53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan yang berjumlah 38. Pertanyaan yang termuat dalam kuesioner adalah mengenai ketiga variabel independen penelitian yaitu budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan stres kerja, kemudian variabel dependen yaitu kinerja karyawan KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan. 1. Karakteristik Responden a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan data primer yang diolah, maka hasil persebaran responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian adalah: Tabel 4.1 Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Jumlah 20 18 38
Prosentase 53% 47% 100%
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.2 Responden Penelitian Berdasarkan Umur Umur 25 26-30
Jumlah 17 12
53
Prosentase 44,7% 31,6%
54
31-40 41 Jumlah
15,8% 7,89% 100%
6 3 38
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.3 Responden Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir SD/MI SMP/ MTS SMA/SLTA Sederajat D3 Sarjana Jumlah
Jumlah 0 1 19 9 9 38
Prosentase 0% 2,6% 47,4% 26,3% 23,7% 100%
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Tabel 4.4 Responden Penelitian Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja 1Tahun 1-2 Tahun 2-5 Tahun > 5 Tahun Jumlah
Jumlah 3 5 15 15 38
Prosentase 7,9% 13% 39% 39% 100%
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Tabel 4.5 Responden Penelitian Berdasarkan Jabatan Jabatan Manajer Pimpinan Cabang Kepala devisi HRD
Jumlah 1 4 7 1
64
Prosentase 2,6% 10,5% 18,4% 2,6%
55
Keuangan CS Kasir Marketing Lain-lain Jumlah
4 1 4 14 2 38
10,5% 2,6% 10,5% 36,8% 5,3% 100%
f. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian Tabel 4.6 Responden Penelitian Berdasarkan Status Kepegawaian Status Kepegawaian Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap Jumlah
Jumlah 28 10 38
Prosentase 26,3% 73,7% 100%
g. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Tabel 4.7 Responden Penelitian Berdasarkan Pendapatan Pendapatan Rp 1000.000 Rp1.000.000-Rp1.500.000 Rp1.600.000-Rp3.000.000 > Rp3.000.000 Jumlah
Jumlah 7 3 24 4 38
Prosentase 18,4% 7,9% 63,2% 10,5% 100%
2. Angka Indeks Jawaban Responden Per Variabel Angka indeks digunakan untuk mengetahui persepsi umum responden mengenai sebuah variabel yang diteliti, khususnya mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis indeks, untuk menggambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan yang
56
diajukan. Angka indeks untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: Untuk menilai indikator diperlukan nilai interval yang menyatakan nilai indeks itu tinggi, sedang ataupun rendah. Tabel interval diperoleh dari jumlah sampel dibagi skala indeks penelitian dengan nilai terendah1 adalah 38 : 5 (Skala) = 7,6 pembulatan 8, kemudian untuk menentukan range yaitu nilai tertinggi dikurangi terendah adalah 38 – 8 = 30, dan kemudian hasilnya dibagi banyaknya kelas interval ( 30 : 3 = 10 ). Tabel 4.8 Interval Nilai Indeks Nilai Interval 8-17 18-27 28-38
Kategori Rendah Sedang Tinggi
Sumber: Data diolah Penulis, 2016
Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban Responden terhadap Budaya Organisasi ( Nilai 1 2 3 4 5 Jml
0 2 8 19 9 38
0 0 8 21 9 38
0 0 9 22 7 38
0 0 7 25 6 38
0 1 9 17 11 38
0 0 6 25 7 38
Sumber: Data diolah Penulis, 2016. Nilai untuk tiap indikator:.
1
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2003), hlm.54
0 1 6 21 10 38
0 0 7 25 6 38
) 0 0 11 17 10 38
0 0 4 26 8 38
Jml 0 4 75 218 83 380
57
a. Nilai
indeks
untuk
(Organisasi
mendorong
untuk
menciptakan ide atau gagasan baru dalam melaksanakan tugas) 1x0)+(2x2)+(3x8)+(4x19)+(5x9)/ =30 Kesimpulan : Nilai indeks untuk organisasi mendorong untuk menciptakan ide atau gagasan baru dalam melaksanakan tugas adalah tinggi. b. Nilai indeks untuk
(Organisasi memberi peluang untuk
mengimplementasikan ide atau gagasan baru tersebut) 1x0)+(2x0)+(3x8)+(4x21)+(5x9)/ =31 Kesimpulan : Nilai indeks untuk organisasi memberi peluang untuk mengimplementasikan ide atau gagasan baru tersebut adalah tinggi. c. Nilai indeks untuk
(Organisasi memberikan keleluasaan
untuk bertindak lebih fleksibel dalam bekerja) 1x0)+(2x0)+(3x9)+(4x22)+(5x7)/ =30 Kesimpulan :
Nilai
indeks
untuk
organisasi
memberikan
keleluasaan untuk bertindak lebih fleksibel dalam bekerja adalah tinggi. d. Nilai indeks untuk
(Organisasi memberikan keleluasaan
dalam berimprovisasi untuk mencapai tujuan) 1x0)+(2x0)+(3x7)+(4x25)+(5x6)/ =30 Kesimpulan :
Nilai
indeks
untuk
organisasi
memberikan
keleluasaan dalam berimprovisasi untuk mencapai tujuan adalah tinggi.
58
e. Nilai indeks untuk
(Organisasi memberikan imbalan sesuai
dengan pengorbanan yang telah lakukan) 1x0)+(2x1)+(3x9)+(4x17)+(5x11)/ =30 Kesimpulan : Nilai indeks untuk organisasi memberikan imbalan sesuai dengan pengorbanan yang telah lakukan adalah tinggi. f. Nilai indeks untuk
(Organisasi memberikan penghargaan dan
pengakuan hasil kerja bila berhasil meningkatkan perbaikan dan melaksanakan pekerjaan dengan benar) 1x0)+(2x0)+(3x6)+(4x25)+(5x7)/ =31 Kesimpulan :
Nilai
indeks
untuk
organisasi
memberikan
penghargaan dan pengakuan hasil kerja bila berhasil meningkatkan perbaikan dan melaksanakan pekerjaan dengan benar adalah tinggi. g. Nilai indeks untuk
(Akan menerima apabila organisasi
membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas) 1x0)+(2x1)+(3x6)+(4x21)+(5x10)/ =31 Kesimpulan : Nilai indeks untuk akan menerima apabila organisasi membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas adalah tinggi. h. Nilai indeks untuk
(Organisasi menekankan bahwa
keberhasilan akan tercapai bila adanya kerjasama tim yang baik atau kuat dengan rekan sekerja) 1x0)+(2x0)+(3x7)+(4x25)+(5x6)/ =30
59
Kesimpulan : Nilai indeks untuk organisasi menekankan bahwa keberhasilan akan tercapai bila adanya kerjasama tim yang baik atau kuat dengan rekan sekerja adalah tinggi. i. Nilai indeks untuk
(Organisasi mendorong agar diantara
sesama rekan sekerja ada rasa saling percaya dan yakin dalam hubungan kerja) 1x0)+(2x0)+(3x11)+(4x17)+(5x10)/ =30 Kesimpulan : Nilai indeks untuk organisasi mendorong agar diantara sesama rekan sekerja ada rasa saling percaya dan yakin dalam hubungan kerja adalah tinggi. j. Nilai indeks untuk
(Akan menerima bantuan kerjasama atas
segala aktivitas tugas untuk kelancaran pekerjaan yang dilakukan secara kolektif) 1x0)+(2x0)+(3x4)+(4x26)+(5x8)/ =31 Kesimpulan : Nilai indeks untuk akan menerima bantuan kerjasama atas segala aktivitas tugas untuk kelancaran pekerjaan yang dilakukan secara kolektif adalah tinggi.
Nilai rata-rata seluruh indikator variabel budaya organisasi yaitu : Indeks variabel budaya organisasi : )/
=30,4
60
Berdasarkan angka indeks di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel budaya organisasi memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 30,4. Menurut urutan tertinggi dari tiap indikator adalah organisasi memberi peluang untuk mengimplementasikan ide atau gagasan baru tersebut, indikator organisasi memberikan penghargaan dan pengakuan hasil kerja bila berhasil meningkatkan perbaikan dan melaksanakan pekerjaan dengan benar, indikator akan menerima apabila organisasi membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas, dan indikator akan menerima bantuan kerjasama atas segala aktivitas tugas untuk kelancaran pekerjaan yang dilakukan secara kolektif dengan nilai indeks
31.
Kemudian
indikator
organisasi
mendorong untuk
menciptakan ide atau gagasan baru dalam melaksanakan tugas, indikator organisasi memberikan keleluasaan untuk bertindak lebih fleksibel dalam bekerja, indikator organisasi memberikan keleluasaan dalam berimprovisasi untuk mencapai tujuan, indikator organisasi memberikan imbalan sesuai dengan pengorbanan yang telah lakukan, indikator organisasi menekankan bahwa keberhasilan akan tercapai bila adanya kerjasama tim yang baik atau kuat dengan rekan sekerja, dan indikator organisasi mendorong agar diantara sesama rekan sekerja ada rasa saling percaya dan yakin dalam hubungan kerja menempati urutan keduan dengan nilai indeks 30.
61
Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Responden terhadap Gaya Kepemimpinan ( ) Nilai 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 6 6 1 4 4 18 17 26 21 5 14 15 11 13 Jml 38 38 38 38 Sumber: Data diolah penulis, 2016.
0 0 6 18 14 38
0 0 1 29 8 38
0 0 3 27 8 38
0 0 1 25 12 38
0 0 5 16 17 38
Nilai untuk tiap indikator: a. Nilai indeks untuk
(Dalam pelaksanaan kerja, pimpinan
menetapkan tujuan yang harus dicapai oleh karyawan dalam rumusan yang jelas) 1x0)+(2x0)+(3x6)+(4x18)+(5x14)/ =32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk dalam pelaksanaan kerja, pimpinan menetapkan tujuan yang harus dicapai oleh karyawan dalam rumusan yang jelas adalah tinggi. b. Nilai indeks untuk
(Pimpinan menetapkan standar waktu
kerja, agar semua tugas dapat diselesaikan dengan baik) 1x0)+(2x0)+(3x6)+(4x17)+(5x15)/ =32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk pimpinan menetapkan standar waktu kerja agar semua tugas dapat diselesaikan dengan baik adalah tinggi. c. Nilai indeks untuk
