17
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilakukan mulai bulan Juni
sampai
Desember 2007.
Tempat percabaan di Kebun Percobaan Gunung Putri Cipanas, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
kebun milik BALITTRO Bogor, pada jenis
tanah Andisols dan memiliki ketinggian tempat 1300 meter di atas permukaan laut. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan antara lain bahan tanam 1 aksesi pegagan yang berasal dari Boyolali, pupuk anorganik dan pupuk organik, bambu atau kayu dan rumah paranet (25 %) serta pendukung lainnya. Bahan tanam berupa bibit berasal dari setek yang dibibitkan terlebih dahulu sampai berumur sekitar 3-4 minggu terhitung sejak ditanam. Pupuk yang dipergunakan sesuai dengan perlakuan yaitu menggunakan pupuk SP-36 dengan kandungan 36 % P2O5, pupuk Urea 45 % N dan KCl 65 % K2O serta bahan lain-lainya yang berhubungan dengan penelitian. Bahan kimia yang digunakan adalah standar asiatikosida, aquabidest, aseton (CH3CN) p.a, larutan asam asetat (CH3COOH) p.a 0.6 %, aquabidest, asetonitril (Gradient Grade for Liquid Chromatography) dan H2SO4. Alat-alat yang digunakan antara lain cangkul, timbangan analitik, light meter LX 103, automatic leaf area meter, SPAD chlorophyll meter, timbangan digital, termometer bola basah-kering, alat ukur dan alat tulis serta peralatan pendukung lainnya. Alat-alat lainnya yang digunakan adalah ember plastik, blower, alat pengiling, ayakan 40 mesh, timbangan analitik, gelas yang bisa digunakan di laboratorium, kertas saring Whatman nomor 42, kertas saring Whatman ukuran 2 µm diameter 13 mm (membrane filter) millipore, dan KCKT Hitachi D-7000. Analisis fitokimia dan kadar asiatikosida instrumen yang digunakan adalah KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) atau HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Uji kualitatif banyak sedikitnya kandungan senyawa bioaktif tertentu dalam sampel diketahui berdasarkan jumlah pemberian pereaksi (reagent), perubahan warna dan banyaknya busa yang terbentuk.
18
Analisis tanah dan jaringan tanaman alat yang digunakan yaitu Spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm atau sesuai dengan prosedur juknis dari Balai Penelitian Tanah Bogor tahun 2005. Adapun prosedur kerja terdapat dalam (Lampiran 4). Metode Penelitian Percobaan ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan petak utama perlakuan umur waktu panen 2 dan 4 bulan, perlakuan anak petak tingkat pemupukan P2O5 yang terdiri atas 4 taraf yaitu 0, 36, 72 dan 108 kg P2O5/ha diulang 3 kali. Di samping itu untuk mengetahui pertumbuhan tanaman pegagan dari 2 sampai 16 MST (minggu setelah tanam) pengolahan data dirancang menggunakan faktor tunggal dengan empat taraf dosis pupuk P2O5 dengan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(Randomize Complete Block Design) diulang 3 kali. Luas plot 3 m x 4 m dengan jumlah populasi 100 tanaman. Adapun macam perlakuan 4 taraf yaitu 0, 36, 72 dan 108 kg P2O5/ha seperti halnya sama dengan anak petak (Lampiran 1). Adapun alasannya adalah umur 2 sampai 8 MST belum dipengaruhi oleh perlakuan umur waktu panen 2 bulan di samping itu umur 10 sampai 16 MST belum dipengaruhi oleh perlakuan waktu panen 4 bulan. Pengamatan pertumbuhan menggunakan sampel tanaman pada petak utama perlakuan umur waktu panen 2 bulan sebaliknya untuk mengetahui pertumbuhan petak utama perlakuan umur panen 4 bulan, masing-masing sampel pengamatan 10 % dari populasi tanaman. Sedangkan pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap 2 minggu. Jarak tanam 30 cm x 40 cm, pupuk dasar 20 ton/ha pupuk kandang sapi, 200 kg Urea/ha dan 200 kg KCl /ha. Model statistika untuk rancangan acak kelompok yang dipergunakan adalah:
Yij = μ + α i + β j + έ ij
Dimana I = 1,2,3, 4 dan j = 1,2,3 Yij
: nilai pengamatan pada perlakuan ke-I, dan ulangan ke-j
μ
: rata-rata hasil pengamatan setiap satuan percobaan (rataan umum).
αi
: pengaruh perlakuan taraf ke-i
βj
: pengaruh ulangan ke-j.
έij
: pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
19
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh perlakuan antara umur waktu panen dan dosis pupuk P2O5 menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan petak utama yaitu umur waktu panen yaitu 2 dan 4 bulan. dan
anak petak adalah tingkat pemupukan P2O5. terdiri dari 4 taraf yaitu 0. 36. 72 dan 108 kg P2O5/ha. Dari kedua faktor tersebut diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 8 satuan (Lampiran 1) percobaan yang diulang 3 kali. Data pengamatan dilakukan pada umur waktu panen 2 bulan dan 4 bulan pada masing-masing kombinasi perlakuan dengan dosis pupuk P2O5. Pengambilan contoh dilakukan secara acak dari 10 % populasi secara diagonal. Data panen biomas basah dan kering menggunkan ubinan dengan luas 1 m x 1 m,
di samping itu juga
digunakan untuk sample analisis bioaktif dan jaringan. Model rancangan petak terbagi yang dipergunakan adalah sebagai berikut: Yijk = μ + ρi + N j + ε ij + Pk + (NP)ij + δijk
Yijk
: Nilai pengamatan perlakuan waktu panen ke-j. jenis pupuk P2O5 ke-k pada ke-i
μ ρi
: rata-rata umum : pengaruh kelompok ke-i
Nj
: pengaruh perlakuan waktu panen ke-j
ε ij
: galat pada perlakuan waktu panen ke-j dan blok ke-i
Pk
: pengaruh perlakuan tingkat pemupukan P2O5 ke-k
(NP)ij : pengaruh interaksi antara taraf perlakuan waktu panen ke-j dan tingkat pemupukan P2O5 ke-k δijk
: galat pada blok ke-I, perlakuan waktu panen ke-j dan tingkat pemupukan P2O5 ke-k
i
: jumlah ulangan atau blok ; 1,2,3.
j
: jumlah perlakuan petak utama (waktu panen) ; 1,2.
k
: jumlah perlakuan anak petak (taraf pemupukan P2O5) ; 1,2,3,4. Pelaksanaan
Pemeliharaan
tanaman
selama
percobaan
meliputi:
penyulaman.
penyiraman atau pengairan. penyiangan dan pengendalian hama penyakit. Penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 5 -7 hari setelah tanam dengan
20
mengganti bibit tanaman yang mati menggunakan bibit yang berumur sama. Penyiraman atau pengairan dilakukan teratur dengan melihat kondisi lapang. jika tidak terjadi hujan maka penyiraman atau pengairan dilakukan lebih intensif. Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan sesuai dengan perlakuan panen dilakukan dengan memotong daun, tangkai daun dan sulur selain akar. Pengamatan
Pengamatan pendahuluan adalah analisis karakterisasi lahan terhadap sifat fisik dan kimia tanah di samping itu pengamatan curah hujan dan suhu harian di lokasi penelitian. Pengamatan pegagan di bagi menjadi tiga peubah yaitu nilai SPAD klorofil meter (greenness), pertumbuhan dan produksi (biomas dan kandungan bioaktif) yang meliputi : 1. Nilai SPAD klorofil meter melalui derajat intensitas kehijauan daunnya (greenness) pada daun muda (sink strength) dan daun tua (source strength) pada sample tanaman yang sudah ditentukan dan selanjutnya diikuti pengamatan komponen pertumbuhan berikutnya seperti di bawah ini ( No 2 – 11). 2. Pengamatan jumlah daun tanaman induk dilakukan dengan menghitung terhadap jumlah daun yang sudah terbuka penuh dari induk tanaman. 3. Pengamatan panjang tangkai daun dilakukan dengan mengukur panjang tangkai daun terpanjang dari tangkai daun induk terpanjang. 4. Pengamatan diameter tangkai daun dilakukan terhadap tangkai daun induk terpanjang bagian tengah diukur diameter tangkai dengan jangka sorong digital. 5. Pengamatan jumlah sulur primer tamaman induk dilakukan dengan menghitung munculnya sulur pada tanaman induk. 6. Pengamatan panjang daun dilakukan dengan mengukur daun secara horisontal daun terbesar yang muncul pada daun induk. 7. Pengamatan lebar daun dilakukan mengukur daun secara vertikal daun terbesar yang muncul daun induk pada daun yang sama dengan No 6. 8. Pengamatan jumlah bunga induk dilakukan dengan menghitung bunga yang terbentuk dari tanaman induk.
21
9. Pengamatan panjang sulur tamaman terpanjang dilakukan dengan mengukur panjang sulur terpanjang yang muncul dari tanaman induk. 10. Pengamatan jumlah buku stolon tamaman terpanjang dilakukan dengan menghitung jumlah buku sulur terpanjang yang pada tanaman induk. 11. Luas
daun
pertanaman
dilakukan
mengukur
luas
daun
dengan
menggunakan alat digital leaf area meter di laboratorium Beogen Bogor. 12. Bobot akar dilakukan menimbang akar induk dari tanaman induk setelah dilakukan pengalian akar secara hati-hati. 13. Bobot basah dan kering ubinan dilakukan pada luasan 1 m x 1 m dengan cara memotong bagian atas tanaman selain akar pada masing-masing perlakuan. 14. Uji fitokimia secara kualitatif dan uji asiatikosida secara kuantitatif serta kandungan P jaringan berdasarkan prosedur dan acuan secara jelasnya pada Lampiran 2, 3 dan 4. 15. Kadar P2O5 pada hasil maksimum dengan pendekatan Py = -b/2c (Gomez dan Gomez 1995) terhadap produksi biomas basah, kering dan produksi asiatikosida. 16. kadar P2O5 dengan keuntungan maksimum dengan pendekatan Pp = 1/2c (Pf/Py – b)(Gomez dan Gomez 1995) terhadap produksi biomas basah,
kering dan produksi asiatikosida. 17. Analisis kelayakan usaha budidaya tanaman pegagan data diamati data input dan output serta data asumsi yang berlaku di lokasi penelitian. Analisis secara kuantitatif kadar asiatikosida dilakukan di laboratorium kimia Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Cimanggu Bogor dan merujuk dari proses pemisahan senyawa-senyawa kimia dalam daun oleh Michael Teweet (1906) yang dikenal sebagai kromatografi adsorbsi. Sedangkan secara umum kromatrografi didefinisikan sebagai salah satu metode pemisahan senyawasenyawa kimia dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan gerakan di dalam fase bergerak dan fase diam. Perbedaan gerakan disebabkan oleh perbedaan interaksi antara senyawa senyawa tersebut dalam fase bergerak dan diamnya (Day dan Underwood 2000).
22
Uji fitokimia secara kualitatif banyak sedikitnya kandungan senyawa bioaktif tertentu dalam sampel diketahui berdasarkan jumlah pemberian pereaksi (reagent). perubahan warna dan banyaknya busa yang terbentuk (Tabel 2) merujuk pada prosedur MMI jilid V1 1997. Adapun prosedur kerja tercantum pada (Lampiran 2) Table 2 Kriteria penilaian kandungan bioaktif dengan uji fitokimia Senyawa Alkaloid Steroid Triterpenoid Saponin Flavonoid Tannin
Dasar penilaian Jumlah pereaksi Perubahan warna biru /hijau Perubahan warna merah /ungu Pembentukan lapisan busa Jumlah pereaksi Jumlah pereaksi
1 tetes: 4+ Tua:3+
2 tetes:3+ Sedang:2+
Penilaian 3 tetes:2+ Muda:1+
Tua:3+
Sedang:2+
Muda:1+
3 cm:3+
2 cm:2+
1 cm:1+
1 tetes: 4+ 1 tetes: 4+
2 tetes:3+ 2 tetes:3+
3 tetes:2+ 3 tetes:2+
4 tetes:1+
4 tetes:1+ 4 tetes:1+
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Jika terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan melakukan uji jarak berganda Duncan (Duncan’s multiple range test) dan pola hubungan persamaan regresi. Analisis data dilakukan dengan
bantuan program SAS versi 9.1 dan program excel 2005. Kadar P2O5 pada hasil maksimum dianalisis dengan rumus Py = -b/2c dan kadar P2O5 dengan keuntungan maksimum Pp = 1/2c ( Pf/Py – b)(Gomez dan Gomez 1995). Sedangkan b dan c adalah koefisien regresi dugaan Y^ = a + bP2 sedangkan cP2 dan Pf dan Py masing-masing adalah harga pupuk P2O5 dan pegagan. Untuk menghitung Pp dianggap bahwa perbandingan harga pupuk P2O5 (kg/ha) dari harga pegagan (ton/ha) adalah = 0.005 dengan perbandingan harga ini nilai Pp dapat diduga. Analisis kelayakan usaha untuk mengetahui kelayakan usaha tanaman pegagan dilakukan dengan menghitung efisiensi penggunaan modal (return of investment, ROI), titik balik modal (break even point, BEP) serta rasio biaya dan
pendapatan (benefit cost ratio, B/C).