Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN KEPUTUSAN INVESTASI
Billy Arga Arifin
[email protected] Sonang Sitohang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out how to form an optimum stock portfolio for prospective investor by using the single index model as the basis of investment consideration on the banking companies which go public in Indonesia Stock Exchange. The research data is the movement of Composite Stock Price Index (IHSG), the annual dividend payment, the individual stock price per year, and the interest rates of Bank of Indonesia Certificate (SBI) from 2009 to 2013. The calculation is carried out by using the profit level formula and the level of individual risk and the profit and risk rate of portfolio in order to find out the value of Excess Return to Beta (ERB) and Cut off Point (Ci). The stock which its ERB is bigger than Ci is included in optimum portfolio category. The stocks which include in optimum portfolio category are PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Tabungan Negara, and PT Bank Danamon Indonesia. The result of the research describes that there are 4 optimum stocks of 6 stocks have been selected as the research sample, when these 4 optimum stocks are combined, they become 6 portfolio and each stock consists of 2 stocks, in which there is an optimum portfolio in the first portfolio which is the combination of the stock of PT Bank Rakyat Indonesia and PT Bank Negara Indonesia and the third portfolio which is the combination of the stock of PT Bank Rakyat Indonesia and PT Bank Tabungan Negara. Keywords: Single Index Model, Portfolio, Investment and Stocks. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio saham yang optimal bagi calon investor dengan menggunakan model indeks tunggal sebagai dasar pertimbangan investasi pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian ini yaitu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pembagian deviden per tahun, harga saham individu per tahun, dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada tahun 2009 hingga 2013. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus tingkat keuntungan dan tingkat risiko individu serta tingkat keuntungan dan tingkat risiko portofolio, untuk mengetahui nilai Excess Return to Beta (ERB) dan Cut Off Point (Ci). Saham yang memiliki ERB lebih besar daripada Ci masuk dalam kategori portofolio optimal. Saham yang termasuk dalam portofolio optimal adalah PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Tabungan Negara, dan PT Bank Danamon Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa dari 6 saham yang menjadi sampel diperoleh 4 saham yang optimal, dikombinasikan menjadi 6 portofolio yang masing-masing terdiri dari 2 saham, dimana terdapat portofolio optimal pada portofolio 1 yaitu kombinasi dari saham PT Bank Rakyat Indonesia dan PT Bank Negara Indonesia serta portofolio 3 yaitu kombinasi saham PT Bank Rakyat Indonesia dan PT Bank Tabungan Negara. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, Portofolio, Investasi, dan Saham.
1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
2
PENDAHULUAN Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan untuk menanamkan harta ataupun modal baik pada aktiva riil maupun aktiva finansial pada suatu unit usaha atau pendanaan dengan maksud memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang. Salah satu bentuk investasi yang mulai diminati individu sebagai pemodal adalah investasi saham melalui bursa. Biasanya investor lebih suka membeli saham perusahaan yang go public, sebab saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong menjanjikan return yang tinggi tapi juga memiliki risiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, kebijakan pemerintah, baik perubahan itu luar negeri maupun dalam negeri. Semakin banyaknya perusahaan yang menjadi emiten di pasar modal akan menimbulkan berbagai kombinasi saham yang bisa di pilih oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal portofolio. Berdasarkan kenyataan bahwa pada umumnya investor tidak menginvestasikan seluruh dananya pada satu jenis saham tapi mereka melakukan diversifikasi saham yang bertujuan untuk mengurangi risiko yang ditanggung akibat dana yang diinvestasikan. Untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin maka analisis portofolio merupakan salah satu alat yang tepat untuk memperkecil resiko yang diterima dengan tujuan memaksimalkan profit dengan tingkat risiko yang sama diantara saham yang ada. Hasil dari analisis ini akan menentukan ketepatan dalam pengambilan keputusan investasi yang akan diambil oleh investor. Return merupakan tujuan para investor dalam berinvestasi. Untuk memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu, biasanya para investor menyiasati dengan portofolio saham dan salah satu cara untuk mengurangi risiko investasi saham bisa dilakukan dengan melakukan diversifikasi kepemilikan saham, yaitu dengan mengkombinasikan berbagai saham dalam investasinya atau dengan membentuk portofolio. Karena pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian yang tinggi, akan tetapi tidak begitu menyukai adanya risiko. Adanya ketidak pastian di masa yang akan datang dapat mennyebabkan risiko dalam berinvestasi khususnya pada asset finansial yang selalu dipasarkan di bursa, hal tersebut diakibatkan aset finansial sangat peka terhadap perubahan baik perubahan dari dalam perusahaan yang mengeluarkan aset tersebut ataupun perubahan yang diakibatkan oleh keadaan pasar. Sehingga akan menimbulkan dua jenis risiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis, risiko sistematis biasanya dipengaruhi oleh keadaan pasar atau risiko ini akan dihadapi oleh semua asset yang listing di bursa sedangkan risiko tidak sistematis biasanyadiakibatkan oleh kebijakan-kebijakan perusahaan dan hanya menimpa pada perusahaan yang bersangkutan. Dalam berinvestasi ada dua faktor yang paling dipertimbangkan oleh investor, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk). Dua faktor ini merupakan hal yang berlawanan, dalam arti invertor menyukai return yang tinggi dan tidak begitu menyukai risiko yang tinggi. Pada kenyataan terdapat hubungan yang alami antara besarnya pengembalian dan besarnya risiko, karena semakin besar pengembalian yang diharapkan maka akan semakin besar pula risiko yang akan dihadapi atau Tingkat pengembalian yang tinggi akan selalu diikuti dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Teori portofolio mempelajari dan menentukan kombinasi saham yang paling efisien terhadap sekumpulan saham untuk mengoptimalkan keuntungan yang diharapkan berkaitan dengan pencapaian tujuan investasi.Portofolio saham selain untuk menghindari
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
3
risiko juga untuk memaksimalkan return. Hakekat dari pembentukan portofolio yang efisien dan optimal adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi saham, yaitu menempatkan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif agar dana dapat menghasilkan pengembalian yamg optimal. Untuk membentuk portofolio optimal dapat menggunakan beberapa model, salah satunya adalahmodel indeks tunggal(Single Index Model).Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar.Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik, dan juga sebaliknya, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahanperubahan nilai pasar. Asumsi model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar, melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar yang searah dengan perubahan IHSG.Model indeks tunggal ini dapat diterima dan mewakili kenyataan sesungguhnya bergantung dari seberapa besar asumsi-asumsi ini realistis. Untuk mempermudah dan memperjelas ruang lingkup pembahasan maka penelitian ini akan dikhususkan pada saham-saham sektor perbankan yang termasuk dalam kategori indeks LQ–45, sebab saham-saham ini cenderung stabil dan aktif serta memiliki likuiditas yang tinggi, sehingga lebih mudah diperjual belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil suatu rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menentukan portofolio yang optimal bagi calon investor sebagai dasar pertimbangan investasi pada saham perusahaan perbankan yang go public di bursa efek Indonesia ? 2. Apa saja saham-saham perbankan yang termasuk dalam portofolio optimal dan kombinasi portofolio yang dapat dibentukdari saham-saham tersebut? 3. Bagaimana fungsi utilitasnya jika dikaitkan dengan preferensi investor dalam menentukan keputusan investasi ? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menentukan portofolio yang optimal bagi calon investor sebagai dasar pertimbangan investasi pada saham perusahaan perbankan yang go public di bursa efek Indonesia, yaitu terkait hal sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis saham-saham yang dapat dibentuk menjadi portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal. 2. Untuk mengetahui saham-saham yang termasuk dalam portofolio optimal dan kombinasi portofolio yang dapat dibentuk dari saham-saham tersebut. 3. Untuk memberikan analisa dalam menentukan keputusan investasi yang akan dilakukan oleh calon investor. TINJAUAN TEORETIS Pasar Modal Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Fahmi, 2012:52).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
4
Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan(Fakhrudin 2011:2) yaitu: 1. Fungsi ekonomi pasar modal adalah menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (emiten). Pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan pihak emiten atau perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan perusahaan tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasional perusahaan. 2. Fungsi keuangan pasar modal adalah menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil, pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena dapat memberikan kemungkinan dan kesempatan bagi investor untuk memperoleh imbalan (return). Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang (Ahmad, 2008:42).Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi saham adalah penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan mendapatkan tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham tersebut di bursa efek. Tujuan investor melakukan investasi yaitu untuk memperoleh keuntungan, dalam arti luas tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor.Dalam hal ini adalah moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai pendapatan di masa mendatang. Secara garis besar ada dua jenis asset yang dapat digunakan sebagai sarana investasi (Jogiyanto, 2008:6) yaitu: 1. Real asset, yaitu investasi yang dilakukan dalam asset-asset yang berwujud nyata seperti: emas, real estate dan karya seni. 2. Financial asset, yaitu investasi yang dilakukan pada sektor-sektor financial, seperti: deposito, saham, obligasi, reksadana. Berinvestasi bisa dilakukan dengan dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Langsung artinya investor membeli aset-aset keuangan perusahaan, sedangkan tidak langsung artinya investor membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset keuangan dari perusahaan lain. Saham Saham merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.Indeks harga saham merupakan suatu catatan terhadap perubahan maupun pergerakan harga saham sejak pertama kali beredar sampai pada suatu saat tertentu (Sunariyah, 2006:138). Saham yang biasa dikeluarkan oleh perusahaan dibedakan atas 3 jenis(Jogiyanto, 2008:107), antara lain sebagi berikut: 1. Saham Biasa, yaitu saham umum yang menunjukkan bahwa pemegang saham tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. 2. Saham Preferen, yaitu saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa, saham ini memiliki hak prioritas atas pembagian deviden serta kekayaan perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
