ANALISIS PENGELOLAAN PRODUK DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK BNI SYARIAH FATMAWATI
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.kom.I)
Oleh: FAKHRI ISMANUDIN NIM :1110053000038
KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M i
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Analisis Pengelolaan Produk Deposito Mudharabah pada Bank BNI Syariah Fatmawati Jakarta, telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Rabu,18 Maret 2015 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Program Studi Manajemen Dakwah. Jakarta,18 Maret 2015 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs.Cecep Castrawijaya, MA NIP.19670818199803 1 002
H.Mulkanasir, BA, S. Pd, MM NIP.19550101 198302 1 001
Penguji I
Penguji II
Suparto, M.Ed, Ph. D NIP.19710330 199803 1 004
Drs.Sugiharto, MA NIP.19660806 199603 1 001
Pembimbing
Drs.H.Hasanudin Ibnu Hibban,MA NIP.19660605 199403 1 005
iii
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan pada penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari saya terbuka bahwa penulisan ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,18 Maret 2015
Fakhri Ismanudin
iv
ABSTRAK
Fakhri Ismanudin (11100530000380), Analisis Pengelolaan Produk Deposito Mudharabah Pada Bank BNI Syariah Fatmawati. Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di bawah Bimbingan Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA. Suatu hal yang menarik yang di tawarkan kepada calon nasabah terhadap produk deposito mudharabah. Hal ini mendorong Bank sebagai lembaga penghimpunan dan penyaluran dana mempunyai peran dalam pengembangan serta pengelolaan dari produk deposito mudharabah, nilai investasi yang menguntungkan serta iming-iming hadiah yang ditawarkan kepada calon nasabah membuat daya tarik tersendiri bagi para nasabah, sehingga dunia perbankan baik perbankan Konvensional ataupun perbankan Syariah berlomba mengembangkan inovasi pemasaran masing-masing. Tingkat keuntungan yang diperoleh nasabah sangat berpengaruh terhadap jumlah deposito yang diinvestasikan, kemudian jangka waktu yang disimpan, ini menjadi salah satu perhitungan keuntungan yang akan ditawarkan bagi para nasabah. Perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi penghimpunan, sistem pengelolaan serta nisbah keuntungan nasabah pada produk deposito mudharabah Bank BNI Syariah Fatmawati Jakarta Selatan. Dari perumusan masalah tersebut maka diketahui hasil atau kesimpulan yang akan dibahas. Manfaat dari penelitian ini secara akademis adalah sebagai wawasan atau pengetahuan bagi mahasiswa pada produk penghimpunan dana deposito mudharabah dan manfaat secara praktis adalah dapat menjadi masukan dan evaluasi pengembangan system penghimpunan, pengelolaan dan penyaluran bagi lembaga yang bersangkutan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa dalam penghimpunan dana produk deposito mudharabah dapat dibagi kepada 2 jenis penghimpunan. Pertama penghimpunan dana secara perorangan dan kedua penghimpunan dana secara lembaga/perusahaaan atau organisasi. Untuk stategi pemasaran produk dapat menggunakan 6 sistem pemasaran, pertama melalui brosur, kedua melalui Online, ketiga melalui Open table, keempat melalui direct sell, kelima melalui pamflet, keenam melalui media, untuk system penyaluran dibagi 2 jenis penyaluran. Pertama penyaluran utama dan kedua penyaluran lainnya. Adapun untuk system tehnik bagi hasil menunjukan system yang digunakan pada BNI Syariah Fatmawati adalah system profit sharing.
Kata Kunci : Penghimpunan, Deposito Mudharabah, Pengelolaan.
v
KATA PENGANTAR Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Shalawat serta iringan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah member petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia didunia dan akhirat. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya banyak campur tangan orang-orang di sekitar penulis yang memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat yang setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada orang tua saya, bapak Hamdan dan ibu Titi Johaningsih, atas dorongan serta kasih sayang meraka penulis bisa menyelesaiakan tugas skripsi ini dengan baik. Serta kepedulian teman-teman, sahabat, saudara yang telah memberikan bantuan baik berupa dukungan moril, kritik, masukan dorongan dan nasehat, semangat, dukungan financial maupun sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulisan menghaturkan terima kasih kepada : 1. Dr.Arief Subhan, MA selaku Dekan, Dr.Suparto, M. Ed, MA selaku Wakil Dekan I, Drs. Jumroni, M. Si selaku Wakil Dekan II, Dr. H. Sunandar, MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Mulkannasir, BA. Spd. MM selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah melayani penulis dalam administrasi perkuliahan dan skripsi 3. Drs.Hasanuddin, MA selaku pembimbing skripsi yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing,memberi motivasi, semangat, arahan serta kritikan dan saran bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Kepada tim penguji sidang munaqasyah: Suparto, M. Ed. Ph. D Selaku Penguji 1, serta Drs. Sugiharto, MA Selaku penguji II terima kasih penulis ucapkan atas bimbingan serta arahannya 5. Drs.Hasanuddin, MA selaku pembimbing skripsi yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing,memberi motivasi, semangat, arahan serta kritikan dan saran bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 6. Kepada tim penguji sidang munaqasyah: Suparto, M. Ed. Ph. D Selaku Penguji 1, serta Drs. Sugiharto, MA Selaku penguji II terima kasih penulis ucapkan atas bimbingan serta arahannya. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis di bangku kuliah.
vii
8. Kepada segenap keluarga besar Forum UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) periode 2013-2014 , yang telah mendorong dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Keluarga besar AKM (Asosiasi Kopersi Mahasiswa) dan Kopindo (Koperasi Pemuda Indonesia) yang telah membantu dan mendorong agar menyemangati penulis dalam penyelesaian skripsi ini,khususnya korwil DKI Kopindo,Resky Alam Gasalba, dan Rahmawati 10. Kepada sahabat-sahabat Manajemen Dakwah, Rofii, Eko, Kariza, Azis, Nining, Mila, dkk serta sahabat koperasi mahasiswa Fajar, Sundari, Maidah, Fauzi, Bayu dan anggota kopma lainnya serta team korwil Kopindo, Rahmawati, Reski terima kasih yang telah memberikan semangat kepada penulis yang tak henti-hentinya untuk menyelesaikan skripsi Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skirpsi ini. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang berlipat atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, rasa syukur khususnya kepada Allah SWT. Semoga senantiasa memberikan hidayah serta inayahnya kepada seluruh hamba-Nya dan semoga kita semua diberkahi olehNya.Amin. Jakarta,18 Maret 2015 Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv ABSTRAK ..............................................................................................................v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .........................................6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................7 D. Meteodologi Penelitian ............................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka ........................................................................11 F. Sistematika Penulisan ................................................................12
BAB II
LANDASAN
TEORI
TENTANG
PENGELOLAAN
DAN
DEPOSITO MUDHARABAH A. Pengelolaan ................................................................................14 1. Pengertian Pengelolaan dana ...............................................14 2. Ruang Lingkup Pengelolaan ................................................17 a. Penghimpunan ...............................................................17 b. Penghimpunan Dana Prinsip Wadiah ............................18 c. Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah ....................19 B. Deposito Mudharabah ................................................................35 1. Pengertian Deposito Mudharabah ........................................35 2. Pengertian Mudharabah .......................................................37 3. Rukun Deposito Mudharabah ..............................................39 4. Karakteristik Mudharabah ..................................................39 5. Landasan Hukum .................................................................40
ix
6. Mekanisme Deposito Mudharabah ......................................41 7. Prinsip Deposito Mudharabah .............................................42 8. Metode Bagi Hasil Deposito Mudharabah ..........................45
BAB III
GAMBARAN
UMUM
TENTANG
BNI
SYARIAH
FATMAWATI A. Sejarah Singkat BNI Syariah .....................................................55 B. Visi dan Misi..............................................................................57 C. Struktur Organisasi ....................................................................58 D. Produk dan Jasa .........................................................................61
BAB IV
ANALISIS
PENGELOLAAN
PRODUK
DEPOSITO
MUDHARABAH A. Penghimpunan Dana ..................................................................69 1. Penghimpunan Menurut Jenisnya ........................................69 a. Penghimpunan Dana Pihak Pribadi ...............................69 b. Penghimpunan Dana Pihak Perusahaan .........................70 2. Strategi Pemasaran Produk ..................................................70 a. Strategi Penghimpunan Dana Melalui Brosur ...............70 b. Strategi Penghimpunan Dana Melalui Online ...............71 c. Strategi Open Table (Buka Stand) .................................71 d. Direct Sell ......................................................................72 e. Pamflet ...........................................................................72 f. Media .............................................................................72 3. Sistem Pengelolaam Dana ...................................................73 B. Penyaluran .................................................................................74 1. Penyaluran Utama ................................................................74 2. Penyaluran Lainnya .............................................................74 3. Objek/Tempat ......................................................................80 4. Target Penyaluran .............................................................. 81
x
C. Tehnik Perhitungan Bagi Hasil ..................................................82 1. Sistem Bagi Hasil Bank Dengan Nasabah ......................... 82 2. Proses Perhitungan Bagi Hasil .............................................83 3. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil .............................84 4. Faktor Pendapatan Prinsip Bagi Hasil .................................84 5. Analisis ................................................................................88
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................90 B. Saran ..........................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Mengapa harus menabung di Bank Islam? Mengapa tidak menabung di Bank Konvensional yang lebih pasti memberikan gambaran berapa jumlah uang yang akan diterima dan bertambah setiap bulannya, dan ditambah lagi kemungkinan iming-iming atau peluang berupa hadiah yang menarik. Inilah pertanyaan yang mendasar yang sepatutnya dapat dipahami oleh setiap orang yang hendak menyimpan uangnya di Bank. Bank Islam menerapkan sistem bagi hasil (mudharabah) kepada nasabah yang menabungkan uangnya di Bank. Artinya, nasabah tidak akan pernah dapat menghitung dengan pasti berapa jumlah uangnya yang akan bertambah setiap bulannya bila mereka telah menabung dalam jumlah tertentu, namun nasabah dapat mengetahui porsi atau bagian yang menjadi haknya dan berapa porsi yang menjadi hak pihak Bank Islam1. Bank adalah lembaga keuangan yang pokok tugasnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat. Selain itu Bank juga memberikan jasa keuangan, pembayaran pembiayaan lainnya. Sebagai lembaga keuangan yang mendapat kepercayaan masyarakat atas dananya. Bank berusaha semaksimal mungkin melakukan daya tarik (insentif) ekonomi berupa bunga tinggi, bonus serta hadiah yang menarik. Berbagai 1
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin. Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perbankan dan ekonomi global. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 219
1
2
langkah dilakukan oleh Bank dengan tujuan menghimpun dana masyarakat yang salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah nasabah.2 Tingkat kecenderungan manusia terhadap nilai investasi sangat berpengaruh terhadap nilai keuntungan yang akan di dapat oleh nasabah, selain Bank sebagai tempat menabung, serta penyimpanan uang, Bank juga bisa menjadi suatu lembaga yang dapat meningkatkan nilai investasi nasabah. Dalam dunia perbankan terdapat macam-macam produk dan pembiayaan, baik itu produk pembiayaan, tabungan, bahkan sampai dengan pinjaman. Hal ini selain perbankan sebagai fungsi di atas. Terdapat salah satu fungsi perbankan dalam jasanya, yakni pengelolaan dana nasabah. Salah satu bentuk produk pengelolaan dana dalam perbankan adalah produk deposito. Baik itu produk deposito Konvensional ataupun deposito mudharbah keduanya merupakan produk pengelolaan dana yang dikelola oleh Bank. Melalui produk deposito inilah masyarakat dapat mengupayakan dalam pemanfaat dana yang mereka miliki untuk diinvestasikan dan dikelola dalam jangka waktu tertentu guna memperoleh manfaat yang dihasilkan dari dana nasabah yang dititipkan oleh Bank untuk dikelola. Keuntungan yang diperoleh oleh Bank inilah dari dana yang dikelola untuk usaha yang akan dibagi hasilkan sesuai akad di awal deposito mudharabah adalah salah satu produk penghimpunan dana yang dikelola oleh Bank untuk disalurkan kepada mitra usaha yang membutuhkan modal lebih, dan hasil keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan tersebut dalam jangka waktu yang disepakati dilaporkan 2
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), Cet ke-1 , h. 129
3
kepada pihak Bank, dan hasil keuntungan dana tersebut akan diberikan kepada nasabah sesuai akad, serta deposito yang dia berikan kepada pihak Bank. Untuk menghilangkan bentuk kekhawatiran yang muncul dalam bentuk usaha, maka pemilik modal menetapkan persyaratan administratif khususnya pada transaksi pembiayaan seperti keabsahan surat-surat, penggunaan modal, transaksi jaminan dan kebutuhan lainnya. Pemilik modal juga terkadang menetapkan kompensasi bagi setiap penundaan pembayaran dan garansi bagi setiap peminjaman. Bagaimanapun pemilik modal membutuhkan uang konpensasi sebagai simpanan cadangan dan biaya operasional. Menurut Syafi’i, konsep Mudharabah tidak mengenal adanya jaminan meski bermaksud untuk menuntut pengusaha agar berhati-hati dalam melakukan aktivitas usahanya dan sebagai kepercayaan untuk melakukan semua ketentuan yang sesuai dengan persetujuan kontrak sebelumnya. Jika jaminan tetap diberlakukan, maka akan menyebabkan rusak dan berubahnya sistem
transaksi
mudharabah,
karena
pada
prinsipnya
pembiayaan
mudharabah tidak perlu dan tidak boleh mensyaratkan adanya agunan sebagai jaminan sebagaimana dalam akad syirkah lainnya.3Mudharabah adalah suatu transaksi pembiayaan berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam transaksi akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik modal kepada pengelola.
3
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), Cet ke-1 , h. 129
4
Dalam transaksi mudharabah secara umum, tidak boleh adanya jaminan yang disertakan oleh pemilik modal dan ia tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha yang notabennya dibiayai oleh pemilik modal itu sendiri. Jika hal demikian ini terjadi, maka perjanjian mudharabah menjadi batal dan tidak berlaku.4Hal ini sesuai dengan transaksi pembiayaan mudharabah yang didasarkan atau saling percaya. Dalam mudharabah berlaku azas saling percaya, artinya baik pemilik modal maupun pengelola keduanya harus sama-sama menghadapi resiko yang timbul dari sesuatu yang dilakukan dalam usaha. Dengan demikian, keharusan pemberian jaminan oleh pengelola kepada pemilik modal dapat dipahami bahwa yang menanggung resiko hanya pengelola apabila terjadi suatu kerugian, sedangkan pemilik modal akan terbebas dari tanggung jawab kerugian tersebut karena terdapat sumber untuk menutupi resiko yaitu berupa hasil penjualan jaminan pengelola modal5. Selain giro dan tabungan, produk perbankan Syariah lainnya yang termasuk produk penghimpunan dana adalah deposito. Berdasarkan UUD No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktuwaktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan Bank yang bersangkutan.
4
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nuhayatul Muqtasid, (Semarang: Toha Putra, 1989), h. 178 Wahbah al-Zuhailly, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu, (Damaskus:Daar Al-Fikr, 1989), cat ke-5 h. 193
5
5
Adapun yang dimaksud dengan deposito Syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip Syariah.Dalam hal ini Dewan Syariah nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.6 Dalam hal ini Bank Syariah bertindak sebagai Mudharib (pengelola dana) sedangkan nasabah bertindak sebagai shohibul mal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank Syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta dapat mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga. Dengan demikian Bank Syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai wali amanah, yakni harus berhati- hati atau kebijakan dalam beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Disamping itu Bank Syariah juga bertindak sebagai kuasa dalam usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan Syariah. Dari hasil pengelolaan dana mudarabah, Bank Syariah akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, Bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan karena kelalaiannya. Namun apabila yang terjadi adalah
6
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000
6
mismanagement (salah urus), Bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut. Bank BNI Syariah Fatmawati salah satu yang merupakan Bank Syariah dalam kegiatannya memberikan pelayanan produk dan jasa dalam lalu lintas pembayaran berdasarkan prinsip Syariah. Bank BNI Syariah Fatmawati juga merupakah Kantor Pusat di Cabang Jakarta Selatan yang mana bertanggung jawab terhadap 6 KCP yang ada di Jakarta Selatan. Adanya fungsi pengawas BNI Syariah Fatmawati ini dimaksudkan agar manajemen dapat mengawasi sistem deposito mudharabah ini agar sesuai dengan perjanjian akad. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti BNI Syariah, dengan mengambil judul “Analisis Pengelolaan Produk Deposito Mudharabah BNI Syariah Fatmawati’’.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah dengan maksud agar hasil yang dicapai akan memberikan pemahaman yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis pengelolaan produk deposito mudharabah pada Bank BNI Syariah Fatmawati. 2. Perumusan Masalah Masalah pokok penelitian dispesifikasi dalam rumusan pertanyaanpertanyaan penelitian, pada berikut ini:
7
A. Bagaimana strategi penghimpunan dana deposito mudharabah BNI Syariah Fatmawati? B. Bagaimana penyaluran produk deposito mudharabah pada BNI Syariah Fatmawati? C. Bagaimana mekanisme bagi hasil produk deposito mudharabah BNI SyariahFatmawati?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui strategi penghimpunan dana pada produk deposito mudharabah. 2) Untuk mengetahui sistem penyaluran dana yang dialurkan untuk penyaluran pembiayaan apa saja. 3) Untuk mengetahui nisbah keuntungan yang diinvestasikan pada produk deposito mudharabah. b. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk: 1) Manfaat Teoritis Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu bagi civitas akademik pendidikan khususnya tentang lembaga perbankan Syariah dengan penilaian dan pengawasan internal perusahanan. 2) Manfaat Praktis
8
a) Bagi Penulis Untuk menerapkan ilmu yang telah di dapat masa selama perkuliahan dan untuk memperluas wawasan tentang pengawas Bank Syariah terhadap pengelolaan dana deposito Syariah. b) Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
wahana
pengetahuan mengenai ekonomi Syariah bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang pentingnya manajemen pengelolaan dana dan manajemen resiko. c) Bagi Lembaga Perbankan Syariah Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu BNI Syariah terhadapa hambatan suatu pekerjaan.
D. Metodologi Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang diperlukan maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian yang deskirptif kualitatif dengan cara menggunakan mengenai kenyataan empiris dari objek yang dijadikan penelitian. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan penelitian adalah deskriptif-kualitatif serta
data-data
pendukung
seperti
buku-buku
tertulis
dan
sebagaianya.Yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan atau sifat seperti apa adanya. Jadi penelitian ini dilaksakan untuk
9
memastikan atau menggambarkan ciri-ciri atau karakteristik dari objek yang diteliti. 2. Sumber Data a. Primer yakni sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber, pertama melalui wawancara. Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada pihak internal
dan staff pengurus Bank BNI
Syariah Fatmawati yang dianggap dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Sekunder yakni sumber data yang diperoleh dari laporan-laporan yang dikeluarkan Bank BNI Syriah serta diperoleh dari laporan-laporan yang dikeluarkan Bank BNI Syariah serta diperoleh dari literature kepustakaan, seperti buku-buku, majalah, koran, serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penelitian ini. 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini ialah Bank BNI Syariah Fatmawati. Sedangkan objek penelitian ini adalah manajer, karyawan, nasabah dan mitra kerjasama usaha Bank BNI Syariah Fatmawati. 4. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini berada di Jl. RS.Fatmawati No. 30 C-D, Cilandak, Jakarta Selatan. Sedangkan untuk waktu penelitiannya menghabiskan waktu selama 7 bulan sejak tanggal 26 Mei 2014 sampai dengan tanggal 26 November 2014.
10
5. Metode Pengumpulan Dana Adapun tehnik pengumpulan data menggunakan metode yang bersumber kepada penelitian dilapangan dengan menggunakan: a. Interview (Wawancara), yaitu salah satu cara untuk memperoleh data melalui informasi yang didengarnya oleh panca indera pendengaran, yang sebelumnya ditanyakan terlebih dahulu kepada informan.7 Peneliti akan mewawancarai manajer, nasabah, karyawan dan mitra usaha BNI Syariah Fatmawati sebagai sample yang dapat menjabarkan isu permasalahan yang menyangkut penelitian. b. Observasi, yaitu penelitian mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian secara informal (proses silaturahmi)8. c. Dokumentasi, yaitu tehnik pengumpulan data berdasarkan data-data yang tidak langsung dapat berbentuk foto dan arsip (dokumen) yang berisikan data-data dari BNI Syariah Fatmawati yang dijadikan objek penelitian. 6. Teknik Analisa Data Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif terhadap analisis produk deposito Syariah terhadap manajemen pengelolaan dana pada Bank BNI Syariah Fatmawati, yaitu suatu teknik anilisa data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara sistematis
7
Nurul Hayati, Meteodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif, (UIN Press , 2006), cet Ket -1, h. 39 8 Sutrisna Hadi, Penelitian Research, (Yogyakarta: Penerbit Fakultas Fisikologi Universitas Gajah Mada, 1981) cet ke -2, h. 137
11
kemudian diklarifikasikan untuk dianalisis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah dengan berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah. 7. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Tim Penulis Hamid Nasuhi dkk. Diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II,April 2007.9
9
Hamid Nasuhi dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Skripsi,Tesis, dan Disertasi) Diterbitkan oleh CeQDAUIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan ii, April 2007
12
E. Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian mengenai analisis produk deposito mudharabah terhadap manajemen pengelolaan dana pada Bank BNI Syariah Fatmawati. Beberapa penelitian tersebut antara lain: 1. Rizki Rizkia, Pengaruh bagi hasil terhadap jumlah dana deposito Syariah Mudharabah yang ada pada Bank Syariah Mandiri, Jakarta: Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Di sini penulis berbeda dengan apa yang dibahas oleh skripsi pendahuluan ini karena pada skirpsi pendahuluan ini dibahas tentang bagaimana mekanisme bagi hasil pada Bank Syariah Mandiri, serta untuk mengetahui pengaruh bagi hasil terhadap jumlah dana Deposito Syariah Mudharabah yang ada pada Bank Syariah Mandiri. 2. Indra Tri Septia, Strategi Penghimpunan Zakat di BPRS Amanah Umah Leuwiliang Bogor. Program Studi Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Disini Penulis berbeda dengan skripsi terdahulu karena penulis pada skripsi ini lebih membahas strategi BPRS dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. 3. Muhamad Lutfi, Pengaruh Imbalan Bagi Hasil Terhadap Simpanan Nasabah (Deposito Mudharabah): Studi Pada Bank Syariah Bukopin, Jakarta 2010. Disini penulis berbeda dengan studi pendahuluan yang terdahulu karena penulis pada skripsi ini lebih membahas tentang untuk mengetahui pengaruh imbalan bagi hasil terhadap simpanan masyarakat
13
pada Bank Syariah Bukopin, serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antar keduanya.
F. Sistimatika Penulisan Sistimatika penulisan yang dipergunakan dalam skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, memiliki kandungan atau isi yang saling berkaitan dalam proses penelitian dan untuk analisa hasil penelitian dilapangan, berikut adalah ulasan mengenai isi dari tiap bab tersebut. Berikut ini akan diuraikan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Terdiri dari: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistimatika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANGANALISIS PENGELOLAAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANKBNISYARIAH FATMAWATI Dalam bab ini berisikan kajian kepustakaan mengenai: Pengertian pengelolaan, penghimpunan dana, penyaluran dana, tehnik bagi hasil dana, pengertian deposito mudharabah.
BAB III GAMBARAN UMUM BNISYARIAH FATMAWATI Bab ini membahas tentang profil PT Bank BNI Syariah Fatmawati yakni terdiri dari, sejarah berdirinya, visi dan misi serta produk Bank BNI Syariah, profil KCP Jakarta Selatan BNI Syariah.
14
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang analisis pengelolaan produk deposito mudharabah pada Bank BNI Syariah Fatmawati.
BAB V
PENUTUP Memuat tentang kesimpulan hasil penelitian serta saran sekiranya berguna bagi perkembangan Bank BNI Syariah Fatmawati.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengelolaan 1. Pengertian Pengelolaan Dana Pengelolaan adalah suatu keahlian yang diperlukan untuk memimpin, mengatur, menggerakkan waktu, ruang, manusia, dan dana untuk mencapai tujuan tertentu10. Pengelolaan merupakan upaya untuk mengurangi terjadinya kemungkinan risiko terhadap lingkungan hidup berupa terjadinya pencemaran atau perusakan lingkungan hidup, mengingat bahan berbahaya dan beracun mempunyai potensi yang cukup besar untuk menimbulkan efek negatif.
Pengelolaan dana adalah
funds management yaitu pengelolaan
dana sendiri dan dana eksternal yang diperoleh dari lembaga lain dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan (untung) dengan tetap memelihara kecukupan likuiditas dan keamanan dalam melakukan investasi. Pengaturan tata kelola perusahaan Bank Syariah kebanyakan diambil dari perusahaan pemegang saham Konvensional.11 Konfigurasi ini mengarah pada pembagian hak dan tanggung jawab yang pada dasarnya menyerahkan pengendalian pada pemegang saham. Akan tetapi, sistem keuangan Syariah menimbulkan tantangan unik bagi tata kelola 10
http// kamus bahasa Indonesia.org/pengelolaan/mirip.Di akses pada tanggal 26 Juli 2014 http//www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/pengelolaan dana.aspx. Di akses pada tanggal 26 Juli 2014 11
14
15
perusahaan. Khususnya terdapat dua masalah yang membutuhkan penanganan
khusus.
Pertama,
berkisar
kepada
kebutuhan
untuk
menyakinkan kepada para pemangku kepentingan bahwa kegiatan keuangan Bank Syariah adalah untuk memenuhi keinginan pemangku Syariah. Dibutuhkan mekanisme untuk menjaga dan membuat mereka merasa aman dari akibat yang mungkin muncul. Peran ini dimainkan oleh dewan Syariah untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum Islam. Kedua, berkisar pada kebutuhan pemangku kepentingan untuk diyakinkan bahwa Bank Syariah yang menggunakan kepentingan keuangan mereka untuk efesien, stabil dan dapat dipercaya dalam jasa keuangan. Praktiknya deposan dan peminjam harus diyakinkan bahwa Bank Syariah berurusan dengan liabilitas dan asset yang kompetitif serta menawarkan trade-off pengambilan risiko yang dapat diterima oleh klien mereka Model tata kelola berdasarkan pemangku kepentingan menurut pandangan pemangku kepentingan mengenai tata kelola berdasarkan prinsip-prinsip Islam tentang kelestarian hak milik dan kesucian perjanjian. Dengan demikian, model tata kelola perusahaan terdiri atas tiga prinsip Islam sebagai berikut: a. Pemangku hak milik individual, badan hukum (perusahaan), dan masyarakat. b. Pentingnya kewajiban kontrak, secara eksplisit maupun emplisit, diantara pelaku perekonomian.
16
c. Rancangan sistem insentif untuk menegakkan aturan syariat dan menjaga tatanan sosial. Lembaga
keuangan
sebagai
pemangku
kepentingan
dalam
pengaturan tata kelola internal perusahaan biasanya didorong oleh eksternal yang menetapkan kerangka kerja yang mengatur kegiatan usaha dan memberikan informasi yang diperlukan untuk pengawasan resmi dan swasta. Pengaturan eksternal ini berhubungan dengan kerangka kerja kehati-hatian hukum dan peraturan yang mengatur kegiatan Bank Syariah secara infrastruktur yang memungkinkan pengawasannya. Lembaga keuangan Syariah memegang asset berdasarkan perjanjian kemitraan, yang mengubah mereka menjadi pemangku kepentingan dalam usaha yang mereka biayai. Adapun aspek yang akan dapat menimbulkan tantangan bagi tata kelola perusahaan diantaranya: 1) Aset-aset Bank Syariah terdiri dari instrument pembagian laba dan rugi mirip dengan mudharabah dan musyarakah. 2) Karena sistem keuangan Syariah menekankan instrument berbasis kemitraan, partisipasi Bank Syariah dalam hal tata kelola sangat penting memperluas tanggung jawab dan akuntabilitas manajemen serta para pengambil keputusan. 3) Tata kelola perusahaan yang buruk dapat mengakibatkan biaya yang besar.
17
2. Ruang Lingkup Pengelolaan a. Penghimpunan Pengertian penghimpunan menurut bahasa adalah sama seperti penggalangan dana. Menurut Istilah penghimpunan merupakan suatu upaya atau proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana serta sumber daya lainnya dari masyarakat, baik individu ,kelompok, organisasi
yang
akan
disalurkan
dan
digunakan
untuk
mustahik.12Sebagai lembaga financial intermediary, salah satu kegiatan utama Bank adalah melakukan penghimpunan dana. Secara umum
penghimpunan
dana
dapat
diartikan
sebagai
aktivitas
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap dana yang diperoleh dari masyarakat. Dalam prinsip
mudharabah
yang
melakukan perhitungan distribusi hasil usaha adalah mudharib atau pengelola dana,karena salah satu karakteristik prinsip mudharabah adalah pekerjaan sepenuhnya diserahkan kepada mudharib (pengelola dana) dan pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan dana mudharabah,sehingga yang mengetahui hasil usaha adalah mudharib. Oleh karena itu yang melakukan perhitungan distribusi hasil usaha adalah mudharib. Apabila Bank Syariah melakukan perhitungan distribusi hasil usaha terkait erat dengan dana yang dihimpun, khususnya dana yang dihimpun dengan prinsip mudharabah. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penghimpunan dana Bank Syariah akan 12
Manajemen Pengelolaan zakat, Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Departemen Agama RI, 2009, h. 65
18
dibahas dua prinsip penghimpunan dana BankSyariah, yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah.13 b. Penghimpunan Dana Prinsip Wadiah Wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak yang lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya.Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk menjaga keselamatan barang itu dari kehilangan, kemusnahan, kecurian dan sebagainya. Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-amanah. Wadiah yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan diperoleh keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan. Prinsip titipan wadiah yad-dhamanah adalah penerima tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil kembali titipannya.14 Barang yang dimaksud disini adalah suatu yang berharga seperti uang, dokumen, surat berharga dan barang lainnya menurut agama Islam. Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan prinsip wadiah adalah sebagai berikut15: 1) Barang yang dititipkan 13
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. (Jakarta: Penerbit Salemba Empat., 2000), h. 19.
14
Rizal Yaya,dkk., Akutansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.59
15
Wiroso.Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta:PT Gramedia Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 20
19
2) Orang yang penitipkan/penitip 3) Orang yang menerima titipan 4) Ijab qobul Bank sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk memberikan imbalan dan Bank Syariah dapat mengenakan biaya penitipan barang tersebut. Jadi Bank Syariah tidak pernah berbagi hasil dengan pemilik dana prinsip wadiah dan pemberian bonus atau imbalan kepada pemilik dana wadiah merupakan kebijakan Bank Syariah itu sendiri sehingga dalam praktik Bank Syariah satu dengan yang lain tidak sama. c. Penghimpunan dana prinsip mudharabah Penghimpunan dana yang terkait langsung dengan perhitungan distribusi hasil usaha adalah penghimpunan dana yang menggunakan prinsip atau akad mudharabah (mudharabah mutlaqah atau investasi tidak terkait) karena Bank Syariah menjalankan prinsip bagi hasil investasi dengan pemilik dana mudharabah ini16. Dalam transaksi dengan prinsip mudharabah harus dipenuhi prinsip mudharabah meliputi, yaitu: 1) Shohibul maal/rabbullmal (pemilik dana/nasabah) 2) Mudharib (pengelola dana/pengusaha/Bank) 3) Amal (usaha/pekerjaan) 4) Ijab Qabul 16
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 32
20
Penghimpunan dana yang terkait dengan perhitungan distribusi hasil usaha adalah penghimpunan dana yang mempergunakan prinsip mudharabah yang diaplikasikan oleh Bank Syariah dalam produk deposito mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Lain halnya kedudukan Bank Syariah sebagai agen dalam dana mudharabah. Jadi sebelum dilakukan pembahasan penghimpunan dana dengan prinsip mudharabah secara rinci hendaknya diketahui terlebih dahulu kedudukan Bank dalam mudharabah. Penghimpunan dana di Bank Syariah agak berbeda dengan yang terdapat di perbankan konvensional. Jika kita diperbankan Konvensional hanya dikenal tiga jenis yakni: Giro,Tabungan dan Deposito.Maka di Bank Syariah produk penghimpunan dana terbagi menjadi dua, yaitu produk dana simpanan dan produk dana investasi. Perbedaan keduanya terletak pada motif dasar nasabah.17 Produk dana simpanan dibuat untuk nasabah dengan motif sebagai simpanan saja, tanpa memiliki niat untuk memperoleh return (Hasil investasi) tertentu. Sedangkan produk dana investasi dengan mengharapkan return tertentu.18 Adapun masalah penghimpunan dana ada beberapa sistem yang diperlukan diantaranya:
17
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Penerbit Zikrul Hikam, 2003), h. 93 18 Lukman Dendawijaya. Manajemen Perbankan. (Jakarta: Penerbit Salemba Empat.2000), h. 94
21
1. Strategi Mobilisasi Dana Special Project
1.Proyek tertentu
Bank
4.Penyaluran Dana
Mudharib
(pengelola)
5.Bagi Hasil 6.Bagi Hasil
2.Hubungi Investor 3.Invest Dana Investor/Pemilik Dana
Dalam investasi dengan menggunakan konsep mudharabah muqayyadah pihak Bank terikat dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh shohibul maal, misalnya: a) Jenis Investasi b) Waktu dan tempat. Produk special investmentbased on restricated mudharabah ini sangat sesuai dengan special high networth individual atau company yang memiliki kecenderungan investasi khusus. Disamping itu, special investment merupakan suatu modus funding and financing, sekaligus yang sangat cocok pada saat krisis dan sektor perbankan mengalami kerugian yang menyeluruh. Dengan
special
investment,
investor
tertentu
tidak
perlu
menanggung overhead Bank yang terlalu besar karena seluruh dananya masuk ke proyek khusus dengan return dan cost yang dihitung khusus pula.
22
2. Prinsip Penghimpunan Dana Penghimpunan distribusi
hasil
mempergunakan
dana
usaha prinsip
yang
adalah akad
terkait
langsung
penghimpunan mudharabah
dengan
dana
yang
(mudharabah
mutlaqah/investasi tidak terikat) karena Bank Syariah menjalankan prinsip bagi hasil dengan pemilik dana mudharabah ini. 3. Sumber Dana Pada dasarnya, dilihat dari sumbernya, dana Bank Syariah terdiri atas: a) Modal b) Titipan c) Investasi Adapun Penjelasannya adalah sebagai berikut: a) Modal Modal adalah dana yang diserahkan oleh pemilik (owner).Pada akhir periode tahun buku, setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut, pemilik modal akan memperoleh bagian dari usaha yang biasa dikenal dengan deviden. Dana modal dapat digunakan untuk pembelian gedung, tanah, perlengkapan
dan
sebagainya
yang
secara
langsung
menghasilkan (ficed asset/non earning asset). Selain itu, modal juga dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu disalurkan menjadi pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari
23
modal, hasilnya tentu saja bagi pemilik modal, tidak dibagikan kepada pemilik dana lainnya. b) Titipan Salah satu prinsip yang digunakan Bank Syariah dalam memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan. Adapun akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah Al-Wadiah. Al-Wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Secara umum terdapat dua jenis wadiah: wadiah yad al-amanah dan wadiah yad adhdhamanah. c) Investasi Prinsip lain yang digunakan adalah prinsip investasi. Akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah mudharabah. Tujuan dari mudharabah adalah kerja sama antar pemilik dana shahibul maal) dan pengelola dana (mudharabah), dalam hal ini Bank. 4. Fungsi dan Tujuan Penghimpunan Dana a) Fungsi Penghimpunan Dana Pertumbuhan
setiap
Bank
sangat
dipengaruhi
oleh
perkembangan kemampuan menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Tanpa dana yang cukup operasional Bank akan terhambat, dan pada akhirnya eksistensi Bank akan kehilangan
24
fungsinya. Oleh karena itu, penghimpunan dana oleh Bank berfungsi untuk: 1) Penyimpanan harta atau asset berharga 2) Pengelola investasi yang baik 3) Pemenuhan kebutuhan cash out dalam pembiayaan 4) Meningkatkan kemampuan likuiditasBank 5) Melakukan perluasan usaha atau ekspansi usaha 6) Penambahan sarana dan prasarana baru 7) Biaya kegiatan operasional Bank.19 b) Tujuan Penghimpunan Dana Adapun tujuan penghimpunan dana oleh Bank adalah; 1) Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah. 2) Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.20 5. Manajemen Sumber Dana Sumber dana yang terlihat pada sisi passive neraca atau yang disebut pula manajemen passive adalah suatu proses dimana Bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang non tradisional melalui pinjaman dipasar uang atau menerbitkan
19
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Penerbit Pustaka Alfabet, 2005), h. 46 20 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Penerbit Pustaka Alfabet, 2005), h. 51
25
instrument utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk memenuhi alokasi yang produktif. Secara umum manajemen passive mencakup aktivitas didalam rangka mengumpulkan dana dari masyarakat dan sumber lainnya dan menetapkan kompensasi tersebut sesuai dengan yang diinginkan/dibutuhkan. Dalam arti sempit manajemen passive diartikan dengan kebutuhan likuiditas, yaitu aktiva mencari dana pada waktu yang diperlukan. Sumber dana yang terbesar berasal dari dana masyarakat disamping sumber dana lainnya yang berasal dari pinjaman dan modal sendiri. Sumber dana pihak ketiga seperti giro, tabungan dan deposito lazim juga disebut sumber dana tradisional21. Tujuan manajemen dana antara lain: a) Mendapatkan profit yang maksimal bagi pemegang saham b) Menyediakan aktiva lancar dan kas yang mencukupi c) Menyediakan cadangan apabila kas tidak mencukupi d) Memenuni kebutuhan masyarakat untuk kredit e) Mengelola kegiatan Bank secara hati-hati, karena berkaitan dengan pengelolaan dana masyarakat. d. Penyaluran Dana 1. Pengertian Pembiayaan
21
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin. Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perbankan dan ekonomi global. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 578
26
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam/meminjam
antara
Bank
atau
lembaga
keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.22 Kualitas
pembiayaan
sangat
berpengaruh
terhadap
efektivitas pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu kualitas ini harus dijaga, agar jangan sampai menjadi pembiayaan bermasalah, yang akibatnya bukan saja menyebabkan tidak efektifnya pendapatan tetapi lebih dari itu dapat menyebabkan kerugian Bank karena tidak terbayarnya kembali dana Bank yang ditanamkan dalam pembiayaan itu. Faktor-faktor penyebab masalah harus dihilangkan, dan syarat-syarat yang sempurna merupakan bagian terpenting dalam proses pemberian pembiayaan. Dengan kata lain prinsip kehati-hatian harus menjadi perhatian utama dalam manajemen pembiayaan. Pembiayaan dalam Bank Islam adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a) Transaksi sewa dalam bentuk ijarah atau sewa perpindahan hak milik dalam bentuk ijarah muthahiyah bit tamlik.
22
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 122
27
b) Transaksi jual beli dalam piutang murabahah, salam dan istishna. c) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk qardh. d) Transaksi multijasa dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah. Dengan demikian dalam praktiknya pembiayaan adalah: a) Penyerahan nilai ekonomi sekarang atas kepercayaan dengan harapan mendapatkan kembali suatu nilai ekonomi yang sama dikemudian hari. b) Suatu tindakan atas dasar perjanjian dimana dalam perjanjian tersebut terdapat jasa dan balas jasa yang keduanya dipisahkan oleh unsur waktu. c) Pembiayaan adalah suatu hak, dengan hak mana seorang dapat menggunakannya untuk tujuan tertentu, dalam batas waktu dan pertimbangan tertentu pula. 2. Unsur-unsur Pembiayaan a) Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shohibul maal) dan penerima pembiayaan (mudharib). Hubungan pemberi pembiaayan dan penerima merupakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. b) Adanya kepercayaan shohibul maal kepada mudharib yang didasarkan atas prestasi atau potensi mudharabah.
28
c) Adanya persetujuan, berupa kesepakatan antara shohibul maal dengan pihak lain yang berjanji membayar dari mudharib kepada shohibul maal. d) Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shohibul maal kepada mudharib. e) Adanya unsur waktu. Unsur waktu merupakan unsur esensial pembiayaan f) Adanya unsur resiko baik dari pihak shohibul maal ataupun pihak mudharib.
3. Tujuan Pembiaayaan a) Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. b) Safety, Keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin tujuannya dan tanpa hambatan. 4. Fungsi Pembiayaan a) Pembiayaan dapat meningkatkan daya guna dari modal/uang b) Pembiayaan meningkatkan daya guna suatu barang c) Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang d) Pembiayaan menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat e) Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi
29
f) Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional g) Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional. 5. Prinsip-prinsip Pembiayaan a) Al Mudharabah b) Al Musyarakah c) Jual Beli d) Sewa menyewa (Ijarah IMBT) 6. Batas Maksimal Penyertaan Modal Adanya ketentuan tentang batas maksimum penyertaan modal Bank Islam dalam aktivitas pembiayaan, menunjukan sifat unik Bank Islam dalam kaitan pembiayaan. Keunikan tersebut adalah bahwa Bank Islam dapat memiliki rasio pembiayaan mencapai financing deposit rasio (FDR) diatas 100% yaitu paling tinggi 110%.23 Kebijakan dalam penentuan profit margin dan nisbah bagi hasil diantaranya: a. Komposisi Pendanaan b. Tingkat Persaingan c. Resiko Pembiayaan d. Jenis Nasabah e. Kondisi Perekonomian 23
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin.Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perBankan dan ekonomi global. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 783
30
7. Tingkat Keuntungan yang diharapkan Bank Dalam
praktiknya
terdapat
beberapa
pola
dalam
menentukan dana penyaluran yang akan memperoleh pendapatan tersebut, antara lain: a. Melakukan pembagian penyaluran utama dan penyaluran lainnya Dalam
menentukan
kelompok
penyaluran
dana
utama dan penyaluran lainnya ini pun terdapat beberapa pola yang dipergunakan yaitu ada yang menentukan penyaluran utama hanya prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dan prinsip jual saja (mudharabah,salam dan istishna) dan ada yang ditambah dengan prinsip ijarah. Asumsi yang dipergunakan adalah sumber dana yang diterima
diprioritaskan
penyalurannya
penyaluran utama sehingga pendapatan
pada
kelompok
yang akan di
bagihasilkan pun dari pendapatan penyaluran utama. Apabila terdapat kelebihan sumber dana yang disalurkan pada penyaluran sekunder, baru pendapatan dari penyaluran sekunder tersebut dibagihasilkan sebesar porsi dana yang dipergunakan.
Sedangkan
penyaluran
sekunder
adalah
penyaluran selain penyaluran utama dan tidak melanggar prinsip-prinsip Syariah, misalnya penyaluran pada sertifikat wadiah Bank Indonesia (SWBI) atau sertifikat investasi
31
mudharabah antar Bank (SIMA). Dalam beberapa alokasi yang penyaluran dan pendapatan dalam penyaluran utama dan penyaluran
lainnya
menurut
Wiroso
dalam
bukunya
dialokasikan untuk hal-hal dibawah ini, tercantum pada tabel 1.1.dan tabel 1.2. Tabel 1.1 Alokasi dana Penyaluran dan Pendapatan utama BankSyariah Penyaluran
Pendapatan
3.000.000 2.000.000
400.000 200.000
Sub total Prinsip jual beli Murabahah Salam dan Salam Paralel Istishna dan Istishna Pr
5.000.000
600.000
2.000.000 1.000.000 1.000.000
250.000 100.000 50.000
Sub total Prinsip Ijarah (Sewa) Ijarah dan IMB Sub total Total Penyaluran Utama
4.000.000
400.000
1.000.000 1.000.000 10.000.000
200.000 200.000 1.200.000
Prinsip Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Musyarakah
Tabel 1.2 Alokasi penyaluran dana dan pendapatan lainnya BankSyariah
Lainnya Sertifikat IMA Sertifikat Wadiah BI Total Penyaluran Utama
Penyaluran
Pendapatan
2.500.000 2.500.000 5.000.000 5.000.000
200.000 100.000 300.000 300.000
32
e. Tehnik Perhitungan Bagi Hasil 1. Bagi Hasil Bank Islam harus mampu mengelola sumber pendapatan dan beban pendapatannya secara maksimal agar mampu mencapai tingkat keuntungan secara optimal.Upaya optimalisasi pendapatan tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu memberdayakan asset produktif yang dimiliki. Dan dapat pula dilakukan dengan cara menekan segala biaya, terutama beban pendapatan kepada pihak ketiga akibat diterimanya dana amanah masyarakat dengan menggunakan konsep wadiahmaupun akibat dikelolanya dana investasi masyarakat melalui konsep mudharabah. Proses penentuan hasil sewa maupun hasil margin yang diharapkan biasanya ditentukan oleh pihak shohibul maal (Bank), begitu juga menentukan tingkat bonus yang diberikan terhadap wadiah dilakukan oleh shohibul maal (Bank). Namun proses penentuan tingkat bagi hasil diperlukan kesepakatan kedua belah pihak, yang terungkap dalam nisbah bagi hasil24. Proses penentuan nisbah bagi hasil dalam Bank Islam hampir sama dengan proses penghitungan pembiayaan dana dan perhitungan tingkat bunga pembiayaan pada Bank Konvensional. Namun dengan penekanan berbeda, karena Bank Konvensional
24
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin.Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perbankan dan ekonomi global. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) ,h. 799
33
berbasiskan biaya sedangkan Bank Islam berbasiskan pendapatan, perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbedaan sistem perhitungan sistem konvensional dan sistem syariah Berbasis Biaya Ditentukan di muka Hasil lebih mudah ditentukan Hasilnya mudah diperkirakan Tanpa memperhatikan proses pemanfaatan dana 5. Tidak tersirat keadilan, karena beban resiko tidak sebanding 1. 2. 3. 4.
Berbasis Pendapatan Ditentukan di belakang Hasilnya lebih sulit ditemukan Hasilnya susah diperkirakan Pemanfaatan dana harus sesuai dengan prosesnya 5. Menekankan keadilan melalui pembagian resiko sesuai kesepakatan. 1. 2. 3. 4.
Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan aktivitas usaha) dari kontrak investasi dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap pada Bank Islam. Besar kecilnya perolehan kembali tergantung
pada
hasil
usaha
yang
benar-benar
diperoleh
BankIslam.25 a) Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil 1. Faktor Langsung Diantara faktor-faktor langsung (direct factors) yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).
25
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin.Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perBankan dan ekonomi global. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 799
34
Investment rate merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika Bank menentukan investment rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas. Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode ini: a. rata-rata saldo minimum bulanan b. rata-rata total saldo harian
Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana aktual yang digunakan.
c.
Nisbah (profit sharing ratio) Salah satu ciri almudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
Nisbah antara satu Bank dan Bank lainnya dapat berbeda.
Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu Bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, dan 12 bulan.
35
Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan account lainnya sesuai dengan besaranya dana dan jatuh temponya.
2. Faktor Tidak Langsung a. Penentuan
butir-butir
pendapatan
dan
biaya
sharing
dalam
mudharabah b. Bank
dan
nasabah
melakukan
pendapatan dan biaya (profit and sharing) pendapatan yang dibagihasilkan merupakan pendapatan yang diterima setelah dikurangi biaya-biaya. c. Jika semua biaya ditanggung Bank, hal ini disebut revenue sharing
b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting) 1. Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktifitas yang diterapkan, terutama hubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Perbedaan bagi hasil deposito nudharabah antara Bank Syariah dan Bank Konvensional. Adapun perbedaan antara nisbah bagi hasil Bank umum dan Bank Konvensional dapat dilihat dalam tabel 2.2 dibawah ini:
36
Tabel 2.2 Perbedaan nisbah bagi hasil Bank umum dan BankSyariah BANK SYARIAH
BANK KONVENSIONAL
Besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh deposan bergantung pada: 1) Pendapatan Bank 2) Nisbah bagi hasil antara nasabah dan Bank 3) Nominal deposito nasabah 4) Rata-rata saldo deposito untuk jangka waktu tertentu yang ada pada Bank 5) Jangka waktu deposito karena berpengaruh pada lamanya investasi
Besar kecilnya bunga yang diperoleh deposan bergantung pada: 1) Tingkat bunga yang berlaku 2) Nominal deposito 3) Jangka waktu deposito
B. Deposito Mudharabah 1. Pengertian Deposito Mudharabah Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah, deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpanan dana dan Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS). Berdasarkan
Fatwa DSN MUI Nomor 3 Tahun 2000 tentang
mudharabah menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan berdasarkan prinsip
Syariah
adalah
deposito
dengan
menggunakan
prinsip
mudharabah.26 Selain giro dan tabungan, produk perbankan Syariah lainnya yang termasuk produk penghimpunan dana adalah deposito. 26
Kautsar Riza Salman. Akutansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah. (Jakarta: Penerbit Akademia., 2012), h.133
37
Dalam hal ini Bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shohibul mal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank Syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta dapat mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga. Dengan demikian Bank Syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai wali amanah, yakni harus berhati-hati atau kebijakan dalam beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Disamping itu Bank Syariah juga bertindak sebagai kuasa dalam usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan Syariah Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Bank Syariah akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, Bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan karena kelalaiannya. Namun apabila yang terjadi adalah mismanagement (salah urus), Bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut. Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah, dimana pemilik dana (Shohibul maal) mempercayakan dananya untuk dikelola Bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai nisbah
38
yang disepakati bersama. Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib Bank Syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah. Serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudhrabah dengan pihak ketiga. 2. Pengertian Mudharabah Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh Bank-Bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai “qiradh” atau “muqarradah”27. Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian dimana pihak pertama (shohibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas usaha. Akad mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerjasama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shohibul maal, atau Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah kecuali pihak kedua.28 Keuntungan usaha dibagikan sesuai dengan nisbah porsi bagi hasil yang telah disepakati bersama sejak awal maka kalau rugi shohibulmaal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerja keras dan managerial skill selama proyek berlangsung.
27
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta:PT Gramedia Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 33 28 Andri Soemitra, BANK LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH. (Jakarta: Penerbit kencana Prenada Media Group, 2009), h.81
39
Imam Saraksi, salah satu seorang pakar memberikan definisi mudharabah dan keterangan sebagai berikut. “Perkataaan mudharabah diambil dari pada perkataan” darb (usaha) diatas bumi. Dinamakan demikian karena mudharib (pengguna modal orang lain) berhak untuk bekerja sama bagi hasil atas jerih payah dan usahanya. Selain mendapatkan keuntungan ia juga berhak atas menggunakan modal dan menentukan tujuannya sendiri. Orang-orang Madinah memanggil kontrak jenis ini sebagai “muqaradah” dimana perkataan ini diambil dari perkataan “qard” berarti “menyerahkan” dalam hal ini pemilik modal akan menyerahkan hak atas modalnya kepada amil (pengguna modal). Mudharabah disebut juga qiradh yang berarti “memutuskan” dalam hal ini si pemilik uang itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebilangan uangnya untuk diperdagangkannya berupa barang-barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntungannya bagi pihak kedua orang yang berakad qiradh ini.29 Menurut istilah Syarak mudharabah dikenal sebagai suatu akad atau perjanjian atas sekian uang untuk dipertindakkan oleh amil (pengusaha) dalam perdagangan, kemudian keuntungannya dibagikan diantara keduanya menurut syarat-syarat yang ditetapkan terlebih dahulu, baik dengan sama rata maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain. Tujuan akad mudharabah adalah supaya ada kerjasama kemitraan antara pemilik harta yang tidak ada pengalaman berusaha sendiri dalam lapangan perniagaan, 29
perindustrian
dan
sebagainya
dengan
orang
yang
.Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo 2005), h. 28
40
berpengalaman di bidang tersebut tapi tidak punya modal. Ini merupakan salah satu langkah untuk menghindari menyia-nyiakan modal pemilik harta dan menyia-nyiakan keahlian tenaga ahli yang tidak mempunyai modal untuk memanfaatkan keahlian mereka30. 3. Rukun Deposito Mudharabah Dalam transaksi dengan prinsip mudharabah harus dipenuhi rukun mudharabah meliputi, yaitu: a) Pemilik barang yang menyerahkan barang-barangnya. b) Orang yang berkerja, yaitu mengelola barang yang diterima pemilik barang. c) mal, yaitu harta pokok atau modal. d) Amal, yaitu pekerjaan pengelolaan harta. e) Keuntungan.31 4. Karakteristik Mudharabah Kedua pihak yang mengadakan kontrak antara pemilik dana dan mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun pemilik. Di dalam akad tercantum pernyataan yang harus dilakukan kedua belah pihak yang mengadakan kontrak dengan ketentuan sebagai berikut: a) Didalam perjanjian tersebut harus dinyatakan secara tersurat maupun tersirat mengenai tujuan kontrak.
30
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), h. 35
31
Hendi Suhendi. Fiqih Muamalah Membahas Ekonomi Islam, Kedudukan Harta, Hak Milik, Jual Beli, Bunga Bank dan Riba, Musyarakah, Ijarah, Dan Sebagainya. (Jakarta:PT Raja Grafindo, 2002), h. 139
41
b) Penawaran dan penerimaan harus disepakati kedua belah pihak di dalam kontrak tersebut. c) Maksud penawaran dan penerimaan merupakan suatu kesatuan informasi yang sama penjelasannya32. 5. Landasan Hukum Landasan Syariah tentang deposito mudharabah a) Firman Allah Q.S Annisa 4:29 Artinya:Hai orang-orang yang beriman,janganlah kalian memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil,kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu. b) Al-Hadist
:
Di riwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungilautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Di sampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW. Dan Rasululah pun membolehkannya. (HR Thabrani).
c) Ijma 32
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 38
42
Imam Zailai33 telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkomitmen terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan hadist yang dikutip Abu Ubaid.34 d) Qiyas Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah. e) Kaidah Fiqih Pada dasarnya, semua bentuk muammalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkan. f) Para Ulama Bahwa dalam kenyataan banyak orang mempunyai harta namun
tidak
mempunyai
kepandaian
dalam
usaha
memproduktifkannya sementara itu tidak sedikit pula orang yang tidak memiliki
harta
namun
ia
memiliki
kemampuan
dalam
memproduktifkannya, oleh karenanya diperlukan kerjasama diantara kedua pihak. 6. Mekanisme Deposito Mudharabah Mudharabah muqayadah atau disebut juga dengan istilah restricated mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu
33 34
atau
tempat
Nasbu ar-Rayah IV, hlm. 13. Kitab al-Amwal hlm. 454.
usaha.
Adanya
pembatasan
ini
seringkali
43
mencerminkan kecenderungan umum si shohibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha. Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, Al-Mudharabah diterapkan pada: a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, deposito biasa dan sebagainya. b. Deposito Spesial (special investment), dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabbahah saja atau ijarah saja. Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk: a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. b. Investasi khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shohibul maal. 7. Prinsip Deposito Mudharabah Prinsip
mudharabah
diaplikasikan
pada
produk
tabungan
berjangka dan deposito berjangka. Berdasarkan kewenangan yang diberikan pihak penyimpan dana,prinsip mudharabah dibagi menjadi dua yaitu35: a. Mudharabah mutlaqah atau URIA (Unrestried Investment Account) b. Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investment Account) 35
Adiwarman A. Karim.. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.109
44
Macam-macam Prinsip Deposito Mudharabah a) Mudharabah Mutlaqah Dalam mudharabah mutlaqah, tidak ada pembatasan bagi Bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apapun kepada Bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan, atau menetapkan penggunaan akad-akad tertentu. Jadi Bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan dana URIA ini ke bisnis manapun yang diperkirakan menguntungkan. Dari penerapan mudharabah mutlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan deposito,
sehingga terdapat dua jenis
penghimpunan dana yaitu: tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Ketentuan umum dalam produk ini adalah: Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan pembagian keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan,maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad: 1) Untuk tabungan mudharabah, Bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM dan alat penarikan lainnya kepada penabung. Untuk deposito mudharabah, Bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan.
45
2) Tabungan Mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai
dengan
perjanjian
yang
disepakati,
namun
tidak
diperkenankan mengalami saldo negatif. 3) Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diberlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila pada akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis maka tidak perlu akad baru. 4) Ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan tabungan dan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah. b) Mudharabah Muqayyadah (RIA) Berbeda halnya dengan deposito Mudharabah Mutlaqah (URIA), dalam deposito Mudharabah Muqayyadah (RIA), pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada Bank Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank Syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan36.
8. Metode Bagi Hasil Deposito Mudharabah 36
Adiwarman A.Karim. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 110
46
a. Prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing) Dari pengamatan yang dilakukan saat ini lembaga keuangan Syariah,baik
Bank
Umum
Syariah,Bank
Konvensional
yang
mempunyai cabang Syariah,Bank Perkereditan Rakyat Syariah (BPRS),dan Baitul Maal Wa Tanwil (BMT) di Indonesia, dalam melakukan distribusi usaha antara pemilik dana dengan lembaga keuangan Syariah sebagai mudharib masih menggunakan prinsip bagi hasil (revenue sharing) belum ada yang menggunakan metode pembagian laba (profit sharing). Distribusi hasil usaha berdasarkan prinsip bagi hasil (revenue sharing)37, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya: 1) Pendapatan Operasi Utama Pendapatan operasi utama Bank Syariah adalah pendapatan dari penyaluran dana pada investasi yang dibenarkan Syariah yaitu pendapatan penyaluran dana prinsip jual beli (murabahah istishna dan istishna parallel, salam dan salam paralel), pendapatan penyaluran
dana
dengan
prinsip
bagi
hasil
(pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah) pendapatan penyaluran dana dengan prinsip ujroh (ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik) serta pendapatan penyaluran lain sesuai dengan prinsip Syariah. Jadi, pendapatan operasi utama Bank yariah inilah yang akandibagikan kepada shohibul maal (pemilik dana) atau sebagai 37
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo, 2005), h. 120
47
unsur dalam perhitungan distribusi hasil usaha. Besarnya pendapatan yang dibagihasilkan dalam perhitungan distribusi hasil usaha dengan prinsip bagi hasil (revenue sharing) ini adalah pendapatan dari pengelolaan dana (penyaluran) sebesar porsi dana mudharabah (investasi tidak terikat) yang dihimpun tanpa adanya pengurangan beban-beban yang dikeluarkan oleh Bank Syariah. 2) Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat Merupakan porsi bagi hasil dari hasil usaha (pendapatan) yang diserahkan oleh Bank Syariah kepada pemilik dana mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat). Penentuan besarnya bagi hasil dari hasil usaha (pendapatan) yang diserahkan kepada pemilik dana investasi tidak terikat tersebut dilakukan dalam perhitungan distribusi hasil usaha yang sering disebut dengan profit distribution38. 3) Pendapatan operasi lainnya Pada praktiknya dalam penyaluran dana Bank Syariah mengenakan fee administrasi atas penyaluran tersebut yang besarnya disepakati antara Bank sebagai pemilik dana (mudharib). Oleh Bank Syariah pendapatan fee admisnistrasi tersebut menjadi milik Bank sendiri karena pendapatan tersebut merupakan upah
38
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo, 2005), h. 120
48
administrasi yang dilakukan oleh Bank Syariah sehingga pendapatan tersebut bukan sebagai unsur distribusi hasil usaha39. 4) Beban Operasi Dalam pembagian hasil usaha dengan prinsip bagi hasil (revenue sharing) semua beban yang dikeluarkan oleh Bank Syariah sebagai mudharib, baik beban yang untuk kepentingan Bank Syariah sendiri maupun kepentingan pengelolaan dana mudharabah, seperti beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, beban operasi lainnya ditanggung oleh Bank Syariah sebagai mudharib. b. Prinsip Bagi Untung (Profit Sharing) Penerapan distribusi hasil usaha dengan prinsip bagi untung (profit sharing) bukanlah hal yang mudah, karena dalam pelaksanaan sangat diperlukan adanya kesiapan semua pihak. Pihak deposan harus siap menerima bagian kerugian apabila dalam pengelolaan dana mudharabah mengalami kerugian yang bukan akibat dari kelalaian mudharib sehingga uang yang diinvestasikan pada Bank Syariah menjadi berkurang40. Di lain pihak, BankSyariah sendiri harus secara jujur
dan
transparan
menyampaikan
beban-beban
yang
akan
ditanggung dalam pengelolaan dana mudharabah, seperti membuat dan menentukan dengan tegas dan jelas beban yang akan dibebankan
39
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta:PT Grasindo Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 121 40 Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo. 2005), h. 122
49
dalam pengelolaan dana mudharabah baik beban langsung maupun beban tidak langsung. Selain itu, Bank Syariah juga harus tertib administrasi sehingga tidak ada kesalahan dalam pengadministrasian dan juga dalam perhitungan unsur-unsur distribusi hasil usaha yang dapat berakibat adanya kesalahan perhitungan hasil usaha yang diberikan kepada shohibul maal41. Apabila Bank Syariah menerapkan pembagian hasil usaha berdasarkan prinsip bagi untung (profit sharing), Bank Syariah harus membuat dua laporan laba rugi yang terpisah, yaitu laporan laba rugi Bank sebagai institusi keuangan sendiri dan laporan pengelolaan dana mudharabah dimana Bank sebagai mudharib (pengelola dana).Dalam laporan
laba
rugi
Bank
sebagai
pengelola
danamudharabah,
keuntungan (pendapatan di kurangi dengan beban-beban) atas pengelolaan dana mudharabah inilah yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam perhitungan distribusi hasil usaha, dan apabila pengelolaan tersebut mengalami kerugian dan bukan karena kelalaian mudharib (Bank) maka kerugian tersebut dibebankan kepada pemilik dana (deposan). Adapun laporannya terbagi menjadi 2 bagian: 1) Laporan hasil usaha mudharabah (Bank sebagai mudharib) Laporan
hasil
usaha
pertanggungjawaban
Bank
mudharabah Syariah
ini
dalam
dibuat
sebagai
mengelola
dana
mudharabah mutlaqah yang telah dipercayakan shohibul maal 41
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo, 2005), h. 124
50
(deposan) kepada Bank Syariah sebagai mudharib. Dalam laporan ini dihitung pendapatan dari pengelolaan dana mudharabah dikurangi
beban
yang
benar-benar
menjadi
beban
dana
mudharabah, yang pada akhirnya akan diperoleh keuntumgan atau kerugian dalam pengelolaan dana mudharabah. Keuntungan pengelolaan dana mudharabah ini yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan distribusi hasil usaha dengan prinsip bagi untung (profit sharing). Dalam laporan hasil usaha mudharabah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: a) Pendapatan operasi utama42 Pendapatan operasi utama perhitungannya sama dengan perhitungan distribusi hasil usaha yang mempergunakan prinsip revenue sharing. Pendapatan operasi utama Bank Syariah adalah pendapatan dari penyaluran dana pada investasi yang dibenarkan Syariah yaitu pendapatan penyaluran dana yang dilakukan dengan prinsip jual beli (murabahah, istishna dan istishna parallel, salam
dan salam parallel), pendapatan
penyaluran dana yang dilakukan dengan prinsip bagi hasil (pembiayaan
mudharabah,
pembiayaan
musyarakah)
pendapatan penyaluran dana yang dilakukan dengan prinsip ujroh
42
(ijarah
dan
ijarah
muthahiyah bittamlik),
serta
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Grasindo, 2005), h. 124
51
pendapatan penyaluran lain sesuai dengan prinsip syariah43.Jadi pendapatan operasi utama Bank Syariah inilah yang akan dibagikan
kepada
shohibul
maal
(pemilik
dana
mudharabahmutlaqah). Besarnya pendapatan yang dibagikan dalam pembagian hasil usaha pada prinsip bagi untung (profit sharing) ini adalah pendapatan (revenue) dari pengelolaan dana (penyaluran) sebesar porsi dari dana mudharabah (investasi tidak terikat) yang dihimpun. Adapun pengeluaran yang mesti dikeluarkan diantaranya: 1. Beban Mudharabah Dalam pembagian hasil usaha dengan prinsip bagi untung (profit sharing), Bank Syariah harus dapat memisahkan beban yang menjadi tanggungan Bank Syariah sendiri dan beban yang akan dibebankan pada pengelola dana mudharabah. Bank Syariah harus menentukan dengan tegas dan jelas beban-beban yang akan dipergunakan sebagai
pengurangan
pendapatan
pengelolaan
dana
mudharabah, baik beban tenaga kerja, beban umum administrasi dan beban lainnya untuk disampaikan kepada shohibul maal sehingga mengetahuinya. 2. Laba/rugi mudharabah
43
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 124
52
Pendapatan operasi utama di kurangi dengan beban mudharabah inilah yang akan menghasilkan laba atau rugi44. Jika dalam pengelolaan mudhrabah tersebut mendapatkan keuntungan (laba) maka laba inilah yang akan dibagihasilkan
dengan
pemilik
dana
(diperhitungkan
sebagai unsur perhitungan distribusi hasil usaha) dimana sebagian diserahkan kepada pemilik dana investasi tidak terikat dan sebagian menjadi milik Bank Syariah. b) Laporan laba rugi Bank Syariah (Bank sebagai institusi keuangan Syariah) Laporan yang lain harus dibuat oleh Bank Syariah adalah laporan laba rugi yang merupakan pertanggungjawaban Bank Syariah dalam menjalankan institusi keuangan Bank Syariah tersebut. Data-data yang ada dalam laporan tersebut adalah data-data untuk kepentingan Bank Syariah sendiri dalam mengelola institusi keuangan Syariah, khususnya beban-beban yang dikeluarkan oleh Bank Syariah dan data-data yang telah diperhitungkan dalam pembuatan laporan pengelolaan dana mudharabah. Bank sebagai mudharib tidak dibenarkan dipergunakan dalam penyusunan laporan laba rugi Bank sebagai institusi keuangan Syariah harus benar-benar dijaga
44
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah.(Jakarta: PT Grasindo Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 126
53
adanya satu data yang dipergunakan untuk membuat dua laporan pada kepentingan yang berbeda. Dalam laporan laba rugi ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: a) Pendapatan Bank sebagai mudharib Pendapatan yang ada pada laporan ini adalah bagian pendapatan atas pengelolaan dana mudharabah yang diperoleh Bank Syariah dan pendapatan penyaluran yang menjadi milik Bank Syariah sendiri seperti pendapatan penyaluran yang berasal dari prinsip wadiah dari bagian modal Bank Syariah sendiri. b) Pendapatan operasi lainnya Pendapatan operasi ini adalah pendapatan yang sama, dengan pendapatan operasi lainnya dalam prinsip bagi hasil. Sedangkan apabila Bank Syariah mempergunakan prinsip distribusi hasil usaha dengan pembagian hasil (revenue sharing) maka semua beban yang dikeluarkan oleh Bank Syariah menjadi tanggungan Bank Syariah sendiri
sehingga
tidak
diperhitungkan
dalam
unsur
distribusi hasil usaha45. c) Beban Operasi
45
Wiroso. Penghimpunan dana distribusi hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Widiiasarana Indonesia. 2005), h.128
54
Beban-beban dalam laporan adalah beban-beban yang dikeluarkan oleh Bank Syariah sebagai institusi keuangan Syariah sendri tidak ada kaitannya dengan pengelolaan dana mudharabah, baik beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi serta beban-beban lainnya. Untuk mengetahui beberapa dana yang dihimpun yang di alokasikan untuk penyaluran dana dan beberapa porsi pendapatan yang akan dibagihasilkan tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan “Tabel Alokasi Sumber Dana dan Pendapatan” dibawah ini lihat tabel 3.146
Tabel 3.1 Alokasi Sumber Dana dan Pendapatan Jenis Kelompok Dana
Sumber dana Tab Mudharabh Dep Mudharabah Lain Mudharabah Total Sumber Dana Penyaluran Dana Peny Bagi Hasil Peny Jual Beli Peny Ijarah Penyaluran Lainnya Total Peny Dana Total 46
Saldo rata-rata Harian
Pendapatan Penyaluran
Alokasi dana usaha
Porsi pendapatan hasil Usaha
A
B
C
D
ASSD
PHUD
SRKD 1 SRKD 2 SRKD 3 TSSD SRPD 1 SRPD 2 SRPD 3 SRPD 4 TSPD
HUPD 1 HUPD 2 HUPD 3 HUPD 4 THUPD
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. (Jakarta:PT Grasindo Widiiasarana Indonesia, 2005), h. 130
55
Keterangan : SRKD
: Saldo rata-rata Harian Jenis Kelompok Dana
TSSD
: Total Saldo Rata-rata Sumber Dana (Total Saldo Rata-rata Penyaluran Dana)
SRPD
: Saldo Rata-rata kelompok Penyaluran Dana
TSPD
: Total saldo Rata-rata Kelompok Penyaluran Dana (Total Saldo rata-rata Penyaluran Dana
HUPD
: Hasil Usaha Penyaluran Dana (Pendapatan Penyaluran Dana yang diterima kas oleh Bank)
THUB
: Total Hasil Usaha Penyaluran Dana (Pendapatan penyaluran danayang diterima kas oleh Bank)
ASSD
: Alokasi sumber dana yang digunakan untuk penyaluran dana (jika perhitungan ini hanya dana mudharabah saja maka jumlahnya sama denga total saldo Rata-rata kelompok Dana (TSSD) tetapi jika wadiah diikutsertakan dalam perhitungan maka jumlahnya berbeda dengan TSSD)
BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH FATMAWATI
A. Sejarah Singkat BNI Syariah Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan Syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil47. Dengan berlandaskan pada Undangundang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Bank BNI Syariah mulai masuk pasar Syariah pada bulan April tahun 2000.48 Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan Syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek Syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH. Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan Syariah.
47
http//www.bnisyariah.co.id. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2014 Muhammad. BANK SYARIAH, problem dan prospek perkembangan di Indonesia. (Yogyakarta:Penerbit Graha Ilmu, .2005), h. 98
48
55
56
Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang surat berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.
Disamping
itu,
komitmen
Pemerintah
terhadap
pengembangan perbankan Syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan Syariah juga semakin meningkat. September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 16 Payment Point. Perlu diketahui pula sebelum perbankan Syariah muncul diawal tahun 2000 an, kita sudah mengenal beberapa jenis Bank Konvensional yang sudah lama berdiri, tetapi dengan seiring perkembangan zaman dan pengetahuan masyarakat tentang perbankan Syariah dan segala jenis produk, sistem dan aturan yang sejalan dengan yang diajarkan oleh agama Islam. Maka banyak pula masyarakat yang pindah dan menggunakan sistem keuangan perbankan Syariah, karena selain lebih aman dan jelas, BankSyariah juga menawarkan pelayanan yang sesuai dengan syariat dan ketentuan Islam.49
49
Wawancara dengan Hermawan selaku Manajer Penyelia Umum BNI Syariah Fatmawati. Pada Tangal 20 September 2014
57
Pada tahun 2001 Bank BNI Syariah mulai didirikan di beberapa Negara Indonesia termasuk di daerah Fatmawati ini, dengan menjadi kantor kepala cabang daerah Jakarta Selatan BNI Fatmawati juga bertanggung jawab terhadap Kantor Pembantu Cabang yang tersebar dibeberapa daerah khususnya Jakarta Selatan, sedangkan untuk kantor pusat BNI Syariah sendiri berada di Jl.Sudirman Jakarta Pusat.
B. Visi dan Misi50 1. Visi BNI Syariah Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga insyallah membawa berkah. 2. Misi BNI Syariah a) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan. b) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan Syariah. c) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor. d) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. e) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
50
http//www.bni syariah.co.id. Di akses Pada tanggal 8 Oktober 2014
58
3. Nilai-nilai Amanah, profesional, teguh, komitmen dan bertanggungjawab, jujur, adil dan dapat dipercaya. Tujuan a. Memberikan yang terbaik sesuai kaidah. b. Berkomitmen menyinari anda dengan prodak-prodak unggulan. c. Sebuah komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik. d. Menjauhkan masyarakat dari jeratan rentenir. e. Komitmen untuk dekat di hati anda (nasabah).
C. Struktur Organisasi 1. Kepengurusan51 Pengurus merupakan pemegang kekuasaan atau mandat dari rapat anggota dan bertindak sebagai pelaksana dari keputusan dan kebijakan yang dihasilkan dan ditetapkan oleh rapat anggota. Pengurus juga bertindak sebagai pelaksana pengendali (controller) dari seluruh aktivitas manajemen yang yang dilaksanakan di BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati sebagaimana fungsi dan kewenangannya sebagai pengurus, adapun pertanggung jawabannya atas seluruh kerja dan akibat yang timbul dilaporkan pada Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) telah dipilih melalui poses pemilihan yang demokratis, maka susunan kepengurusan BNI Syariah Cabang Fatmawati 2012-2014 sebagai berikut: 51
Wawancara dengan Hermawan Manajer Penyelia Umum BNI Syariah Fatmawati Pada Tangal 20 September 2014
59
Branch Manager
: M. Syarif
Operasional Manajer Pemasaran
: Ervita
Oprasional Manajer Penyelia
: Bambang Sutopo
Pemasan Dana
: Luana
Pemasaran Pembiayaan
: A. Mubarok
Penyelia Collection
: Joko Sutrisno
Penyelia Operation
: Iis Aprianti
Penyelia Processing
: Wahyudi Hidayat
Penyelia Umum
: Ermawan
a. Dewan Pengawas BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati merupakan organisasi atau lembaga yang menjalankan pola Syariah, maka telah menjadi keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). Ketua
: KH. Ma’ruf Amin
Anggota
: Hasanudin
b. Manajemen Sebagai bentuk pelaksanaan majanemen, fungsi staffing menjadi bagian yang tak terpisahkan, penempatan dengan rekruitmen karyawan atau pegawai diputuskan pada komite personalia dengan melihat pada kebutuhan pada sumber daya yang dibutuhkan.Untuk melihat komposisi manajemen di Bank BNI Syariah, bisa dilihat pada tabel 4.1.
60
Tabel 4.1 Data Pengurus Operasional BNISyariah Fatmawati No Jabatan 1 Branch Manager 2 Operasional Manajer Pemasaran 3 Operasional Manajer Penyelia 4 Pemasan Dana 5 Pemasaran Pembiayaan 6 Penyelia Collection 7 Penyelia Operation 8 Penyelia Processing 9 Penyelia Umum c. Keanggotaan
M. Syarif Ervita Bambang Sutopo Luana A. Mubarok Joko Sutrisno Iis Aprianti Wahyudi Hidayat Ermawan
Keanggotaan BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati dari tahun ketahun mengalami peningkatan, ini dapat diartikan bahwa BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati terus mendapat kepercayaan dari masyarakat. Keanggotaan dalam BNI Syariah terbagi kedalam tiga kriteria yaitu Branch Manager, Operasional Manajer Pemasaran, Operasional Manajer Penyelia Umum. Untuk menjadi anggota harus memenuhi persyaratan-persyaratan dan seleksi yang ketat dan salah satu persyaratannya adalah sudah menjadi calon anggota BNI Syariah Kantor Cabang sedangkan untuk menjadi calon anggota BNI Syariah Kantor
Cabang
Fatmawati
cukup
dengan
mengisi
formulir
permohonan menjadi anggota dan melengkapi persyaratan administrasi yang ditetapkan dan membuka rekening tabungan di BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati. d. Pendidikan dan Pelatihan BNI Syariah sangat menyadari bahwa pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk dilaksanakan, karena dengan hal tersebut,
61
kualitas dan profesionalisme karyawan dapat terus ditingkatkan sehingga produktivitas kerja maasing-masing karyawan diharapkan akan lebih baik. Adapun pendidikan dan pelatihan yang sudah dilaksanakan lebih bersifat Managerial serta Up-Grading untuk karyawan. Kegiatan sosial BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati selain menjalankan fungsi bisnisnya, juga tidak melupakan fungsi sosial tersebut seperti santunan anak yatim, pengajian rutin bulanan, bakti sosial, qurban untuk lingkungan dan aktivitas-aktivitas sosial lainnya.
D. Produk dan Jasa Pada prinsipnya BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati menarik dana dari anggota dan calon anggota dengan menggunakan 2 akad yaitu wadiah dan mudharabah52. 1. Dengan Akad Wadiah Simpanan anggota pada Bank dengan akad wadiah/titipan dan simpanan tersebut dapat digunakan oleh untuk kegiatan usaha Bank, dengan ketentuan penyimpanan tidak mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan dananya, tetapi bisa dikompensasi dengan imbalan bonus yang besar, bonus ditentukan sesuai kebijakan Bank.
52
http//www.bni syariah.co.id. Diakses Pada tanggal 8 Oktober 2014
62
2. Dengan Akad Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct, negligence atauviolation oleh pengelola dana. Produk-produk pembiyaan dan jasa yang ditawarkan oleh Bank BNI Syariah: a) BNI iB Giro (IDR & USD) Giro Syariah merupakan produk yang memberikan segala kemudahan bertransaksi
Giro
yang
menggunakan
prinsip
Wadiah
Yadh
Dhamanah. Giro Syariah mendukung usaha customer dengan kemudahan on-line pada cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia. b) Tabungan iB Plus Tabungan iB Plus (Tabungan Syariah Plus) adalah tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip ini tabungan anda akan diinvestasikan secara produktif dalam investasi yang halal sesuai dengan prinsip Syariah. Keuntungan dari investasi akan dibagihasilkan antara anda dan Bank sesuai dengan nisbah yang disepakati diawal pembukaan rekening tabungan.Manfaat yang diperoleh: 1) Bagi hasil yang kompetitif. 2) Saldo dibawah saldo minimum tetap mendapat bagi hasil.
63
3) Kemudahan setor dan tarik on-line real time di seluruh kantor cabang 4) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan. 5) Mendapatkan fasilitas layanan:
Kartu debit untuk berbelanja di merchant maestro/mastercard di seluruh dunia.
SMS Banking, yaitu layanan inquiry dan transaksi perbankan melalui SMS secara cepat dan mudah.
BNI Internet Banking, berupa layanan informasi transaksi transfer, pembayaran berbagai tagihan rutin seperti telepon, handphone, zakat, kartu kredit , listrik, maupun pembelian tiket dan pulsa, yang dapat dilakukan dengan media internet.
3. BNI iB Tapenas Merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan sedini mungkin untuk buah hati adalah sebuah tindakan bijaksana. BNI Syariah membantu masyarakat untuk menyiapkan pendidikan melalui BNI iB Tapenas. Dengan setoran sesuai kemampuan dan perlindungan asuransi, BNI iB Tapenas dapat membantu masyarakat mewujudkan rencana masa depan keluarga yang lebih baik. Keunggulan a) Bagi hasil kompetitif, lebih tinggi dibanding tabungan biasa b) Jangka waktu tabungan 1 sampai dengan 18 tahun c) Manfaat asuransi hingga Rp 750 juta.
64
d) Asuransi bebas premi untuk program Otomatis e) Perlindungan asuransi jiwa plus asuransi kesehatan f) Jika terjadi resiko kematian atau cacat tetap total pada penabung, maka setoran bulanan akan dilanjutkan oleh perusahaan asuransi hingga jatuh tempo g) Setoran bulanan sesuai dengan kemampuan Anda, mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 5 juta per bulan. h) Setoran bulanan dapat didebet langsung dari rekening Tabungan iB Plus, Tabungan iB Prima, BNI iB Giro, BNI Taplus, BNI Taplus Utama atau BNI Giro Anda. 4. BNI iB Deposito BNI iB Deposito diperuntukkan bagi mereka yang ingin memiliki investasi
berjangka
yang
menguntungkan
dan
menenangkan.
Menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah , BNI iB Deposito mengelola dana masyarakat dengan cara disalurkan untuk pembiayaan usaha produktif maupun pembiayaan konsumtif yang halal dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Keunggulan a) Dapat diperpanjang secara otomatis b) Bagi hasil yang kompetitif setiap bulannya c) Investasi disalurkan untuk pembiayaan di sektor yang halal d) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan
65
Persyaratan. a) Menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP, Paspor) b) Setoran awal minimum Rp 1.000.000 c) Menandatangani perjanjian nisbah bagi hasil d) Nasabah melalui proses KYC (Know Your Customer) e) Mengisi formulir pembukaan rekening dan formulir KYC verifikasi atas kebenaran data.
5. BNI iB Haji BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim bercita-cita menunaikan ibadah setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji dari BNI Syariah merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Ongkos Naik Haji (ONH) yang dikelola secara aman dan bersih sesuai Syariah. BNI iB Haji telah tergabung dalam layanan online SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang memungkinkan jamaah haji memperoleh kepastian porsi dari Departemen Agama pada saat jumlah tabungan telah memenuhi persyaratan. Manfaat yang diperoleh antara lain: 1) Bebas biaya administrasi. 2) Calon haji ditutup asuransi kecelakaan diri dan kematian. 3) Dapat melakukan setoran di seluruh cabang BNI (on-line). 4) Setoran ringan. 5) On-Line dengan Siskohat. 6) Memperoleh bagi hasil yang menarik.
66
7) Fasilitas autodebet untuk setoran bulanan. 8) Pembukaan rekening dapat dilakukan di lebih 600 Kantor Cabang BNI (OfficeChanelling). Persyaratan: 1) Menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP, Paspor) 2) Setoran awal minimum Rp 500.000 3) Menandatangani perjanjian nisbah bagi hasil 4) Nasabah melalui proses KYC (Know Your Customer): mengisi formulir pembukaan rekening dan formulir KYC verifikasi atas kebenaran data. Adapum macam-macam produk pembiayaan di Bank BNI Syariah diantaranya: a) Pembiayaan Modal Kerja Pembiayaan modal kerja dengan akad Mudharabah/Musyarakah plafond dapat diberikan sampai dengan 5 tahun atau dapat diperpanjang setiap tahun. Adapun macam-macamnya diantaranya: b) Pembiayaan Investasi Pembiayaan investasi memiliki jangka waktu maksimal 7 tahun dengan angsuran kewajiban tetap selama periode pembiayaan sehingga terbebas dari fluktuasi suku bunga pasar.
6. Pembiayaan Beragunan Tunai (Cash Collateral Financing)
67
Pembiayaan beragunan tunai merupakan jenis pembiayaan yang memungkinkan investor memperoleh pembiayaan dengan menjaminkan agunan dalam bentuk tunai yaitu deposito ataupun giro. 7. Pembiayaan Pola Kerjasama BNI Syariah merupakan pembiayaan melalui pola kerjasama dengan multifinance, sekuritas dan asuransi Syariah. a) Produk Pembiayaan Produk pembiayaan yang ditawarkan BNI Syariah kantor cabang Fatmawati kepada calon anggota dan masyarakat terdiri dari: 8. Dengan Akad Kerjasama dan Bagi Hasil a. Pembiayaan Mudharabah Adalah akad kerjasama permodalan usaha dimana Bank sebagai pemilik modal (Shahibul Maal) menyetorkan modalnya kepada anggota dan calon anggota sebagai pengusaha (Mudharib) untuk secara leluasa menggunakan modal tersebut untuk melakukan kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan Syariah, pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan nisbah (proporsi bagi hasil) dan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal (Bank/shahibul maal) sepanjang kerugian tersebut bukan merupakan kelalaian penerima pembiyaan (anggota dan calon anggota/Mudharib). b. Pembiayaan Musyarakah Adalah akad kejasama usaha antara Bank dengan satu pihak atau beberapa pihak sebagai pemilik modal pada usaha tertentu, untuk
68
mengembangkan modal dan melakukan usaha bersama dalam bentuk kemitraan dengan nisbah bagi hasil yang sesuai kesepakatan para pihak, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal. 9. Dengan Akad Jual Beli Adapun
tagihan
atas
transaksi
penjualan
barang
dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual (Bank) dengan pembeli (anggota dan calon anggota) untuk melunasi kewajiban sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa keuntungan (margin) yang disepakati dimuka sesuai akad. 10. Dengan Akad Sewa Adalah taguhan akad sewa menyewa suatu barang antara Muajir (Lessor/Penyewa) dengan Musta’jir (Lessel/yang menyewakan) atas Ma’jur (Objek Sewa) untuk mendapatkan imbalan atas barang yang disewakan.
BAB IV ANALISIS DATA
A. Penghimpunan Dana 1. Penghimpunan Menurut Jenisnya Penghimpunan dana merupakan salah satu bentuk tanggung jawab Bank terhadap kebermanfaatan suatu nilai uang agar dimaksimalkan untuk mencapai suatu nilai ekonomi, yang bertujuan agar mendapatkan suatu keuntungan yang lebih dari kebermanfaatan uang tersebut demi meningkat perekonomian. Maka dari itu Bank melakukan pemberdayaan dari penghimpunan dana serta menyalurkannya kepada suatu pembiayaan yang dibutuhkan kepada masyarakat. Dalam tinjau dari sistem penghimpunan dananya Bank BNI Syariah Fatmawati menghimpun pendanaan kepada 2 katagori, yakni: a. Penghimpunan Dana Pihak Pribadi Penulis mendapatkan informasi bahwa pengelolaan dana deposito
mudharabah
secara
pribadi,
lebih
banyak
diminati
dibandingkan pihak perusahaan, karena sistem yang lebih mudah dan juga keuntungan yang menjanjikan serta waktu yang relatif dapat membuat pihak nasabah mempunyai pilihan terhadap nilai investasi yang akan dibuka pada produk deposito mudharabah,hal ini juga didukung dengan adanya sistem spesial nisbah kepada pihak deposan secara pribadi yang membuka deposito sebesar Rp.1.000.000.000 yang
69
70
mana spesial nisbah ini adalah suatu bentuk rekomendasi dari pihak BNI pusat terkait pemberian special nisbah bagi hasil terhadap deposan53 b. Penghimpunan Dana Pihak Perusahaan Penulis menjelaskan bahwa penghimpunan dana deposito pihak perusahaan lebih sulit dalam sistem biroksasi dan administrasi baik dari pihak perusahaan itu sendiri ataupun pihak Bank, namun pihak perusahaan juga mendapatkan sistem special nisbah kepada perusahaan jika pihak perusahaam membuka deposito Rp.5.000.000.000 dimana sistem yang ditawarkan Bank BNI Syariah juga sama. Dengan tetap berpedoman pada peraturan BI serta dewan Syariah Bank BNI Syariah melakukan sistem strategi pemasaran dalam penghimpunan dana terhadap calon nasabah dengan cara, seperti berikut: 2. Strategi Pemasaran Produk a. Stategi Penghimpunan Dana Melalui Brosur Dalam upaya meningkatkan kualitas pemasaran produk deposito mudharabah, Bank BNI Syariah melalui salah satunya membuat brosur terkait penjelasan produk deposito mudharabah ini. Hal ini dilakukan agar nasabah dapat mendapatkan keterangan yang lebih jelas dan terperinci dalam brosur, serta mendapatkan informasi yang tepat dan akurat agar calon nasabah bisa mempercayakan system 53
Wawancara dengan Nadia selaku karyawan penanggung jawab terhadap produk deposito mudharabah BNI Syariah.Fatmawati. Pada tanggal 23 Sepember 2014
71
pengelolaan keuangannya kepada pihak Bank, agar dapat disalurkan kepada pihak yang membutuhkan serta dapat menguntungkan semua pihak. b. Strategi Penghimpunan Dana Melalui Online Demi melakukan persaingan di era modern ini,pihak Bank melakukan motivasi dengan melakukan sistem pemasaran online, baik melalui internet, mobile Banking, aplikasi khusus, demi mendapatkan ruang strategis bagi semua produk diperbankan agar dapat menarik minat calon nasabah. Dengan sistem online ini pula pihak Bank juga dapat mengetahui kekurangan serta kelebihan yang diterapkan oleh manajemen demi mencapai target tahunnya
dilakukan
evaluasi
pendapatan Bank yang tiap
demi
memenuhi
kebutuhan
di
masyarakat. c. Strategi Open Table (Buka Stand) Bank
bersama
seluruh
pegawai
membuka
peluang
memperkenalkan kepada masyarakat tentang produk serta ingin lebih menjelaskan kepada masyarakat umum, ini merupakan program pembukaan stand dibeberapa tempat agar mendapatkan penjelasan lebih lanjut bagi masyarakat, umumnya stand yang dibuka lebih kepada tempat-tempat strategis dimasyarakat,seperti mal, kampus, pasar, tempat hiburan, dan sebagainya. Hal ini agar menjadikan Bank BNI Syariah lebih dekat kemasyarakat serta memberikan ruang terbuka terkait penjelasan produk yang ada.
72
d. Direct Sell Sistem pemasaran ini dilakukan oleh pihak Bank BNI Syariah yakni menjelaskan langsung terhadap perusahaan-perusahaan agar dapat menggunakan jasa serta produk BNI Syariah. Di dalamnya Bank akan menjelasakan secara detail dan rinci tentang kebermanfaatan suatu produk yang ada didalamnya. e. Pamflet Pemasaran produk semacam ini umumnya dilakukan oleh semua pihak dalam ke ikut sertaan dalam suatu event, atau sponsor. Dimana dalam suatu event pihak event akan dapat memberikan ruang atau tempat bagi sponsor agar memperkenalkan produk mereka bagi pengikut acara tersebut. f. Media Menurut wawancara dengan bapak Kamil selaku staff pembiayaan, media adalah salah satu bentuk bentuk promosi pihak Bank BNI Syariah terhadap pengenalan masing-masing produk yang ada didalam Bank BNI Syariah ini, dengan melihat dari target pencapaian keberhasilan serta pendapatan keuntungan pertahunnya, membuat Bank BNI Syariah lebih berusaha memasarkan secara besar-besar baik itu media tv, media cetak, radio, dan sebagainya..54
54
Wawancara dengan Kamil selaku karyawan penanggung jawab produk pembiayaan BNI Syariah. Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014
73
3. Sistem Pengelolaan Dana Operasional Bank BNI Syariah selain menggunakan modal sendiri, juga menghimpun dana dari masyarakat dengan menggunakan prinsip wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi hasil) dalam bentuk tabungan, giro dan deposito, selanjutnya dana tersebut disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan dengan menggunakan prinsip murabahah (jual beli), mudharabah (bagi hasil), musyarakah (partnership), Ijarah (sewa), salam, istishna, dan lain-lain. Masyarakat menempatkan dana dalam bentuk wadiah dengan maksud agar Bank menjaga dananya dan setiap saat dana tersebut bisa diambil, sehingga dana wadiah ini tidak memberikan bagi hasil atas hasil pengelolaan, namun Bank bertanggungjawab penuh atas dana tersebut. Dana dalam bentuk mudharabah adalah merupakan bentuk investasi yang dipercayakan pemilik dana kepada Bank agar melakukan investasi disektor menguntungkan sehingga hasil yang diperoleh dapat dibagihasilkan sesuai nisbah disepakati di awal55. Menurut nasabah yang bernama Muslihat Isna selaku pengurus koperasi yang menjadi nasabah deposito mengatakan jumlah dana yang di investasikan untuk membuka deposito ketika itu adalah Rp.5.000.00 untuk jangka waktu satu bulan, hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp.27.500, hal ini tidak jauh berbeda dengan sistem pembukaan tabungan berjangka, inilah yang menjadi perlu penilaian penting jika dana deposito 55
Veitzal Rivai.dan Ariviyan Arifin.Islamic BankingSistem Bank Islam bukan hanya solusi menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perBankan dan ekonomi global. (Jakarta. Bumi Aksara. 2010), h.802
74
itu sangat berpengaruh besar terhadap jumlah nilai investasi yang dititipkan oleh nasabah,semakin besar nasabah menitipkan uangnya semakin besar juga keuntungan yang akan didapat,namun berkaitan erat dengan lama waktu penyimpanan, ini adalah 2 hal yang tidak dapat dipisahkan dalam prinsip deposito mudharabah.
B. Penyaluran Dalam hal penyaluran pembiayaan dana deposito mudharabah Bank melakukan penentuan katagori kelompok penyaluran
dana
utama dan
penyaluran lainnya, ini pun terdapat beberapa pola yang dipergunakan yaitu ada yang menentukan penyaluran utama hanya prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dan prinsip jual saja (mudharabah, salam dan istishna) dan ada yang ditambah dengan prinsip ijarah. 1. Penyaluran Utama Penyaluran utama yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah umumnya dilakukan terhadap produk-produk pembiayaan yang ada dalam produk BNI Syariah. Pada pola penyaluran yang dilakukan oleh pihak Bank BNI Syariah terhadap produk pembiayaan produktif dapat dilakukan penyaluran kepada pembiayaan-pembiayaan. 2. Penyaluran Lainnya Dalam pelaksanaan programnya sistem penyaluran lainnya dapat dilakukan kepada aspek yang bisa disalurkan, kepada pembiayaan operasional Bank. Pada pemanfaatan keuangan deposito mudharabah ini
75
dapat pula digunakan sebagai biaya operasional kebutuhan internal Bank, mulai dari pembiayaan perbaikan mesin fotocopy, perbaikan kendaraan operasional, penambahan inventaris, dan sebagainya. Hal ini diungkapkan menurut bapak Dimas selaku bagian pembiayaan, keuangan deposito mudharabah nasabah bisa dimanfaatkan sebagai biaya operasional yang mana, hasil keuntungan Bank nantinya akan dibagikan kepada nasabah, hal ini sudah menjadi suatu manajemen resiko Bank, dimana pihak Bank juga ditargetkan untuk mencapai keuntungan perusahaan56. Penyaluran yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati terdiri atas 2 prinsip penyaluran terhadap: a. Pembiayaan Produktif b. Pembiayaan Konsumtif Pada pola penyaluran yang dilakukan oleh pihak Bank BNI Syariah terhadap produk pembiayaan produktif dapat dilakukan penyaluran kepada pembiayaan-pembiayaan seperti: pembiayaan koperasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan tunas ib hasanah, wirausaha ib hasanah, usaha kecil ib hasanah.57 1) Pembiayaan Koperasi Pogram pemberdayaan pembiayaan koperasi ini adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan anggota, serta meningkatkan daya saing dalam bisnis agar koperasi dapat mengembangkan diri demi 56
Wawancara dengan Dimasselaku karyawan penanggung jawabpenyaluran pembiayaan pada BNI Syariah. Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014 57
Wawancara dengan Dinda selaku karyawan penanggung jawab terhadap produk deposito mudharabah BNI Syariah. Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014
76
terciptanya suatu nilai ekonomi kerakyatan yang didukung oleh unsurunsur kebutuhan anggotanya. Agar koperasi dapat meningkatkan dan mengembangkan usahanya demi kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. 2) Pembiayaan Modal Kerja Program pembiayaan modal kerja adalah suatu produk pinjaman lunak yang diberikan oleh Bank terhadap penambahan fasilitas serta pinjaman modal yang dapat memperlancar usaha para calon nasabah. Adapun jenis sistem yang dilakukan Bank BNI Syariah Fatmawati diantaranya: a) Bagi Hasil Kebutuhan modal kerja usaha yang beragam, seperti untuk membayar tenaga kerja, rekening listrik, air dan bahan baku, dan sebagainya. Dapat dipenuhi dengan pembiayaan berakadkan bagi hasil mudharabah. Sebagai contoh, usaha rumah makan, usaha bengkel, usaha warung, dan sebagainya. b) Jual-Beli Kebutuhan modal kerja usaha perdagangan untuk membiayai barang dagangan dapat dipenuhi dengan akad bagi hasil mudharabah. Dengan jual-beli kebutuhan modal pedagang terpenuhi dengan harga tetap dengan meminimalisir resiko. Diantara produk-produk nya:
77
1. Pembiayaan Tunas IbHasanah Tunas Usaha Ib Hasanah (TUS) adalah pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang flexsibel namun dengan prinsip Syariah dalam rangka mendukung pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2007. 2. Pembiayaan Wirausaha IbHasanah Wirausaha Ib Hasanah (WUS) adalah fasilitas pembiayaan produktif
yang
ditujukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
pembiayaan usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak bertentangan dengan Syariah dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. 3. Pembiayaan Usaha kecil IbHasanah Usaha Kecil Ib Hasanah adalah pembiayaan Syariah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi) kepada pengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan Syariah.
c) Pembiayaan Konsumtif Dalam
pola
pembiayaan
konsumtif
dilakukan
menjadi
7
pembiayaan, yaitu pembiaayaan Oto iB Hasanah, pembiayaan Multi Ib Hasanah, pembiayaan Griya iB Hasanah,pembiayaan
78
Fleksi iB Hasanah,pembiayaan Haji iB Hasanah, pembiayaan Cash Collateral Finance, pembiayaan Qard beragunan emas.58: Adapun ragam jenis pembiayaan konsumtif diantaranya: 1) Pembiyaan Oto Ib Hasanah Adalah
fasilitas
pembiayaan
konsumtif
dengan
akad
murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai. 2) Pembiayaan Multi Ib Hasanah Multiguna Ib Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli barang kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa tanah dan bangunan atas nama nasabah yang berstatus SHM atau SHGB (Rumah, Ruko, Rukan), bukan barang yang dibiayai,yang ditujukan untuk kalangan profesional dan pegawai aktif yang memiliki sumber pembayaran kembali dari penghasilan tetap dan tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam. 3) Pembiayaan Griya Ib Hasanah Pembiayaan Griya iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif dengan menggunakan Akad Murabahah (Jual Beli) 58
Karnaen A. Perwaraatmadja dan Hendri Tanjung.Bank Syariah teori, praktik dan peranannya. (Jakarta: Penerbit Calestial Publishing. 2007), h. 131
79
yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli atau membangun
rumah
tinggal,
yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan pembiayaan dan kemampuan masing-masing calon nasabah. 4) Pembiayaan Fleksi Ib Hasanah Pembiayaan konsumtif dengan Akad Murabahah dan Ijarah bagi pegawai/karyawan suatu Perusahaan/Lembaga/Instansi untuk pembelian barang dan penggunaan jasa yang tidak bertentangan dengan Undang-undang/Hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam. 5) Pembiayaan Haji Ib Hasanah Fasilitas pembiayaan konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan biaya setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang ditentukan oleh Departemen Agama, untuk mendapatkan nomor porsi Haji dengan menggunakan Akad Qardh dan Ijarah. 6) Pembiayaan Cash Collateral Finance Pembiayaan dengan akad murabahah dan ijarah yang di jamin dengan cash, yaitu dijamin dengan simpanan dalam bentuk deposito, giro, dan tabungan yang di terbitkan BNI Syariah. 7) Pembiayaan Qard Beragunan Emas Penyerahan hak penguasaan secara fisik atas harta/barang berharga berupa emas (lantakan dan atau perhiasan) dari
80
nasabah kepada Bank sebagai agunan atas pembiayaan yang diterima oleh nasabah. 3. Objek/Tempat Dilihat dari beberapa unsur pembiayaan yang sudah dijelaskan maka penulis menilai bahwa aspek atau tempat yang disalurkan pembiayaannya kepada 4 pola,seperti: a) Objek Jual-Beli Menurut bapak Kamil, selaku bagian penyaluran pembiayaan, objek pembiayaan yang disalurkan, adalah pola jual-beli seperti, toko kelontong, warung makan, usaha bengkel, dan sebagainya.Yang merupakan secara umum dapat dipenuhi dengan pembiayaan pola jualbeli dengan akad murabahah. Karena dengan akad ini Bank Syariah dapat memenuhi keinginan nasabah dengan membeli asset yang dibutuhkan nasabah dari supplier dan kemudian dijual kembali kepada nasabah dengan mengambil margin keuntungan yang diinginkan59. b) Objek investasi Kebutuhan investasi secara umum dapat dipenuhi dengan pola bagi hasil dengan akad mudharabah, sebagai contoh pabrik baru, usaha baru, perluasan usaha, dan sebagainya. Hal ini mendorong agar Bank Syariah serta pengusaha berbagi resiko yang saling menguntungkan dan adil. Menurut bapak Kamil hal ini dapat mendorong Bank agar
59
Wawancara dengan Kamil selaku karyawan penanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan pada BNI Syariah. Fatmawati. Pada Tanggal 22 Sepember 2014
81
secara aktif dalam kegiatan usaha dan mengurangi resiko yang akan ditimbulkan bagi nasabah. c) Objek sewa Pada saat nilai kebutuhan investasi sangat tinggi dan memerlukan waktu lama untuk memproduksinya secara umum tidak dilakukan dengan cara bagi hasil. Menurut bapak Dimas selaku pegawai penyaluran pembiayaan kebutuhan investasi yang tinggi atau kebutuhannya
tidak
terjangkau
maka
dapat
dipenuhi
dengan
pembiayaan pola akad sewa, Sebagai contoh:Pembiayaan alat-alat industri, mesin-mesin pertanian, dan sebagainya. d) Objek Pinjaman Pada saat nasabah membutuhkan keuangan yang lebih demi memenuhi kebutuhan yang cepat,maka Bank memberikan sistem akad pola pinjaman. Menurut bapak Dimas, akad pinjaman ini dibutuhkan oleh nasabah di saat ingin melunasi. Seperti pinjaman agunan motor, pembiayaan KPR,dan sebagainya60. 4. Target Penyaluran Adapun target penyaluran dari setiap pembiayaan ditentukan oleh pihak Bank, pada tahun ini pihak BNI Syariah menargetkan 48 Miliyar dalam penyaluran pembiayaan yang dibagikan kepada 4 orang yang bertanggung 60
jawab
terhadap
masalah
pembiayaan,setiap
orang
Wawancara dengan Dimas selaku karyawan penanggung jawab penyaluran pembiayaan pada BNI Syariah. Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014
82
mendapatkan target tahunan sebesar 2 miliyar/tahun.Untuk mencapai target penyaluran pembiayaan. Adapun tiap tahunnya Bank mempunyai targetan yang besar dalam pencapaian kinerja dalam penyaluran pembiaayaan.
C. Tehnik Perhitungan Bagi Hasil Deposito Mudharabah 1. Sistem Bagi Hasil Nasabah Dengan Bank Sistem bagi hasil deposito mudharabah yang diterapkan oleh BNI Syariah Fatmawati adalah menggunakan sistem profit sharing. Sistem ini mempunyai pengertian bahwa adanya pembagian hasil, penghasilan pendapatan antara shohibul maal (nasabah) dengan mudharib (BNI Syariah). Bentuk kerjasama antara shohibul maal dan mudharib cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis61. Dalam pembagian hasil, BNI Syariah mempunyai standar nominal pembukaan rekening deposito untuk setiap nasabah, yaitu minimal Rp.1.000.000 untuk perorangan dan Rp.5.000.000 untuk perusahaan.Untuk di bawah standar tersebut nasabah tidak mendapatkan bagi hasil setiap bulannya. Pembagian hasil yang diberikan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati sebagai mudharib (pengelola modal) dilakukan melalui proses perhitungan bagi hasil dengan akad mudharabah mutlaqah.
61
M. Syafii Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001). h, 97
83
2. Proses Perhitungan Bagi Hasil Dalam perhitungan bagi hasil langkah-langkah awal dalam penentuan bagi hasil adalah: a. Penetapan nisbah bagi hasil untuk deposito mudharabah sebesar 49% : 51%, jadi 49% untuk shohibul maal (nasabah) dan 51% untuk mudharib (Bank). b. Menghitung saldo rata-rata tabungan masing-masing nasabah. Adapun contoh perhitungannya adalah seperti dibawah ini: 5.000.000 x e.q fallen -20%(Pajak)= Rp.265.500 1 Bulan c. Menghitung total saldo rata-rata harian deposito mudharabah d. Menghitung jumlah pendapatan BNI Syariah.Pendapatan BNI Syariah diperoleh keuntungan dari produk pembiayaan. Dan penghitungan pendapatan menggunakan sistemprofit sharing yaitu pendapatan yang dibagihasilkan kepada nasabah setelah dilakukan pengeluaran biayabiaya operasional yakni pendapatan Bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan bersih.62 Dengan mengetahui hasil akhir dari empat langkah diatas, maka proses perhitungan bagi hasil BNI Syariah Fatmawati adalah rumus perhitungan bagi hasil.
62
Wawancara dengan Nadia selaku karyawan penanggung jawab produk deposito mudharabah. Pada tanggal 12 November 2014
84
3. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil Dalam deposito mudharabah adalah jumlah dana yang tersedia untuk di investasikan/di depositokan, dimana dengan menggunakan metode rata-rata harian (instrument rate), selain itu pendapatan Bank, nisbah bagi hasil antara nasabah dan Bank, nominal deposito nasabah,jangka waktu deposito berpengaruh terhadap jumlah investasi dan bagi hasil yang berlaku. Dengan demikian, di BNI Syariah Fatmawati dalam memperhitungkan presentase bagi hasil juga mempertimbangkan jangka waktu transaksi deposito. Nisbah pada deposito mudharabah kurang berpengaruh terhadap presentase bagi hasil, karena nisbah bagi hasil antara BNI Syariah dan nasabah sebesar 49% : 51%,akan tetapi keuntungan dalam deposito mudharabah ini adalah pembebasan biaya dalam segi administrasi bulanan. Penentuan nisbah bagi dan perhitungan bagi hasil pada deposito mudharabah di BNI Syariah didasarkan pada: a. Besarnya nisbah didasarkan atas kesepakatan bersama b. Perhitungan bagi hasil akan dilakukan atas dasar saldo rata-rata c. Bagi hasil akan dibayarkan setiap bulannya d. Pajak atas deposito akan dipotong dari bagi hasil sesuai dengan ketentuan. 4. Faktor Pendapatan Prinsip Bagi Hasil Faktor yang dipakai BNI Syariah Fatmawati adalah profit sharing, dimana
pendapatan
atau
keuntungan
dibagikan
kepada
nasabah
85
pendapatan yang sudah dikurangi dengan biaya-biaya operasional. Pendapatan BNI Syariah Fatmawati adalah keuntungan dari produk pembiayaan.Penentuan besar kecilnya bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan BNI Syariah secara keseluruhan. Dari hasil wawancara dengan Nadia selaku staff dana deposito mudharabah,
BNI
Syariah
tidak
memberikan
standar
maksimal
penghimpunan dana deposito,baik perorangan maupun perusahaan.Namun pihak Bank akan memberikan pengajuan khusus kepada nasabah,baik perorangan maupun perusahaan, yang membuka
deposito diatas
Rp.1.000.000.000 bagi perorangan, dan Rp.5.000.000.000 bagi perusahaan yakni spesial nisbah, yang bisa mencapai 15% untuk nasabah dan 85% untuk BNI Syariah63. Dalam kebijakannya BNI Syariah juga tidak memberikan potongan biaya administrasi tiap bulannya, dan dapat dilakukan perpanjangan secara otomatis ataupun keuntungan dari hasil tutup buku deposito mudharabah dapat dikonfersikan ke rekening tabungan si nasabah. Dari keseluruhan aspek-aspek dalam deposito mudharabah di BNI Syariah Fatmawati, dapat terlihat dalam tabel 4.2 dibawah ini64 .
63
Wawancara dengan Nadia selaku karyawan penanggung jawab terhadap produk deposito mudharabah BNI Syariah. Fatmawati.Pada Tanggal 22 Sepember 2014 64
Wawancara dengan Nadia, Selaku selaku karyawan penanggung jawab produk deposito mudharabah. Pada tanggal 27 September 2014
86
Tabel 4.2 Aspek Deposito Mudharabah BankBNISyariah Aspek 1.Transaksi Prinsip atau akad Fasilitas Setoran Penutupan 2.Bagi Hasil Sistem Nisbah Perhitungan Syarat perolehan
3.Distribusi Waktu Pembagian 4.Faktor yang mempengaruhi
Deposito Mudharabah Mudharabah Mutlaqah Bilyet Deposito Awal Ketika jatuh tempo Profit Sharing 49% : 51% Menggunakan saldo rata-rata harian MinimalRp.1.000.000/perorangan dan Rp.5.000.000/Perusahaan Tiap akhir bulam Penambahan di saldo bilyet deposito mudharabah Jumlah dana yang ada, pendapatan Bank, nisbah bagi hasil antara deposan dan Bank, jangka waktu tabungan berpengaruh pada lamanya investasi.
Hasil penelitian di BNI Syariah Fatmawati menunjukan sistem perhitungan bagi hasil yang digunakan adalah system profit sharing. Mengemukakan system profit sharing adalah pembagian keuntungan pengelolaan dana yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati setelah dilakukan pemotongan biaya-biaya operasional atau dihitung dari pendapatan bersih, serta menggunakan akad mudharabah mutlaqah dalam hal ini Bank Syariah mengelola dana yang disalurkan oleh pihak ketiga untuk proyek yang bersifat produktif dan konsumtif, halal, dan menguntungkan, serta memenuhi unsur Syariah. Hasil keuntungannya
87
akan dibagikan kepada pemilik dana sesuai dengan akad nisbah bagi hasil yang disepakati. Agustianto (2009) menjelaskan bahwa sistem bagi hasi profit sharing adalah pembagian keuntungan dilakukan setelah dilakukan pemotongan biaya-biaya operasional atau dilakukan secara hasil dari keuntungan bersih. Proses
pendistribusian
pendapatan
dilakukan
setelah
memperhitungkan biaya operasional yang ditanggung oleh Bank. Biaya pendapatan yang didistribusikan adalah pendapatan atas investasi dana,termasuk fee atau komisi dana yang diberikan oleh Bank, setelah pendapatan tersebut dipotong untuk alokasi biaya-biaya operasional. Rata-rata nasabah Bank pada produk deposito mudharabah mempunyai prosentasi nibah bagi hasil lihat tabel 4.3 dibawah ini65. Tabel 4.3 Porsi Nibah Bagi Hasil Deposito Mudharabah Jenis Produk
Nisbah
Deposito iB Hasanah IDR 1 bulan
49% : 51%
49% : 51%
Deposito iB Hasanah IDR 3 bulan
49% : 51%
51% : 49%
Deposito iB Hasanah IDR 6 bulan
51% : 49%
53% : 47%
Deposito iB Hasanah IDR 12 bulan
53% : 47%
55% : 45%
Deposito iB Hasanah USD (seluruh Jk. Waktu)
55% : 45%
15% : 85%
15% : 85%
65
Tabel Neraca Bank BNI Syariah Fatmawati pada tanggal 27 September 2014
88
Angka nisbah bagi hasil merupakan angka hasil negosiasi antara shohibul maal dan mudharib dengan mempertimbangkan dengan potensi dari proyek yang akan dibiayai. Faktor-faktor penentu nisbah adalah unsur-unsur iwad dari proyek itu sendiri yaitu resiko, nilai kerja atau usaha dan tanggungan. Jadi angka nisbah bukanlah merupakan angka keramat yang tidak diketahui asal-usulnya melainkan suatu angka rasional yang disepakati bersama dengan mempertimbangkan proyek yang akan dibiayai dari berbagai sisi.
5. Analisis Dalam penghimpunan dana Bank BNISyariah Fatmawati, penulis ingin menyampaikan bahwa disini antara tugas kantor pusat BNI Syariah, dengan kantor cabang BNI Syariah lainnya, hendaknya membagi tugas,serta penjelas yang jelas dalam sistem pengelolaan yang dilakukan kedua belah pihak, baik terkait pengalokasian dana, penyaluran, dan bagi hasil. Terbukti ketika diminta penjelasan terhadap proses pengelolaan dana oleh pusat, Bank BNI Syariah cabang, hanya melakukan pengelolaan dana dana yang terbatas sedangkan untuk selebihnya dikelola pada BNI Syariah Pusat. Namun secara gambaran umum penghimpunan dana dari masyarakat untuk dikelola dan di investasikan dengan baik Bank BNI Syariah sudah cukup baik dalam sistem pengelolaannya. Sedangkan untuk BNI Syariah cabang hendaknya menggunakan tata kelola keuangan dana deposito mudharabah ini jelas dalam pembagian keuntungan keseluruhan
89
Bank, nasabah serta penerima modal. Sehingga semua jelas sesuai dengan hasil keuntungan yang akan dibagihasilkan. Dalam sistem penyalurannya terhadap pembiayaan sudah cukup baik disalurkan kepada aspek-aspek produk pembiayaan serta,biaya operasional Bank dengan menggunakan akad mudharabah atau bagi hasil. Secara fakta alokasi penyaluran dana tepat sesuai kebutuhan operasional terhadap kebutuhan produk pembiayaan lainnya, yang mana dapat suntikan dana dari dana yang dihimpun Bank, melalui dana-dana nasabah. Dalam sistem bagi hasil sudah cukup baik, terbukti dari sistem penghimpunan yang dilakukan perorangan atau perusahaan sudah dapat terlihat perbedaan yang jelas. Nisbah bagi hasil yang ditawarkan pun terhadap nasabah sudah cukup adil, karena sudah memperhitungkan terkait dari aspek, jumlah,waktu, dan keuntungan. Hal ini dapat mendorong agar baik individu atau perusahaan agar dapat mengalokasikan dana mereka demi hal-hal yang produktif serta aman dan lebih menguntungkan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul skripsi “Analisis pengelolaan dana deposito mudharabah pada Bank BNI Syariah Fatmawati’’ maka kesimpulannya yakni: 1. Berdasarkan sistem penghimpunan serta pemasaran yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati ini, yakni sistem penghimpuan dana secara perorangan dan perusahaan.Adapun pola strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati ini adalah, (1). Pemasaran secara brosur. ( 2). Pemasran secara online. (3). Pemasaran secara open table (buka stand). (4). Pemasaran secara langsung terhadap perusahaan atau direct sell. (5). Pemasaran menggunakan pamflet atau spanduk 6).Pemasaran melalui media-media. 2. Berdasarkan sistem penyaluran terhadap pembiayan-pembiayaan
yang
dilakukan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati yakni terdapat 2 jenis penyaluran yakni 1). Penyaluran utama yakni terhadap produk-produk pembiayaan yang ada didalam BNI Syariah ini, baik pembiayaan produktif ataupun pembiayaan konsumtif.Adapun terhadap pembiayaan produktif yang disalurkan yakni: 1). Pembiayaan koperasi 2). Pembiayaan modal kerja. Adapun contoh produknya yakni 1). Tunas Ib Hasanah 2). Wirausuha Ib Hasanah 3). Usaha kecil Ib Hasanah. Serta adapun untuk
90
91
produk konsumtif pada produk pembiayaan BNISyariah diantaranya: 1). Oto Ib Hasanah 2). Multi Ib Hasanah 3). Griya Ib Hasanah 4). Fleksi Ib Hasanah 5). Haji Ib Hasanah 6). Cash Collateral Finance 7).Qard Beragunan Emas. 3. Berdasarkan bagi hasil yang telah di sepakati di akad adapun tabel nisbah bagi hasil sudah
jelas bahwa bagi hasil antar Bank nasabah dapat
diketahui melalui tabel 4.2.Adapun akad yang digunakan produk deposito mudharabah BNI Syariah Fatmawati adalah akad Mudharabah dengan sistem profit sharing. Secara keseluruhan, pendapatan nasabah setelah memperoleh nisbah bagi hasil mengalami peningkatan,ini menunjukkan bahwa produk deposito mudharabah sangat efektif terhadap peningkatan pendapatan usaha nasabah.
B. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul skripsi “Analisis Pengelolaan Produk Deposito Mudharabah Pada Bank BNI Syariah Fatmawati” yaitu: 1. Bagi PT Bank BNI Syariah diharapkan dapat lebih mengembangkan produk deposito mudharabah khususnya pemyaluran pembiayaan untuk sektor usaha kecil,mikro dan makro mengingat sektor tersebut berkontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi. Diharapkan juga agar lebih berinovasi dalam akad pembiayaan, tidak hanya menggunakan akad mudharabah, apalagi saat ini Bank BNI Syariah sudah melakukan
92
pemasaran-pemasaran produk dengan berbagai cara, diharapkan dalam penghimpunan dan penyaluran produk deposito mudharabah ini dapat disalurkan dan dimanfaatkan kedalam segenap aspek produktif dan konsumtif yang menguntungkan nasabah, Bank serta pihak penerima dana,agar semua dapat menerima dengan nisbah yang disepakati. 2. Bagi pemerintah diharapkan dapat mempermudah persyaratan, dan birokrasi dalam memperbaiki mekanisme atau tata cara penyaluran dana terhadap program pembiayaan bagi masyarakat agar lebih mudah dan berdaya guna demi peningkatan UMKM yang ada di Indonesia. Selain itu, margin nisbah bagi hasil yang ditetapkan juga masih terbilang tinggi. Diharapkan agar pada pengaturan peraturan BI, serta Dewan Syariah, diharapkan margin bagi hasil dapat dibuat seimbang mungkin agar tidak terdapat perbedaan pendapat, terhadap pemahan nasabah terkait sistem yang dilakukan Bank BNI Syariah, dan apabila memungkinkan untuk besaran pinjaman pembiayaan tertentu dapat dibebaskan sepenuhnya dari jaminan dan tidak terlalu mengambil keuntungan yang terlalu besar, demi membantu mendorong usaha masyarakat. 3. Bagi masyarakat umum, agar mempersiapkan segala hal sebaik mungkin sehingga mengerti tata cara prosedur alur pembiayaan pada Bank. Agar dalam mengajukan bantuan pinjaman atau keuangan yang dibutuhkan agar memperhatikan syarat dan ketentuan yang sudah disepakati antar kedua belah pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi: Ascaraya. Akad dan Produk Bank Syariah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) Adiwarman A.Karim..Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan.(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2004). Abu Ubayd Al-Qasim Ibn Sallam. Economic System of Islam Kitab al-Amwal . (Damaskus : Garnet Publishing Ltd., The Center for Muslim Contribution to Civilization. 2005)
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000. Hamid Nasuhi dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,(Skripsi,Tesis, dan Disertasi) Diterbitkan oleh CeQDAUIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan ii, April 2007 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nuhayatul Muqtasid, (Semarang: Toha Putra,1989) Jamaludin Abi Muhammad Abdillah Ibnu Yussuf.Takhrij Al- Hadist Nasbu arRayah IV. (Beirut: Daar al-kutub al-ilmiyyah). Kamaen A.Perwaraatmadja dan Hendra Tandjung. Bank Syariah,teori, praktik dan peranannya. (Jakarta: Penerbit Calestrical Publishing, 2007). Kautsar Riza Salman. Akutansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah. (Jakarta: Penerbit Akademia, 2012). Lukman Denda Wijaya. Manajemen Perbankan. (Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2000). Muhammad Syafi’I Antonio dan Zainul Arifin.Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Penerbit Azkia Publisher, 2000). Manajemen Pengelolaan zakat, Direktorat Pemberdayaan Zakart, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Departemen Agama RI, 2009. Nurul Hayati, Meteodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif, (UIN Press 2006), cet Ket -1. Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, Ahim Abdurrahim. Akutansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. (Jakarta: Salemba Empat, 2013).
92
93
Sutrisna Hadi, Penelitian Research. (Yogyakarta: Penerbit Fakultas Fisikologi Universitas Gajah Mada, 1981), cet ke -2. Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Penerbit Zikrul Hikam, 2003). Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank (Jakarta: Penerbit Grasindo, 2005).
Syariah.
Veitzal Rivai dan Ariviyan Arifin. Islamic Banking Sistem Bank Islam bukan hanya solusi menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi persoalan perbankan dan ekonomi global.(Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2010). Wahbah al-Zuhailly, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu (Damaskus: Daar Al-Fikr, 1989),cat ke-5 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006).
BUKTI WAWANCARA
NARASUMBER
: Nadia, Ermawan, Kamil, Dimas, Dinda
JABATAN
: Karyawan
Hari,Tanggal
: 22-23 September 2014,12 dan 22 November 2014.
Tempat
: BNI Syariah Fatmawati
P
: Sudah berapa lamakah produk deposito mudhrabah di BNI Syariah ini dipasarkan?
J
: Produk deposito mudharabah ini sudah dipasarkan sejak tahun 2001 semenjak BNI Syariah ini sudah berdiri menjadi perusahan.
P
: Ada berapa jumlah nasabah deposito mudharabah dalam 1 tahun ?
J
: Ada sekitar 1.700 orang dalam setahun.yang membuka deposito mudharabah ini
P
: Dari aspek manakah yang terbanyak dari perorangan atau perusahaan dalam menggunakan produk deposito mudharabah ini ?
J
: Kebanyakan pengguna produk deposito mudharabah perorangan 70% : 30 % dibandingkan perusahaan.
P
: Kemana sajakah aliran dana dana penyaluran dana deposito mudharabah dialirkan ?
J
: Aliran dana dialirkan kepada bentuk-bentuk pembiayaan yang ada diperbankan, seperti pembiayaan
KPR, peminjaman modal, usaha,
pembiayaan angsuran pinjaman, dan sebagainya.
94
95
P
: Menurut keterangan jika deposan menyimpan dananya lebih besar, apakah pihak nasabah berhak menentukan jumlah bagi hasilnya ?
J
: Dalam prakteknya sebenarnya nasabah bukan menentukan jumlah besaran bagi hasilnya
tetapi pusat
memberikan rekomendasi untuk
memberikan spesial nisbah yang menyimpan dananya di Bank, kalau untuk perorangan diatas 1 milyar sedangkan untuk perusahaan diatas 5 milyar itu sudah dapat merasakan spesial bagi hasil. P
: Apakah dalam penyerahan bagi hasil deposito mudharabah ini dikenakan pajak ?
J
: Di akhir jatuh tempo nasabah itu biasanya Bank sudah memotong bagi hasil Bank sebesar 20%
P
: Dalam perbankan Konvensional saat ini sedang terjadi persaingan suku bunga deposito demi menarik nasabah, apakah dalam BNI Syariah terjadi persaingan bagi hasil yang tinggi dengan Bank Syariah lainnya?
J
: Pada perbankan Konvensional memang terdapat persaingan suku bunga yang tinggi demi menarik nasabah, tetapi umumnya Bank Konvensional memberikan bunga sebesar 7 % dalam setahun, adapun persaingan dalam dunia perbankan Syariah jarang terjadi karena Bank BNI Syariah berkomitmen agar selalu menjadi Bank yang sehat, halnya tergantung kepada strategi pemasarannya saja yang berbeda.
P
: Apakah
terdapat
perbedaan
bagi
hasil
antara
mudharabah dengan tabungan berjangka lainnya ?
sistem
deposito
96
J
: Umumnya kalau tabungan berjangka dalam 1 tahun 55 % : 45% dan juga dikenakan biaya sebesar Rp.500/bulan ,sedangkan deposito mudharabah prosentase bagi hasilnya bisa mencapai 60 % : 40 % dalam setahun dan tidak ada biaya tambahan lainnya.
P
: Mengapa sistem rate bagi hasil deposito mudharabah selalu berubahubah?
J
: Untuk sistem rate bagi hasilnya sebenarnya tidak berubah tetapi memang terkadang keuntungan harianya berbeda-beda dan juga dilihat dari bulan yang bersangkutam, kalau keuntungan Bank lagi haus maka keuntungan akan naik, tetapi lagi turun maka keuntungan sedikit.
P
: Bagaima cara-cara pembukaan deposito mudharabah bagi nasabah
J
: Pertama nasabah mendaftar kepada costumer service, selanjutnya nasabah akan diberikan bilyet yang tertera waktu jatuh temponya, ketika jatuh tempo nasabah berhak mencairkan dananya ataupun diperpanjang secara otomatis.
P
: Bagaimana pola perhitungan jumlah perhitungan bagi hasil deposito mudharabah ?
J
: Pola penghitungan jumlah penempatan x equefalen -20 % : 12 bulan
P
: Bagaimana pola penyaluran kepada produk
pembiayaan-pembiayaan
dikatagorikan? J
: Katagori pola pembiayaan yang disalurkan dari dana deposito nasabah yakni ada pola pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif.
97
Jakarta, 23 September 2014 Yang di wawancarai
Nadia
P
: Bagaimana pemasaran untuk dapat menghasilkan pencapaian target keuntungan?
J
: Adapun upaya pemasaran untuk dapat mencapai target keuntungan berusaha memasarkan secara besar-besaran seperti di media TV, media cetak, radio, dan sebagainya.
P
: Pada pembiayaan apa sajakah yang disalurkan dari penghimpunan dana deposito mudharabah.
J
: Katagori pola pembiayaan yang disalurkan dari dana deposito mudharabah yakni ada pola pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif.
P
: Pada objek apa sajakah pembiayaan ini disalurkan?
J
: Untuk objek-objek yang disalurkan terdiri atas 4 objek, (1).Objek jual-beli. (2). Objek investasi. (3). Objek sewa. (4). Objek pinjaman.
P
: Untuk penyaluran pada objek jual-beli contohnya seperti apa saja?
J
: Contoh objek penyaluran jual-beli seperti took kelontong, warung makan, usaha bengkel
98
P
: Untuk penyaluran pada objek investasi contohnya seperti apa saja?
J
: Contoh objek penyaluran pada objek investasi seperti pabrik baru, usaha baru, perluasan usaha.
Jakarta, 22 September 2014 Yang di wawancarai
Kamil
P
: Pada tahun berapakah Bank BNI Syariah Fatmawati didirikan ?
J
: Bank BNI Syariah Fatmawati didirikan pada tahun 2001
P
: Bank cabang mana sajakah yang di bawahi dari Bank BNI Syariah Fatmawati selaku kantor pembantu cabang Jakarta Selatan ?
J
: Adapun Bank yang di bawahi Bank BNI Syariah Fatmawati selaku kantor pembantu cabang yakni Bank BNI Syariah Cabang Cilandak, BNI Syariah Cabang UMJ, BNI Syariah Cabang UIN, BNI Syariah Cabang Kalibata, BNI Syariah Cabang Tebet, BNI Syariah Cabang Blok M.
P
: Siapa sajakah para pengurus operasional BNI Syariah ini?
J
: Branch Manager (BM): M. Syarif, Operasional Manajer Pemasaran: Ervita, Oprasional Manajer Penyelia: Bambang Sutopo, Pemasan Dana: Luana, Pemasaran Pembiayaan: A. Mubarok, Penyelia Collection: Joko Sutrisno,Penyelia Operation: Iis Aprianti, Penyelia Processing: Wahyudi Hidayat, Penyelia Umum: Ermawan
99
Jakarta, 22 September 2014 Yang di wawancarai
Ermawan
P
: Apakah biaya operasional Bank dapat menggunakan dari biaya produk penghimpunan dana deposito mudharabah ini?
J
: Adapun penggunakan biaya operasional produk penghimpunan dana deposito mudharabah ini dapat dimanfaatkan untuk biaya penyaluran lainnya, salah satunya seperti biaya operasional Bank.
P
: Apakah ini tidak menjadi suatu manajemen resiko terhadap Bank jika pembiayaan dana deposito mudharabah ini di alokasikan pada biaya operasional pula?
J
: Ini merupakan suatu manajemen resiko Bank dimana Bank juga ditargetkan untuk mencapai target keuntungan perusahaan.
P
: Untuk penyaluran pada objek investasi contohnya seperti apa saja?
J
: Contoh objek penyaluran pada objek sewa seperti kebutuhan alat-alat industri, mesin-mesin pertanian.
P
: Untuk penyaluran pada objek pinjaman contohnya seperti apa saja?
J
: Contoh objek penyaluran pada objek pinjaman seperti pinjaman agunan motor, pembiayaan KPR.
100
Jakarta, 22 September 2014 Yang di wawancarai
Dimas
P
: Pada pembiayaan apa sajakah produk penghimpunan dana deposito mudharabah ini disalurkan?
J
: Produk-produk yang disalurkan pembiayaannya umumnya kepada pembiayaan produktif dan juga pembiayaan komsumtif, adapun contoh pembiayaan produktif seperti pembiayaan Koperasi, pembiayaan modal kerja, pembiayaan tunas Ib Hasanah, pembiayaan Wirausaha Ib Hasanah dan pembiayaan kecil Ib Hasanah. Untuk pembiayaan konsumtifnya seperti pembiayaan Oto Ib Hasanah, Pembiayaan Multi Ib Hasanah, pembiayaan Griya Ib Hasanah, pembiayaan fleksi Ib Hasanah, pembiayaan Haji Ib Hasanah, pembiayaan Cash Colleteral Finance, pembiayaan Qard beragunan emas.
Jakarta, 23 September 2014 Yang di wawancarai
Dinda
101
102
103
104