41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya
untuk
menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya di kenal dengan Paradigma. Tohirin 1 mengatakan paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumah asumsi yang pegang bersama , konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian. Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu terstruktur ( bagian dari hubungannya ) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang di dalamnya ada kontek khusus atau dimensi waktu ). Baker dalam bukunya ‘Paradigma The Business Discovering the Future’ ( 1992 ), mendefiniskan paradigma sebagai seperangkat aturan tertulis atau tidak tertulis yang melakukan dua hal, yaitu : 1. hal itu membangun atau mendefinisikan batas-batas 2. Hal itu menceriterakan bagaimana seharusnya melakukan sesuatu didalam batas-batas itu agar bisa berhasil.2 Paradigma merupakan pola tentang bagaimana sesuatu distruktur atau bagaimana bagian-bagian berfungsi. Moleong3 mengatakan bahwa paradigma adalah contoh yang di terima tentang praktik ilmiah sebenarnya. Penelitian yang
Tohirin, M. Pd. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling (Jakarta: Rajagrafindo,2012) hal 16
1
2
Lexy J. Moleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,2013) hlm 49. Lexy J. Moleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,2013) hal 49. 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
pelaksanaannya didasarkan pada paradigm bersama berkomitmen untuk menggunakan aturan dan standar praktik ilmiah yang sama. Penelitian ini menggunakan paradigma Post Positivisme, karena dalam penelitian ini tidak membuat jarak dengan sumber yang di teliti, dimana hubungan peneliti dengan sumber harus bersifat interaktif. Paradigma post positivism merupakan perbaikan positivism yang di anggap memiliki kelemahan-kelemahan dan dianggap hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang di teliti. Secara etnologis, aliran post positivism bersifat critical realism dan menganggap bahwa realitas memang ada dan sesuai dengan kenyataan dan hukum alam tapi realitas tersebut dapat dilihat secara benar oleh peneliti. Secara epistomologis, modified dualis objectivist, hubungan peneliti dengan realitas yang di teliti bisa di pisahka tapi haus interaktif denga n subjektivitas seminimal mungkin. Secara metodologis adalah modified experimental manipulatif 4
3.2 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah Deskriptif. Dalam metode kualitatif, deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah di teliti. Seperti halnya metode penelitian lain, metode penelitian deskriptif selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan. Kriyantono5 mengatakan penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskriptf secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.
M.Fahri Husain, Jurnal Paradigma Positivisme dan Pospositivisme.Universitas Muhammadiah Tangerang.2013
4
5
Rachmat Kriyantono. Ph.D., Riset Komunikasi (Jakarta : Kencana) hal 69.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Kelebihan: 1. Metode ini membawa hasil penelitian yang ipogis dalam menyebarluaskan informasi atau menciptakan hubungan masyarakat yang baik 2. Metode ini sangat cocok untuk penyelidikan yang menyediakan standar ukuran normative 3. Beberapa masalah tidak dapat diteliti kecuali melalui rancangan deskriptif Kekurangan : 1. Metode ini mudah untuk disalahgunakan 2. Sering terjebak hanya pada upaya mengumpulkan informasi 3. Hasil generalisasi yang terlalu luas sehingga dianggap tidak penting 4. Memberikan informasi yang terbatas tentang pengaruh variable-variabel 5. Motivasi objek penelitian sering tidak konsisten 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif. Berdasarkan sejarah sosial , pendekatan kualitatif dibangun berdasarkan tradisi pemikiran Jerman yang lebih banyak mengadopsi pemikiran filsafat Plato yang humanistis. Sebagaimana diketahui bahwa pandangan Plato terhadap manusia lebih banyak menempatkan manusia sebagai makhluk yang humanistis daripada manusia sebagai homo Sapiens. Gagasan-gagasan Plato mempengaruhi Edmund Husserl, Martein Heidegger dan Merleau Ponty. Mereka adalah pelopor aliran fenomenologi, sebuah aliran filsafat yang mengkaji penampakan atau fenomena yang mana antara fenomena dan kesadaran tidak terisolasi satu sama lain melainkan selalu berhubungan secara diakletis. Jadi, dalam pandangan fenomenologi sesuatu yang tampak itu pasti bermakna menurut subjek yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
menampakkan fenomena itu, karena setiap fenomena berasal dari kesadaran manusia sehingga sebuah fenomena pasti ada maknanya.6 Emzir7 mengatakan bahwa kualitatif yang kurang bertumpu pada sumber-sumber informasi tetapi membawa ide-ide yang sama. Caswell menekankan suatu gambaran yang “kompleks dan holistic”, suatu rujukan pada naratif yang kompleks yang mengajak pembaca kedalam dimensi jamak dari sebuah masalah atau isu dan menyajikannya dalam semua kompleksitasnya. Metode
penelitian
kualitatif
selain
didasari
oleh
filsafat
fenomenologisme dan humanistis, juga mendasari pendekatannya pada filsafat lainnya, seperti empiris, idealisme, kritisme, vitalisme dan rasionalisme maupun humanisme. Dengan kata lain bahwa pandangan yang mengatakan hanya pendekatan kuantitatif ( positivisme ) yang mendasari pemikirannya terhadap empirisme, idealisme, kritisme dan rasionalisme adalah pandangan yang keliru, karena pada kenyatannya pendekatan kualitatif juga menggunakan semua pandangan filsafat yang juga digunakan oleh pendekatan kuantitatif, tentu dengan bentuk penafsiran yang sesuai dengan kepentingan fenomenologi, hal mana juga dilakukan oleh positivism terhadap paradigm kuantitatif ketika menafsirkan filsafat-filsafat yang mendesainnya.8 Pengaruh empirisme terhadap pendekatan kualitatif terletak pada bagaimana upaya pendekatan kualitatif memecahkan misteri makna berdasarkan pada pengalaman peneliti dan objek kajiannya. Pendekatan kualitatif memandang bahwa makna adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman seseorang Prof. Dr. H.M.Burhan Bungin,S.Sos.,M.Si,. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. (Jakarta: Kencana,2007) hal 3
6
77
Emzir, M.Pd. Metodologi Penelitian Kualitatif:Analisa Data (Jakarta: Rajawali,2014) hal 1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
dalam kehidupan sosialnya bersama orang lain. Makna bukan sesuatu yang lahir diluar pengalaman objek penelitiann atau peneliti, akan tetapi menjadi bagian terbesar dari kehidupan penelitian ataupun objek penelitian.
3.4 Subyek Penelitian Subjek penelitian terdiri informan-informan yang berhubungan dengan penelitian ini. Peneliti memilih informan-informan ini karena mereka mengetahui tentang Instagram Plaza Indonesia juga sekaligus para followers akun instagram. Berikut adalah informan dalam penelitian ini: 1. Riva Maulana adalah informan yang memiliki pengalaman langsung dalam pembuatan strategi promosi melalui Instagram Plaza Indonesia. Posisi informan ini adalah sebagai Marketing & Communication Section Head di Plaza Indonesia yang bertangung jawab atas segala bentuk kegiatan pemasaran dan komunikasi Plaza Indonesia Shopping Center 2. Hansen Andrea adalah seorang karyawan yang telah mengikuti akun Instagram Plaza Indonesia dan pengguna aktif instagram 3. Theodoring Lingga adalah seorang karyawati yang telah mengikuti akun Instagram Plaza Indonesia dan pengguna aktif instagram 4. Joy Budiana adalah seorang mahasiswa dan juga pengikut akun Instagram Plaza Indonesia dan juga pengguna aktif instagram. 5. Salvi Arzaharael adalah seorang pecinta fashion yang juga fashion designer dengan label SWANK dan juga pengguna aktif instagram
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
data
kualitatif
pada
penelitian
ini
adalah
menggunakan metode pengamatan wawancara bertahap dan mendalam ( in-depth
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
interview ). Terpenting dalam penjelasan ini adalah alasan ( reasoning ) mengapa metode itu dilakukan, pada bagian masalah yang mana yang harus dilakukan wawancara mendalam, dan bagian masalah mana yang dilakukan observasi partisipasi atau keduanya dilakukan bersama-sama. Atau, pengumpulan data perlu dilakukan dengan melibatkan beberapa orang penting untuk dilakukannya diskusi terfokus, atau diskusi-diskusi ini akan dilakukan untuk triangulasi saja dan alsebagainya, semua harus ada alasan yang jelas dan meyakinkan.9 Pada dasarnya , metode-metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif disebut juga adalah analisa data dengan kata lain prosedur metodis sekaligus juga adalah strategi analisis data itu sendiri, sehingga proses pengumpulan data juga sekaligus adalah proses analisa data. Dengan demikian , proses pengumpulan data juga sekaligus adalah proses analisa data, karena itu setelah data dikumpulkan maka sesungguhnya sekaligus peneliti sudah menganalisa datanya. Sumber data merupakan segala keterangan atau informasi mengenai hal yang berkaitan dengan dengan masalah yang di bahas. Dalam hal ini sumber data yang di gunakan adalah: 1. Sumber data primer Sumber data primer yaitu sumber data yang mempunyai kaitan langsung dengan masalah-masalah yang dibahas, data ini di peroleh dari data hasil wawancara yang mendalam. Wawancara mendalam
secara umum
adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambal bertatap muka antara pewawancara dengan narasumber atau orang yang di wawancarai dengan tanpa atau tanpa menggunakan pedoman ( guide ) wawancara, dimana pewawancara dan narasumber terlibat dalam 9
Sugiyono. Metode Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RFD (Bandung: Alfabeta,2009) hal 225
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
kehidupan sosial yang relative lama. Untuk itu kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan narasumber10 Seorang peneliti harus bisa menjaga alur wawancara dengan para narasumber. Proses wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan para narasumber-narasumber yang mendukung penelitian ini dimana peneliti memberikan kebebasan kepada narasumber untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Selanjutnya dibedakan antara responden ( orang yang akan di wawancarai hanya sekali ) dengan Informan ( orang yang ingin di ketahui/dipahami dan yang akan di wawancara beberapa kali ). Karena itu di sebut juga wawancara insentif ( Insentive-Interviews). Biasanya menjadi alat utama pada riset kualitatif yang di kombinasikan dengan observasi partisipan.11 Peneliti melakukan wawancara dengan memberikan pertanyaan seputar apa saja yang mereka ketahui tentang Instagram juga Plaza Indonesia. Selain itu trend apa saja yang sudah mereka dapatkan dengan menjadi followers Instagram Plaza Indonesia. 2.
Sumber data Sekunder Sumber data sekunder sumber data yang di gunakan secara tidak langsung dari permasalahan yang di bahas. Data ini diperoleh dari Company profile, buku-buku bacaan, tulisan ilmiah yang berkaitan dan relevan dengan objek penelitian yang akan di teliti
Prof. Dr. H.M.Burhan Bungin,S.Sos.,M.Si,. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. (Jakarta: Kencana,2007) hal 77
10
Sugiyono. Metode Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RFD. (Bandung: Alfabeta,2009) hal 102
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
3.6 Teknik Analisa Data Semua teknis analisa data kualitatif berkaitan erat dengan metode pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara maupun focus group discussion. Bahkan terkadang suatu teori yang dipilih berkaitan secara teknis degan metode pengumpulan data dan metode analisa data. Karena suatu teori biasanya pula menyediakan prosedur metodis dan prosedur analisis data. Dengan demikian , pengumpulan data ( wawancara dan observasi ) melalui tradisi teknik analisa data tersebut. Peneliti sebelumnya harus memilih teknik analisa yang akan digunakan ( karena jumlahnya sama ) sesuai dengan kecocokannya dengan objek penelitian. 12 Setelah melakukan teknik pengumpulan data tahap selanjutnya adalah teknik menganalisa data. Teknik analisa data adalah sebuah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Adapun tujuan dari analisa data adalah : 1. Data dapat diberi arti makna yang berguna dalam memecahkan masalah – masalah penelitian 2. Memperlihatkan hubungan –hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian. 3. Membuat kesimpulan dan saran-saran yang berguna bagi penelitian selanjutnya Berikut adalah tahap-tahap teknik analisa data yang melalui langkahlangkah berikut di bawah ini: 1. Reduksi data Data yang di peroleh dari lapangan cukup banyak jumlahnya, oleh karena itu perlu di catat secara teliti dan rinci. Perlu di lakukan analisa data melalui 12
Prof. Dr. H.M.Burhan Bungin,S.Sos.,M.Si,. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. (Jakarta: Kencana, 2007) hal 78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting , di cari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang di reduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan data selanjutnya. 2. Penyajian data Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi terhadap kata-kata dan tindakan para partisipan riset. Dengan memunculkan konsep dan teori ( atau teori berdasarkan generalisasi ) yang menjelaskan penemuan peneliti. Kemudian dilakukan pengkomunikasian makna temua pada laporan yang tertulis. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila di temukan buki-bukti yang kuat yang mendukung penemuan berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang di kemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data , maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.13
3.7 Teknik Keabsahan Data Pada pengertian yang lebih luas reliabilitas dan validitas merujuk pada masalah kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek penelitian. Kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sangat penting khususnya dalam
13
Prof.Dr.Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung :Alfabeta,2007) hal 247
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
penelitian ilmu-ilmu sosial karena pendekatan filosofis dan metodologis yang berbeda terhadap studi aktivitas manusia. Emzir 14 mengatakan ada empat kriteria untuk menilai kualitas penelitian kualitatif dan eksplisit menawarkannya sebagai alternative dari kriteria yang lebih berorientasi kuantitatif tradisional. Mereka merasa bahwa keempat kriteria mereka lebih baik mencerminkan asumsi-asumsi penting yang dilibatkan dalam banyak penelitian kualitatif. Mereka menyarankan kriteria dan kriteria kuantitatif “analogous” seperti terlihat dalam table berikut: Kriteria
Tradisional
Penilaian Kriteria Alternatif Penilaian Penelitian
Penelitian Kuantitatif
Kualitatif
Validitas Internal
Kredibilitas
Validitas Eksternal
Transferabilitas
Reliabilitas
Dependabilitas
Objektivitas
Konfirmabilitas
Kredibilitas ( Credibility ). Kredibilitas melibatkan penetapan hasil penelitian kualitatif adalah kredibel atau dapat di percaya dari perspektif dalam penelitian tersebut. Dari perspektif ini tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mendeskrisikan atau memahami fenomena yang menarik perhatian dari sudut pandang partisipan. Partisipan adalah satu-satunya orang yang dapat menilai secara sah kredibilitas hasil penelitian tersebut. Strategi untuk meningkatkan kredibilitas data meliputi pepanjangan pengamatan , ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi teman sejawat, analisa kasus negative dan memberchecking.
14
Emzir,M.Pd. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. (Jakarta: Rajawali Pers,2014) hal 78.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Transferabilitas ( Tranferability ). Kriteria transferability merujuk pada tingkan kemampuan hasil penelitian kualitatif dapat di generalisasikan atau di transfer kepada konteks atau seting yang lain. Peneliti dapat meningkatkan transferabilitas dengan melakukan suatu pekerjaan mendeskripsikan konteks peelitian dan asumsi-asumsi yang menjadi sentral pada penelitian tersebut. Dependabilitas ( Dependabbility ). Ide dependibilitas di pihak lain , menekankan perlunya peneliti untuk memperhitungkan konteks yang berubahubah dalam penelitian yang di lakukan. Penelitian bertanggungjawab menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam seting dan bagaimana perubahanperubahan tersebut dapat mempengaruhi cara pendekatan penelitian dalam studi tersebut Konfirmabilitas ( Confrmability ). Penelitian kualitatif cenderung berasumsi bahwa setiap peneliti membawa perspektif yang unik ke dalam penelitian. Kriteria konfirmabilitas atau objektivitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian dapat dikonfirmasikan oleh orang lain. Terdapat sejumlah
strategi
untuk
meningkatkan
konfirmabilitas.
Peneliti
dapat
mendokumentasikan prosedur untuk mengecek dan mengecek kembali seluruh data penelitian. Peneliti lain dapat mengambil suatu peran “devil’s advocate” terhadap hasil penelitian
dan proses ini dapat di dokumentasikan. Setelah
melakukan penelitian, seseorang dapat melakukan audit data yang menguji pengumpulan data dan prosedur analisa dan membuat penilaian tentang kemungkinan distorsi dan bias.
http://digilib.mercubuana.ac.id/