BAB III OBJEK PENELITIAN
3. 1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank Syariah Bukopin dahulu bernama PT. Bank Persyarikatan Indonesia (BPI), didirikan berdasarkan Akta No. 102 tertanggal 29 Juni 1990 dengan nama PT. Bank Swansarindo yang dibuat dihadapan Dr. Widjojo Wilami, SH., Notaris di Samarinda. Dalam perkembangannya, PT Bank Syariah Bukopin dimulai dari sebuah bank umum, PT Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisisi oleh PT Bank Bukopin Tbk untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah setelah memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia (periode 2004-2009).Komitmen penuh dari PT Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengan pelayanan terbaik. Dan pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia, PT Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariah-nya kedalam PT Bank Syariah Bukopin. Dalam bisnisnya, PT. Bank Syariah Bukopin memposisikan sebagai bank yang fokus pada pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan segmentasi usaha pendidikan, kesehatan, konstruksi
38
dan perdagangan. Selain hal tersebut, PT Bank Syariah Bukopin juga melakukan penghimpunan dana dari masyarakat (individu-individu) dan perusahaanperusahaan yang ada di Tanah Air. PT. Bank Syariah Bukopin telah memiliki 1 Kantor Pusat, 7 Kantor Cabang (KC), 1 Kantor Cabang Pembantu (KCP), dan 29 Kantor Layanan Syariah (KLS) yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air, serta 333 ATM, lebih dari 24.390 ATM jaringan nasional, dan lebih dari 32.000 ATM plus. Dengan dukungan infrastruktur dan Sumber Daya Insani (SDI) yang professional dan dapat diandalkan, PT. Bank Syariah Bukopin selalu siap melayani kebutuhan nasabah dimanapun tempatnya.
3.2
Bidang Usaha Bidang usaha Bank Bukopin Syariah adalah industri perbankan. Pelayanan yang diberikan berupa produk-produk perbankan syariah dan jasa.
3.3 Visi dan Misi VISI “Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik” MISI 1.
Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah
2.
Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah
3.
Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah)
4.
Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder 39
3.4
Produk-produk
Produk-produk yang terdapat di Bank Bukopin Syariah adalah :
3.4.1 Produk pendanaan
Produk pendanaan Bank Syariah Bukopin meliputi :
1. Tabungan iB siAga
Simpanan dalam mata uang rupiah yang penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu.
2. Tabungan iB Rencana
Jenis tabungan berjangka dengan potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi kebutuhan di masa yang akan datag, sekaligus memberikan manfaat proteksi asuransi jiwa yang gratis.
3. Tabungan iB siAga bisnis
Menggunakan
prinsip
mudharabah
mutlaqah,
sehingga
nasabah
memperoleh kepastian bagi hasil.
4. Tabungan iB Haji
Simpanan untuk perorangan dalam bentuk mata uang rupiah yang mempunyai rencana menunaikan Haji dan Umroh.
40
5. Giro iB
Simpanan
yang
bisa
digunakan
sebagai
alat
pembayaran
dan
penarikannya bisa dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau sarana perintah pembayaran lainnya atau melalui pemindahbukuan lainnya.
6. Deposito iB
Jenis simpanan dengan mata uang rupiah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara deposan dengan pihak bank.
7. Tabunganku iB
Tabunganku iB adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3.4.2 Produk pembiayaan
Produk pembiayaan Bank Syariah Bukopin meliputi :
1. iB Jual Beli (Murabahah)
Jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntunganyang disepakati.
41
2. Pembiayaan iB Kepemilikan mobil
Fasilitas pembiayaan yang digunakan untuk pembelian kendaraan roda empat sebagai kendaraan pribadi.
3. Pembiayaan iB kepemilikan rumah
Pembiayaan untuk kepemilikan rumah tinggal, ruko, rukan, apartemen atau rumah peristirahatan (villa) baik kondisi baru maupun lama dan prioritas pembiayaan untuk kepemilikan pertama dan ditempati sendiri.
4. Pembiayaan iB bagi hasil (Musyarakah)
Kerjasama dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, masingmasing pihak memberikan kontribusi dana dan atau karya/keahlian dengan kesepakatan keuntungan dan resiko menjadi tanggungan bersama sesuai dengan kesepakatan.
5. Pembiayaan iB bagi hasil (Mudharabah)
Kerjasama antara pemilik modal dan pengelola untuk suatu usaha tertentu dengan kesepakatan bagi hasil.
