Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Retno Anggraini
[email protected]
Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The investment decision requires a way which can be used to find out the forming of optimal portfolio from stock securities. Optimal portfolio is the efficient portfolio that which provide maximum benefits to investors. The single index model is one of the alternative ways in order to find out the forming of optimal portfolio. This study aims to determine the optimal portfolio formation using the single index model on LQ-45 stocks in the Indonesia Stock Exchange. This research method is qualitative descriptive research that describes the state of the object and does not intend to take or draw general conclusions applicable. The sample used is a company belonging to the LQ-45 stocks which are listed on the Indonesia Stock Exchange during the period of observation to 1st (August 2009-May 2010), the observation period to 2nd (June 2010-March 2011), and the observation period to 3rd (April 2011-January 2012). The results of research indicates that in the forming of optimal portfolio from 9 LQ45 stocks, there are 2 stocks of the observation period to 3rd (April 2011-January 2012) which have selected as the research object which forms the optimal portfolio with different proportion of stock. These stocks are PT AKR Corporindo with the stock proportion as much as 2.6, and PT Unilever Indonesia with the stock proportion as much as -1.6. The portfolio which forms LQ-45 stocks with the optimal portfolio profit rates are expected to be as much as 0.2569 with the portfolio risk rates as much as 0.2057. Keywords: single index model, optimal portfolio. ABSTRAK Dalam pengambilan keputusan investasi dibutuhkan suatu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan portofolio optimal dari suatu sekuritas saham. Portofolio optimal adalah portofolio efisien yang memberikan manfaat maksimal bagi investor. Model indeks tunggal merupakan salah satu alternatif untuk mengetahui pembentukan portofolio optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan dari objek dan tidak bermaksud untuk mengambil atau menarik simpulan yang berlaku umum. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang tergolong dalam saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan ke 1 (Agustus 2009–Mei 2010), periode pengamatan ke 2 (Juni 2010-Maret 2011), dan periode pengamatan ke 3 (April 2011-Januari 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan portofolio optimal dari 9 saham LQ-45 yang menjadi obyek penelitian terdapat 2 saham dari periode pengamatan ke 3 (April 2011-Januari 2012) yang membentuk portofolio optimal dengan proporsi saham yang berbeda. Saham tersebut adalah PT AKR Corporindo dengan proporsi saham 2,6, dan PT Unilever Indonesia dengan proporsi saham -1,6. Portofolio yang membentuk saham LQ-45 dengan tingkat keuntungan portofolio optimal yang diharapkan sebesar 0,2569 dengan tingkat risiko portofolio sebesar 0,2057. Kata kunci : model indeks tunggal, portofolio optimal.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
2
PENDAHULUAN Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan dapat beroperasi mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas (Tandelilin, 2010:61). Pasar modal merupakan alternatif investasi jangka panjang dan sebagai media investasi bagi investor. Tiap-tiap pilihan investasi mempunyai tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda pula. Bahkan, tingkat keuntungan dan risiko antar saham pun akan berbeda sekalipun dalam sektor industri yang sama. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan faktor internal (manajemen, pemasaran, keadaan keuangan, kualitas produk, dan kemampuan bersaing) dan faktor eksternal (kebijakan pemerintah, pesaing, serta selera dan daya beli masyarakat) (Suryantini, 2007:300). Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dan atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa yang akan datang. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Investasi terkadang mengandung unsur yang tidak pasti atau berisiko. Investor tidak akan mengetahui secara pasti berapa yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya, dan perlu mengetahui risiko investasi tersebut. Risiko investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return harapan. Dua konsep ini, antara risiko dan return, seperti dua sisi mata uang yang selalu berdampingan. Artinya dalam berinvestasi, disamping menghitung return harapan, investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggung. Oleh karena itu, investor harus pandai-pandai mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat return harapan paling tinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah (Tandelilin, 2010:101). Dengan menghitung tingkat return harapan saja tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu dipertimbangkan. Tingkat keuntungan dan risiko merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tingkat keuntungan dan risiko mempunyai hubungan yang saling terkait, jika semakin besar risiko yang harus ditanggung investor, semakin besar pula tingkat keuntungan yang diterima. Semakin bervariasinya harga saham suatu perusahaan, maka saham tersebut lebih beresiko. Bagi investor kondisi ini harus dihindari, karena akan mengurangi keuntungan. Portofolio saham merupakan cara untuk memperkecil resiko, yaitu dengan mengkombinasikan beberapa saham perusahaan. Bagi investor yang mendiversifikasikan sahamnya dalam bentuk portofolio, akan memperhatikan ini akan memaksimalkan return dengan resiko tertentu atau meminimumkan resiko dengan return tertentu. Hal inilah yang disebut sebagai bentuk portofolio optimal (Sulistiono, 2006:20). Pembentukan portofolio menimbulkan suatu anggapan bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar (misalnya efek dari industri atau perusahaan-perusahaan itu sendiri), melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar (Jogiyanto, 2000:236). Dalam model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga saham. Jika terdapat hal tersebut, maka akan timbul pertanyaan portofolio saham mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor rasional, maka akan memilih portofolio saham yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
3
terbentuk secara optimal. Pembentukan portofolio optimal dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya menggunakan model indeks tunggal. Perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 dapat dijadikan alternatif dalam pembentukan portofolio optimal. Hal ini didasarkan pada berbagai sektor saham dalam perusahaan yang tergabung dalam LQ-45 mengalami perkembangan yang pesat. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal pada saham LQ-45 di BEI. Penelitian ini menggunakan saham-saham yang terdaftar di BEI dan termasuk dalam kelompok LQ-45 selama periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, yaitu dari Agustus 2009–Mei 2010, Juni 2010–Maret 2011, April 2011–Januari 2012. TINJAUAN TEORETIS Pasar Modal Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26). Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Adapun tujuan dan manfaat pasar modal dilihat dari sudut pandang menurut Samsul (2006:43), yaitu: (1) menurut sudut pandang negara, pasar modal merupakan sarana utama dalam pembangunan perekonomian; (2) menurut sudut pandang emiten, pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh di pasar modal; (3) menurut sudut pandang masyarakat, pasar modal merupakan sarana baru untuk menginvestasikan uang. Alasan dibentuknya pasar modal menurut Husnan (2005:4), karena terdapat beberapa daya tarik dari pasar modal, yaitu: (1) diharapkan pasar modal akan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan; (2) pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu: (1) pasar pertama (perdana) adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum; (2) pasar kedua (sekunder) adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek; (3) pasar ketiga adalah sarana transaksi jual beli efek antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker; (4) pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli melalui perantara efek (Tandelilin, 2001:48). Saham Saham (stock) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas (Darmadji dan Fakruddin, 2011:5). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Jogiyanto (2000:67) menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis saham yang ada di dalam perdagangan efek atau surat berharga, yaitu: (1) saham biasa (common stock); (2) saham preferen (preferred stock); (3) saham treasuri (treasury stock).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
4
Indeks LQ-45 Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke 45 saham yang masuk dalam indeks LQ-45 sebagai berikut: (1) masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir); (2) urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir); (3) telah dicatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan; (4) kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar reguler. Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria (Tandelilin, 2010:87). Investasi Tandelilin (2010:2) menyatakan bahwa investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Investasi dapat berupa: (1) investasi langsung; (2) investasi tidak langsung (Jogiyanto, 2010:8). Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi menurut Tandelilin (2010:7) yaitu sebagai berikut: (1) untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang; (2) mengurangi tekanan inflasi; (3) dorongan untuk menghemat pajak. Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah yaitu menentukan kebijakan investasi, analisis sekuritas, pembentukan portofolio, melakukan revisi portofolio, dan evaluasi kinerja portofolio (Husnan, 2005:49). Portofolio Pada kenyataannya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko, sehingga investor tidak mengetahui secara pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Menurut Sunariyah (2006:193), portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik secara perorangan maupun lembaga. Dengan demikian, investor dapat dengan mudah melakukan diversifikasi investasi pada berbagai kesempatan investasi. Return Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Hubungan risiko dan return harapan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya, semakin besar return harapan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan. (Tandelilin, 2010:9). Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
5
Tandelilin (2010:102) menyatakan sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu: (1) yield, merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi; (2) capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dalam kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Risiko Tandelilin (2010:102) menyatakan bahwa risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Dikutip dari Tandelilin (2010:104) risiko investasi dapat dipisahkan menjadi dua jenis risiko, yaitu: (1) risiko sistematis (systematic risk) atau dikenal dengan risiko pasar, merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak didiversifikasi; (2) risiko tidak sistematis (unsystematic risk) atau dikenal dengan risiko spesifik (risiko perusahaan), adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio. Diversifikasi Untuk menurunkan risiko portofolio, investor perlu melakukan ‘diversifikasi’. Diversifikasi bisa bermakna bahwa investor perlu membentuk portofolio sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return yang diharapkan. Jogiyanto (2000:162) menyebutkan bahwa investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara, yaitu: (1) diversifikasi dengan banyak aktiva; (2) diversifikasi secara random; (3) diversifikasi secara Markowitz. Portofolio Efisien Portofolio yang efisien didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan risiko yang terkecil dengan return ekspektasi yang tertentu. Portofolio yang efisien dapat ditentukan dengan memilih return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya (Jogiyanto, 2000:186). Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien, karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio. Portofolio Optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang efisien yang memberikan manfaat maksimal bagi investor. Portofolio optimal dipilih dan disukai oleh investor, karena memberikan manfaat tertinggi, dari berbagai portofolio yang efisien namun hanya terdapat beberapa yang membentuk portofolio optimal. Penentuan portofolio optimal dengan menentukan rasio antara Excess Return To Beta (ERB) yang membandingkan antara tingkat keuntungan dengan risiko yang ada. Risiko ini akan menentukan saham mana yang masuk dalam portofolio yang optimal. Setelah sekuritas tersebut membentuk portofolio optimal,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
6
maka dapat ditentukan beberapa proporsi dana yang akan diinvetasikan dalam portofolio optimal yang berdasarkan nilai dari tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat keuntungan pasar. Berikut ini gambar yang menunjukkan portofolio yang efisien dan portofolio optimal. Return yang diharapkan (Rp)
u2
Garis permukaan efisien B-C-D-E
u1
E
D C G B
H
Titik-titik portofolio optimal B,C,D,E
A
Risiko (σp) Sumber: (Tandelilin, 2001:78) Gambar 1 Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
Gambar diatas, garis vertikal menunjukkan tingkat return yang diharapkan, sedangkan garis horizontal menggambarkan tingkat risiko portofolio. Pemilihan portofolio optimal ditentukan oleh preferensi investor terhadap return yang diharapkan dan risiko. Portofolio optimal bagi investor dalam gambar adalah portofolio pada titik D, karena portofolio D tersebut menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensi investor tersebut. Model Indeks Tunggal Model Indeks Tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari model markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana. Model indeks tunggal dikembangkan oleh Sharpe (1963) yang disebut dengan single-index model, yang dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar, karena return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar. Faktor atau indeks pasar yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau indeks untuk saham-saham yang aktif saja (misalnya ILQ-45) (Halim,2005:82). Husnan (2003:103) menyatakan tujuan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk menyederhanakan perhitungan portofolio model markowitz. Perhitungan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
7
tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara excess return dengan beta (Excess Return To Beta). Excess return dapat didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko. Excess Return To Beta berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko (Jogiyanto, 2003:225). Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan hasil rasio yang rendah tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian, diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai rasio berapa yang dikatakan tinggi. Penelitian Terdahulu Tabel 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul
Alat Analisis
Hasil Penelitian
Ni Putu Santi Suryantini (2007)
Perbedaan Kinerja Portofolio Berdasarkan Strategi Portofolio Aktif dan Pasif Pada Saham LQ-45 di BEJ
Metode Sharpe, Metode Treynor, dan Metode Jensen
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan metode sharpe, metode treynor, dan metode jensen, menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kinerja portofolio strategi aktif dengan kinerja portofolio startegi pasif. Artinya, antara return dan risiko yang diperoleh dari strategi aktif dan pasif besarnya berbeda tetapi peningkatan perolehan return dan risiko yang ditanggung adalah sama.
Umanto (2008)
Analisis Penilaian Kinerja Portofolio Optimal SahamSaham LQ-45
Model indeks tunggal dan model constant correlation
Portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan model indeks tunggal maupun model korelasi konstan mengindikasikan bahwa investor harus mengalokasikan dana pada TLKM, dan portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan model korelasi konstan memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan portofolio optimal yang dibentuk dengan model indeks tunggal.
Pemilihan Portofolio Optimal Dengan Menggunakan Model Markowitz di BEI
Model Markowitz
Potofolio optimal dengan menggunakan model markowitz dapat ditentukan dengan memilih sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien, yang terletak pada permukaan efisien selain harus pula berpegang asumsi tentang bagaimana perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi yang tidak menyukai risiko.
Eko
Mochammad Effendy Nugroho Subardo (2010)
Sumber: berbagai jurnal dan penelitian terdahulu
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
8
Rerangka Pemikiran
Emiten (Perusahaan) yang terpilih sebagai obyek penelitian
Data Harga Saham Individu, Pergerakan ILQ45, Pembagian dividen individu saham, Suku bunga SBI, Profil masing-masing perusahaan
Risiko
Return
Pembentukan Portofolio Optimal dengan Model Indeks Tunggal
Nilai Rasio ERB yang terbesar dipilih untuk masuk dalam kategori portofolio optimal
Return Portofolio
Cut off point C* (Nilai Ci) dimana nilai ERB lebih besar dari nilai Ci. Menentukan Besarnya Proporsi masing-masing sekuritas
Portofolio Optimal (sekuritas yang mempunyai nilai rasio ERB yang besar atau sama dengan nilai ERB di titrik C* )
Risiko Portofolio
Saham LQ45 yang dipilih oleh investor untuk dapat menanamkan investasinya Gambar 2 Rerangka Pemikiran Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal
METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang artinya penelitian yang menggambarkan keadaan dari objek dan tidak bermaksud untuk mengambil atau menarik simpulan yang berlaku umum. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong dalam saham LQ-45 yang tercatat di BEI pada periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, yaitu dari Agustus 2009–Mei 2010, Juni 2010–Maret 2011, April 2011–Januari 2012.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan yang sahamnya
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
9
terdaftar dalam kelompok saham LQ-45 di BEI selama periode penelitian secara berturutturut yaitu dari periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, mulai Agustus 2009–Mei 2010, Juni 2010–Maret 2011, dan April 2011–Januari 2012, (2) Perusahaan tersebut telah membagikan dividennya secara berturut-turut selama periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, yaitu dari Agustus 2009–Mei 2010, Juni 2010–Maret 2011, dan April 2011–Januari 2012. Berdasarkan kriteria diatas, maka terdapat 9 perusahaan yang dijadikan obyek penelitian tersebut antara lain sebagai berikut: 1.
PT Astra Agro Lestari Tbk
(AALI)
2.
PT AKR Corporindo Tbk
(AKRA)
3.
PT Astra International Tbk
(ASII)
4.
PT Bank Central Asia Tbk
(BBCA)
5.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
(ITMG)
6.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
(PGAS)
7.
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
(PTBA)
8.
PT United Tractors Tbk
(UNTR)
9.
PT Unilever Indonesia Tbk
(UNVR)
Satuan Kajian 1. Portofolio Portofolio merupakan kombinasi kepemilikan suatu saham dari beberapa saham perusahaan yang berbeda, agar investor bisa meraih return optimal sekaligus dapat memperkecil risiko melalui diversifikasi tanpa mengurangi hasil atau keuntungan. 2. Portofolio Efisien Portofolio efisien merupakan portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko tertentu atau memberikan risiko yang terkecil dengan return ekspektasi yang tertentu pula. 3. Portofolio Optimal Portofolio Optimal merupakan portofolio yang efisien yang memberikan manfaat maksimal bagi investor. Portofolio optimal akan berisi aktiva perusahaan yang mempunyai nilai rasio ERB tinggi. 4. Return Return terdiri dari, yaitu: a. Return Individual (Ri), merupakan perhitungan tingat keuntungan masing-masing saham dalam periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, yaitu dari Agustus 2009–Mei 2010, Juni 2010–Maret 2011, dan April 2011–Januari 2012. b. Keuntungan yang diharapkan/Expected Return (E(Ri)), merupakan perhitungan dari keuntungan yang diharapkan dari sekuritas-sekuritas (saham-saham) yang membentuknya dengan proporsi dana yang diinvestasikan pada sekuritas sebagai faktor pertimbangan untuk berinvestasi. c. Return Ekspektasi Pasar (E(Rm)), merupakan rata-rata tertimbang dari total keseluruhan return pasar setiap periode selama jangka waktu penelitian berlangsung. d. Return Ekspektasi Portofolio (E(Rp)) merupakan rata-rata tertimbang dari return ekspektasi individual sekuritas yang terdapat dalam portofolio. 5. Beta (βi) Beta merupakan alat pengukur sistematik dari suatu saham terhadap risiko pasar. 6. Alpha (αi) Alpha merupakan nilai ekspektasi dari return saham yang independen terhadap return pasar.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
10
7. Beta Portofolio (βp) Beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari beta masing-masing saham yang membentuk portofolio. 8. Alpha Portofolio (αp) Alpha portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari alpha masing-masing saham yang membentuk portofolio. 9. Risiko Risiko terdiri dari, yaitu: a. Risiko Unik/Tidak Sistematik (σei2), merupakan risiko yang dapat dikurangi dengan adanya diversifikasi atau risiko ini disebut risiko perusahaan yang lebih terkait dengan perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. b. Risiko Pasar/Risiko Sistematik (σm2), merupakan risiko yang tidak dapat dikurangi dengan adanya diversifikasi dan risiko ini berkaitan dengan adanya perubahan yang ada di pasar secara keseluruhan. c. Risiko Total (σi2), merupakan total perhitungan penjumlahan dari keseluruhan risiko sistematik dan risiko tidak sistematik. d. Risk Free (Rf), merupakan aktiva bebas risiko yang dihitung dengan menggunakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). e. Risiko Portofolio (σp2), merupakan deviasi standar dari sekuritas-sekuitas yang ada yang membentuk portofolio. 10. ERB (Excess Return to Beta) ERB didefinisikan sebagai selisih antara return ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko, yang digunakan untuk mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. 11. Cut-off point (Ci) Ci merupakan suatu titik pembatas yang memisahkan saham-saham mana saja yang akan masuk ke dalam portofolio optimal. 12. Proporsi dana masing-masing saham sekuritas (Wi) Wi merupakan persentase/proporsi alokasi dana investasi pada masing-masing saham yang terpilih membentuk portofolio optimal. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan model indeks tunggal untuk menentukan pembentukan portofolio yang optimal. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menghitung tingkat keuntungan dari masing-masing saham
