BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI Alamat : Bandar Udara Mali Kalabahi – Alor (85819)
BMKG
Telp. Fax.
: (0386) 2222820 : (0386) 2222820
Email :
[email protected]
ANALISA CUACA TERKAIT HUJAN LEBAT DI WILAYAH KABUPATEN ALOR TANGGAL 26 JANUARI 2017 I.
INFORMASI KEJADIAN KEJADIAN LOKASI TANGGAL DAMPAK
II.
III.
DATA CURAH HUJAN Data Pos Hujan Stamet Mali – Alor Kalabahi
Telah terjadi hujan lebat sekitar pukul 20.00 – 00.00 WITA (12.00 – 16.00 UTC) di wilayah Kabupaten Alor Wilayah Kabupaten Alor 26 Januari 2017 Hujan lebat disertai badai petir menyebabkan genangan air di sepanjang ruas jalan kota Kalabahi dan di sekitar area Pasar Kadelang dan Pasar Inpres Kalabahi serta meluapnya anak kali (sungai) di Wolwal (Kec. Alor Barat Daya)
Curah Hujan Terukur 59,3 mm 90,1 mm
Keterangan Hujan Lebat Hujan Lebat
ANALISA METEOROLOGI INDIKATOR KETERANGAN Secara umum, suhu muka laut di wilayah perairan sekitar 1. SST (Sea Surface Indonesia pada tangga 26 Januari 2017 berkisar antara 27 – 30 Temperature) dan ºC dengan anomali positif antara 0,5 – 3,0 ºC terhadap normalnya. Anomali Untuk wilayah perairan di sekitar Kepulauan Alor, suhu muka laut pada kisaran 29 – 30 ºC dengan nilai anomali positif antara 0,25 – 1,5 ºC terhadap normalnya. Suhu muka laut yang hangat (>27,0 ºC) ini menindikasikan kandungan uap air yang terkandung di udara cukup banyak. Kondisi demikian menyebabkan potensi pembentukan awan-awan konvektiv sangat besar dan kondisi cuaca cenderung berawan hingga hujan di wilayah Kabupaten Kepulauan Alor. Indeks osilasi selatan (South Oscillation Index, SOI) 2. ENSO (El Nino – South Osciilation) menunjukkan nilai +1,4 dan Nino bernilai -0,21 yang mengindikasikan ENSO dalam kondisi netral (normal), sehingga supply uap air dari Samudera Pasifik Timur ke Pasifik Barat tidak signifikan dan tidak berpengaruh terhadap hujan harian di wilayah Indonesia.
3. MJO (Madden – MJO berada pada kuadran 2 (Indian Ocean), sehingga kurang Julian Oscillation) berkontribusi terhadap pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian Timur Berdasarkan hasil analisis Anomali OLR tanggal 31 Juli 2016 s/d 4. OLR ( Outgoing Longwave Radiation) 29 Januari 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Kepulauan Alor berkisar antara -30 Wm-2 s/d 70 Wm-2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih banyak dari rata-rata klimatologisnya (normal-nya) 5. DMI (Dipole Mode Indeks Dipole Mode menunjukkan nilai -0,20, yang mengindikasikan supply uap air dari Samudera Hindia tidak Index) signifikan ke wilayah Indonesia bagian Barat, sehingga aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian Barat kurang signifikan pula. Berdasarkan peta Analisa Pola Arus Angin (Streamline) pada 6. Pola Arus Angin tanggal 26 Januari 2017, terdapat beberapa daerah pusat tekanan (Streamline) rendah yang cukup berpengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia, antara lain terdapat di Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa, sebelah Utara Australia, dan sebelah Timur Papua, serta satu pola sirkulasi angin tertutup di sekitar Maluku Utara. Hal ini mempengaruhi pola cuaca di wilayah Indonesia yang mengakibatkan terbentuknya daerah belokan, perlambatan dan pertemuan (konvergensi) angin di sekitar wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan (Tengah, Timur, dan Selatan), Sulawesi (Utara, Tenggara, dan Selatan), NTT (termasuk kepulauan Alor), Laut Natuna, Selat Makasar, dan Laut Arafura. Kondisi-kondisi ini sangat mendukung dalam proses pembentukan awan-awan konvektiv (Cumulus Congestus dan Cumulonimbus) akibat adanya gerak vertikal yang cukup kuat sehingga menyebabkan keadaan cuaca di Kepulauan Alor, umumnya cenderung berawan dan potensi terjadinya hujan sangat tinggi Berdasarkan data kelembaban relatif (Sumber: Diseminasi WRF 7. Kelembaban BMKG) pada lapisan 850mb di sekitar wilayah kepulauan Alor Relatif saat kejadian bernilai 80 - 90% dan untuk lapisan 700mb bernilai 80 - 90%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat kejadian hujan lebat, kondisi udara basah sehingga sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektiv di sekitar wilayah kejadian. Analisis labilitas udara tanggal 26 Januari 2017 jam 00.00 dan 8. Indeks Labilitas 12.00 UTC di wilayah Kabupaten Alor yaitu : Udara Indeks Labilitas Jam 00.00 UTC Jam 12.00 UTC K. Index 30 - 35 35 - 40 LI (Lifted Index) -2 -2 SI (Showalter Index) -1 -1 Keterangan: - K.Indeks bernilai antara 30 - 40 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif kuat, terutama pada malam hari. - LI bernilai -2 yang mengindikasikan kemungkinan potensi badai Guntur sedang.
-
9. Citra Satelit
SI bernilai -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur. Analisa citra satelit sebagai berikut: - Awan Cumulonimbus (CB) yang pada awalnya (Jam 11.30 UTC / 19.30 WITA) terbentuk di sebelah Timur Laut Kepulauan Alor kemudian bertumbuh dan berkembang ; meluas dan tiba di Kepulauan Alor (di Mali – bagian Utara Alor) sekitar jam 12.00 UTC (20.00 WITA) hingga jam 13.10 UTC (21.10 WITA). Awan dengan suhu puncak mencapai < -62°C tersebut tersebar di atas wilayah Mali dan sekitarnya, sehingga menyebabkan terjadinya hujan lebat di wilayah tersebut. - Pada saat yang bersamaan, sekitar jam 12.40 UTC (20.40 WITA), muncul 2 (dua) bibit sel awan CB masing-masing di atas wilayah Pulau Pantar (Kabir) dan di perairan sebelah Selatan Pulau Alor, dan terus berkembang hingga mencapai wilayah Kota Kalabahi dan sekitarnya pada jam 13.40 UTC (21.40 WITA) dan terus berkembang hingga punah pada jam 15.20 UTC (23.20 WITA). Awan dengan suhu puncak mencapai < -69°C tersebut tersebar di atas wilayah kota Kalabahi dan sekitarnya, sehingga menyebabkan terjadinya hujan lebat di wilayah ini. - Pada jam 14.40 UTC (20.40 WITA), muncul 2 (dua) bibit sel awan CB baru masing-masing di sebelah Timur Laut dan Tenggara Mali, yang akibat kuatnya gerak vertikal berkembang dengan cepat hingga mencapai wilayah Mali dan sekitarnya pada jam 14.50 UTC (22.50 WITA) dan terus berkembang hingga punah pada jam 16.20 UTC (00.20 WITA). Awan dengan suhu puncak mencapai < -62°C tersebut tersebar di atas wilayah Mali dan sekitarnya, sehingga menyebabkan wilayah tersebut kembali diguyur hujan dengan intensitas sedang.
IV.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa hujan lebat yang terjadi di wilayah Kabupaten Alor diakibatkan karena: - Kondisi SST yang hangat (> 27,0 C) di sekitar perairan Kepulauan Alor - Adanya gangguan berupa daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa, sebelah Utara Australia, dan sebelah Timur Papua, serta satu pola sirkulasi angin tertutup di sekitar Maluku Utara sehingga menyebabkan wilayah Kepulauan Alor menjadi wilayah perlambatan (shear) dan konvergensi (pumpunan) massa udara, - Kelembaban udara (RH) di wilayah kepulauan Alor cenderung yang basah hingga lapisan 700 mb, dan - Kondisi udara (atmosfer) di kepulauan Alor dalam kondisi “labil” yang ditunjukkan oleh Indeks Labilitas.
V.
PROSPEK KEDEPAN Untuk 3 (tiga) hari ke depan, wilayah Kepulauan Alor masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai badai petir dan angin kencang.
VI. VII.
PERINGATAN DINI : - N I H I L LAMPIRAN
Gambar 1. Suhu Muka Laut dan Anomali Tanggal 26 Januari 2017 (Sumber : http://polar.ncep.noaa.gov)
Gambar 2. Grafik Indeks Nino 3.4, SOI dan IOD (DMI) Tanggal 26 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
Gambar 3. Track MJO dan OLR Tanggal 26 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
Gambar 4. Analisa Arus Angin Jam 00.00 dan 12.00 UTC Tanggal 26 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
Gambar 5. Analisa Kelembaban Udara Lap. 850 mb Jam 00.00 dan 12.00 UTC Tanggal 26 Januari 2017 (Sumber : http://diseminasi.meteo.bmkg.go.id/wrf/ )
Gambar 6. Analisa Kelembaban Udara Lap. 700 mb Jam 00.00 dan 12.00 UTC Tanggal 26 Januari 2017 (Sumber : http://diseminasi.meteo.bmkg.go.id/wrf/ )
Gambar 7. Analisa K-Index Jam 00.00 dan 12.00 UTC Tgl. 26 Januari 2017 (Sumber : www.kma.go.kr )
Gambar 8. Analisa Lifted Index Jam 00.00 dan 12.00 UTC Tgl. 26 Januari 2017 (Sumber : www.kma.go.kr )
Gambar 9. Analisa Showalter Index Jam 00.00 dan 12.00 UTC Tgl. 26 Januari 2017 (Sumber : www.kma.go.kr )
Gambar 10. Citra Satelit Himawari 8 EH Jam 11.30 dan 12.00 UTC Tgl. 26 Januari 2017 (Sumber: BMKG)
Gambar 11. Citra Satelit Himawari 8 EH Jam 12.40 dan 13.40 UTC Tgl. 26 Januari 2017 (Sumber: BMKG)
Gambar 11. Citra Satelit Himawari 8 EH Jam 14.40 dan 15.00 UTC Tgl. 26 Januari 2017 (Sumber: BMKG)
Gambar 12. Citra Jenis Awan jam 11.00 s/d. 16.00 UTC Tanggal 26 Januari 2017