BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUKURAN 4.1
Hasil Pengukuran Pada bab ini akan membahas hasil pengukuran band frekuensi yang digunakan
dengan teknologi CWDM dengan metode sebelumnya yang menggunakan point to point, dan alat yang di gunakan untuk pengukuran dengan Dectec Stream Xpert.
Gambar 4.1 Konfigurasi pengukuran point to point Pada gambar 4.1 merupakan bagan secara dasar mengenai pengukuran yang mana satu inputan dan satu keluaran .
Berdasarkan gambar 4.1 setiap panjang gelombang digunakan untuk aplikasi penyiaran, seperti contoh berikut ini : 1. Untuk panjang gelombang 1510 nm yang digunakan SCTV pada saat siaran langsung dengan bitrate 3.5 Mbps - 15 Mbps. 2. Untuk panjang gelombang 1530 nm digunakan Indosiar dengan bitrate 3.5 Mbps - 9.8 Mbps. 3.
Untuk panjang gelombang 1550 nm digunakan untuk siaran Ochannel dengan bitrate 1.15 Mbps – 9.8 Mbps.
40
Gambar 4.2 Konfigurasi Saat Live Pada gambar 4.2 merupakan konfigurasi pada saat live (siaran langsung) seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. Untuk itu pengukuran hasil bitrate yang diperoleh ada 4 titik pengukuran : 1. Pengukuran pada sisi encoder hasil pengiriman dari Studio A 2. Pengukuran pada sisi keluaran dari mux CWDM. 3. Pengukuran pada sisi pengiriman ke demux CWDM. Untuk pengukuran ke 2 dan ke 3 hasilnya sama. 4. Pengukuran pada sisi decoder hasil penggolahan kualitas sinyal video dan audio.
4.1.1 Bitrate Untuk SCTV Pada Sisi Encoder Pada saat live berlangsung hasil bitrate sinyal yang dikirim ke encoder akan diperoleh data seperti ini:
41
Gambar 4.3 Pengukuran Pada Sisi Encoder
Hasil pada sisi encoder pada gambar 4.3 hanya menunjukkan satu program saja yaitu SCTV yang merupakan stream tunggal satu kanal. Terlihat bahwa total dari hasil band frekuensi yang dipakai yaitu 3.7 Mbps. Untuk hasil yang terpakai pada saat live berlangsung sebesar 3.2 Mbps untuk video dan 394,0 Kbps untuk audio kanal 1 serta 130,8 Kbps untuk audio kanal 2.
4.1.2
Bitrate Dengan Beberapa Kanal Output mux CWDM terdapat beberapa kanal selain SCTV seperti Indosiar dan
OChannel. Band frekuensi yang melewati mux dari CWDM akan menghasilkan data bitrate dengan kanal kanal lain sehingga terlihat efisiensi untuk band frekuensinya.
42
Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Band Frekuensi SCTV (Live)
Pada gambar 4.4 dari hasil pengukuran, menunjukan hasil yang terpakai pada saat live berlangsung sebesar 3.6 Mbps atau sebesar 25,8% dari seluruh bandwidth kanal frekuensi yang digunakan. Kanal tersebut terdiri dari video, audio 1, audio 2 serta informasi data lainnya. . Untuk Video 3,0 Mbps atau sebesar 21,9 %, dan audio channel 1 dan 2 di dapat 271 Kbps atau sebesar 1,9 % sehingga seluruhnya adalah 542 Kbps atau 3,8%.
43
Gambar 4.4 Band Frekuensi pada Indosiar Pada gambar 4.4 merupakan hasil pengukuran band frekuensi pada indosiar, pengukuran menunjukan hasil yang terpakai pada indosiar sebesar 3,1 Mbps atau sebesar 22,2 %. Untuk Video 2,6 Mbps atau sebesar 18,3%, audio kanal 1 sebesar 271 Kbps atau 2% dan audio kanal 2 sebesar 271 Kbps atau 1,9%.
44
Gambar 4.5 Band Frekuensi Pada O Channel Gambar 4.5 menunjukkan pemakaian band frekuensi yang lebih kecil yaitu 2,8 Mhz atau sebesar 19,9% dengan pembagian video 2,5 Mbps atau 18,0% dan hanya memiliki audio kanal 2 sebesar 272 Kbps.
4.2
Analisa Pengukuran Perbandingan bitrate pada gambar 4.2 dan gambar 4.3 menunjukkan bahwa proses
CWDM tidak mempengaruhi bitrate output encoder, seperti table di 4.1 :
45
Tabel 4.1 Perbandingan Out Encoder dan Out Mux CWDM SCTV Saat Live Parameter
Out Encoder
Output CWDM
Video
3.2 Mbps
3,0 Mbps
Audio kanal 1
394,0 Kbps
271 Kbps
Audio kanal 2
130,8 Kbps
271 Kbps
Total Video audio
3,7 Mbps
3,6 Mbps
Pada table 4.1 terlihat bahwa yang membedakan hanya audio dan video. Selesih untuk video sebesar 0,1 Mbps dan nilai selisih audio untuk kanal 1 sebesar 123 Kbps serta selisih audio untuk kanal 2 sebesar 140,2 Kbps. Dari hasil data atas, bahwa band frekuensi keduanya yang tidak jauh berbeda, terlihat dari total video dan audio hanya selisih 0.1 Mbps. Angka di atas bersifat fluktuatif di pengaruhi oleh proses digitalisasi yang tergantung pada kondisi SDI input. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Band Frekuensi Pada Mux CWDM Dengan Banyak Kanal
Parameter
SCTV
INDOSIAR
OCHANNEL
Video
3,0 Mbps
2,6 Mbps
2,5 Mbps
Audio Kanal 1
271 Kbps
271 Kbps
271 Kbps
Audio Kanal 2
271 Kbps
271 Kbps
-
Total TS Video audio
3,6 Mbps
3,1 Mbps
2,8 Mbps
TS Rate Maximum
13,9 Mbps
Pada tabel 4.2 hasil pengukuran untuk CWDM untuk audio untuk kanal 1 yang digunakan oleh SCTV, Indosiar dan OChannel yaitu 271 kbs. Untuk audio pada kanal 2, hanya untuk SCTV dan Indosiar yaitu sebesar 271 Kbps. Dan Untuk video pada SCTV hasil sebesar 3,0 Mbps, Indosiar 2,6 Mbps, dan OChannel 2,5 Mbps. Untuk total band
46
frekuensi yang di gunakan Pada SCTV saat siaran langsung (Live) yaitu 3,6 Mbps, Indosiar 3,1 Mbps, O Channel, 2,8 Mbps. Tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa kualitas video audio yang terbagus adalah SCTV yaitu 3,6 Mbps dan yang terburuk adalah O Channel yaitu 2,8 sedangkan Indosiar masih kualitas standar televisi yaitu 3,1 Mbps
Gambar 4.6 Rata-Rata Pemakaian Konten/Data yang Di Pakai
Pada gambar 4.6 merupakan
transfer data rate yang sedang berjalan yang
menunjukkan rata-rata pemakaian konten/data yang di gunakan. Untuk garis yang bewarna hijau menunjukann bahwa pemakaian bandwidth sebesar
± 13,9 Mbps.
Sedangkan garis yang bewarna merah menunjukan batas threshold yang di gunakan sebesar ± 12 Mbps.
47
Tabel 4.3 Hasil Perbandingan Optimalisasi Band Frekuensi Sebelum dan Sesudah
Sebelum
Sesudah
Optimalisasi
Optimalisasi
270 Mbps
270 Mbps
Jumlah Kanal
1
8
Band Frekuensi Per Kanal
3.5 - 15 Mbps
3.6 – 13.9 Mbps
Persentase Penggunaan Kanal
1.29 % - 5.5 %
1.30 % - 5.1 %
Parameter Band Frekuensi Medium Optik
Pada tabel 4.3 perbandingan optimalisasi band frekuensi sebelum dan sesudah. Terlihat jelas bahwa, untuk 1 medium fiber optik dapat digunakan maksimal 270 Mbps. Sebelum optimalisasi kebutuhan maksimal band frekuensi 270 Mbps, tetapi sesudah optimalisasi maksimal kebutuhan band frekuensi sebesar 270 Mbps dapat di gunakan untuk 8 kanal. Sehingga, Sebelum optimalisasi, band frekuensi per kanal rata-rata pemakaian yaitu 3.5 – 15 Mbps. Data ini diperoleh dari tabel 3.1 yang menunjukaan penggunaan pemakaian band frekuensi sesuai kebutuhan yang merupakan output kanal sebelum diproses di mux CWDM. Setelah optimalisasi band frekuensi untuk 1 kanal yaitu 3.6 – 13.9 Mbps. Data ini diperoleh dari hasil live SCTV pada tabel 4.2 yaitu 3.6 Mbps dan 13.9 Mbps yang merupakan band frekuensi maksimum. Untuk persentase pernggunaan perkanal bahwa sebelum optimalisasi diperoleh 1.29 % sampai 5.5 %. Data ini didapat dari persentasi penggunaan perkanal yang digunakan. Begitu juga sesudah optimalisasi band frekuensi maka persentase penggunaan 1.30 % - 5.1 %. Data ini juga diperoleh dari persentasi penggunaan perkanal yang digunakan. Disini terlihat optimalisasi dari implementasi teknologi CWDM dengan perangkat flaslink. Terlihat bahwa dengan menggunakan medium fiber optik yang memiliki kapasitas band frekuesni yang besar, sebelum optimalisasi hanya dapat digunakan untuk
48
1 kanal namun setelah optimalisasi, maka dapat digunakan untuk 8 kanal walaupun band frekuensi per kanal dan persentase penggunaan kanal hampir sama. Walaupun demikian, secara detail, perbandingan band frekuensi per kanal dan persentase kanal setelah optimalisasi lebih kecil dari sebelum optimalisasi. Hal ini karena fungsi multiplexer yang mengatur penggunaan band frekuensi antar kanal yang efisien atau dikenal dengan istilah kompresi sehingga masih memenuhi syarat dari kapasitas band frekuensi yang digunakan oleh SCTV.
4.3
Pengukuran Hasil Kualitas Video dan Audio Dengan CWDM Di SCTV sendiri, untuk memonitoring hasil pengiriman untuk kualitas level audio
dan level video yang di terima menggunakan alat Leader Multi Rastizer. Seperti tampilan gambar di bawah ini tampilan sebelum ada sinyal dari studio penta kebun jeruk.
Gambar 4.7 Leader Multi Rastizer. Sebelum Ada Sinyal
Di lihat dari gambar diatas bahwa alat ini akan mengelola 3 parameter untuk mengetahui kualitas level audio dan video dari penyiaran
49
Alat ini akan menghasilkan 3 Parameter : 1. Vector Scope Monitor Memonitor kualitas warna (chroma). Vector dari kualitas warna dari R = Red (merah) G= Green (hijau) dan B = Blue (biru). Vektor scope mengelola standarisasi dari pengolahan warna dan standar di SCTV sendiri tidak melebihi dari lingkaran scope yang di olah. Makin tepat sasaran warna pada titik lingkaran pada vector scope maka warna yang dihasilkan pada layar monitor akan semakin bagus.
Gambar 4.8 Vector Scoop Monitor
2. Wave Form monitor Memonitor amplitude dari sinyal video yang telah diproses. Untuk melihat kualitas video yang diterima untuk tayangan. Untuk kualitas video sendiri akan selalu mengacu pada colour bar. Yaitu putih, merah, kuning, biru, hijau dan hitam. Level video paling tinggi yang telah di gunakan di SCTV sendiri itu bewarna putih (700 mV). Sedangkan level video yang paling rendah yaitu hitam (0 mV)
50
Gambar 4.9 Wave Form monitor
3. Level Audio Monitor memonitor kualitas audio. SCTV sendiri ada dua channel level audio. Yaitu channel kanan dan channel kiri. Standarisasi untuk level audio yang di gunakan ± - 15 dBfs dan nilai toleransi yang di terima itu ± - 20 dBfs dengan tone 1 Khz.
Gambar 4.10 Level Audio Monitor
51
Gambar 4.11 Hasil RX dari Studio Penta
Jadi, hasil kualitas data di atas untuk level audio dan level video, maka untuk kualitas pengiriman kualitas audio dan video yang di terima sebelum menggunakan CWDM maka akan menghasilkan data seperti tabel 4.4 berikut ini: Table 4.4 Kualiatas Siaran Audio dan Video CWDM 1 Panjang Standarisasi SCTV
CWDM Gelombang
Audio
Level = -20 dBfs
± -15 dBfs
± 16 dBfs
0 – 600 mV
0 – 500 mV
Paling Tinggi 700 mV dan Paling Video Rendah 0 mV.
Pada table 4.4 hasil pengukuran untuk kualitas audio dan video yang di gunakan dengan implementasi CWDM. Untuk video pada CWDM di peroleh hasil sebesar 0 – 600 mV dan audio untuk Ch1&Ch2 sebesar -15 dBfs. Untuk video dan audio dengan konsep 1 panjang gelombang 1 kanal, maka hasil kualitas dari video sebesar 0 – 500 mV. Sedangkan untuk audio sebesar ±16 dBfs
52
4.4
Analisa Pengukuran Kualitas Audio Video Berdasarkan
hasil
yang
terukur
maka,
kemampuan
CWDM
untuk
mengoptimalisasikan band frekuensi tidak mempengaruhi pada turunnya kualitas audio dan video dan masih berada pada standarisasi Broadcast di SCTV sendiri, untuk kualitas video selisih ± 0-100 mV. dan kualitas untuk audio pada Ch1 serta Ch2 yaitu 1 dBfs seperti pada tabel 4.4. hal ini juga membuktikan bahwa optimalisasi tidak menurunkan kualitas video dan audio walaupun data pada tabel 4.3 terlihat sedikit penurunan bitrate atau band frekuensi.
53