perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan mengenai deskripsi data meliputi pembahasan persiapan sebelum dilakukan penelitian, pelaksanaan penelitian dan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis data. A. Deskripsi data Sebelum penelitian dilaksanakan, deskripsi data dimulai dari tahap persiapan penelitian yaitu: 1. Persiapan penelitian Terlebih dahulu sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan pengurusan administrasif yaitu berupa mengurus perijinan dan menyusun proposal penelitian. Tahp berikutnya adalah persiapan instrumental, yang dimaksud dengan persiapan instrumental adalah peneliti mempersiapkan instrumen yang akan digunakan disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen penerimaan sosial yang sudah dikembangkan, selanjutnya instrumen yang sudah dibuat di uji cobakan guna untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument tes. Uji coba dan analisis validitas dan reliabilitas instrumen dilaksanakan pada tanggal 01 April 2014. Instrumen pada penelitian ini adalah berupa angket atau kuesioner, yaitu peserta didik diminta untuk menjawab dengan memilih jawaban yang sudah disediakan. Instrumen sebelum digunakan sebagai alat uji, harus diuji validitas dan reliabilitasnya agar diperoleh tes yang valid dan reliabel. Subjek uji coba instrumen penelitian sebanyak 28 anak kelas IV di SD Petoran Surakarta. Berikut instrumen penelitian yang dinyatakan valid dan reliabel :
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Tabel 4.1 Butir Instrumen Penerimaan Sosial yang Valid dan Reliabel.
No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
rxy 0,850 0,339 0,791 0,065 0,850 0,791 0,207 0,791 0,850 0,076 0,420 0,050 0,110 0,850 0,030 0,240 0,850 0,350 0,250 0,791 0,617 0,290 0,222 0,384 0,850 0,243 0,244 -0,094 0,585 0,098 0,433 0,637 0,128 0,434 0,791 0,222 0,791 0,222 0,018 0,270 0,850 0,696
r(0,05;28) 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Sign 0,000 0,077 0,000 0,742 0,000 0,000 0,290 0,000 0,000 0,700 0,026 0,802 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,068 0,000 0,000 0,000 0,000 0,256 0,044 0,000 0,213 0,000 0,633 0,001 0,621 0,021 0,000 0,031 0,021 0,000 0,000 0,000 0,000 0,926 0,164 0,000 0,000
Kesimpulan Valid Tdk Valid Valid Tdk Valid Valid Valid Tdk Valid Valid Valid Tdk Valid Valid Tdk Valid Tdk Valid Valid Tdk Valid Tdk Valid Valid Tdk Valid Tdk Valid Valid Valid Tdk Valid Tdk Valid Valid Valid Tdk Valid Tdk Valid Tdk Valid Valid Tdk Valid Valid Valid Tdk Valid Valid Valid Tdk Valid Valid Tdk Valid Tdk Valid Tdk Valid Valid Valid
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
No. Item 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
rxy 0,078 0,479 0,212 0,850 0,196 0,579 -0,266 0,295 0,403 0,416 0,115 0,850 0,267 0,088 0,526 0,850 0,146 0,850
r(0,05;28) 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Sign 0,693 0,001 0,278 0,000 0,000 0,001 0,172 0,128 0,033 0,028 0,000 0,000 0,170 0,655 0,004 0,000 0,458 0,000
Kesimpulan Tdk Valid Valid Tdk Valid Valid Tdk Valid Valid Tdk Valid Tdk Valid Valid Valid Tdk Valid Valid Tdk Valid Tdk Valid Valid Valid Tdk Valid Valid
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui dari 60 butir pernyataan yang diujikan beberapa pernyataan dinyatakan valid yaitu memiliki nilai rhitung> rtabel dan nilai signifikansi < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada 30 item pernyataan pada angket penerimaan sosial yang dinyatakan valid, yaitu pada nomor 1, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 14, 17, 20, 21, 24, 25, 29, 31, 32, 34, 35, 37, 41, 42, 44, 46, 48, 51, 52, 54, 57, 58, 60. Analisis validitas dapat dilihat dilampiran.
2. Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah penyusunan instrumen selesai. Penelitian dilakukan di SD N 01 Klodran Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 yang duduk di kelas IV sebanyak 28 siswa. Dari 28 siswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu 14 siswa untuk kelompok eksperimen atau perlakuan kemudian satu kelompok berikutnya untuk kelompok kontrol sebanyak 14 siswa juga. Berikut data peserta didik yang di jadikan subjek pada penelitian ini:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Tabel 4.2 Data Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
No. Nama
Jenis Kelamin
Nama
Jenis Kelamin
1.
MS
Laki-Laki
RH
Laki-Laki
2.
ER
Perempuan
AL
Perempuan
3.
MY
Perempuan
NL
Laki-Laki
4.
MD
Perempuan
KL
Perempuan
5.
KS
Perempuan
NN
Perempuan
6.
CL
Perempuan
TR
Laki-Laki
7.
DO
Laki-Laki
LG
Perempuan
8.
BM
Laki-Laki
AN
Perempuan
9.
RZ
Laki-Laki
WS
Laki-Laki
10.
YG
Laki-Laki
KA
Laki-Laki
11.
NR
Perempuan
RO
Perempuan
12.
RF
Laki-Laki
MH
Laki-Laki
13.
DS
Perempuan
AR
Perempuan
14.
TG
Laki-Laki
TQ
Laki-Laki
Adapun jenis peneilitian ini termasuk jenis penelitian Quasi Eksperimen atau Eksperimen Semu sehingga dalam penelitian ini para subjek dikenai perlakuan (treatment). Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu dengan memberikan tes awal (pre test) kepada para siswa baik kelompok control maupun kelompok eksperimen yaitu dengan cara mengisi angket atau kuesioner yang sudah disediakan, hal ini dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
guna memperoleh hasil dari kemampuan para peserta didik normal (reguler) dalam penerimaan siswa berkebutuhan khusus disekolah tersebut sebelum diberi perlakuan atau treatment, kemudian pada kelompok eksperimen diberikan treatment yaitu dengan diperlihatkan film edukasi, sedangkan untuk kelompok kontrol tidak diberi perlakuan sama sekali. Setelah pemberian perlakuan selesai, kedua kelompok tersebut diberikan tes akhir (post test) untuk mengetahui kemampuan para
peserta
didik
normal (reguler)
dalam
penerimaan
siswa
berkebutuhan khusus disekolah tersebutsetelah diberikan perlakuan. Hasil pre test dan pst test tersebut akan dijadikan dasar untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa reguler menerima secara sosial keberadaan siswa berkebutuhan khusus dikelas mereka setelah diberikan perlakuan. Perlakuan diberikan setiap hari setelah jam pembelajaran selesai dan di lakukan selama 7 hari. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar, karena jumlah subjek dalam penelitian ini hanya 28 orang maka analisis data menggunakan statistik non parametrik yaitu uji statistik dua sampel independen U Mann-Whitney, yang digunakan untuk menguji perbandingan dua perlakuan atau uji perbandingan suatu perlakuan terhadap kontrol. Untuk perhitungan data secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 20 for Windows. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai berikut: 1. Pre test pada kedua kelompok (kontrol & eksperimen) tentang penerimaan sosial terhadap siswa berkebutuhan khusus dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014. 2. Treatment atau perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperimen dilaksanakan sebanyak 4 kali terhitung dari tanggal 10 April sampai dengan 18 April 2014.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
3. Post Test pada kedua kelompok (kontrol & eksperimen) tentang penerimaan sosial terhadap siswa berkebutuhan khusus dilaksanakan pada tanggal 19 April 2014. 3. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh film edukasi pada siswa reguler terhadap penerimaan sosial siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar tahun2014. Sebelum diolah data hasil pretest dan post test terlebih dahulu dijabarkan diskripsi data pre test dari kelompok eksperimen dan kelompok control beserta histogramnya. a. Data Kemampuan siswa sebelum perlakuan (pre-test) 1) Kelompok kontrol sebelum perlakuan Deskripsi
data
perolehan
skor,
deskripsi
frekuensi, dan grafik histogram penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus sebelum perlakuan (pretest) pada kelompok kontrol diperoleh data sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Tabel 4.3 Data Skor Kelompok Kontrol Sebelum Perlakuan (Pre Test) Nama
Skor
MS
107
ER
113
MY
107
MD
118
KS
108
CL
101
DO
102
BM
108
RZ
100
YG
118
NR
99
RF
104
DS
98
TG
92
Rata-rata skor angket penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus pada kelompok kontrol sebelum perlakuan adalah 105,36 dengan skor tertinggi 118, skor terendah 92, sedangkan nilai tengah atau median sebesar 105,50, nilai yang sering muncul 107 dengan simpangan baku 7.500. berikut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
penulis sajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelompok Kontrol Pre-test kelompok kontrol Frequency Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
92
1
7.1
7.1
7.1
98
1
7.1
7.1
14.3
99
1
7.1
7.1
21.4
100
1
7.1
7.1
28.6
101
1
7.1
7.1
35.7
102
1
7.1
7.1
42.9
104
1
7.1
7.1
50.0
107
2
14.3
14.3
64.3
108
2
14.3
14.3
78.6
113
1
7.1
7.1
85.7
118
2
14.3
14.3
100.0
14
100.0
100.0
Valid
Total
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram statistik sebagai berikut:
Grafik 4.1 Pre-Test Kelompok Kontrol 2) Kelompok eksperimen sebelum perlakuan Deskripsi
data
perolehan
skor,
deskripsi
frekuensi, dan grafik histogram penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus sebelum perlakuan (pretest) pada kelompok eksperimen diperoleh data sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Tabel 4.5 Data Skor Kelompok Eksperimen Sebelum Perlakuan (Pre Test) Nama
Skor
RH
104
AL
99
NL
111
KL
101
NN
111
TR
103
LG
86
AN
113
WS
104
KA
111
RO
110
MH
100
AR
101
TQ
100
Rata-rata skor angket penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus pada kelompok eksperimen sebelum perlakuan adalah 103,86 dengan skor tertinggi 113, skor terendah 86, sedangkan nilai tengah atau median sebesar 103,50, nilai yang sering muncul 111 dengan simpangan baku 7.145. berikut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
penulis sajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelompok Eksperimen Pre-test eksperimen Frequency
Valid
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
86
1
7.1
7.1
7.1
99
1
7.1
7.1
14.3
100
2
14.3
14.3
28.6
101
2
14.3
14.3
42.9
103
1
7.1
7.1
50.0
104
2
14.3
14.3
64.3
110
1
7.1
7.1
71.4
111
3
21.4
21.4
92.9
113
1
7.1
7.1
100.0
14
100.0
100.0
Total
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Berdasarkan tabel 4.6 dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram statistik sebagai berikut:
Grafik 4.2 Pre-Test Kelompok Eksperimen b. Data kemampuan siswa setelah perlakuan (post-test) 1) Kelompok kontrol setelah perlakuan Deskripsi
data
perolehan
skor,
deskripsi
frekuensi, dan grafik histogram penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus setelah perlakuan (post test) pada kelompok kontrol diperoleh data sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Tabel 4.7 Data Skor Kelompok Kontrol Setelah Perlakuan (Post-test) Nama
Skor
MS
113
ER
119
MY
114
MD
132
KS
122
CL
98
DO
102
BM
111
RZ
110
YG
114
NR
114
RF
108
DS
116
TG
112
Rata-rata skor angket penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus pada kelompok kontrol setelah perlakuan adalah 113,21 dengan skor tertinggi 132, skor terendah 98, sedangkan nilai tengah atau median sebesar 113,50 serta nilai yang sering muncul 114 dengan simpangan baku 8.201. berikut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
penulis sajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelompok Kontrol Post-test Kontrol Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
98
1
7.1
7.1
7.1
102
1
7.1
7.1
14.3
108
1
7.1
7.1
21.4
110
1
7.1
7.1
28.6
111
1
7.1
7.1
35.7
112
1
7.1
7.1
42.9
Valid 113
1
7.1
7.1
50.0
114
3
21.4
21.4
71.4
116
1
7.1
7.1
78.6
119
1
7.1
7.1
85.7
122
1
7.1
7.1
92.9
132
1
7.1
7.1
100.0
14
100.0
100.0
Total
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram statistik sebagai berikut:
Grafik 4.3 Post-test kelompok kontrol 2) Kelompok eksperimen setelah perlakuan Deskripsi
data
perolehan
skor,
deskripsi
frekuensi, dan grafik histogram penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus setelah perlakuan (post
test) pada kelompok eksperimen
diperoleh data sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Tabel 4.9 Data Skor Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan (Post-test) Nama
Skor
RH
120
AL
120
NL
117
KL
111
NN
117
TR
105
LG
104
AN
115
WS
113
KA
128
RO
106
MH
107
AR
120
TQ
113
Rata-rata skor angket penerimaan sosial pada siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus pada kelompok eksperimen setelah perlakuan adalah 114 dengan skor tertinggi 128, skor terendah 104, sedangkan nilai tengah atau median sebesar 114 serta nilai yang sering muncul 120 dengan simpangan baku 6.950. Berikut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
penulis sajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram. Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelompok Eksperimen Post test eksperimen Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
104
1
7.1
7.1
7.1
105
1
7.1
7.1
14.3
106
1
7.1
7.1
21.4
107
1
7.1
7.1
28.6
111
1
7.1
7.1
35.7
Valid 113
2
14.3
14.3
50.0
115
1
7.1
7.1
57.1
117
2
14.3
14.3
71.4
120
3
21.4
21.4
92.9
128
1
7.1
7.1
100.0
14
100.0
100.0
Total
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Berdasarkan tabel 4.10 dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram statistik sebagai berikut:
Grafik 4.4 Post-test Kelompok Eksperimen Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Deskriptif Data Nilai Pre-tes dan Post-tes Kelompok Kontrol Nilai Variabel
N
Variasi
Teren dah
Nilai
Rata-
Tertinggi
Rata
Std Devia si
Penerima 14
Pretes
92.00
118.00
105.36
7.500
an Sosial
Posttes
98.00
132.00
113.21
8.201
14
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa pada kelompok kontrol memperoleh rata-rata skor penerimaan sosial pada waktu pretest diperoleh 105.36 dan nilai rata-rata post test skor penerimaan sosial diperoleh
113.21
selisih
nilai
rata-rata
yang
cukup
banyak
memperlihatkan bahwa ada perbedaan penerimaan sosial sebelum dan setelah dilakukan perlakuan. Apakah perbedaan itu bermakna secara statistik akan diuji pada analisis data.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Deskriptif Data Nilai Pre-tes dan Post-tes Kelompok Eksperimen Nilai Variabel
N
Variasi
Teren Dah
Nilai
Rata-
Tertinggi
Rata
Std Devia si
Penerima 14
Pretes
86.00
113.00
103.86
7.145
an Sosial
Posttes
104.00
128.00
114.00
6.950
14
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa pada kelompok eksperimen memperoleh rata-rata skor penerimaan sosial pada waktu pretest diperoleh 103.86 dan nilai rata-rata post test skor penerimaan sosial diperoleh 114.00 selisih nilai rata-rata yang cukup banyak memperlihatkan bahwa ada perbedaan penerimaan sosial sebelum dan setelah dilakukan perlakuan. Apakah perbedaan itu bermakna secara statistik akan diuji pada analisis data.
B. Analisis Data Jika perhitungan skor pada hasil pretest dan posttest selesai dilakukan maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis data. Data yang telah diperoleh dianalisis untuk menguji hipotesa. Hasil penghitungan analisis data dengan menggunakan uji statistik U Mann-Whitney, yang digunakan untuk menguji perbandingan dua perlakuan atau uji perbandingan suatu perlakuan terhadap kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho: Film edukasi berpengaruh secara signifikan pada siswa regular terhadap penerimaan sosial siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran
Ha: Tidak terdapat pengaruh film edukasi pada siswa regular terhadap penerimaan sosial siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar Tahun 2014 ( p
Tabel 4.13 Hasil Post-test pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Subjek
Skor 113
Kelompok Kontrol (tanpa ditontonkan film edukasi)
Kelompok eksperimen (ditontonkan film edukasi)
N = 28
119 114 132 122 98 102 111 110 114 114 108 116 112 120 120 117 111 117 105 104 115 113 128 106 107 120 113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Tabel 4.14 Hasil Analisis Mann-Whitney Test Ranks Subjek_peneliti an Tanpa Film edukasi Skor
Dengan Film edukasi Total
Mean
Sum of
Rank
Ranks
14
13.89
194.50
14
15.11
211.50
N
28
Test Statistics a Skor Mann-Whitney U Wilcoxon W
89.500 194.500
Z
-2.956
Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.003 .002a
a. Grouping Variable: jenis b. Not corrected for ties. Tabel 4.14 Test Statistik menunjukkan nilai U Mann-Whitney sebesar 89.500, nilai Wilcoxon sebesar 194.500, nilai Z sebesar -2.956 dengan asumsi a pengujian dua pihak. Berdasarkan tabel 4.18 merupakan tabel ranking, rata-rata ranking kelompok yang mendapatkan perlakuan dengan ditontonkan film edukasi sebesar 15.11, jumlah ranking 211.50 dengan jumlah subjek 14 orang. Kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan dengan ditontonkan film edukasi mempunyai rata-rata ranking sebesar 13.89, jumlah ranking 194.50 dengan jumlah subjek 14 orang, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Kesimpulannya adalah Film Edukasi Berpengaruh Secara Signifikan pada Siswa Regular Terhadap Penerimaan Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus Kelas IV di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar Tahun 2014. C. Pembahasan Hasil Penelitian Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang mempunyai hambatan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial sehingga memerlukan layanan khusus untuk dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya terutama dalam bidang pendidikan supaya mereka dapat berperan aktif dan terpenuhi atas hak-hak yang dimilikinya sehingga mereka dapat hidup berdampingan bersama masyarakat pada umumnya. Pemenuhan hak pada setiap individu tanpa ada pengecualian atau tindak diskriminasi terutama pada anak berkebutuhan khusus. Agar dapat berperan aktif di dalam masyarakat umum, anak berkebutuhan khusus harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan begitu juga sebaliknya, anak berkebutuhan khusus juga harus dapat diterima secara sosial oleh lingkungan sekitarnya. Penerimaan sosial yang baik adalah adanya perlakuan baik secara fisik, sikap maupun tindakan yang baik terhadap semua orang yang ada disekitarnya tanpa terkecuali dengan anak berkebutuhan khusus. Namun pada kenyataannya masih banyak sekali tindak diskriminasi yang dilakukan orang lain (normal) terhadap anak berkebutuhan khusus. Untuk menguraikan masalah tersebut, dalam penelitian ini menggunakan media film yang diharapkan mampu memberikan pesan-pesan yang dapat ditiru dan mempengaruhi anak normal tentang penerimaan sosial. Menurut Dedy Mulyana (Trianton, 2013 : 36), “Pada hakekatnya film merupakan sebuah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, sedangkan makna tidak terdapat pada pesan melainkan pada hasil pembacaan atau pemahaman oleh penerima pesan”. Pendapat lain dikemukakan oleh Sumarno (1996 : 29) “Film sebagai karya seni terbukti memiliki kemampuan kreatif untuk menciptakan suatu realitas rekaan sebagai bandingan terhadap realitas”. Realitas yang ditampilkan di dalam film adalah realitas yang dibangun oleh pembuat film dengan mengangkat nilai-nilai unsur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
budaya yang terdapat dalam masyarakat atau bahkan sebalikknya, realitas rekaan yang ditampilkan dalam film kemudian menjadikan sebuah bentukan ‘budaya’ yang diikuti oleh penonton. Teori inilah yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan film sebagai media pembelajaran. Kebutuhan, seyogianya menjadi dasar pijakan dalam membuat media pelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat dingunakan dengan baik. Pemilihan sebuah film harus dengan selektif. Artinya tidak semua film itu cocok dengan situasi, melainkan harus didesuaikan dengan kebutuhan siswa, usia siswa, interes siswa, tingkatan jenjang pendidikan siswa dan seterusnya. Sebenarnya media belajar tidak harus menggunakan film. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan dalam melakukan komunikasi dengan pebelajar, bisa berupa komputer, tv, projector dan lain sebagainya. Pendidikan melalui media audio visual adalah metode untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat dari pada sesuatu yang didengar atau dibaca saja, yang menjadi alasan film dipilih sebagai media pembelajaran yang efektif karena 1) Film mampu mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. 2) Film mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis. 3) Film dapat membawa penonton dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari satu massa ke massa yang lain. 4) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah di ingat. 5) Film dapat mengembangkan pikiran, gagasan, imajinasi siswa dan memperjelas hal-hal abstrak dengan gambaran yang lebih realistik. 6) Film sangat baik untuk menjelaskan suatu proses, ketrampilan karena film mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar. Selain sebagai sarana hiburan, dapat disimpulkan bahwa film juga berperan sebagai sarana untuk menyalurkan informasi tentang peristiwa dan keadaan masyarakat dari berbagai belahan dunia serta sebagai sarana efektif untuk menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai budaya, sejarah dan seni kepada para penikmatnya. Menurut Izzaty (2008) mengemukakan bahwa “Adanya penerimaan atau penolakan dari teman sebaya anak perlu diperhatikan sejak usia awal karena merupakan salah satu indikator kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Hal ini merupakan bagian penting bagi aspek sosial anak pada tahap perkembangan selanjutnya karena interaksi dengan teman sebaya akan memotivasi dan mendukung perkembangan dari kemampuan sosial yang kritis, meningkatkan pemahaman hubungan interpersonal, dan kemampuan untuk menguasai perasaan-perasaan yang dapat diterima secara sosial. Proses pemahaman dan pembiasaan yang benar dari orangtua, pendidik, serta lingkungan sekitar baik organisasi keagamaan maupun masyarakat akan mendorong anak menggunakan strategi yang tepat dan dapat diterima secara sosial. Pemberian kesempatan bersosialisasi, model (contoh baik bagi anak), serta memberikan penguatan perilaku baik pada anak merupakan halhal yang harus diberikan kepada anak. Kerjasama antara berbagai pihak terdekat anak akan menambah penguatan pembentukan karakter anak dalam berbagai konteks sosial. Demikian dari berbagai penelitian yang diuraikan dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan kemampuan penerimaan sosial pada teman sebaya (normal) atau pada siswa reguler terutama terhadap siswa berkebutuhan khusus harus diperhatikan sejak dini karena aspek tersebut mempengaruhi perkembangan aspek sosial yang berdampak pada pembentukan karakter. Oleh karena itu pada penelitian
ini menggunakan
media film
sebagai alat perantara
untuk
menyampaikan pesan-pesan yang di anggap lebih efektif dibandingkan media yang lain. Terlepas dari kesempurnaan media pembelajaran sebagai salah satu media yang efektif dan efisien, penggunaan film ini tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Menurut Trianton (2013) “Kelebihan yang ada pada penggunaan media ini adalah dapat menampilkan audio maupun
visual yang komunikatif dan
bersifat menjelaskan, dapat menarik perhatian siswa agar lebih fokus”. Namun selain mampu mencerna cerita yang difilmkan, harus juga memiliki kepekaan emosi. Penonton atau penikmat film yang baik adalah mereka yang mampu mencerna segala informasi dalam film. Jika suasana batin dan emosi dapat merasakan atau berempati dengan tokoh-tokoh yang berperan dalam film, hal ini membuktikan bahwa film efektif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
jika digunakan sebagai media pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti luhur. Selain keunggulan penggunaan media film ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahannya adalah terkadang banyak adegan-adegan yang terlalu dibuat-buat sehingga makna atau pesan film yang disampaikan terlalu melebar sehingga sering terjadi salah penafsiran, kelemahan berikutnya adalah karena selera penikmat film yang bermacam-macam ada beberapa siswa yang merasa bosan karena durasi waktu yang terlalu lama ditambah dengan tidak sesuai dengan kriteria film
yang mereka inginkan. Hasil dari penelitian ini adalah adanya
pengaruh penggunaan film edukasi pada siswa reguler terhadap penerimaan sosial siswa berkebutuhan khusus kelas IV di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SDN 01 Klodran Kabupaten Karanganyar Tahun 2014. Berarti penggunaan media film edukasi ini terbukti dapat meningkatkan penerimaan sosial pada siswa reguler tehadap siswa berkebutuhan khusus. Penggunaan media ini sebenarnya bukan hanya berhasil pada peserta didik yang duduk di kelas IV saja tetapi juga dapat digunakan pada peserta didik yang berada di kelas tinggi (kelas V dan VI) karena mungkin dalam pemahaman untuk mencerna film lebih baik. Tujuan penggunaan film dalam penelitian ini adalah untuk menginspirasi atau memberikan wawasan kepada peserta didik tentang cara bertoleransi, saling menerima walaupun berbeda dalam segi fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial sehingga para peserta didik dapat menerapkan dalam kehidupan nyata ketika berinteraksi dengan siswa berkebutuhan khusus. Selanjutnya adalah agar para guru dapat berinovasi dalam memberikan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya diperlukan guru-guru yang mempunyai kemampuan dalam menguasai teknologi informasi dan materi pembelajaran yang bermakna bagi siswa dalam kehidupan sahari-hari dan lingkungan. Pembelajaran yang menggunakan
media
film
ini diharapkan
menjadi pembelajaran
yang
menyenangkan, tidak membosankan, belajar secara aktif, berbagai sumber disekitar siswa bisa digunakan sehingga siswa akan lebih kritis, dan guru lebih kreatif dengan melakukan pemilihan film secara selektif. Jika media film ini diseleksi dan dilakukan dengan baik oleh para pendidik tentunya sedikit banyak akan dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut.