BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon. Peneliti memilih tempat tersebut dengan alasan: (1) pada saat observasi peneliti menemukan sikap pasif dan bosan dari siswa saat proses belajar berlangsung, karena pembelajaran yang tidak melibatkan gerak aktif siswa secara langsung pada proses pembelajaran, (2) selain itu lokasi sekolah yang dijadikan tempat penelitian mudah dijangkau oleh peneliti yang dekat dari tempat tinggal peneliti. 2. Subjek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa teka teki silang, dengan jumlah siswa sebayak 30 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) Siswa-siswi kelas V di SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon dengan melihat data nilai Bahasa Indonesia kurang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah, yakni sebesar 70 bila di bandingkan dengan nilai-nilai mata pelajaran lain. 2) Pembelajaran kelas V di SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon masih lebih menitik beratkan kepada penanaman konsep Bahasa Indonesia tanpa adanya keterlibatan siswa dalam 17 Nindia Darnoto, 2014 PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
18
memahami materi sinonim dan antonim, maka dari itu suatu inovasi baru jika menggunakan metode permainan bahasa teka teki silangdalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi sinonim dan antonim untuk memperoleh kegembiraan sebagai fungsi bermain, dan melatih keterampilan berbahasa sebagai materi pelajaran yang melibatkan peran siswa melakukan sendiri permainan, sehingga pembelajaran tersebut lebih tereksplorasi dan dirasakan oleh siswa karena siswa sendiri yang melakukan permainannya.
B. METODE PENELITIAN Menurut Trianto (2011:13) penelitian tindakan kelas berasal dari istilah Bahasa Inggris classroom action research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Bahkan Trianto (2011: 16) menuturkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian kualitatif yang dilakukan oleh guru sendiri ketika mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran dan mencarikan solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajarannya. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar (2007: 197) menyimpulkan bahwa PTK berasal dari bahasa inggris Classroom Action Research (CAR), menurut TIM Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar bahwa; Dalam bahasa Inggris Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diartikan dengan Classroom Action Research (CAR). Dari sisi namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya. Karena itu Arikunto, dkk (2006), Aqib (2007), Madya (2006) mengemukakan bahwa ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas. Sehubungan dengan itu, maka Arikunto dkk (2006) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
19
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Karena itu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang dilakukan di dalam kelas melalui refleksi, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja pembelajaran guru dengan menggunakan metode permainan bahasa, sehingga kesulitan siswa dalam memahami materi sinonim dan antonim dapat teratasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
C. MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Ada beberapa macam pola pelaksanaan PTK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, tetapi yang paling terkenal ada lima model, yaitu: Model Kurt Lewin (1946), Model Ebbut (1985), Model Kemmis & Taggart (1988), Model Elliot (1991), dan Model Mc Kernan (1991). Penelitian tindakan kelas yang diambil oleh peneliti adalah model PTK menurut Kurt Lewin (1946). Menurut Kurt Lewin dalam Trianto (2011: 29-30) konsep pokok action research terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Alasan peneliti menggunakan PTK model Kurt Lewin (1946) dikarenakan model ini yang menjadi dasar dari berbagai model action research, terutama classroom action research (CAR). Kurt Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action research. Adapun tindakan keseluruhan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti yang di kembangkan oleh Kurt Lewin (1946) adalah sebagai berikut:
20
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin (1946) Dalam Trianto (2011: 30) Refleksi
Refleksi
Refleksi
Refleksi
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Tindakan
Terus menerus
Berikut ini merupakan alur Penelitian Tindakan Kelas kegiatan belajar siswa materi sinonim dan antonim di kelas V dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang:
21
Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan Metode Permainan Bahasa Teka-Teki Silang Pada Materi Sinonim dan Antonim (Sumber: modifikasi peneliti) Pra Siklus
-
-
Observasi Pendekatan pembicaraan dengan Kepala Sekolah dan guru bidang studi Pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
Refleksi Diskusi dan evaluasi untuk mencari solusi dalam mengatasi masalah.
Siklus I
Rencana Menyusun RPP materi sinonim dan antonim menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang Menyusun lembar observasi yang akan dijadikan penilaian dan lembar evaluasi
Tindakan Melakukan tindakan kegiatan pembelajaran mengenai materi sinonim dan antonim.
Refleksi Menganalisis dan mengevaluasi hasil tindakan pembelajaran.Apakah ada peningkatan hasil tindakan.Apabila hasil tindakan belum maksimal maka dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
Observasi Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan pedoman observasi.
-
-
Jika hasil pembelajaran belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal untuk keperluan penelitian, maka dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
22
D. DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan model PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2011: 29) yang terdiri atas empat tahap di tiap-tiap siklusnya, yaitu antara lain: 1. Perencanaan Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimaa tindakan tersebut akan dilakukan. 2. Tindakan Implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu melakukan tindakan di kelas. 3. Pengamatan (Observasi) Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan. 4. Refleksi Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi, tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Apabila hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal belajar bahasa Indonesia yaitu sebesar 70, maka guru dan peneliti perlu mempersiapkan rencana tindakan selanjutnya untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II dan seterusnya.Untuk keperluan penelitian, maka nilai kriteria ketuntasan minimal belajar bahasa Indonesia yang dibutuhkan sebesar 85.
E.
Definisi Operasional
23
Metode permainan bahasa adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan. Caranya adalah dengan menggunakan permainan sebagai suatu bantuan bagi siswa untuk memahami materi dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar. Salah satu permainan yang digunakan dalam penelitian ini adalah permaina bahasa teka-teki silang. Teka-teki silang adalah permainan dimana siswa harus mengisi ruang kosong dengan huruf-huruf untuk selanjutnya dijadikan sebuah kata berdasarkan petunjuk yang telah diberikan.Petunjuk biasanya dibagai kedalam kategori mendatar dan menurun tergantung pada posisi kata yang harus diisi. Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah materi sinonim dan antonim.Sinonim berartikan persamaan kata, sedangkan antonim memiliki arti lawan kata.Dalam kenyataannya ditemukan bahwa siswa memiliki kesulitan ketika dihadapkan dengan materi sinonim dan antonim, oleh karena itu peneliti ini melakukan penelitian dengan sinonim dan antonim sebagai materi utama dalam meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang.
F. INSTRUMEN PENELITIAN Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka pada penelitian ini diperlukan instrumen atau alat pengumpul data yaitu: 1. Instrumen Tes Suharsimi Arikunto (2009: 53) mendefinisikan tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Cece Rakhmat (2006: 5) mendefinisikan tes sebagai alat yang digunakan
dalam
pengukuran.Tes
dipergunakan
untuk
mendapatkandata mengenai peningkatan hasil belajar siswa, terdapat tiga bentuk tes yaitu tes tulis, tes lisan dan perbuatan.
24
Selanjutnya tujuan diadakannya tes ini sebagai alat pengukur untuk mengetahui keberhasilan prestasi hasil belajar siswa dari siklus ke-I sampai dengan siklus ke-III.Dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar untuk mengukur kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sinonim dan antonim. Peneliti menggunakan tes tertulis model isian dengan jumlah soal sepuluh untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada penguasaan dan pemahaman materi sinonim dan antonim. Tes isian ini termasuk kedalam tes subjektif (subjective test).Di bawah ini adalah kisi-kisi soal tes setiap siklus dalam penelitian. 2. Observasi Observasi
adalah
dasar
semua
ilmu
pengetahuan,
pernyataan ini diungkapkan oleh Nasution (1998) dalam Sugiyono (2010: 310).Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian untuk mengetahui data tentang sikap siswa dalam belajarnya, sikap guru dalam mengajarnya, serta interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, dan juga untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperbaiki, dipertahankan atau ditingkatkan pada pembelajarannya selanjutnya. Pengumpulan data objektif dari kegiatan belajar mengajar seperti yang sudah disepakati bersama selanjutnya akan dinalisis dalam diskusi balikan sesudah tampilan pembelajaran selesai. Guru dan
pengamat
akan
mempelajari
bersama
hasil
observasi,
menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan atau keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan, dan mendiskusikan langkah-langkah berikutnya.
25
Hubungan antar guru yang melaksanakan pembelajaran dengan pengamat atau observer harus dalam situasi saling percaya dan saling membantu untuk menghasilkan interaksi yang positif.Dan fokus penelitian adalah untuk memperbaiki pembelajaran di kelas, serta mendukung strategi atau teknik-teknik belajar mengajar, bukan untuk mengkritik pola perilaku guru yang kurang berhasil. Di bawah ini merupakan tabel pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang.
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Menggunakan Metode Permainan Bahasa Teka-teki Silang Petunjuk: Berilah tanda chek list/centang () pada kolom deskriptor yang tampak. No 1
Aspek yang di amati/
Deskriptor
Deskriptor
yang tampak
Membuka Pelajaran: 1) Komitmen belajar 2) Mengatur Posisi duduk 3) Peraturan permainan
2
Instruksi: 1) Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil 2) Menyusun
teka-teki
sederhana 3) Membagi lembar tekateki 3
Pelaksanaan: 1) Membaca
aturan
Jumlah Aspek
26
pengisian teka-teki 2) Mengisi
teka-teki
silang dari bacaan 3) Memerhatikan kerjasama siswa 4
Penilaian: 1) Memberi
hadiah
kepada kelompok yang mengerjakan
paling
cepat dan benar 2) Menjawab
bersama-
sama isian teka-teki 3) Melakukan refleksi Jumlah Rata-rata
Sumber: Diadaptasi dari Eman (24 April 2013) dimodifikasi oleh peneliti emanpgsdchelsea.blogspot.com (22 April 2014) Keterangan: Skala penilaian yang digunakan yaitu nilai 1 sampai 4 Nilai 1 : Jika ada satu indikator yang tampak Nilai 2 : Jika ada dua indikator yang tampak Nilai 3 : Jika ada tiga indikator yang tampak
Tabel 3.2 Pedoman Hasil Penilaian Observasi Aktifitas Siswa Dalam Materi Sinonim dan Antonim dengan Menggunakan Metode Permainan Bahasa (teka-teki silang) Hari/ tanggal
: ………………………………
Siklus
: ………………………………
27
Kelas
:V
Petunjuk
1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = baik 4 = sangat baik Aspek Yang Dinilai
No
Nama Siswa
Keaktifan Mengajukan Pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat
Kecepatan siswa dalam menentukan kata bersinonim & berantonim
A
B
C
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
Ketepatan siswa dalam menentuka n kata bersinonim & berantonim D 4
1
2
Jumlah
3
4
Jumlah Rata-rata
Sumber: Modifikasi peneliti Data yang diperoleh dari hasil observasi pada saat proses kegiatan pembelajaran menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang, mencakup empat aspek yang diamati pada saat observasi berlangsung, setiap aspeknya terdiri dari tiga deskriptor, dengan kategori penilaian satu sampai dengan empat. Berikut ini adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang. Data
Nilai
28
diambil dari empat aspek, dan setiap aspek memiliki tiga deskriptor dengan kategori penilaian satu sampai dengan tiga.
Banyaknya aspek yang diperoleh × 100% Jumlah aspek
Kriteria penilaian (Suharsimi Arikunto) : 90 – 100 = Sangat baik 75 – 89 = Baik 65 – 74 = Cukup 5 – 64 = Kurang 49
Dan untuk perhitungan nilai rerata pedoman observasi aktifitas siswa dalam permainan bahasa teka-teki silang pada materi sinonim dan antonim, yaitu :
Banyaknya aspek yang diperoleh × 100% Jumlah aspek
Kriteria penilaian: 90 – 100 = Sangat baik 75 – 89 = Baik 65 – 74 = Cukup 5 – 64 = Kurang
29
3. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto: 231). Dalam penelitian ini untuk memperkuat data dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan foto sebagai dokumentasi hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti.Hasil dokumentasi merupakan salah satu data akurat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA Pengolahan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah yang ditempuh secara bertahap agar mendapatkan data yang lebih akurat. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Deskripsi Data Dalam penelitian ini, peneliti menyusun data dari setiap siklus berupa paparan data.Paparan data merupakan sutu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan grafik atau perwujudan lainnya. Tahap pra siklus sampai siklus III dipaparkan dengan cara menjabarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran guru dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silangpada materi sinonim dan antonim yang disusun untuk guru dan aktifitas belajar siswa kelas V SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon. 2. Analisis Data
30
Sugiyono (2010: 337) menjelaskan bahwa analisis data penelitian tindakan kelas dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode waktu tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan cara menghubungkan hasil penelitian yang telah didapat dengan teori-teori dari berbagai sumber. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2010: 37) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya mencapai tujuan. Langkah-langkah analisis ditunjukan pada gambar berikut:
Gambar 3.3 Komponen Dalam Analisis Data Periode
Reduksi Antisipasi
Selama
Setelah
Selama
Setelah
Kesimpulan/ Verivikasi Selama
Setelah
ANALISIS DATA
Display Data
Sugiyono (2010: 338) mengartikan bahwa reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi yang artinya reduksi data adalah proses penyederhanaan
data-data
yang
telah
dilakukan
melalui
seleksi,
pengelompokan data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. Data pada penelitian ini diperoleh dari: a) observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang b) observasi terhadap aktifitas belajar siswa pada materi sinonim dan antonim c) tes tulis untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi sinonim dan antonim Kemudian dirangkum dalam bentuk kesimpulan untuk menjawab hipotesis penelitian kali ini 3. Interpretasi Temuan-temuan yang ada diinterpretasi dengan merujuk kepada acuan teoritik tentang mengatasi kesulitan siswa pada materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa. Peneliti dalam proses ini berusaha untuk memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh. Data yang sudah terkumpul perlu diuji kredibilitasnya.Menurut Sugiyono (2010: 368) kredibilitas data merupakan kepercayaan terhadap data hasil penelitian.Data-data yang telah terkumpul diuji kredibilitasnya dalam bentuk triangulasi (data yang bermacam-macam). Triangulasi dalam pengujian kredibilitas pada penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil dari: a) observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang
b) observasi terhadap aktifitas belajar siswa pada materi sinonim dan antonim c) tes tulis untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi sinonim dan antonim Berdasarkan uraian diatas triangulasi yang digunakan peneliti berupa triangulasi sumber dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (observasi dan tes), terlihat pada gambar triangulasi data sumber. Gambar 3.4 Triangulasi Data Sumber
Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Observasi Aktifitas Belajar Siswa
Tes Hasil Belajar Siswa
Data yang sudah terkumpul dalam bentuk yang beraneka ragam atau dalam bahasa penelitian disebut triangulasi ini dibahas hasil penelitiannya dengan cara mengolah data hasil penelitian berdasarkan instrumen penelitian dan memberikan beberapa pendapat berdasarkan pada pemahaman peneliti yang ditunjang dengan teori dari beberapa tokoh dalam beberapa sumber untuk menghasilkan data yang valid dan konkrit.
4. Penarikan Kesimpulan Kemudian penyimpulan pada tahap ini merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk pertayaan atau kalimt secara singkat padat dan jelas untuk menjawab hipotesis dan tujuan penelitian.