BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini memberikan gambaran mengenai tabungan wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah dan pembiayaan. Selanjutnya, deskripsi dari masing-masing variabel dijelaskan seperti berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TabunganWadiah
48
77555,00
1607950,00
666637,5208
376294,77583
TabunganMudharabah
48
47664,00
19818365,00
6902124,3542
6108079,97489
DepositoMudharabah
48
2131114,00
27898114,00 13644389,1458
9106240,45551
Pembiayaan
48
4244615,00
63824673,00 26234034,4375
18810735,99189
Valid N (listwise)
48
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Dari hasil analisis statistik deskriptif pada tabel 4.1 di atas memberikan gambaran nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi masing-masing variabel.
106
107
1.
Tabungan Wadiah Selama tahun 2010-2013, jumlah rata-rata tabungan wadiah sebesar Rp. 666.637,52 juta. Nilai maksimum tabungan wadiah terjadi pada triwulan IV tahun 2013 pada Bank Syariah Mandiri dengan jumlah tabungan wadiah sebesar Rp. 1.607.950 juta dan nilai minimum tabungan wadiah terjadi pada triwulan I tahun 2010 pada Bank Syariah Mandiri dengan jumlah Rp. 77.555 juta serta standar deviasi sebesar Rp. 376.294,78 juta.
2.
Tabungan Mudharabah Selama tahun 2010-2013, jumlah rata-rata tabungan mudharabah sebesar Rp. 6.902.124,35 juta. Nilai maksimum tabungan mudharabah terjadi pada triwulan IV tahun 2013 pada Bank Syariah Mandiri dengan jumlah tabungan mudharabah sebesar Rp. 19.818.365 juta dan nilai minimum tabungan mudharabah terjadi pada triwulan I tahun 2010 pada Bank Mega Syariah dengan jumlah Rp. 47.664 juta serta standar deviasi sebesar Rp. 6.108.079,97 juta.
3.
Deposito Mudharabah Selama tahun 2010-2013, jumlah rata-rata deposito mudharabah sebesar Rp. 13.644.389,15 juta. Nilai maksimum deposito mudharabah terjadi pada triwulan III tahun 2013 pada Bank Muamalat dengan jumlah deposito mudharabah sebesar Rp. 27.898.114 juta dan nilai minimum deposito mudharabah terjadi pada triwulan II tahun 2011 pada Bank Mega Syariah dengan jumlah Rp. 2.131.114 juta serta standar deviasi sebesar Rp. 9.106.240,46 juta.
108
4.
Pembiayaan Selama tahun 2010-2013, jumlah rata-rata pembiayaan sebesar Rp. 26.234.034,44 juta. Nilai maksimum pembiayaan terjadi pada triwulan IV tahun 2013 pada Bank Syariah Mandiri dengan jumlah pembiayaan sebesar Rp. 63.824.673 juta dan nilai minimum pembiayaan terjadi pada triwulan I tahun 2011 pada Bank Mega Syariah dengan jumlah Rp. 4.244.615 juta serta standar deviasi sebesar Rp. 18.810.735,99 juta.
B. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi ganda. Untuk memenuhi prasyarat sebagai hasil regresi yang baik maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heterokesdastisitas. 1.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). a.
Analisis Grafik Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram dan grafik P-Plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
109
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014
110
Gambar 4.2 Grafik P-Plot
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik P-Plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram (gambar 4.1) berbentuk lonceng menunjukkan pola distribusi normal dan pada grafik normal P-Plot (gambar 4.2) data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi klasik normalitas. b. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama. Oleh sebab itu, ada baiknya dilakukan kembali uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah residual
111
terdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan hasil sebagai berikut. Tabel 4.2 One – Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
48 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 1292568,47210462
Absolute
,084
Positive
,051
Negative
-,084
Kolmogorov-Smirnov Z
,583
Asymp. Sig. (2-tailed)
,886
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa nilai K-S sebesar 0,583 dengan signifikansi sebesar 0,886 jauh di atas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik normalitas residual. Hal ini sesuai dengan analisis grafik di atas. 2.
