BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Komunikasi antarpribadi merupakan proses pertukaran informasi yang dianggap paling efektif dan prosesnya dapat dilakukan dengan cara sangat sederhana. Komunikasi antarpribadi merupakan pertemuan paling sedikit dua orang yang bertujuan untuk memberikan pesan dan informasi secara langsung. Salah satu bentuk pendekatan untuk mengetahui komunikasi antarpribadi yakni pendekatan dari karakteristik komunikasi antarpribadi menurut Devito, dilihat dari sudut pandang humanistik yang dibagi dalam lima kualitas umum yaitu tentang keterbukaan, empati, sikap mendukung, rasa positip, dan kesetaraan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi antarpribadi petugas asuransi terhadap calon nasabah dalam pemasaran produk jasa asuransi di Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance menggunakan pendekatan komunikasi antarpribadi dari sudut pandang humanistik Joseph A. Devito sebagai berikut, yakni (1) karakteristik keterbukaan, dimana petugas asuransi belum secara terbuka memberikan informasi kepada calon nasabah, namun petugas asuransi sudah secara jujur menjawab setiap pertanyaan yang datang, dan petugas selaku komunikator bertanggungjawab atas informasi yang diberikan. Perlu diketahui bahwa terbuka tidak sama dengan jujur. Orang yang terbuka belum tentu orang tersebut jujur. (2) Karakteristik empati, dimana komunikator/ petugas asuransi belum dapat menahan godaan ketika melakukan komunikasi antarpribadi. Namun petugas/ komunikator dapat berusaha mengenal komunikan/ calon nasabah dengan baik. Menggali informasi tentang kebutuhan-kebutuhan dari komunikan/ calon nasabah menjadi suatu
cara untuk mengenal lebih dalam dengan komunikan. Hal tentang menggali informasi tentang calon nasabah tersebut, kemudian dapat membawa hal positip dimana petugas/ komunikator dapat merasakan apa yang dirasakan oleh komunikan/ calon nasabah. (3) Karakteristik sikap mendukung, dimana komunikator/ petugas asuransi sudah memiliki sifat deskriptif ketika melakukan komunikasi antarpibadi, namun tidak hanya sikap deskriptif yang dibutuhkan sebagai bentuk dukungan terhadap calon nasabah. Sikap spontan dan profesionalisme juga menjadi hal penting terutama untuk menjelaskan sikap mendukung seorang petugas/ komunikator terhadap calon nasabah, dan dapat disimpulkan bahwa beberapa petugas yang belum memiliki sikap spontan dan profesionalisme, (4) karakteristik sikap positip, dimana ada petugas yang sudah mampu menciptakan rasa positip, namun ada juga petugas yang belum mampu menciptakan rasa positip tersebut terutama saat melakukan komunikasi antarpribadi. Dan (5) karakteristik kesetaraan, dimana ada petugas yang sudah dengan baik menunjukan etika yang baik dalam berkomunikasi, namun ada petugas lain yang belum menunjukan sikap tersebut dalam berkomunikasi, terutama saat berhadapan dengan calon nasabah.
6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberi beberapa saran/masukan sebagai bagian dari usaha mencari jalan keluar agar komunikasi antarpribadi petugas asuransi terhadap calon nasabah dapat berjalan efektif dan efisien, yaitu : 1. Petugas asuransi memperhatikan keterbukaan dalam memberikan informasi kepada calon nasabah saat sedang melakukan komunikasi. Antara lain mempertahankan sifat jujur saat berkomunikasi, serta mempertahankan sifat bertanggungjawab atas semua informasi yang telah diberikan.
2. Petugas asuransi diharapkan berusaha mempertahankan sifat membuka diri agar dapat merasakan apa yang dirasakan oleh calon nasabah. 3. Petugas asuransi disarankan dapat mempertahankan sifat deskriptif terutama usaha untuk tidak mengevaluasi yang bernada positip, dan tidak menggurui saat berkomunikasi dengan calon nasabah. Memperbaiki sifat spontanitas (sikap terus terang dan terbuka terhadap calon nasabah) dan profesionalisme (bersedia mendengarkan pandangan dari calon nasabah). 4. Berusaha memiliki rasa positip ketika sedang melakukan komunikasi antarpribadi dengan calon nasabah. 5. Petugas asuransi diharapkan mampu memiliki sifat kesetaraan/ kesamaan ketika sedang melakukan komunikasi antarpribadi dengan calon nasabah, agar komunikasi berjalan efektif. 6. Disarankan bagi Pimpinan Perusahaan Jasa Asuransi di Agency Flobamora Kupang authorized by PT. Prudential Life Assurance, agar dapat menerima hasil penelitian ini sebagai salah satu bentuk perhatian terutama cara berkomunikasi petugas asuransi dengan calon nasabah. Mungkin dengan lebih banyak memberikan pelatihan/ training terhadap petugas asuransi dengan berpegang pada teori komunikasi antarpribadi dari sudut pandang humanistik Joseph A. Devito, karena peran komunikasi antarpribadi sangatlah penting untuk berkomunikasi dengan calon nasabah dalam memasarkan produk jasa asuransi.
DAFTAR PUSTAKA
Amron. Manajemen Pemasaran (Surety Bonds). Cetakan pertama, Bumi Aksara, Jakarta, 2013. Darmawi, Herman. Manajemen Asuransi. Bumi Aksara, Jakarta, 2001. Devito, Joseph A. Komunikasi AntarManusia. Edisi Kelima, Terjemahan Ahli Bahasa Ir. Agus Maulana M.S.M, Karisma Publishing Group, Pondok Gede, Tanggerang Selatan, 2011. Harapan, Edi dan Syarwani A. Komunikasi Antarpribadi (Perilaku Insana Dalam Organisasi Pendidikan). Cetakan 1, Divisi buku perguruan tinggi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014. Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Group. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013.
Iriantara, Yosal & Usep Syarifudin. Komunikasi Pendidikan. Cetakan Pertama, Rosdakarya, Bandung 2013. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta, 2009. Kriyantono Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Fajar Interpratama offset. Jakarta. 2006. Liliweri, Alo. Perspektif Teoritis, Komunikasi Antarpribadi. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991. .................... Komunikasi Antarpribadi. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005 .............................. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013 Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. ......................................... Kamus Komunikasi. Mandar Maju, Bandung 1989. Richard Lewis. Komunikasi Bisnis Lintas Budaya. Cetakan kedua, Rosdakarya, Bandung, 2005. Supratiknya. Komunikasi Antarpribadi (Tinjauan Psikologi). Yogyakarta, 1995. Kamus : Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.
Non-Publikasi : Angkasa, Gaudensio. Komunikasi Persuasif. Materi Kuliah Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas ISIP UNWIRA Kupang, 2012. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia. Standar Praktik dan Kode Etik Tenaga Pemasar Asuransi Jiwa. Jakarta, 2012. Darus Antonius. Metode Penelitian Sosial. Bahan Ajar Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas ISIP UNWIRA Kupang, 2011. ............................. MetodePenelitian Komunikasi II. Bahan Ajar Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas ISIP UNWIRA Kupang, 2012. Empi Yanmus Bolang. Komunikasi Antarpribadi Petugas Lapas Dengan Narapidana Dalam Program Pembinaan Lepribadian Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Kupang. Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Unwira Kupang, 2008.
PT. Prudential Life Assurance. Prufast start. Jakarta, 2004. Saku Bouk. Etika Komunikasi (Perspektif Ilmu Komunikasi). Diklat Kuliah, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas ISIP UNWIRA Kupang, 2011.