EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2012
profil Elfiano RIZALDI:
M E D I A K O M U N I K A S I & I N F O R M A S I I N D O FA R M A G R O U P
OPTIMIS SUKSES DI E-CATALOGUE 2013
seputarkita
Bersiap menyongsong 2013 We Have to Change Training Team Salesman IGM
E-CA TALO GUE
PELU AN a G t ANC au AMAN ? seputarkita
Sosialisasi Asesmen GCG & Risk Management Indofarma Orientation Program
pengantarredaksi
A
ssalamualaikum Wr. Wb
Para pembaca yang budiman, syukur Alhamdulillah majalah Oasis edisi November-Desember 2012 telah terbit. Pada penerbitan kali ini, tema utama yang diangkat adalah tentang e-catalogue. E-catalogue adalah sebuah sistem baru dimana penyediaan obat untuk kebutuhan pemerintah ditender melalui mekanisme elektronik. Dan, rencananya kebijakan tersebut mulai diterapkan pada awal tahun 2013. E-catalogue merupakan sebuah sistem dimana konsumen yang membutuhkan produk farmasi tinggal menulisnya pada e-catalogue, produk apa yang dibutuhkan, berapa harga dan untuk daerah mana. Kemudian, pihak produsen akan mengajukan harga. Sistem tersebut tentu saja berbeda dengan sistem pengadaan obat sebelumnya yang bersifat tender manual. Perubahan sistem tersebut, suka atau tidak sedikit banyak akan mempengaruhi paradigma bisnis produsen farmasi, tak terkecuali Indofarma. Namun, kita yakin dan percaya, sebagai perusahaan yang memiliki segudang pengalaman, Indofarma siap menyongsong era e-catalogue. Bahkan, sangat mungkin sistem e- catalogue merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi Indofarma. Sebab, era e- catalogue terkait erat dengan kesiapan produsen farmasi pada bidang imfrastruktur, seperti pabrikan besar, distributor pengalaman dan sarana-prasarana pendukung lainnya. Dan, kesemuanya tersebut dimiliki oleh Indofarma.
daftarisi
Seperti biasa selain tema utama, redaksi juga mengangkat tema-tema lainnya, seperti rubrik aspirasi yang merupakan wadah karyawan dalam menyalurkan ide-idenya, kemudian ada juga tentang training untuk para marketing, outbond dan juga tema-tema lainnya. Akhirnya redaksi mengucapkan selamat membaca dan sukses selalu. Salam.
laporan utama E-Catalogue Lompatan Transformasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
05
wawancara Direktur Riset dan Pemasaran Elfiano Rizaldi: Optimis Sukses di E-Catalogue 2013
09
ASPIRASI • Rita Novita, Produksi Steril • Fitri Enim, Litbang • Indriyani Rofiqa, SPPK
11 11 12
Seputar Kita • We Have to Change • Training Team Salesman IGM • Kunjungan International University of Africa ke Indofarma • Indofarma Orientation Program • Hari Sosialisasi Asesmen GCG & Risk Management • Outbond: The Power of Motivation • Infala Daki Gunung Ceremai
Edisi NOVEMBER-DESEMBER 2012
13 15 15 16 17 18
susunanredaksi Penasehat Direksi Corporate Secretary Pemimpin Umum / Penanggung Jawab Guntoro, S.Sos
Segenap redaksi mengucapkan
Selamat Natal & Tahun Baru 2013
Pemimpin Redaksi Drs. Irfan Mohamad, M.Pd Dewan Redaksi - Alim Kumbang, SE - Rangga Ananta Bhakti, SE, SH - Datung Iswanto, S.Sos Alamat Redaksi Jl.Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530 T: (021) 8832 3971 Fax: (021) 8832 3972 email
[email protected] [email protected]
| NOVEMBER-DE S E M B E R 2 0 1 2
03
editorial
Bersiap Menyongsong
T
lama lagi kita akan menyongsong tahun baru 2013. Banyak pengalaman, kenangan, dan pelajaran dari tahun lalu. Manis, pahit, masam sudah pernah kita rasakan. Apapun itu, semuanya telah menjadi bagian dari perjalanan hidup kita baik selaku pribadi maupun sebagai warga perusahaan. Tahun baru adalah saat tepat untuk berkaca atau belajar pada masa lalu sembari menyusun perencanaan dan semangat untuk menghadapi tantangan di masa depan. ak
Sudahkah kita mempunyai resolusi yang ingin dijalankan tahun 2013? Resolusi ini penting, sebab kita bisa mengevaluasi segala harapan yang belum tercapai di tahun ini untuk melangkah ke depan yang lebih baik. Resolusi yang paling sederhana adalah memperbaharui semangat untuk menjalankan segala aktivitas apa pun, salah satunya adalah semangat bekerja untuk perusahaan. Hal ini penting karena terkadang kita mengalami harihari ketika rasa bosan, dan kurang semangat datang menghampiri. Hal ini wajar dan mungkin dialami semua orang, namun yang tak wajar adalah ketika kita enggan untuk mengubah keadaan serta meningkatkan semangat dan optimisme hidup. Slogan “INDOFARMA BISA” yang didengung-dengungkan oleh kita bukan hanya slogan semata. Hal ini telah direalisasikan pada 2012 dengan meningkatnya nilai penjualan produk Indofarma di pasar farmasi Indonesia. Berdasarkan data ITMA IMS Health triwulan III/2012 Indofarma berhasil membukukan nilai penjualan Rp495.616.145.817, meningkat 21,79% dibandingkan periode yang sama tahun 2011. Produk obat generik yang merupakan penyumbang 85% penjualan turut pula meningkat sebesar 20,19% dengan nilai Rp419.454.399.170. Pertumbuhan 04
| N O V E M B E R - D E S E MBER 2012
penjualan ini diikuti pula peningkatan nilai saham Indofarma di pasar bursa yang berhasil menembus angka Rp300 di bulan Desember 2012, nilai ini merupakan nilai tertinggi sejak tahun 2001. Ringkasnya Indofarma di 2012 cenderung meningkat dari nilai penjualan produk di pasar farmasi dan naik pergerakan nilai sahamnya di lantai bursa, yang semua ini adalah bukti kepercayaan dari stakeholder kepada Indofarma. Bagaimana 2013? Salah satu tantangan besar di 2013 adalah pemberlakuan ketentuan tentang sistem E-Catalogue untuk pengadaan obat dan alat kesehatan dalam program tender yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah dan pihak konsumen lainnya. Sistem E-Catalogue sendiri nantinya akan dioperasikan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Total nilai tender dalam E-Catalogue tersebut terbagi dalam 384 jenis barang/ molekul/bahan aktif yang akan ditenderkan untuk seluruh daerah. Selain efisien dari pembentukan harganya, E-Catalogue juga bisa menjadi solusi terhadap masalah distribusi dan ketersediaan obat di daerah karena dengan sistem E-Catalogue ini, maka konsumen bisa melihat kemampuan distribusi produsen sehingga dapat dipastikan apakah distribusi obat bisa sampai tujuan tepat waktu seperti yang dijanjikan. Dengan adanya sistem E-Catalogue, setiap perusahaan akan berlomba untuk menawarkan produknya dengan harga terbaik dan kualitas yang memenuhi syarat serta kemampuan distribusinya yang handal, oleh karena itu kolektifitas kerja yang baik dari Indofarma dan IGM sebagai produsen dan distributor mutlak diperlukan. Guna menuju kolektifitas kerja yang baik tersebut maka faktor
kepercayaan (trust) merupakan salah modal penting untuk melanjutkan tren pertumbuhan di 2013. Saling percaya sesama rekan kerja, antar bidang, serta antara karyawan dengan manajemen merupakan energi potensial untuk meraih kesuksesan dan kepercayaan dari stakeholder. Tanpa adanya rasa saling percaya dan saling amanah dapat mengakibatkan perusahaan menjadi rapuh dan tidak memiliki integritas, yang berujung pada ketidak percayaan pemerintah, investor dan masyarakat sebagai stakeholder. Keberhasilan kita pada 2012 tentunya dibayangi oleh pertanyaan bagaimana dengan 2013? Resolusi untuk bekerja lebih baik tentunya menjadi penting, sebab kita bisa mengevaluasi segala harapan yang belum tercapai di 2012 dan menjadi lebih baik di 2013. Indofarma yang saat ini masih berada di posisi 21 untuk total market Indonesia (MAT Q3 2012) tentunya berharap bisa memperbaiki posisi di 2013. Harapan untuk masuk dalam 10 besar bukan mustahil terwujud bila semua pihak mampu bekerja lebih optimal. Pergerakan maju perusahaan laiknya sebuah lokomotif yang membawa gerbong-gerbong kesuksesan. Setelah membawa gerbong kesuksesan di 2011 dan 2012 akankah lokomotif pertumbuhan ini kembali membawa gerbong kesuksesan di 2013? Disinilah diperlukan KERJA KERAS, KERJA CERDAS dan TRUST sebagai bahan bakar agar derap rodaroda lokomotif pertumbuhan dapat terus maju. Maka mari kita budayakan rasa saling percaya dalam korporasi untuk memperoleh kepercayaan dari stakeholder agar pergerakan pertumbuhan perusahaan dapat terus berlanjut dengan optimal. Let’s Cultivate the Trust to energize the growth loco. INDOFARMA….BISA !!.(im)
laporanutama E-Catalogue:
Lompatan Transformasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pertama yang langsung merasakan dampaknya. Mengingat PBF tidak lagi dapat mengajukan penawaran harga obat kepada Dinas Kesehatan Propinsi, Kota/Kabupaten maupun Rumah Sakit Daerah. Peran PBF tersebut dalam E-Catalogue akan digantikan oleh Pabrikan atau produsen obat, sedangkan PBF berperan dalam mendistribusikan Obat yang dimenangkan oleh Pabrikan Obat tertentu yang sebelumnya masuk dalam paket penawaran selain harga satuan dan kapasitas produksi obat.