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil analisis uji multikolonieritas dapat dilihat pada nilai Tolerance atau Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10, maka menunjukkan adanya
112
multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Adapun hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) TabunganWadiah
,716
1,397
TabunganMudharabah
,218
4,577
DepositoMudharabah
,186
5,381
1
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Hasil pengujiannya menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki Tolerance lebih kecil dari 0,1. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF tabungan wadiah sebesar 1,397, tabungan mudharabah sebesar 4,577 dan deposito mudharabah sebesar 5,381. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi penelitian ini. 3.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terdapat korelasi, maka terdapat masalah autokorelasi. Untuk menguji
113
autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Run Test. Apabila probabilitas signifikan lebih besar dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Berikut hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan Run Test. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
75599,01252
Cases < Test Value
24
Cases >= Test Value
24
Total Cases
48
Number of Runs
23
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-,438 ,662
a. Median
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Dari tabel di atas terlihat bahwa data tidak memiliki masalah autokorelasi karena nilai signifikansi berada di atas 0,05 yaitu sebesar 0,662. 4.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik scatterplot dan uji glejser.
114
a. Analisis Grafik Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Dari grafik scatterplot yang disajikan terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi b. Uji Glejser Jika hasil signifikansi uji Glejser lebih besar dari 0,05 maka model regresi homoskedastisitas, sebaliknya jika hasil signifikansi uji Glejser dibawah atau sama dengan 0,05 maka model regresi mengalami heteroskedastisitas. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
115
terjadi heteroskedastisitas. Berikut merupakan hasil uji Glejser dalam penelitian ini. Tabel 4.5 Uji Glejser Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
t
Sig.
Beta
825322,332 258341,726
3,195
,003
TabunganWadiah
-,024
,376
-,011
-,064
,949
TabunganMudharabah
-,042
,042
-,320
-1,009
,319
DepositoMudharabah
,035
,030
,397
1,156
,254
1
a. Dependent Variable: Abs_RES_1
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Hasil tampilan output SPSS menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. C. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independent yaitu Jumlah Tabungan Wadiah (X1) Tabungan Mudharabah (X2), dan Deposito Mudharabah (X3) terhadap variabel dependent yaitu Jumlah Pembiayaan (Y) pada Bank Umum Syariah Devisa di
116
Indonesia. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 21 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.6 Koefisien Regresi Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients Standardized
t
Sig.
,399
,692
Coefficients B (Constant)
Std. Error
Beta
168032,677
420675,407
TabunganWadiah
4,015
,612
,080
6,561
,000
TabunganMudharabah
2,033
,068
,660 29,787
,000
DepositoMudharabah
,686
,050
,332 13,817
,000
1
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Berdasarkan hasil perhitungan dengan program IBM SPSS 21 diketahui bahwa persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut. Y = 168.032,677 + 4,015 Tabungan Wadiah + 2,033 Tabungan Mudharabah + 0,686 Deposito Mudharabah Berdasarkan persamaan di atas dapat dilakukan interpretasi sebagai berikut: 1. Nilai konstanta atau a = 168.032,677 mempunyai arti bahwa jika tidak ada tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah maka jumlah pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp. 168.032,677 juta. 2. Koefisien regresi atau b1 = 4,015 mempunyai arti bahwa kenaikan tabungan wadiah sebesar Rp. 1 juta akan dapat menaikkan jumlah pembiayaan yang akan disalurkan sebesar Rp. 4,015 juta.
117
3. Koefisien regresi atau b2 = 2,033 mempunyai arti bahwa kenaikan tabungan mudharabah sebesar Rp. 1 juta akan dapat menaikkan jumlah pembiayaan yang akan disalurkan sebesar Rp. 2,033 juta. 4. Koefisien regresi atau b3 = 0,686 mempunyai arti bahwa kenaikan deposito mudharabah sebesar Rp. 1 juta akan dapat menaikkan jumlah pembiayaan yang akan disalurkan sebesar Rp. 0,686 juta. D. Uji Signifikansi 1. Uji Statistik t (Uji Signifikansi Individual) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dengan menggunakan program IBM SPSS 21, hasil perhitungan uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients Standardized
t
Sig.
,399
,692
Coefficients B (Constant)
Std. Error
Beta
168032,677
420675,407
TabunganWadiah
4,015
,612
,080
6,561
,000
TabunganMudharabah
2,033
,068
,660 29,787
,000
DepositoMudharabah
,686
,050
,332 13,817
,000
1
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Dari hasil output pada tabel 4.7 dapat dijelaskan sebagai berikut:
118
1. Nilai t hitung Tabungan Wadiah (X1) sebesar 6,561 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa Tabungan Wadiah (X1) berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Nilai t hitung Tabungan Mudharabah (X2) sebesar 29,787 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa Tabungan Mudharabah
(X2)
berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. 3. Nilai t hitung Deposito Mudharabah (X3) sebesar 13,817 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa Deposito
Mudharabah
(X3)
berpengaruh
signifikan
terhadap
Pembiayaan sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan program SPSS 21, hasil perhitungan uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut.
119
Tabel 4.8 Uji F a
ANOVA Model Regression 1 Residual Total
Sum of Squares 16552133599171160,
df 3
000
Mean Square
F
Sig.
5517377866390388,
3091,580
,000
b
000
78524462988697,310
44
16630658062159860,
47
1784646886106,757
000
a. Dependent Variable: Pembiayaan b. Predictors: (Constant), DepositoMudharabah, TabunganWadiah, TabunganMudharabah
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Dari hasil output pada tabel 4.8 bahwa nilai F hitung sebesar 3091,580 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05, maka berarti Jumlah Tabungan Wadiah (X1), Tabungan Mudharabah (X2), dan Deposito Mudharabah (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Pembiayaan (Y) pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. 3. Koefisien Determinasi Koefisien ini dinyatakan dalam R2. Nilai R2 menunjukkan tingkat kemampuan semua variabel bebas untuk mempengaruhi variabel terikat, sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel lain diluar variabel bebas. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan satu. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi, maka akan semakin baik pula
120
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Berikut merupakan hasil koefisien determinasi pada penelitian ini. Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
a
1
,998
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,995
,995
1335906,76550
a. Predictors: (Constant), DepositoMudharabah, TabunganWadiah, TabunganMudharabah b. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2014 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai adjusted R2 mendekati sempurna sebesar 0,995 atau 99,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel yang dipilih sudah tepat. Hal ini berarti Jumlah Pembiayaan (Y) dapat dijelaskan oleh Jumlah Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah sebesar 99,5%. Sedangkan sisanya (100% 99,5% = 0,5%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. E. Pembahasan Hasil uji signifikansi individual/parsial (Uji t) dan uji signifikansi simultan (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut.
121
1.
Pengaruh Jumlah Tabungan Wadiah terhadap Jumlah Pembiayaan Terima H0 jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Tabungan Wadiah terhadap Pembiayaan. Terima Ha jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Tabungan Wadiah terhadap Pembiayaan. Nilai signifikansi Tabungan Wadiah yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa
variabel
Tabungan
Wadiah
secara
parsial
berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Kenaikan jumlah tabungan wadiah akan menaikkan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia. Tabungan wadiah merupakan salah satu produk pendanaan bank syariah. Biasanya bank dapat menggunakan dana ini lebih leluasa dibandingkan dana dari giro wadiah, sehingga bank mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan. 102 Hasil penelitian ini sesuai dengan teori gambaran tentang pola penghimpunan dana dan pengalokasiannya melalui pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approach), dana tabungan wadiah yang telah dihimpun kemudian disalurkan kepada pembiayaan sehingga semakin besar jumlah dana wadiah yang dihimpun bank maka jumlah dana yang tersedia untuk disalurkan ke pembiayaanpun semakin besar. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dijelaskan oleh Muhammad yang menjelaskan 102
h.115-116.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008),
122
setelah dana pihak ketiga (DPK) telah dikumpulkan oleh bank, maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan.103 Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh M. Taufiq dan Batista Sufa Kefi (2010), Sriandayani (2011), Hedy Kuswanto dan M. Taufiq (2011) dan Zainuddin (2012) yang menyatakan bahwa
tabungan
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
kredit/pembiayaan dan berlawanan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Syafrianda Asmika (2009) yang menyatakan bahwa tabungan tidak berpengaruh terhadap jumlah kredit. 2.
Pengaruh
Jumlah
Tabungan
Mudharabah
terhadap
Jumlah
Pembiayaan Terima H0 jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Tabungan Mudharabah terhadap Pembiayaan. Terima Ha jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Tabungan Mudharabah terhadap Pembiayaan. Nilai signifikansi Tabungan Mudharabah yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Tabungan Mudharabah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Kenaikan jumlah tabungan mudharabah akan menaikkan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia.
103
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 54.
123
Mobilitas keluar masuknya tabungan tidak setinggi giro sehingga bank lebih leluasa menggunakan saldo yang ada untuk mendanai operasional. 104 Penerimaan tabungan berdasarkan prinsip mudharabah digunakan untuk tabungan yang penarikannya tidak dapat dilakukan sewaktu-waktu.105 Sehingga bank akan semakin leluasa menggunakan dana tabungan mudharabah. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori gambaran tentang pola penghimpunan dana dan pengalokasiannya melalui pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approach), yang menjelaskan bahwa dana mudharabah yang telah dihimpun kemudian disalurkan kepada pembiayaan. Sehingga semakin besar dana mudharabah yang dihimpun maka dana yang tersedia untuk disalurkan kepada pembiayaan semakin besar pula. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dijelaskan oleh Muhammad yang menjelaskan bahwa setelah dana pihak ketiga (DPK) telah dikumpulkan oleh bank, maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan.106 Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Yulianti (2012) dan Anggi Anggraeni S (tanpa tahun) yang menyatakan bahwa tabungan Mudharabah tidak berpengaruh terhadap jumlah pembiayaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh M. Taufiq dan Batista Sufa Kefi (2010), Sriandayani (2011), Hedy 104
M. Sulhan dan Ely Siswanto, Manajemen Bank: Konvensional dan Syariah, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 64. 105 Herman Darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-lembaga Finansial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 84. 106 Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 54.
124
Kuswanto dan M. Taufiq (2011) dan Zainuddin (2012) yang menyatakan bahwa
tabungan
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
Mudharabah
terhadap
Jumlah
kredit/pembiayaan 3.
Pengaruh
Jumlah
Deposito
Pembiayaan Terima H0 jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan. Terima Ha jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan. Nilai signifikansi Deposito Mudharabah yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Deposito Mudharabah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Kenaikan jumlah deposito mudharabah akan menaikkan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia. Dana dalam bentuk deposito berjangka relatif lebih menguntungkan bank sebagai sumber dana karena aliran keluar masuknya lebih rendah lagi dibandingkan dengan giro dan tabungan, sehingga bank dapat memfokuskan penggunaannya untuk membiayai fasilitas kredit jangka menengah maupun jangka panjang. 107 Dalam mudharabah muthlaqah, bank sebagai mudharib mempunyai kebebasan mutlak dalam pengelolaan investasinya. Jangka waktu investasi dan bagi hasil disepakati 107
M. Sulhan dan Ely Siswanto, Manajemen Bank: Konvensional dan Syariah, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 64.
125
bersama. 108 Bank akan semakin leluasa menggunakan dana deposito mudharabah. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori gambaran tentang pola penghimpunan dana dan pengalokasiannya melalui pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approach), yang menjelaskan bahwa dana mudharabah yang telah dihimpun kemudian disalurkan kepada pembiayaan. Sehingga semakin besar dana mudharabah yang dihimpun maka dana yang tersedia untuk disalurkan kepada pembiayaan semakin besar pula. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dijelaskan oleh Muhammad yang menjelaskan bahwa setelah dana pihak ketiga (DPK) telah dikumpulkan oleh bank, maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan.109 Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian M. Taufiq dan Batista Sufa Kefi (2010), Sriandayani (2011), Hedy Kuswanto dan M. Taufiq (2011) dan Yulianti (2012) yang menyatakan bahwa deposito berpengaruh positif terhadap jumlah kredit/pembiayaan. Hasil ini berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggi Anggraeni S (tanpa tahun) dan Syafrianda Asmika (2009)
yang menyatakan deposito tidak
berpengaruh terhadap jumlah kredit/pembiayaan dan pada penelitian Zainuddin (2012) yang menyatakan bahwa deposito berpengaruh negatif terhadap pembiayaan.
108
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008),
109
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 54.
h.118.
126
4.
Pengaruh Jumlah Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah terhadap Jumlah Pembiayaan Terima H0 jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara simultan antara Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan. Terima Ha jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara simultan antara Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji F) bahwa nilai signifikansi yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen Tabungan Wadiah (X1), Tabungan Mudharabah (X2) dan Deposito Mudharabah (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh adjusted R2 sebesar 0,995 yang berarti bahwa kontribusi Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah secara simultan berpengaruh terhadap Pembiayaan sebesar 99,5%. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dijelaskan oleh Muhammad yang menjelaskan setelah dana pihak ketiga (DPK) telah dikumpulkan oleh bank, maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya maka
bank
berkewajiban
menyalurkan
dana
tersebut
untuk
pembiayaan.110 Sehingga semakin besar dana tabungan wadiah, tabungan
110
Muhamad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), h. 237.
127
mudharabah dan deposito mudharabah yang berhasil dihimpun oleh bank maka semakin besar pula jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat.