BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian Tempat yang dijadikan penulis sebagai objek penelitian yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan energi listrik. Untuk melihat lebih jelas gambaran mengenai objek penelitian tepatnya di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, maka penulis membahas mengenai sejarah, visi dan misi, struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten tersebut. 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Kelistrikan Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan sudah ada semenjak Pemerintah Kolonial Belanda masih bercokol di tataran tanah Sunda. Di tahun 1905, di Jawa Barat khususnya kota Bandung, berdiri perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandungsche Electriciteit Maatschaappij (BEM). Dalam perjalanannya, BEM pada tanggal 1 Januari 1920 berubah menjadi Perusahaan Perseroan menjadi Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO) yang pendiriannya dikukuhkan melalui akte notaris Mr. Andriaan Hendrik Van Ophuisen dengan Nomor: 213 pada tanggal 31 Desember 1949.
Setelah kekuasaan penjajahan beralih ke tangan Pemerintah Jepang, di antara rentah waktu 1942 – 1945, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha dengan wilayah kerja di seluruh Pulau Jawa. Setelah Indonesia merdeka, tahun 1957 menjadi awal penguasaan pengelolaan penyediaan tenaga listrik di seluruh tanah air yang ditangani langsung oleh Pemerintah Indonesia. 27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang kemudian dikukuhkan lewat Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1958 j.o. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959. Selanjutnya, di tahun 1961 melalui Peraturan Pemerintah No. 67 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN. Sejalan dengan itu, PLN Bandung pun berubah menjadi PLN Exploitasi XI sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tangerang. Pada tahun 1970-an dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara yang menyebutkan status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian, berdasarkan Pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Memasuki era 1990-an, dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1994 pada tanggal 16 Juni 1994, Perusahaan Umum Listrik
Negara Distribusi Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994. Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang menjadi landasan hukum perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat. Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, di mana wilayah kerjanya meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, hingga saat ini. 3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan “Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani”. Misi Perusahaan Adapun misi dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah: 1. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang usaha terkait yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan, karyawan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk menigkatkan kualitas kehidupan manusia. 3. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan 3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Sumber: Company Profile PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, 2014)
3.1.4. Deskripsi Tugas Adapun deskripsi tugas kerja pada bagian-bagian pihak yang terkait adalah sebagai berikut : 1. General Manager (GM) a. Pemimpin PT PLN (Persero) distribusi Jawa Barat dan Banten. b. Membentuk Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) yang membawahi Unit Jaringan (UJ). c. Menetapkan Formasi Jabatan dan Informasi Tenaga Kerja Manajer Bidang dan Kepala Audit Internal. d. Menetapkan formasi jabatan dan formasi kerja Manajer Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) dan Area Pengatur Distribusi (APD) 2. Bidang Perencanaan a. Menyusun Rencana Pengembangan tenaga Listrik (RUPTL), Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RPJ), dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). b. Menyusun rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan. c. Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerja. d. Menyusun metode evaluasi kelayakan investasi dan melakukan penilaian finansialnya. e. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak lain dan penyandang dana, baik secara bilateral maupun multilateral. f. Menyusun rencana pengembangan sistem teknologi informasi. g. Menyusun rencana pengembangan aplikasi sistem informasi.
h. Mengendalikan aplikasi-aplikasi teknologi informasi. i. Menyiapkan SOP pengelolaan aplikasi sistem informasi. j. Menyusun laporan manajemen. k. Menyusun
rencana
pengembangan
usaha
baru
serta
penetapan
pengaturannya. 3. Bidang Niaga a. Menyusun ketentuan dan strategi pemasaran. b. Menyusun rencana penjualan energi dan rencana pendapatan. c. Mengevaluasi harga jual listrik. d. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik. e. Menyusun strategi dan pengembangan pelayanan pelanggan. f. Menyusun ketentuan data induk pelanggan (DIL) dan data induk saldo (DIS)serta kontrak jual beli tenaga listrik. g. Mengkaji
pengelolaan
pencatatan
meter
dan
menyusun
rencana
penyempurnaannya. h. Mengkoordinasikan
pelaksanaan
penagihan
kepada
pelanggan
tertentuantara lain TNI/POLRI dan instansi vertikal. i. Melakukan pengendalian DIS dan opname saldo piutang. j. Menyusun konsep kebijakan sistem informasi pelayanan pelanggan. k. Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksanaan. l. Menyusun laporan manajemen.
