BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, serta analisis dan pembahasan hasil pengolahan data.
A. Persiapan Penelitian Peneliti mempersiapkan penelitian dengan mencari alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur motivasi intrinsik dan pemecahan masalah serta mencari subyek penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Peneliti menggunakan skala motivasi intrinsik dengan menggunakan Skala Likert yang dikonstruksikan oleh peneliti bersama dengan dosen pembimbing berdasarkan aspek-aspek motivasi intrinsik yang dikemukakan oleh Amabile et al. (2006) karena aspek yang diukur sesuai dengan motivasi intrinsik yang dimaksudkan pada penelitian ini. Sedangkan untuk mengukur pemecahan masalah, peneliti menggunakan skala Likert yang disusun berdasarkan komponen-komponen pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Haris (2010). Selanjutnya peneliti mengumpulkan data dan informasi terkait kelas perkuliahan untuk mahasiswa baru tahun akademik 2014-2015 di Pusat Operasional Perkuliahan (POP) yang ditangani langsung oleh pejabat setempat.
B. Pelaksanaan Penelitian Setelah mengurus kelengkapan kuesioner dan meminta persetujuan dari Dosen Pembimbing untuk melakukan penelitian kemudian kuesioner tersebut diujicobakan kepada subyek dengan kelas-kelas yang sudah ditentukan oleh peneliti. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan April 2015 selama 3 (tiga) hari berturut-turut, tepatnya seminggu sebelum Ujian Tengah Semester (UTS) berlangsung di kawasan gedung B, gedung E, dan gedung Tower Universitas Mercu Buana, Meruya Jakarta.
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Berhubung dengan adanya keterbatasan waktu, maka peneliti langsung memakai hasil data pada uji coba dengan tidak mengikutsertakan item-item yang tidak valid dalam perhitungan atau disebut juga dengan tryout terpakai. Alasan peneliti menggunakan tryout terpakai karena peneliti menggunakan waktu seminggu sebelum Ujian Tengah Semester (UTS) berlangsung sebagai waktu penelitian yang tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan uji instrumen 2 (dua) kali, untuk menemui para mahasiswa baru angkatan 2014-2015 di setiap fakultas dengan kelas yang cukup banyak, selain itu akan masuk pula waktu bulan suci Ramadhan untuk beribadah. Kuesioner diberikan secara langsung kepada subyek. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan cara menentukan terlebih dahulu pemilihan kelas-kelas pada tiap fakultas yang dibutuhkan agar waktunya tidak bersamaan. Kuesioner dibagikan secara langsung kepada subyek saat sedang menunggu di depan kelas sebelum kuliah dimulai dan di depan kelas setelah kuliah selesai. Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu sambil membagikan kuesioner dengan hadiah (gift) berupa pulpen. Setelah itu di saat subyek sedang mengisi kuesioner, peneliti mendokumentasikan hal tersebut (moment) melalui kamera dengan foto dan video. Kemudian setelah selesai mengisi kuesioner, peneliti dan subyek pun berfoto bersama sambil mengucapkan terima kasih. Selama proses pelaksanaan penelitian, tidak ada kesulitan yang muncul.
