BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dirumuskan beberapa kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, Pendidikan etika secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penalaran moral pada pengambilan keputusan akuntansi. Hal ini dibuktikan nilai signifikan sebesar 0,002 (p < 0,05). Besar nilai standardized beta 0,256 menunjukkan jika pendidikan etika memiliki pengaruh positif, artinya semakin meningkat pendidikan etika, maka semakin meningkat tingkat penalaran moral. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh Enyon et al. (1997) dan Woodbine et al. (2010) yang mengukur tingkat penalaran moral mahasiswa di Malaysia yang telah mengambil mata kuliah etika bisnis. Kedua, Religiosity secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penalaran moral pengambilan keputusan akuntansi, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,006. Pengaruh religiosity positif ditunjukkan dengan besar nilai standardized beta 0,238 dengan arah positif, dapat diartikan semakin tinggi religiosity maka tingkat penalaran moral semakin tinggi pula. Penelitihan ini mampu mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Al-ansari (2000) menemukan kemampuan penalaran etika mahasiswa muslim di Kuwait sangat dipengaruhi oleh agama mereka.
Penelitian lainnya oleh Woodbine and Chou (2000) menemukan mahasiswa bisnis muslim di kawasan Asia mengaplikasikan ajaran agama ketika menghadapi dilema etika. Banyak peneliti yang memberikan definisi mengenai religiosity (e.g. Ebaugh et al., 2006; Vitell et al., 2006). Berdasarkan pendekatan penelitian, Bloodgood et al. (2007) mendeskripsikan religiosity sebagai pemahaman, komitmen, dan mengikuti ajaran dari prinsip dan doktrin suatu agama. Ketiga, Performa akademik yang digambarkan dengan indeks prestasi mahasiswa secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat penalaran moral pada pengambilan keputusan akuntansi, hal ini dibuktikan nilai signifikansi sebesar 0,451 lebih besar dari 0,05. Namun, performa akademik memiliki pengaruh positif dengan nilai standardized beta sebesar 0,064 dengan arah positif. Ketidaksignifikanan bisa saja terjadi karena pencapaian performa akademik yang tidak etis. Melihat kasus-kasus yang ada di Indonesia maupun kasus akuntansi, performa akademik tidak berpengaruh secara signifikan pada pengambilan keputusan akuntansi.
5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tentunya tidak terlepas dari keterbatasan. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut. 1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri pendidikan etika, religiosity, dan performa akademik. Apabila akan ditelusuri lebih detail, terdapat variabel lainnya yang juga mempengaruhi tingkat penalaran moral. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi pendidikan etika, religiosity,
dan performa akademik hanya sebesar 12,8% dan sisanya sebesar 87,2% dipengaruhi faktor lain. 2. Penelitian ini menggunakan metode survei yang menggunakan instrumen kuesioner secara langsung dan melalui internet, terkadang peneliti juga tidak secara langsung medampingi responden dalam pengisian kuesioner, sehingga pertanyaan yang membingungkan tidak dapat ditanyakan secara langsung kepada peneliti. Hal ini mengakibatkan dimungkinkan adanya perbedaan persepsi antara peneliti dan responden, terutama jika responden tidak memahami petunjuk pengisian secara benar. 3. Sampel dalam penelitian ini ialah mahasiswa yang walaupun telah diinstruksikan untuk menjawab pertanyaan kuesioner sesuai dengan realita yang ada, muncul kemungkinan bahwa masih ada yang menjawab pertanyaan secara idealis karena malu ataupun kurangnya pengalaman dalam dunia kerja yang sebenarnya. 4. Kuesioner yang diberikan kepada responden juga sebatas pemahaman agama islam. Belum dapat digunakan secara universal untuk seluruh agama.
5.3 Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian yang ada, peneliti memberikan beberapa saran, yaitu: 1. Bagi fakultas dan universitas
Bagi
fakultas
dan
universitas
disarankan
memperhatikan
variabel
pendidikan etika, religiosity, dan performa akademik. Karena pendidikan etika berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan akuntansi, universitas harus lebih baik dalam memberikan pendidikan etika. Seperti menambahkan diskusi dan tanya jawab saat pelajaran sehingga mahasiswa akan lebih memahami tentang permasalahan dilema etika. Selain itu, religiosity juga harus diperhatikan. Universitas dapat memberikan wadah bagi semua mahasiswa memperdalam ilmu agamanya. Selain itu, mata kuliah agama semakin diperdalam dan dihubungkan dengan kasus-kasus etika sehingga mahasiswa lebih mudah untuk mengaplikasikan pengetahuan agamanya terhadap persoalan dilema etika. 2. Bagi mahasiswa akuntansi Semua mahasiswa akuntansi yang memeluk agama, disarankan agar lebih meningkatkan tingkat religiosity dengan rajin dan rutin mengikuti kajian, diskusi agama, maupun peribadatan di lingkungan kampus maupun di luar kampus. Mengikuti pendidikan etika dengan serius agar dapat menerapkan etika yang baik, karena etika untuk mahasiswa di dunia kerja kelak. Menambah wawasan seputar dunia kerja dengan berdiskusi bersama orang yang sudah berpengalaman atau mencari informasi tambahan melalui internet atau pun media cetak. 3. Penelitian selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan dan menggunakan variabel lainnya yang diduga juga dapat mempengaruhi tingkat penalaran moral,
seperti budaya. Menurut Jewe (2008) faktor budaya bisa mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat penalaran moral pada pengambilan keputusan akuntansi. Selain itu juga dapat mengembangkan instrumen penelitian yang dapat digeneralisasi untuk mengukur tingkat religosity sebagian besar agama.