64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak mengalami delisting selama periode penelitian. Periode penelitian yang dilakukan yaitu selama 3 (tiga) tahun mulai periode 2013 s/d 2015. Data yang diperoleh diambil melalui website www.idx.co.id. Jenis laporan keuangan yang digunakan antara lain Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif.
B. Statistik Deskriptif Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan penghindaran pajak akan diuji secara statistik deskriptif seperti terlihat dalam tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CETR
93
,0100
,9153
,446287
,1645142
ROA
93
,0608
,5622
,270826
,0961412
DER
93
,0856
2,2419
,828515
,4765621
SIZE
93
11,6357
13,6162
12,682800
,4972975
Valid N (listwise)
93
Sumber : Data sekunder yang diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
65
Tabel 4.1 menjelaskan pada variabel ROA nilai minimum adalah sebesar 0,0608 pada PT. Gading Development Tbk. 2015 dan nilai maksimum sebesar 0,5622 pada PT. Danayasa Arthatama, Tbk 2013, dengan nilai rata-rata adalah 0,2708 dan standar deviasi sebesar 0,0961. Pada variabel leverage nilai minimum adalah sebesar 0,0856 pada PT. Greeenwood Sejahtera Tbk 2015 dan nilai maksimum sebesar 2,2419 pada PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk 2013, dengan nilai rata-rata adalah 0,8285 dan standar deviasi sebesar 0,4765. Pada variabel Ukuran Perusahaan nilai minimum adalah sebesar 11,6357 pada PT. Bumi Citra Permai Tbk 2013 dan nilai maksimum sebesar 13,6162 pada PT. Lippo Karawaci Tbk 2015, dengan nilai rata-rata adalah 12,6828 dan standar deviasi sebesar 0,4972. Pada variabel Penghindaran Pajak nilai minimum adalah sebesar 0,0100 pada PT. Roda Vivatex Tbk. 2015 dan nilai maksimum sebesar 0,9153 pada PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk 2013, dengan nilai rata-rata adalah 0,4462 dan standar deviasi sebesar 0,1645.
C. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam pengujian normalitas peneliti menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) seperti dalam tabel 4.2 :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
66
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas menggunakan Analisis Statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
93
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 ,13057324
Absolute
,097
Positive
,089
Negative
-,097
Kolmogorov-Smirnov Z
,939
Asymp. Sig. (2-tailed)
,342
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa nilai residual terdistribusi normal hal ini ditunjukkan dengan nilai 0,342 yang berada diatas nilai 0,05 atau 5% dengan jumlah data yang diteliti oleh 93 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa pada pengujian normalitas residual terdistribusi dengan normal.
2. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor dan nilai Tolerance pada masing-masing
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
67
variabel. Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
ROA
,954
1,049
DER
,813
1,230
SIZE
,847
1,181
a. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data sekunder yang diolah Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinieritas jika mempunyai nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Dari table 4.3 terlihat bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah multikolinieritas.
3. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas
autokorelasi.
Untuk
menguji
Autokorelasi
peneliti
menggunakan Uji Durbin – Watson (DW test). Cara mendeteksi apakah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
68
model yang digunakan mengalami gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai statistik Durbin Watson, dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin-Watson (DW Test) b
Model Summary Model
1
R
R Square
,608
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,370
,349
Durbin-Watson
,1327557
2,057
a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, DER b. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,057. Sedangkan besarnya nilai DW-tabel dengan n = 93 dan k = 3 didapat angka dl (batas luar) = 1,602 dan du (batas dalam) = 1,732. Oleh karena nilai du < D-W < 4-du atau 1,732 < 2,057 < 2,268 (4 - 1,732) dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksaman variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain.
homoskesdatisitas
atau
Model
regresi
tidak
terjadi
yang baik
adalah
yang
heteroskedastisitas.
Uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan nilai residu
variabel
independen
SRESID.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Deteksi
ada
tidaknya
69
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dimana Y adalah nilai residual dan X adalah nilai yang telah diprediksi. Adapun grafik scatterplot dalam uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini : Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data sekunder yang diolah Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas,
sehingga
model
regresi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
layak
dipakai
untuk
70
memprediksi penghindaran pajak (tax avoidance) berdasarkan masukan variabel independen Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan.
D. Pengujian Hipotesis 1.
Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan
hampir
semua
informasi
yang
dibutuhkan
untuk
memprediksi variasi variabel dependen, Imam (2013). Hasil perhitungan koefisien determinasi terlihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary Model
1
R
,608
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,370
,349
,1327557
a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, DER b. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil regresi diatas, diperoleh besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,349, hal ini menunjukkan bahwa besarnya persentase penghindaran pajak yang bisa dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel bebas yaitu ROA, DER, SIZE hanya sebesar 34%, sedangkan sisanya sebesar 66% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model, seperti informasi keuangan lain, atau bisa juga karena kondisi perusahaan atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
71
lingkungan yang terkait dengan perusahaan yang mempengaruhi penghindaran pajak dimasa mendatang.
2.
Uji Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independennya. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji F a
ANOVA Model
Sum of Squares
Regression 1
df
Mean Square
,921
3
,307
Residual
1,569
89
,018
Total
2,490
92
F 17,427
Sig. ,000
b
a. Dependent Variable: CETR b. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, DER
Sumber : Data sekunder yang diolah Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa variabel independen secara bersama-sama atau serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 17,427 lebih besar dari nilai 4 dan terdistribusi normal dengan nilai signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga secara simultan variabel ROA (Profitabilitas), DER (Leverage), dan Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap variabel CETR (Penghindaran Pajak).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
72
3.
Uji Parsial (Uji t) Berdasarkan hasil output SPSS, secara parsial pengaruh dari keempat variabel independen yaitu Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) adalah seperti ditunjukkan pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi Parsial (Uji t) Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
1,119
,373
ROA
-,912
,147
DER
,074
SIZE
-,038
t
Sig.
Beta 2,996
,004
-,533
-6,184
,000
,032
,215
2,304
,024
,030
-,116
-1,270
,207
1
a. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan output yang diperoleh pada tabel 4.7 maka dapat disimpulkan bahwa variabel leverage (DER) memiliki koefisien dengan arah positif, sedangkan dua variabel lainnya yaitu profitabilitas (ROA) dan ukuran perusahaan (SIZE) memiliki koefisien arah negatif. Hal ini berarti variabel leverage (DER) cenderung memiliki Cash Efective Tax Rates (CETR) yang tinggi, sedangkan dua variabel lainnya yaitu profitabilitas (ROA) dan ukuran perusahaan (SIZE) cenderung memiliki Cash Efective Tax Rates (CETR) yang rendah. Dari hasil uji tersebut dapat kita lakukan uji hipotesis berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
73
a.
Pengujian Hipotesis 1 H1 : Profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai t sebesar – 6,184 dengan signifikan 0,000 yaitu lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau (0,000 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak yang diproksikan menggunakan Cash Effective Tax Rates (CETR). Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi maupun yang rendah berpotensi terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
b. Pengujian Hipotesis 2 H2 : Leverage (DER) berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel leverage memiliki nilai t sebesar 2,304 dengan signifikan 0,024 yaitu lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau (0,024 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak yang diproksikan menggunakan Cash Effective Tax Rates (CETR). Perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi maupun rendah berpotensi terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
74
c. Pengujian Hipotesis 3 H3 : Ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki nilai t sebesar – 1,270 dengan signifikan 0,207 yaitu lebih besar dari probabilitas 0,05 atau (0,207 > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang diproksikan menggunakan Cash Effective Tax Rates (CETR). Perusahaan yang memiliki ukuran besar maupun kecil tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
4. Analisis Regresi Berganda Dengan melihat tabel 4.7 diatas, dapat disusun persamaan linier berganda sebagai berikut : CETR = 1,119 – 0,912 ROA + 0,074 DER – 0,038 SIZE Persamaan regresi diatas memiliki makna : a. Profitabilitas perusahaan memiliki koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,912. Hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen dari variabel Profitabilitas (ROA) akan menyebabkan variabel Cash Effective Tax Rates (CETR) mengalami penurunan sebesar 0,912 persen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
75
b. Leverage perusahaan memiliki koefisien regresi dengan arah positif sebesar +0,074. Hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen dari variabel Leverage (DER) akan menyebabkan variabel Cash Effective Tax Rates (CETR) mengalami kenaikan sebesar 0,074 persen. c. Ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,038. Hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen dari Ukuran perusahaan (SIZE) akan menyebabkan variabel Cash Effective Tax Rates (CETR) mengalami penurunan sebesar 0,038 persen.
E. Pembahasan 1.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak Dari hasil pengujian pada hipotesis pertama pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Dengan demikian penelitian ini menyatakan penghindaran pajak yang diproksikan dengan menggunakan Cash Effective Tax Rates (CETR) dipengaruhi oleh profitabilitas, maka hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian Tommy dan Maria (2013), Muhammad (2015), Nurindah (2013), dan Kesit (2014) yang menyatakan variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak, yaitu semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah tingkat CETR (Cash Effective Tax Rates) perusahaan. Perusahaan yang memiliki
profitabilitas
tinggi
memiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
kesempatan
untuk
76
mempromosikan diri dalam tax planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan, Chen, et. al., (2010) dalam Tommy dan Maria (2013).
2.
Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak Dari hasil pengujian pada hipotesis kedua pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak yang diproksikan dengan menggunakan Cash Effective Tax Rates (CETR), dengan demikian hipotesis H2 dalam penelitian ini diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurfathia (2015), Annisa (2015), dan Krisnata dan Supramono (2012), yang menyatakan variabel leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak, yaitu semakin tinggi tingkat leverage perusahaan maka semakin tinggi tingkat CETR (Cash Effective Tax Rates) perusahaan. Semakin besar sumber pendanaan (leverage), maka kecenderungan untuk memakai dana eksternal juga akan semakin besar, hal ini dikarenakan perusahaan memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satunya alternatif pemenuhan dananya adalah dengan menggunakan dana
eksternal.
Sehingga
semakin
besar
perusahaan
tersebut
kecenderungan untuk menggunakan utang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dananya daripada perusahaan kecil, Silviana (2014).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
77
3.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak Dari hasil pengujian pada hipotesis ketiga pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang diproksikan dengan menggunakan Cash Effective Tax Rates (CETR), dengan demikian hipotesis H3 dalam penelitian ini ditolak. Ukuran perusahaan menunjukan kestabilan dan kemampuan perusahaan untuk melakukan aktivitas ekonominya. Semakin besar total assets mengindikasikan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Menurut Rego dalam Laila (2015), semakin besar ukuran perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks. Jadi hal itu memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance dari setiap transaksi. Semakin besar perusahaan maka akan semakin rendah CETR yang dimilikinya, hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik (political power theory), Siegfried dalam Richardson dan Lanis dalam Tommy dan Maria, (2013). Namun hal tersebut tidak terbukti dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan penelitian Laila (2015), Nurindah (2013), Ni Nyoman dan I Ketut (2014) dan Novia (2015), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z