Selamat
datang
E-Catalogue!
Suatu era pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui mekanisme elektronik yang terintegrasi akan dilaksanakan. Khusus bidang kesehatan, Kementrian Kesehatan RI melakukan proses lelang pengadaan dengan E-Catalogue atau katalog elekronik khusus untuk Obat yang masuk dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang berjumlah 384 item obat pada Desember 2012 untuk kebutuhan obat secara nasional di tahun 2013. Pelaksanaan pelelangan dengan E-Catalogue yang lebih cepat dari yang diperkiraan para pelaku bisnis trading menjadi sebuah topik yang hangat diperbincangkan. Kementrian Kesehatan RI merencanakan pengadaan obat akan dilakukan pada Desember 2012 untuk
pemenuhan kebutuhan tahun 2013, sehingga pada awal tahun 2013 pihak Kementrian, Pemerintah Daerah, Lembaga dan Instansi Pemrintah (K/D/L/I) dapat melaksanakan E-Procurement untuk pemenuhan kebutuhan obatnya. Kekhawatiran para pelaku bisnis trading merupakan hal yang wajar, mengingat perubahan mekanisme pelelangan melalui E-Catalogue akan merubah pola transaksi bisnis ke depan dan berdampak pada peta persaingan industri farmasi selaku produsen obat dan industri jasa distribusi farmasi selaku distributor. Bagi para pemain proyek yang sudah demikian lama mengais keuntungan di bisnis trading bidang kesehatan yakni PBF lokal merupakan pihak
Kementrian Kesehatan RI menetapkan proses pelelangan dengan E-Catalogue dimaksudkan untuk menetapkan harga obat agar sesuai dengan azas kompetisi yang wajar, mencegah harga terlalu tinggi atau harga terlalu rendah dan menjamin mekanisme pengadaan obat mengikuti aturan untuk Penunjukan Langsung sesuai Perpres 54 tahun 2010. Dasar hukum pelelangan dengan sistem E-Catalogue di bidang kesehatan bersumber dari Peraturan Presiden (Perpres) RI nomer 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden nomer 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pada pasal 110 ayat (1) Perpres Nomer 70 tahun 2012 terkait dengan E-Catalogue disebutkan: “Dalam rangka E-Purchasing, sistem katalog elektronik (E-Catalogue) sekurangkurangnya memuat informasi teknis dan harga Barang/Jasa”. Sedangkan | NOVEMBER-DE S E M B E R 2 0 1 2
05
laporanutama mendasar pada tahapan Pra Tender, Tender dan Pasca Tender.
dalam penjelasan Perpres nomer 70 tahun 2012, tujuan diterapkannya E-Purchasing yang pertama adalah terciptanya proses pemilihan barang/ Jasa secara langsung melalui sistem katalog elektronik (E-Catalogue) sehingga memungkinkan semua ULP/Pejabat Pengadaan dapat memilih barang/jasa pada pilihan terbaik. Kedua adalah terciptanya efisiensi biaya dan waktu proses pemilihan barang/jasa dari sisi penyedia barang/jasa dan pengguna barang/jasa. Penyelenggara proses pelelangan dengan E-Catalogue adalah LKPP (lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). Pada acara sharing session dengan Bapak Bayu Teja Mulyawan selaku Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Farmasi pada Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI yang diselenggarakan oleh PT. Indofarma Golbal Medika (IGM) pada tanggal 12 November 2012 yang lalu dan dihadiri oleh Jajaran Direksi, General Manager dan Manager, disampaikan bahwa alur pengadaan obat tahun 2013 dengan sistem E-Catalogue mengalami perubahan
Era e-catalague membuktikan kekuatan jaringan Sebagai penentu memenangkan persaingan.” 06
| N O V E M B E R - D E S E MBER 2012
Pada tahapan Pra Tender dengan sistem E-Catalogue, proses pendaftaran dan anwijzing atau penjelasan pekerjaan pengadaan obat dilakukan oleh para produsen atau pabrikan obat. Syarat sebagai penyedia obat yakni memiliki ijin industri farmasi, ijin edar obat (no registrasi) yang ditawarkan, jaminan penawaran, jaringan distribusi dan penawaran obat sesuai dengan kebutuhan masing-masing propinsi. Kelengkapan tersebut menjadi satu paket dokumen penawaran pabrikan sebagai syarat syahnya penawaran. Pada tahapan tender atau proses lelang, Pabrikan Obat menawarkan harga obat berdasarkan harga satuan secara itemized (per item produk) untuk 33 propinsi sekaligus, komitmen jumlah pemenuhan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas produksi serta penunjukan distributor obat (PBF) untuk masing-masing provinsi melalui LKPP dengan melakukan upload dokumen penawaran secara elektronik. Namun jika pabrikan tidak menawarkan produknya untuk keseluruhan provinsi, maka atas penawaran tersebut dianggap syah atau memenuhi syarat. Proses pelelengan dilakukan secara terpusat atau sentralistik. Masingmasing pabrikan diperbolehkan untuk menunjuk lebih dari satu PBF dalam dokumen penawaran harganya. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) berdasarkan harga satuan terkecil masing-masing item dan jenis sediaan obat sebagai acuan batas atas atau ceiling price yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan dan sudah termasuk biaya distribusi untuk 4 rayon sampai gudang Dinkes Kabupaten/Kota. Tahapan
Pasca
Tender
dimulai
setelah LKPP menetapkan pemenang tender. Kemungkinan yang terjadi adalah terdapat lebih dari satu pemenang untuk satu provinsi bahkan untuk item produk yang sama. Mengingat proses evaluasi penawaran oleh LKPP didasarkan oleh harga satuan per item produk dan komitmen pemenuhan. Pabrikan obat A yang menawar dengan harga satuan terendah (tablet/botol/pcs disesuaikan dengan item produk) untuk produk Amoxicilin 500 mg, namun hanya mampu memenuhi komitment 100.000 ribu tablet dari total kebutuhan 1 juta tablet secara nasional, Pabrikan tersebut tetap dinyatakan sebagai pemenang. Selanjutnya LKPP akan menunjuk Pabrikan B sebagai pemenang berikutnya dengan harga terendah kedua dan seterusnya. Atas ketetapan hasil lelang tersebut, LKPP akan melakukan kontrak payung dengan masing-masing pabrikan obat pemenang tender. Sedangkan untuk harga satuan obat per item obat yang dimenangkan, Kementrian Kesehatan RI akan menerbitkan SK Menteri Kesehatan tentang Harga Obat Esensial per rayon sebagai pedoman bagi Kementrian, Pemerintah Daerah, Lembaga dan Instansi Pemerintah dalam pengadaan obat (K/D/L/I). Selanjutnya pihak Dinkes Provinsi ataupun Kabupaten/Kota dapat melakukan pengadaan obat dengan cara Penunjukan Langsung (PL) pada PBF yang telah ditunjuk oleh Pabrikan Obat tertentu dengan item barang dan harga satuan dalam E-Catalogue (hasil proses lelang secara terpusat untuk masing-masing rayon) melalui E-Procurement atau pembelian secara elektronik. PBF yang telah ditunjuk oleh Pabrikan Obat pemenang lelang melaksanakan pekerjaan pengiriman sekaligus menagih pelunasan hasil pekerjaan sesuai dengan item produk yang dimenangkan dan jumlah komitment pemenuhannya pada tenggat waktu yang ditetapkan oleh Dinkes. Alur
KEMKES LKPP
INDUSTRI FARMASI
Kontrak harga satuan SATKER K/L/D/I
SATKER K/L/D/I
SATKER K/L/D/I
SATKER K/L/D/I
ØHarga dan ketersediaan barang terjamin ØPembayaran sesuai volume yg dilaksanakan Gambar 1. Alur pengadaan Obat sesuai Perpres nomer 70 tahun 2012 (sumber: Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Farmasi pada Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI)
