buku Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang disyahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
By virtue of Letter of Minister of State-owned Enterprises No. 676/MBU/2004 dated 24 December 2004), Directors and Commissioners of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) signed a Management Contract with the Representative of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Shareholders which was presented in the form of Key Performance Indicators (KPI). Each year, KPI is included in the Company’s Work Plans and Budget to be authorized in the General Meeting of Shareholders.
Dalam RKAP 2009, KPI tahun 2009 telah ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris serta Kuasa Pemegang Saham pada tanggal 23 Januari 2009. Adapun Aspekaspek penilaian berikut pencapaian skor KPI pada tahun 2009 nampak pada tabel berikut :
In 2009 Work Plan and Budget, KPI of 2009 was signed by the Directors, Commissioners and Represenative of Shareholders on January 23, 2009. Aspects for assessment and achievement of 2009 KPI are shown in the following table :
Aspek/Aspects
Bobot/Target Score
Pencapaian 2009/Achievement 2009
Overal Strategy/Overal Strategy
20,00
16,60
Operasional Management/Management Operation
17,50
15,43
Cost Management/Cost Management
17,50
17,00
Business Process/Business Process
5,00
5,88
Restrukturisasi/Restructurisation
10,00
10,00
Pengadaan/Procurement
5,00
5,00
Pengelolaan SDM & Umum/Management of Human Resources and General Affairs
10,00
10,16
Perspektif Dinamis/Dynamic Perspective
10,00
8,73
Pelestarian Lingkungan/Environmental Conservation
2,50
3,18
Pembinaan Lingkungan Sosial/Social Environmental Assistance
2,50
2,82
100,00
94,80
Total/Total
Dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa Pencapaian Aspek kinerja Manajemen mencapai skor 94,80; masih di bawah bobot yang sudah ditetapkan dalam kontrak kerja.
The above table shows that achievement in aspect of Management Performance reached a score of 94.80; which was below the target score.
Tingkat keberhasilan kinerja manajamen dapat terlihat pada aspek-aspek : Business Process, yang merupakan strategi untuk mengukur tingkat intensitas kegiatan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan RKAP, kunjungan kebun, termasuk juga pembahasan terhadap permasalahan yang timbul baik tentang produksi, keuangan, SDM, keamanan sesuai dengan struktur yang ada.
Level of success of management performance can be seen in the following aspects : Business Process, which is a strategy to measure intensity of control and supervision on implementation of Work Plan and Budget, plantation visits, and reviews on problems arising in terms of production, finance, human resources, security under the given structure.
Pengadaan, yang merupakan sistem pengadaan barang yang transparan yang obyektif, efisien, efektif dan sinergi.
Procurement, which is a system of procurement which is objective, transparent, efficient, effective and synergical in nature.
Pelestarian Lingkungan, yaitu upaya-upaya untuk mendukung program pemerintah untuk kelestarian lingkungan dan penanganan limbah.
Environmental Conservation which is all attempts in support to the Government programs for conservation of the environment and waste management.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
117
Pembinaan Lingkungan Sosial, yang ditujukan untuk mewujudkan/menggambarkan kontribusi sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
Social Environment Assistance, which is intended to materialize/describe the Company’s social contribution to the local community.
Pengelolaan SDM & Umum, yang merupakan kinerja manajemen untuk meningkatkan kompetensi dan integritas karyawan melalui pengembangan SDM di setiap tingkatan sesuai dengan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, serta kontrol terhadap efektifitas hasil pelatihan, penyelesaian HGU, Kasus tanah.
Management of Human Resources and General Affairs which is the management’s performance in improving the employee’s competence and integrity by means of development of human resources in each given level according to the required knowledge and skill as well as control on effectiveness of training outcomes, settlement of certificates for business lease holds and land disputes.
Cost management, yang meliputi pengelolaan biaya secara efisien dan efektif dalam perspektif untuk mendapatkan input dan out put yang paling optimal.
Cost management, which included management of cost in an efficient and effective way to get the optimum input and output.
Belum tercapainya keberhasilan kinerja manajemen dalam aspek-aspek : 1. Aspek Overal Strategy, yang meliputi pengendalian biaya, menjaga kondisi keuangan tetap sehat, karena realisasi pencapaian laba bersih tahun 2009 hanya 68,15% dari RKAP 2009, sementara Ratio Kewajiban terhadap Ekuitas/DER berada pada angka di atas RKAP 2009 2. Aspek Operasional Manajemen, yang disebabkan oleh penurunan produktivitas kebun ton/ha yang mengakibatkan penurunan jumlah kuantum penjualan produk juga menurun, selain karena adanya program replanting. 3. Aspek Perspektif Dinamis yang nilainya hanya mencapai 8,73 atau 10,00% dari bobot yang ditentukan, yang penyebabnya adalah : a. Tidak tercapai target perluasan lahan baru karena adanya permasalahan legalitas lahan b. Adanya luas lahan replanting khususnya tanaman tebu (PC) yang pencapaiannya di bawah target, yang dipicu oleh terbatasanya ketersediaan bibit akibat kekeringan, yang pada gilirannya menyebabkan penangkaran menjadi tidak normatif.
Aspects not satisfactorily met by the management :
Komite-komitE dan Satuan Pengawas Internal
COMMITTEESS and INTERNAL CONTROL UNIT
Komite Audit
Audit Commitee
Komite Audit PTPN VII (persero) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) Perkebunan Nusantara VII, dan guna memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. : Per 05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 pasal 12 ayat (2) 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007tentang Perseroan Terbatas (Lembaran
The Company’s Audit Committee was established by virtue of Decree of Company’s Board of Commissioners’ of Perkebunan Nusantara VII (Persero) which was also in response to : 1. Regulations of Minister of State-owned Enterprises No. Per 05/MBU/2006 dated 20 December 2006, article 12, point (2) 2. Republic of Indonesia Act No. 40 year of 2007 on Limited Company (National Gazette year of 2007
118
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
1. Overall Strategy Aspect, which includes cost management and maintenance of health financial condidtion, as realization of net profit of 2009 was only 68.15% of the 2009 Work Plan and Budget, while Debt to Equity Ratio was above the figure of 2009 Work Plan and Budget. 2. Management Operational Aspects, which was attributed to decrease in plantation productivity due to decline in quantum of sales and replanting program. 3. Dynamic Perspective Aspect which only reached a figure of 8.73 or 10,00% of the target score which was attributed to : a. Absence of procurement of new land due to land legality problems. b. Replanted area especially for sugar canes which was below target, due to short of stock of seed triggered by prolonged draught, which in turn caused non-normative cultivation.
Negara tahun 2007 no. 106, tambahan Lembaran Negara Nomor 4756). 3. Anggaran Dasar PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), akta Notaris N.M Dipo Nusantara Pua Upa, SH no.34 tanggal 13 Agustus 2008 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia RI no.AHU/55963 AH 01.02 Tahun 2008. 4. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) no. Kep 314/DK.VII/09/2008 tanggal 1 September 2008 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Audit PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), no. Kep-01/DK.VII/01/2009 bulan Januari 2009 dan no. Kep-175/DK.VII/05/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang pengangkatan anggota Komite Audit. 5. Program Kerja Komite Audit PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) tahun 2008 - 2009.
no. 106, supplement to National Gazette No. 4756). 3. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Statutory Acts, notarial deed of Notary N.M Dipo Nusantara Pua Upa, SH no.34 dated 13 August 2008 authorized by Minister of Las and Human Rights, Republic of Indonesia, no.AHU/55963 AH 01.02 year of 2008. 4. Decree of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)’s Board of Commissioners No. Kep 314/DK.VII/09/2008 dated 1 September 2008 on Discharge and Appointment of Members of Audit Committee of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), no. Kep-01/DK.VII/01/2009 of January 2009 and no. Kep-175/DK.VII/05/2009 dated 29 May 2009 on appointment of Audit Committee. 5. Work Programs of Audit Committee of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) of 2008 - 2009.
Anggota Komite Audit PTPN VII (Persero) bukan Pekerja PTPN VII (Persero) dan tidak mempunyai benturan kepentingan, bukan pelanggan dan bukan supplier PTPN VII (Persero). Komisaris mengangkat dan memberhentikan Ketua/Anggota Komite melalui Surat Keputusan Komisaris dan disampaikan pada Kementerian BUMN selaku pemegang saham.
Members of Audit Committee of PTPN VII (Persero) shall not be any workers of PTPN VII (Persero) and have no conflicting intererest, not a customer nor supplier of PTPN VII (Persero). The Board of Commissioners appoints and discharges Head/Mambers of Audit Committee through Decree of Board of Commissioners letter which shall be forwarded to the Ministry of Stateowned Enterprise as shareholders. The followings are personnel of Audit Committee :
Dalam melaksanakan tugas-tugas Komite Audit, Dewan Komisaris telah melengkapi Komite Audit sebagai personil berikut : 1. M.Saleh S. Ali : Ketua Komite 2. Herry Suheri : Anggota 3. Ronni Sitorus : Anggota 4. Widuro Adi Pradono : Anggota. Komite Audit Perseroan bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan peran pengawasan di Perseroan, terutama dalam hal: 1. Memastikan efektivitas sistem pengendalian internal yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan pengelolaan perusahaan, 2. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, termasuk kepatuhan Perseroan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku, 3. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh perseroan, 4. Melakukan penelaahan atas ketaatan perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan bisnis perseroan, 5. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Internal, dan 6. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi oleh perseroan serta pelaksanaan manajemen resiko oleh Direksi. 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris
1. 2. 3. 4.
M.Saleh S. Ali Herry Suheri Ronni Sitorus Widuro Adi Pradono
: : : :
Head of Committee Member Member Member
The Audit Committee is accountable for assisting the Board of Commissioners in running control function over the Company especially in : 1. Assurance of effective internal control system to reduce chances of Company’s mismanagement, 2. Identification of issues calling for Board of Commissioners’ attention, including the Company’s compliance to the prevailing laws and regulations, 3. Analysis on financial information to be disclosed by the Company, 4. Analysis on the Company’s level of compliance to the prevailing regulations on stock market and laws and other laws related to the Company’s line of business, 5. Analysis on execution of Internal Auditor’s audit, 6. Reporting all risks encountering the Company to the Board of Commissioners along with delivery of risk management by the Directors, and 7. Execution of other duties assigned by the Board of Commissioners
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
119
Tugas-tugas tersebut dilaksanakan melalui pertemuanpertemuan intensif dengan pihak Direksi, manajer SPI, Manajer Bagian, Manajer Distrik dan Manajer Unit Usaha sehingga dapat diketahui bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum dan kehandalan dari sistem pengendalian serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
The duties are completed by means of intensive meetings with the Directors, Manager of Internal Control Unit, Section Managers, District Managers and Unit Business Managers. This way, they can make sure that the financial report has been written in an acceptable accounting principles, along with the reliability of control system, and compliance to the prevailing rules.
Komite Audit pada tahun 2009 telah melaksanakan tugasnya sebagai berikut : 1. Melakukan Pemeriksaan terhadap Aktiva tetap yang akan dihapusbukukan tahun 2009 2. Melakukan asset assesment atas aktiva Tanaman Non Produktif dan Pabrik Pengolahan Karet dan Kelapa Sawit 3. Melakukan analisa dan evaluasi atas Laporan Manajemen Bulanan, Triwulanan dan Tahunan serta laporan -laporan lain yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris 4. Melakukan analisa dan evaluasi terhadap Rencana Kerja dan anggaran Perusahaan tahun 2010 5. Menyiapkan evaluasi untuk bahan rapat Dewan Komisaris dan Rapat Gabungan antara Dewan Komisaris dengan Direksi dan mengikuti rapat gabungan tersebut 6. Membantu menyiapkan bahan workshop Perencanaan Strategis Perusahaan PTPN VII (Persero) 7. Mengikuti rapat atas penunjukan Auditor Eksternal pemeriksaan Laporan Keuangan yang berakhir tahun buku.
In 2009, the Audit Committee carried out the following jobs : 1. Audit on fixed assets of companies for write-off in 2009 2. Asset assesment on non-productive plants, rubber mills and palm oil mills
Kewajiban Komite Audit : 1. Menjaga kerahasiaan Perusahaan 2. Menyampaikan laporan secara berkala kepada Dewan Komisaris mengenai hasil kerja Komite Audit.
The Audit Committee is obliged to : 1. Keep the Company’s Confidentiality 2. Deliver periodical reports to the Board Commissioners on Audit Committee’s work.
Komite Audit membahas dan mengkaji perencanaan dan pelaksanaan audit oleh audit internal untuk memastikan terciptanya : a. Independensi auditor internal baik secara struktural maupun dalam pelaksanaan audit, b. Kualitas dari temuan-temuan dan pemantauan terhadap tindak lanjut temuan c. Kompetensi pejabat auditor intern. Selain itu, untuk meningkatkan kinerja Auditor Internal dan hal-hal penting mengenai proses aku ntansi dan Laporan Keuangan. Komite Audit menilai kompetensi dan integritas serta independensi Auditor Eksternal, mulai dari penyusunan rencana audit, pemantauan kemajuan audit, pengkajian temuan-temuan dan pemantauan tindak lanjut sehingga hasil audit dapat memberikan informasi yang akurat, lengkap dan transparan.
The Audit Committee serves to discuss and review plans and audit work of Internal Auditor as to ensure :
120
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
3. Analysis and evaluation on Management’s Monthly, Quarterly and Annual Reports and other reports calling for Board of Commissioners’ attention 4. Analysis and Evaluation on Company’s 2010 Work Plan and Budget 5. Preparation for evaluation materials to be used by the Board of Commissioners and Joint Meetings between Board of Commissioners and Directors, and attendance on the meeting 6. Assistance for preparation for workshop on PTPN VII (Persero) Strategic Corporate Plans 7. Attendance in meeting for assignment of External Auditor for audit of Financial Report for year end book.
of
a. Independence of internal auditor in terms of structure and audit proceedings. b. Good quality of findings and monitoring on followups of findings c. Good competence of internal audit’s officials in addition to improvement of Internal Auditor performance and other necessary issues on accounting process and Financial Report. The Audit Committee assesses External Auditor’s competence, integrity and independency, ranging from the making of audit plans, monitoring of audit progress, reviewing of findings and follow-ups, so that the results of audit may come as accurate, complete and transparent information.
Komite Audit Perseroan bertugas dan bertanggungjawab untuk memberikan pendapat dan saran kepada Dewan Komisaris untuk memastikan fungsi pengawasan dalam hal : 1. Kehandalan Laporan Keuangan, terutama yang dipublikasikan, 2. Efektifitas pengendalian internal atas laporan keuangan, 3. Kehandalan pengendalian risiko usaha, 4. Ketaatan terhadap peraturan yang berlaku, dan 5. Kinerja fungsi auditor internal dan eksternal. Selain itu, Komite Audit Perseroan juga bertugas meningkatkan kinerja Auditor Internal dan hal-hal penting mengenai proses akuntansi dan Laporan Keuangan.
The Company’s Audit Committee is in charge of delivery of recommendation and advice to the Board of Commissioners for assurance of audit function in terms of : 1. Reliability of Financial Report, especially the for publication, 2. Efectiveness of internal control on financial report,
Frekuensi Pertemuan dan Kegiatan Komite Audit Terkait dengan efektifitas dan orientasi kerja, pada tahun 2009 Komite Audit melakukan pertemuan dan kegiatan sebagai berikut : 1. Pertemuan dengan Auditor Internal (SPI) dilakukan secara berkala 2. Pertemuan dengan Auditor Eksternal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko Sanjaya dalam rangka evaluasi atas efektifitas pelaksanaan audit dan tingkat kepatuhan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku 3. Mengikuti kunjungan kerja Dewan Komisaris dalam rangka melakukan/mengadakan Diskusi Implementasi Alignment dalam proses Manajemen Strategis PTPN VII (Persero)
Frequency of Meetings and Activities of Audit Committee With regards to work effectiveness and orientation, in 2009 the Audit Comittee made meetings and activities as follows : 1. Periodical meetings with Internal Auditor
Komite Lain-lain Komite Remunerasi dan Nominasi ditujukan untuk membantu Komisaris dengan memberikan pendapat profesional dan independen untuk memastikan terlaksananya program remunerasi dan nominasi Perseroan. Saat ini Komite Remunerasi dan Nominasi sedang dalam penyusunan/perancangan berkaitan dengan program blue print SDM yang sedang berjalan.
Other Commitees Committee of Remuneration and Nomination is intended to assist the Commissioners by delivering professional and independent advice to ensure a good conduct of a company’s remuneration and nomination programs. Currently, the Company’s Committee of Remuneration and Nomination is in progress for establishment as specified in the Company’s existing Human Resources blue print.
Satuan Pengawasan Intern Guna mewujudkan pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) untuk kepentingan stakeholders dan shareholders maka keberadaan SPI (Satuan Pengawas Intern) yang profesional, mandiri dan independent merupakan salah satu syarat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Secara struktural posisi Satuan Pengawasan Internal (SPI) berada langsung di bawah Direktur Utama dan memiliki akses komunikasi dengan Komisaris atau Komite audit. Pada saat menjalankan tugas-tugas audit operasional di lingkungan perusahaan, SPI (Satuan Pengawas Intern) berpedoman pada Charter Audit Internal
The Internal Control Unit As to ensure Good Corporate Governance for the interests of stakeholders dan shareholders, the existence of professional, and independent Internal Control Unit is a must to meet such purpose. From the structural point of view, the position of Internal Control Unit is directly under the President Director with communication access to the Board of Commissioner or Audit Committee. While performing operational audit duties within the Company, the Internal Control Unit refers to the prevailing Internal Audit Charter. The Internal Audit Charter was established by virtue of Decree of Directors no. 7.1/Kpts/02/2004 dated 1 July 2004.
3. Reliability of business risk management, 4. Compliance to the prevailing rules, and 5. Performance of interal and external auditor functions. In addition to that, the Company Audit Committee also serves to improve Internal Auditor performance and other important issues on accounting process and financial report.
2. Meetings External Auditor, Public Accountant Office of Purwantono, Sarwoko Sanjaya for evaluation on effectiveness of audit and the Company’s compliance to the prevailing laws 3. Involvement in Board of Commissioners work visits for discussion on Implementation of Alignment in the process for PTPN VII (Persero) Strategic Management.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
121
(CAI) yang sudah ada. Charter Audit Internal (CAI) dibentuk berdasar Surat Keputusan Direksi nomor: 7.1/ Kpts/02/2004 tanggal 1 Juli 2004. Tugas SPI sesuai Charter Audit Internal antara lain : -
-
-
Membantu Direksi dalam pencapaian tujuan dan kelangsungan perusahaan yang tertuang dalam RKAP. Bertindak sebagai pengawas/pengendalian internal yang bertugas melakukan Audit Operasional dan berperan sebagai evaluator, katalisator dan konsultan serta memberi rekomendasi yang dapat ditindak lanjuti Melakukan review atas rencana tindak lanjut penegasan untuk memastikan bahwa rekomendasi telah dilaksanakan secara effektif dan effisien
The duties of Internal Audit Charter according to the Internal Audit Charter among others are : - To assist the Directors in achieving the Company’s goals and sustainability as specified in the Work Plan and Budget. - To act as internal controller and supervisor for conduct of Operational Audit, and as evaluator, catalisator, and consultant, and delivery of recommendation for follow-up. - To review actions for follow up and make sure that recommendation has been effectively and efficiently dealt with.
Target pelaksanaan PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan) Tahun 2009 adalah 66 (Enam Puluh Enam). Pada tahun 2009 SPI telah menyelesaikan 71 (Tujuh puluh satu) obyek pemeriksaan. Satuan pengawas Intern (SPI) Perseroan dipimpin oleh seorang Manajer ( Ir. A.A. Putra Wahyu G, MBA, PIA) dibantu oleh 5 (Lima) orang Kepala Urusan : Bidang Tanaman, Bidang Teknik & Pengolahan, Bidang Keuangan, Administrasi, SDM & Umum, Bidang Sistem dan Prosedur, Bidang Manajemen Risiko dan 13 (Tiga Belas) orang staf pemeriksa. Adapun pengalaman kerja Manager SPI sebagai berikut : Capeg Kebun Sungai Niru (1985-1986), Staf/Asisten Kebun Sungai Niru (1986-1988), Asisten Tanaman Kebun Bekri (1988-1991), Staf Urusan Bagian Tanaman (1991-1992), Pjs. Asisten Kepala tanaman Kebun Kedaton (1992-1996), Pjs. Administratur Kebun Blambangan Umpu (1996-1998), Administratur Kebun Tulungbuyut (1998-2000), Administratur Unit Usaha Kedaton (2000-2002), Manajer Unit Usaha Betung Bentayan (2004-2005), Manajer Unit Usaha Padang Pelawi (2005), Manajer SPI (2007 - saat ini).
Target for implementation of Annual Audit Work Program of 2009 was 66 (sixty-six). In 2009, the Internal Control Unit completed 71 (seventy-one) audit objects. Internal Control Unit is chaired by a Manager (Ir. A.A. Putra Wahyu G, MBA, PIA) assisted by 5 (five) Sectiion Heads : Plantation Section, Technical and Processing Section, Financial Section, Adinistration Section and Human Resources and General Affairs Section, System and Procedure Section, Risk Management Section, and 13 (thirteen) members of audit staff. Internal Control Unit Head’s track-records are as follows : Employee Candidate of Sungai Niru Plantation (1985-1986), Staff/Assistant of Sungai Niru Plantation (1986-1988), Assistant of Plants of Bekri Plantation (1988-1991), Staff of Plantation (1991-1992), acting assistant of Plant Head, Kedaton Plantation (1992-1996), Acting Administrator of Blambangan Umpu Plantation (1996-1998), Administrator of Tulungbuyut Plantation (1998-2000), Administrator of Kedaton Business Unit (2000-2002), Manager of Betung Bentayan Unit Business and (2004-2005), and Manager of Padang Pelawi Unit Business (2005), and Manager of Internal Control Unit (2007 –up to the moment).
MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT
Dasar pembentukan Manajemen Risiko adalah Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002. Dan sesuai Pasal 22 tentang pengendalian internal, ayat (2b) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) membentuk Urusan Manajemen Risiko dan Kepatuhan yaitu pada bulan Juni 2009 dan ditempatkan di Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI).
The underlying base for establishment of Risk Management is Decree of Minister of State-Owned Enterprises Number KEP-117/M-MBU/2002 dated Juli 31, 2002. And, by virtues of Article 22 on Internal Cnotrol, point (2b) which says that PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) established Risk Management and Compliance Affairs in June 2009 which was attached to the Internal Control Unit
Latar Belakang Pembentukan Manajemen Risiko Pembentukan Urusan Manajemen Risiko berkait dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Persoalan-persoalan yang dihadapi Perusahaan semakin kompleks di tengah ketikdapastian dan kondisi
Background of Establishment of Risk Management Establishment of Risk Management was closely related with implementation of Good Corporate Governenace. Problems encountering the Company has been more complicatd amidst uncertainty and ever changing
122
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
lingkungan yang berubah. Pembentukan Urusan Manajemen Resiko diperlukan untuk dapat menyiapkan dan menyediakan informasi yang lebih akurat, cepat dan mudah dipahami oleh Top Manajemen.
environmental condition. Establishment of Risk Management was required as to prepare and provide the Top Management with more accurate, swifter, and easy to understand information.
Selama tahun 2009 telah dilaksanakan Risk Assessment di pabrik pengolahan Kelapa Sawit (PPKS), yang bertujuan untuk : 1. Mencapai kinerja pabrik yang prima 2. Mengidentifikasi risiko-risiko yang ada pada setiap stasiun 3. Mengupayakan langkah-langkah antisipasi yang cepat dan tepat serta melaksanakan pengelolaan resiko dengan dampak seminimal mungkin 4. Menyampaikan hasil Risk Assessment sebagai Early Warning System (EWS) bagi Manajemen.
