BAB IV PEMBAHASAN
A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI iB Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. 1 Akad ini mempertemukan antara orang yang memiliki dana tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengelolanya dengan orang yang memiliki kemampuan untuk mengelolanya tapi tidak memiliki dana. Pengertian mudharabah dipahami dalam dua pengertian yaitu mudharabah sebagai sebuah sistem dan mudharabah sebagai sebuah produk. Mudharabah sebagai sebuah sistem adalah bank syariah memposisikan diri sebagai mitra kerja, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank bertindak sebagai pengusaha sedangkan dengan peminjam bertindak sebagai penyandang dana. Diantara kedua jalur itu diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan untuk masing- masing pihak. Sedangkan mudharabah sebagai sebuah produk, ditetapkan bahwa bank syariah sebagai pengelola dana bebas mengelola uang tersebut untuk berbagai kegiatan yang menguntungkan. Posisinya sebagai sebuah lembaga intermediery ini membuat bank syariah menawarkan berbagai macam produk yang diminati pasar.
1
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 95.
63
64
BNI Syariah Cabang Pekalongan merupakan salah satu bank syariah yang menerapkan prinsip mudharabah pada setiap produknya baik dari segi pembiayaan (financing) maupun dari segi penghimpunan dana (funding). Salah satu produk funding yang menerapkan prinsip mudharabah adalah BNI iB deposito. BNI iB deposito adalah simpanan berjangka yang ditunjukan untuk berinvestasi bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah. Prinsip mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagi hasilkan sesuai dengan nisbah yang disepakati. Dalam hal ini bank diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah. Jangka waktu BNI iB deposito terdiri dari 1, 3, 6 dan 12 bulan. 2 Siska Novita sependapat dengan fatwa DSN-MUI bahwa penerapan prinsip mudharabah pada BNI iB deposito didasarkan pada fatwa DSN-MUI no. 3/ DSN-MUI/ IV/ 2000 yang menetapkan bahwa: 3 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah adalah deposito yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Deposito yang dibenarkan yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah Berdasarkan fatwa DSN-MUI no. 3/ DSN-MUI/ IV/ 2000, deposito yang dibenarkan yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah sedangkan 2
Brosur Deposito iB Hasanah Siska Novita, Penyelia Customer Service BNI Syariah Cabang Pekalongan, Wawancara, Pekalongan, 19 September 2011. Pukul 10.00 WIB 3
65
deposito yang tidak dibenarkan adalah deposito berdasarkan perhitungan bunga. Sehingga deposito konvensional yang imbalannya berupa bunga tidak dibenarkan secara syariah karena bunga termasuk kedalam kategori riba. Bunga termasuk kedalam kategori riba karena bunga yang diberikan kepada nasabah selalu dalam jumlah tetap setiap bulannya, walaupun bank tersebut memperoleh pendapatan rendah. Sehingga tidak ada keadilan. Menurut Siska Novita selaku penyelia custemer service di BNI Syariah Cabang Pekalongan, bahwa BNI Syariah Cabang Pekalongan menerapkan prinsip mudharabah muthlaqah pada BNI iB deposito karena dengan menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah bank akan memiliki kebebasan penuh
dalam
menginvestasikan
dana
nasabah
dan
bebas
untuk
mengalokasikannya tanpa bertentangan dengan prinsip syariah. Dalam prinsip mudharabah muthlaqah, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, sedangkan BNI Syariah bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, BNI Syariah akan menggunakan dana nasabah (shahibul maal) tersebut untuk melakukan berbagai usaha produktif di sektor riil dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah, diantaranya digunakan untuk memberikan pembiayaan yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya, seperti pembiayan KPR, talangan haji, wirausaha, dan lain-lain. 4 BNI iB deposito memfasilitasi nasabah yang ingin menginvestasikan dana agar tumbuh dan berkembang tetapi tidak melanggar prinsip syariah.
4
Ibid.,
66
Nasabah bisa menyimpan dana dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. Dengan jangka waktu tersebut, bank akan menggunakan dana nasabah untuk disalurkan ke pembiayaan. Dari hasil pengelolaan dana, nasabah akan memperoleh imbalan berupa nisbah bagi hasil sebagai ganti dari bunga. Besaran nisbah bagi hasil ditetapkan pada awal pembukaan rekening dan disepakati oleh kedua belah pihak. Bagi hasil yang diterima oleh nasabah diperjanjikan dalam bentuk prosentase. Jika bank mendapatkan keuntungan besar, maka bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga besar, dan jika keuntungan yang didapat bank rendah maka bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga rendah. Dengan prinsip mudharabah, maka bank dan nasabah akan berbagi untung rugi, sehingga tercipta keadilan diantara keduannya. Tetapi dalam prakteknya BNI Syariah Cabang Pekalongan telah menetapkan besaran nisbah bagi hasil tanpa kesepakatan nasabah terlebih dahulu. Nasabah hanya menyetujui nisbah bagi hasil yang telah ditetapkan oleh BNI Syariah sesuai dengan jangka waktu yang diinginkan. Berikut ini nisbah bagi hasil BNI iB deposito di BNI Syariah Cabang Pekalongan: Tabel 5.1 Nisbah bagi hasil BNI iB deposito5 Nisbah Bagi Hasil
5
Ibid.,
Nasabah
Bank
1 bulan
64%
36%
3 bulan
66%
34%
6 bulan
68%
32%
12 bulan
70%
30%
67
Penerapan prinsip mudharabah muthlaqah pada BNI iB deposito memiliki beberapa keunggulan, yaitu: jika bank mengalami kerugian, maka nominal deposito nasabah masih tetap, jika deposito diambil sebelum jatuh tempo nasabah tidak akan dikenai penalty (denda) hanya saja, nasabah tidak akan memperoleh bagi hasil bulan tersebut, BNI iB deposito juga dapat dijadikan agunan pembiayaan, serta dana nasabah dijamin oleh lembaga penjamin simpanan (LPS).6 BNI iB deposito dapat dibuka secara perorangan maupun perusahaan dengan syarat- syarat sebagai berikut:7 Syarat perorangan: 1. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening 2. Melampirkan foto kopi identitas diri (KTP/ SIM/ Paspor) 3. Melakukan setoran untuk pembukaan rekening, yaitu sebesar Rp.1.000.000,00 untuk deposito iB rupiah. Syarat perusahaan: 1. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening 2. Melampirkan foto kopi legalitas perusahaan (NPWP, SIUP, Akta pendirian perusahaan) 3. Melakukan setoran untuk pembukaan rekening, yaitu sebesar minimal Rp.10.000.000,00
6 7
Ibid., Brosur Deposito iB Hasanah
68
Dengan prosedur pembukaan: 8 1. Asisten pelayanan nasabah (CS) menerima aplikasi pembukaan deposito yang telah diisi dan ditanda tangani nasabah berikut kelengkapannya sesuai dengan persyaratan yang berlaku bagi perorangan (bukti identitas diri) maupun perusahaan (identitas pengurus, NPWP, legalitas usaha) 2. CS inquiry master data nasabah, bila master data nasabah belum ada lakukan pembukaan master data terlebih dahulu, lalu pembukaan rekening. Print screen. 3. CS menyerahkan slip setoran yang telah diisi nama dan nomor rekening untuk pembukaan deposito, dan slip setoran untuk pembebanan materai kepada nasabah dan memintanya melakukan penyetoran ke pelayanan uang tunai (teller). 4. Teller menerima slip setoran, menghitung uang, membuku setoran pembukaan rekening, validasi, copy slip yang telah ditanda tangani dan di stempel cabang, diserahkan ke nasabah. Sedangkan yang asli untuk voucher. Meminta nasabah untuk kembali ke CS. 5. Atas dasar copy slip setoran, asisten CS melakukan pencetakan bilyet deposito, meminta nasabah untuk tanda tangan pada kolom yang tersedia dan ditutup dengan optimaze overlay. 6. Asisten CS menyerahkan berkas pembukaan dan bilyet deposito ke penyelia CS untuk diverifikasi dan disetujui kemudian menyerahkan
8
Langkah Kerja Deposito Syariah di BNI Syariah Cabang Pekalongan
69
kepada pejabat yang berwenang untuk menandatangani bilyet deposito di atas materai. 7. Bilyet
deposito
yang asli diserahkan kepada nasabah. Nasabah
menandatangani tanda terima bilyet di buku register. 8. Asisten CS mnyerahkan berkas pembukaan rekening bersama lampiran ke penyelia CS untuk diverifikasi dengan laporan pembukaan rekening. Untuk selanjutnya dikembalikan ke asisten CS untuk di file. Deposito yang sudah jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over) dengan perubahan jangka waktu dengan prosedur sebagai berikut:9 1. Asisten
CS
menerima
dan
memverifikasi
aplikasi
permohonan
perpanjangan dengan perubahan jangka waktu yang telah diisi dan ditanda tangani berikut bilyet deposito yang telah jatuh tempo dan bukti identitas diri. 2. Asisten CS melakukan pembukaan rekening deposito baru, print screen, menyiapkan nota pemindahan nominal deposito lama ke deposito baru. 3. Asisten CS meminta nasabah menandatangani bilyet deposito yang lama dan menyerahkannya berikut nota pemindahan kepada penyelia CS untuk disetujui dan ditanda tangani. Kemudian diserahkan ke nasabah untuk melakukan transaksi di teller. 4. Asisten teller melakukan transaksi pencairan/ penutupan deposito tunai ke rekening deposito baru, otorisasi sesuai dengan level kewenangan, print
9
Ibid.,
70
screen, validasi. Bilyet deposito asli distempel cair jatuh tempo dan di jadikan lampiran voucher, copy nota diserahkan kepada nasabah. Meminta nasabah kembali ke asisten CS. 5.
Atas dasar copy nota, asisten CS melakukan pencetakan bilyet deposito, meminta nasabah untuk tanda tangan pada kolom yang tersedia dan di tutup dengan optimaze overlay.
6. Bilyet deposito baru ditanda tangani diatas materai dan dicountersign sesuai dengan level kewenangan. Kemudian asli bilyet deposito diserahkan kepada nasabah. Nasabah menandatangani tanda terima bilyet di buku register. 7. Asisten CS menyerahkan berkas pembukaan rekening bersama lampiran ke penyelia CS untuk diverifikasi dengan laporan pembukaan rekening. Selanjutnya dikembalikan ke asisten CS untuk di file. Adapun ketentuan umum deposito berdasarkan prinsip mudharabah menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional no. 3/DSN-MUI/IV/2000, yaitu :10 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak lain.
10
www.DSN-MUI.co.id
71
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Selain
berdasarkan
fatwa
DSN-MUI
no.3/DSN-MUI/IV/2000,
deposito yang berdasarkan pada prinsip mudharabah juga sesuai dengan ajaran Islam yang mendorong masyarakatnya ke arah usaha nyata dan produktif serta mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang untuk membungakan uang. Oleh karena itu upaya untuk memutar modal dalam investasi sehingga mendatangkan return merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan. Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dan membungakan uang, yaitu:11 1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian perolehan (return) tidak pasti dan tidak tetap.
11
M. Syafi’i Antonio, dkk, Bank Syariah: Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (Yogyakarta: EKONISIA, 2004), hlm. 38.
72
2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung resiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. Sesuai dengan definisi diatas, menyimpan uang dalam bentuk deposito mudharabah
termasuk
kedalam
kategori
kegiatan
investasi
bukan
membungakan uang, karena perolehan kembaliannya (return) dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu bergantung pada hasil usaha yang benar- benar terjadi dan dilakukan BNI Syariah sebagai mudharib/ pengelola dana.
B. Perhitungan Bagi Hasil pada BNI iB Deposito Dana nasabah yang dihimpun oleh bank akan digunakan untuk membiayai usaha produktif disektor riil. Dari hasil pengelolaan tersebut, nasabah akan memperoleh imbalan dalam bentuk nisbah bagi hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak. Tapi dalam prakteknya, BNI Syariah Cabang Pekalongan telah menetapkan besaran nisbah bagi hasil terlebih dahulu dan nasabah hanya menyetujui apa yang telah ditetapkan oleh BNI Syariah pada waktu pembukaan rekening. Menurut Siska Novita besar kecilnya bagi hasil yang diterima nasabah bergantung pada:12
12
Sisca Novita, Penyelia Customer Service BNI Syariah Cabang Pekalongan, Wawancara, Pekalongan, 19 September 2011 pukul 10.00 WIB
73
1. Pendapatan Bank. Jika pendapatan yang diperoleh bank besar, maka bagi hasil yang diterima nasabah juga besar. Begitu pula sebaliknya, jika pendapatan bank rendah, maka bagi hasil yang diterima nasabah juga rendah. 2. Nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank. Semakin lama jangka waktu deposito yang dipilih nasabah, maka prosentase nisbah bagi hasil yang diterima nasabah juga besar. 3. Nominal deposito Semakin besar nominal deposito nasabah, maka semakin besar bagi hasil yang diperoleh. Konsep perhitungan bagi hasil di BNI Syariah Cabang Pekalongan menggunakan prinsip revenue sharing (pendapatan bank setelah dikurangi biaya- biaya), sehingga bagi hasil yang diterima nasabah lebih besar. 13 Perhitungan bagi hasil BNI iB deposito sebagai berikut:14 Ada dua langkah dalam menghitung bagi hasil BNI iB deposito Langkah I: menghitung pendapatan per produk Giro (B1)
:
A1 xB A
Tabungan (B2)
:
A2 xB A
Deposito (B3)
:
A3 xB A
13 14
Ibid., 26 September 2011 pukul 15.15 WIB Ibid., 19 September 2011 pukul 10.00 WIB
74
Equity (B4) Keterangan:
:
A4 xB A
A1 = total dana giro syariah A2 = total dana tabungan syariah A3 = total dana deposito syariah A4 = equity syariah B1 = pendapatan cash giro syariah B2 = pendapatan cash tabungan syariah B3 = pendapatan cash deposito syariah B4 = pendapatan equity syariah B = pendapatan cash dari pembayaran dan placement yang akan dibagihasilkan ke nasabah A = total dana pihak ke-3 (DPK)+ equity
Langkah II: menghitung bagi hasil yang diterima
C E= x B3 x D A3 Keterangan:
E = bagi hasil yang diterima C = saldo BNI iB deposito milik nasabah A3 = total dana deposito syariah B3 = pendapatan cash deposito syariah D = nisbah deposito
Rumus perhitungan tersebut serupa dengan rumus perhitungan menurut M. Syafi’i Antonio.
75
Contoh soal:15 Pak Budi memiliki deposito di BNI Syariah Cabang Pekalongan sebesar Rp. 5.000.000,00 dengan jangka waktu 12 bulan. Nisbah yang disepakati sebesar 70% untuk nasabah dan 30% untuk bank. Berapa bagi hasil yang diterima oleh pak Budi? Diketahui: A : Rp. 500.000.000,00 A1 : Rp. 50.000.000,00 A2 : Rp. 100.000.000,00 A3 : Rp. 300.000.000,00 A4 : Rp. 50.000.000,00 B : Rp. 20.000.000,00 Langkah I: menghitung pendapatan per produk =
Rp. 50.000.000 x Rp. 20.000.000 = Rp. 2.000.000 Rp. 500.000.000
Tabungan (B2) =
Rp. 100.000.000 x Rp. 20.000.000 = Rp. 4.000.000 Rp. 500.000.000
Deposito (B3)
=
Rp. 300.000.000 x Rp. 20.000.000 = Rp. 12.000.000 Rp. 500.000.000
Equity (B4)
=
Rp. 10.000.000 x Rp. 20.000.000 = Rp. 2.000.000 Rp. 300.000.000
Giro(B1)
Langkah II: menghitung bagi hasil yang diterima E=
15
Rp. 5.000.000 x Rp. 12.000.000 x 70% = Rp. 140.000 Rp. 300.000.000
Simulasi dari BNI Syariah Cabang Pekalongan
76
Bagi hasil yang diterima oleh pak budi adalah Rp.140.000,00. Karena nominal deposito pak budi Rp.7.500.000,- maka deposito pak Budi tidak terkena pajak. BNI iB deposito di BNI Syariah Cabang Pekalongan akan terkena pajak sebesar 20% apabila nominal deposito nasabah Rp.7.500.000. Bagi hasil dibayarkan setiap bulan pada tanggal yang sama saat tanggal pembukaan/ jatuh tempo dan dihitung mulai tanggal pembukaan tanggal jatuh tempo, sedangkan tanggal jatuh tempo tidak dihitung. Bagi hasil yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya, bisa juga di rekening deposito, giro, atau bisa ditransfer ke bank lain. 16 Perhitungan bagi hasil BNI iB deposito sudah sesuai dengan prinsip syariah, dimana besar kecilnya bagi hasil yang diterima dipengaruhi oleh pendapatan bank, jangka waktu dan nominal deposito. Tetapi tidak transparannya bank soal pendapatan yang diperoleh akan mengakibatkan pertanyaan apakah bank jujur mengenai pendapatan yang diterimanya. Oleh karena itu BNI Syariah sebagai lembaga intermediery harus menjaga kepercayaan yang diberikan nasabah dan jangan sampai merusak kepercayaan tersebut. Prosedur pembayaran bagi hasil deposito:17 1. Asisten teller menerima bilyet deposito asli dan bukti identitas diri untuk pembayaran bagi hasil deposito. Verifikasi tanda tangan nasabah pada bilyet deposito asli dan bukti identitas diri.
16
Wawancara Siska Novita, Penyelia Custemer Service BNI Syariah Cabang Pekalongan, Tanggal 19 September 2011 pukul 10.00 WIB 17 Langkah Kerja Deposito Syariah di BNI Syariah Cabang Pekalongan
77
2. Asisten teller melakukan transaksi pembayaran bagi hasil tunai, otorisasi sesuai level kewenangan, validasi pada kwitansi, copy yang telah ditandatangani dan distempel cabang diserahkan ke nasabah sedangkan yang asli untuk voucher. 3.
Asisten teller membayar bagi hasil deposito dan mengembalikan bilyet deposito asli, bukti identitas diri serta copy kwitansi kepada nasabah.
4. Asisten teller membatch voucher bersama lampiran, kemudian diserahkan ke penyelia teller bersama laporan transaksi teller. 5. Penyelia teller melakukan verifikasi voucher dengan laporan transaksi teller untuk akurasi kontrol. Batch diserahkan ke unit KUS (penyelia keuangan dan umum).