BAB IV ANALISA DAN HASIL Pengukuran dilakukan untuk memverifikasi hasil simulasi tersebut apakah telah sesuai ketika diterapkan pada lingkungan yang sebenarnya.
4.1 Tempat Pengukuran Sebelum dilakukan pengukuran penulis berusaha untuk mencari tempat pengukuran dengan beberapa parameter seperti :
Tempat terbuka sehingga diharapkan dapat meminimalisir adanya difraksi atau refreksi gelombang elektromagnetik
Tempat tanpa ada halangan sehingga diharapkan dapat meminimalisir adanya difraksi atau refreksi gelombang elektromagnetik
Posisi alat pengukuran diharapkan berada 1 meter di atas tanah sehingga terbebas oleh adanya fresnel zone.
Setelah mendefinisikan parameter-parameter yang diinginkan penulis kemudian mencari tempat yang sesuai dengan parameter tersebut. Berikut adalah tempat pengukuran yang penulis dapatkan :
Gambar 4.1 Tempat pengukuran di lapangan 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Gambar 4.2 Ketinggian Pemancar 1 meter di atas tanah
4.2 Pengukuran Versus Simulasi Pengukuran di lakukan untuk memperlihatkan hasil dari model pathloss berdasarkan pengukuran pada lingkungan sekitar yang kemudian akan di perbandingkan dengan hasil dari simulasi model pathloss tersebut. Kami mengajukan metode untuk pengukuran dengan walk test / drive test. Metode ini merupakan metode yang umum dilakukan ketika engineer hendak melakukan uji kinerja dari operasi sebuah jaringan telepon selular, sehingga kami mengajukan hal yang sama pada Tugas Akhir ini. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menangkap sinyal RSSI setiap 1 meter sampai dengan 15 meter.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
4.2.1 Pengukuran sebelum di kalibrasi Pengukuran ini dilakukan dengan merujuk pada table 3.1 untuk pathloss model Green-Obaidat. Diharapkan hasilnya sesuai dengan persamaan tersebut, berikut tabel 4.1 adalah hasil pengukuran versus hasil simulasi:
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Versus Hasil Simulasi sebelum kalibrasi No
Jarak (m)
Hasil
Pengukuran
Pengukuran RSSI
Simulasi
RSSI (dBm) di
(dBm) di Atrium
RSSI (dBm)
lapangan
UMB Meruya
1
1
9,40
-49
-50
2
2
-2,64
-47
-52
3
3
-9,68
-57
-59
4
4
-14,68
-57
-61
5
5
-18,56
-56
-58
6
6
-21,73
-58
-63
7
7
-24,40
-65
-67
8
8
-26,72
-61
-66
9
9
-28,77
-60
-68
10
10
-30,60
-67
-72
11
11
-32,26
-66
-73
12
12
-33,77
-68
-75
13
13
-35,16
-70
-73
14
14
-36,45
-70
-68
15
15
-37,64
-71
-72
Note : EIRP 17 dBm
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Gambar 4.3 Hasil pengukuran dengan hasil simulasi sebelum kalibrasi
4.2.2
Pengukuran setelah di kalibrasi Ketika hasil pengukuran sinyal RSSI tersebut tidak sesuai dengan hasil
simulasi maka pengukuran ke 2 di perlukan dengan menambahkan konstanta berupa loss tambahan yaitu sebesar -37 dB. Pengukuran kemudian dilakukan sekali lagi dengan memasukan konstanta tersebut. Berikut Tabel 4.2 adalah hasil pengukuran versus hasil simulasi setelah dilakukannya kalibrasi:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Versus Hasil Simulasi setelah kalibrasi No
Jarak (m)
Hasil
Pengukuran
Pengukuran RSSI
Simulasi
RSSI (dBm) di
(dBm) di Atrium
RSSI (dBm)
lapangan
UMB Meruya
1
1
-23,60
-51
-50
2
2
-35,64
-50
-52
3
3
-42,68
-52
-59
4
4
-47,68
-54
-61
5
5
-51,56
-58
-58
6
6
-54,73
-61
-63
7
7
-57,40
-67
-67
8
8
-59,72
-61
-66
9
9
-61,77
-68
-68
10
10
-63,60
-70
-72
11
11
-65,26
-66
-73
12
12
-66,77
-74
-75
13
13
-68,16
-73
-73
14
14
-69,45
-74
-68
15
15
-70,64
-72
-72
Note : EIRP 17 dBm
Gambar 4.4 Hasil pengukuran dengan hasil simulasi setelah kalibrasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
4.3 Pengukuran Versus Simulasi Pada simulasi dilakukan pengujian dengan mengukur 16 titik sejauh 16 meter dari access point. Dari hasil tersebut terlihat adanya celah antara hasil pengukuran dengan hasil simulasi yaitu :
Pada Tabel 4.1 celah antara hasil pengukuran dengan hasil simulasi sangat besar yaitu dengan rata-rata sebesar 38.56 dB. Hal ini menunjukan bahwa rancangan peralatan pengukuran sangat pengaruh terhadap kuat-lemah sinyal yang diterima. Sehingga peralatan tersebut perlu di kalibrasi untuk memberikan kompensasi atas rancangan peralatan pengukuran tersebut
Pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.4 terlihat antara hasil pengukuran dengan hasil simulasi sangat besar yaitu dengan rata-rata sebesar 7.49 dB. Hal ini menunjukan ketika di kalibrasi maka tingkat akurasi dari model pathloss Green-Obaidat semakin meningkat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/