BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Subyek Penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diberikan pada anak kelompok B-3 TK KARTIKA SILIWANGI 9 yang berlokasi di Jl Raya Dayeuhkolot Asrama Yon zipur 3 Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung. Tahun Ajaran 2013/2014. Sedangkan yang menjadi subyek
penelitian ini adalah anak kelompok B
Melati sejumlah 14 orang anak, terdiri dari 8 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Data murid TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot Kelompok B Melati yang menjadi subyek penelitian. Tabel 3.1 NO
Nama Anak
Jenis Kelamin
1.
AR
Perempuan
2.
DA
Perempuan
3.
FD
Laki-laki
4.
FG
Laki-laki
5.
GA
Laki-laki
6.
LN
Perempuan
7.
M
Perempuan
8.
MA
Perempuan
9.
MRA
Laki-laki
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
10.
PA
Perempuan
11.
RA
Laki-laki
12.
RB
Laki-laki
13.
WP
Laki-laki
14.
AZ
Laki-laki
B.Metodologi Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan
yang diterapkan pada suatu subyek
penelitian di kelas tersebut, dengan tujuan untuk peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisidan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik ( Trianto,2011:13-14). Arikunto (2010:130) menjelaskan penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata, makna setiap kata tersebut adalah: 1. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu obyek menggunakan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi penulis. 2. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
3. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru, kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Sedangkan Hopkin dalam Danim
(2010 : 85 ) menyebutkan
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang berorentasi pada penerapan tindakan dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan masalah pada suatu kelompok, subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau
penyesuaian kondisi dan situasi
sehingga diperlukan hasil pembelajaran yang lebih baik. Jhon Elliot dalam Trianto (2011: 15) mempopulerkan penelitian tindakan ini sebagai metode bagi guru untuk melakukan penelitian di dalam kelas sekaligus sebagai perancangnya. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Arifin dalam Trianto (2011:21-22) ada 7 yaitu: 1. Strategi Penelitian Kualitatif dengan model konstruktivis, yang digunakan untuk mendeskripsikan dan pengambilan keputusan secara kritis berdasarkan rekaman, pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan dan hasil tindakan. 2. Siklus dan Sikuensial. Siklus, artinya pelaksanaan PTK sifatnya berulangulang, yaitu dari tujuan, ke-perencanaan, ke-pemberian tindakan, pengamatan (observasi) ke refleksi, kemudian ke-perencanaan (revisi perencanaan) dan seterusnya. 3. Longitudional, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu secara kontinue untuk memperoleh data yang diperlukan. Lamanya waktu tergantung pada masalah penelitian yang akan dikaji. 4. Partikular-Spesifik, artinya hasil PTK tidak dimaksudkan untuk menggeneralisasi penemuan dalam rangka merumuskan dalil, teori atau hipotesis yang berlaku untuk semua situasi. Karena PTK sifatnya untuk Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
mencari jalan pemecahan praktis, hubungan antara yang diteliti dengan peneliti tidak ada jarak (menyatu). 5. Partisipatoris, artinya proses PTK itu tidak hanya diarahkan pada upaya perubahan cara belajar siswa, tetapi juga guru (sebagai peniliti dan pengajar yang diteliti) harus terjadi perubahan ke arah yang lebih baik (berkualitas). 6. Kolaboratif atau kooperatif, artinya proses PTK selalu terjadi kerjasama antar guru atau antar peneliti, atau antara peneliti dengan pihak-pihak terkait. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka mencapai keabsahan data.. 7. Bertujuan mengubah keadaan nyata sehari-hari di kelas, artinya proses PTK diarahkan pada upaya mengubah proses pembelajaran di kelas yang lebih baik, lebih bermutu lebih sesuai dengan tuntutan jaman, bukan untuk menemukan teori baru atau menguji teori. Dari uraian tentang pengertian dan karakteristik tentang PTK dapat dikemukakan beberapa urgensi PTK bagi pengembangan kualitas proses belajar mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Trianto (2011: 23-24 ) yaitu sebagai berikut : 1. Aspek diagnostic action, artinya setiap guru dalam menjalankan peran/fungsinya
disekolah
akan
menemukan
beragam
masalah
pembelajaran (unik dan kompleks), guru dituntut bisa melakukan PTK untuk mencari solusi mendiagnosa secara tepat (bermutu) dalam menghadapi beragam problem pembelajaran. 2. Aspek Inovation action, artinya setiap guru harus selalu berusaha untuk melakukan tindakan pembaruan (inovasi) dalam PBM jadi PTK yang dilakukan harus ada hubungan dengan upaya inovasi di bidang akademik (pembelajaran). 3. Aspek participant action, artinya setiap tindakan menuju suatu perubahan yang bermutu, harus melibatkan (partisipasi) semua individu yang terkait.
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
4. Aspek pengembangan profesi, artinya PTK sangat tepat (fungsional) dalam upaya peningkatan kemampuan rasional guru untuk menjalankan profesinya. 5. Aspek The Need for Achievment (N’Ach), artinya apabila setiap guru telah terbiasa untuk melakukan PTK, secara tidak langsung guru tersebut telah terbiasa untuk terus mengasah kemampuan dirinya dalam rangka meraih prestasi demi prestasi dalam profesinya, sehingga obsesinya selama berkarir di dunia guruadalah “semangat dan kebutuhan untuk berprestasi” terus menerus sepanjang karier. C..Desain Penelitian Trianto (2011:29) menjelaskan PTK mempunyai banyak model sehingga peneliti dapat memilih salah satu model yang sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam pemilihan model tidak ada pertimbangan baku dan peneliti dapat memilih salah satu model yang sesuai dengan tingkat kemampuan. Ada beberapa macam pola PTK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, tetapi yang paling terkenal ada 5 (lima) model yaitu: model Lewin, model Mckenan, model Ebbut, model Elliot dan model Kemmis & Mc Taggart model-model tersebut memiliki pola dasar yang sama, yaitu serangkaian kegiatan peneliti berupa rangkaian siklus di mana pada setiap akhir siklus akan membentuk siklus baru hasil revisi/perbaikan, dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan peneliti sebanyak dua siklus. Siklus yang digunakan adalah siklus penelitian model Kemmis & Mc, Taggart, yang pada setiap siklusya mengandung unsur perencanaan pelaksanaan, observasi dan refleksi Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Trianto (2011: 36 ) langkahlangkah yang dilakukan dalam penelitian ini disusun dalam empat tahapan yakni:
1) tahap menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan
perencanaan 2) tahap pelaksanaan tindakan. 3) tahap pengamatan/observasi d) tahap refleksi dan refleksi yang selanjutnya akan diikuti dengan siklus berikutnya, siklus ini akan dilaksanakan secara kontinue sampai peneliti
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
menemukan solusi yang dapat mengubah proses pembelajarn ke arah yang lebih baik dan optimal sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki dan diselesaikan dengan optimal. Adapun alur tahapan atau fase pada setiap siklus sebagaimana ditunjukkan pada bagan berikut ini.
perencanaan
Siklus 1
Pelaksanaan
Refleksi Pengamatan
Perencanaan
Siklus 2
Pelaksanaan
Refleksi Pengamatan ?
Gambar 3.2 Bagan spiral model Kemmis dan Mc Taggart: ( Dalam Arikumto, 2010 : 137 ) Penjelasan dari bagan tersebut adalah: 1.Tahap Perencanaan Peneliti menentukan titik-titik atau fokus peristiwa yang
perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
selama tindakan berlangsung, pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera guru agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar. 2.Tahap Pelaksanaan Tindakan Adalah implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar. Membuat modifikasi diperbolehkan asal jangan mengubah prinsip. 3.Tahap Pengamatan Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yang dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Guru sebagai pengamat melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung dan guru mencatat apa yang terjadi. 4.Tahap Refleksi Adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah “memantul”, dalam hal ini guru pelaksana seolah memantulkan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan, tetapi juga dihadapan subjek yang terlibat dalam penelitian. Sehingga akan menemukan apa yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Sesuai dengan model tersebut maka langkah awal kegiatannya adalah sebagai berikut : (1) permohonan izin penelitian, (2) observasi untuk mengetahui kondisi awal pelaksanaan pembelajaran berhitung permulaan di TK Kartika Siliwangi 9 kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, (3) Identifikasi permasalahan dalam
pembelajaran
mengenai
kemampuan
berhitung permulaan, (4) merumuskan penerapan media manik-manik dalam pembelajaran berhitung permulaan, (5) melakukan kolaburasi antara peneliti dan guru dalam penerapan media manik-manik untuk meningkatkan
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
kemampuan berhitung permulaan, (6) melaksanakan tindakan kelas serta menetapkan teknik pengamatan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, dimana masing – masing siklus mempunyai empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi dimana masing-masing siklus terdiri dari dua tindakan. Berikut ini diuraikan setiap tahap dan uraian kegiatan sebagai berikut: 1. Observasi awal Pada tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengambil data objektif mengenai kemampuan berhitung anak di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Rendahnya kemampuan berhitung yang disebabkan oleh keterbatasan media penunjang dalam proses belajar sehingga mengakibatkan anak tidak terlibat secara aktif , anak merasa bosan dan stimulus yang diberikan oleh guru tidak tersampaikan dengan optimal. Setelah mengetahui fokus permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti melakukan tahapan sebagai berikut: 2. Siklus Pertama 1) Tahap Perencanaan Peneliti menyiapkan bahan – bahan penelitian sebelum melakukan penelitian
di
lapangan
seperti
menyiapkan
surat
izin
penelitian,
mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital / Hp, menetapkan indikator dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH). Gurudan peneliti melakukan diskusi untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus pertama, baik itu dari segi strategi, ataupun cara penyampaian guru dalam kegiatan berhitung permulaan anak TK melalui media manikmanik setelah itu guru dan peneliti membuat skenario pembelajaran dengan cara membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian), menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan berupa manik-manik, juga menyiapkan pedoman observasi untuk mengamati proses dan hasil tindakan.
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
2)Tahap Tindakan/pelaksanaan Peneliti
sebagai
guru
melaksanakan
tindakan
yang
sudah
direncanakan sebelumnya dengan mengacu pada rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dibuat dan disepakati bersama dengan kepala sekolah. Peneliti menggunakan catatan lapangan dan dokumentasi guna merekam setiap kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pemberian tindakan sedang berlangsung. Pada tahapan ini guru melakukan kegiatan: a) pelaksanaan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan sebelumnya, b) mengkondisikan siswa kedalam empat kelompok, c) setiap kelompok melakukan kegiatan berhitung permulaan dengan media manikmanik sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan yaitu dengan cara dihitung dan dironce menggunakan benang / knur lalu disuruh untuk menyebutkan urutan angka-angkanya dari 1-10 kemudian 1-20 dilanjutkan dengan memasangkan lambang bilangan 1-10 lalu 1-20 dengan manik-manik,d) membimbing siswa dalam kegiatan permainan, dan
e) melakukan tahap
evaluasi. 3)Tahap Pengamatan/observasi. Peneliti melakukan pengamatan (pengambilan data) dan peristiwa yang terjadi di kelas selama tindakan berlangsung, baik itu dari situasi kelas, perilaku dan sikap anak, penyampaian atau pemberian penjelasan guru pada anak, dan penyerapan anak pada kegiatan berhitung permulaan melalui media manik-manik
yang
diberikan.
Pengambilan
data
dilakukan
dengan
menggunakan pedoman observasi dan catatan lapangan. 4)Tahap Refleksi. Peneliti sebagai guru beserta kepala sekolah melakukan pengkajian terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan berdasarkan data-data yang sudah terkumpul. Apabila ditemukan masalah pada saat refleksi maka guru melakukan evaluasi dan mencoba untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan tersebut dengan cara membuat perencanaan ulang, tindakan ulang,
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
pengamatan dan refleksi ulang
untuk siklus
berikutnya,
sehingga
permasalahan dapat teratasi. 3. Siklus kedua Sebagaimana pada siklus pertama, tahapan tindakan pada siklus kedua pun meliputi: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap pengamatan atau observasi, dan 4) tahap evaluasi. 1)Tahap Perencanaan Tahapan
perencanaan kegiatan meliputi: 1) persiapan pembelajaran
bermain dengan media manik- manik, b) penyediaan alat peraga yang diperlukan yaitu manik- manik dan perlengkapannya, c) pembuatan lembar penilaian siswa, dan d) penyusunan alat evaluasi pada salah satu instrumen penilaian pada siklus kedua. 2)Tahap Tindakan/pelaksanaan Pada tahapan pelaksanaan tindakan siklus kedua, kegiatannya tidak jauh dari
tindakan
pada siklus pertama,yakni: a) pelaksanaan rencana
pembelajaran atau Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan sebelumnya, b) mengkondisikan siswa ke dalam empat kelompok, c) setiap kelompok melakukan kegiatan berhitung permulaan dengan media manikmanik sesuai aturan yang telah dijelaskan yaitu setiap anak mencoba untuk melakukan dan menyebutkan hasil penambahan 1-10 kemudian 1-20 dilanjutkan dengan melakukan dan menyebutkan hasil pengurangan 1-5 kemudian 1-10 dengan manik-manik, d) membimbing siswa dalam kegiatan permainan, dan e) melakukan evaluasi.
