Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOUTH CENTER DI KEBUMEN DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ARSITEKTUR
Pada bab ini berisikan analisis perencanaan dan perancangan Youth Center Di Kebumen diantaranya adalah ditinjau dari aspek manusia, aspek lingkungan, dan aspek bangunan. Untuk aspek bangunan lebih menekankan pendekatan Psikologi Arsitektur sebagai fokus utama dari objek rancang bangun . 5.1. Analisis Pelaku dan Kegiatan Architecture has responsibilities to the human individualities who will come in contact the
Arsitektur selalu diperuntukan untuk bagi manusia, maka tujuan dari analisa ini adalah untuk menghasilkan aplikasi perancangan yang mampu mewadahi kegiatan manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan segala perilaku, sikap dan tuntutan dalam rangka mencapai tujuan masing- masing 5.1.1 Analisis Pelaku 1)
Tujuan Untuk
menentukan
jenis
kelompok
pelaku
kegiatan.
Pelaku
kegiatan
direncanakan terbagi dalam empat kelompok besar yaitu: kelompok pengelola, kelompok pengunjung, dan kelompok karyawan dan servis. 2)
Dasar Pertimbangan a) Sasaran pengguna b) KarakteristikPengguna c) Daya tampung
3)
Analisis Sesuai dengan Judul Object yaitu Youth Center Di Kebumen Sebagai wadah Pengembang Kreativitas Remaja, maka bangunan ini secara khusus ditujukan untuk menampung aktivitas remaja. Usia remaja yang menjadi target pengguna adalah masa Peneli an Tugas Akhir
V-1
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
remaja pertengahan(15-18 tahun) dan masa remaja akhir( 18-21) sehingga secara pendidikan formal mereka yang sekolah di SMP, SMA dan Mahasiswa Awal. Selanjutnya Jumalah siswa di Kota Kebumen adalah sebagai berikut hal ini di jadikan acuan untuk asumsi pengguna pada pengunjung Youth Center. Sedangkan untuk jumlah pengelola dan karyawan disesuikan dengan kebutuhan Youth Center yang direncanakan.
Bagan 5.1 Data Siswa Di Kebumen Sumber: Kebumen dalam Angka 2014
a) Analisis Perhitungan Kapasitas Pemakai
Kapasitas pemakai Youth Center di Kabupaten Kebumen yaitu prediksi jumlah pengunjung dan pengelola adalah sebagai berikut: 1) Pengunjung Asumsi jumlah pengunjung pada Youth Center yang direncanakan didasarkan pada komparasi atau perbandingan dengan bangunan sejenis yang ada di kota lain. Perbandingan dilakukan dengan mengambil jumlah pengunjung selama satu tahun pada bangunan gelanggang pemuda Manunggal Jati Semarang. Data Pengunjung Gelanggang Pemuda Manunggal Jati pada tahun 2010 Pengunjung biasa
: ± 273.600
Pengunjung kejuaraan
: ± 4.032
Pengunjung event
: ± 3.176+ :244.808
Pengunjung perhari=244.808/254=691,54~692 orang Jumlah remaja Semarang pada tahun 2010=244.738 Presentasi pengunjung per hari
= X% x 244.738 = 692 Peneli an Tugas Akhir
V-2
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
= 2447,38X = 692 X
= 0,28%
Jumlah Pengunjung pada Youth Center yang direncanakan. Jumlah remaja Kbupaten Kebumen x presentasi komparasi bangunan sejenis = 216.313 x 0.28 % = 605,6 ~ 606 orang (Kebumen dalam angka 2013)
2) Pengelola Kebutuhan staff pengelola disesuaikan dengan jumlah kegiatan dan wadah yang harus dikelola Pembagian kapasiatas ruang sebagai berikut: a. Kegiatan Pengelola PELAKU KEGITAN
Bagian Direksi
Bagian Adminitrasi
PENGELOLA
Bagian Oprasional
Tenaga Ahli
KETERANGAN Direktur Wakil Direktur General Manager Sekretaris Manager Wakil Manager Kabag Adminitrasi Umum Kabag Keuangan Umum Kabag Personalia Kabag Humas Umum Sta Bag. Adminitrasi Recep onist Petugas Ticket Manager Wakil Manager Kabag Unit Kesenian Kabag Unit Olahraga Kabag Unit hobbi Kabag Unit Komunitas Kabag unit Penunjang Kabag Perpustakaan Kabag Informasi dan promosi Kabag Medis Staaf oprasional
JUMLAH ORANG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 80
Peneli an Tugas Akhir
V-3
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Informan
4
JUMLAH PENGELOLA
130
Tabel 5.1. Kegiatan Pengelola
b. Kegiatan Karyawan dan Servis PELAKU KEGIATAN
Kegiatan Utama
Karyawan dan servis
kegiatan Penunjang
Servis
KETERANGAN Kesenian OlahRaga Hobbi Komunitas Perpustakaan Cafe Stand Remaja Cleaning Service O ce Boy U litas MEE Keamanan Perawatan
JUMLAH KARYAWAN DAN SERVIS
JUMLAH ORANG 8 8 8 8 8 15 5 10 5 10 5 5 5 85
Tabel 5.2. Kegiatan Karyawan dan Servis
c. Kegiatan Pengunjung PELAKU KEGIATAN
KETERANGAN Kegiatan Utama
Kegiatan Olahraga PENGUNJUNG
Kegiatan Kesenian
Kegiatan Hobbi
Bola Voli Futsal Jogging Badminton Tenis Basket Catur Seni Rupa Seni Kriya Seni Musik Seni Drama Seni Tari Photogra
JUMLAH ORANG 35 30 20 20 30 30 20 30 20 30 30 30 15 Peneli an Tugas Akhir
V-4
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Kegiatan Komunitas
Skateboarding Wall Clambing/Adventure Bmx Film Komunitas Kesenian Tradisional FOPSET Komunitas Remaja Lokal Komunitas Remaja Muslim Kegiatan Penunjang
Seminar Pertunjukan seni/musik/pameran indoor Penyuluhan Event Remaja Perpustakaan Bazar Remaja Internet Outdoor Playground Indoor Playground
20 20 20 20 30 20 30 30 100 100 100 500 50 100 30 30 30
JUMLAH PENGUNJUNG KEGIATAN UTAMA
520
JUMLAH PENGUNJUNG KEGIATAN PENUNJANG
1040
JUMLAH TOTAL PENGGUNA KESELURUHAN
1775
Tabel 5.3. Kegiatan Pengunjung
5.1.2 Analisis Kegiatan 1) Tujuan
Mendapatkan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan. 2) Dasar Pertimbangan a) Jenis kelompok kegiatan secara garis besar dibedakan menjadi 6 kelompok kegiatan, yaitu sebagai berikut. i.) Kelompok Kegiatan Penerima ii.) Kelompok Kegiatan Utama Kegiatan Olahraga Kegiatan Kesenian Kegiatan Hobbi Kegiatan Komunitas iii.) Kelompok Kegiatan Penunjang Peneli an Tugas Akhir
V-5
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Kegiatan Seminar Kegiatan Bimbingan/Penyuluhan Kegiatan Perpustakaan Even Remaja Kegiatan Bazar Remaja Kegiatan Internet Kegiatan Bermain dan Rekreasi Edukatif Kegiatan Pertunjukan/Pameran Seni iv.) Kelompok Kegiatan Pengelola v.) Kelompok Kegiatan Servis b) Pelaku kegiatan c) Macam aktivitas pelaku kegiatan 3) Hasil Analisis a. Kegiatan Servis
Skema 5.1 Pola kegiatan servis Sumber: Analisis penulis, 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-6
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
b. Kegiatan Pengelola
Skema 5.2 Pola kegiatan Pengelola Sumber: Analisis penulis, 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-7
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
c. Kegiatan Pengunjung
Skema 5.3 Pola Kegiatan Pengunjung Sumber: Analisis penulis, 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-8
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
5.2. Analisis Kebutuhan Ruang 1) Tujuan Untuk memperoleh kebutuhan ruang di dalam Kebumen Youth Center berdasarkan aktivitas, pelaku kegiatan, dan kebutuhan pelaku kegiatan. 2) Dasar Pertimbangan a) Pengelompokan Kegiatan Dari pengelompokan kegiatan yang terjadi di Kebumen Youth Center akan diperoleh kebutuhan ruang. b) Pola Kegiatan Dari pola kegiatan akan dapat diketahui macam aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku kegiatan. c) Jenis atau Macam Kegiatan Dari macam kegiatan akan didapatkan suatu tuntutan kebutuhan ruang yang diperlukan oleh para pelaku kegiatan untuk menampung/ mewadahi kegiatannya.
3) Analisis Sesuai dengan objek rancang bangun yang direncanakan adalah untuk mewadahi kegiatan remaja dalam rangka meningkatkan kreativitas dan generasi yang lebih baik melalui kegitan berupa pewadahan minat dan bakat dan kegitan rekreatif maupun edukasi non formal. Kegitan itu di kelompokan menjadi emapat kelompok yaitu kegitan olahraga, kegiatan kesenian, kegitan hobi dan juga kegitan komunitas. Disamping itu terdapat juga kegiatan penunjang guna melengkapi kebutuhan aktivitas remaja diantaranya kegitan penyuluhan, bimbingan perpustakaan dan lainya. Kegiatan ini akan menjadi ruang sosial yang sehat bagi remaja serta penyelengaraan even-even remaja yang selama ini kekurangan wadah. 4) Hasil Analisis
Kelompok Kegiatan
Pelaku
Kegiatan Penerimaan
1. Pengunjung
Kegiatan
Ruang Hall, Pedestrian Main Lobby Recep onist Peneli an Tugas Akhir
V-9
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
2.Pegawai, Pengelola
Pelaku Kegiatan Utama
Pengunjung
Pengelola/Ka ryawan
Kegiatan Penunjang
Pengunjung
Datang/Pergi
Kegiatan Bidang Olahraga Bermain Voli Berlari Bermain Futsal Bermain Badminton Bermain Tenis Meja Bermain Basket Bermain Catur Jogging Bidang Kesenian Melukis/ Menggambar Belajar Seni Kriya Bermain Musik Bermain Drama menari Bidang Hobbi Photogra Skateboarding BMX Wall Clambing/Adventure Film Bidang Komunitas Komunitas kesenian Tradisional Komunitas FOPSET Komunitas Remaja Lokal Komunitas Muslim
Mini Garden Plaza/Hall, Pedestrian Main Lobby, Lounge Recep onist Ruang Lapangan Voli Joging Track Lapangan Futsal Lapangan Badminton Lapangan tenis Meja Lapangan Basket Arena Catur Jogging Track Area Melukis R. Studio Handicra Studio Musik Studio Drama Studio Tari Studio Photogra Arena SkateBoard arena BMX arena Wall Clambing/ adventure Studio Film, Ruang Nonton
Stand Komunitas Stand Komunitas Stand Komunitas Stand Komunitas
Tutor/Mengajar mengelola mengama
R. Instruktur,Menyesuaikan Menyesuaikan
Mengiku Mengiku Mengiku Mengiku Mengiku
Ruang Seminar Ruang Bimbingan Ruang Penyuluhan Arena Outdoor dan Indoor Ruang Pameran
Seminar Bimbingan Penyuluhan Even Remaja Kegiatan Bazar
Peneli an Tugas Akhir
V-10
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Remaja
Pengelola/Ka ryawan
Kegiatan Browsing Kegiatan Perpustakaan Bermain di Outdoor Playground Bermain di Indoor Playground Menonton Kegiatan Olah Raga Menonton Kegiatan Kesenian Menyimpan Hasil Menonton Kegiatan Hobbi Berasosial dengan Remaja Lain Menyimpan Barang Bergan Pakaian/Kostum, Berhias Makan dan Minum Metabolisme Mengelola Mengawasi Metabolisme Makan dan Minum
Ruang Internet dan Hot spot Area Perpustakaan Outdoor Playground Indoor Playground Tribune R.Pameran, R. Pertunjukan R.Koleksi Arena Penonton Ruang Komunal Loker Kamar Gan ,R. Hias Cafetaria Lavatory menyesuaikan Menyesuaikan Lavatory Cafetaria
Tabel 5.4. Hasil Analisis Kebutuhan Ruang
5.3. Analisis Besaran Ruang 1) Tujuan Mengetahui besaran lahan atau site yang dibutuhkan pada Kebumen Youth Center secara keseluruhan baik kebutuhan besaran lahan kegiatan uatama, kegiatan penunjang, kegiatan pengelola, maupun kegiatan servis. 2) Dasar Pertimbangan Yang Dipakai a) Perhitungan standart *(EN) Neufert Architect Data* (NAD) Time Saver Standart For Building Type *(TSS) Peneli an Tugas Akhir
V-11
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Time Saver Standart For Interior Design and Space Planning *(TSS) Dimensi Manusia dan Ruang Interior *(DM) Perhitungan Asumsi* (A) Studi banding atau Survey* (SB) b) Perhitungan khusus Besaran kapasitas Peralatan pendukung Kenyamanan pemakai Flow 10%
= standart minimum
20%
= kebutuhan keleluasaan sirkulasi
30%
= kebutuhan kenyamanan fisik
40%
= kebutuhan kenyamanan psikologi
50%
= tuntutan persyaratan spesifik kegiatan
60%
= keterlibatan terhadap servis kegiatan
70 - 100% = keterkaitan dengan banyaknya kegiatan
c) Perhitungan Besaran Ruang Penentuan besaran ruang pada Kebumen Youth Center sebagai Sarana wadah pengembangan kreativitas remaja dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur dibagi menurut kelompok kegiatan yang telah ditentukan yaitu sebagai berikut.