proses pengadaan obat dengan E-Catalogue sebagaimana terlihat pada gambar 1. Pada rangkaian proses lelang sistem kalalog elektronik atau E-Catalogue dapat dilihat dominasi peran produsen atau pabrikan obat sangat besar terutama pada tahapan Pra Tender dan Tendernya. Dalam dua tahapan proses lelang inilah kompetensi pabrikan obat dalam membuat penawaran harga yang kompetitif pada masing-masing provinsi per rayonnya dan ditunjang oleh kesiapan produksi serta pemilihan jaringan distribusi menjadi kunci keberhasilan memenangkan lelang. Sedangkan distributor Obat memainkan peran pada tahapan Pasca Tender dalam mendistribusikan item produk yang dimenangkan oleh Pabrikan Obat sesuai dengan alokasi pemenuhannya. Kualitas layanan distribusi yang prima yang berbasis kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman, mutu produk yang sampai di daerah alokasi, kemampuan pengelolaan adiministrasi dokumen tender (kontrak pelaksanaan tender dan penagihan), efisiensi biaya distribusi obat serta kemudahan akses informasi yang dibutuhkan baik oleh K/D/L/I maupun pabrikan obat akan menjadi prioritas dan pilihan utama sebagai mitra kerja Pabrikan atau Produsen Obat di bisnis trading
Gambar 2. Alur Transaksional Pengadaan obat di Satker pada K/D/L/I (sumber: Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Farmasi pada Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI)
di era E-Catalogue. Kementrian, Pemerintah Daerah, Lembaga dan Instansi Pemerintah (K/D/L/I) selanjutnya dapat malakukan penunjukan langsung kepada Distributor Obat atau PBF yang ada di E-Catalogue sesuai dengan item produk dan harga satuan yang dimenangkan oleh pabrikan obat di provinsi dalam wilayah rayon tertentu untuk pemenuhan kebutuhan obatnya. Kontrak pelaksanaan pekerjaan dilakukan antara Satker di masing K/D/L/I dengan distributor yang telah ditunjuk oleh masing-masing pabrikan obat pemenang pengadaan. Alur transaksional dengan Satuan Kerja atau Satker sebagaimana terlihat pada gambar 2. Tantangan dan Indofarma Group
peluang
bagi
Transformasi regulasi pengadaan dengan E-Catalogue akan berdampak secara langsung terhadap para pelaku bisnis trading di sektor pemerintah tidak terkecuali bagi Indofarma Goup. Namun yang perlu disikapi dalam melihat transformasi regulasi tersebut apakah sebagai tantangan ataupun peluang. Jika dilihat sebagai sebuah tantangan, artinya sejauh mana kompetensi Indofarma Group memenangkan persaingan era E-Catalogue sebagaimana pernah dialami
pada masa kejayaan di era manual sebelumnya yang telah menorehkan nama besar Indofarma Group di percaturan bisnis trading. Jika dilihat dari kaca mata peluang, bagaimana strategy memenangkan persiangan pasar institusi pemerintah sebagai salah satu pilar utama Indofarma Group dalam meningkatkan revenue sekaligus laba usaha. Pasar institusi untuk belanja Obat di Kemkes RI tahun 2013 di era E-Catalogue saat ini saja mencapai 1,3 triliun! Belum lagi sumber dana APBD di daerah baik di Dinkes Provinsi maupun Kabupaten/ Kota serta Rumah Sakit daerah. Sebagai sebuah entiti bisnis farmasi, PT Indofarma Tbk (persero) sebenarnya mempunyai potensi yang sangat diperhitungkan oleh sesama pabrikan obat generik. Cakupan variasi produk yang sangat luas. Hampir keseluruhan item obat dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) diproduksi oleh Indofarma, bahkan pengalaman dalam mengadakan kebutuhan obat sejak era Obat Inpres dan era PKD menunjukkan peran penting Indofarma dalam mensukseskan program pemerintah tersebut. Selain itu dengan dukungan jaringan distribusi yang dimiliki oleh PT. Indofarma Global Medika (IGM) dengan 30 cabangnya sebagai anak perusahan PT. Indofarma Tbk (persero), maka lengkaplah | NOVEMBER-DE S E M B E R 2 0 1 2
07
laporanutama
Sebagai sebuah entiti bisnis farmasi, Indofarma sebenarnya mempunyai potensi yang sangat diperhitungkan oleh sesama pabrikan obat generik.” penguasaan industri hulu ke hilir di pasar generik. Seiring dengan adanya perubahan regulasi pemerintah dalam tata niaga farmasi dan persaingan usaha, maka peta persaingan industri farmasi semakin terfragmentasi dengan maraknya pemain baru di bisnis generik saat ini. Group industri farmasi papan atas telah melakukan investasi modalnya dalam mengembangkan bisnis generik. Dalam kelompok usaha farmasi PMDN tercatat Kalbe Group, Dexa group, Sanbe group, Novel Group bahkan terakhir usaha farmasi PMA Pfizer telah membangun pabrik generik untuk mengantisipasi pasar generik yang terus meningkat kebutuhannya. Dengan banyaknya pemain generik itulah, maka tak mengherankan jika obat generik memiliki price sensitive, meskipun ketetapan harga HNA-nya telah ditetapkan pemerintah. Konsumen dimanjakan dengan banyaknya pilihan untuk satu item produk obat generik dengan variasi harga yang sangat beragam sehingga memicu perang harga diantara pemain generik itu sendiri. Memasuki era E-Catalogue, persoalannya bukan soal harga paling murah semata, ada hal lain yang perlu dicermati yakni masalah kapasitas produksi dan jaringan distribusi yang luas. Kapasitas produksi diperlukan untuk menjawab komitmen nasional Indofarma 08
| N O V E M B E R - D E S E MBER 2012
terhadap total Rencana Kebutuhan Obat (RKO) nasional. Dengan makin banyaknya komitmen nasional yang ditawarkan per item produknya, maka akan semakin kuat posisi tawar Indofarma dalam pengadaan sistem E-Catalogue yang pada akhirnya akan berampak langsung terhadap perolehan revenue secara korporasi. Utilisasi masin produksi obat saat ini memegang peranan penting untuk dapat menjawab persoalan komitmen sekaligus berpengaruh terhadap tingkat efisiensi produksi dan harga satuan obat yang diproduksi. Penambahan kapasitas produksi melalui pengadaan mesin-mesin baru diperlukan untuk memperkuat posisi Indofarma Group dalam meningkatkan komitmen nasional terhadap kebutuhan obat generik yang cenderung bertambah. Pada industri hilir, PT. IGM memegang peranan penting dalam memastikan rantai pasok obat generik dari industri hulu pada induk perusahaan hingga tiba di gudang Dinkes Kabupaten/ kota tepat waktu, tepat jumlah dan terjamin mutunya. Sejak didirikan pertama kali di tahun 1996 sebagai divisi distribusi, dan berkembang menjadi badan hukum di tahun 2001, PT. IGM mendedikasikan bisnisnya mayoritas pada sektor pemerintah dengan kontribusi sebesar 60% terhadap total bisnis yang dikelola. Dengan pengalaman 16 tahun di sektor pemerintah, IGM memiliki akses pasar pemerintah yang cukup baik jika dibandingkan dengan distributor swasta. Pesaing terdekatnya adalah PT. KFTD dan PT. RNI. Namun dengan dukungan variasi produk generik Indofarma yang lebih lengkap dibanding Kimia Farma dan Phapros, menjadikan keunggulan tersendiri buat IGM. Bedanya dengan sistem manual terdahulu, pada era E-Catalogue saat ini, peran distributor dibatasi hanya sebagai distribusi obat dan penagihan pelunasan proyeknya saja. Sebelumnya, mulai dari pendaftaran, anwijzing,
pemasukan dokumen penawaran, kontrak dan penyelesaian pekerjaan dilakukan secara menyeluruh oleh PBF. Dengan adanya pemangkasan peran PBF, maka efisiensi operasional yang cukup substansial terutama overhead peyelesaian proyek dapat dikendalikan secara optimal. Efisiensi biaya yang terjadi dapat meningkatkan posisi tawar IGM sebagai mitra distribusi para produsen obat generik manapun selain Indofarma yang ingin bermain di bisnis pengadaan era e-catlogue. Semakin banyak pabrikan yang menggandeng IGM sebagai mitra distribusinya, maka semakin besar volume bisnis yang didapatkan dan pada akhirnya berdampak terhadap total revenue secara korporasi Indofarma Group. Kompetensi sebagai pemain di industri jasa distribusi perlu diperkuat dengan penambahan space gudang, sarana dan prasara gudang, jumlah kendaraan dalam menunjang tranportasi dan sistem IT yang compatible dengan IT pabrikan obat dalam menginformasikan alur distribusi obatnya menjadi keunggulan kompetitif di era E-Catalogue. Era E-Catalogue, membuktikan kekuatan jaringan sebagai penentu memenangkan persaingan. Saatnya pertarungan jaringan dengan jaringan bukan lagi perusahaan dengan perusahaan. Dengan jaringan yang luas memungkinkan konsumen mengakses suatu produk. Indofarma Group memiliki semuanya, variasi produk generik yang lengkap, kapasitas produksi yang memadai, jaringan distribusi yang luas dan berpengalaman atau jam terbang yang lebih dari cukup tentunya siap bertempur di era E-Catalogue. Jadi, mari sama-sama kita sambut sekali lagi dengan ceria: “Selamat Datang E-Catalogue!” Oleh: Toni Kurniawan Manager SPI PT. Indofarma Global Medika
wawancara Direktur Riset dan Pemasaran Elfiano Rizaldi:
OPTIMIS SUKSES DI E-Catalogue 2013
T
redaksi berkesempatan mewawancarai Direktur Riset dan Pemasaran Elfiano Rizaldi PT. Indofarma guna menggali pencapaian kinerja PT Indofarma dan khususnya Direktorat Riset dan Pemasaran di 2012, serta bagaimana strategi menghadapi 2013. Dalam kesempatan kami juga menyerap informasi sejauh mana persiapan menghadapi sistem E-Catalogue di sektor tender yang akan berlaku 2013. Berikut petikan wawancaranya: im
Bagaimana pencapaian target sales pemasaran di 2012? Alhamdulillah, dengan kerja keras rekan-rekan di Direktorat Riset dan Pemasaran serta dukungan dari direktorat lainnya kita optimis target sales 2012 sebesar 750 miliar rupiah tercapai 100%. Berapa profit di 2012 dan target dalam RKAP? Untuk profit Indofarma 2012 estimasinya sekitar 35-40 miliar rupiah dan secara konsolidasi profit 2012 sekitar 4350 miliar rupiah. Sedangkan profit sebesar 70 miiliar rupiah agak berat berhubung kontribusi IGM di tahun ini menurun. Kemungkinan yang realistis profit IGM sekitar 8–10 miliar rupiah. Manajemen yang baru di tubuh IGM sudah bekerja keras akan tetapi sulit mengejar ketertinggalan di semester pertama. IGM tidak bisa mencapai target profit antara lain karena beberapa tender di Dinas Kesehatan yang tahun ini belum menjadi keberuntungan IGM. Serta langkah selektif IGM agar jangan sampai mendapat tender namun malah merugi. Dengan begitu banyak produk-produk OGB Indofarma di sektor tender mengalami penurunan penjualan. Perlu diketahui bahwa secara regulasi untuk pendistribusian produk OGB tender hanya dilakukan oleh IGM saja. Bisa dijelaskan highlight direktorat pemasaran 2012? Pencapaian target sebesar 100% itu yang bertumbuh cukup besar hanya di sektor penjualan regular OGB yaitu tumbuh sekitar 23–25%. Pada sektor OTC dan OGB di sektor tender mengalami penurunan. Penurunan di OTC terjadi pada penjualan obat Indo Serbu. Hal tersebut tejadi karena kita tidak fokus lagi terhadap penjualan obat Indo serbu sebab marjinnya yang tipis dan tidak lagi
melakukan kerjasama dengan Alfamart. Di samping itu untuk produk-produk OTC herbal seperti Pro Uric juga mengalami penurunan penjualan di 2012 berhubung ada permasalahan registrasinya. Untuk penjualan OGB di sektor tender mengalami penurunan karena banyak proyek-proyek IGM yang kalah di sektor tender. Namun meskipun demikian secara keseluruhan sales 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 23% dibanding 2011. Bagaimana dengan sektor alat kesehatan? Sektor alkes INAF hanya mempunyai rapid test diagnostic dan kita baru melakukan switching produk. Bila di 2011 kita memakai merek Standart Diagnostic, maka pada 2012 kita memakai merek Fokus Indonesia Diagnostic yang perkembangannya mulai bagus meskipun belum memberikan kontribusi yang besar. Berapa target penjualan 2013? Pada tahun 2013 kita mengharapkan penjualan Indofarma secara keseluruhan bisa tumbuh sebesar 25 % dari realisasi penjualan di 2012. Kendala apa saja yang akan dihadapi pada 2013? Berdasarkan hasil penjualan 2012, kontribusi terbesarnya (90%) adalah sektor regular OGB dan masih didominasi oleh produk-produk komoditi yaitu sebesar 80%. Oleh karena itu kendalanya adalah persaingan harga di pasar. Berhubung pemain produk komoditi amat banyak dan harganya sangat kompetitif, maka mau tidak mau kita harus memberi diskon yang cukup besar guna memenangkan persaingan sehingga marjinnya kecil. Strategi apa yang akan dijalankan untuk menghadapi kendala di 2013? Strategi pemasaran yang akan dilakukan adalah | NOVEMBER-DE S E M B E R 2 0 1 2
09
wawancara dengan membuat kuadran/kluster produk OGB dengan mengklasifikasikan produk-produk OGB. Dengan begitu kita bisa fokus dan selektif untuk mengembangkan penjualan di kuadran yang kita tentukan. Sedangkan untuk strategi pengembangan produknya kita harus menciptakan produk yang demand dan marjin yang tinggi. Produk dengan demand dan marjin tinggi adalah produkproduk baru. Maka diharapkan agar Bidang Litbang dan Bidang SPPK bisa mengeluarkan produk-produk baru (first follow) yang segera diluncurkan. Sedangkan untuk strategi distribusi kita berharap dengan adanya 3 distributor (IGM, Mensa dan Sawah Besar) penjualan bisa lebih bagus lagi. Bisa dijelaskan tentang sistem E-Catalogue di 2013? E–Catalogue adalah tender harga pabrik per item produk dan per harga propinsi untuk kebutuhan dinas kesehatan propinsi dalam satu tahun yang dilakukan berbasis digital elektronik oleh Kemenkes dan LKPP khusus untuk Obat Generik. Dengan adanya sistem E-Catalogue maka semua perusahaan obat yang akan ikut tender dituntut bisa memberikan harga terbaiknya, jumlah/jenis produk yang mencukupi, mutunya memenuhi syarat dan punya kemampuan distribusi yang merata. Strategi apa yang akan dilakukan untuk menghadapi E-Catalogue? Saya optimis kita bisa sukes di era E-Catalogue 2013 berhubung INAF relatif bisa memenuhi tuntutan-tuntutan di atas. Di sini E-Catalogue bisa dilihat dari 2 sisi yaitu menjadi peluang atau ancaman. Kita jangan hanya melihat ancamannya tetapi kita harus melihat peluangnya yang amat besar. Agar sukses di E-Catalogue kita harus melakukan 3 strategi kunci yaitu pertama , efisien dari sisi harga dan produksi. Kedua, kapasitas produksi harus besar, dan ketiga, distribusi harus merata ke seluruh Indonesia. Jadi, kita harus hitung ulang HPP produk kita agar bisa efisien, yang artinya harus dilakukan upayaupaya untuk mencari terobosan pada efisiensi harga bahan baku, proses produksi, dan bahan pendukung lainnya. Kapasitas produksi harus terus ditingkatkan, dan bila perlu harus bekerja sama toll out dengan perusahaan lain guna meningkatkan kapasitas produksi. Terakhir kita harus memaksimalkan tiga distributor kita. Apa saja persiapan menghadapi e–catalog? Kita sudah membuat Tim E-Catalogue yang terdiri dari unsur pemasaran, produksi, akuntansi, SCM, PPIC, IT, Purchasing, Litbang dan Logistik Produk Jadi. Tujuannya untuk membahas masalah efisiensi harga, kapasitas produksi dan distribusi. Untuk distribusi apabila IGM tidak sanggup untuk mendistribusikan produk-produk tender 10
| N O V E M B E R - D E S E MBER 2012
