BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dari seluruh perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dijadikan sampel penelitian adalah perbankan konvensional dari tahun 2011 sampai 2013 yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama periode 2011 sampai 2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan didapatkan 24 perbankan untuk dijadikan sampel sehingga jumlah sampel selama 3 tahun menjadi 72 sampel.Penelitian ini melihat pengaruh kredit yang di proksi NPL, tingkat kecukupan Modal yang di proksi CAR dan Efisiensi Operasional yang diproksi dengan BOPO terhadap profitabiliatas yang diprosksi dengan ROA dengan tahun pengamatan 2011 sampai dengan 2013. Data rasio keuangan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai periode pengamatan diperoleh dari situs resmi perbankan konvensional yang menjadi objek penelitian. Berikut daftar nama perbankan yang menjadi sampel
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Tabel 4.1 Daftar Nama Perbankan Yang Menjadi Sampel
No
Kode Emite
Nama Bank
AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk BACA Bank Capital Indonesia Tbk 2 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 3 BBCA Bank Central Asia Tbk 4 BBKP Bank Bukopin Tbk 5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 6 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 7 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 9 Bank Jabar Banten Tbk 10 BJBR Bank Mandiri (Persero) Tbk 11 BMRI Bank Bumi Arta Tbk 12 BNBA Bank CIMB Niaga Tbk 13 BNGA Bank Internasional Indonesia Tbk 14 BNII Bank Permata Tbk 15 BNLI Bank Sinar Mas Tbk 16 BSIM Bank Swadesi Tbk 17 BSWD Bank Victoria International Tbk 18 BVIC Bank Artha Graha International Tbk 19 INPC Bank Mayapada International Tbk 20 MAYA Bank Windu Kentjana International Tbk 21 MCOR Bank Mega Tbk 22 MEGA Bank NISP OCBC Tbk 23 NISP Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 24 SDRA Sumber : Data yang diolah 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
B. Hasil Uji Statistik Deskriptif Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen ( risiko kredit, tingkat kecukupan modal dan efinsiensi operasional) terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 72 data observasi yang berasal dari hasil perkalian antara periode penelitian yaitu selama 3 tahun dari tahun 2011 sampai 2013 dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 24 perbankan. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
72
,66
3,80
2,1574
,80861
NPL
72
,14
4,09
1,6849
,94596
CAR
72
6,59
23,19
15,5446
3,05723
BOPO
72
60,90
94,13
80,5940
7,91323
Valid N (listwise)
72
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Berdasarkan tabel 4.2 dari hasil Statistik Deskriptif dapat dijelaskan bahwa: a.
Variabel Profitabilitas (ROA) memiliki minimum 0,66 dan nilai maksimum 3,80 dengan rata – rata sebesar 2,1574 dan standar deviasi 0,80861dengan jumlah sampel sebanyak 72. Hal ini berarti nilai minimum ROA perbankan konvensional dasar yang menjadi sampel penelitian tahun 2011 sampai dengan 2013 adalah 0,66 yang dimiliki oleh perbankan PT
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Bank Artha Graha International pada tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar 3,8 yang dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk pada tahun 2011 dan 2013. Ini menunjukan PT Bank Central Asia Tbk memiliki kemampuan yang besar untuk memiliki profit yang lebih besar. b.
Variabel Risiko Kredit (NPL) memiliki nilai minimum 0,14 dan nilai maksimum 4,09 dengan rata – rata sebesar 1,6849 dan standar devisiasi 0,94596 dengan jumlah sampel 72. Hal ini berarti nilai minimum NPL perbankan konvensional dasar yang menjadi sampel penelitian tahun 2011 sampai dengan 2013 adalah 0,14 yang dimiliki oleh PT Bank Swadesi Tbk pada tahun 2012 dan nila maksimum sebesar 4,09 yang dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk.
c.
Variabel Tingkat Kecukupan Modal (CAR) memiliki nilai minimum 6,59 dan nilai maksimum 23,19 dengan rata – rata 15,5446dan standar deviasi 3,05723 dengan jumlah sampel sebanyak 72. Hal ini berarti nilai minimum CAR perbankan konvensional dasar yang menjadi sampel penelitian tahun 2011 sampai dengan 2013 adalah PT Bank NISP OCBC Tbk dengan nilai minimum 6,59 pada tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar 23,19yang dimiliki oleh PT Bank Swadesi Tbk pada tahun 2011.
d.
Variabel Efisiensi Operasional (BOPO) memiliki nilai minimum 60,90 dan maksimum 94,13 dengan rata – rata 80,5940 dan standar devisiasi 7,91323 dengan jumlah sampel sebanyak 72. Hal ini berarti nilai minimum BOPO perbankan kovensional dasar yang menjadi sampel penelitian tahun 2011 sampai dengan 2013 adalah 60,90 yang dimiliki oleh PT Bank Central
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Asia Tbk pada tahun 2011 dan nilai maksimum 94,13yang dimiliki oleh PT Bank Ekonomi Raharja Tbk pada tahun 2011.
C. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan menggunakan analisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Imam Ghozali, 2011). Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik histogram dapat diliha pada gambat 4.2 berikut ini : Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
72 Mean
a,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
0E-7 ,36866515
Absolute
,075
Positive
,075
Negative
-,069
Kolmogorov-Smirnov Z
,636
Asymp. Sig. (2-tailed)
,814
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Berdasarkan tabel 4.3 besarnya Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,814 yang lebih besar dari á (0,05) maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Gambar 4.1 Uji Normalitas PP. Plot Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Hasil Pengujian dengan analisis grafik histogram dan analisis grafik plot menunjukan bahwa model regresi terdistribusi dengan normal, karena titik – titik meyebar di sekitar diagonal serta penyebaranya mengikuti arah diagonal. Namun untuk memperkuat pengujian normalitas dengan menggunakan Uji One-Sample Kolmogorovo-Smirnov. 2. Uji Multikolonieritas Menurut
Imam Ghozali (2011) Uji Multikolonieritas bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi terdapat kolerasi antar variabel independen. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
menunjukkan setiap
variabel
independen
dijelaskan varibel
independen
lainnya.suatu model regresi dikatakan dari multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance diatas 0,10 dan VIFdibawah 10. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error
9,379
,544
NPL
,083
,048
CAR
,002 -,092
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
17,236
,000
,097
1,732
,088
,973
1,028
,015
,009
,163
,871
,977
1,024
,006
-,898
-15,878
,000
,955
1,047
1 BOPO a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Dari hasil pengujian nilai tolerance pada tabel 4.3 diatas, nilai VIF terendah dimiliki oleh variabel risiko kredit (NPL) sebesar 1,028, sedangkan hasil VIF tingkat kecukupan modal (CAR) sebesar 1,024 dan efisiensi operasional (BOPO) memiliki hasil sebesar 1,047, maka nilai VIF untuk setiap variabel bebas < 10, dengan angka tolerance berkisar antara 0,955 sampai 0,977. Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.3 terlihat bahwa tidak ada varibel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi yang diajukan bebas dari multikolonieritas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
3. Uji Heteroskendastisitas Menurut
Imam Ghozali (2011) Uji heteokendastisitas dapat dilihat
melalui grafik scatterplot apa bila titik titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, dapat disimpulkan bahwa tiak terjadi heteroskedastisitas. Uji regresi pada penelitian ini menunjukkan grafik scatterplot pada model penelitian menggambarkan titik-titik yang menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, Hasil penelitian sebagai berikut :
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Dari grafik scatterplot yang ditampilkan pada Gambar 4.2, terlihat titik yang menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini memenuhi asumsi bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 4. Uji Autokolerasi Menurut Imam Ghozali (2011) Hasil analisis Durbin – Watson (DW) dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokolerasi dalam suatu regresi.