4. Bidang Distribusi a. Menyusun rencana pengembangan sistem jaringan distribusi dan membina penerapannya. b. Menyusun strategi pengoperasiannya dan pemeliharaan jaringan distribusi dan membina penerapannya. c. Menyusun SOP untuk penerapan dan pengujian peralatan distribusi, serta SOP untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi. d. Menyusun desain standard konstruksi jaringan distibusi dan perlatan kerjanya serta membina penerapannya. e. Mengevaluasi susut energi listrik dan gangguan pada sarana pendistribusian tenaga listrik serta saran perbaikannya. f. Menyusun metode kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta penerapannya. g. Menyusun kebijakan manajemen jaringan distribusi dan kebijakan manajemen perbekalan distribusi serta membina penerapannya. h. Menyusun pengembangan sarana komunikasi dan otomatisasi operasi jaringan distribusi. i. Menyusun regulasi untuk penyempurnaan data induk jaringan (DIJ). j. Memantau dan mengevaluasi data induk jaringan. 5. Bidang keuangan a. Mengendalikan aliran kas pendapatan dan membuat laporan rekonsiliasi keuangan.
b. Mengendalikan anggaran investasi dan operasi serta rencana aliran kas pembiayaan. c. Melakukan analisis dan evaluasi laporan keuangan unit-unit serta menyusun laporan keuangan konsolidasi. d. Menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan penghapusan aset. e. Melakukan pengelolaan keuangan. f. Menyusun laporan manajemen dibidangnya. 6. Bidang SDM dan Organisasi a. Menyusun
kebijakan
pengembangan
organisasi
dan
mengelola
pelaksanaannya. b. Menyusun kebijakan manajemen sumber daya manusia dan mengelola pelaksanaannya. c. Menyusun kebijakan pengembangan sumber daya manusia dan mengelola pelaksanaannya. d. Mengkaji usulan pengembangan organisasi dan pengembangan sumber daya manusia. e. Menyusun laporan manajemen dibidangnya. 7. Bidang komunikasi, Hukum dan Administrasi a. Menyusun
kebijakan
pengembangan
organisasi
dan
mengelola
pelaksanaanya. b. Menyusun kebijakan dan mengelola fasilitas kerja, sistem pengamanan dan manajemen kantor. c. Menyusun kebijakan K3, lingkungan dan community development.
d. Menyusun kebijakan administrasi. e. Menyusun dan mengkaji produk-produk hukum dan peraturan-peraturan perusahaan. f. Memberikan advokasi dalam bisnis energi listrik dan ketenagakerjaan. g. Menyusun standard fasilitas kantor. h. Mengelola aset tanah dan bangunan serta sarana kerja. i. Mengelola kesekretariatan dan rumah tangga kantor induk. j. Menyusun laporan manajemen dibidangnya. 8. Audit Internal a. Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan, sesuai program kerja perusahaan. b. Melaksanakan audit internal, meliputi keuangan, teknik, manajemen dan operasional. c. Memonitor tindak lanjut temuan hasil audit internal. d. Menyusun laporan manajemen. 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian aktivitas kerangka kerja, yang akan memberikan gambaran mengenai langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini, mulai dari dilakukannya penelitian sampai pada tahapan pengolahan data untuk disajikan. Penulis menggunakan metode penelitian terstruktur, sebagai metode untuk mencari pemecahan masalah pada perusahaan, dengan mendapatkan hasil yaitu solusi dan pemecahan masalahnya berdasarkan data yang telah ada.
3.2.1. Desain Penelitian Desain penelitian termasuk pada penelitian yang bersifat deskriptif, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh variable, dimana hasil dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang kinerja program aplikasi yang dirancang serta di implementasikan kepada pengguna dengan pendekatan studi kasus pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, diperlukan analisa sistem yang bertujuan untuk mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut : a. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami serta nantinya mudah untuk digunakan. b. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancangan yang terperinci dari masing-masing komponen sistem informasi. 3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang penulis gunakan yaitu data primer dan data sekunder dan metode pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu dengan cara menggabungkan jenis data primer dan data sekunder. Dimana data tersebut akan menunjang untuk sasaran dan tujuan penelitian. 3.2.2.1. Sumber Data Primer Data primer adalah data yang menggunakan metode Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi
langsung tempat yang dijadikan objek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : a. Wawancara Yaitu penulis melakukan kegiatan dialog dengan staf yang berada di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten serta mencatat segala data yang berkaitan dengan kegiatan penyewaan. b. Observasi. Yaitu mengamati secara langsung proses kegiatan perusahaan terkait permasalahan penyewaan, bertujuan untuk mendapatkan sistem informasi penyewaan yang lebih akurat berkaitan dengan masalah-masalah yang sedang diteliti. 3.2.2.2. Sumber Data Sekunder Penulis mengambil data-data yang berhubungan dengan skripsi pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, Dokumentasi yang di dapat pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten diantaranya adalah sebagai berikut: a. Dokumen Laporan distribusi perangkat dan penunjang TI PLN. b. Dokumen Kodifikasi Area dan Rayon.
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem Metode pendekatan dan pengembangan sistem menggambarkan tahapantahapan dalam proses penelitian guna memecahkan masalah penelitian dari awal perencanaan hingga tercapainya tujuan penelitian dan pengembangan sistem. 3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan terstruktur, dimana akan membahas permasalahan di
dalam perusahaan, perancangan terstruktur
adalah pengembangan sebuah model dari hasil analisa pemecahan permasalahan dan hasil dari dengan menggunakan sistem komputer yang memiliki komponenkomponen dan hubungan yang sama atau serupa dengan permasalahan aslinya. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat dan teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh sistem yang terstruktur dan didefinisikan dengan jelas [1]. Dalam metode ini terdapat : 1. Flow Map 2. Diagram Konteks 3. Data Flow Diagram (DFD) 4. Entity RelationShip Diagram (ERD) 5. Kamus Data
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem Metode yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak untuk membangun sistem informasi ini yaitu metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC-Systems Development Life Cycle) adalah Proses tradisional untuk melakukan pengembangan sistem informasi yang memuat langkah-langkah yang semestinya diikuti oleh profesional dibidang sistem informasi.
Gambar 3.2 SDLC Sumber : Adi Nugroho (2004:36)
3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan Dalam perancangan suatu sistem diperlukan beberapa alat bantu, alat bantu ini merupakan referensi grafik yang akan mempermudah dalam menggambarkan komponen yang ada dalam proses yang terjadi dan membuat usulan pemecahan masalah secara logika, adapun alat bantu yang digunakan adalah: Diagram Konteks, Data Flow Diagram (DFD) dan kamus data. 1. Flow Map FlowMap merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagian ini menjelas urutan-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem [1]. 2. Diagram Konteks Diagram konteks merupakan sebuah diagram yang menggambarkan antar entity luar, masukan dan keluaran dari sistem [2]. Diagram konteks menyoroti jumlah karakteristik sistem yaitu: a. Kelompok pemakai Suatu kalangan atau organisasi dan sistem lain dimana sistem melakukan komunikasi (sebagai terminator) b. Data masuk Yaitu data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus diperoses dengan cara tertentu.
c. Data keluar Yaitu data yang dihasilkan oleh sistem dan diberikan ke dunia luar. d. Penyimpanan data Yaitu digunakan secara bersamaan antara sistem dengan terminator. Data ini dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem. Hal ini berarti pembuatan symbol dalam diagram konteks dibenarkan dengan syarat symbol tersebut merupakan bagian dari luar sistem. 3. Data Flow Diagram (DFD) DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan [2]. 4. Kamus Data Kamus data merupakan kumpulan elemen-elemen atau symbol yang digunakan untuk membantu dalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap filed atau file di dalam sistem [2]. Kamus data merupakan sebuah daftar yang terorganisasi dari elemen data yang berhubungan dengan sistem, dengan definisi yang teliti sehingga pemakai dan analisis sistem akan memiliki pemahaman yang umum mengenai input, output, komponen penyimpanan dan bahkan kalkulasi inter-mediate [3].