Namun untuk lebih memotivasi
anak maka peneliti/guru pada akhir kegiatan memberi kesempatan kepada masing- masing anak untuk membuat gelang dan diberikan sebagai hadiah bagi anak yang mampu melaksanakan kegiatan tampa bantuan / mandiri. 3)Tahap Pengamatan/observasi
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan menilai mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat peneliti sesuai atau tidak di dalam pelaksanaannya, kemudian mengamati mengenai proses belajar dan hasil belajar peserta didik. 4)Tahap Refleksi Peneliti sebagai guru beserta kepala sekolah melakukan pengkajian terhadap tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan data- data yang sudah terkumpul. Apabila ditemukan masalah pada saat refleksi maka guru melakukan evaluasi dan mencoba untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan tersebut dengan cara membuat perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan dan refleksi
ulang
untuk
siklus
berikutnya,
sehingga
permasalahan dapat teratasi. D.Penjelasan Istilah Di bawah ini akan didefinisikan variabel-variabel yang ada pada penelitian yaitu: 1. Kemampuan berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan seperti menjumlah, mengurangi, serta memanipulasi bilangan dan lambang-lambang matematika, adapun indikator kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu: membilang/menyebut urutan bilangan 1 sampai 20, membuat urutan bilangan 1-20 dengan bendabenda (anak tidak disuruh menulis), menyebutkan hasil penambahan sampai 20 dan menyebutkan hasil penguruangan sampai 10 (Depdiknas, 2007).
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
2. Manik-manik
Gambar 3.1 Manik-manik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah butir kecilkecil dari merjan, karang dan sebagainya, diberi berlobang dan dicocokan untuk perhiasan, kalung dan sebagainya(KBBI,2014). Berdasarkan catatan, manik-manik dibuat dari aneka bahan yang banyak dikenal seperti dari batu-batuan, kaca, keramik, logam, kerang, tulang, gading, kayu, getah kayu, biji-bijian, merjan dan bahan lainnya. Manik-manik termasuk benda sejarah paling tua, karena berdasarkan artefak manik yang ditemukan ada yang terbuat dari bahan campuran seperti yang ditemukan di Tel Arpuchiyah Mesopotamia (4000 SM) terbuat dari batu peninggalan Dinasti Firaun.(Kompas,2014). E.Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah, dengan demikian maka dapat dikatakan “Penulis di Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
dalam menerapkan metode penelitian menggunakan isntrumen atau alat, agar data yang diperoleh lebih baik” (Arikunto, 2010:205). Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1. Lembar Pedoman Observasi Lembar observasi merupakan panduan dalam melakukan penilaian terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati, indikator-indikator tersebut sudah didaftar dan diatur secara sistemati menurut kategorinya. Bentuk lembar observasi berbentuk daftar cek list “√” pada kategori penilaian, kategori penilaian terdiri dari’’3
“
untuk anak yang mampu
melaksanakan kegiatan tanpa bantuan/mandiri. “ 2 masih dibantu guru dalam melaksanakan kegiatan dan”1
” untuk anak yang ” untuk anak
yang sama sekali tidak mampu dalam melaksanakan kegiatan. Adapun obyek atau sasaran yang diamati adalah perilaku atau aktifitas anak dalam proses pembelajaran. 2. Lembar Pedoman Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan sebagai catatan tambahan apabila terdapat kejadian kegiatan yang tidak tercatat dalam lembar observasi kejadian kegiatan tersebut dapat berupa aktivitas siswa serta permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap siklus pembelajaran.
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
F.Proses Pengembangan Instrumen Tabel 3.2 Proses Pengembangan Instrumen Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak TK Melalui Media Manik-manik Variabel
Dimensi
Indikator
Item
Kemampuan 1.Kemampuan
1.Anak
mampu 1. Anak dapat
berhitung
memahami
menyebutkan urutan menyebutkan urutan
bilangan
bilangan 1-20.
bilangan 1-20. 2. anak dapat menyebutkan urutan bilangan 1-20 dengan menggunakan media manik-manik.
