BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei 2016. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah buah pepaya dengan varietas calina, pasir sebagai media tumbuh, KNO3 untuk meningkatkan viabilitas benih, air kelapa untuk meningkatkan viabilitas benih, aquades untuk merendam benih kontrol, dan label sebagai penanda. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah bak kecambah, pisau, penggaris, penanda sampel, handsprayer, buku data dan alat tulis, timbangan analitik dan kamera. MetodePenelitian Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor : FaktorI
: Konsentrasi KNO3 (M) dengan 4taraf, yaitu :
M0
: Kontrol
M1
: Konsentrasi 2,5 %
M2
: Konsentrasi 5,0 %
M3
: Konsentrasi 7,5 %
FaktorII : Konsentrasi Air Kelapa (N) dengan 5 taraf, yaitu : N0
: Kontrol
N1
: Konsentrasi 25 %
Universitas Sumatera Utara
N2
: Konsentrasi 50 %
N3
: Konsentrasi 75 %
N4
: Konsentrasi 100 %
Sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan, yaitu : M0N0
M0N1
M0N2
M0N3
M0N4
M1N0
M1N1
M1N2
M1N3
M1N4
M2N0
M2N1
M2N2
M2N3
M2N4
M3N0
M3N1
M3N2
M3N3
M3N4
Jumlah ulangan
:
3 ulangan
Jumlah unit percobaan
:
60 unit percobaan
Jumlah biji tiap unit percobaan :
40 biji
Jumlah biji seluruhnya
2400 biji
:
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear sebagai berikut : Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk i=1,2,3,4 (t)
j=1,2,3,4,5 (t)
k=1,2,3 (r)
dimana : Yijk :
Data hasil pengamatan dari unit percobaan ke-k dengan perlakuan KNO3 taraf ke-i air kelapa taraf ke-j
μ
:
Nilai tengah
αi
:
Efek konsentrasi KNO3 taraf ke-i
βj
:
Efek perlakuan konsentrasi air kelapa pada taraf ke-j
(αβ)ij :
Efek interaksi dari konsentrasi KNO3 pada taraf ke-i dan perlakuan konsentrasi air kelapa pada taraf ke-j
Universitas Sumatera Utara
εijk
: Galat dari ulangan ke-k, konsentrasi KNO3 pada taraf ke-i dan perlakuan konsentrasi air kelapa pada taraf ke-j Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,
maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1989).
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Benih Buah
pepaya
yang
telah
dipanen
kemudian
dikupas
dan
biji
dikeluarkan.Biji yang digunakan adalah biji yang ukurannya seragam dan tidak terserang cendawan.Biji dibersihkan dari aril dengan menggunakan air. Persiapan Media Perkecambahan Media perkecambahan yang digunakan adalah media pasir, kemudian dimasukkan kedalam bak kecambah dengan ketebalan ±4 cm. Sebelum digunakan, terlebih dahulu pasir diayak dengan ayakan dan disterilkan dengan cara digongseng selama+30 menit untuk menghilangkan kontaminasi dari cendawan dan bakteri. Pengecambahan benih dilakukan pada bak kecambah dengan ukuran 25 cm x 22 cm x 4 cm sebanyak 40 benih per bak kecambah dengan kedalaman lubang tanam pada media pasir sedalam 2 cm. Pengukuran Kadar Air Sebelum diberi perlakuan, benih diukur kadar air awalnya. Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara beberapa benih ditumbuk dengan menggunakan mortal untuk dihaluskan dan kemudian ditimbang bobot basahnya. Setelah itu benih dimasukkan ke dalam oven pada suhu 1000C selama 24 jam sampai berat benih konstan.Kadar air benih yang didapat yaitu 26,389%. Kadar air benih dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Bobot basah – Bobot kering Kadar Air =
x 100% (Mugnisjah, et al.,1994) Bobot basah
Universitas Sumatera Utara
Perendaman Dengan KNO3dan Air Kelapa Perlakuan perendaman terhadap biji pepaya dilakukan dengan biji pepaya direndam terlebih dahulu selama 25 menit dalam larutan KNO3 sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan, kemudian setelah itu biji pepaya dimasukkan kedalam air kelapa selama 25 menit dengan konsentrasi yang sesuai dengan perlakuan. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan pada sore hari dengan menggunakan handsprayer hingga media menjadi lembab dan dalam kondisi kapasitas lapang, dilakukan pemeliharaan setiap hari sampai 30 hari setelah ditanam pada bak perkecambahan. Parameter Pengamatan Kadar Air Benih (%) Pengamatan kadar benih (%) ini dilakukan pada setiap taraf perlakuan dilakukan setelah aplikasi. Dengan cara diambil 15 benih setiap perlakuan untuk dihaluskan kemudian di timbang bobot basahnya dan dimasukkan ke dalam oven yang dipanaskan pada suhu 1000C selama 24 jam untuk mendapatkan bobot keringnya. Kadar air benih (%) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Bobot basah – Bobot kering Kadar Air =
x 100% (Mugnisjah et al.,1994) Bobot basah
Laju Perkecambahan (hari) Laju perkecambahan diukur dengan menghitung jumlah hari yang diperlukan
untuk
munculnya
radikula
atau
plumula.Perhitungan
laju
perkecambahan menggunakan formulasi Sutopo (2012) sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
N1T1 + N2T2 + … … … + NxTx Rata- rata hari = Jumlah total benih berkecambah
Keterangan : N
: Jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu
T
: Menunjukkan jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir dan interval tertentu suatu pengamatan
Uji Daya Kecambah Analisa daya kecambah atau daya tumbuh dilakukan setelah benih dikecambahkan selama 30 hari dengan kondisi optimum. Menurut Sutopo (2012) untuk evaluasi kecambah digunakan kriteria sebagai berikut : a. Kecambah normal (%). Kriteria kecambah normal adalah : 1. Kecambah yang memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik terutama akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan akar seminal maka akar ini tidak boleh kurang dari dua. 2. Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan-jaringannya. 3. Pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik, di dalam atau muncul dari koleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna dengan kuncup yang normal. 4. Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil. Perhitungan persentase kecambah normal sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Kecambah normal =
Jumlah kecambah normal x 100% Jumlah contoh benih yang diuji
b. Kecambah abnormal (%) Kriteria kecambah abnormal adalah : 1. Kecambah yang rusak, tanpa kotiledon, embrio yang pecah, dan akar priemernya yang pendek. 2. Kecambah yang bentuknya cacad, perkembangannya lemah atau kurang seimbang dari bagian-bagian yang penting. Plumula yang terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon yang membengkok, akar yang pendek, koleoptil yang pecah atau tidak mempunyai daun; kecambah yang kerdil. 3. Kecambah yang tidak membentuk klorofil 4. Kecambah yang lunak 5. Untuk benih pohon-pohonan bila dari microphyl keluar daun dan bukannya akar. Perhitungan persentase kecambah abnormal sebagai berikut : Jumlah kecambah abnormal Kecambah abnormal =
x 100 %
Jumlah contoh benih yang diuji c. Benih yang belum tumbuh Kriteria ini ditujukan untuk benih-benih yang belum berkecambah setelah jangka waktu pengujian yang telah ditentukan. Perhitungan persentase benih yang belum tumbuh sebagai berikut : Jumlah benih yang belum tumbuh Benih yang belum tumbuh =
x 100% Jumlah contoh benih yang diuji
Universitas Sumatera Utara
Indeks Vigor Indeks vigor (IV) dihitung berdasarkan rumus L. O. Copeland (1977) dalam Kartasapoetra (2003) : IV = G1 + G2 + G3 + .... + Gn D1 D2 D3 Dn Keterangan : IV
:
Indeks Vigor
G
:
Jumlah benih yang berkecambah pada hari tertentu
D
:
Waktu yang bersesuaian dengan G
n
:
Jumlah hari pada perhitungan terakhir
Bobot Segar Kecambah (g) Bobot segar kecambah (g) diperoleh dengan cara menimbang masingmasing kecambah normal setiap perlakuan pada hari ke 30 dengan menggunakan timbangan analitik. Kecambah yang digunakan masih dalam keadaan segar dan bersih dari pasir yang melekat. Bobot Kering Kecambah (g) Bobot kering kecambah (g) diperoleh dengan cara menimbang berat kering masing-masing kecambah normal pada perlakuan yang telah dimasukkan ke dalam oven 1000 C selama 24 jam sampai berat kecambah konstan. Sebelum dimasukkan ke dalam oven, terlebih dahulu kecambah dibersihkan dari pasir yang melekat
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengamatan dan analisis data yang dilakukan, diperoleh bahwa perlakuan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan, kecambah normal, benih yang belum tumbuh,indeks vigor, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah. Perlakuan konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap kadar air benih, laju perkecambahan, indeks vigor, dan bobot kering kecambah. Interaksi antara perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan. Kadar Air Benih Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 15 dan 16 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air benih. Konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter kadar air benih dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air benih. Rataan kadar air benih pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kadar air benih pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa Konsentrasi Air Kelapa
