Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
BAB IV YOUTH CENTER DI KEBUMEN YANG DIRENCANAKAN
Bab ini akan dikemukakan gambaran umum terkait Youth Center di Kebumen sesuai dengan tinjauan yang telah dipaparkan sebelumnya dan dibahas pula lingkup dan batasan yang diterapkan.Sehingga subtansi-subtansi terkait obyek dapat dikaitkan dan secara konkrit didapat pemahaman terkait perencanaan yang bersifat mengikat dalam aplikasinya pada konsep perancangan selanjutnya.
4.1
Gambaran Umum “ Youth Center Sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Remaja di Kebumen” Youth center sebagai wadah interaksi sosial remaja di Kebumen yang direncanakan adalah tempat pendidikan nonformal remaja (usia 15-22 tahun) di Kebumen untuk mengembangkan diri melalui kegiatan kegemaran mereka untuk mengembangkan minat dan bakat yang mereka miliki. Youth Center ini merupakan solusi untuk menyediakan ruang bagi remaja untuk mengisi kekosongan waktu luang mereka, mewadahi komunitas maupun even mereka agar lebih terarah dan bermanfaat. Youth center ini diadaptasikan ke dalam budaya indonesia menjadi Pusat Remaja dengan fungsinya sebagai tempat olahraga, latihan keterampilan dan kesenian, even remaja, ruang komunitas remaja, bimbingan dan konsultasi. Fasilitas ini diperuntukan bagi remaja yang merupakan penduduk atau yang berdomisili di Kota kebumen dan sekitarnya. Sebagai respon atas fenomena menurunnya kualitas remaja dalam bidang olahraga dan kesenian, minimnya fasilitas remaja dan potensi Remaja Kebumen yang perlu di wadahi.
Penelitian Tugas Akhir
IV-1
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.2
Landasan Hukum Landasan Hukum Yang Menjadi pertimbangan dibangunya Youth Center di Kebumen antara lain, 1. UU Nomor 2 tahun 1989 tentang pendidikan Nasional Indonesia bahwa pendidikan dilakukan melalui jalur sekolah dan pendidikan diluar jalur sekolah.ǀ Youth Center di Kebumen merupakan fasilitas pendidikan sosial nonformal yang menggunakan sistem berbasis kompetensi/ kemandirian 2. Peraturan Pemerintah no 73 tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah 3. Puskur Balitbang Depdiknas tahun 2003 tentang pelayanan bimbingan dan konseling sebagai pengambangan diri remaja 4. UU Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan bahwa pembangunan kepemudaan adalah proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan dengan kepemudaan. Usaha pembinaan remaja telah dilakukan oleh banyak pihak diantaranya adalah: a. Departemen Agama Pembinaan terutama menyangkut moral keagamaan seperti pengajian, pembinaan organisasi masjid, pelatihan bagi pengajar TPA, dll b. Departemen Tenaga Kerja Mengadakan prmbinaan keterampilan dan penyuluhan mengenai ketenagakerjaan. Pembinaan tersebut dilakukan didalam balai KLK(kursus latihan kerja) maupun secara berkeliling. Disamping itu juga memberikan bantuan peralatan kepada peserta khusus c. Departemen Kesehatan Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan seperti kesehatan reproduksi, kampanye AIDS, kampanye anti narkoba, pelatihan PMI d. KONI Mengadakan pembinaan dibidang olahraga secara teknik maupun organisasi, menyediakan fasilitas olahraga, mengadakan pertandingan-pertandingan olah raga.
Penelitian Tugas Akhir
IV-2
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.3
Tujuan “ Youth Center Sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Remaja di Kebumen” Tujuan dari Youth Center di Kebumen adalah mewujudkan bangunan sebagai tempat pendidikan sosial bagi remaja (usia 15-22 tahun) untuk mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan kegemaran yang menekankan pada psikologi remaja untuk menciptakan ruang yang nyaman dan mampu menstimulan kreativitas remaja.
4.4
Mengembangkan kreativitas remaja sesuai bakat dan minat yang mereka miliki
Alternatif solusi SDM di bidang olahraga dan seni
Menciptakan hubungan sosial yang sehat bagi remaja
Media pengenalan budaya lokal kepada remaja
Mencari bibit-bibit unggul dari remaja dalam bidang olahraga dan seni.
Fungsi “ Youth Center Sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Remaja di Kebumen” Fungsi dari Youth Center di Kebumen adalah:
Sebagai sarana pendidikan nonformal bagi remaja Youth Center sebagai wadah bagi kegiatan nonformal remaja, artinya remaja dapat mengembangkan minat dan bakat yang mereka miliki serta mengembangkan kreativitas dalam upaya pengaktualisasikan diri.
Sebagai wadah bersosialisasi bagi remaja Remaja membutuhkan ruang bersosial antar sesamanya untuk mengaktualisasikan dirinya, dan hal ini merupakan penting untuk pertumbuhan mental dan kejiwaan remaja dalam proses menuju dewasa. Namun hal tersebut menjadi persoalan tersendiri jika remaja tersebut berkumpul dan bersosial dengan dengan kelompok yang negatif dan mengarah ke tindakan yang negatif atau kriminal.
Penelitian Tugas Akhir
IV-3
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Youth center merupakan salah satu solusi untuk menyediakan wadah bagi remaja untuk memanfaatkan waktu luang dengan berkumpul dan bersosial untuk mengembangkan hal-hal yang positif dan berguna untuk masa depan mereka
Sebagai sarana hiburan dan rekreasi bagi remaja Youth center menjadi sarana hiburan, karena pada masa remaja sudah muncul minat rekreasi seperti halnya orang dewasa. Banyaknya kegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun di rumah dirasakan penting bagi remaja untuk memiliki sarana rekreasi, misalnya :permainan dan olahraga, santai, hobi, dll.
Sebagai sarana menyelenggarakan even remaja Even remaja yang cukup banyak sitiap tahunya namun belum adanya fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan tersebut sehingga penyelengaraanya seringkali brantakan, tempat seadanya dan peralatan seadanya pula. Dengan adanya Youth Center di Kebumen diharapkan mampu memfasilitasi kegiatan tersebut sehingga lebih maksimal dan teratur penyelenggaraanya.
Sebagai sarana pengenalan budaya lokal kepada remaja Budaya lokal merupakan warisan serta identitas bagi suatu daerah. Sehingga harus diwariskan dari generasi kegenerasi selanjutnya untuk menjaga eksistensinya. Kurangnya wadah pementasan ataupun tidak terwadahinya komunitas kesenian lokal tersebut membuat kesenian tersebut perlahan punah. Hal ini dikarenakan tidak mengertenya remaja luas terhadap kesenian itu dan juga tidak adanya wadah yang lebih besar bagi para komunitas untuk memperkenalkan budaya tersebut. Keberadaan Youth Center di Kebumen diharapkan mampu merangkul komunitas budaya lokal serta memberikan wadah untuk melakukan pementasan ataupun pagelaran untuk memperkenalkan kesenian lokal ini.
Penelitian Tugas Akhir
IV-4
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.5
Visi dan Misi Visi Youth Center ini berfungsi sebagai wadah pembinaan dan penyaluran minat dan bakat remaja dengan kegiatan edukatif maupun rekreatif sehingga diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas maupun meningkatkan sumber daya generasi muda menyongsong masa depan yang lebih baik. Misi -
Memberikan pembinaan karakter bagi remaja
-
Menyalurkan minat dan bakat bagi remaja dalam bidang olahraga dan kesenian serta hobi
-
Menyediakan wadah bagi pengembangan komunitas remaja
-
Memperkenalkan remaja kepada kesenian lokal dengan cara yang lebih menyenangkan
-
Mengembangkan kreativitas remaja dengan pendekatan terhadap psikologi remaja dalam kegiatan didalamnya maupun ruang tempat kegiatan itu.
