BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ialah paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.75 Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari kontruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain dalam konstruksivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut.76
75
Dedy N. Hidayat. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik, Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Jakarta, 2003, hal 3 76 Michael Quinn Patton. Qualitative Research and Evaluation Methods. Sage Publications. California, 2002, hal 96-97
45
46
Paradigma ini menyatakan bahwa dasar untuk menjelaskan kehidupan, peristiwa sosial dan manusia bukan ilmu dalam kerangka positivistik, tetapi justru dalam arti common sense. Menurut mereka, pengetahuan dan pemikiran awam berisikan arti atau makna yang diberikan individu terhadap pengalaman dan kehidupannya sehari-hari, dan hal tersebutlah yang menjadi awal penelitian ilmu sosial pendekatan yang digunakan adalah induktif, berjalan dari yang spesifik menuju yang umum, dari yang konkrit menuju yang abstrak, ilmu bersifat idiografis bukan nomotetis, karena ilmu mengungkap bahwa realitas tertampilkan dalam simbol-simbol melalui bentuk-bentuk deskriptif, pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui indra karena pemahaman mengenai makna dan interpretasi adalah jauh lebih penting dan ilmu tidak bebas nilai. Sarantakos mengatakan kondisi bebas nilai tidak menjadi sesuatu yang dianggap penting dan tidak pula mungkin dicapai.77 Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena peneliti ingin mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses pemaknaan suatu peristiwa. Sedangkan subjek penelitian film yang berdasarkan kisah nyata merupakan sebuah kajian yang unik dan menarik untuk diteliti. Film ”Freedom Writers” mengandung berbagai konflik multi etnis dan kulturalisme, tema yang diangkat masih sangat jarang, yakni mengenai pola komunikasi eskalasi relasional (relational escalation) sehingga akan menghasilkan pemaknaan yang menarik. 77
E. Kristi Poerwandari. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. LPSP3. Depok, 2007, Hal 22-23
47
3.2 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Sebagai penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, tipe deskriptif ini memang sudah melekat. Peneliti memilih deskriptif sebagai sifat penelitian karena peneliti ingin mengetahui gambaran lengkap mengenai pola komunikasi multi etnis dalam film Freedom Writers. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktafakta dan sifat-sifat populasi atau daerah.78 Tujuan penelitian adalah menggambarkan fenomena sosial. Dalam jenis penelitian ini dipaparkan gambaran yang lengkap mengenai setting sosial dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam penelitian dan dilihat dari dimensi waktunya. Berdasarkan sifat penelitian deskriptif, data yang di kumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan begitu laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,
videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya.79 Dari hasil penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggambarkan faktafakta yang ada mengenai pemaknaan eskalasi relasional (relational escalation) dalam film “Freedom Writers”. 78
Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2001, hal 156 79 Suryabrata, Sumadi. Metode Penelitian. CV. Rajawali. Jakarta, 1983, hal 19
48
3.3 Metode Penelitian Dalam memaknai eskalasi relasional (relational escalation) dalam film “Freedom Writers”, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu tanda-tanda yang ada didalamnya serta beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu pertama, adalah konteks atau situasi sosial di seputar dokumen atau video yang diteliti. Disini, peneliti diharapkan dapat memahami the nature/kealamian dan culture meaning/makna kultural dari artifact/teks yang diteliti. Kedua adalah proses atau bagaimana suatu produksi media atau isi pesannya dikreasi secara aktual dan diorganisasikan secara bersama, ketiga adalah emergence, yakni pembentukan secara gradual atau bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan pemaknaan. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotik untuk menganalisis data. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk
mengkaji
tanda
(Sobur, 2004).80 Menggunakan
metode
semiotik,
peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi simbolsimbol dan tanda-tanda yang ditampilkan sepanjang film, yang selanjutnya akan menjadi corpus pembahasan dalam penelitian ini. Dan kemudian secara khusus
peneliti menggunakan metode penelitian analisis
semiotika yang
dikemukakan oleh Roland Barthes, untuk menginterpretasikan atau memaknai eskalasi relasional (relational escalation) dalam film “Freedom Writers”.
80
Sobur, op.cit., hal 15
49
3.4 Subjek Penelitian Subyek penelitian adalah sumber data dari penelitian dimana data itu diperoleh,81 atau tempat mendapatkan data.82 Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah Film “Freedom writers” karya Richard Lagravenese. Obyek penelitian adalah masalah yang akan diteliti atau masalah yang akan dijadikan obyek penelitian, yaitu suatu problem yang harus dipecahkan atau dibatasi melalui penelitian.83 Dalam penelitian ini yang akan menjadi obyek penelitian adalah eskalasi relasional (relational escalation) dalam film ”Freedom Writers”.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi. Observasi adalah dengan melakukan pengamatan langsung dan bebas terhadap objek penelitian dan unit analisis dengan cara menonton dan mengamati teliti dialog-dialog, serta adegan-adegan dalam film kemudian mencatat, memilih dan menganalisanya sesuai dengan model penelitian yang digunakan. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan film “Freedom Writers” melalui internet dan buku buku yang ada kaitannya dengan penelitian ini. 81
Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian. Rineka cipta. Jakarta, 1991 hal 2 Mardalis. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Bumi Aksara. Jakarta, 1995 hal 27 83 Tatang M. Arifin. Menyusun Rencana Penelitian. PT. Raja Grafika Persada. Jakarta, 1945 hal 15 82
50
3.5.1 Data Primer Data primer, peneliti akan melakukan teknik observasi dengan menonton DVD film “Freedom Writers”, kemudian penulis akan melakukan pengamatan dan menyimak secara menyeluruh secara teliti dan mendalam tiap shot per scene. Selanjutnya penulis akan mengidentifikasi audio dan visualnya yang dapat mewakili dan menggambarkan isi pesan yang diteliti.
3.5.2 Data Sekunder Data sekunder data akan diperoleh melalui studi pustaka dengan membaca literatur, buku-buku bacaan dan tulisan ilmiah yang berkaitan dan relevan dengan objek penelitian yang diteliti.
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis semiotika Ferdinand Saussure. Hasil analisa disajikan secara deskriptif kualitatif yang merupakan paparan penulis mengenai makna scene dan dialog dalam film “Freedo Writers”. Seluruh data yang diperoleh tersebut dianalisis melalui tahapan – tahapan berikut : 1. Menonton film “Freedom Writers” terlebih dahulu, kemudian melakukan pencatatan untuk mengumpulkan scene dan dialoge yang berkaitan
51
dengan eskalasi relasional (relational escalation) dalam film “Freedom Writers”. 2. Data kemudian dianalisis melalui unit analisis semiotik menurut Ferdinand Saussure, dengan unit analisis scene dan dialog. 3. Dari unit analisis tersebut dianalisis dan diinterpretasikan atau dimaknakan oleh peneliti. 4. Kemudian hasil dari analisis dan interpretasi atau pemaknaan tersebut ditarik kesimpulan.
3.7 Teknik Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif demi kebenaran dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang terkumpul. Validitas dan realibilitas data perlu diuji melalui “teknik keabsahan data” atau “teknik menguji dan memastikan temuan” 84 Teknik umum pengujian keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah kombinasi beberapa sudut pandang yang sering digunakan untuk menguatkan data, sebab teknik ini diklaim memberikan gambaran yang lebih lengkap. Triangulasi digunakan meliputi empat hal pokok yakni triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi teori, dan triangulasi metodologi85 84
Miles dan Huberman. Qualitative Data Analysis. 1994 hal 423-468 Daymon, Christine dan Immy Holloway. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relations & Marketing Communications. 2008 hal 153
85
52
Melalui teknik keabsahan data, penulis menggunakan teknik triangulasi di mana data dikumpulkan dari sumber-sumber yang berkaitan dengan film ”Freedom Writers”. Penulis menggunakan teknik pengesahan data triangulasi berdasarkan pada teori, untuk menguji dan memastikan temuan yang peneliti dapatkan selama meneliti film ”Freedo,Writers”.