18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum 1. Sejarah PT. Bank Syariah Mandiri Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya
18
19
memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero). PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank
20
Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri
yang
memandang
pentingnya
kehadiran
bank
syariah
dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero). PT
Bank
Syariah
Mandiri
hadir
sebagai
bank
yang
mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri a. Visi Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. b. Misi 1) Mewujudkan
pertumbuhan
dan
keuntungan
yang
berkesinambungan 2) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UKM
21
3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat 4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal 5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat. 3. Job Description Adapun tanggung jawab dari pekerjaan masing-masing jabatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Direktorat Pembiayaan Korporasi dan Komersial. Berperan aktif dalam merencanakan, mengembangkan serta mengelola kesejahteraan pegawi maupun dalam pelaksanaan tugas lainnya. 1) Melakukan koordinasi dengan bagian lain dalam menyusun dan merumuskan rencana bisnis divisi. 2) Mengelola dan mengembangkan kesejahteraan pegawai. 3) Mengelola program pensiun pegawai. 4) Mengelola
dan
mengembangkan
program
pemverian
bonus/insentif. 5) Mengelola
pengadaan
tenaga
ahli/spesialis
sesuai
dengan
kebutuhan. 6) Mengelola proses pension dan pengunduran diri pegawai. b. Direktorat Pembiayaan Komersial dan Konsumer. 1) Merencanakan, mengembangkan dan mengelola pembiayaan dan penempatan dana yang bersumber dari cabang syariah.
22
2) Menjamin terlaksanaanya aktivitas bagian pembiayaan syariah secara efektif, efisien, akurat dan tepat waktu. 3) Menyusun, merumuskan dan mengevaluasi rencana bisnis bagian pembiayaan syariah. 4) Melakukan pembinaan kepada cabang dalam bidang pembiayaan syariah. 5) Mengelola kolektabilitas pembiayaan syariah. c. Direktorat Treasury dan Jaringan. 1) Mengorganisir, mengkoordinasikan dan mendelegasikan semua tugas dan wewenang pada bagian pembiayaan dan treasury syariah kepada pegawai. 2) Menjamin terlaksanaanya aktivitas bagian pembiayaan dan treasury syariah secara efektif, efisien, akurat dan tepat waktu. 3) Menyusun, merumuskan dan mengevaluasi rencana bisnis bagian pembiayaan dan treasury syariah. 4) Mengelola serta mengembangkan kegiatan usaha treasury. 5) Melakukan pembinaan kepada cabang dalam bidang pembiayaan dan treasury syariah. 6) Mengelola perjalanan dinas pegawai. 7) Mengelola program pensiun pegawai. 8) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan pemimpin bagian pembiayaan dan treasury syariah.
23
d. Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Resiko. 1) Melaksanakan kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dan 2) perundang-undangan lainnya serta kebijakan perusahaan. 3) Menyusun, merumuskan dan menembangkan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) serta kebijakan bidang kesejahteraan dan administrasi kepegawaian. 4) Memantau pengelolaan administrasi pembiayaan syariah. 5) Mengelola akuntansi usaha syariah. 6) Melakukan pembinaan kepada cabang dalam bidang akuntansi dan umum. e. Direktorat Operasi dan Pendukung. 1) Menyusun, merumuskan dan mengembangkan kebijakan serta strategi pengembangan bisnis syariah. 2) Melakukan koordinasi dengan divisi sarana dan dan logistic untuk pengembangan produk dan jasa syariah. 3) Melakukan koordinasi dengan divisi sistem dan tekhnologi untuk mengembangkan desain serta modifikasi produk dan jasa syariah. 4) Mengelola penerimaan pegawai serta penempatannya. 5) Melakukan koordinasi dengan bagian lain dalam menyusun dan merumuskan rencana bisnis usaha syariah. 4. Kegiatan Usaha Bank Syariah Mandiri Produk Pembiayaan a. Murabahah BSM
24
Adalah suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabah, dimana Bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan. b. Musyarakah BSM Adalah pembiayaan kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. c. Mudharabah BSM Adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya yang menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh sipemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian sipengelola, sipengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. d. Hawalah Adalah akad pemindahan nasabah kepada bank untuk membantu nasabah mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya dan bank mendapat imbalan atas jasa pemindahan piutang tersebut.
25
e. Salam Adalah pembiayaan jual beli dimana pembeli memberikan uang terlebih dahulu terhadap barang yang dibeli yang telah disebutkan spesifikasinya dengan pengantaran kemudian.
Produk jasa Bank Syariah Mandiri menyediakan produk-produk jasa untuk melayani dan memenuhi kebutuhan transaksi jasa untuk perbankan yang dibutuhkan masyarakat, dengan dukungan sistem on line diseluruh jaringan kantor Bank Syariah Mandiri. Produk jasa Bank Syariah Mandiri yang dapat dimanfaatkan oleh nasabah sebagai berikut: a. Penarikan dan penyetoran on line diseluruh kantor Bank Syariah Mandiri. b. Setoran dan penarikan Cek/Bilyet Giro melalui Kliring,Transfer dan Inkaso antar rekening Bank Syariah Mandiri atau Bank lain. c. Pembuatan Surat Referensi dan Dukungan Bank. d. Penerbitan Surat Jaminan Bank (Bank Garansi), yang terdiri dari Jaminan Tender, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka dan jaminan Pelaksanaan.
26
Produk Pendanaan a. Tabungan BSM Tabungan BSM adalah Simpanan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di kounter BSM atau melalui ATM. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah 2) Tabungan dengan bagi hasil yang menarik, aman dan terjamin 3) Dapat ditarik/setor setiap saat diseluruh cabang Bank Syariah Mandiri 4) Dilengkapi degan kartu ATM sekaligus Kartu Debet 5) Dilengkapi fasilitas BSM Mobile Banking GPRS dan BSM Net Banking 6) Nasabah dapat menyalurkan zakat, infaq dan sedekah melalui Tabungan BSM.
27
b. Tabungan Berencana BSM Tabungan Berencana BSM adalah simpanan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah 2) Periode Tabungan: min. 1 tahun sampai dengan 10 tahun 3) Usia nasabah: min. 18 tahun dan maksimal 60 tahun saat jatuh tempo 4) Setoran bulanan: min. Rp100.000,- atau sebesar target dana dibagi periode (bulan) 5) Target dana: min. Rp1.200.000,- dan maks. Rp200 juta. c. Tabungan Simpatik BSM Tabungan BSM Simpatik adalah Simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Wadiah 2) Setoran minimal yang ringan 3) Tabungan dengan bonus yang menarik, aman dan terjamin 4) Dilengkapi dengan Kartu ATM sekaligus Kartu Debet ( Optional ) 5) Dapat ditarik/setor setiap saat di seluruh cabang BSM.
28
d. Tabungan BSM Dollar Tabungan BSM Dollar adalah Simpanan dalam mata uang dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM dengan menggunakan slip penarikan. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadi’ah yaddhamanah 2) Untuk perorangan 3) Tersedia dalam valuta USD 4) Penarikan menggunakan slip penarikan 5) Sesuai kebijakan Bank, nasabah dapat memperoleh bonus sebagai imbalan terhadap dana yang dititipkan kepada Bank. e. Tabungan Mabrur BSM Tabungan Mabrur BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan membantu masyarakat muslim dalam merencanakan ibadah haji & umrah, tabungan ini dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah 2) Tidak
dapat
dicairkan
kecuali
untuk
Penyelenggaraan Ibadah Haji/Umrah (BPIH) 3) Setoran awal minimal Rp500.000,00,4) Setoran selanjutnya minimal Rp100.000,-
melunasi
Biaya
29
5) Saldo
minimal
untuk
didaftarkan
ke
SISKOHAT
adalah
Rp20.000.000,- atau sesuai ketentuan dari Departemen Agama. 6) Biaya penutupan rekening karena batal Rp25.000,-. f. Tabungan Kurban BSM Tabungan Kurban BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang
bertujuan
membantu
nasabah
dalam
perencanaan
dan
pelaksanaan ibadah kurban dan aqiqah. Dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah 2) Hanya dapat diambil pada saat akan melakukan ibadah kurban atau aqiqah 3) Minimum setoran awal Rp50.000,4) Minimum setoran berikutnya Rp25.000,5) Minimum saldo setelah pelaksanaan Aqiqah dan ibadah Kurban Rp50.000,g. Tabungan BSM Investa Cendekia Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan berjangka dalam valuta rupiah dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) yang dilengkapi perlindungan asuransi. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah 2) Periode Tabungan : min. 1 tahun sampai dengan 20 tahun
30
3) Usia nasabah : min. 17 tahun dan maks. 55 tahun (Catatan: usia masuk ditambah periode kontrak sama atau tidak melebihi 60 tahun) 4) Saldo minimal : Rp1.000.000,5) Setoran bulanan : min Rp100.000,- s/d Rp4.000.000,-. h. Giro BSM Giro BSM adalah sarana penyimpanan dana yang disediakan bagi nasabah
dengan
pengelolaan
berdasarkan
prinsip
wadiah
yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diperlalukan sebagai titipan yang dijaga keamanan dan ketersediaanya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yaddhamanah 2) Tersedia dalam valuta rupiah 3) Penarikan dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro atau alat perintah bayar lainnya 4) Nasabah giro perorangan dapat diberikan fasilitas ATM BSM sebagai sarana penarikan uang tunai 5) Sesuai kebijakan bank, nasabah dapat memperoleh bonus sebagai imbalan terhadap dana yang dititipkan kepada bank.
31
i. Deposito BSM Deposito BSM adalah produk investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah. Karakteristik: 1) Jangka waktu yang fleksibel antara 1, 3, 6 dan 12 bulan 2) Deposito tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo 3) Fasilitas Automatic Roll Over 4) Bagi hasil dapat menambah pokok deposito, ditransfer, atau dipindahbukukan ke rekening tabungan atau giro.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent variable) dengan variable terikat (dependent variable), yaitu Pengaruh Prinsip Jual Beli Pembiayaan Murabahah dan Istishna Terhadap Laba Bersih Yang Diperoleh Bank Syariah.
C. Hipotesis Berdasarkan hipotesis penelitian serta diopersionalisasi variabel penelitian, maka hipotesis yang diajukan akan diuji menggunakan program SPSS 16. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna sebagai bahan variabel
32
independen (variabel X) dan Laba bersih sebagai variabel dependen (variabel Y). Setelah variabel-variabel penelitian dapat diketahui, maka perumusan H0 dan Ha dapat ditulis sebagai berikut: H0 : Pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna tidak mempunyai pengaruh dengan laba bersih yang diperoleh Bank Syariah Mandiri. Ha : Pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna mempunyai pengaruh dengan laba bersih yang diperoleh Bank Syariah Mandiri.
D. Sample Penelitian Sample penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan (Laba Rugi) bulanan PT Bank Syariah Mandiri dari bulan Januari 2006 – Desember 2009.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variable yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel bebas (independent variable) Dalam penelitian ini variable bebasnya (independent variable) adalah pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dan angka pada skala rasio menunjukan nilai sebenarnya dari obyek yang diukur.
33
2. Variabel terikat (dependent variable) Laba bersih yang diperoleh Bank Syariah merupakan variabel terikat (dependent variable). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dan angka pada skala rasio menunjukan nilai sebenarnya dari obyek yang diukur.
F. Definisi Operasional Variabel 1. Pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna : jumlah pendapatan yang diterima berdasarkan pembagian laba keuntungan proyek yang dijalankan (Abdurrahman, 2003). 2. Laba bersih: selisih antara total pendapatan dikurangi dengan total biaya (Hanafi dan Abdul Halim, 2006)
G. Metode Pengumpulan Data 1. Penelitian Kepustakaan Yaitu mengumpulkan data dengan cara membaca literatur-literatur, dan buku-buku mengenai teori-teori dan hal-hal lain yang berhubungan erat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penelitian yang akan dibahas. Penelitian kepustakaan juga bertujuan memenuhi landasan teoritis untuk mendukung penelitian ini.
34
2. Penelitian Lapangan Teknik pengumpulan data melalui penelitian lapangan diperoleh melalui data sekunder yaitu dengan mengambil data-data dari internet melalui situs www.syariahmandiri.co.id
H. Metode Analisis Data Data yang diperoleh penulis berupa data dari laporan keuangan yaitu laporan laba rugi, dimana data tersebut adalah data yang diperoleh sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, kemudian dilakukan analisis. Analisis yang dilakukan terdiri dari :
1. Analisis Statistik Deskriptif Merupakan analisis data dengan berdasarkan angka – angka prosentase, frekuensi, rata – rata, diagram atau grafik dimana untuk mengolahnya dapat digunakan statistic deskriptif. Dalam penelitian ini yaitu dalam menguraikan berupa pertumbuhan laba dan rasio – rasio keuangan yang digunakan.
2. Uji Asumsi Klasik Karena uji asumsi klasik cukup kompleks dan bervariasi maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
35
a. Uji Normalitas Data Digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, dimana model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variable bebas. Jika variable bebas saling berkorelasi, maka variable ini tidak orthogonal. Variable orthogonal adalah variable bebas yang nilai korelasi antar sesama variable bebas sama dengan nol. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regersi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
36
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lain. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya.
3. Uji Hipotesis a. Uji F (ANOVA) Digunakan untuk menghitung dan membuktikan bahwa korelasi secara strategic signifikan atau tidak signifikan, maka dilakukan dengan pengujian signifikasi terhadap koefisien korelasi ganda. Jika signifikasi F stat ≤ 0,05 ; Ho ditolak, Ha diterima Jika signifikasi F stat > 0,05 ; Ho diterima, Ha ditolak Dari uji F akan diputuskan untuk menerima atau menolak hipotesa yang diajukan: 1) Bila signifikasi F dihitung < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti semua variabel independen secara bersama – sama terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) Bila signifikan F hitung > 0,05, maka Ho gagal ditolak dan Ha gagal diterima. Ini berarti semua variabel independen secara
37
bersama – sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji t (uji individu) Uji individual yaitu uji statistik bagi koefisien regresi dengan hanya satu koefisien regresi yang mempengaruhi Y. Ho
: Tidak ada pengaruh antara antara X dan Y
Ha
: Ada pengaruh antara X dan Y
Ho ditolak (Ha diterima) apabila signifikansi to < 0,05 Ho diterima (Ha ditolak) apabila signifikansi to > 0,05 Dari uji-t akan diputuskan untuk menerima atau menolak hipotesa yang diajukan: 1. Bila signifikansi t hitung < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti jika variabel independen diuji secara partial terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Bila signifikansi t hitung > 0,05, maka Ho gagal ditolak dan Ha gagal diterima. Ini berarti jika variabel independen diuji secara partial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. c. Uji Regresi Linier Berganda Uji regresi linier berganda digunakan oleh peneliti bermaksud meramalkan
bagaimana
keadaan
(naik
turunnya)
variabel
dependen, bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor
38
prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi uji akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.
Persamaan regresi linier berganda adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn Dimana: Y
: Pertumbuhan Laba tahun 2006 sampai 2009
a
: Konstanta
b1X1 ... n : Pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna.