1 50 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai denga...
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai dengan landasan teori yang ada dan sesuai dengan tujuan pembuatan alat yang telah ditentukan semula. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat bantu lain yang dapat dijadikan standar. Pengukuran dilakukan terhadap tegangan, arus dan sinyal pada titik-titik pengukuran atau test point
tertentu pada rangkian selain itu dilakukan pula
pengetesan program alat, transfer data dari alat ke komputer dan sebaliknya, membandingkan hasil pengukuran alat dengan gelas ukur.
4.1 Hasil Pengukuran
Pengukuran setiap objek menggunakan alat ukur yang telah umum digunakan dalam laboratorium elektronika sehingga diperoleh data yang akurat. Pengukuran yang dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama dilakukan pengukuran tiap sub bagian dan tahap kedua pengukuran alat keseluruhan. Hasilhasil pengukuran serta analisanya akan dipaparkan pada sub bab berikut.
4.1.1 Tegangan Power Supply
•
Alat yang digunakan: Multimeter Digital Sanwa
•
Hasil pengukuran: Tegangan kerja (VCC) = 5 volt Tegangan referensi (Vref) = 5 volt Tegangan Input (Vin) = 0 ~ 5 Volt
•
Analisa Tegangan VCC digunakan bagi power supply komponen – komponen IC
yang digunakan dalam perancangan alat. Tegangan referensi digunakan untuk IC
50
51
ADC. Tegangan input merupakan tegangan yang keluar dari transducer dan diumpankan ke ADC.
4.1.2 Sinyal Kontrol
•
Alat yang digunakan Multimeter Digital Sanwa
•
Hasil Pengukuran Tegangan sinyal kontrol terukur(V) = 5 Volt
•
Analisa Sinyal ini merupakan sinyal untuk mentriger driver selenoide agar dapat
mengaktifkan selenoide. Level tegangan yang diharapkan dari sinyal ini adalah 5 volt.
4.1.3 Pengukuran Transducer
•
Alat yang digunakan: Multimeter digital Sanwa Sumber tegangan 5 volt
•
Hasil Pengukuran
52
Tabel 4.1 Tabel posisi wiper transducer terhadap tegangan output
•
Volume
Tegangan
(ml)
(volt)
1500
1,544
1700
1,978
1900
2,208
2100
2,441
2300
2,859
2500
3,024
Analisa Data di atas diperoleh dengan memberikan tegangan sebesar 5 volt pada ujung-ujung transducer dan mengukur tegangan pada wipernya, lalu wiper digeser dari posisi awal sampai akhir dengan step sebesar 200 ml. Tabel tegangan menunjukan keluaran transducer pada beberapa posisi ketinggian air dengan luas penampang tangki konstan. Angka pada output sensor penting karena merupakan variable sebagai factor pengali dengan luas penampang tangki sehingga diperoleh volume tangki, keluaran dari transducer yang sudah dikonversikan dalam digital akan diproses oleh software dan ditampilkan pada monitor. Hasil pengukuran ditunjukkan pada grafik. Idealnya grafik output sensor berupa garis lurus (linier) dan rapat dengan grafik volume actual.
53
3000 2500
2500 Volume (ml)
2300 2100
2000
1900
Volume (ml)
1700 1500
1500
Tegangan(volt)
1000 500 1.544
0 1
1.978 2
2.208 3
2.441 4
2.859 5
3.024 6
Posisi
Grafik 4.1 Perbandingan Output Transducer Dengan Volume Aktual
Melalui software DELPHI, volume terukur diberikan factor pengali agar mendekati volume actual kemudian dikoreksi agar diperoleh garis linearitas yang sempurna. Pada tabel dan grafik berikut ditunjukan perbandingan pengukuran gelas ukur dengan alat Tabel 4.2 Perbandingan Pengukuran gelas ukur standar dengan alat Volume
Gelas ukur
Pembacaan
(ml)
Standar (ml)
Alat (ml)
1500
1500
1510
1700
1700
1700
1900
1900
1900
2100
2100
2090
2300
2300
2300
2500
2500
2450
54
3000
Volume (ml)
2500 2000 Volume (ml) 1500
Alat Gelas Ukur
1000 500 0 1
2
3
4
5
6
Posisi
Grafik 4.2 Perbandingan Pengukuran Volume Gelas Ukur dan Alat
4.2 Kalibrasi
Agar diperoleh hasil pengukuran yang sesuai dengan standar baku yang telah ditetapkan oleh lembaga berwenang, maka perlu dilakukan kalibrasi pada alat ini. Kalibrasi dilakukan dengan cara membendingkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh alat tehadap master yang telah memiliki sertifikat. digunakan adalah Gelas Ukur.
Alat yang
Dikarenakan alat ini memiliki minimal volume
yang dapat diukur 1500 ml, maka start pengukuran dimulai saat tangki telah mencapai volume 1500 ml. Kemudian volume ditambahkan sebanyak 200 ml gelas ukur dimana alat ini memiliki resolusi 200 ml hasilnya dilihat pada monitor sampai angka mununjukan 2500 ml. Hasil perbandingan pengukuran oleh alat dengan gelas ukur ditunjukan tabel 4.2 dan grafik 4.2.
Keakurasian pengukuran didapat dengan mengambil selisih antara volume yang terukur gelas ukur sebagai standar dengan volume terukur oleh alat dan
55
selisih tersebut adalah deviasi, dimana deviasi terbaik adalah nol.
Deviasi
terbesar pada alat ini pada volume mencapai nilai 2500 ml yaitu sebesar 50 ml. Resolusi alat diambil dari perubahan volume terkecil yang masih dapat dideteksi alat, yaitu 200 ml. Histerisis alat adalah selisih maksimum antara pengukuran naik dengan pengukuran
turun
dalam
skala
pengukuran
penuh,
histerisis
dapat
mengakibatkan error pada pengukuran hal ini diakibatkan adanya perbedaan pengukuran dari pengukuran volume besar -kecil dengan pengukuran volume kecil- besar. Linieritas adalah selisih pengukuran maksimum dengan sebuah garis lurus yang ditarik dari titik mula pengukuran ke titik akhir pengukuran (end point linierity).