(Jogiyanto, 2000:109) 2. Menghitung indeks keuntungan pasar berdasarkan ILQ-45
( Jogiyanto, 2000:232)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
11
3. Menghitung koefisien α dan β a. Menghitung β
b. Menghitung α
(Husnan, 2003:105) c. Menghitung tingkat keuntungan ekspektasi (Expected Return) (Jogiyanto, 2000:233) 4. Menghitung tingkat risiko pasar a. Menghitung tingkat risiko pasar (σm2)
(Jogiyanto, 2000:240) b. Menghitung varian dari kesalahan residu (σei2)
Jadi, total risiko adalah: (Jogiyanto, 2000:248) 5. Menghitung Keuntungan Aktiva Bebas Risiko (RBR) Return aktiva bebas risiko yang digunakan adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diambil secara bulanan, sehingga akan diperoleh rata-rata tingkat suku bunga SBI per bulan untuk digunakan dalam perhitungan ERB. 6. Menghitung Excess Return to Beta (ERB)
(Jogiyanto, 2000:253) 7. Menghitung tingkat pembatas saham atau cut off point (Ci)
dan
(Jogiyanto, 2000:254)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
12
8. Menghitung proporsi masing-masing sekuritas
Xi
i ( ERBi C*) ei 2
(Jogiyanto, 2000:258) 9. Menghitung beta portofolio
(Jogiyanto, 2000:247) 10. Menghitung alpha portofolio
(Jogiyanto, 2000:247) 11. Menghitung keuntungan ekspektasi portofolio (Jogiyanto, 2000:247) 12. Menghitung risiko portofolio
(Jogiyanto, 2000:248) 13. Pembentukan Portofolio Optimal Dari hasil analisis diatas, maka dapat diketahui pembentukan portofolio yang optimal berisi dengan aktiva-aktiva yang memiliki nilai rasio ERB tinggi atau nilai ERB>Ci. Aktiva-aktiva dengan hasil rasio yang rendah tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian, diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai rasio berapa yang dikatakan tinggi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Perusahaan yang Menjadi Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data perubahan harga saham perusahaan yang menjadi obyek penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel selama periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, yaitu dari Agustus 2009–Mei 2010, Juni 2010–Maret 2011, April 2011–Januari 2012 secara bulanan. Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Perubahan harga saham bulanan masing-masing perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
13 Tabel 2 Harga Saham Bulanan Periode Pengamatan ke 1 (Agustus 2009-Mei 2010) Closing
Bulan
Tahun Perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 yang menjadi obyek penelitian
Price Awal
Agustus
2009
Akhir Awal
September
Akhir Awal
Oktober
Akhir Awal
November
Akhir Awal
Desember
Akhir Awal
Januari
2010
Akhir Awal
Februari
Akhir Awal
Maret
Akhir Awal
April
Akhir Awal
Mei
Akhir
AALI
AKRA
ASII
BBCA
ITMG
PGAS
PTBA
UNTR
UNVR
21500
840
30150
4250
24400
3475
13000
13500
10100
19300
870
29300
3775
26500
3500
13600
12950
11600
21050
1050
33350
4625
24250
3650
14100
15600
10700
21500
840
30150
4250
24400
3475
13000
13500
10100
21650
1140
31300
4575
22750
3625
15200
15000
10100
21050
1050
33350
4625
24250
3650
14100
15600
10700
22300
1150
32350
4800
28700
3650
16450
14950
11050
21650
1140
31300
4575
22750
3625
15200
15000
10100
22750
1170
34700
4850
31800
3900
17250
15500
11050
22300
1150
32350
4800
28700
3650
16450
14950
11050
23850
1180
35950
5000
31400
3775
17200
16850
11300
22750
1170
34700
4850
31800
3900
17250
15500
11050
24200
1020
36250
4875
31600
3625
15600
17150
11500
23850
1180
35950
5000
31400
3775
17200
16850
11300
24600
930
41900
5500
38050
4250
17400
18350
12150
24200
1020
36250
4875
31600
3625
15600
17150
11500
22200
1030
47150
5450
39050
4100
18600
19500
13850
24600
930
41900
5500
38050
4250
17400
18350
12150
19850
970
43150
5550
36000
3900
17450
18350
15600
22200
1030
47150
5450
39050
4100
18600
19500
13850
Sumber : PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tabel 3 Harga Saham Bulanan Periode Pengamatan ke 2 (Juni 2010–Maret 2011) Closing
Bulan
Tahun Perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 yang menjadi obyek penelitian
Price Awal
Juni
2010
Akhir Awal
Juli
Akhir Awal
Agustus
Akhir Awal
September
Akhir Awal
Oktober
Akhir Awal
November
Akhir Awal
Desember
Akhir Awal
Januari
Akhir Awal
Februari
Akhir Awal Akhir
Maret
2011
AALI
AKRA
ASII
BBCA
ITMG
PGAS
PTBA
UNTR
UNVR
19350
1060
48300
5950
37150
3875
17250
18750
17000
19850
970
43150
5550
36000
3900
17450
18350
15600
19500
1190
50700
5950
37500
4050
16700
20150
16950
19350
1060
48300
5950
37150
3875
17250
18750
17000
19650
1230
47600
5800
39200
4000
17500
18400
16100
19500
1190
50700
5950
37500
4050
16700
20150
16950
20700
1510
56700
6700
41600
3850
19450
20450
16850
19650
1230
47600
5800
39200
4000
17500
18400
16100
24900
1510
57000
7000
45200
4050
19650
22200
17450
20700
1510
56700
6700
41600
3850
19450
20450
16850
24150
1460
51900
6050
49050
4300
18700
23000
15000
24900
1510
57000
7000
45200
4050
19650
22200
17450
26200
1730
54550
6400
50750
4425
22950
23800
16500
24150
1460
51900
6050
49050
4300
18700
23000
15000
21700
1440
48900
5650
46300
4225
19750
21350
15050
26200
1730
54550
6400
50750
4425
22950
23800
16500
21850
1560
52050
6300
45700
3550
20050
23200
16200
21700
1440
48900
5650
46300
4225
19750
21350
15050
22700
1470
57000
6950
46200
3900
21000
21700
15300
21850
1560
52050
6300
45700
3550
20050
23200
16200
Sumber : PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
14 Tabel 4 Harga Saham Bulanan Periode Pengamatan ke 3 (April 2011-Januari 2012) Closing
Bulan
Tahun Perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 yang menjadi obyek penelitian
Price Awal
April
2011
Akhir Awal
Mei
Akhir Awal
Juni
Akhir Awal
Juli
Akhir Awal
Agustus
Akhir Awal
September
Akhir Awal
Oktober
Akhir Awal
November
Akhir Awal
Desember
Akhir Awal
Januari
2012
Akhir
AALI
AKRA
ASII
BBCA
ITMG
PGAS
PTBA
UNTR
UNVR
23150
1710
56150
7400
46800
4000
22300
23250
15300
22700
1470
57000
6950
46200
3900
21000
21700
15300
23600
1840
58750
7100
47000
4050
21250
23000
14700
23150
1710
56150
7400
46800
4000
22300
23250
15300
23500
2125
63550
7650
44750
4025
20800
24900
14900
23600
1840
58750
7100
47000
4050
21250
23000
14700
23500
3050
70500
8300
50500
3975
21300
27300
15600
23500
2125
63550
7650
44750
4025
20800
24900
14900
21500
2650
66150
8000
43150
2950
19050
23600
16900
23500
3050
70500
8300
50500
3975
21300
27300
15600
19300
2400
63650
7700
39250
2675
16800
22000
16500
21500
2650
66150
8000
43150
2950
19050
23600
16900
21450
3025
69000
8100
44650
2950
18350
24600
15650
19300
2400
63650
7700
39250
2675
16800
22000
16500
22400
2850
70900
7900
38150
3075
17000
23350
18200
21450
3025
69000
8100
44650
2950
18350
24600
15650
21700
3025
74000
8000
38650
3175
17350
26350
18800
22400
2850
70900
7900
38150
3075
17000
23350
18200
20600
3650
78900
8000
36700
3375
20150
28350
19600
21700
3025
74000
8000
38650
3175
17350
26350
18800
Sumber : PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Dalam tabel diatas merupakan data yang menyajikan harga saham awal dan harga saham penutupan pada setiap akhir bulan dari masing-masing perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, yaitu dari Agustus 2009–Mei 2010, Juni 2010–Maret 2011, April 2011–Januari 2012. (2) Pembagian deviden perusahaan Tabel 5 Pembagian Dividen Saham Periode Pengamatan ke 1 (Agustus 2009-Mei 2010) Bulan Agustus
Tahun
Perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 yang menjadi obyek penelitian AALI
AKRA
ASII
BBCA
ITMG
PGAS
PTBA
UNTR
UNVR
905,00
25,00
830,00
110,00
1964,00
154,20
533,40
330,00
399,00
2009
September Oktober November Desember Januari
2010
Februari Maret April Mei
Sumber : PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
15 Tabel 6 Pembagian Dividen Saham Periode Pengamatan ke 2 (Juni 2010 – Maret 2011) Bulan Juni
Tahun Perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 yang menjadi obyek penelitian AALI
AKRA
ASII
BBCA
ITMG
PGAS
PTBA
UNTR
UNVR
830,00
167,00
470,00
112,50
1202,00
154,44
523,12
590,00
444,00
2010
Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
2011
Februari Maret
Sumber : PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tabel 7 Pembagian Dividen Saham Periode Pengamatan ke 3 (April 2011- Januari 2012) Bulan
Tahun
Perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 yang menjadi obyek penelitian AALI
April
AKRA
ASII
BBCA
ITMG
PGAS
PTBA
UNTR
UNVR
2011
Mei Juni Juli Agustus September
250,00
Oktober November Desember Januari
995,00
225,00
1980,00
157,00
2336,00
134,62
803,94
820,00
2012
Sumber : PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tabel 5-7 menyajikan tentang pembagian dividen saham dari masing-masing individu saham yang dibagikan secara berturut-turut pada periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, yaitu Agustus 2009-Mei 2010, Juni 2010–Maret 2011, April 2011–Januari 2012. (3) Perkembangan Indeks Likuiditas (ILQ-45) Tabel 8 Indeks Likuiditas (ILQ-45) Secara Bulanan Periode Pengamatan ke 1 (Agustus 2009- Mei 2010), Periode Pengamatan ke 2 (Juni 2010- Maret 2011), dan Periode Pengamatan ke 3 (April 2011- Januari 2012) Periode Pengamatan ke 1 Bulan
Tahun
Juli Agustus
2009
Periode Pengamatan ke 2 ILQ 45
Bulan
Tahun
454,42
Mei
2010
456,27
Periode Pengamatan ke 3 ILQ 45
Bulan
Tahun
543,59
Maret
2011
ILQ 45
Juni
566,10
April
680,63
659,05
September
483,96
Juli
589,93
Mei
682,25
Oktober
464,20
Agustus
581,31
Juni
690,65
November
476,26
September
651,93
Juli
729,84
Desember
498,29
Oktober
673,42
Agustus
676,26
510,45
November
638,08
September
622,64
Februari
496,03
Desember
661,38
Oktober
675,57
Maret
539,80
Januari
597,85
November
656,41
April
573,37
Februari
614,02
Desember
Mei
543,59
Maret
659,05
Januari
Januari
2010
Sumber: PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
2011
673,51 2012
692,16
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
16
Dalam tabel 8 dapat diamati bahwa ILQ-45 mengalami perubahan dari waktu ke waktu sepanjang periode penelitian. ILQ-45 diperlukan untuk memudahkan dalam perhitungan tingkat return (Rm) dan risiko yang terjadi di pasar. (4) Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Tabel 9 Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Periode Pengamatan ke 1 (Agustus 2009-Mei 2010), Periode Pengamatan ke 2 (Juni 2010–Maret 2011), dan Periode Pengamatan ke 3 (April 2011- Januari 2012) Periode Pengamatan ke 1 Bulan Agustus
Tahun
Tingkat Suku Bunga SBI
Bulan
Tahun 2010
Periode Pengamatan ke 3 Tingkat Suku Bunga SBI
Bulan
Tahun
Tingkat Suku Bunga SBI
2011
6,75%
6,5%
Juni
6,5%
April
September
6,5%
Juli
6,5%
Mei
6,75%
Oktober
6,5%
Agustus
6,5%
Juni
6,75%
November
6,5%
September
6,5%
Juli
6,75%
Desember
6,5%
Oktober
6,5%
Agustus
6,75%
Januari
2009
Periode Pengamatan ke 2
6,5%
November
6,5%
September
6,75%
Februari
2010
6,5%
Desember
6,5%
Oktober
6,50%
Maret
6,5%
Januari
April
6,5%
Februari
Mei 6,5% Maret Sumber: PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
2011
6,5%
November
6,00%
6,75%
Desember
6,00%
6,75%
Januari
2012
6,00%
Data mengenai aktiva bebas risiko yang digunakan untuk menghitung portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal. Aktiva bebas risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, yaitu Agustus 2009-Mei 2010, Juni 2010–Maret 2011, April 2011–Januari 2012. Kemudian, dari semua data yang diperoleh dan telah disusun diatas, agar dapat mendukung penelitian ini, maka langkah yang dapat dilakukan selanjutnya yaitu memulai untuk menganalisis data dan melakukan pembahasan terkait penelitian ini. Pembahasan Data yang didapatkan dari hasil pengambilan sampel di BEI adalah 9 perusahaan yang masuk dalam kelompok LQ-45 dan selanjutnya dilakukan analisa. Analisa data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dilakukan dengan 13 langkah yaitu sebagai berikut: 1. Perhitungan tingkat keuntungan dari masing-masing saham Rumus:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
17 Tabel 10 Tingkat Keuntungan Masing-Masing Saham Periode pengamatan ke 1 No.
Periode pengamatan ke 2
Nama Perusahaan
Periode pengamatan ke 3
Rata-Rata Rit
1
AALI
0,0885
0,2098
-0,0342
2
AKRA
0,1831
0,6009
1,1535
3
ASII
0,4462
0,3309
0,3724
4
BBCA
0,4638
0,3268
0,2082
5
ITMG
0,4368
0,2891
-0,1222
6
PGAS
0,1706
0,0612
-0,0471
7
PTBA
0,3084
0,2563
0,0419
8
UNTR
0,3937
0,2221
0,3432
9
UNVR
0,3673
0,0410
-0,2828
Sumber : data diolah
2. Perhitungan indeks keuntungan pasar berdasarkan ILQ-45 Perubahan saham memberikan pergerakan terhadap Indeks Likuiditas LQ-45, sehingga pemilihan indeks tersebut dapat memberikan pertimbangan dalam analisis investasi. Untuk mengetahui perubahan ILQ-45 maka dapat diketahui dengan rumus:
Tabel 11 Indeks Keuntungan Pasar Periode ke t (Rmt) Periode Pengamatan ke 1
Periode Pengamatan ke 2
(Agustus 2009 - Mei 2010)
(Juni 2010 - Maret 2011)
Bulan Agustus
Rmt
Bulan
0,0041
Juni
September
0,0607
Oktober
-0,0408
November Desember
Periode Pengamatan ke 3 (April 2011 - Januari 2012) Rmt
Bulan
Rmt
0,0414
April
0,0327
Juli
0,0421
Mei
0,0024
Agustus
-0,0146
Juni
0,0123
0,0260
September
0,1215
Juli
0,0567
0,0463
Oktober
0,0330
Agustus
-0,0734
Januari
0,0244
November
-0,0525
September
-0,0793
Februari
-0,0282
Desember
0,0365
Oktober
0,0850
Maret
0,0882
Januari
-0,0960
November
-0,0284
April
0,0622
Februari
0,0270
Desember
0,0260
Mei
-0,0519
Maret
0,0733
Januari
0,0277
Jumlah
0,1908
Jumlah
0,2117
Jumlah
0,0619
Rata-rata
0,0191
Rata-rata
0,0212
Rata-rata
0,0062
Sumber : data diolah
3. Perhitungan koefisien α, β, dan E(Ri) Untuk mengetahui besarnya alpha (α), beta (β), dan E(Ri) masing-masing saham dapat menggunakan rumus:
,
, dan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
18 Tabel 12 Alpha, Beta, dan E(Ri) Masing-Masing Saham Periode Pengamatan ke 1 No.
Periode Pengamatan ke 2
Periode Pengamatan ke 3
Perusahaan
αi
βi
E(Ri)
αi
βi
E(Ri)
αi
βi
E(Ri)
1
AALI
0,0073
0,0795
0,0088
0,0005
0,9664
0,0210
-0,0089
0,8887
-0,0034
2
AKRA
0,0032
0,7901
0,0183
0,0293
1,4566
0,0601
0,0969
2,9848
0,1154
3
ASII
0,0139
1,6085
0,0446
0,0025
1,4455
0,0331
0,0318
0,8763
0,0372
4
BBCA
0,0340
0,6491
0,0464
0,0020
1,4480
0,0327
0,0162
0,7540
0,0209
5
ITMG
0,0139
1,5630
0,0437
0,0217
0,3413
0,0289
-0,0226
1,6716
-0,0123
6
PGAS
0,0000
1,0536
0,0201
0,0036
0,1189
0,0061
-0,0140
1,5065
-0,0047
7
PTBA
0,0101
1,0867
0,0308
0,0041
1,0161
0,0256
-0,0046
1,4292
0,0042
8
UNTR
0,0195
1,0409
0,0394
0,0070
0,7184
0,0222
0,0245
1,5814
0,0343
9
UNVR
0,0276
0,4784
0,0367
-0,0136
0,8353
0,0041
0,0311
-0,4500
0,0283
Sumber : data diolah
4. Perhitungan tingkat risiko pasar, varian dari kesalahan residu, dan risiko total Setiap sekuritas memiliki risiko, untuk mengetahui besarnya risiko pada tiap-tiap perusahaan, maka dapat menggunakan rumus:
,
,
dan Tabel 13 Varian Pasar (σm²), Varian Kesalahan Residu (σei²), dan Tingkat Risiko Masing-Masing Sekuritas Saham (σi) Periode Pengamatan ke 1
Periode Pengamatan ke 2
Periode Pengamatan ke 3
No.