(Pimpinan memberikan penjelasan tentang
teknik pelaksanaan kerja, agar pekerjaan berjalan lancar)
0 0 1 20 17 38
Jml 0 0 34 217 129 380
62
1x0)+(2x0)+(3x1)+(4x26)+(5x11)/ =32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk pimpinan memberikan penjelasan tentang teknik pelaksanaan kerja agar pekerjaan berjalan lancar adalah tinggi. d. Nilai indeks untuk
(Pimpinan melaksanakan pengawasan
kerja secara bijaksana) 1x0)+(2x0)+(3x4)+(4x21)+(5x13)/ =32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk pimpinan melaksanakan pengawasan kerja secara bijaksana adalah tinggi. e. Nilai indeks untuk
(Pimpinan mewajibkan untuk membuat
laporan hasil kerja secara rutin) 1x0)+(2x0)+(3x6)+(4x18)+(5x14)/ =32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk pimpinan mewajibkan untuk membuat laporan hasil kerja secara rutin adalah tinggi. f. Nilai indeks untuk
(Pimpinan memberikan motivasi untuk
bekerja lebih baik) 1x0)+(2x0)+(3x1)+(4x29)+(5x8)/ =32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk pimpinan memberikan motivasi untuk bekerja lebih baik adalah tinggi. g. Nilai indeks untuk
(Terdapat kemudahan interaksi antara
pimpinan dengan bawahan) 1x0)+(2x0)+(3x3)+(4x27)+(5x8)/ =31
63
Kesimpulan : Nilai indeks untuk terdapat kemudahan interaksi antara pimpinan dengan bawahan adalah tinggi. h. Nilai indeks untuk
(Pimpinan selalu memperhatikan keluhan
karyawan) 1x0)+(2x0)+(3x1)+(4x25)+(5x12)/ =33 Kesimpulan : Nilai indeks untuk pimpinan selalu memperhatikan keluhan karyawan adalah tinggi. i. Nilai indeks untuk
(Pimpinan memberikan memberikan
umpan balik terhadap hasil kerja pegawai) 1x0)+(2x0)+(3x5)+(4x16)+(5x17)/ =33 Kesimpulan
:
Nilai
indeks
untuk
pimpinan
memberikan
memberikan umpan balik terhadap hasil kerja pegawai adalah tinggi. j. Nilai indeks untuk
(Pimpinan memberikan petunjuk untuk
memperbaiki hasil pekerjaan yang kurang baik). 1x0)+(2x0)+(3x1)+(4x20)+(5x17)/ =34 Kesimpulan : Nilai indeks untuk pimpinan memberikan petunjuk untuk memperbaiki hasil pekerjaan yang kurang baik adalah tinggi.
Nilai rata-rata seluruh indikator variabel gaya kepemimpinan yaitu: Indeks variabel gaya kepemimpinan : )/
=32,3
64
Berdasarkan angka indeks di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 32,3. Menurut urutan tertinggi dari tiap indikator adalah pimpinan memberikan petunjuk untuk memperbaiki hasil pekerjaan yang kurang baik dengan nilai indeks 34. Kemudian indikator pimpinan selalu memperhatikan
keluhan
karyawan
dan
indikator
pimpinan
memberikan memberikan umpan balik terhadap hasil kerja pegawai menempati urutan kedua dengan nilai indeks 33. Selanjutnya indikator dalam pelaksanaan kerja, pimpinan menetapkan tujuan yang harus dicapai oleh karyawan dalam rumusan yang jelas, indikator pimpinan menetapkan standar waktu kerja agar semua tugas dapat diselesaikan dengan baik, indikator pimpinan memberikan penjelasan tentang teknik pelaksanaan kerja agar pekerjaan berjalan lancar, indikator pimpinan melaksanakan pengawasan kerja secara bijaksana, indikator pimpinan mewajibkan untuk membuat laporan hasil kerja secara rutin, dan indikator pimpinan memberikan motivasi untuk bekerja lebih baik menempati urutan ketiga dengan nilai indeks 32. Kemudian indikator terdapat kemudahan interaksi antara pimpinan dengan bawahan menempati urutan keempat dengan nilai indeks 31.
65
Tabel 4.11 Frekuensi Jawaban Responden terhadap Stres Kerja ( Nilai 1 2 3 4 5 Jml
0 3 2 15 18 38
0 1 1 17 19 38
0 2 5 21 10 38
0 0 7 21 10 38
0 0 4 10 24 38
0 0 4 25 9 38
0 0 3 20 15 38
0 0 5 27 6 38
0 0 5 22 11 38
) 0 0 2 25 11 38
Sumber: Data diolah penulis, 2016. Nilai untuk tiap indikator a. Nilai indeks untuk
(Jauhnya jarak antara rumah dan tempat
dapat mengganggu penyelesaian pekerjaan) 1x0)+(2x3)+(3x2)+(4x15)+(5x18)/ = 33 Kesimpulan : Nilai indeks untuk jauhnya jarak antara rumah dan tempat dapat mengganggu penyelesaian pekerjaan adalah tinggi. b. Nilai indeks untuk
(Ruangan kerja yang tersedia membuat
kurang nyaman dalam melakukan pekerjaan) 1x0)+(2x1)+(3x1)+(4x17)+(5x19)/ = 34 Kesimpulan : Nilai indeks untuk ruangan kerja yang tersedia membuat kurang nyaman dalam melakukan pekerjaan adalah tinggi. c. Nilai indeks untuk
(Tanggung jawab tugas yang terlalu
banyak mengganggu konsentrasi kerja) 1x0)+(2x2)+(3x5)+(4x21)+(5x10)/ = 31 Kesimpulan : Nilai indeks untuk tanggung jawab tugas yang terlalu banyak mengganggu konsentrasi kerja adalah tinggi.
Jml 0 6 38 203 133 380
66
d. Nilai indeks untuk
(Seringkali merasa harus bertanggung
jawab atas pekerjaan orang lain) 1x0)+(2x0)+(3x7)+(4x21)+(5x10)/ = 31 Kesimpulan : Nilai indeks untuk seringkali merasa harus bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain adalah tinggi. e. Nilai indeks untuk
(Merasakan pengawasan dari atasan yang
terlalu ketat) 1x0)+(2x0)+(3x4)+(4x10)+(5x24)/ = 34 Kesimpulan : Nilai indeks untuk merasakan pengawasan dari atasan yang terlalu ketat adalah tinggi. f. Nilai indeks untuk
(Proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh pimpinan kurang memperhatikan ide bawahan) 1x0)+(2x0)+(3x4)+(4x25)+(5x9)/ = 31 Kesimpulan : Nilai indeks untuk proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan kurang memperhatikan ide bawahan adalah tinggi. g. Nilai indeks untuk
(Konflik dalam kelompok dapat
mengganggu penyelesaian pekerjaan) 1x0)+(2x0)+(3x3)+(4x20)+(5x15)/ = 33 Kesimpulan : Nilai indeks untuk konflik dalam kelompok dapat mengganggu penyelesaian pekerjaan adalah tinggi. h. Nilai indeks untuk
(Pekerjaan sampingan di luar kantor dapat
mengganggu penyelesaian kerja)
67
1x0)+(2x0)+(3x5)+(4x27)+(5x6)/ = 31 Kesimpulan : Nilai indeks untuk pekerjaan sampingan di luar kantor dapat mengganggu penyelesaian kerja adalah tinggi. i. Nilai indeks untuk
(Masalah keluarga ikut mengganggu
konsentrasi kerja) 1x0)+(2x0)+(3x5)+(4x22)+(5x11)/ = 32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk masalah keluarga ikut mengganggu konsentrasi kerja adalah tinggi. j. Nilai indeks untuk
(Organisasi di luar perusahaan atau
kuliah sering membuat kurang fokus dalam melaksanakan pekerjaan) 1x0)+(2x0)+(3x2)+(4x25)+(5x11)/ =32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk organisasi di luar perusahaan atau kuliah sering membuat kurang fokus dalam melaksanakan pekerjaan adalah tinggi.
Nilai rata-rata seluruh indikator variabel budaya organisasi yaitu : Indeks variabel budaya organisasi : )/
=32,1
Berdasarkan angka indeks di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel stres kerja memiliki indeks yang sedang dengan nilai 32,1. Menurut urutan tertinggi dari tiap indikator adalah ruangan kerja yang tersedia membuat kurang nyaman dalam melakukan pekerjaan dan
68
indikator untuk merasakan pengawasan dari atasan yang terlalu ketat dengan nilai indeks 34. Kemudian indikator jauhnya jarak antara rumah dan tempat dapat mengganggu penyelesaian pekerjaan dan indikator konflik dalam kelompok dapat mengganggu penyelesaian pekerjaan menempati urutan kedua dengan nilai indeks 33. Selanjutnya indikator masalah keluarga ikut mengganggu konsentrasi kerja, dan indikator organisasi di luar perusahaan atau kuliah sering membuat kurang fokus dalam melaksanakan pekerjaan menempati urutan ketiga dengan nilai indeks 32. Kemudian indikator untuk tanggung jawab tugas yang terlalu banyak mengganggu konsentrasi kerja, indikator seringkali merasa harus bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain, indikator proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan kurang memperhatikan ide bawahan, dan indikator pekerjaan sampingan di luar kantor dapat mengganggu penyelesaian kerja menempati urutan keempat dengan nilai indeks 31.
Tabel 4.12 Frekuensi Jawaban Responden terhadap Kinerja Karyawan ( ) Nilai 1 2 3 4 5 Jml
Jml 0 0 11 17 10 38
0 0 9 19 10 38
0 0 0 28 10 38
0 0 1 24 13 38
0 0 1 21 16 38
Sumber: Data diolah penulis, 2016.
0 0 0 21 17 38
0 0 6 17 15 38
0 0 1 20 17 38
0 0 0 25 13 38
0 0 3 13 22 38
0 0 32 205 143 380
69
Nilai untuk tiap indikator a. Nilai indeks untuk
(Mampu mencapai target pekerjaan yang
ditentukan perusahaan) 1x0)+(2x0)+(3x11)+(4x17)+(5x10)/ = 30 Kesimpulan : Nilai indeks untuk mampu mencapai target pekerjaan yang ditentukan perusahaan adalah tinggi. b. Nilai indeks untuk
(Kualitas kerja jauh lebih baik dari karyawan
lain) 1x0)+(2x0)+(3x9)+(4x19)+(5x10)/ = 31 Kesimpulan : Nilai indeks untuk kualitas kerja jauh lebih baik dari karyawan lain adalah tinggi. c. Nilai indeks untuk
(Kreativitas dalam melaksanakan pekerjaan
bagus) 1x0)+(2x0)+(3x0)+(4x28)+(5x10)/ = 32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk kreativitas dalam melaksanakan pekerjaan bagus adalah tinggi. d. Nilai indeks untuk
(Mampu bekerja sama dengan semua
karyawan) 1x0)+(2x0)+(3x1)+(4x24)+(5x13)/ = 33 Kesimpulan : Nilai indeks untuk mampu bekerja sama dengan semua karyawan adalah tinggi. e. Nilai indeks untuk seharusnya)
(Berusaha dengan lebih keras daripada yang
70
1x0)+(2x0)+(3x1)+(4x21)+(5x16)/ = 33 Kesimpulan : Nilai indeks untuk berusaha dengan lebih keras daripada yang seharusnya adalah tinggi. f. Nilai indeks untuk
(Memegang standar profesional yang tinggi)
1x0)+(2x0)+(3x0)+(4x21)+(5x17)/ = 34 Kesimpulan : Nilai indeks untuk memegang standar profesional yang tinggi adalah tinggi. g. Nilai indeks untuk
(Selalu hadir tepat waktu)
1x0)+(2x0)+(3x6)+(4x17)+(5x15)/ = 32 Kesimpulan : Nilai indeks untuk selalu hadir tepat waktu adalah tinggi h. Nilai indeks untuk
(Kemampuan menggunakan akal sehat dalam
pelaksanaan kerja bagus) 1x0)+(2x0)+(3x1)+(4x20)+(5x17)/ = 34 Kesimpulan : Nilai indeks untuk kemampuan menggunakan akal sehat dalam pelaksanaan kerja bagus adalah tinggi. i. Nilai
indeks
untuk
(Merasa
bertanggung
jawab
atas
pengembangan dan berniat mengevaluasi diri secara terus-menerus) 1x0)+(2x0)+(3x0)+(4x25)+(5x13)/ = 33 Kesimpulan : Nilai indeks untuk merasa bertanggung jawab atas pengembangan dan berniat mengevaluasi diri secara terus-menerus adalah tinggi. j. Nilai indeks untuk
0 (Bekerja sesuai dengan prosedur dan jadwal)
1x0)+(2x0)+(3x3)+(4x13)+(5x22)/ =34
71
Kesimpulan : Nilai indeks untuk bekerja sesuai dengan prosedur dan jadwal adalah tinggi.
Nilai rata-rata seluruh indikator variabel gaya kepemimpinan yaitu : Indeks variabel gaya kepemimpinan : )/
= 32,62
Berdasarkan angka indeks di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel kinerja karyawan memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 32,62. Menurut urutan tertinggi dari tiap indikator adalah untuk memegang standar profesional yang tinggi, indikator kemampuan menggunakan akal sehat dalam pelaksanaan kerja bagus, dan indikator untuk bekerja sesuai dengan prosedur dan jadwal. Kemudian indikator untuk mampu bekerja sama dengan semua karyawan, indikator berusaha dengan lebih keras daripada yang seharusnya, dan indikator merasa bertanggung jawab atas pengembangan dan berniat mengevaluasi diri secara terus-menerus menempati urutan kedua dengan nilai indeks 33. Selanjutnya indikator kreativitas dalam melaksanakan pekerjaan bagus, dan indikator selalu hadir tepat waktu menempati urutan ketiga dengan nilai indeks 32. Kemudian indikator kualitas kerja jauh lebih baik dari karyawan lain menempati urutan keempat dengan nilai indeks 31. Dan indikator mampu mencapai target pekerjaan yang ditentukan perusahaan menempati urutan kelima dengan nilai indeks 30.
72
B. Analisis Data 1. Uji Instrumen a. Uji validitas Uji ini digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu kuesioner. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah melakukan uji signifikasi dengan membandingkan nilai dengan
, misal dengan degree of freedom (df) = n-2,
dalam hal ini n adalah jumlah sampel.2
dalam penelitian ini
adalah dengan jumlah sampel (N) yaitu 38-2 = 36 dan alpha 5% untuk df = 36 maka
adalah 0,320 (melihat
5% dengan
uji 2 arah).3 Hasil uji penelitian ini adalah: Berdasarkan perhitungan uji validitas dalam tabel dengan program IBM SPSS.21 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Semua Pernyataan dalam Setiap Variabel: Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 2
Keterangan 0,728 0,735 0,698 0,597 0,786 0,746 0,747 0,691
0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320 0,320
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5, (Semarang: UNDIP, 2011), hlm.53 3 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5, (Semarang: UNDIP, 2011), hlm.441-442
73
9 0,762 0,320 10 0,619 0,320 11 0,704 0,320 12 0,760 0,320 13 0,651 0,320 14 0,626 0,320 15 0,642 0,320 16 0,614 0,320 17 0,696 0,320 18 0,403 0,320 19 0,572 0,320 20 0,396 0,320 21 0,775 0,320 22 0,741 0,320 23 0,747 0,320 24 0,772 0,320 25 0,796 0,320 26 0,704 0,320 27 0,680 0,320 28 0,754 0,320 29 0,679 0,320 30 0,619 0,320 31 0,683 0,320 32 0,653 0,320 33 0,395 0,320 34 0,457 0,320 35 0,508 0,320 36 0,526 0,320 37 0,583 0,320 38 0,695 0,320 39 0,516 0,320 40 0,642 0,320 Sumber: Data Hasil Olahan SPSS oleh Penulis, 2016
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas dalam penelitian ini adalah ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Uji ini digunakan untuk mengukur konsistensi dari suatu variabel. Dikatakan reliabel adalah apabila nilai hitung uji reliabilitas lebih besar dari nilai cronbach alpha, cronbach alpha yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah 0,70.
74
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.) Variabel Budaya Organisasi (
)
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Budaya Organisasi (
)
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,891
,892
10
Sumber: Data Hasil Olahan SPSS oleh Penulis, 2016
Dilihat dari tabel 4.12 bahwa variabel budaya organisasi dengan nilai hitung 0,892 > 0,70 dapat disimpulkan bahwa untuk variabel budaya organisasi hasilnya adalah reliabel.
2.) Variabel Gaya Kepemimpinan (
)
Tabel 4.15 Uji Reliabilitas Gaya Kepemimpinan (
)
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,808
,811
10
Sumber: Data Hasil Olahan SPSS oleh Penulis, 2016
75
Dilihat dari tabel 4.13 bahwa variabel gaya kepemimpinan dengan nilai hitung 0,811 > 0,70 dapat disimpulkan bahwa untuk variabel gaya kepemimpinan hasilnya adalah reliabel.
3.) Variabel Stres Kerja (
)
Tabel 4.16 Uji Reliabilitas Stres Kerja Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,898
,901
10
Sumber: Data Hasil Olahan SPSS oleh Penulis, 2016 Dilihat dari tabel 4.14 bahwa variabel stres kerja dengan nilai hitung 0,901 > 0,70 dapat disimpulkan bahwa untuk variabel stres kerja hasilnya adalah reliabel.
4.) Variabel Kinerja Karyawan (Y) Tabel 4.17 Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan (Y) Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,769
,769
10
76
Sumber: Data Hasil Olahan SPSS oleh Penulis, 2016 Dilihat dari tabel 4.15 bahwa variabel kinerja karyawan dengan nilai hitung 0,769 > 0,70 dapat disimpulkan bahwa untuk variabel kinerja karyawan hasilnya adalah reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi linear berganda. Untuk memenuhi prasyarat sebagai hasil regresi yang baik maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi klasik. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi: uji normalitas, uji heteroskidastisitas, uji multikoliniearitas dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi ormal atau tidak, dapat dilakukan dengan tiga alat, yaitu grafik hitogram dan grafik P-P Plot. Dan jika dilihat dari tampilan grafik histogram seperti pada grafik 4.1 sebagai berikut:
77
Grafik 4.1 Grafik Histogram Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Dilihat dari tampilan grafik histogram tersebut bahwa kurva membentuk lonceng maka dapat dikatakan model berdistribusi normal. Kemudian jika dilihat dari grafik normal. Kemudian jika dilihat dari grafik normal P-P Plot seperti pada grafik 4.2 berikut:
78
Grafik 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Dilihat dari grafik normal P-P Plot bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji kenormalan data juga bisa dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (KS). Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dari tabel 4.16 sebagai berikut:
79
Tabel 4.18 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
38
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 1,70378060
Absolute
,074
Positive
,074
Negative
-,047
Kolmogorov-Smirnov Z
,454
Asymp. Sig. (2-tailed)
,986
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data Olahan SPSS oleh Penulis, 2016
Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa besarnyanilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,454 dengan nilai Asymp. Sig. (2tailed) adalah 0,986 >
= 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam uji regresi ini berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskidastisitas Uji heteroskidastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi kesamaan atau ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi baik adalah tidak terjadi heteroskidastisitas. Uji heteroskidastisitas dapat dilakukan dengan melihat diagram scatterplot seperti pada gambar 4.1 berikut:
80
Gambar 4.1 Diagram Scatterplot Sumber: Hasil Olahan Data SPSS diagram scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa model ini tidak heteroskidastisitas.
c. Uji Multikoliniearitas Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
81
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Hasil analisis uji
multikoliniearitas dapat dilihat pada nilai tolerance atau Variance Inflaction ation Factor (VIF). Jika nilai tolerance sama dengan nilai VIF
0,10 atau
10, maka menunjukkan adanya
multikoliniearitas. Hasil uji multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai berikut.
Tabel 4.19 Hasil Uji Multikoliniearitas a
Coefficients Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) BOJml
,785
1,274
GKJml
,784
1,276
SKJml
,997
1,003
1
a.
Dependent Variable: Yjml
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2016
Dapat dilihat untuk ketiga variabel bebas/ independen, nilai VIF < 10 atau tidak ada satupun variabel bebas/ independen yang memiliki VIF
10. Selain itu nilai tolerance untuk ketiga variabel
bebas/ independen juga semuanya > 0,10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikoliniearitas antar variabel bebas/ independen dalam model regresi ini.
82
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW test). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut:
Tabel 4.20 Hasil Uji Autokorelasi
Model
R
Model Summaryb R Square Adjusted R Square
1 ,867a ,751 ,729 a. Predictors: (Constant), JmlSK, JmlGK, JmlBO b. Dependent Variable: Yjml Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2016
Std. Error of the Estimate 1,77736
Dengan nilai n=38 dan k=3, maka dL= 1,318 dan nilai dU = 1,6563. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) = 1,711 berada diantara nilai dU = 1,6563 dan nilai (4 – dU) = (4-1,6563 = 2,3437), maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Kemudian jika dilihat pada grafik Durbin-Watson (DW) seperti pada grafik 4.3 berikut:
DurbinWatson 1,711
83
Durbin-Watson (DW)
Grafik 4.3 Grafik Durbin-Watson (DW)
Dilihat dari grafik Durbin-Watson (DW) bahwa nilai DW berada di daerah arsiran yaitu diantara dU dan 4-dU yang artinya bahwa tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif, sehingga tidak ada permasalahan dalam uji autokorelasi.
3. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
yaitu budaya organisasi,
gaya
kepemimpinan, dan stres kerja terhadap variabel kinerja karyawan yang merupakan variabel dependen (Y) studi kasus seluruh karyawan KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan. Berdasarkan hasil analisis
84
regresi linear berganda dengan menggunakan program IBM SPSS.21 diperoleh hasil tabel 4.19 sebagai berikut:
Tabel 4.21 Uji Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B (Constant)
Std. Error
Beta
22,419
4,448
BOJml
,278
,068
,392
GKJml
,468
,089
,508
SKJml
-,248
,060
-,352
1
a.
Dependent Variable: Yjml
Sumber: Data Olahan SPSS oleh Penulis, 2016
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program IBM SPSS.21 diketahui bahwa persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Kinerja Karyawan = 22,419 + 0,278 Budaya Organisasi Kepemimpinan – ,248 Stres Kerja Keterangan: Y : Kinerja Karyawan (Variabel Dependen) : Variabel Budaya Organisasi (Variabel Independen) : Variabel Gaya Kepemimpinan (Variabel Independen) : Variabel Stres Kerja (Variabel Independen)
0,468 Gaya
85
Dari
persamaan
regresi
linear
berganda
tersebut
dapat
diinterpretasikan apabila budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan stres kerja sama konstan, maka kinerja karyawan pada KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan akan naik menjadi 22,419 Besarnya koefisien dari masing-masing variabel independen dapat dijelaskan bahwa: a. Budaya organisasi mempunyai koefisien sebesar 0,278, itu berarti apabila budaya organisasi, itu berarti apabila gaya kepemimpinan dan stres kerja konstan, maka setiap 1x kenaikan budaya organisasi akan menaikkan kinerja karyawan sebesar 0,278 atau 27,8%. b. Gaya kepemimpinan mempunyai koefisien sebesar 0,468 itu berarti apabila budaya organisai dan stres kerja konstan, maka setiap 1x kenaikan gaya kepemimpinan akan menaikkan kinerja karyawan sebesar 0,486 atau 48,6%. c. Stres Kerja mempunyai koefisien sebesar -0,248 itu berarti apabila budaya organisasi dan gaya kepemimpinan konstan, maka setiap 1x kenaikan stres kerja akan menurunkan kinerja karyawan sebesar 0,248 atau 24,8%.
4. Uji Hipotesis a. Uji t (Uji Parsial) Uji ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
secara
parsial
dari
budaya
organisasi,
gaya
86
kepemimpinan dan stres kerja terhadap kinerja karyawan di KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan. Taraf signifikasi yang penulis gunakan dalam uji t ini adalah pada tingkat 5% (0,05), apabila nilai signifikasi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, kemudian apabila nilai signifikasi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan progam IBM SPSS.21 maka hasil perhitungan uji statistik t diperoleh hasil tabel 4.20 sebagai berikut: Tabel 4.22 Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
Beta
22,419
4,448
5,040
,000
BOJml
,278
,068
,392
4,063
,000
GKJml
,468
,089
,508
5,263
,000
SKJml
-,248
,060
-,352
-4,111
,000
1
a.
Dependent Variable: Yjml
Sumber: Data Olahan SPSS oleh Penulis, 2016
Dari hasil Output pada tabel 4.20 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Nilai t hitung budaya organisasi (
) sebesar 4,063 dengan
tingkat signifikasi sebesar 0,00 karena tingkat signifikasi 0,00 <
= 0,05 maka budaya organisasi (
) secara parsial
87
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) di KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan. 2) Nilai t hitung gaya kepemimpinan (
) sebesar 5,263 dengan
tingkat signifikasi sebesar 0,00 karena tingkat signifikasi 0,00 <
= 0,05 maka gaya kepemimpinan (
) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) di KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan. 3) Nilai t hitung stres kerja (
) sebesar -4,111 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,00 karena tingkat signifikasi 0,00 < 0,05 maka stres kerja (
=
) secara parsial berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) di KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan.
b. Uji F (Uji Simultan/ Uji Hipotesis koefisien Regresi secara Menyeluruh) Uji F (simultan) bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara
simultan
dari
variabel
budaya
organisasi,
gaya
kepemimpinan dan stres kerja terhadap kinerja karyawan (Y) di KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan dengan progam IBM SPSS.21. taraf signifikasi yang penulis gunakan dalam uji F ini adalah pada tingkat 5% (0,05), apabila uji F signifikasi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa independen secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen,
88
kemudian apabila nilai uji signifikasi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan uji statistik F diperoleh hasil pada tabel 4.21 sebagai berikut: Tabel 4.23 Hasil Uji F (Uji Simultan) a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
324,594
3
108,198
Residual
107,406
34
3,159
Total
432,000
37
F 34,251
a. Dependent Variable: Yjml b. Predictors: (Constant), SKJml, BOJml, GKJml Sumber: Data Olahan SPSS oleh Penulis, 2016
Dari hasil output pada tabel 4.21 bahwa nilai F hitung sebesar 34,251
dengan tingkat signifikasi 0,00, karena tingkat
signifikasi 0,00 <
= 0,05 maka ada pengaruh secara simultan
dan signifikan dari budaya organisasi ( (
) dan stres kerja (
), gaya kepemimpinan
) terhadap kinerja karyawan (Y) di KSPPS
BMT Mitra Umat Pekalongan dan Ho ditolak.
c. Uji Koefisien Determinasi ( Nilai
)
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti variabel-variabel
Sig. ,000
b
89
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen, artinya berapa persen variabel kinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel budaya organisasi ( (
), gaya kepemimpinan (
). Hasil perhitungan
) dan stres kerja
dapat dilihat pada tabel 4.22 di bawah:
Tabel 4.24 Adjusted b
Model Summary Model
1
R
R Square
,867
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,751
,729
1,77736
a. Predictors: (Constant), SKJml, BOJml, GKJml b.
Dependent Variable: Yjml
Sumber: Data Olahan SPSS oleh Penulis, 2016
Nilai adjusted koefisien determinasi (
) sebesar 0,729.
Hal ini mengandung arti bahwa sekitar 72,9% kinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel budaya organisasi ( kepemimpinan (
) dan stres kerja (
), gaya
). Sedangkan sisanya
sebesar 27,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
C. Pembahasan Hasil uji signifikasi parameter individual (Uji t), pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen serta uji hipotesis
90
koefisien regresi secara menyeluruh (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Budaya Organisasi (
) terhadap Kinerja Karyawan
(Y) a. Tolak Ho, jika signifikasi <
= 0,05 : terdapat pengaruh secara
parsial antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. b. Terima Ho, jika signifikasi >
= 0,05 : tidak ada pengaruh secara
parsial antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
Nilai t hitung budaya organisasi (
) sebesar 4,063 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,00 karena tingkat signifikasi 0,00 < α = 0,05 maka budaya organisasi (
) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) di KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan, hasil ini diduga adanya budaya organisasi yang kuat yang mempengaruhi kinerja karyawan ke arah yang positif, yaitu mampu menciptakan semangat karyawan untuk meningkatkan kinerja, serta memberi peluang untuk lebih berinovatif dan kreatif agar sasaran perusahaan cepat tercapai. Sehingga hal ini mendukung atau konsisten dengan teori Kotter & Hesket (1992:12)
91
dalam Ermi Ermawan (2011:78) yang menjelaskan budaya yang kuat adalah budaya yang bisa menciptakan suatu ikatan antara perusahaan dan para pegawainya, dan bisa mengilhami tingkatan produktivitas yang berbeda dari perusahaan lainnya. Budaya yang kuat juga memungkinkan orang untuk merasa lebih baik tentang apa yang mereka lakukan, sehingga mereka cenderung bekerja lebih keras (Horrison & Stokes, 1992:8).4Dan dalam hal ini KSPPS BMT Mitra Umat mampu menunjukkan bahwa memiliki budaya organisasi yang kuat tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muh Akhiri ,Raisa Roshifah Mahiroh (2016), Ujang Wawan Sam Adinata (2015), Gogy Bara Kharisma (2013), dan Dyan Rhovita
Sari
(2011)
dalam
jurnal
penelitiannya
yang
hasil
penelitiannya menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan (
) terhadap Kinerja Karyawan
(Y) a. Tolak Ho, jika signifikasi <
= 0,05 : terdapat pengaruh secara
parsial antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. b. Terima Ho, jika signifikasi >
= 0,05 : tidak ada pengaruh secara
parsial antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. 4
Erni R Ernawan, Organizational Culture Budaya Organisasi dalam Perspektif Ekonomi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.74-78
92
Nilai t hitung gaya kepemimpinan (
) sebesar 5,263 dengan
tingkat signifikasi sebesar 0,00 karena tingkat signifikasi 0,00 < α = 0,05 maka gaya kepemimpinan (
) secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) di KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan, hasil ini diduga pemimpinan selalu memberikan petunjuk kepada karyawan untuk memperbaiki hasil pekerjaan yang kurang baik, hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan karyawan kepada tingkat yang lebih tinggi. Dengan selalu memberikan petunjuk kepada karyawan untuk memperbaiki hasil pekerjaan yang kurang baik, maka karyawan akan lebih mudah dalam memahami pekerjaannya sehingga tugas-tugas yang diberikan akan cepat terselaikan dengan rapi, semangat kerja akan tercipta karena pemahaman akan tugasnya, serta hubungan antara pimpinan dan karyawan akan lebih dekat.
Sehingga hal ini
mendukung atau konsisten dengan teori fiedler (1967) dalam (Arifin, 2010:3) kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau
beberapa
tujuan
tertentu
sebagai
proses
mempengaruhi
sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh
93
untuk
meraih
tujuan
kelompoknya.
Sebab
pada
dasarnya,
kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang serta pengaruhnya terhadap kelompok agar bekerja bersama-sama mencapai tujuan.5 Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Raisa Roshifah Mahiroh (2016), Siti Mahmudah (2014), Windy Yuliana (2012), Rizky Amalia Rashid (2012), dan Nurul Izati (2012) dalam jurnal penelitiannya yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
3. Pengaruh stres kerja (
) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
a. Tolak Ho, jika signifikasi <
= 0,05 : terdapat pengaruh secara
parsial antara stres kerja terhadap kinerja karyawan. b. Terima Ho, jika signifikasi >
= 0,05 : tidak ada pengaruh secara
parsial antara stres kerja terhadap kinerja karyawan.
Nilai t hitung stres kerja (
) sebesar -4,111 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,00 karena tingkat signifikasi 0,00 < α = 0,05 maka stres kerja (
) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan (Y) di KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan.
5
Arifin, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja, (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm.3
94
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan sigifikan terhadap kinerja karyawan KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan. Hasil ini diduga karena adanya ruangan kerja yang tersedia membuat kurang nyaman dalam melakukan pekerjaan melihat tata ruang dimana satu ruangan besar untuk tempat bekerja banyak orang sehingga banyaknya gangguan dan interupsi karyawan lain yang bisa mengganggu konsentrasi yang berdampak pada penurunan produktivitas, kreativitas serta kepuasan kerja. Selain itu penyebab stres lainnya adalah merasakan pengawasan dari atasan yang terlalu ketat sehingga membuat karyawan kurang leluasa dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga hal ini mendukung atau konsisten dengan teori Ma’ruf Abdullah yang mengatakan bahwa stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang
untuk
mengahadapi
lingkungan
dan
berdampak
terganggunya prestasi kerja (kinerja) seseorang.6 Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizky Amalia Rashid (2012) yang menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
6
hlm.300
Ma’ruf Abdullah, Manjamen Berbasis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013),
95
4. Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan. a. Tolak H, jika signifikasi <
= 0,05 : terdapat pengaruh secara
simultan antara budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan stres kerja terhadap kinerja karyawan. b. Terima Ho, jika signifikasi >
= 0,05 : tidak ada pengaruh secara
simultan antara budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan stres kerja terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil uji signifikasi simultan (Uji F) bahwa nilai F hitung sebesar 34,251 dengan tingkat sinifikasi sebesar 0,00 karena tingkat signifikasi 0,00 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel independen budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan stres kerja secara simultan/ bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan KSPPS BMT Mitra Umat Pekalongan. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai adjusted R Square sebesar 0,729 yang berarti bahwa budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan stres kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 72,9% dan sisanya sebesar 27,1% dapat dijelaskan oleh variabelvariabel lain yang tidak diteliti.