maka kita akan meminta Mensa dan Sawah Besar untuk melakukannya agar pendistribusian lebih cepat, tetapi prioritas utama adalah IGM sebagai anak perusahaan. Distributor lainnya sifatnya hanya buffer / back up saja. Strategi penjualan apa yang akan dilakukan oleh Tim E-Catalogue Tim E-Catalogue akan membuat pemetaan kluster produk untuk tender E-Catalogue, yaitu produk monopoli (Indofarma saja yang produksi), produk Oligopoli (diproduksi juga oleh pabrik lain tetapi jumlahnya tidak banyak), Monopsoni / Komoditi (diproduksi oleh pabrik lain dan jumlahnya sangat banyak). Strateginya adalah untuk produk monopoli kita tidak perlu banting harga, untuk produk oligopoli kita bersaing dengan memberikan diskon tetapi tidak besar karena pemainnya tidak banyak, Sedangkan untuk produk monopsoni kita harus benarbenar “fight” karena pesaingnya sangat banyak. Apakah akan ada perubahan struktur Organisasi di 2013? Perubahan struktur mungkin akan terjadi di sektor pemasaran institusi. Tim Institusi akan bergabung menjadi Tim Reguler, dan Tim Reguler akan dibagi dua yaitu, reguler komoditi dan regular non komoditi. Reguler yang komoditi fokus ke PBF, apotek grosir dan dinas kesehatan/ puskesmas, sedangkan yang non komoditi fokus ke dokter sehingga bisa meresepkan produk-produk kita. Bagaimana persiapan menghadapi BPJS/SJSN 2014? BPJS/SJSN arahnya sama seperti E-Catalogue, yaitu efisiensi, kapasitas besar dan distribusi. BPJS/SJSN dapat berjalan lancar atau tidaknya bisa diukur dari keberhasilan E-Catalogue di 2013. Kita tidak perlu khawatir di BPJS di 2014. Dan untuk menghadapi BPJS/SJSN INAF harus merenovasi pabrik dan membeli mesin-mesin produksi baru sehingga bisa menambah kapasitas produksi, dengan kapasitas yang tinggi diharapkan efisiensi bisa berjalan dengan baik. Apa harapan Bapak terhadap direktorat lain di Indofarma? Direktorat Riset dan Pemasaran tidak bisa bekerja sendiri. Perlu kerjasama dan dukungan dari semua Direktorat, seperti Produksi, SDM, Keuangan, dan Operasi & Pengembangan. Dengan demikian kita optimis Indofarma terus berkembang dan terus maju. Saya berharap seluruh insan Indofarma melakukan kerja keras, kerja keras, dan kerja keras, karena untuk melakukan efisiensi, meningkatkan kapasitas dan untuk meningkatkan distribusi kita harus kerja keras. (AK)
aspirasi
D
alam rangka menyambut 2013, Redaksi berkesempatan melakukan wawancara dengan beberapa insan Indofarma guna menggali harapan ataupun saran-saran mereka, berikut cuplikannya:
Rita Novita, Produksi Steril Deskripsi karir Saya bergabung dengan Indofarma sejak November 2004 di Bidang QC sampai tahun 2008. Tahun 2008 sampai akhir 2009 ditugaskan di bagian QA, dan semenjak 2010 sampai sekarang bertugas di Produksi Steril. Evaluasi umum kinerja INAF di 2011 dan 2012 Secara umum terlihat performa usaha INAF membaik, membentuk aliansi dengan pihak luar untuk memperkuat bisnis serta banyak pengembangan bisnis-bisnis baru yang akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Peluang, tantangan dan harapan pada INAF di 2013 Semakin ke depan tantangan bisnis semakin besar, kompetitor terus mengamati apa yang menjadi kelemahan kita. Oleh karena itu kita harus lebih mempercepat langkah, lebih cepat mengambil keputusan, dan lebih cepat menangkap peluang. Adapun untuk internal,
agar SDM lebih diperhatikan, lebih diberdayakan dan dikelola dengan baik karena tanpa karyawan yang baik, perusahaan tidak akan tumbuh dengan baik. Usulan stategis untuk Direksi Indofarma akan menjadi seperti apa, itu tentu tergantung pada pemimpinnya. Sehingga sangat berharap Direksi tidak cepat berpuas diri dan dapat terus membawa Indofarma kepada pertumbuhan terus meningkat. Saran kepada sesama karyawan Bekerja keras saja tidaklah cukup, kita juga perlu kerja cerdas dan tuntas. Oleh karena itu mari sama sama kita terus belajar, menjadi pribadi dengan integritas baik dan berfikir terbuka terhadap perubahan. Kita juga harus samasama mendukung pelaksanaan CPOB terkini dengan cara bekerja mengikuti aturan dan bersama sama menjaga fasilitas yang telah baik saat ini.
Fitri Enim Litbang
Pengalaman bekerja di Indofarma Bekerja di Indofarma sejak 1 Agustus 1985 hingga sekarang sebagai analis Metode Analisa bagian Litbang. Saya bersyukur ditempatkan di bagian Litbang karena saya mendapat tantangan dalam bekerja, memiliki wadah berinovasi, dan banyak diberi kesempatan untuk belajar dengan senior-senior saya disini. Di samping itu saya diizinkan untuk melanjutkan studi pada jurusan Statistika Terapan pada FMIPA Universitas Terbuka. Dengan melanjutkan kuliah, dapat membantu saya belajar banyak hal di Litbang tentang kefarmasiaan dan Metode Analisis. Saya menyenangi pekerjaan ini dan bersyukur dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik dan menyenangkan.
Peluang dan harapan Indofarma di tahun 2013 Optimis peluang dan harapan itu selalu ada, tinggal bagaimana meraihnya melalui Integrasi antara induk dan anak Perusahaan dalam pemikiran dan tindakan sehingga dapat memenangkan persaingan. Di samping itu, ptogram pengembangan bisnis mudah-mudahan terlaksana sesuai yang diharapkan. Kami selalu berdoa semoga Direksi dan karyawan dapat melaksanakan amanah dengan baik dan diridhoi Allah SWT.
Kinerja Indofarma Pada tahun 2011 meskipun target profit 5 % belum tercapai tetapi sudah menunjukkan pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun ini untuk triwulan 1/2012 Indofarma sudah membukukan keuntungan yang mengartikan bahwa Indofarma semakin bagus dalam operasi bisnisnya dan mudah-mudahan profit bersih 5 % atau 75 miliar rupiah di tahun ini tercapai.
Usulan-usulan kepada Direksi Alhamdulilah Direksi Indofarma sangat profesional dan semoga selalu istiqomah. Kalaupun ada usulan dari karyawan, itu adalah harapan dalam peningkatan penegakan disiplin untuk mematuhi aturan-aturan yang sudah dibuat seperti tata tertib perusahaan, CPOB, ISO, PKB dan laiinya. Direktur Utama sudah menyampaikan bahwa insan Indofarma harus bersatu untuk membangun
| NOVEMBER-DE S E M B E R 2 0 1 2
11
aspirasi Indofarma baru yang lebih baik dari segi kinerjanya. Bekerja keras dan berpikir cerdas sudah menjadi tuntutan bagi insan Indofarma. Alangkah sempurnanya jika budaya berdisiplin juga menjadi tuntutan insan Indofarma. Usulan –usulan perbaikan di Bidang Litbang Tentunya peran Litbang yang strategis harus bisa meningkatkan kinerjanya melalui peluncuran produk baru dan optimasi produk-produk existing, mengingat keluarnya regulasi persyaratan uji BE dan Uji disolusi terbanding berlaku juga terhadap produk-produk tersebut. Kerjasama dengan bidang lainnya seperti SPPK, Marketing dan Pengadaan masih diandalkan guna membantu lahirnya produk baru dan kerja sama dengan bidang produksi, pengawasan mutu dan pemastian mutu untuk tercapainya optimasi produk-produk existing.
Saran kepada karyawan Kita laksanakan tugas dengan baik dan senang apa-apa yang sudah direncanakan manajemen melalui atasan kita masing-masing. Kita sadar betul sebagai insan yang beragama pasti akan mempertanggungjawabkan nantinya apakah yang kita terima telah sama dengan apa yang telah kita berikan. Selalulah berbuat baik karena seperti dalam Alquran kalau kita berbuat baik, baik itu akan kembali kekita, sebaliknya kalau kita berbuat buruk maka buruk itu kembali ke kita lagi. Begitu juga dengan kinerja, kita bekerja sesuai yang diharapkan perusahaan akhirnya kita akan memperoleh penghargaan yaitu berupa kepuasan diri karena sudah memberikan kontribusi sesuai harapan perusahaan. Dengan demikian mudah-mudahan manajemen akan memberikan sesuatu seperti kenaikan langkah, golongan, jabatan atau kesempatan mengikuti pelatihan-pelatihan.
Indriyani Rofiqa SPPK Deskripsi ringkas karir di PT Indofarma: Saya bergabung di PT. Indofarma sejak Januari 2011 sebagai Asman di Bidang Strategi Pengembangan Produk Kesehatan (SPPK). Kinerja Indofarma: Kinerja Indofarma sampai triwulan ketiga 2012 lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu, yang dapat dilihat dari profitabilitas yang lebih tinggi dari tahun 2011. Namun kinerja masih bisa terus ditingkatkan dengan pengelolaan yang lebih baik lagi. Peluang dan Tantangan: Adanya program pemerintah dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional di mana expense pemerintah ditingkatkan dalam pelayanan kesehatan pada 2014 tentu memberi peluang untuk industri farmasi, terutama kepada produsen besar generik seperti Indofarma. Di samping itu adanya pasar bebas ASEAN membuka peluang peningkatan ekspor dan juga sekaligus meningkatkan kompetisi bagi perusahaan farmasi di Indonesia, termasuk Indofarma. Akan ada 8 miliar Dolar pasar baru dengan populasi 600 juta. Apalagi dengan ditandatanganinya juga kesepakatan pasar bebas ASEAN dengan China, ASEAN dengan Australia, New Zealand, dengan Jepang dan India, pasar semakin terbuka luas. Hal ini juga peluang bagi Indofarma. Selain itu dengan adanya kecenderungan konsumen untuk pengobatan diri sendiri (self medication), dengan peningkatan pemilihan produk untuk preventive, membuka peluang kepada Indofarma untuk inovatif dalam menyediakan produk-produk tersebut. 12
| N O V E M B E R - D E S E MBER 2012
Harapannya adalah Indofarma terus maju dan bertumbuh menjadi perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia dan di regional. Hal ini memerlukan penerapan cost leadership strategy. Sebagaimana harapan perusahaan-perusahaan lain yaitu meraih sustainable competitive advantage, yaitu profitabilitas di atas rata-rata perusahaan yang sejenis yang berkelanjutan. Tantangan Indofarma adalah persaingan yang cukup ketat, di mana perusahaan farmasi yang lain juga dinamis bergerak, hal ini menjadi tantangan bagi Indofarma untuk kompetitif dalam mencapai return yang lebih besar. Usulan strategis untuk Direksi: Tetap kompak dalam mengelola Indofarma sehingga Indofarma tetap bisa menghasilkan profit yang tinggi. Kalau bisa Indofarma yang inti usahanya sendiri adalah manufaktur dapat mempunyai semua fasilitas produksi farmasi sehingga bisa menghasilkan sendiri semua produk-produk farmasi. Di samping itu Indofarma karena merupakan industri yang strategis milik negara dapat menjadi perusahaan dengan basis riset dan teknologi tinggi, menjadi perusahaan innovator. Saran kepada sesama karyawan: Bekerja dan berkarya dengan saling mendukung, menjaga team work, respect satu sama lain sehingga tujuan organisasi tercapai dan dilakukan dengan tulus.
seputarkita
WE HAVE TO CHANGE Training Team Salesman IGM
Sabtu 3 - 4 November 2012, kegembiraan dan keceriaan semua team salesman empat cabang tampak terlihat. Itu adalah moment yang sangat bagus untuk melepas penat yang sudah lama dinanti. Event Training yang dikemas secara apik ini dilaksanakan di bawah lereng Gunung Merapi berlangsung cukup fenomenal. Semua team check-in di hotel lokal yang asri Taman Eden kaliurang pukul 10 pagi dilanjutkan dengan Trip ke lereng Merapi, di lereng yang masih terjal itu telah disiapkan Jeep sewa untuk bisa kita pakai berkeliling ke lembah dan sungai sungai kering sekitar Merapi. Bisa bergembira dan foto bersama dengan sesama Salesman 4 cabang (Jogja, Solo, Semarang, Purwokerto) adalah saat
terindah buat semua team. Ritual foto bersama dan off road berlangsung tak lebih 3 jam tapi sudah cukup puas bisa uji nyali bermain mobil kuno di tanjakan dan lembah yang curam. Ini arena untuk menguji mental dan keberanian semua team, bukan hanya keberanian dan jago di pasar obat tapi mecoba melawan keganasan alam Merapi yang begitu seram. Membuat mental semua team makin teruji. Tepat pukul 3 semua team sudah siap berada di ruang meeting yang terbilang mewah itu. Selama hampir 6 jam training yang di sajikan Sigit Prasoja Manager SDM IGM itu cukup bisa membius para pasukan lapangan. Materi Marketing Everyone yang disajikan secara kreatif dan apik diselipkan video motivasi itu cukup
membuat team seperti mendapat energi yang luar biasa tetap aktif mengikuti training itu. Materi yang mengusung tentang bagaimana Mengatasi Penolakan, Membangun team yang tangguh serta, banyak sekali menu menu terbaru yang disajikan sang trainer membuat para peserta training merasa banyak mendapat ilmu ilmu terbaru dari training yang berdurasi berdurasi 6 jam itu. Materi dengan 50 slide tersebut di-closing dengan sentuhan muasabah bersama. Kepiawaian trainer menyajikan materi telah membuat kenangan tersendiri. Karena moment ini jarang sekali dilakukan, padahal ilmu seperti itu sangat dibutuhkan oleh para pejuang-pejuang IGM di pasar. Hari | NOVEMBER-DE S E M B E R 2 0 1 2
13
seputarkita
kedua juga tak kalah seru, dengan mengerahkan 53 personil, selain Salesman, Supervisor, Area Manager, Kepala Cabang 4 cabang tersebut turut juga terlibat di acara tersebut, seluruh peserta ikut tantangan Rafting di Sungai Ello.
yang lebih modern dengan bumbu bumbu yang lebih lezat tentang marketing. Berbekal sembilan belas tahun menggeluti marketing, materi ini semakin lengkap dengan mengawinkan teori dan praktek oleh pelaku sendiri.
Butuh waktu 3 jam untuk menempuh puluhan jeram sepanjang 7 kilometer itu. Pukul 2 siang semua peserta sudah selesai dan mulai kembali ke daerah masing masing.
Acara hari Pertama Trip to Air Terjun Coban Rondo Malang juga sama serunya dengan trip Merapi. Training 6 jam pun berlangsung lebih interaktif karena seluruh peserta terlibat untuk menyampaikan pengalaman serta case case di lapangan. Tidak ada satupun problem yang tidak ada solusinya, semua masalah pasti ada solusinya, begitu yang sang trainer declare di sela sela presentasinya. Satu hal yang membuat kita kuat adalah KEKUATAN MUSUH (Kompetitor) itu penggalan materi yang mengedifikasi semua team
Gelombang kedua training ini dilaksanakan di Kota batu Malang, Dengan mengusung materi yang sama, sang trainer yang sudah enam tahun menjadi trainer lepas di salah satu Perusahaan Multi Level Marketing ini, juga bisa membawa semua peserta berhijrah dari sistem kerja lama ke nuansa 14
| N O V E M B E R - D E S E MBER 2012
untuk selalu berfikir positif melawan eksistensi kompetiitor. Hari Kedua, Seperti di Sungai Ello Magelang, Rafting juga di gelar di medan yang jauh lebih ganas, arung jeram di sungai Brantas. Dengan 34 Jeram yang ekstrem membuat peserta harus kompak dan saling membantu. Gelar dua kloter Training ini akan dilanjutkan pada semua wilayah cabang lain di semua cabang IGM, dan tujuan perusahaan untuk membentuk team yang tangguh, berkualitas serta berdaya juang tinggi segera tercapai. WE HAVE TO CHANGE... Itulah yang terukir di dada mereka. Salam Oleh: SIGIT PRASOJA Manager SDM PT. Indofarma Global Medika
seputarkita Kunjungan International University of Africa ke Indofarma PT Indofarma mendapat kunjungan sekitar 30 mahasiswa dan dosen farmasi dari International University of Africa (IUA) Sudan pada 13-14 Desember 2012. Acara dipusatkan di aula PT Indofarma Cibitung. Kunjungan ini merupakan bagian dari kerjasama Pemerintah RI (Kementerian Kesehatan) dengan Pemerintah Sudan. Hadir pada acara tersebut Direktur Produksi Kosasih, Corporate Secretary Dian Shinta Dewi, M. Taufik dari Ditjen Binfar & Alkes Kementerian Kesehatan, serta Dr Ammar El Hafizh mewakili IUA. Materi yang disampaikan oleh PT Indofarma seputar implementasi standard operasional di fasilitas produksi yang antara lain tentang Sistem Manajemen Mutu, Alur Proses Produksi, dan Pengembangan Bisnis Perusahaan. Acara presentasi semakin berisi dengan
maraknya pertanyaan dan diskusi dari para peserta, dan terlihat hampir seluruh peserta aktif dalam sharing session tersebut. Dalam sambutannya, Direktur Produksi menyampaikan rasa terimakasih kepada mahasiswa tamu, dan menyambut baik program pertukaran ilmu ini. Semua peserta tamu yang merupakan mahasiswa tingkat akhir ini memberikan kesan-kesan terhadap hasil kunjungan ke PT Indofarma, dan berharap menjadi cikal bakal kerjasama bisnis yang bisa dirintis oleh dua negara ini. (im)
Indofarma Orientation Program
Bertempat
di aula pelatihan Cibitung, pada 6-7 Desember lalu diselenggarakan program pengenalan perusahaan bagi 73 karyawan baru yang dinamai Indofarma Orientation Program (IOP). Setelah diawali dengan pemutaran video highlight Indofarma, acara IOP dibuka resmi oleh Manajer SDM Baharuddin. Dalam sambutannya, Baharuddin mengemukakan bahwa tujuan IOP adalah supaya peserta dapat mengenal lebih baik PT Indofarma dari semua hal-hal yang mendasar seperti sejarah, visi misi, struktur organisasi dan lain-lain. Baharuddin juga mengingatkan
bahwa Indofarma tidak sekedar bertujuan mencari profit, tetapi juga mempunyai misi sosial yakni melayani kebutuhan obat yang bermutu dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Pada IOP hari pertama disampaikan materi-materi antara lain Pengelolaan SDM dan Perjanjian Kerja Bersama, Proses Bisnis Perusahaan, Good Corporate Governance, Cara Pembuatan Obat yang Baik dan ISO 9000. Para peserta juga sempat berkunjung ke unit produksi termasuk ke unit laboratorium Pemastian Mutu dan Litbang.
Pada hari kedua IOP dilanjutkan dengan bahan pelajaran Dasar-Dasar Pemasaran, Distribusi dan SCM serta Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kegiatan IOP ditutup resmi oleh Direktur Operasi dan Pengembangan, Bambang Solihin. Bambang berharap dengan bekal dari IOP, peserta bisa bekerja benar dan sesuai dengan prosedur perusahaan. Di samping itu ia berharap peserta dapat bekerja dengan perilaku yang baik pada kesehariannya karena bekerja adalah bagian dari ibadah. (im)
| NOVEMBER-DE S E M B E R 2 0 1 2
15
seputarkita
Sosialisasi Asesmen GCG & Risk Management
Pada Jumat 28 Desember 2012 bertempat di Ruang Pelatihan PT Indofarma Cibitung telah diselenggarakan sosialisasi Good Corporate Governance (GCG) disertai sosialisasi Kebijakan Pendendalian Gratifikasi, Pedoman Manajemen Risiko, dan Kebijakan Whistle Blowing System (WBS). Bertindak sebagai narasumber adalah Corporate Secretary Dian Shinta Dewi dan Manajer SPI Dadang Mulyana. Acara dihadiri sekitar 100 orang perwakilan karyawan dari seluruh Bidang dan tingkat jabatan. Tampil pertama membuka acara sekaligus membawakan sambutan dari Direktur Utama, Corporate Secretary Dian Shinta Dewi. Disampaikan olehnya bahwa GCG sebagai acuan bersama dalam bekerja dan berkarya di lingkungan Indofarma. Karena sebagai sebuah perusahaan terbuka, setiap kegiatan dan langkah yang kita ambil senantiasa diawasi oleh publik. Tidak hanya oleh pemegang saham saja, namun juga seluruh stakeholders Indofarma termasuk regulator, media dan masyarakat luas. Dirut mengajak semua insan Indofarma untuk mensukseskan kegiatan ini serta mendukung penuh proses asesmen GCG ini. Harapan Dirut, hasil asesmen ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang ke depan akan menjadi semakin wellgoverned, dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Indofarma.
16
| N O V E M B E R - D E S E MBER 2012
Shinta melanjutkan dengan materi paparan GCG yang antara lain mengemukakan urgensi dan perkembangan GCG di Perseroan. Penerapan GCG di Indofarma telah diimplementasikan sejak tahun 2006 dan sudah dilakukan dua kali dengan skor terakhir 81,32 (predikat Baik). Pada asesmen GCG di Indofarma tahun buku 2012 akan dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Propinsi Jawa Barat dengan harapan terjadi peningkatan skor. Atas rencana tersebut Shinta berharap mendapat dukungan dari seluruh karyawan pada asesmen GCG tersebut. Selain materi GCG, Shinta juga melanjutkan paparannya tentang Pedoman Manajemen Risiko di Indofarma dan Kebijakan Pengendalian Gratifikasi. Selanjutnya Manajer SPI Dadang Mulyana, tampil dengan memaparkan Kebijakan Whistle Blowing System (WBS). WBS adalah sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan pada sebuah perusahaan yang landasannya adalah Keputusan Sekretaris Menteri BUMN No. 16/S.MBU/2012. Acara sosialisasi menjadi lebih dinamis pada saat muncul pertanyan dan tanggapan dari para peserta. Pada dasarnya pertanyaan yang muncul adalah ingin memperoleh kejelasan atas hal-hal yang disampaikan agar terhindar dari kesalahpahaman. (IM)
seputarkita OUTBOND:
THE POWER OF MOTIVATION PT Indofarma melaksanakan program Pelatihan Outbond secara bergelombang bagi karyawan (level supervisor dan pelaksana) selama MeiDesember 2012. Program ini dilakukan bekerjasama dengan penyedia jasa pelatihan outbond. Tujuan program ini guna memberikan pembelajaran pada karyawan dengan nuansa alam terbuka. Dengan mengusung tema THE POWER OF MOTIVATION, para peserta outbond diharapkan mengerti bahwa motivasi dalam bekerja sangat penting, karena di dalamnya terdapat kemauan, kesungguhan, komunikasi, kerjasama dan tanggung jawab terhadap tugas yang diemban. Batch 12 yang merupakan rombongan terakhir program outbond melaksanakan kegiatannya pada 29 November sampai 01 Desember 2012 di Kampung Awan – Mega Mendung, Jawa Barat. Dari permainan awal outbond para peserta yang dibagi menjadi 4 kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, namun dengan satu tujuan yaitu menyelesaikan permainan dengan sukses dan unggul. Seluruh anggota dalam satu kelompok menjadi solid karena kesadaran dari tiap anggotanya. Pada awalnya wajar terjadi debat– dengan elegan tentunya–antara anggota guna mencapai kata sepakat berupa penentuan strategi. Dari kegagalan pada permainan terdahulu, maka setiap anggota kelompok melakukan evaluasi, memperbaiki proses, baik skala kecil maupun besar. Setiap anggota antusias menyambutnya dengan terbuka melalui diskusi sehingga muncul ideide inovatif untuk perbaikan proses. Apa jadinya kalau semua kelompok disatukan dalam sebuah permainan puncak, yang menjadi penutup kegiatan outbond sekaligus permainan kemenangan?. Permainan ini adalah sebuah tantangan untuk mengisi 2 buah pipa paralon hingga penuh agar dapat memuntahkan 4 (empat) buah bola plastik yang bertuliskan huruf: B-IS-A dari dalam pipa paralon, dengan kondisi bocor di sana-sini.
“Path of Harmony’ diartikan sebagai lintasan yang berkesinambungan, selaras dan harmonis. Berbekal leadership, kemampuan menyusun strategi, pendelegasian kepada rekan sesuai tugasnya, penerapan aturan dan sistematik proses, penanggulangan hambatan sampai tenggat waktu tentunya harus diperhatikan. Setiap anggota dituntut fokus, berkemauan, bersungguh-sungguh dan bertanggungjawab sesuai tugasnya. Permainan diawali dengan pengadaan air dari sumbernya yang diambil dengan busa, menampung dalam ember kecil, mengaliri melalui saluran pipa paralon agar sampai pada penampungan air yang lebih besar untuk pemenuhan kebutuhan dalam mengisi pipa paralon tersebut sampai penuh (tentunya dengan menekan kebocoran yang ada) dan memuntahkan bola-bola dengan simbol kemenangan. Alhamdulillah, bola-bola bertuliskan huruf B-I-S-A keluar dari dalam pipa paralon. Di sini batch 12 sebagai rombongan terakhir berhasil memecahkan rekor tercepat dari pencapaian terdahulu yang sempat bertahan pada 4 batch sebelumnya. Semua aktivitas tersebut menggambarkan kondisi di PT INDOFARMA, sebagai satu keluarga besar karyawan yang berada di posisi dan tugas yang berbeda. Kelompok pengadaan air, menampung dalam ember kecil hingga mengalirinya melalui saluran pipa paralon adalah rekan-rekan di produksi, pengemasan, penyimpanan dan pengiriman. Kelompok penampung air yang lebih besar adalah rekan-rekan di pemasaran yang harus mendistribusikan dan mempromosikan produk dengan sasaran yang tepat). Kelompok yang menjaga pipa paralon agar terisi penuh dengan meminimalkan kebocoran adalah Manajemen yang senantiasa mengarahkan jalannya perusahaan ini dengan strategi jitu dan penuh perhitungan. Mari kita lihat peran dan fungsi kita masing-masing.. Apakah kita sudah seperti pelaku proses pada permainan
“Path of Harmony” tersebut? Satu hal yang perlu kita ingat bahwa masingmasing kita adalah penentu proses terisinya pipa paralon hingga penuh dan memuntahkan bola-bola dengan simbol kemenangan, apapun kondisi pipa tersebut! Siapa yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu rangkaian proses kerja sehingga lebih cepat dan mudah?.Jawabannya tentu adalah kita sebagai insan PT. Indofarma. Ada beberapa point yang ditulis saat penanaman pohon di akhir acara yang menjadi rangkuman kesan peserta yang cocok dengan kode etik kerja kita yakni: • Bertanggung jawab, menjunjung tinggi integritas agar menjadi orang yang terpercaya, dan dapat diandalkan guna memberikan kontribusi optimal. • Meningkatkan sinergi kerja antar karyawan dan antar tim (bidang) kerja • Memperlakukan anggota tim sebagai mitra kerja yang setara, terhormat, bermartabat, dan non diskriminatif • Membuat suasana kerja yang kondusif dan produktif, berinteraksi dan komunikasi dua arah • Memperlakukan anggota tim sebagai orang dewasa yang mampu bekerja secara bertanggung jawab • Tegas, lugas, dan arif pada pelanggaran prosedur yang merugikan • Memberi contoh kepada anggota tim untuk bersikap professional, santun dan saling berbagi pengetahuan dan saling menghargai pendapat dan menghargai anggota yang punya pendapat yang berbeda. • Memberikan apresiasi yang tulus pada kontribusi siapapun. • Saling membantu dalam mencari solusi terbaik atas permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaan Demikian kesan-kesan mengikuti outbond yang penulis rasakan yang sangat bermanfaat sebagi pribadi, dan tentunya bagi PT Indofarma. INDOFARMA…...BISA!! (Sri Mulyani - MS) | NOVEMBER-DE S E M B E R 2 0 1 2
17
seputarkita
Infala Daki Gunung Ceremai Pendakian Indofarma Pencinta Alam (Infala) ke gunung Ceremai dimaksudkan sebagai ajang pemanasan dan sasaran antara sebelum rencana pendakian ke gunung Rinjani yang direncanakan pada akhir Desember 2012. Gunung Ceremai yang termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai (TNGC) adalah gunung tertinggi di Jawa Barat serta masuk dalam wilayah tiga kabupaten yakni Cirebon, Kuningan dan Majalengka, Gunung ini memiliki kawah ganda di sebelah barat yang beradius 400 meter, terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 meter. Pada ketinggian sekitar 2.900 meter di atas permukaan laut, di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Goa Walet. Puncak gunung Ceremai (ketinggian 3.078 M dpl) dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian, dan yang mudah diakses adalah melalui Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kabupaten Kuningan, serta dari Desa Apuy di Kabupaten. Majalengka. Pada jalur ini tracknya lebih landai, sehingga lintasan tidak licin apabila turun hujan. Jalur Palutungan terdiri dari 7 shelter (pos peristirahatan) yaitu: Cigowong, Kuta, Pangguyangan Badak, Arban, Tanjakan Assoy, Pasanggarahan, Goa Walet dan Puncak. Sebelum memulai pendakian perlu diperhatikan faktor terkontrol dan tidak terkontrol. Faktor terkontrol seperti kondisi kesehatan pendaki, peralatan / kelengkapan standar pendakian baik pribadi maupun tim, perbekalan/logistik dan obat-obat. Jalur atau rute pendakian juga faktor yang dapat dikontrol terutama untuk gunung yang sering didaki. Faktor tidak terkontrol antara lain cuaca, binatang buas. Risiko cuaca buruk dapat dikurangi dengan melakukan pendakian pada musim pendakian yaitu di penghujung musim penghujan menjelang kemarau biasanya antara bulan April sampai Agustus. Selain itu jangan bermalam di puncak atau lokasi terbuka tanpa pepohonan besar, hal ini untuk perlindungan terhadap serangan badai dingin. Akan tetapi faktor cuaca sulit diprakirakan, kadang pada musim penghujan jalur lintasan tidak hujan atau sebaliknya. Guna menghindari risiko terhambat oleh pohon tumbang atau binatang buas sebaiknya lakukan pendakian pada siang hari, karena jalur lintasan yang panjang dan curam akan terlihat dengan jelas. Sabtu pagi 10 Nopember 2012, Tim Infala berjumlah 16 orang memulai pendakian dari Palutungan, perjalanan melintasi jalanan beraspal lalu melewati ladang-ladang penduduk, memasuki semak belukar yang rimbun. 18
| N O V E M B E R - D E S E MBER 2012
Selanjutnya tim memasuki kawasan hutan Pinus lalu hutan homogen menuju pos 1- Cigowong. Cigowong merupakan area camp yang cukup aman untuk bermalam yang berada pada ketinggian 1.450 M dpl. Di lokasi ini terdapat banyak pepohonan besar dan adanya sumber air dari sungai yang terus mengalir sepanjang tahun. Selepas Cigowong tim melanjutkan perjalanan menuju pos-2 Kuta. Lintasan menuju Kuta (1.700M dpl) mulai menanjak dengan track basah diselingi akaran,melewati hutan hujan heterogen yang cukup rimbun. Di pos Kuta hujan mulai turun tim berhenti sesaat menyiapkan raincoat, udara terasa sangat dingin namun tim terus melanjutkan pendakian menuju Pangguyangan Badak. Jalur lintasan menuju Pangguyangan Badak variatif, kadang landai kadang menanjak tajam dengan kanan kiri berupa jurang. Pangguyangan Badak berada pada ketinggian 1.856M dpl, saat tim sampai hujan masih turun deras dan amat dingin. Guna mengurangi rasa dingin tim melanjutkan perjalanan menuju pos 4-Arban.Jalur lintasan menuju Arban cukup jelas namun basah menanjak konstan dan banyak pohon tumbang. Hal inilah yang menguras stamina sebagian anggota Tim, sehingga laju gerak anggota melambat. Arban berada pada ketinggian 2.000M dpl merupakan shelter dengan kapasitas 3-5 tenda. Saat tim sampai di lokasi sore hari dan anggota tim mulai lelah, hari mulai gelap, tim memutuskan untuk istirahat dan bermalam di Arban. Esoknya hari Minggu 11 Nopember 2012, selepas subuh tim berjumlah 12 orang melanjutkan perjalanan menuju Tanjakan Assoy, lainnya 4 orang menunggu di pos Arban sebagai supporting team. Jalur lintasan menuju Tanjakan Assoy menanjak curam dan panjang dengan kondisi jalur kadang lebar dan kadang menyempit. Dari Tanjakan Assoy ke Pasanggarahan, jalur lintasan lebih ekstrim lagi, karena menanjak tajam dengan kondisi basah dan agak licin. Kondisi Tim mulai lelah, shelter berikutnya adalah Goa Walet dan Puncak. Jalur menuju Goa Walet, medan lintasan tanpa toleransi menanjak terus sepertinya tanpa ujung. Dominasi batuan besar dan sisasisa Lava yang membeku. Perlu kehati-hatian, karena batu pijakan bisa sewaktu-waktu ambrol. Pada musim penghujan pasokan air di Goa Walet cukup banyak, tetapi mengering saat kemarau. Goa Walet menuju puncak ditempuh dalam waktu 30 menit dengan medan lintasan berupa batuan curam dengan tumbuhan edelweiss di kanan kirinya. Pukul 09.45, Alhamdulillah tim Infala sampai juga di Puncak Ciremai. “Di ketinggian menjawab tantangan”. (Suryadi)
Kualitas merupakan kunci bersaing dan kemampuan perusahaan untuk mencapai keunggulan pasar.
FOCUS on QUALITY