-
4.6
Menaungi kegiatan maupun even remaja di Kebumen
Sasaran dan Skala Pelayanan
4.6.1 Sasaran Youth center yang direncanakan ditujukan bagi masyarakat umum khususnya bagi remaja mulai dari golongan menengah bawah hingga menengah atas usia 10-22 tahun. Sehingga sarana yang disediakan pada Youth Center ini diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh kalangan.
Penelitian Tugas Akhir
IV-5
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.6.2 Skala Pelayanan Ruang lingkup pelayanan Youth Center di Kebumen yang direncanakan adalah masyarakat (anak-anak) lokal di Kebumen pada Khususnya dan masyarakat (anak-anak) Indonesia pada umumnya.
4.7
Status dan Kelembagaan
4.7.1 Status Sebagai fasilitas kegiatan remaja yang dikelola oleh pemerintah yaitu Departemen Pendidikan Nasional bidang generasi muda, bersifat non formal dan non komersial 4.7.2 Kelembagaan Youth Center ini bersifat sosial, yang pengelolanya diserahkan kepada pemerintahan. Hubungan kelembagaan bersifat lintas sektoral, diantaranya: Departemen Pendidikan Nasional Dalam Negeri, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan dan Departemen Tenaga Kerja. 4.8
Kegiatan di Youth Center Kegiatan di Youth Center yang direncanakan didasarkan pada tinjaun dari potensi remaja yang ada di Kebumen pada pembahasan sebelumnya. 1. Kegiatan Utama
Wadah Kegiatan Olahraga Bola Voli Futsal Badminton Tenis Catur Basket Jogging
Wadah Kegiatan Kesenian Seni Tari Kontenporer Penelitian Tugas Akhir
IV-6
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Seni Musik Seni Drama Seni Rupa
Wadah Kegiatan Hobi Photografi Skearboarding BMC Film
Wadah Kegiatan Komunitas Komunitas Remaja Muslim Komunitas Kesenian Lokal Komunitas Remaja wiraswasta lainya
2. Kegiatan Penunjang
Wadah Kegiatan Konseling bagi remaja Seminar Penyuluhan Bimbingan
Wadah kegiatan pertunjukan dan pameran seni dan even remaja
Kegiatan perpustakaan
Kegiatan bazar remaja
3. Kegiatan Pengelola
Koordinasi segala kegiatan baik pada kegiatan utama maupun kegiatan penunjang
Mengadakan hubungan atau kerjasama dengan dinas-dinas yang berwenang
4. Kegiatan Service 4.9
Pelaku Kegiatan 1) Pengunjung Penelitian Tugas Akhir
IV-7
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Pengunjung Youth Center di Kebumen merupakan remaja lokal maupun dari luar Kebumen.
Pelajar (SMP, SMA dan yang sederajat)
Mahasiswa
2) Pelaku Kegiatan Pengelola Pengelola Kebumen Youth Center merupakan penyelenggara dan pengatur kegiatan manajemen dan administrasi yang diwadahi. Pengelola ini terdiri dari : 1. Dewan Komisaris 2. Direktur dibantu Wakil Direktur 3. Sekretaris 4. Kabag administrasi dan staff 5. Kabag HRD dan staff 6. Kabag Humas dan staff 7. Kabag operasional dan staff 8. Kabag promosi dan informasi 9. Kabag umum 3) Pelaku Kegiatan Penunjang Pelaku kegiatan penunjang adalah pengunjung umum yang ada Kebumen Youth Center yang direncanakan. 4) Pelaku Kegiatan Servis Pelaku kegiatan servis adalah karyawan maupun pengelola yang ada di Kebumen Youth Center yang direncanakan.
4.10 Pelaksanaan Kegiatan 1. Kegaiatan Olahraga Frekuensi kegiatan olahraga tiap klub disesuaikan dengan tingkat kebutuhanya. Umumnya dilaksanakan pada sore hari untuk memberikan kesempatan kepada remaja yang masih sekolah.
Penelitian Tugas Akhir
IV-8
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Fasilitas olahraga oleh klub-klub yang tercatat sesuai jadwal mereka, fasilitas olah raga dapat digunakan oleh remaja yang tidak tergabung dalam suatu klub dengan ijin pihak dari pengelola. 2. Kegiatan Kesenian Frekuensi latihan disesuaikan dengan frekuensi kebutuhan 3. Kegaiatan Hobi Frekuensi kegiatan dilakukan sesuai kebutuhan disela jadwal sekolah maupun kegiatan yang lain, biasanya sore hari saat hari biasa dan pagi sampai sore saat weekeed 4. Kegaiatan komunitas Kegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap komunitas yang ada.
4.11 Perancangan Objek Youth Center Bangunan Youth Center di Kebumen merupakan fasilitas yang diperuntukan bagi remaja minat dan bakatnya serta kreativitasnya. Pendekatan Psikologi Arsitektur merupakan langkah untuk menciptakan sebuah ruang yang mampu menstimulan kreativitas remaja serta nyaman berkegitan didalamnya. Dan juga mempengaruhi remaja ke arah yang diinginkan dan menghindarkan remaja kepada tindakan-tindakan negatif seperti vandalis dan hal lainnya. Dengan pendekatan terhadap psikologi remaja untuk bisa mengerti dan memahami karakter remaja serta kebiasan remaja dan juga perkembangan emosi remaja. Yang kemudian hal-hal tersebut dikaitankan dengan elemen-elemen arsitektur serta ilmu dan teori yang berkaitan untuk menghasilkan sebuah ruang yang diingikan. Secara
umum
remaja
mengaktualisasikan diri,
mempunyai
karakter
dinamis,
kecenderungan
untuk
selalu ingin tampil beda, terbuka terhadap hal baru, aktif,
atraktif, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut harus bisa ditransferkan kedalam bangunan maupun ruang sebagai wadah kegiatan mereka agar mereka bisa merasakan ruangan ini atau bangunan ini adalah mereka sehingga mereka nyaman dan bisa mengembangkan kreativitas dalam minat dan bakat mereka masing-masing. Kriteria dan aspek perancangan dijabarkan satu-persatu sebagai berikut: Penelitian Tugas Akhir
IV-9
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.11.1 Kriteria Lokasi dan Site lokasi dan site yang direncanakan adalah yang sesuai dengan RTRW yaitu berada didaerah Pendidikan dan Olahrga. Daerah ini merupakan pusat kota atau pusat pendidikan karena bangunan ini merupak pendukung faktor pendidikan yaitu pendidikan non formal Daerah perletakan site merupakan daerah yang strategis, mudah dijangkau, tidak tersembunyi dan berada pada daerah dengan sirkulasi tidak terlalu padat atau macet. Dan juga keberadaanya dekat dengan pusat remaja 4.11.2 Perencanaan Desain Bangunan a. Tata Letak Peruangan Penataan ruang direncanakan sesuai hubungan antar peruangan dan penzoningan kegiatan berdasarkan dengan prinsip desain Psikologi Arsitektur dengan pendekatan terhadap Psikologi Remaja yang dinamis dan keterbukaan terhadap hal baru. Penataan ruang yang direncanakan berupa ruang-ruang besar denagan sedikit penyekat dan adanya ruang komunal disetiap hubungan ruang. Ruang-ruang memaksimalkan penghawaan dan penjahayaan alami sehingga memperbanyak hubungan dengan ruang luar dan ruang hijau hal ini penting untuk mendekatkan remaja terhadap alam Bentuk tapak bangunan yang telah dirancang untuk memberikan kesempatan bagi ruangan berhubungan dengan ruang luar, tata letak ruang-ruang di dalam bangunan semestinya diatur menyesuaikan. Hal ini semakin kompleks karena diadakanya pola hubungan yang memungkinkan semua ruang terhubung dan saling melihat. b. Peruangan Tentang kondisi lingkungan yang dapat merangsang kreativitas dijelaskan oleh Hurlock (1999) bahwa lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas. Perkembangkan kreativitas remaja bukan hanya dipengaruhi oleh lingkungan psikis saja, tetapi lingkungan fisik juga memiliki andil yang cukup besar. Bagaimana seorang Penelitian Tugas Akhir
IV-10
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
remaja dapat bermain dan belajar dengan nyaman bila mereka harus berada dalam ruang yang sempit, pengap dan gelap. Atau bagaimana bisa tumbuh rasa ingin tahu seorang remaja bila ia selalu berhadapan dengan lingkungan yang “kosong”, “rapi” dan “steril”. Hal ini menjadi acuan utama dalam mendesain sebuah ruang untuk remaja, yaitu stimulan-stimulan untuk merangsang syaraf motorik untuk berkreativitas. Faktor yang menyatakan kondisi lingkungan yang dapat mengembangkan kreativitas ditandai dengan adanya ( Munandar, 2009): 1) Keamanan psikologis Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling berhubungan, yaitu: a) Menerima individu sebagaimana adanya
dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya. b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi eksternal (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.) c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan, pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut pandang mereka dan menerimanya.
2) Kebebasan psikologis Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.
Sesuai dengan kaidah diatas maka keamanan dan kebebasan psikologis menjadi kunci awal terciptanya sebuah ruang yang mampu menstimulan kreativitas penggunanya. Yang kemudian hal-hal yang mengenai psikologi pengguna kita transfer kedalam elemen arsitektur.Efek psikofisik terhadap psikologi manusia menjadi media untuk mentrasfer bentuk ruang yang diinginkan guna mampu mempengaruhi psikologi penggunanya. Efek penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan harus mampu mengahdirkan situasi atau keadaan sesuai dengan kaidah diatas. c. Massa Bangunan
Penelitian Tugas Akhir
IV-11
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Massa bangunan mencerminkan kesan pertama kali dari fungsi bangunan itu sendiri. Tempat yang formal dan nonformal akan tercerminkan dengan fungsi bangunan itu. Massa bangunan untuk desain Kebumen Youth center ini harus mampu mencerminkan sifat kegiatan atau fungsi didalamnya. Karakter remaja yang merupakan pengguna utama dari bangunan tersebut harus terwadahi dalam tata maupun gubahan massa bangunan agar lebih tertarik dan nyaman dalam berkegiatan didalamnya. Unsur dinamis, atraktif, dan ekspresif adalah hal yang perlu ditampilkan dalam penataan massa bangunan namun demikan sifat ramah terhadap lingkungan juga harus masuk dalam pertimbangan desain massa bangunan tersebut. d. Sirkulasi Bangunan Tali yang terlihat dan menghubungkan ruang-ruang dalam suatu bangunan atau tali yang menghubungkan deretan ruang dalam dan ruang luar secara bersama-sama (D.K. Chink,1973) .Sirkulasi direncanakan untuk dapat menjangkau semua banguna ataupun ruang denga zona yang berbeda-beda. Sirkulasi ini penting direncanakan secara baik sesuai kebutuhan kegiatan didalamnya. Sirkulasi yang direncanakan memiliki dua jenis tujuan: 1. Mempunyai maksud tertentu dan berorientasi ke tempat tujuan, lebih bersifat langsung. Sirkulasi ini menggunakan jalan tercepat untuk mencapai tujuan lokasi. Sistem
ini
akan
diterapkan
pada
hubungan
ruang-ruang
tertentu
yang
membutuhkanya. 2. Bersifat rekreasi dengan waktu yang tidak menjadi batasan. Kenyamanan dan kenikmatan lebih diutamakan. Hal ini akan diterakpan pada bagian-bagian tertentu dimana remaja sebagai penggunanya akan merasa nyamna dan mengalami hal- hal yang baru didalamnya. Sehingga dalam merancang sirkulasi ini perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
Aspek estetis yang dapat menimbulkan aspek emosional
Perencanaan yang lebih baik pada tingkat keamanan Penelitian Tugas Akhir
IV-12
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Pencapaian kedalam menyebabkan penerima bangunan secara keseluruahan akan , menarik, menyenangkan, mengejutkan
Pola sirkulasi yang akan dipakai dalam bangunan ini adalah pola campuran atau organik. Hal ini diharapkan memberikan kesan yang berbeda pada remaja, jiwa ingin tahu yang besar, terbuka terhadap hal yang baru dan dan dinamis akan di terapkan pada pola sirkulasi bangunan tersebut. Sehingga remaja akan bereksplorasi terhadap ruang-ruang yang ada. Pola Organik adalah konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang. Ciri-ciri pola sirkulasi organik adalah sebagai berikut:
Peka terhadap kondisi alam
Ditandai dengan garis –garis lengkung berliku-liku
Pada tapak yang luas sering membingungkan karena sulit berorientasi
Gambar 4.1 Pola Sirkulasi Organik Sumber: google.com 2015
e. Material Bangunan dan Fasad Bangunan Fasade bangunan tersusun oleh material - material dan struktur yang menutup bangunan dan berfungsi sama seperti kulit pada manusia yang diartikan sebagai wajah bangunan. Beberapa kriteria harus dipenuhi oleh suatu sistem selubung bangunan yang baik yang meliputi kriteria lingkungan, struktural, biaya, regulasi bangunan, estetika, konstruksi dan pemeliharaan..
