BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I – SAMPALI MEDAN Jl. Meteorologi Raya No.17 Sampali, Medan Telp : 061 - 6628002 Kode Pos 20371 Email :
[email protected]
BMKG STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I - SAMPALI, MEDAN
MEDAN, AGUSUTS 2015
Analisis kejadian hujan es di kecamatan Medan Johor dan Polonia, kota Medan Tanggal 26 Juli 2015 Oleh : Alfonsius Chrisandy P. Siregar, S.Si Stasiun Klimatologi Klas I Sampali – Medan
1.
PENDAHULUAN
SUMBER : Hujan Es Landa Medan, Belasan Rumah Rusak SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Hujan es disertai angin kencang melanda kawasan Kota Medan dan sebagian wilayah Deli Serdang, Minggu (26/7/2015) Minggu. Selain menumbangkan pepohonan dan papan reklame, beberapa rumah juga rusak tersapu angin. Hujan es ini melanda Kelurahan Karangsari, Medan Polonia pada siang hari. Serbuan hujan es ini terjadi selama lebih 10 menit. Warga menyatakan butiran es yang turun dari langit sebesar kelereng. "Atap rumah seperti dilempari batu," kata warga, Hariandi. Sebelum fenomena langka ini terjadi, kawasan tersebut dilanda hujan deras disertai angin kencang. Serbuan angin kencang ini juga terjadi hingga wilayah Deliserdang. Belasan unit rumah di Kecamatan Delitua, Deliserdang rusak. Kerangka atap yang rubuh menimpa perabotan hingga menyebabkan kerusakan parah. Sejauh ini belum diterima laporan korban luka maupun jiwa. "Atap rumah bertebangan. Kami cuma bisa berdoa pas kayu di atap berjatuhan," kata Faisal penduduk Jalan Satria, Delitua, Deliserdang. Hujan es landa Medan, banyak pohon tumbang & baliho timpa kendaraan Merdeka.com - Hujan deras dan hujan es disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Kota Medan sekitarnya, Minggu (26/7). Akibat kejadian itu, sejumlah baliho dan pohon tumbang menimpa kendaraan serta menyebabkan kemacetan. Hujan es terjadi di wilayah Kelurahan Karang Sari, Medan Polonia. Peristiwa itu terjadi setelah hujan deras melanda. "Setelah 15 menit hujan deras, terdengar suara seperti batu gitu, waktu kami keluar rumah dan yang jatuh es," kata Rizam Siahaan, seorang warga. Dia memaparkan, es yang jatuh ke permukiman warga memiliki diameter sekitar 2 sentimeter. "Paling besar ukurannya sebesar guli (gundu). Untungnya, waktu itu kami dan warga lain sedang ada di dalam rumah," kata Rizam. Hujan es itu hanya berlangsung beberapa menit. Belum ada laporan mengenai kerusakan rumah akibat kejadian ini. Sementara itu, hujan deras dan angin kencang juga
menumbangkan sejumlah baliho dan pohon di kawasan Jalan Jamin Ginting, Medan. Tidak kurang dari 3 unit becak bermotor dan 1 unit angkot tertimpa. "Tidak ada korban jiwa, tapi jalan menjadi macet, karena jalan tertutup," kata Ginting (30), seorang warga. Untuk membantu kelancaran lalu lintas, warga beramai-ramai memotong ranting pohon yang tumbang. Petugas kepolisian juga turun ke lokasi kejadian untuk mengatur kendaraan yang melintas. BREAKING NEWS: Hujan Es Landa Kota Medan Selama 30 Menit TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Hujan es disertai angin kencang kembali terjadi Kota Medan. Kali ini fenomena yang tak lazim di Kota Medan itu mengguyur seputaran Kelurahan Sarirejo, Medan Polonia, Minggu (26/7/2015) siang. Seorang masyarakat bernama Zulham (45) mengatakan hujan es terjadi selepas salat zuhur tepatnya sekitar pukul 13.30 WIB. Kala itu, ia tengah duduk di teras rumah bersama beberapa warga setempat. "Tak berapa lama hujan deras dan angin kencang, tiba-tiba suara seng terdengar keras layaknya dilempar batu kecil. Saya merasa aneh, kenapa kok suaranya keras berbeda dari biasanya, waktu saya keluar rumah rupanya ada hujan es. Cukup lama sekitar 30 menit," ujarnya di perkarangan rumah, Warga lingkungan 8 Sarirejo ini menuturkan, hujan es yang disertai angin kencang menyebabkan beberapa warga langsung masuk ke dalam rumah lantaran khawatir dapat membahayakan. "Karena sama angin kencang dan hujan esnya cukup deras. Makanya saya langsung masuk ke dalam rumah, jadi hanya melihat dari jendela saja hujan itu. Saya enggak punya handphone kamera makanya enggak ada buat video atau ambil fotonya," katanya. Sedangkan warga lainnya, Oji menceritakan, saat hujan es turun sedang membersihkan drainase agar genangan air tidak masuk ke dalam rumah. Sehingga, tubuhnya terasa sakit lantaran terguyur hujan es itu. "Awalnya aku sedang membersihkan drainase di depan rumah. Kok rasanya beda, sakit badanku kena hujan es itu, kayak kristal kecil-kecil dia turun. Makanya langsung masuk ke dalam rumah. Tak berani kita berlama-lama takutnya dapat mencelakakan diri," ujarnya.
PENYEBAB : Hujan es dalam ilmu meteorologi disebut juga hail. Hujan es biasanya berlangsung dengan durasi yang singkat dan disertai guyuran hujan lebat, dengan suhu yang sangat dingin. Hujan es itu berasal dari awan Cumulo Nimbus (Cb), didalam awan ini terdapat butiran – butiran es. Apabila awan Cumulo Nimbus dalam fase matang dan jarak antara permukaan gumpalan awan tersebut dekat dengan permukaan bumi, maka akan menyebabkan terbentuknya gumpalan awan tidak mencair tetapi masih berbentuk butiran – butiran es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan di atas freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya walaupun telah turun ke arah yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran besar. Fenomena ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada saat cuaca atau hujan di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi pada siang atau malam hari. Hujan es hanya akan terbentuk bila partikel es atau butir air hujan yang membeku tumbuh atau berkembang dengan menyerap butir-butir awan kelewat dingin pada awan Cumulonimbus (Cb) yang topnya melewati freezing level ketinggian dimana suhu udaranya 00C atau sekitar 16.000 kaki. Awan Cb mengandung partikel es dan butir air besar. Untuk terjadinya Cb, kondisi udara (cuaca) harus mendukung dengan labilnya lapisan udara sehingga mudah terjadi proses konveksi ditambah harus ada suplai uap air yang cukup sehingga massa udara yang terangkat oleh proses konveksi mengandung uap air yang banyak dan akan mempermudah terbentuknya awan cumulus yang berkembang menjadi awan Cb.
2.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Citra Satelit Berdasarkan gambar satelit cuaca pada tanggal 25 Juli 2015 yang diambil mulai jam 04.00 sampai 08.00 UTC (11.00-15.00 WIB) memperlihatkan awan-awan konvektif yang cukup merata (Cumulus, Cumulonimbus dan Nimbus Stratus) disekitar wilayah Kota Medan dan Kab. Deli Serdang, sehingga menyebabkan terjadinya peluang curah hujan yang tinggi dan terjadinya hujan es.