Perusahaan
σm²
σei²
σi
σm²
σei²
σi
σm²
σei²
σi
1
AALI
0,0023
0,0046
0,0680
0,0038
0,0061
0,0982
0,0028
0,0017
0,0629
2
AKRA
0,0023
0,0109
0,1109
0,0038
0,0108
0,1376
0,0028
0,0053
0,1740
3
ASII
0,0023
0,0005
0,0794
0,0038
0,0012
0,0957
0,0028
0,0011
0,0574
4
BBCA
0,0023
0,0022
0,0557
0,0038
0,0021
0,1006
0,0028
0,0012
0,0531
5
ITMG
0,0023
0,0101
0,1249
0,0038
0,0023
0,0525
0,0028
0,0027
0,1029
6
PGAS
0,0023
0,0044
0,0829
0,0038
0,0056
0,0755
0,0028
0,0046
0,1045
7
PTBA
0,0023
0,0029
0,0747
0,0038
0,0071
0,1050
0,0028
0,0028
0,0923
8
UNTR
0,0023
0,0016
0,0635
0,0038
0,0042
0,0788
0,0028
0,0021
0,0953
9
UNVR
0,0023
0,0061
0,0815
0,0038
0,0048
0,0865
0,0028
0,0033
0,0624
Sumber : data diolah
5. Perhitungan Return Bebas Risiko (RBR) Aktiva bebas risiko (RBR) adalah aktiva yang mempunyai keuntungan ekspektasi tertentu dengan varian keuntungan (risiko) yang sama dengan nol. Dalam hal ini, aktiva bebas risiko yang digunakan adalah Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama periode pengamatan ke 1 hingga ke 3, yaitu Agustus 2009-Mei 2010, Juni 2010– Maret 2011, April 2011–Januari 2012. Data terdapat pada tabel 9 dan perhitungan RBR terdapat pada tabel 14.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
19 Tabel 14 Return Bebas Risiko (RBR) Periode Pengamatan ke 1
Periode Pengamatan ke 2
Periode Pengamatan ke 3
(Agustus 2009 - Mei 2010)
(Juni 2010 - Maret 2011)
(April 2011 - Januari 2012)
Bulan
SBI
Bulan
SBI
Bulan
SBI
Agustus
6,50
Juni
6,50
April
6,75
September
6,50
Juli
6,50
Mei
6,75
Oktober
6,50
Agustus
6,50
Juni
6,75
November
6,50
September
6,50
Juli
6,75
Desember
6,50
Oktober
6,50
Agustus
6,75
Januari
6,50
November
6,50
September
6,75
Februari
6,50
Desember
6,50
Oktober
6,50
Maret
6,50
Januari
6,50
November
6,00
April
6,50
Februari
6,75
Desember
6,00
Mei
6,50
Maret
6,75
Januari
6,00
65,5
Jumlah
Jumlah
65,00
Jumlah
Rata-rata
6,5000
Rata-rata
6,5500
Rata-rata
6,5000
65
RBR
0,0650
RBR
0,0655
RBR
0,0650
Sumber : data diolah
6. Perhitungan Excess Return to Beta (ERB) Perhitungan ERB ini digunakan untuk mengetahui portofolio yang optimal berdasarkan metode indeks tunggal yang digunakan. Untuk menghitung ERB masingmasing saham digunakan rumus: Tabel 15 Excess Return to Beta (ERB) Periode pengamatan ke 1
Periode pengamatan ke 2
Periode pengamatan ke 3
No.
Perusahaan
1
AALI
-0,7069
Nilai ERB -0,0460
2
AKRA
-0,0591
-0,0037
0,0169
3
ASII
-0,0127
-0,0224
-0,0317
4
BBCA
-0,0287
-0,0227
-0,0585
5
ITMG
-0,0136
-0,1072
-0,0462
6
PGAS
-0,0426
-0,4996
-0,0463
7
PTBA
-0,0315
-0,0393
-0,0425
8
UNTR
-0,0246
-0,0603
-0,0194
9
UNVR
-0,0592
-0,0735
0,0816
-0,0770
Sumber : data diolah
7. Perhitungan tingkat pembatas saham atau Cut Off Point (Ci) Cut Off Point merupakan titik pembatas yang memisahkan saham-saham mana saja yang akan masuk ke dalam portofolio optimal. Untuk mengetahui nilai cut off point masingmasing saham dapat menggunakan rumus:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
20 Tabel 16 Tingkat Pembatas Saham (Cut off Point) Masing-Masing Saham Periode pengamatan ke 1
Periode pengamatan ke 2
Periode pengamatan ke 3
No.
Perusahaan
1
AALI
-0,0022
Nilai Ci -0,0169
-0,0435
2
AKRA
-0,0088
-0,0127
-0,0029
3
ASII
-0,0123
-0,0199
-0,0092
4
BBCA
-0,0129
-0,0207
-0,0156
5
ITMG
-0,0129
-0,0220
-0,0223
6
PGAS
-0,0141
-0,0224
-0,0246
7
PTBA
-0,0151
-0,0230
-0,0268
8
UNTR
-0,0160
-0,0243
-0,0256
9
UNVR
-0,0162
-0,0262
-0,0246
Sumber : data diolah
Portofolio optimal akan berisi aktiva-aktiva atau saham-saham yang memiliki nilai rasio ERB yang tinggi atau sama dengan nilai Ci saham. Sedangkan, nilai rasio yang rendah tidak akan masuk dalam portofolio optimal. Berikut dapat diketahui saham yang memiliki nilai ERB > Ci dapat diketahui melalui tabel 17. Tabel 17 Hasil ERB dengan Nilai Ci untuk Mengetahui Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal
Periode Pengamatan ke 1
Periode Pengamatan ke 2
Periode Pengamatan ke 3
No.
Perusahaan
ERB
Ci
Keterangan
ERB
Ci
Keterangan
ERB
Ci
Keterangan
1
AALI
-0,7069
-0,0022
Tidak Optimal
-0,0460
-0,0169
Tidak Optimal
-0,0770
-0,0435
Tidak Optimal
2
AKRA
-0,0591
-0,0088
Tidak Optimal
-0,0037
-0,0127
Tidak Optimal
0,0169
-0,0029
Optimal
3
ASII
-0,0127
-0,0123
Tidak Optimal
-0,0224
-0,0199
Tidak Optimal
-0,0317
-0,0092
Tidak Optimal
4
BBCA
-0,0287
-0,0129
Tidak Optimal
-0,0227
-0,0207
Tidak Optimal
-0,0585
-0,0156
Tidak Optimal
5
ITMG
-0,0136
-0,0129
Tidak Optimal
-0,1072
-0,0220
Tidak Optimal
-0,0462
-0,0223
Tidak Optimal
6
PGAS
-0,0426
-0,0141
Tidak Optimal
-0,4996
-0,0224
Tidak Optimal
-0,0463
-0,0246
Tidak Optimal
7
PTBA
-0,0315
-0,0151
Tidak Optimal
-0,0393
-0,0230
Tidak Optimal
-0,0425
-0,0268
Tidak Optimal
8
UNTR
-0,0246
-0,0160
Tidak Optimal
-0,0603
-0,0243
Tidak Optimal
-0,0194
-0,0256
Tidak Optimal
9
UNVR
-0,0592
-0,0162
Tidak Optimal
-0,0735
-0,0262
Tidak Optimal
0,0816
-0,0246
Optimal
Sumber : data diolah
8. Perhitungan proporsi masing-masing sekuritas saham Penentuan besarnya proporsi dana masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal digunakan untuk mengetahui berapa besarnya dana yang ditanamkan pada setiap saham dalam portofolio optimal yang telah terbentuk. Untuk mengetahui besarnya proporsi sekuritas yang masuk dalam portofolio optimal dapat menggunakan rumus:
Xi
i ( ERBi C*) , dan ei 2
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
21 Tabel 18 Hasil Proporsi Masing-masing Saham Pembentukan portofolio optimal terdapat dalam periode pengamatan ke 3 (April 2011 – Januari 2012)
No
Saham
E(Ri)
β
σ ei²
ERB
Ci
C*
Xi
Wi
Wi (%)
2
AKRA
0,1154
2,9848
0,0053
0,0169
-0,0029
-0,0246
23,3715
2,6
260%
9
UNVR
0,0283
-0,4500
0,0033
0,0816
-0,0246
-0,0246
-14,4818
-1,6
-160%
TOTAL
8,8897
100%
Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 18 proporsi dana pada saham UNVR mempunyai nilai negatif, hal ini menunjukkan adanya penjualan pendek (short selling) yang berarti bahwa investor tidak mempunyai sekuritas yang dijual dan meminjam sekuritas ini dari brokernya untuk dijual ke pihak lain. 9. Perhitungan beta portofolio Beta portofolio (βp) merupakan rata-rata tertimbang dari beta masing-masing saham (βi) yang membentuk portofolio. Menghitung beta portofolio saham yang membentuk
portofolio dari 2 saham, dengan rumus: Tabel 19 Beta Portofolio Saham
Perusahaan
Wi
βi
βp
AKRA
2,6
2,9848
7,8379
UNVR
-1,6
-0,4500
0,7317
TOTAL
8,5696
Sumber : data diolah
10. Perhitungan alpha portofolio Alpha portofolio (αp) merupakan rata-rata tertimbang dari Alpha masing-masing saham (αi) yang membentuk portofolio. Menghitung alpha portofolio saham yang
membentuk portofolio dari 2 saham, dengan rumus: Tabel 20 Alpha Portofolio Saham
Perusahaan
Wi
αi
AKRA
2,6
0,0969
0,2545
UNVR
-1,6
0,0311
-0,0506
TOTAL
0,2039
Sumber : data diolah
αp
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
22
11. Perhitungan keuntungan ekspektasi portofolio Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return ekspektasi individual saham. Perhitungan tingkat keuntungan portofolio bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan portofolio saham yang membentuk portofolio optimal dengan rumus: Tabel 21 Tingkat Keuntungan Portofolio Saham
αp
βp
E(Rm)
E(Rp)
0,2039
8,5696
0,0062
0,2569
Sumber : data diolah
12. Perhitungan risiko portofolio Perhitungan risiko (varian) portofolio bertujuan untuk mengetahui besarnya risiko (varian) portofolio saham yang membentuk portofolio optimal dengan rumus:
= 0,2056 + 0,0001 = 0,2057 13. Pembentukan portofolio optimal Setelah dilakukan analisis dan pembahasan lebih lanjut terhadap 2 saham perusahaan yang masuk dalam portofolio optimal yang terdapat pada periode pengamatan ke 3, saham tersebut memiliki tingkat keuntungan portofolio sebesar 0,2569 dan memiliki risiko (varian) portofolio sebesar 0,2057.
Gambar 3 Kurva Pembentukan Portofolio Optimal
Gambar 3 menunjukkan hubungan antara keuntungan dan risiko dari setiap perusahaan. Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa portofolio efisien tersebut hanya terdapat pada 2 saham perusahaan yaitu PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Karena pada kurva tersebut merupakan kurva pembentukan portofolio yang optimal, maka akan terlihat portofolio yang memiliki risiko portofolio terendah dengan portofolio yang memiliki tingkat keuntungan tertinggi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
23
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) portofolio optimal dapat diketahui melalui pemilihan dan pembentukan portofolio dari banyak aset yang memiliki kriteria dari model indeks tunggal itu sendiri yaitu memiliki nilai rasio ERB>Ci. Pemilihan portofolio optimal ditentukan pada portofolio efisien yang memiliki manfaat optimal bagi investor yang menanamkan sahamnya. Dalam penelitian ini terdapat 2 saham yang membentuk portofolio optimal yaitu 2 saham dari periode pengamatan ke 3 yang membentuk portofolio optimal dengan proporsi saham yang berbeda. Saham tersebut adalah PT AKR Corporindo dengan proporsi saham 2,6, dan PT Unilever Indonesia dengan proporsi saham -1,6. Portofolio yang membentuk saham LQ-45 menghasilkan tingkat keuntungan portofolio optimal yang diharapkan sebesar 0,2569 dengan tingkat risiko portofolio sebesar 0,2057; (2) dengan adanya perhitungan analisis portofolio saham menggunakan model indeks tunggal, maka perhitungan tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dalam portofolio optimal dan risiko portofolio dapat diketahui. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan analisis untuk melihat pergerakan portofolio optimal sahamsaham perusahaan; (3) dari saham-saham yang membentuk portofolio optimal besar beta diketahui lebih besar atau sama dengan 1 (satu). Hal ini merupakan portofolio yang terbentuk menunjukkan bahwa portofolio optimal dari ILQ-45 tersebut memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap perubahan pasar. Saran (1) bagi investor, diharapkan untuk mengetahui pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal yang dapat digunakan sebagai penilaian terhadap harga sekuritas saham yang didasarkan bahwa harga suatu sekuritas selalu berubah-ubah dan berhubungan erat dengan adanya indeks harga yang ada di pasar. Oleh karena itu, sebaiknya harus selalu memantau pergerakan dari harga saham yang selalu mengalami perubahan, sehingga dapat diketahui seberapa besar return dan risiko yang ditanggung; (2) bagi peneliti selanjutnya, mengingat jumlah populasi penelitian sedikit, dan kelompok saham yang digunakan hanya saham LQ-45, diharapkan dapat memperluas bahasan baik dari populasi, jenis saham yang digunakan, ruang lingkup penelitian maupun aspek pembahasan serta memperpanjang waktu penelitian sehingga perubahan dari pembentukan portofolio optimal dapat dilihat secara signifikan pada perusahaanperusahaan yang ada pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
DAFTAR PUSTAKA Darmadji, T. dan H. M. Fakruddin. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Eko, U. 2008. Analisis dan Penilaian Kinerja Portofolio Saham-Saham LQ45. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi 15(3): 178-187. Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta. Husnan, S. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. . 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 4. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
24
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta. . 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. . 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 7. BPFE. Yogyakarta. Samsul, M. 2006. Dasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga. Jakarta. Subardo, M. E. N. 2010. Pemilihan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Model Markowitz di BEI. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Sulistiono, S. 2006. Analisis dan Desain Proses Pembentukan Portofolio yang Optimal Perusahaan yang Go Public pada PT Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 2(1): 2028. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 5. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Suryantini, N. P. S. 2007. Perbedaan Kinerja Portofolio Berdasarkan Strategi Portofolio Aktif dan Pasif pada Saham LQ-45 di BEJ. Buletin Studi Ekonomi 12(3): 299-313. Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE. Yogyakarta. . 2010. Portofolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Kanisius. Yogyakarta. ●●●