Penelitian Tugas Akhir
IV-13
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Konservasi sumber daya alam merupakan salah satu hal yang menciptakan sustainability. Desain yang berkelanjutan ini merupakan jawaban atas isu-isu global warming. Implementasi sustainable design pada bangunan adalah dengan memperhatikan olahan bentuk fasad yang berefek pada pencahayaan dan penghawaan, pemilihan material dan juga lanscaping. Selain hal tersebut merupakan tuntutan pada setiap bangunan dewasa ini, dilain hal juga berfungsi untuk mengedukasi penggunanya yang pada umumnya adalah remaja. Dengan memasukan unsur sustainable design akan mendekatkan remaja kepada alam Namun hal terpenting tetang ekspresi dan karakter remaja tetap menjadi poin utama dalam menciptakan ruang. Dalam hal ekspresi dan efek psikologi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya tekstur dan warna dari material tersebut. Penggunaan material yang mampu mepengaruhi psikologi penggunanya ke arah semangat, kreativitas dan ketenangan sangat diperlukan. Berikut ini ada beberapa material beserta efek psikologisnya, f. Pencahayaan dan Penghawaan 1. Pencahayaan Cahaya dibagi menjadi 2 sumber yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Cahaya memiliki peran yang penting dalam pembentukan lingkungan yang produktif. Pencahayaan alami dapat diperoleh melalui bukaan pada dinding (jendela) maupun pada langit-langit (skylight). Manfaat pencahayaan alami khususnya pada kondisi psikis seseorang adalah mengurangi kecemasan psikis (psychological fatigue) serta mendorong emosi positif seseorang (Journal of Green Building , 2008:10). Pencahayaan alami pada desain nanti akan memanfaatkan dinding transparan, bukaanbukaan melalui rooster dan juga penggunaan skylight. Pencahayaan buatan, penataan cahaya yang bagus akan memberikan efek psikologis secara visual yang dapat dinikmati di malam hari dimana terjadi perubahan dari siang dengan malam hari, sekaligus dapat menjadi identitas bangunan dengan lighting yang menonjol dan bangunan di sekitarnya. Hal ini penting di atau sedemikian sehingga memberikan efek nyaman dalam berkegiatan Penelitian Tugas Akhir
IV-14
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
dimalam hari dan juga bisa menampilkan citra Kebumen Youth Center sebagai wadah kegiatan remaja. 2. Penghawaan Penerapan sistem penghawaan pada bangunan Kebumen Youth Center lebih menekankan ke penghawaan alami hal ini penting untuk kaitanya respon terhadap isue global warming juga sebagai pengedukasian terhadap penggunanya.Penghawaan alami ini dapat diperoleh dengan desain bangunan yang terdapat banyak bukaan yang disesuaikan dengan arah angin dan matahari. Selain itu pemanfaatan unsur alam seperti penataan vegetasi dan elemen kolam air pun perlu diterapkan untuk menstabilkan suhu ruangan.
Penelitian Tugas Akhir
IV-15