6. Mudharabah iB investasi terikat (Mudharabah Muqoyyadah)
Pembiayaan yang diinvestasikan nasabah/pemilik dana khusus untuk bisnis tertentu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh nasabah.
42
7. Pembiayaan iB pada koperasi karyawan / pegawai untuk anggota (K3A pola syariah)
Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Bukopin Syariah (Bank) kepada Koperasi Karyawan, Koperasi Pegawai, Koperasi Pegawai Negeri (KPN) atau koperasi sejenis lainnya kepada anggotanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
8. Pembiayaan iB kepada koperasi primer untuk anggotanya (KKPA relending syariah)
Pembiayaan dengan prinsip syariah dalam bentuk investasi dna modal kerja kepada koperasi primer untuk diteruskan kepada anggotanya dengan sumber dana berasal dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) yang dikelola oleh PT. Pemodalan Nasional Madani (PNM)
9. Pembiayaan iB pinjaman (qordh)
Fasilitas pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
10. Pembiayaan iB perjalanan haji (talangan haji)
Fasilitas pinjaman yang diberikan kepada penabung SiAga Haji yang sudah mencapai nilai tabungan dalam jumlah tertentu dan memenuhi
43
persyaratan lainnya untuk mendapatkan kepastian pemberangkatan ibadah haji.
11. Pembiayaan iB jaminan tunai
Pemberian pembiayaan dengan jamminan cash collateral yang ada di Bank Bukopin Syariah dan diblokir sampai dengan pembiayaan lunas.
12. Pembiayaan iB ishtina paralel
Pembiayaan yang digunakan untuk jual beli dimana bank (penjual) memesan barang kepada pihak lain (produsen) untuk menyediakan barang sesuai dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang telah disepakati nasabah (pembeli) dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
3.4.3 Jasa
Produk jasa Bank Syariah Bukopin meliputi :
1. Kartu ATM siAga syariah
Fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan transaksi perbankan dengan perangkat mesin ATM (Automated Teller Machine) yang dimiliki atau ditunjuk oleh Bank Bukopin.
44
2. Kartu siAga Visa Electron syariah
Jasa yang diberikan kepada nasabah untuk dapat melakukan transaksi belanja dan transaksi lainnya di merchant atau ATM yang berlogo VISA atau VISA Electron.
3. SMS banking syariah bukopin
Fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan transaksi perbankan dengan berbasis teknologi seluler.
4. Internet banking syariah bukopin
Fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan Internet.
3.5 Profil Perusahaan
Nama
: PT. Bank Syariah Bukopin
Alamat
: Jl. Melawai Raya No.5 Jakarta Selatan 12160
Telpon
: (021) 2700072
Faximili
: (021) 2702293
Homepage
: http://www.syariahbukopin.co.id
Tanggal Berdiri
: 29 Juni 1990
Tanggal Beroperasi
: 27 Oktober 2008
45
3.6 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas dan Wewenang
3.6.1 Struktur Organisasi Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai
Divisi Pelayanan
Divisi SDI
Operasi & Pelayanan kantor pusat
Pusat Pelayanan
Operasi & Pelayanan Cabang Manager
SDI
Divisi IT
SKAI
RI
TI
Cabang
Operasi & Pelayanan Cabang Koordinator
Customer Service
Support Pembiayaan
ADM & Pelaporan
Legal
Sarana & Logistik
Cabang Pembantu
Teller
ADM Pembiayaan
Customer Service
Sundries
Investigasi Pembiayaan
Teller
Internal Control • • • •
Arsip Rekonsiliasi Verifikasi Desk Monitoring
Sundries
Sumber : PT.Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai
46
3.6.2 Uraian Tugas dan Wewenang
1. Support Pembiayaan Memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut : a. Mengadaministrasikan semua dokumen - dokumen yang ada kaitannya dengan pembiayaan b. Melakukan transaksi nasabah atas jaminan yang ada kaitannya dengan pembiayaan, c. Melakukan pengecekan atas kelengkapan dokumen penggajian karyawan, d. Memeriksa atas kelegalan dokumen-dokumen pelayanan atau nasabah lainnya, dan e. Melakukan laporan bulanan kepada Bank Indonesia mengenai pembiayaan yang telah di salurkan.
2. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut : a. Melakukan pengawasan atas jalannya operasional perusahaan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan b. Memberikan masukan atas penyimpangan yang terjadi sehingga tidak terulang kembali.
3. Investigasi Pembiayaan (Credit Investigator) a. Melakukan pengecekan transaksi dan kondisi usaha nasabah
47
b. Melakukan bank checking c. Melakukan pengecekan berkala kepada nasabah
4. Account Officer (AO) a. Berhubungan langsung dengan nasabah berkaitan dengan pengajuan pembiayaan. b. Menerima dokumen-dokumen nasabah yang akan dimasukkan ke dalam file pembiayaan dari nasabah c. Melakukan penyusunan file pembiayaan sesuai dengan ketentuan penyusunan file. d. Menegur nasabah yang telat dalam pembayaran cicilan.
5. ADML (Administrasi Pelaporan) a. Melakukan pengecekkan dokumen dengan ceklis b. Melakukan penginputan data nasabah pada master pembiayaan. c. Melakukan penginputan data jaminan nasabah. d. Verifikasi laporan e. Menyimpan laporan dan dokumen ke dalam ruang penyimpanan dokumen f. Membuat laporan BDRNPL yang berisi mengenai rasio perbandingan antara debitur yang lancar dan yang macet.
48
6. ADMP (Administrasi Pembiayaan) a. Mengadministrasikan dokumen pembiayaan ke dalam Buku Register Dokumen Masuk. b. Melakukan dropping (pembiayaan) apabila dokumen sudah lengkap dan syarat-syarat pembiayaan sudah terpenuhi. c. Melakukan pemesiksaan berlanjut dari ceklis ADML d. Mencetak jurnal dan laporan piutang.
7. Legal a. Melakukan analisa yuridis b. Memeriksa file jaminan pada setiap transaksi penyimpanan dan peminjaman file jaminan.
49
3.7 Alur Pembiayaan Pada PT.Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai
Gambar 3.2 Alur Pembiayaan Pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai 1
2
3 S/A -Register -Menyerahkan surat kepada A/O
A/O Melakukan Solialisasi
Mulai
6
5
Sekretaris KP -Register Memorandum Komite Pembiayaan -Membuat Undangan Untuk Anggota Komite Pembiayaan
7
A/O Membuat Proposal Pembiayaan
A/O -Evaluasi Hasil Analisa Ekonomi dan Yuridis pada Proposal -Informasikan Sekretaris KP
4 Pembiayaan Support (PS) -Analisa Yuridis -Proposal Checking -Trade Checking -Transaksi Jaminan
8 Tidak
KP ?
A/O Buat Surat Penolakan
Ya
8 A/O Buat Surat Persetujuan Prinsip Pemberian Pembiayaan (SP4)
13 P/S: - Menyerahkan MKP kepada Adm. Pembiayaan - Filling Dokumen
9 PS : Mempersiapkan Dokumen untuk Pengikatan
12 A/O: - Informasikan rencana
realisasi ke treasury - Fiat Memorandum Komite Pembiayaan
10 A/O: - Memaraf Dokumen Pengikatan intern - Mendampingi Nasabah ke Notaris
11 PS: -Memeriksa Kebenaran Dokumen untuk realisasi -Membubuhkan Fiat realisasi
2 50
2 14
15
Adm. Pembiayaan : - Menyimpan Dokumen Akad Pembiayaan dan Agunan ke dalam Voult - Memasukan data fasilitas pembiayaan
Proses Pelunasan Fasilitas Pembiayaan
18 Adm. Pembiayaan: - Mendebet Rekening Nasabah - Menghapus Data Plafond Pembiayaan
17 A/O: Membuat Ucapan Terima Kasih
19 PS : - Mengeluarkan Surat Penyelesaian Roya Agunan - Menghapus Bankers Clause
A/O: - Membuat Memo Pelunasan Pembiayaan -Membuat Memo Pengambilan Jaminan
16 P/S: Membubuhkan Fiat Pelunasan Pembiayaan
20 A/O: Menyerahkan Agunan Nasabah
Selesai
Sumber : PT.Bank Syariah Bukopin
PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai menggunakan alur pembiayaan yang tercantum pada gambar diatas dalam menggambarkan proses atau alur pemberian pembiayaan kepada nasabah. Berikut ini adalah penjelasannya : 1. AO (Account Officer) melakukan sosialisasi. 2. Kemudian nasabah melakukan register dan menyerahkan surat-surat dan dokumen kepada AO 3. Setelah AO menerima surat dari SA, AO membuat proposal pembiayaan.
51
4. Kemudian bagian Pembiayaan Support (PS) akan menganalisa data-data nasabah. Analisa dilakukan secara analisa yuridis, personal checking, bank checking, trade checking, taksasi jaminan 5. Setelah itu, AO mengevaluasi hasil analisa ekonomi dan yuridis pada proposal. Kemudian menginformasikan kepada sekretaris KP (Komite Pembiayaan) 6. Sekretasris KP meregister memorandum komite pembiayaan dan membuat undangan untuk anggota komite pembiayaan 7. KP akan membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan terhadap permohonan pembiayaan nasabah. 8. KP memiliki dua pilihan : a.
Menolak pembiayaan. AO akan membuat surat penolakan kepada nasabah.
b. KP menerima pembiayaan. AO akan membuat surat persetujuan prinsip pemberian pembiayaan (SP4) 9. Bagian PS mempersiapkan dokumen untuk pengikatan 10. AO memaraf dokumen pengikatan intern dan mendampingi nasabah ke notaris 11. PS memeriksa kebenaran dokumen untuk realisasi dan membubuhkan fiat realisasi 12. AO menginformasikan rencana realisasi ke treasury dan membuat fiat memorandum komite pembiayaan
52
13. PS menyerahkan MKP kepada adm. Pembiayaan dan membuat filling dokumen 14. Bagian adm. Pembiayaan menyimpan dokumen akad pembiayaan dan agunan ke dalam voult dan memasukan data fasilitas pembiayaan 15. AO
membuat
memo
pelunasan
pembiayaan dan membuat memo
pengambilan jaminan 16. PS membubuhkan fiat pelunasan pembiayaan 17. AO membuat ucapan terima kasih 18. Bagian adm. Pembiayaan mendebet rekening nasabah dan menghapus data
plafond pembiayaan 19. PS mengeluarkan surat penyelesaian roya agunan dan menghapus bankers clause 20. AO menyerahkan agunan ke nasabah.
3.8 Praktik Kegiatan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai Kegiatan pembiayaan murabahah pada PT.Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai merupakan salah satu kegiatan/transaksi yang paling banyak dilakukan, murabahah yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin merupakan Murabahah Kepada Pemesan Pembelian (KPP). Kegiatan pembiayaan murabahah ini harus berjalan sesuai dengan prosedur pembiayaan yang sudah di tetapkan oleh perusahaan. Prosedur pembiayaan sudah dijelaskan pada alur pembiayaan yang terdapat di bab 3.
53
Dalam subbab ini, penulis akan menjabarkan pelaksanaan kegiatan pembiayaan murabahah yang berlangsung pada Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai, sesuai dengan hasil wawancara dan observasi langsung. Tahap-tahap pelaksanaan pengajuan pembiayaan murabahah yaitu sebagai berikut : 1. Nasabah mengajukan pengajuan pembiayaan Tahap paling awal dari proses pembiayaan murabahah ini adalah pengajuan dari nasabah. Jadi, nasabah datang ke bank dan bertemu dengan bagian Account Officer untuk mengajukan permohonan pembelian barang, memberitahukan barang apa yang akan dibeli. 2. Account Officer melakukan sosialisasi Sebelum ke tahap selanjutnya, Account Officer (AO) memberikan sosialisasi tentang pembiayaan murabahah di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai. Sosialisasi itu berupa pemberitahuan tahap-tahap pembiayaan, syarat-syarat, dokumen yang harus dipenuhi oleh nasabah dan informasi lainnya yang menyangkut ketentuan pembiayaan murabahah di Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai. 3. Nasabah mengisi registrasi dan memberikan dokumen Penyerahan dokumen-dokumen seperti fotocopy KTP/SIM/Paspor, fotocopy Kartu Keluarga, fotocopy Surat Nikah / Surat Keterangan Cerai, surat persetujuan dari suami / istri, fotocopy NPWP dan mengisi surat registrasi permohonan
pembiayaan
murabahah.
Semua
dokumen
dan
surat
permohonan diserahkan kepada bagian Account Officer (AO). 4. Credit Investigator (CI) melakukan analisa kelayakan nasabah 54
Credit Investigator melakukan bank checking dan trade checking untuk mengetahui kelayakan nasabah untuk mendapatkan pembiayaan. Lalu Credit Investigator menerbitkan hasil bank checking tersebut dan menyerahkannya kepada Account Officer (AO). 5. Legal menganalisa jaminan nasabah Legal melakukan analisa personal checking dan jaminan nasabah dan menerbitkan hasil hasil opini jaminan dan menyerahkan opini tersebut kepada Account Officer (AO) 6. Account Officer (AO) Membuat Proposal Setelah Account Officer (AO) mendapatkan hasil bank checking dari bagian credit investigator dan opini jaminan dari bagian legal , maka hasil bank checing tersebut dianalisa ulang. Setelah dianalisa dan layak, maka Account Officer (AO) membuat proposal pengajuan pembiayaan murabahah. 7. Account Officer Menganalisa Ulang Proposal Account Officer (AO) mengevaluasi kembali hasil analisa ekonomi dan yuridis yang terdapat dalam proposal. Setelah itu informasi dan proposal tersebut di sampaikan kepada support pembiayaan bagian Administrasi Laporan (ADML). 8. Account Officer (AO) membuat Memorandum Komite Pembiayaan (MKP) Tujuan memorandum tersebut adalah untuk menggambarkan bentuk dan jenis-jenis seluruh fasilitas, perubahan fasilitas serta jumlah fasilitas yang dimintakan persetujuannya dari Komite Pembiayaan.
55
Account Officer membuat jadwal meeting dengan komite pembiayaan. Berikut merupakan ketentuan pelaksanaan meeting Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai : Tabel 3.1 Tabel Ketentuan Anggota Komite Pembiayaan
PLAFOND
ANGGOTA KOMITE PEMBIAYAAN
a. Sampai dengan Rp. 100 juta Minimal 3 orang terdiri dari b. Channeling Pimpinan Cabang ditambah 2 c. K3A sampai Account Officer dengan Rp.500 juta Lebih besar dari Rp. 100 juta Minimal 3 orang terdiri dari sampai dengan Pimpinan Cabang ditambah 2 limit Pemimpin Account Officer Cabang Sumber : PT Bank Syariah Bukopin
KOMITE PEMBIAYAAN
Meeting/Circulate
Meeting
9. Melakukan Rapat Komite Dalam rapat komite tersebut maka diputuskan setuju atau ditolak pembiayaan tersebut. Account Officer akan membuat surat : a. Jika tidak disetujui maka dibuatlah Surat Penolakan kepada calon nasabah. b. Jika disetujui maka dibuatlah Surat Persetujuan Pemberian Fasilitas Pembiayaan (SPPFP).
56
10. Penyusunan File Sesuai Dengan Bagian Account Officer (AO) melakukan penyusunan file pembiayaan nasabah sesuai dengan ketentuan penyusunan file pembiayaan yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu : a. File Pembiayaan : Terdiri dari semua dokumen yang sudah di copy. b. File Jaminan : Semua dokumen asli. Setelah
melakukan
penyusunan,
kemudian
Account
Officer
(AO)
menyerahkan file pembiayaan tersebut ke bagian ADML (sekaligus untuk proses dropping) dan file jaminan diserahkan kepada bagian legal. 11. Pelaksanaan Akad Murabahah Pelaksanaan akad murabahah harus dihadiri oleh nasabah, suami/istri nasabah atau ahli waris, legal, notaris dan Account Officer. Kemudian Nasabah, Account Officer dan saksi-saksi memaraf dokumen pengikatan / Akad. Pelaksanaan akan berbarengan dengan penandatanganan surat-surat seperti SPPFP, Surat Sanggup, Surat Permohonan Realisasi Pembiayaan (SPRP), Repayment Schedule dan wakalah.
12. Memeriksa Kebenaran Dokumen Bagian ADML melakukan pemeriksaan terhadap seluruh dokumen yang ada dan melakukan penceklisan. 13. Penginputan Data Dalam Master Pembiayaan Bagian ADML menginput data dalam master pembiayaan termasuk memasukan data jaminan. 14. Merekap Ke Dalam Buku Registrasi Pembiayaan 57
Bagian ADML juga merekap data ke dalam buku register pembiayaan, gunanya adalah apabila data pada sistem hilang. Kemudian semua dokumen yang telah diperiksa dan melalui tahap penceklisan diserahkan kepada bagian Administrasi Pembiayaan (ADMP) 15. Pelaksanaan Dropping (pencairan dana) Bagian Administrasi Pembiayaan (ADMP) melakukan pendropingan setelah mengecek ulang ceklis yang diserahkan oleh ADML. Pendropingan biasanya dilakukan melalui transfer ke rekening nasabah. Pencairan dana pembiayaan dapat dilakukan secara langsung maupun bertahap. 16. Penyimpanan Dokumen Ke Dalam Ruang Penyimpanan Setelah diperiksa ulang dokumen-dokumen tersebut dimasukan ke dalam tempat penyimpanan dokumen oleh ADML. Yang sebelumnya dicatat dalam buku registrasi dokumen masuk. 17. Mendebet Rekening Nasabah Administrasi Pembiayaan (ADMP) mendebet rekening nasabah dan menghapus data plafond pembiayaan.
18. Penyimpanan Agunan Nasabah Agunan nasabah di simpan oleh legal ke tempat penyimpanan sampai nasabah melunasi pembayaran cicilan akhir. 19. Pelunasan cicilan akhir Apabila nasabah telah melakukan pelunasan cicilan akhir, maka agunan akan dikembalikan kepada nasabah dan dibuat surat penyerahan jaminan oleh
58
legal, namun jika nasabah tidak dapat melakukan pelunasan, maka jaminan yang di pegang oleh bank akan menjadi hak milik bank sepenuhnya.
3.9 Produk Pembiayaan Murabahah PT. Bank Syariah Bukopin
3.9.1 Rukun Produk
1. Penjual dan pembeli 2. Objek jual beli a. Tangible harus berwujud barang b. Bukan termasuk kategori barang yang diharamkan c. Tidak termasuk unsur gharar, masyir, riba, zalim, risywah, dan maksiat 3. Harga
a. Harga jual tidak boleh berubah b. Secara intern Bank, metode penetapan Harga Jual dapat diuraikan dalam porsi pokok & margin.
4. Ijab Kabul / Shighat
3.9.2 Faktor Hukum
1. Surat Permohonan Pembiayaan dari nasabah 2. Akad Pembiayaan Murabahah 3. Perjanjian Pengikatan Jaminan (Cessie, FEO, Hak Tanggungan, Gadai) 59
4. Bukti Penawaran Barang 5. Kuitansi Jual Beli 6. Surat Persetujuan Prinsip Fasilitas Pembiayaan (SPPFP) 7. Surat Pengakuan Hutang Nasabah
3.9.3 Feature Pembiayaan Murabahah
1. Tujuan Pembiayaan 2. Bank menyediakan dana pembiayaan atau barang berdasarkan perjanjian jual beli barang 3. Penetapan Harga
Harga jual kepada nasabah adalah harga pembaelian termasuk biayabiaya pembelian ditambah margin keuntungan Bank.
4. Uang Muka a. Apabila Bank meminta nasabah untuk membayar Uang Muka atau
urbun
maka
hal
tersebut
dilakukan
pada
saat
penandatanganan kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabah. b. Apabila nasabah batal membeli barang, maka Uang Muka yang telah dibayarkan nasabah menjadi milik Bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh Bank akibat pembatalan tersebut. Apabila Uang Muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.
60
c. Apabila Bank meminta nasabah untuk membayar Uang Muka namun membayar pada akhirnya nasabah menolak untuk membeli barang setelah membayar Uang Muka, maka biaya riil Bank harus dibayar dari Uang Muka tersebut dan Bank harus mengembalikan kelebihan Uang Muka kepada nasabah. Namun jika Uang Muka kurang dari nilai kerugian yang harus ditanggung oleh Bank maka Bank dapat meminta lagi pembayaran sisa kerugiannya kepada nasabah. d. Uang Muka ditetapkan minimal 20% dari Harga Beli barang dari pemasok, kecuali ada ketentuan lain. 5. Realisasi Pembiayaan
Pencairan pembiayaan dilakukan dengan cara mestransfer langsung ke rekening pemasok. Apabila pembelian barang dilakukan langsung oleh nasabah, maka pencairan dana dapat dilakukan ke rekening nasabah dengan disertai surat kuasa pembelian barang dari bank kepada nasabah (wakalah).
6. Dalam hal Bank mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang, maka Akad Murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi hak milik Bank. 7. Nasabah akan mengidentifikasikan atau menspesifikasi asset yang diminta pembiayaannya dari Bank. Bank akan membeli asset dari pemilik dan menjualnya kepada nasabah dengan harga yang disepakati, yaitu
61
Harga Beli ditambah margin keuntungan. Pembayaran dapat dilakukan secara cicilan untuk periode yang lamanya telah disepakati bersama. 8. Kesepakatan margin harus ditentukan satu kali pada awal Akad dan tidak akan berubah selama periode Akad. 9. Jika nasabah dan pemilik barang telah terikat Perjanjian Jual Beli, dan perjanjian itu telah dilaksanakan oleh kedua belah pihak, Bank akam mengambil alih perjanjian termaksud dengan Novation Agreement yang terpisah. 10. Dalam hal asset yang telah mendapat pembiayaan atau dijaminkan kepada Bank atau lembaga keuangan lain sebagai agunan, maka Bank dapat melakukan pengalihan hutang prosedur yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Bank Bukopin Syariah memberikan qardh kepada nasabah tersebut, nasabah dapat melunasi pembayarannya; dan dengan demikian, asset yang dibeli dengan pembiayaan tersebut menjadi milik nasabah secara penuh b. Nasabah menjual asset kapada Bank Bukopin Syariah dan dengan hasil penjualan itu nasabah melunasi qardh-nya kepada Bank Bukopin Syariah. c. Bank Bukopin Syariah menjual secara murabahah asset yang telah menjadi miliknya tersebut kepada nasabah dengan pembayaran cicilan.
62
11. Jangka Waktu Pengembalian
Maksimal 10 tahun, kecuali ada ketentuan lain.
12. Cara pembayaran a. Angsuran pembiayaan selama periode Akad harus dilakukan secara proporsional. b. Pembayaran angsuran dulakukan dengan mendebit rekening nasabah di Bank. 13. Potongan a. Bank
dapat
memberikan
potongan
dari
total
kewajiban
pembayaran hanya kepada nasabah yang telah melakukan kewajiban pembayaran angsurannya dengan tepat waktu dan/atau nasabah yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran. b. Besarnya potongan murabahah kepada nasabah tidak boleh diperjanjiakan dalam Akad yang diserahkan kepada kebijakan Bank. 14. Agunan/Jaminan
Nasabah harus menyediakan agunan yang cukup untuk menutup nilai penuh pembiayaan dalam bentuk penguasaan hukum atas asset yang dibiayai dan asset lainnya.
63
15. Asuransi
Agunan harus diasuransikan secara penuh kepada perusahaan, asuransi (Syarikat Takaful) yang disetujui oleh Bank dengan bankers clause Bank Bukopin Syariah. Bank asuransi ditanggung oleh nasabah.
16. Pengeluaran-pengeluaran
Biaya administrasi, biaya-biaya yang menyangkut hukum, biaya materai, dan biaya-biaya lain yang timbul sebagai akibat pemberian pembiayaan ditanggung oleh nasabah.
17. Ketentuan dan Persyaratan
Untuk memperoleh pembiayaan Murabahah, harus mengikuti ketentuan Bank :
Nasabah Perorangan
a. Warga Negara Indonesia berumur sekurang-kurangnya 21 tahun atau sudah menikah dan meksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan, kecuali ada ketentuan lain. b. Berakal sehat c. Tidak dalam keadaan pailit
64
Nasabah Badan Usaha
a. Subyek hukum perorangan (usaha milik perorangan), badan usaha (CV,Fa) dan badan hukum (PT, Koperasi, Yayasan) b. Mengajukan surat permohonan beserta proposal kelayakan usaha. c. Menyediakan data subyek hukum dan aspek legalitas usaha (SIUP, SIUJK, TDP, NPWP, dan lain-lain)
18. Persyaratan umum a. Fotocopy identitas diri (KTP, KK) b. Fotocopy surat nikah 19. Ganti Rugi (Ta’widh) a. Bank dapat mengenakan Ganti Rugi (Ta’widh) hanya atas kerugian riil yang dapat diperhitungkan dengan jelas kepada nasbah yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan sesuatu
yang
menyimpang
dari
ketentuan
Akad
dan
mengakibatkan kerugian pada Bank. b. Besar ganti rugi (Ta’widh) yang dapat diakui sebagai pendapatan Bank adalah sesuai dengan nilai kerugian riil (real loss) yang berkaitan dengan upaya Bank untuk memperoleh pembayaran dari nasabah dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi (potential loss) karena adanya peluang yang hilang (opportunity loss / al-furshah al-dha-i’ah).
65