Amanda Amanda. Satu untaian kata menjadi nama yang indah, namun perjalanan hidupnya belum tentu seindah namanya. Chek this out guys!
Part 1: Prolog 'selamat senin diari, hari ini aku mau bilang kalo ka nico ganteng banget aku lihat dia dari atas pohon.." neta melirik amanda dengan menahan tawanya. "aku lihat dia makan, main basket apalagi pas dia baca buku itu rasanya bikin aku gemes sama tingkah dia.." semua orang melihatnya dan tertawa bersamanya oh bukan maksudnya tertawa kepadanya, lalu senyum menyeringai datang dari neta yang langsung melanjutkan membaca. "andai dia tau aku suka sama dia sejak lama, andai dia tau aku selalu sakit hati jik--." "Cukup!." ucap Nico. Semua mata tertuju padanya dan melihatnya dengan tatapan-apaansih-tuh-orang-ganggu-deh. lalu neta mendekati Nico dan bergelayut ditangan Nico lalu berkata. "babe.. masa dia bilang suka sama kamu, gatau diri ya dia." ucapan neta yang melihat kebawah ternyata amanda sudah tidak kuat menopang dirinya sendiri sehingga dia tersungkur ke lantai dan bahkan air matanya pun sudah memenuhi kacamatanya sekarang. "Balikin bukunya?." ujar Nico tegas, dengan wajah yang bete neta menyerahkan buku tersebut dan memberikannya pada nico. Nico langsung merebut buku itu dan menarik amanda dari kerumunan orang, semua orang hampir saja buta karna mata mereka hampir keluar saat melihat ini tidak jarang siswi disana membentuk huruf 'o' pada bibir mereka, amanda masih diam dalam tarikan itu.. 'dagdigdug jedarrrrr!!!!! tangan aku dipeganggg samaaa ka Nico?!!! omji yelowww? sumpah fix binggo aku hampir jantungan tubuhku mengeluarkan keringat dingin serta tanganku bergetar.' ujar amanda di dalam hatinya. Nico berhenti di salah satu pohon rindang dekat lapangan dan mendorong amanda ahar duduk. "Nih." ujar Nico yang mengembalikan buku usang berwarna biru muda dengan pita disampingnya. "eh? ma... maka..sih y..ya." amanda gugup, sungguh ini pertama kalinya dalam seumur hidup dia dapat berbicara dengan Nico atau lebih tepat Pangeran kutub, kenapa kutub? karna hatinya dingin kaya dikutub kan es semua. Lalu Nico memandang wajah merah penuh air mata yang masih membasah dipipinya lalu berbalik dan meninggalkan amanda sendirian. "bodoh,gadis bodoh." gumamnya dalam perjalannya meninggalkan amanda. amanda yang mendengar hal itu hanya diam dan masih dengan posisi menunduk. 'apa aku sesalah itu menyukai mu? apa aku sejelek itu hingga tidak pantas untuk mu! aku mencintai mu ka, lebih dari yang kamu tau.. aku selalu memikirkan mu dan tidak pernah lepas dari bayangan mu.' kata hati amanda membuat dirinya sendiri meringis merasaakan sakit pada dada kirinya, atau kata anak jaman mah lagi Nyeseggg
abizzzz-_*** "Bisa ga sih kamu tuh sehari ga mikirin cowo yang gasuka sama kamu?." ucap amel setengah berteriak. "Emm.. gatau mel aku gabisa kayaknya." seru amanda memelas. "Kamu harus mikirin masa depan kamu, jangan suka mikirin apa yang bukan untuk mu, aku menghargai apa yang kamu sukai hanya saja apa kamu masih mengharapkan orang seperti dia? yang sama sekali tidak mengharapkan mu?!." Amel sedang terenggah-enggah karna dia berbicara dengan sekali tarikan nafas, amanda hanya menunduk dan menangis-lagi. "Amanda....." ucap amel lirih yang ikut menangis karna sahabatnya menangis, amel langsung memeluk amanda dari samping. Dia masih menangis, atau mereka masih menangis. Hingga amel selesai duluan menyingsing ingusnya dengan menggunakan tisue dia berkata. "Aku akan bantu kamu semampu yang aku bisa." Amanda menoleh dengan pandangan-bagaimana-caranya? lalu amel tersenyum dan duduk bersamanya berdampingan lalu melepas pelukannya, dia berkata "Ngerubah kamu jadi luar biasa."
Part 2: ~1~ ~~Author pov~~ Bukan Amanda namanya jika dia melupakan kacamata tebalnya juga kepangan indah yang dirambutnya, dia sedang berkaca di cermin selagi merapihkan penampilannya dia bersenandung merdu, sudah bulan ke 2 semenjak kepindahannya kesekolah karna beasiswa, dia salah satu siswi yang beruntung mendapatkan kesempatan ini. "dek, bapak berangkat duluan ya.. kamu naik motor aja, bapak buru-buru." seru saipul--bapaknya amanda--yang mengetuk pintu kamar amanda. "iyaa pak, gapapa aku sendiri aja.. bapak hati-hati jangan ngebut ya." ucap amanda yang hampir teriak di dalam kamarnya. "iya dek,kamu semangat ya jangan bikin masalah.. Assalamualaikum dek." "Waallaikum---" terdengar suara pintu yang ngegubrak. "salam pak." lanjut amanda yang terkagetkan. amanda membuka kamar nya dan berjalan menuju meja makannya, dia melahap roti yang sempat bapaknya buat untuknya, amanda memang selalu dimanjakan oleh bapaknya karna hanya ada figur seorang bapak dikehidupannya namun salah besar jika menilai amanda menjadi anak yang manja, dia lebih suka mandiri dari pada bermanja-manja ria. Dia mengeluarkan hape dari sakunya dan jari-jari cantiknya liar memainkan tombol hapenya, seketika dia melotot dan menenggak susu lalu setengah berlari keluar rumah, menaiki motornya dan melaju secepat kilat menuju sekolahnya. iya siapa lagi jika bukan si absurd amel, teman dekat amanda sejak kepindahannya. hanya amel yang mau mendekatinya. perlu dicatat hanya amel!.
Dia memarkirkan motornya dan langsung melesat ke tempat yang amel katakan tadi, dan Holaaa! ini lah yang tadi mereka bicarakan hingga amanda terbirit menuju sekolahnya, karna ini?! oemji yellow *getok author alay* Lapangan basket sudah dikerumuni banyak siswa yang meminati hal tersebut. "Aku bakal loncat kalo ka Nico ga dateng kesini." ucap perempuan yang berada diatas gedung. 'duh, batin hayati jadi teriris kalo inget sama ka nico.. tunggu bentar? hah?! oemji yellow dia? wahh nekat tuh bocah.' seru batin amanda dan amanda hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya. Seseorang melambaikan tangan pada amanda, yak! itu adalah Amel dia mendekat pada amanda dan sedikit berbisik. "untung kamu ga nyampe se gila itu haha." amanda melotot saat amel menaik turunkan alisnya. "slow tante.. kita saksikan aja apa yang bakal terjadi ke cewe stress itu." seringai amel cadasss menembus cakrawala hingga terpampang nyata dilangit katulistiwa * plakk [autor di keplak gegara alay nya kumat.] Amel mandang remeh gadis diatas sana, amanda melihatnya sekali lagi menggelengkan kepalanya. pandangannya tidak lagi mengarah pada amel sekarang tapi pada orang yang masuk atau lebih tepatnya didorong ke tengah lapangan oleh guru-guru. Dia Kevanico Gilbran Semua orang melihatnya dengan tatapan tidak menyangka, benci ataupun kagum yaa pendapat orang berbeda-beda. kini mata coklat Nico mendongak ke atas yang menampilkan perempuan dengan baju seragam olahraganya berada di pinggir bibir pucuk gedung tsb. "Ka Nico?." mata perempuan itu berbinar seakan pahlawannya datang menolong. "Turun." ujar nico singkat "Iy...iya tapi tunggu aku dibawah ya ka." seru perempuan itu dengan menaikan dirinya keatas namun tidak menyangka sepatunya licin dia terplesetttt jatuh dari lantai 5. Happ! semua siswa dan siswi yang sedang menutup kuping rapat-rapat juga memejamkan matanya kembali terperangah mendapati Nico dengan sigap menangkap gadis itu dan menggendongnya ala bridal style dan menurunkannya segera.
Part 3: ~2~ ~~Amel Pov~~ Gegara nenek lampir sinting itu mgejenggut amanda, jadilah si amanda pingsan pasti dia pusing banget karna tuh nenek lampir bringas abisss ngejenggut amanda, aku sih sebagai sahabatnya dia ya khawatir, pake banget malah gatau kenapa amanda tuh bikin aku inget sama Rulla. pertama kali dia masuk ke sekolah ini aku fikir dia rulla makanya aku excited banget tapi semua hanya khayalan.. itu semua tabu aku yakin seorang yang sudah tenang di alam sana gabakal balik lagi, Rulla adalah sesosok adek kecil yang selalu nemenin aku. Kita cuman beda 2 tahun, aku sayang sama Rulla hingga akhirnya Allah lebih menyayangi Rulla, aku ikhlas ko karna ada tempat yang lebih baik disana untuk dia.
Kenapa aku mau temenan sama amanda? faktor pertama karna dia mirip Rulla kecil nah terus faktor kedua aku yakin dia jadi sahabat yang baik , kalo yang ketiga aku ga yakin tapi dalam hati aku ingin selalu ngejaga dia seperti nge jaga Rulla.. meskipun aku ini dibilang anak aneh karna aku suka hal yang berbau Antimainstream jadi aku selalu mencoba hal gila yang diluar daya tangkap orang-orang. "enghh...."aku melihat amanda mengerjap-ngerjapkan matanya. "Manda.. jangan gerak dulu.."aku khawatir ngeliat dia pengen duduk gitu "Ouch... sakitt.." dia memegang kepalanya dan mengerang kesakitan. "di.. dimana?." ucapnya lagi. Raut wajahnya tidak bisa ditebak, mungkin dia sedang berfikir yang aneh-aneh lagi seperti kebiasaannya. "tenang manda, kamu di UKS.. tadi kamu pingsan.." manda cecelingukan dan mulai berfikir. "Ouchh.." dia memegang kepalanya lagi dan meringis. "jangan dipegang dulu, emang sialan tuh nenek lampir! berani-beraninya dia gangguin kamu." ucapku sengit. "Ssstt.. udah gapapa, sekarang aku mau pulang aja.." aku langsung geleng-geleng. "Nanti aja manda, kamu perlu istirahat." "aku gabakal bisa istirahat kalo disini, bau obat aku gasuka mending aku pulang aja nanti bapak khawatir sama aku." Iya juga sih ini kan udah lewat jam set 4 seharusnya kita udah pulang dari tadi, pantes aja amanda kebelet pulang. baru ingin menjawab dia langsung ngomong lagi. "kamu gausah anter aku nanti bapak malah curiga, mending kamu pulang besok kita ketemu di cafe biasa.. ada pr kan?." aku hanya bisa mengangguk. ~~Amanda Pov~~ "kamu gausah anter aku nanti bapak malah curiga, mending kamu pulang besok kita ketemu di cafe biasa.. ada pr kan?." aku emang bener-bener gamau bapak khawatir. Dia hanya mengangguk dan aku tersenyum lalu jalan keparkiran mengambil motor kita masing-masing dan melesat pulang, sudah sampai di ambang pintu aku melihat bapak lagi ngopi. "Assalamuallaikum pak." ucapan ku seceria mungkin menutupi rasa sakit kepalaku. "Waalaikum salam dek, ko kamu baru pulang." begitulah bapak selalu buat aku tenang karna senyumannya aku gamau senyum itu hilang gegara aku kesakitan kek gini. Aku lalu mencium tangan bapak. "Biasa pak kerja kelompok sama amel." "oh begitu toh, walah kamu baru pindah aja udah banyak tugas ya dek." dan bapak mengusap kepalaku. 'plis pak hentikan itu sakitttt.' "enghh..." Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan rasa sakit ini sedikit meremas bajuku entah sekarang sepucat apa wajahku.
Part 4: ~~3~~ ~~Author Pov~~ Amanda berjalan gontai menuju kelasnya, yupp.. berhubung ini hari senin pasti hari paling menyebalkan didunia karna hari ini harus mengikuti serangkayan acara upacara bendera, amanda sengaja datang lebih pagi agar bisa sendirian membaca buku.. jam masih menunjukan arah jarum panjang ke 3 dan jarum pendek ke 6, masih pagi bukan? bukan hanya masih pagi, tapi ini serius sekolah rasanya menyeramkan sekarang karna sepi tidak ada orang selain amanda. sepertinya. Dia masuk ke kelasnya dan menaruh tas lalu membuka hapenya dengan sepenuh hati jari-jari cantiknya itu menari diatas layar hape tersebut. ternyata dia mengirim sms pada sahabatnya... amel. from : Amanda To : amel Messege : mel, kamu dimana? kesekolahnya jangan siangg-siang ya aku udah disekolah soalnya,hihihi. setelah memencet tombol send pada hapenya, amanda berniat membaca buku kali ini dia membawa novel yang dibeli kan oleh bapaknya sepulang kerja, setelah meneruskan apa yang dibacanya semalam amanda sudah sampai pada klimaks- nya tetapi saat amanda meneruskan membaca dan hampir mengeluarkan air mata namun kegiatannya terhenti karna ada suara bising dari bola yang memantul-mantul. 'setan kah itu?.' pikir amanda dan dia langsung bergidik ngeri. Amanda takut namun penasarannya mengalahkan rasa takutnya dia perlahan menuju ke luar kelas dengan langkah tanpa suara dan seketika itu dia berhenti melangkah karna suara tersebut hilang dari pendengarannya dan Holaaa.. dia melihat cowo yang ga kalah ketjeh sama ka nico dengan memegang bola basketnya sedang menatap pemandangan di pinggir balkon sekolah. dia menoleh dan terkejut. "Astagaa..." ujarnya. ~~Amanda Pov~~ "Astagaa..." pekiknya sambil memegangi dadanya dan matanya terpejam. Arghh, ini cowo apa banget sih kan seharusnya aku dong yang kaget kenapa malah dia yang kaget kaya gini.. Nyebelinnnnnn amel mana amel? mau aku jejelin amel aja nihh cowok, aku menatapnya dari atas kebawah dan ternyata dia napak, lah iya emang napak kan tadi teriak, aku menepuk jidat. "Eh nerd! lo bikin orang kaget tau ga." ucapnya sambil mengelus dada dan aku hanya meunduk. "ma.. maaf." ahh, amel mana amel? aku gugup lagi.. bapakkkkk.... "lo ngapain dateng se pagi ini? masuk sekolah juga jam set8 kan?." ujarnya lagi kali ini dengan nada yang lembut, iya lembut. "emmm, gapapa ko lagi nunggu temen." aku ga bohong dong? kan aku lagi nunggu amel.
kali ini aku hanya menggerakan kaki ku dan masih menatap sepatuku entahlah mungkin mengalihkan rasa gugup ku dan cowo ini diam? lho kenapa dia diam saja.. ngomong kek-_- aku menatapnya yang sedang menatapku penuh tanya dan aku kembali menunduk. "kenapa?." pertanyaan yang keluar dari bibirnya dan aku mendongak sambil menunjukan tatapan bingung, tapi suer aku bingung *peace*. "kenapa natap bawah lo mulu? lo kebelet kencing? atau kebelet boker? jangan ditahan ke toilet gih." ucapnya yang hampir terkikik geli menahan tawanya. aku menatapnya tidak percaya, astagfirullah mimpi apa sih ketemu cowo yang mulutnya kaya bebek.. aku tuh malu bukannya kebelet bokerrrrrr, shitt banget kan aku malu jadinya. "Hehehe gue bercanda, lagian ngapain ngeliatin sepatu? emang lebih menarik sepatu lo ya dari pada gue?." aku melihatnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan, dia hanya tersenyum dan terlihatlah deretan gigi putih yang cantik.
Part 5: ~~4~~ ~~Author Pov~~ Disisi lain ada orang yang sedang mengerutuki dirinya karna telah mencaci dan memaki perempuan, yang jelas-jelas tidak dia kenal. yapp itu Kevanico gilbran. Cowo yang niatnya Hanya lewat koridor lantai 3 tapi malah menemukan kegiatan yang menurutnya mesum tanpa pikir panjang nico langsung menyerbu--lelaki yg tidak dia kenalnya-- itu dengan tonjokan-tonjokan yang membabibuta. Dia kira akan melupakan perempuan yang tidak dikenalnya itu, tapi ternyata dia masih memikirkan kenapa si cewek nerd itu masih mau baik sama dia padahal ucapan nya pada si nerd tadi jelas-jelas sangat menyakiti hati seseorang, menurutnya. "gue harus minta maaf. iya gue harus! pokoknya gue harus!." ucapnya, yang jika dihitung sudah lebih dari hitungan jari. "Tapi ngapain gue yang minta maaf? toh gue cuman niat nolongin." sekali lagi sisi negatif nya yang berbicara. Dia mengacak-ngacak rambutnya sendiri dengan tampang frustasi. dia menatap ke bawah, dia sekarang berada di koridor lantai 4 yang langsung menghadap pada lapangan basket. "Njirrrr ngapain juga sih gue mikirin si nerd, mungkin dia lagi sama pacarnya tuh." Nico sudah lelah dengan semua fikirannya, bukannya tenang dia terlihat lebih frustasi lagi. aneh. Saat Nico melihat kebawah matanya tepat sekali melihat amanda membopong--lelaki yg tidak dia kenal-dengan hati-hati dan penuh kelembutan, nico yang melihat itu langsung mendengus. "Yaelah, liat aja tuh baru gue mau minta maaf! eh dia udah mesra-mesraan lagi.. cepet banget, bener kan kalo gue bilang dia murah?! semua cewe sama aja! gaada bedanya." lalu dia masuk ke kelas karna melihat teman-temannya sudah lalu lalang dikoridor, mengingat sekarang sudah bel. ~~Amanda Pov~~
"kamu tuh kan udah bisa jalan! ngapain sih minta dibopong?." ucapku kesal. Iya aku kesal, liat saja dia masih menyusahkan orang lain, aku tahu dia masih lemas tapi dengan keadaan baru bel begini pasti banyak orang yang melihat kami berdua saling merangkul padahal tidak! aku hanya membopong dia, membopong. tapi mana orang mau tau tentang ku sih? mereka hanya menatap ku sebelah mata yang menurut mereka salah berarti aku salah begitu lah peraturan disekolah ini pada si nerd seperti aku. "Sabar dong, gue masih lemes. gakuat kalo jalan sendiri." ucapnya lemah, yaiyalah gimana ga lemah aku yakin pasti dia belum makan. "yaudah." jawabku ketus Brukk Tidak sengaja aku menabrak perempuan yang setengah berlari pada arah yang berlawanan tanpa aku sadari aku menabraknya, dia tidak jatuh atau terluka sama sekali tapi buku-bukunya yang jatuh. Oh great amanda! sekarang apa lagi???? "ma.. maaf ta..tadi lagi galiat jalan." ucapku yang masih merangkul, eh tidak! maksudku membopong lelaki ini. "makanya punya mata tuh dipake, mata lo kan ada 4! masih aja ga liat jalan." ucapanya sarkas namun masih tidak menoleh padaku. Aku ingin sekali membantunya memunguti buku itu, tapi aku masih membopong manusia ngeselin ini. tadi dia bilang apa? mataku ada empat? ebusett banyak benerr-_- astagaaa aku lupa kan aku pake kacamata ya. aku hanya menunduk karna tidak tau harus bicara apa. "Gausah over nay, dia cuman nabrak lo bukan nusuk lo."ucap lelaki ini tajam dan membuat aku bergidik ngeri, mengapa? karna aku tidak mengenal mereka berdua tapi mereka saling kenal. Mikir keras. "tapi ka, lo ga liat? buku gue jatoh semua." dia langsung berbalik, pandangan gue tiba-tiba aja langung mengarah pada cewek itu dan Oemji yellow mereka mirip bahkan sangat! apa mereka kembar?.
Part 6: ~~5~~ "Lepas!." Semua mata tertuju pada suara yang berada dibelakangku, suara berat yang membuat hatiku selalu meluruh, suara yang seketika membuat aku diam dan tak bergeming. Iya dia Kevanico gilbran. Kembali pada penglihatan ku, Neta sudah membulatkan mata dan mulutnya kedua temannya terbengong ditempat, semua mengatakan 'wahh' atau 'gila' sedangkan aku masih diam ditempat dengan wajah mengenaskan. "Gue bilang lepas! budek ya lo?." sekali lagi, ucapan itu membuat neta sadar dari terkejutannya. "Ta..tapi?." Neta dengan suara tergagapnya, kedua temannya pun melepas kan tangannya dari tubuhku dan menunduk. aku lihat neta sangat takut dengan ka nico, entah mengapa aku juga tidak tau. "Apa-apan nih?."Ucap Nara yang baru saja datang. "Siapa yang ngelakuin ini?." Sorot matanya tajam melirik semua yang berada dikantin tidak terkecuali yang dibelakangnya sekarang.
"Minggir!." bentaknya pada neta yang masih diam ditempat. Neta yang tersadar segera menampilkan wajah angkuhnya tak perduli apa dan siapa yang berhadapan dengannya, dia langsung berkacak pinggang. "dasar cowo bego! cewe culun kaya dia aja masih dibelain, kekurangan cewe lo?!." "Cabut guys! mainan kita udah punya satpam!." Neta dan anggota genknya mengibaskan rambut dan pergi meninggalkan kantin semua pasang mata dikantin tidak lagi menatapku melainkan menatap seseorang yang ada dibelakangku. "Aman...."ucap amel yang terpotong setelah melihat aku dengan keadaan mengenaskan. "Amanda! duduk sini cerita sama aku?, kamu diapain? sama siapa?." amel dengan tidak sabarnya menariku untuk duduk setelah aku duduk amel menatapku dalam-dalam dan tatapan itu beralih pada orang lain. "lo ngapain lagi? jangan-jangan ini ulah lo?." ucapan amel langsung tertuju pada ka nico. "Tenang mel, calm down. dia malah udah ngebantu amanda." Nara langsung saja duduk berhadapan denganku. Amel masih menatapnya dingin. "well, thanks! gausah so berbaik hati, gabutuh." "Nope, gue cuman gasuka keributan." dan itu ucapan ka nico sebelum dia melenggang pergi. 'tau ga sih ka? aku barusan seneng ditolong gitu sama kaka.. tapi ternyata kaka cuman gasuka keributan, tapi makasih ka.' batinku setelah itu aku hanya tersenyum miris. *** "Ma.. makasih." ucapku gugup, ya benar aku sangat amat gugup saat ini. yup, sekarang aku diantar pulang oleh Nara dia bilang takut-takut jika neta mencegat ku saat pulang sekolah, dimotor tadi aku hanya diam tak bergeming sama dengan nara. mungkin kami sedang sibuk dengan fikiran kami masing-masing, entahlah aku tidak dapat mendeskripsikan perasaan ku sekarang tapi yang perlu diketahui saat ini jantungku berdetak 3x lipat dari biasanya. "Oke urwell, nanti gue telfon ya." aku hanya menunduk mendengar kata-kata itu pipiku bersemu merah entah kenapa aku pun bingung. "i-iya, ha.. hati-hati yaa." ucapku yang masih gugup lalu dia mengelus pucuk kepalaku. dan menancap gasnya aku masuk kerumah dan sudah ada bapak didepan pintu dengan wajah yang tidak bisa aku tebak. "Dari mana kamu?." ucap bapak dengan intonasi datar dan nada bicara seperti sedang mengintrogasi. "Assalamuallaikum." balasku lembut. "Waalaikumsalam, jawab bapak." sekali lagi aku tidak suka dengan suara bapak yang sedang mengintrogasiku. "Sekolah pak." ucapku jujur seraya membungkuk untuk membuka sepatu. "jangan bohong, mana motor kamu?." ucap bapak dan berlalu masuk lalu aku mengekor dibelakangnya. Deg!
Part 7: ~6~ ~Amanda Pov~ Hari ini aku berangkat sekolah menggunakan angkutan umum, mengingat motor ku yang ketinggalan kemaren. ohh gosh! sudah aku tidak mempermasalahkan hal itu, karna aku sudah melihat motor ku dengan mata dan kepala ku dengan selamat, segera saja aku beranjak menuju kelas ku dan ternyata disana sudah ada amel dan.. "Heii." sapanya pagi ini. 'Jangan manda, jangan kamu sudah janji sama bapak!.' aku menghela nafas dalam-dalam dan menunduk mendekati amel, jarak bangku aku dan Nara sangatlah beda tipis dia berada di samping kiri bangku aku dan amel itu yang menyebabkan dia terus saja memerhatikan ku dan aku merasa risih. "manda, kamu kenapa?." ucap amel selepas aku duduk, yupp hari ini tidak ada senyum lagi. tidak ada. aku hanya menggeleng lemas dan kembali menunduk, merasakan ada yang memerhatikanku sekarang aku langsung mengeluarkan buku dan pura-pura membacanya agar keadaan tidak canggung saat aku melirik amel dari ekor mata ku dia sedang bercengrama dengan Nara. Teetttt.. teettttt... tett... lalu bel berbunyi menandakan masuknya seluruh kelas dalam mata pelajaran pertama, aku sebenernya tidak terlalu suka ini tapi mungkin ini lebih baik ketimbang aku harus dilirik seperti itu oleh nara. *** "Kamu yakin gamau ke kantin?." ucap manda yang sudah ke tiga kali dan sumpah aku bosan mendengarnya. Rasanya aku tidak ingin kemana-mana hari ini, bapak pergi dan belum pulang semoga saja kabar baik yang dia bawa pulang. Aku menghela nafas gusar. "Engga deh aku masih kenyang." sedikit senyum untuk menyakinkan amel. "Ihh seriusan? masa aku cuman berdua sama si ewhh ini sih?." ucap amel manja dan menunjuk Nara dengan tatapan--apalo liat-liat-- dan dia menjulurkan lidahnya. "emang gue mau ke kantin sama lo?" balas Nara. "Man kantin ayoo.. gue traktir deh." ucapnya padaku. "gue juga ditraktir kan?." ucap amel bersemangat. "kagalah ngapain, rugi gue."ujar nya yang membuat Amel memutar bola matanya. "Udah ah aku duluan ya man." Amel berjalan keluar meninggalkan kami berdua. situasinya menjadi canggung sekarang, keheningan mendominasi keadaan dan Nara mulai membuka suaranya. "lo kenapa sih?." ucapnya masih dengan nada yang lembut. "...." aku cuman diem kaya orang tuli lagi dengerin orang bisu ngomong.percuma.
"Manda, gue punya salah apa sama lo?." kali ini dia hendak menyentuh tangan ku dan aku langsung menepisnya kencang. "A.. aku mau ke ka.. kamar mandi." aku tergugup sumpah cuman itu yang dapat keluar dari mulutku. aku segera berlari keluar menuju koridor lantai 4 yang mungkin sekarang sudah kosong karna banyak anak yang sedang ke kantin dan saat aku berlari di anak tangga tak sengaja aku bertabrakan dengan seseorang dan membuat aku terguling ke lantai sebelumnya. tubuhku sakit semua ditambah kepalaku yang amat sangat pusing aku sudah tidak dapat melihat karna gelap mengintrupsi penglihatanku, namun aku masih dapat mendengar suara seseoarang yang entah aku tidak tau itu siapa... "Ceroboh." *** ~Author Pov~ Seisi sekolah menatap heran dengan pemandangan siang ini, pada jam istirahat ini banyak sekali siswa dan siswi yang sedang berlalu lalang pekarangan sekolah namun pandangannya masih sama, tertuju pada siswa yang sedang menggendong siswi.. guru yang perpapasan hanya termangu dan tidak sempat menanyakan sepatah kata apapun karna gerakan siswa itu sangat lah kilat dan dingin karna exspresinya tidak menggambarkan ke khawatiran, siswi yang menatapnya hanya berteriak histeris dan mencoba mengabadikan kejadian langka tersebut dan siswanya hanya menatap heran, lalu mencoba mengembalikan pandangannya.
Part 8: ~7~ Seminggu berlalu, aku memperbaiki hubunganku dengan Nara. Dengan alasan desakan amel yang tidak jelas, amel selalu berkata bahwa 'nara menghawatirkanmu' atau 'tidak bisa kah kalian akur kembali?.' dan pada akhirnya, aku disini dikelas dengan tempat duduk yang aku tempati. masih sama sebelumnya, dengan Nara. Aku masih menunduk, entah mengapa tapi aku lebih suka menunduk ketimpang melihat teman-temanku yang berlagak socantik, menatapku dengan tatapan--apaan-sih-lo?-- ohh man, siapa yang suka dengan tatapan seperti itu? tidak ada. Mau tau setelah kejadian itu? sebut saja accident. Sepertinya aku harus menceritakannya, tapi berhubung karna magerrr, aku hanya memberitaukan kronologinya saja. Jadi pada saat aku sampai dirumah dengan bantuan Amel dan Nara, bapak sontak marah namun amarahnya diredam karna amel menjelaskan semuanya pada bapak. Apa bapak semudah itu percaya? tidak! Setelah amel pulangg dia memarahiku,menuduhku dan aku hanya bisa diam dengan mendengarkannya, miris bukan? iya tentu. masalah diperburuk dengan kehadiran saudari ku dari jogja, setelah bapak pulang dari jogja bapak membawa anak almarhumah bukle tuti yang bernama mbak Yasmine, bapak menyekolahkan mbak yasmin bersama denganku. Namun, mbak yasmin tidak mau mengakuiku disekolah, jangankan mengakuiku melihatku pun dia tidak mau. Entah mengapa berbeda sekali sikapnya jika didepan bapak. "CEK KERAPIHAN! SISWA-SISWI TIDAK ADA YANG BOLEH MENINGGALKAN KELAS SEBELUM CEK KERAPIHAN INI SELESAI." Suara kaka osis yang cempreng itu berasal dari pintu
masuk, benar itu ka Tata, ketua osis cempreng. Aku mendongak, aku melihat beberapa anak osis masuk ke kelas dengan nara yang berlari ke tempat sebelahku, dan semua murid pun terduduk dibangkunya dengan rapih. yapp, seperti biasa pada akhir bulan ada pemeriksaan teratur entah untuk apa aku juga tidak terlalu mengerti dan sungguh ini merepotkan. suara toa masjid selalu ada dikupingku hingga pengang melanda. "SEMUANYA BERDIRI, KAKA OSIS AKAN KELILING MENGECEK SEMUANYA.. HARAP JANGAN KABUR!!." aku bangkit dari dudukku dan mengecek semuanya, saat aku memegang kerah baju ku.. Astagaaaaa.. . . . "Dasi... ohh my gosh! gimana bisa sih aku lupa pake dasi..."gumam ku pelan. 'jangan panik manda, jangan panik.. biasa aja, relax man' Doa yang kurapalkan dalam hati. Aku masih meraba-raba kerah bajuku, dan menatap sekelilingku yang terasa mencekam, aku mengerutuki diriku karna lupa memakai dasi.. bodohnyaaaaa aku-_"kenapa?." aku rasa Nara mendengar gumamku. "eh? anu... emm, gapa-." ucapanku terhenti saat Nara melepaskan dasinya dan diberikan padaku. aku sontak melongo tapi dasi itu aku dorong dengan kedua tanganku, lah kalo dasinya untuk aku terus dia pake apa? jangann bodoh Naraaa. Dia terus saja menyodorkan aku dengan dasinya namun aku tolak dan selalu menggeleng saat aku rasa ada yang memerhatikan ku, aku sadar dan langsung menghadap ke samping.. Dan, Tadaaaaa ada kaka osis yang sedang menatapku garang sambil bersedekap, matanya melotot hingga ingin copot. segera saja aku menunduk. "kalian sedang apa?." Ucapnya yang kelewat so sinis. karna merasa dia bertanya pada ku, segera saja aku menjawab. "Ngh.. itu ka, emm anu...." greattt man greattt!! tau gitu gausah jawab, ujar amanda dalam hati yang sedang mengumpat.
Part 9: ~8~ Terimakasih atas kesetiaan kalian, salam kecup ya buat kalian mwhh:* semoga cerita ini ga ngebosenin, Aamiin. HAPPY READING GUYS! **
"kalian pacaran?" suara yang mengalihkan pandangan ku. Iya, itu suara Ka Nico dengan aura dingin disekitarnya. Sungguh aku yang bodoh atau memang aku suka berlama-lama dengan aura dinginnya Ka Nico karna memurut ku pribadi itu membuat aku tertarik dan semakin mengaguminya, suaranya begitu indah sehingga saat dia memarahiku, membentak ku itu semua malah membuat ku merasa dia perduli denganku. "Heh, lo punya gangguan pendengaran ya?" Sekarang dia sedang melipat tangannya didepan dada dan memandangku malas, yap memang tidak ada yang pantas dipandang dari rupaku. Aku terkesiap, dan sesekali mengerjapakan mataku agar dapat kembali menormalkan raut wajahku. "Hah? eh a... apa ka?." ucapku tergagap. "lo ga denger gue ngomong apa?." jawabnya yang sekaligus menscroll bola matanya. "Ma..maaf ka aku ga denger." pandanganku kembali pada tubuh nara yang terbaring lemas. Oke, aku terlalu mendramatisir keadaan. "Udahlah gapenting." balasannya sebelum bangkit dan pergi meninggalkan aku dan Nara. *** "yaudah aku anter kamu pulang, tapi gabisa lama. Nanti bapak marah sama aku." ujarku kesal. Namun, Nara malah tersenyum kegirangan. Ugh, betapa menyebalkan saat seseorang memakai jurus jitu Puppy-eyes nya dikala sedang memohonn, ingin aku colok rasanya tuh mataa tapi terlalu imut rasanya. imut? ewh. Selepas bangun dari UKS tadi Nara nampak seperti orang mabok yang abis di charger, Bahkan aku sendiri tidak yakin dia benar-benar sakit. Beruntung hari ini mbak Yasmine ada eskul teater jadi pulangnya juga agak telat, biasanya aku selalu jadi bulan-bulanannya. Yang karna aku salah kecil lah dikatain 'bego' ihh orang sih gatau diri bangett yaa, udah numpang sih begitu! Upss. oke, back to earth. "Asikkk!" Ucapanya memekik kegirangan. "Berisik ah." "bodo." "ish." Selepas percakapan itu terjadi aku menaiki motor Nara, diam tanpa sepatah kata apapun diperjalanan kami, aku tidak ingin memulainya duluan karna aku yakin akan lebih menyebalkan senyum menggodanya. Waktu begitu cepat sehingga kita telah hinggap disatu rumah besar, tingkat, keren dan kaya didisneyTunggu, ihh ko aku norak sih yaaa- ga ko sebuah rumah minimalis yang cukup mewah dan... keren, Nah itu yang pas. "Mingkem bu."Nada meledek serta wajah yang bikin orang pengen nginjek mukanya itu.
"Paansih." elaku sembari menormalkan raut wajahku yang entah mengapa jadi seperti orang..Oon. "Udah sih mandanginnya, liat dalem nya dulu, didalemnya mah kosong jangan ketipu sama covernya dulu dong." lalu dia jalan menduluiku. Aku terkesiap kaget lalu ikut berjalan dengannya beriringan, menatapnya dengan tatapan-kamu-ga-seriusngomong-itu-kan?- Dan jangan sampe bikin aku jadi jantungan. Merasa ada yang menatapnnya seperti itu Nara cuman terkekeh. Kayaknya ada yang aneh, Dia sakit. tiba-tiba sembuh.Ceria seperti biasanya. dan sekarang? ketawa sendiri! OMG!!!