BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Subyek dan Obyek Penelitian 3.1.1 Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata di BEI, yaitu: PT. Bayu Buana Tbk, PT. Panorama Sentra Wisata Tbk, PT. Anta Express Tour and Travel Services Tbk, dan PT. Jakarta Setiabudi Internasional, Tbk. 3.1.2 Sejarah Perusahaan PT. Bayu Buana Tbk, PT. Anta Express Tour and Travel Services, PT. Panorama Sentra Wisata Tbk, dan PT. Jakarta Setiabudi Internasional. 1.
PT. Bayu Buana Tbk. PT. Bayu Buana didirikan pada tanggal 17 Oktober 1972 berdasarkan Akta
Notaris Didi Sudjadi, SH. No 22 tanggal 17 Oktober 1972 di Jakarta. Perusahaan bergerak di bidang pelayanan jasa perjalanan wisata antara lain: menyusun dan menjual paket perjalanan wisata ke luar negeri, menyelenggarakan dan menjual pelayaran wisata, menyediakan pemandu wisata, menyediakan fasilitas sewa mobil untuk wisatawan, menjual tiket/karcis sarana angkutan dan lain-lain, mengadakan pemesanan saran wisata dan mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Perusahaan berlokasi di Jl. IR. H. Juanda III No. 2A, Jakarta Pusat dan telah beroperasi secara komersial sejak tahun 1972. Untuk mendukung kegiatan operasinya perusahaan
30
mempunyai 13 kantor cabang di Jakarta dan 8 kantor cabang yang tersebar di luar Jakarta yaitu: Bandung, Balikpapan, Bogor, Cilegon, Denpasar, Sanggata, Surabaya dan Bontang. Pada tanggal 30 Oktober 1989 perusahaan memperoleh pernyataan efektif untuk melakukan penawaran umum efek kepada masyarakat sebanyak 2.000.000 lembar saham. 2.
PT. Panorama Sentra Wisata Tbk. Perusahaan ini didirikan berdasarkan akta No.71 tanggal 22 Juli 1995 dari
Sugiri Kadarisman, S.H., notaris dari Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh mentri kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republim Indonesia dalam surat keputusan No. C2-13.272.HT.01.01.Th.95 tanggal 19 Oktober 1995, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57 tanggal 17 Juli 2001, tambahan No. 4630. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah dalam bidang jasa konsultan pariwisata, meliputi penyampaian pandangan, saran penyusunan studi kelayakan, perencanaan, pengawasan, manajemen dan penelitian di bidang kepariwisataan. Perusahaan ini memulai usahanya secara komersial pada tahun 1998. Perusahaan berdomisili dan berkantor pusat di jalan Tomang raya No. 63, Jakarta Barat. Perusahaan ini tergabung dalam kelompok usaha (grup) Panorama Leisure. Pada tanggal 5 September 2001, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Bapepam dengan surat No. S-2182/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 120.000 saham perusahaan seharga Rp.500 per saham. Pada tanggal 31 desember 2008, seluruh saham perusahaan sejumlah 1.200.000 saham telah dicatat pada Bursa Efek Indonesia.
31
3.
PT. Anta Express Tour and Travel Services PT. Anta Express Tour and Travel Services didirikan berdasarkan akta yang
dibuat dihadapan notaris Lody Herlianto, SH. Notaris pengganti John Leonard Waworuntu, S.H. No.21 tanggal 10 mei 1972. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, kegiatan usaha perusahaan meliputi jasa pelayanan dalam bidang pariwisata antara lain penjualan tiket pesawat, penjualan voucher hotel, menyelenggarakan tour baik domestik maupun internasional, pengurusan dokumen
perjalanan,
penyelenggaraan
perjalanan
intensif,
serta
jasa
penyelenggaraan konfrensi, pameran, dan lain-lain. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Hayam Wuruk No. 88 dengan 4 cabang yang berlokasi di Jakarta, 1 cabang masingmasing terdapat di Cikarang, Tangerang, Bandung, Surabaya, Denpasar dan Makasar. Perusahaan ini mulai beroperasi secara komersial sejak tahun1971. Perusahaan ini merupakan agen dari IATA (International Air Transport Association) dan anggota beberapa asosiasi perusahaan wisata dari ASITA (Association of The Indonesian Tours and travel Agencies). Pada tanggal 28 Desember 2001, perusahaan telah memperoleh surat pernyantaan efektif No. S-4070/PM/2001 dari ketua BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah 80.000.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp.100 per saham.
32
4.
PT. Jakarta Setiabudi Internasional. Perusahaan ini berdiri berdasarkan akta pendirian No. 4 tanggal 2 Juli 1975,
sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No.15 tanggal 11 september 1975, keduanya dari notaris Imas Fatimah, S.H. perusahaan ini berdomisili di Jakarta Selatan dengan kantor pusatnya beralamat di Setiabudi Bulding 2, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama meliputi bidang pembangunan, penyewaan dan pengelolaan hotel, apartemen, perkantoran, rumah bandar, perumahan, pusat perbelanjaan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaannya. Perusahaan ini melakukan kegiatan komersial sejak tahun 1977. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki dan mengelola proyek dan hotel yang berlokasi di Jakarta, yaitu Setiabudi One, Setiabudi Building 2, Setiabudi Atrium, Setiabudi Residences, Hotel dan pusat perbelanjaan Formule 1 Cikini, Hotel Mercure Convention Centre, perumahan Taman Permata Buana,dll. Di Bali yaitu pusat perbelanjaan Bali Collection, Hotel Mercure Resort Sanur, Hotel Bali Hyatt, Hotel Grand Hyatt Bali, dan di Yogyakarta, yaitu Hotel Hyatt Regency Yogyakarta. Pada tanggal 12 desember 1997, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua BAPEPAM-LK dengan suratnya No. F-2866/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum atas saham perdana perusahaan sejumlah 50.000.000 saham kepada masyarakat. Pada tanggal 12 Januari, saham tersebut telah dicatatkan pada BEI bersama-sama dengan 486.000.000 saham pendiri, atau keseluruhannya 536.000.000 saham.
33
3.1.3 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini yang jadi obyek penelitian adalah penilaian kesehatan keuangan pendekatan Altman dan Hubungannya dengan harga saham pada PT. Bayu Buana, PT. Panorama Sentra Wisata, PT. Anta Express Tour and Travel services, dan PT. Jakarta Setiabudi Internasional.
3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Supranto (2003), penelitian deskriptif bertujuan untuk menguraikan karakteristik tentang suatu keadaan pada waktu tertentu. Metode ini digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan PT. Bayu Buana, PT. Panorama Sentra Wisata, PT. Anta Express Tour and Travel Services dan PT. Jakarta Setiabudi Internasional dengan menggunakan metode Z- Score Altman. Selanjutnya Z - Score dan harga pasar saham dari masing-masing perusahaan tersebut akan dianalisis untuk menjelaskan hubungan antara kinerja keuangan metode Z – Score dengan harga pasar saham.
3.3 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara penilaian kesehatan keuangan model Z – Score Altman dengan harga saham pada perusahaan pariwisata yang ada di BEI, periode 2004-2008.
34
3.4 Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pemilihan sampel secara tidak acak, yaitu dengan teknik purposive atau judgemental, dimana sampel perusahaan dipilih sesuai dengan tujuan penelitian dan yang dianggap potensial oleh penulis.
3.5 Variabel dan Pengukuran 3.5.1 Variabel: Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah: 1.
Penilaian Kesehatan Keuangan Pendekatan Z – Score Altman Variabel independen dalam penelitian ini adalah penilaian kesehatan keuangan
pendekatan
Z-Score
Altman
pada
perusahaan-perusahaan
pariwisata yang ada di BEI, dalam penelitian ini digunakan model Altman sebagai alat analisis untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Altman menggabungkan rasio likuiditas, rasio rentabilitas, dan rasio aktifitas dalam menganalisis kinerja keuangan. Analisis ini menghasilkan nilai Z – Score sebagai prediksi dalam menunjukkan tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Z – Score merupakan score yang ditentukan dari hitungan standar kali rasio-rasio keuangan Altman untuk melihat bagaimana kinerja keuangan perusahaan. Nilai Z – Score ini akan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan yang dibagi dalam beberapa tingkatan atau kategori, yaitu untuk nilai Z – Score lebih kecil dari 1,81 ( Z – Score < 1,81), berarti perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan perusahaan dalam kondisi tidak sehat.
35
Untuk nilai Z –Score lebih besar dari 2,99 (Z – Score > 2,99) memberikan penilaian bahwa perusahaan berada dalam kondisi sehat
sehingga
kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi, sedangkan untuk area antara 1,81 sampai dengan 2,99 didefinisikan sebagai gray area. Pada kondisi ini, perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan penanganan manajemen yang tepat. Kalau terlambat dan tidak tepat penanganannya maka perusahaan dapat mengalami kebangkrutan. Jadi pada gray area ini ada kemungkinan perusahaan bangkrut dan ada pula yang tidak. Tinggal bagaimana pihak manajemen perusahaan dapat segera mengambil tindakan untuk segera mengatasi masalah yang dialami perusahaan, menurut Adnan (2001). Rasio-rasio keuangan Altman diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
Z = 1,2 X1 + 1,4X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 Keterangan: a.
X1 = Net Working capital to Total Assets
Metode Perhitungan: Net Working capital Total Assets b.
X2 = Retained Earnings to Total Assets
Metode Perhitungan: Retained Earnings c.
Assets X3 = EarningsTotal Before Interest and Taxes to Total Assets
c.
X3 = Earning Before Interest and Taxes to Total Assets
Metode perhitungan: EBIT Total Assets 36
d.
X4 = Market Value of Equity to Book Value of Debt
Metode Perhitungan: Market Value of Equity Book Value of Debt
e.
X5 = Sales to Total Assets
Metode Perhitungan: Sales Total Assets
Hasil perhitungan dari rasio-rasio tersebut akan digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang tingkat kesehatan keuangan PT. Bayu Buana, PT. Panorama Sentra Wisata, PT. Anta Express Tour and Travel Services dan PT. Jakarta Setiabudi Internasional meliputi Z – Score setiap sampel dalam tiap tahun pengamatan dan dijelaskan tiap periode. 2.
Harga Pasar Saham Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga pasar saham PT. Bayu Buana, PT. Panorama Sentra Wisata, PT. Anta Express Tour and Travel Services dan PT. Jakarta Setiabudi Internasional. harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga penutupan (closing price) harian per triwulan mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun2008.
3.5.2 Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio yang mencakup semua ukuran (nominal, ordinal, interval) ditambah dengan sifat
37
lain dimana ukuran ini mempunyai titik nol. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari obyek yang diukur.
3.6 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan metode Dokumentasi dan penelitian kepustakaan (library research). Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat laporan Neraca dan Laporan Rugi Laba serta mengutip buku-buku yang digunakan dalam penelitian ini.
3.7 Jenis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data sekunder. Data yang digunakan adalah data yang telah dipublikasikan dari PT. Bayu Buana, PT. Panorama Sentra Wisata, PT. Anta Express Tour and Travel Services dan PT. Jakarta Setiabudi Internasional. Data-data tersebut antara lain: 1.
Profil Perusahaan.
2.
Laporan keuangan pertriwulan periode tahun 2004-2008.
3.
Nilai pasar saham periode tahun 2004-2008.
3.8 Metode Analisis data 3.8.1 Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Statistik deskrptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
38
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskriptif untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden (jika ada). Untuk analisis kesehatan keuangan pada perusahaan-perusahaan pariwisata ini akan menggunakan formula atau metode yang ditemukan oleh Altman yang disebut Z – Score. Dengan metode ini maka kita dapat mengetahui dan membandingkan tingkat kesehatan keuangan pada perusahaan-perusahaan tersebut. 3.8.2 Analisis Hubungan Antara Kesehatan Keuangan Metode Z-Score Dengan Harga Saham Metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara kesehatan keuangan metode Z- score dengan harga saham adalah dengan menggunakan analisis statistik non parametrik. Statistik non parametrik adalah prosedur statistik yang tidak mengacu pada parameter tertentu. Itulah sebabnya, statistik non parametrik sering disebut sebagai prosedur yang bebas distribusi (free distribution procedures). Banyak yang berpendapat, jika data yang dikumpulkan terlalu kecil maka prosedur statistik non parametrik lebih baik digunakan. Kelebihan dari statistik non parametrik adalah : 1.
Tingkat kesalahan penggunaan prosedur statistik non parametrik relatif kecil karena statistik jenis ini tidak memerlukan banyak asumsi.
2.
Perhitungan yang harus dilakukan pada umumnya sederhana dan mudah, khususnya untuk data yang kecil.
3.
Konsep dalam statistik non parametrik mudah untuk dimengerti.
39
3.8.2.1 Metode Pengujian Hipotesis Menurut Supranto (2001), untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kesehatan keuangan metode Z- Score dengan harga saham, maka dapat dilakukan dengan menggunakan uji koefisien ranking Spearman. Koefisien korelasi ini adalah bagian dari statistik non parametrik dan digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan antara dua variabel ordinal, terdapat prosedur yang harus dilakukan untuk menghitung dan mengujinya:
Start
Rumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Rumuskan taraf nyata (α)
Jika n > 10, hitung: CR = Rs√(n-2/1Rs²)
Bandingkan nilai CR yang dihitung dengan nilai tabel t dengan menggunakan derajat kebebasan n-2
tarik kesimpulan
Kumpulkan data dan susun peringkat data
Hitung perbedaan antara pasangan peringkat
Hitung: 6∑D² ₨= 1 - n(n²-1)
Stop
Gambar 3.1: Prosedur Menghitung dan Menguji Koefisien Korelasi Peringkat Spearman (Supranto, 2001:311) Berdasarkan prosedur diatas, maka langkah pertama adalah merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Adapun rumusan hipotesisnya adalah: Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Z-Score dengan harga saham Ha: Ada hubungan yang signifikan antara Z-Score dengan harga saham
40
Kemudian taraf nyata yang biasa dipergunakan adalah α = 0,05 atau presentase kesalahan adalah 5 %. Setelah itu kumpulkan data kemudian susun peringkat data tersebut dan hitung perbedaan antara pasangan peringkat sesuai dengan data yang tersedia. Langkah berikutnya adalah menghitung Rs dengan mengkuatdratkan perbedaan antara setiap pasangan peringkat dan kemudian menjumlahkan perbedaan yang dikuadratkan tersebut sesuai dengan rumus, yaitu: 6∑D² Rs = 1n-(n²-1)
Jika ukuran sampel lebih besar dari 10, kita bisa melakukan pengujian hipotesis dengan menghitung rasio kritis (Critical Ratio = CR) sebagai berikut:
n-2 CR = Rs 1-Rs²
Setelah menghitung rasio kritis, kita sudah dapat menarik kesimpulan berdasarkan aturan pengambilan keputusan untuk pengujian satu arah ke kanan pada taraf nyata sebesar 0,05, yakni sebagai berikut: Terima Ho jika CR ≤ nilai t tabel Atau Tolak Ho dan terima Ha jika CR > nilai t tabel
41