5
3. Saham Treasuri, yaitu saham milik perusahaan yang pernah dijual dan beredar di pasar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai harta yang nantinya dapat dijual kembali saat dibutuhkan. Return Tujuan utama seorang investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan return.Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian menanggung risiko atas investasi yang dilakukan (Tandelilin, 2010:102). Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa yang akan datang. Sedangkan return yang terjadi (actual return) merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa yang telah lalu. Return dikategorikan menjadi 2(Jogiyanto,2013:205), yaitu: 1. Return realisasi (realized return), merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa mendatang. 2. Return ekspektasi (expected return), adalah return yang diharapkan akan diperoleh dari investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Risiko Risiko adalah kemungkinan adanya perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan. (Tandelilin, 2010:47). Ketidakpastian dari return yang akan diperoleh itulah yang dinamakan dengan risiko, dimana tingkat keuntungan dan risiko adalah dua hal yang tidak terpisah. Dalam konteks portofolio pasar terdapat 2 risiko investasi (Sunariyah, 2006:114), yaitu: 1. Risiko sistematis, atau risiko yang tidak dapat didiversifikasikan, dalam arti risiko tersebut merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan ataupun dieliminasi walaupun jumlah sekuritas ditambah atau dengan diversifikasi. 2. Risiko tidak sistematis, disebut juga risiko khusus yang terdapat pada masing-masing perusahaan, seperti risiko kebangkrutan, risiko manajemen, dan risiko industri khusus perusahaan. Risiko ini disebut unsystematic risk atau risiko yang dapat didiversifikasikan, dalam arti risiko tersebut merupakan risiko yang dapat dihilangkan atau dieliminasi dengan melakukan diversifikasi. Pandangan investor terhadap risiko digolingkan manjadi 3(Sartono, 2013:191), diantaranya adalah: 1. Risk aveter, yaitu investor yang apablia dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian tetentu dengan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan risiko yang lebih rendah walaupun tingkat keuntungan yang dihasilkan juga rendah. 2. Risk seeker atau risk preferer, yaitu investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi walaupun risiko yang ditanggung juga tingi. 3. Risk neutral atau risk indeferent, yaitu investor yang cenderung akan memilih investasi dengan tingkat keuntungan yang seimbang dengan risikonya
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
6
Go Public Go Public atau penawaran umum adalah kegiatan panawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur undangundang pasar modal dan peraturan pelaksanaan(Sunariyah, 2006:32). Indeks LQ-45 Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan februari dan agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Portofolio Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga (Sunariyah, 2006:194). Ssuatu portofolio dikatakan efisien apabila dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi sebagai berikut(Jogiyanto, 2008:295): 1. Memberikan expected return terbesar dengan risk yang sama 2. Memberikan risk terkecil dangan expected return yang sama Portofolio yang efisien dapat ditentukan dengan memilih return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Dalam menentukan portofolio optimal maka yang dilakukan pertama kali adalah menentukan portofolio yang efisien, karena portofolio efisien adalah dasar pembentukan portofolio yang optimal.Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien (Tandelilin, 2010: 160). Dari sekian banyak portofolio yang efisien, hanya ada satu portofolio yang optimal, yaitu portofolio yang dipilih dari beberapa portofolio yang efisien. Investor yang rasional akan memilih portofolio yang optimal.Penentuan Portofolio optimal dengan menentukan rasio antara ERB (Excess Return to Beta) yang merupakan selisih return ekspektasi dangan aktiva bebas risiko. Rasio ini yang akan menentukan portofolio optimal, setelah sekuritassekuritas yang membentuk portofolio optimal maka dapat ditentukan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan dalam portofolio berdasarkan nilai tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat keuntungan pasar. Model indeks tunggal Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Sebaliknya, jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga.Hal tersebut memungkinkan bahwa tingkat pengembalian dari sekuritas berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar (Jogiyanto, 2013:340). Konsep Model Indeks Tunggal berasal dari keinginan William Sharpe untuk menyederhanakan dalam perhitungan Markowitz. Penghitungan return sekuritas dalam Model Indeks Tunggal melibatkan dua komponen utama yaitu: 1. Komponen return sekuritas yang terkait dengan keunikan perusahaan dilambangkan dengan αi. 2. Komponen return yang terkait dengan pasar, dilambangkan dengan βi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
7
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi Pendekatan yang digunakan dalam penelitianiniadalahpendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2009:21). Adapun populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan perbankan yang telah terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2014. Teknik Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan diambil dengan metode Non Probability Sampling yang kemudian diteliti dengan 2 cara, yaitu: Purposive Sampling (berdasarkan tujuan), merupakan metode pemilihan sampel berdasarkan tujuan dan target tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak dan Judgement Sampling (berdasarkan pertimbangan), merupakan metode pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Ikhsan, 2008:128). Adapun pertimbangan kriteria yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan perbankan yang terdaftar dan aktif diperdagangkan di BEI tahun 2009-2013. 2. Perusahaan perbankan yang paling sering masuk indeks LQ-45 periode 2009-2013. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Pustaka, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari teori-teori dan berbagai literatur yang berhubungan dengan investasi portofolio. Data ini merupakan landasan teoritik yang digunakan sebagai dasar, guna menjamin tetap terjaganya kualitas nilai ilmiah dalam penelitian ini. 2. Dokumentasi, cara untuk mendapatkan data melalui catatan-catatan sarta dokumendokumen tertulis. Dalam penelitian ini mempelajari informasi-informasi yang terdapat dalam catatan atau dokumentasi tentang harga saham individu, deviden, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan. Satuan Kajian Analisis portofolio dengan model indeks tunggal merupakan analisis portofolio sederhana yang berkaitan dengan jumlah dan jenis input atau data serta prosedur analisis untuk menentukan portofolio yang optimal, yang terdiri dari: 1. Tingkat Keuntungan Saham (Rit), keuntungan saham yang berasal dari perubahan harga saham dan pembagian deviden, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. 2. Koefisien α dan β, memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suatu variabel apabila variabel lain berubah. 3. Tingkat Keuntungan Ekspektasi (E(Rit)), rata-rata tertimbang dan tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut. 4. Tingkat Risiko Pasar (σm), mengukur risiko dari besar nilai tiap item yang menyimpang dari rata-ratanya. 5. Excess Return to Beta (ERB), selisih keuntungan ekspektasi dengan keuntungan aktiva bebas risiko atau mengukur kelebihan keuntungan relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat dideversifikasi yang diukur dengan beta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
8
6. Cut Off Point (C*), batasan untuk memisahkan saham-saham mana saja yang akan dimasukkan di dalam pembentukan portofolio optimal. 7. Proporsi Investasi Dana ,proporsi 50%:50%, 40%:60%, dan 30%:70% untuk dimasukkan dalam investasi kedalam portofolio optimal. 8. Beta Portofolio (βp), rata-rata dari beta saham individu. 9. Alpha Portofolio (αp), rata-rata dari alpha saham individu. 10.Keuntungan Ekspektasi Portofolio (E(Rp)), rata-rata tertimbang dari keuntungan ekspektasi tiap saham tunggal dalam portofolio. 11.Risiko Portofolio (σp), risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) dan risiko unik (unique risk). Dengan memasukkan karakteristik beta portofolio. Teknik Analisis Data Dalam penelitian diperlukan teknik-teknik dalam menganalisa data.Data yang dikumpulkan dianalisis secara sistematis, mengarah pada hal yang diteliti kemudian hasil dari analisis data diterapkan dalam pemecahan permasalahan.Adapun teknik analisis data yang digunakan penulis dalam hal ini adalah rumus yang diambil dari Jogiyanto (2008:339) sebagai berikut: a. Tingkat Keuntungan Saham (Pt – Pt-1) + Dt Rit = Pt-1 Notasi: Rit = Tingkat keuntungan saham Pt = Harga saham individu akhir periode Pt-1 = Harga saham individu awal periode Dt = Deviden saham yang diterima pada saham i b. Koefisien α dan β n . ΣXY – ΣX . ΣY β= n . ΣX2 – (ΣX)2 ΣY – β . ΣX α= n Notasi: ` X = Indeks keuntungan pasar Y = Tingkat keuntungan saham β = Beta saham i α = Alpha saham i c. Tingkat Keuntungan Ekspektasi E(Ri) = αi + βi . E(Rm) Notasi: E(Ri) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari saham i αi = Alpha saham i βi = Beta saham i E(Rm) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar d. Tingkat risiko pasar (σm2) Σ [Rm – E(Rm)]2 σm2= n–1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
9
Notasi: σm2 = Varian dan keuntungan pasar Rm =Keuntungan pasar E(Rm) = Tingkat keuntunganekspektasi dari indeks pasar e. Varian Dari Kesalahan Residu (σei2 ) ei = Rit – αi – (βi . Rmt) Σ (ei – 0)2 σei2 = n–1 σi = (βi2 . σm2 + σei2) Notasi: σei2 = Varian ei σi = Total risiko σm2 = Varian dan keuntungan pasar βi2 = Beta saham f. Excess Return to Beta (ERB) E(Ri) - RBR ERB = βi Notasi: E(Ri) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari saham i βi = Beta saham i RBR = Keuntungan bebas aktiva bebas risiko g. Cut Off Point (C*) [E(Ri) - RBR] βi Ai = σei2 2 βi Bi = σei2 [E(Ri) - RBR] βi 2 σm ∑ σei2 Ci = β i2 2 1 + σm ∑ σei2 Notasi: Ai = Penentuan nilai cut off rate saham A Bi = Penentuan nilai cut off rate saham B E(Ri) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari saham i βi = Beta saham i RBR = Keuntungan bebas aktiva bebas risiko Ci = Titik pembatas σei2 = Varian ei σm2 = Varian dan keuntungan pasar
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
10
h. Beta Portofolio β p= ∑ Wi . βi Notasi: βp =Beta portofolio Wi = Proporsi Portofolio βi = Beta saham i i. Alpha Portofolio αp= ∑ Wi . αi Notasi: αi = Alpha portofolio Wi = Proporsi Portofolio αi = Alpha saham i j. Keuntungan Ekspektasi Portofolio E(Rp) = αp + βp . E(Rm) Notasi: E(Rp) = Tingkat keuntungan ekspektasi dari prtofolio αp = Alpha portofolio βp = Beta portofolio k. Risiko Portofolio σp = βp2 . σm2 + (∑ Wi . σei)2 Notasi: σp = Risiko portofolio 2 2 β p . σm = Risiko yang berhubungan dengan pasar Wi = Proporsi saham i σei = Risiko unik ANALISIS DAN PEMBAHASAN Perhitungan Tingkat Keuntungan Saham Saham BBCA BBNI BBRI BBTN BDMN BMRI
2009 0,8036 1,6454 0,7103 0,0689 1,0400 1,5930
Tabel 1 Tingkat Keuntungan Saham 2010 2011 0,3025 0,4437 1,0420 0,1977 0,3877 0,4170 0,5766 -0,0712 0,2000 -0,2934 0,4204 0,1521
2012 0,1556 0,0520 0,0475 0,2406 0,2764 0,2387
2013 -0,0005 0,0435 -0,0557 -0,4356 -0,3811 -0,1067
Dari Tabel 1 tersebut nampak bahwa tidak tiap tahun perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian. Dari nilai-nilai yang ada di atas banyak perusahaan yang menghasilkan keuntungan di tiap tahun berturut-turut, dan juga ada pula perusahaan yang mengalami kerugian. Jika pada tahun tersebut tidak terdapat nilai artinya persahaan tersebut tidak mendapat keuntungan ataupun mengalami kerugian. Perhitungan Indeks Keuntungan Pasar Nilai indeks keuntungan pasar ini merupakan salah satu nilai yang digunakan untuk menghitung keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan dalam menanam modal pada suatu perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
11 Tabel 2 Indeks Keuntungan Pasar Periode ke-t (Rm) Periode Tahun 2009-2013 Tahun IHSG Rm 2008 2.534,36 2009 2.627,25 0,0367 2010 3.703,51 0,4097 2011 3.821,99 0,0320 2012 4.316,69 0,1294 2013 4.274,18 -0,0098 Jumlah / Rm 0,5979 Rata-rata / E(Rm) 0,1196
Data yang digunakan untuk menghitung indeks keuntungan pasar berdasarkan nilai IHSG tahun 2009-2013. Sehingga diperoleh nilai Rm sebesar 0,5979 dan rata-rata sebesar 0,1196 yang merupakan keuntungan dari indeks pasar yang berhubungan dengan βi. Perhitungan Alpha dan Beta Beta i adalah sensitifitas keuntungan suatu sekuritas terhadap keuntungan pasar. Koefisien beta dapat bernilai positif maupun negatif. Jika beta positif, maka kenaikan return pasar akan menyebabkan kenaikan return saham. Sedangkan jika beta negatif, maka kenaikan return pasar akan menyebabkan penurunan return saham. Besarnya beta biasanya ditatapkan sebesar 1. Beta > 1 berarti mempunyai sifat yang rentan atau sensitif terhadap perubahan pasar, sebaliknya bila beta < 1 berarti mempunyai sifat yang tidak sensitif terhadap perubahan pasar. Bila nilai beta samakin besar, maka semakin besar pula pengaruh tingkat keuntungan pasar, sehingga semakin tinggi risiko yang melekat pada saham tersebut. Saham BBCA BBNI BBRI BBTN BDMN BMRI
Tabel 3 Alpha dan Beta Masing-masing Saham αi 0,3577 0,4477 0,2758 -0,1586 0,1171 0,4671
βi -0,1398 1,2409 0,2139 1,9606 0,4286 -0,0633
Saham-saham yang bernilai β > 1 terdapat 2 saham. Dan yang paling tinggi adalah saham PT Bank Tabungan Negara, ini berarti bahwa saham tersebut sangat rentan terhadap perubahan kondisi pasar. Artinya bahwa setiap 1% perubahan pasar akan mengakibatkan perubahan keuntungan dari sekuritas tersebut dengan arah yang sama sebesar 1,9606%. Sebaliknya saham yang bernilai β < 1 akan mengakibatkan perubahan return dari sekuritas tersebut dengan arah yang berlawanan. Dari keenam sampel saham tersebut terdapat 4 perusahaan yang memiliki β < 1. Dan yang paling rendah adalah saham PT Bank Central Asia, ini berarti bahwa saham tersebut mempunyai risiko pasar dibawah rata-rata dan kurang sensitif terhadap pengaruh pasar atau kondisi ekonomi pada umumnya apabila dibandingkan dengan keuntungan pasar yang mempunyai nilai β > 1. Perhitungan Tingkat Keuntungan Ekspektasi Setelah diketahui nilai alpha dan beta saham maka dapat dihitung berapa besar tingkat keuntungan yang diharapkan E(Ri) oleh tiap-tiap saham dengan memasukkan rata-rata keuntungan pasar E(Rm). Expected return dihitung dengan rumus average. Tingkat keuntungan dari indeks pasar (Rm) yang didasarkan pada saat indeks harga saham gabungan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
12 Tabel 4 Tingkat Keuntungan Ekspektasi Masing-masing Saham Saham E(Ri) BBCA 0,3410 BBNI 0,5961 BBRI 0,3014 BBTN 0,0759 BDMN 0,1684 BMRI 0,4595
Tingkat keuntungan yang diharapkan pada tabel diatas semuanya mempunyai nilai positif. Yang memiliki tingkat keuntungan paling tinggi adalah saham PT Bank Negara Indonesia, sedangkan yang paling rendah adalah saham PT Bank Tabungan Negara. Nilai E(Ri) positif menunjukkan bahwa saham tersebut dapat memberikan tingkat keuntungan pada pemegang sahamnya.. Untuk memperoleh portofolio yang optimal diperlukan saham yang rata-rata tingkat keuntungan yang diharapkan bernilai positif. Perhitungan Nilai Varian Pasar, Varian Kesalahan Residu, Dan Tingkat Risiko Risiko yang terkandung dalam suatu alternatif investasi akan mempengaruhi keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut. Penilaian investor atau calon investor terhadap risiko investasi saham juga akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan. Dalam hal ini risiko merupakan unsur dalam penetapan tingkat diskonto untuk menentukan nilai saham. Jika risiko investasi saham semakin tinggi sementara pendapatan saham tetap, maka nilai saham akan semakin rendah, sehingga dapat mengakibatkan harga saham turun dan sebaliknya. Tabel 5 Varian Pasar, Varian Kesalahan Residu & Tingkat Risiko Masing-masing Saham Saham σm2 σei2 σi BBCA 0,0289 0,0937 0,0943 BBNI 0,0289 0,4705 0,5150 BBRI 0,0289 0,0937 0,0950 BBTN 0,0289 0,0292 0,1403 BDMN 0,0289 0,3166 0,3219 BMRI 0,0289 0,4374 0,4376
Tampak bahwa varian keuntungan pasar (σm2) diperoleh sebesar 0,0289. Nilai ini berlaku pada semua saham dan berlaku pada periode penelitian karena dalam periode penelitian keadaan varian keuntungan pasar adalah tetap. Risiko unik (σei2) adalah varian dari kesalahan residu yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi dalam perusahaan. Risiko unik paling tinggi terdapat pada saham PT Bank Negara Indonesia sebesar 0,4705, sedangkan risiko unik paling rendah terdapat pada saham PT Bank Tabungan Negara sebesar 0,0292. Selanjutnya adalah menghitung risiko (varian return) sekuritas (σi). Dari hasil perhitungan risiko untuk masing-masing saham diperoleh risiko saham rata-rata dibawah 1, artinya saham-saham tersebut memiliki risiko yang kecil disamping juga tingkat keuntungan yang kecil. Saham dengan risiko tertinggi terdapat pada saham PT Bank Tabungan Negara sebesar 0,5150, sedangkan saham dengan risiko terendah terdapat pada saham PT Bank Central Asia sebesar 0,0943. Perhitungan Keuntungan Aktiva Bebas Risiko Aktiva bebas risiko (RBR) adalah aktiva yang mempunyai keuntungan ekspektasi tertentu dangan varian keuntungan (risiko) yang sama dengan nol. Tingkat bunga bebas risiko adalah suatu pendapatan (return) yang diperoleh karena menginvestasikan dana pada investasi bebas risiko. RBR dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh return bebas risiko salama periode 5 tahun serta dirata-ratakan dan hasilnya dibagi 100.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
13 Tabel 6 Return Bebas Risiko Periode 2009-2013
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Rata-rata(RBR)
Nilai 6,50% 6,50% 6,00% 5,75% 7,50% 32,25% 6,45%
Dalam hal ini aktiva bebas risiko yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) antara tahun 2009-2013. Dari hasil perhitungan di atas diperoleh bahwa keuntungan bebas risikonya sebesar 0,0645. Hasil dari perhitungan RBR ini digunakan untuk menghitung Excess Return to Beta (ERB). Perhitungan Portofolio Optimal Perhitungan portofolio optimal akan menjadi lebih mudah bila didasarkan pada satu buah angka yaitu rasio antara Excess Return to Beta (ERB). Angka ini menunjukkan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal atau tidak. Saham BBCA BBNI BBRI BBTN BDMN BMRI
E(Ri) 0,3410 0,5961 0,3014 0,0759 0,1684 0,4595
Tabel 7 Nilai ERB Masing-masing Saham βi RBR -0,1398 0,0645 1,2409 0,0645 0,2139 0,0645 1,9606 0,0645 0,4286 0,0645 -0,0633 0,0645
ERB -1,9773 0,4284 1,1074 0,0058 0,2424 -6,2406
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai ERB sangat fluktuatif. Nilai ERB tertinggi terdapat pada saham PT Bank Rakyat Indonesia sebesar 1,1074. Rasio ERB menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu keuntungan dan risiko. Portofolio optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Sedangkan nilai rasio yang rendah tidak masuk dalam portofolio yang optimal. Berdasarkan perhitungan di atas, langkah selanjutnya adalah mengurutkan saham berdasarkan nilai ERB terbesar ke terkecil dan menghitung nilai Ci masing-masing saham. Perhitungan Nilai Ai, Bi, Dan Ci Nilai Ci adalah nilai untuk saham ke-i yang dihitung dari akumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai B1 sampai dengan Bi. Nilai Cut Off Point (C*) adalah nilai Ci tertinggi pada kelompok saham-saham yang masuk dalam portofolio optimal. Nilai C* digunakan sebagai titik pembatas untuk menentukan saham yang masuk kandidat dengan yang tidak masuk kandidat portofolio. Untuk mencari nilai C*, amati nilai Ci pada saham-saham yang masuk dalam portofolio optimal dan kemudian berubah menjadi keluar dari portofolio optimal. Nilai Ci yang merupakan nilai optimal itulah yang merupakan C*. Saham BBCA BBNI BBRI BBTN BDMN BMRI
Tabel 8 Nilai Ci Masing-masing Saham ERB -1,9773 0,4284 1,1074 0,0058 0,2424 -6,2406
Ci -0,0119 0,0370 0,0154 0,0046 0,0040 -0,0017
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
14
Saham yang membentuk portofolio optimal adalah yang memiliki ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai Ci. Sebaliknya saham yang memiliki nilai ERB lebih kecil dari Ci tidak termasuk dalam portofolio optimal. Nilai Ci ini untuk menentukan nilai C* yang merupakan nilai Ci terakhir dimana nilai ERB masih lebih besar sama dengan Ci. Pada tabel di atas dapat dilihat saham-saham mana saja yang memiliki nilai ERB lebih besar sama dengan Ci. Saham yang termasuk portofolio optimal adalah saham PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Tabungan Negara, PT Bank Danamon Indonesia. Penentuan Saham Kandidat Portofolio Optimal Metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal dari 6 saham ini adalah model indeks tunggal. Saham yang menjadi kandidat portofolio optimal adalah saham yang mempunyai nilai Excess Return to Beta (ERB) lebih besar atau sama dengan nilai Cut Off Point. Sebaliknya saham yang mempunyai nilai ERB lebih kecil dari Ci tidak termasuk dalam kandidat portofolio optimal. Dengan nilai Cut Off Point (C*) sebesar 0,0040 dan ERB sebesar 0,0058, diperoleh 4 saham yang menjadi kandidat portofolio dan 2 saham non kandidat portofolio yang diurutkan dari nilai ERB terbesar ke ERB terkecil.
Saham BBRI BBNI BDMN BBTN C*
Tabel 9 Saham Kandidat dan Non Kandidat Portofolio Kandidat (ERB > Ci) Non Kandidat (ERB < Ci) Saham ERB Ci ERB Ci 1,1074 0,0154 -1,9773 -0,0119 BBCA 0,4284 0,0370 -6,2406 -0,0017 BMRI 0,2424 0,0040 0,0058 0,0046 0,0058 0,0046 -6,2406 -0,0017 C*
Dari Tabel 9 di atas dapat dilihat saham-saham mana saja yang memiliki nilai ERB lebih besar sama dengan nilai C*. Nilai ERB paling tinggi adalah yang digunakan untuk menentukan portofolio optimal, sedangkan nilai ERB yang rendah tidak termasuk dalam portofolio optimal. Penentuan Kombinasi Portofolio Saham Optimal Selanjutnya adalah membentuk portofolio optimal yang diasumsikan dalam bentuk kombinasi yang terdiri dari 2 saham, sehingga untuk memperoleh banyak kemungkinan saham yang dibentuk adalah sebagai berikut: 4! C(r.n) = 2 ! (4 - 2) ! = 6 Kombinasi Perhitungan di atas berdasarkan jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu saham dengan nilai ERB paling tinggi, diantaranya PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Danamon Indonesia, PT Bank Tabungan Negara. Maka diperoleh 6 kombinasi, lebih banyak kombinasi yang ada dapat memberikan kesempatan bagi investor untuk lebih leluasa memilih investasinya. Adapun portofolio yang terbentuk adalah:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
15 Tabel 10 Kombinasi Portofolio Saham Optimal Portofolio Kombinasi Saham 1 BBRI-BBNI 2 BBRI-BDMN 3 BBRI-BBTN 4 BBNI-BDMN 5 BBNI-BBTN 6 BDMN-BBTN
Menentukan Tingkat Keuntungan Dan Risiko Portofolio Dalam pembentukan portofolio saham dapat memberikan keuntungan yang lebih jika dibanding dengan pembelian saham individu. Hal ini disebabkan karena adanya risiko yang merata. Keuntungan yang didapat merupakan rata-rata keuntungan saham, tetapi risikonya relatif lebih rendah jika dibanding risiko saham-saham lainnya. Tingkat keuntungan portofolio disajikan bersama beta portofolio (βp) dan alpha portofolio (αp). Perhitungan dalam tingkat keuntungan portoflio adalah untuk mengetahui berapa besar portofolio saham dari kombinasi tersebut.Perhitungan dalam tingkat keuntungan portofolio adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat keuntungan portofolio saham dari 6 kombinasi tersebut. Risiko portofolio adalah bentuk ketidakpastian (kerugian) yang mungkin ditanggung oleh investor atas keputusan investasinya. Pada dasarnya setiap investor akan menghindari risiko dan mengharapkan keuntungan jika terlibat dalam sebuah investasi. Proporsi risiko portofolio ditentukan sama dengan proporsi tingkat keuntungannya. Risiko dari portofolio adalah seberapa besar risiko yang akan dialami oleh investor setiap kenaikan tingkat pengembalian, semakin tinggi risiko maka akan semakin tinggi tingkat pengembalian. Portofolio 1 2 3 4 5 6
Tabel 11 Tingkat Keuntungan Dan Risiko Dari 6 Portofolio Optimal Positif 50% : 50% 60% : 40% 70% : 30% E(Rp) σp E(Rp) σp E(Rp) σp 0,4487 0,1563 0,4120 0,1310 0,3838 0,1182 0,2349 0,1056 0,2033 0,0887 0,1717 0,0835 0,1886 0,0649 0,2029 0,0786 0,2172 0,0805 0,3822 0,1721 0,3457 0,1690 0,3092 0,1588 0,3360 0,1990 0,3454 0,2807 0,3548 0,3783 0,1221 0,1277 0,1548 0,1780 0,1678 0,2386
Portofolio Optimal Dalam pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal akan mempengaruhi besarnya imbal hasil dan risiko dari portofolio tersebut. Besarnya imbal hasil (expexted return) portofolio saham yang dibentuk dipengaruhi oleh: 1. Proporsi dana (alokasi dana) yang diinvestasikan pada masing-masing saham, dimana semakin besar alokasi dana yang diinvestasikan pada saham yang masuk dalam portofolio optimal, semakin besar pula imbal hasil yang diharapkan dari saham yang bersangkutan. 2. Strategi alokasi aset, dimana hal ini merupakan proses yang dilakukan untuk menentukan simulasi optimal dari beberapa saham yang optimal dari risiko maupun imbal hasilnya. 3. Faktor risiko saham yang dinyatakan dalam beta (risiko pasar/risiko sistematis) akan berpengaruh terhadap besarnya imbal hasil yang diharapkan dari suatu saham yang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
16
semakin besar beta (risiko sistematis) akan semakin besar potensi imbal hasil yang diharapkan dari saham yang bersangkutan. 4. Jumlah saham yang membentuk portofolio Portofolio optimal adalah kondisi yang dibutuhkan oleh investor yang mana akan dipilih oleh investor tergantung dari fungsi utilitasnya masing-masing. Tentunya yang akan dipilih adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor yang bersangkutan terhadap tingkat keuntungan maupun risiko yang bersedia ditanggungnya. Fungsi utilitasnya jika dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, yaitu: 1. Risk aveter (sikap yang tidak menyukai risiko) Terdapat pada portofolio 3 yaitu kombinasi antara PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN), pada proporsi 50%:50% dengan tingkat risiko sebesar 0,0649 dan tingkat keuntungan sebesar 0,1886, pada proporsi 60%:40% dengan tingkat risiko sebesar 0,0786 dan tingkat keuntungan sebesar 0,2029, pada proporsi 70%:30% dengan tingkat risiko sebesar 0,0805 dan tingkat keuntungan sebesar 0,2172. Pada sikap ini investor menginginkan pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda sehingga investor lebih mengambil investasi dengan risiko yang lebih rendah. Biasanya jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana 2. Risk seeker (sikap yang menyukai risiko) Terdapat pada portofolio 1 yaitu kombinasi antara PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI), pada proporsi 50%:50% dengan tingkat keuntungan sebesar 0,4487 dan tingkat risiko sebesar 0,1563, pada proporsi 60%:40% dengan tingkat keuntungan sebesar 0,4120 dan tingkat risiko sebesar 0,1310, pada proporsi 70%:30% dengan tingkat keuntungan sebesar 0,3838 dan tingkat risiko sebesar 0,1182. Pada sikap ini ada investor lebih memilih investasi yang memberikan tingkat pengembalian berbeda dengan risiko sama maka investor akan lebih suka mengambil investasi dengan keuntungan yang lebih tinggi. Berapapun besarnya risiko akan ditanggung asal bisa menghasilkan keuntungan besar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam membentuk suatu investasi portofolio yang optimal seorang investor dapat melakukan analisis dengan menggunakan metode indeks tunggal, saham-saham yang terpilih dihitung untuk diketahui tingkat keuntungan dan risikonya, selanjutnya dapat ditentukan saham-saham mana saja yang termasuk dalam kelompok kandidat portofolio yang optimal, yaitu pada saham-saham yang memiliki nilai ERB lebih besar atau sama dengan Ci. 2. Dari hasil analisis dan perhitungan diperoleh 4 saham yang termasuk dalam portofolio optimal, yaitu: PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Tabungan Negara (BBTN), dan PT Bank Danamon Indonesia (BDMN). Dari 4 saham yang masuk kandidat portofolio optimal tersebut diurutkan dari nilai ERB tertinggi kemudian dibentuk menjadi 6 kombinasi yang masing-masing terdiri dari 2 saham. Kombinasi tersebut dibentuk dengan menggunakan beberapa proporsi dana, yaitu: proporsi sama (50% : 50%) dan proporsi beda (60% : 40% dan 70% : 30%). 3. Portofolio yang optimal adalah kondisi yang dibutuhkan oleh investor dimana yang akan dipilih investor tergantung dari fungsi utilitasnya masing-masing. Tentunya yang dipilih
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
17
adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor yang bersangkutan terhadap tingkat keuntungan dan risiko yang bersedia ditanggungnya. Fungsi utilitasnya jika dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko yaitu: a. Risk aveter (sikap yang tidak menyukai risiko) Terdapat pada portofolio 3 yaitu kombinasi antara PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN), pada proporsi 50%:50% dengan tingkat risiko sebesar 0,0649 dan tingkat keuntungan sebesar 0,1886, pada proporsi 60%:40% dengan tingkat risiko sebesar 0,0786 dan tingkat keuntungan sebesar 0,2029, pada proporsi 70%:30% dengan tingkat risiko sebesar 0,0805 dan tingkat keuntungan sebesar 0,2172. b. Risk seeker (sikap yang menyukai risiko) Terdapat pada portofolio 1 yaitu kombinasi antara PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI), pada proporsi 50%:50% dengan tingkat keuntungan sebesar 0,4487 dan tingkat risiko sebesar 0,1563, pada proporsi 60%:40% dengan tingkat keuntungan sebesar 0,4120 dan tingkat risiko sebesar 0,1310, pada proporsi 70%:30% dengan tingkat keuntungan sebesar 0,3838 dan tingkat risiko sebesar 0,1182. Saran Saran merupakan sumbangan pemikiran dari peneliti mengenai hasil dan pembahasan penelitian.Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi para calon investor yang ingin menanamkan dananya. Mengingat banyaknya sekuritas yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan adanya risiko yang harus ditanggung oleh investor dalam setiap melakukan investasi. Beberapa saran tersebut diantaranya: 1. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya lebih baik menggunakan beberapa sekuritas atau dengan kata lain dengan membentuk portofolio dengan tujuan untuk meminimumkan risiko yang akan ditanggung. Selain itu harus dilihat pula tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut, karena tingkat risikonya berbanding lurus dengan tingkat keuntungan yang dihasilkan. Jadi semakin besar keuntungan yang diharapkan maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung, dan sebaliknya jika risiko yang ditanggung kecil maka keuntungan yang dihasilkan juga kecil. 2. Dalam melakukan analisis investasi, untuk menghasilkan investasi portofolio yang optimal seorang investor harus melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan yang akan dipilih untuk ditanami modal, meliputi penilaian tentang posisi keuangan perusahaan, tingkat pertumbuhan laba, tingkat penjualan, dan informasi lainnya yang relevan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan dan risiko dari sekuritas tersebut, investor harus melakukan perhitungan berdasarkan data historis yang ada di Bursa Efek, yaitu harga saham individu, pembagian deviden, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), dan suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) untuk memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan risiko. 3. Bagi investor yang Risk Aveter (tidak menyukai risiko) maupun Risk Seeker (menyukai risiko) bila ingin melakukan investasi sangat dianjurkan untuk mempertimbangkan keputusannya dalam memilih saham-saham yang ada, hal ini bertujuan untuk benarbenar menghasilkan keputusan yang matang atas portofolio optimal yang telah dipilih. Namun jika investor terlanjur membeli saham-saham tersebut namun hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi, maka dianjurkan untuk melakukan analisis lanjutan karena
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 8 (2014)
18
adanya perubahan-perubahan di masa mendatang yang tidak bisa diprediksi, hal ini untuk memutuskan apakah investasi tersebut harus dilanjutkan atau dihentikan. 4. Walaupun telah melakukan investasi, seorang investor tidak bisa hanya diam dan menunggu hasil investasinya, tetapi investor tersebut harus terus memantau perkembangan dari portofolionya karena tidak selamanya saham-saham yang ada didalamnya terus optimal. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terkait dengan jumlah saham yang dikombinasikan menjadi portofolio yang hanya terdiri atas 2 saham, akibatnya hasil diversifikasi yang dilakukan akan kurang maksimal. Hal ini tidak lepas dari ruang lingkup dalam penelitian yang hanya terbatas pada saham-saham dari sektor perbankan. Diharapkan pada penelitian yang akan datang untuk menggunakan populasi dan sampel yang lebih banyak serta tergeneralisasi, sehingga analisis yang dihasilkan menjadi lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Ahmad. 2008. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio. Jakarta. PT Interpratama Offset Fahmi, I. 2010. Manajemen Investasi. Edisi Kedua. Jakarta. Salemba Empat . 2012. Manajemen Investasi. Edisi Ketiga. Jakarta. Salemba Empat Fakhrudin. 2011. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal; Buku 1. Jakarta. Gramedia Ikhsan, A. 2008. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT Rineka Cipta. Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi keempat BPFE. Jogjakarta. . 2013. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kelima BPFE. Jogjakarta. Sartono, S. 2013. Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Jogjakarta. UPP AMP YKPN. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas. Sunariyah, 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Jogjakarta. UPP AMP YKPN Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta