BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada tiga SD di Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012, yaitu di SDN Sidorejo Lor 01, SDN Blotongan 01, dan SDN Blotongan 02. Pelaksanaannya dimulai pada bulan Februari sampai dengan Maret 2012. SDN Sidorejo Lor 01 ditetapkan sebagai kelas uji coba dan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah SDN Blotongan 01 dan SDN Blotongan 02. Penetapan kelas ini dilakukan dengan teknik random sampling yang sudah diuraikan pada bab III. Dalam penelitian ini prosedur yang pertama adalah melakukan uji coba tes kreativitas di kelas uji coba, yaitu di kelas V SDN Sidorejo Lor 01 pada hari Jum‟at, 24 Februari 2012. Tes kreativitas yang diuji cobakan dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Dari jumlah tes kreativitas sebanyak 10 soal uraian yang diujikan kepada 30 siswa kelas V memperoleh hasil bahwa 5 soal dinyatakan valid dengan ketentuan koefisien Corrected Item Total Correlation ≥ 0,3 dan hasil reliabilitasnya sebesar 0,941 artinya reliabilitas memuaskan. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut 5 soal yang valid dijadikan sebagai instrumen pretes dan postes kreativitas di kelas V baik di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada hari Kamis, 22 Maret 2012 dilakukan pretes pada siswa kelas V di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pada hari dan tangal yang sama pula pretes dilakukan di kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Hasil dari pretes dianalisis untuk mengetahui persebaran normalitas dan homogenitas antar dua kelas penelitian ini. Setelah didapat hasil analisisnya, peneliti berdiskusi dengan guru kelas V pada masing-masing kelas penelitian, yaitu: kelas kontrol
52
(SDN Blotongan 01) dan kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) untuk mendiskusikan jadwal praktik mengajar mata pelajaran matematika dengan materi bangun ruang selain itu menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dipraktikkan. Pelaksanaan praktik mengajar di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) yang diampu oleh ibu Sri Sugiarti menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu tanggal 27 dan 28 Maret 2012, sedangkan kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) yang diampu oleh ibu Kesia Endah Setiani menggunakan pembelajaran dengan Kerangka TANDUR yang dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 23 dan 24 Maret 2012. Sebelum dilaksanakan praktik mengajar di kelas eksperimen, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah dan ciri dari pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR. Praktik mengajar di kelas eksperimen sebanyak tiga kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran di pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 menerapkan pembelajaran
dengan
kerangka
TANDUR
pembelajaran pertemuan ke-3 diisi evaluasi/
sedangkan
kegiatan
postes. Pelaksanaan
pembelajaran TANDUR di kelas eksperimen sesuai dengan langkahlangkah TANDUR yang terbagi dalam tiga kegiatan pembelajaran. Dimana dalam kegiatan pembelajaran tersebut mencerminkan tahap tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan. Kegiatan pembelajaran TANDUR ini dipraktikkan ke dalam 2 kali pertemuan pembelajaran Matematika pokok bahasan bangun ruang di kelas V dengan indikator yang berbeda, yaitu: mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak, limas, tabung dan kerucut dan menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut. Adapun pelaksanaan pembelajaran TANDUR pertemuan ke-1 dengan indikator mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak, limas, tabung
dan
kerucut.
Kegiatan
TANDUR
tersebut
ialah:
guru
menumbuhkan motivasi siswa tentang benda-benda bangun ruang; guru memberikan contoh dari bangun ruang agar siswa mengalami atau
53
mengetahui
pembelajaran
yang
akan
dipelajari;
guru
menamai/
menjelaskan unsur-unsur bangun ruang kepada siswa; guru melakukan demonstrasi mengenai sifat bangun ruang dengan mengacu pada unsurunsur bangun ruang dan siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan guru mengenai sifat salah satu bangun ruang; siswa berkelompok melakukan demonstrasi yang dilakukan guru dengan permasalahan yang berbeda; guru dan siswa mengulang materi yang sudah dipelajari beserta ide-ide baru yang muncul dalam diskusi; guru memberi penghargaan kepada setiap kelompok atau merayakan hasil kerja kelompok. Pada pelaksanaan pembelajaran TANDUR dipertemuan ke-2 dengan indikator menggambar bangun prisma tegak, limas, dan kerucut. Kegiatan TANDUR tersebut ialah: guru menumbuhkan motivasi siswa dengan cara menjodohkan gambar suatu benda atau bangunan dengan beberapa sifat bangun ruang; siswa mengamati bangun yang ditunjukkan guru; guru menjelaskan bangun ruang yang membentuk suatu bangunan; guru melakukan demonstrasi mengenai bagian-bagian dan sifat (rusuk, alas, dan titik sudut) dari suatu bangunan; siswa berkelompok melakukan demonstrasi