BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Berdasarkan atas data dan temuan penelitian yang telah diuraikan dalam Bab di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Mekanisme perencanaan mengacu pada Pola Kerja dan Garis Besar Program Kerja. Majelis Perguruan sangat berperan dan menentukan dalam perencanaan, dengan melibatkan Ketua Bagian dengan para Asisten Bidang, pamong dan staf Tata Usaha, sedangkan Komite Sekolah dan orang tua siswa belum dilibatkan. 2. Pengorganisasian Bagian Taman Madya berbentuk lini dan tetap mendasarkan diri pada asas kekeluargaan dan demokratis serta menghargai pengurus yang lebih senior. Adanya pembagian tugas yang jelas antara Majelis Harian Perguruan Cabang dengan pelaksana di Bagian Taman Madya yaitu urusan umum seperti penerimaan siswa baru, karyawan, ketenagakerjaan, sarana dan prasarana di tangani oleh Majelis Harian Perguruan Cabang dan urusan khusus bidang pendidikan menjadi tanggung jawab Bagian Taman Madya. 3. Pelaksanaan program kegiatan secara otonom dan keuangan secara sentralistik oleh Majelis Harian Perguruan Cabang. Pelaksanaan Program
Kerja Taman Madya jangka pendek dapat dilaksanakan seluruhnya dan pelaksanaan jangka menengah dan jangka panjang yang belum terlaksana adalah peningkatan dana kesejahteraan, pembenahan lingkungan sekolah, peningkatan kepercayaan masyarakat, peningkatan jumlah siswa dan peningkatan sarana dan prasarana sekolah. Pelaksanaan program kegiatan di Bagian Taman Madya seluruhnya dibiayai oleh Perguruan, kecuali programprogram yang dirancang oleh pemerintah dibebankan pada orang tua siswa. Pengelolaan keuangan masih terpusat (sentralistik) dikelola oleh pengurus Majelis Harian Perguruan Cabang. 4. Pengawasan dan evaluasi dilaksanakan oleh Ketua Bagian, Pengurus Majelis Harian Perguruan Cabang dan Pengawas Sekolah eksternal. 5. Prinsip dasar dan asas Tamansiswa serta Tri Pusat Pendidikan ajaran Ki Hadjar Dewantara masih menjadi pedoman pelaksanaan manajemen sekolah di Perguruan Tamansiswa Cabang Teluk Betung dan khususnya di Bagian Taman Madya. 6. Keikhlasan, dedikasi dan loyalitas pelaksana di Perguruan Tamansiswa Cabang Teluk Betung, pemahaman pelaksanaan Prinsip Dasar Tamansiswa dan Tri Pusat Pendidikan menjadi kunci sukses agar tetap eksis Perguruan Tamansiswa pada umumnya dan khususnya Bagian Taman Madya. 6.2 Implikasi Penelitian Fokus penelitian ini adalah proses manajemen yang meliputi fungsi manajemen dalam pengelolaan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pada Bagian Taman Madya di Perguruan Tamansiswa Cabang Teluk Betung. Majelis Harian Cabang
mempunyai peran yang besar dan menentukan dalam pengelolaan manajemen di Bagian Taman Madya yaitu bidang perencanaan program kerja, penerimaan siswa, keuangan, ketenagakerjaan, sarana dan prasarana perguruan sekolah, pengawasan pengelolaan pendidikan dan evaluasi pelaksanaan pendidikan di bagian/satuan pendidikan. Pengelolaan secara sentralistik di Perguruan Tamansiswa, Bagian Taman Madya sebagai satuan pendidikan tidak memiliki kewenangan untuk memajukan sekolah mengingat kebijakan tergantung pada Majelis Perguruan Tamansiswa, sehingga dari sisi manajemen hanya sebagai pelaksana suatu organisasi satuan pendidikan. Kewenangan mengangkat pamong dan karyawan serta kebijaksanaan menerima siswa berada di Majelis Perguruan Tamansiswa. Pengelolaan keuangan Bagian/sekolah juga tidak memiliki kewenangan, sehingga kebijakan penggunaan dana pendidikan dan pemberian nafkah diatur secara sentalistik. Keuntungan dari sistem ini bagi Taman Madya lebih berkonsentrasi pada bidang teknis, yaitu kegiatan belajar mengajar. Salah satu faktor Perguruan Tamansiswa dapat bertahan dan pelaksanaan pendidikan di Taman Madya dapat berjalan baik, hal ini karena para pamong dan pengurus mulai dari Ketua Bagian sampai dengan Asisten Bidang didasari bekerja secara ikhlas dan pengabdian untuk kemajuan Perguruan. Walaupun nafkah yang diterima ada yang belum memadai tapi loyalitas terhadap kelembagaan sangat tinggi dan yang bersangkutan hanya bekerja di perguruan Tamansiswa. Mengenai kekurangan penghasilan dapat dipenuhi dari penghasilan diluar Perguruan seperti mengelola toko atau warung sendiri, penghasilan isteri atau suami. Keikhlasan. rasa nyaman bekerja dan dedikasi serta loyal terhadap Perguruan menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan. Hal ini terbukti bahwa kelulusannya cukup baik walaupun disadari bahwa kualitas awal siswa yang masuk ke Taman Madya adalah sisa-sisa siswa yang tidak diterima di sekolah negeri. Metode pendidikan yang diterapkan, yaitu sistem Among masih dilaksanakan, asas kemandirian dan pelaksanaan Tri Pusat Pendidikan ajaran Ki Hadjar Dewantara masih layak dipertimbangkan dalam pengembangan pendidikan di Perguruan Tamansiswa. Berdasarkan uraian-uraian diatas implikasi dari penelitian ini adalah apabila perguruan Tamansiswa konsisten melaksanakan Prinsip Dasar Taman siswa dan Tri Pusat Pendidikan di masa depan Perguruan Tamansiswa Cabang Teluk Betung akan tetap eksis. Pola Kerja dan Garis Besar Program Lima Tahunan dan Perguruan Tamansiswa Cabang Teluk Betung dapat dilanjutkan sebagai acuan dalam pengelolaan pendidikan. 6.3 Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Kepada Majelis Harian Cabang dan Ketua Bagian Taman Madya : a) Dalam pengurusan perencanaan agar peranan Komite Sekolah dapat ditingkatkan sejak penyusunan Pola Kerja dan Program Kerja. Hal ini dapat dipahami bahwa Komite Sekolah sebagai mediasi antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Di Taman Madya Perguruan Tamansiswa Cabang Teluk Betung peranan Komite Sekolah dilaksanakan oleh Pengurus Majelis Harian Cabang. Selain pengelolaan secara sentralistik masih dapat dipertahankan dan memberikan tanggungjawab dan kewenangan kepada Ketua Bagian sebagai pimpinan
satuan pendidikan terutama dalam peningkatan dan pengangkatan professional pamong dan karyawan. b) Dedikasi, loyalitas dan keikhlasan para pelaksana Perguruan Tamansiswa agar tetap terpelihara dan dipertahankan dalam pengelolaan manajemen pendidikan. c) Upaya peningkatan kualitas pendidikan dengan menambah jam mata pelajaran Ketamansiswaan dari satu jam menjadi menjadi 2 jam seminggu. Mata pelajaran seni dan budaya serta mata pelajaran ektrakurikuler lainnya sudah memadai, hanya disarankan mata pelajaran untuk menumbuhkan motivasi belajar yang bekerjasama dengan lembaga Al-Qolam tidak hanya kelas XII yang akan mengikuti ujian nasional tapi juga kelas XI. 2. Kepada Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan disekolah swasta, khususnya di Perguruan Tamansiswa perlu dipertimbangkan dan dikaji lebih lanjut ajaran Ki Hadjar Dewantara tentang Prinsip Dasar dan asas Tamansiswa serta Tri Pusat Pendidikan untuk dapat diterapkan implementasinya.