In 2009, Risk Assessment sessions were conducted in the Oil Palm Mill, assessment which was intended to :
Indentifikasi Risiko Perseroan telah mengidentifikasi risiko-risiko usaha ke depan dan melakukan mitigasi agar risiko-risiko usaha tersebut dapat dihindari atau diminimalkan. Hal ini misalnya ditempuh dengan melakukan perjanjian jangka panjang bahan baku dengan pemasok-pemasok besar, menjalankan early-warning system (EWS) untuk mengatasi gagal panen akibat serangan hama, kekeringan dan faktor-faktor lainnya. Identifikasi dan mitigasi risiko usaha Perseroan dilaksanakan oleh sebuah gugus tugas tersendiri yang menjadi embrio pembentukan risk management unit dalam periode ke depan. Risiko-risiko yang mungkin menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja operasional dan keuntungan Perseroan diidentifikasikan sebagai berikut:
Risk Identification The Company has identified future risks and conducted necessary mitigation to avoid or minimize the risks. This was undertaken among others by being engaged in long-term contracts of suplly of raw materials with big suppliers, utilization of early-warning system (EWS) for anticipating abortive harvest due to pest attacks, draught and other possible factors. Rhe Company’s risk identification and mitigation was coducted by a task force which served as the embryo for establishment of future risk management unit. Risks that possibly cause negative impacts to the Company’s operational performance and profit are identified as follows :
Risiko Fluktuasi Harga Jual Harga komoditas utama Perseroan seperti kelapa sawit, karet, gula dan teh banyak ditentukan oleh mekanisme pasar internasional, baik pasar spot maupun pasar forward. Pasar komoditas tersebut sangat sensitif terhadap tingkat produksi dan perubahan ekonomi dunia. Ketidakseimbangan antara permintaaan dan pasokan di tingkat dunia akan mempengaruhi harga jual. Penurunan akibat mekanisme pasar ini dapat mempengaruhi tingkat pendapatan dan keuntungan Perseroan. Risiko Persaingan Usaha CPO sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak goreng. Minyak goreng itu sendiri dapat disubstitusi oleh minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Produk substitusi yang biaya produksinya lebih tinggi daripada biaya produksi CPO itu kebanyakan diupayakan oleh negara-negara maju. Negara-negara produsen minyak nabati sebagai pesaing CPO sering melakukan kampanye yang mendiskreditkan minyak sawit melalui isu kesehatan seperti kandungan kolestrol tinggi. Kampanye seperti ini dalam jangka panjang dapat membentuk citra negatif bagi konsumen
Risk of Fluctuating Sales Price The price of Company’s main commodities such as palm oil, rubber, sugar and tea is widely dependent on international market mechanism, either in spot market or forward market. The commodities markets are sensitive to rate of production and the global economic changes. The imbalances of the world’s demand and supply will certainly affect the sales price. A decrease attributed to market mechanism may affect the Company’s rate of revenue and benefit.
1. Reach the factory’s excellent performance 2. Identify risks existing in each station 3. Take accurate as quick anticipatory actions while managing the risk to its minimum impacts. 4. Deliver results of Risk Assessment as Early Warning System (EWS) to the Management.
Business Competition Risk CPO is mainly used as raw materials of cooking oil. The cooking oil itself can be substituted by other natural oil such us soybean oil and sunflower oil. Substituting products which bear higher production cost than production cost of CPO are mainly made available by developed countries. As competitors to CPO producers, natural oil producing countries tend to attack palm oil with their bad campaigns which disgrace palm oil through health issues such as the fact that CPO contains a high level of cholesterol. This kind of campaign will in long-term form negative impacts to customers on CPO-
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
123
tentang penggunaan minyak nabati yang berbahan baku CPO. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pergeseran konsumsi dari minyak sawit ke minyak nabati lainnya. Hal itu dapat mempengaruhi tingkat pendapatan dan keuntungan Perseroan. Produk karet sintetis merupakan pesaing karet alam, namun masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan, yang dalam banyak hal saling melengkapi. Untuk komoditas gula, produksi dalam negeri masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri sehingga secara teoritis produksi dalam negeri akan mudah terserap. Namun, kebijaksanaan Pemerintah yang mengijinkan impor gula pada saat perusahaan gula di dalam negeri sedang berproduksi, ditambah dengan maraknya perdagangan gula ilegal, telah menimbulkan persaingan tidak sehat dan akan mempengaruhi mekanisme permintaan dan pasokan.
based natural oil products. This will lead to a shift of consumption from palm oil to other natural oil which will effect the Company’s income and benefit. Synthetic rubber products may be competitor to natural rubber, yet each has its distinctive advantages and disadvantages, and in many ways, they actually complete each other. As for sugar commodity, domestic product remains less than enough to respond to the domestic demand of sugar and therefore, theoretically domestic product will be easily absorbed by domestic market. However, the government policy which allows import of sugar, along with the circulation of illegal sugar, has triggered an unhealthy competition which will affect mechanism of supply and demand.
Risiko Keamanan Lingkungan Pencurian produksi, terutama karet dan kelapa sawit (Tandan Buah Segar) yang terjadi di lapangan berpengaruh terhadap produksi Perseroan secara keseluruhan sebesar kurang lebih 1% per tahun. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tenaga kerja yang terus meningkat setiap tahunnya, yang tidak sebanding dengan tersedianya lapangan pekerjaan.
Risk of Environment Safety Theft of products, especially rubber and oil palm (fresh fruit bunches) affects the Company’s entire production by 1% each year. This is attributed the ever growing rate of manpower which exceeds the the number of available job vacancies.
Risiko Pasokan Bahan Baku dari Plasma/Pihak ke Tiga Bahan baku untuk memenuhi kapasitas pabrik pengolahan kelapa sawit dan pabrik pengolahan karet sebagian berasal dari petani plasma/pihak ketiga. Apabila petani plasma atau pihak ke tiga tersebut tidak menyetorkan atau menjual bahan baku ke Perseroan, maka volume produksi Perseroan akan terpengaruh.
Risk of Supply of Raw Material from Smallholders/Third Parties A part of raw material for continuing supply of palm oil and rubber mill capacity is derived from smallholders and third parties. In the event that the smallholders or third parties fail to supply to the Company, then the Company’s production volume will be affected.
Risiko Pencemaran CPO Proses distribusi produk CPO melibatkan mata rantai yang cukup panjang sejak diproduksi sampai di tangan pembeli. Proses distribusi ini melibatkan banyak pihak, terutama pengangkutan, pengapalan, dan penyimpanan, termasuk pengangkutan dengan truk, instalasi pompa, dan tanki penyimpanan kapal tanker. Banyaknya penggunaan moda transportasi yang sebagian besar berada di luar kontrol langsung Perseroan menyebabkan CPO berpeluang tercemar oleh unsur lain yang tidak diinginkan seperti solar. Pencemaran terhadap CPO yang dipasarkan dapat mengakibatkan ditolaknya pasokan CPO dan dalam jangka panjang dapat menurunkan kepercayaan konsumen terhadap CPO yang dihasilkan.
Risk of CPO Contamination Distribution process of CPO involves quite a long chain, starting from production point up to the end users. This distribution process also involve many parties, especially transport, shipping, storing, trucking, pump installation, and tanker storage service. Various mode of transports involved within the distribution chains prevent the Company from maintaining good control of CPO where CPO may be contaminated with other unwanted elements such as diesel oil. Contaminated CPO may lead to rejection which in the long run will decline consumers’ trust to CPO products.
Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Harga jual ekspor dan biaya produksi Perseroan dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah terhadap harga di pasar internasional untuk bahan baku yang harus diimpor, seperti pupuk dan bahan serta peralatan lainnya. Kondisi perubahan perekonomian dunia, regional dan nasional sangat berpengaruh terhadap nilai tukar Rupiah yang pada akhirnya risiko yang
Risk of Fluctuating Exchange Rate The Company’s export sales price and production cost are dependent on the rate of Rupiah exchange to the international price of imported raw material such as fertilizer and other materials and equipment. Global, national and regional economic change highy influence the rate of which will in turn become the risk the Company has to face. The strong exchange rate of
124
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
harus dihadapi Perseroan. Dampak menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS akan mengakibatkan penurunan pendapatan bagi Perseroan meski harga bahan baku yang diimpor oleh Perseroan tidak langsung mengalami penurunan. Namun apabila nilai tukar Rupiah terdepresiasi terhadap Dolar AS, harga bahan baku impor tersebut langsung naik sejalan dengan depresiasinya nilai tukar Rupiah walaupun di sisi lain melemahnya nilai tukar tersebut akan menimbulkan penambahan pendapatan dari penjualan ekspor. Kondisi Rupiah yang fluktuatif dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan secara signifikan, baik secara positif maupun negatif.
Rupiah against US Dollar will lead to a decrease of the Company’s income while the price of goods imported by the Company does not directly go down. However, when Rupiah is depreciated against US Dollar, then the price of raw material will automatically get higher in line with the depreciated rate of Rupiah despite the fact that the weakening exchange rate will add to income from export sales. The fluctuating condition of Rupiah may significantly affect the Company’s financial performance either in a negative or positive way.
Risiko Bencana Alam Bencana alam yang mungkin membawa kerugian bagi Perseroan adalah angin puting beliung yang bisa merobohkan tanaman karet serta bencana kebakaran pada tanaman kelapa sawit muda dan tanaman karet.
Risk of Natural Disasters Natural disasters that may cause damages to the Company will be the tornado which will sweep out rubber trees, fires on young oil palm trees and mature rubber plants due to phase of leave falls.
Risiko Serangan Hama dan Penyakit Risiko ini dapat terjadi pada tanaman muda maupun pada tanaman yang sudah menghasilkan terutama pada komoditas karet dan sawit. Tanaman muda rentan terhadap serangan hama, babi hutan, monyet, sementara tanaman yang sudah menghasilkan mengalami serangan ulat (kelapa sawit), dan penyakit daun (karet). Untuk tanaman tebu, risiko serangan hama terutama disebabkan oleh hama belalang.
Risk of Pest and Disease Attacks These risks may be exposed to both immature and mature plants especially to commodities of rubber and oil palm. Immature plants are vurnarable to attacks of pests, wild boars, and monkeys, while mature plants are sensitive to caterpillar’s attacks (oil palm) and leave diseases (rubber). As for sugar canes, risks mainly come from attacks of grasshoppers.
SEKRETARIS PERUSAHAAN dan AKUNTAN PUBLIK
CORPORATE SECRETARY and PUBLIC ACCOUNTANT
Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan berdiri sendiri (Independen) dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi serta independen terhadap unit usaha lainnya. Hal ini memungkinkan Sekretaris Perusahaan untuk bertindak mewakili Perusahaan dalam berhubungan dengan pihak luar dan bertugas untuk mengelola informasi yang berkaitan dengan kebijakan dan aktifitas Perusahaan. Sekretaris Perusahaan adalah Budi Santoso, SH
Corporate Secretary Corporate Secretary is independent and is directly accountable to Directors and is independent to other business units. This allows the Corporate Secretary to act on behalf of the Company in while communicating with external parties. Corporate Secretary serves to manage information related to the Company’s policies and activities. Current Corporate Secretary is Budi Santoso, SH
Profil Sekretaris Perusahaan Mengawali karier sebagai pekerja di Perseroan tahun 1986 di Bagian SDM, dan menjabat Kepala Bagian SDM pada tahun 1999. Diangkat sebagai Seketaris Perusahaan pada tahun 2003. Memiliki sejumlah pengalaman terkait, antara lain sebagai anggota dan Sekretaris Tim Perunding BMD PTPN untuk penyusunan PKB Induk antara FSP BUN dengan BMD PTPN dan penyusunan KKB antara Serikat Pekerja Perseroan dengan Perseroan; sekretaris dan menjabat sebagai sekretaris Badan Musyawarah Direksi PTPN I - XIV dan RNI dalam rangka Due Diligence Indoham GmbH (anak perusahaan PTPN). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-81/MBU/2009 tanggal
Profile of Corporate Secretary Starting his career as the Company’s worker in 1986 with the Human Resource Section, where he was later the Head of the Section later in 1999. Appointed Corporate Secretary in 2003. Budi has an extensive experience among others as member and secretary of Negotiation Team of Board of PTPN Directors’ Conference for completion of Main PKB between FSP BUN and Board of PTPN Directors’ Conference and the making of Common Work Agreement between the Company’s Workers’ Union and the Company where he was a secretary. He was also Secretary of Board of PTPN 1 – XIV Directors’ Conference and RNI for Due Diligence of Indoham GmbH (PTPN VII’s subsidiary). Budi was appointed as Director of Human Resources and
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
125
7 April 2009 diangkat menjadi Direktur SDM & Umum di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sampai dengan sekarang. Fungsi Sekretaris Perusahaan 1. Melaksanakan kegiatan yang terkait dengan fungsi hubungan masyarakat (Public Relations) 2. Melaksanakan fungsi manajemen pada bidang tugas kesekretariatan 3. Bertindak sebagai pengelola dan penyedia informasi bagi Perusahaan berkaitan dengan pasar modal (Investor Relations) dan penerapan Tata Kelola Perusahaan. 4. Mewujudkan penyediaan informasi berbasis Web dengan menggunakan aplikasi terintegrasi.
General Affairs PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) on April 7, 2009 by virtue of Decree of Minister of State-owned Enterprises No. KEP-81/MBU/2009 dated 7 April, 2009.
Akuntan Publik Perseroan telah diaudit akuntan publik sejak tahun 2004 sebagaimana ketentuan RUPS Tahunan PTPN VII (Persero). Pada tahun 2009 Perseroan telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) untuk memeriksa Laporan Keuangan perseroan tahun buku 2009, sesuai Surat Perjanjian Jasa Audit Laporan Keuangan Tahun Buku 2009 antara PTPN VII (Persero) dengan KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Nomor 7.11/KTR/510/2009 tanggal 04 Desember 2009, dengan biaya audit sebesar Rp. 824.000.000,- (delapan ratus dua puluh empat juta rupiah) termasuk Out of Pocket dan PPN 10%.
Public Accountant The Company has been audited by public accountant since 2004 by virtue of PTPN VIII (Persero)’s General Meeting of Shareholders. In 2009, the Company appointed Office of Pubnlic Accountant Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) for sudit of Financial Report of book year of 2009, in accordance to Letter of Agreement for Audit Service of Financial Report Book Year of 2009 between PTPN VII (Persero) with Public Accountat Office of Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) No 7.11/ KTR/510/2009 dated 04 December 2009, with an aduit fee of Rp 824,000,000 (eight hundred and twenty-four million rupiahs), including out of pocket and VAT of 10%.
Etika Perusahaan dan Penerapan Teknologi Informasi
Corporate Ethics and Implementation of Information Technology
Etika Perusahaan Perseroan telah memiliki standar etika yang menjadi pedoman dasar bagi sikap dan perilaku sehari-hari bagi seluruh jajaran PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Standar perilaku tersebut (Code of Conduct) telah disosialisasikan dan implementasinya dievaluasi secara berkala. Agar pemahaman Etika Perusahaan dapat selalu menyentuh para pekerja, maka etika perusahaan akan terus disosialisasikan baik secara lisan maupun secara tulisan dalam bentuk leaflet dan poster.
Corporate Ethics The Company is equipped with standards of ethics (code of conducts)which constitute day-to-day basic guidelines for the Company’s individuals. The Code of Conducts have been socialized, and implementation of such conducts have been regularly evaluated. In order to ensure that the corporate ethics touches everyone’s heart, the Company will continue to socialize the ethics both verbally or in writing in the forms of leaflets and posters.
Keterbukaan Informasi Melalui website di www.ptpn7.com, Perseroan menyampaikan informasi material dan informasi perkembangan lain Perseroan. Selain melalui website, Perseroan selalu menyampaikan perkembangan perusahaan dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku. Penerapan Teknologi Informasi Perkembangan Teknologi Informasi dewasa ini bergerak sangat cepat dan signifikan yang menyebabkan perubahan peran teknologi pada dunia bisnis atau organisasi. Peran ini
Information Disclosure Through website www.ptpn7.com, the Company delivers material information along with other Company’s current information. In addition to the website, the Company also delivers its updated information by other means adjusted to the prevailing stock market regulations.
126
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Functions of Corporate Secretary 1. To carry out activities related to public relations functions. 2. To carry out management functions in terms of secretariat jobs 3. To act as manager and provider of information to the Company with regards to stock exchange (Investor Relations) and implementation of Good Corporate Governance. 4. To make available of web-based information by means of integrated application. terintegrasi.
Application of Information Technology Development of Current Information Technology moves very quickly and significantly leading to changes in the roles of technology in the world of business and
mencakup efisiensi, efektifitas dan strategis. Peran efisiensi merujuk pada penggantian tenaga manusia dengan teknologi informasi yang lebih efisien; peran efektifitas bertindak menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen yang efektif; sedangkan peran strategis menyangkut eksplorasi teknologi informasi untuk dimanfaatkan dan digunakan sebagai sarana kompetisi bisnis. Keuntungan dan manfaat peran –peran tersebut menjadi landasan bagi PT Perkebunan Nusantara VII (Peresero) untuk mengembangkan teknologi informasi.
organization. The roles include efficiency, effectiveness and strategy. Role of efficiency refers to substitution of man power with more efficient information technology; role of effectiveness serves to deliber information for effective management decision making; while role of strategy deals with exploration of information technology benefited and used for business competition. The advantages and benefits of those roles constitute a good base for PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) to develop its information technology.
Pada era digital, peran teknologi informasi demikian besar, sehingga keberadaan teknologi informasi menjadi bagian dan kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam menjalankan operasional perusahaan. Ini ditandai dengan pembangunan infrastuktur Jaringan WAN serta pengembangan Aplikasi Sistem Informasi untuk mendukung operasi perusahaan. Sesuai dengan perkembangan kebutuhan proses bisnis, maka Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi, SDM dan Inventory Control yang selama ini telah menjadi bagian operasional pada tahun 2009 terus disempurnakan agar bisa emberikan nilai tambah bagi bisnis Perusahaan. Dengan memperhatikan tingkat kebutuhan menyeluruh terhadap proses bisnis serta fungsional perusahaan di masa depan, perlu disusun suatu kerangka pengembangan Sistem dan Teknologi informasi jangka pendek maupun jangka panjang. Sistem dan teknologi informasi ini akan menjadi acuan dan arahan yang komprehensif bagi kebijakan Direksi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam menerapkan dan mengembangkan teknologi informasi. Sebagai realisasinya, pada tahun 2009, Rencana Strategis Teknologi Informasi disusun dan dituangkan dalam bentuk dokumen berjudul Blueprint & Roadmap Pengembangan Teknologi Informasi yang mempunyai tujuan strategis dan tujuan taktis.
Within this digital era, information technology takes a huge role and therefore the existence of information technology has become an inseparable part and need in running company’s operation. This is indicated by development of infrastructure for WAN network and development of Information System Application in support to the Company’s operation. In line with the developmend in business process, then the Application for Accounting Information System, Human Resources and Inventory Control that were part of operation in 2009 will undergo some more improvement as to add moe values to the Company’s business operation. With regards to holistic requirement for business process and Company’s functions, a framework for development of both short-term and long-term Information Technology and System shall be made. This Information Technology and System will become a comprehensive reference for the Directors of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) in implementing and developing the information technology within the Company. In 2009, realization of this was indicated by the making of a document titled Blueprint & Roadmap of Development of Information Technology equipped with both strategic and tactical goals.
Dalam rangka mencapai tujuan besar di atas, peta jalan (roadmap) pengembangan teknologi informasi dituangkan dalam program pengembangan Sistem Informasi terintegrasi yang meliputi : 1. Program Manajemen Informasi dan Pelaporan Berbasis TI, 2. Program Peningkatan Produktivitas Kebun, 3. Program Peningkatan Produktifitas Non-Kebun, 4. Program Peningkatan Monitoring dan Pengendalian Biaya, 5. Program Peningkatan Efisiensi Administrasi Perkantoran, 6. Program Perbaikan Tata Kelola dan Peningkatan Kapabilitas SDM dalam Proses Bisnis Berbasis TI. Program-program pengembangan Sistem Informasi Terintegrasi tersebut mulai diimplementasikan dengan mengembangkan sistem ERP (Enterprises Resource Planning) Perkebunan secara bertahap yang akan berlangsung dari 2010 sampai dengan 2014.
As to meet the above goals, the roadmap for development of information technology was translated into programs for development of integrated information technology which includes : 1. Program for Information Management and IT-based reporting, 2. Program for Improvement of Plantation Productivity, 3. Program for Improvement of Non-plantation Productivity, 4. Program for Improvement of Cost Monitoring and Control, 5. Program for Improvement of Office Adminstration Efficiency, 6. Program for Enhancement of Management and Capability of Human Resources in terms of IT-based process. Such Integrated Information System development programs have been initiated by developing ERP (Enterprises Resource Planning) system for plantation in a gradual manner which will be in progress from 2010 to 2014.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
127
128
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Tanggungjawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Alam telah mengajari kita untuk arif dalam menyikapi segala sesuatu yang ada di sekeliling kita; warga di sekitar kita adalah mitra, dengan siapa kita bergandeng tangan untuk berbagi suka dan duka. The nature has taught as to be wise in dealing with everything around us; people living near us are partners, with whom we hold hands to share joys and sadness.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
129
PROGRAM KEMITRAAN dan BINA LINGKUNGAN
PARTNERSHIP and ENVIRONMENT ASSISTANCE PROGRAMS
Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social responsibility) diwujudkan dalam Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Program PKBL ini mencakup aktivitas yang terkait dengan core business dan aktivitas yang sama sekali tidak terkait. Sumber pendanaan untuk program ini diambil dari sebagian laba perusahaan, yang menunjukkan tren meningkat daam kurun waktu lima tahun terakhir. Program dilaksanakan ‘Program PTPN 7 Peduli’, sesuai dengan Master Plan PKBL yang telah disusun selama 5 tahun ke depan dari tahun 2009 – 2013.
The Company’s Corporate Social Responsibility has been materialized in the form of Partnership and Environment Assistance Programs. The programs cover activities related to the Company’s core business on one hand and with non-core business activities on the othe hand. Funding for such programs is derived from part of Company’s profit, which has shown a increasing trend for the last five years. The Programs are applied through the so called ‘PTPN 7 Cares Programs’, in accordance to the Master plan of Partnership and Environment Assistance Programs made for the period of 2009 – 2013.
PROGRAM PTPN 7 PEDULI
!
PTPN 7 CARES PROGRAMS
“PTPN 7 Peduli” merupakan suatu sarana implementasi wujud kepedulian Perusahaan terhadap kondisi sosial masyarakat, melalui tujuh kegiatan pemberdayaan yang mendorong partisipasi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki sehingga mereka mampu meningkatkan kemandirian.
“PTPN 7 CARES PROGRAMS” is one way of implementing the Company’s care towards the community’s social condition, by means of seven objects of empowerment which will encourage the community’s participation for their own potential so that they can develop their sense on independence.
Tujuh program utama yang terangkum dalam “PTPN 7 PEDULI” adalah sebagai berikut:
The Seven Main Programs Included in “PTPN 7 CARES” program are :
1. Program kepedulian perusahaan dalam upaya terciptanya pertumbuhan ekonomi rakyat. Dana Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil menunjukkan peningkatan seiring meningkatnya laba Perusahaan ditambah pengembalian pinjaman dari Mitra Binaan dan jasa administrasi pinjaman. Pada tahun 2009, jumlah dana disalurkan melalui Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil sebesar Rp 9,40 Milyar dengan total akumulasi dana sampai dengan 2009 sebesar Rp 35,80 Milyar.
1. Company’s Care Program for Community’s Economic Growth. Fund for State-owned Enterprise Partnership with Smallscales Enterprise Programs showed an incline in line with decrease in Company’s profit, along with repayment of Partners’ loan and administrative fees. In 2009, the amount of fund supplied through the State-owned Enterprise Partnership with Small-scales Enterprise Programs reached the figure of Rp 9.40 billions with the 2009 accumulated amount of Rp 35.80 billion.
Penyaluran Program Kemitraan dengan Usaha Kecil masih difokuskan pada usaha kecil/mikro yang benarbenar memerlukan pembinaan dalam bentuk modal maupun bimbingan manajerial. Selain itu, prioritas diberikan pula kepada Usaha Kecil dalam bentuk cluster, antara lain pertanian, pembuatan kripik, dan usaha-saha usaha mikro di pasar tradisional.
Supply of fund for small-scale enterprises was focused on small-scale.micro enterprise or microbusiness which were really in a great need of fresh cash and managerial assistance. In addition to that, priority was also given to small-business in clusters, namely agricultural, crackers, and other micro-business found in traditional markets.
Pada tahun 2009, Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil telah menyalurkan pinjaman
In 2009, State-owned Enterprise Partnership with Small-scales Enterprise Programs disbursed
130
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
sebesar Rp 9.404 juta, masing-masing sebesar Rp 7.618,5 juta untuk 707 unit usaha kecil menengah dan pinjaman sebesar Rp 213,6 juta untuk 117 unit Mikro serta hibah sebesar Rp 1.572,8 juta. Dana tersebut didistribusikan ke sektor-sektor industri, jasa, perdagangan, peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan dan jasa lainnya. Disamping bantuan dalam bentuk pinjaman lunak, Mitra Binaan juga menerima pembinaan melalui programprogram pelatihan, pemagangan/pendampingan, studi banding dan promosi/pameran.
Distribusi dana untuk masing-masing sektor pada tahun 2009 adalah sebagai berikut :
a loan of Rp 9,404 million; Rp 7,618.5 million for 707 medium and small-scalse business units, Rp 213.6 million for 117 micro units, and a charity of Rp 1,572.8 million. The fund was distributed to sectors of industry, services, trading, animal husbandry, ishery, agriculture, plantation and other services. In addition to assistance in the form of soft loans, partners also received assistance through training, apprenticeship, comparative study and promotion/exhibitions.
Distribution of fund for each sectors in 2009 is as follows :
Realisasi Program Kemitraan/Realisation of Partnership Programs
SEKTOR/Sectors
BESAR DANA/Amount
PENERIMA DANA/Recipients
Sektor Industri/Industry Sector
Rp.
621.000.000,-
( 47 Mitra Binaan)
Sektor Perdagangan/Trading Sector
Rp.
2.401.600.000,-
( 286 Mitra Binaan)
Sektor Pertanian/Agriculture Sector
Rp.
3.793.000.000,-
( 424 Mitra Binaan)
Sektor Perkebunan/Plantation Sector
Rp.
20.000.000,-
Sektor Perikanan/Fishery Sector
Rp.
-
-
Sektor Peternakan/Animal Husbandry Sector
Rp.
97.500.000,-
( 12 Mitra Binaan)
Sektor Jasa/Service Sector
Rp.
599.000.000,-
( 52 Mitra Binaan)
Sektor lainnya/Other Sector
Rp
300.000.000,-
(
Jumlah/Total
Rp.
7.832.100.000,-
(
1 Mitra Binaan)
2 Mitra Binaan) 824 Mitra Binaan
2. Program kepedulian perusahaan kepada korban musibah bencana alam. Untuk program ini, pada tahun, 2009 disalurkan dana senilai Rp 81.785.125 berupa bantuan tanggap darurat, bantuan perlengkapan sekolah(paket buku, seragam sekolah, sepatu sekolah dan buku tulis) untuk masyarakat Way Kerap, Kec. Semaka, Kabupaten Tanggamus, yang terkena bencana banjir dan tanah longsor.
2. Company’s Care Program for Casualties of Natural Disasters. Through this program, in 2009, a fund of Rp 81,785,125 the form of emergency responsive assistance, school supplies (books, uniforms, shoes and notebooks) for people of Way Kerap, District of Semaka, Regency of Tanggamus, who were casualties of flood and landslides.
3. Program kepedulian perusahaan dalam peningkatan kualitas pendidikan, dimana pada tahun 2009 disalurkan dana senilai Rp 933.889.200 antara lain sebagai: • Bantuan beasiswa untuk anak yang orang tuanya tidak mampu berupa uang sekolah, tas, seragam dan sepatu sekolah masing-masing untuk tingkat SD, SLTP/MIN dan SLTA/MAN. • Bantuan dalam rangka pembelajaran kepada masyarakat tentang disiplin berlalu lintas bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Provinsi Lampung. • Bantuan untuk Guru Honor TPA Baitunnabat dan Guru Honor Komite Sekolah Dasar Inti SUNI dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah.
3. Company’s Care Programs for Improvement of Education Quality. In 2009, a fund of Rp 933,889,200 was supplied, among others, for : • Scholarship for students of low-income families, fund which came in the form of settlement of school fee, school bags, uniform, shoes for elementary, junior high and senior high school students. • Assistance for introduction of traffic discipline, carried oout in collaboration with Lampung Province Transport Service. • Assistance for non-permanent teachers of Baitunnabat Koran School and Non-permanent teachers of Inti Suni Elementary School assistance which was intended to elevate the education quality and learning processs at respective school.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
131
• Bantuan dalam kegiatan Pelatihan Kader Posyandu yang berada disekitar Unit Usaha/ Distrik/Kantor Direksi bekerja sama dengan IKI PTPN VII VII (Persero) • Bantuan dalam program pembinaan Tim Sepakbola Super7 Bandar Lampung, dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada saat mengikuti event-event kejuaraan sepak bola di tingkat Daerah. • Bantuan dalam kegiatan sosialisasi Pemilu 2009 kepada masyarakat bekerjasama dengan Ragom Lampung Institute, dengan tujuan agar masyarakat mengetahui dan memahami tata cara/teknis pelaksanaan Pemilu tahun 2009. • Bantuan dalam pembelajaran kepada masyarakat melalui pembuatan billboard kampanye anti kekerasan dalam rumah tangga bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung.
• Assistance for Training of Integrated Service Post’s cadres located within the Business Units/Districts/Directors Office, undertaken in collaboration with IKI PTPN VII VII (Persero) • Assistance for coaching of Super 7 Bandar Lampung Football Team assistance which was intended to give added value when being involved in regional football tournaments. • Assistance for activities of 2009 general election socialization, undertaken in collaboration with Ragom Lampung Institute, assistance which was intended to help the community get introduced to technical issues of 2009 General Election. • Assistance for learning of community’s billboard making in connection with campaigns for domestic anti-violence, undertaken in collaboration with Lampung Province Motivating Team For Family Welfare Education.
4. Program kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk program ini, pada tahun 2009 disalurkan dana senilai Rp1.627.510.410, antara lain dalam bentuk: • Pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah (PMT-AS) yang diperuntukkan bagi ± 200 Murid Sekolah Dasar yang berada di sekitar Unit Usaha/Distrik/Kantor Direksi, dengan waktu pelaksanaan ± selama 6 bulan. Program tersebut diharapkan dapat memberikan pembelajaran/ pengenalan kepada murid-murid tentang aneka makanan/jajanan pasar yang dikonsumsi sehingga dapat meningkatkan gizi yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak didik/murid di Sekolah tersebut. • Penyelenggaraan sunatan massal bagi anakanak warga masyarakat di Desa disekitar Unit Usaha/Distrik/Kantor Direksi, yang kegiatannya juga bertujuan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya kesehatan. • Bantuan paket santunan kepada anak yatim piatu bersamaan dengan kegiatan Safari Ramadhan yang dilaksanakan oleh Unit Usaha/ Distrik/Kantor Direksi, dan diharapkan kegiatan tersebut dapat menjadi salah satu pendukung tingkat kemajuan kegiatan usaha yang dijalankan.
4. Company’s Care Program for Improvement of Community’s Health. Through this program, in 2009 a fund of Rp1,627,510,410 was supplied, among others in the forms of : • Supply of additional food for school children for ± 200 students of elementary school located in Business Units/Districts/Director’s Office for a period of 6 months. The Program was intended to help students get introduced to kinds of healthy snacks for nutritional improvement which in turn will affect the school children’s intelligence.
5. Program kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan kondisi sarana dan prasarana umum. Untuk program ini pada tahun 2009 disalurkan dana senilai Rp653107.000, antara lain dalam bentuk: • Bantuan renovasi Sekolah SMA Negeri 12, Sukarame, Bandar Lampung, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, menambah
5. Company’s Care Program for Improvement of Public Infrastructure and Facilities. Through this program, in 2009, a fund of Rp 653,107,000 was supplied, among others, in the forms of : • Assistance for rennovation of SMA Negeri 12, Sukarame, Bandar Lampung, in order to promote education quality and support the learning processs, as well as to add more
132
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
• Organization of communal circumcising for children in the Business Units/District/Drector’s Office, which enabled the students to get introduced to the importance of health. • Delivery of charity packages for orphans in connection with Ramadhan Safari Event conducted by Business Units/District/Director’s Office in hoping that the event would serve as support to the business that the local people were doing.
motivasi belajar murid-murid sekolah serta dapat menjadi sekolah unggulan di wilayah Provinsi Lampung. • Bantuan kelengkapan sarana sekolah antara lain pemasangan paving block, di SMK Amal Bakti, SMP Negeri 11, SMP Penyimbang Bandar Lampung, dan pemasangan tralis jendela SMP 29 Bandar Lampung serta pembuatan pagar SDN 167/022 di Kel. PringBaru, Kec. Talopino Bengkulu. • Bantuan pembuatan gorong-gorong dan perbaikan jalan desa untuk meningkatkan akses perekonomian antar desa. 6. Program kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan sarana prasarana ibadah. Untuk program ini, pada 2009 disalurkan dana senilai Rp 398.936.500 berupa bantuan perbaikan sarana Ibadah (Masjid) dalam rangka Safari Ramadhan dan bantuan sarana ibadah lainnya (Gereja, Pura) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan masyarakat. 7. Program kepedulian perusahaan dalam upaya pelestarian lingkungan, dimana pada tahun 2009 disalurkan dana senilai Rp579.849.000, antara lain dalam bentuk: • Bantuan bibit kelengkeng berikut pupuk dalam rangka pembangunan sentra hortikulura buahbuahan di Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur. • Penanaman pohon/tanaman langka yang dilaksanakan di sekitar wilayah Unit Usaha/ Distrik/Kantor Direksi dan diharapkan dengan program penanaman pohon dapat lebih menjaga kelestarian alam, ketersediaan air dan sebagai salah satu usaha mengatasi global warming. • Bantuan gerobak sampah/sokli yang diberikan di beberapa Kecamatan dan Pasar Tradisional di sekitar Kota Bandar Lampung, yang bertujuan untuk mempermudah pengangkutan sampahsampah baik dilingkungan masyarakat maupun di pasar sehingga kebersihan lingkungan dapat terpelihara dengan baik, dan juga mencegah timbulnya berbagai macam penyakit akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik.
motivation to students to become Lampung Province Excellent School. • Assistance for supplies of school supporting facilities such as construction of paved roads, at SMK Amal Bakti, SMP Negeri 11, SMP Penyimbang Bandar Lampung, and installment of window iron bars at SMP 29 Bandar Lampung and construction of fences at SDN 167/022 di Village of PringBaru, District of Talopino, Bengkulu. • Assistance for construction of sewages and repair of village road as to improve inter-village economic access. 6. Company’s Care Program for Improvement of praying house facilities. Through this program, in 2009, a fund of Rp 398,936,500 was supplied for repairs of praying houses (mosques) in line with the Safari Ramadhan Events and repairs of other praying houses (churches, Hindu temples) in order to help promote the respective people’s faith.
7. Company’s Care Program for Environment Conservation, and through this program, in 2009, and amount of Rp 579,849,000 was supplied, amoing others in the forms of : • Supply of longan seeds along with its fertilizers in line with development of centre for horticulture at the Regency of Central Lampung and Regency of East Lampung. • Planting of rare plants at Business Units/ Districts/Director’s Office in hoping that the program could help maintain environment conservation, water supply and one way of reducing the impact of global warming. • Delivery of garbage carts for some districts and traditional markets around Bandar Lampung City, program which was meant to give easier movement of gargabes within the communicty’s dwellings and in the markets for cleaner environment and prevention of outbreak of diseases originating from wastes that are not properly processed.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
133
Program PTPN 7 Peduli merupakan wujud kepedulian Perseroan kepada masyarakat lokal. Ke-tujuh program yang digulirkan diharapkan bisa turut membantu mengembangkan potensi kemandirian masyarakat.
134
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
PTPN 7 Cares Program is the Company’s state of care to the local community. It is the Company’s hope that the application of the seven programs will help develop the local community’s potentials for independence.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
135
136
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING Momentous Events
•
Pemerintah tahun 2009 mencanangkan program “Hari Menanam Indonesia”, untuk itu PTPN VII (Persero) melalui program PTPN7 Peduli Pelestarian Lingkungan pada tahun 2009 turut berperan aktif mendukung kegiatan tersebut diatas dalam bentuk penanaman pohon/tanaman langka yang dilaksanakan disekitar Unit Usaha/ Distrik/Kantor Direksi dengan total penanaman ± 21.000 pohon, selain itu juga telah direalisasikan pembangunan sentra hortikultura buah-buahan (kelengkeng) sejumlah ± 1.000 bibit yang diperuntukkan bagi masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur. Total penanaman pohon yang telah dilaksanakan oleh PTPN VII (Peresero) dari tahun 2007 sampai dengan 2009 sejumlah ± 40.000 pohon.
In 2009, the Government declared a program called “Indonesia Planting Day”. PTPN VII (Persero) through its PTPN 7 CARES Program for Environmental Care took an active roles by planting rare plants in Business Units/Districts/Director’s Office with a total of ± 21,000 plants. In addition to that, establishment of horticulture centre (longans) was realised, with ± 1,000 seedlings for people of Regency of Central Lampung and Regency of East Lampung. Totals plants planted by PTPN VII (Persero) from 2007 to 2009 was ± 40,000 trees.
•
Inovasi atas tanaman karet yang ditanam di Unit Usaha Padang Pelawi di wilayah Distrik Bengkulu. Tanaman karet ini dapat disadap pada umur 3 tahun 6 bulan. Secara normal tanaman karet pada umumnya dapat disadap pada umur 5 tahun.Tanaman karet ini memakai jenis PB 260. Perlakuan tanaman ini dengan menggunakan teknologi bokor kecrok.
Innovation of rubber plant grown in Padang Pelawi Business Unit di bengkulu District. The rubber trees can be sapped at the age of 3 years and 6 months, compared to the normal rubber trees which are ready to sap at the age of 5 years. The rubber trees were of PB 260 types. Treatment for this type of plants involve the use of bokor kecrok technology.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
137
Penghargaan yang Pernah Diraih Awards Granted to The Company
138
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Berbagai penghargaan pihak luar atas kinerja tangguh Perseroan telah diterima. Inilah di antara beberapa perghargaan yang diraih Perseroan :
Appreciation have been awarded for the Company’s outstanding performance. Here is a list of awards given to the Company:
Anugerah pada acara yang diselenggarakan oleh Kementrian BUMN sebagai berikut :
Awards granted in connection with events organized by the Ministry of State-owned Enterprises as follows :
•
Kegiatan Sawit Nusantara Award 2009 yang dilaksanakan pada tanggal 14 - 15 Oktober 2009 yang bertempat di Pontianak, Kalimantan Barat, PT Unit Usaha Rejosari mendapat Terbaik III
•
Sawit Nusantara Award 2009 event, held from 14 to 15 October 2009 , in Pontianak, West Kalimantan, in which Rejosari Business Unit was Awarded the Second Best.
•
Kegiatan Karet Nusantara Award 2009 dilaksanakan di Hotel J.W.Marriot Surabaya, pada tanggal 15 - 16 Desember 2009 dan sebagai tuan rumah adalah PT Perkebunan Nusantara XII (Persero). Dalam kegiatan ini Perseroan mendapatkan predikat :
•
Karet Nusantara Award 2009 held at the J.W.Marriot Hotel Surabaya, from 15 to 16 December 2009, with PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) being a Host, in which. The Company was awarded with:
- Terbaik III, Kategori Peningkatan Produktivitas, untuk Unit Usaha Way Berulu
- The Third Best, category of Improvement of Productivity, for Way Berulu Business Unit.
- Terbaik II, Kategori Tanaman Menghasilkan, untuk Unit Usaha Way Berulu
- The Second Best, category of Productive Plants, for Way Berulu Business Unit
- Terbaik I, Kategori Pabrik Crumb Rubber, untuk Unit Usaha Padang Pelawi
- The Best, category of Crumb Rubber Mill, for Padang Pelawi Business Unit
Penghargaan juga diraih oleh Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Andi Punoko dari National Conference & Award "Anugerah Business Review 2009" dengan Kategori "The Best CEO with People Adaptability 2009".
Award was also granted to President Director of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Andi Punoko by the National Conference & Award "Business Review 2009 Award" for category of "The Best CEO with People Adaptability 2009".
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
139
Penghargaan International Development Citra Award 2008/2009 untuk Distrik Bengkulu dari Asean Development dan penghargaan The Best Practice pada Maret 2008.
2008/2009 International Development Citra Award for Bengkulu District from Asean Development and the Best Practice Award in March 2008
Penghargaan pada ajang Tea Festival untuk Teh Hitam Gunung Dempo yang digelar di Bandung pada 22-24 Agustus 2008.
Award for for Gunung Dempo Black Tea in Tea Festival event held in Bandung, August 22-24, 2008.
Penghargaan Tjindarboemi kepada Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) tahun 2008 dari PWI Cabang Lampung.
2008 Tjindarboemi Award for President Director of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) from Indonesian Journalist Federation, Lampung Chapter.
Penghargaan pada ajang Karet Nusantara Award (KNA) kepada PPKR Unit Usaha Padangpelawi yang telah meraih predikat Terbaik Pertama yang digelar di Patra Convention Hotel, Semarang untuk Ketegori Peningkatan Produktivitas Kebun. Pada ajang ini, penghargaan juga diberikan kepada Unit Usaha Wayberulu yang memperoleh juara ketiga.
Rubber Mill of Padangpelawi Business Unit was named The First Best in Karet Nusantara Award (KNA), held at Patra Convention Hotel, Semarang for Category of Plantation Productivity Improvement. Also in this event, the Company’s Wayberulu Business Unit gained the third place.
Syariah Award Tahun 2008, dari majalah Investor sebagai Obligasi Syariah Terbaik.
2008 Syariah Award from Investor magazine as the Best Syariah Bond.
140
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Syariah Award Tahun 2007, dari majalah Investor sebagai Obligasi Syariah Terbaik.
2007 Syariah Award from Investor magazine as the Best Syariah Bond.
Syariah Award Tahun 2006, dari majalah Investor sebagai Obligasi Syariah Terbaik.
2006 Syariah Award from Investor magazine as the Best Syariah Bond.
Anugerah Business Review 2005 sebagai "The Big 6 of the Best Corporation In Fostering Small & Medium Enterprises" dari majalah Business Review.
2005 Business Review Award as "The Big 6 of the Best Corporation In Fostering Small & Medium Enterprises" from Business Review magazine.
Penghargaan peringkat "BIRU" dari Gubernur Lampung dalam Rangka Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2005.
"BLUE" Level Award from the Governor of Lampung in the event of Assessment for Life Environment Management Performance, 2005.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
141
Penghargaan peringkat "Biru" dari Gubernur Lampung dalam rangka Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2004. Asian Best Executive Citra Award tahun 2003 dari Departemen Pariwisata Indonesia. Penghargaan "Ekspor Primaniyarta" pada tahun 2002 dari Menteri Perindustrian & Perdagangan RI atas prestasi dalam peningkatan ekspor non-migas.
"BLUE" Level Award from the Governor of Lampung in the event of Assessment for Life Environment Management Performance, 2004.
Penghargaan "BUMN & BUMN CEO Awards 2004" yang diberikan kepada CEO PT Perkebunan Nusantara VII dalam bidang Manajemen Krisis.
"BUMN & BUMN CEO Awards 2004" granted to CEO of PT Perkebunan Nusantara VII for Crisis Management.
Penghargaan Terbaik I pada acara "Sawit Nusantara Awards 2006" untuk kategori Peningkatan Produktivitas Kebun Sawit.
Best Award in "Sawit Nusantara Awards 2006" for category of Improvement of Oil Palm Plantation Productivity.
142
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
2003 Asian Best Executive Citra Award, from Indonesian Department of Tourism. 2002 "Ekspor Primaniyarta" Award, from the Minister of Industry and Trade, Republic of Indonesia for its achievement in improvement of non-oil export.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
143
144
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Perkara-perkara Penting yang Dihadapi Major Cases Under Progress
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
145
1. Perusahaan belum dapat melaksanakan hasil keputusan RUPS Perusahaan tanggal 19 Mei 2005 untuk mendapatkan lahan dari Pemerintah Provinsi Propinsi Lampung seluas antara 4.000 ha sampai 5.200 ha.
1. The Company has not conducted the result of Company’s General Meeting of Shareholders of May 19, 2005 to acquire land of 4,000 to 5,000 ha from the Government of Lampung Province.
Pemerintah Provinsi Lampung berencana membangun Kawasan Kota Baru Lampung (Lampung New City) di atas lahan milik PTPN VII (Persero) seluas 260 Ha yang terletak di Unit Usaha Rejosari seluas 60 Ha dan Unit Usaha Kedaton seluas 200 Ha. Pembangunan dilakukan melalui cara tukar guling (ruislaag) dengan lahan milik Pemerintah Provinsi Lampung seluas 4.000 Ha s/d 5.200 Ha.
Sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2005, RUPS prinsipnya mendukung rencana pembangan Kota Baru Lampung dimaksud, namun sampai dengan saat ini pembangunannya belum dapat dilaksanakan mengingat Pemerintah Provinsi Lampung belum dapat menyediakan lahan pengganti tukar guling (ruislaag) atas lahan PTPN VII (Persero) yang akan digunakan untuk pembangunan Kawasan Kota Baru Lampung (Lampung New City).
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, rencana pengembangan Kawasan Kota Baru Lampung (Lampung New City) oleh Pemerintah Provinsi Lampung, masih dalam tahap koordinasi.
Until December 31, 2008 the plan for development of Lampung New City by the Government of Lampung Province was still in stages of coordination.
Kami menyarankan agar proses tukar guling (ruislaag) lahan dengan Pemerintah Provinsi Lampung dalam rangka pembangunan Kawasan Kota Baru (Lampung New City) dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sehingga tidak menjadi permasalahan di kemudian hari.
We suggested that the land swap process with the Government of Lampung province for development of that Lampung New City be undertaken through the prevailing procedures and requirements as to avoid any future disputes.
Sesuai dengan hasil pertemuan antara Pemerintah Provinsi Lampung, PTPN VII (Persero) dan Kementerian Negara BUMN pada tanggal 10 September 2009 disampaikan bahwa arah kebijakan Pemerintah Provinsi Lampung dalam pembangunan Lampung New City berubah menjadi “Pola Kerjasama/Joint Venture Company (JVC)”. Dalam pertemuan tersebut dinyatakan adanya rencana rencana pemanfaatan lahan HGU PTPN VII (Persero) dan lokasinya diarahkan pada Unit Usaha Kedaton; dan untuk itu telah dilakukan foto udara pada tanggal 28 Juli dan 5 Agustus 2009 di atas areal Unit Usaha Kedaton bersama Tim Pemerintah Provinsi Lampung untuk mendapatkan plot area yang dimaksud. dari hasil foto udara tersebut, Gubernur Lampung melalui surat Nomor:
With regards to result of meeting between the Government of Lampung Province, PTPN VII (Persero) and State Ministry of State-owned Enterprise dated September 10, 2009, it was stated that the Government of Lampung Province’s policy for development of Lampung New City changed into a ’joint venture company’ pattern. In the meeting, plan for utilization of PTPN VII (Persero)’ business lease hold and its respective location, namely Kedaton Business Unit, was stated, and therefore aerial pictures of location were taken on July 28 and August 5, 2009 on the Kedaton Business Unit to get the pictures of the plotted area. Using the result of the aerial pictures, The Governmor of Lampung Province, through letter No. 050/3207/ II.01/2009 dated 7 September 2009 asked for a
146
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
The Government of Lampung Province had planned to develop the so called Lampung New City on the Company’s total area of 260 ha, which was situated in Rejosari Business Unit (60 ha) and Kedaton Business Unit (200 ha) respectively. Land acquisition would be undertaken by means of land swap with the Government of Lampung Province of 4,000 to 5,200 Ha.
According to General Meeting of Shareholders of 2005, in principle, the meeting gave full support for development of Lampung New City. However, up to the moment, the construction of the project has not been initiated yet as the Government of Lampung Province has not been able to make the swap available to PTPN VII (Persero).
land of ± 1,669 ha located in Sections 1, 2 and 3 of Kedaton Business Unit (Under Certificate of Business Lease Hold No 2 year of 1997 for the area of 3,252.90 ha, valid to December 31, 2030). The said piece of land will be developed into office buildings, social facility buildings, public facilities, dams, and both commercial and non-commercial partnership business areas.
050/3207/II.01/2009 tanggal 7 September 2009 meminta lahan seluas ± 1.669 Ha terletak di Afdeling 1, 2 dan 3 Unit Usaha Kedaton (Sertifikat HGU No. 2 tahun 1997 seluas 3.252,90 Ha, yang masa berlakunya sampai dengan tanggal 31 Desember 2030). Lahan ini akan digunakan untuk pembangunan areal perkantoran, fasilitas sosial, fasilitas umum, waduk, lingkungan binaan, baik yang bersifat komersial maupun non komersial.
PTPN VII (Persero) pada prinsipnya tidak keberatan dengan rencana dimaksud, namun mekanisme pelepasan asset lahannya harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku yaitu melalui rekomendasi dari Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) dan persetujuan pelepasan dari Menteri Negara BUMN selaku pemegang saham. Sesuai mekanisme pelepasan asset, Direksi PTPN VII (Persero) melalui Surat Nomor: 7.7/DK/05/2009 tanggal 7 September 2009 meminta kepada Dewan Komisaris untuk dapat memberikan rekomendasi kerjasama pemanfaatan lahan guna pembangunan Kawasan Kota Baru Lampung.
In principle, PTPN VII (Persero) did not object to the said plan provided that the abandonment of asset be done in accordance to the prevailing rules and regulations, namely by means of recommendation of PTPN VII (Persero)’s Board of Commissioners, and approval for abandonment from the Minister of State-owned Enterprise ad Shareholder. In accordance to mechanism of asset abandonment, Directors of PTPN VII (Persero) through letter No: 7.7/DK/05/2009 dated 7 September 2009 asked the Board of Commissioners to give recommendation for cooperation for common use of the said piece of land for development of Lampung New City.
Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) melalui Surat Nomor: 322/DK/VII/09/2009 tanggal 14 September 2009 pada prinsipnya tidak keberatan melepaskan asset PTPN VII (Persero) di Unit Usaha Kedaton untuk pembangunan Kota Baru Lampung sepanjang dilaksanakan dengan memperhatikan aspek legal formal dan semua prosedur/ketentuan yang berlaku dengan memperhitungkan ganti rugi atas hak-hak keperdataan PTPN VII (Persero) serta penyelesaian kelebihan tenaga kerja/karyawan akibat pelepasan asset tersebut.
PTPN VIII (Persero)’s Board of Commissioners through letter no 322/DK/VII/09/2009 dated 14 September 2009 stated that in principle they didn’t not object to abandonment of the Company’s asset at Kedaton Business Unit for the development of Lampung New City as long as it was done under the prevailing formal legal proceedings taking all the compensation and commercial rights of PTPN VII (Persero) into consideration along with settlement for possible surplus of workers emerging from such proceedings.
Direksi PTPN VII (Persero) melalui Surat Nomor: 7.7/ A/18/2009 tanggal 16 September 2009 meminta kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara untuk dapat memberikan persetujuan kerjasama pemanfaatan lahan guna pembangunan Kawasan Kota Baru Lampung antara PTPN VII (Persero), Pemerintah Provinsi Lampung dan Investor.
Directors of PTPN VII (Persero) through letter No: 7.7/A/18/2009 dated 16 September 2009 asked the Minister of State-owned Enterprises to approve the cooperation for common use of lands for development of Lampung New City between PTPN VII (Persero), and the Government of Lampung Provincer.
Kementerian Negara BUMN melalui surat Nomor: S-747/MBU/2009 tanggal 16 Oktober 2009 pada prinsipnya menyetujui/meberikan izin prinsip rencana kerjasama PTPN VII (Persero) dengan Pemerintah Provinsi Lampung dan Investor yang berminat untuk memanfaatkan sebagian lahan HGU PTPN VII (Persero) Unit Usaha Kedaton seluas ±1.669 Ha dalam rangka pembangunan Kota Baru Lampung dan pelaksanaannya haurs dilakukan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Izin prinsip tersebut di atas berlaku
The State Ministry of State-owned Enterprises through letter No. S-747/MBU/2009 dated 16 October 2009 in principle approved the plan for cooperation of PTPN VII (Persero) with the Government of Lampung Province for use of part of business lease hold land of PTPN VII (Persero) at Kedaton Business Unit of ±1,669 ha for development of Lampung New City procedure which should be done in accordance to the prevailing rules and regulations. The principle permit is valid for one year and in the event that no cooperation is
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
147
initiated within the said period, than the permit shall be void. Settlement of compensation for the use of that ±1,669 ha belonging to PTPN VII (Persero) for development of Lampung New City for non-commercial area will be done between PTPN VII (Persero) and the Government of Lampung Province in reference to land price as stated the Sales Value of Tax Object, while for commercial area, payment shall be made in reference to the market prices, amount which shall be allocated as PTPN VII (Persero)’s equity, while compensaion for plants and everything standing on that land shall be calculated in reference to the result of an independent appraisal institution.
selama satu tahun dan apabila dalam jangka waktu tersebut kerjasama dimaksud belum dilaksanakan, maka persetujuan ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Penyelesaian ganti rugi kompensasi penggunaan lahan seluas ±1.669 Ha milik PTPN VII (Persero) yang akan digunakan sebagai Kawasan Kota Baru Lampung untuk kawasan non-komersial dilakukan melalui transaksi jual beli antara PTPN VII (Persero) dengan Pemerintah Provinsi Lampung dengan harga tanah minimal sesuai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan untuk kawasan komersial dibayarkan dengan Harga Pasar yang akan dijadikan penyertaan modal PTPN VII (Persero), sedangkan nilai ganti rugi tanam tumbuh, bangunan dan segala sesuatu di atasnya ditetapkan sesuai dengan hasil penelian Appraisal Independent.
Sampai dengan akhir bulan Desember 2009 sebagai tindak lanjut Izin Prinsip dari Kementerian Negara BUMN tersebut di atas, Pihak PTPN VII (Persero) dan Pemerintah Provinsi Lampung telah melakukan beberapa kali pertemuan guna membahas Nota Kesepahaman (MoU) Pembangunan Kota Baru Lampung.
Up to end of December 2009, following the principle permit, PTPN VII (Persero) and the Government of Lampung Province made a couple of meetings for discussion on the making of Memorandum of Understanding for the development of Lampung New City.
2. Berkenaan dengan pengurusan HGU Unit Usaha Sungai Lengi Inti yang terkendala dengan adanya areal/kawasan Hutan Produksi seluas ± 2.190 Ha, upaya koordinasi intensif terus dilakukan dengan BAPLAN Departeman Kehutanan RI untuk memperoleh persetujuan pelepasan kawasan hutannya.
2. With regards to problems in proceedings of Business Lease Hold for Sungai Lengi Inti Business Unit due to the existence of production forest of ± 2,190 ha, intensive coordinations have been attempted with the related authority of Republic of Indonesia’s Department of Forestry for approval of acquisition of the said forest area.
Terhadap bagian areal Unit Usaha Sungai Lengi Inti lainnya seluas ± 6.992,94 Ha yang berada di luar kawasan hutan, telah dimohonkan HGU kepada BPN RI cq. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Selatan melalui Surat Nomor: 7.7/C/138/2009 tanggal 28 Mei 2009 dan saat ini sedang diupayakan dapat segera dilakukan Sidang Panitia B.
Another part of Sungai Lengi Inti’s Business Unit’s Area of ± 6,992.94 ha located outside the forest area, application for certificate of business lease hold was filed to Indonesian’s National Land Agency, in this case, Head of South Sumatera Province Land Agency thorugh letter No. 7.7/C/138/2009 dated 28 May 2009, and at the moment Court Session of Committee B is being attempted.
Demikian juga halnya dengan penyelesaian HGU di Unit Usaha Pagar Alam yang menurut Dinas Kehutanan Sumatera Selatan diduga terdapat juga kawasan Hutan Lindung seluas ± 610 Ha, sehingga terlebih dahulu diperlukan juga izin pelepasan kawasan dari pihak Departemen Kehutanan.
Proceedings for application of ceritificate of business lease hold for Pagar alam Business Unit is also under progress as the Sumatera Selatan Provincial Service for Forestry points that there is a protected forest area of ± 610 ha in it, and therefore prior permit for acquisition of the said land shall be obtained from the Department of Forestry.
HGU untuk Bagian areal lain Unit Usaha Pagar Alam seluas ± 1.344,32 Ha yang berada di luar kawasan hutan sudah dapat diproses, namun proses masih terkendala adanya sebagian lahan yang diminta oleh Pemeritnah Kabupaten Pagar Alam untuk digunakan sebagai Kawasan Wisata,
Certificate of business lease hold for another part of Pagar Alam Unit Business of ± 1,344.32 ha located outside the forest area is now in process. However, there is a part of the land which has been asked by the Government of Pagar Alam Regency for use for recreation area. At the moment meetings
148
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
dan saat ini sedang diagendakan kembali pertemuan pembahasannya dengan Kementerian Negara BUMN. Mengingat pada tahun 2009 dilaksanakannya Pemilu legislatif dan eksekutif, maka kebijakan pelepasan assetpihak Kementerian Negara BUMN menunggu sampai dengan terbentuknya Kabinet Indonesia Bersatu II.
are being arranged for discussion with Ministry of State-owned the ministry needed to wait until the General Election of 2009 was over where the National Cabinet was formed.
3. Sampai dengan 31 Desember 2009 HGU Lahan Perusahaan yang telah dimohonkan masingmasing adalah : a. Proses SK HGU di BPN Pusat - UU Bunga Mayang seluas 895 Ha. - UU Cinta Manis seluas 8.886,75 Ha - UU Betung seluas 1.693 Ha - UU Cinta Manis seluas 4.883,92 Ha - UU Betung Krawo seluas 1.949,73 Ha
3. Up to 31 December 2009, of the Company certificate for business lease holds under applications were as follows : a. Proceedings of business lease holds at the National Land Agency - Bunga Mayang Business Unit of 895 ha. - Cinta Manis Business Unit of 8,886.75 ha - Betung Unit Business of seluas 1,693 ha - Cinta Manis Business Unit of 4,883.92 ha - Betung Krawo Business Unit of 1,949.73 ha b. Proceedings of Bbusiness Lease Holds at the Provincial Land Agency - Bergen Bergen Unit Business of 3,774.3 ha - Beringin Business Unit of 3,668.75 ha - Suli Business Unit of 6,992.94 ha - Betung Krawo Business Unit of 173.69 ha c. Proceedings of Business Lease Hold at the Regental Land Agency - Bungamayang Business Unit of 185.5535 ha
b. Proses SK HGU di BPN Provinsi - UU Bergen seluas 3.774,3 Ha - UU Beringin seluas 3.668,75 Ha - UU Suli seluas 6.992,94 Ha - UU Betung Krawo seluas 173,69 Ha c. Proses Sertifikat HGU di BPN Kabupaten - UU Bungamayang seluas 185,5535 Ha
Sertifikat HGU yang telah diterbitkan pada tahun 2009 adalah sebagai berikut: 1. Sertifikat HGU No. 5/Banyuasin seluas 1.660,09 Ha tanggal 31 Agustus 2009 yang terletak di Unit Usaha Musilandas Desa Purwosari/Mainan Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan;
Certificates of Business Lease Hold issued in 2009 included : 1. Certificate of Business Lease Hold No. 5/Banyuasin of 1,660.09 ha dated 31 August, 2009 located in Business Unit of Musilandas, Village of Purwosari/ Mainan, District of Banyuasin III, Regency of Banyuasin, Province of South Sumatera.
2. Sertifikat HGU No. 6/Banyuasin seluas 1.381,09 Ha tanggal 31 Agustus 2009 yang terletak di Unit Usaha Musilandas Desa Purwosari/Mainan Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan;
2. Certificate of Business Lease Hold No 6/Banyuasin of 1,381.09 ha dated 31 Agustus, 2009 located in Business Unit of Musilandas, Village of Purwosari/ Mainan, District of Banyuasin III, Regency of Banyuasin, Province of South Sumatera.
3. Sertifikat HGU No.7/Banyuasin seluas 461,2 Ha tanggal 31 Agustus 2009 yang terletak di Unit Usaha Betung Desa Betung Kabupaten Banyuasin;
3. Certificate of Business Lease Hold No 7/Banyuasin of 461.2 ha dated 31 August, 2009 located in Betung Business Unit, Village of Betung, Regency of Banyuasin;
4. Sertifikat HGU No. 8/Banyuasin seluas 2.107,08 Ha tanggal 31 Agustus 2009 yang terletak di Unit Usaha Tebenan Desa Suka Mulya Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin.
4. Certificate of Business Lease Hold No 8/Banyuasin of 2,107,08 ha, dated 31 August 2009, located in Tebenan Business Unit, Village of Suka Mulya. District of Betung, Regency of Banyuasin.
sedangkan penerbitan SK HGU lahan lainnya masih dalam proses oleh BPN dan masih terus dilakukan koordinasi yang intensif.
Proceedings for ceritificates of business lease hold are still in progress with the National Land Agency for which intensive coordinations have been made.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
149
Selain penyelesaian sertifikasi HGU perusahaan juga sedang menyelesaikan beberapa sengketa lahan masing-masing: a. Unit usaha Bungamayang atas lahan: - Lahan ex. Negara Tulang Bawang (NTB) seluas 234 Ha. - Lahan ex. Bandar Agung seluas 415 Ha. - Lahan ex. Haduyang Ratu seluas 261 Ha. - Lahan ex. Nyapah Reboh seluas 301 Ha. - Lahan ex. Way Kanan seluas 4.650 Ha. b. Unit Usaha Bergen, seluas 435 Ha, sedang dikoordinasikan dengan PN Kalianda dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.
Apart from proceedings of business lease hold certificates, some land disputes were also being addressed. The disputes lands are a. In Bungamayang Business Unit : - Former land of Negara Tulang Bawang (NTB) of 234 ha - Former land of Bandar Agung of 415 ha. - Former land of Haduyang Ratu of 261 ha. - Former land of Nyapah Reboh of 301 ha - Former land of Way Kanan of 4,650 Ha. b. In Bergen Business Unit of 435 ha, now under coordination with Kalianda State Court and Government of South Lampung Regency.
5. DPRD Provinsi Lampung melalui suratnya kepada Gubernur Lampung No. 590/110/13.01/2009 tanggal 3 Februari 2009 menyatakan memberi dukungan kepada Gubernur Lampung untuk membatalkan Surat Keputusan Bupati Way Kanan No. 141/B.103/01/WK/HK/2006 tanggal 13 September 2006 tentang Izin Lokasi kepada PT. Bumi Madu Mandiri karena pada dasarnya tidak memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Negara Agraria No. 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi.
5. Lampung Province House of Counsellors, through the letter of the Governor of Lampung Lampung No. 590/110/13.01/2009 dated 3 February 2009 stated their supports to the Governor of Lampung for revocation of letter of Regent of Way Kanan No. 141/B.103/01/WK/HK/2006 dated 13 September 2006 on location permit for PT. Bumi Madu Mandiri as the letter did not comply with regulations of State Minister of Land Affairs of 1999 on Location Permit.
Gubernur Lampung melalui suratnya kepada Bupati Way Kanan No. 525/2086/1/2009 tanggal 1 Mei 2009 menegaskan kepada Bupati Way Kanan untuk mengambil langkah yang tepat dan bijaksana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna tercapainya kepastian hukum atas permasalahan lahan seluas ± 4.650 Ha dimaksud.
The Gubernur Lampung through a letter to the Regent of Way Kanan No. 525/2086/1/2009 dated 1 May 2009 ordered the Regent of Way Kanan untuk to take wise and necessary action with regards to the prevailing rules and regulations for legal certainty of the disputed ± 4,650 ha of land.
Selanjutnya guna pengamanan asset lahan seluas ± 4.650 Ha tersebut, perusahaan telah melaporkan kegiatan PT. Bumi Madu Mandiri kepada Kapolda Lampung untuk mengambil tindakan/sikap yang tegas atas kegiatan penanaman tebu di lahan dimaksud oleh PT. Bumi Madu Mandiri.
Further, for security of said land asset of ± 4,650 haa tersebut, the Company reported the activities of sugar cane planting by PT. Bumi Madu Mandiri to the Cheif of Lampung Province Police for necessary legal actions.
Selain itu Direksi PTPN VII (Persero) juga melaporkan permasalahan lahan seluas 4.650 Ha tersebut kepada Kementerian BUMN melalui Surat Nomor: 7.7/A/13/2009 tanggal 4 Agustus 2009. Melalui Surat Tersebut DIreksi PTPN VII (Persero) meminta Menteri Negara BUMN untuk berkenan memprioritaskan penyelesaian permasalahan lahan 4.650 Ha di Kabupaten Way Kanan. Surat Direksi tersebut dibuat memperhatikan dan menindaklanjut Surat Edaran Meneg BUMN Nomor: SE-09/MBU/2009 tanggal 25 Mei 2009.
Apart from that, the Directors PTPN VII (Persero) also made a report on the land said 4,650 ha disputed lands to the Ministry of State-owned Enterprises through letter No. 7.7/A/13/2009 dated 4 August 2009. Through the letter, the Directors of PTPN VII (Persero) asked the Minister of Stateowned Enterprise to prioritize the settelement of the said 4,650 ha of land at the Way Kanan Regency. The letter was made in reponse and following the Circulation of Minister of State-owned Enterprise No. SE-09/MBU/2009, dated 25 May 2009.
Mengingat Upaya penyelesaian permasalahan lahan seluas 4.650 Ha telah ditempuh secara optimal namun belum menunjukan penyelesaian serta
Considering that optimum attempts for settlements of the disputed 4,650 ha land have been made while no satisfactory outcome was in sight, along
150
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
with recommendation of Lampung Province Land Agency and Ministry of State-owned Enterprises of hiring a lawyer for further settlement, the PTPN VII (Persero) thought assistance from Indonesian Attorney General was required for legal settlement of the disputed land, as stated in letter No. 7.7/ D/55/2009 datedl 2 September 2009.
mempertimbangkan saran dari Kanwil BPN Provinsi Lampung dan Kementerian Negara BUMN untuk menggunakan Pengacara dalam penyelesaiannya, maka PTPN VII (Persero) berpendapat perlu dimohonkan bantuan Kejaksaan Agung RI untuk bersedia memberikan bantuan hukum dalam penyelesaian permasalahan lahan seluas 4.650 Ha dimaksud, sebagaimana disampaikan melalui Surat Nomor: 7.7/D/55/2009 tanggal 2 September 2009.
Upaya lain dilakukan PTPN VII (Persero) melalui Surat Direksi Nomor: 7.7/C/262/2009 tanggal 28 Oktober 2009 kepada BPN RI agar BPN RI tidak mengabulkan permohonan dari pihak lain yang dapat berakibat hukum hilangnya lahan milik PTPN VII (Persero) seluas 4.650 Ha tersebut sebagai asset Badan Usaha Milik Negara.
BPN RI melaui Surat Nomor: 4652/16.1-100/ XI/2009 tanggal 10 November 2009 menyatakan bahwa permohonan pengukuran atas lahan seluas 4.650 Ha oleh PT. Bumi Madu Mandiri belum dapat ditindaklanjuti jika permasalahan atas lahan tersebut antara PTPN VII (Persero) dengan PT. Bumi Madu Mandiri belum diselesaikan.
Another attempt was made by PTPN VII (Persero) through letter of Directors No. Nomor: 7.7/ C/262/2009 dated 28 October 2009 to the National Land Agency asking the agency not to sustain application of other parties that might lead to loss of land of 4,650 ha belonging to PTPN VII (Persero) as an asset of State-owned Enterprises..
Indonesian National Land Agency through Letter no. 4652/16.1-100/XI/2009 dated 10 November 2009 stated that measuring of land of 4,650 by PT. Bumi Madu Mandiri could not be granted as the land was still in dispute between PTPN VII (Persero) and PT Bumi Madu Mandiri.
6. Sebagai tindak lanjut Surat Direksi PTPN VII (Persero) No. 7.7/B/09/2008 tanggal 30 Desember 2008 perihal Tindak Lanjut Permohonan Izin Pelepasan Kawasan Hutan (HPKv), maka Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan telah meneruskan permohonan pelepasan kawasan hutan (HPKv) tersebut kepada Direktur Jenderal Planologi Departemen Kehutanan Republik Indonesia melalui surat No.522.595/2496-II/Hut tanggal 18 Juni 2009, namun sampai dengan saat ini belum diperoleh tanggapan.
6. Following the letter of Directors of PTPN VII (Persero) No. 7.7/B/09/2008 dated 30 December 2008 on Follow Up for Application of Permit for Abandonment of Forest Area, the South Sumatera Provincial Forestry Service forwarded the application to the Director General of Planology, Department of Forestry, Republicc of Indonesia, through letter No. No.522.595/2496-II/Hut dated 18 June 2009. However, up to the moment, no response has been made.
Untuk itu, PTPN VII (Persero) sedang melakukan koordinasi intensif dengan Departemen Kehutanan Republik Indonesia dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan untuk memperoleh penerbitan izin pelepasan kawasan hutan dimaksud. Telah dilakukan pertemuan pembahasan dengan Departemen Kehutanan RI di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2009 yang mengarahkan bahwa penyelesaian permasalahan areal PTPN VII (Persero) seluas 1.230 Ha yang diduga berada dalam kawasan HPK Bertak Sungai Lilin Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan tidak diselesaikan melalui prosedur pelepasan kawasan HPK namun ditempuh melalui mekanisme usulan perubahan tata ruang wilayah yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Therefore, PTPN VII (Persero) is now undertaking intensive corodination with the Department of Forestry, Republic of Indonesia, and the South Sumatera Provincial Forestry Service for issuance of permit for acquisition of the said land. On October 22, 2009 in Jakarta, a meeting was held with the Department of Forestry, Republic of Indonesia which advised that the settlement of the said 1,230 ha of belonging to PTN VII (Persero) which was thought to be in control of Bertak Sungai Lilin of Regency of Banyuasin, Province of South Sumatera, should not be made in terms of abandonment of the forestry control, rather by means of proposed regional spatial use to be made through the Regional Regulations of South Sumatera Province Government.
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
151
Pertanggungjawaban Terhadap Laporan Tahunan 2009 Statement of Responsibility of Annual Report 2009 Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas kebenaran isi Laporan Tahunan PTPN VII (Persero) 2009. The Board of Commissioners and Directors are responsible for the truth of content of this Annual Report of PTPN VII (Persero) 2009.
Dewan Komisaris/Board of Commissioners
Dewan Direksi/Board of Directors
Drs. Akmaluddin Hasibuan. M.Sc Komisaris Utama/President Commissioner
Drs. Andi Punoko, Ak Direktur Utama/President Director
Prof. Dr. Ir. M. Saleh S. Ali. M.Sc Komisaris/Commisioner
Ir. Mardjan Ustha. MM Direktur Produksi/Director of Production
DR. Ir. Hasanuddin Ibrahim, Dipl. Ing. Agr Komisaris/Commissioner
Budi Santoso, SH Direktur SDM dan Umum/Director of HR and GA
Harun Sulkam, SH Komisaris/Commissioner
Ir. Boyke Budiono, MBA, CWM Direktur Keuangan/Director of Finance
Prof. DR. H. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc Komisaris/Commissioner
Ir. Gatot Bintoro, MM Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan/ Director of Marketing and Development Planning
Ir. Razali Ishak Komisaris/Commissioner
152
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
ALAMAT PERSERO Contact Information
Kantor Pusat/Headoffices Jl. Teuku Umar No 300, Bandar Lampung 35141, Provinsi Lampung, Indonesia Telepon : 0721 - 702233 (hunting) Fax : 0721 - 702775 Kantor Perwakilan (LO) /Representative Office (LO) Jl. Darmawangsa X, Kav.2, Kebayoran Baru, Jakarta 12150, Indonesia Telepon : 021 - 7237224 Fax : 021 - 7244140 Kantor Distrik Bengkulu/Bengkulu District Office Jl. Pangeran Natadirja Km. 7 No. 65, Bengkulu 38225, Provinsi Bengkulu Telepon : 0736 - 21302 Fax : 0736 - 21302 Kantor Distrik Banyuasin/Banyuasin District Office Jl. Kol. H. Barlin Km. 9,5 Palembang 30152, Provinsi Sumatera Selatan Telepon : 0711 - 411418 Fax : 0711 - 410237 Kantor Distrik Muara Enim/Muara Enim District Office Jl. Inovasi, Desa Panangjaya,Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan Telepon : 082881484438 Fax : 073 - 4422100 Kantor Distrik Way Sekampung/Way Sekampung District Office Jl. Pramuka No. 11/24, Rajabasa, Bandar Lampung 35144, Provinsi Lampung Telepon : 0721 - 705546 Fax : 0721 - 705546 Kantor Distrik Way Seputih/Way Seputih District Office Jl. Negara 62, Yukum Jaya, Bandar Jaya 34163, Provinsi Lampung Telepon : 0725 - 26510 Fax : 0725 – 26510
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
153
154
PTPN VII (Persero) 2009 Annual Report
Laporan Keuangan Financial Report
Laporan Tahunan 2009 PTPN VII (Persero)
155