COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURE DEVELOPMENT (CCDP-IFAD)
LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD
OLEH
MUKHTAR YAHYA, SE
KABUPATEN MERAUKE 2013
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD
MUKHTAR YAHYA, SE
KONSULTAN PEMASARAN DAN VALUE CHAIN KABUPATEN MERAUKE
5 DESEMBER 2013
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 1 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LATAR BELAKANG Kabupaten Merauke merupakan salah satu kabupaten di Indonesia Timur
yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar untuk dikembangkan dan belum dimanfaatkan secara optimal. Komoditas ikan yang
dihasilkan diantaranya adalah ikan kakap putih, kakap China, udang, gastor dll. Dalam situasi krisis global, usaha perikanan sebenarnya secara keseluruhan dapat
membuka kesempatan usaha yang baru bagi masyarakat yang berada di wilayah pesisir untuk mengolah hasil-hasil produk kelautan dan perikanan.
Disinilah peranan pasar sangat penting terhadap produk-produk yang ada. Adapun fungsi utama pasar, antara lain :
1. fungsi distribusi, pasar berperan sebagai penyalur barang dan jasa dari produsen ke konsumen melalui transaksi jual beli
2. fungsi pembentukan harga, dipasar penjual yang melakukan permintaan atas barang yang dibutuhkan
3. fungsi promosi, pasar juga dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dari produsen ke calon konsumennya.
Sedangkan faktor-faktor yang menunjang terjadinya pasar, yaitu: keinginan,
daya beli, dan tingkah laku dalam pembelian. Karena itu maka membuka
akses pasar adalah salah satu cara untuk mengembangkan usaha, karena bila tidak ada pasar maka usaha sangat terhambat perkembangannya. Peranan
pasar sangat penting , meliputi ; mengetahui informasi mengenai harga,
komoditas, kualitas, kuantitas serta kontinyuitas / kesinambungan produk. Kelangkaan informasi ini begitu rupa sehingga umumnya masyarakat hanya
menghasilkan produk-produk yang serupa sehingga akhirnya membuat kelebihan pemasokan dan kejatuhan harga serta produk yang diciptakan menjadi tidak kompetitif.
Usaha perikanan memiliki diversifikasi usaha yang cukup luas baik
di bidang usaha penangkapan ikan, pengolahan, dan pemasaran produk perikanan. Terciptanya kegiatan-kegiatan ekonomi produktif di daerah yang
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 2 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
memiliki ciri-ciri berbasis sumberdaya lokal (resource-based), memiliki pasar yang jelas, dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan
kapasitas sumberdaya (environmental-based), dimiliki dan dilaksanakan serta berdampak bagi masyarakat lokal (local society-based), dan dengan menggunakan teknologi maju tepat guna dan tepat sasaran yang berasal dari
proses pengkajian dan penelitian (scientificbased). Dalam hal membangun pasar, pemasar yang baik menyadari bahwa mereka tidak dapat berjalan
sendiri, mereka harus menjalin hubungan pelanggan bekerja sama dengan
mitra pemasaran di dalam dan di luar daerah agar dapat menghasilkan nilai
unggul yang kompetitif bagi pelanggan. Selain mampu melaksanakan manajemen
hubungan
pelanggan
yang
baik,
juga
harus
mampu
melaksanakan manajemen hubungan kemitraan yang baik dengan pihakpihak terkait supaya akses pasar berkembang untuk meningkatkan nilai tambah produk.
Mata pencaharian sebagai nelayan adalah mata pencaharian yang
sangat bergantung pada cuaca dan kondisi laut. Pada kondisi cuaca buruk,
nelayan semakin sulit mendapatkan penghasilan yang memuaskan. Beban paling berat akan ditanggung rumah tangga nelayan, yaitu istri nelayan atau
kaum perempuan pesisir, karena pendapatan suami mereka berkurang ataupun tidak sama sekali sehingga perempuan pesisir juga para nelayan harus berusaha keras untuk beralih profesi lain selama menunggu waktu
yang memungkinkan untuk melaut. Menggantungkan diri seratus persen dari penghasilan di laut, jelas kurang membawa kesejahteraan. Karena saat
ini laut sudah tidak lagi menyediakan ikan , udang, atau sumberdaya laut lainnya yang berlimpah akibat kondisi alam, cuaca, atau pun ulah
serakahnya manusia dan faktor-faktor lainnya. Disisi lain kemerosotan ekonomi juga semakin mendera kehidupan para nelayan dan masyarakat yang
berada
diwilayah
pesisir.
