BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan hasil olah data dengan membandingkan hasil yang diperoleh pada tahap pretest dengan hasil yang diperoleh pada tahap posttest. Selain itu bab ini juga menguraikan tentang keterkaitan penelitian dengan teori yang dijadikan sebagai landasan penelitian. Pembahasan mengenai subyek responden pada penelitian ini menggunakan nama yang telah dimanipulasi dengan alasan melindungi kerahasiaan subyek dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.
4.1 Gambaran Hasil Penelitian Hasil penelitian diuraikan dalam dua bagian yaitu hasil penelitian utama dan analisa tambahan. Hasil penelitian utama merupakan gambaran umum mengenai perbedaan skor yang didapat pada pengambilan data pada tahap pretest dan posttest. Sedangkan analisa tambahan merupakan keterangan pendukung yang juga diuraikan untuk memperlengkapi keterangan utama.
4.1.1 Gambaran Hasil Penelitian Tahap Pretests Berikut adalah gambaran hasil penelitian pada tahap pretest yang diambil dari 41 subyek.
Gambar 4.1 Sebaran Skor Tahap Pretest Jumlah total skor yang diperoleh pada tahap pretest adalah 3560. Berdasarkan sebaran data hasil rata-rata (mean) yang diolah dari 41 subyek adalah 86,829 dengan tingkat prosentase sebesar 54,268%. Nilai tingkat kedisiplinan tertinggi diperoleh subyek 36 yang duduk pada kelas 8 SMP, yakni 140 poin. Nilai ini hanya berselisih 20 poin dari nilai penuh (160). Pada saat aktivitas ekstrakurikuler futsal berlangsung subyek terlihat mengikuti semua instruksi dengan baik, hanya saja ia tindak mengenakan celana olahraga yang sesuai dan meninggalkan lapangan tanpa seizin pelatih. Sedangkan nilai tingkat kedisiplinan terendah diperoleh subyek 32 dan 41, subyek 32 duduk di kelas 8 dan subyek 41 duduk di kelas 9 SMP, keduanya mendapatkan poin masing-masing sejumlah 40. Pada saat pengambilan data berlangsung subyek terlihat tidak
mengikuti instruksi dengan baik, hadir saat ekstrakurikuler futsal telah berlangsung dan tidak mengenakan perlengkapan futsal yang sesuai. Terdapat perbedaan dalam pemakaian perlengkapan futsal antar kedua subyek. Subyek 32 tidak mengenakan celana olahraga dan sepatu futsal. Sedangkan subyek 41 tidak mengenakan baju olahraga yang sesuai. 4.1.2 Gambaran Hasil Penelitian Tahap Posttest Berikut adalah gambaran hasil penelitian pada tahap pretest yang diambil dari 41 subyek.
Gambar 4.2 Sebaran Skor Tahap Posttest Jumlah total skor yang diperoleh pada tahap posttest adalah 4390. Berdasarkan sebaran data hasil rata-rata (mean) yang diolah dari 41 subyek adalah 107,073 dengan tingkat prosentase sebesar 66,920%.
Nilai tingkat kedisiplinan tertinggi diperoleh subyek 10 yang duduk di bangku kelas 9 SMP yakni 150 poin hanya berbeda 10 poin dari nilai penuh (160). Selama proses ekstrakurikuler futsal berlangsung subyek terlihat mengikuti instruksi dengan baik. Subyek juga datang dan pulang sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Selain itu subyek mengenakan perlengkapan futsal dengan baik yaitu celana dan baju olahraga serta sepatu futsal. Hanya saja subyek tidak menunggu giliran bermain dengan duduk dipinggir lapangan saat games sedang berlangsung. Sedangkan tingkat kedisiplinan terendah diperoleh oleh subyek 38 (8 SMP) dan subyek 39 (9 SMP) yang masing-masing memperoleh skor 60. Menurut catatan observer, meskipun memiliki nilai tingkat kedisiplinan yang sama namun terdapat perbedaan dalam perilaku disilin yang ditunjukkan. Subyek 38 datang tepat waktu hanya saja ia pulang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Saat ekstrakurikuler berlangsung pun subyek tidak mengikuti instruksi pada beberapa sesi yang dilakukan. Selain itu subyek tidak mengenakan celana olahraga dan sepatu futsal. Saat pelatih sedang berbicara subyek terlihat tidak memperhatikan dan mengobrol dengan temannya. Lain halnya dengan subyek 39, ia datang dan pulang tepat waktu namun ia tidak menggunakan baju dan celana olahraga yang sesuai. Saat beberapa sesi dilakukan subyek juga terlihat tidak mengikuti instruksi dengan baik.
4.1.3 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Berikut adalah gambaran perbandingan skor perilaku disiplin pada tahap pretest dengan tahap posttest yang diambil dari 41 subyek.
Gambar 4.3 Perbandingan Sebaran Skor Tahap Pretest dengan Tahap Posttest Secara keseluruhan, terjadi peningkatan skor tingkat kedisiplinan antara pretest dan posttest. Total skor mean tingkat kedisiplinan secara keseluruhan pada tahap pretest adalah 86,829 sedangkan total skor mean tingkat kedisiplinan pada tahap posttest adalah 107,073. Terjadi peningkatan skor sebanyak 20,244 poin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
terjadi peningkatan tingkat
kedisiplinan pada subyek sebesar 23,31%. Prosentase peningkatan diperoleh dengan membandingkan skor mean perilaku disiplin pretest dan posttest. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Cox (2012) bahwa goal setting dapat
dipromosikan sebagai strategi pembelajaran yang baru. Goal setting juga dapat meningkatkan performa melalui pengarahan atensi, peningkatan usaha dan kegigihan, memotivasi atlet untuk mempelajari strategi belajar yang baru, serta meningkatkan perasaan positif. Selain itu menurut McCarthy, Jones, Harwood dan Davenport (dalam Cox, 2012) perasaan positif terkait dengan meningkatnya motivasi, performa dan komitmen. Shilts, Horowitz dan Townsend (2004) berpendapat bahwa goal setting mempunyai potensi sebagai fasilitator penting pada perubahan perilaku. Dapat dikatakan bahwa SMART Goal Setting dapat meningkatkan ataupun memunculkan perilaku disiplin dari para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal.
4.1.4 Gambaran Perhitungan Statistika
Berdasarkan hasil analisa menggunakan perhitungan paired sample t-test, dengan los 0,05 dapat dilihat perbedaan data pretest (M=17,0976, SD=4,70003) dengan data posttest (M=20,1463, SD=4,39608), t (40) = -3,680, sig (0,001) < 0,05. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada lampiran 9. Hal ini berarti bahwa pemberian goal setting berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku disiplin para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. 4.2 Analisa Tambahan Analisa tambahan ini berisi perbandingan antara skor pretest dan posttest secara lebih spesifik. Peneliti akan menjabarkan perbedaan skor perilaku disiplin pretest dan posttest dengan subyek kelas 8 dan 9 SMP yang mengikuti ektrakurikuler secara terpisah.
4.2.1 Tahap Pretest dan Posttest Pada Subyek kelas 8 SMP
Berikut akan ditampilkan grafik perolehan skor perilaku disiplin pada tahap pretest dan posttest pada subyek kelas 8 SMP.
Gambar 4.4 Perbandingan Sebaran Skor Tahap Pretest dengan Tahap Posttest Subyek kelas 8 SMP Jumlah subyek yang duduk di kelas 8 SMP berjumlah tujuh belas orang. Total skor perilaku disiplin pretest secara keseluruhan adalah 1500 dengan rata-rata sebesar 88,23. Sedangkan total skor perilaku disiplin posttest secara keseluruhan adalah 1910 dengan rata-rata sebesar 112,35. Terjadi kenaikan skor sejumlah 410 poin dengan presentase sebesar 27,33%. Skor perilaku disiplin tertinggi pada tahap pretest diperoleh subyek 36 yang berada di nomor 16 pada gambar 4.4. Subyek 36 mendapatkan skor 140. Nilai ini
hanya berselisih 20 poin dari nilai penuh (160). Pada saat aktivitas ekstrakurikuler futsal berlangsung subyek terlihat mengikuti semua instruksi dengan baik, hanya saja ia tindak mengenakan celana olahraga yang sesuai dan meninggalkan lapangan tanpa seizin pelatih. Sedangkan skor perilaku disiplin terendah pada tahap pretest diperoleh subyek 32 yang berada di nomor 15 pada gambar 4.4. Subyek 32 mendapatkan sejumlah 40. Pada saat pengambilan data berlangsung subyek terlihat tidak mengikuti instruksi dengan baik, hadir saat ekstrakurikuler futsal telah berlangsung dan tidak mengenakan perlengkapan futsal yang sesuai. Perlengkapan futsal yang tidak dikenakan oleh subyek 32 adalah celana olahraga dan sepatu futsal. Pada tahap pengambilan data posttest skor perilaku disiplin tertinggi diperoleh subyek 5, subyek 16, subyek 17, subyek 18 dan subyek 20. Kelima subyek tersebut memperoleh skor 130. Sedangkan skor terendah diperoleh subyek 38 dengan skor 60. Subyek 38 datang tepat waktu hanya saja ia pulang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Saat ekstrakurikuler berlangsung pun subyek tidak mengikuti instruksi pada beberapa sesi yang dilakukan. Selain itu subyek tidak mengenakan celana olahraga dan sepatu futsal. Saat pelatih sedang berbicara subyek terlihat tidak memperhatikan dan mengobrol dengan temannya.. Terjadi penurunan skor perilaku disiplin yang diperoleh subyek 36 dan subyek 38 (nomor 16 dan 17 pada gambar 4.4). Subyek 36 memperoleh skor 140 pada tahap pretest sedangkan pada tahap posttest ia mendapatkan skor 100, terjadi penurunan skor perilaku disiplin sebanyak 40 poin. Subyek 38 memperoleh skor 90 pada tahap pretest sedangkan pada tahap posttest ia mendapatkan skor 60, terjadi penurunan skor perilaku disiplin sebanyak 30 poin.
4.2.2 Tahap Pretest dan Posttest Pada Subyek kelas 9 SMP
Berikut akan ditampilkan grafik perolehan skor perilaku disiplin pada tahap pretest dan posttest pada subyek kelas 9 SMP.
Gambar 4.5 Perbandingan Sebaran Skor Tahap Pretest dengan Tahap Posttest Subyek kelas 9 SMP Jumlah subyek yang duduk di kelas 9 SMP berjumlah dua puluh empat orang. Total skor perilaku disiplin pretest secara keseluruhan adalah 2150 dengan rata-rata sebesar 89,58. Sedangkan total skor perilaku disiplin posttest secara keseluruhan adalah 2480 dengan rata-rata sebesar 103,33. Terjadi kenaikan skor sejumlah 330 poin dengan presentase sebesar 15,34%.
Skor perilaku disiplin tertinggi pada tahap pretest diperoleh subyek 28 dan 40 (nomor 14 dan 23 pada gambar 4.5). Kedua subyek tersebut mendapatkan skor 130. Meskipun mendapat skor yang sama namun terjadi perbedaan pada perilaku disiplin kedua subyek. Subyek 28 terlihat tidak melakukan intruksi yang diberikan saat latihan dribbling dilaksanakan. Subyek juga tidak menunggu giliran bermain dengan duduk dipinggir lapangan. Saat meninggalkan lapangan subyek 28 tidak meminta izin terlebih dahulu kepada pelatih. Sedangkan subyek 40 terlihat berbicara saat berdoa dilakukan, tidak melakukan instruksi yang diberikan saat latihan passing, serta tidak memakai sepatu futsal yang sesuai. Sedangkan skor perilaku disiplin terendah pada tahap pretest diperoleh subyek 41 yang berada di nomor 24 pada gambar 4.5. Subyek mendapatkan poin sejumlah 40. Pada saat pengambilan data berlangsung subyek terlihat tidak mengikuti instruksi dengan baik, hadir saat ekstrakurikuler futsal telah berlangsung dan tidak mengenakan baju olahraga yang sesuai. Pada tahap pengambilan data posttest skor perilaku disiplin tertinggi diperoleh subyek 10 (nomor 5 pada gambar 4.5) yakni 150 poin hanya berbeda 10 poin dari nilai penuh (160). Selama proses ekstrakurikuler futsal berlangsung subyek terlihat mengikuti instruksi dengan baik. Subyek juga datang dan pulang sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Selain itu subyek mengenakan perlengkapan futsal dengan baik yaitu celana dan baju olahraga serta sepatu futsal. Hanya saja subyek tidak menunggu giliran bermain dengan duduk dipinggir lapangan saat games sedang berlangsung. Sedangkan perilaku disiplin terendah pada tahap posttest diperoleh oleh subyek 39 yang memperoleh skor 60. subyek 39 datang dan pulang tepat waktu
namun ia tidak menggunakan baju dan celana olahraga yang sesuai. Saat beberapa sesi dilakukan subyek juga terlihat tidak mengikuti instruksi dengan baik.
4.2.3 Perbedaan Tingkat Kedisiplinan antara Siswa kelas 8 dan 9 SMP Meskipun terjadi peningkatan kedisiplinan secara keseluruhan baik kelas 8 maupun kelas 9 akan tetapi terdapat perbedaan dari segi presentase. Total skor perilaku disiplin pada subyek yang duduk di kelas 8 SMP (pretest) secara keseluruhan adalah 1500 dengan rata-rata sebesar 88,23. Sedangkan total skor perilaku disiplin (posttest) secara keseluruhan adalah 1910 dengan rata-rata sebesar 112,35. Terjadi kenaikan skor sejumlah 410 poin dengan presentase sebesar 27,33%. Sedangkan pada subyek yang duduk di kelas 9 SMP total skor perilaku disiplin (pretest) secara keseluruhan adalah 2150 dengan rata-rata sebesar 89,58. Sedangkan total skor perilaku disiplin (posttest) secara keseluruhan adalah 2480 dengan rata-rata sebesar 103,33. Terjadi kenaikan skor sejumlah 330 poin dengan presentase sebesar 15,34%. Dapat dilihat melalui skor mean dan presentase bahwa para siswa yang duduk di kelas 8 mendapatkan presentase sebesar 27,33% dan para siswa kelas 9 mendapatkan presentase sebesar 15,34%. Terjadi perbedaan sebesar 11,99% antara perilaku disiplin siswa kelas 8 dan siswa kelas 9 SMP yang mengikuti ekstrakurikuler futsal.