04.00 UTC (11.00 WIB)
04.30 UTC (11.30 WIB)
05.00 UTC (12.00 WIB)
05.30 UTC (12.30 WIB)
06.00 UTC (13.00 WIB)
06.30 UTC (13.30 WIB)
07.30 UTC (14.30 WIB)
08.00 UTC (15.00 WIB)
07.00 UTC (14.00 WIB)
Gambar 1. Gambar citra Satelit Tanggal 26 Juli 2015 (Sumber : http://www.jma.go.jp/en/gms)
B. Citra Radar
06.00 UTC (13.00 WIB)
07.00 UTC (14.00 WIB)
Gambar 2. Gambar citra Radar Tanggal 26 Juli 2015 (Sumber : Radar Cuaca BBMKG Wil. I Medan)
Berdasarkan data citra radar (produk CMAX) pada tanggal 26 Juli 2015 pukul 13.00 dan 14.00 WIB, terlihat hamper seluruh wilayah kota Medan dan Sekitarnya tertutupi awan Cumulonimbus (Cb). Nilai yang terlihat pada radar antara 28-53 dBz. Dari nilai ini menunjukkan besarnya volume butiran air di udara, sehingga mengakibatkan peluang terjadinya hujan es semakin besar di wilayah tersebut.
C. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Nilai anomaly OLR di sekitar wilayah Medan dan sekitarnya yaitu -20 s/d -30 W/m2. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terjadi pemusatan daerah pembentukan awan di Sumatera bagian Utara. Hal ini mendukung peluang terjadinya hujan yang semakin besar.
Gambar 3. Anomali Outgoing Longwave Radiation dasarian II Juli 2015 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
D. Suhu Muka Laut (SST) Nilai anomaly suhu muka laut pada awal hingga pertengahan bulan Juli 2015 di sekitar wilayah Sumatera Utara dan perairan samudera Hindia bernilai 0 0C s.d +0.8 0C. Nilai positif ini menunjukkan kondisi laut lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya dan menambah peluang terbentuknya awan di sekitar wilayah Sumatera Utara.
Gambar 3. Anomali Suhu Muka Laut tanggal 20 – 25 Januari 2015 Gambar 4. Anomali Suhu Muka Laut (SST) tanggal 20-25 Juli 2015 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov
E. Data Klimatologi Berdasarkan pengukuran curah hujan, Suhu Udara dan Kelembaban Udara (13.00 WIB & 14.00 WIB) di beberapa daerah sekitar kota Medan pada tanggal 26 Juli 2015, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Stasiun
Curah Hujan (mm)
Suhu Udara 13.00WIB (C)
Suhu Udara 14.00WIB (C)
Kelembaban Udara 13.00 WIB (%)
Kelembaban Udara 14.00WIB (%)
Sampali BBMKG Wil. I Belawan Tuntungan
25 14 20 17
28.4 29.2 27.8 26.5
24.0 26.0 25.8 24.3
74 71 82 73
97 84 89 86
Sumber : Database BBMKG Wil. I dan CMSS BMKG.
Berdasarkan data curah hujan di beberapa stasiun BMKG di kota Medan dan sekitarnya terjadi hujan yang merata dengan intensitas rendah. Sedangkan dari data Suhu Udara dan Kelembaban Udara, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan suhu dan peningkatan kelembaban udara yang cukup signifikan dalam durasi waktu 1 jam. Hal ini dapat membuktikan bahwa kemungkinan terjadinya hujan es di sekitar kota Medan adalah semakin besar.
3. KESIMPULAN DAN PENUTUP Berdasarkan pantauan citra satelit, citra radar, dinamika atmosfer dan data klimatologi di wilayah kota Medan dan sekitarnya pada saat kejadian hujan es di Kecamatan Johor dan Polonia menunjukkan adanya sebaran awan Cumulonimbus (Cb) yang pada tanggal 26 Juli 2015 mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, menyebabkan hujan merata di kota Medan dan sekitarnya. Nilai anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) menunjukkan adanya daerah tutupan awan, sementara nilai Sea Surface Temperature (SST) memperlihatkan wilayah perairan di sekitar Sumatera Utara lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya sehingga menyediakan jumlah uap air yang cukup banyak untuk memberi peluang terbentuknya awan. Sedangkan berdasarkan data klimatologinya, menunjukkan penurunan suhu dan peningkatan kelembaban udara yang signifikan sehingga berpeluang besar terjadinya hujan es di sekitar daerah kecamatan Johor dan Polonia.