Oleh
sebab
itu
perlu adanya terobosan baru untuk membangkitkan kembali kehidupan
nelayan dengan jalan melakukan pembinaan melalui kelompok-kelompok nelayan yang sudah terbentuk secara kontinyu dan terarah untuk meningkatkan kehidupan nelayan. Penambahan pendapatan melalui usaha sampingan sangat perlu dilakukan sebagai salah satu harapan baru untuk
meningkatkan taraf hidup nelayan supaya tidak lagi menggantungkan LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 3 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
kehidupannya
seratus
persen
dari
hasil
tangkapan
dilaut.
Membuka pikiran dan mencari alternatif untuk mengubah kehidupan ini
dengan memanfaatkan potensi yang ada dilingkungan guna menciptakan kegiatan yang mengarah pada menghasilkan pendapatan.
Pengembangan mata pencaharian alternatif dilaksanakan dengan
pertimbangan bahwa sumberdaya pesisir secara umum dan perikanan tangkap secara khusus telah banyak mengalami tekanan dan degradasi.
Pengembangan mata pencaharian alternatif bagi nelayan adalah suatu keharusan. Pengembangan mata pencaharian alternatif ini diarahkan untuk
mengalihkan profesi nelayan atau sebagai tambahan pendapatan. Dengan kata lain, program diversifikasi pendapatan nelayan harus dikembangkan dan dapat diarahkan bukan saja untuk nelayan tetapi juga untuk anggota
keluarganya, teristimewa istri atau perempuan nelayan yang memang besar potensinya.
1. SITUASI ANALISIS Konsultan pemasaran masyarakast pesisir mulai terlibat dalam
proyek CCDP-IFAD sejak acara Bimbingan Teknis yang dilaksanakan pada Tanggal 26-28 September 2013 di Hotel IBIS Menteng Jakarta. Kemudian
dilanjutkan dengan pelatihan Monev Support Training yang dilaksanakan pada tanggal 16-18 Oktober 2013 di Hotel Jayakarta, dalam rangka peningkatan pemahaman dan kapasitas di bidang monitoring dan evaluasi, khususnya bidang RIMS survey, Annual Outcome dan Market Survey.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya, pengangkatan
konsultan pemasaran untuk Kabupaten Merauke tergolong terlambat.
Konsultan pemasaran berangkat ke Merauke pada Tanggal 20 Oktober 2013, kemudian langsung melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Satker
PIU, konsultan pemberdayaan, TPD dan penyuluh masing-masing desa
target 2013. Konsultan aktif menggali informasi mengenai perkembangan proyek CCDP-IFAD di Kabupaten Merauke, khususnya perkembangan
seputar kelompok masyarakat (POKMAS). Bentuk strategi koordinasi dan komunikasi dengan tim adalah berupa pertemuan langsung di kantor PIU, kadang kala konsultan berkunjung ke rumah tim.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 4 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Situasi yang di temukan di Kabupaten Merauke selama belum
masuknya konsultan pemasaran memang mengalami beberapa masalah
yang membuat kegiatan kurang berjalan secara maksimal. Setelah masuknya konsultan ikut bekerjasama dengan TPD dan Penyuluh, mulai ada pemahaman arah program ke depan. Hal ini bukan hanya karena kehadiran
konsultan semata, namun rjalin baik antara PIU, TPD, penyuluh, dan
konsultan. Pihak PIU Dinas Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Merauke
sangat memahami akan tujuan dari program ini untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang belum berjalan.
Pada saat konsultan pemasaran bergabung, pokmas di masing-
masing Kampung target 2013 telah terbentuk dan disahkan melalui SK
pengukuhan kelompok. Namun penyaluran dana BLM saat itu belum terlaksana, sehingga konsultan bekerjasama dengan TPD dan penyuluh
untuk melengkapi segala berkas-berkas administrasi agar penyaluran dana BLM segera diwujudkan.
