BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga tingkat expected return yang didapat dan juga tingkat resiko yang harus ditanggung menjadi optimal (return yang tinggi dengan tingkat resiko yang rendah) dengan meminimalisir risiko tersebut ke dalam beberapa aset yang dipilih (melakukan diversifikasi). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Indeks Tunggal (Single Index Model), dikarenakan model ini dapat memberikan cara perhitungan yang sederhana dalam data historis bulanan selama periode Agustus 2011-Juli 2014 dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:membentuk portofolio serta dapat melakukan pemeringkatan atas saham yang tergabung dalam portofolio dan juga kombinasi, proporsi dari tiap sekuritasnya, dan juga return dan risiko dari portofolio yang dibentuk. Berdasarkan rancangan penelitian, maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Harga penutupan (closing price) saham LQ 45 Saham sebagai risky asset merupakan merupakan aset yang pengembaliannya bersifat tidak pasti diterima di masa depan.
Dari data harga saham harian akan diperoleh return tiap-tiap saham. Dengan demikian, data return saham yang menjadi objek penelitian akan
86 http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
digunakan sebagai dasar pembentukan portofolio. Data diperoleh dari www.yahoo.finance.com 2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Dapat mewakili data pasar sehingga akan diperoleh return pasar. Data diperoleh dari www.yahoo.finance.com 3. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sertifikat Bank Indonesia sebagai risk free asset merupakan aset yang pengembalian masa depannya dapat diketahui dan diterima dengan pasti. Dalam
portofolio risk free asset merupakan faktor yang penting sebagai ukuran untuk menghitung excess return. Excess return merupakan kelebihan dari investasi pada pasar modal dibandingkan dengan investasi pada produk perbankan (tabungan atau deposito) yang menjadikan investasi tersebut dianggap menarik. Data diperoleh dari www.bi.go.id
Pemilihan periode pengamatan selama tahun 2010 didasarkan pada kondisi dimana tahun ini adalah tahun terakhir yang bisa mencerminkan situasi perdagangan saham pada saat ini, dimana dapat digunakan oleh calon investor sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan investasi di bursa saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Analisis Portofolio Optimal Saham LQ45 Menggunakan Model Indeks Tunggal dengan tahapan sebagai berikut : 1. Penyusunan Portofolio Optimal a. Hasil Pemilihan Saham LQ45 Dalam menentukan saham-saham yang akan masuk dalam penyusunan portofolio optimal, peneliti menggunakan saham-saham yang termasuk dalam Indeks LQ45 dengan kriteria saham perusahaan yang selalu masuk atau konsisten dalam kelompok saham LQ45 selama periode Agustus 2011-Juli 2014. Hal ini dikarenakan Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi. Indeks ini terdiri dari sahamsaham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang relatif besar. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut diatas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal Februari dan Agustus. Penelitian ini dilakukan selama periode Agustus 2011 – Juli 2014 atau selama enam periode, oleh sebab itu saham-saham yang dimasukkan dalam perhitungan portofolio optimal adalah saham-saham yang selalu masuk atau secara konsisten dalam Indeks LQ45, dimana jumlahnya sebanyak 26 saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
Tahapan yang dilakukan dalam pemilihan saham LQ45 adalah sebagai berikut : 1) Hasil data saham-saham yang termasuk ke dalam Indeks LQ45 selama enam periode, yaitu periode Agustus 2011-Juli 2014. 2) Hasil seleksi saham-saham yang akan menjadi kandidat saham untuk portofolio, yaitu dengan kriteria saham perusahaan yang selalu masuk atau secara konsisten dalam Indeks LQ45 selama periode Agustus 2011-Juli 2014. Dari keseluruhan saham, yang selalu masuk secara berturut-turut selama periode Agustus 2011 – Juli 2014 yaitu berjumlah 26 saham, Adapun saham-saham tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
Tabel 4.1 DAFTAR SAHAM KONSISTEN DALAM SAHAM LQ 45 DI BEI SELAMA PERIODE AGUSTUS 2011-JULI 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KODE AALI ADRO ASII BBCA BBNI BBRI BDMN BMRI CPIN EXCL GGRM HRUM ICBP INDF INTP ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP PGAS
22 PTBA 23 SMGR 24 TLKM 25 UNTR 26 UNVR (Sumber diolah)
NAMA PERUSAHAN/EMITEN Astra Agro Lestari Tbk. Adaro Energy Tbk. Astra International Tbk. Bank Central Asia Tbk. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. XL Axiata Tbk. Gudang Garam Tbk. Harum Energy Tbk. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Indo Tambangraya Megah Tbk. Jasa Marga (Persero) Tbk. Kalbe Farma Tbk. Lippo Karawaci Tbk. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. United Tractors Tbk. Unilever Indonesia Tbk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
b. Hasil data historis bulanan selama periode Agustus 2011-Juli 2014 Data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut : 1) Harga penutupan (closing price) 26 saham LQ 45 2) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 3) Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) c. Hasil Perhitungan Komponen Pasar Untuk menghitung komponen pasar yang diperoleh dari investasi pada seluruh saham yang terdaftar di bursa yang tercermin pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan digunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Return Pasar (Rm)
2) Expected Return Pasar {E(Rm)}
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Dari perhitungan IHSG tersebut diperoleh tingkat pengembalian pasar (realization market return) yang postif yaitu 0,0067218 atau 0,67218% per bulan dan varian pasar sebesar 0,0018353 atau 0,18353% per bulan. Dengan realization return market yang positif, dapat disimpulkan bahwa pasar modal memberikan return bagi investor.
d. Hasil Perhitungan Komponen Bebas Risiko Selanjutnya dalam menghitung tingkat pengembalian bebas risiko (Rf) digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang berjangka waktu bulanan, dengan alasan bahwa suku bunga SBI merupakan sertifikat yang bebas risiko. Dalam analisis ini tingkat pengembalian bebas risiko yang digunakan adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama periode Agustus 2011-Juli 2004. Untuk perhitungan risk free rate dilakukan secara per bulan, yaitu dengan cara mencari rata-rata tertimbang dari tingkat suku bungan SBI selama periode Agustus 2011 - Juli 2014 dapat dilihat pada tabel 4.3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
menentukan portofolio optimal dalam satuan bulanan adalah 0,46637%. Adanya tingkat pengembalian bebas risiko sebesar 0,46637% per bulan, serta tingkat pengembalian pasar sebesar 0,67218% menunjukkan bahwa pasar modal (BEI) dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar dari pada tingkat pengembalian investasi bebas risiko (Rf). Namun kita harus melakukan analisis terlebih dahulu, agar risiko yang ditanggung lebih kecil. e. Hasil Perhitungan Komponen Saham Dalam penelitian ini yang menjadi alat investasi adalah saham LQ-45 pada periode Agustus 2011 – Juli 2014 dengan menggunakan Model Indeks Tunggal untuk menganalisis. 1) Return Realisasi Saham (Ri)
2) Expected Return Saham {E(Ri)}
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
3) Varian Return Saham ( i2 )
4) Kovarian Return Saham dengan Return Pasar (σim²)
5) Beta Saham (βi)
6) Alpha Saham (αi)
7) Varian dari Kesalahan Residu (σei²)
σei2 = σi2 - βi2 . σm2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
Dengan melihat data diatas maka dapat diambil kesimpuan bahwa : a. Terdapat 18 saham yang memiliki tingkat pengembalian yang positif, saham yang expected return-nya positif adalah saham yang layak dijadikan alternatif dalam berinvestasi. b. Saham terhadap kondisi pasar secara umum ditunjukkan oleh koefisien beta (). Koefisien beta dapat bernilai positif maupun negatif. Jika beta positif, maka kenaikan return pasar akan menyebabkan kenaikan return saham. Sedangkan jika beta negatif, maka kenaikan return pasar akan menyebabkan penurunan return saham. c. Besarnya koefisien beta yang normal adalah = 1. Bila < 1 disebut sebagai saham yang lemah (defensive stock), yang berarti jika ada kenaikan retun pasar sebesar X %, maka return saham akan naik kurang dari X % dan begitu pula sebaliknya. > 1 disebut saham agresif (aggressive stocks), yang berarti jika return pasar naik sebesar X % maka return saham akan mengalami kenaikan lebih dari X % dan begitu sebaliknya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
2. Penentuan Portofolio Optimal Metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal dari 26 saham ini adalah model indeks tunggal. Dalam pemilihan saham-saham yang akan dimasukkan dalam suatu portofolio, perlu adanya kriteria tertentu. a. Excess Return to Beta (ERB)
Pada model indeks tunggal, langkah yang dilakukan adalah menyusun ke-26 saham tersebut ke dalam peringkat berdasarkan rasio kelebihan tingkat pengembalian terhadap beta (excess return to beta) dari tertinggi sampai dengan yang terendah. b. Peringkat aktiva-aktiva berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil Aktiva-aktiva dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal. Berikut adalah Hasil Perhitungan Excess Return to Beta (ERB) & Peringkat ERB:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
Untuk menentukan saham-saham mana dari ke-17 saham tersebut yang akan menjadi bagian portofolio optimal, harus lebih dahulu dibandingkan antara ERB dengan cut-off point (Ci) dari ke-17 saham tersebut.
c. Hasil Perhitungan Ci ke tujuhbelas saham yang memiliki ERB positif Merupakan titik batas yang digunakan untuk menentukan apakah suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio atau tidak. Saham yang dimasukkan ke dalam portofolio adalah saham yang memiliki Ci ≤ ERB. Ci dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut: 1) Nilai Ai
Ai
E Ri RBR i ei 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
104
2) Nilai Bi
3) Nilai Ci (nilai C* yang belum terbesar) i
Ci
M 2 Aj j 1
1 M
2
i
j j 1
Ci adalah nilai C untuk aktiva ke-i yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi. Berikut ini adalah tabel perhitungan Ci dari ke-17 saham tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
105
http://digilib.mercubuana.ac.id/
106
http://digilib.mercubuana.ac.id/
107
3. Pembentukan Portofolio Optimal a. Saham Pembentuk Portofolio Optimal Aktiva-aktiva yang membentuk portofolio optimal adalah aktiva-aktiva yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Berikut adalah ketujuh saham perusahaan dengan ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Tabel 4.10 Saham-saham dengan ERB ≥ Cut-off point (C*) NO 1 2 3 4 5 6 7
Kode ERB Saham UNVR 0,3080228 AALI 0,1765474 JSMR 0,0191396 ICBP 0,0149937 INTP 0,0120545 PGAS 0,0118774 SMGR 0,0094172 (Data diolah)
Hasil > > > > > > >
Ci 0,0003429 0,0003582 0,0036195 0,0065950 0,0075549 0,0079880 0,0085813 C*
Untuk penentuan unique cut-off point (C*) yang merupakan nilai C* tertinggi (optimum) berada pada angka 0,0085813 atau pada saham SMGR atau Semen Gresik (Persero) Tbk. Unique cut-off point (C*) ini menunjukkan batas pemisah antara penerimaan dan penolakan saham untuk portofolio efisien. b. Proporsi masing-masing saham di dalam Portofolio (Wi) Setelah mengetahui ke tujuh saham yang terpilih untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal, maka akan dihitung besarnya proporsi (Xi) yang layak diinvestasikan pada saham-saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
108
http://digilib.mercubuana.ac.id/
109
Berdasarkan pada tabel diatas maka komposisi proporsi (Xi) masingmasing saham pembentukan portofolio yang optimal pada periode Agustus 2011 – Juli 2014 adalah : a) UNVR atau Unilever Indonesia Tbk. sebesar 0,3677820 atau 36,77820% b) JSMR atau Jasa Marga (Persero) Tbk. sebesar 0,2492386 atau 24,92386% c) ICBP atau Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.sebesar 0,1693346 atau 16,93346% d) INTP atau Indocement Tunggal Prakasa Tbk. sebesar 0,0718613 atau 7,18613% e) SMGR atau Semen Gresik (Persero) Tbk. sebesar 0,0510166 atau 5,10166% f) PGAS atau Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.sebesar 0,0509405 atau 5,09405% g) AALI atau Astra Agro Lestari Tbk. sebesar 0,0398263 atau 3,98263%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
110
http://digilib.mercubuana.ac.id/
111
http://digilib.mercubuana.ac.id/
112
http://digilib.mercubuana.ac.id/
113
Dari data yang tersedia maka didapat tingkat risiko portofolio yang dijabarkan pada tabel berikut : Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Risiko Portofolio
(Data diolah) Dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel diatas menunjukkan bahwa risiko portofolio yang terbentuk dari 7 saham sebesar 0,0014964 atau 0,14964% per bulan. Setelah mendapatkan nilai dari risiko portofolio yaitu sebesar 0,0014964, kita dapat membandingkan apabila kita berinvestasi pada salah satu saham dari ketujuh saham pembentuk portofolio optimal, dengan risiko yang didapat apabila kita berinvestasi dengan membentuk portofolio.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
114
Adapun risiko masing-masing saham diantaranya yaitu (1) Unilever Indonesia. Tbk (UNVR) sebesar 0,0049224, (2) Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) sebesar 0,0102627, (3) Jasa Marga (Persero). Tbk (JSMR) sebesar 0,0030412, (4) Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) sebesar 0,0058542, (5) Indocement Tunggal Prakasa Tbk. (INTP) sebesar 0,0073467, (6) Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS) sebesar 0,0075448, dan (7) Semen Gresik (Persero) Tbk. (SMGR) sebesar 0,0072128. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa dengan membentuk portofolio kita dapat melakukan diversifikasi atau penyebaran risiko sehingga risiko yang ditanggung menjadi lebih kecil dari pada risiko dengan berinvestasi pada salah satu saham saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/