2.Kemampuan
2.Anak mampu
memahami angka
menyebutkan angka 1-20 secara acak
3. anak dapat menyebutkan urutan angka 1-10 dengan secara acak. 4. anak dapat menyebutkan urutan angka 1-20 dengan secara acak 5. Anak dapat
3.Kemampuan memahami bilangan dan lambang bilangan
3.Anak mampu
memasangkan lambang
memasangkan
bilangan 1-10 dengan
lambang bilangan
manik-manik.
dengan benda manik-manik sampai
6. anak dapat
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
20
memasangkan lambang bilangan 10-20 dengan manik-manik. 7. anak dapat
4.Kemampuan
4.Anak dapat
menyebutkan hasil
menyebutkan hasil
menyebutkan hasil
penambahan 1-10 dengan
penambahan
penambahan 1-20
manik-manik.
sampai 20
dengan media manik-manik
8. anak dapat menyebutkan hasil penambahan 10-20 dengan manik-manik.
5.Kemampuan menyebut hasil pengurangan sampai 10
5.Anak dapat menyebutkan hasil pengurangan 1-10 dengan media manik-manik
9. anak dapat menyebutkan hasil pengurangan 1-5 dengan manik-manik. 10. anak dapat menyebutkan hasil pengurangan 5-10 dengan manik-manik.
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berhitung Permulaan. Anak TK melalui media manik-manik. Siklus: Hari: Nama Anak:
Penilaian No
Indikator
1 1.
Menyebutkan urutan bilangan 1-20
2
Menyebutkan
. 3
urutan
bilangan
2
3
1-20
dengan menggunakan media manikmanik Menyebutkan urutan angka 1-10 secara
.
acak.
4.
Menyebutkan urutan angka 10-20 secara acak
5.
Memasangkan lambang bilangan 1-10 dengan manik-manik.
6. Memasangkan lambang bilangan 10-20 dengan manik-manik. .7.
Menyebutkan hasil penambahan 1-10 dengan manik-manik
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
8. . 9.
Menyebutkan hasil penambahan 10-20 dengan manik-manik. Menyebutkan hasil pengurangan 1-5 dengan manik-manik. Menyebutkan hasil pengurangan 5-10
10. dengan manik-manik
Keterangan. 1
= Anak belum mampu /Perlu stimulus (PS)
2
= Anak yang masih dibantu guru /Dalam Proses (DP)
3
= Anak yang sudah mampu / Berkembang Baik(BB)
G.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Menurut Trianto (2011:61) observasi adalah pengamatan yang dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung pada waktu yang sama. Pada tahapan ini, penulis melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan dati ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak penerapan media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak TK di TK Kartika Siliwangi 9 dengan cara mencatat untuk perbaikan dan merancang tindakan selanjutnya agar efektif dan efisien. 2. Catatan Lapangan Catatan lapanganadalah kegiatan untuk mencatat data di lapangan yang terkumpul selama sehari-hari atau periode tertentu selama proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini hasil temuan didiskusikan oleh peneliti bersama guru pendamping setelah proses pembelajaran selesai.( Trianto,2011 : 57 ). 3. Studi Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu instrumen dalam penelitian bukan hanya berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap siklus pembelajaran. Isi dokumen terkait dengan cara mengajar guru dan aktivitas serta sikap anak pada saat pelaksanaan meningkatkan kemampuan berhitung anak TK melalui media manik-manik.(Arikunto, 2010 : 202 ). H.Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis tindakan, proses tindakan kelas dan hasil dari tindakan. analisis tindakan dilakukan secara kualitatif sedangkan analisis hasil tindakan dilakukan secara kuantitatif. Analisis proses tindakan (kualitatif) dilakukan dengan kolaborasi pada saat refleksi yang didasarkan dari data yang terkumpul. Analisis hasil tindakan (Kuantitatif) dilakukan untuk menganilisis data yang berupa skor, yang merupakan nilai hasil kemampuan pembelajaran kemampuan berhitung dengan media manik-manik dianalisis dengan teknik perhitungan presentase yang maksudnya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menguasai materi pembelajaran.(Arikunto, 2010:54)
Ela Nurlaela, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Tk Melalui Media Manik-Manik Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu