Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS POT BEGONIA (BEGONIACEAE) PADA P4S ASTUTI LESTARI Intan Siti Ranjani1Siska Fitrianti2
ABSTRAK
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Astuti Lestari merupakan lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang dikelola oleh petani secara swadaya dan berkelompok. P4S Astuti Lestari memiliki beberapa komoditi tanaman hias yang diusahakan salah satunya yaitu tanaman hias pot bunga begonia. Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini yaitu: 1) Mengetahui teknik budidaya tanaman hias begonia pot; 2) Mengetahui penerapan bauran pemasaran di P4S Astuti Lestari. Kegiatan PKPM dilaksanakan di P4S Astuti Lestari Bandung Barat, dimulai dari tanggal 14 Maret 2016 sampai tanggal 21 Mei 2016 dengan metode pengumpulan data yaitu wawancara dan studi pustaka. Teknik budidaya yang dilakukan yaitu pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen dan pasca panen. Bauran pemasaran yang digunakan pada P4S Astuti Lestari meliputi bauran produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Bauran produk dengan menggunakan kantong plastik hitam sebagai kemasan, pemberian jaminan pengembalian jika terdapat tanaman yang terserang hama dan penyakit dalam jangka waktu pengembalian yaitu 1 sampai 2 hari setelah pembelian. Harga yang ditetapkan untuk satu pot yaitu Rp.10.000/pot ukuran 20 dan Rp. 20.000/pot ukuran 25. Untuk total pembelian 100 pot begonia akan diberikan diskon 5% dari total penjualannya. Saluran distribusi yang digunakan yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Strategi promosi yang digunakan yaitu promosi penjualan, hubungan masyarakat dan tenaga penjualan. Kata kunci : Bauran pemasaran, teknik budidaya, begonia
1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP 1301362032. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Staf pengajar Program Studi AgribisnisPertanianPoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh
2
1
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
menjadikan unsur-unsur tersebut tidak diterapkan oleh perusahaan. Disamping itu, walaupun penerapan bauran pemasaran pada P4S Astuti Lestari belum sempurna hal tersebut tidak mengakibatkan penurunan volume pendapatan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang teknik budidaya dan bauran pemasaran pada P4S Astuti Lestari dalam Laporan Tugas Akhir.
PENDAHULUAN a. Latar Belakang Begonia merupakan salah satu herba yang termasuk dalam famili Begoniaceae. Jenis ini merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di hutan-hutan basah atau kadang ditanam sebagai tanaman hias. Begonia banyak disukai masyarakat karena daunnya yang indah dan banyak ragamnya. Pemanfaatan lain dari jenis tumbuhan ini adalah sebagai bahan obat seperti obat luka baru, obat penurun panas, pembersih darah, obat sakit haid, penekan batuk, obat mules, dan obat sakit pinggang (Mira K.N dan Warsidi, 2013). P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya) Astuti Lestari merupakan lembaga pelatihan pertanian pedesaan yang didirikan, dan dikelola oleh petani secara swadaya dan berkelompok. Secara umum, kegiatan yang dilakukan oleh P4S Astuti Lestari adalah berupa pelatihan – pelatihan, sementara itu kegiatan budidaya serta pemasaran tanaman hias dilakukan secara pribadi oleh pemilik usaha tanaman hias yang tergabung kedalam P4S Astuti Lestari (Tuti T, 2010). Salah satu komoditi yang dikembangkan di P4S Astuti Lestari pada saat ini adalah tanaman hias pot Begonia. Begonia merupakan salah satu tanaman yang trend sejak beberapa tahun terakhir, bukan hanya karena tanaman ini tergolong tanaman hias dengan bunga nan indah dan mudah untuk dibudidayakan, atau harganya yang terjangkau, namun karena tanaman ini juga diminati oleh banyak kalangan. Begonia memiliki potensi pasar yang cukup baik pada P4S Astuti Lestari sehingga tanaman ini menjadi salah satu komoditi yang dikembangkan secara khusus pada perusahaan ini. P4S Astuti Lestari melakukan budidaya begonia dari awal pembibitan hingga proses pemasaran. Pemasaran tanaman hias pot begonia pada P4S Astuti Lestari menerapkan unsur-unsur bauran pemasaran namun belum secara sempurna. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor-faktor penghambat yang
b. Tujuan 1. Mengetahui teknik budidaya tanaman hias pot begonia pada P4S Astuti Lestari. 2. Mengetahui penerapan bauran pemasaran (Marketing Mix) pada P4S Astuti Lestari. 3. Memenuhi persyaratan bagi penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir Program Studi Agribisnis, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
METODOLOGI PELAKSANAAN a. Tempat dan waktu Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa di P4S Astuti Lestari, terletak di Jl. Terusan Sersan Bajuri, Rt. 04/Rw.5 Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Kegiatan PKPM ini dimulai pada 14 Maret – 21 Mei 2016. b. Ruang Lingkup Penulisan Laporan Tugas Akhir ini mencakup teknik budidaya dan analisis Marketing Mix 4P (product, price, promotion, and place) dari komoditi tanaman hias Begonia pada P4S Astuti Lestari. c. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara
2
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wawancara yaitu proses memperoleh informasi dengan cara tanya jawab langsung antara komunikan dengan komunikator yang saling memberikan umpan balik dalam sebuah komunikasi. Komunikan yang diwawancarai adalah pembimbing lapang, pekerja dan pihakpihak yang bersangkutan dengan pembudidayaan serta pemasaran begonia. 2. Observasi Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada objek yang diteliti.
a.
Persiapan media tanam Media tanam yang digunakan pada budidaya tanaman begonia oleh ibu Tuti yaitu campuran antara sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 3. Ibu Tuti tidak menggunakan pasir maupun tanah karena memang beberapa tahun silam produsen menggunakan tanah sebagai media tanam, namun hal tersebut tidak lagi dilakukan karena sulitnya menemukan tanah yang dijual untuk proses pembudidayaan. Penggunaan sekam pun bahkan memberikan keuntungan yang cukup besar dibandingkan dengan menggunakan tanah maupun pasir. Media tanam yang digunakan terlebih dahulu disimpan selama lebih kurang 1-2 minggu setelah pengadukan. Hal tersebut dilakukan agar media tanam yang digunakan dapat memberikan hasil yang baik pada tanaman yang diproduksi. Adapun media tanam yang sudah melewati prosses penyimpanan disebut dengan media tanam yang sudah matang. b. Pembibitan Kegiatan pembibitan yang dilakukan oleh ibu Tuti seperti penyediaan media tanam pada polybag, pengambilan bibit dari tanaman induk dan penanaman bibit pada polybag. 1. Penyediaan media tanam pada polybag Media tanam yang telah melewati proses penyimpanan kemudian di isi kedalam polybag ukuran 10. Pengisian polybag dengan media tanam tersebut bertujuan untuk menambah persediaan media tanam sebelum dilakukan penanaman bibit. Polybag yang telah diisi dengan media tanam disusun dan ditumpuk pada bagian kosong di bawah rak yang terdapat pada green house. 2. Pengambilan bibit dari tanaman induk Bibit begonia yang dibudidayakan oleh ibu Tuti diambil langsung dari indukan (tanaman dewasa). Bagian tanaman yang dapat dijadikan bibit pada tanaman hias begonia yaitu bagian yang memiliki tunas baru setelah pucuk. Pengambilan bibit tersebut biasanya
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil P4S Astuti Lestari adalah salah satu Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya di Indonesia tepatnya di Jawa Barat. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya merupakan lembaga pelatihan petani yang tumbuh dan berkembang serta dikelola oleh petani atau kelompok secara swadaya dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang arti penting pertanian, dengan demikian petani-petani tidak ketinggalan dengan informasi dan ilmuilmu baru mengenai pertanian. P4S Astuti Lestari didirikan oleh ibu Ir.Tuti Tarmini pada bulan Oktober tahun 2010. Sebelum mendapatkan sertifikasi menjadi P4S Astuti Lestari dari kementrian Pertanian, Badan Penyuluhan Dan Pengembangan SDM Pertanian Melalui (BBPP) Balai Besar Pelatihan Pertanian Kayu Ambon–Lembang, usaha ini akrab dikenal dengan nama “Astuti Lestari Study Flower Farmer” yang berawal dari usaha budidaya tanaman hias yang bernama Astuti Lestari. P4S Astuti Lestari melakukan pembudidayaan tanaman hias pot dari kegiatan pembibitan hingga panen.
Kegiatan budidaya tanaman hias pot begonia Berikut ini adalah tahapan proses budidaya tanaman hias pot begonia yang dilakukan di P4S Astuti Lestari. 3
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
dilakukan pada tanaman dewasa yang sudah berumur 2-3 bulan setelah tanam. Pengambilan bibit dilakukan secara hatihati agar tidak merusak bagian yang lain pada tanaman induk. Pengambilan bibit dilakukan dengan cara memetik bagian tanaman yang akan dijadikan bibit dengan menggunakan ujung kuku dan kemudian lakukan pembuangan bunga (jika ada) dan daun kedua setelah pucuk. Pembuangan daun kedua dan bunga pada bibit dilakukan untuk mempercepat proses pertumbuhan. 3. Penanaman bibit pada polybag Penanaman bibit pada polybag dilakukan pada bagian tengah media tanam. Pemberian lobang pada media tanam dapat dilakukan dengan menggunakan stik bambu atau cukup dengan menggunakan jari telunjuk. Penanaman bibit pada media tanam tidak terlalu dalam karena tanaman begonia merupakan tanaman yang memiliki kandungan air yang cukup banyak sehingga akar akan mudah tumbuh walaupun batang tanaman tidak ditanam terlalu dalam. c. Penanaman Penanaman tanaman hias begonia dilakukan untuk bibit yang ditanam pada polybag yang telah menghasilkan anakan samping dan memiliki banyak tunas dan daun (3-7 lembar daun). Kegiatan penanaman pada budidaya tanaman begonia yang dijalankan oleh ibu Tuti dilakukan dengan cara sebagai berikut : Pemilihan media tanam yang telah matang Pengisian media tanam pada pot (ukuran 20) kira-kira setengah bagian Keluarkan atau pisahkan bibit dari polybag dengan mengikut sertakan media tanam bawaan Masukkan bibit beserta media tanam bawaan kedalam pot bagian tengah kemudian timbun bagian pot yang masih kosong dengan media tanam hingga memenuhi bagian atas pot Padatkan dan tata pot yang telah ditanami bibit begonia pada rak yang kosong
d. -
Pemeliharaan Pemupukan Pemupukan dilakukan sebanyak satu kali dalam seminggu. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK (16:16:16) dengan kadar 5-6 butir per pot. Pemupukan ini dilakukan dengan cara meletakkan/menaruh pupuk pada bagian tepi media tanam pada pot. Untuk bibit pada polybag, pemupukan dilakukan dengan cara disiram. Pupuk yang digunakan yaitu larutan 1 sdm (sendok makan) pupuk daun (Grow More) dan 1 sdm NPK untuk 10 liter kadar air. Penyiraman larutan pupuk dilakukan dengan menggunakan gembor sehingga larutan pupuk dapat tersebar merata untuk seluruh bibit. Pemincingan Pemincingan pada budidaya tanaman begonia yang dijalankan oleh ibu Tuti adalah pembuangan pucuk, daun terdekat pada pucuk dan bunga pada bibit begonia. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 3 minggu sekali dengan tujuan agar bibit dapat menghasilkan anakan, daun dan tunas baru sehingga nantinya tanaman yang dihasilkan juga memuaskan. Penyulaman Kegiatan penyulaman dilakukan pada media tanam polybag yang tidak ditumbuhi tanaman begonia karena busuk atau mati. Penyulaman dilakukan dengan menanam bibit baru pada bagian tepi media tanam polybag untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya busuk pada tanaman akibat tanaman sebelumnya yang mati. Penyiangan Tanaman begonia yang ada pada green house dilakukan penyiangan agar tanaman begonia yang dihasilkan terlihat lebih menarik dan terawat serta bebas dari gulma atau rumput. Kegitan penyiangan ini dilakukan 2-3 minggu sekali tergantung jumlah gulma yang tumbuh. Penyiraman Kegiatan penyiraman dilakukan sebanyak 1 kali dalam sehari bahkan dapat dilakukan sebanyak 2 kali jika musim kemarau. Penyiraman pada usaha yang dijalankan oleh ibu Tuti dilakukan dengan 4
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
cara menghujankan tanaman begonia dengan menggunakan selang air yang terhubung pada keran. Proses menghujankan tanaman ini dilakukan hingga tanaman tersiram seluruhnya dan media tanam menjadi lembab. Kadar air yang dibutuhkan untuk satu tanaman begonia yaitu sekitar 0,5 liter Pengendalian hama dan penyakit Tanaman hias begonia yang diproduksi oleh ibu Tuti tergolong sehat dan terawat karena jarang sekali ditemukan adanya hama dan penyakit yang menyerang tanaman beliau. Adapun hama yang merusak seperti ulat bulu dan keong/siput, dan penyakit yang menyerang seperti busuk akar. Penyakit busuk akar pada tanaman hias begonia yang diproduksi oleh ibu Tuti disebabkan karena penyiraman yang terlalu berlebihan. Pengendalian terhadap hama yang menyerang dilakukan dengan membuang hama tersebut dan memotong bagian tanaman yang rusak, dan untuk pengendalian penyakit busuk akar, tanaman tersebut dipindahkan dan dimusnahkan. c. Pemanenan Tanaman hias pot begonia dapat dipanen apabila telah memiliki daun yang kompak, memiliki bunga dan diperkirakan tanaman sudah berumur 4 bulan setelah tanam. Biasanya pembeli lebih tertarik untuk memilih sendiri tanaman yang mereka sukai dan kemudian tanaman hias begonia yang menjadi pilihan dikemas dengan menggunakan kantong plastik.
yang berasal dari Lembang, Dago, Ciburial, dan sebagainya namun juga tidak tertutup kemungkinan bagi konsumen yang berasal dari luar daereh yang datang langsung ke tempat/kios untuk melakukan pembelian terhadap tanaman yang ditawarkan. Pelanggan tetap biasanya merupakan konsumen yang melakukan pembelian untuk dijual kembali di kioskios mereka. Pemasok bahan baku Bahan baku yang digunakan dalam usaha tanaman hias pot biasanya diperoleh dari satu pemasok yaitu toko JM Tani. Untuk bahan yang kapasitasnya banyak seperti sekam, pupuk kandang, dan pot, produsen melakukan pemesanan terlebih dahulu dan setelah itu pemasok mengantar langsung ke kios atau green house. Sedangkan untuk bahan atau alat yang kapasitasnya kecil seperti kantong plastik, tali tambang, solder, gunting, pupuk NPK, pupuk daun, pengadaannya dilakukan dengan cara membeli langsung ke toko JM Tani. Pada usaha tanaman hias begonia yang dijalankan oleh ibu Tuti, tidak dilakukan pembelian bibit secara berkala, karena bibit diperoleh dari tanaman indukan yang sudah ada. Pembelian bibit begonia hanya dilakukan sekali yaitu pada awal melakukan budidaya bunga begonia pada tahun 2010 yang berasal dari Kebun Begonia Lembang. Kegiatan pemasaran Bunga begonia di P4S Astuti Lestari yang di produksi oleh ibu Tuti dipasarkan langsung kepada konsumen atau masyarakat yang mendatangi kios milik ibu Tuti. Saluran pemasaran yang digunakan dalam memasarkan begonia pot adalah saluran pemasaran ganda, dimana produsen melakukan penjualan produk kepada konsumen akhir dan juga melakukan penjualan kepada perantara (seperti pedagang pesaing yang juga membeli produk dari P4S Astuti Lestari). Kegiatan pemasaran begonia pot yang diproduksi oleh Ibu Tuti dilakukan langsung oleh Ibu Tuti sendiri dengan dibantu oleh Tenaga Kerja, transaksi penjualan yang dilakukan biasanya secara
Produk Produk yang dihasilkan pada P4S Astuti Lestari berupa produk barang dan jasa. Produk barang berupa tanaman hias pot begonia dan tanaman hias pot silver dust. Sementara itu produk jasa dapat berupa jasa pelatihan-pelatihan, magang, dan kunjungan.
Pelanggan Pelanggan / konsumen dari produk yang dihasikan oleh usaha tanaman hias milik ibu Tuti yaitu orang-orang sekitar daerah Bandung Barat seperti konsumen 5
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
tunai karena konsumen memang secara sengaja langsung mendatangi lokasi penjualan (kios). Ibu Tuti tidak bekerja sendiri melainkan mempekerjakan satu orang pekerja yaitu yang mencakup seluruh pekerjaan yang dimulai dari pembibitan hingga pemasaran. Pekerja tersebut bernama Tedi yang biasa disapa “aa tedi” yang sekarang genap berusia 23 tahun. Beliau sudah bekerja pada usaha yang dijalankan oleh ibu Tuti sejak empat tahun silam dengan upah sebesar Rp. 900.000,/bulan atau Rp. 30.000,-/hari. b. Pembahasan Bauran pemasaran tanaman hias pot begonia pada P4S Astuti Lestari 1. Product (produk) Produk yang dihasilkan adalah tanaman hias begonia pot yang merupakan barang konsumsi (consumer’s goods) dan barang industri (industrial goods) . barang konsumsi yaitu barang yang digunakan langsung oleh konsumen dan tidak untuk dijual kembali, sedangkan barang industri merupakan barang yang tujuannya untuk dijual kembali. Begonia pot yang diproduksi oleh Ibu Tuti merupakan tanaman yang telah sesuai dengan permintaan pasar yakni sudah berdaun rimbun dan mengkilap, berbunga indah, dan bersih dari hama dan penyakit. Tanaman hias begonia yang diproduksi terdapat dua jenis berdasarkan ukurannya yaitu begonia pot ukuran 20 dan 25. Perbedaan diantara keduanya tidak begitu mencolok, hanya saja ukuran pot dan ukuran tanaman begonia pot 25 sedikit lebih besar dibandingkan dengan ukuran begonia pot 20. Dalam pemasaran produk tanaman hias begonia ini, P4S Astuti Lestari menerapkan beberapa atribut produk terhadap tanaman hias begonia yang akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk membeli. Diantara atribut yang diterapkan terhadap tanaman hias begonia yang akan dipasarkan adalah : 1. Kemasan Kemasan yang digunakan oleh P4S Astuti Lestari untuk mengemas produk tanaman hias begonia ini ada dua macam yaitu
kantong plastik hitam dan kotak kardus. Kemasan kantong plastik hitam ditujukan untuk konsumen yang berasal dari dalam kota, sedangkan kemasan kotak kardus digunakan untuk konsumen yang berasal dari luar kota. Kemasan ini masih tergolong sederhana karena tidak menggunakan merek atau label tertentu. Kemasan yang dipilih ini dirasa cocok dan efektif untuk melindungi tanaman begonia yang dikemas agar tidak mudah rusak karena kemasan yang digunakan akan mempengaruhi kualitas barang yang dikemas. Sesuai dengan fungsi kemasan pada umumnya yaitu melindungi kualitas produk agar tidak mudah rusak. Harga kantong plastik hitam murah sehingga tidak menambah pada harga produksi selain itu konsumen yang dituju juga tidak begitu mempermasalahkan kemasan. 2. Merek dan label Ibu Tuti merasa masih belum perlu melakukan pemberian merek dan label pada produk yang beliau tawarkan karena beliau masih mempertimbangkan penambahan biaya produksi dan waktu kerja. Hal tersebut juga disebabkan karena produk ibu Tuti memang sudah dikenal oleh masyarakat dan menurut beliau, pemberian label satu persatu pada produk akan memakan waktu yang lama dan tidak efektif untuk usaha yang beliau jalankan saat ini. Sedangkan berdasarkan literatur, pemberian merek terhadap produk justru akan memberikan keuntungan tersendiri, seperti yang ditulis oleh Sofjan A (2007) alasan pemberian merek adalah sebagai berikut : 1. Untuk tujuan identifikasi, guna mempermudah penanganan (handling) atau mencari jejak (tracking) produk yang dipasarkan. 2. Melindungi produk yang unik dari kemungkinan ditiru pesaing. 3. Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang ditawarkan dan untuk mempermudah konsumen menemukan produk tersebut kembali. 4. Sebagai landasan untuk mengadakan diferensiasi harga. 3. Pelayanan 6
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Para pelanggan yang datang untuk membeli produk hortikultura di P4S Astuti Lestari selalu disambut baik dan ramah oleh pihak pengelola, dengan memberikan sambutan yang baik seperti ini juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk terus membeli produk yang ditawarkan dan menjadi pelanggan tetap. Pihak pengelola juga membantu pelanggan yang datang dalam pengangkutan produk yang dijual ke kendaraan yang digunakan pelanggan, sehingga pelanggan merasa terbantu dan diringankan dengan bantuan pelayanan ini. 4. Jaminan Setiap pembelian produk di P4S Astuti Lestari terutama produk tanaman hias begonia, pelanggan diberi jaminan terhadap produk yang dijual, bila ditemukan pada produk yang tidak baik atau terserang hama dan penyakit ataupun tidak sesuai dengan yang diminta oleh pelanggan maka pelanggan diperbolehkan untuk mengembalikan produk tersebut ke P4S Astuti Lestari untuk ditukarkan kembali dengan jangka waktu yang ditetapkan yaitu berkisar antara 1 sampai 2 hari setelah pembelian. Dengan adanya jaminan terhadap mutu yang diterapkan oleh pihak pengelola P4S Astuti Lestari ini akan menambah daya tarik bagi masyarakat umum untuk membeli produk pada P4S Astuti Lestari. 2. Price (Harga) Harga yang ditetapkan untuk tanaman hias begonia dibagi menjadi dua jenis berdasarkan ukuran pot, yaitu ukuran pot 20 dan ukuran pot 25. Harga yang ditetapkan oleh P4S Astuti Lestari berbeda dengan harga begonia yang dijual oleh pesaing. Pada tabel diatas, harga yang ditetapkan berlaku untuk pot gantung maupun pot biasa ukuran 20 dan ukuran 25. Perbedaan harga antara tanaman begonia yang diproduksi oleh ibu Tuti dengan harga yang ditetapkan pesaing disebakan karena pesaing yang ada merupakan pedagang pengecer yang menjadikan P4S Astuti Lestari sebagai pemasoknya. Sehingga tidak dapat
dipungkiri, tanaman hias begonia pot yang diproduksi oleh ibu Tuti diminati oleh kebanyakan konsumen. Dalam menetapkan harga, ibu Tuti berorientasi pada keuntungan yang diinginkan, hal ini dapat terlihat dari keuntungan yang diambil dari penjualan tanaman hias pot begonia yang tergolong cukup tinggi jika dibandingkan dengan keutungan yang diambil oleh pedagang pesaing lainnya, ibu Tuti mengambil keuntungan sebesar Rp. 4.404,-/ pot dari harga yang ditetapkan. Pembayaran atas pembelian produk terhadap konsumen dilakukan secara tunai (cash) maupun pembelian dari pedagang langganan dan konsumen langsung. Ibu Tuti juga memberikan diskon kepada pelanggan jika jumlah pembelian mencapai 100 unit tanaman hias pot begonia. Diskon yang diberikan adalah sebesar 5% dari total penjualan. 3. Place (Tempat atau saluran distribusi) Tempat dilakukannya proses produksi dan pemasaran yaitu di rumah Ibu Ir. Tuti Tarmini sendiri di Jl. Terusan Sersan Bajuri, Desa Cihideung, Kabupaten Bandung Barat, yakni pada green house yang ada di bagian belakang rumah beliau merupakan tempat produksi/pembibitan, sedangkan tempat untuk mendistribusikan/menjual produk berada pada green house bagian depan. Lokasi yang digunakan Ibu Tuti merupakan lokasi yang sangat strategis karena merupakan jalur lintas pariwisata karena memang dekat dengan tujuan wisata seperti kawasan Lembang, Dusun Bambu, dan sebagainya. Saluran distribusi yang digunakan ada dua jenis yaitu saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung. Saluran ditribusi langsung, produsen langsung menjual produk kepada konsumen akhir di tempat (kios) usaha yang dijalankan. Sedangkan untuk saluran tidak langsung, produsen menjual produk kepada pedagang perantara (setara pengecer) kemudian pedagang perantara menjual lagi kepada konsumen akhir dan 7
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
tidak tertutup kemungkinan jika produk yang dijual oleh produsen kepada pedagang akan dijual lagi oleh pedagang perantara berikutnya. Pada P4S Astuti Lestari, pedagang perantara yang membeli produk untuk mereka jual kembali merupakan pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Pedagang tersebut ada yang berada disekitar tempat produksi begonia pada P4S Astuti Lestari dan ada juga yang berasal dari luar daerah. 4. Promotion (Promosi) P4S Astuti Lestari melakukan kegiatan promosi yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Bauran promosi yang digunakan pada P4S Astuti lestari dalam melakukan kegiatan pemasaran tanaman hias pot begonia meliputi : 1. Promosi penjualan P4S Astuti Lestari melakukan promosi penjualan (sales promotion) dalam melakukan penjualan tanaman hias pot begonia. Bentuk promosi ini dapat dilihat dari kegiatan jual beli yang berlangsung di lokasi penjualan tanaman hias pot begonia itu sendiri dan kegiatankegiatan yang diikuti oleh ibu Tuti seperti PENAS (Pekan Pertanian Nasional) di Kota Aceh dan Kota Malang, PF2N (Pekan Flora Floris Basional) di Jogja, dan mengisi stand-stand pemerintah pada acara peringatan hari krida setiap tahunnya yang mampu mengeruk beberapa konsumen untuk datang ke lokasi pemasaran untuk melakukan transaksi jual beli. Dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, ibu Tuti menggunakan brosur maupun leaflet untuk mempermudah promosi. Namun, sampai saat ini ibu Tuti belum merasa perlu menggunakan media elektronik seperti iklan di televisi maupun radio, dan situs web di internet sebagai alat bantu promosi. Sedangkan menurut literatur, penggunaan media periklanan dapat memberikan jangkauan informasi yang luas dan tentunya akan meningkatkan persentase hasil penjualan. 2. Hubungan masyarakat
Ibu Tuti merupakan aktivis yang handal dalam bermasyarakat, beliau cukup dikenal oleh masyarakat luas, selain memiliki jabatan sebagai ketua organisasi pada P4S Astuti Lestari, beliau juga ikut serta dalam lembaga-lembaga lain seperti persatuan Dharma wanita, tenaga pengajar, dan sebagainya sehingga untuk pemasaran produk tanaman hias pun beliau tidak terlalu mengalami kesulitan. 3. Tenaga penjualan Ibu Tuti merupakan tenaga penjual langsung, sehingga beliau tidak memerlukan tenaga penjual lain dalam melakukan promosi terhadap produk yang dipasarkannya. Beliau dapat memberikan informasi mengenai tanaman hias pot begonia (harga, kualitas, teknik budidaya) kepada konsumen yang datang ke lokasi pemasaran. KESIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan kegiatan PKPM yang telah dilaksanakan serta penyusunan laporan tugas akhir yang telah tersaji dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Teknik budidaya tanaman begonia yang dilakukan pada P4S Astuti Lestari dimulai dari persiapan media tanam pada polybag, pembibitan tanaman pada polybag, penanaman tanaman pada pot, pemeliharaan (pemincingan, pemupukan, penyiraman, penyianganm dan penyulaman), hingga tahap pemanenan. Budidaya pada tanaman begonia pada P4S Astuti Lestari menggunakan media tanam berupa sekam dan pupuk kandang karena sulitnya menemukan tanah yang dijual untuk proses pembudidayaan. 2. P4S Astuti Lestari menerapkan bauran pemasaran (Marketing mix) dalam memasarkan tanaman hias pot begonia. Unsur-unsur dalam bauran pemasaran yang digunakan yaitu bauran produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Pada bauran produk, P4S Astuti Lestari menggunakan kemasan berupa kantong plastik hitam untuk 8
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
menjaga kualitas tanaman begonia yang dijual. Perusahaan juga memberikan jaminan terhadap produk yang terserang hama penyakit, yaitu pembeli dapat mengembalikan produk yang rusak kemudian diganti produk yang lebih baik dalam jangka waktu 1 sampai 2 hari setelah pembelian. Bauran harga, harga yang ditetapkan yaitu berdasarkan tingkat keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan yaitu sebesar Rp. 4.404,/pot . haraga yang ditetapkan yaitu Rp. 10.000,-/pot ukuran 20 dan Rp. 20.000,-/pot ukuran 25. P4S Astuti Lestari memberikan diskon atau potongan harga sebesar 5% untuk total penjualan 100 pot begonia ukuran 20 maupun uukuran 25. Distribusi pada P4S Astuti Lestari, saluran distribusi yang digunakan yaitu saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung. Promosi yang digunakan yaitu promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan tenaga penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Mira, K.N dan Warsidi. 2013. Aplikasi hormon tumbuh pada perbanyakan tanaman begonia melalui setek daun dan setek irisan daun. http://www.forda-mof.org. Diakses pada tanggal 4 Mei 2016. Sofjan A. 2007. Mnajemen Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 445 hal. Tuti T. 2010. Gambaran Secara Umum Tanaman Hias. Jawa Barat. 16 Hal
9