BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan hasil mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif berupa analisis data yang terdiri dari analisis regresi berganda serta dilakukan pengujian hipotesis dan pembahasan. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Data-data pendukung yang digunakan dalam perhitungan variabel penelitian diperoleh dari laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode 2011 sampai dengan 2013. Data yang diambil dari laporan keuangan adalah perhitungan Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER), dan harga saham perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan yang terdapat di DES. B. Interpretasi hasil 1. Return On Asset (ROA) Return on Assets adalah perbandingan antara laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan total aktiva. Semakin produktif aktiva perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin tinggi pula
107
108
harga saham perusahaan tersebut. ROA merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Laba sebelum pajak ROA = Jumlah aktiva perusahaan (Total Aset) Contoh perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Properti, Real Estate dan konstruksi bangunan di DES Tahun 2011. Rp 671.143.202 ROA = Rp 6.007.548.091 ROA = 0,111716659 = 11,17166591%
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Properti, Real Estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013 Kode Perusahaan
Return On Asset (%) 2011
2012
2013
11,17166591
12,2797675
7,497710274
5,127635028
3,450802863
3,868797328
2,010387365
6,325661383
6,835457603
9,151450785
10,12479784
14,52654276
9,432243796
10,68964309
11,42914191
2,16175335
4,83277967
0,29068199
0,099756154
1,358345305
0,605810304
4,561893341
5,932796633
9,793834474
ASRI BAPA BKDP BSDE DUTI ELTY FMII GPRA
109
JKON 9,289315358
10,44987021
8,813602472
9,733050662
9,830871834
10,24900645
6,490001219
6,467973189
2,473180734
0,822086683
0,107400189
0,346880573
14,76914168
16,15837829
17,27176667
3,888118876
6,785987039
26,41632499
10,8792768
12,02207503
10,29746177
9,69000711
2,62370019
8,149045616
3,667023283
3,122319026
34,29594947
6,555183113
9,069139702
9,659653885
13,10747566
18,08505139
15,59788543
7,564682571 7,555487418 Sumber: Hasil Pengolahan oleh Peneliti, 2015
8,072196903
JRPT KIJA LCGP LPCK MDLN MTLA RBMS SCBD SMRA SSIA WIKA
2. Return On Equity (ROE) Return On Equity adalah perbandingan antara keuntungan bersih perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bagian keuntungan yang berasal dari modal sendiri dan sering dipakai oleh para investor dalam pembelian saham suatu perusahaan (karena modal sendiri menjadi bagian pemilik). Laba bersih Setelah Pajak ROE = Jumlah Modal sendiri Contoh perhitungan Return On Equity perusahaan property, real estate dan konstruksi bangunan yang terdapat di DES periode 2011:
110
ROE =
Rp 602.736.609 Rp 2.786.871.914
ROE = 0,216277112 = 21,6277112 % Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE) Perusahaan Properti, Real Estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013 Perusahaan
Return On Equity (%) 2011
2012
2013
21,6277112
25,69999434
16,68440582
7,302999759
5,13080724
5,433272133
2,934818556
8,986936409
10,01244052
12,25634334
14,04197012
21,65921654
11,85205864
11,89607542
12,52029659
0,685648632
0,120259764
3,241270019
0,215263464
0,387968522
2,808092608
6,884058944
8,005411809
13,298675766
ASRI
BAPA
BKDP
BSDE
DUTI
ELTY
FMII
GPRA
111
JKON 15,95043793
18,2399604
13,05269211
18,24424599
19,26350199
20,35549066
9,313503207
9,559348001
2,495863285
1,014588295
0,433602616
0,385818636
31,36911763
33,13244852
32,46778352
6,236932819
11,70140408
52,43463465
11,57985971
13,1221943
13,654451
11,12621183
1,355331103
10,9391954
2,792669353
2,614913698
40,84874125
15,69200484
20,76023469
23,52869637
23,1590976
44,23843973
28,58653846
17,6151548
18,46201147
19,34860973
JRPT
KIJA
LCGP
LPCK
MDLN
MTLA
RBMS
SCBD
SMRA
SSIA
WIKA
Sumber: Hasil Pengolahan oleh Peneliti, 2015
112
3. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (Laba per saham) merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Makin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah deviden yang diterima pemegang saham. Besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Laba bersih Setelah Pajak EPS = Jumlah Saham Beredar Contoh perhitungan Earning Per Share perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan yang terdapat di DES periode 2011: 602736609 EPS = 17863101888 EPS = 0,03374199
113
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Earning Per Share (EPS) Perusahaan Properti, Real Estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013 Perusahaan
Earning Per Share (Rp) 2011
2012
2013
0,03374199
0,061889462
0,045272429
9,078849082
6,781858202
7,594219869
3,042598382
8,54871025
8,657391926
57,84043089
84,52072201
166,0655582
228,3272446
331,5285633
409,1126685
1,87250326
25,32255976
5,336386562
0,196883793
0,356224953
2,92468661
13,98434406
13,16016812
24,90531899
46,7049255
63,10459391
12,93599987
0,126072271
0,031121818
0,0397287
ASRI
BAPA
BKDP
BSDE
DUTI
ELTY
FMII
GPRA
JKON
JRPT
114
KIJA 16,45722861
19,17568011
5,192371454
1,125876512
0,481386831
1,114010545
370,2309643
584,8015924
848,5875433
24,24634763
41,56602273
267,3438266
0,020662479
0,026901474
0,031792725
42,72219506
5,885316515
42,80093535
0,02190179
0,020910468
0,528138357
0,056554442
0,109807715
0,075962073
59,12020807
156,9774115
158,6772046
0,064862974
0,08570267
0,101689729
LCGP
LPCK
MDLN
MTLA
RBMS
SCBD
SMRA
SSIA
WIKA
Sumber: Hasil Pengolahan oleh Peneliti, 2015
115
4. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali, PER dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan penghasilan per lembar saham (Earning Per Share). Harga Saham PER = EPS (Penghasilan Per Lembar Saham) Contoh perhitungan Earning Per Share perusahaan property, real estate dan konstruksi bangunan yang terdapat di DES periode 2011: 460 PER = 0,03374199 PER = 13632,86508 Kali Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Properti dan Real Estate di DES periode 2011-2013 Perusahaan
Price Earning Ratio (Kali) 2011
2012
2013
13632,86508
9694,703692
9498,054636
16,30162575
20,20095318
8,690820273
37,79664141
11,11278745
9,240658236
ASRI
BAPA
BKDP
116
BSDE 16,94316562
13,01455991
7,768016524
7,883421898
8,596544357
10,93830708
63,55129124
2,132485835
9,369636068
523,1512365
659,695505
131,6380356
11,15533194
7,67467399
6,062961895
29,46113253
21,02604451
42,51700722
17450,30834
93182,21716
20136,57655
11,54507873
10,42987779
37,16991392
52,40361567
311,5997162
255,8324077
4,834819809
5,471941325
5,744840398
9,898398047
15,39719121
1,458795608
11857,24125
19701,52283
11952,41997
DUTI
ELTY
FMII
GPRA
JKON
JRPT
KIJA
LCGP
LPCK
MDLN
MTLA
117
RBMS 2,013005181
23,78801542
2,12612176
22829,18439
39693,03822
5112,296738
21925,77558
17120,8371
10268,28213
12,1785769
6,752563888
3,529177372
9404,440793
17385,68934
15537,45912
SCBD
SMRA
SSIA
WIKA
Sumber: Hasil Pengolahan oleh Peneliti, 2015
5. Harga Saham Harga saham merupakan hasil pembagian antara modal dan jumlah saham yang disebut harga nominal, pada saat emiten menerbitkan saham, emiten tidak harus menjual saham dengan harga nominal. Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya, bahkan setiap detik harga saham dapat berubah. Harga saham perusahaan mencerminkan nilai perusahaan dimata para investor, apabila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai perusahaan dimata investor juga baik dan begitu juga sebaliknya, oleh karena itu investor harus mampu memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi harga saham. Salah satu faktor yang memicu berfluktuasinya harga saham adalah kondisi fundamental emiten.
118
Tabel 4.5 Daftar Harga Saham Perusahaan Properti, Real Estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013 Perusahaan
Harga Saham (Rupiah) 2011
2012
2013
460
600
430
148
137
66
115
95
80
980
1100
1290
1800
2850
4475
119
54
50
103
235
385
156
101
151
1375,98
1326,84
550
2200
2900
800
190
200
193
59
150
285
1790
3200
4875
240
640
390
245
530
380
ASRI BAPA BKDP BSDE DUTI ELTY FMII GPRA JKON JRPT KIJA LCGP LPCK MDLN MTLA
119
RBMS 86
140
91
500
830
2700
1240
1880
780
720
1060
560
610
1490
1580
SCBD SMRA SSIA WIKA Sumber: Hasil Pengolahan oleh Peneliti, 2015
C. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) sebagai variabel independent terhadap harga saham sebagai variabel dependent. Data yang diperoleh dari dokumentasi selanjutnya di analisis secara deskriptif dan analisis regresi. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran secara jelas dari masing-masing variabel yang diteliti. 1. Uji Statistik Deskriptif Langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau deskripsi terlebih dahulu mengenai dari data penelitian. Uji statistik deskriptif menunjukkan ukuran statistik meliputi jumlah sampel (N), nilai rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi bagi masing-masing variabel.
120
Statistik deskriptif dari data penelitian ini ditunjukan dalam tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
HargaSaham
60
50
4875
879,45
1068,090
ROA
60
,09976
34,29595
8,3989321
6,14696799
ROE
60
,21526
52,43463
14,1777907
11,24679908
EPS
60
,02066
848,58754
69,6648708
154,87924397
PER Valid N (listwise)
60
1,45880 93182,21716 6147,1834970 14143,61966428
60
Sumber: Data hasil olahan SPSS.21 oleh penulis, 2015.
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berjumlah 60 data. Di dalam penelitian ini terdapat 4 variabel independen dan 1 variabel dependen. Variabel independen pertama adalah Return On Asset (ROA) dengan nilai tertinggi (maximum) adalah 34,29595 yaitu pada PT Danayasa Arthatama Tbk (2013), dan nilai terendah (minimum) adalah sebesar 0,09976 yaitu pada PT Fortune Mate Indonesia Tbk (2011), sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) ROA pada periode 2011-2013 adalah sebesar 8,3989321. Variabel Return On Equity (ROE) dengan nilai tertinggi (maximum) adalah sebesar 52,43463 pada PT Modernland Realty Tbk (2013), dan nilai terendah (minimum) sebesar 0,21526 pada PT Fortune Mate Indonesia Tbk
121
(2011), sedangkan untuk nilai rata-rata (mean) ROE pada periode 2011-2013 adalah sebesar 14,1777907. Variabel Earning Per Share (EPS) dengan nilai tertinggi (maximum) sebesar 848,58754 pada PT Lippo Cikarang Tbk (2013), nilai terendah (minimum) adalah sebesar 0,02066 pada PT Metropolitan Land Tbk (2011) dan nilai rata-rata (mean) EPS pada periode 2011-2013 adalah sebesar 69,6648708. Variabel Price Earning Ratio (PER) dengan nilai tertinggi (maximum) sebesar 93182,21716 pada PT Jaya Real Property Tbk (2012), nilai terendah (minimum) sebesar 1,45880 pada PT Modernland Realty Tbk (2013), dan untuk nilai rata-rata (mean) PER pada periode 2011-2013 sebesar 6147,1834970. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu harga saham, nilai tertinggi (maximum) sebesar 4875 pada PT Lippo Cikarang Tbk (2013), nilai terendah (minimum) harga saham adalah sebesar 50 pada PT Bakrieland Development Tbk (2013), dan untuk nilai rata-rata (mean) harga saham periode 2011-2013 sebesar 879,45. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Untuk memenuhi prasyarat sebagai hasil regresi yang baik maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi klasik. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji heteroskidastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi.
122
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Jika dilihat dari tampilan grafik histogram seperti pada grafik 4.1 sebagai berikut.
123
Grafik 4.1 Grafik Histogram Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Dilihat dari tampilan grafik histogram tersebut bahwa kurva membentuk lonceng maka dapat dikatakan model berdistribusi normal. Kemudian Jika dilihat dari grafik normal P-P Plot seperti pada grafik 4.2 berikut.
Grafik 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sumber: Hasil Olahan Data SPSS
124
Dilihat dari grafik normal P-P Plot bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji kenormalan data juga bisa dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel 4.7 sebagai berikut. Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
60
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 ,81385554
Absolute
,075
Positive
,056
Negative
-,075
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
,579 ,891
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS oleh penulis, 2015.
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa besarnya nilai KolmogorovSmirnov adalah 0,579 dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,891 > α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam uji regresi ini berdistribusi normal.
125
b. Uji Heteroskidastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi kesamaan atau ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat diagram scatterplot seperti pada gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Diagram Scatterplot Sumber: Hasil Olahan Data SPSS
126
Dari diagram scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyempit dan dibawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa model terjadi heteroskedastisitas. Setelah dilakukan pengobatan dengan cara mentransformasi data dalam bentuk Logaritma Natural (LN), hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut.
Gambar 4.2 Diagram Scatterplot Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Dari diagram scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa model tidak terjadi heteroskedastisitas.
127
c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil analisis uji multikolinieritas dapat dilihat pada nilai tolerance atau Variance Infl ation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10, maka menunjukan adanya multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut. Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) Roa
,168
5,935
1Roe
,160
6,234
Eps
,722
1,386
Per
,919
1,088
a. Dependent Variable: LN_Hargasaham
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS oleh penulis, 2015. Dapat dilihat untuk keempat variabel bebas / independen, nilai VIF < 10 atau tidak ada satu pun variabel bebas/independen yang memiliki VIF > 10. Selain itu nilai Tolerance untuk keempat variabel bebas / independen juga semuanya > 0,10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas/independen dalam model regresi ini.
128
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin–Watson (DW test). Hasil uji Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi b
Model
Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of
R
Square a
1
,757
,573
,542
the Estimate ,84293
DurbinWatson 2,083
a. Predictors: (Constant), Per, Roa, Eps, Roe b. Dependent Variable: LN_Hargasaham
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Oleh Penulis, 2015. D Dengan nilai n=60 dan k=4, maka nilai dL = 1,444 dan nilai dU = 1,724. Hasil uji Autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) = 2,083 berada diantara nilai dU = 1,724 dan nilai (4 – dU) = ( 4 – 1,724 = 2,276 ), maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak ada autokorelasi positif atau negatif. 3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independent yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap variabel
129
harga saham yaitu variabel dependent (Y) pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di DES periode 2011-2013. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan program IBM SPSS.21 diperoleh hasil tabel 4.10 sebagai berikut : Tabel 4.10 Regresi Berganda Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
a
Std. Error 4,986
,191
Roa
,062
,043
Roe
,009
Eps Per
T
Sig.
Beta 26,161
,000
,306
1,427
,159
,024
,077
,350
,727
,003
,001
,421
4,059
,000
3,566E-005
,000
,405
4,406
,000
a. Dependent Variable: LN_Hargasaham
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Oleh Penulis, 2015. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.10 dengan program IBM SPSS.21 diketahui bahwa persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: LN_Harga Saham = 4,986 + 0,062 ROA + 0,009 ROE + 0,003 EPS + 3,566 PER Dari persamaan regresi linier berganda tersebut dapat diinterpretasikan apabila Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), serta Price Earning Ratio (PER) sama dengan nol, maka harga saham perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013 akan naik menjadi Rp. 4.986.
130
Besarnya koefisien dari masing-masing variabel independen dapat dijelaskan bahwa: 1. Return On Asset (ROA) mempunyai koefisien sebesar 0,062, itu berarti apabila Return On Equity (ROE), Earning Per Share, dan Price Earning Ratio (PER) konstan, maka setiap 1x kenaikan Return On Asset (ROA) akan menaikkan harga saham sebasar 0,062. 2. Return On Equity (ROE) mempunyai koefisien sebesar 0,009, itu berarti apabila Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) konstan, maka setiap 1x kenaikan Return On Equity (ROE) akan menaikkan harga saham sebesar 0,009. 3. Earning Per Share (EPS) mempunyai koefisien sebesar 0,003, itu berarti apabila Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Price Earning Ratio (PER) konstan, maka setiap 1x kenaikan Earning Per Share (EPS) akan menaikan harga saham sebesar 0,003. 4. Price Earning Ratio (PER) mempunyai koefisien sebesar 3,566, itu berarti apabila Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) konstan, maka setiap 1x kenaikan Price Earning Ratio (PER) akan menaikkan harga saham sebesar 3,566. 4. Uji Hipotesis a. Uji t (Uji Parsial) Uji ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial dari Return On Equity (ROA) (X1), Return On Equity (ROE) (X2), Earning Per Share (EPS) (X3) dan Price Earning Ratio (PER) (X4)
131
terhadap harga saham (Y) pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013. Dengan program IBM SPSS.21 maka hasil perhitungan uji statistik t diperoleh hasil tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
a
Std. Error 4,986
,191
Roa
,062
,043
Roe
,009
Eps Per
T
Sig.
Beta 26,161
,000
,306
1,427
,159
,024
,077
,350
,727
,003
,001
,421
4,059
,000
3,566E-005
,000
,405
4,406
,000
a. Dependent Variable: LN_Hargasaham , Sumber:
Hasil Olahan Data SPSS Oleh
Penulis, 2015. Dari hasil output pada tabel 4.11 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Nilai t hitung Return On Asset (ROA) (X1) sebesar 1,427, dengan tingkat signifikasi sebesar 0,159, karena tingkat signifikasi 0,159 > α = 0,05 maka Return On Asset (ROA) (X1) tidak berpengaruh terhadap harga saham (Y) pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013. 2. Nilai t hitung Return On Equity (ROE) (X2) sebesar 0,350 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,727, karena tingkat signifikasi 0,727 > α = 0,05 maka Return On Equity (ROE) (X2) tidak berpengaruh terhadap harga saham (Y) pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013.
132
3. Nilai t hitung Earning Per Share (EPS) (X3) sebesar 4,059, dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000, karena tingkat signifikasi 0,000 < α = 0,05 maka Earning Per Share (EPS) (X3) berpengaruh terhadap harga saham (Y) pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013. 4. Nilai t hitung Price Earning Ratio (PER) (X4) sebesar 4,406, dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000, karena tingkat signifikasi 0,000 < α = 0,05 maka Price Earning Ratio (PER) (X4) berpengaruh terhadap harga saham (Y) pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013. b. Uji F (Uji Hipotesis Secara Simultan) Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham (Y) pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013 dengan program IBM SPSS.21 maka hasil perhitungan uji statistik F diperoleh hasil pada tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji F (Uji Simultan) a
ANOVA Model
Sum of
Df
Mean Square
F
Sig.
Squares
1
Regression
52,517
4
13,129
Residual
39,079
55
,711
Total
91,596
59
a. Dependent Variable: LN_Hargasaham b. Predictors: (Constant), Per, Roa, Eps, Roe
18,478
b
,000
133
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Oleh Penulis, 2015. Dari hasil output pada tabel 4.12 bahwa nilai F hitung sebesar 18,478 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000, karena tingkat signifikasi 0,000 < α = 0,05 maka ada pengaruh secara simultan dari Return On Equity (ROA) (X1), Return On Equity (ROE) (X2), Earning Per Share (EPS) (X3) dan Price Earning Ratio (PER) (X4) terhadap harga saham (Y) pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013 dan Ho ditolak. c. Koefisien Determinasi (R2) Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutukhan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Artinya berapa persen variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variabel Return On Equity (ROA) (X1), Return On Equity (ROE) (X2), Earning Per Share (EPS) (X3) dan Price Earning Ratio (PER) (X4). Hasil perhitungan R2 dapat di lihat pada tabel 4.13 di bawah ini: Tabel 4.13 Adjusted R2 b
Model Summary Model
1
R
R Square a
,757
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,573
,542
a. Predictors: (Constant), Per, Roa, Eps, Roe b. Dependent Variable: LN_Hargasaham
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Oleh Penulis, 2015.
,84293
134
Nilai adjusted koefisien determinasi (R2) sebesar 0,542 atau 54,2%. Hal ini mengandung arti bahwa sekitar 54,2% harga saham (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Return On Equity (ROA) (X1), Return On Equity (ROE) (X2), Earning Per Share (EPS) (X3) dan Price Earning Ratio (PER) (X4). Sedangkan sisanya sebesar 45,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. D. Pembahasan Hasil uji signifikasi parameter individual (Uji t), pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen serta uji hipotesis koefisien regresi secara menyeluruh (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham a. Terima Ho, Jika signifikasi > α = 0,05 : tidak ada pengaruh secara parsial antara Return On Asset terhadap harga saham b. Terima Ha, jika signifikasi < α = 0,05 : terdapat pengaruh secara parsial antara Return On Asset terhadap harga saham. Nilai t hitung Return On Asset (ROA) (X1) sebesar 1,427, dengan tingkat signifikasi sebesar 0,159, karena tingkat signifikasi 0,159 > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) (X1) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham (Y). Tidak signifikasinya hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa harga saham pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan tidak dipengaruhi oleh variabel Return On Asset (ROA). Semakin produktif aktiva perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut. ROA
135
merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor karena tingkat pengembalian akan semakin besar, hal ini akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Dalam penelitian ini bahwa Return On Asset tidak mempengaruhi harga saham hal ini di duga pasar efek Indonesia yang bisa dibilang terkategori dalam pasar yang sedang berkembang masih sarat dengan intervensi dari pemerintah sehingga banyak aturan-aturan main pasar efek yang tidak dapat berjalan dengan seharusnya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Stella (2009) yang menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap harga saham dan berbanding dengan hasil penelitian Novi Indriana (2009) yang menyatakan bahwa Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham. 2. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham a. Terima Ho, Jika signifikasi > α = 0,05 : tidak ada pengaruh secara parsial antara Return On Equity terhadap harga saham b. Terima Ha, jika signifikasi < α = 0,05 : terdapat pengaruh secara parsial antara Return On Equity terhadap harga saham. Nilai t hitung Return On Equity (ROE) (X1) sebesar 0,350, dengan tingkat signifikasi sebesar 0,727 , karena tingkat signifikasi 0,727
136
> α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Return On Equity (ROE) (X1) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham (Y). Tidak signifikasinya hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa harga saham pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan tidak dipengaruhi oleh variabel Return On Equity (ROE). Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung naik. Akan tetapi dalam hasil penelitian ini Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh atau mempengaruhi harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa hasil pengembalian atas ekuitas yang di peroleh perusahaan tidak menyebabkan naiknya harga saham. Artinya naik atau turunnya pengembalian atas ekuitas secara parsial tidak mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nuraeni (2013) yang menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham dan berbanding dengan hasil penelitian Dwiatma Patriawan (2010) yang menyatakan bahwa Return On Equity berpengaruh terhadap harga saham.
137
3. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham. a. Terima Ho, Jika signifikasi > α = 0,05 : tidak ada pengaruh secara parsial antara Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham b. Terima Ha, jika signifikasi < α = 0,05 : terdapat pengaruh secara parsial antara Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham. Nilai t hitung Earning Per Share (EPS) (X3) sebesar 4,059 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 , karena tingkat signifikasi 0,000 < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share (EPS) (X3) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham (Y). Signifikasinya hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa harga saham pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan dipengaruhi oleh variabel Earning Per Share (EPS). EPS merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan investor sebelum membuat keputusan investasinya di suatu perusahaan karena investor tentunya mengharapkan pengembalian atau return yang tinggi dari investasinya sehingga investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan. Yang mempunyai EPS lebih tinggi. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut cenderung bergerak naik. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Neneng Rina Andriani dan Aryati Kusumastuti (2008) dalam jurnal penelitiannya yang menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham.
138
4. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham. a. Terima Ho, Jika signifikasi > α = 0,05 : tidak ada pengaruh secara parsial antara Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham b. Terima Ha, jika signifikasi < α = 0,05 : terdapat pengaruh secara parsial antara Price Earning Ratio (PER)) terhadap harga saham. Nilai t hitung Price Earning Ratio (PER) (X4) sebesar 4,406 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 , karena tingkat signifikasi 0,000 < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio (PER) (X4) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham (Y). Signifikasinya hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa harga saham pada perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan dipengaruhi oleh variabel Price Earning Ratio (PER). Price Earning Ratio (PER) merupakan hubungan antara pasar saham dengan EPS saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham. Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS nya. PER menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan EPS. Makin besar besar PER suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dhita Ayu Wulandari (2009) dalam jurnal penelitiannya
139
yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga saham. 5. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham. a. Terima Ho, Jika signifikasi > α = 0,05 : tidak ada pengaruh secara simultan antara Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER)) terhadap harga saham b. Terima Ha, jika signifikasi < α = 0,05 : terdapat pengaruh secara simultan antara Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji signifikasi simultan (Uji F) bahwa nilai F hitung sebesar 18,478 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 karena tingkat signifikasi 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan/ bersamasama berpengaruh terhadap harga saham di perusahaan properti, real estate dan konstruksi bangunan di DES periode 2011-2013. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,542 yang berarti bahwa kontribusi Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham sebesar 54,2%.