Peneli an Tugas Akhir
V-12
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
1) Kegiatan Penerima Se ng
Kapasitas
Kegiatan Penerima 40% x 520= 208 Orang
1 Hall
Lounge
Mini Garden Indoor
Recep onist
Sumber
100%
EN
5 meja bulat 20 kursi
40%
TSS
-
-
20%
A
20%
EN
50 Orang
Pria= asumsi pengguna 5 orang Wanita= asumsi pengguna 5 orang
Lavatory
@0.785 m2/orang
Flow
20 Orang
2 Orang
Musholah Utama
Standar
1 meja recep onist 2 Kursi 1.375m x 0.75m =1.031 m2
@ 2.4 m2/unit Urinoir = 0.32 m2/unit Wastafle = 1.75x1.45=2.53
Perhitungan
Jumlah Unit
Luas (m2)
1
326
5
110
1
45
1
5
1
78
1
40
0.785x208=163,28 m2 Flow 100%=163,28 m2 5 meja = 5 x 3.14 x 0.52 =3.92 m2 20 kursi= 20 x 0.8 x 0.8 =12.8 m2 Flow 50%= (3.92 + 12.8) x 50% = 8.36 2.5x15=37.5 m2 2 Flow 20% x 37.5 m = 7.5 2 m 2 Luas meja 2 x 0.75=1.5 m Modul orang duduk 1.06 2 m 1.5 + (2 x1.06) = 3.62 Flow 20% = 20% x 3.62 = 0.724 2
50%
EN
20%
EN
50 x 1.031 = 51.55m = 2 52m Flow 50% = 0.5 x 52= 2 26m 5 x 2.4) + (5 x 2.4) + (5 x 0.32)+(2x2.53) = 12+12+1.6+5.06= 30.66 2 m Flow 30% = 0.3 x 30.66 = 2 9.19 m
Luas Total Kebutuhan Penerima
604
Tabel 5.5. Kegiatan Penerima (Analisis Besaran Ruang)
2) Kegiatan Utama N0 2
Se ng
Kapasitas
Standar
Flow
Dasar
-
EN
Jumla h Unit
Perhitungan
Luas (m2)
Kegiatan Utama Kegiatan olahraga
a. Bola Voli
12 orang
Luas 9x18=162
Peneli an Tugas Akhir
2
V-13
324
m2 m2 m2
m2
m2 m2 m2
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Luas Minimum=104 c. Seni drama
20-30 Orang
Asumsi 120 m2
-
A
Asumsi 120 m2
2
240
d. Seni Tari
20 Orang
Asumsi 120 m2
-
A
Asumsi 120 m2
2
240
e. Seni Kriya
10 -30 Orang
1.4 m2/Orang Perlengkapan 8 m2
SB
30x 1.4= 42 Perlengkapan= 8 Flow 40 %x 50= 20 Luas Minimal= 70
2
140
40%
EN
Studio=15x3=45 R. Komputer=12 Perlengkapan 2.5 m2 Flow 40%x59.5=23.8 Luas Minimum=83.3
2
170
-
SB
1x500 m2 =500 m2
1
500
-
A
2
500
40%
EN
1x500 m2 =500 m2 Mini Studio=15x3=45 R. Komputer=12 Perlengkapan 2.5 m2 low 40%x59.5=23.8 Luas Minimum=83.3
1
85
SB
Wall=2.5x2=5 Komunal=15x1=15 Flow 200%x20=40 Luas Minimum=60
2
120
A
Orang=30x1.5=45 Peralatan=8 Flow 40%x53=21.2 Luas Minimal=74.2
4
300
3
223
1
75
2
150
40 %
Kegiatan Hobbi
a. Ruang Photogra
15 Orang
R.Kelas dan Mini Studi=3 m2/Orang
R. Komputer/Edi ng=12 m2 Perlengkapan 2.5 m
2
b. Arena Skateboarding
30 Orang
c. Arena BMX
20 Orang
Area skateboarding 464.51743.22 m2 Asumsi 500 m2 R.Kelas dan Mini Studi=3 m2/Orang
d. Kegiatan Film
e. Wall climbing
15 Orang
15 Orang
R. Komputer/Editing=12 m2
R. Audio Visual= 1 m2 Perlengkapan 2.5 m2 Area wall 2.5x2=5 m2 2 Komunal/diskusi= 1 m
200 %
Kegiatan Komunitas a. Komunitas Kesenian Tradisional b. Komunitas Remaja Lokal
c. FOPSET
d. Komunitas Remaja muslim
30 Orang
30 Orang
1.5 m2/Orang Perlengkapan 8 m2 Perlengkapan 8 m2 1.5 m2/Orang Perlengkapan 8 m2 Perlengkapan 8 m2
40%
40%
A
20 Orang
1.5 m2/Orang Perlengkapan 8 m2 8 m2
40%
A
50 Orang
1.5 m2/Orang Perlengkapan 8 m2 Perlengkapan 8 m2
40%
A
Orang=30x1.5=45 Peralatan=8 Flow 40%x53=21.2 Luas Minimal=74.2 Orang=30x1.5=45 Peralatan=8 Flow 40%x53=21.2 Luas Minimal=74.2 Orang=30x1.5=45 Peralatan=8 Flow 40%x53=21.2 Luas Minimal=74.2
5592
Luas Total Kebutuhan Kegiatan Utama Tabel 5.6. Kegiatan Utama (Analisis Besaran Ruang)
Peneli an Tugas Akhir
V-15
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
3) Kegiatan Penunjang Se ng 3 3a
Kapasitas
Standar
Flow
Dasar
Juml ah Unit
Luas (m2)
1
830
1
304
100 m2 100x1.5=150 Flow 30%x150=50 Luas Minimum=200
1
100
1
200
Perhitungan
Kegiatan Penunjang Penunjang Utama
Hall
0.54m2/Orang
Open Stage =150 m2 Panggung =150 m
2
m
2
R.Penonton=0.65
Ruang Pertunjukan
300 Orang
Gudang=36 m2 R.TataSuara=9m2 R.Tata cahaya=9
m
2
m
2
30%
EN
R.Gan +R.Rias=9
R.Informasi=3
R.Pemain(40 orang)= @0.4 m2 Loket=1.8 m2 R.Informasi=3m2 Hall 0.7m2/Orang R.Persiapan=25 Ruang Seminar
100 Orang
m
2
R.Auditorium 2 2
m /orang
Hall=300x0.54=162 Open Stage=150 Panggung=150 R penonton=300x0.65=195 Flow40%x195=78 Gudang=36 R.tata suara=9 R.tata cahaya=9 R.gan =9 R.Pemain=40x0.4=16 Flow 50%x16=8 Loket=2x1.8=3.6 Flow 30%x3.6=1.08
Hall=100x0.7=70 R.persiapan=25 R.auditorium=2x100=200 R.tunggu=9 Luas minimum=304
40%
EN
-
A
30%
A
-
EN
1x300=300
1
300
R.Tunggu pembicara 9 m2 Area Hot spot
50
100 m2
Ruang Komunal
100
1.5 m2/Orang
Perpustakaan Ruang Pamer Indoor Ruang Pamer Outdoor
Outdoor Playground
100 Orang Terdiri dari area bermain di darat, dan beberapa buah gazebo
Minimal 300 m2 ap 10.000 exemplar buku 150 m2
-
A
1x300=150
1
150
2
150 m
-
A
1x400=150
1
150
400 m2
-
A
1x400=400
1
400
Peneli an Tugas Akhir
V-16
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Indoor Playground
-
300 m2
-
A
1x 300=300
1
300
100 Orang
2.79 m2/orang
-
TS
100x2.79=279
1
279
Ruang Gan
10 Orang
Area Gan 1.75 m2 Toilet 2.25 m2
40%
EN
Area Gan =10x1.75=17.5 Toilet=4x2.25=10 Flow 40%x27.5=11
2
76
Loker
4 rak (@rak = 24 box)
Rak barang = 0.5 x 1.2 = 0.6 m2
-
EN
4x0.6=2.4
7
21
30%
A
3
140
30%
EN
1
650
2
116
4
52
3
73
Cafetaria 3b
Penunjang Kegiatan Olah raga
Ruang Penyimpanan Alat
3c
-
36 m2
6x6=36 Flow 30%x36=10.8 Luas Minimum=46.8 1000x0.5=500 Flow 30%x500=150 Luas Minimum=650 30x1.39=41.7 Flow 40%x 41.7= 16.68 Luas Minimum= 58.38 4x2.3= 9.2 Flow 40%x9.2= 3.68 Luas Minimum= 12.88 31x0.56=17.36 Flow 40%x17.36=6.94 Luas Minimum=24.3
Arena Penonton
1000 Orang
0.5 m2 / Orang
Ruang Klub
30 Orang
1.39 m2 / Orang
Ruang Instruktur
4 Orang
2.3 m2/ Orang
40 %
TSS
Ruang Kelas Teori
30 siswa 1 Instruktur
1 m2/Orang Perlengkapan 2.5 m2
40%
TSS
Area Gan 1.75 m2 Toilet 2.25 m2
40%
EN
Area Gan =10x1.75=17.5 Toilet=4x2.25=10 Flow 40%x27.5=11
1
38
30%
A
6x6=36 Flow 30%x36=10.8
1
47
-
EN
4x0.6=2.4
3
9
2
116
5
64
3
73
1
38
3
9
40%
TSS
Penunjang Kegiatan eksplorasi seni Ruang Gan
10 Orang
Ruang Menyimpan Hasil Gudang Alat/ Kostum
-
-
Ruang Hias
3d
Loker
4 rak (@rak = 24 box)
Rak barang = 0.5 x 1.2 = 0.6 m2
Ruang Klub
30 Orang
1.39 m2 / Orang
40 %
TSS
Ruang Instruktur
4 Orang
2.3 m2/ Orang
40 %
TSS
Ruang Kelas Teori
30 siswa 1 Instruktur
1 m2/Orang Perlengkapan 2.5 m2
40%
TSS
Ruang Gan
10 Orang
Area Gan 1.75 m2 Toilet 2.25 m2
40%
EN
Loker
4 rak
Rak barang = 0.5 x
-
EN
Penunjang Kegiatan Hobbi
30x1.39=41.7 Flow 40%x 41.7= 16.68 Luas Minimum= 58.38 4x2.3= 9.2 Flow 40%x9.2= 3.68 Luas Minimum= 12.88 31x0.56=17.36 Flow 40%x17.36=6.94 Luas Minimum=24.3 Area Gan =10x1.75=17.5 Toilet=4x2.25=10 Flow 40%x27.5=11 4x0.6=2.4
Peneli an Tugas Akhir
V-17
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
(@rak = 24 box) Ruang Penyimpanan Alat
3e
-
1.2 = 0.6 m2 -
30%
A
6x6=36 Flow 30%x36=10.8 30x1.39=41.7 Flow 40%x 41.7= 16.68 Luas Minimum= 58.38 4x2.3= 9.2 Flow 40%x9.2= 3.68 Luas Minimum= 12.88 31x0.56=17.36 Flow 40%x17.36=6.94 Luas Minimum=24.3
1
47
2
116
3
52
3
73
Ruang Klub
30 Orang
1.39 m2 / Orang
40 %
TSS
Ruang Instruktur
4 Orang
2.3 m2/ Orang
40 %
TSS
Ruang Kelas Teori
30 siswa 1 Instruktur
1 m2/Orang Perlengkapan 2.5 m2
40%
TSS
Ruang Gan
10 Orang
Area Gan 1.75 m2 Toilet 2.25 m2
40%
EN
Area Gan =10x1.75=17.5 Toilet=4x2.25=10 Flow 40%x27.5=11
1
38
Loker
4 rak (@rak = 24 box)
-
EN
4x0.6=2.4
3
9
30%
A
1
47
4
51
Penunjang Kegiatan Komunitas
Ruang Penyimpanan Alat
-
Ruang Instruktur
4 Orang
Rak barang = 0.5 x 1.2 = 0.6 m2 2.3 m2/ Orang
40 %
TSS
6x6=36 Flow 30%x36=10.8 4x2.3= 9.2 Flow 40%x9.2= 3.68 Luas Minimum= 12.88
4968
Luas Total Kebutuhan Kegiatan Penunjang Tabel 5.7. Kegiatan Penunjang (Analisis Besaran Ruang)
4) Kegiatan Pengelola No 4 4a
Se ng
Kapasitas
Standar
Flow
Dasar
Perhitungan
Kegiatan Pengelola
Jumlah Unit
Luas(m2)
1
5
2
64
1
33
Pengelola Utama Luas desk 2 x 0.75 = 2 1.5 m Recep onist
2 orang
R. Tamu
7 Orang
R. Direktur
1 Orang 5 tamu
1 meja panjang 2 kursi
1 set sofa = 12 2 m Area kerja =13.4 m2 2
Tamu @ 2 m
20%
EN
30%
EN
40%
EN
modul o rang duduk 2 1.06 m 1.5 + (2 x 1.06) = 3.62 Flow 20 % = 0.724 2 12 x 2 = 24 m 2 Flow 30% = 7.2 m Area Kerja =1x13.4=13.4 Tamu=5x2=10 Flow 40%23.4=9.36 Luas minimum=32.75
Peneli an Tugas Akhir
V-18
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
R. Wakil Direktur
R. General Manager
R. Wakil Manager
R. Sekretaris
1 Orang 2 tamu
1 Orang 2 tamu
1 Orang 2 tamu
Area kerja =13.4 m2
Area kerja =13.4 m2
EN
40%
EN
Tamu @ 2 m2
1 Kabag
2 pot
40%
Tamu @ 2 m2
Modul rang duduk = 1.06 m2
2 rak
EN
Tamu @ 2 m
@9.7 m2/orang
1 almari
40% 2
1 orang sekretaris
1 meja kerja R. Kepala Bagian
Area kerja =13.4 m2
Meja kerja = 1.08 m2
EN
Area Kerja =1x13.4=13.4 Tamu=2x2=4 Flow 40%17.4=6.96 Luas minimum=24.36 Area Kerja =1x13.4=13.4 Tamu=2x2=4 Flow 40%17.4=6.96 Luas minimum=24.36 Area Kerja =1x13.4=13.4 Tamu=2x2=4 Flow 40%17.4=6.96 Luas minimum=24.36 1 x 9.7 = 9.7 m2
1
24
1
24
1
24
1
10
7
70
3
216
1
60
1
13
1
3
3
51
1
27
2 x 1.06 m2 = 2.12 m2 1 x 1.08 m2 = 1.08 m2 80%
EN
Almari = 0.72 m2
1 x 0.72 m2 = 0.71 m2 2 x 0.54 m2 = 1.08 m2 2 x 0.25 m2 = 0.50 m2 Flow 80 % = 4.392m2
Rak = 0.54 m2 Pot = 0.25 m2 R. Sta
R. Rapat
R. Arsip
Loker R. Is rahat
Musholah
10 Orang
@6 m /orang
Diperhitungkan untuk rapat direksi dan perwakilan se ap bagian sebanyak 2 orang, jumlah total = 32
@ 1.42 m2 / orang
5 almari dokumen 3 rak 4 rak (@rak = 24 box 15 orang
20 0rang
2
Almari 0.6 x 2 = 2 1.2 m Rak 0.6 x 3 = 2 0.6 m Rak barang = 0.5 x 1.2 = 0.6 2 m R. Is rahat 0.8 m2/orang 1.375m x 0.75m =1.031 2 m Flow 30% =
20%
30%
EN
EN
6 x 10 = 60 m2 Flow 20% = 12 m2
32 x 1.42 = 45.44m2 Flow 30% = 13.632 m2
5 x 1.2 = 6 m2 60%
3 x 0.6 = 1.8 m2 Flow 60 % = 4.68 m2 2
4 x 0.6 = 2.4 m
2
40%
EN
30%
EN
15 x 0.8 = 12 m Flow 40% = 4.8 m2 20 x 1.34 = 26.8 m2
Peneli an Tugas Akhir
V-19
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
0.309 2 Total 1.34 m /org 2
4b
Pantry
8 Orang
Lavatory
Pria= asumsi pengguna 5 orang Wanita= asumsi pengguna 5 orang
Pengelola Perpustakaan R. Front Desk
3 Orang
R. Katalogisasi
@ 2.4 m2/unit Urinoir = 0.32 m2/unit Wastafle = 1.75x1.45=2.53
30%
8 x 0.2 = 1.6 m 2 Flow 30% = 0.32 m
1
6
20%
EN
5 x 2.4) + (5 x 2.4) + (5 x 0.32)+(2x2.53) = 12+12+1.6+5.06= 30.66 m2 Flow 30% = 0.3 x 2 30.66 = 9.19 m
1
40
EN
3x4.46=13.38 m
A
3x3=9 m
@orang 4.46m2
-
R. Penyimpanan
4c
0.2 m2/2 orang
-
A
R. Sta
5 Orang
@orang 4.46m2
30%
EN
R. Rapat
10 Orang
@ 1.42 m2 / orang
20%
EN
Pengelola Divisi Olahraga
2
1
2
1
2
1
3x3=9 m 5x4.46=22.3 Flow 30%x 22.3= 6.69 Luas minimal=28.99 10 x 1.42=14.2 Flow 20%x14.2=2.84 Luas minimal=17.04
1
77
1
Modul orang duduk = 1.06 m2
1 orang 2 orang tamu 1 meja kerja R. Pimpinan
2 almari 2 rak 1 dispenser 2 pot
Modul kursi tunggu = 1.06 m2 Meja tunggu = 0.72 m2 Meja kerja = 1.08 m2
3 x 1.06 m2 = 3.18 m2 1 x 1.08 m2 = 1.08 m2 2 x 0.72 m2 = 1.44 m2 80%
TSS
2 x 0.54 m2 = 1.08 m2 1x 0.25 m2 = 0.25 m2
1
14
1
72
1
17
2 x 0.25 m2 = 0.50 m2
Almari = 0.72 m2
Flow 80 % = 6. 02 m2 13.55 m2
Rak = 0.54 m2 Dispenser = 0.25 m2 Pot = 0.25 m2
R. Sta dan Tutor
13 Orang
Sekretaris @ 6.7 m2 Sta @ 4.46 m2 Tutor @ 4.46 m2
R. Rapat
10 Orang
@ 1.42 m2 / orang
20%
EN
20%
EN
Skretaris=1x6.7=6.7 Sta =2x 4.46=8.92 Tutor=10x4.46=44.6 Flow= 20%x60.22=12.04 Luas minimum=72 10 x 1.42=14.2 Flow 20%x14.2=2.84 Luas minimal=17.04
Peneli an Tugas Akhir
V-20
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4d
Pengelola Divisi kesenian Modul orang duduk = 1.06 m2
1 orang 2 orang tamu 1 meja kerja R. Pimpinan
2 almari 2 rak 1 dispenser 2 pot
Modul kursi tunggu = 1.06 m2 Meja tunggu = 0.72 m2 Meja kerja = 1.08 m2
3 x 1.06 m2 = 3.18 m2 1 x 1.08 m2 = 1.08 m2 2 x 0.72 m2 = 1.44 m2 80%
TSS
2 x 0.54 m2 = 1.08 m2 1x 0.25 m2 = 0.25 m2
1
14
1
72
1
17
1
14
1
72
2 x 0.25 m2 = 0.50 m2
Almari = 0.72 m2
Flow 80 % = 6. 02 m2 13.55 m2
Rak = 0.54 m2 Dispenser = 0.25 m2 Pot = 0.25 m2
4e
R. Sta dan Tutor
13 Orang
Sekretaris @ 6.7 m2 Sta @ 4.46 m2 Tutor @ 4.46 m2
R. Rapat
10 Orang
@ 1.42 m2 / orang
20%
EN
20%
EN
Pengelola Divisi Hobbi
Skretaris=1x6.7=6.7 Sta =2x 4.46=8.92 Tutor=10x4.46=44.6 Flow= 20%x60.22=12.04 Luas minimum=72 10 x 1.42=14.2 Flow 20%x14.2=2.84 Luas minimal=17.04
Modul orang duduk = 1.06 m2
1 orang 2 orang tamu 1 meja kerja R. Pimpinan
2 almari 2 rak 1 dispenser 2 pot
Modul kursi tunggu = 1.06 m2 Meja tunggu = 0.72 m2 Meja kerja = 1.08 m2
3 x 1.06 m2 = 3.18 m2 1 x 1.08 m2 = 1.08 m2 2 x 0.72 m2 = 1.44 m2 80%
TSS
2 x 0.54 m2 = 1.08 m2 1x 0.25 m2 = 0.25 m2 2 x 0.25 m2 = 0.50 m2
Almari = 0.72 m2
Flow 80 % = 6. 02 m2 13.55 m2
Rak = 0.54 m2 Dispenser = 0.25 m2
R. Sta dan Tutor
13 Orang
Pot = 0.25 m2 Sekretaris @ 6.7 m2 Sta @ 4.46 m2
20%
EN
Skretaris=1x6.7=6.7 Sta =2x 4.46=8.92 Tutor=10x4.46=44.6
Peneli an Tugas Akhir
V-21
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Tutor @ 4.46 m2
R. Rapat 4f
10 Orang
@ 1.42 m2 / orang
20%
Flow= 20%x60.22=12.04 Luas minimum=72 10 x 1.42=14.2 Flow 20%x14.2=2.84 Luas minimal=17.04
EN
Pengelola Divisi Komunitas
1
17
1
14
1
72
1
17
Modul orang duduk = 1.06 m2 Modul kursi tunggu = 1.06 m2
1 orang 2 orang tamu 1 meja kerja R. Pimpinan
2 almari
Meja tunggu = 0.72 m2 Meja kerja = 1.08 m2
2 rak 1 dispenser 2 pot
3 x 1.06 m2 = 3.18 m2 1 x 1.08 m2 = 1.08 m2 2 x 0.72 m2 = 1.44 m2 80%
2 x 0.54 m2 = 1.08 m2
TSS
1x 0.25 m2 = 0.25 m2 2 x 0.25 m2 = 0.50 m2
Almari = 0.72 m2
Flow 80 % = 6. 02 m2 13.55 m2
Rak = 0.54 m2 Dispenser = 0.25 m2 Pot = 0.25 m2
R. Sta dan Tutor
13 Orang
Sekretaris @ 6.7 m2 Sta @ 4.46 m2 Tutor @ 4.46 m2
R. Rapat
10 Orang
@ 1.42 m2 / orang
20%
EN
20%
EN
Skretaris=1x6.7=6.7 Sta =2x 4.46=8.92 Tutor=10x4.46=44.6 Flow= 20%x60.22=12.04 Luas minimum=72 10 x 1.42=14.2 Flow 20%x14.2=2.84 Luas minimal=17.04
Luas Total Kebutuhan Kegiatan Pengelola
1159
Tabel 5.8. Kegiatan Pengelola (Analisis Besaran Ruang)
5) Kegiatan Servis No 5
Se ng
Kapasitas
Standar
Flow
Asumsi bus 10% dari total pengunjung
Bus=5x10=50 m2 Asumsi 40 Orang
50%
Mobil=2.5x5=12.5 m2 Asumsi 4 orang
30%
Dasar
Perhitungan
Jumlah Unit
Luas
1
2057
Servis
Parkir Pengunjung
Asumsi mobil 20% dari total pengunjung
A NAD
Bus= 10%x1000=100 100:40=2.5 jadi 3 Bus Luas=3x5x10=150 Flow 50%x200=75 Luas 225
Peneli an Tugas Akhir
V-22
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Asumsi motor 50% dari total pengunjung Asumsi sepeda 10% dari total pengunjung
Motor=1.5x2=3 m2 Asumsi 2 Orang
20%
Mobil=20%x1000=200 300:4=50 Mobil Luas=50x2.5x5=625 Flow 30%x625=187.5 Luas=812.5
Sepeda=1.7x0.6= 1.02 m2 Asumsi 1 orang
Motor=50%x1000=500 500:2=250Motor Luas=250x1.5x2=750 Flow 20 %x750=150 Luas=900 Sepeda=10%x1000=100 100:1=100 sepeda Luas=100x0.6x1.7=102 Flow 20%x102=20.4 Luas=120.4
Asumsi mobil 10% dari total pengelola Parkir pengelola
Asumsi Motor 60% dari total pengelola
Mobil=10 %x215=21.5 22 mobil Luas=22x2.5x5=275 Flow 30%x275=82.5 Luas Minimum=357.5
Mobil=2.5x5=12.5 m2 Asumsi 1 orang 50% Motor=1.5x2=3 m Asumsi 1 Orang
A
2
NAD
R.CCTV
A Penda aran=6 m Ruang periksa=6 m2 Ruang tunggu=2 m2 Ruang is rahat=2x0.9=1.8 m2
2
R.Klinik
10 Orang
50%
EN
R. Telekomunikasi
A
R. PABX
A
R. Panel
A
R. Genset dan trafo
A
R. Pompa
A
R. Mesin Ac
A
R. Sampah
A
Motor= 60% x 215= 129 Luas=129x1.5x2=387 Flow 20%x450=77.4 Luas Minimum=464.4 Asumsi 30m2 Flow 50%=5 Penda aran=6 Ruang periksa=6 Ruang tunggu=5x2=10 Ruangis rahat=10x1.8=1 8 Flow 50%x40=20 Luas minimal=60 2
Asumsi 30 m
2
Asumsi 20m
2
Asumsi 20 m
2
Asumsi 60 m Asumsi 20 m
2
Asumsi 30 m
2
Asumsi 30 m
2
Peneli an Tugas Akhir
V-23
1
822
1
35
1
60
1
30
1
20
2
20
1
60
1
30
1
30
1
30
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Umum R. Teknisi
Asumsi 1.5 m2/orang
20 0rang
40%
A
Gudang Umum
A
Pantry
8 Orang
Pos Keamanan
3 Orang
Lavatory
0.2 m2/2 orang
30%
EN
20x1.5=30 Flow 40%x30=12 Asumsi 30 m2 2 8 x 0.2 = 1.6 m 2 Flow 30% = 0.32 m
1
42
5
150
2
12
4
Pria= asumsi pengguna 5 orang Wanita= asumsi pengguna 5 orang
@ 2.4 m2/unit Urinoir = 0.32 m2/unit Wastafle = 1.75x1.45=2.53
30%
EN
(5 x 2.4) + (5 x 2.4) + (5 x 0.32)+(2x2.53) = 12+12+1.6+5.06= 30.66 2 m Flow 30% = 0.3 x 30.66 = 2 9.19 m Luas Minimum=39.85
Luas Total Kebutuhan Kegiatan Servis
a. Rekapitulasi Perhitungan Kebutuhan Ruang Secara Keseluruhan Luas Total (m2)
Luas Lantai Dasar (m2)
Kelompok Kegiatan Penerima
604
1
604
Kelompok Kegiatan Utama
5592
2(2:1)
3728
Kelompok Kegiatan Penunjang
4968
2(2:1)
3312
Kelompok Kegiatan Pengelola
1159
3(1:1:1)
386
Kelompok Kegiatan Servis Keseluruhan
3518
1
3518
Jumlah
15841
3
11548
Tabel 5.10. Rekapitulasi Kelompok Ruang
Kelompok Kegiatan Luas Lantai Dasar
Luas (m2) 11.548
Sirkulasi Daerah Terbangun 40% x 15.841m2 = 6336 m2
120
3518
Tabel 5.9. Kegiatan Servis (Analisis Besaran Ruang)
Kelompok Ruang
3
6.336
Luas Lantai Dasar Minimal
(Luas total lantai dasar + Sirkulasi Peneli an Tugas Akhir
V-24
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
daerah terbangun) = (11.548m2 +6.336m2) = 17884m2
17884
KDB 30%-60% (Yang dipakai 50%) Luas Tapak minimal 100/50 x 17884= 26.140 m2
35768
Tabel 5.11. Rekapitulasi Kelompok Kegiatan
5.4. Analisis Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang 1) Tujuan Mendapatkan pola hubungan ruang dan organisasi ruang untuk mendapatkan pola peletakan ruang pada suatu bangunan. 2) Dasar pertimbangan a) Kegiatan yang diwadahi. b) Keterkaitan hubungan antar fungsi ruang. c) Keterkaitan hubungan antar fungsi kegiatan dan pola pencapaian aktivitas. Tingkat keterkaitan, keeratan, dan kedekatan hubungan antar fungsi kegiatan didapatkan dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Hubungan erat, keterkaitan fungsi, dan kegiatan memungkinkan dilakukan hubungan langsung antar kegiatan tanpa melalui hambatan, baik secara fisik, pencapaian maupun visual. (b) Hubungan kurang erat, keterkaitan yang masih memungkinkan terjadinya hubungan antar kegiatan, namun terhalang harus melewati suatu kegiatan lain diantara kegiatankegiatan tersebut. (c) Tidak ada hubungan ruang, antara dua kegiatan atau lebih yang saling bertolak belakang, tidak ada kaitannya di dalam fungsi, sehingga tidak diperlukan berhubungan dalam pewadahan.
Peneli an Tugas Akhir
V-25
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
3) Hasil Analisis
Nilai
Derajat Keterkaitan Hubungan erat Hubungan kurang erat Tidak ada hubungan ruang Tabel 5.12. Hubungan Ruang
Pola hubungan ruang terbagi menjadi dua , yaitu hubungan ruang makro yang menggambarkan hubungan antar kelompok/unit ruang, sedangkan hubungan ruang mikro menggambarkan hubungan antar ruang yang ada dalam masing-masing kelompok/unit ruang. a) Pola Hubungan Ruang Makro Berdasarkan pada hubungan secara fungsional dan secara alur kegiatan dengan pertimbangan bahwa semua pemakai fasilitas baik pengunjung maupun pengelola secara berurutan akan melalui ruang penerima kemudian menuju pada ruang-ruang kegiatan selanjutnya sesuai urutan kegiatannya. Berdasarkan hubungan menerus untuk kemudahan proses atau alur kegiatan sehingga memudahkan pelaku melakukannya aktivitasnya.
Skema 5.4 Pola Hubungan Ruang Makro Sumber: Analisis penulis, 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-26
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
b) Pola Hubungan Ruang Mikro 1) Kelompok Kegiatan Penerima
Skema 5.5 Pola Hubungan Ruang Mikro Sumber: Analisis penulis, 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-27
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
2) Kelompok Kegiatan Pengunjung
Skema 5.6 Kelompok Kegiatan Pengunjung Sumber: Analisis penulis, 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-28
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
3) Kelompok Kegiatan Penunjang Umum
Skema 5.7 Kelompok Kegiatan Penunjang Sumber: Analisis penulis, 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-29
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4) Kelompok Kegiatan Pengelola
Skema 5.8 Kelompok Kegiatan Pengelola Sumber: Analisis penulis, 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-30
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
5) Kelompok Kegiatan Servis
Skema 5.9 Kelompok Kegiatan Servis Sumber: Analisis penulis, 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-31
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
5.5. Analisis Lokasi dan Site 5.5.1.
Pemilihan Lokasi
1) Tujuan Menentukan lokasi tapak perancangan. Strategi yang dilakukan adalah dengan penyaringan peta dan pengamatan langsung pada lokasi yang sesuai. 2) Dasar pertimbangan Dasar pertimbangan kriteria pemilihan lokasi Youth Center di Kebumen sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Remaja dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur antara lain: a) Kesesuaian dengan peruntukan lahan (land-use). Lokasi harus sesui dengan rencana tata guna lahan yang sesuai dengan RUTRK Kabupaten Kebumen. Kawasan yang digunakan merupakan kawasan yang diperuntukan untuk kegiatn pendidikan maupun olahraga b) Dekat dengan fasilitas pendidikan dan olahraga Lokasi merupakan daerah yang dekat dengan fasilitas pendidikan,dikarenakan fasilitas ini ditujukan untuk remaja dalam cakupan SMP sampai Perguruan Tinggi sehingga bisa menunjang pendidikan non formal mereka dan juga dekat dengan fasilitas olah raga agar mudah menarik pengunjung. 3) Analisis a) Kesesuaian dengan peruntukan lahan (land-use). Dalam penentuan lokasi tidak terlepas dari land-use yang terdapat pada RTRW ( Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Kebumen sebagai lokasi dari Kebumen Youth Center. Wilayah Kabupaten Kebumen dibagai menjadi Tujuh sub wilayah pengembangan (SWP), yaitu : SWP SWP I
SWP II
SWP III
Sektor Dominan
Pembagian Wilayah
Pusat Pertumbuhan
perdagangan, industri, pertanian, pariwisata Pendidikan, pengembangan geologi Karang sambung industri, pertanian, perdagangan dan pariwisata.
Meliputi wilayah Kecamatan Kebumen ,Sadang ,Alian ,Sruweng ,Pejagoan dan Bulus pesantren Meliputi wilayah Kecamatan Gombong, Sempor, Kuwarasan dan Buayan
Kota Kebumen
pertanian dan perdagangan
Meliputi wilayah Kecamatan Kutowinangun dan Ambal.
Kota Gombong
Kota Kutowinangun
Peneli an Tugas Akhir
V-32
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
SWP IV
pertanian, pariwisata dan perdagangan
Meliputi wilayah Kecamatan Prembun dan Mirit
Kecamatan Prembun
SWP V
pertanian, pariwisata dan perdagangan.
Meliputi wilayah Kecamatan Petanahan, Puring dan Klirong
kota Petanahan
SWP VI
pertanian dan perdagangan.
Meliputi wilayah Kecamatan Karanganyar, Karanggayam dan Adimulyo
kota Karanganyar
SWP VII
pertanian, perindustrian, perikanan dan pariwisata
Meliputi wilayah Kecamatan Ayah dan Rowo keledengan
kota Ayah
Tabel 5.13. Sub Wilayah Pengembangan Kebumen
Gambar 5.1 Pembagian SWP Kebumen Sumber: RTRUK Kebumen
b) Dekat dengan fasilitas pendidikan dan olahraga Statistik jumlah sekolah smp dan sma serta perguruan tinggi paling banyak terdapat di kebumen 4) Hasil Analisis
Peneli an Tugas Akhir
V-33
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Berdasarkan analisis dan pengamatan di atas, maka lokasi yang sesuai untuk perencanaan Kebumen Youth Center adalah lokasi yang berada pada SWP I, seperti yang dilingkari garis
warna biru dibawah ini. Yaitu sesuai bagi peruntukan fungsi
perdagangan, industri, pertanian, pariwisata dan Pendidikan. Dengan pusat pertumbuhan di Kota kebumen
Gambar 5.2 Pemilihan Lokasi Sumber: Analisis pribadi, 2015
5.5.2. Analisis Pemilihan Site 1) Tujuan Mendapatkan site/tapak yang ideal sesuai dengan kebutuhan bangunan Youth Center Di Kebumen sebagai Wadah pengembangan Kreativitas Remaja dengan Pendekatan psikologi Arsitektur. 2) Dasar Pertimbangan a.
Dekat dengan fasilitas pendidikan dan olahraga Lokasi merupakan daerah yang dekat dengan fasilitas pendidikan,dikarenakan fasilitas ini ditujukan untuk remaja dalam cakupan SMP sampai Perguruan Tinggi sehingga bisa menunjang pendidikan non formal mereka dan juga dekat dengan fasilitas olah raga agar mudah menarik pengunjung.
b. Akses dan pencapaian baik, dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun umum . Peneli an Tugas Akhir
V-34
c.
Memikirkan jarak lokasi dengan tempat-tempat yang menunjang aktivitas demi menjaga kenyamanan pengguna bangunan.
d. Infrastruktur tersedia dan utilitas lingkungan baik.
3) Analisis
Gambar 5.3 Analisis Pemilihan Site Sumber: Analisis Pribadi
Site terpilih dekat dengan sejumlah sekolah yang ada di kebumen digambarkan dengan garis merah tersebut juga dekat dengan fasilitas olahraga berupa stadion. Selain itu dengan pusat kota atau alun-alun kebumen hanya 5 menit 4) Hasil Analisis Data Site Terpilih: Lokasi
: Jalan Letnan HM Sarbini,Kecamatan Kebumen, Kebumen.
Batasan Site
:
-
Sebelah Utara
: Jalan Letnan HM Sarbini (Jalur site menuju pusat kota )
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
-
Sebelah Timur : Jalan Menuju Stadion
-
Sebelah Selatan : Persawahan
-
Sebelah Barat
: Pemukiman warga
Luas Site
: + 37.500 m2
KDB
: 50%
Lebar Jalan
: Jalan primer 10 m dan jalan lingkungan menuju Stadion 10 m
Potensi Site
Gambar 5.4 Analisis Eksisting : Sumber: Analisis pribadi,2015
-
Dekat dengan fasilitas pendidikan sehingga memudahkan akses pengguna khususnya remaja untuk menuju tempat ini
-
Terletak di jalur utama menuju kota kebumen
-
Akses mudah menggunakan kendaran umum, kendaraan pribadi maupun pejalan kaki
-
Dekat dengan fasilitas olahraga berupa stadion memungkinkan menarik para pengunjung stadion untuk menuju wadah ini Peneli an Tugas Akhir
V-36
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
-
Jaringan utilitas yang memadahi
-
Site berada di kota kebumen yang merupakan ibu kota kebumen sehingga membantu untuk mengembangkan generasi muda kearah yang positif
-
Kondisi tanah baik dan relatif datar.
Peraturan Bangunan -
:
Peruntukan lahan sebagi pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perekonomian
-
Ketentuan Koofisien Dasar Bangunan (KDB) = 50%
-
Ketentuan tinggi maksimal = 1-3 lantai
-
Garis Sepadan Bangunan ( GSB )= 8m
5.6. Analisis Pengolahan Site 5.6.1. Analisis Pencapaian dan Entrance 1) Tujuan Untuk mendapatkan akses terbaik menuju site bangunan serta menentukan main entrance serta side entrance 2) Dasar Pertimbangan a. Dasar pertimbangan Pencapaian Kondisi dan potensi jalan di sekitar site Arus lalu-lintas jalan Kemudahan akses baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum Kenyamanan dan keamanan pengguna jalan maupun pengunjung bangunan b. Dasar Pertimbangan Entrance Kemudahan akses bagi kendaraan , maupun pejalan kaki Berhubungan langsung dengan jalan besar (jalan utama) sehingga mudah dikenali Mengarahkan pengunjung menuju bangunan 3) Analisis a. pencapaian
Peneli an Tugas Akhir
V-37
Gambar 5.5 Analisis Pencapaian Sumber: Analisis Pribadi,2015 No
Nama Jalan
Karakteristik
1
Jl. Letnan HM Sarbini
Merupakan jalan utama menuju kota dari kecamatan
(lebar ± 10m)
di sekitarnya Arus lalu lintas 2 arah Dilalui kendaraan umum dan pribadi Mobilitas cukup tinggi terutama pada jam kerja
2
Jl. Stadion
Merupakan
(lebar ± 10m)
Candradimuka
jalan
utama
Arus lalu lintas 2 arah Hanya dilalui kendaraan pribadi Mobilitas sepi Tabel 5.14. Karakteristik Jalan
menuju
Stadion
b. Penentuan Entrance
Gambar 5.6 Analisis Entrance Sumber: Analisis Pribadi,2015
5.6.2. Analisis Orientasi dan View 1) Tujuan Secara nilai arsitektural, penganalisaan view lingkungan akan menghasilkan output yang terkait dengan penataan massa dan penataan bangunan. Output yang dihasilkan nantinya akan berkaitan dengan ekspresi dari bangunan itu akan di tampilkan, maupun view apa yang akan di ambil untuk kegiatan tertentu. Dengan mempertimbangankan analisis view akan membantu bagaimana menampilkan ekspresi bangunan sesuai yang sesui dengan nilai emosi visual remaja sehingga tertarik untuk masuk ke dalam bangunan ini. 2) Dasar pertimbangan Arah datang pengunjung terbanyak Kondisi dan arus kendaraan di jalan sekitar site Arah pandang dari lingkungan sekitar untuk menentukan nilai ekspose tertinggi Potensi lingkungan sekitar 3) Analsis
a. Dari dalam
Gambar 5.7 Analisis View Sumber: Analisis Pribadi,2015
View A : pandangan view A merupakan sepanjang JL. Letnan HM sarbini berupa pertokoan dan kantor kurang menarik untuk dijadikan view dari dalam View B : pandangan view B kepada sawah dan sebagian perumahan warga pandangan ini masih dianggap kurang menarik namun lebih baik dari pandangan view A View C : pandangan ini tertuju ke sawah dan beberapa pohon yang tinggi. Pandangan ini merupakan pandangan terbaik untuk ruang yang membutuhkan relaksasi serta ketenangan dalam berkegiatan di dalamnya. Respon pada dengan member bukaan pada view C View D : pandangan berupa Jalan Stadion dan kemudian sawah. View ini kurang menarik karena sering kali terganggu dengan kendaraan yang berlalu lintas .
Gambar 5.8 Hasil Analisis View ke Luar Sumber: Analisis Pribadi,2015
b. Dari luar View dari luar site merupakan salah satu faktor penentu dalam tata letak massa dan orientasi bangunan. Orientasi bangunan pada dasarnya merupakan pengarah ataupun penunjuk tentang keberadaan bangunan tersebut. Dengan demikian akan lebih mudah meletakan point of interest dari bangunan ini yang secara emosi visual akan membuat orang tertarik untuk memasuki bangunan ini.
Gambar 5.9 Analisis View dari Luar Sumber: Analisis Pribadi,2015
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Sisi bangunan yang perlu diekspos tampilanya adalah pada area hijau untuk menarik emosi visual para pengguna jalan maupun para pengunjung
Simbol atau sculture yang bisa terlihat dari ke ga arah sebagai penanda bangunan Gambar 5.10 Hasil Analisis View Dari Luar Sumber: Analisis Penulis,2015
5.6.3. Analisis Klimantologis 1) Tujuan Untuk mendapatkan data pengaruh klimantologis terhadap site 2) Dasar pertimbangan Arah gerak matahari Arah gerak angin Respon terhadap hujan dan kelembapan Analisis klimantologis termasuk salah satu faktor yang berperan dalam penentuan zonifikasi ruang, ataupun bentuk massa bangunan. Pengaruh iklim di sekitar site berpengaruh pada kenyamanan pengguna terutama kenyamanan thermal dan visual sehingga harus direspon dengan baik. Pencahayaan dan penghawaan merupakan bagian dari rangsangan fisik dari lingkungan yang berpengaruh pada psikologi seseorang. Kabupaten kebumen, mempunyai iklim tropis dengan musim hujan pada bulan okteber- maret sedangkan musim kemarau april-september. Keadaan klimantologis Kota Kebumen diambil dari Kebumen dalam Angka 2014 dengan stasiun pemantauan wadaslintang sebagai berikut
Peneli an Tugas Akhir
V-42
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Suhu udara 20,60-34,00 ºC suhu terendah pada bulan agustus dan tertinggi pada bulan februari Kelembapan udara rata rata 81% Curah hujan cukup tinggi sebesar 3.228,00 mm yang terjadi selama 188 hari pada tahun 2014 Kecepatan angin 0,23 meter/detik
3) Analsis a. Arah gerak matahari 1) Analisis arah matahari
Analisis arah matahari pagi dengan dengan pengandaian ada 3 massa utama pembentuk bayangan yaitu samping kanan, samping kiri dan tengah. Dapat dilihat massa yang paling kiri paling banyak terkena sinar matahari pagi sehingga penggunaan zona ini disesuaikan kegiatan yang membutuhkan sinar matahari
Analisis arah matahari siang. Matahari siang cukup panas dan kurang baik untuk kesehatan. Sehingga keperluan terhadap matahari siang hanya terhadap penerangan alami sehingga bisa berlangsung kegiatan dengan baik. Penggunaan skylight maupun bukaan jendela dengan kata tahan panas di perlukan untuk respon analisis ini
Analisis arah matahari sore. Matahari sore kurang baik bagi kesehatan maupun mata karena menyilaukan . sehingga menyebabkan terganggunnya kegiatan. Sisi yang paling banyak terkena sinar matahari sore adalah bagian kanan atau sisi barat site. Respon terhadap desain adalah penggunaan sun shading berupa secondary skin dengan menggunakan material Gambar 5.11 Analisis Matahari Sumber: Analisis Pribadi,2015
Peneli an Tugas Akhir
V-43
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
2) Hasil Analisis arah matahari Respon terhadap analisis matahari pada desain adalah dengan penataan ke nggian massa. Dimana massa yang paling dekat dengan matahari pagi lebih rendah dari belakangnya agar masih terkena sinarnya. Bisa dilihat dari gambar disamping. Masih ada cahaya matahari yang mengenai massa di belakangnya. Selanjutnya dengan bukaan maupun skylight. Untuk area barat di Respon dengan penggunaan sun shading berupa secondary skin dengan menggunakan material tertentu untuk mengurangi silaunya matahari sore. Serta bangunan alebih nggi untuk melindungi area di sebelahnya
Respon zoning pada analisis matahari adalah dengan meletakan ruang yang mebutuhkan sinar matahari pagi paga area merah gambar disamping. Kelompok ruang itu adalah Area Kegiatan Utama dan Area Penunjang Gambar 5.12 Hasil Analisis Matahari Sumber: Analisis Pribadi,2015
Respon Perancangan Pemanfaatan sinar matahari sebagai penerangan alamai karena dalam kegiatan di Kebumen Youth Center penerangan alami sangat dibutuhkan Perletakan ruang-ruang khusus yang membutuhkan cahaya matahari pagi pada zona yang terkena sinar matahari pagi paling banyak Penyusunan massa secara bertahap menjauhi sinar matahari pagi agar semua sisi bangunan mendapat sinarnya Pemilihan material sebagai solusi permasalahan bangunan yang berkaitan dengan sinar matahari, dimana material yang digunakan dapat berperan sebagai filter sinar dan mengurangi kesilauan (glare) dalam bangunan
Peneli an Tugas Akhir
V-44
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
b. Arah gerak angin 1) Analisis arah mata angin Arah angin terbesar dari sisi selatan atau dari area persawahan. Angin ini cukup menyejukan karena berasal dari sawah dan juga pepohonan . angin ini bisa di manfaatkan untuk penghawaan alami
Arah angin terbesar kedua dari arah mur, sebagian berasal dari persawahan dan sebagian dari jalan. Sehingga udara perlu disaring dengan menggunakan barier berupa pohon sebelum dimanfaatkan sebagai penghawaan alami pada bangunan
Gambar 5.13 Analisis Angin Sumber: Analisis Pribadi,2015
2) Hasil analisis arah mata angin
Penzoningan berdasarkan arah angin adalah seper gambar disamping. Kelompok kegiatan yang membutuhkan penghawaan ekstra adalah kegiatan utama dan kegiatan penunjang sehingga penempatan kedua kelompok kegiatan ini berhadapan langsung dengan arah datangnya angin, guna memaksimalkan penghawaan alami. respon selanjutnya adalah dengan penataan massa dan juga bukaan sehingga memungkinkan angin bisa tersalurkan diseluruh cela bangunan yang ada. Penggunaan secondary skin perlu di pakai pada sisi bagian mur akan udara tersaring terlebih dahulu.
Gambar 5.14 Hasil Analisis Angin Sumber: Analisis Pribadi,2015
Peneli an Tugas Akhir
V-45
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
5.6.4. Analisis Kebisingan 1) Tujuan 2) Dasar pertimbangan Kegiatan di sekitar site Sumber bunyi di sekitar site Analisis ini sangat berguna untuk menentukan jenis ruang yang memerlukan ketenangan dalam berkegiatan didalamnya seperti ruang konseling, ruang seminar, ruang music, ruang lukis dan lain sebagainya
3) Analsis dan hasilnya
Daerah dengan warna merah merupakan daerah yang terkena dampak noise paling banyak karena pengaruh dari kendaraan umum yang cukup padat berlalu lintas. Sehingga penggunaan daerah ini untuk kegiatan yang bukan memerlukan ketenangan dan konsentrasi. Selain itu untuk meredam suara bising perlu menggunakan barier Gambar 5.15 Hasil Analisis Terhadap Kebisingan Sumber: Analisis Pribadi,2015
Respon Perancangan Penempatan letak massa atau ruang bangunan yang membutuhkan ketenangan tinggi jauh dari sumber bising utama Meletakan buffer/filter yang berupa vegetasi dipinggi jalan utamauntuk mereduksi kebisingan. Peneli an Tugas Akhir
V-46
Penggunaan bahan material bangunan yang dapat mereduksi atau menolak kebisingan
5.6.5. Analisis Penzoningan 1) Tujuan Mendapatkan zoning dari analisis site dan juga analisis peruangan 2) Dasar pertimbangan Analisis Klimantologis Analisis noise Hubungan antar kelompok kegiatan Kelompok ruang Analisa penzoningan pada Youth Center ini didasarkan pada sifat ruang yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu runag publik, semi public, dan privat. Perletakan bangunan semakin kedalam semakin privat dan runag dengan sifat public di letakan dibagian luar. Pembagian sifat ruang berdasarkan kegiatan yang berlangsung di Kebumen Youth Center yang direncanakan, yaitu adanya kegiatan yang bersifat umum seperti pertunjukan dan even remaja dan kegiatan yang bersifat privat seperti belajar.
3) Analsis
Gambar 5.16 Hasil Analisis Entrance Sumber: analisis pribadi
Gambar 5.17 Hasil Analisis View Keluar Sumber: analisis pribadi
Gambar 5.18 Hasil Analisis View Kedalam Sumber: analisis pribadi
Gambar 5.20 Hasil Analisis Arah Angin Sumber: analisis pribadi
Gambar 5.19 Hasil Analisis Arah Matahari Sumber: analisis pribadi
Gambar 5.21 Hasil Kebisingan Sumber: analisis pribadi
Skema 5.10 Hasil Analisis Pola Hubunagan Ruang Sumber: analisis pribadi
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4) Hasil Analisis Penzoningan
Gambar 5.22 Hasil Penzoningan Umum Sumber: analisis pribadi
5.7. Analisis Pendekatan Psikologi Arsitektur terhadap Objek Rancang Bangun 1) Tujuan Mengetahui sejauh mana penggunaan psikologi arsitektur sebagai metoda pendekatan bekerja mepengaruhi faktor bangunan dari objek rancang bangun. 2) Dasar pertimbangan Psikologi Remaja Psikologi Arsitektur Faktor- faktor pembentuk ruang Efek Psikofisik dalam membengaruhi psikologi manusia Proses kreativitas pada remaja
3) Analisis dan Hasilnya Sebagai seni visual, arsitektur tidak terlepas dari sistem fisiologi sensorik manusia yang mempunyai tempat khusus dalam psikologi. Aspek psikofisik yang dipelajari semakin berkembang seperti yang dilakukan oleh ahli psikologi Gestalt seperti Max werheirmer (1880-1943) dengan penemuan phi-phenomenon, Wolfgang Kohler (1886-1941) dengan teori Peneli an Tugas Akhir
V-49
lingkungan psikofisik. Semuanya menunjukan bahwa hasil intervesi manusia terhadap lingkungan mempunyai relasi yang erat dengan proses-proses mental psikologi manusia.
Terlebih lagi karena arsitektur mampu menunjukan variable-variable nyata (tangible) yang dapat diukur dan muncul dari proses psikologi manusia yang intangible, sehingga arsitektur mempunyai fungsi akomodatif dalam memfasilitasi kebutuhan psikologis manusia. Karena lingkungan mengandung banyak sekali stimulus yang menimbulkan berbagai respon dan perilaku manusia. Dengan mengenali itu semua dapat dibuat lingkungan binaan yang mampu mengahasilkan respon atau perilaku yang diinginkan.
Chunchill,1943)
Skema 5.11 Hasil Penzoningan Umum Sumber: analisis pribadi
Dari diagram diatas terlihat bagaimana proses sebuah tindakan yang berawal dari sebuah rangsangan (stimulus) yang diterima kemudian diteruskan proses presepsi dalam diri seseorang yang diteruskan pada proses kognisi yang akan melahirkan motivasi dan berakhir
pada sebuah tindakan. Dalam perancangan Youth Center hal ini peting bagaimana menemukan stimulus yang dipresepsikan lewat proses kognisi yang kemudian menjadi alasan atau motivasi bagi remaja untuk bisa melakukan sebuah tindakan dalam artian kreativitas. Terlihat dari bagan sebelah kanan bahwa arsitektur merupakan bagian dari lingkungan yang bisa dimanipulasi dari segi ruang, waktu, makna dan komunikasi yang nantinya dapat mempengaruhi proses psikologis pada kepribadian seseorang.
Skema 5.12 Setting atau Ruang Sumber: analisis pribadi
Perilaku manusia pada dasarnya selalu pada lingkup Setting atau Ruang. Setting atau Ruang merupakan arsitektur yang terdiri dari kumpulan elemen arsitektur. Apabila setting atau runag disebutkan mempunyai andil dalam pembentukan stimulus, proses presepsi, kognisi sampai terjadinya respon, maka bagian atau unsur-unsur pembentuk setting atau ruang harus diperhatikan dalam siklus tersebut yaitu elemen-elemen pembentuk ruang.
Skema 5.13 Elemen arsitektur Sumber: analisis pribadi
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Ketika berbicara mengenai elemen arsitektural maka akan menemukan dua unsur pembentuk dari elemen ini yaitu fisik dan non-fisik. Unsur fisik disini adalah sesuatu yang bisa dilihat dan diraba sedangkan unsur non-fisik merupakan pemaknaan dari unsur itu Sebelum memasuki bagaimana suasana setting atau ruang yang harus diciptakan dan dengan cara seperti apa, perlu diperhatikan adalah psikologi pengguna dan juga proses kreativitas sebagai tujuan utama. Karena hal ini merupakan unsur penting untuk terciptanya suasana ruang atau setting yang dibutuhkan. a. Psikologi remaja Seperti yang sudah dipaparkan dalam bab sebelumnya, bahwa masa Remaja adalah suatu periode transisi dari awal remaja remaja hingga dewasa sehingga terjadi ketidak stabilan emosi. Disebutkan bahwa remaja masa pencarian identitas diri, yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. Hal ini sangat singkron dengan sikap remaja yang ekspresif, kebebasan, suka dengan keterbukaan, dinamis dan atraktif dan eksploratif.
Karena hal ini
merupakan kebutuhan secara psikologis untuk mengaktualisasikan diri mereka. Arsitektur sebagai wadah dalam setiap kegiatan manusia, sehingga harus mampu menangkap hal ini agar bisa menciptakan sebuah setting atau ruang yang mampu membuat pengguna nyaman. b. Proses kreativitas Kreativitas begitu penting dalam proses kehidupan dan perlu dipupuk sejak dini dalam diri remaja, Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan)
dirinya,
dan
perwujudan/aktualisasi
diri
merupakan
kebutuhan pokok tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1959). Hal ini sangat singkron dengan psikologi remaja dimana proses kreativitas adalah dasar dari sikap remaja yang disebutkan sebelumnya. Setelah memahami konsep kreativitas, perlu juga memahami proses kreatif dan produk kreatif. Proses kreatif untuk menjelaskan apa yang terjadi apabila seseorang mencipta. Hal tersebut dapat dilihat pada salah satu teori tradisional yang sampai Peneli an Tugas Akhir
V-52
sekarang banyak dikutip ialah Teori Wallas, dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought (Piirto, 1992), menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap.
Skema 5.14 Skema Kreativitas Sumber: analisis pribadi
pada skema kreativitas seperti bagan yang terlihat diatas bahwa ketika person(pribadi) yang unik melakukan process atau melakukan proses berpikir yaitu menghubungkan hal hal yang baru untuk menemukan sesuatu yang berbeda sampai pada akhirnya menuju ke Product atau hasil dari kreativitas itu. Namun disini yang menjadi bahasan penting adalah press(pendorong) bahwa kreativitas akan berkembang jika adanya faktor pendorong, yaitu yang terbagi menjadi dua eksternal dan internal. Faktor eksternal lah yang menjadi pokok bahasan karena faktor ini berhubungan dengan setting atau ruang. Sehingga jelas bahwa setting atau ruang mempengaruhi proses kreativitas. Berikut ini adalah faktor yang menyatakan kondisi lingkungan yang dapat mengembangkan kreativitas, ditandai dengan adanya ( Munandar, 2009): 1) Keamanan psikologis Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling berhubungan, yaitu: a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi eksternal (atau sekurang-kurangnya tidak mempunyai efek mengancam).
c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan, pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut pandang mereka dan menerimanya.
2) Kebebasan psikologis Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.
Dari pemaparan diatas, tentang psikologi remaja dan juga tentang proses kreativitas dapat di olah dan digabungkan untuk menemukan bagaimana suasana setting ruang secara umum yang harus direncanakan dalam objek rancang bangun Kebumen Youth Center.
Ekspresif
Kebebasan Psikologis
Suka dengan Keterbukaan
Dinamis dan atraktif
Eksploratif.
Skema 5.15 Hasil Tema Setting Sumber: analisis pribadi
Dari diagram diatas terlihat gambaran suasana seperti apa yang nanti akan muncul pada objek rancang bangun. Selanjutnya yang perlu dibahas adalah bagaimana cara mewujudkan suasana setting agar muncul suasana setting seperti yang diharapkan.
Dari bahasan sebelumnya dikemukakan bahwa setiap proses sebuah tindakan berawal dari sebuah rasangan yang kemudian diteruskan proses presepsi menuju kepada proses kognisi sehingga melahirkan sebuah motivasi dan akhirnya berwujud sebuah tindakan. Dan juga Perilaku manusia pada dasarnya selalu pada lingkup Setting atau Ruang. Setting atau ruang merupakan arsitektur bagian dari lingkungan yang terdiri dari kumpulan elemen arsitektur. Apabila setting atau ruang disebutkan mempunyai andil dalam pembentukan stimulus, proses presepsi, kognisi sampai terjadinya respon, maka bagian atau unsur-unsur pembentuk setting atau ruang harus diperhatikan dalam siklus tersebut yaitu elemen-elemen pembentuk ruang.
Skema 5.16 Skema proses dan Hubungan Sumber: analisis pribadi
Selanjutnya yang akan dianalisis adalah mengenai efek psikofisik pada psikologi manusia. Efek psikofisik merupakan bagian dari lima issue pokok (basic issues) dalam psikologi arsitektur.
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Ada lima indera manusia untuk menagkap atau sensor terhadap lingkungan, namun aspek penglihatanlah yang paling menonjol untuk menikmati karya arsitektur sehingga unsur yang lain dijadikan pelengkap namun tetap penting demi kenyamanan pengguna didalamnya. Lima aspek itu adalah: penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, peraba. Berikut ini akan dibahas aspek tersebut yang kaitanya dengan objek rancang bangun kebumen youth center. a. Penglihatan Empat aspek itu adalah bentuk ruang, pencahayaan, view dan colour (warna). 1) Bentuk ruang Bentuk ruang ini sudah dijelaskan pada tinjauan teori, yang perlu dibahas disini adalah bentuk ruang yang secara psikologis mempengaruhi pengguna Kebumen Youth Center. sesuai setting yang diinginkan yaitu ekspresif, kebebasan,
suka
dengan keterbukaan, dinamis dan atraktif dan eksploratif. BENTUK
EFEK PSIKOLOGIS
SIFAT DAN KARAKTER
Bebas, tidak terikat, memungkinkan keleluasaan gerak.
Bentuk segiempat merupakan bentuk yang memiliki sifat bersudut, statis, kaku netral, formal tidak mempunyai arah tertentu, masif, stabil apabila berdiri sendiri pada satu sisinya, dinamis apabila berdiri pada salah satu sudutnya
Aktivitas kurang bebas, bentuk terkesan lebih keras
Bentuk segitiga merupakan bentuk yang memiliki sifat dan karakter ekspresif, kuat, aktif, stabil, energik tajam, dinamis, eksperimental, tidak dapat disederhanakan
Tabel 5.15. Kriteria Bentuk Ruang Sumber: DK.Ching
Bentuk ruang yang akan dipakai adalah bentuk dasar segiempat dengan penambahan segitiga, hal ini dikarenakan ingin menciptakan sebuah ruang yang fungsional dan bebas serta memasukan karakter segitiga yang energik dan dinamis.
Peneli an Tugas Akhir
V-56
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Gambar 5.23 Contoh Penggabungan kotak dan segitiga Sumber: analisis pribadi 2016
2) Pencahayaan Kebumen Youth Center membutuhkan suasana pencahayan yang mampu meningkatkan produktifitas dan juga yang yang mampu mengurangi kecemasan psikis. Sebelumnya sudah dibahas dalam tinjauan teori bahwa semakin tinggi penerangan akan semakin meningkatkan produktifitas dan efisiensi kerja lebih memuaskan, mengurangi stress dan merasa lebih termoivasi. Sedangkan manfaat pencahayaan alami khususnya pada kondisi psikis seseorang adalah mengurangi kecemasan psikis. Pencahayaan buatan memberikan ritme cahaya yang memberikan efek psikologis secara visual yang dapat dinikmati di malam hari dimana terjadi perubahan dari siang dengan malam hari, sekaligus dapat menjadi identitas bangunan dengan lighting yang menonjol dan bangunn di sekitarnya. Hal ini juga perlu diterapkan dalam perancangan Kebumen Youth Center. 3) View Sejumlah penelitian telah menunjukkan bukti yang kuat bahwa dengan 3 sampai 5 menit berkontak dengan alam dapat secara signifikan mengurangi stress, mengurangi kemarahan dan ketakutan, dan meningkatkan perasaan nyaman. Efek menenangkan ini dapat diperoleh dengan menyediakan pemandangan ke luar ruangan, taman interior atau akuarium, atau karya seni dengan tema alam.
Peneli an Tugas Akhir
V-57
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Hal ini perlu diterapkan pada objek rancang bangun pada ruang-ruang tertentu seperti ruang komunal, ruang teori, ruang lukis, perpustakan dan lainya karena dengan ketenangan kreativitas akan meningkat. 4) Warna (colour) Berikut ini adalah warna-warna yang akan dipakai untuk menciptakan suasana setting untuk kebumen youth center.
Warna
Kuning
Gambar
Pengaruh atas manusia Menunjukkan pengalaman dasar psikis: matahari dan kehangatan, pemancaran, berarti: terang, cerah, lincah, menggairahkan, merangsang, meriangkan secara mental, meluaskan kesadaran
Orange
Menanti, mengubah, menggembirakan, menguatkan
Merah
Warna primer, berarti:kuat, berapiapi, merangsang, menggiatkan
Biru
Pirus
Hijau
Warna primer yang menunjukkan pengalaman dasar psikis: ketenangan dan penerimaan, berarti: dingin, sepi, menenangkan, memantapkan, pasif. Menunjukkan sifat transdimensional yang berarti keberadaan dan kehadiran di luar waktu dan ruang, berarti: menjauhkan diri, penyegaran sejuk yang tercipta secara optis, kreatif, komunikatif, teknis, jelas,. Pirus adalah warna hambatan emosional. Warna primer yang berarti: pasif, alamiah, menenangkan, melepaskan, berpengharapan, bersuasana damai, menyelaraskan. Peneli an Tugas Akhir
V-58
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Kuning muda Hijau kekuningan
lembut, tentram, hangat, terang. lembut, terlindung, menggairahkan, melepaskan. Tabel 5.16. Karakteristik Warna Terpilih
Sumber : Frick, 2007:37 Penggunaan warna-warna diatas akan dikombinasikan dan di atur sebaik mungkin sehingga penggunaanya tidak berlebihan karena akan menghilangkan efek pengaruhnya.
Gambar 5.26 Contoh Penggunaan warna pada furniture maupun elemen dinding Sumber: analisis pribadi 2016
b. Pendengaran Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam bahwa ada satu elemen tata ruang luar pada lingkungan yaitu suara. Setiap bunyi-bunyian atau irama musik yang didengar oleh telinga manusia dapat mempengaruhi fungsi anatomi dari tubuh. Kebisingan, yaitu suara yang tidak diinginkan atau bahkan suara yang mengganggu. Karena kebisingan adalah suara apa saja yang tidak diinginkan seperti suara air kran yang menetes atau lagu rock yang dirasakan seseorang sebagai kebisingan. Hal kebisingan itu terjadi bukan karena suara itu sendiri melainkan persepsi si pendengar. Kebisingan ini dapat menimbulkan dampak negatif pada seseorang misal ketegangan otot, gelisah, mudah marah, tidak konsentrasi, mungkin juga menjadi cemas.
Peneli an Tugas Akhir
V-59
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Sehingga respon terhadap suara atau kebisingan ini adalah ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan tinggi dan ruang-ruang yang menghasilkan suara tinggi di desain kedap suara c. Perasa Dari hasil penyelidikan didapatkan bahwa produktivitas manusia akan mencapai tingkat
yang
paling
tinggi
pada
temperatur
sekitar
22-24
derajat
Celcius
(Wignjosoebroto,1995, hal.84). Sehingga untuk perancangan Kebumen Youth Center temperature ruangan harus diperhatikan. Hal ini bisa diperoleh dengan bukaan yang tepat sesuai arah angin, ataupun green roof dan juga inercourt. Memanfaatkan alam untuk menstabilkan suhu. d. Penciuman Indera penciuman pada sistem sensoris manusia dapat menstimulus bagian otak terkhusus bagian emosi. Implikasi terhadap desain dengan system aromaterapi dari tanaman seperti lavender yang dipercaya merupakan tanaman terapi pada healing garden mengandung unsur yang dapat menentramkan pikiran, dan jiwa, mengurangi ketegangan pada syaraf dan juga dapat mengusir nyamuk atau metode pengharum ruangan berbagai aroma yang bekerja otomatis secara berkala di beberapa ruangan tertentu. e. Peraba Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan bentuk tersebut. Dibawah ini merupakan tekstur yang diperlukan dalam perancangan Kebumen Youth Center.
BAHAN
Rumput
GAMBAR
WARNA
TEKSTUR
EFEK PSIKOLOGIS
Hijau
Halus
Rileks/santai
Peneli an Tugas Akhir
V-60
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Tanah
Merah
Halus
Membangkitkan semangat
Batu kerikil
Abu-abu
Kasar
Ketenangan, kesejukan
Abu-abu
Halus
Ketenangan
Batu bata
Merah
Halus
Membangkitkan semangat
Batu alam
Putih, abuabu
Kasar
Ketenangan, kesejukan
Pengerasan semen
Putih, abuabu
Halus
Ketenangan kesejukan
Tanah berpasir
liat
Tabel 5.17. Karakteristik Bahan
Sumber : Frick, 2007:40 5.8.
Analisis Faktor Bangunan
5.8.1. Analisis Bentuk dan Gubahan Massa Bangunan Tujuan dari analisis bentuk dan gubahan massa Bangunan Kebumen Youth Center adalah untuk mendapatkan bentuk dasar bangunan yang menjadi landasan pembentukan gubahan massa dan sesuai dengan prinsip suasana setting yang sudah dianalisa sebelumnya. karakter ekspresif, kebebasan, suka dengan keterbukaan, dinamis dan atraktif adalah karakter yang perlu dimunculkan. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan bentuk dasar massa yang direncanakan: 1. Karakter yang ingin ditampilkan 2. Jenis kegiatan yang diwadahi 3. Kondisi site 4. Fleksibilitas dalam penataan ruang 5. Efisiensi fungsi dalam bentuk Peneli an Tugas Akhir
V-61
6. Nilai estetika bangunan BENTUK
EFEK PSIKOLOGIS
SIFAT DAN KARAKTER
Bebas, tidak terikat, memungkinkan keleluasaan gerak.
Bentuk segiempat merupakan bentuk yang memiliki sifat bersudut, statis, kaku netral, formal tidak mempunyai arah tertentu, masif, stabil apabila berdiri sendiri pada satu sisinya, dinamis apabila berdiri pada salah satu sudutnya
Aktivitas kurang bebas, bentuk terkesan lebih keras
Bentuk segitiga merupakan bentuk yang memiliki sifat dan karakter ekspresif, kuat, aktif, stabil, energik tajam, dinamis, eksperimental, tidak dapat disederhanakan
Tabel 5.18. Kriteria Bentuk Ruang
Hasil analisis Sehingga penggunaan bentuk yang akan dipakai nanti pada objek rancang bangun adalah penggabungan bentuk kotak dan segitiga. secara sifat dan karakter mengambil dari sifat segitiga, sedangkan secara aktifitas ruang mengambil sifat dari persegi empat.
Gambar 5.25 Analisis Gubahan Massa Sumber: analisis pribadi 2016
5.8.2. Analisis Tata Massa Bangunan Beberapa pola tatanan massa yang ada menurut Francis D. K. Ching yaitu sebagai berikut. a. Terpusat Tata massa dimana adanya ruang pemersatu antar massa bangunan yang memiliki pusat yang dikelilingi massa sekunder.
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Gambar 5.28 Komposisi Terpusat Sumber: analisis pribadi 2015
b. Linear Tata massa yang terdiri dari urutan yang berulang, sehingga cenderung monoton namun bersifat fleksibel dan tanggap terhadap kondisi tapak.
Gambar 5.29 Komposisi Linier Sumber: analisis pribadi 2015
c. Radial Tata massa yang emiliki Pusat namun diikuti pola masa linear yang terdiri dari beberapa organisasi linear berkembang membentuk jari mengelilingi pusatnya dan cenderung tegas jari-jarinya.
Gambar 5.30 Komposisi Radial Sumber: analisis pribadi 2015
d. Cluster Tata massa penggabungan dari ruang yang berlainan bentuk tapi tetap berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan penempatan. Tata massa yang terdiri dari urutan yang berulang, bersifat fleksibel dan tanggap terhadap kondisi tapak. Tata massa yang terdiri dari urutan yang berulang, bersifat fleksibel dan tanggap terhadap kondisi tapak. polanya tidak berasal dari sebuah konsep geometris yang kaku, maka cluster bersifat fleksibel dan senantiasa menerima pertumbuhan tanpa mengubah karakternya.
Peneli an Tugas Akhir
V-63
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Gambar 5.29 Komposisi Cluster Sumber: analisis pribadi 2015
e. Grid Merupakan tata massa pengulangan modul secara teratur, berkesan kaku.
Gambar 5.30 Komposisi Grid Sumber: analisis pribadi 2015
2)
Hasil Analisis Sesuai dengan pertimbangan Kebumen Youth Center, maka tatanan massa yang sesuai adalah cluster. Pada Kebumen Youth Center memiliki beberapa massa karena pertimbangan antar berbagai zona dan bangunan yg berbeda fungsi. Maka tatanan massa nantinya akan bersifat majemuk namun masih berhubungan satu sama lain. Cluster merupakan pilihan tatanan massa yang sesuai karena dapat disusun secara fleksibel massanya namun tetap berhubungan. Polanya pun tidak kaku sehingga massa dapat diatur secara dinamis namun tetap tersusun.
Gambar 5.31 penataan Massa Sumber: analisis pribadi 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-64
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
5.8.3. Analisis Citra dan Tampilan Bangunan
Pencitraan bangunan sesuai dengan analisis yang didapat sebelumnya yaitu bangunan yang bisa mencitrakan tentang psikologi remaja. ekspresif, kebebasan, terbuka dengan hal yang baru, dinamis dan atraktif dan eksploratif. Karakterk karakter itulah yang harus tampak pada citra bangunan agar menjadi penggerak pada remaja untuk mendatangi objek rancang bangun.. Citra dan tampilan bangunan adalah sesuatu yang bisa kita nikmati dengan menggunakan indera penglihatan sehingga faktor-faktor penglihatan yang dimasukan dalam penyelesaian tentang analisis citra dan tampilan bangunan. Unsur penglihatan ada empat aspek yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu bentuk, warna, view dan pencahayaan. Untuk menyelesaikanya diambil tiga aspek yaitu
bentuk warna dan
pencahayaan. Untuk pencahayaaan bisa dinikmati saat malam hari. Berikut ini penjelasan masing-masing karakter agar dapat menemukan gambaran tentang citra dan tampilan objek rancang bangun. Aktif dan atraktif Aktif dan atraktif ini sesuai remaja yaitu masa pengembangan diri, sehingga memiliki kesempatan untuk berkreasi dan beraktivitas. Remaja sering memiliki ide yang fresh dan orisinil. Mereka aktif dalam berbagai kegiatan. Minat- minat pada bidang kegiatan tertentu yang sangat beragam yang tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan tempat tinggal, status sosial, kesempatan, kemampuan bawaan , minat teman sebaya dan banyak faktor lainya.
Gambar 5.32 Contoh Gambar Bangunan Atraktif Sumber: analisis pribadi 2016
Peneli an Tugas Akhir
V-65
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Dinamis hal ini sesuai dengan penggambaran remaja yang yang sedang mengalami masa social hunger( kehausan sosial) yang ditandai keinginan untuk bergaul dan diterima oleh lingkungan kelompok sebayanya.
Gambar 5.33 Contoh Gambar Bangunan Dinamis Sumber: analisis pribadi 2016
Ekspresif Ekspresif ini digunakan untuk menunjukan jati diri pada diri remaja. Karena periode
pengaruhi oleh pandangan orang-orang disekitarnya dan juga pengalaman pribadinya yang kemudian akan mengantarkannya sebagai orang dewasa.
Gambar 5.34 Contoh Gambar Bangunan Ekspresif Sumber: analisis pribadi 2016
Terbuka dengan Hal yang Baru Hal ini sesuia karakter remaja yang selalu mencari sesuatu yang baru
Peneli an Tugas Akhir
V-66
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Gambar 5.35 Contoh Gambar Bangunan dengan Keterbukaan Sumber: analisis pribadi 2016
5.8.4. Analisis Peruangan Secara fungsional, sistem peruangan yang terbentuk haruslah dapat memenuhi standarstandar kebutuhan ruang sesuai aktivitas yang diwadahi. Kemudian apabila kriteria itu sudah terpenuhi maka unsur pendekatan psikologi arsitektur masuk untuk menekankan konsep desain sebagai wadah pengembangan kreativitas remaja. Pada dasarnya sifat ruang dibagi menjadi 3(tiga) bagian, yaitu: 1) Ruang Indoor 2) Ruang Semi Indoor 3) Ruang Outdoor Ketiga ruang diatas membagi secara awal sistem peruangan dalam penerapan penekanan konsep untuk kemudian diteruskan ke proses selanjutnya. Kemudian dari ketiga jenis peruangan tersebut masing masing ditekankan untuk mewakili persoalan- persoalan yang ada, yaitu suasana jenis setting yang diinginkan. Tema- tema persoalan diatas adalah sesuai yang ada pada diagram di atas, yaitu : 1) Ruang dengan penekan kesenangan dan fantasi 2) Ruang dengan penekanan dinamis dan atraktif 3) Ruang dengan penekanan fleksibilitas 4) Ruang dengan penekanan kenyamanan 5) Ruang dengan penekanan eksploratif dan kejutan 6) Ruang dengan penekanan suka dengan keterbukaan
Peneli an Tugas Akhir
V-67
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Pengelompokan diatas dimaksudkan untuk memberi keberagaman suasana ruang yang akan tercipta didalamnya. Sebagai contoh ruang dengan kenyamanan tinggi ditujukan untuk memlihara para pelaku tetap pada mood atau suasana yang bagus. Ruang dengan penekanan kesenangan dan fantasi adalah dimaksudkan untuk memberi sensasi perasaan dan pikiran dalam kreativitas tetap tinggi. Ruang dengan penekanan fleksibilitas tinggi ditunjukan agar pengguna bisa sesuka hati merubah elemen-elemen ruang seberti yang mereka inginkan. Ruang penekanan dinamis dan atraktif adalah dimaksudkan untuk memberi sensai agar kenyamanan bergerak dan pengguna sebebas mungkin pengguna melakukan kegiatan yang atraktif. Dibawah ini beberapa contoh peruangan dengan tema-tema seperti yang sudah dianalisis diatas 1. Ruang dengan penekan kesenangan dan fantasi
Gambar 5.36 Ruang Dengan penekanan Kesenanagan dan fantasi Sumber: analisis pribadi 2016
2. Ruang dengan penekanan dinamis dan atraktif
Gambar 5.37 Ruang dengan Penekanan Atraktif dan dinamis Sumber: analisis pribadi 2016
Peneli an Tugas Akhir
V-68
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
3. Ruang dengan penekanan fleksibilitas
Gambar 5.38 Ruang dengan Penekanan Fleksibilitas Sumber: analisis pribadi 2016
4. Ruang dengan penekanan eksploratif dan kejutan
Gambar 5.39 Ruang dengan Penekanan Eksploratif dan Kejutan Sumber: analisis pribadi 2016
5. Suka dengan Keterbukaan
Gambar 5.40 Ruang dengan Penekanan keterbukaan Sumber: analisis pribadi 2015
Peneli an Tugas Akhir
V-69
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Kemudian dari tema-tema diatas disesuaikan dengan jenis kegiatan yang ada didalam Kebumen Youth Center. Secara umum kelompok kegiatan utama dalam objek rancang bangun dibagi menjadi 5( lima ) kelompok yaitu 1) Kelompok Kegiatan Olahraga 2) Kelompok Kegiatan Kesenian 3) Kelompok Kegiatan hobi 4) Kelompok Kegiatan Klub/Komuniatas 5) Kelompok Kegiatan Penunjang Dari kelima kelompok kegiatan utama diatas tentunya mempunyai kebutuhan kriteria dan suasana ruang masing-masing, walaupun masih dalam satu cakupan yaitu tentang peningkatan kreativitas. Sehingga penggunaan dari tema-tema yang sudah dianalisa sebelumnya disesuaikan dengan jenis kegiatan masing-masing. Untuk penggunaan. Berikut ini adalah pengelombokan tema berdasarkan jenis kegiatan: Jenis Kegiatan
Tema Yang Ditekankan
Bidang Olahraga
Jogging
Catur Bidang Kesenian Belajar Seni Kriya
kesenangan, dinamis dan atraktif eksploratif dan kejutan kesenangan, dinamis dan atraktif kesenangan, dinamis dan atraktif kesenangan, dinamis dan atraktif kesenangan, dinamis dan atraktif penekanan kenyamanan kesenangan dan fantasi kesenangan dan fantasi penekanan kenyamanan penekanan kenyamanan kesenangan, dinamis dan atraktif
Bidang Hobbi
kesenangan dan fantasi kesenangan, dinamis dan atraktif Peneli an Tugas Akhir
V-70
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
kesenangan, dinamis dan atraktif eksploratif dan kejutan kesenangan dan fantasi Bidang Komunitas s kesenian Tradisional
penekanan fleksibilitas penekanan fleksibilitas penekanan fleksibilitas penekanan fleksibilitas
Bidang Penunjang i Bimbingan
Playground
penekanan kenyamanan penekanan kenyamanan penekanan kenyamanan kesenangan dan fantasi penekanan kenyamanan suka dengan keterbukaan
Tabel 5.19. Pengelompokan Tema Berdasar Jenis Kegiatan Sumber: Analisis Pribadi
5.9.
Analisis Landscape Penataan landscape berhubungan dengan
aspek fisologi manusia pada aspek
penglihatan pada elemen view dan juga membantu aspek perasa pada elemen penghawaan. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bukti yang kuat bahwa dengan 3 sampai 5 menit berkontak dengan alam dapat secara signifikan mengurangi stress, mengurangi kemarahan dan ketakutan, dan meningkatkan perasaan nyaman. Efek menenangkan ini dapat diperoleh dengan menyediakan pemandangan ke luar ruangan, taman interior atau akuarium, atau karya seni dengan tema alam. Dalam analisis penataan landscape, lokasi menjadi faktor penting untuk memutuskan seperti apa konsep penataan landscape untuk Youth Center ini nantinya.. Adapun kriteria penataan landscape adalah sebagai berikut: a.
Mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan site juga tapak site.
b.
Mampu menunjang fungsi dan kegiatan outdoor playground maupun ruang komunal outdoor
Peneli an Tugas Akhir
V-71
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
c.
Tidak hanya fungsional, namun secara performa citra menciptakan atmosfer lingkungan yang estetis, rekreatif dan mampu memberi efek psikologi lebih baik pada para pengguna
5.10. Analisis Struktur dan Utilitas Bangunan 5.10.1. Analisis Struktur Bangunan Sistem struktur yang membentuk bangunan terdiri atas 3 bagian berikut. 1. Upper struktur atau struktur atas Merupakan struktur bangunan bagian atas (atap) yang melindungi bangunan dari radiasi matahari dan air hujan. Bentuk atap mengadaptasi dari ruang-ruang yang diwadahi, kegiatan, dan karakter massa bangunan. 1) Alternatif a) Struktur truss frame Struktur atap dengan rangka atau frame yang banyak digunakan pada bangunan bentang lebar. Selain mendukung untuk bangunan bentang lebar, truss frame dapat digunakan sebagai element estetika yang mencerminkan kecanggihan teknologi dan kebebasan ruang yang sesuai dengan karakter ruang penerima,olahraga maupun gedung pertunjukan
Gambar 5.41. struktur truss frame Sumber: www.google.com
b) Struktur baja ringan Merupakan sistem struktur yang banyak digunakan pada bangunan tinggi dan memiliki bentang lebar. Kelebihan penggunaan konstruksi baja adalah mudah dibongkar pasang, namun dalam pelaksanaannya memerlukan ketelitian dan kecermatan dalam pemasangan.
Peneli an Tugas Akhir
V-72
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Gambar 5.42. Struktur baja ringan Sumber: www.google.com
c)
Struktur beton bertulang Digunakan pada bangunan bentang lebar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas. Penggunaan struktur beton bertulang memiliki keuntungan mempunyai usia yang cukup panjang dan tidak diperlukan perawatan bahan karena beton memiliki sifat tahan terhadap berbagai cuaca dan api. Namun dalah satu kerugiannya adalah berat mati beton yang mempengaruhi penggunaan sistem pondasi yang harus kuat menopang beban yang besar. Gambar 5.43. Struktur beton bertulang Sumber: www.google.com
2) Hasil Analisis Berdasarkan pertimbangan yang dilakukan, maka upper struktur yang dipakai pada Kebumen Youth Center adalah kombinasi rangka baja, beton bertulang, dan space frame dengan desain yang tidak diekspose untuk menimbulkan kesan yang rapi dan nyaman. 2. Substruktur atau struktur bawah (pondasi) Merupakan struktur bagian bawah (pondasi) yang menyalurkan beban atap dan dinding mencapai tanah.
Peneli an Tugas Akhir
V-73
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
1) Alternatif a. Pondasi sumuran
Gambar 5.44. Pondasi sumuran Sumber: www.google.com
Pondasi sumuran mendukung bangunan berlantai banyak dan dapat digunakan pada berbagai jenis tanah. b. Pondasi tiang pancang
Gambar 5.45 Pondasi tiang pancang Sumber: www.google.com
Tiang pancang digunakan apabila keadaan tanah bangunan khususnya untuk pekerjaan pondasi sangat tidak menguntungkan, yang disebabkan oleh keadaan muka air tanah yang sangat tinggi dan lapisan tanah yang memiliki daya dukung yang beragam. c.Pondasi foot plat
Peneli an Tugas Akhir
V-74
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Gambar 5.46. Pondasi footplat Sumber: www.google.com
Merupakan pondasi yang dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat persegi dan memiliki sitem penyaluran beban yang merata ke tanah bangunan. Pondasi ini biasa digunakan untuk : Daya dukung tanah jelek atau beban bangunan tinggi. Raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter. Beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas. Pada daerah rawan banjir, pondasi ini mencegah meresapnya air dari bawah (tanah).
2) Hasil Analisis Berdasarkan penjabaran diatas,Youth Center yang direncanakan akan memiliki ketinggian lantai 2-3 lantai untuk itu digunakanlah kombinasi antara footplat dan batu kali.
Gambar 5.47 Ilustrasi penggunaan pondasi batu kali dan footplat Sumber: twoifin.blogspot.com, 2013
3) Mid Struktur 1) Dasar pertimbangan
Peneli an Tugas Akhir
V-75
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
o
Kekuatan dan kekakuan struktur, mampu menahan beban dari atap untuk disalurkan ke pondasi dan tanah.
o
Efisiensi, yaitu efisiensi dalam penyaluran beban pelaksanaan, penggunaan bahan dan pembiayaan.
o
Fleksibilitas, yaitu dapat dikombinasikan dengan jenis struktur lain, dapat memenuhi bentuk dan karakter yang dikehendaki.
o
Ekonomis, nilai ekonomis struktur ditinjau dari pembiayaan bahan, ekonomis penggunaan ruang dan ekonomis dalam pemeliharaan.
o
Estetis, sistem struktur yang digunakan tidak mengurangi keindahan pada penampilan interior dan eksterior bangunan.
o
Memungkinkan buka-bukaan yang cukup banyak.
2) Analisis Struktur tengah bangunan berupa struktur rangka yang menopang struktur di atasnya, berikut adalah karakteristik struktur rangka dalam rencana bangunan. (1) Bentuk dan sistemnya cukup sederhana dan ringan (2) Cukup mudah dalam pelaksanaan. (3) Fleksibilitas penggunaan ruang horizontal yang tidak cukup tinggi. (4) Beban dipikul kolom dan balok. (5) Memungkinkan buka-bukaan yang cukup banyak. . Selain kerangka bangunan struktur tengah juga terkait dengan selimut bangunan. Dalam arsitektur hijau, selimut bangunan juga berperan untuk merespon iklim sehingga akan mengurangi penggunaan energi di dalam bangunan. Pada perencanaan ini, jenis selimut bangunan yang akan dipakai antara lain :
(1) Dinding beton : dinding beton memiliki memiliki daya serap panas yang rendah, sehingga jarang digunakan kecuali pada bangunan dengan fungsi tertentu. Pada bangunan yang menyimpan alat-alat peraga membutuhkan ruang-ruang khusus menggunakan dinding beton dengan permainan kisi-kisi dan ketinggian ruang.
Peneli an Tugas Akhir
V-76
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
(2) Dinding bata : dinding bata memiliki kemampuan menyerap panas yang cukup, tergantung penataannya. Semakin tebal dinding maka daya serap bangunan semakin bagus, begitu pula sebaliknya. (3) Dinding kayu : dinding kayu merupakan isolator panas yang baik sehingga mampu menghalangi panas yang masuk ke dalam ruang. (4) Partisi : partisi merupakan selimut bangunan yang biasanya digunakan untuk bangunan semipermanen. Bahan dan bentuknya bermacam-macam, mulai dari bahan fabrikasi sampai dengan buatan tangan. 3) Hasil Gabungan struktur rangka kolom dan balok sebagai pemikul beban merupakan alternatif struktur bagi bangunan yang direncanakan baik menggunakan beton maupun kayu dimana menyesuaikan kebutuhan pada tiap-tiap massa dalam Youth Center dengan selimut bangunan yakni beton, bata, kayu dan partisi Pada dinding. 5.10.2. Analisis Kelistrikan 1) Tujuan: Untuk mendapatkan system penyediaan listrik dan jumlah kebutuhan listrik. 2) Dasar Pertimbangan: Jumlah kebutuhan listrik Jumlah ketersediaan listrik Efektivitas dan efisiensi 3) Analisis a. Sumber Kelistrikan Berdasarkan sumber energinya sistem kelistrikan pada bangunan gedung dibagi menjadi dua sumber yaitu : -Sumber Listrik dari PLN sebagai sumber utama. -Sumber Listrik dari Genset sebagai cadangan (back up). Daya listrik dipasok ke dalam bangunan yang disalurkan melalui kabel bawah tanah untuk bangunan tinggi atau kabel udara dari tiang listrik untuk bangunan rendah/menengah.
Peneli an Tugas Akhir
V-77
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Gambar 5.48 Pasokan Listrik dengan Kabel Bawah Tanah Sumber: repository.binus.ac.id
Gambar 5.49 Pasokan Listrik dengan Kabel Udara Sumber: repository.binus.ac.id
Distribusi dalam bangunan juga dapat dilakukan pada pelat lantai atau diletakkan pada ruang di plafon dan pelat lantai.
Gambar 5.50 Pasokan Listrik pada plat beton Sumber: repository.binus.ac.id
Peneli an Tugas Akhir
V-78
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Untuk bangunan yang tidak menggunakan plafon, jaringan kabel listrik biasanya ditempatkan pada rak kabel.
Gambar 5.48 Pemasangan Pipa Kabel Sumber: repository.binus.ac.id
Gambar 5.51 Pasokan Listrik dengan pemipaan Sumber: repository.binus.ac.id
b. Sistem Kelistrikan Bagian-bagian dari sistem kelistrikan pada sistem bangunan gedung ini adalah sebagai berikut : a.Gardu Tegangan Menengah PLN b.Panel Tegangan Menengah c.Transformer Step Down d.Genset (Generator Set) e. Panel Utama Tegangan Rendah f. Panel Distribusi
4) Hasil Analisis Sumber tenaga listrik yang digunakan berasal dari PLN dengan generator (genset) sebagai sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam penggunaannya memakai system Automatic Transfer Switch (ATS) yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada waktu listrik PLN mengalami pemadaman. Sedangkan untuk jaringan listrik yang berhubungan dengan computer dilengkapi dengan UPS (Uninterrupted Power Supply).
Peneli an Tugas Akhir
V-79
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Gambar 5.52 Genset sebagai pemasok listrik penunjang Sumber: power-technology.com
PLN
Meteran
Genset
Trafo
ATS
MDP
SDP
Distribusi Tiap lantai
Skema 5.17 Skema Jaringan Listrik Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
Keterangan: ATS
: Automatic Transfer Switch
MDP
: Main Distribution Panel
SDP
: System Distribution Panel
5.10.3. Analisis Fire Extinguiser (Pemadaman Kebakaran)
1. Dasar Pertimbangan Untuk menentukan system yang cocok untuk pengamanan terhadap bahaya kebakaran: Cocok untuk bangunan bertingkat tinggi Efektivitas dan efisiensi 2. Analisis Evakuasi
Peneli an Tugas Akhir
V-80
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Jalur evakuasi (tangga darurat) adalah jalur yang penting untuk diperhatikan dalamusaha pengamanan bahaya kebakaran. Tangga darurat harus bebas dari asap (gas panas dan beracun). Ruang tangga yang bertekanan (pressurized stair well) diaktifkan secara otomatis bila terjadi kebakaran. Hidran Bangunan Hidran diletakkan dengan jarak 35 m antara satu dengan yang lainnya, berada di gtempat yang mudah terjangkau dan relative aman. Pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat. Hidran Halaman Hidran berada di luar bangunan Youth Center pada lokasi yang aman dari api dan mudah dijangkau. Sprinkler air Sprinkler dihubungkan dengan jaringan jaringan pipa air bertekanan tinggi. Umumnya sprinkler dirancang untuk berfungsi jika panas telah mencapai suhu 68°C dan air akan memancar pada radius sekitar 3,5 m. sprinkler air dipasang pada ruangan yang jauh dari barang elektronik. Misalnya: ruang pelayanan servis. Sprinkler Gas (CO2) Dipergunakan pada ruang-ruang treatment karena sifatnya yang berhubungan dengan kesehatan, bersih dan steril. PAR (Pemadam Api Ringan) Berupa tabung portable yang dapat digunakan secara manual. Diletakkan di tempattempat yang terlihat dan mudah dijangkau. PAR digolongkan sesuai bahan yang mampu dipadamkannya. 3. Hasil Analisis Analisa penanggulangan kebakaran yang dipilih untuk diterapkan pada bangunan Youth Center ini adalah system semi otomatis, dengan pertimbangan karena Youth Center ini merupakan fasilitas yang berhubungan dengan kegitan publik dan pendidikan nonformal, system pemadaman otomatis dengan sprinkler air langsung dipakai tanpa melihat Peneli an Tugas Akhir
V-81
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
dahulu seberapa besar kebakaran yang terjadi. Untuk itu, perlu disediakan tabung-tabung gas CO2 agar dapat diambil suatu keputusan apakah kebakaran yang terjadi masih bisa dikendalikan untuk menghindari kerusakan pada alat-alat operasional.
Alat deteksi
Panel alarm
Sistem start
Manusia/ operator
Api/ Asap
Menghubungi pemadam kebakaran
Alat
Pemadaman manual (tabung CO2)
Pemadaman api dari luar bangunan dengan hidrant
Skema 5.18 Fire Extinguiser (Pemadam Kebakaran) Sumber : Analisa Pribadi, 2015
5.10.4. Analisis Sistem Pengamanan Gedung 1. Dasar Pertimbangan Sistem keamanan pada gedung merupakan standardisasi yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan kenyamanan pemakai gedung. Kebutuhan keamanan bisa dipenuhi salah satunya dengan metode yang sederhana seperti pendeteksi gerakan dengan sensor infrared yang dilengkapi dengan perangkat lunak penunjang atau CCTV . 2. Analisis
Peneli an Tugas Akhir
V-82
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Alterna f
Kegunaan
1. Visitor Management System
Visitor Management System adalah sebuah system yang dipergunakan untuk melakukan management tamu atau pengunjung, yang biasanya diterapkan pada high rise building, perkantoran, instansi umum atau pemerintahan yang fungsi utamanya adalah untuk mengurangi resiko yang dak diiinginkan, baik berupa unsur kriminal, terorisme, dan ndakan yang bersifat nega f lainya.
Gambar
Visitor Management System merupakan sebuah cara terbaik untuk saat ini untuk mencegah sesuatu yang dak diinginkan, yang ditempatkan pada porsi membantu system keamanan dan pengamanan sebuah instansi yang sudah ada sebelumnya, tetapi dak untuk menggan kan yang sudah ada. Bentuk Visitor Management System ini, sangat eksibel untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan instansi anda, mulai dengan hanya system tunggal mandiri, sampai dengan system yang amat luas dan diintegrasikan dengan kemajuan teknologi saat ini, baik berupa internet atau intranet, face recogni on, biometrics, dan lain sebagainya. 2.
Access Control
Sebuah sistem keamanan Access Control memungkinkan pemilik bangunan dan property untuk melakukan lebih dari sekedar mengontrol masuk ke daerah yang diproteksi. Sistem ini juga dapat membuat catatan history atau informasi secara elektronik mengenai siapa saja yang masuk ke
Peneli an Tugas Akhir
V-83
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
dalam ruangan yang sudah diproteksi. Dengan adanya cacatan informasi tersebut membantu pemilik usaha mengiden kasi siapa saja yang masuk ke ruangan pada waktu-waktu tertentu. Ada beberapa metode veri kasi pada sistem Access Control yang cocok digunakan, dan itu merupakan pilihan bagi anda yang menginginkan sistem keamanan seper apa yang anda perlukan sesuai dengan kebutuhan serta budget yang anda miliki tentunya.
3. CCTV (Closed Circuit Television)
CCTV (Closed Circuit Television) adalah penggunaan kamera video untuk mentransmisikan signal video ke tempat spesi k, dalam beberapa set monitor. Berbeda dengan siaran televisi, sinyal CCTV dak secara terbuka ditransmisikan. CCTV paling banyak digunakan untuk pengawasan pada area yang memerlukan monitoring seper bank, gudang, tempat umum, dan rumah yang di nggal pemiliknya.
Sistem CCTV biasanya terdiri dari komunikasi xed (dedicated) antara kamera dan monitor. Teknologi CCTV modern terdiri dari sistem terkoneksi dengan kamera yang bisa digerakkan (diputar, ditekuk, dan di-zoom) , dapat dioperasikan jarak jauh lewat ruang kontrol, dan dapat dihubungkan dengan suatu jaringan baik LAN, Wireless-LAN maupun Internet.
Peneli an Tugas Akhir
V-84
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4. Alarm Sytem
Alarm secara umum dapat dide nisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam is lah jaringan, alarm dapat juga dide nisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ke ka terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.
Tabel 5.20 Alternative sistem pengamanan gedung Sumber : Analisa Penulis, 2015
2. Hasil Analisis Pada bagian keamanan bangunan Kebumen Youth Center ini menggunakan CCTV sebagai pengamann utama. CCTV berguna sebagai pengaman bangunan yaitu dengan memantau apabila terjadi tindak kejahatan dalam bangunan dll.
Gambar 5.53 CCTV dan ruang monitoring Sumber: Google search, 2014
Peneli an Tugas Akhir
V-85
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOUTH CENTER DI KEBUMEN
6.1. Konsep Pelaku dan Kegiatan 6.1.1. Pelaku Kegiatan 1) Pengunjung Pengunjung Youth Center di Kebumen merupakan remaja lokal maupun dari luar Kebumen. Pelajar (SMP, SMA dan yang sederajat) Mahasiswa Masyarakat umum 2) Pelaku Kegiatan Pengelola Pengelola Kebumen Youth Center merupakan penyelenggara dan pengatur kegiatan manajemen dan administrasi yang diwadahi. Pengelola ini terdiri dari : 1. Dewan Komisaris 2. Direktur dibantu Wakil Direktur 3. Sekretaris 4. Kabag administrasi dan staff 5. Kabag HRD dan staff 6. Kabag Humas dan staff 7. Kabag operasional dan staff 8. Kabag promosi dan informasi 9. Kabag umum 3) Pelaku Kegiatan Penunjang Pelaku kegiatan penunjang adalah pengunjung yang datang serta karyawan maupun pengelola yang ada Kebumen Youth Center yang direncanakan. 4) Pelaku Kegiatan Servis Pelaku kegiatan penunjang adalah pengunjung yang datang serta karyawan maupun pengelola yang ada di Kebumen Youth Center yang direncanakan. Peneli an Tugas Akhir
VI-1