Konsentrasi KNO3
N0 N1 N2 N3 N4 ………..…………………………………………….%........................................ 26,257 28,018 29,825 30,677 31,392 M0
Rataan 29,234
M1
26,725
28,559
30,526
30,932
31,965
29,741
M2
27,005
28,829
30,789
31,094
32,213
29,986
M3
27,286
29,099
31,053
31,524
32,459
30,284
26,818 d
28,626 c
30,548 c
31,057 b
32,008 a 29,811
Rataan Keterangan:
Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi air kelapa diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 32% yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Grafik hubungan kadar air benih dengan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Gambar 1. 35 34 Kadar Air benih (%)
33 32 31 30 y = 5,123x + 27,24 r = 0,974
29 28 27 26 25 0,00
0,25 25
0,50 50
0,75 75
1,00 100
Konsentrasi Air Kelapa (%) Gambar 1.
Grafik hubungan kadar air benih dengan konsentrasi air kelapa
Gambar 1 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara kadar air benih
dengan konsentrasi air kelapa. Hal ini menunjukkan semakin tinggi
konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi kadar air benih pepaya. Uji Daya Kecambah Kecambah Normal Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 3 dan 4 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap kecambah normal. Konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap parameter
Universitas Sumatera Utara
kecambah normal dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap kecambah normal. Rataan kecambah normal pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kecambah normal pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa Konsentrasi KNO3
Konsentrasi Air Kelapa N0 N1 N2 N3 N4 ………………………………….%....................................... 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
M0 M1 M2 M3 Rataan Keterangan:
0,00 0,00 0,03 0,07 0,02
0,03 0,00 0,03 0,07 0,03
0,00 0,07 0,08 0,07 0,06
0,01 0,11 0,04 0,06 0,06
Rataan
0,01 c 0,04 b 0,04 b 0,05 a 0,03
Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%
Tabel 2 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,05 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Grafik hubungan kecambah normal dengan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Gambar 2.
Kecambah Normal (%)
0,06 0,05
ŷ = 0,533x + 0,013 r = 0,933
0,04 0,03 0,02 0,01 0,00 0,00
2,5 0,03
5,0 0,05
7,5 0,08
Konsentrasi KNO3 (%) Gambar 2.
Grafik hubungan kecambah normal dengan konsentrasi KNO3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara kecambah normal dengan KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi kecambah normal pepaya. Kecambah Abnormal Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 5 dan 6 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap kecambah abnormal. Konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap parameter kecambah abnormal dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap kecambah normal. Rataan kecambah abnormal pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kecambah abnormal pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa Konsentrasi Air Kelapa Konsentrasi Rataan KNO3 N0 N1 N2 N3 N4 ………………………………….%.......................................
M0 M1 M2 M3 Rataan
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,01 0,00
0,000 0,000 0,000 0,003 0,001
Tabel 3 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,003. Benih yang Belum Tumbuh Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 7 dan 8 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap benih yang belum tumbuh. Konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap
Universitas Sumatera Utara
parameter benih yang belum tumbuh dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap benih yang belum tumbuh. Rataan benih yang belum tumbuh pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Benih yang belum tumbuh pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa Konsentrasi Air Kelapa Konsentrasi Rataan KNO3 N0 N1 N2 N3 N4 ………………………………….%......................................
M0 M1 M2 M3 Rataan Keterangan:
1,67 1,67 1,67 1,67 1,67
1,67 1,67 1,64 1,60 1,64
1,64 1,67 1,64 1,60 1,64
1,67 1,60 1,58 1,58 1,61
1,65 1,60 1,60 1,64 1,62
1,66 a 1,64 b 1,63 b 1,62 c 1,63
Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%
Tabel 4 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M0 (konsentrasi 0%) yaitu 1,66 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Grafik hubungan benih yang belum tumbuh dengan konsentrasi KNO3
Benih Belum Tumbuh (%)
dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.
1,670 1,660 1,650 1,640 1,630 1,620 1,610 1,600 1,590 0,00
ŷ = -0,555x + 1,655 r = 0,984
0,03 0,05 2,5 5,0 Konsentrasi KNO3 (%)
0,08 7,5
Grafik hubungan benih yang belum tumbuh dengan konsentrasi KNO3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 menunjukkan terdapat hubungan linier negatif antara bibit yang belum tumbuh dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin rendah benih pepaya yang belum tumbuh. Laju Perkecambahan Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 1 dan 2 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter laju perkecambahan dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap laju perkecambahan. Rataan laju perkecambahan pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Laju perkecambahan pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa Konsentrasi KNO3 M0 M1 M2 M3 Rataan Keterangan:
Konsentrasi Air Kelapa N0 N1 N2 N3 N4 …………………………………….hari..................................... 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 d
0,00 0,00 0,27 0,48 0,19 c
0,22 0,00 0,21 0,42 0,21 c
0,00 0,56 0,59 0,48 0,41 b
0,09 0,71 0,46 0,51 0,44 a
Rataan
0,06 c 0,25 bc 0,31 ab 0,38 a 0,25
Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%
Tabel 5 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,38 hari yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan M2 (konsentrasi 5,0%) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Pada perlakuan konsentrasi air kelapa diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,44 hari yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Grafik hubungan laju perkecambahan dengan konsentrasi KNO3 dapat
Laju Perkecambahan (hari)
dilihat pada Gambar 4. 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,0 0,00
ŷ = 4,010x + 0,100 r = 0,954 0,03 2,5
0,05 5,0
0,08 7,5
Konsentrasi KNO3 (%) Gambar 4.
Grafik hubungan laju perkecambahan dengan konsentrasi KNO3
Gambar 4 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara laju perkecambahan dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin tinggi laju perkecambahan benih pepaya. Grafik hubungan laju perkecambahan dengan konsentrasi air kelapa dapat
Laju perkecambahan (hari)
dilihat pada Gambar 5. 0,50 y = 0,004x + 0,029 R² = 0,941
0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 0
Gambar 5.
25 50 75 Konsentrasi air kelapa (%)
100
Grafik hubungan laju perkecambahan dengan konsentrasi air kelapa
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara laju perkecambahan dengan konsentrasi air kelapa.Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi laju perkecambahan benih pepaya. Indeks Vigor Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 9 dan 10 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap indeks vigor. konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter indeks vigor dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap indeks vigor. Rataan indeks vigor pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Indeks vigor pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3dan konsentrasi air kelapa Konsentrasi KNO3 M0 M1 M2 M3 Rataan Keterangan:
Konsentrasi Air Kelapa N0 N1 N2 N3 N4 ……………………………………………….%.......................................
Rataan
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,03 0,11
0,04 0,00 0,04 0,13
0,00 0,10 0,13 0,11
0,02 0,20 0,12 0,11
0,01 c 0,06 b 0,07 b 0,09 a
0,00 d
0,04 c
0,05 c
0,09 b
0,11 a
0,06
Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%
Tabel 6 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,09 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan konsentrasi air kelapa diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,11 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Grafik hubungan indeks vigor dengan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada
Indeks Vigor
Gambar 6.