Target awal konsultan pemasaran setelah tiba di Merauke adalah:
1. Penguasaan kondisi wilayah desa target CCDP-IFAD, terutama letak geografis dan aksesbilitas.
2. Mencari informasi mengenai gambaran umum desa target 2013 di Kabupaten Merauke.
3. Percepatan akselerasi penyaluran dana BLM dan pembangunan pondok informasi.
4. Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Market Awereness di 9 desa di 3 distrik Kabupaten Merauke, mendampingi tim IPB dalam rangka Annual Outcome Survey dan Market Study, serta pelaksanaan kegiatan Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran.
5. Membuat jadwal kegiatan bersama kegiatan untuk bulan November dan Desember.
6. Melakukan koordinasi dengan PIU untuk perencanaan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana.
Peran strategis yang sering dilakukan oleh konsultan dalam
mengakselerasi kegiatan-kegiatan di lapangan adalah dengan seringnya
melakukan pertemuan tidak resmi baik dengan PIU, TPD dan penyuluh. Hal LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 5 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
ini sangat membantu untuk percepatan implementasi kegiatan dilapangan, seperti pembukaan rekening, penilaian proposal, penyamaan persepsi dalam berbagai bentuk kegiatan program.
Pencapaian implementasi kegiatan di Kabupaten Merauke hingga
bulan Desember kurang lebih sudah ada 74 %, masih tergolong rendah dikarenakan kurang koordinasi di tingkat PIU, dan keterlambatan
kedatangan konsultan pemasaran. Masih tersisa tiga kegiatan yang kesemuanya akan dilaksanakan pada bulan Desember 2013 ini.
Namun demikian, Konsultan, PIU, TPD dan penyuluh masih memiliki
optimisme untuk dapat menyelesaikan proyek ini sesuai dengan target yang telah ditentukan. Secara teknis, kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan kegiatan di lapangan adalah kondisi geografis antar kampung yang berjauhan, aksesibilitas yang relatif sulit, keterbatasan signal seluler untuk komunikasi maupun akses internet.
Hal-hal yang perlu diantisipasi oleh konsultan pemasaran di
Kabupaten Merauke yakni cuaca buruk, adanya keterlibatan partai politik
dari kelompok masyarakat, serta pergantian pengelola kegiatan sehingga kurangnya kesamaan dalam persepsi. No
Kegiatan
Status
Keterangan
Pelaksanaan A.PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembentukan Kelembagaan PIU Rekruitmen TPD/Fasilitator Pembentukan Komite Pesisir (DOB) Sosialisasi Desa di 6 Desa Penilaian Desa Berbasis Masyarakat di 9 Desa Pertemuan Desa di 9 Desa Pelatihan Pokmas di 9 Desa Inventory Sumberdaya di 9 Desa Pelatihan CoManagement 9 desa
Sudah Dilakukan Sudah Dilakukan Sudah Dilakukan Sudah Dilakukan Belum Dilakukan Sudah Dilakukan
Sisa 6 Desa Sudah Dilakukan Sudah Dilakukan
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
9-15 Desember 10-19 Desember
Page 6 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
10 Pembangunan Pondok Informasi di 9 Desa
11 12 13 14 15
Detailed Village CoManagement Plan di 9 Desa Workshop Coastal Marine Resources Management Fasilitasi P3MP
Pelatihan Sistem Monev
Dalam Proses Belum Dilakukan Sudah Dilakukan Sudah Dilakukan Belum Dilakukan
Rekening Bank untuk 3 Pokmas per desa telah dibuat, Penyusunan Proposal Kegiatan, Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Pembangunan (Minggu pertama Desember) 10-19 Desember
20-23 Desember
Masih di rekening kelompok masyarakat, akan segera dibelanjakan, dikawal TPD B. PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS KELAUTAN DAN PERIKANAN Penyaluran BLM di 3 Desa
16
Pelatihan Pemasaran di 9 Desa 17 Pengembangan AIG dan Jaringan Pasar C. PENGELOLAAN PROYEK
18
Sinkronisasi Perencanaan 19 Pertemuan Tim Teknis 3 Kali D. STUDIES
20
Sudah Dilakukan
Sudah Dilakukan Sudah Dilakukan
Sudah Dilakukan Sudah Dilakukan
Sudah Dilakukan Annual Outcome Sudah 21 Survey Dilakukan Sudah 22 Market Study Dilakukan Sudah 23 Village Profiling Dilakukan E. PROSENTASE SERAPAN DANA : 74 % Baseline RIMS
2. PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KEGIATAN CCDP-IFAD KABUPATEN MERAUKE 2.1.
PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT Tim CCD-IFAD melakukan sosialisasi dan pertemuan desa yang melibatkan
masyarakat dan beberapa perangkat desa sehingga masyarakat termotivasi untuk
membentuk suatu kelompok usaha yang bergerak bidang perikanan, seperti nelayan
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 7 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
tangkap, dan pengolahan hasil perikanan. Mei-Juni 2013 dibentuklah kelompok nelayan dengan jumlah anggota sekitar 10-20 orang yang terdiri dari ketua kelompok, sekretaris kelompok, bendahara kelompok dan anggota kelompok.
Kelompok dibentuk berdasarkan keinginan langsung dari masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan.
Seiring berjalannya waktu awal Tahun 2013 proyek CCD-IFAD mendapatkan
titik terang dimana perencanaan yang sudah dilakukan dapat diterima dan di
realisaikan oleh pihak Pusat, desa target tahap pertama dilakukan pada 3 desa
dengan kecamatan distrik yang berbeda-beda : Kelurahan Samkai distrik Merauke, Kampung Kuler distrik Naukenjerai dan Kampung Okaba distrik Okaba.
Tahap pertama PIU merekrut 3 orang TPD yang ditempatkan pada masing-
masing Kampung/kelurahan, TPD bertugas penuh waktu dilapangan dan satu minggu di kantor PIU untuk menyelesaikan laporan bulanan. Setelah diterimanya
TPD sebagai tenaga pendamping dengan SK yang ditentukan oleh pihak PIU, TPD langsung mempersiapkan diri untuk terjun kelapangan. Hal mendasar yang TPD
lakukan pada saat pertama dilokasi adalah melaporkan kegiatan ini kepada Kepala kampung setempat sekaligus mensosialisasikan bahwa kegiatan CCD-IFAD sudah mulai berjalan dan melakukan pembentukan Kelompok Kerja Desa (VWG) dengan penyuluh, bapak kepala kampung dan beberapa masyarakat setempat.
Pada bulan-bulan selanjutnya TPD melakukan identifikasi kelompok, dimana
kelompok yang ada sudah di bentuk sejak Tahun 2013 dengan jumlah anggota
sebanyak 10 orang / kelompok. Seleksi dilakukan pada pertengahan tahun dimana
di kelurahan Samkai dan Kampung Okaba terdapat enam kelompok masyarakat yang diusulkan yaitu dua kelompok usaha pengolahan, dua kelompok usaha penangkapan dan satu kelompok pengelolaan sumberdaya dan satu kelompok
Infrastruktur. Sedangkan kampung Kuler hanya terdapat lima kelompok masyarakat yaitu sebagai berikut ; satu kelompok Prasarana, satu kelompok Pengelolaan sumberdaya dan tiga kelompok usaha.