atau membuat gambar baru dengan permasalahan yang berbeda; guru dan siswa mengulang materi dan ide baru yang didapatkan dari hasil kerja kelompok; guru merayakan hasil kerja siswa dengan bernyanyi bersama dan memajang hasil kerja setiap kelompok di sudut kelas sehingga terlihat indah dan rapi. Dipertemuan ke-1 dan ke-2 kegiatan pembelajaran TANDUR diamati oleh observer/ pengamat dari guru kelas IV, yaitu ibu Sujanmi. Tugas dari observer adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan TANDUR dalam kegiatan pembelajaran selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan mengamatai aktivitas siswa saat terlibat dalam kegiatan pembelajaran menggunakan TANDUR. Lembar pengamatan tersebut berisikan 25 kegiatan pelakasanaan TANDUR diantaranya: Guru melakukan apersepsi dari materi sebelumnya; Guru memberi motivasi kepada siswa; Siswa menyebutkan
benda-benda
yang
54
ada
disekitar
mereka;
Guru
menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi bangun ruang kepada siswa; Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-harinya; Siswa menyebutkan beberapa benda nyata yang merupakan bangun ruang; Guru menjelaskan konsep materi yang akan dipelajari; Siswa aktif dalam pembelajaran berlangsung; Guru meminta siswa untuk mengelompokkan benda sesuai dengan bentuknya; Guru melakukan demonstrasi dari suatu bangun ruang; Guru menggunakan media secara efektif dan efisien dalam melakukan demonstrasi;
Melibatkan siswa
dalam
pemanfaatan
media;
Guru
memfasilitasi siswa untuk menemukan sifat-sifat baru dari bangun yang dibentuk/ diamatinya; Guru memfasilitasi siswa untuk menghasilkan bentuk bangun ruang yang baru; Siswa berdiskusi/ kerja kelompok menyelesakan tugas yang telah diberikan; Guru memantau siswa dalam membuat laporan hasil diskusi/ kerja kelompok; Guru memfasilitasi siswa untuk melaporkan hasil kerja siswa dengan mendemonstrasikan hasilnya di depan kelas; Guru memberi penguatan kepada siswa terhadap hasil kerjanya; Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar hasil diskusi/ kerja kelompok; Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi/ kerja kelompok; Guru mengajak siswa untuk mengulang materi yang sudah dipelajarinya; Guru memberikan refleksi kepada siswa yang berkaitan dengan karakter kebangsaan (kreatif, komunikatif, dan kerja keras); Guru memberi pujian kepada siswa atas usaha belajarnya; Siswa menempelkan hasil kerjanya di kelas; Siswa senang dan tidak bosan mengikuti pelajaran. Kemudian hasil pengamatan observer terhadap pembelajaran yang dilaksanakan guru yang berdampak pada aktivitas siswa diisikan ke lembar observasi dengan memberikan tanda cek (v) pada pernyataan Ya atau Tidak. Dipertemuan ke-3 masih diamati oleh observer yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012 dimana isi kegiatannya adalah penekanan materi dari pertemuan ke-1 dan ke-2 kemudian dilanjutkan dengan evaluasi/ postes. Postes dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret
55
2012 dengan jumlah siswa laki-laki 18 orang dan siswa perempuan 18 orang. Di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) pokok bahasan yang diajarkan sama dengan yang diajarkan di kelas eksperimen, hanya saja yang membedakan perlakuan yang diberikan. Di kelas kontrol hanya menggunakan metode ceramah yang sifatnya konvensional. Di akhir pertemuan diberikan postes yang dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret 2012 dengan jumlah siswa laki-laki 14 orang dan siswa perempuan 13 orang. Setelah dilakukan postes pada masing-masing kelas, hasil postes dianalisis homogenitasnya. Analisis ini digunakan sebagai salah satu syarat dalam menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji ANOVA dua jalan. Sebelum data ini diolah dilakukan diskusi oleh beberapa siswa kelas V, guru kelas V, observer dan peneliti. Diskusi ini berisi mengenai evaluasi mengenai pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR yang dilakukan di kelas V bagi guru pengajar, siswa, observer dan peneliti. Dari hasil diskusi tersebut bagi guru pengajar mendapatkan pengalaman dan wawasan baru dalam hal pembelajaran inovatif yang belum pernah diakukan di dalam kelas. Bagi siswa, siswa merasa senang, lebih nyaman dan siswa dapat menuangkan ide kreatifnya dalam kegiatan pembelajaran. Bagi observer dan peneliti mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru dalam pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR. 4.2. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini akan diuraikan hasil penelitian dari variabel pembelajaran Kerangka TANDUR, Gender, dan Kreativitas. 4.2.1. Pembelajaran Kerangka TANDUR Deskripsi pembelajaran kerangka TANDUR didapat dari hasil observasi. Observasi dilaksanakan untuk memantau langkah-langkah pembelajaran di kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) yang mendapatkan perlakuan pembelajaran kerangka TANDUR. Observasi ini dilaksanakan 56
sebanyak 3 kali, yaitu pada pembelajaran dipertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3. Kegiatan observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi pembelajaran kerangka TANDUR dengan membubuhkan tanda cek (v) pada kolom pernyataan Ya atau Tidak. Observer atau pengamat jalannya kegiatan pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR adalah guru kelas IV (ibu Sujanmi). Hasil implementasi pembelajaran Quantum Teaching Kerangka TANDUR dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1. Implementasi Pembelajaran TANDUR Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Di Kelas Eksperimen Tahun 2011/2012 Langkah
Deskripsi
TANDUR Kegiatan Awal Tumbuhkan
Pertemuan 1
2
3
Guru melakukan apersepsi dari materi sebelumnya
v
v
v
Guru memberi motivasi kepada siswa
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
x
v
v
v
x
v
v
v
v
x
v
v
x
v
v
v
Kegiatan inti Eksplorasi Siswa menyebutkan benda-benda yang ada disekitar mereka Alami
Namai
Demonstrasi
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi bangun ruang kepada siswa Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-harinya Siswa menyebutkan beberapa benda nyata yang merupakan bangun ruang Guru menjelaskan konsep materi yang akan dipelajari Siswa aktif dalam pembelajaran berlangsung Guru meminta siswa untuk mengelompokkan benda sesuai dengan bentuknya Guru melakukan demonstrasi dari suatu bangun ruang Guru menggunakan media secara efektif dan efisien dalam melakukan demonstrasi Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
57
Langkah TANDUR
Elaborasi
Konfirmasi
Deskripsi Guru memfasilitasi siswa untuk menemukan sifatsifat baru dari bangun yang dibentuk/ diamatinya Guru memfasilitasi siswa untuk menghasilkan bentuk bangun ruang yang baru Siswa berdiskusi/ kerja kelompok menyelesakan tugas yang telah diberikan Guru memantau siswa dalam membuat laporan hasil diskusi/ kerja kelompok Guru memfasilitasi siswa untuk melaporkan hasil kerja siswa dengan mendemonstrasikan hasilnya di depan kelas Guru memberi penguatan kepada siswa terhadap hasil kerjanya Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar hasil diskusi/ kerja kelompok Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi / kerja kelompok
1
Pertemuan 2 3
v
v
x
x
v
x
v
v
x
v
v
x
v
v
x
v
v
x
v
v
x
v
v
x
v
v
v
x
v
v
v
v
v
x
v
v
v
v
v
Kegiatan Akhir Guru mengajak siswa untuk mengulang materi yang sudah dipelajarinya Ulangi Guru memberikan refleksi kepada siswa yang berkaitan dengan karakter kebangsaan (kreatif, komunikatif, dan kerja keras) Guru memberi pujian kepada siswa atas usaha belajarnya Rayakan Siswa menempelkan hasil kerjanya di kelas atau memberikan evaluasi Siswa senang dan tidak bosan mengikuti pelajaran Keterangan: v: dilakukan pada tiap pertemuan x: tidak dilakukan pada tiap pertemuan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kegiatan pembelajaran di pertemuan ke-1 dan ke-2 sudah sesuai dengan deskripsi pembelajaran di atas. Namun ada beberapa deskripsi pembelajaran yang tidak dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran di pertemuan ke-1, yaitu pada langkah eksplorasi (namai), elaborasi, ulangi dan rayakan. Setelah ada diskusi dengan guru pengajar mengenai pembelajaran yang dilaksanakan di kelas V, penyebab beberapa deskripsi pembelajaran tidak dilaksanakan guru adalah guru merasa canggung dalam mengajar ketika didampingi oleh 58
observer dan peneliti. Setelah adanya diskusi, pada pertemuan ke-2 semua indikator pembelajaran TANDUR dilaksanakan guru dengan baik sesuai dengan tahap-tahap TANDUR. Pada pertemuan ke-3 guru lebih menekankan pada pengulangan materi yang sudah dilakukan di pertemuan ke-1 dan ke-2 kemudian guru memberikan evaluasi sebagai postes. 4.2.2. Gender Penelitian ini gender hanya dibatasi pada jenis kelamin siswa. Teknik untuk memperoleh data gender yaitu siswa laki-laki dan perempuan dari kelas V di kelas kontrol (SDN Blotongan 01) dan kelas eksperimen
(SDN
Blotongan
02)
dengan
menggunakan
teknik
dokumentasi. Dokumentasi gender berasal dari dokumen daftar siswa kelas V yang didapatkan dari masing-masing wali kelas V di kelas penelitian. Daftar siswa laki-laki dan perempuan di kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2. Prosentase Jumlah Siswa Laki-Laki dan Perempuan Kelas V di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Tahun 2011/2012 No.
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
%
Jumlah
%
Total
%
1
Kontrol
14
52
13
48
27
100
2
Eksperimen
18
50
18
50
36
100
Kelas kontrol (SDN Blotongan 01) dengan jumlah siswa laki-laki 14 siswa dengan prosentase 52%, jumlah siswa perempuan adalah 13 siswa dengan prosentase 48%, sehingga jumlah siswa baik laki-laki dan perempuan di kelas kontrol adalah 27 siswa dengan prosentase 100%. Kelas eksperimen (SDN Blotongan 02) dengan jumlah siswa laki-laki 18 siswa dengan prosentase 50%, jumlah siswa perempuan 18 siswa dengan prosentase 50%, sehingga jumlah siswa baik laki-laki dan perempuan di kelas eksperimen adalah 36 siswa dengan prosentase 100%.
59
4.2.3. Kreativitas Dalam penelitian ini kreativitas siswa diukur dengan menggunakan tes kreativitas. Tes kreativitas ini dilihat dari tes berfikir kreativitas divergen dengan indikator fluence, flexibility, originality, dan elaboration. Soal tes kreativitas berfikir siswa disajikan dalam bentuk uraian dengan jumlah 5 soal kreativitas yang sudah valid. Setiap item tes mempunyai skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Hasil dari tes kreativitas ini dilihat dari dua tahap, yaitu pretes kreativitas dan postes kreativitas. Dari hasil tes kreativitas akan dikelompokkan menjadi 5 tingkat kreativitas siswa. Tingkat kreativitas ini dibuat untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam urutan kategori kreativitas. Hasil dari tes kreativitas ini dikategorikan dalam 5 interval. Berdasarkan pengelompokan kategori kreativitas dari 5 interval tersebut, yaitu: tingkat kreativitas sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah maka dibawah ini akan diuraikan data pretes dan postes hasil tes kreativitas dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. 1. Kelas Kontrol Deskripsi pretes dan postes kreativitas di kelas kontrol akan diuraikan di bawah ini. Tabel 4.3. Deskripsi Pretes dan Postes Kreativitas Siswa Kelas V di kelompok Kontrol Tahun 2011/2012 Kreativitas Kelompok Kontrol Pretes Tingkat No. Kategori Kreativitas Siswa f % 1 Sangat Tinggi 89-104 0 0 2 Tinggi 73-88 0 0 3 Sedang 57-72 6 22 4 Rendah 41-56 19 71 5 Sangat Rendah 25-40 2 7 Jumlah 27 100 Mean 52,22 Standar Deviasi 6,841 Nilai maksimal 65 Nilai minimal 40 N 27
60
Postes f % 3 11 6 22 15 56 3 11 0 0 27 100 70,00 11,602 95 55 27
Tabel 4.3 menunjukkan data pretes di kelas kontrol, kategori 2540 pada tingkat kreativitas sangat rendah sebanyak 2 siswa dengan prosentase 7%, kategori 41-56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak 19 siswa dengan prosentase 71%, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 6 siswa dengan prosentase 22%, sedangkan tidak ada siswa pada tingkat kreativitas tinggi dan sangat tinggi. Tingkat kreativitas terbanyak adalah kreativitas rendah. Dilihat dari data postes di kelas kontrol, kategori 41-56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 15 siswa dengan prosentase 56%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 6 siswa dengan prosentase 22%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%. Hasil dari postes tidak menunjukkan siswa
dengan tingkat
kreativitas sangat
rendah,
sedangkan tingkat kreativitas terbanyak adalah kreativitas sedang. Pada Tabel 4.3 diketahui pula perbedaan mean atau nilai rata-rata pretes 52,22 dan nilai rata-rata postes 70,00, standar deviasi pretes 6.841 berbeda dengan standar deviasi postes 11.602, nilai maksimal pretes 65 dan postes 95, dan nilai minimal pretes 40 dan postes 55. Berdasarkan tabel 4.3 dapat diuraikan bahwa hasil pretes kreativitas berbeda dengan hasil postes kreativitas. Meskipun ada perbedaan hasil kreativitas di pretes dan postes, masih ada 15 siswa berada pada tingkat kreativitas sedang dan 3 siswa pada tingkat kreatvitas rendah. Berdasarkan keterangan dari guru kelas V di kelas kontrol, siswa dengan tingkat kreativitas sedang adalah siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kurang, kurang serius dalam menerima pelajaran, sedangkan siswa dengan tingkat rendah adalah siswa yang imajinasinya rendah dan merupakan siswa yang pasif. Oleh karena itu, tindakan guru yang harus dilakukan adalah memberikan motivasi dan
merubah cara
belajar
siswa
konvensional ke pembelajaran yang inovatif.
61
dari pembelajaran
2. Kelas Eksperimen Deskripsi pretes dan postes kreativitas di kelas eksperimen akan diuraikan di bawah ini. Tabel 4.4. Deskripsi Pretes dan Postes Kreativitas Siswa Kelas V Di Kelompok Eksperimen Tahun 2011/2012 Kreativitas Kelompok Eksperimen Pretes Tingkat No. Kategori Kreativitas Siswa f % 1 Sangat Tinggi 89-104 0 0 2 Tinggi 73-88 0 0 3 Sedang 57-72 6 17 4 Rendah 41-56 19 53 5 Sangat Rendah 25-40 11 30 Jumlah 36 100 Mean 48,89 Standar Deviasi 8,290 Nilai maksimal 65 Nilai minimal 35 N 36
Postes f 13 12 11 0 0 36
% 36 33 31 0 0 100 79,72 13,144 100 60 36
Tabel 4.4 menunjukkan kreativitas dari data pretes di kelas eksperimen, kategori 25-40 pada tingkat kreativitas sangat rendah sebanyak 11 siswa dengan prosentase 30%, kategori 41-56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak 19 siswa dengan prosentase 53%, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 6 siswa dengan prosentase 17%, sedangkan tidak ada siswa pada tingkat kreativitas tinggi dan sangat tinggi. Tingkat kreativitas terbanyak adalah kreativitas rendah. Dilihat dari data postes di kelas eksperimen, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 11 siswa dengan prosentase 31%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 12 siswa dengan prosentase 33%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 13 siswa dengan prosentase 36%. Hasil dari postes tidak menunjukkan siswa dengan tingkat kreativitas sangat rendah dan rendah, sedangkan tingkat kreativitas sedang, tinggi, dan sangat tinggi hampir sama jumlahnya.
62
Pada tabel 4.4 diketahui pula perbedaan mean atau nilai rata-rata pretes 48,89 dan nilai rata-rata postes 79,72, standar deviasi pretes 8,290 berbeda dengan standar deviasi postes 13,144, nilai maksimal pretes 65 berbeda dengan nilai maksimal postes 100, dan nilai minimal pretes 35 berbeda dengan nilai minimal postes 60. Hasil dari pretes kreativitas berbeda dengan hasil postes kreativitas. Dari hasil postes, siswa dengan kategori kreativitas rendah dan sedang yang kemudian meningkat menjadi siswa dengan kategori kreativitas tinggi dan sangat tinggi adalah siswa yang memiliki karakteristik yang cepat bosan dengan rutinitas di dalam kelas, ulet, humoris, mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin belajar yang tinggi. Sedangkan siswa yang pada pretes berkategori kreativitas sangat rendah dan di postes menjadi siswa dengan kategori kreativitas sedang adalah siswa dengan karakteristik yang kaku dan kurang humor. Sehingga siswa yang mengalami peningkatan ini adalah siswa yang cocok menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR. Perbedaan kreativitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen disebabkan adanya pengaruh pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar mata pelajaran matematika di dalam kelas. 4.2.4. Hasil Uji Prasyarat Sebelum dilakukan analisis data, maka dilakukan uji prasyarat analisis data. Uji prasyarat tersebut adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat ini untuk memenuhi asumsi dari statistik parametris. 1.
Hasil Uji Normalitas Data Pretes Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel telah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diambil dari data pretes sebelum ada perlakuan baik di kelas kontrol atau di kelas eksperimen. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 dilihat pada 63
tabel Test of Normality di kolom Kolmogorov Smirnov. Pedoman untuk mengambil keputusan, yaitu: a) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak normal. b) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05, distribusi adalah normal. Berikut adalah hasil analisis uji normalitas yang dilihat dari faktor kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen) dan faktor gender di masingmasing kelas. Tabel. 4.5. Output Normalitas Data Kelas Dengan SPSS 16.0 kelas pretes
kontrol eksperimen
Kolmogorov-Smirnova Statistic .146 .125
df 27 36
Sig. .146 .169
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kolom KolmogorovSmirnova, nilai Sig. pretes di kelas kontrol 0,146 dan nilai Sig. pretes di kelas eksperimen 0,169. Signifikansi hasil pretes di kelas kontrol 0,146 lebih besar dari 0,05 (0,146 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal. Signifikasi hasil pretes di kelas eksperimen 0,169 lebih besar dari 0,05 (0,169 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal. Nilai siignifikansi dari penghitungan dengan program SPSS 16.0, seluruh data kelas terdistribusi normal sehingga analisis uji prasyarat normalitas terpenuhi. Tabel. 4.6. Output Normalitas Data Gender Dengan SPSS 16.0 Gender Pretes
Laki-laki Perempuan
Kolmogorov-Smirnova Statistic .137 .137
df 32 31
Sig. .130 .143
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada kolom KolmogorovSmirnova, nilai Sig. pretes pada gender laki-laki 0,130 dan nilai Sig.
64
pretes pada gender perempuan 0,143. Signifikansi data gender laki-laki 0,130 lebih besar dari 0,05 (0,130 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal. Nilai signifikansi data gender perempuan 0,143 lebih besar dari 0,05 (0,143 ≥ 0,05), artinya distribusi data normal. Nilai siignifikansi dari penghitungan dengan program SPSS 16.0, seluruh data gender terdistribusi normal sehingga analisis uji prasyarat normalitas terpenuhi. 2.
Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dihitung menggunakan bantuan program SPSS 16.0 yang dilihat pada tabel Test of Homogeinity of variance di baris Based on Mean. Pedoman untuk mengambil keputusan, yaitu: a) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, varians data tidak homogen. b) Nilai sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05, varians data homogen. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas dari hasil nilai pretes kreativitas siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel. 4.7. Output Homogenitas Dengan SPSS 16.0 df1
df2
Sig.
1
61
.292
Pretes Based on Mean
Tabel 4.7 menunjukkan pada baris Based on Mean, Sig. pretes menunjukkan nilai 0,292. Nilai signifikansi 0,292 lebih besar dari 0,05 (0,292 ≥ 0,05), artinya varians data homogen. Varians data pretes dari kelompok kontrol dan eksperimen adalah sama.
65
4.2.5. Hasil Uji Hipotesis Pada bagian ini akan diuraikan hasil uji hipotesis dari deskripsi silang, homogenitas dari ANOVA dan uji hipotesis 1, 2, dan 3. 1.
Deskripsi Silang Deskripsi silang merupakan hasil dari analisis data kreativitas berdasarkan gender setelah ada tindakan yaitu pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol atau kelas eksperimen. Data kreativitas berasal dari data postes di kedua kelas penelitian tersebut. Hasil deskripsi silang dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8. Hasil Kreativitas Berdasarkan Gender Siswa Kelas V
Dari Data Postes di Kelas Kontrol dan Kelas eksperimen Tahun 2011/2012 No
Tingkat Kreativitas Siswa
1 Sangat Tinggi 2 Tinggi 3 Sedang 4 Rendah 5 Sangat Rendah Jumlah Mean Standar Deviasi Nilai maksimal Nilai minimal N
Kategori 89-104 73-88 57-72 41-56 25-40
f 1 3 8 2 0 14
Kelas Kontrol L P % f % 4 2 7 11 3 11 30 7 26 7 1 4 0 0 0 52 13 48 67,86 72,31 11,04 12,18 90 95 55 55 14 13
Kelas Eksperimen L P f % f % 5 14 8 22 8 22 4 11 5 14 6 17 0 0 0 0 0 0 0 0 18 50 18 50 78,33 81,11 11,11 15,10 100 100 60 60 18 18
Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat data postes hasil kreativitas berdasarkan gender. Di kelas kontrol, siswa laki-laki di kategori 41-56 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak 2 siswa dengan prosentase 7%, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 8 siswa dengan prosentase 30%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 1 siswa dengan prosentase 4% dan tidak ada siswa laki-laki dengan tingkat kreativitas sangat
66
rendah. Sedangkan, tingkat kreativitas siswa perempuan di kategori 4156 pada tingkat kreativitas rendah sebanyak 1 siswa dengan prosentase 4%, kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 7 siswa dengan prosentase 26%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 3 siswa dengan prosentase 11%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 2 siswa dengan prosentase 7%, dan tidak ada siswa perempuan dengan tingkat kreativitas sangat rendah. Selain itu, dapat diketahui pula mean postes laki-laki 67,86 dan mean postes perempuan 72,31, standar deviasi postes laki-laki 11,04 dan standar deviasi postes perempuan 12,18, nilai maksimal postes lakilaki 90 dan nilai maksimal postes perempuan 95, serta nilai minimal postes laki-laki dan perempuan adalah 55. Di kelas eksperimen, kategori siswa laki-laki di 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 5 siswa dengan prosentase 14%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 8 siswa dengan prosentase 22%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 5 siswa dengan prosentase 14% dan tidak ada siswa laki-laki dengan tingkat kreativitas rendah dan sangat rendah. Sedangkan, siswa perempuan dengan kategori 57-72 pada tingkat kreativitas sedang sebanyak 6 siswa dengan prosentase 17%, kategori 73-88 pada tingkat kreativitas tinggi sebanyak 4 siswa dengan prosentase 11%, kategori 89-104 pada tingkat kreativitas sangat tinggi sebanyak 8 siswa dengan prosentase 22%, dan tidak ada siswa perempuan dengan tingkat kreativitas rendah dan sangat rendah. Selain itu, diketahui pula mean postes laki-laki 78,33 dan mean postes perempuan 81,11, standar deviasi postes laki-laki 11,11 dan standar deviasi postes perempuan 15,10, nilai maksimal postes laki-laki dan perempuan adalah 100, dan nilai minimal postes laki-laki dan perempuan adalah 60. Berdasarkan hasil di atas dapat diuraikan tidak ada perbedaan kreativitas laki-laki dan perempuan sekalipun tingkat kreativitasnya
67
berbeda. Kreativitas bukan dipengaruhi gender siswa melainkan dari perlakuan yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran. Di kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen menerapkan pembelajaran Kerangka TANDUR. 2.
Uji Asumsi ANOVA Uji asumsi ANOVA atau uji Leven’s dilakukan untuk menguji hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa masing-masing varian dari variabel terikat adalah sama/ homogen. Dengan demikian hipotesis yang akan diuji yaitu: H0 = Varian variabel terikat adalah sama/ homogen H1 = Varian variabel terikat adalah todak sama/ heterogen Menurut Hartono (2011: 186) pengambilan keputusan uji Leven’s didasarkan pada hasil probabilitas atau signifikansi yang diperoleh, yaitu: jika propabilitas > 0,05 maka hipotesis nihil diterima jika propabilitas < 0,05 maka hipotesis nihil ditolak Tabel 4.9. Output Levene's Test of Equality of Error Variances Dengan SPSS 16.0 Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:postes F
df1
df2
Sig.
1.732
3
59
.170
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + gender + kelas + gender * kelas Tabel 4.9 menujukkan tes hitung sebesar 1,732 dengan nilai probabilitas sebesar 0,170. Oleh karena angka probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahwa varian
68
variabel terikat adalah sama/ homogen, sehingga memenuhi asumsi ANOVA. Dengan demikian analisis varian dapat dilanjutkan. 3.
Hasil Analisis Varian Hasil analisis varian dilihat dari Output Test Of Between-Subjects Effect dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil ini dilakukan untuk menguji efek yang ditimbulkan oleh masing-masing subjek yang dirumuskan dalam hipotesis.
a.
Hipotesis 1 Adakah perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun 2011/2012. H o = Tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun 2011/2012. H1 = Ada perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun 2011/2012. Tabel 4.10. Output Test Of Between Subjects Effects Faktor Gender Dan Kelas Source
Type III Sum of Squares
gender * kelas
10.784
1
10.784
Error
9344.261
59
158.377
Total
370650.000
63
Corrected Total
11005.556
62
69
df Mean Square
F
Sig.
.068
.795
Tabel 4.10 menunjukkan Fratio untuk faktor gender dan kelas sebesar 0,68. Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi 0,05 (5%), dimana dk nya 1 untuk pembilang dan 59 untuk penyebut, diperoleh angka 4,00 maka terlihat Ftabel lebih besar dari Fratio. Tingkat signifikansi 0,795 (tidak signifikan karena nilainya > 0,05). Jadi H 1 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran kerangka TANDUR terhadap kreativitas pada matematika berdasarkan gender siswa SD kelas V di Gugus Diponegoro Kota Salatiga semester 2 tahun 2011/2012. b.
Hipotesis 2 Ada
perbedaan
kreativitas
pada
kelompok
siswa
yang
menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. H o = Tidak ada perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. H 1 = Ada perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Tabel 4.11. Output Test Of Between Subjects Effects Faktor Kelas Source kelas Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares 1432.588
Df 1
9344.261 370650.000
59 63
11005.556
62
Mean Square 1432.588
F
Sig.
9.045
.004
158.377
Tabel 4.11 menunjukkan Fratio untuk faktor kelas sebesar 9,045. Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi 0,05 (5%), dimana dk nya 1 untuk pembilang dan 59 untuk penyebut, diperoleh
70
angka 4,00 maka terlihat Ftabel lebih kecil dari Fratio. Tingkat signifikansi 0,004 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti H 1 diterima atau ada perbedaan kreativitas pada kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR dengan kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. c.
Hipotesis 3 Ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan. H o = Tidak ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan. H1 = Ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan. Tabel 4.12. Output Test Of Between Subjects Effects Faktor Gender Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Gender
201.373
1
201.373
1.271
.264
Error
9344.261
59
158.377
Total
370650.000
63
Corrected Total
11005.556
62
Source
Tabel 4.12 menunjukkan Fratio untuk faktor gender sebesar 1,271. Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi 0,05 (5%), dimana dk nya 1 untuk pembilang dan 59 untuk penyebut, diperoleh angka 4,00 maka terlihat Ftabel lebih kecil dari Fratio. H1 diterima H0 ditolak atau ada perbedaan hasil kreativitas yang signifikan antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan. Berdasarkan tingkat signifikansi 0,264 (tidak signifikan karena nilainya > 0,05), artinya H 0 tidak dapat ditolak yang berarti mean kreativitas laki-laki dan perempuan tidak berbeda secara statistik.
71
4.3. Pembahasan Penelitian Pembahasan ini mengacu pada data-data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian dengan
menerapkan
pembelajaran kerangka
TANDUR dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang terhadap kreativitas berdasarkan gender siswa SD kelas V semester 2 Gugus Diponegoro Kota Salatiga Tahun 2011/2012. SD yang diberi perlakuan atau treatmen adalah SDN Blotongan 02. Hasil statistik menunjukkan tidak ada interaksi antara pembelajaran TANDUR berdasarkan gender terhadap kreativitas siswa dalam mata pelajaran matematika. Kreativitas siswa dipengaruhi adanya keingintahuan yang cukup besar, keinginan untuk menemukan dan meneliti atau rasa nyaman dalam pembelajaran, serta aktif dalam melaksanakan tugas yang didapatkan siswa melalui pembelajaran inovatif yang dapat merangsang kreativitas siswa. Hasil ini sejalan dengan penelitian Hastratudin berjudul "Meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan emosional Siswa SMP melalui pembelajaran Matematika Realistik” bahwa tidak ada interaksi antara pembelajaran Matematika Realistik dengan gender terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. Nilai rata-rata kreativitas di kelas eksperimen (79,72) dan kelas kontrol (70,00). Perbedaan nilai rata-rata kreativitas tersebut dipengaruhi oleh adanya metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang dipengaruhi metode ini adalah matematika dengan materi bangun ruang. Materi bangun ruang di kelas eksperimen diterapkan dengan pembelajaran kerangka TANDUR dari rancangan belajar Quantum Teaching sedangkan di kelas kontrol diterapkan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan nilai rata-rata kreativitas siswa yang belajar matematika materi bangun ruang dengan menggunakan kerangka TANDUR lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran TANDUR lebih dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan meriah sehingga siswa dapat lebih nyaman, aktif, kreatif, lebih dihargai, saling mendukung dan mampu bekerjasama untuk
72
menyelesaikan masalah. Melalui pembelajaran yang menyenangkan dapat merubah persepsi siswa mengenai mata pelajaran matematika yang sulit, menakutkan, dan membuat stres. Dengan demikian, untuk menciptakan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dapat menggunakan pembelajaran kerangka TANDUR. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tatik Harwining berjudul “Penerapan model Quantum Teaching pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajara siswa kelas IV Semeseter II Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011” yang
mampu meningkatkan
ketuntasan belajar IPS dari pelaksanaan siklus I adalah 80,45 menjadi 82,95 pada siklus II.hasil belajar. Hasil kreativitas siswa laki-laki dan perempuan terlihat ada perbedaan jumlah nilai, prosentase dan tingkat kreativitasnya, namun secara statistik tidak berbeda. Bertambahnya jumlah siswa yang berada pada tingkat kreatif tinggi dan sangat tinggi bukan disebabkan adanya pengaruh siswa tersebut laki-laki atau perempuan, melainkan dari keingintahuan yang cukup besar, keinginan
untuk
menemukan
dan
meneliti,
rasa
nyaman
dalam
pembelajaran, serta aktif dalam melaksanakan tugas. Ciri-ciri tersebut muncul ketika siswa mengalami pembelajaran yang baru yang lebih menyenangkan, lebih meriah dan tidak membosankan. Hasil ini sejalan dengan pernyataan Munandar (1992: 52) yang menyatakan bahwa kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja, tidak tergantung pada jenis kelamin, sosial-ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu. Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dipaparkan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis. 1.
Implikasi Teoritis Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi peneitian bagi ilmu pengetahuan. Implikasi teoritisnya sebagai berikut: 1) Setelah pembelajaran kerangka TANDUR yang disesuaikan dengan standar proses menjadi lebih mudah digunakan oleh
73
guru, karena sudah mengalami perubahan dari tahap-tahap awal pembelajaran kerangka TANDUR dan hasilnya terbukti bahwa pembelajaran kerangka TANDUR lebih dapat mempengaruhi kretivitas siswa dibandingkan pembelajaran konvensional. Pembelajaran kerangka TANDUR dapat menciptakan suasana belajar yang meriah dengan segala nuansanya di dalam dan di sekitar momen belajar karena pembelajaran ini lebih mudah diterapkan
oleh
guru
dan
pembelajaran
menjadi
lebih
menyenangkan dan meriah sehingga siswa dapat lebih nyaman, aktif, kreatif lebih dihargai, saling mendukung dan mampu bekerjasama untuk mendiskusikan masalah. 2) Hasil kreativitas siswa bukan disebabkan adanya gender, melainkan keingintahuan yang cukup besar, keinginan untuk menemukan dan meneliti, rasa nyaman dalam pembelajaran, seta aktif dalam melaksanakan tugas yang didapatkan siswa melalui pembelajaran yang inovatif, yang dapat merangsang kreativitas siswa tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan Munandar (1992: 52) yang menyatakan bahwa kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja, tidak tergantung pada jenis kelamin, sosial-ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu. 3) Pernyataan Dezolt & Hull (Santrock, 2007: 102) bahwa anak perempuan lebih merasa terlibat dengan materi akademis, lebih memperhatikan di kelas, berusaha lebih giat dalam bidang akademis, dan lebih berpartisispasi di dalam kelas dibandingkan anak laki-laki. Apabila dilihat dari perbedaan kognitif pada penelitian nasional oleh departemen pendidikan AS tahun 2000, anak laki-laki sedikit lebih baik dibandingkan perempuan dalam matematika dan sains hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian ini, karena jumlah kategori kreativitas sangat tinggi dan tinggi siswa perempuan lebih banyak dibandingkan siswa laki-laki pada pembelajaran matematika.
74
2.
Implikasi Praktis Implikasi praktis berhubungan dengan kontribusi penelitian bagi sekolah, guru dan siswa. Pembelajaran kerangka TANDUR dapat digunakan sebagai salah satu kebijakan yang dapat mempengaruhi kreativitas siswa pada pembelajaran matematika. Baik siswa dengan karakteristik yang ulet, mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin belajar yang tinggi, atau siswa yang cepat bosan dengan rutinitas di dalam kelas, kaku dan kurang humoris. Pembelajaran dengan kerangka TANDUR dari rancangan belajar Quantum Teaching dapat menciptakan situasi belajar yang nyaman, menyenangkan, tidak membosankan dan menumbuhkan rasa keingintahuan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Tatik Harwining yang berjudul “Penerapan model Quantum Teaching pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajara siswa kelas IV Semeseter II Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011” mampu meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV, yaitu ada peningkatan ketuntasan belajar dari pelaksanaan siklus I adalah 80,45 menjadi 82,95 pada siklus II. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh pembelajaran Quantum Teaching.
75