Gambar 6.
0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0,00 0,00
ŷ = 0,986x + 0,020 r = 0,956
0,03 0,05 2,5 5,0 Konsentrasi KNO3 (%)
0,08 7,5
Grafik hubungan indeks vigor dengan konsentrasi KNO3
Gambar 6 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara indeks vigor dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin tinggi indeks vigor benih pepaya. Grafik hubungan indeks vigor dengan konsentrasi air kelapa dapat dilihat
Indeks Vigor
pada Gambar 7. 0,12 0,10 0,08 0,06 0,04 0,02 0,00 0,00
ŷ = 0,109x + 0,002 r = 0,994
0,25 25
0,50 50
0,75 75
100 1,00
Konsentrasi Air Kelapa (%) Gambar 7.
Grafik hubungan indeks vigor dengan konsentrasi air kelapa
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara indeks vigor dengan konsentrasi air kelapa. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi indeks vigor benih pepaya. Bobot Segar Kecambah Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada lampiran 11 dan `12 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap bobot segar kecambah. Konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot segar kecambah dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot segar kecambah. Rataan bobot segar kecambah pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Bobot segar kecambah pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa Konsentrasi KNO3
M0 M1 M2 M3 Rataan Keterangan:
Konsentrasi Air Kelapa N0 N1 N2 N3 N4 ...........………………………………….%..................................
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,03 0,15 0,05
0,08 0,00 0,05 0,13 0,06
0,00 0,06 0,18 0,10 0,08
0,02 0,12 0,12 0,14 0,10
Rataan
0,02 b 0,03 b 0,08 a 0,10 a 0,06
Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%
Tabel 7 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,10 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan M2 (konsentrasi 5,0%) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Grafik hubungan bobot segar kecambah dengan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Gambar 8.
Universitas Sumatera Utara
Bobot segar kecambah (%)
0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0,00 0,00
ŷ = 1,161x + 0,015 r = 0,985
0,03 2,5
0,05 5,0
0,08 7,5
Konsentrasi KNO3 (%) Gambar 8.
Grafik hubungan bobot segar kecambah dengan konsentrasi KNO3
Gambar 8 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara bobot segar kecambah dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin tinggi bobot segar kecambah pepaya. Bobot Kering Kecambah Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada lampiran 13 dan 14 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap bobot kering kecambah. konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering kecambah dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering kecambah. Rataan bobot kering kecambah pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Bobot kering kecambah pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa Konsentrasi KNO3
M0 M1 M2 M3 Rataan Keterangan:
Konsentrasi Air Kelapa
Rataan
N0 N1 N2 N3 N4 …………………………………………..……..%..................................
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 d
0,00 0,00 0,02 0,08 0,03 cd
0,04 0,00 0,02 0,05 0,03 bc
0,00 0,03 0,08 0,05 0,04 b
0,00 0,05 0,05 0,23 0,08 a
0,01 c 0,02 b 0,04 b 0,08 a 0,04
Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%
Tabel 8.menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,08 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan konsentrasi air kelapa diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,08 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Grafik hubungan bobot kering kecambah dengan konsentrasi KNO3 dapat
Bobot kering kecambah (g)
dilihat pada Gambar 9. 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0,00 0,00
ŷ = 0,962x - 0,000 r = 0,941
0,03 2,5
0,05 5,0
0,08 7,5
Konsentrasi KNO3 (%) Gambar 9.
Grafik hubungan bobot kering kecambah dengan konsentrasi KNO3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara bobot kering kecambah dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin tinggi bobot kering kecambah pepaya. Grafik hubungan bobot kering kecambah dengan konsentrasi air kelapa
Bobot kering kecambah (g)
dapat dilihat pada Gambar 10. 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0,00 0,00
ŷ = 0,072x - 0,001 r = 0,938
0,25 25
0,50 50
0,75 75
1,00 100
Konsentrasi Air Kelapa (%) Gambar 10.
Grafik hubungan bobot kering kecambah dengan konsentrasi air kelapa
Gambar 10 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara bobot kering kecambah dengan konsentrasi air kelapa. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi bobot kering kecambah pepaya. Pembahasan Pemberian KNO3 pada uji viabilitas benih pepaya (Carica papaya L) Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan, kecambah normal, benih yang belum tumbuh,indeks vigor, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah.
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan benih pepaya dengan rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan M3 (konsentrasi 5,0%) yaitu 0,38 hari dan rataan terendah pada perlakuan M0 (konsentrasi 0%) yaitu 0,06 hari. Hal ini dikarenakan pemberian KNO3 berperan merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Hal ini sesuai dengan pernyataan Faustina et al (2011) yang menyatakan KNO3 berfungs iuntuk meningkatkan aktifitas hormone pertumbuhan pada benih dan menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi.Pengaruh KNO3 yang ditimbulkan ditentukan oleh besar kecil konsentrasinya.Perlakuan awal dengan larutan KNO3 berperan merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan. Pada parameter uji daya kecambah (kecambah normal) diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,05 dan terendah pada perlakuan M0 (konsentrasi 0%) yaitu 0,01. Hal ini disebabkan pemberian cairan kimia berupa KNO3 efektif mematahkan dormansi. Semakin tinggi konsentrasi KNO3 yang diberikan maka semakin efektif pematahan dormansi benih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Faustina et al (2011) yang menyatakan bahwa salah satu larutan kimia untuk mematahkan dormansi adalah KNO3, larutan KNO3 juga sudah teruji efektif mematahkan dormansi beberapa benih tanaman, antara lain padi dan aren. KNO3 berfungsi untuk meningkatkan aktifitas hormone pertumbuhan pada benih dan menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi.Pengaruh KNO3 yang ditimbulkan ditentukan oleh besar kecil konsentrasinya.Perlakuan awal dengan larutan KNO3 berperan
Universitas Sumatera Utara
merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan. Perlakuan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap uji daya kecambah (benih yang belum tumbuh) dengan rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan M0 (Konsentrasi 0%) yaitu 1,66 dan terendah pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 1,62. Hal ini dapat terlihat bahwa benih lebih banyak tumbuh pada benih yang diberi perlakuan konsentrasi KNO3. Hal ini sesuai dengan pernyataan Faustina et al (2011) yang menyatakan bahwa metode pematahan dormansi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan cara mekanis, fisik maupun kimia. Metode kimia dapat dikatakan metode yang paling praktis karena hanya dilakukan dengan mencampurkan cairan kimia dengan biji. Pada parameter indeks vigor diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,09 dan terendah pada perlakuan M0 (Konsentrasi 0%) yaitu 0,01. Hal ini dikarenakan pemberian KNO3 efektif mempercepat perkecambahan benih dan mempercepat penerimaan benih terhadap O2. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jain (2008) yang menyatakan bahwa dormansi dapat diatasi dengan penggunaan zat kimia dalam perangsangan perkecambahan benih, dengan bahan kimia misalnya: KNO3 sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat penerimaan benih akan O2, melunakkan kulit biji. Konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap parameter bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah. Dari data pengamatan bobot segar kecambah, dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,10 g dan terendah pada perlakuan M0 (konsentrasi 0%) yaitu 0,02 g.
Universitas Sumatera Utara
Pada parameter bobot kering kecambah, dapat dilihat bahwa rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,08 g dan rataan terendah pada perlakuan M0 (konsentrasi 0%) yaitu 0,01 g. Hal ini dikarenakan pemberian KNO3 meningkatkan aktifitas hormone pertumbuhan pada benih dan menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi dan larutan KNO3 berperan merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Faustina et al (2011) yang menyatakan bahwa KNO3 berfungsi untuk meningkatkan aktifitas hormone pertumbuhan pada benih dan menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Pengaruh KNO3 yang ditimbulkan ditentukan oleh besar kecil konsentrasinya. Perlakuan awal dengan larutan KNO3 berperan merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan. Pemberian air kelapa pada uji viabilitas benih pepaya (Carica papaya L) Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap kadar air benih, laju perkecambahan, indeks vigor, dan bobot kering kecambah. Pada parameter kadar air benih diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 32 % dan terendah pada perlakuan N0 (konsentrasi 0%) yaitu 26%. Hal ini disebabkan air kelapa mengandung zat hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yunita (2011) yang menyatakan bahwa Air kelapa
Universitas Sumatera Utara
mengandung zat hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung senyawa organik seperti vitamin C, vitamin B, hormon auksin, giberelin dan sitokinin 5,8 mg/L. Air kelapa muda juga mengandung air, protein, karbohidrat, mineral, vitamin, sedikit lemak, Ca dan P. Konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan benih pepaya dengan rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,44 hari dan rataan terendah pada perlakuan N0 (konsentrasi 0%) yaitu 0 hari. Hal ini dikarenakan pemberian air kelapa dengan konsentrasi 100% dapat menghasilkan persentase perkecambahan yang tinggi dan persentase kecepatan tumbuh yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hedty et al (2014) yang menyatakan bahwa Perendaman biji kopi dengan air kelapa menghasilkan persentase perkecambahan yang tinggi dan persentase kecepatan tumbuh yang tinggi pula. Peningkatan konsentrasi air kelapa dari 0%, 60%, 80%, dan 100% secara linear juga meningkatkan persentase perkecambahan. Pada parameter indeks vigor diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,11 dan terendah pada perlakuan N0 (konsentrasi 0%) yaitu 0. Hal ini dikarenakan air kelapa muda adalah salah satu zat pengatur tumbuh yang mengandung auksin dan sitokinin yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fanesa (2011) yang menyatakan bahwa air kelapa muda adalah salah satu zat pengatur tumbuh yang mengandung auksin dan sitokinin yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Menurut penelitian Fahmi (2008), air
Universitas Sumatera Utara
kelapa muda 25% merupakan zat pengatur tumbuh yang tepat dan terbaik yang dapat merangsang pertumbuhan tunas dasar buah nenas Konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering kecambah.Pada parameter bobot kering kecambah, dapat dilihat bahwa rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,08 g dan rataan terendah pada perlakuan N0 (konsentrasi 0%) yaitu 0 g. Hal ini dikarenakan air kelapa mengandung senyawa-senyawa organik yang dapat mempercepat perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yunita (2011) yang menyatakan bahwa air kelapa mengandung zat hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung senyawa organik seperti vitamin C, vitamin B, hormon auksin, giberelin dan sitokinin 5,8 mg/L. Air kelapa muda juga mengandung air, protein, karbohidrat, mineral, vitamin, sedikit lemak, Ca dan P. Interaksi antara pemberian KNO3 dan air kelapa pada uji viabilitas benih pepaya (Carica papaya L) Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua faktor perlakuan memberikan respon masing-masing sebagai faktor tunggal tanpa adanya interaksi. Bila interaksinya tidak nyata, maka disimpulkan bahwa faktor-faktornya bertindak bebas satu sama lain. Hal ini didukung oleh (Sujarwati dan Santoso 2004) yang menyatakan bahwa perendaman biji dalam larutan kalium nitrat (KNO3) 0 %, 0,15%, 0.30% dan 0.45% selama 2 jam adalah biji dianggap sudah menyerap
Universitas Sumatera Utara
konsentrasi larutan tersebut dan untuk mengantisipasi biji agar tidak terjadi plasmolisis yaitu runtuhnya dinding sel akibat dari perendaman yg terlalu banyak. (Sujarwati dan Santosa 2004).
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Konsentrasi KNO3 yang melepaskan kulit aril berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan, kecambah normal, benih yang belum tumbuh, indeks vigor, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah. 2. konsentrasi Air kelapa berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih yaitu kadar air benih, laju perkecambahan, indeks vigor, dan bobot kering kecambah. 3. Interaksi antara perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan. Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dalam uji viabilitas benih pepaya sehingga dicapai viabilitas yang maksimal dengan menentukan konsentrasi KNO3 yang tepat dan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi laju perkecambahan benih pepaya dan lama perendaman yang sesuai untuk benih tersebut.
Universitas Sumatera Utara