C. Hasil Penelitian 1. Identitas Subyek Penelitian Subyek penelitian yang dipilih adalah mahasiswa baru Universitas Mercu Buana tahun akademik 2014-2015 yang berstatus aktif dari semua fakultas yang terdapat di Universitas Mercu Buana Kampus Meruya, yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Desain dan Seni Kreatif, serta Fakultas Psikologi dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Karakteristik umum subyek penelitian diketahui melalui perhitungan distribusi frekuensi dari data kontrol yang dicantumkan dalam kuesioner: yaitu jenis kelamin dan fakultas. Berdasarkan perhitungan distribusi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
frekuensi terhadap data kontrol tersebut, maka diperoleh gambaran subyek sebagai berikut. a. Jenis Kelamin Subyek penelitian berjumlah 132 orang mahasiswa, sebanyak 47 orang (35,6%) berjenis kelamin laki-laki dan 85 orang (64,4%) berjenis kelamin perempuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa subyek perempuan lebih banyak daripada subyek laki-laki dengan selisih 38 orang. Jumlah subyek penelitian ini tidak berimbang, karena perbedaan jumlah subyek terpaut cukup jauh. Hal ini juga dikarenakan peneliti tidak memprediksikan atau tidak terlalu menjadi perhatian untuk jumlah mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tabel 6. Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
47
35,6
Perempuan
85
64,4
Total
132
100
b. Pembagian Kuota Subyek Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun akademik 2014-2015 yang saat ini sedang menempuh kuliah semester 2. Penyebaran terbanyak berada pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yaitu sebanyak 30,3% dari keseluruhan subyek, setelah itu pada Fakultas Ilmu Komunikasi dan Fakultas Teknik dengan prosentase sebanyak 19,7% dan 18,2% dari total subyek.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Tabel 7. Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Fakultas No
Fakultas
Populasi (%)
Frekuensi
Persentase*
1
Ekonomi dan Bisnis
5% x 835
40
30,3
2
Ilmu Komunikasi
5% x 534
26
19,7
3
Teknik
5% x 482
24
18,2
4
Ilmu Komputer
5% x 402
20
15,1
5
Desain dan Seni Kreatif
5% x 292
14
10,6
6
Psikologi
5% x 178
8
6,1
132
100
Total Ket. *: persentase dari total subyek penelitian
2. Uji Validitas Validitas tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa mengukur (Anastasi & Urbina, 2007). Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2002). Validitas adalah mengenai bagaimana suatu alat ukur yang digunakan memang telah mengukur apa yang ingin diukur. Alat ukur yang harus dibuat harus dapat mengukur variabel yang dimaksudkan untuk diukur, bukan variabel lain. Karena variabel dalam ilmu-ilmu sosial merupakan variabel yang abstrak, maka tidak mustahil jika skala pengukuran yang dibuat ternyata kemudian mengukur variabel lain, bukan variabel yang dimaksud oleh peneliti. Kalau hal tersebut terjadi, maka alat ukur yang demikian dikatakan tidak valid (absah). Suatu alat ukur atau skala pengukuran dikatakan valid jika skala pengukuran tersebut mengukur apa yang diukur (Soehartono, 2004). Sehingga variabel dalam penelitian ini berlandaskan pada teori dan ilmu-ilmu psikologi yang terkait dengan motivasi intrinsik dan pemecahan masalah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
a. Skala Motivasi Intrinsik Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan n = 132 subyek. Maka dari itu diperoleh 32 item valid dan 3 item tidak valid dari 35 item. Dari 32 item yang valid tersebut nilai korelasinya berkisar antara 0,205 sampai dengan 0,488 (lebih besar) > 0,2. Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS ver. 22,0 for windows. b. Skala Pemecahan Masalah Berdasarkan hasil perhitungan, maka dari itu diperoleh 38 item valid dan 4 item tidak valid dari 42 item. Dari 38 item yang valid tersebut nilai korelasinya berkisar antara 0,229 sampai dengan 0,527 (lebih besar) > 0,2. Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS ver. 22,0 for windows.
3. Uji Reliabilitas Pendekatan yang dilakukan untuk mencari koefisien reliabilitas alat ukur dengan cara Sekali Ukur (One Shoot). Pengukuran hanya diberikan satu kali pada sekelompok subyek. Pendekatan sekali ukur ini menghasilkan informasi mengenai konsistensi internal (internal consistency) alat ukur. Reliabilitas memiliki berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan lain sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2002). Selain harus valid, suatu alat ukur juga harus reliabel (andal). Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut memberikan hasil yang tetap selama variabel yang diukur tidak berubah. Perlu diingat bahwa alat ukur yang reliabel mungkin tidak valid, sedangkan alat ukur yang valid pasti reliabel (Soehartono, 2004). a. Skala Motivasi Intrinsik Uji reliabilitas dilakukan dengan Alpha Cronbach dan diperoleh angka koefisien reliabilitas sebesar 0,839 di atas nilai cut-offnya sebesar 0,7 sehingga dapat dikatakan motivasi intrinsik reliabel. Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
bantuan program SPSS ver. 22,0 for windows. Nilai koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa skala motivasi intrinsik adalah reliabel. b. Skala Pemecahan Masalah Uji reliabilitas dilakukan dengan Alpha Cronbach dan diperoleh angka koefisien reliabilitas sebesar 0,871 di atas nilai cut-offnya sebesar 0,7 sehingga dapat dikatakan pemecahan masalah reliabel. Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS ver. 22,0 for windows. Nilai koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa skala pemecahan masalah adalah reliabel.
4. Hasil Uji Normalitas Peneliti menggunakan uji normalitas dengan menu 1-Samples K-S. Maka dapat diketahui bahwa data normal bila nilai sig (p) > 0,05 dan data tidak normal bila nilai sig (p) < 0,05. Pemecahan masalah dengan nilai p = 0,257 > 0,05, jadi data normal dan motivasi intrinsik dengan nilai p = 0,066 > 0,05, jadi data normal. Kedua variabel pemecahan masalah dan motivasi intrinsik mempunyai data yang berdistribusi normal. Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Motivasi Intrinsik dan Pemecahan Masalah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Motivasi
Pemecahan
Intrinsik
Masalah
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
132
132
Mean
93.2348
111.8485
Std. Deviation
8.38015
10.05062
Absolute
.114
.088
Positive
.114
.088
Negative
-.058
-.047
1.305
1.012
.066
.257
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
5. Hasil Pengolahan Data Peneliti menggunakan statistik deskriptif berupa mean, nilai maksimum, nilai minimum untuk mengetahui bagaimana motivasi intrinsik dan pemecahan masalah pada mahasiswa baru Universitas Mercu Buana. a. Deskripsi Motivasi Intrinsik Mahasiswa Perolehan skor hasil perhitungan menyebutkan bahwa diketahui mean keseluruhan yang didapat dari total mean motivasi intrinsik dibagi jumlah item motivasi intrinsik, maka diperoleh 2,892. Kemudian dengan menggunakan kategori respon tingkat kesesuaian yang mempunyai variasi jawaban sebagai berikut: Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, dan Sangat Tidak Setuju = 1. Berdasarkan skor hasil perhitungan tersebut, maka motivasi intrinsik mahasiswa dalam menjawab item pernyataan rata-rata pada pilihan Setuju dan Tidak Setuju. Kemudian skor tertinggi skala motivasi intrinsik secara keseluruhan adalah 129 dan skor terendahnya adalah 85. Varians yang merupakan kelipatan standar deviasi = 77,704.
b. Deskripsi Pemecahan Masalah Mahasiswa Perolehan skor hasil perhitungan menyebutkan bahwa diketahui mean keseluruhan yang didapat dari total mean pemecahan masalah dibagi jumlah item pemecahan masalah, maka diperoleh 2,921. Kemudian dengan menggunakan kategori respon tingkat kesesuaian yang mempunyai variasi jawaban sebagai berikut: Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, dan Sangat Tidak Setuju = 1. Berdasarkan skor hasil perhitungan tersebut, maka pemecahan masalah mahasiswa dalam menjawab item pernyataan rata-rata pada pilihan Setuju dan Tidak Setuju. Kemudian skor tertinggi skala pemecahan masalah adalah 154 dan skor terendahnya adalah 104. Varians yang merupakan kelipatan standar deviasi = 109,166.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
c. Korelasi antara Motivasi Intrinsik dengan Pemecahan Masalah pada Mahasiswa Baru Pada bagian ini dikemukakan hasil perhitungan regresi untuk variabel yang dianalisis, yaitu motivasi intrinsik dan pemecahan masalah, karena pada dasarnya untuk analisis dengan regresi harus dicek terlebih dahulu besar korelasinya. Besar korelasi antara motivasi intrinsik (X) dan pemecahan masalah (Y) adalah 0,696 dengan signifikansi 0,000. Tabel 9. Hasil Korelasi Karl Pearson antara Skor Total Motivasi Intrinsik dengan Skor Total Pemecahan Masalah Correlations
Pearson Correlation
Pemecahan Masalah
N
Motivasi
Masalah
Intrinsik
1.000
.696
.696
1.000
.
.000
Motivasi Intrinsik
.000
.
Pemecahan Masalah
132
132
Motivasi Intrinsik
132
132
Motivasi Intrinsik Sig. (1-tailed)
Pemecahan
Pemecahan Masalah
Hasil perhitungan tersebut juga didapat t persamaan perhitungan sebagai berikut: Y= 34,049 + 0,834 X dimana: Y= pemecahan masalah dan X = motivasi intrinsik. Nilai 34,049 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukkan bahwa jika tidak ada kenaikan motivasi intrinsik, maka pemecahan masalah akan mencapai 34,049. Sedangkan harga 0,834 X merupakan koefisien regresi yang menunjukkan bahwa setiap ada penambahan 1 nilai/angka untuk motivasi intrinsik, maka akan ada kenaikan pemecahan masalah 0,834. Angka 0,696 pada Standardized Coefficients (Beta) menunjukkan tingkat korelasi antara motivasi intrinsik dengan pemecahan masalah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Tabel 10. Nilai Koefisien, Harga t Hitung, dan Tingkat Signifikansi Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Motivasi Intrinsik
Std. Error
34.049
7.073
.834
.076
Coefficients Beta
t
.696
Sig.
4.814
.000
11.044
.000
a. Dependent Variable: Pemecahan Masalah
D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan pemecahan masalah pada mahasiswa baru Universitas Mercu Buana. Hal ini didukung oleh teori dalam buku Santrock (2009) dikemukakan bahwa meskipun seseorang telah mempunyai kemampuan pemecahan masalah yang hebat, hampir tidak ada gunanya jika individu tersebut tidak termotivasi untuk menggunakannya. Hal yang penting bagi setiap individu adalah untuk termotivasi secara internal, guna menangani masalah dan gigih dalam menemukan suatu pemecahan (Perry, Turner, dan Meyer, 2006). Menurut Rahmat (2001) faktor-faktor lain yang memengaruhi pemecahan masalah diantaranya adalah kepercayaan dan sikap yang salah, kebiasaan, dan emosi. Menurut Dixon dan Glover (2009) ada beberapa hal yang menyebabkan individu kesulitan dalam memecahkan masalah, salah satunya yaitu individu kehilangan semangat untuk mengatasi masalahnya, dan berharap hanya dengan sedikit usaha saja individu dapat menemukan jalan keluarnya dibandingkan dengan menghadapi masalahnya
secara
efektif
individu
sudah
biasa
menghadapinya
dengan
ketidakberdayaan. Hal tersebut sebaiknya diatasi dengan cara menumbuhkan semangat melalui motivasi intrinsik individu. Hal di atas sejalan dengan adanya hubungan dari motivasi intrinsik terhadap kemampuan pemecahan masalah. Jika dikaitkan dengan kondisi subyek di lapangan atau lebih tepatnya mahasiswa baru terlihat gambaran yang jelas bahwa mahasiswa baru membutuhkan sesuatu hal yang bisa membangkitkan motivasi intrinsik individu terhadap masalah yang dihadapi baik itu masalah akademik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
maupun non-akademik. Karena kemampuan pemecahan masalah setiap individu itu berbeda-beda. Menurut Thorndike (dalam Suryabrata, 2008), bahwa dalam pemecahan masalah yang dihadapi seseorang dengan cara-cara (trial and error). Peneliti sengaja memakai teori utama dari salah satu tokoh psikologi untuk topik penelitian variabel (Y), yaitu pemecahan masalah. Karena penelitian pada bidang psikologi sebaiknya menggunakan teori dan tokoh dari psikologi juga agar memiliki keterkaitan satu sama lain. Selain itu, menurut Kohler (dalam Suryabrata, 2008), bahwa dalam pemecahan masalah yang berperan adalah insight atau pengertian dan bukan coba-salah. Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang dalam memecahkan masalah membutuhkan motivasi intrinsik, baik itu dengan cara-cara sebagaimana teori Thorndike maupun seperti teori Kohler, yaitu adanya peranan dari insight atau pengertian dalam diri individu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru Universitas Mercu Buana tahun akademik 2014-2015. Hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 47 orang (35,6%) berjenis kelamin laki-laki dan 85 orang (64,4%) berjenis kelamin perempuan, dari total 132 orang mahasiswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa subyek perempuan lebih banyak daripada subyek laki-laki dengan selisih 38 orang. Hal ini dikarenakan peneliti tidak memperkirakan atau tidak terlalu menjadi perhatian untuk jumlah mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kemudian penyebaran terbanyak berada pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yaitu sebanyak 30,3% dari keseluruhan subyek. Setelah itu pada Fakultas Ilmu Komunikasi dan Fakultas Teknik dengan prosentase sebanyak 19,7% dan 18,2% dari total subyek. Selanjutnya untuk perolehan skor hasil perhitungan menyebutkan bahwa skor tertinggi skala motivasi intrinsik secara keseluruhan adalah 129 dan skor terendahnya adalah 85 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 101,2273. Untuk perolehan skor hasil perhitungan menyebutkan bahwa skor tertinggi skala pemecahan masalah adalah 154 dan skor terendahnya adalah 104 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 122,75. Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel yang dianalisis, yaitu motivasi intrinsik dan pemecahan masalah, karena pada dasarnya untuk dianalisis harus dicek terlebih dahulu besar korelasinya. Besar korelasi antara motivasi intrinsik (X) dan pemecahan masalah (Y) adalah 0,696 dengan signifikansi 0,000. Sehingga setelah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
diketahui besarnya korelasi, maka dapat dilanjutkan untuk melihat analisis dengan regresi. Sebelumnya pada uji validitas skala motivasi intrinsik, diperoleh 32 item valid dan 3 item tidak valid dari 35 item. Dari 32 item yang valid tersebut nilai korelasinya berkisar antara 0,205 sampai dengan 0,488. Uji validitas skala pemecahan masalah, diperoleh 38 item valid dan 4 item tidak valid dari 42 item. Dari 38 item yang valid tersebut nilai korelasinya berkisar antara 0,229 sampai dengan 0,527. Pada uji reliabilitas skala motivasi intrinsik, diperoleh angka koefisien reliabilitas sebesar 0,839. Uji reliabilitas skala pemecahan masalah, diperoleh angka koefisien reliabilitas sebesar 0,871. Uji reliabilitas dilakukan dengan Alpha Cronbach, serta uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS ver. 22,0 for windows. Peneliti menyadari dari penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan, dan dapat membuka penelitian lebih lanjut mengenai motivasi intrinsik dan pemecahan masalah. Peneliti tidak menentukan subyek dengan karakteristik proporsional, seperti menyetarakan jumlah subyek berdasarkan jenis kelamin dan atau berdasarkan pembagian program studi atau jurusan. Sehingga tidak terdapatnya keragaman hasil pada penelitian ini. Peneliti juga tidak menentukan spesifikasi berdasarkan masalah akademik dan masalah non-akademik yang dimaksud pada mahasiswa baru, sehingga barangkali dapat lebih meningkatkan skor korelasi dan regresi antara variabel motivasi intrinsik dan pemecahan masalah. Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya menggunakan penelitian eksperimen, sehingga terdapat hasil penelitian yang lebih mendalam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/