BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Paradigma Penelitian Paradigma
merupakan
terminologi
kunci
dalam
model
pengembangan ilmu pengetahuan yang diperkenalkan Thomas Khun. Sedangkan George Ritzer merumuskan Paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan pada suatu cabang ilmu menurut ilmuwan tertentu. Paradigma membantu merumuskan apa yang seharusnya dijawab, dan bagaimana menjawabnya serta aturan – aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan tersebut.42 Dari pengertian paradigma diatas, dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan kerangka konsep dalam memahami dan mempersepsi sesuatu. Dengan kata lain, paradigma dapat diartikan sebagai cara berfikir, memandang dan memahami suatu gejala atau permasalahan yang ada di masyarakat. Paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma post positivisme yakni pertama, fakta tidak bebas melainkan bermuatan teori. Kedua, falibilitas teori. Tidak satu teori pun yang dapat sepenuhnya dijelaskna dengan nilai. Keempat, interaksi subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian bukanlah 42
Lono Laskoro Simatupang. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Widyatama 2006. Hal. 59
39
40
reportase objektif melainkan hasil interaksi manusia dan semesta yang penuh dengan persoalan da senantiasa berubah.43 Perspektif post-positivisme merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontologis, postpositivisme bersifat critical realism. Yaitu memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal yang mustahil bila manusia (peneliti) dapat melihat realitas tersebut secara benar (apa adanya, sebagaimana keyakinan postivisme). Oleh karena itu, secara metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi tidaklah cukup, tetapi harus menggunakan metode triangulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, peneliti dan teori (Denzin dan Guba, 2001: 40). 44 Secara epistemologis eksperimental yang dimodifikasi, maksudnya menekankan sifat ganda yang kritis. Memperbaiki ketidakseimbangan dengan melakukan penelitian dalam latar yang ilmiah, yang lebih banyak menggunakan metode-metode kualitatif, lebih tergantung pada teori-grounded dan memperlihatkan upaya (reintroducing) penemuan dalam proses penelitian.
43
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-anees. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bnadung: Simbiosa Rekatama Media. 2009 hal 100 44 Ibid
41
3.2
Tipe Penelitian Berdasarkan dengan pokok penelitian yang penulis teliti, yaitu bagaimana
“Tata videografi dan teknis pengmbilan gambar variasi shot menggunakan drone dalam program acara asmaul Husna TV one. Peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi sejumlah fenomena atau menggambarkan suatu keadaan (objek) yang didalamnya terdapat upaya deskripsi, pencatatan, dan analisis.45 Penelitian Deskriptif Bertujuan untuk: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menggambarkan gejala yang ada. 2. Mengindentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. 3. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 4. Membuat evaluasi.
45
Burhan Bungin. Metodelogi Penelitian Kualitatif-Aktualisasi Metodelogi ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Edisi 1 cetakan 3. 2004 Hal 134
42
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data yang sebanyak-banyaknya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data, bukan banyaknya (kuantitas) data.46 3.3
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus. Menurut Lincoln
dan Guba, menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif memiliki beberapa keuntungan yaitu sebagai berikut :47 1. studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti. 2. studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari – hari. 3. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga kepercayaan.48 Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan analisis mendalam mengenai sebuah kasus atau 46
Rahmad Kriyantono. Teknik Praktis dan Riset Komunikasi. Kencana Perdana media Group. 2006 hal 56 47 Robert Yin, K. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2002 hal 2 48 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2004. Hal 201 – 202.
43
beberapa kasus. Data yang dikumpulkan melalui berbagai sumber dokumen, interview, observasi, arsip dan data fisik lainnya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Studi kasus kadang melibatkan peneliti dengan unit yang terkecil seperti perusahaan atau masyarakat tertentu. 3.3.1
Ciri-Ciri Penelitian Studi Kasus
Adapun ciri-ciri penelitian studi kasus, yaitu:49 1. Penelitian kasus lebih spesifik dan mendalam yang berhubungan dengan proses penelitian. 2. Penelitian ini melalui proses siklus yang ada dalam sampel secara keseluruhan. 3. Besaran sampel terbatas, dalam arti kata pengambilan sampel cenderung sangat ketat. 4. Tidak untuk generalisasi, maksudnya hasil penelitian kasus tidak dapat dipakai untuk kepentingan generalisasi kepada semua populasi. Keunggulan metode studi kasus adalah bahawa hasilny dapat mendukung studi-studi yang lebih besar dikemudian hari dan tanpa memberikan hipotesishipotesis untuk riset lanjutan. 49
Iskandar. Metode Penelitian Kualitatif (Aplikasi Untuk Penelitian Pendidikan, Hukum, Ekonomi&Manajemen, Sosial, Humaniora, Politik, Agama, dan Filsafat). Jakarta: Gunung Persada. 2009 hal 55
44
Alasan penulis menggunakan studi kasus adalah metode ini menyediakan cara yang sistematis dan spesifik dalam melihat, mengumpulkan data, menganalisis dan memahami suatu peristiwa kontemporer di dalam kehidupan nyata. Dan memiliki strategi yang cocok untuk mengungkap penelitian yang berkenaan dengan ‘bagaimana’ atau ‘kenapa’ dalam penelitian mengenai tata videografi dan teknis pengambilan gambar variasi shot menggunakan drone dalam program acara Asmaul Husna TV One. 3.4
Subjek Penelitian Dalam penelitian ini meggunakan beberapa wawancara mendalam dengan
pihak atau tokoh yang dianggap bisa mewakili serta menjawab beberapa keterangan dan informasi dalam menggali permasalahan dalam penilitian. Pemilihan narasumber dilakukan dengan sengaja dan narasumber yang dipilih peneliti untuk diwawancarai dan mendukung data – data yang dibutuhkan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bapak Fitroh Abdul Aziz selaku Camera person Senior Program acara Asmaul Husna TV One, untuk mencari data sedalam-dalamnya bagaimana cara pengambilan angle/variasi kamera pada penggunaan teknologi drone. 2. Bapak Robby Aulia selaku Produser program acara Asmaul Husna TV One, untuk mencari dan menanyakan ide secara dalam penerapan pengambilan gambar menggunakan drone.
45
3. Bapak Gus Aziz Shafrudin selaku Editor program acara Asmaul Husna TV One, untuk mencari dan menanyakan kerja seorang editor dan tugas dalam program ini 4. Bapak Rizky Revi Adiyanto selaku anggota Komunitas Drone Indonesia, untuk mencari kelengkapan data tentang drone. 3.5
Teknik pengumpulan Data Analisis data menurut Patton seperti dikutip Lexy Moleong, adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua macam metode pengumpulan data, antara lain : 3.5.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Data primer yang digunakan peneliti adalah wawancara mendalam. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dan mendalam (Indepth Interview) dengan pihak-pihak yang berkompeten yaitu dilakukan melalui tanya jawab secara langsung kepada Produser, Cameraman, editor dan komunitas Drone. Kemudian dari hasil wawancara akan dianalisis dan dibuat kesimpulan.
46
Wawancara yang dilakukan secara terbuka dan tidak berstruktur, artinya selama proses wawancara berlangsung terjadi pergantian peran antara pewawancara dan terwawancara atau peneliti dengan subjek penelitian, dengan itu peneliti dapat lebih mengimproviasikan dan mengembangkan wawancara dengan responden sejauh masih adanya relevansi dengan topik penelitian. Dengan cara inilah, peneliti mencoba menghilangkan kesan formal dan membuat subjek penelitian merasa nyaman, karena hal tersebut sangat berpengaruh dengan data yang diperoleh. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti apa data yang diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan subjek penelitian. Berdasarkan analisis jawaban yang dikemukakan subjek penelitian, peneliti menentukan berbagai pertanyaan selanjutnya yang lebih terarah pada tujuan. 3.5.2 Data Sekunder Setelah data primer terpenuhi, data sekunder yang membantu dan mendukung dalam proses pengumpulan data. Proses pengumpulan data dapat didukung dengan adanya sumber – sumber berita atau informasi melalui beberapa buku atau studi kepustakaan dan dokumentasi selama wawancara subjek penelitian berupa video rekaman baik suara atau gambar. Agar data yang diperoleh dapat menyempurnakan isi penelitian secara menyeluruh dan mendalam. Peneliti juga melakukan studi kepustakaan agar dalam menyusun laporan penelitian, penulisan menjadi terarah dan sistematis.
47
3.6 Definisi Konsep Untuk memberikan gambaran menyeluruh atas pemakaian istilah dan konsep dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang dianggap perlu didefinisikan. Definisi konsep, yaitu: 1. Videografi adalah sebuah kegiatan atau proses menghasilkan suatu seni gambar/foto melalui media cahaya dengan alat yang disebut kamera dengan maksud dan tujuan tertentu. 2. Teknis
pengambilan
gambaran
adalah
keterampilan
dalam
mengoperasikan perangkat produksi berupa unit kamera beserta mounting dan aksesorisnya, unit pencahayaan (lighting) berupa lampu-lampu, tata suara, editing serta teknik penyutradaraan. 3. Drone adalah mesin terbang tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri sesuai dengan program yang telah dtentukan, menggunakan aerodinamika untuk lepas landas. 3.7
Teknik Analisis Data Proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber yaitu wawancara mendalam, catatan lapangan, dokumentasi dan studi kepustakaan. Setelah informasi yang dibutuhkan terkumpul, maka diperoleh suatu analisis data yang sesuai dengan tujuan dari laporan penelitian itu.
48
Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu : 1. Tahap pengumpulan data Tahap
pengumpulan
data
berisi
tentang
serangkaian
proses
pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal penelitian, baik melalui wawancara awal maupun studi pre-eliminery. Studi preeliminery berfungsi untuk verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti itu benar – benar ada. 2. Tahap Reduksi Data Berisi mengenai proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis. 3. Tahap Display Data Berisi tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam
suatu
matriks
kategorisasi
sesuai
tema
yang
sudah
dikelompokan dan dikategorikan, serta akan memecahkan tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri denga pemberian kode dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan. 4. Tahap penarikan kesimpulan atau tahap verifikasi
49
Kesimpulan menjurus pada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap realitas dari penelitian tersebut.50.
3.8
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data merupakan suatu tindakan yang dilakukan
untuk mengukur, mencocokkan kebenaran dan keabsahan data jawaban narasumber. Dari penjelasan mengenai teknik keabsahan data diatas, maka peneliti pada penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data dengan mengunakan triangulasi sumber data yaitu wawancara dengan pihak perusahaan dan pihak publik. ini dilakukan apabila subjek penelitian atau informasi yang didapatkan diragukan kebenarannya. Triangulasi sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh.51 Menurut Patton, cara yang dapat dilakukan adalah membandingkan apa yang dikatakan publik didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan oranglain dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.52 Selain itu triangulasi sumber data ini membantu mengoreksi kekeliruan sumber data dan menambah kecukupan data menyeluruh yang dikumpulkan dalam penelitian ini. 50
Herdiansyah Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika. 2010 Hal 164 – 181 51 Rakhmat Krisyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenanda Media. 2007 Hal 71 52 Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2005 Hal 330