BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri-sendiri (Sevilla, dkk, 1993). Pengidentifikasian variabel penelitian dapat membantu dalam menentukan teknik analisis data. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung : Perilaku Asertif 2. Variabel bebas
: Jenis Kelamin
B. Definisi Operasional 1.
Perilaku Asertif Perilaku asertif didefinisikan sebagai perilaku kompleks yang dipancarkan oleh seseorang dalam konteks antarpribadi yang mengungkapkan perasaan orang itu mengenai sikap, keinginan, pendapat atau hak secara langsung, tegas dan jujur dengan tetap menghormati perasaan, sikap, keinginan, pendapat, dan hak-hak dari orang lain Galassi & Galassi (dalam Westbrook, 1979). Perilaku aserti diukur berdasarkan aspek-aspek dari Galassi & Galassi (dalam Porpitasari, 2007) meliputi mengungkapkan perasaan positif (expressing positive feelings), afirmasi diri (self affirmations) dan mengungkapkan perasaan negatif (expressing negative feelings) Perilaku asertif diukur berdasarkan pada skor pengisian angket asertif yang dilakukan oleh subyek. Dengan ketentuan, semakin tinggi skor skala asertif maka semakin tinggi pula
22
23
asertif pada subyek. Sebaliknya, semakin rendah skor skala asertif, maka semakin rendah tingkat asertif pada subyek. 2.
Jenis kelamin Jenis kelamin dapat diartikan sebagai pembedaan atas laki-laki dan perempuan yang dipengaruhi oleh faktor biologis yang nampak pada perbedaan fisik. Perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita secara fisik (Monk dkk, 1999). Jenis kelamin diketahui dari pengisian identitas diangket yang disebarkan.
C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 1.
Populasi Penelitian Populasi adalah serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran
penelitian
Penentuan
populasi
harus
berpedoman pada tujuan dan permasalahan penelitian (Bungin, 2006). Populasi yang diambil datanya dalam penelitian ini adalah SMP Kristen 2 Salatiga yang berjumlah 270 orang. 2. Tehnik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tehnik Sampling adalah merupakan tehnik pengambilan sampel (Sugiyono, 2012). Sampel yang karakteristiknya mampu mewakili dengan baik karakteristik populasi adalah sampel yang representatif untuk penelitian (Purwanto, 2008). Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifatsifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportional Stratified Random Sampling yaitu
24
teknik pengambilan sampel yang terdiri dari beberapa tingkatan atau lapisan dimana proporsi atau prosentase sampel yang diambil pada setiap lapisan sama. Hal ini dilakukan agar sampel dapat mewakili setiap lapisan dari populasi yang ada. (Sukandarrumidi, 2006). Dalam penarikan sampel jumlahnya harus representatif agar
hasilnya
dapat
digeneralisasi.
Untuk
memenuhi
persyaratan tersebut dalam penentuan sampel penulis menggunakan rumus Yamane (dalam Sukandarrumidi, 2006) yaitu :
n
N Nd 2 1
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = presisi
Sampel
diambil
dari
total jumlah
populasi
yang
merupakan siswa kelas 7, 8 dan 9. Dengan menggunakan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah:
n
N Nd 2 1
n
270 270 (0,1) 2 1
n
270 270 (0,01) 1
n
270 = 72,97 = 73 orang: 3 tingkatan kelas = 24,33 3,7
25
Jumlah sampel keseluruhan yang dibutuhkan adalah sebanyak 73 orang, sehingga pada setiap tingkatan kelas (7, 8, 9) akan dibutuhkan 24 orang.
D. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data penelitian kali ini adalah dengan menggunakan metode skala. Metode skala adalah suatu metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan atau daftar isian yang harus dikerjakan atau diisi oleh sejumlah subyek. Berdasarkan jawaban atau isian tersebut, peneliti mengambil keputusan mengenai subyek yang diteliti (Suryabrata, 2000). Skala psikologi perilaku asertif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua item yaitu item favourable dan item unfavourable. Skala penelitian ini menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk penilaian item favourable, subyek akan memperoleh skor empat (4) untuk jawaban Sangat Sesuai; skor tiga (3) untuk jawaban Sesuai; skor dua (2) untuk jawaban Tidak Sesuai; skor satu (1) untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai. Sedangkan pada item yang unfavourable, subyek akan memperoleh skor satu (1) untuk jawaban Sangat Sesuai; skor dua (2) untuk jawaban Sesuai; skor tiga (3) untuk jawaban Tidak Sesuai; skor empat (4) untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai. Skala perilaku asertif yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan aspek-aspek Galassi & Galassi (dalam Porpitasari, 2007) menyatakan bahwa asertif mencakup beberapa aspek sebagai berikut:
26
1.
Mengungkapkan
perasaan
positif
(expressing
positive
negatif
(expressing
negative
feelings) 2.
Afirmasi diri (self affirmations)
3.
Mengungkapkan
perasaan
feelings) Berikut ini adalah blueprint dari angket perilaku asertif seperti tampak pada tabel 1.
Tabel 1 Blueprint skala perilaku asertif Aspek Favorable Mengungkapkan perasaan 12 positif Afirmasi diri (self affirmations) 13 Mengungkapkan perasaan 6 negatif (expressing negative feelings) Jumlah 31
Unfavorable 7
Jumlah 19
7 5
20 11
19
50
E. Validitas dan Reliabilitas 1.
Validitas alat ukur Untuk
mengetahui
sejauh
mana
skala
mampu
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian, maka diperlukan suatu proses pengujian validitas. Validitas alat ukur berkaitan dengan kemampuan alat ukur tersebut dalam mengukur secara tepat keadaan atau atribut yang diukurnya (Azwar, 2012). Validitas suatu alat ukur dapat dihitung menggunakan correlation product moment pearson dengan rumus sebagai berikut:
27
R xy
N xy x y
N . X 2 X 2 N . y 2 y 2
Keterangan: R xy : Nilai koefisien korelasi N
: Jumlah sampel
∑x
: Jumlah skor Jenis kelamin
∑y
: Jumlah skor perilaku asertif
∑xy : Jumlah hasil perkalian jenis kelamin dengan perilaku asertif ∑x 2
: Jumlah kuadrat skor jenis kelamin
∑y 2
: Jumlah kuadrat skor perilaku asertif
Uji validitas ini dapat menggunakan standar validitas dari Azwar (1999) yang mengatakan bahwa item dikatakan valid apabila koefisien item totalnya ≥ 0,25. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan program komputer Statistical Package Social Science (SPSS) 15 for Windows. 2.
Reliabilitas Selain validitas skala, salah satu ciri dari instrumen pengukuran
yang
berkualitas
baik
adalah
reliabilitas.
Reliabilitas alat ukur berkaitan dengan kemampuan suatu alat ukur dalam menghasilkan skor data penelitian yang cermat dengan error pengukuran yang kecil (Azwar, 2012). Pada prinsipnya koefisien reliabilitas (rxx) berada dalam rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas suatu alat ukur semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012).
28
Teknik pengolahan data untuk uji reliabilitas ini dengan menggunakan program komputer SPSS Statistics 15 for Windows. Sedangkan pengujian reliabilitas terhadap itemitem yang valid dari skala pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach dengan rumus (Purwanto, 2010):
2 2 N S Si S2 N 1
Keterangan : α : koefisien Alpha Cronbach N : jumlah item tes S² : varians dari seluruh skor tes S2 i
F.
: varians dari setiap item
Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini adalah dengan Independent sample t-test, yaitu untuk mengamati perbedaan antara rata-rata dua kelompok sampel yang tidak berhubungan satu sama lain (Purwanto, 2008). Uji ini khususnya digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok yang diteliti. Berikut ini adalah rumus uji t:
t X1 X 2
S12 S22 n1
n2
29
Keterangan: t : nilai t-test yang dicari X1 : Mean sampel 1 X2 : Mean sampel 2
S12 S22
: Varians sampel 1
n1 n2
: Jumlah kelompok sampel 1 : Jumlah kelompok sampel 2
: Varians sampel 2