Selanjutnya adalah melakukan verifikasi ulang terhadap kelompok yang
sudah diseleksi dengan melengkapi berkas, seperti foto copy KTP para anggota. Pokmas tersebut kemudian diarahkan untuk mempersiapkan proposal pengajuan bantuan, sesuai dengan dinginkan oleh kelompok dalam membantu menunjang
pengembangan kegiatan usaha dan kemajuan peningkatan penghasilan para
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 8 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
anggota kelompok. Pembuatan proposal dilakukan bersama-sama dengan anggota kelompok sehingga proposal yang ajukan berdasarkan atas kemauan dan keinginan para anggota kelompok yang di setujui oleh ketua kelompok. Setelah proposal
kelompok disetujui dan ditandatangani oleh ketua kelompok dan penyuluh maupun TPD proposal kelompok diajukan kesekretariat PIU untuk di verifikasi tentang
keinginan / kebutuhan yang diusulkan. Setelah diterima, dikeluarkan SK kelompok penerima BLM, selanjutkan masing-masing kelompok dibuatkan rekening bank. 2.2
ANNUAL OUTCOME SURVEY DAN MARKET STUDY
Pelaksanaan Annual Outcome Survey dilakukan oleh tim Universitas IPB yang terdiri dari Ir. Andi Affandi MMA, Muhammad Qustam Sahibuddin, S.Pi dan Nurheryanto, S.Pi pada tanggal 08-14 November 2013 di Kelurahan Samkai dan desa tetangga (dusun Payum) di distrik Merauke, sedangkan di Kampung Kuler dan kampung tetangga (Kampung Tomeraw) di distrik Naukenjerai. Sedangkan pelaksanaan workshop pengembangan produk perikanan dan jaringan pemasran oleh tim Universitas IPB sudah dilakukan pada tanggal 02 Desember 2013 serta Market Study sudah dilaksanakan juga pada tanggal 03 Desember 2012 yang dimulai dengan presentasi awal di sekretariat PIU Merauke. 2.3
PENJELASAN DAN MONITORING STATUS PENCAIRAN BLM Bantuan Langsung Masyarakat atau BLM merupakan dana bantuan sosial
yang diberikan kepada kelompok masyarakat / pokmas. BLM disalurkan melalui
rekening bank masing-masing pokmas dalam bentuk bantuan pengembangan usaha
kelautan dan perikanan serta bantuan sarana dan prasarana pesisir. Dana BLM adalah dana publik yang diberikan sebagai bantuan sosial dari pemerintah kepada
masyarakat dengan maksud bahwa penggunaan dana BLM hanya dapat dimanfaatkan bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai dana yang berasal dari pinjaman hutang luar negeri dan harus
dibayar kembali oleh seluruh rakyat Indonesia. Pada satu sisi hal ini berarti bahwa
seluruh pihak berhak memperoleh informasi tentang status keberadaan dan
pemanfaatan dana tersebut, dan pada sisi lain masyarakat yang dipercaya mengelola
dana tersebut juga harus menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas, terutama kepada pemerintah, termasuk pemerintah kota / kabupaten.
Dana BLM harus dimanfaatkan bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan
masyarakat miskin setempat. Tujuan penyaluran dana BLM, antara lain: (1) LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 9 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Membuka akses masyarakat miskin ke sumber dana yang dapat dipergunakan untuk
menanggulangi persoalan kemiskinan diwilayahnya; (2) Menumbuh kembangkan proses pembelajaran bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin melalui
kegiatan‐kegiatan sesuai komponen kegiatan CCDP-IFAD; (3) Tumbuhnya rasa
kebersamaan dimasyarakat kelurahan / kampung; (4) Tumbuhnya rasa kepemilikan
yang besar terhadap program melalui kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakannya serta
membangkitkan potensi swadaya masyarakat baik berupa materi, tenaga maupun pikiran.
Pencairan tahap pertama dana BLM di Kabupaten Merauke belum dilakukan
hingga Bulan Desember 2013. Dana BLM tersebut masih terdapat di rekening
kelompok masyarakat, hingga menunggu penyelesaian administrasi. Saat ini TPD,
Penyuluh, PIU, dan Konsultan bekerjasama dalam pengawalan pemakaian dana yang
telah dicairkan. Secara ringkas tahapan-tahapan penyaluran dana BLM di Kabupaten Merauke, adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Pembentukan dan pengesahan pokmas penerima BLM Kabupaten Merauke disahkan langsung oleh kepala dinas Kelautan Dan Perikanan, sesuai dengan nomor persuratan yang berlaku didinas.
Tahap 2: Setiap kelompok masyarakat yang akan melakukan penawaran proposal, sebelumnya dilakukan pelatihan peningkatan kapasitas /
skill untuk membuat proposal. Masing-masing pokmas mengusulkan
proposal rencana usaha bersama, yang selanjutnya akan diseleksi dan diverifikasi, kemudian penetapan proposal.
Tahap 3: Penandatanganan berita acara serah terima barang antara PIU dan pokmas.
Tahap 4: Pembukaan rekening bank masing-masing pokmas. Mitra kerja yang dirangkul Kabupaten Merauke adalah BRI dan Bank Papua.
Tahap 5: Masing-masing pokmas mengajukan usulan pencairan dana BLM tahap pertama.
Tahap 6: Pengambilan dana BLM dari bank.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 10 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2.4.
PELATIHAN KAPASITAS KELOMPOK MASYARAKAT DI 9 DESA Kegiatan Pelatihan ini sudah kami lakukan di tiga desa yang merupakan
desa target program dan sekaligus merupakan desa penerima BLM tahun 2013. Kegiatan POKMAS ini dilakukan di Kelurahan Samkai, Kampung kuler, dan Kampung Okaba. Dalam pelatihan kapasitas pokmas ini, kelompok dibekali oleh beberapa materi yang dibawakan oleh PIU dan Konsultan. Kegiatan pokmas dilakukan di setiap desa sasaran IFAD yang juga merupakan desa penerima BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) tahun pertama. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan secara tehnik dari tata cara pembuatan proposal secara terperinci dari setiap kelompok. Namun dalam kegiatan ini lebih banyak di tekankan pada pelatihan penggunaan atau pengelolaan keuangan dengan lebih terperinci atau tidak keluar dari setiap RAB yang telah ada dalam proposal tersebut. Kerja sama dalam kelompok untuk mencapai hasil yang lebih baik juga merupakan salah satu fokus materi yang diberikan dalam pemahaman kelompok. Hal ini dianggap penting karena hilang atau hancurnya setiap kegiatan yang melibatkan kelompok dimulai dari setiap kecurigaan dalam kelompok sendiri. Sehingga akan berdampak pada kegagalan dari setiap program yang sudah direncanakan. Proses yang dilakukan di Kabupaten Merauke antara lain: 1. Kelompok membuat proposal 2. Proposal kemudian di verifikasi oleh TIM PIU dan Konsultan kemudian diserahkan ke komite. 3. Proposal yang masuk lalu di seleksi, verifikasi dan di tetapkan sebagai kelompok penerima BLM 4. Setelah penetapan, proposal di kembalikan ke PIU untuk membuat SPM yang akan diusulkan ke KPPN
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 11 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
5. Setelah pemasukan atau pengajuan ke KPPN Kabupaten Merauke dua sampai enam hari dana BLM baru bisa masuk ke Rekening Kelompok. 2.4.
IDENTIFIKASI POLA DISTRIBUSI PEMASARAN HASIL PERIKANAN Nelayan-nelayan yang berada pada desa terget dalam kegiatan CCDP-
IFAD biasanya menjual hasil tangkapan mereka masih dalam bentuk mentah atau segar, kadang ada pembeli (pengumpul) yang datang langsung membeli kepada nelayan. Disamping itu, para nelayan masih fokus menjual produk perikanan di pasar lokal atau di desa mereka sendiri. Jika hasil tangkapan tidak habis terjual semua, hanya diolah dan dikonsumsi dalam rumah tangga mereka. Sedangkan desa yang tidak jauh aksesnya seperti Kelurahan Samkai biasanya langsung menjual hasil tangkapan ke pasar ikan yang berada di Kabupaten Merauke. 2.5.
STATUS DAN PEMBANGUNAN PONDOK INFORMASI Setelah melakukan pencairan dana BLM, kelompok langsung melakukan
pembelian barang dan bahan-bahan yang diperlukan. Proses pembelanjaan barang tersebut didampingi oleh Tenaga Pendamping Desa dan Penyuluh guna mengontrol item-item pembelanjaan barang dan bahan-bahan yang diperlukan tersebut. Item-item pembelanjaan untuk pondok informasi pada tahap pertama antara lain; semen ,besi, pasir, kayu. Status pembangunan pondok informasi masih dalam proses pengerjaan. Target pembangunan pondok informasi akan diselesaikan secepatnya pada akhir bulan Desember 2013. 2.6.
FASILITASI TIM SURVEY ANNUAL INCOME DAN MARKET STUDY Annual outcome survey (AOS) dilakukan di Kabupaten Merauke di empat
desa, dimana dua desa merupakan target (Kelurahan Samkai dan Kampung Kuler) kegiatan tersebut dan dua lagi merupakan desa pembanding yang diluar n non program (Dusun Payum dan Kampung Tomeraw) yang mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan desa yang merupakan target dari
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 12 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
kegiatan AOS tersebut. Kegitan ini dilakukan oleh pihak universitas Insitut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri dari tiga orang dalam melaksanakn kegiatan tersebut. Tim memulai dengan melakukan proses FGD atau diskusi kelompok dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar hasil tangkapan masyarakat setiap pergi melaut. Proses FGD juga bertujuan untuk melihat masalah yang sering dihadapai oleh kelompok (nelayan) dalam memasarkan hasil yang didapat. Selain itu, proses FGD juga bertujuan untuk mendalami permasalahan, keinginan dari tiap kelompok. KOMITE PESISIR (DOB) Komite sangat berperan dalam mempercepat proses ketertinggalan program yang belum berjalan sesuai dengan tugas yang bebankan kepada mereka. Keterlibatan komite sampai pada beberapa kegiatan CCDP-IFAD baik sosialisasi desa, pertemuan desa, peningkatan kapasitas pokmas dan melakukan proses identifikasi, seleksi maupaun sampai pada tahap penetapan kelompok menjadi penerima BLM. Selain itu juga komite yang tergabung dalam program ini masih mempunyai waktu yang cukup untuk berdiskusi dengan segenap komponen PIU kota ternate, hal ini tergambar dengan kehadiran mereka ketika dibutuhkan. TIM PENDAMPING DESA (TPD) / PENYULUH Secara umum aktifnya keterlibatan TDP Kabupaten Merauke sangat membantu sehingga mampu bekerja sama dalam tim, yang membantu proses kelancaran program ini. Namun kendala yang sering dihadapi ialah kurang keterlibatan Penyuluh dalam kelompok, disebabkan karena kecilnya honor dari Penyluh yang membuat mereka jarang berada di lokasi tersebut. Sehingga kedepannya harus dipikirkan secara bersama untuk jalan keluar dari masalah terebut. Karena dengan seringnya Penyuluh kurang berada di desa, maka akan menciptakan jarak antar kelompok dengan PIU maupun Konsultan
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 13 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
yang berakibat pada kurang tepatnya kita menjawab kemauan atau keinginan dari kelompok. FOKUS DAN STRATEGI AKSELERASI HINGGA AKHIR DESEMBER 2013 FOKUS KEGIATAN YANG BELUM DILAKUKAN ; Saat ini tinggal 3 kegiatan yang belum dilaksanakan di PIU Kabupaten Merauke, namun kegiatan tersebut sudah terjadwalkan untuk dilaksanakan pada bulan Desember 2013. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain;
Persiapan Detail Village Coastal Marine Co-Management Plan.
Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pokmas.
Penyusunan dan Pelatihan Sistem Monitoring Sumberdaya Pesisir.
STRATEGI MENGAKSELERASI DAN MENGOPTIMALKAN PROGRAM : Untuk mengakselerasi beberapa proyek yang belum dilaksanakan, maka strategi yang dilakukan ialah mengoptimalkan sisa waktu yang ada. REKOMENDASI
Perlunya capacity building melalui training atau pelatihan tentang proses produksi pengolahan yang benar dan terstandarisasi, baik kualitas maupun mutunya serta kemasannya untuk memperlancar setiap pelaksanaan aktifitas / kegiatan program.
Perlunya pendampingan yang kontinyu, yaitu adanya quality control.
Pemberian insentive kepada penyuluh (CCDP-IFAD) berupa uang transport guna mendukung aktifitas atau lebih mendekatkan lagi pada kelompok, dengan demikian kita bisa menjawab kemauan dari kelompok dengan benar.
PENUTUP Terimakasih.
LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN
Page 14 of 14
Lampiran 1.
Gambar pelaksanaan kegaiatan Market Awereness Kelurahan Samkai Distrik Merauke
Gambar pelaksanaan kegaiatan Market Awereness Kampung Nasem Distrik Merauke
Gambar pelaksanaan kegaiatan Market Awereness Kelurahan Maro Distrik Merauke
Gambar pelaksanaan kegaiatan Market Awereness Kampung Kuler Distrik Naukenjerai
Gambar pelaksanaan kegaiatan Market Awereness Kampung Onggaya Distrik Naukenjerai
Gambar pelaksanaan kegaiatan Market Awereness Kampung Tomer Distrik Naukenjerai
Lampiran 2.
Gambar pelaksanaan kegaiatan Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran Tiga Distrik di Hotel ITESE Kabupaten Merauke
Gambar Pengolahan Terasi di kelompok masyarakat Kelurahan Maro