Saat ini, kamus data hampir selalu diimplementasikan sebagai bagian dari sebuah peranti desain dan analisis terstruktur. Meskipun format kamus bervariasi dari piramti satu kepiranti lain, sebagian besar berisi informasi sebagai berikut: a. Name – Nama; sebenarnya dari data atau item control, penyimpanan data, atau entitas eksternal b. Aliasi – Alias, nama lain yang digunakan untuk entri pertama. c. Where-Used – Arus data, suatu daftar dari proses yang menggunakan data atau item kontrol dan bagaimana dia digunakan d. Description – Deskripsi suatu notasi untuk merepresentasikan isi. 5. Perancangan Basis Data Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama dalam merancang basis data dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan normalisasi data dan teknik entity relationship. a. Normalisasi Normalisasi merupakan cara atau proses untuk mengidentifikasi “tabel” kelompok atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi antar atribut satu dengan atribut yang lainnya. Perancangan basis data diperlukan agar kita bisa memiliki babis data yang kompak dan efisien dalam ruang penyimpanan, cepat dalam mengakses dan mudah dalam pemanipulasia (ubah, tambah, hapus) data. Adapun bentuk umum yang digunakan dalam proses normalisasi adalah sebagai berikut : 1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangan data. 2. Bentuk Normal Pertama (first normal form) Bentuk normal pertama (1NF) terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama 3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form) Bentuk normal tahap kedua terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional (KF) pada key primer secara utuh. Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan atribut kunci. Atribut kunci haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. 4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form) Bentuk normal tahap ketiga mempunyai kondisi bahwa relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua stribut bukan primer tidak mempunyai hubunganyang transitif. Dengan kata lain, setiap atribu bukan kunci haruslah bergantung pada kunci utama. b. Tabel Relasi Relasi tabel merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan tabel yang lainnya, yang berfungsi untuk mengatur operasi suatu database[1]. Adapun hubungan yang dapat dibentuk mencakup tiga macam hubungan yaitu: 1. One-To-One (1-1)
Mempunyai pengertian setiap baris data pada tabel pertama dihubungkan hanya ke satu baris data pada tabel ke dua. 2. One-To-Many (1 - N ) Mempunyai pengertian setiap baris data dari tabel pertama dapat dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel ke dua.
3. Many-To-Many ( - ) Mempunyai pengertian satu baris atau lebih data pada tabel pertama bisa dihubungkan ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua. 3.3. Analisis Sistem Yang Berjalan Proses analisis dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk melihat masalah dan penyusunan alternative pemecahan masalah yang ada, serta membuat sistem baru atau lebih tepatnya sistem yang akan diusulkan. Sistem Informasi perangkat dan penunjang TI di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten saat ini pada tahapan Pengolahan laporan perangkat dan penunjang TI masih dibuat didalam aplikasi microsoft excel dan dihitung manual sehingga pembuatan laporan kurang efektif dan pengerjaannya cukup lama dan kurangnya ketepatan dalam penginputan data. Penyimpanan data masih dalam berbentuk file sehingga ketika dilakukan pencarian data membutuhkan waktu dan proses yang lama.
3.3.1. Analisis Dokumen Analisis dokumen bertujuan untuk menjelaskan mengenai dokumendokumen yang digunakan dalam sistem yang sedang berjalan saat ini. Dokumen tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Nama Dokumen Deskripsi
: Laporan Penggunaan Perangkat dan Penunjang TI : Laporan Penggunaan Perangkat dan Penunjang TI digunakan untuk
data
laporan Penggunaan
Perangkat dan Penunjang TI terhadap pimpinan Fungsi
: Sebagai dokumentasi Penggunaan Perangkat dan Penunjang TI.
Rangkap
: 1 (satu)
Sumber Data
: Pegawai IT
Penerima
: Kepala IT, arsip
Atribut
:
nama_area,
nama_rayon,
tahun
laporan,
no_perangkat, nama_user, ip, merk_pc, processor_pc, hdd_pc, ram_pc, optical_drive_pc, sistem_operasi, program_aplikasi, status_pc, merk_monitor, status_monitor, merk_printer, status_printer, keterangan Periode Pembuatan
: Setiap tahun
3.3.2. Analisis prosedur yang sedang berjalan Prosedur dokumentasi Penggunaan Perangkat dan Penunjang TI, diantaranya sebagai berikut :
1. Pegawai bagian TI (yang bertanggung jawab terhadap pendokumentasian peralatan jaringan) mendapatkan informasi dari kepala bagian jaringan mengenai data peraltan yang harus diolah, baik itu untuk ditambahkan, diubah atau dihapus. 2. Pegawai tersebut melakukan pengolahan data peralatan jaringan menggunakan aplikasi Microsoft Excel sesuai data yang didapatkan. 3. Selanjutnya data peralatan jaringan yang telah diolah disimpan. 4. Kemudian data tersebut dilaporkan kepada kepala bagian jaringan. 5. Jika pegawai biasa ingin mengetahui data peralatan jaringan, maka mereka bisa memintanya kepada pegawai yang bersangkutan 3.3.2.1 Flow Map Berikut adalah flowmap penyewaan alat kemping pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang saat ini sedang berjalan berdasarkan prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
Gambar 3.3. Flowmap Sistem Pendokumentasian Perangkat yang berjalan
Gambar 3.4. Flowmap permintaan data perangkat yang berjalan
3.3.2.2. Diagram Konteks Diagram konteks merupakan diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem yang mencakup seluruh data masukan ke sistem dan data keluaran dari sistem. Berikut adalah diagram konteks dari sistem informasi penyewaan alat kemping yang sedang berjalan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Gambar 3.5. Diagram konteks sistem Pendokumentasian Perangkat yang berjalan.
3.3.2.3 Data Flow Diagram Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan sistem sebagai jaringan dari proses-proses sacara fungsional yang dihubungkan dengan yang lainnya oleh aliran data, berikut adalah Data Flow Diagram Sistem Penyewaan alat kemping yang sedang berjalan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Gambar 3.6. DFD Pendokumentasian Perangkat yang berjalan. 3.3.3. Evaluasi Sistem yang sedang berjalan Setelah melakukan analisis terhadap sistem informasi penyewaan alat kemping yang sedang berjalan penulis dapat menyimpulkan
bahwa terdapat
beberapa permasalahan yang ada pada sistem tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Evaluasi sistem yang sedang berjalan No 1
Permasalahan
Pemecahan
Pegawai IT harus menghafal kode
Membuat sistem informasi
rayon untuk menginputkan no
pendokumentasian perangkat
perangkat
berbasis web, sehingga dapat memberikan kemudahan untuk mengetahui informasi lebih
banyak mengenai kode rayon yang ada. 2
Pegawai IT harus menghitung no
Membuat sistem informasi
urut perangkat berdasarkan kode
pendokumentasian perangkat
rayon
berbasis web, sehingga dapat memberikan kemudahan untuk memberikan no urut perangkat secara automatis.
3
Pegawai IT harus menghitung
Membuat sistem informasi
banyak data untuk merekap data
pendokumentasian perangkat
perangkat
berbasis web, sehingga dapat memberikan kemudahan untuk menghitung data perangkat secara automatis.
4
Pegawai lainnya yang membutuhkan
Membuat sistem informasi
informasi data perangkat harus
pendokumentasian perangkat
menghubungi pegawai IT
berbasis web, sehingga dapat memberikan kemudahan untuk mengetahui informasi lebih banyak mengenai data perangkat.