BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rasio Cepat (Quick Test Ratio). 1.
Rasio Lancar (Current Ratio) Tabel 4.1 Perhitungan Rasio Lancar (Dalam Rupiah)
PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar 6.961.662.223 4.099.274.365 9.396.095.848 5.868.983.254 11.416.711.618 6.344.021.350 17.396.847.503 8.478.656.485 22.824.194.657 9.928.553.878
X 100% RATIO
PERTUMBUHAN
X 100%
170%
-
X 100%
160%
-10%
X 100%
180%
20%
X 100%
205%
25%
X 100%
230%
25%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut : 46
47
a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 1,70 pada tahun 2006 dan Rp. 1,60 pada tahun 2007. Terjadi penurunan sebesar 10% di tahun 2007, ini disebabkan adanya penambahan kredit bank oleh perusahaan sebesar Rp.2.620.000.000,- (dua milyar enam ratus dua puluh juta rupiah) yang dipakai untuk investasi mesin dan pembelian persediaan.
b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 2,05 pada tahun 2009 dan Rp.2,30 Pada tahun 2010. Terjadi peningkatan rasio yang cukup signifikan sebesar 25% di tahun 2009, ini merupakan salah satu dampak positif dari kebijakan keuangan baru yang mulai dijalankan setelah sertifikasi ISO 9001:2008. Kebijakan keuangan ini salah satunya berkaitan dengan prosedur permintaan kas yang harus secara detil dijelaskan kegunaan dan seberapa besar tingkat pengembalian yang akan diperoleh. Peningkatan rasio juga terjadi pada tahun 2010 sebesar 25% dari nilai rasio tahun 2009, meskipun kembali ada penambahan kredit bank oleh perusahaan sebesar Rp. 2.385.000.000,- (dua milyar tiga ratus delapan puluh lima juta rupiah). Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar dari aktiva lancarnya semakin baik. Rasio lancar dikatakan aman jika nilainya diatas 100%, berarti
48
perusahaan selama 4 tahun dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 memiliki rasio lancar yang aman, karena pembayaran kewajiban lancar perusahaan dapat dipenuhi dari aktiva lancar.
2.
Rasio Cepat (Quick Test Ratio) Tabel 4.2 Perhitungan Rasio Cepat (Dalam Rupiah)
PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Aktiva Lancar - Persediaan Kewajiban Lancar 6.961.662.223 - 2.788.976.542 4.099.274.365 9.396.095.848 - 2.885.442.198 5.868.983.254 11.416.711.618 - 2.897.654.876 6.344.021.350 17.396.847.503 - 4.119.876.548 8.478.656.485 22.824.194.657 - 6.098.767.558 9.928.553.878
X 100% RATIO
PERTUMB UHAN
X 100%
102%
-
X 100%
111%
9%
X 100%
134%
23%
X 100%
157%
22%
X 100%
168%
12%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut :
a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp. 1,02 pada tahun 2006 dan sebesar Rp. 1,11 pada tahun 2007.
49
Hal ini menunjukkan perusahaan berada dalam posisi aman karena mempunyai kemampuan yang sangat baik untuk menutup kewajiban lancarnya dari aktiva lancar yang dimiliki tanpa memperhitungkan persediaan.
b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp. 1,57 di tahun 2009 dan Rp. 1,68 di tahun 2010. Terjadi kenaikan sebesar 22% di tahun 2009 yang sebelumnya juga naik 23% pada tahun 2008 masa penerapan ISO, dan kembali naik 12% di tahun 2010 di banding rasio tahun 2007, ini dapat diartikan perusahaan berhasil menerapkan kebijakan keuangan yang baru setelah sertifikasi ISO 9001:2008.
B.
Analisis Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Sebelum dan Sesudah
memperoleh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Rasio ini menggambarkan seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya, baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
50
1.
Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over / RTO) Tabel 4.3 Perhitungan Rasio Perputaran Piutang (Dalam Rupiah)
PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Penjualan Rata-rata Piutang 19.738.569.680 2.106.570.937 20.001.376.512 2.887.120.997 20.707.037.394 2.876.543.261 26.316.218.682 3.527.643.255 35.191.698.474 4.698.491.118
X 1 kali RATIO
PERTUMB UHAN
X 1 kali
9,37
38
Hari
X 1 kali
6,93
52
Hari
X 1 kali
7,20
50
Hari
X 1 kali
7,46
48
Hari
X 1 kali
7,49
48
Hari
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut :
a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Perusahaan berhasil menagih piutang kurang lebih 38 hari (360 hari dibagi 9,37) pada tahun 2006 dan kurang lebih 52 hari (360 hari dibagi 6,93) pada tahun 2007 dihitung dari tanggal pengiriman tagihan yang diterbitkan. Kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan adalah 45 hari dari tanggal tagihan, ini berarti proses penagihan tahun 2006 lebih cepat dari kebijakan
51
kredit yang telah ditetapkan. Tetapi pada tahun 2007 terjadi penurunan tingkat rasio sebesar 2,44 kali dari tahun 2006 yang artinya perusahaan harus lebih aktif lagi memonitor tagihan-tagihannya. b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Dapat dilihat pada tahun 2009 dan tahun 2010, perusahaan berhasil menagih piutang kurang lebih 48 hari dari tanggal pengiriman tagihan, ini berarti perusahaan bisa melakukan penagihan piutang lebih cepat dari jangka waktu kredit yang telah ditetapkan.
2.
Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over / ITO ) Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Perputaran Persediaan (Dalam Rupiah)
PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Harga Pokok Penjualan Rata-rata Persediaan 12.207.200.485 2.466.101.108 12.966.046.821 2.837.209.370 13.003.216.547 2.891.548.537 16.561.374.161 3.508.765.712 24.626.932.295 5.109.322.053
X 1 kali RATIO
PERTUMB UHAN
X 1 kali
4,95
73
Hari
X 1 kali
4,57
79
Hari
X 1 kali
4,50
80
Hari
X 1 kali
4,72
76
Hari
X 1 kali
4,82
75
Hari
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
52
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut : a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Perlu diketahui, persediaan yang dimaksud adalah persediaan material dan bahan penunjang serta pelumas dimana mempunyai masa kadaluarsa yang panjang. Perusahaan dalam produksinya juga hanya berdasarkan pesanan dimana tidak semua pesanan dapat dikerjakan dengan menggunakan persediaan yang ada (akan dilakukan pembelian jika perusahaan tidak mempunyai stok material). Dari penjelasan diatas, hasil perhitungan bisa diartikan bahwa perusahaan berhasil mengubah persediaan menjadi penjualan dalam kurun waktu kurang lebih 73 hari (360 hari dibagi 4,95) pada tahun 2006 dan kurang lebih 79 hari (360 hari dibagi 4,57) pada tahun 2007 dihitung dari tanggal pembelian persediaan.
b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Perusahaan berhasil mengubah persediaan menjadi penjualan dalam kurun waktu kurang lebih 76 hari (360 hari dibagi 4,72) pada tahun 2009 dan kurang lebih 75 hari (360 hari dibagi 4,82) pada tahun 2010 dihitung dari tanggal pembelian persediaan. Hal ini bisa dilihat dengan meningkatnya nilai persediaan di tahun 2009 dan 2010.
53
3.
Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over / TATO) Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Perputaran Total Aktiva (Dalam Rupiah)
PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Penjualan Rata-rata Total Aktiva 19.738.569.680 15.604.086.297 20.001.376.512 18.112.936.434 20.707.037.394 20.438.025.063 26.316.218.682 25.837.055.048 35.191.698.474 34.524.916.739
X 1 kali RATIO
PERTUM BUHAN
X 1
kali
1,26
-
kali
X 1
kali
1,10
-0,16 kali
X 1
kali
1,01
-0,09 kali
X 1
kali
1,02
0,01 kali
X 1
kali
1,02
0,00 kali
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut : a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Perusahaan berhasil melakukan perputaran aktiva untuk menghasilkan penjualan sebanyak 1,26 kali pada tahun 2006 dan 1,10 kali pada tahun 2007. Dapat dianalisis pada tahun 2007 nilai TATO mengalami penurunan yang artinya kemampuan aktiva untuk menghasilkan penjualan kurang baik dibandingkan dengan tahun 2006. Hal ini dikarenakan perusahaan mulai melakukan ekspansi usaha yang tidak segera dapat menghasilkan tambahan penjualan.
54
b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Perusahaan berhasil melakukan perputaran aktiva untuk menghasilkan penjualan sebanyak 1,02 kali pada tahun 2009 dan 1,02 kali pada tahun 2010. Nilai TATO mengalami penurunan sebesar 0,10 kali dibandingkan tahun 2007, ini karena perusahaan masih melakukan ekspansi usaha. Meskipun rasio tidak mengalami kenaikan pada tahun 2009 ke tahun 2010 namun tetap stabil. Dapat dianalisis sesudah menerima sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 serta ekspansi usaha yang tepat, perusahaan mulai bisa meningkatkan penjualan meskipun nilai TATO tetap saja masih rendah dibanding nilai TATO tahun 2006 dan 2007. Tetapi dilihat dari nilai TATO diatas nilai 1 berarti perusahaan masih berada diatas standar perusahaan produktif, karena nilai TATO yang baik bagi perusahaan yang produktif adalah diatas nilai 1. Meskipun demikian, perusahaan harus lebih meningkatkan penjualan agar perputaran nilai total aktiva menjadi lebih efektif.
C.
Analisis Rasio Solvabilitas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Analisis ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau semua kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
55
1.
Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio / DAR ) Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Hutang atas Aktiva (Dalam Rupiah)
PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Total Hutang Total Aktiva 8.650.368.210 16.862.637.335 9.984.690.959 19.363.235.533 11.431.866.348 21.512.814.593 16.103.210.442 30.161.295.502 21.458.215.139 38.888.537.976
X 100%
RATIO
PERTUMB UHAN
X
100%
51%
-
X
100%
52%
1%
X
100%
53%
1%
X
100%
53%
0%
X
100%
55%
2%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut : a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 aktiva dapat menjamin hutang sebesar Rp. 0,51 di tahun 2006 dan sebesar Rp. 0,52 di tahun 2007. Terjadi kenaikan nilai rasio pada tahun 2007 sebesar 1%, ini dikarenakan adanya penambahan kredit dari bank sebesar Rp. 2.620.000.000,- (dua milyar enam ratus dua puluh juta rupiah). Meskipun demikian, perusahaan masih berada dalam posisi yang aman karena nilai hutang masih kecil dari total aktiva.
56
b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 aktiva dapat menjamin hutang sebesar Rp. 0,53 di tahun 2009 dan sebesar Rp. 0,55 ditahun 2010. Pasca sertfikasi ISO 9001:2008 terjadi peningkatan nilai rasio sebesar 2% meskipun ada penambahan kredit bank sebesar Rp. 2.385.000.000,- (dua milyar tiga ratus delapan puluh lima juta rupiah) di tahun 2009, yang artinya perusahaan menjadi lebih aman. Hal ini juga menunjukkan perusahaan berhasil menggunakan aktiva secara efektif. Ini bisa dilihat dengan meningkatnya omzet penjualan dan laba yang secara otomatis menambah total aktiva perusahaan.
2.
Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio / DER ) Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Hutang atas Modal (Dalam Rupiah)
PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Total Hutang Modal (Ekuitas) 8.650.368.210 8.212.269.125 9.984.690.959 9.378.544.574 11.431.866.348 10.080.948.245 16.103.210.442 14.058.085.060 21.458.215.139 17.430.322.837
X
100%
RATIO
PERTUMB UHAN
X
100%
105%
-
X
100%
106%
1%
X
100%
113%
7%
X
100%
115%
2%
X
100%
123%
8%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
57
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut : a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 modal dapat menjamin hutang sebesar Rp. 1,05 di tahun 2006 dan sebesar Rp. 1,06 di tahun 2007. Terjadi kenaikan nilai rasio pada tahun 2007 sebrsar 1%, ini dikarenakan adanya penambahan kredit dari bank sebesar Rp. 2.620.000.000,- (dua milyar enam ratus dua puluh juta rupiah). Meskipun demikian, perusahaan masih berada pada posisi yang aman karena nilai hutang masih lebih kecil dari modal.
b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 modal dapat menjamin hutang sebesar Rp. 1,15 di tahun 2009 dan sebesar Rp. 1,23 di tahun 2010. Pasca sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terjadi peningkatan nilai rasio sebesar 2% pada tahun 2009 dan 8% pada tahun 2010 dari nilai rasio tahun 2007, walaupun ada penambahan kredit bank sebesar Rp. 2.385.000.000,- (dua milyar tiga ratus delapan puluh lima juta rupiah) di tahun 2009, yang artinya perusahaan menjadi lebih aman. Perusahaan menunjukkan perkembangan yang positif dengan meningkatnya penjualan dan laba sehingga porsi modal perusahaan menjadi bertambah.
58
D.
Analisis Rasio Profitabilitas Sebelum dan Sesudah memperoleh
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal. Sehingga semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaaan berarti semakin baik.
1.
Marjin Laba Bersih ( Net Profit Margin ) Tabel 4.8 Perhitungan Marjin Laba Bersih (Dalam Rupiah)
PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Laba Bersih Penjualan 835.392.238 19.738.569.680 890.856.929 20.001.376.512 1.048.523.696 20.707.037.394 1.790.506.282 26.316.218.682 2.465.707.034 35.191.698.474
X
100%
RATIO
PERTUMB UHAN
X
100%
4%
-
X
100%
4%
0%
X
100%
5%
1%
X
100%
7%
2%
X
100%
7%
0%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
59
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut : a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 penjualan mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 0,04 pada tahun 2006 dan begitu pula pada tahun 2007. Tidak ada peningkatan pada tahun 2007 padahal penjualan mengalami kenaikan, hal ini disebabkan beban usaha yang mengalami kenaikan serta bertambahnya beban bunga karena adanya tambahan kredit dari bank sebesar Rp. 2.620.000.000,- (dua milyar enam ratus dua puluh juta rupiah).
b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 penjualan mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 0,07 di tahun 2009, dan sebesar Rp. 0,07 di tahun 2010. Pasca memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, penjualan meningkat cukup signifikan sehingga laba bersih juga meningkat. Komitmen perusahaan akan jaminan kepuasan pelanggan sesuai dengan prinsip ISO 9001:2008 membuat pelanggan semakin yakin untuk melakukan new order ataupun repeat order.
60
2.
Hasil Pengembalian atas Total Aktiva ( Return On Asset / ROA ) Tabel 4.9 Perhitungan ROA (Dalam Rupiah)
PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Laba Bersih Total Aktiva 835.392.238 16.862.637.335 890.856.929 19.363.235.533 1.048.523.696 21.512.814.593 1.790.506.282 30.161.295.502 2.465.707.034 38.888.537.976
X 100%
RATIO
PERTUM BUHAN
X
100%
5%
-
X
100%
5%
0%
X
100%
5%
0%
X
100%
6%
1%
X
100%
6%
0%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut : a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,05 pada tahun 2006 dan 2007. ROA menunjukkan angka yang stabil, tidak ada kenaikan ataupun penurunan. Dapat diartikan bahwa perputaran aktiva sudah cukup baik sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal.
61
b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,06 di tahun 2009, dan sebesar Rp. 0,06 di tahun 2010. Perkembangan positif mulai terjadi pada tahun ke-2 pasca sertifikasi ISO 9001:2008 yaitu kenaikan sebesar 1% di tahun 2009, ini berarti bahwa kemampuan perusahaan dalam perputaran aktiva untuk memperoleh laba menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.
3.
Hasil Pengembalian atas Ekuitas ( Return On Equity / ROE ) Tabel 4.10 Perhitungan ROE (Dalam Rupiah) PERIODE SEBELUM
TAHUN 2006
SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PENERAPAN ISO 9001:2008 SESUDAH
2007 2008 2009
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
2010
Laba Bersih Ekuitas 835.392.238 8.212.269.125 890.856.929 9.378.544.574 1.048.523.696 10.080.948.245 1.790.506.282 14.058.085.060 2.465.707.034 17.430.322.837
X
100%
RATIO
PERTUMB UHAN
X
100%
10%
-
X
100%
9%
-1%
X
100%
10%
1%
X
100%
13%
2%
X
100%
14%
1%
Sumber : Laporan Keuangan PT. Samudra Marine Indonesia (data diolah penulis tahun 2012)
62
Dari perhitungan diatas dapat dianalisis sebagai berikut : a.
Sebelum memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 modal pemilik mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 0,10 pada tahun 2006 dan sebesar Rp. 0,09 pada tahun 2007. ROE mengalami penurunan sebesar 1% di tahun 2007, ini berarti kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba diukur dari modal pemilik tidak lebih baik dari tahun 2006.
b.
Sesudah memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Setiap Rp. 1 modal pemilik mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 0,13 di tahun 2009, dan sebesar 0,14 di tahun 2010. Perkembangan positif mulai terjadi pada tahun ke-2 pasca sertifikasi ISO 9001:2008 yaitu kenaikan sebesar 2% pada tahun 2009 dan kembali terjadi kenaikan sebesar 1% pada tahun 2010, ini berarti bahwa kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba diukur dari modal pemilik menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.