BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi atau eksperimen semu. Metode aksperimen kuasi ini termasuk kepada penelitian kuantitatif. Metode eksperimen kuasi ini merupakan metode eksperimen semu dengan kata lain tidak seluruh variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat dapat dikontrol. Penggunaan metode penelitian tersebut dipilih untuk mengetahui penggunaan model sinektik dengan media film pendek dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan kelas kontol dan kelas eksperimen. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melihat perbandingan antara kelas yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dengan media film pendek serta kelas yang tidak diberikan model pembelajaran dengan media pembelajaran tersebut. Dengan adanya perbandingan tersebut, keberhasilan penggunaan model sinektik dengan media film pendek ini akan lebih terlihat.
B. Desain Penelitian Desain penelitian ini yaitu memberikan tindakan berupa pembelajaran menulis cerpen pada kelas eksperimen, sedangkan hasil dari penelitian ini melihat ada atau tidaknya perbedaan kemampuan menulis cerpen setelah dan sebelum pemberian tindakan tersebut. Dengan demikian, peneliti akan menggunakan tes awal (prates) dan tes akhir (pascates) pada subjek penelitian. Berdasarkan
penjelasan
sebelumnya
peneliti
menggunakan
rancangan
penelitian eksperimen kuasi berupa rancangan kelompok Nonekuivalen. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
Rancangan ini sangat sering digunakan dalam penelitian. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut. Desain Penelitian Rancangan Kelompok Nonekuivalen
O1
X
O3
O2 (Eksperimen) O4 (kontrol)
Keterangan: O1: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dengan media film pendek. O2: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dengan media film pendek. O3: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran. O4: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran. X : Perlakuan berupa penggunaan model sinektik dengan media film pendek.
C. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel penelitian ini akan dijelaskan berikut ini. a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2013:117) Berdasarkan dari pengertian populasi tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
Berikut adalah data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung.
Tabel 3.1 Data Populasi Siswa Kelas VII SMPN 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 Kelas
Siswa
Jumlah Siswa
P
L
Kelas VII A
16
19
35
Kelas VII B
17
13
30
Kelas VII C
17
18
35
Kelas VII D
14
18
32
Kelas VII E
16
14
30
Kelas VII F
17
19
36
Kelas VII G
22
13
35
Kelas VII H
18
17
35
Kelas VII I
22
13
35
Kelas VII J
23
12
35
Kelas VII K
17
19
36
Kelas VII L
19
16
35
Kelas VII M
18
17
35
Total Jumlah
236
208
444
b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013:118). Sampel yang diambil dari populasi harus representatif. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, terdapat berbagai teknik dalam pengambilan sampel.
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik simple random sampling. Teknik simple random sampling ini merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. (Sugiyono, 2013:120). Penulis memilih teknik simple random sampling ini karena populasi homogen, atau dengan kata lain populasi pada penelitian ini dianggap memiliki kemampuan yang sama dalam menulis cerpen dan juga tidak berstrata karena populasi pada penelitian ini seluruhnya adalah siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung. Adapun cara pengambilan sampel dilakukan dengan undian. Melalui cara undian itu didapatkan sampel untuk penelitian ini yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol.
D. Definisi Operasional Definisi operasional sangat penting agar penulis dan pembaca memiliki persepsi yang sama tentang penelitian yang akan dilakukan. Penulis medefinisikan variabel-veriabel yang akan diteliti sebagai berikut. 1. Model sinektik adalah suatu rencana atau pola
pembelajaran yang
mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. 2. Media film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang. 3. Pembelajaran menulis cerpen adalah pembelajaran menulis sebuah karangan narasi yang pendek, yang menyajikan cerita serta masalah yang tidak terlalu rumit untuk dipecahkan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk tes. Teknik pengumpulan data berupa tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa. Tes pada penelitian ini terdiri dari tes awal (prates) dan tes akhir (pascates). Tes awal Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
dilakukan
sebelum
siswa
diberi
perlakuan
berupa
pembelajaran
yang
menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas eksperimen, sedangkan tes akhir diberikan setelah siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas eksperimen. Tes akhir ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan setelah perlakuan khusus pada kelas eksperimen. Adapun tes akhir ini dilakukan di kelas kontrol agar peneliti dapat membandingkan hasil akhir dari kelas kontrol ini dengan kelas eksperimen.
1. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan
untuk tes adalah lembar tes. Lembar tes ini
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek. Dalam penelitian ini, tes dilakukan dua tahap yaitu tahap prates dan tahap pascates. Berikut adalah lembar tes yang digunakan untuk menguji kemampuan siswa baik prates maupun pascates. Tes Menulis Cerita Pendek
Kerjakanlah soal berikut dengan seksama! Buatlah sebuah cerita pendek dengan judul yang menarik dengan tema bebas kemudian perhatikan pula hal-hal berikut. 1) Kelengkapan unsur-unsur cerita pendek mencakup alur, tokoh, latar, sudut pandang, penceritaan, dan gaya bahasa. 2) Kepaduan antarunsur cerpen. 3) Kesesuain penggunaan bahasa dan EYD.
Berikut pedoman kriteria penilaian cerpen yang digunakan dalam penelitian ini. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Tabel 3.2 Pedoman Kriteria Penilaian Cerpen No 1.
Aspek yang Dinilai Kelengkapan
Kriteria dan Skor
aspek 25 = Memuat judul, nama pengarang, dialog dan
formal
narasi 20 =Hanya memuat tiga sub aspek (misalnya hanya memuat judul, nama pengarang dan narasi) 15 =Hanya memuat dua subaspek (misalnya hanya memuat judul dan narasi) 10 =Hanya memuat satu subaspek (misalnya hanya memuat narasi)
2.
Kelengkapan
unsur 25 = memuat
intrinsik cerpen
1. fakta cerita (alur, tokoh dan latar) 2. sarana cerita (sudut pandang 3. penceritaan, dan gaya bahasa) 4. pengembangan isi yang relevan dengan judul. 20 = memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap (misalnya dalam fakta cerita hanya memuat alur dan tokoh tanpa disertai latar yang jelas) 15 = hanya memuat dua subaspek (misalnya hanya memuat fakta cerita dan sarana cerita) 10 = hanya memuat satu subaspek (misalnya hanya memuat fakta cerita)
3.
Keterpaduan unsur/struktur cerpen
25 = Struktur disusun dengan memerhatikan 1) kaidah plot (kelogisan, rasa ingin tahu,
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
kejutan dan keutuhan) dan penahapan plot (awal, tengah dan akhir) 2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis, dan sosiologis) 3) dimensi latar (tempat, waktu, dan sosial) 20 = Memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap (misalnya
kaidah plot hanya
menunjukan rasa ingin tahu dan kejutan, namun tidak menunjukan keutuhan) 15 = Hanya memuat dua subaspek 10 = Hanya memuat satu subaspek 4.
Kesesuaian penggunaan bahasa cerpen
25 = menggunakan 1) kaidah EYD 2) keajekan penulisan 3) ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar 20 = memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap (misalnya masih ditemukan katakata yang tidak sesuai dengan EYD) 15 = hanya memuat dua subaspek (misalnya hanya menggunakan kaidah EYD dan keajekan penulisan) 10 = hanya memuat satu subaspek (misalnya hanya menggunakan kaidah EYD)
Sumber: Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Cerpen 2. Instrumen Perlakuan Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan faktor penting dalam melaksanakan pembelajaran sebagai pedoman bagi guru untuk mencapai Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
tujuan dari pembelajaran yang dilaksanakan.