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi
b
Model Summary Model
1
R
,890
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,792
,783
,37671
Durbin-Watson
1,695
a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, NPL b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Berdasarkan tabel 4.5 dapat di simpulkan bahwa model regresi linear berganda terjadi gejala autokorelasi, karena angka yang dihasilkan dalam kolom Durbin-Watson menunjukkan angka 1,695. Nilai penelitian ini akan di bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikasi 5%, jumlah pengamatan ( n ) sebanyak 72 dan jumlah variabel independen 3 ( k = 3 ). Oleh karena itu, berdasarkan tabel Durbin-Watson di ketahui nilai batas atas (du) sebesar 1,546, nilai ( d ) sebesar 1,695 dan nilai batas bawah ( dl )
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
sebesar 1,372 sehingga 1,546 <1,695 < 3 – 1,546, maka dapat di simpulkan bahwa terjadi tidak ada autokorelasi positif atau negatif.
D. Pengujian Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 < R < 1) (Imam Ghozali, 2011) Semakin besar koefisien determinasinya maka semakin besar variasi variabel independennya mempengaruhi variabel dependennya. Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
1
R
,890
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,792
,783
,37671
a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, NPL b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Berdasarkan tabel 4.6 di atas pada kolom Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,783 yang berarti 78,3% perubahan variabel nilai perusahaan yang diproksikan profitabilitas (ROA)dapat dijelaskan oleh perubahan risiko kredit (NPL), tingkat kecukupan modal (CAR), efisiensi operasional (BOPO), dan secara bersama-sama, sedangkan sisanya 21,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat atau dependen (Imam Ghozali, 2011) Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (F-tes)
a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
df
Mean Square
36,774
3
12,258
9,650
68
,142
46,424
71
F 86,378
Sig. ,000
b
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, NPL
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Berdasarkan hasil dari uji ANOVA ( Analysis of Variance ) dapat di lihat hasil uji serempak ( Uji F ). Hal ini dapat terlihat dari nilai Sig sebesar 0,000 jadi á < 0,05 di mana nilai 0,000 lebih kecil dari á 0,05. Maka Ha dapat di terima dan H0 di tolak, jadi dapat di simpulkan bahwa variabel NPL, CAR dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA pada perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji ini di gunakan untuk mengetahui apakahrisiko kredit, tingkat kecukupan modal, dan efisiensi operasional secara parsial dan signifikan berpengaruh terhadapprofitabilitas (Imam Ghozali, 2011). Adapun hasil uji statistik t adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error 9,379
,544
NPL
,083
,048
CAR
,002 -,092
Beta 17,236
,000
,097
1,732
,088
,015
,009
,163
,871
,006
-,898
-15,878
,000
1 BOPO a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Berdasarkan hasil pengujian dalam tabel diatas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut : a. H1 :
Pengaruh Risiko Kredit (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA). Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansinya 0,088 (sig > 0,05) ini menunjukan NPL tidak berpengaruh secara signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,083. Sehingga dapat disimpulkan Ha1 ditolak dan Ho diterima.
b.
H2 : Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA). Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansinya 0,871 (sig > 0,05) ini menunjukan CAR tidak berpengaruh secara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,002. Sehingga dapat disimpulkan Ha1 ditolak dan Ho diterima. c. H3: Pengaruh Efisiensi Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA). Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansinya 0,000 (sig < 0,05) ini menunjukan BOPO berpengaruh secara signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar 0,092. Sehingga dapat disimpulkan Ha1 diterima dan Ho ditolak. 4. Analisa Regresi Linear Berganda Hasil pengujian analisis linear regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.9 Hasil Uji Linear Berganda Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized Coefficients
B (Constant)
Std. Error
Beta
9,379
,544
NPL
,083
,048
,097
CAR
,002
,015
,009
-,092
,006
-,898
1 BOPO a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat di peroleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : ROA = 9,379+ 0,083 NPL + 0,002 CAR – 0,092BOPO + e Dari hasil regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa : a. Konstanta á = sebesar 9,379 artinya jika NPL (X1), CAR (X2), dan BOPO (X3) lebih besar dari pada nol, maka ROA perbankan konvensional (Y) sebesar 9,379. b. Koefisien regresi NPL (X1) sebesar positif sebesar 0,083, menunjukan bahwa adanya hubungan searah antara variabel ROA dengan NPL, yang artinya jika rasio variabel ROA naik sebesar 0,01 atau 1%, maka ROA perbankan konvensional abnormal akan naik 0,083 dengan asumsi varibel independen lainya tidak berubah. c. Koefisien regresi CAR (X2) sebesar negatif sebesar 0,002, menunjukan bahwa adanya hubungan tidak searah antara variabel ROA dengan CAR. Hal ini menunjukan setiap kenaikan 1% dari rasio CAR akan menyebabkan penurunan ROA abnormal sebesar 0,002. yang berarti apabila rasio CAR menurun sebesar 0,002. d. Koefisien regresi BOPO (X3) sebesar negatif
sebesar – 0,092,
menunjukan bahwa adanya hubungan tidak searah antara variabel ROA dengan BOPO. Hal ini menunjukan setiap kenaikan 1% dari rasio BOPO akan menyebabkan penurunan ROA abnormal sebesar – 0,092. yang berarti apabila rasio BOPO menurun sebesar 0,0923.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
E. Pembahasan Hasil yang didapatkan dari yang dilakukanya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Risiko Kredit (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA) Hasil analisis data menunjukan bahwa risiko kredit (NPL) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,088. Artinya nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian oleh di peroleh Rizki Agustiningrum (2012). Risiko kredit yang diproksi NPL tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, hal ini mengandung arti walaupun nilai NPL semakin tinggi pada bank konvensional, tetapi hal itu kemungkinan tidak memberikan dampak menurunnya tingkat ROA pada bank tersebut. Hal itu disebabkan nilai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) masih dapat menutupi kredit bermasalah. Laba perbankan masih dapat meningkat dengan NPL yang tinggi karena perbankan masih dapat memperoleh sumber laba tidak hanya dari bunga tetapi juga dari sumber laba lain seperti fee based income yang juga memberikan pengaruh yangrelatif tinggi terhadap tingkat ROA 2. Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,871. Artinya Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian olehAhmad Buyung Nusantara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
(2009). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kecukupan modal yang di proksikan CAR terhadap profitabilitas suatu perbankan tidak menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen perbankan dalam memperoleh untung yang tinggi. Tidak signifikannya CAR terhadap ROA, hal inikemungkinan dikarenakan peraturan BI yang mengharuskan setiap bank untuk menjaga CAR dengan ketentuan minimal 8%, sehingga parapemilik bank menambah modal bank dengan menyediakan dana (fresh money) untuk mengantisipasi skala usaha yang berupa expansi kredit atau pinjaman yang diberikan agar rasio tingkat kecukupan modal (CAR) bank konvensional dapat memenuhi ketentuan BI. Sedangkan kondisi perbankan yang terdaftar di BEI pada saat dilakukannya penelitian kurang baik yang ditandai dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah yang terlihat dari dana pihak ketiga yang berupa simpanan dana masyarakat tidak terlalu besar wajar jika CAR tidak signifikan terhadap ROA, karena walaupun modal yang dimiliki bank tinggi, tetapi kepercayaan masyarakat masih rendah, hal ini tidak akan berdampak kepada profitabilitas bank. Atau juga dikarenakan bank cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival bank sehingga CAR tidak berpengaruh banyak terhadap profitabilitas bank. 3. Pengaruh Efesiensi Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) Hasil analisis data menunjukan bahwa efesiensi operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,000. Artinya nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian olehDefri (2012). BOPO mempunyai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
hubungan yangnegatif terhadap ROA, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika BOPO meningkat maka efisiensi menurun dan untuk Return OnAsset (ROA) yang diperoleh bank akan menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut. Jika kegiatan operasional dilakukan dengan efisien (dalam hal ini nilai rasio BOPO rendah) maka pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik. Atau semakin efisien kinerja operasional suatu bank maka keuntungan yang diperoleh oleh bank akan semakin besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/