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah
: SMP Negeri 29 Bandung
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/2
Topik
: Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Kompetensi Inti Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B. Kompetensi Dasar Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menulis cerita pendek. D. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Siswa mampu menyusun kerangka untuk menulis cerita pendek. 2. Siswa mampu mengembangkan kerangka menjadi sebuah cerita pendek. E. Materi Pembelajaran Unsur-unsur cerita pendek
40
Unsur Intrinsik a. Tema Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita. b. Tokoh dan Penokohan Tokoh adalah pelaku dalam cerita Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya. c. Plot atau Alur Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian. d. Setting atau Latar Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan sosial. e. Sudut Pandang Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. f. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang dipilih
oleh
pengarang.
Pengarang
menggunakan
bahasa
menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan. Unsur Ekstrinsik a. pandangan hidup pengarang b. lingkungan hidup pengarang
untuk
41
c. keadaan psikologi pengarang Pengertian model sinektik Model sinektik adalah suatu rencana atau pola
pembelajaran yang
mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. Aktivitas Metaforis model sinektik a. Analogi langsung merupakan perbandingan dua objek atau konsep. Analogi langsung ini berfungsi untung membandingkan kondisi-kondisi atau situasi yang asli pada situasi lain untuk menghadirkan pandangan baru tentang gagasan atau masalah. b. Hakikat analogi personal adalah pada keterlibatan berempatik. Siswa harus merasa menjadi bagian fisik dari masalah tersebut. Analogi personal mengharuskan lepasnya identitas diri sendiri menuju ruang dan objek yang lain. c. Konflik padat secara umum didefinisikan sebagai frasa yang terdiri dari dua kata di mana kata-kata tersebut nampak berlawanan dengan kata yang lain. Musuh yang bersahabat merupakan salah satu contohnya.
F. Alokasi Waktu 4 x 40 Menit G. Model Pembelajaran Model Sinektik H. Metode Pembelajaran Tanya jawab, ceramah, dan latihan
42
I. Kegiatan Pembelajaran No 1.
Alokasi
Kegiatan
Waktu
Kegiatan Awal
10 menit
1) Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa) 2) Melakukan apersepsi. 3) Menyampaikan
informasi
mengenai
kompetensi,
materi, tujuan, dan manfaat pembelajaran pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2
Kegiatan Inti Pertemuan pertama 1) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai cerita pendek. 2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai unsurunsur cerita pendek. 3) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkahlangkah menulis cerita pendek dengan model sinektik. 4) Siswa menyimak video film pendek berjudul Ibu. 5) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film 6) Siswa melakukan analogi langsung. 7) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam film (analogi personal) 8) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia miliki menjadi sebuah cerita pendek. Pertemuan kedua 1) Siswa menyimak video film pendek berjudul Keripik Sukun Mbok Darmi. 2) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film
60 menit
43
3) Siswa melakukan analogi langsung. 4) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam film (analogi personal) 5) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia miliki menjadi sebuah cerita pendek. 3
Kegiatan Akhir 1) Siswa melakukan refleksi 2) Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya. 3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran.
J. Alat dan Sumber Belajar a.
Power point
b.
Laptop dan Proyektor
c.
Speaker
d.
Film Pendek
e.
Spidol dan papan tulis
f.
Buku pelajaran siswa kelas VII
K. Penilaian Prosedur : Tes Jenis
: Tes mengarang
Bentuk
: Uraian
10 Menit
44
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Sekolah
: SMP Negeri 29 Bandung
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VII/2
Topik
: Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Kompetensi Inti Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B. Kompetensi Dasar Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan C. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menulis cerita pendek. D. Indikator Pencapaian Kompetensi a. Siswa mampu memilih topik yang menarik untuk menulis cerita pendek. b. Siswa mampu mengembangkan topik menjadi sebuah cerita pendek. E. Materi Pembelajaran Unsur-unsur cerita pendek Unsur Intrinsik
45
a. Tema Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita. b. Tokoh dan Penokohan Tokoh adalah pelaku dalam cerita Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya. c. Plot atau Alur Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian. d. Setting atau Latar Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan sosial. e. Sudut Pandang Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. f. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang dipilih
oleh
pengarang.
Pengarang
menggunakan
bahasa
menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan. Unsur Ekstrinsik a. pandangan hidup pengarang b.lingkungan hidup pengarang c. keadaan psikologi pengarang
untuk
46
F. Alokasi Waktu 4 x 40 Menit G. Model Pembelajaran Model Sugesti-imajinatif H. Metode Pembelajaran Tanya jawab, ceramah, dan latihan I. Kegiatan Pembelajaran No 1.
Alokasi
Kegiatan
Waktu
Kegiatan Awal
10 menit
1. Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa) 2. Melakukan apersepsi. 3. Menyampaikan materi,
informasi
tujuan,
dan
mengenai manfaat
kompetensi, pembelajaran
pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2
Kegiatan Inti Pertemuan pertama 1) Siswa mengungkapkan pengetahuannya mengenai cerita pendek. 2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai unsurunsur cerita pendek. 3) Siswa menyimak lagu berjudul Ibu yang diputarkan guru serta menyimak lirik lagu dengan seksama sebagai insprasi untuk mencari topik untuk menulis cerpen. 4) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang
65 menit
47
telah dia pilih dengan diiringi lagu. Pertemuan kedua 1) Siswa menyimak lagu berjudul Jangan Menyerah yang diputarkan guru serta menyimak lirik lagu dengan seksama sebagai insprasi untuk mencari topik untuk menulis cerpen. 2) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang telah dia pilih dengan diiringi lagu. 3
Kegiatan Akhir 1) Siswa melakukan refleksi 2) Siswa mendapat kesempatan siswa untuk bertanya. 3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran.
J.
Alat dan Sumber Belajar a. Lagu b. Teks lirik lagu c. Speaker d. Laptop e. Papan tulis dan spidol f. Buku pelajaran siswa kelas VII
K. Penilaian Prosedur : Tes Jenis
: Tes mengarang
Bentuk
: Uraian
5 menit
48
F. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data ini dilakukan dengan langkah yang sama baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Data utama pada dalam penelitian ini adalah data nilai pada pretes dan pascates. Pengolahan data ini dilakukan agar data yang telah diperoleh bermakna dan memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Berdasarkan hal tersebut, kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum diberi perlakuan dan diberi perlakuan menjadi terlihat. Langkah-langkah dalam pengolahan data ini sebagai berikut. 1. Menganalisis hasil tulisan siswa berupa cerpen berdasarkan aspek yang akan dinilai. Memberikan skor terhadap hasil kerja siswa dari hasil pretes dan pascates ke dalam bentuk nilai dengan rumus. Nilai = Tabel 3.3 Kategori penilaian menulis cerpen berdasarkan skala nilai
Skala nilai
Kategori
85-100
Sangat baik (SB)
70-84
Baik (B)
69-55
Cukup (C)
54-40
Kurang (K)
<40
Sangat Kurang (SK)
2. Uji realibilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat penilaian antar penguji dalam setiap tes. Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor yang telah diolah menjadi nilai dengan menggunakan prinsip ANAVA. Langkah-langkah uji reliabilitas adalah sebagai berikut. a. Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.
49
b. Untuk menguji penilaian yang diberikan oleh penimbang maka uji reliabilitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. c. Mencari jumlah kuadrat responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ∑d
-
=
Keterangan: ∑d
= jumlah kuadrat responden (testi) = jumlah kuadrat benar dari responden
= kuadrat dari jumlah skor total k
= banyaknya item (dari penguji) N = banyaknya responden atau testi
d. Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ∑
=
-
Keterangan: ∑
= jumlah kuadrat item (penilai berjumlah tiga orang) = jumlah kuadrat benar dari seluruh item = kuadrat dari jumlah skor total
k N
= banyaknya item (dari penguji) = banyaknya responden atau testi
1) Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ∑X = Keterangan:
-
50
∑X = jumlah kuadrat total penilaian = jumlah kuadrat dari tiap hasil responden = kuadrat dari jumlah skor total
K
= banyaknya item (dari penguji)
e. Mencari jumlah kuadrat sisa (kekeliruan) dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ∑ kk=
-
-
Keterangan: ∑ kk
= jumlah kuadrat kekeliruan = jumlah kuadrat total = jumlah kuadrat responden = jumlah kuadrat penimbang
f. Mencari varians responden, varians penimbang, dan varians sisa dengan tabel ANAVA sebagai berikut. Tabel 3.4 Format ANAVA
Sumber Variasi
SS
dk
Siswa/testi
∑d
N-1
Penguji
∑ p
K-1
Kekeliruan
∑ kk
(N-1)(K-1)
Varians
-
g. Setelah itu, dilakukan penghitungan realibilitasnya dengan sebagai berikut.
r11 = Keterangan: r11 = realibilitas yang dicari
51
Vt = Variansi dari testi Vkk = Variansi dari kekeliruan
h. Selanjutnya nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.5 Tabel Guilford Interval Koefisien
Tingkat hubungan
0,00 - 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat kuat (Sugiyono, 2012:257)
3. Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat kemampuan siswa, apakah berdistribusi normal atau tidak. Penulis melakukan uji normalitas dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Menentukan daftar distribusi mean dengan ketentuan: 1) Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil 2) Banyak kelas
= 1+ 3,3 log n
3) Panjang kelas
=
4) Derajat kebebasan
= Bk-3
b. Menentukan nilai rerata mean dengan menggunakan rumus X= Keterangan: X = mean ∑fx = jumlah nilai siswa ∑f = jumlah siswa
52
b. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut. S= Keterangan: S
= simpangan baku = jumlah nilai siswa dikuadratkan
∑fx = jumlah nilai siswa N
= jumlah siswa
c. Melakukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi skor tes awal dan tes akhir untuk menentukan nilai
. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut.
Keterangan: X2 = nilai chi kuadrat Oi= frekuensi yang diobservasi (frekuensi emperis) Ei = frekuaensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)
Menemukan normal atau tidaknya distribusi data dengan kriteria: X2hitung< X2tabel, maka data terdistribusi normal X2hitung> X2tabel, maka data terdistribusi tidak normal 4. Uji homogenitas Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria: F hitung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen F hitung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen Uji homogenitas menggunakan uji F:
53
F=
5. Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan antarvariabel dalam penelitian ini. Apakah ada perbedaan yang berarti antara kelas eksperimen yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek dengan kelas kontrol yang tmenggunakan model sugesti-imajinatif dengan media lagu. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut. b. Perumusan hipotesis Ho = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik dengan media film pendek sama dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sugesti-imajinatif. Hi = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik dengan media film pendek lebih baik dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sugesti-imajinatif. c. Mencari = Keterangan: = nilai deviasi kelas eksperimen ∑x = jumlah gain kelas eksperimen N = banyaknya subjek d. Mencari ∑ ∑
=∑
-
Keterangan: ∑
= jumlah gain varians kelas kontrol
∑x
= jumlah gain kelas kontrol
N
= banyaknya subjek
e. Mencari mencari standar deviasi
54
Sdg = Keterangan: = jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol = standar deviasi tes akhir kelas eksperimen = standar deviasi kelas kontrol
f.
mencari
dengan rumus =
Keterangan: = mean kelas ekperimen = mean kelas kontrol sdg = standar deviasi gabungan = jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol
g. Menentukan db =
+
–2
h. Menentukan taraf signifikasi dengan menentukan derjat kebebasan. Jika >
ataupun
antara tes awal dan tes akhir.
<
terdapat perbedaan yang signifikan